• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA

DENGAN KEPUASAN PELANGGAN

PADA PERUSAHAAN HAPPY TAILOR

Disusun Oleh:

ZULAFNI

101070022949

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperolah

gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :

ZULAFNI

101070022949

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II,

セAイMMML@

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN HAPPY TAILOR telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Juni 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Psikologi.

Ketua e angk . Anggota,

Ora. N M.Si

NIP.15

Penguji

NIP. 150 293 224

Jakarta, 6 Juni 2007

Sidang Munaqasyah

Anggota:

Drs. Abdul Rahman Sh h

NIP. 150 293 224

Pembimbing II

セ|vエ「MMM

(4)

:Namun terk,atfang ...

7(jta sefa[u meliliat rfan menyesali pintu _yang tertutup

terse6ut terfa{u fama

Seliin99a

fjta

tirfak,meliliat pintu fain yang tefafi

ter6uk,a ...

(5)

B. Mei 2007

C. Zulafni: 101070022949

D. Hubungan antara Kualitas Jasa dengan Kepuasan Pelanggan pada

Perusahaan Happy Tailor

E. xvi + 89 Halaman

F.

Persaingan perusahaan akibat diberlakukannya AFTA membuat setiap perusahaan harus secara jeli melihat pasar atau kesempatan demi dapat bertahan menghadapi persaingan tersebut. Tujuan perusahaan didirikan adalah agar barang atau jasa yang dihasilkan akan dibeli atau dapat diterima oleh konsumen/pelanggan dan dari penjualan tersebut perusahaan dapat memperoleh laba atau keuntungan. Pengertian kualitas jasa menurut Wyckoff dalam Tjiptono (2003) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan menghasilkan produk/jasa yang berkualitaslah tujuan tersebut dapat tercapai, karena pada dasarnya semua lmnsumen/pelanggan akan mencari produk/jasa yang berkualitas demi kepuasannya.

Kepuasan menurut Richard Oliver (dalam lrawan, 2002) adalah respon pemenuhan dari konsumen. Selain itu kepuasan juga merupakan hasil dari penilaian konsumen tentang sejauhmana produk atau jasa tersebut telah memberikan tingkat kenikmatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kualitas jasa yang diberikan oleh Happy Tailor dengan kepuasan para pelanggannya. Selain itu penelitian ini juga untuk dapat mengetahui tingkat kualitas jasa yang

diberikan pada perusahaan Happy Tailor menurut penilaian pelanggan dan bagaimana respon tingkat kepuasan yang diberikan pelanggan pada

perusahaan Happy Tailor.

Populasi penelitian ini adalah sebagian konsumen Happy Tailor dari berbagai bermacam karakteristik yang berjumlah 30 orang. Teknik sampel yang

digunakan adalah non-probability sampling dengan bentuk purposive

sampling.

(6)

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Rank Spearman dapat dilihat bahwa nilai rho sebesar 0, 763 sedangkan nilai r tabel dengan taraf

signifikansi 0,01 sebesar 0,478. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa antara kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor mempunyai hubungan yang signifikan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa banyak dari pelanggan Happy Tailor memberikan respon kepuasan yang sama pada tingkat sedang dan tinggi, yakni sebesar 36,7%. Sementara dalam kualitas jasa yang

diberikan oleh perusahaan Happy Tailor, pelanggan lebih banyak memberi respon dengan tingkat jawaban sedang, yakni sebesar 53,3%. Dari data tersebut, agar perusahaan dapat secara berkelanjutan melakukan survey berkala terhadap konsumennya demi mendapatkan garnbaran tentang keinginan atau harapan yang ada pada pelanggannya. Dengan mengetahui dan mengenali harapan para pelanggannya, perusahaan akan dengan mudah memenuhi tingkat kepuasan para pelanggan.

(7)

June 2007

Zulafni : 101070022949

The Correlation Between The Quality Of Service With Customer Satisfaction At Happy Tailor Company

The effect of AFTA agreement has been made a lot of company do emulation. Every company have to broodingly see the market or the

opportunity for holding out on facing the emulation. The target of company founded is in order to goods or service yielded will bought or acceptable by customer and from the sale of it so that company can obtain profit or

advantage. The definition of service quality according to Wycoff in Tjiptono (2003) is the level of the product quality which expected and controlled the quality to fulfill the customer desire. By made product which has good quality, the company target can be reached, because basically all customer will look for product which has good quality for fulfilling his satisfaction.

The definition of satisfaction according to Richard Oliver in lrawan (2002) is the respon of accomplishment from consumer. Satisfaction are also represent the result from assesment of consumer about level of the service or product have given enjoyment storey for them.

The target of this research is to test the relationship of the quality of service which given by Happy Tailor with customer satisfaction. Other target of this research is to know the level of the service quality which passed by Happy Tailor company by according to the assessment of the customer and how is the respon of mount satisfaction which given customer to the company.

The population of this research is some of Happy Tailor consumer from various kinds of characteristic amounting to 30 people. This research use non-probability of sampling with form of purposive sampling on the technique of sampel.

This research use quantitative approach with descriptive method of

(8)

From the research result a lot of Happy Tailot customer give the same satisfaction respon in average and high level, namely equal to 36,7%. While in service quality which given by Happy Tailor company, customer is more amount giving respon in average level, namely equal to 53,3%. From the data, it can be suggested that company to do periodic survey to its consumen for getting description of expectation, company will easily fulfill their

satisfaction storey.

(9)

Alhamdulil/ah ... !

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan kepada zaman sekarang yang kita nikmati ini.

Skripsi ini penulis beri judul "Hubungan antara kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor". Skripsi ini diajukan dengan

maksud untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan rnanfaat, informasi serta menambah khazanah penelitian dibidang psikologi khususnya psikologi ekonomi.

Pembuatan skripsi ini tidal< lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Ora. Netty Hartati, M.Si. Bpk. Abdul Rahman Shaleh, M.Si dan lbu Yunita Faela Nisa, M.Si, sebagai pembimbing skripsi. Terima kasih atas ilmu dan waktu yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. lbu Ora. Fadhilah Suralaga, M.Si. selaku pembimbing akademikl dan seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah melimpahkan segala kebaikan-Nya untuk orang-orang seperti mereka semua.

Seluruh staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Syariah, lbu Uus, lbu Faozah, lbu Sri dan lbu Nur, terima kasih atas

kesabaran yang diberikan demi membantu penulis menyelesaikan urusan administrasi perkuliahan dan lainnya.

Untuk kedua orang tuaku, papa dan mama tercinta atas belaian kasih dan sayangnya yang sampai saat ini penulis masih dapat merasakan

kehangatannya. Kakak-kakakku yang terbaik, terima kasih untuk dukungan yang telah diberikan. Mba Yuni dan Chiva nya yang cipit. Mbah, Paijo, Mba Nur, Mba Mufi dan seluruh saudaraku yang telah membantu dan menemani penulis.

(10)

perempuan cantik, centil, cerewet yang selalu ceria dan setia menemani penulis selama masa kuliah sampai saat ini Nelly, Rara, Helmi, lka, Riri, Yuni

dan Ody, Aya and family (terima kasih buat pengalaman hitam-putihnya dunia

yang telah diberikan ... ), Susi, Ochie, Yeyen, lmha, Tia dan seluruh

teman-teman mahasiswa khususnya angkatan

2001

class A-0 (tanpa kehadiran

kalian semua, hidup ini takkan pemah terasa sempuma).

Terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada orang-orang yang ada diluar wilayah kampus, Pace, Nongkrak, Mas Didi, Mas Dolly, lcha, Farid, Heri, Mas Ochid, Akbar, lwan (makasih ya dah dikenalin}, Yeni, Lina (buat perkenalan yang singkatnya@)

Untuk seluruh konsumen Happy Tailor, khususnya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Dan seluruh teman-teman yang penulis tidak cantumkan namanya dalam lembar tulisan ini, semoga penulis tidak lupa untuk mencantumkan nama kalian kedalam hati ini. .. (wish you all the best ... )

,Jakarta, 6 Juni

2007

(11)

rtalaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Motto . .. . . ... . . . ... . .. . ... . . . ... . .. ... ... . .. . . .. . ... ... ... ... ... ... . ... . ... .. .... .... . ... . .. . . .. . . ... . . .. iv

11.bstraksi ... ... v

Kata Pengantar ... ix

Daftar lsi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1 .1. Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... ... .... .... .. ... ... ... 6

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

1.3.1. Pembatasan Masalah ... ... .... ... .... ... ... ... . 7

1.3.2. Perumusan Masalah ... ... ... .... ... ... 7

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 8

1.4.2. Manfaat Penelitian . ... ... ... ... .... ... 8

1.5. Sistematika Penulisan Penelitian ... 9

BAB 2 KAJIAN TEORITIS 2. 1. Kepuasan Pelanggan . . . .. . 11

2.1.1. Pengertian Pelanggan ... .... ... .... ... ... ... .. 11

2.1.2. Pengertian Kepuasan .... .... ... .... .... .... .... ... .... ... .. 12

2.1.3. FaktorYang Menentukan Kepuasan Pelanggan 16 2.1.4. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 19

(12)

2.2.2.

2.2.3.

2.2.4.

2.2.5.

Pengertian Jasa ... .

Pengertian Kualitas Jasa ... .

Dimensi Kualitas ... .

Strategi Meningkatkan l<ualitas Jasa ... .

29

33

36

38

2.3. Gamba ran Umum Perusahaan ... ... .... ... . . 42

2.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan .. ... ... ... 42

2.3.2. Struktur Organisasi .... .... .... ... .... .... ... . ... ... 43

2.3.3. Maksud, Tujuan dan Produk/Jasa Yang Dihasilkan Perusahaan . . . .. . . .. . . 48

2.4. Kerangka Berpikir ... ... .... ... .. .. . ... .... .... .... ... ... ... 49

2.5. Hipotesa Penelitian ... 50

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian .. ... .... .. ... .... ... .... .... .... .... ... ... ... .... .... 52

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... .... ... 52

3.1.2. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... . 53

3.2. Pengambilan Sampel ... ... 54

3.2.1. Populasi Penelitian ... 54

3.2.2. Sampel Penelitian ... .... ... 55

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 56

3.3. Teknik Pengambilan Data ... 57

3.3.1. Metode dan lnstrumen Penelitian ... 57

3.3.2. Skala l<ualitas Jasa ... ... .... ... .... ... ... . ... ... 58

3.3.3. Skala Kepuasan Pelanggan ... ... ... 60

3.4. Teknik Analisis Data... 62

3.4.1. Analisis Validitas dan Reliabilitas .. .... .... .... ... .... ... 62

3.4.2. Analisis Data Kontrol Penelitian .... ... ... ... 63

(13)

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian . .... ... .. .. ... .... ... 67

4.1.1. Berdasarkan Usia .. ... ... ... ... .... ... ... . 67

4.1.2. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

4.1.3. Berdasarkan Pekerjaan ... 69

4.1.4. Berdasarkan Penghasilan ... 70

4.1.5. Berdasarkan Lama Berlangganan ... .. .. .... ... 70

4.2. Gambaran Kualitas Jasa dan Kepuasan Konsumen ... 71

4.2.1. Kualitas Jasa ... 71

4.2.2. Kepuasan Pelanggan ... ... .. ... ... 72

4.3. Gambaran Hubungan Kualitas Jasa dan Kepuasan Pelanggan . . . .. . . 73

4.4. Gambaran Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Aspek Demografi ... ... ... 75

4.4.1. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan dilihat Dari Usia ... .... ... ... ... .. . .... ... ... ... .. 75

4.4.2. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan dilihat Dari Jen is Kelamin . ... ... ... .... .... ... ... 76

4.4.3. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan dilihat Dari Pekerjaan .. ... ... ... ... .... .... ... .. ... .... 77

4.4.4. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan dilihat Dari Penghasilan ... ... ... 78

4.4.5. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan dilihat Dari Lama Berlangganan .... .... .... ... .... .... ... .... ... ... 79

4.5. Presentasi Data .. .... ... ... . ... . ... .... ... 80

4.5.1. Uji Persyaratan ... 80

(14)

5.3. Saran .. .. .... ... ... .... ... .... ... ... ... ... 87 5.3.1. Saran Penelitian ... 87 5.3.2. Saran Praktis . .... .... .... .... ... . ... .... .... ... .... .... ... .. .. .... 88

(15)

·abel 4.20. Gambaran Perbandingan Kepuasan Pelanggan

Antar Lama Berlangganan 80

rabel 4.21. Tabel Tes Normalitas 80

(16)

>am bar

2.1.

Konsep Kepuasan Konsumen 14

>am bar

2.2.

Kemungkinan-kemungkinan Pemecahan l\llas;alah

Konsumen/Pelanggan Yang Tidak Puas 25

:iambar

2.3.

Struktur Organisasi 45
(17)

1.1

Latar Belakang Masalah

Era perdagangan bebas tahun 201 O sudah tinggal kurang lebih tiga tahun

lagi. Pada saat itu transaksi perdagangan menjadi semakin cepat dan mudah

karena dukungan perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi.

Semua produk di setiap penjuru dunia bisa diakses oleh siapapun di belahan

dunia manapun. Persaingan tidak hanya pada level satu ョゥセァ。イ。@ saja tapi

sudah mengglobal. Hanya perusahaan yang mampu menguasai teknologilah

yang akan memegang kendali pasar. lmbas dari globalisasi perekonomian ini

adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia baik yang berskala besar

sampai perusahaan yang berskala kecil mau tidak mau, siap atau tidak siap

harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari luar negeri. Bagaimana

kiat agar bisa memenangkan, atau setidaknya bertahan, di zaman

persaingan global ini?

Untuk dapat bertahan atau bahkan memenangi persaingan tersebut, segala

aspek kegiatan bisnis yang dikerjakan oleh sebuah perusahaan haruslah

(18)

dapat merasakan bahwa kebutuhannya telah terlampaui, misalnya dengan

cara memberikan produk atau jasa dengan l<Ualitas yang le.bih baik, harga

yang terjangkau, penyerahan produk yang dipesan sesuai dengan jadwal

atau lebih cepat dari yang diinginkan oleh konsumen se1ia pelayanan yang

lebih baik dari para perusahaan pesaing yang sejenis lainnya. (Supranto,

1997).

Namun jika semua pemain di pasar memiliki atau menghasilkan kuali!as

produk yang standar, atau kurang lebih sama, harga produk juga serupa,

maka aspek yang bisa membedakan pelaku bisnis yang satu dengan lainnya

adalah kualitas jasa yang diberikan kepada pelanggannya. Kualitas jasa

merupakan persepsi dari pelanggan atas keunggulan dari sebuah pelayanan.

Dalam memberikan jasa kepada konsumen, perusahaan dituntut

memperhatikan kualitas jasa. Menurut Kotler (1992), salah satu cara utama

untuk membedakan sebuah perusahaan jasa adalah dengan konsistensi jasa

yang bermutu lebih tinggi daripada pesaing. Hal ini berarti kualitas jasa

diperlukan oleh perusahaan jasa untuk dapat memenangkan persaingan.

Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah agar produk atau jasa yang

(19)

pelanggan. Dari hasil penjualan tersebut perusahaan dapat memperoleh laba

atau keuntungan.

lni berarti bahwa pelanggan adalah tujuan bisnis. Untuk mencapai tujuan

bisnis tersebut, perusahaan harus mampu memberikan perhatian (care) yang

total kepada apa yang ingin kita capai (pelanggan). Salah satu aspek penting

dalam hal ini adalah pelayanan sepenuh hati, sehingga hasilnya pun bisa

optimal. Tanpa pelayanan, produk dan jasa yang kita tawarkan menjadi tidak

menarik atau hambar. Produk dan jasa yang tidak menarik, tidak akan dibeli

oleh konsumen. Dengan tanpa adanya konsumen, maka tidak akan ada

kegiatan atau aktivitas bisnis.

Kotler ( 1992), menjelaskan bahwa globalisasi pasar dan kompetisi

menciptakan suatu perubahan yang cukup besar bagi kegiatan ekonomi

sebuah perusahaan bahkan sebuah negara sekalipun. Dengan perubahan

seperti itu secara langsung maupun tidak langsung memaksa perusahaan

untuk memilih strategi yang dapat diaplikasikan dan terapkan dengan tepat

untuk dapat meraih keberhasilan melalui pemanfaatan peluang-peluang

bisnis. Persaingan bisinis ini juga dialami oleh perusahaan menengah seperti

Happy Tailor yang bergerak pada bidang jasa, khususnya jasa jahit (tailor)

dan jasa cuci (Laundry). Happy tailor merupakan perusahaan perorangan

(20)

adalah ingin mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan jasa tersebut.

Hingga kini, perusahaan tersebut telah mempunyai dua cabang yang berada

di wilayah Jakarta Selatan.

Namun di zaman yang serba sulit seperti sekarang ini, mendapatkan loyalitas

pelanggan adalah salah satu tantangan yang harus dipenuhi perusahaan.

Bermunculannya banyak alternatif lain membuat pelanggan lebih jeli dan teliti

dalam memilih produk atau jasa yang sesuai harapan. Perusahaan seperti

Happy Tailor harus jeli dalam melihat peluang atau kesempatan sekecil

apapun guna mendapatkan pelanggan yang loyal. ltu disebabkan karena

konsumen cenderung memilih tawaran yang paling sesuai dengan

kebutuhannya serta harapannya.

Dengan hanya mengandalkan sumber daya manusia yang ada sekarang,

struktur organisasi yang minim dan tanpa adanya manajemen yang tersusun

rapi menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan seperti Happy Tailor untuk

dapat memberikan jasa yang berkualitas secara konsisten. Pemberian jasa

(produk atau pelayanan) yang konsisten dan berkualitaslah yang akan

membuat konsumen merasa puas karena kebutuhan serta 11arapannya dapat

terpenuhi. Dengan begitu, maka Happy Tailor akan mendapatkan

keuntungan sekaligus dapat bertahan dan bersaing dengan

(21)

Kepuasan pelanggan menurut Kotler (1992), adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang' ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya. Jadi, pelanggan akan merasa puas

setelah ia merasakan hasil kinerja sebuah perusahaan yang berupa produk

atau jasa sesuai atau melebihi dari harapannya. Tetapi sebaliknya, jika

pelanggan merasa harapannya belum terpenuhi dari hasil l<inerja suatu

produk atau jasa tersebut, maka pelanggan akan merasa kecewa.

Lebih lanjut H. lrawan (2002) menjelaskan bahwa dalam meningkatkan

kepuasan pelanggan, perusahaan harus memperhatikan b1sberapa faktor,

yaitu, kualitas produk atau jasa, faktor emosi, harga dan biaya serta

kemudahan untuk memperoleh produk atau jasa tersebut. IDengan melihat

keempat faktor tersebut, perusahaan akan dengan mudah menentukan

keunggulan dari perusahaannya.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa kualitas jasa atau produk

mempunyai ikatan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk rnenjalin ikatan yang

kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan tersebut

memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan

serta kebutuhan para pelanggannya. Harapan merupakan l<Unci pokok bagi

(22)

harapan para konsumen atau pelanggan, maka akan dengan mudah bagi

para pelaku bisnis untuk memberikan kepuasan yang optimal kepada

konsumennya.

Oleh karena itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian ini untuk

mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan anta.ra kualitas jasa

dengan kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor?

1.2 ldentifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengemukakan

masalah, antara lain:

1. Bagaimana hubungan kualitas jasa dengan kepuasan pelanggan pada

Happy Tailor?

2. Bagaimana dampak dari era perdagangan bebas yang disebabkan

oleh pemberlakuannya AFTA terhadap perusahaan-perusahaan,

khususnya pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa?.

3. Bagaimana persepsi pelanggan terhadap kinerja yang telah diberikan

oleh Happy Tailor?.

4. Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk dapat bertahan dan

mampu bersaing di zaman globalisasi seperti ini?.

5. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dari tiap-tiap konsumen

(23)

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Agar lebih terarahnya penelitian ini, maka peneliti hanya m13mbatasi

penelitian pada masalah hubungan antara kualitas jasa dengan kepuasan

pelanggan. Adapun pengertian konstruk teoritis yang digunakan dalarn

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa

sejauh mana produk atau jasa tersebut dapat rnemberikan tingkat

kenikmatan dimana hasil tingkat pemenuhan kebutuhan ini lebih atau

kurang.

2. Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk rnemenuhi

keinginan pelanggan.

3. Pelanggan adalah merupakan para konsumen yang telah merasakan,

menerima atau membeli jasa/produk dari sebuah perusahaan, dalam

penelitian ini adalah perusahaan Happy Tailor.

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan tersebut, masalah dalam penelitian ini dirumuskan

(24)

I. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kualitas jasa dengan

kepuasan pelanggan pada perusahaan Happy Tailor?.

2. Bagaimana perbandingan kepuasan pelanggan berdasarkan aspek

demografi responden ( Usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan dan

lama berlangganan)?.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Selain untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata I (S1) pada Fakultas

Psikologi, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kualita:s jasa dengan

kepuasan pelanggan.

2. Untuk mengetahui tingkat kualitas jasa yang diberikan pada perusahaan

Happy Tailor menurut pelanggan.

3. Untuk mengetahui tingkat Kepuasan pelanggan yang diberikan pada

perusahaan Happy Tailor menurut pelanggan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis : Diharapkan dapat memberi informasi dan sumbangan

bagi perusahaan agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

(25)

2. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

bagaimana kualitas jasa dan kepuasan pelanggan pada perusahaan

Happy Tailor. Selain itu, dapat menambah dan memperkaya khazanah

keilmuan psikologi terutama psikologi perilaku konsumem.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah pembahasan singkat dari ュ。ウゥョセjᆳ

masing bab, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai isi skripsi secara keseluruhan tanpa melupakan hubungan yang

erat antara bab yang satu dengan bab yang lain. Penulis membagi skripsi ini

dalam 5 (lima) bab yang dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

BAB II

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah

secara singkat dan jelas, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Kajian Teori

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori - teori yang berhubungan

dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untulc membahas

permasalahan dalam skripsi ini, yaitu : teori tentang kualitas dan

(26)

yang menentukan kepuasan pelanggan, gambaran umum

perusahaan serta struktur organisasinya, ォ・イ。ョAセォ。@ berpikir dan

hipotesis penelitian.

BAB Ill : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini, penulis menjelaskan pendekatan ilmiah, identifikasi

variable penelitian, definisi operasional, teknik sampling, alat

pengumpul data, prosedur penelitian serta metode analisis data.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

BABV

Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum perusahaan :

sejarah perkembangan perusahaan, dan struktur organisasi;

Analisis data : penyebaran dan pengumpulan kuesioner,

pengolahan data dan penyajian data; Pembahasan : kualitas jasa

dan kepuasan pelanggan, serta analisis statistik.

Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir ini merupakan kesimpulan dan pembahasan dari bab

sebelumnya dan berisi saran - saran yang ュオョAセォゥョ@ dapat

berguna bagi pihak - pihak yang berkepentingan pada umumnya

(27)

2.1. Kepuasan Pelanggan

2.1.1. Pengertian pelanggan

Menurut lrawan (2001) pelanggan didefinisikan sebagai orang yang paling

penting dalam perusahaan. Pelanggan tidak bergantung pada perusahaan,

tetapi justru perusahaan yang bergantung kepada pelangg13n. Pelanggan

tidak pernah menggangu pekerjaan perusahaan, sebab pelanggan adalah

tujuan dari perusahaan. Perusahaan tidak melakukan yang baik dengan

melayani pelanggan, tetapi justru pelangganlah yang memberikan

kesempatan pada perusahaan untuk dapat melayaninya. Tidak seorang pun

dapat memenangkan apabila berargumentasi dengan pelanggan, sebab

pelanggan adalah orang yang membawa perusahaan kepada pemenuhan

kebutuhannya. Oleh karena itu, adalah pekerjaan perusahaan untuk dapat

memperlakukan pelanggan yang menguntungkan bagi pelanggan dan

perusahaan.

Dalam Cambrige International Dictionaries (1995), mendefinisikan pelanggan

(28)

tersebut dijelaskan bahwa pelanggan adalah seseorang yang membeli suatu

barang atau jasa. Sementara menurut Webster's, (dalam Tjiptono, 2003)

"customer is one who frequents any place of sale for the sake or purchasing

goods or wars and Customer is one who frequents or visit any place for

procuring what he wants". Menurutnya, pelanggan adalah seseorang yang

beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi apa yang

diinginkan.

2.1.2.

Pengertian kepuasan

Satisfaction atau kepuasan berasal dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti

enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau mela.kukan. Jadi

produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang

sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pacla

tingkat cukup. Sebuah kepuasan juga bisa didefinisikan sebagai persepsi

terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Karena itu,

konsumen tidak akan puas apabila mereka mempunyai persepsi bahwa

harapannya belum terpenuhi. Konsumen akan merasa puas jika persE:ipsinya

sama atau lebih dari yang diharapkan (lrawan, 2002).

Dalam konteks consumer behavior kepuasan lebih ban yak didefinisikan dari

perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan

(29)

oleh Richard Oliver (dalam lrawan, 2002), kepuasan adi:1lah respon

pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen

bahwa produk atau jasa telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat

pemenuhan ini lebih atau kurang.

Menurut Tjiptono (1996), kepuasan adalah respon konsumien terhadap

evaluasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja

lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Blackweal dan Miniard (1995) mengatakan kepuasan pelanggan adalah

suatu tempat evaluasi di mana alternatif konsumsi yang dipilih setidaknya

dapat memenuhi atau bahkan melebihi apa yang diharapkan. Lebih singkat

dapat dikatakan bahwa di masa yang akan datang konsumen dapat memilih

sesuatu yang dapat memenuhi harapannya.

Menurut Kotler (1992), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya. Harapan pelanggan atau konsumen

merupakan pikiran atau keyakinan pelanggan/konsumen tentang apa yang

akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang

atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah perseipsi pelanggan

(30)

atau jasa yang dibeli. Secara konseptual, kepuasan konsurnen dapat

digambarkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

Tujuan Perusahaan

l

Produk

l

Nilai Produk Bagi Konsumen

i

[image:30.518.22.425.153.481.2]

I

Gambar 2.1

Konsep kepuasan konsumen

Ke bu

セエオィ。ョ@

dan Keinginan

L_

Konsumen

Hara pa

E

onsumen Terhadap Produk

-i

Tingkat Kepuasan Konsumen

I

Sumber: Tjiptono, Fandy (1996), Strategi Pemasaran Andi Offset, Jogyakarta.

Menurut Leonard. L. Berry dalam Rangkuti (2003), kepuasan konsumen juga

merupakan hasil dari implementasi harapan yang sudah terpenuhi.

Sedangkan harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku bisnis. Dengan

mengenali dan mengetahui apa yang menjadi harapan para konsumen atau

pelanggan, maka akan dengan mudah bagi para pelaku bisnis untuk

(31)

Kepuasan pelanggan (konsumen) sangat bergantung pada harapan

pelanggan (konsumen). Oleh karena itu, strategi kepuasan pelanggan

haruslah didahului dengan pengetahuan yang detail dan akurat terhadap

harapan pelanggan. Harapan pelanggan kadang-kadang dapat dikontrol oleh

perusahaan atau organisasi. Yang lebih sering, produsen tidak mampu

mengontrol harapan mereka. lnilah yang membuat kepuasan pelanggan

menjadi dinamis. Yang perlu dicatat, kepuasan pelanggan adalah hasil

akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk/jasa.

Oleh karena itu, setiap transaksi atau pengalaman baru, 。セZ。ョ@ memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan demikian, kepuasan

pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi. Karena itu,

diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuaskan pelanggan adalah

Pada dasarnya ada dua tingkat harapan pelanggan menurut Leonard. L.

1. Adequate Expectation

diterima berdasarkan perkiraan jasa yang mungkin akan diterima dan

(32)

Ketersediaan alternatif, (c) Derajat keterlibatan pelanggan, (d)

Faktor-faktor yang tergantung situasi, dan (e) Pelayanan yang diperkirakan.

2. Desired Expectation

Merupakan tingkat kinerja pelayanan yang diharapkan pelanggan akan

diterimanya, yang merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan

mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Desired Expectation

dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut (a) Keinginan untuk dilayani

dengan baik dan benar, (b) Kebutuhan perorangan, (c) Janji ウ・セ」。イ。@

langsung, (d) Janji secara tidak langsung, (e) Kornunikasi dari mulut ke

mulut, dan (f) pengalaman masa lalu.

2.1.3. Faktor-Faktor yang Menentukan Kepuasan Pelanggan

atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan.

kepuasan pelanggan.

Konsumen atau pelanggan akan puas setelah membeli dan

b. Harga

(33)

yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang

tidak sensitif terhadap harga.

c. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan (setvice quality) bergantung pada tiga hal, yaitu

sistem, teknologi dan manusia. Pada dimensi ini faktor manusia

memegang kontribusi yang paling besar. Setvice quality juga memiliki

lima dimensi, yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan

tangible.

d. Faktor emosi

Untuk beberapa produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti

mobil, kosmetik, dan pakaian kepuasan pelanggan sangat bergantung

merasa bagian dari kelompok orang penting, dan sebagainya adalah

pelanggan.

dapat menimbulkan pujian dan perhatian lingkungan sekitar. Orang

e. Kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa

Pe!anggan akan semak!n puas apab!!a re!at!f mudah1 nyaman, dan

(34)

Setiap faktor di atas mempunyai bobot nilai yang berbeda-beda. Semua

bergantung pada jenis industri apa yang akan dijalani, contohnya industri

yang bersifat komoditas, pada industri tersebut driver harga mempunyai

peranan penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Akan tetapi, jika

kita membicarakan industri yang bergerak pada bidang jasa, maka driver

kualitas pelayananlah yang sangat dominan.

Selanjutnya, manfaat kepuasan pelanggan tidak hanya dirasakan oleh

pelanggan itu sendiri, melainkan juga dirasakan oleh perusahaan yang

berhasil menciptakan kepuasan tersebut. Manfaat kepuasan pelanggan bagi

perusahaan dapat dilihat di bawah ini (F. Tjiptono, 1996).

• Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi

harmonis.

• Memberikan dasar yang baik bagi penggunaan atau pemakaian jasa

u!ang.

• Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.

• Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang

menguntungkan bagi perusahaan .

., Reputasi perusahaan menjadi baik di mata ー・A。ョセQァ。ョN@

(35)

2.1.4. Metode Pengukuran kepuasan pelanggan

Kotler (1992) mengemukakan ada empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan yaitu:

1) Sistem keluhan dan sasaran

Setiap perusahaan/organisasi/institusi yang berorientasi pada

pelanggan atau konsumen perlu memberikan kesernpatan

seluas-luasnya bagi para pelanggannya atau konsumennya untuk

rnenyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

2) Survey kepuasan pelanggan

Melalui survey perusahaan/organisasi/institusi akan memperolElh

tanggapan umpan balik secara langsung dari pelanggan atau

konsumen dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa

perusahaan/organisasi/institusi menaruh perhatian terhadap para

pelanggannya/konsumennya.

3) Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa

orang untuk berperan atau bersikap sebagai ー・ャ。ョァセQ。ョ@ atau pembeli

potensial dan pesaing.

4) Lost Costumer Analysis

Yaitu perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang

(36)

diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya

hal tersebut.

Pengukuran kepuasan pelanggan atau konsumen melalui Hmpat metode

tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini:

a) Directly Reported Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui

pertanyaan-pertanyaan.

b) Derived Dissatisfaction

Pertanyaan menyangkut dua hal utama yaitu besarnya harapan

pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka

rasakan.

c) Problem Analysis

Pelanggan atau konsumen yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan dua hal, yaitu masalah-masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan penawaran dari perusahaan/organisasi dan

saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d) Importance-Performance Analysis

Responden diminta untuk meranking berbagai elemEm dari penawaran

berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu

responden juga diminta meranking seberapa baik kinerja

(37)

2.1.5. Perilaku Pelanggan atau Konsumen yang Tidak Puas

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku

konsumen berikutnya. Jika terjadi ketidakpuasan, ada bebmapa

kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan pelanggan, yaitu:

a. Tidak melakukan apa-apa

Pelanggan/konsumen yang tidak puas tidak menyampaikan keluhan,

tetapi mereka praktis tidak akan membeli atau menggunakan lagi

produk atau jasa perusahaan yang bersangkutan (karena mereka

telah beralih ke produk/jasa pesaing).

b. Menyampaikan keluhan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan/

konsumen yang tidak puas akan menyampaikan keluhan atau tidak,

yaitu:

1) Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan

Hal ini menyangkut derajat pentingnya produk yang dikonsumsi

dan harganya bagi konsumen, waktu yang dibutuhkan untuk

mengkonsumsi produk, serta social visibility. Apabila derajat

kepentingan, biaya, dan waktu yang dibutuhkan (dalam

(38)

kecenderungannya bahwa pelanggan/konsumen akan

menyampaikan keluhan.

2) Tingkat ketidakpuasan pelanggan

Semakin tidak puas seorang pelanggan/konsumen, maka semakin

besar kemungkinannya ia menyampaikan keluhan.

3) Manfaat yang diperoleh

Apabila manfaat yang diperoleh dari penyampaian keluhan besar,

maka semakin besar pula kemungkinan konsumen akan

melakukannya. Manfaat yang bisa diperoleh, yaitu (a) manfaat

emosional, seperti kesempatan untuk menuntut hak serta

menerima permintaan maaf, (b) manfaat fungsional, seperti

pengembalian uang, penggantian produk yang dibeli, dsb, (c)

manfaat bagi orang lain, yaitu membantu pelanggan lain terhindar

dari ketidakpuasan yang sama.

4) Penyempurnaan produk, yaitu perusahaan kemungkinan besar

akan meningkatkan atau memperbaiki penawarannya.

5) Pengetahuan dan pengalaman

Hal ini meliputi pengalaman, pemahaman akan produk, persepsi

terhadap kemampuan sebagai konsumen, dan pengalaman

(39)

pelanggan melakukan hal ini, maka perusahaan/organisasi masih mungkin

memperoleh beberapa manfaat. Pertama, pelanggan/konsumen

memberikan kesempatan sekali lagi kepada perusahaan/organisasi untuk

memuaskan mereka. Kedua, resiko publisitas buruk dapat ditekan, baik

publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, maupun melalui

koran/media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Ketiga,

memberi masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki

perusahaan/organisasi. Melalui perbaikan, perusahaan dapat memelihara

hubungan baik dan loyalitas pelanggannya.

b. Private response

Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahu

kolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalamannya dengan produk

atau perusahaan yang bersangkutan. Umumnya tindaka.n ini sering dilakukan

dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.

c.

Third-party-response

Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara hukum,

mengadu lewat media massa (misalanya menulis di Surat Pembaca); atau

secara langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan

sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh sebagian besar

perusahaan yang tidak memberi pelayanan baik kepada pelanggannya atau

(40)

Kadangkala pelanggan/konsumen lebih memilih menyeba1rluaskan

keluhannya kepada masyarakat luas, karena secara psikolgis lebih

memuaskan. Lagipula mereka yakin akan mendapat エ。ョァセQ。ー。ョ@ yan9 lebih

cepat dari perusahaan yang bersangkutan.

Gambar2.2

Kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah konsumen/pelanggan yang tidak puas

Membeli lagi

Komp lain

Voice

Response

Mencoba Lagi

Hasil (Outcome) yang baik

Kecewa

Private

Masalah T erpecahkan

Hasil (Outcome)

yangburuk Mencobalagi

Tidak Kecewa

Tidak Komplain

Third-party Response

Masalah Tidak T erpecahkan

[ Tidak

k・ュ「。セ@

Sumber: Tjiptono, Fandy & Anastasia, Total Quality Managemant,

(41)

2.1.6.

Mempertahankan pelanggan/konsumen

J.

Supranto (1997) menyatakan terdapat berbagai cara untuk menarik dan

mempertahankan pelanggan/konsumen antara lain :

" Memberikan potongan harga kepada pelanggan setia.

• Memberikan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaing, sehingga

pelanggan atau konsumen merasa puas dan tidak akan beralih ke

pesaing.

Kiat yang dapat digunakan perusahaan atau organisasi untuk

mengembangkan ikatan serta kepuasan pelanggan atau konsumen yang

lebih kuat menurut Berry dan Parasuraman dan

J.

Supranto (1997) adalah

tiga pendekatan penciptaan nilai pelanggan atau konsumen, yaitu :

1) Pendekatan pertama adalah meningkatkan keuntungan finansial bagi

pelanggan/ konsumen.

2) Pendekatan kedua adalah meningkatkan ikatan sosial antara

perusahaan/organisasi dengan pelanggan/konsumen dengan cara

mempelajari kebutuhan masing-masing pelanggan/konsumen serta

memberikan pelayanan yang lebih pribadi.

(42)

2.2. Kualitas Jasa

2.2.1. Pengertian kualitas

Hingga saat ini, kualitas merupakan konsep yang sulit dipahami dan masih

kabur. ltu dikarenakan kualitas sendiri memiliki banyak l<riteria yang tlerubah

secara terus menerus dan menyebabkan sering terjadi l<esalahan untuk kata

sifat yang tidak tepat seperti "goodness, atau luxury, atau shininess, atau

weigh" kualitas dan syarat-syaratnya tidak mudah diartikulasikan oleh

konsumen (Takeuchi & Quelch, 1983).

Ada beberapa defenisi kualitas dari pakar dan organisasi dilihat dari sudut

pandangannya masing - masing.

American Society For Quality Control (dalam Rambat Lupiyoadi, 2001)

menjabarkan kualitas sebagai suatu keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari

suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk m13menuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

Menurut Goetsch dan Davis (1994), kualitas adalah suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

(43)

Deming (dalam F.Tjiptono, 2003) menyatakan bahwa kualitas merupakan

suatu tingkatan yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan

pada biaya yang rendah sesuai dengan pasar.

Assauri (1994) mengatakan kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam

suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan

tujuan dan untuk apa barang itu dimaksud atau dibutuhkan.

"Quality is the ability of product or service to meet customer needs". Kualitas

adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

konsumen (Jay Heizer & Barry Render, 2001).

Sementara Rudi Suardi (2001) berpendapat bahwa kualitas adalah sesuatu

yang dapat disempurnakan dan merupakan derajat atau tingkat karakteristik

yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan.

Beraneka ragamnya definisi-definisi mengenai kualitas di a.tas disebabkan

karena adanya perbedaan perspektif atau pandangan yang digunakan untuk

dijadikan clasar pertimbangan. Namun dari definisi-definisi di atas terdapat

beberapa persamaan, yaitu mengenai elemen-elemen yang ada sebagai

berikut:

1. Kualitas meliputi jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

(44)

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung dari

perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada

dasarnya terdapat tiga spesifikasi kualitas yang seharusnya konsisten satu

sama lain (1) persepsi konsumen; (2) produk atau jasa, dan (3) proses. Untuk

yang berwujud barang, ketiga orientasi ini hampir selalu dapat dibedakan

dengan jelas, tetapi tidak untuk jasa produk dan proses mungkin tidak dapat

dibedakan dengan jelas, bahkan produknya adalah proses itu sendiri.

(Rambat Lupiyoadi, 2001).

Konsistensi kualitas suatu jasa untuk ketiga orientasi tersebut dapat

menyambung pada keberhasilan suatu perusahaan ditinjau dari kepuasan

pelanggan, kepuasan karyawan dan profitabilitas perusahaan atau

organisasi.

2.2.2. Pengertian jasa

Pada umumnya produk dapat diklasifikasikan degan berbagai cara. Salah

satu cara yang banyak digunakan adalah klasifikasi berdasarkan daya tahan

berwujud tidaknya suatu produk. Berdasarkan kriteria ini, ada tiga kelompok

produk, yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan

(45)

adalah barang berwujud, biasanya habis dikonsumsi dalarn satu atau

beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain umur ekonomisnya kurang dari

satu tahun. Contohnya : sabun, minuman, makanan ringan dan sebagainya.

Durable goods biasanya bisa bertahan lama dan memiliki unsur ekonornis

lebih dari satu tahun. Conteh : TV, Kulkas, mobil dan lain-lain. Sedangkan

jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

menjual jasa. Contohnya, bengkel reparasi, salon kecantikan, tukang cukur,

tukang jahit, rumah sakit dan lain sebagainya.

Di bawah ini ada beberapa pengertian tentang jasa yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, antara lain:

Jasa adalah

"Any act of performance that one party can offer to another that is essentially intangibles and does not results in the ownership of anything its production my not to be a physical product".

Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu produk lainnya

yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak mempunyai kepemilikan atas

apapun. produksinya dapat berupa fisik ataupun non fisik (Kotler, 2000).

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2001), "Jasa adalah suatu proses

(46)

Bashu Swastha (2002) berpendapat bahwa Jasa adalah barang tidak kentara

(intangiable product) yang di beli dan di jual dipasar mefalui melalui suatu

transaksi pertukaran yang paling memuaskan.

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi )lang hasilnya

merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi yang biasanya dapat

dikonsumsi pada saat \fang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah seperti misalnya kenyamanan, hiburan,

kesenangan, kesehatan dan pemecahan masalah yang dihadapi konsumen.

(Tjiptono & Anastasia, 2003).

Lebih lanjut Tjiptono (2003) mengatakan bahwa, setidaknya jasa memiliki

empat Karakteristik khusus )lang membedakannya dengan produk fisik.

Adapun ciri - ciri tersebut adalah :

a. Intangibility

Mengandung arti bahwa tidak dapat dilihat, dirasakan atau disentuh oleh

konsumen. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia

menikmatinya. Bila pelanggan membeli suatu jasa, maka ia hanya

menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut

Untuk mengurangi ketidakpastian, para konsumen memperhatikan tanda

(47)

karyawan penyedia jasa, peralatan dan alat komunikasi yang dapat rnereka

lihat. Oleh karena itu, petugas pemberi jasa mengelola keterangan atau

informasi untuk dapat mewujudkan jasa atau berusaha me,misualisasikan

jasa yang ditawarkan.

b. lnseperability

Yaitu diproduksi dan dikonsumsi pada waktu bersamaan, hal ini sangat

berbeda dengan barang yang harus diproduksi, dijual baru kemudian

dikonsumsi. Dalam kegiatan pemasaran jasa melibatkan interaksi antara

penyedia jasa dengan pelanggan, keduanya mempengarul1i hasil dari jasa

terse but.

Dalam hubungan ini efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan

unsur penting, kunci keberhasilan bisnis jasa terletak pada proses rekrutmen,

kompensasi, pelatihan, pendidikan dan pembinaan pengembangan

karyawan.

c.

Variability

Jasa bersifat variatif, tergantung pada siapa, kapan dan bilamana jasa

tersebut dihasilkan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan variabilitas

kualitas jasa, yaitu kerjasaman atau partisipasi pelanggan selama

(48)

penyedia jasa berupaya mempertahankan kualitas jasa secara konsisten.

Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas ini, sehingga SE!ringkali

mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih

penyedia jasa.

d. Perishability

Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian digunakan, bila jasa tidak

digunakan, maka jasa akan berlalu begitu saja.

Kondisi di atas tidak akan menjadi sebuah masalah jika pe;rmintaan konstan,

namun kadang permintaan pelanggan akan jasa pada umunya bervariasi dan

banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya faktor musiman. Misalnya

permintaan akan jasa pakaian seragam sekolah akan melonjak pada saat

memasuki masa sekolah tahun ajaran baru, dengan begitu perusahaan jasa

berusaha mengevaluasi kemampuannya guna menyeimbangi penawaran

dan permintaan.

2.2.3. Pengertian kualitas jasa

Dalam memberikan jasa kepada konsumen perusahaan dituntut

memperhatikan kualitas jasa. Menurut Kotler (2000), salah :satu cara utama

untuk membedakan sebuah perusahaan jasa adalah dengan konsistensi jasa

yang bermutu lebih tinggi daripada pesaing. Hal ini berarti kualitas jasa

(49)

Pengertian kualitas jasa menurut Wyckoff dalam Tjiptono (2003) adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Sedangkan menu rut Rambat Lupiyoadi (2001) kualitas jasa adalah sejauh

mana jasa tersebut dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa l<ualitas jasa

berkaitan dengan l<emampuan suatu organisasi atau perusahaan dalam

memenuhi atau bahkan melebihi l1arapan pelanggannya, jika yang diterima

melampaui harapan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa

yang ideal dan sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang

diharapkan maka akan dipersepsikan sebagai kualitas yan&1 buruk. Dengan

demikian, baik atau buruknya suatu kualitas jasa エ・イァ。ョエオョセQ@ bagaimana

penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan dengan konsisten.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan

seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengerti

dengan seksama apa yang menjadi keinginan dan harapan para

(50)

pelanggan, dimana perusahaan dapat memaksimumkan pengalaman

pelanggan yang menyenangkan dan meminumkan atau bahkan

menghilangkan pengalaman yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya,

kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas kepada

perusahaan yang memberikan kualitas memuasakan.

Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama (Gronroos, dalam

Hutt dan Speh, 1992) yaitu :

1. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas

output jasa yang diterima pelanggan. Diantaranya adalah :

a. Search Quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan

sebelum membeli, misalnya harga.

b. Experience Quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi

pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya,

ketepatan waktu, kecepatan pelayanan dan kerapian hasil.

c. Credence Qualitative, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi

pelanggan meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa.

2. Functional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa.

3. Corporate Image, yaitu profile, reputasi, citra umum dan daya tarik

(51)

Berdasarkan komponen di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa output jasa

dan cara penyampaiannya merupakan faktor-faktor yang dipergunakan

dalam menilai kualitas jasa. Oleh karena itu, pelanggan yang terlibat dalam

proses jasa, maka seringkali penentuan kualitas jasa menjadi sangat

kompleks.

2.2.4. Dimensi Kualitas

Menurut Garvin (dalam Tjiptono, 2003) ada delapan dimensi kualitas yang

dapat dikembangkan sebagai kerangka perencanaan strateigis dan analisis,

terutama dalam industri manufaktur. Dimensi - dimensi tersebut adalah :

.,,_ Kinerja (performance) karekteristik operasi pokok diari produk inti.

.,,_ Ciri - ciri atau keistemewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap .

.,,_ Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gaga! dipakai.

),> Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya .

.,,_ Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan .

.,,_ SeJVice ability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyarnanan, mudah

(52)

)'- Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

r

Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Menurut beberapa pakar pemasaran, seperti Parasuraman, Zeithmal, dan

Berry yang melalukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan

berhasil mengidentifikasikan sepuluh faktor utama yang mf:mentukan kualitas

jasa. Kesepuluh faktor tersebut meliputi (Parasuraman et al, 1985):

1) Reliabilitas (kehandalan)

2) Responsiveness (daya tanggap)

3) Kompetensi (kemampuan)

4) Access (kemudahan untuk menghubungi)

5) Courtesy (keramahan)

6) Comunication (informasi)

7) Credibilitas ijujur, kepercayaan)

8) Security (keamanan, bebas dari bahaya resiko atau kesangsian)

9) Understanding (penuh pengertian)

10) Tangibles ijelas dan bisa dibuktikan).

Namun, dalam perkembangan selanjutnya Parasuraman et al., (dalam Tjiptono,

(53)

menjadi hanya lima kelompok karakteristik yang digunal<an oleh para

pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pada perusahaan jasa, yaitu sebagai

berikut.dimensi pokok yang meliputi :

1) Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai

dan sarana komunikasi.

2) Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan jasa yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk

membantu para pelanggan dan memberikan jasa dengan tanggap.

4) Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf yang bebas dari bahaya,

resiko atau keragu-raguan.

5) Empati (empaty), meliputi kemudahan dalam melakul<an hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para

pelanggan.

Penilaian kualitas melalui dimensi - dimensi di atas sangatlah diperlukan

dalam mempertahankan pelanggan dan memperbaiki kuali1as itu sendiri.

2.2.5. Strategi meningkatkan kualitas jasa

Meningkatkan kualitas jasa tidaklah mudah, banyak faktor yang perlu

(54)

a. Mengidentifikasikan determinan kualitas jasa

Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang

terbaik kepada pelanggannya, untuk itu dibutuhkan identifikasi

determinan utama kualitas jasa dari sudut pandang p19langgan. Langkah

pertama yang dilakukan adalah melakukan riset untuk mengetahui

determinan jasa yang paling utama atau penting bagi pasar sasaran.

Langakah berikutnya adalah memperkirakan penilaian yang diberikan

pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan

determinan tersebut.

b. Mengelola harapan pelanggan

Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan

komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar mereka

terpikat. Hal tersebut dapat menjadi bumerang perusahaan, semakin

banyak janji yang diberikan, maka semakin besar pula harapan

pelanggan yang pada gilirannya akan menambah peluang tidak dapat

terpenuhi harapan pelanggan oleh perusahaan.

c. Mengelola bukti kualitas jasa

Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk mernperkuat persepsi

pelanggan selama dan sesudah menerima jasa. Dari sudut pandang

perusahaan jasa, kualitas meliputi segala sesuatu yang dipandang

(55)

expectation) dan seperti apa jasa yang telah diterima (post service

evaluation).

d. Mendidik konsumen tentang jasa

pelanggan yang lebih terdidik akan dapat mengambil keputusan secara

lebih baik. Upaya mendidik konsumen dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Perusahaan mendidik pelanggan untuk melakukan sendiri jasa atau

pelayanan tertentu.

2. Perusahaan mendidik pelanggan mengenai cara menggunakan jasa.

3. Perusahaan dapat pula meningkatkan persepsi terhadap kualitas

dengan cara menjelaskan kepada pelanggan alasan-alasan yang

mendasari suatu kebijakan yang bisa mengecewaf>an mereka.

e. Mengembangkan budaya kualitas

Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan

lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan

kualitas secara terus menerus. Upaya membentuk budaya kualitas

dapat dilakukan melalui pengembangan suatu program yang

terkoordinasi yang diawali dari seleksi dan pengembangan karyawan.

Karyawan merupakan asset utama perusahaan dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan.

f. Menindaklanjuti jasa

Menindaklanjuti jasa dapat membantu memisahkan aspek-aspek jasa

(56)

menghubungi sebagian atau semua pelanggan untuk mengetahui

tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap jasa yang diberikan.

Perusahaan dapat pula memberikan kemudahan bagi para pelanggan

untuk berkomunikasi, baik menyangkut kebutuhan maupun keluhan

mereka.

g. Mengembangkan sistem informasi kualitas jasa.

Sistem informasi kualitas jasa merupakan suatu sistern yang

menggunakan berbagai macam pendekatan riset secara sistematis

untuk menyebarluaskan informasi kualitas jasa guna イョ・ョ、オォオョセj@

pengambilan keputusan. lnformasi yang dibutuhkan mencakup segala

aspek, yaitu data saat ini dan masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal

dan eksternal, serta informasi mengenai perusahaan clan pelanggan.

Adapun manfaat sistem informasi kualitas jasa antara lain :

1. Dapat mengetahui prioritas jasa pelanggan.

2. Memungkinkan dipantaunya kinerja jasa perusahaan dan pesaing

setiap waktu.

3. Memungkinkan pihak manajemen untuk memasukkan suara

(57)

2.3. Gambaran Umum Perusahaan

2.3.1. Sejarah singkat perusahaan

Perusahaan Happy Tailor telah berdiri sejak tahun 1967 di Jakarta. Menurut

Bapak H. Kartianis Zul., pemilik sekaligus pendiri Happy Tailor, perusahaan

ini pada awalnya adalah usaha kecil-kecilan yang bergerak pada bidang jasa

tanpa adanya modal yang jelas dan hanya mempunyai 2 orang karyawan

saja. Dengan alasan itulah sang pemilik tidak berniat men-sahkan usahanya

di badan hukum Indonesia di masa awal berdirinya. Barulah setelah 1 O tahun

atau tepatnya pada tanggal 1 Mei 1976, usaha itu mulai berkembang dan

terlihat menjanjikan karena mempunyai banyak konsumen, sang pemilik

mendaftarkan usahanya pada badan hukum lewat akta notaris No. 51 tanggal

17 Juni Th. 1980. Dalam akta notaris pada pasal I dikatakan bahwa

perusahaan tersebut mempunyai merk dagang yang bernama "HAPPY

LAUNDRY & TAILOIR".

Perusahaan Happy Tailor merupakan perusahaan perorangan yang bergerak

di bidang jasa yang mencakup jasa tailor Qahit) dan jasa laundry (cuci) yang

berlokasi di Jalan RS. Fatmawati Raya No. 14, Jakarta Selatan 12430.

Sesuai SIUP No. 3/12/P/1541/09-04/PM/88 yang dikeluarkan pada tanggal

29 Juli 1988 dan ditandatangani oleh a.n Menteri p・イ、。ァ。ョAセ。ョ@ Bpk. Sutoto

Soetiyarto SH., Happy Tailor termasuk dalam kategori perusahaan

(58)

Sampai saat ini, tepatnya setelah 30 tahun berdirinya Happy Tailor, banyak

perkembangan yang terjadi pada perusahaan ini. Mulai dari peningkatan

pendapatan atau laba perusahaan, bertambahnya karyawan dan konsumen

sampai dengan berdirinya cabang-cabang Happy Tailor yang lain. Sekarang

Happy Tailor telah memiliki 3 buah cabang perusahaan yang kesemuanya

masih berada di daerah Jakarta dan memiliki sedikitnya 20 orang karyawan.

Walaupun begitu ada banyak hal yang belum berubah dari Happy Tailor,

salah satunya tidak adanya manajemen operasional yang jelas tersusun

rapih. ltu disebabkan karena sang pemilik masih mempercayai kepada

anak-anaknya untuk menjalankan perusahaan, tentunya dengan pengawasan dari

sang pemilik. Tanpa adanya target keuntungan yang jelas dan kebanyakan

karyawan yang bekerja disini masih mempunyai ikatan tali persaudaran

dengan sang pemilik membuat perusahaan Happy Tailor tidak berkembang

secara cepat.

2.3.2.

Struktur Organisasi

Menurut Render & Heizer (2006), dalam usaha untuk melaksanakan dan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, setiap perusahaan harus

menetukan masalah manajemen dan organisasi. Walaupun suatu

perusahaan itu mempunyai modal yang cukup, tetapi tanpa adanya sistem

manajemen dan organisasi yang baik, akan mengakibatl<an kehancuran bagi

(59)

Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam struktur organisasi, seimua kegiatan

dibagi-bagi kepada beberapa orang menurut keahlian rnasing-masin1i

sehingga dengan demikian akan memperlancar pelaksanaannya. Struktur

organisasi setiap perusahaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan

tersebut. Makin besar suatu perusahaan, maka makin kompleks struktur

organisasinya, sebab fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan menjadi

lebih banyak.

Struktur organisasi Happy Tailor berbentuk struktur organisasi garis. Struktur

organisasi ini diciptakan oleh Henry Fayol dan merupakan bentuk organisasi

yang tertua dan paling sederhana. Di dalam struktur organisasi ini

tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada dalam sa!u

tangan dan garis wewenangnya langsung dari pimpinan kepada bawahan.

Ciri-ciri struktur organisasi garis antara lain : bentuk organisasi masih kecil,

jumlah karyawan sedikit dan saling kenal, serta sosialisasi kerja belurn terlalu

tinggi.

Secara garis besar, seperti yang terlihat di dalam bagan organisasi Happy

Tailor bahwa pimpinan tertinggi dipegang oleh pemilik yang membawahi

secara langsung wakil pimpinan. Wakil pimpinan ini membawahi langsung

seluruh para karyawan yang ada. Pada perusahaan ini para karyawan dibagi

menjadi 4 bagian tugas, yakni karyawan jahit, karyawan vermak, karyawan

(60)

Untuk lebih jelas dalam mengetahui struktur organisasi perusahaan Happy

[image:60.527.45.429.154.485.2]

Tailor, maka dapat dilihat bagan organisasi berikut.

GAMBAR 2.3. STRUKTUR ORGANISASI HAf>py TAILOR

KARY. BAG. VERMAK (3 ORANG)

Sumber: Happy Tailor

PIMPINAN (1 ORANG)

Wak. Pimpinan

(2 ORANG)

KARY. BAG. JAHIT

(7 ORANG)

セセryN@

セ@

BAG. CUC:!

L

(30RANG)

KARY.BAG. FINISHING (6 ORANG)

Adapun tugas dari masing-masing bagian pada Happy Tailor seperti

terlihat pada bagan struktur organisasi adalah sebagai beril<ut :

1. Pimpinan

Berbeda dengan perusahaan lain kebanyakan, pimpinan sekaligus

pemilik perusahaan ini masih aktif turun langsung untuk mengerjakan proyek

seperti mengatur pesanan yang masuk dan membuat design atau model

pakaian. Selain itu pimpinan juga mengawasi pekerjaan wakil pimpinan

beserta karyawan-karyawan lainnya.

2. Wakil pimpinan

(61)

a. Mengawasi dan mengatur pekerjaan karyawan setiap bagian.

b. Membuat kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti kebijakan mengenai

harga, dan lain-lainnya.

c. Membuat pembukuan keuangan perusahaan.

d. Mengatur upah atau gaji karyawan.

e. Mengatur pembelian materi atau bahan pakaian.

f. Mengatur pesanan atau order yang masuk dari konsumEm.

g. Melayani konsumen

Semua tugas-tugas Wakil pimpinan di atas harus dengan

sepengetahuan dan ijin dari pemilik atau pimpinan perusahaan, karena

keputusan akhir berada ditangan pemilik atau pimpinan perusahaan itu

sendiri.

3. Karyawan bagian Jahit

Tugas-tugas karyawan bagian jahit (tailor):

a. Menjahit pakaian yang telah ditentukan oleh pimpinan a.tau wakil

pimpinan.

b. Melaporkan kepada pimpinan atau wakil pimpinan setiap perkembangan

pekerjaan pakaian yang dikerjakan.

c. Memberikan pakaian yang telah selesai dijahit kepada karyawan bagian

penyelesaian (finishing) untuk proses akhir.

(62)

e. Memberikan pakaian yang sudah siap jadi kepada pimpinan atau wakil

pimpinan.

4. Karyawan bagian vermak

Tugas-tugas karyawan bagian vermak adalah:

a. Memperbaiki pakaian yang telah ditentukan oleh pemilik atau wakil

pimpinan.

b. Melaporkan kepada pimpinan atau wakil pimpinan setiap perkembangan

pekerjaan pakaian yang dikerjakan.

c. Memberikan pakaian yang telah selesai diperbaiki kepada karyawan

bagian penyelesaian (finishing) untuk proses akhir.

d. Mengawasi pekerjaan karyawan bagian penyelesaian (finishing).

e. Memberikan pakaian yang sudah siap jadi kepada pimpinan atau wakil

pimpinan.

5. Karyawan bagian cuci (laundry)

Tugas-tugas karyawan bagian cuci adalah:

a. Memeriksa pakaian atau barang-barang lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan atau wakil pimpinan.

b. Membersihkan pakaian atau barang-barang lainnya yang telah diberikan

(63)

c. Mengatur pakaian atau barang-barang lainnya (berdasarkan urutan

nomor) yang telah selesai dibersihkan.

d. Melaporkan perkembangan kerjaan langsung kepada pimpinan atau wakil

pimpinan.

e. Memberikan pakaian atau barang-barang lainnya yang telah dibersihkan

dan diurutkan kepada pimpinan atau wakil pimpinan.

6. Karyawan bagian penyelesaian (finishing)

Tugas-tugas karyawan bagian penyelesaian selain melayani konsumen

adalah menyelesaikan pekerjaan dari setiap bagian karyawan, seperti

menyetrika, menge-som, mengobras, merapihkan sampai dengan

membungkus (package) barang yang telah selesai untuk diberikan kepada

pimpinan atau wakil pimpinan untuk selanjutnya diberikan kepada konsumen.

2.3.3. Maksud, Tujuan dan Produk/Jasa yang dihasilkan perusahaan

Sesuai dengan yang tertulis pada akta notari No. 51 Pasal 2 ya

Gambar

Gambar 2.1 Konsep kepuasan konsumen
GAMBAR 2.3. STRUKTUR ORGANISASI HAf>py TAILOR
Gambar2.4.
Tabel 3.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari pengamatan ini adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar telah melaksanakan pengembangan kompetensi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik

[r]

Uji toksisitas akut dengan menggunakan hewan percobaan diperlukan untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian suatu zat dalam dosis tunggal

[r]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR

mikrokontroler akan melakukan pengisian pada register Data Pointer dengan perintah dan karakter yang ada pada subrutin “ENTER”, yang berisi 1 karakter dan disimpan pada

2010 tentang Pembatasan Usaha Waralaba Minimarket Di Kota Yogyakarta.

PENGUJIAN BAHAN ISOLASI LDPE FILM TERHADAP AKTIVITAS PD (PARTIAL DISCHARGE) DI UDARA MENGGUNAKAN ELEKTRODA JARUM-BIDANG DENGAN.. SELA UDARA