• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kombinasi Kolesterol dan Vitamin E Sebagai Perangsang Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias gariepinus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Kombinasi Kolesterol dan Vitamin E Sebagai Perangsang Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias gariepinus)"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)

PERANAN KOMBINASI KOLESTEROL DAN VITAMIN E

SEBAGAI PERANGSANG PEMATANGAN GONAD

IKAN LELE

(Clarias gariepinus)

OLEH:

KHOIRONI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(103)

ABSTRAK

KHOIRONI. Peranan Kombinasi Kolesterol dan Vitamin E Sebagai Perangsang

Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias gariepinus), dibimbing oleh BAMBANG

PURWANTARA, RIDWAN AFFANDI dan LIGAYA ITA TUMBELAKA.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar kombinasi kolesterol dan

vitamin E yang optimum dalam pematangan gonad ikan lele (Clarias gariepinus).

Peubah yang diamati adalah kecepatan pematangan gonad, gonado somatic index

(GSI), fekunditas, diameter telur dan kandungan protein, lemak, kolesterol, vitamin

E telur serta struktur histologis gonad ikan uji. Penelitian ini dilaksanakall bulan

Pebruari sampai dengan April 2002 dengan berlokasi di bendungan Cirata Cianjur.

Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah faktorial yang terdiri dari

dua faktor yaitu faktor kolesterol dan vitamin

E.

Faktor kolesterol mempunyai 4

taraf yaitu 2870, 5740, 861 0 dan 1 1480 mglkg pakan serta vitamin E mempunyai 3

taraf yaitu 180, 240 daan 300 mg/kg pakan. Rancangan lingkungannya adalah

rancangan acak lengkap (RAL) dengan 8 ulangan. Individu ikan dianggap ulangan.

Data parameter dari masing-masing perlakuan dianalisis dengan mengunakan

analisis sidik ragam, uji kontras dan uji Duncan's Multiple Range (Steel dan Torie,

1993).

Ikan uji yang dipergunakan adalah ikan lele dara pada tingkat kematangan

gonad (TKG) 11, dengan panjang berkisar 27 - 30 cm , bobot tubuh 200 - 225 gram.

Sedangkan pakan yang dipergunakan berupa pelet dengan kandungan protein

36,51%, lemak 6,05%, karbohidrat 37,25%, abu 10,80% dan serat kasar 9,39%.

Pakan tersebut ditarnbah dengan kolesterol dan vitamin

E

hingga kadarnya seperti

tersebut diatas dalam perlakuan. Ikan uji tersebut dipelihara dalam wadah jaring

terapung dengan luas 3,O

x

1,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter sebanyak 12 buah.

Setiap hari ikan uji diberi pakan pagi dan sore hari sebanyak 3% dari bobot biomas.

Hasil penelitian yang terbaik diperlihatkan bahwa penambahan kombinasi

(104)

kecepatan kematangan gonad dicapai pada 28 hari sebanyak loo%, GSI rata-rata

tertinggi 13,34%, fekunditas rata-rata tertinggi 48.159,77 butir, kandungan protein

telur rata-rata tertinggi 3 1,05%, kandungan kolesterol 790,32 mglkg dan kandungan

vitamin E 15,29 mglkg. Penambahan kombinasi kolesterol dan vitamin E dalarn

pakan yang mampu memberikan interaksi perlakuan yang terbaik tersebut adalah

kolestero1;vitamin E 5740;240 mg/kg pakan.

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan kombinasi

kolesterol dan vitamin E pada pakan dengan perlakuan kolestero1;vitamin E

5740;240 mglkg pakan mampu meningkatkan (1) kecepataan pematangan gonad,

GSI, fekunditas dan diameter telur (2) kondungan protein telur, kandungan kolesterol

(105)

PERANAN KOMBINASI KOLESTEROL DAN VITAMIN E

SEBAGAI PERANGSANG PEMATANGAN GONAD

IKAN LE LE

(Clarias gariepinus)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Biologi Reproduksi

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(106)

Judul : Peranan Kombinasi Kolesterol dan Vitamin E Sebagai Perangsang Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Nama Mahasiswa : KHOIRONI

Nomer Pokok : P11500003

Program Studi : Biologi Reproduksi

Mengetahui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. drh. Bambang Purwantara, M.Sc

Ketua

Dr.drh.Ligava Ita Tumbelaka, Sp.MP. M.Sc

Anggota

2. Ketua Program Studi,

6

Prof.Dr.drh.Mozes R.Toelihere,M.Sc ida Manuwoto, M.Sc

7 6 SEP 2002

(107)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Temanggung pada tanggal 8 Maret 1960 sebagai anak

ketiga dari pasangan Sururi dan Alfiah. Pendidikan Politeknik Pertanian (Diploma IT1

dan Akta lII), Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 1982 dengan spesialisasi Budidaya Ikan. Kemudian penulis bekerja sebagai guru pada Sekolah

Menengah Teknologi Pertanian Negeri Nganjuk hingga tahun 1984.

Pada tahun 1985 penulis mengikuti kursus Test of English As Foreign

Language (TOEFL) dan English Sepecial Purpose (ESP) di Jakarta. Kemudian

penulis mendapat kesempatan mengikuti kursus di Melbourne, Australia pada bidang

Advanced Agricaltural Pedagogical Skill mulai tahun 1986 sampai dengan 1987.

Tahun 1988 hingga 1992 penulis bertugas sebagai pendamping konsultan pendidikan

bidang Budidaya Ikan oleh Louis Berger (Inggris) dan Kampsak, Danida (Denmark)

di Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (PPPG Pert.) Cianjur. Pada akhir

tahun 1992 penulis mengikuti kursus Computer for Teacher Educator di Manila,

Philippine. Mulai tahun 1993 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan

kuliah S1 pada Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun

1996. Pada pertengahan tahun 1996 penulis terpilih mejadi sekretaris Kelompok

Bidang Keahlian (KBK) Perikanan pada Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional oleh

Depdikbud dan Kadin Indonesia. Tahun 1997 penulis mengikuti kursus di Taiwan

Fisheries Reasearch Institute selama 6 bulan untuk mendalami akuakultur pantai dan

tahun 1998 penulis studi banding bidang perikanan di negara Belanda.

Tahun 1999 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah S2,

pada Program Studi Biologi Reproduksi, Program Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis bekerja sebagai Widyaiswara pada PPPG Pertanian Cianjur, dalam

(108)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya penulisan hasil penelitian ini. Tesis ini

merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Sain pada Program Studi

Biologi Reprduksi, dengan judul Peranan Kombinasi Kolesterol dan Vitamin E

Sebagai Perangsang Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias gariepinus). Penelitian

ini dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai dengan April 2002, dengan mengambil

lokasi di Bendungan Cirata Cianjur.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan khususnya kepada Bapak

Dr. drh. Bambang Purwantara, M.Sc sebagai ketua komisi pembimbing, Dr. Ir.

Ridwan Affandi, DEA dan Dr. drh. Ligaya Ita Tumbelaka, Sp.MP, M.Sc. sebagai

anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dari

perencanaan hingga penulisan tesis ini selesai. Berikutnya penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian

hingga penulisan hasil penelitian ini, semoga amal perbuatannya dibalas oleh Tuhan

Yang Maha Esa.

Harapan penulis semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini kurang sempurna, untuk itu kritik dan

saran sangat penulis harapkan.

(109)

DAFTAR IS1

Halaman DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... Kerangka Pemikiran . . ...

...

Tujuan Penelltian

Manfaat Penelitian ...

Hipotesis ...

TINJAUAN PUSTAKA

Habitat dan Perkembangan Gonad Ikan Lele ...

... Regulasi Endokrin

Kolesterol ...

...

Vitamin E

Kualitas Air ...

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian ... ... Bahan dan Alat Penelitian ...

. .

... Ikan UJ 1

. .

... Pakan UJ 1 1

...

Wadah 1

...

Alat 1

...

Pelaksanaan Penelitian

...

Persiapan Ikan Uji dan Pakan Uj i

...

Perlakuan Terhadap Media Pemeliharaan

...

Perlakuan Terhadap Ikan Uji . .

... Metode Penelltian

...

Perlakuan

...

Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik

... Peubah yang Diamati

... Kecepataan Pematangan Gonad

... Gonado Somatic Index (GSI)

... Fekunditas Mutlak

(110)

... Komposisi Proksimat Telur ... . . . . .

Kandungan Kolesterol dan Vitamin E Telur ...

... Struktur Histologis Gonad

... ...

Kualitas Air Media ..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecepatan Pematangan Gonad ...

...

...

Gonado Somatic Index ..

Fekunditas ... ...

Diameter Telur

Kandungan Protein Telur ... Kandungan Lemak Telur ...

Kandungan Kolesterol Telur ...

Kandungan Vitamin E Telur' ...

Stmktur Histologis Gonad ...

... Kualitas Air Media

Rekapitulasi Selumh Nilai Peubah ...

KESIMPULAN DAN SARAN

...

Kes impulan

...

Saran

(111)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Alur Kerangka Pemikiran ... 4

2. Alur Proses Kolesterol menjadi Estradiol-17P dan 17a,20P-Dihydroxy-

4-pregnen-3 -one.. ... 10

3. Ikan Uji Sebelum Mengalami Perlakuan ... 13

4. Wadah Pemeliharaan Ikan Uji ... 15

5. lkan Uji Matang Gonad (Interaksi Perlakuan Kolestero1;Vitamin E

5740;240 mglkg pakan) ... 2 1

6. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol d m Vitamin E Terhadap

GS I ... 2 8

7. Gonad Ikan Uji (Interaksi Perlakuan Kolestero1;Vitarnin E

5740;240 mglkg pakan) ... 2 9

8. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

Fekunditas ...

...

... 3 2

9. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

Diameter Telur ... 3 5

10. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

Kandungan Protein T elur ... 3 8

1 1. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

Kandungan Lemak Telur. ... 40

12. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

Kandungan Kolesterol Telur. . . 4 2

13. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap

(112)

DAFTAR

TABEL

Halaman 1 . Tingkat Kematangan Ovarium ... 7

2 . Komposisi Pakan Percobaan ... 14

3 . Perlakuan Kombinasi Kolesterol dengan Vitamin E ... 17

4 . Jumlah Komulatif Ikan Matang Gonad pada Setiap Sampling Selama

. .

Penelltlan ... ... 20

5 . Nilai Gonad Somatic Index (GSI) ... ... 27

6 . Nilai Fekunditas Ikan Uji ... 31

7 . Nilai Diameter Telur lkan Uji ... 34

8 . Nilai (%) Kandungan Protein Telur Ikan Uji ... 36

9 . Nilai (%) Kandungan Lemak Telur Ikan Uji ... 39

10 . Nilai Kandungan Kolesterol Telur Ikan Uji (mglkg) ... 41

1 1 . Nilai Kandungan Vitamin E Telur Ikan Uji ... 44

12 . Nilai Kisaran Kualitas Air Media ... 50

(113)

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman

1. Komposisi Vitamin Mix dan Mineral Mix ... 6 1 2. Data GSI, Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Uji ... 62

3. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range GSI.. ... 6 5

4. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range Fekunditas ... 67

5. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam Diameter Telur. ... 69

6. Data Kandungan Kolesterol, Vitamin . E, Protein, Lemak dan Kadar

.

Air Telur Ikan UJI ... 70 7. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range Kandungan Protein Telur ... 7 1

8. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range Kandungan Lemak Telur ... 73

9. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range Kandungan Kolesterol Telur. ... 7 5

10. Analisis Aditif, Analisis Sidik Ragam, Uji Kontras dan Uji Duncan's

Multiple Range Kandungan Vitamin E Telur ... 7 7

(114)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan

Cirata dan Saguling khususnya kabupaten Cianjur sekitar 8.000.000 kg (ukuran 5 -

8 cm) untuk ikan mas, 4.000.000 kg (ukuran 5 - 8 cm) untuk ikan nila dan

1.000.000 kg (ukuran 2 inci) untuk ikan jambal setiap periode pembesaran jenis-jenis

ikan tersebut ( Laporan semesteran PLN UPT. Cirata - Saguling , Desember 2000).

Oleh karena besarnya kebutuhan benih ikan tersebut Kabupaten Cianjur belum

mampu memenuhinya maka sebagian banyak didatangkan dari luar Kabupaten

Cianjur.

Pengadaan benih ikan yang sangat besar tersebut membutuhkan investasi

yang sangat besar dan melibatkan masyarakat banyak. Dalam memproduksi benih

ikan Petani pengusaha ikan biasanya memijahkan dengan cara tradisional dan

modern, dengan pengelolaan intensif dan semi intensif. Apabila memijahkan ikan

menggunakan cara modern diperlukan bahan-bahan diantaranya adalah salah satu

dari horrnon sGnRH-a

+

antidopamin, hCG dan ekstrak kelenjar hipofisa ikan.

Hormon ikan tersebut berfungsi untuk merangsang dan mempercepat pematangan

gonad (sperma dan sel telur). Hormon sGnRH-a

+

antidopamin dan hCG yang telah

dikemas dalam ampul (10 ml) harganya relatif mahal, berfluktuasi sesuai dengan

kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Bahan tersebut per ampul

(115)

ekstrak kelenjar hipofisa ikan memiliki beberapa kelemahan yaitu (1) hilangnya ikan

donor karena diambil hipofisanya; (2) rendahnya ketepatan standarisasi ekstrak

kelenjar hipofisa ikan sebagai bahan suntikan untuk induksi ovulasi atau pematangan

akhir sel telur dan sperma; (3) tidak diketahui dengan pasti hormon mana yang

sebenarnya berpotensi untuk ovulasi dan kematangan gonad; dan (4) penyakit dapat

menular dengan mudah dari ikan donor ke ikan resipien (Hardjamulia 1975).

Dikarenakan terbatasnya informasi tentang hormon dan alternatif sumber horrnon

oleh petani sebagai peranangsang pematangan gonad maka menjadi kendala

percepatan pembenihan ikan yang menyebabkan lambat dan kurangnya pasokan

benih ikan tersebut.

Dalam rangka menambah informasi tentang prekusor hormon sebagai

peranangsang pematangan gonad ikan maka perlu diujicobakan penggunaan

kombinasi kolesterol dan vitamin E melalui campuran pakan pada ikan. Hal ini

dilakukan karena kolesterol merupakan prekusor hormon steroid, sedangkan vitamin

E merupakan co-enzim P-450, anti oksidan dan pelindung lemak. Enzim P-450scc

merupakan enzim yang merubah kolesterol menjadi pregnenolon. Dengan proses-

proses enzimatik kolesterol akan diubah menjadi estradiol -17P yang berperanan

sebagai pemacu pertumbuhan oosit dan 17a,20P-Dihydroxy-4-pregnen-3-one yang

berperanan dalam pematangan oosit (Nagahama 1995). Peranan vitamin E sebagai

anti oksidan terutama untuk melindungi lemak tidak jenuh pada lapisan fosfolipid

(116)

Kerangka Pemikiran

Kolesterol merupakan prekusor hormon steroid yang akan diubah menjadi

estradiol- 17

P

sebagai pemacu pertumbuhan dan perkembangan oosit. Sedangkan

17a, 20P-dihydroxy-4-pregnen-3-one sebagai pemacu dalam pematangan oosit

dengan salah satu enzimnya P-450scc (Nagahama 1995). Sementara itu vitamin E

berperananan sebagai co-enzim P-450scc dan anti oksidan yang berguna untuk

mengawetkan vitamin-vitamin dan asam lemak tak jenuh yang mudah teroksidasi,

baik yang terdapat dalam pakan, campuran bahan pakan maupun dalam tubuh ikan.

Masalah yang dihadapi adalah kekurangan benih akibat panjangnya siklus

reproduksi, angka pemijahan ikan yang rendah dan gagalnya pemeliharaan benih.

Oleh karena adanya perananan kolesterol dan vitamin E seperti tersebut diatas maka

perlu diujicobakan perananan tersebut pada ikan uji, agar diperoleh inforrnasi

pengaruh kombinasi kolesterol dan vitamin

E

terhadap pematangan gonad pada ikan

uji. Pengaruh tersebut dievaluasi melalui peubah gonado somatic index (GSI),

fekunditas mutlak (F), diameter telur, struktur histologis jaringan gonadnya,

kandungan kolesterol dan vitamin E telur serta proksimat telur. Apabila peranan

kolesterol dan vitamin E di dalam ikan uji tersebut benar-benar positif, maka

minimal salah satu kendala penyebab kekurangan benih akan sedikit teratasi. Untuk

memperjelas kerangka pemikiran bagi pemecahan masalah tersebut dapat dilihat

(117)
[image:117.609.88.493.98.652.2]

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran -Kualitas air optimum

-Wadah optimum -Nutrisi optimum

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kadar kombinasi kolesterol

dan vitamin E yang optimum dalarn pematangan gonad ikan lele sebagai ikan uji.

+

Kolesterol

+

Vitamin E

IKAN UJI

Sel Teka, Sel Granulosa . Co-enzim P-450

Estradiol-17P

P

- 4-

Vitellogenesis Pertumbuhan dan Perkem bangan oosit Antioksidan 17a,20PDihydroxy -4-pregnen-3-one Pematangan oosit +

. 4

(118)

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat (1) menambah informasi ilmiah tentang

pengaruh kombinasi kolesterol dan vitamin E terhadap pematangan gonad ikan uji;

(2) dijadikan acuan penambahan kombinasi kolesterol dan vitamin E dalam pakan

.

sebagai pemacu pematangan gonad ikan uji serta (3) dijadikan kerangka pendekatan

untuk diimplementasikan kepada spesies ikan lain.

Hipotesis

Penambahan kombinasi kadar kolesterol dan vitamin

E

secara tepat pada
(119)

TINJAUAN PUSTAKA

Habitat dan Perkembangan Gonad Ikan Lele

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus, Buchell) adalah jenis spesies ikan yang

didatangkan dari Afrika, masuk ke Indonesia pada tahun 1986. Ikan ini mendapat

julukan lele dumbo karena pertumbuhannya yang sangat cepat di alarn aslinya. Ikan

ini hidup di perairan tawar yang banyak mengandung jasad renik seperti sungai,

danau, rawa-rawa, dengan ketinggian 0 - 500 meter dari permukaan laut. Ikan ini

bahkan dapat hidup di perairan yang kotor, berlumpur, bahkan dapat hidup dalam

perairan yang kadar oksigennya rendah (Departemen Pertanian 1989 dalam

Pulungan 1992).

Jika dilihat dari fungsi reproduksinya, ikan lele dumbo jantan dan betina

dapat dibedakan dari tonjolan yang terdapat di dekat dubur. Ikan lele jantan

mempunyai tonjolan meruncing, sedangkan ikan lele betina mempunyai tonjolan

pendek membulat agak melebar (Jarigau 1992).

Dalarn perkembangannya gonad ikan lele mempunyai beberapa tingkat yang

perkembangan ovariumnya yang didasarkan atas pengamatan mikroskopis dan

makroskopis. Perkembangan ovarium secara mikroskopis yang dapat diamati adalah

tebalnya dinding indung telur, keadaan pembuluh darah, inti butiran minyak, vesikel

dan kuning telur. Secara makroskopis perkembangan ovarium ditentukan dengan

pengamatan warna indung telur, ukuran butiran telur, dan volume rongga perut ikan

(120)

Nikolsky (1963) dalam Effendie (1979) adalah seperti termuat pada Tabel 1. di

bawah ini:

Tabel 1. Tingkat Kematangan Ovarium

Sumber: Nikolsky (1963) dalam Efendie (1979).

No. 1 2 3 4 5 6 7 Regulasi Endokrin

Menurut Redding dan Patino (1993) proses reproduksi ikan lele diatur oleh

sistem endokrin yang dikenal sebagai sistem Brain Pituitary Gonad (BPG). Begitu

juga pada saat pertumbuhan oosit diatur oleh hormon. Setelah proliferasi oogonia

berlangsung dengan pembelahan mitotik, oogoilia tersebut menjadi oosit dail

memasuki periode pertumbuhan. Selama proses pertumbuhannya ukuran oosit

Tingkat Kematangan Ovarium Tidak Masak Masa Istirahat Harnpir Masak Masak Reproduksi Keadaan Salin Masa Istirahat Keterangan

Individu masih muda belum berhasrat mengadakan reproduksi. Ukuran gonad masih kecil.

Produk seksualnya belum berkembang. Ukuran gonad masih kecil. Telur tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

Telur dapat dibedakan dengan mata biasa.

Produk seksualnya masak. Produk seksualnya mencapai berat maksimum. Tetapi produk seksual tersebut belum keluar bila perut diberi tekanan. Bila perut diberi tekanan produk seksualnya akan menonjol keluar dari lubang pelepasan. Berat gonad cepat menurun sejak permulaan berpijah sampai pemijahan selesai.

Produk seksual telah dikeluarkan. Lubang

genitalnya benvarna kemerahan. Gonad

[image:120.609.81.525.166.485.2]
(121)

menjadi lebih besar. Bersarnaan dengan pertumbuhannya nucleus oosit memasuki

periode profase tetapi berhenti pada stadia diplotene pada pembelahan meiotik

pertama. Perkembangan ukuran oosite dipengaruhi oleh pengumpulan kuning telur

oleh oosit tersebut. Pada ikan teleostei tempat sintesa prekusor protein kuning telur,

vitellogenin terjadi pada hati. Vitelogenin ini diangkut melalui sistem saluran darah

ke dalam ovariumt, diserap kedalam oosit melalui reseptor "endocytosis". Proses

regulasi vitellogenin pada ikan teleostei tersebut oleh Idler and Ng (1 983); Wallace

(1985); Momsen and Walsh (1988); Ho (1991) dan Specker dan Sullivan (1994)

digambarkan bahwa kelenjar pituitari menskresikan gonadotropin (GTH)-I dan

hormon tersebut akan mempengaruhi sel teka untuk mengeluarkan testosteron.

Testosteron ini akan mempengaruhi sel granulosa untuk menskresikan estradiol- 17P

yang akan mempengaruhi kerja hati untuk memproduksi dan menskresikan

vitellogenin. Vitellogenin tersebut setelah sampai pada oosit akan menjadi bahan

peranangsang pertumbuhan dan perkembangan. Setelah proses pertumbuhan dan

perkembangan oosite terpenuhi, proses berikutnya adalah pematangan oosite yang

melibatkan mediator pertama yaitu gonadotropin. Gonadotropin tersebut

kemungkinan GTH-I1 yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari untuk merangsang

maturation inducing hormon (MIH) (Nagahama 1987). Maturation inducing hormon

( M I H ) berpotensi sebagai inisiator germinal vesicle breakdown (GVBD) pada tahap

pematangan oosit merupakan mediator kedua yaitu hormon 17a,20P-dihydroxy-4-

pregnen-3 one (1 7a,20P-DP) pada ikan salmon. Hal ini dihasilkan oleh sel granulosa

(122)

Adachi 1985). Sedangkan sebagai mediator ketiga adalah maturation promoting

factor (MPF) yang juga dikenal dengan metaphase-promoting factor (MPF) sebagai

inisiasiator matafase pada sel meiotik (Sunkara et al. 1979; Kishimoto et al. 1984).

Kolesterol

Kolesterol sebagai salah satu jenis steroid, merupakan molekul kompleks

dengan empat cincin yang saling bergabung sebagai intisiklik. Molekul kolesterol

mempunyai gugus polar pada bagian kepalanya, yaitu gugus hidroksil pada posisi 3

dan bagian molekul lain merupakan struktur non-polar yang relatif kaku (Harper,

Rodwell dan Mayer 1979). Kolesterol ditemukan pada plasma lipoprotein dan sel

membran plasma luar pada hewan.

Menurut Linder (1992) kolesterol mempunyai fungsi yang cukup penting

bagi tubuh manusia yaitu merupakan substrat untuk pembentukan zat-zat esensial

seperti asam empedu, hormon steroid serta vitamin D3 yang merupakan satu-satunya

vitamin yang disintesis dalam tubuh. Sedangkan yang terjadi didalam tubuh ikan

teleost kolesterol merupakan prekusor testosteron dan estrogen (Borg 1994).

Nagahama (1995) menggambarkan biosintesa steroid dengan prekusor

kolesterol pada folikel di dalarn ovari ikan salmon selama pertumbuhan dan

pematangan oosit. Sel-sel teka memproduksi testosteron dan 17a-

hydroxyprogesterone, sedangkan lapisan sel granulosa memproduksi estradiol 1 7 4

untuk pertumbuhan oosit dan 17a,20P-dihydroxy-4-pregnen-3-one untuk

(123)

SEL TEKA

Pregnenolone

~

30-HSD

0

t

Progesterone

. -

i

[image:123.603.132.492.131.432.2]

Testosterone Estradiol-17il ---7)

Gambar 2. Alur proses kolesterol menjadi estradiol-17P dan 17a,20P- Dihydroxy-4-pregnen-3-one ( Nagahama Y. 1995).

Vitamin E

Vitamin

E

dan asam lemak esensial dibutuhkan secara bersamaan untuk

pematangan gonad ikan. Dosis vitamin E di dalam pakan akan bergantung kepada

kandungan asam lemak esensial yang ada di dalam pakan tersebut. Semakin tinggi

kandungan asam lemaknya, maka kebutuhan vitamin E juga semakin tinggi

(124)

Salah satu vitamin yang dapat berperanan dalam meningkatkan reproduksi

ikan adalah vitamin E. Fungsi yang paling nyata dari vitamin E adalah sebagai anti

oksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada fosfolipid dalam

membran sel. Vitamin E juga merupakan co-enzim dari P-450scc yang merubah

kolesterol menjadi pregnenolon (Nagahama 1995). Pada ikan salmon atlantik

vitamin

E

diangkut dari jaringan periferal ke gonad melalui hati bersama plasma

lipoprotein (Lie et al. 1994 dalam Mokoginta et al. 2000) ha1 ini menunjukkan

adanya peranan vitamin E pada proses reproduksi ikan.

Linder (1992) melaporkan bahwa vitamin E diangkut ke hati dalam bentuk

kilomikron. Setelah melewati hati distribusinya mengikuti trigliserida dan lipid

lainnya melalui lipoprotein ke jaringan lemak dan membran intra sel maupun ekstra

sel. Selama vitelogenesis kadar vitamin E dalam tubuh menurun mencapai kira-kira

10% hingga oosit mengalami pematangan (Lie et al. 1994 dalam Basri 1997).

Gatlin et al. (1992) menyatakan bahwa untuk jenis-jenis ikan catfish

kebutuhan vitamin

E

berkisar antara 60 - 240 mglkg ransurn ikan. Sedangkan

Syahrizal (1998) mengemukakan bahwa penambahan vitamin E dalam pakan yang

baik untuk reproduksi ikan lele (Clarias batracus) adalah 2 10 mglkg pakan.

Kualitas Air

Ikan akan hidup sehat dan tumbuh dengan baik apabila kualitas fisika,

kimiawi dan biologi air mendukung kehidupan ikan tersebut (Zoneveld et al. 1991).

(125)

pada daerah tropis, kualitas air yang dibutuhkan adalah dengan suhu 25 - 32 "C, pH

6,5 - 9,O; kelarutan oksigen >5 ppm; alkalinitas 2 25 ppm; CaC03 dan kandungan

(126)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bendungan Cirata, Balit bio Cimanggu Bogor,

PPPG Pertanian Cianjur, Laboratorium Bagian Reproduksi dan Kebidanan Fakultas

Kedokteran Hewan IPB, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Pelielitian ini

berlangsaung pada bulan Pebruari sarnpai dengan April 2002.

Bahan dan Alat Penelitian Ikan Uji

Penelitian ini menggunakan 96 ekor induk ikan lele betina dara pada tingkat

kematangan gonad (TKG) I1 yaitu ketika seksualitasnya belum berkembang dan

ukuran gonadnya masih kecil. Kisaran panjang dan bobot ikan uji masing-masing

[image:126.611.136.488.482.684.2]

adalah 27 - 30 cm; dan 200 - 225 gram. Contoh ikan uji tersebut dapat dilihat pada

Gambar 3.

(127)

Pakan Uji

Pakan yang diberikan bempa pelet setelah ditambahkan kombinasi kolesterol

dengan vitamin E. Komposisi pakan uji dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Pakan Percobaan

Jumlah 1 100

1

100

1

100 100 100 100

Protein 36,51

1

36,51

1

36,51

1

36,51

1

36,51

1

36.51 [image:127.607.76.513.216.728.2]
(128)

Kolesterol yang ditambahkan berupa kolesterol teknis ( ~ i o c h e m i c a l ) ~ dengan

rumus kimia C27H460, M= 386,67 glmol, sedangkan Vitamin E yang ditambahkan

adalah dalam bentuk a-tokoferol dengan tingkat kemurnian 50% (Ensafal Juvela

Food 5 0 0 ) ~ . Kandungan mineral d m vitamin yang ada dalam bentuk Mineral Mix

dan Vitamin Mix sebagai penyusun komposisi pakan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Wadah

Wadah yang digunakan adalah 12 buah jaring terapung dengan ukuran

panjang, lebar d m kedalaman masing-masing 3,O meter, 1,5 meter dan 1,5 meter.

Pada permukaan atas wadah diberi jaring penutup untuk mencegah agar ikan uji

[image:128.609.123.475.438.670.2]

tidak melompat keluar wadah. Wadah pemeliharaan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.

(129)

Alat

Alat yang digunakan adalah alat pembuat pelet, alat analisis proksimat,

kolesterol dan vitamin E, alat pembuat preparat jaringan gonad, mikroskop,

termometer, pH meter, DO meter, spektrofotometer dan secchidisk.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Ikan Uji dan Pakan Uji

Ikan lele yang digunakan adalah ikan lele dara pada tahap TKG II hasil

pilihan sesuai dengan ukuran sampel yang telah dilihat tingkat kematangan

gonadnya. Setelah ikan uji terpilih, ikan tersebut dipuasakan selama tiga hari.

Pakan uji adalah pelet yang komposisinya terdiri dari bahan-bahan dengan

kadar tertentu sesuai dengan Tabel 2. kemudian dianalisis proksimat, kolesterol, dan

vitamin E.

Perlakuan terhadap Media Pemeliharaan

Oleh karena jaring terapung ditempatkan pada bendungan Cirata rnaka media

pemeliharaan tidak perlu disipon dan diaerasi. Peubah kualitas air meliputi pH,

kandungan oksigen, yang diukur setiap satu minggu satu kali, dan suhu yang

diukur setiap 3 hari satu kali pada sore hari

Perlakuan terhadap Ikan Uji

Ikan uji yang telah dipersiapkan sebelumnya, dimasukkan ke dalam wadah

(130)

penelitian ikan uji diberi pakan uji sebanyak 3% dari bobot hidup ikan uji.

Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore hari.

Pengambilan data dari peubah yang diamati dilakukan setiap satu minggu satu kali

setelah melihat adanya tanda-tanda ikan uji mulai matang gonad dengan bantuan

kanulasi telur.

Metode Penelitian

Perlakuan

Perlakuan yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah kombinasi kolesterol

dan vitamin E. Secara rinci rancangan perlakuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perlakuan kombinasi kolesterol dengan vitamin E Kadar Kolesterol

I

Kadar Vitamin E (mglkg pakan)

Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik 8610

11480

Rancangan percobaan menggunakan percobaan dua faktorial (faktor kolesterol dan

vitamin E ) dengan menggunakan rancangan dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap)

Masing-masing perlakuan diulang 8 kali dengan menggunakan individu ikan uji.

8610 ; 180 1 1480;180

dengan 12 interaksi perlakuan dan 8 ulangan. Data masing-masing perlakuan

8610 ; 240 1 1480;240

[image:130.607.78.497.406.546.2]
(131)

dianalisis dengan sidik ragam, uji orthogonal contras dan uji Duncan's Multiple

Range (Steel dan Torrie 1993). Model umum rancangan percobaan tersebut adalah:

Keterangan:

Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang mem-

peroleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor kolesterol dan taraf ke-j dari faktor vitamin E)

P = nilai tengah umum.

a i = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor kolesterol. Pj = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor vitamin E.

(ap) ij = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor kolesterol dan taraf ke-j faktor vitamin E.

Eijk = pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij .

Peubah yang Diamati

Kecepataan Pematangan Gonad

Kecepatan pematangan gonad dilihat pada saat ikan uji menampakkan

matang gonad, dengan tanda-tanda apabila ikan uji dipegang mengeluarkan telur dan

inti telur telah berada dibagian tepi.

Gonado Somatic Index

Gonado Somatic Index (GSI) individu ikan dihitung dengan persamaan di

bawah ini:

Bobot gonad (g) GSI (%) = 100% x

(132)

Fekunditas Mutlak

Fekunditas mutlak (F) adalah jumlah telur dalam gonad, dengan

menggunakan metoda gravimetri. Rumus fekunditas mutlak tersebut adalah :

G

F = - x X (butir)

Q

Keterangan:

F = fakunditas, G = bobot gonad (g), X = jumlah telur contoh (butir) Q = bobot telur contoh (g)

Diameter Telur

Diameter telur diukur dengan mikrometer. Jumlah contoh telur sebanyak 200

butir per sampel.

Komposisi Proksimat Telur

Telur ikan uji pada masing-masing perlakuan dianalisis proksimat pada kadar

bahan basah.

Kandungan Kolesterol dan Vitamin E Telur

Pada akhir penelitian masing-masing telur perlakuan dianalisis kandungan

kolesterol, dan vitamin E

Struktur Histologis Gonad

Preparat struktur histologis gonad dibuat pada akhir penelitian.

Kualitas Media

Kualitas media penelitian yang diukur meliputi suhu, pH, kandungan

(133)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecepatan Pematangan Gonad

Perlakuan kombinasi kolesterol dan vitamin E dalam pakan yang diberikan

kepada ikan uji berpengaruh terhadap kecepatan pematangan gonad. Data hasil

pengukuran kecepatan pematangan gonad disajikan pada Tabel 4. Data tersebut

[image:133.603.79.504.336.557.2]

dianalisis secara deskreptif.

Tabel 4. Jumlah Kumulatif Ikan Matang Gonad pada Setiap Sampling Selama Penelitian

Pematangan gonad ikan uji tercepat diperoleh pada perlakuan interaksi

kolesterol-vitaminE 5740 ; 240 mglkg pakan yaitu dimulai pada hari ke-14 dengan jumlah ikan 3 ekor. Pada hari ke-28 jumlah ikan uji matang gonad mencapai 8 ekor

(134)

35. Pada perlakuan kadar kolesterol ; vitamin E 8610 ; 240, 8610;300 dan 11480; 240 hingga pada hari ke-35 belum ada satupun ikan uji yang matang gonad.

Kematangan gonad ikan lele tersebut salah satunya ditandai dengan perut nampak

buncit, apabila perut dipegang beberapa butir telur akan segera keluar dari lubang

genitalnya. Pada Gambar 5. perlakuan interaksi kolesterol-vitaminE 5740;240 mglkg

[image:134.607.141.474.287.511.2]

pakan menampakkan tanda-tanda tersebut.

Gambar 5. Ikan Uji Matang Gonad (Interaksi Perlakuan Kolesterol-vitaminE 5740;240 mgkg pakan)

Pada hasil penelitian Syahrizal (1 998) ditunjukkan bahwa ikan lele (Clarias

batracus Linn), yang dipelihara di dalam ruangan dan air yang terbatas, memerlukan

waktu

+

15 bulan untuk mencapai matang gonad. Dari fase larva hingga fase dewasa

(TKG 111) diperlukan waktu f 11 bulan dengan bobot berkisar 9,78

-

26,96 glekor.
(135)

Menurut Mokoginta (1991) ikan lele yang dipelihara dalam kolam dan ruangan

terbatas memerlukan waktu 13 -14 bulan untuk mencapai matang gonad, sedangkan

ikan lele yang dipelihara di dalam kolam dari larva hingga memijah diperlukan

waktu 12 bulan (Sumantadinata 1983).

Data hasil penelitian tersebut di atas menunjukan bahwa pertumbuhan dan

pematangan oosit dipengaruhi oleh penambahan kolesterol dan vitamin E dimana

kolesterol adalah sebagai prekusor hormon steroid dan vitamin E sebagai prekusor

enzim sitokrom. Adanya mekanisme umpan-balik positif dan negatif hormon

menyebabkan cepat atau lambatnya pematangan oosit.

Jumlah vitamin E dalam pakan yang diberikan kepada induk akan

mempengaruhi sel-sel dalam metabolisme hormon steroid, asam lemak,

prostaglandin serta derivatnya. Biosintesa steroid tergantung dengan adanya

sitokrom P-450 pada banyak tahapan. Sitokrom P-450 sangat diperlukan untuk

mensitesis steroid dan kolesterol. Tahapan yang membatasi laju sintesis steroid

adalah konversi kolesterol menjadi pregnenolon (Gibson dan Skett 1 99 1 ), sehingga

jumlah dan ketersediaan kolesterol menjadi penting.

Proses pembentukan hormon steroid dengan prekusor kolesterol terjadi pada

sel teka dan sel granulosa, dengan alur proses sebagai berikut:

P-450Scc 3pHSD P-450 I 7a

Kolesterol Pregnenolone

-

Progesteron

-

17a-Hydroksi -

P-450 1ir.20 base I 7kHSD

(136)

Hormon estradiol -1 7P berhngsi sebagai regulasi pertumbuhan oosit, sedangkan

hormon 17a,20P-dihydroksi-4-pregnen-3-one berperan dalam pengaturan

pematangan oosit (Nagahama 1995). Pembentukan kolesterol menjadi beberapa

hormon sesuai dengan alur diatas sangat membutuhkan enzim sitokrom (P-450).

Gibson dan Skett (1991) mengemukakan bahwa vitamin E ternyata diperlukan untuk

biosintesis heme khususnya untuk hngsi enzim asam 6-aminolevulinat dehidrase,

heme ini merupakan holoenzim dari sitokrom P-450, dan sitokrom P-450 mikrosom

levelnya akan berkurang jika terjadi defisiensi vitamin E dan asam lemak. Peranan

vitamin E dalam metabolisme tersebut sangat penting bagi aktivitas optimum dari

sistem enzim yang tergantung oleh sitokrom P-450 pada hati yang melakukan

hidroksilasi-hidroksilasi (Carpenter dan Howard 1974). Harper et al. (1 979)

memperkuat pendapat tersebut bahwa sitokrom adalah hemoprotein yang

mengandung besi, dimana atom Fe berubah-ubah antara Fe3' dan Fe2+ selama

oksidasi dan reduksi.

Vitamin E (a-tokoferol) selain berhngsi sebagai antioksidan yang mampu

mencegah terjadinya oksidasi pada unit-unit asam lemak, terutama asam lemak tak

jenuh dan fospolipid pada membran sel (Linder 1992). Transport vitamin ini di

dalam tubuh sejalan dengan transport lemak karena a-tokoferol hanya larut dalam

lemak (Machlin 1990) dengan demikian alur vitelogenin ke oosit menjadi

terpelihara.

Proses pertumbuhan dan pematangan oosit diatur oleh hormone. Nagahama

(137)

tersebut kemudian mempengaruhi sel teka untuk menskresikan hormon testosteron.

Hormon ini kemudian mempengaruhi sel granulosa untuk menskresikan hormon

estradiol- 17P sebagai perangsang hati untuk memproduksi dan menskresikan

vitelogenin sebagai bahan oosit. Dengan demikian oosit akan tumbuh. Proses

berikutnya adalah pematangan oosit, yang diatur oleh tiga faktor yaitu gonadotropin

(GTH)-11, maturation inducing hormon (MM) dan maturition promoting factor

(MPF). Aktifitas GTH-I1 bersifat tidak langsung dalam mempengaruhi kematangan oosit. GTH-I1 diperantarai oleh produksi MIH dari sel folikel. Pada spesies ikan

teleost, percoban in-vitvo C-21 -steroid mampu mengawali proses germinal vesicle

breakdown (GVBD). Pada saat terjadi MIH diantara C-21-steroid hanya dua yang

mampu teridentifikasi yaitu 17a,20P-dehidroxy-4-pregnen-3 -one dan 17a, 20P, 2 1

-

trihydroxy-4-pregnen-3 -one. Testosteron dan C- 19-steroid pada konsentrasi tinggi

bisa juga menginduksi GVBD. Sedangkan estradiol-17P dan C-18-steroid tidak

mampu menginduksi kematangan oosit. Aktifitas GTH-I1 pada sel teka dapat

meningkatkan 17a-hydroxyprogesteron melalui reseptor mediasi sistem adynilate

cyclase-CAMP. 17a-hydroxyprogesteron diubah kedalam bentuk 17a,20P-

dihydroxy-4-pregnen-3-one oleh sel granulose dimana aktifitas GTH-I1

mempengaruhi sintesis de novo enzim 20P-hidroxysteriod dehydrigenase (20P-

HSD).

Perubahan dari estradiol -17P menjadi 17a,20P DP terjadi pada saat

pematangan oosit pada lapisan folikel ovari. Mekanisme kerja perubahan ini telah

(138)

jawab terhadap produk estradiol-17P dan 17a,20P-DP. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa kemampuan sel granulosa untuk menghasilkan estradiol-17P

diatur oleh keberadaan sejumlah transkrip 2,6 Kb RNA. Pada studi awal

menunjukkan bahwa forskolin menginduksi produksi 17a,20P-DP diiringi dengan

penurunan P-450arom mRNA oleh sel granulosa yang diisolasi dari fase

postvitelogenesis.

Pada penelitian lain GTH-I1 dapat mengatur pematangan oosit. Konsentrasi

17a,20P-BD dan 20P-S tempat pengikatannya nyata meningkat selama final oocyte

maturation (FOM). Secara in-vitro, perlakuan dengan hCG dapat meningkatkan

tempat pengikatan MIH. Adanya reseptor MIH pada permukaan oosit dikarenakan adanya faktor sitoplasma yang berhngsi sebagai perantara aktifitas MM. Suatu

percobaan menunjukkan MPF yang diambil dari ikan mas koki efektif untuk mematangkan oosit. Kematangan oosit dengan injeksi MPF berlangsung lebih cepat

bila dibandingkan dengan diinkubasi menggunakan 17a,20P-BD.

Pada percobaan penggunaan kolesterol, implant dalam bentuk pelet

dimasukkan ke dalam tubuh, pelet mampu melepaskan hormon sedikit secara

bertahap. Pelet yang dipergunakan adalah mengandung LH-RH atau LH-RH dalam

bentuk matrik kolesterol. Pelet ini dirancang untuk mengendalikan pelepasan

senyawa neuropeptida ke dalam tubuh hewan (Lee et al. 1986). Kolesterol juga telah

dipergunakan dalam proses pematangan gonad, Lee et al. (1986) menyebutkan

bahwa bila ikan bandeng diberi pelet kolesterol aLH-RH maka kematangan gonad

(139)

Melihat pentingnya peran kolesterol dan vitamin E seperti tersebut diatas

maka penyediaan kolesterol dan vitamin E perlu diupayakan. Namun demikian

optimalisasi penyediaan perlu diperhatikan. Pada percobaan ini perlakuan kombinasi

kolesterol-vitamin E yang memberikan efek paling baik adalah 5740-240 mgtkg

pakan dengan kematangan gonad 100% individu dicapai pada hari ke-28. Dengan

demikian mekanisme umpan-balik positif dan negatif hormon terjadi pada percobaan

ini, jumlah hormon steroid yang berlebih dan kurang akan menghambat proses

pematangan gonad. Sebagai bukti perlakuan tertinggi dan terendah kolesterol-

vitaminE yakni 1 1480-300 dan 2870

-

180 mglkg pakan kematangan gonad tidak

mencapai hasil yang terbaik yaitu hanya 12,5% dicapai pada hari ke- 35 dan 50%

dicapai pada hari ke-3 5.

GSI (Gonado Somatic Index)

Peran kombinasi kolesterol dan vitamin E juga berpengaruh terhadap GSI.

Data hasil pengukuran GSI rata-rata dapat dilihat pada Tabel 5., sedangkan data

lengkap GSI disajikan pada Lampiran 2. Gambar hubungan perlakuan kombinasi

kolesterol dan vitamin E dengan nilai GSI dapat dilihat pada Gambar 6 . Hasil

analisis statistik GSI disajikan pada Lampiran 3.

Dari Tabel 5. tersebut terlihat bahwa perlakuan interaksi antara kolesterol dan

vitamin E 5740;240 (mglkg pakan) mencapai GSI tertinggi yaitu 13,343% kemudian

disusul dengan perlakuan 5740;180 (mglkg pakan) yaitu 1 1,70296 . GSI terendah

(140)

Tabel 5. Nilai GSI Ikan Uji (%) pada Masing-Masing Perlakuan

Untuk memudahkan pengamatan kecenderungan peran perlakuan kombinasi Kadar kolesterol (mglkg pakan) 2870 5740 8610 11480

kolesterol dan vitamin E terhadap GSI disajikan Gambar 6. Kecenderungan pola

gambar perlakuan kolesterol 2870 dan 5740 mglkg pakan terhadap vitamin E adalah

Keterangan:

a,b,c,d,e -

- Angka dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata (P>0,03)

a,b,c,d,e -

- Angka dengan superscript yang tidak sama berbeda nyata (P<0,03)

Kadar Vitamin E

(mglkg pakan)

kuadratik. Sedangkan pada perlakuan kolesterol 8610 dan 1 1480 mglkg pakan

180

1 0 , 1 0 9 k 4 ~ 3 8 6 ~ ~ ~ ~ 1 1 ,7O2k2,73Oa

10,509k3,597~~' 10,894+_4,074~~

terhadap vitamin E adalah kubik. Secara umum perlakuan kolesterol 5740 mglkg

pakan terhadap inter perlakuan vitamin E memberikan nilai GSI yang paling tinggi.

240

1 1,176+2,077"~ 13,343+1,847" 5,746+1,777e 4,869+2,654e

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat satu pasang interaksi

300

6,833k 3,976"' 7,82224,560~"~ 6,461+3,017~' 7,15623,666"~

perlakuan yang sangat berbeda nyata. Uji Duncan's menyatakan bahwa interaksi

perlakuan kombinasi kolesterol-vitaminE 5740-240 mglkg pakan dengan GSI

13,343% pada P< 0,03, merupakan perlakuan yang berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya tetapi dinyatakan tidak berbeda nyata dengan perlakuan interaksi kolesterol-

vitaminE 5740

-

180 mglkg pakan dengan GSI 11,702%. Pada uji kontras

dinyatakan bahwa interaksi perlakuan kolesterol dan vitamin E terhadap GSI

[image:140.607.108.509.149.255.2]
(141)
[image:141.607.92.523.124.308.2]

konsentrasi kolesterol (mglkg pakan) konsentrasi vit E (mglkg)

Gambar 6 .Gambar Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol dan Vitamin E Terhadap GSI.

Gonado Somatic Index tertinggi terdapat pada interaksi perlakuan kolesterol; vitamin

E 5740 ; 240 mglkg pakan yaitu 13,343% dan dinyatakan tidak berbeda nyata

dengan perlakuan 5740 ; 180 mglkg pakan dengan GSI 11,702% ha1 ini masih

sejalan dengan hasil kecepatan pematangan gonad tercepat juga terdapat pada

interaksi perlakuan yang sama. Pertumbuhan, perkembangan dan pematangan serta

pengosongan kembali gonad merupakan siklus tahapan tingkat kematangan gonad.

Pendugaan penyebab ketidak samaan GSI ini sedikit banyak telah tertera pada

pembahasan kecepatan pematangan gonad diatas. Gambar 7. di bawah in]

menunjukkan gonad ikan uji interaksi perlakuan kolesterol-vitaminE 5740-240

(142)
[image:142.603.134.477.111.339.2]

Gambar 7. Gonad Ikan Uji (Interaksi Perlakuan Kolesterol-vitaminE 5740;240 mg/kg pakan)

Hasil penelitian Efrizal (1995), pada lele dumbo diperoleh nilai GSI 16,80%

pada perlakuan 17a-P

+

1 IU hCG, sedangkan Basuki (1990), mendapatkan nilai

GSI 1 3,88% dengan perlakuan PMSG 1,5

IU

dan hCG 3 IU per gram berat badan.

Nilai GSI Clarias batracus bobot 9,78- 26,96 gr dengan panjang 13-17 cm. hasil

penelian Syahrizal (1998), menunjukkan 6,3196 pada kadar a-tokoferol 114,21

mglkg pakan, 733% pada kadar a-tokoferol 250,81 mglkg pakan dan 7,29% pada

kadar a-tokoferol 308,16 mglkg pakan. Yulfiperius (2001) mendapatkan GSI pada

ikan Pangasius hypophthalmus dengan bobot induk 2,18-2,42 kg adalah 6,45% pada

kadar vitamin E 146,55 mglkg pakan, 8,54% pada kadar vitamin E 189,65 mglkg

pakan dan 10,41% pada kadar vitamin E 251,80 mglkg pakan. Hasil penelitian

(143)

meningkatkan GSI. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Basri (1997), pada

ikan gurame nilai Indek Ovi Somatik (10s) tertinggi dicapai pada penambahan

vitamin E 338,72 mglkg pakan yaitu 3,17%. Penelitian lain pada ikan ekov kuning

juga memperlihatkan bahwa penambahan vitamin E mempengaruhi perkembangan

gonad ikan tersebut. Kadar vitamin E 471,8 pglg pakan menghasikan perkembangan

gonad yang lebih baik dari pakan tanpa vitamin E (Verakunpirya et al., 1985).

Sedangkan hasil penemuan Alava et al. (1 993) dengan penambahan vitamin E dalam

pakan yang diberikan induk udang (Panaeus javonicus) memberikan efek yang

positif terhadap gonad, dimana perlakuan tanpa penambahan vitamin E

menyebabkan nilai GSI lebih rendah bila dibanding dengan pakan yang diberi

vitamin E. Semakin tinggi kadar vitamin E dalarn jaringan ovari nilai GSI akan

semakin tinggi.

Haris (1997) dalam penelitian pengaruh kolesterol dan fospolipid pakan

terhadap laju absorbsi dan distribusi kolesterol, komposisi kimia dan struktur

hepatopankreas serta kinerja pertumbuhan dan kelangsungan hidup tokolan udang

windu (Panaeus monodon Fab.) menunjukkan bahwa perlakuan kolesterol medium

0,47% dan fosfolipid 0,75% memberikan laju absorbsi dan distribusi tertinggi

(terbaik) dibanding perlakuan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Hal ini sesuai

dengan perlakuan kolesterol 5740 mglkg pakan termasuk medium dibanding dengan

lainnya, yang memberikan GSI tertinggi yakni 13,343 % yang diperkirakan laju

(144)

distribusi kolesterolnya berarti akan semakin cepat pula kolesterol itu diproses

menjadi steroid.

Fekunditas

Perlakuan kombinasi kolesterol dengan vitamin E disamping mempengaruhi

kecepatan pematangan gonad, GSI juga mempengaruhi fekunditas. Tabel 6.

menunjukkan hasil pengukuran fekunditas rata-rata ikan uji. Data nilai fekunditas

secara lengkap disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisis statistik, uji kontras dan uji

Duncan's Multiple Range fekunditas disajikan pada Lampiran 4.

Tabel 6. Nilai Fekunditas Ikan Uji (butir).

Keterangan:

A = Fekunditas Mutlak (butir)

a,b,c,d,e -

-

Angka dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata (P>0,03) a,b,c.d.e - - Angka dengan supercsript yang tidak sama berbeda nyata (P<0,03)

B = Fekunditas Relatif (butirlgram bobot tubuh)

Kadar kolesterol (mglkg pakan)

2870 A

B

5740 A

B

8610 A

B

11480 A

B

Kadar Vitamin E

180

36.390,743+19.969,446~~

121,560

33,646,882f 16,224,387~~

141,631

3 1,228,195f 13,102,575~"'

134,469 26.405,963+9.623,278~"'" 115,107 (mgkg pakan) 240 48.159,772~!20.345,713~ 142,538 36.277,186+10.073,738~~ 136,816 18.221,901f15.320,469~~~ 7 1,649 12,158,5038f6.365,192e 52,247 300

19,867,122f 1 5 , 3 6 7 , 7 8 3 ~ ~ ~

e

81,951

26,263,656321 .535,742bcd

e

93,878 -

19.294,538+11.230,613~~"

81,771

16.231,653&.247,149~"

[image:144.609.75.534.381.709.2]
(145)

Setelah dilakukan analisis sidik ragam terdapat satu interaksi perlakuan yang

sangat berbeda nyata. Nilai tertinggi fekunditas diperoleh pada perlakuan interaksi

kolesterol-vitaminE 2870

-

240mglkg pakan yaitu 48,159,772 butir, tetapi tidak

berbeda nyata dengan perlakuan interaksi 2870-1 80, 5740-240, 5740- 180 mglkg

pakan dengan fekunditas yang diperoleh berturut-turut yaitu 36,390,743 butir,

36,277,186 butir dan 33,646,882 butir (P>0,03), walaupun demikian dinyatakan

berbeda nyata dengan perlakuan yang lainya (P<0,03). Pada hasil uji kontras

menunjukkan bahwa perlakuan interaksi kolesterol-vitaminE berpolakan kuadratik-

kuadratik. Untuk memperjelas hasil fekunditas pada setiap interaksi perlakuan

disajikan Gambar 8. dibawah ini.

[image:145.609.83.522.395.588.2]

konsentrasl kolesterol (mglkg pakan) konsentrasi vit E (mglkg)

Gambar 8. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol-vitaminE Terhadap Nilai Fekunditas

Nilai fekunditas 36,277,186 butir diperoleh pada perlakuan interaksi

(146)

dengan fekunditas tertinggi yaitu 48,159,772 butir, ha1 ini diperkirakan masih ada

korelasin~a dengan posisi kecepatan pematangan gonad tertinggi d m nilai GSI

tertinggi juga diperoleh pada perlakuan interaksi kolesterol-vitaminE yang sama

yaitu 5740 ; 240 mglkg pakan. Pada percobaan lain fekunditas tertinggi Lele lokal

diperoleh 98,87 butirlgr bobot tubuh pada perlakuan pemberian a-tokoferol pakan

21 1,60 pgrlgr pakan. Thakur (1 978) melaporkan lele matang gonad dengan panjang

150 - 350 mm diperoleh nilai fekunditas berkisar 1.000 - 20.000 butir, sedangkan

Vivien et al. (1987) mengemukakan nilai fekunditas yang diperoleh sekitar 140.000

butir dari lele dengan berat 500 gram. Nilai fekunditas 13.794 butir diperoleh dari

perangsangan lele dengan ekstrak kelenjar hipofisa ayam broiler jantan (Jarigau

1992). Sedangkan Syahrizal (1998) dengan bobot gonad 129.09 gram mendapatkan

fekunditas 10.869,20 butir, pada percobaan Pilley ( 1 995) dengan menggunakan lele

seberat 200- 300 gram memperoleh nilai fekunditas 15 - 50 "batch", jika satu batch

terdapat 500 butir telur maka nilai fekunditas tersebut 7.500 - 25.000 butir. Pada

spesies yang lain Basri (1997) menemukan bahwa pada ikan gurame nilai

fekunditas nisbi tertinggi 3.012 butirlkg induk diperoleh pada perlakuan penambahan

kadar vitamin E 439,39 mglkg pakan. Hasil percobaan ini memperkuat kesimpulan

bahwa perlakuan penambahan vitamin E dalam pakan secara optimum akan

meningkatkan fekunditas telur.

Kolesterol adalah prekusor hormon steroid dan vitamin E sebagai antioksidan

yang akan memelihara lemak dari kerusakan,. Bell et a . l ( l 9 8 5 ) menjelaskan bahwa

(147)

membran sel. Asam lemak diperlukan sebagai bahan pembentukan prostaglandin

dimana prostaglandin diketahui sebagai mediator pecahnya folikel saat ovulasi.

Prostaglandin juga terlibat dalam peningkatan CAMP yang dipicu oleh LH atau

GTH-11. Sehingga jika jluiditas membran sel dan prostaglandin telur meningkat

akan menyebabkan aksi gonadotropin dalam pembentukan telur meningkat hingga

fekunditas meningkat.

Diameter Telur

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa diameter telur tidak berbeda

nyata antar interaksi perlakuan (Lampiran 5). Dengan demikian perlakuan-perlakuan

tersebut tidak memberikan pengaruh. Untuk memperjelas pengaruh perlakuan

terhadap diameter telur disajikan Tabel 7 di bawah ini.

Tabe 7. Nilai Diameter Telur Ikan Uji (mm)

Nilai tertinggi diameter telur diperoleh pada interaksi perlakuan kolesterol-

vitaminE 5740-240 mglkg pakan yaitu 1,1840 mm, disusul dengan 1,1557 mm pada

interaksi perlakuan kolesterol-vitaminE 2870-240 mglkg pakan. Perlakuan tersebut

masih berhubungan dengan nilai kecepatan pematangan gonad tercepat, GSI dan

Fekunditas tertinggi juga masih dalam perlakuan yang sama yaitu kolesterol- Kadar kolesterol (mglkg pakan) 2870 5740 8610 11480

Kadar Vitamin E (mglkg pakan)

300

(148)

vitaminE 5740-240 mglkg pakan. Untuk memperjelas hasil ini disajikan Gambar 9.

Sebagai pembanding hasil penelitian Jarigau (1992) diperoleh diameter telur lele

1,25 mm dan Efrizal (1995) memperoleh diameter telur lele 1,2590 mm. Jadi

besarnya telur lele tersebut masih relatif sama.

[image:148.607.154.450.248.411.2]

Kolesterol (mglkg pakan)

Gambar 9. Hubungan Interaksi Perlakuan Kolesterol-vitaminE dengan Diameter Telur

Hasil analisis sidik ragam diameter telur tidak berbeda nyata ini diduga

disebabkan oleh jumlah MIS (maturation inducing steroid) yang terbentuk sama.

Pendugaan ini diperkuat dengan pendapat Lam (1 985) yang menyatakan bahwa bila

konsentrasi GTH mencapai nilai tertentu, akan merangsang sel-sel teka untuk

menskresikan testosteron. Testosteron akan merangsang sel-sel granulosa untuk

menskresikan estradiol yang berfungsi sebagai proses vitelogenesis. Disamping itu

sel-sel teka akan menskresikan 17a-hidroxyprogesteron. Dengan bantuan enzim

20P-HSD akan terbentuk 17a,20P hidroksi-4 pregnen-3 one yang berperan sebagai

(149)

Kandungan Protein Telur

Perlakuan pemberian kombinasi kolesterol dan vitamin E pada pakan

terhadap kandungan protein telur memberikan pengaruh yang nyata. Nilai

kandungan protein telur setiap interaksi perlakuan disajikan pada Tabel 8. Untuk

memperjelas kecenderungan nilai kandungan protein telur disajikan Gambar 10.

Sedangkan analisa sidik ragam, kontras dan Duncan's Multiple Range Test disajikan

pada Lampiran 7. dan data keseluruhan hasil kandungan protein telur disajikan pada

Lampiran 6.

Tabel 8. Nilai (%) Kandungan Protein Telur Ikan Uji

Keterangan:

A = Kandungan Protein Telur Ikan pada Bobot Kering

B = Kandungan Protein Telur Ikan pada Bobot Basah

a,b,c,d,e,f,g,h = Angka dengan superscript yang sama tidak berbeda nyata (P>0,01)

a,b,,c,d,e,f,g,h = Angka dengan superscript yang tidak sama berbeda nyata (P<0,01) Kadar Kolesterol 2870 5740 8610 11480

Kandungan protein tertinggi diperoleh pada interaksi perlakuan kolesterol;

vitamin E 2870

-

300 mglkg pakan dengan nilai 3 1,05%. Kemudian disusul dengan

Kadar Vitamin E (mglkg pakan)

nilai 3 1,01% pada interaksi perlakuan kolesterol-vitaminE 5740 ; 240 mglkg pakan. Kedua perlakuan tersebut dinyatakan tidak berbeda nyata (P<0,01), tetapi berbeda

180

nyata terhadap semua interaksi perlakuan (P>0,01). Hal ini masih senada dengan

(150)

nilai kecepatan pematangan gonad tercepat, GSI tertinggi, fekunditas dan diameter

telur tertinggi juga diperoleh pada interaksi perlakuan yang sama yaitu

kolestero1;vitamin E 5740-240mglkg pakan. Yulfiperius (2001) mengungkapkan

hasil penelitian proksimat telur ikan patin, pada perlakuan vitamin E 190 mglkg

pakan diperoleh Protein 59,48%, Lemak 40,04%, Abu 0,48% dan Kadar Air 72,90%.

Hasil penelitian di atas memberikan gaambaran bahwa pengangkutan protein ke

dalam telur bersama dengan vitellogenin. Vitellogenin tersebut terangkut atas

pengaruh keseimbangan hormonal (estradiol-17P, testosteron dan gonadotropin)

yang ada didalam tubuh ikan. Titik optimalisasi interaksi perlakuan

kolestero1;vitamin E berada pada 5740-240mglkg pakan, sehingga sudah jelas

pengumpulan protein tertinggi terletak pada perlakuan terebut. Hal ini diperjelas

dengan hasil analisis kontras yang memberikan gambaran bahwa kecenderungan

interaksi perlakuan kolestero1;vitamin E adalah kuadratik-kuadratik. Gambaran nilai

kandungan protein pada setiap interaksi perlakuan tertera pada Gambar 10.

Salah satu tolok ukur kualitas telur ikan ditentukan oleh kandungan

proteinnya. Hal ini disebabkan oleh karena protein merupakan komponen esensial

yang dibutuhkan untuk reproduksi ikan. Protein merupakan komponen dominan

kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecilnya

ukuran telur dan ukuran telur merupakan indikator kualitas telur itu sendiri. Protein

dengan proporsi yang tinggi akan diubah menjadi jaringan embrio dan sebagian

(151)

telur tinggi maka dimungkinkan angka penetasan dan kelulusan hidup larva akan

tinggi.

[image:151.607.83.528.180.

Gambar

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Tingkat Kematangan Ovarium
Gambar 2. Alur proses kolesterol menjadi estradiol-17P dan 17a,20P-
Gambar 3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemaparan endosulfan dengan konsentrasi yang berbeda terhadap gonad ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ).. Pada

Hasil uji lanjut Duncan pada α= 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai karbondioksida (CO 2 ) media airyang signiikan antara simulasi terang (A1) dengan

Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% menunjukkan bahwa penambahan bubuk bunga rosella terhadap intensitas warna kuning pada sosis yang dihasilkan berbeda nyata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan berbeda nyata (P&lt;0,05) terhadap pertambahan berat ikan, pertambahan panjang ikan, laju pertumbuhan

Hasil uji lanjut BNJ kekenyalan sosis dengan penambahan bubuk bunga menunjukkan bahwa kekenyalan sosis komersil tanpa penambahan bubuk rosella A1 berbeda tidak

Hasil uji sidik ragam menunjukkan kadar air ti- dak berbeda nyata (p&gt;0.05) yang mengindikasi- kan bahwa perlakuan substitusi tepung kepala ikan lele dumbo tidak

Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% menunjukkan bahwa penambahan bubuk bunga rosella terhadap intensitas warna kuning pada sosis yang dihasilkan berbeda nyata

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pada α=0,05 menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat suhu media airyang signifikan antara simulasi terang (A1) dengan non