SKRIPSI
PENERAPAN SPHERICAL LAW OF COSINES PADA APLIKASI PEMILIHAN OBJEK WISATA BERBASIS MOBILE WEB
(Studi Kasus : Pariwisata Jawa Timur)
Oleh :
NURUL HIKMAH AGUSTIN 1110091000061
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
ii
PENERAPAN SPHERICAL LAW OF COSINES PADA APLIKASI PEMILIHAN OBJEK WISATA BERBASIS MOBILE WEB
(Studi Kasus : Pariwisata Jawa Timur)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Nurul Hikmah Agustin 1110091000061
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ” PENERAPAN SPHERICAL LAW OF COSINES
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN SPHERICAL LAW OF COSINES PADA APLIKASI PEMILIHAN OBJEK WISATA BERBASIS MOBILE WEB
(Studi Kasus : Pariwisata Jawa Timur)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR NASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2015
vi
Nurul Hikmah Agustin – 1110091000061, Penerapan Spherical Law of Cosines pada Aplikasi Pemilihan Objek Wisata Terdekat Berbasis Mobile Web (Studi Kasus : Pariwisata Jawa Timur) dibimbing oleh Nurhayati, Ph.D dan Dewi Khairani, M.Sc
ABSTRAKSI
Indonesia sebagai negara yang kaya akan situs pariwisata menjadi daya tarik tersendiri bagi penggiat perjalanan wisata. Perjalanan wisata tersebut dapat dilakukan seorang diri ataupun berkelompok dengan atau tanpa menggunakan jasa travel agent.Bagi wisatawan yang secara independen mengunjungi objek pariwisata, tentunya harus menggali lebih dalam informasi mengenai objek-objek dan elemen pendukungnya seperti transportasi dan akomodasi. Minimnya informasi tersebut, akan menjadi satu permasalahan bagi wisatawan terutama bagi mereka yang baru pertama kali mengunjungidaerah tertentu. Untuk meminimalisir permasalahan tersebut,suatu aplikasi panduan wisata dan pencarian objek wisata terdekat dapat memberikan bantuan kepada wisatawan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dan memilih objek wisata yang akan dikunjunginya. Aplikasi pemandu wisata tersebut tidak lepas kaitannya dengan pemanfaatan teknologi Location Based Service (LBS) yang salah satu layanannya dapat memberikan output berupa jarak antara dua objek. Google Maps merupakan peta digital yang umum sekali digunakan untuk pencarian suatu lokasi. Namum, dalam hal penaviagasian, formula seperti Spherical Law of Cosines masih digunakan untuk menghitung jarak geodetik dari satu lokasi ke lokasi lain. Spherical Law of Cosinesmerupakan satu persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung jarak geodetik antara dua lokasi. Persamaan ini dianggap cukup akurat walaupun mengabaikan kontur Bumi yang sebenarnya. Namun dari hasil pengujian, didapatkan fakta bahwa Spherical Law of Cosines hanya dapat merakingkan saja dan tidak dapat dijadikan acuan sebagai jarak sebenarnya yang mempertimbangkan kotur Bumi sebenarnya dan simpang pada rute yang dilalui. Kata Kunci : Pariwisata, Objek Wisata, Akomodasi, Transportasi, Jawa Timur,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul PENERAPAN SPHERICAL LAW OF COSINES PADA APLIKASI PEMILIHAN OBJEK WISATA BERBASIS MOBILE WEB (Studi Kasus : Pariwisata Jawa Timur), yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Nurhayati, Ph.D selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika
viii
4. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
5. Wahyu Akbar yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membantu pengerjaan skripsi, juga untuk dukungannya selama proses penyusunan 6. Risang Icang Pratama yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
aplikasi
7. The Ladies:Sasa, Dewi, Pipit, Dian, Dienul, untuk semangat dan semua bantuan yang diberikan kepada penulis
8. Ka Nita, Ka Ongge yang telah meluangkan waktu untuk diskusi mengenai banyak hal yang perlu diketahui
9. Teman-teman TI 2010 yang telah menjadi teman sharing problem .
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini dapat disampaikan melalui email nurulunge@gmail.com.
ix DAFTAR ISI
PENGESAHAN UJIAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN... iv
PERNYATAAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Batasan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 7
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.6.1 Manfaat bagi penulis ... 7
x
1.6.3 Manfaat bagi universitas ... 8
1.7 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II ... 10
LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Spherical Trigonometry ... 10
2.1.1 Spherical Triangle ... 10
2.1.2 Spherical Law of Cosines ... 11
2.2 Location Based Service (LBS) ... 13
2.2.1 Layanan Pada LBS... 14
2.3 Global Posissioning System (GPS ) ... 14
2.3.1 Akurasi GPS ... 16
2.4 Aplikasi ... 16
2.5 Mobile Web ... 17
2.6 Pariwisata ... 18
2.6.1 Elemen Penting Perjalanan Wisata ... 18
2.7 Pariwisata Indonesia ... 21
2.7.1 Pariwisata Jawa Timur ... 22
2.8 jQuery Mobile ... 22
2.10 Web Server ... 24
xi
2.12 Pengujian Black Box ... 28
BAB III ... 30
METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.1.1 Studi Pustaka ... 30
3.1.2 Observasi ... 30
3.2 Teknik Sampling ... 31
3.3 Skala Pengukuran ... 31
3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 32
3.5 Diagram Alur Penelitian ... 33
BAB IV ... 35
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Fase Perencanaan Syarat-syarat ... 35
4.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 35
4.1.2 Solusi Permasalahan... 36
4.1.3 Pemodelan Sistem ... 44
4.1.4 Studi Literatur Sejenis ... 46
4.1.5 Pemodelan Use Case ... 47
4.2 Fase Perancangan ... 62
xii
4.2.2 Membuat Sequence Diagram ... 64
4.2.3 Membuat Acticity Diagram ... 74
4.2.4 Membuat Antarmuka Pengguna ... 84
4.2.5 Perancangan Database ... 101
4.3 Fase Konstruksi... 104
4.3.1 Pengkodean Aplikasi ... 104
4.3.1 Hosting Aplikasi ... 104
4.4 Fase Pelaksanaan ... 105
4.4.1 Pengujian Black Box ... 105
4.4.2 Pengujian Jarak ... 108
BAB V ... 113
PENUTUP ... 113
5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
Lampiran : Rekapitulasi Kuesioner ... 118
Lampiran : Screen Shot Aplikasi Visitor ... 126
Lampiran : Screen Shot Aplikasi Administrator ... 129
Lampiran : Source Aplikasi ... 132
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Spherical triangle ... 11
Gambar 2.2 : Location Based Service ... 14
Gambar 3.1 : Kerangka Penelitian ... 34
Grafik 4.1 : Data Hasil Kuesioner ... 35
Gambar 4. 1 : Simulasi Geolocation ... 38
Gambar 4. 2 : Simulasi GeopostSP ... 40
Gambar 4.3 : Use Case Diagram ... 51
Gambar 4.4 : Class Diagram Admin ... 62
Gambar 4.5 : Class Diagram Visitor ... 63
Gambar 4.7 : Sequence Diagram Manajemen Objek ... 65
Gambar 4.8 : Sequence Diagram Manajemen Lokasi ... 66
Gambar 4.9 : Sequence Diagram Manajemen Starting point ... 67
Gambar 4.10 : Sequqence Diagram Manajemen Akomodasi ... 68
Gambar 4.11 : Sequence Diagram Manajemen Itinerary ... 69
Gambar 4.12 : Sequence Diagram Cari Objek (Geolocation) ... 70
Gambar 4.13 : Sequence Diagram Cari Objek (Starting point) ... 71
Gambar 4.14 : Sequence Diagram Akomodasi ... 72
Gambar 4.15 : Sequence Diagram Itinerary ... 73
xiv
Gambar 4.17 : Activity Diagram Manajemen Admin ... 75
Gambar 4.18 : Activity Diagram Manajemen Objek ... 76
Gambar 4.19 : Activity Diagram Manajemen Lokasi Objek... 77
Gambar 4.20 : Activity Diagram Manajemen Starting point ... 78
Gambar 4.21 : Activity Diagram Manajemen Itinerary ... 79
Gambar 4.22 : Activity Diagram Manajemen Akomodasi ... 80
Gambar 4.23 : Activity Diagram Cari Objek Terdekat ... 81
Gambar 4.24 : Activity Diagram Lihat Info Itinerary ... 82
Gambar 4.25 : Activity Diagram Lihat Info Akomodasi ... 83
Gambar 4.26 : Layout Administrator ... 86
Gambar 4.27 : Layout Home ... 87
Gambar 4.28 : Layout User ... 88
Gambar 4.29 : Layout Objek ... 89
Gambar 4.30 : Lokasi Objek ... 90
Gambar 4.31 : Layout Akomodasi ... 91
Gambar 4.32 : Layout Itinerary ... 92
Gambar 4.33 : Layout Starting point... 93
Gambar 4.34 : LayoutHome ... 94
Gambar 4.35 : Layout Cari Objek ... 95
xv
Gambar 4.37 : LayoutItinerary ... 97
Gambar 4.38 : Layout Detail Itinerary ... 98
Gambar 4.39 : Layout AKomodasi ... 99
Gambar 4.40 : LayoutDetail AKomodasi ... 100
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 : Tabel Konversi Latitude dan Longitude ... 42
Tabel 4.2 : Perbandingan Studi Literatur Sejenis... 46
Tabel 4.3 : Menentukan Aktor ... 48
Tabel 4.4 : Menentukan Use Case... 48
Tabel 4.5 : Membuat Use Case Diagram... 50
Tabel 4.6 : Use Case Narative Manajemen Login dan Logout ... 52
Tabel 4.7 : Use Case Narative Manajemen Admin ... 53
Tabel 4.8 : Use Case Narative Manajemen CRUD Objek ... 54
Tabel 4.9: Use Case Narative Manajemen CRUD Lokasi Objek ... 55
Tabel 4.10 : Use Case Narative Manajemen CRUDStarting point ... 56
Tabel 4.11 : Use Case Narative Manajemen CRUD Akomodasi ... 57
Tabel 4.12 : Use Case Narative Manajemen CRUDItinerary ... 58
Tabel 4.13 : Use Case Narative Mencari Objek Wisata Terdekat ... 59
Tabel 4.14 : Use Case Narative Melihat Informasi Itinerary ... 60
Tabel 4.15 : Use Case Narative Melihat Informasi Akomodasi ... 61
Tabel 4.16 : Tabel Admin ... 101
Tabel 4.17 : Tabel Objek ... 102
Tabel 4.18 : Tabel Start ... 102
xvii
Tabel 4.20 : Tabel Itinerary ... 103
Tabel 4.21 : Tabel Pengujian Black Box Aktor Admin ... 105
Tabel 4.22 : Tabel Pengujian Black Box Aktor Pengunjung ... 107
Tabel 4.23 : Tabel Pengujian Ranking Jarak Ke-1 ... 109
Tabel 4.24 : Tabel Hasil Uji Ranking Jarak Ke-2 ... 110
Tabel 4.25 : Tabel Hasil Uji Ranking Jarak Ke-3 ... 111
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang kaya akan situs pariwisata menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang penggiat perjalanan wisata. Situs-situs tersebut merupakan aset peninggalan sejarah, keindahan alam suatu tempat, ataupun situs yang memang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan hiburan.
Sebagai negara kepulauan yang sangat luas, Indonesia tentunya memiliki banyak sekali objek-objek wisata yang menarik dan menjadi satu ciri khas tersendiri dari daerah-daerah tertentu. Jakarta yang terkenal dengan city tour-nya selalu menarik dengan keberadaan Kota Tua sebagai icon Kota Batavia yang elegan pada masanya. Di bagian Timur Pulau Jawa, terdapat pula satu objek pariwisata yang khas dengan keindahan alamnya. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Baluran dan Kawah Gunung Ijen merupakan beberapa objek pariwisata yang menunjukkan aset wisata alam Jawa Timur dan menjadi kekhasan bagi daerah ini.
2
Perjalanan mengunjungi objek-objek pariwisata tersebut dapat dilakukan seorang diri ataupun berkelompok dengan atau tanpa menggunakan jasa agen travel.Namun, bagi wisatawan yang secara independen mengunjungi objek tertentu, tentunya harus menggali informasi lebih mengenai objek-objek dan elemen pendukungnya seperti transportasi dan akomodasi disekitar objek wisata.
Kesulitan mengumpulkan informasi tersebut akan lebih dirasakan bagi wisatawan yang baru pertama kali mengunjungi objek tour di daerah tertentu. Terlebih, jika seorang atau sekelompok wisatawan independen tersebut ingin melakukan perjalanan ke beberapa objek tour yang berlainan lokasi. Maka untuk itu wisatawan perlu mengetahui lokasi-lokasi objek tour dengan baik sehingga dapat merancang perjalanan dimulai dari objek wisata terdeka. Hal tersebut diperkuat dengan survey yang dilakukan pra penelitian yang menunjukkan bahwa 77,95% responden memilih untuk menyusun perjalanannya sendiri dibandingkan dengan menggunakan agen travel.
3
Aplikasi pemandu wisata yang dijabarkan diatas tidak lepas kaitannya dengan pemanfaatan teknologi Location Based Service (LBS) yang salah satu layanannya dapat memberikan output berupa jarak suatu objek pencarian.
Salah satu metode yang paling umum digunakan dalam hal pencarian lokasi adalah layanan Google Maps.Google Maps merupakan peta digital kompleks yang memberikan bentuk bentang Bumi dengan titik-titik ekstrem diatas permukaan Bumi.Google Maps memungkinkan penggunanya untuk mencari suatu lokasi dengan geocoding. Dengan menggunakan Google Maps, pengguna dapat memilih rute dari satu titik ke titik lain dengan menginput kan terlebih dahulu lokasi-lokasi yang akan dituju, dalam hal ini pengguna juga dapat melakukan pencarian objek-objek wisata terdekat yang hasilnya berupa rute disertai dengan jarak tempuh (dengan mempertimbangkan kontur Bumi) untuk menuju lokasi objek. Namun yang menjadi permasalahannya, pengguna tidak dapat secara langsung mendapatkan informasi mengenai objek-objek wisata terdekat tersebut melainkan pengguna harus menginput kan satu persatu objek yang akan dicari.
4
(Sperry,1928) Pada pngaplikasian di bidang geografi, metode ini sangat berguna pada permasalahan pencarian jarak terpendek untuk aktivitas pelayaran.Pencarian jarak terpendek tersebut dijelaskan dengan mengilustrasikan sebuah segitiga melengkung, yang salah satu sisinya merupakan jarak yang dicari.
5 1.2 Identifikasi Masalah
Adanya kesulitan dalam mencari lokasi terdekat objek-objek wisata dari posisi wisatawan, terlebih pada daerah yang belum pernah disinggahi. Kemudian, Minimnya informasi pendukung seperti akomodasi dan transportasi pada suatu objek pariwisata juga menjadi permasalahan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek pariwisata tersebut.
Spherical Law of Cosinesyang menghitung jarak geodetik antara dua titik dipermukaan Bumi pastinya akan memberikan hasil yang berbeda dengan jarak sebenarnya yang mempertimbangkan kontur Bumi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat aplikasi yang menyajikan informasi objek wisata terdekat sehingga wisatawan dapat memilih destinasi wisatanya dimulai dari yang terdekat ?
2. Membuktikan apakah rumus Spherical Law of Cosines dapat digunakan sebagai metode penghitungan jarak objek wisata dari posisi wisatawan dan seberapa besar selisih rata-rata yang didapat antara penghitungan Spherical Law of Cosines dengan jarak sebenarnya?
1.4 Batasan Masalah
6 A. Batasan Sistem
a. Aplikasi ini dibatasi untuk objek pariwisata yang terdapat di Jawa timur
b. Elemen-elemen pariwisata yang dijadikan fokus penelitian dibatasi menjadi tiga elemen, yaitu objek sebagai fokus utama, lalu akomodasi dan transportasi sebagai elemen pendukung c. Objek yang diambil datanya dibatasi pada lima kota besar,
diantaranta Malang, Batu, Surabaya, Jember, Banyuwangi. d. Informasi pendukung Transportasi yang disajikan hanya
merupakan transportasi lokal menuju objek tertentu dari lokasi-lokasi yang dapat dijadikan acuan sebagai starting point
e. Menu Itinerary pada aplikasi hanyalah sebatas saran rancangan perjalanan.
B. Batasan Proses
a. Informasi yang disajikan sebagai hasil proses penghitungan formula Spherical Law of Cosines adalah informasi mengenai Objek Wisata Terdekat
b. Tidak ada penghitungan estimasi waktu
c. Daftar Akomodasi hanyalah informasi tambahan yang disajikan tanpa menggunakan metode penghitungan formula Spherical Law of Cosines
7
e. Pengujian yang dilakukan menggunakan Google Maps sebagai standar jarak sebenarnya
C. Batasan Tools
a. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan jQuery Mobile
b. Aplikasi ini menggunakan MySQL dalam pembuatan basis data c. Aplikasi ini dapat dijalankan diatas perangkat desktop dan
perangkat mobile yang sudah didukung dengan teknologi GPS.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan
2. Memudahkan wisatawan dalam menemukan informasi mengenai objek wisata terdekat dengan aplikasi mobile pendukung pariwisata Jawa Timur.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat bagi penulis
Penulis dapat menerapkan materi-materi perkuliahan yang
diberikan di universitas
Menganalisa proses perbuatan aplikasi panduan wisata dan
8 1.6.2 Manfaat bagi pengguna
Mengetahui objek-objek tour menarik yang terdapat di daerah
Jawa Timur
Memenuhi kebutuhan informasi terkait elemen objek tour,
elemen akomodasi dan restoran
Memudahkan para wisatawan dalam merancang trip terutama
bagi wisatawan yang belum pernah mengunjungi objek-objek tour tersebut.
1.6.3 Manfaat bagi universitas
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan materi
perkuliahan
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
Memberikan gambaran mengenai kesiapan mahasiswa
terhadap dunia kerja.
1.7 Sistematika Penulisan
dalam penulisan penelitian ini terbagi menjadi 5 (lima) bab dengan beberapa sub pokok pembahasan. Adapun secara singkat sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut :
9
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori yang menjadi landasan dalam pembuatan aplikasi panduan wisata dengan fitur perencana perjalanan wisata berbasis android.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam membuat aplikasi aplikasi panduan wisata dengan fitur perencana perjalanan wisata berbasis android.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian hasil penelitian, identifikasi masalah dan solusinya.
BAB V PENUTUP
10 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Spherical Trigonometry
Spherical trigonometrymerupakan subjek klasik dalam studi matematika perihal teknik pengukuran pada permukaan benda padat yang bulat (Benerjee, 2004). Awalnya, Spherical trigonometrydikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para peneliti di bidang astronomi atau astronomers.Semakin ilmu ini dikembangkan, spherical trigonometry menjadi instrumen yang sangat penting dalam pengaplikasian di bidang geografi, geodesi, dan astronomi.Sebagai contoh dari pengaplikasiannya, misal pada bidang geografi, ilmu ini dapat juga digunakan dalam penavigasian(Sperry, 1928).
2.1.1 Spherical Triangle
Spherical Triangle merupakan satu grup dari tiga sphericalsegment pada permukaan Bumi yang saling berhubungan, dimana masing-masing titiknya didapatkan dari tepat dua spherical segmentyang saling bersinggungan. Spherical TriangleABC memiliki titik A, B, C pada permukaan bentuk bulat. Segitiga ini memiliki sisi-sisi yang melengkung (dinotasikan dengan a, b, dan c ) yang disebut sebagai lengkung geodetik yang menghubungkan antar titik (Benerjee, 2004).
11
Positioning System (GPS), digital cartography, dan statistik spasial (Benerjee, 2004).
2.1.2 Spherical Law of Cosines
Spherical Law of Cosines merupakan salah satu persamaan dasar dari spherical triangle. Salah satu pengaplikasian dari Spherical Law of Cosinesadalah mengkalkulasi jarak diantara dua titik diatas permukaan Bumi. Untuk mengetahui bagaimana Spherical Law of Cosinesdigunakan, perhatikan gambar dibawah (Benerjee, 2004).
Gambar 2.1 : Spherical triangle
Gambar diatas merupakan spherical triangle dengan titik A, B, C dan sisi melengkung a, b, dan c. Sisi melengkung tersebut merupakan jarak geodetik yang bisa diketahui jaraknya. Apabila (lat1,long1) dan (lat2,long2) merupakan koordinat geografis dari titik B dan C, maka bisa didapat nilai b = π/2 −θ1, c = π/2 −θ2, and A = λ2 −λ1. Kemudian untuk mencari jarak antara B dan C dengan menggunakan rumus Spherical Law of Cosines,ekspresinya adalah sebagai berikut :
d = acos(sin θ1sin θ2 + cos θ1cos θ2cosA).R (1)
12
d = acos (sin(lat1).sin(lat2) + cos (lat1).cos(lat2).cos(long2-long1).R (3)
Keterangan :
d adalah jarak antara dua point
lat, θadalah latitude
long, λadalah longitude
R adalah radius dari lingkaran bola(R = 637.100 : radius Bumi dalam meter)
Sebagai contoh, diasumsikan terdapat dua titik A dan B, masing-masing titik memiliki koordinat geografis yaitu longitude dan latitude. Untuk mengetahui jarak antara keduanya, koordinat tersebut disubtitusikan kedalam rumus Spherical Law of Cosines. Untuk mengetahui jarak dalam satuan kilo meter longitude dan latitude yang disubtitusi harus dikonversi terlebih dahulu menjadi bentuk radian dengan ekspresi sebagai berikut :
d=ACOS(SIN(RADIANS(LAT1))*SIN(RADIANS(LAT2)) + COS(RADIAN(LAT1))*COS(RADIANS(LAT2))*COS((RADIANS(LO
NG2))-(RADIANS(LONG1))) * 6371
Jika :
Lat1,Long1 = -7,888823,112,527672 ; Lat2,Long2 = -7,896798,112,534646 ;
SIN(Rad(Lat1,Lat2)) = -0,999393101, -0,999083519 ; COS(RAD(Lat1,Lat2) = 0,990536256, 0,990517143 ; COS(Rad(Long2-Long1)) = 0,999999993 ;
Maka :
13 d = 1,173199574 KM
Didapatkan jarak antara dua titik tersebut sejauh 1,173199574 KM.
2.2 Location Based Service (LBS)
Location Based Service (LBS) merupakan suatu layanan yang memberikan informasi berbasis lokasi.LBS memungkinkan pengguna untuk menemukan lokasi pada mobile device dengan menggunakan koordinat pada GPS (longitude dan latitude) dan menampilkan informasi terkait lokasi yang terdapat di peta.
Mengetahui lokasi dari pengguna mobile device saat ini merupakan isu penting dalam perkembangan komunikasi mobile modern.Salah satu sektor yang merasakan signifikannya perkembangan dari teknologi mobile saat ini adalah dunia kepariwisataan.Ide dasar dari layanan berbasis lokasi ini adalah bagaimana menentukan posisi pengguna pada peta dan menyajikan informasi berdasarkan kebutuhannya. Ketika seorang pengguna tidak mengetahui daerah tempatnya berada, yang menjadi kebutuhannya adalah bagaimana dia bisa menemukan tempat untuk menginap, makan, dan juga menemukan mesin ATM. Sesuai dengan dunia pariwisata yang heterogen akan kebutuhan, keberagaman informasi yang dibutuhkan menjadi satu pertanyaan jelas bagaimana seorang pengguna yang terus bergerak dapat memenuhi semua kebutuhannya (Essayad, 2011).
14
Gambar 2.2 : Location Based Service
2.2.1 Layanan Pada LBS
Abdesslam Essayad, dalam jurnalnya menyatakan bahwa terdapat beberapa layanan yang dapat diberikan oleh teknologi LBS kepada penggunanya, seperti layanan pencarian lokasi terdekat, pelayanan penyelamatan, informasi mengenai suatu situs akreologi, hingga perencanaan itinerari suatu perjalanan karena aplikasi LBS dapat membantu pengguna dalam merancang perjalanan mereka, mengatur waktu dan mencapai destinasi-destinasi wisata mereka.
2.3 Global Posissioning System (GPS )
GPS atau Global Positioning System adalah suatu sistem navigasi berbasis satelit yang dikembangkan oleh U.S Department of Defense pada awal tahun 1970an. GPS memberikan informasi tempat dan waktu secara berkelanjutan tanpa tergantung terhadap kondisi cuaca.
15
permukaan Bumi sehingga GPS receiver dapat mengumpulkan informasi dari satelit. Informasi yang dapat diberikan satelit kepada GPS meliputi informasi berikut :
1. Waktu
GPS receiver mendapatkan informasi waktu dari jam atom yang sifatnya sangat akurat
2. Lokasi
GPS memberikan informasi lokasi terkait tiga dimensi yaitu latitude, longitude dan elevasi
3. Kecepatan
Ketika terjadi perpindahan, GPS dapat merekam informasi kecepatan yang terjadi selama perpindahan
4. Arah perjalanan
GPS juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pencarian arah suatu perjalanan
5. Simpan lokasi
Dengan GPS pengguna dapat menyimpan lokasi-lokasi yang sudah pernah ataupun ingin dikunjungi
6. Komulasi data
16 2.3.1 Akurasi GPS
Akurasi GPS adalah suatu nilai dari faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam penggunaan GPS. Sebagai contoh, GPS menunjukkan titik koordinat dengan akurasi 5 hingga sekian meter, artinya posisi pengguna GPS berada pada radius berjarak 5 hingga sekian meter dari titik sebenarnya.
Akurasi GPS dapat berubah, tidak hanya terpaku pada radius 5 meter atau 10 meter, hal ini disebabkan oleh beberapa gangguan yang dialami satelit akibat gejalan geologi yang terjadi pada lapisan-lapisan atmosfer tertentu, seperti keadaan ionosfer, troposfer. Tidak hanya disebabkan oleh gejala yang terjadi pada lapisan atmosfer bumi, tetapi buruknya sinyal satelit juga dapat terjadi ketika keadaan satelit yang terus bergerak, sehingga sinyal yang diterima dengan kualitas baik pada suatu hari, dapat juga diterima dengan kualitas yang kurang baik pada lain hari.Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh penghalang lainnya seperti pohon, gedung bertingkat, dan sebagainya (Wishnu, 2012).
2.4 Aplikasi
17
mengerjakan berbagai macam tugas seperti mengolah dokumen, manipulasi foto, dan membuat laporan keuangan (Kadir, 2009).
2.5 Mobile Web
Mobile webadalah suatu teknologi perubahan paradigma pengembangan web berdasarkan kebutuhan mobilitas pengguna.Mobile web tidak hanya memberikan user experience yang unik tapi bersifat adaptif berbasis koneksi internet.Teknologi mobile web mulai tumbuh ketika banyak perangkat komunikasi muncul dengan keberagaman ukuran layar seperti smartphone dan tablet.
Aplikasi mobile web pada umumnya membutuhkan requirement dan tantangan tersendiri dibandingkan dengan aplikasi web desktop biasa. Yang menjadi isu dalam tantangan tersebut seperti resolusi layar, perbedaan browser yang juga berpengaruh pada kapabilitas aplikasi dalam proses rendering, perbedaan sistem operasi hingga isu kendala perangkat keras seperti keterbatasan prosesor, RAM dan storage (Maan, 2012).
Dalam jurnalnya mengenai Mobile Web, Maan memaparkan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat aplikasi mobile web, beberapa diantaranya yaitu :
1. Memahami konteks dari mobile user
Salah satu esensi dari pengembangan mobile web adalah mengetahui keadaan dari si pengguna yang bersifat mobile
2. UI yang sederhana
18 3. Konten
Hal-hal seperti navigasi, ukuran gambar, ukuran halaman harus diperhatikan dalam membuat aplikasi mobile web pada perangkat mobile 4. Konten yang dapat beradaptasi
Adaptasi konten harus dipikran untuk membantu konten dapat beradaptasi sesuai dengan kapabilitas perangkat.
2.6 Pariwisata
Pariwisata adalah aktifitas perjalanan dengan tujuan rekreasi, pelancongan, atau turisme(Tim Pusat Bahasa, 2008). Perjalanan wisata bisa dilakukan oleh satu orang ataupun sekelompok orang dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam perjalanan wisata, seseorang atau sekelompok wisatawan dapat menggunakan jasa perusahaan travel tertentu dalam memenuhi kebutuhan wisatanya lewat paket-paket wisata.Tetapi, perjalanan wisata juga dapat dilakukan tanpa menggunakan jasa agen travel penyedia paket wisata.
Definisi lain pariwisata adalah aktivitas dari visitor atau orang yang melakukan pelancongan ke dan tinggal di luar tempat tinggalnya sehari-hari selama tidak lebih dari 12 bulan untuk aktifitas leisure, bisnis, agama dan alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapatkan upah dari perjalanan tersebut (Pitana dan Diarta, 2009).
2.6.1 Elemen Penting Perjalanan Wisata
19
elemen atraksi (objek wisata),elemen transportasi, elemen akomodasi, elemen tempat makan, elemen pemanduan wisata, dan elemen belanja. Kemudian sesuai dengan batasan masalah, elemen-elemen tersebut dipersempit menjadi tiga elemen penting yang harus diketahui oleh para wisatawan dalam merancang perjalanan wisatanya, yaitu elemen atraksi (objek wisata), elemen transportasi, dan elemen akomodasi.
2.6.1.1 Atraksi Wisata
Elemen atraksi wisata merupakan suatu daya tarik di suatu tempat yang mampu menggerakkan minat calon wisatawan untuk mendatangi objek wisata tersebut (Rachman, dkk, 2012).Dalam pariwisata, atraksi wisata dapat dikelompokkan menjadi dua atraksi general, yaitu atraksi budaya dan atraksi keindahan alam.
2.6.1.2 Transportasi
Sebuah perjalanan membutuhkan transportasi untuk mengantar para wisatawan dari satu atraksi ke atraksi wisata lainnya. Berdasarkan definisi tersebutlah elemen transportasi menjadi satu dari keempat yang paling penting dalam perjalanan wisata (Rachman, dkk, 2012)
20
Transportasi dalam perjalanan wisata mencakup tiga transportasi , yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara (Rachman, dkk, 2012).
Penggunaan transportasi darat dalam perjalanan wisata bisa dengan kendaraan bus, minivan, dan kereta.Penggunaan transportasi laut bisa dilakukan dengan kapal penyebrangan, atau bahkan bagi beberapa perusahaan travel menyediakan penggunaan sarana transportasi laut khusus untuk keperluan wisata yang biasa disebut sebagai cruiseship/cruiseline. .Sedangkan transportasi udara adalah transportasi yang pada umumnya melibatkan sejumlah maskapai penerbangan dalam dan luar negeri. Pertimbangan akan penggunaan transportasi udara menjadi penting ketika wisatawan bertujuan untuk mengunjungi atraksi yang jauh dari rumah tinggal yang apabila ditempuh dengan transportasi darat akan memakan waktu jauh lebih lama (Rachman, dkk 2012).
2.6.1.3 Akomodasi
21 2.7 Pariwisata Indonesia
Indonesia merupakan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau tropis besar dan pulau tropis kecil yang berpasir putih, kebanyakan belum dihuni dan bahkan beberapa belum dinamai. Posisi Indonesia yang melewati garis ekuator, tepat berada diantara Benua Asia dan Benua Australia dan diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia menjadikan Indonesia sama luasnya dari US San Fransisco hingga New York, dengan jarak yang setara dari London hingga Moscow. Indonesia memiliki total populasi lebih dari 215 juta jiwa dari lebih 200 etnik yang berbeda dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (Indonesia Travel, 2014).
22 2.7.1 Pariwisata Jawa Timur
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di paling timur Pulau Jawa dan berada dekat dengan Pulau Madura dan Bawean. Pariwisata Jawa Timur menawarkan atraksi pariwisata mulai dari situs-situs bersejarah seperti candi-candi kuno hingga ke atraksi rekreasi seperti pantai, danau, gunung, taman laut, dan sajian-sajian kehidupan liar di alam bebas.
Ibu kota provinsi Jawa Timur terletak di kota Surabaya yang merupakan kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Surabaya sebagai ibu kota provinsi juga merupakan pusat administratif dan pusat bisnis. Komoditi perekonomian di kota ini berasal dari pertanian meliputi kopi, mangga, dan apel, kemudian perikanan dan industri perminyakan (indonesia-tourism.com, 2014).
Keberagaman atraksi wisata Jawa Timur menjadikan provinsi ini memiliki potensi wisata kedua terbesar yang menyumbang 17,37% dalam kunjungan wisata dalam negeri. Tidak hanya wisata alamnya tetapi juga wisata religi dan wisata sejarah seperti Trowulan. Sampai saat ini Pulau Jawa masih menjadi destinasi utama tujuan wisatawan Nusantara (detik.com, 2014)
2.8 jQuery Mobile
23
sehingga semua aplikasi dapat diakses dengan semua jenis smartphone, tablet, dan piranti desktop. Frameworkj Query Mobile menggunakan prinsip “write less,
do more” dan terus meningkatkan levelnya hingga daapat digunakan untuk
membangun aplikasi pada semua jenis device dan OS. (jquerymobile.com, 2014)
2.9 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server open source dan tidak berbayar yang sangat banyak digunakan oleh pengembang aplikasi yang menggunakan database sebagai sumber pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL dikarenakan MySQL menggunakan bahasa SQL untuk mengakses database sehingga mudah digunakan dengan kinerja query yang cepat dan mencukupi untuk menampung kebutuhan database perusahaan-perusahaan menengah-kecil (Arief, 2011).
24 2.10 Web Server
Web server adalah suatu sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server berupa pengelolaan dan pemakaian bersama dokumen-dokumen yang saling berhubungan (Hartono, 2006).
2.11 Object Oriented Modeling
Object Oriented Modeling Merupakan suatu teknik untuk menentukan objek-objek didalam lingkungan sistem dan mengidentifikasi hubungan-hubungan yang terjadi antar objek. Teknik pemodelan berbasis objek meresepkan penggunaan metodologi dan diagram notasi yang benar-benar berbeda dari yang digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses.
Pemrograman berorientasi objek memerlukan teknik analisis berorientasi objek dan perancangan berorientasi objek. Pemodelan berorientasi objek ini menggunakan diagram-diagram seperti class diagram dan sequence diagram yang tidak akan berguna jika digunakan bukan dilingkungan berorientasi objek. Diagram use case dapat digunakan pada pemodelan berorientasi objek ataupun pemodelan terstruktur (terstruktur). Activity diagram dapat digunakan dalam teknik pemodelan apapun (Whitten&Bentley, 2007).
2.11.1 Object Oriented Analysis
25
dikombinasikan dengan objek lain dan menghasilkan proses bisnis di dalam sistem (Whitten&Bentley, 2007).
2.11.2 Object Oriented Design
Object oriented design atau perancangan berorientasi objek adalah satu metode menentukan solusi perancangan perangkat lunak dengan mengkolaborasi kan objek, atribut dan metode dari objek itu (Whitten&Bentley, 2007).
2.11.3 Diagram UML
1. Pemodelan Use Case
Terdapat dua bagian besar dalam merancang usecase, pertama adalah use case diagram dan kedua adalah use case
narative. Use case diagram adalah use case yang
menggambarkan secara grafis keterlibatan aktor dengan use case yang terdapat didalam suatu sistem. Use case narative merupakan use case yang memberikan penjelasan detail dari setiap bisnis proses yang terdapat dalam sistem, seperti bagaimana user berinteraksi dengan sistem selama aktifitas terjadi (Whitten&Bentley, 2007).
26
Usecase
Merepresentasikan tujuan utama dari sistem yang akan dibuat. Use case menggambarkan serangkaian aktifitas dari pengguna sistem dalam mencapai tujuan dari digunakannya sistem tersebut.
Aktor
Use case yang sudah terinisiasi dipacu oleh pengguna dari luar sistem yang disebut aktor. Aktor kemudian melakukan aktifitas didalam sistem yang digambarkan dengan notasi use case. Suatu aktor digambarkan dengan simbol orang yang diberi label nama sesuai dengan peran dari aktor itu sendiri. Hubungan
Suatu hubungan digambarkan dengan sebuah garis yang ditarik diantara dua simbol di dalam diagram use case.
Tujuan dari pemodelan use case adalah bagaimana memperoleh dan menganalisa kebutuhan sistem dari sisi pengguna tanpa menjelaskan detail bagaimana sistem tersebut dibangun. Untuk memodelkan use case dibutuhkan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
Menentukan aktor
27
digunakan, sehingga sistem membutuhkan aktor sebagai pengguna dari sistem tersebut. Dalam menentukan aktor terdapat poin-poin yang harus diperhatikan :
Siapa yang memberikan input terhadap sistem ?
Siapa yang menerima output dari sistem ?
Siapakah yang akan me-maintain sistem ? Menentukan use case
Use case menggambarkan aktifitas apa saja yang bisa dilakukan aktor di dalam sistem tersebut serta. Dalam menentukan use case terdapat poin-poin yang harus diperhatikan :
Apa tugas utama dari aktor ?
Apa informasi yang diberikan sistem kepada
aktor ?
Apa informasi yang diberikan aktor kepada
sistem ?
Membuat use case diagram
Use case diagram dapat digunakan untuk menggambarkan batasan dan ruang lingkup sistem ketika aktor dan use case sudah ditentukan.
Membuat use case narrative
28
case narative juga menjelaskan bagaiamana aktor dapat berinteraksi dengan sistem dan respon yang diberikan sistem kepada aktor untuk suatu aktifitas.
2. Activity Diagram
Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari suatu use case atau proses bisnis secara sekuensial. Diagram ini juga dapat digunakan untuk memodelkan sistem pada fase logic.
3. Sequence Diagram
Diagram ini menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan objek lainnya dengan menggunakan pesan dalam menjalankan suatu use case. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima oleh objek secara berurutan.
4. Class Diagram
Diagram ini menggambarkan struktur objek-objek dalam suatu sistem. Diagram ini menunjukkan kelas objek dari sistem yang saling berhubungan dan tersusun dengan baik.
2.12 Pengujian Black Box
29
30 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik-teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.Dalam penelitian ini digunakan metode Studi Pustaka, Observasi, dan Angket.
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal dan e-book, serta situs penyedia layanan yang berkenaan dengan judul skripsi.
3.1.2 Observasi
Observasi dilakukan dengan data sekunder pada beberapa website resmi pariwisata Indonesia dan pariwisata Jawa Timur.Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data kebutuhan pengguna berupa data objek wisata, akomodasi, dan transportasi.
3.1.3 Angket
31 3.2 Teknik Sampling
Dalam teknik sampling terdapat beberapa variabel yang digunakan untuk memebuhi kebutuhan pengambilan data, beberapa diantaranya terdapat populasi, sampel.Populasi merupakan sekelompok orang atau benda-benda lainnya yang menjadi sorot perhatian untuk diteliti yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang dapat dipelajari dan menghasilkan suatu kesimpulan.Sampel merupakan sejumlah bagian yang diambil dari keseluruhan populasi untuk diteliti dan mendapatkan kesimpulan.
3.2.1 Metode Penarikan Sampel
Terdapat dua macam metode penarikan sampel, yaitu metode probabilitas dan non probabilitas.Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu metode probabilitas yaitu Simple Random Sampling atau pengambilan sampel acak sederhana.
Simple Random Sampling atau pengambilan sampel acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel terhadap suatu populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Guritno, 2010).
3.3 Skala Pengukuran
32
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu permasalahan atau kejadian.Untuk mendapatkan nilai dalam pengukuran ini, setiap jawaban dari pertanyaan dihubungkan dengan pernyataan sikap yang dikelaskan berdasarkan tingkat kesetujuan atau kepuasannya seperti Sangat Setuju hingga Sangat Tidak Setuju.
Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk mendapatkan nilai pasti tentang pendapat seseorang terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden, sehingga hasil yang didapatkan bisa bersifat tegas dan meyakinkan peneliti mengenai objek penelitiannya.Jawaban yang dihasilkan pada Skala Guttman dapat berupa yakin-tidak, ya-tidak, benar-tidak ataupun jawaban-jawaban lain yang menghasilkan nilai 1 dan 0 sebagai nilai ketegasannya.
3.4 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan adalah RAD (Rapid Application Development).Alasan digunakannya metode ini adalah karena aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi berskala kecil hingga menengah.Berikut merupakan fase-fase yang dilakukan dalam RAD.
a. Fase Perencanaan Syarat-syarat
33
perbandingan sistem berjalan dengan sistem usulan, membuat use case dan use case diagram.
b. Fase perancangan
Pada fase ini dibuat perancangan per modul secara iterasi. Merancang aplikasi dalam bentuk diagram-diagram pemodelan dalam UML yakni class diagram, activity diagram dan sequence diagram. Selain itu dilakukan juga perancangan antar muka dan database untuk aplikasi. c. Fase Konstruksi
Pada fase ini dilakukan konstruksi aplikasi yang sudah dirancang. d. Fase Pelaksanaan
Pada fase ini dilakukan uji fungsional aplikasi dengan uji black box.
3.5 Diagram Alur Penelitian
34
35 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Fase Perencanaan Syarat-syarat
4.1.1 Identifikasi Permasalahan
[image:52.595.91.512.141.588.2]Adanya kesulitan dalam mencari lokasi objek-objek wisata terdekat.Untuk mendapatkan data pendukung mengenai permasalahan yang disebutkan, dilakukan survey pra penelitian berupa angket yang disebar kepada 24 responden dengan hasil seperti yang tergambar pada grafik dibawah.
Grafik 4.1 : Data Hasil Kuesioner
Selain permasalahan mengenai kepariwisataan diatas, Spherical Law of Cosinesyang menghitung jarak geodetik antara dua titik dipermukaan Bumi pastinya akan memberikan hasil yang berbeda dengan jarak sebenarnya yang mempertimbangkan kontur Bumi.
11 5 5 8 10 1 1
0 5 10 15
objek akomodasi transport itinerary budged perlengkapan restoran Series1
Total Responden 24 orang Total Responden 24 orang
36 4.1.2 Solusi Permasalahan
Berdasarkan identifikasi masalah, maka diusulkan solusi dalam bentuk aplikasi panduan wisata yang memberikan informasi objek wisata terdekat untuk memudahkan wisatawan memilih tujuanwisatanya.Wisatawan juga dapat melihat informasi mengenai akomodasi di kota-kota terdekat dan informasi transportasi untuk menuju ke objek wisata yang diinginkan. Kemudian untuk mengetahui selisih jarak geodetik dengan jarak sebenarnya, akan ditampilkan peta digital Google Maps dengan informasi jarak tempuh menuju objek wisata tertentu.
Untuk mendapatkan jarak objek-objek wisata dari pengguna, terdapat dua metode yang dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui posisi pengguna, yaitu Geolocation dan GeopostSP. Geolocation digunakan ketika pengguna ingin mengetahui objek wisata apa saja tertdekat dari posisi pengguna saat ini. GeopostSPdigunakan ketika pengguna ingin mensimulasikan keberadaannya di pintu masuk kedatangan wisatawan di kota yang dituju.Posisi pengguna yang sudah didapatkan kemudian akan disubtitusi kedalam persamaan Spherical Law of Cosines. Penjelasan mengenai kedua metode dan simulasi subtitusi kedalam persamaan Spherical Law of Cosinestersebut dijelaskan pada poin dibawah.
37
Sistem mencari posisi pengguna
dan me-recordLatitude, Longitude pengguna
Lokasi 1 didapatkan sebagai lokasi pengguna A (lat1,long1)
Dilakukan penghitungan dengan formula Spherical Law of Cosines
Sistem menampilkan hasil penghitungan dengan jarak yang didapatkan dan diurutkan secara ascending.
Sistem Menampilkan Posisi pengguna dan posisi akhir pada peta
Share location untuk mendapatkan lokasi pengguna.
navigator.geolocation. getCurrentPosition
Penghitungan dilakukan dengan mensubtitusi lat1,long1 pengguna yang
didapatkan dari geolocation, dan latn,longn yang terdapat di tabel objek pada basis data
Untuk menampilkan pada peta, digunakan API Google Maps, dan menggunakan fungsi direction yang
menampilkan rute dari origin(asal) ke
38 Simulasi Geolocation
Starting Point (A) : Jakarta (Geolocation)
[image:55.595.90.512.162.559.2]End Point (B) : Agrowisata, Batu, Jawa Timur (Basis data)
39
b. GeopostSP
GeopostSPStart
Sistem mengambillatitude dan longitude
Starting Point (SP) dari tabel Start di basis data
Lokasi SPdisimulasikan sebagai lokasi pengguna A (lat1,long1)
Dilakukan penghitungan dengan formula
Spherical Law of Cosines
Sistem menampilkan hasil penghitungan dengan jarak yang didapatkan dan diurutkan secara ascending.
Sistem Menampilkan Posisi pengguna dan posisi akhir pada peta
GeopostSP dimulai ketika pengguna memlih Starting Point pada halaman Home
Penghitungan dilakukan dengan mensubtitusi lat1,long1 yang dipilih pengguna sebagai SP, dan
latn,longn yang terdapat di tabel objek pada basis data
Untuk menampilkan pada peta, digunakan API Google Maps, dan menggunakan fungsi direction yang
menampilkan rute dari origin(asal) ke
40 Simulasi GeopostSP
Starting Point (A) : Stasiun Malang (Starting Point di Basis Data)
[image:57.595.90.512.171.557.2]End Point (B) : Agrowisata, Batu, Jawa Timur (Basis data)
41
c. Simulasi Penghitungan dengan Spherical Law of Cosines
Simulasi subtitusi ini dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan angka yang terjadi saat penghitungan sampai menghasilkan jarak yang dicari.
Diasumsikan terdapat dua titik yang saling berhubungan dan menghasilkan satu segmen yang belum diketahui jaraknya. Jika X(lat,long) maka, X adalah Titik, lat adalah Latitude, long adalah Longitude.
Diketehuai A(-8,0054657,112,7575392), B(-7,978002,112,6374829), Maka bagaimana simulasi penghitungan jarak AB ?
Ekspresi dari formula Spherical Law of Cosinesadalah d = ACOS (SIN (LAT1)*SIN (LAT2) + COS(
LAT1)*COS(LAT2)*COS(LONG2)-(LONG1)) * 6371
karena pada penghitungan ini dilakukan dengan fungsi SQL, maka nilai latitude dan longitude yang awalnya berupa derajat harus dikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuk radian. Ekspresinya adalah sebagai berikut :
d=ACOS(SIN(RADIANS(LAT1))*SIN(RADIANS(LAT2)) + COS(RADIAN(LAT1))*COS(RADIANS(LAT2))*COS((RA
42
[image:59.595.88.510.165.586.2]Untuk mensubtitusi nilai yang dikonversi, gunakan tabel dibawah ini.
Tabel 4. 1 : Tabel Konversi Latitude dan Longitude
Titik Lat Long
1 -8,0054657 112,7575392 2 -7,978002 112,6374829
Konversi DEGREE TO RADIANS
RADIANS -0,139721735 1,967990315 -0,139242403 1,965894938 COS(RADIANS(X))
COS 0,990254788 -0,386832305 0,99032143 -0,384899205 SIN(RADIANS(X))
SIN -0,988548213 -0,333295074 -0,992319327 -0,44381605
Jarak dalam KM
Pembulatan
SLC 13,56813459 14
Langkah 1
d=ACOS(SIN(RADIANS(LAT1))*SIN(RADIANS(LAT2)) + COS(RADIAN(LAT1))*COS(RADIANS(LAT2))*COS((RA
DIANS(LONG2))-(RADIANS(LONG1))) * 6371
Langkah 2
d = ACOS (SIN (RADIANS(-80,054657)) * SIN(RADIANS(-7,978002)) +
43 Langkah 3
d = ACOS (SIN (-0,139721735) * SIN(-0,139242403) + COS(-0,139721735) *COS(-0,139242403) *COS(1,965894938-1,967990315))* 6371
Langkah 4
d = ACOS (0,999997732)* 6371
Langkah 5
44 4.1.3 Pemodelan Sistem
Berdasarkan identifikasi masalah, dilakukan analisis kebutuhan fungsional sistem yang menghasilkan pemodelan sistem sebagai berikut :
1. Manajemen Penggua
Manajemen user ini mengatur siapa saja yang dapat menggunakan website, yaitu sebagai berikut :
a. Admin (CRUD)
Adalah administrator yang memiliki hak untuk melakukan CRUD identitas objek wisata, saran itinerary, dan data akomodasi.
b. Pengunjung
Adalah pengguna yang tidak terdaftar sebagai administrator yang menggunakan aplikasi untuk mencari informasi mengenai objek-objek wisata terdekat.
2. Manajemen Login
Manajemen login ini mengatur siapa saja aktor yang bersifat wajib untuk melakukan Login dan Logout untuk masuk ke dalam sistem, yaitu :
a. Admin 3. Identitas Objek
45
46 4.1.4 Studi Literatur Sejenis
[image:63.595.90.572.176.721.2]Pada penelitian ini dilakukan juga studi literatur sejenis terhadap jurnal-jurnal yang digunakan sebagai referensi.
Tabel 4.2 : Perbandingan Studi Literatur Sejenis
No. FITUR
JUDUL APLIKASI WISATA KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN METODE LOCATION BASED SERVICE (LBS) PADA ANDROID SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PARIWISATA KOTA BOGOR PADA PERANGKAT BERBASIS WINDOWS PHONE PENERAPAN FORMULA HAVERSAIN PADA APLIKASI PENCARIAN OBJEK WISATA BERBASIS MOBILE WEB (STUDI KASUS :
PARIWISATA JAWA TIMUR
1 Latar Belakang kurangnya informasi lokasi wisata sehingga banyak lokasi wisata sepi pengunjung. jalan kota bandung yang
relatif padat sehingga banyak membuang waktu wisatawan. Masalah navigasi dalam pencarian dan pencapaian suatu lokasi, serta pengenalan lingkungan yang belum pernah dilalui sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya media yang menyajikan secara lengkap dan bersamaan mengenai aspek penting pariwisata, yaitu Atraksi(objek), Akomodasi, dan Transportasi. Wisatawan membutuhkan informasi mengenai objek wisata terdekat
dari posisinya untuk merancang itinerary. 2 Berbasis
Mobile √ √ √
3
Menampilkan Objek Wisata
47 4
Menampilkan Informasi
Transportasi − − √
5
Menampilkan Informasi
Akomodasi − − √
6
Memberikan Saran
Itinerary − − √
7 Menampilkan
Rute √ √ √
8
Menampilkan Posisi pada
Peta √ √ √
Resume Kelebihan Aplikasi Menyajikan kebutuhan dalam pariwisata secara lengkap, yaitu meliputi aspek perjalana wisata : Atraksi,
Akomodasi, Transportasi. 4.1.5 Pemodelan Use Case
Tujuan dari pemodelan use case adalah menganalisa dan memperoleh kebutuhan sistem dari sisi pengguna tanpa menjelaskan detail bagaimana sistem tersebut dibangun. Untuk memodelkan use case dibutuhkan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
A. Menentukan Aktor
48
Tabel 4.3 : Menentukan Aktor
Pertanyaan Jawaban
Siapa yang melakukan input terhadap sistem ? Admin Siapa yang memaintain sistem? Admin Siapa yang menerima output sistem? Visitor
Jawaban dari pertanyaan akan menentukan aktor yang terdapat dalam sistem, maka aktor yang didapatkan adalah Admin, dan Visitor.
B. Menentukan Use Case
Menentukan use case juga dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang berhubungan dengan aktifitas aktor di dalam sistem ataupun yang diberikan sistem kepada aktor.
Tabel 4.4 : Menentukan Use Case Pertanyaan Aktor Jawaban
Apa tugas utama dari aktor ?
Admin
Melakukan Manajemen CRUD Admin, Melakukan melakukan manajemen CRUD Objek, melakukan manajemen CRUD Lokasi Objek, CRUD Starting point, melakukan manajemen CRUD Itinerary, melakukan CRUD Akomodasi
Visitor
Mencari objek wisata terdekat secara otomatis, melihat data akomodasi, melihat saran itinerary.
Apa yang diberikan sistem kepada aktor?
Admin -
Visitor
Informasi objek wisata terdekat, informasi saran itinerary perjalanan, informasi akomodasi
Bagaimana aktor mengakses sistem
Admin Login dan Logout
49
50 C. Membuat Use Case Diagram
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, didapatkan sejumlah aktor dan use case sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Membuat Use Case Diagram
Use Case Deskripsi Aktor
Manajemen Admin
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD admin
Admin
Manajemen CRUD Objek
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD data
objek wisata
Admin
Manajemen CRUD Lokasi
Objek
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD data
objek wisata
Admin
Manajemen CRUDStarting
point
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD data
starting point
Admin
Manajemen CRUDItinerary
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD data
Itinerary
Admin
Manajemen CRUD Akomodasi
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin melakukan CRUD data
Akomodasi
Admin
Login, Logout
Use case ini menunjukkan bagaimana Admin masuk
ke dan keluar dari sistem
Admin
Mencari Objek WisataTerdekat
Use case ini menunjukkan bagaimana pengunjung mendapatkan informasi mengenai objek-objek
wisata terdekat dari posisinya
Visitor
Melihat Saran Itinerary
Use case ini menunjukkan
51
pengunjungmendapatkan informasi mengenai saran-saran itinerary Melihat
Informasi Akomodasi
Use case ini menunjukkan bagaimana pengunjung mendapatkan informasi
akomodasi.
Visitor
Dari penjabaran use case diatas didapatkan use case diagramsebagai berikut :
52 D. Membuat Use Case Narative
[image:69.595.89.515.159.631.2]a. Use Case Narative Manajemen Login dan Logout
Tabel 4.6 : Use Case Narative Manajemen Login dan Logout
Use case Login & Logout Use case type :
Business Requirements
ID 1
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini mennjelaskan bagaimana login dan logout dari website administrator
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin
Trigger Login : Admin berhasil masuk ke halaman login. Logout : Admin berhasil masuk ke website administrator dan meng-klik tombol logout. Typical
course event
Actor Action System Response
1. Admin mengakses halaman login.
2. login
Admin mengisi formlogin berupa user name dan password.
3. logout
Super admin dan admin berhasil masuk ke halaman administrator dan meng-klik button logout.
1. sistem
menampilkan halaman login.
2. sistem mengecek
username dan
password. Apabila valid maka sistem menampilkan
halaman
administrator sesuai dengan user name yang diinput .
53
b. Use Case Narative Manajemen Admin
Tabel 4.7 : Use Case Narative Manajemen Admin
Use case Manajemen User Use case type :
Business Requirements
ID 2
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini mennjelaskan bagaimana menambah, menghapus admin dan mengubah password admin.
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin.
Trigger Admin berhasil login dan masuk ke tampilan dalam admin. Admin memilih menu data pengguna.
Typical course event
Actor Action System Response
1. admin berhasil login
2. admin memilih salah satu admin
- jika tambah admin : isi form– simpan
- jika ganti password : isi form– simpan
- jika hapus admin : konfirmasi
1. sistem
menampilkan list admin pada halaman admin
2.sistem
menampilkan daftar admin yang terdaftar - tampilkan notifikasi data tersimpan dan perbarui daftar
- tampilkan notifikasi
paswword berhasil
54
c. Use Case Narative Manajemen CRUD Objek
Tabel 4.8 : Use Case Narative Manajemen CRUD Objek
Use case Manajemen CRUD
Objek
Use case type :
Business Requirements
ID 3
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini mennjelaskan bagaimana melakukan aktifitas CRUD data objek
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin Trigger Admin berhasil login dan masuk ke tampilan dalam
admin. Admin memilih menu Objek Typical
course event
Actor Action System Response
1. Admin berhasil login
2. Admin memilih menu Objek
- Admin memilih menambah data : isi form
– simpan
- mengubah objek : ubah data – simpan
- melihat detail objek
- menghapus objek : konfirmasi – hapus
1. sistem menampilkan halaman website administrator
2. sistem menampilkan halaman Objek : daftar objek
- sistem menampilkan form kosong – data objek disimpan – kembali ke daftar objek
- sistem menampilkan form yang sudah terisi data objek
– data yang diubah disimpan oleh sistem – kembali ke daftar objek - sistem menampilkan detail data objek
55
d. Use Case Narative Manajemen CRUD Lokasi Objek
Tabel 4.9: Use Case Narative Manajemen CRUD Lokasi Objek
Use case Manajemen CRUD
Lokasi Objek
Use case type :
Business Requirements
ID 4
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini mennjelaskan bagaimana melakukan aktifitas CRUD data lokasi objek
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin Trigger Admin berhasil login dan masuk ke tampilan dalam
admin. Admin memilih menu Lokasi Objek Typical
course event
Actor Action System Response
1. Admin berhasil login
2. Admin memilih menu Lokasi Objek
- Admin memilih menambah data : input lokasi pada peta – pilih nama objek – simpan
- mengubah objek : ubah data – simpan
- menghapus lokasi objek : konfirmasi – hapus
1. sistem menampilkan halaman website administrator
2. sistem menampilkan halaman Lokasi Objek : daftar lokasi objek
- sistem menampilkan map
– get Lat&Long – pilih nama objek – data lokasi objek disimpan – sistem perbarui data objek dan lokasi objek - kembal ke daftar lokasi objek
- sistem menampilkan form yang sudah terisi data lokasi objek – sistem menyimpan data, perbarui data objek dan lokasi objek – kembali ke daftar lokasi objek
56
e. Use Case Narative Manajemen CRUDStarting point
Tabel 4.10 : Use Case Narative Manajemen CRUDStarting point
Use case Manajemen CRUD
Lokasi Objek
Use case type :
Business Requirements
ID 5
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini menjelaskan bagaimana melakukan aktifitas CRUD data Starting point
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin Trigger Admin berhasil login dan masuk ke tampilan dalam
admin. Admin memilih menu Starting point Typical
course event
Actor Action System Response
1. Admin berhasil login
2. Admin memilih menu Starting point
- Admin memilih menambah data : input lokasi pada peta – input nama, kota – simpan
- mengubah starting point : ubah data – simpan
- menghapus starting point : konfirmasi – hapus
1. sistem menampilkan halaman website administrator
2. sistem menampilkan halaman Starting point : daftar starting point
- sistem menampilkan map
– get Lat&Long – data starting point disimpan – sistem perbarui data starting point - kembali ke daftar starting point
- sistem menampilkan form yang sudah terisi data starting point – sistem menyimpan data, perbarui data starting point – kembali ke daftar starting point
57
f. Use Case Narative Manajemen CRUD Akomodasi
Tabel 4.11 : Use Case Narative Manajemen CRUD Akomodasi
Use case Manajemen CRUD
Akomodasi
Use case type :
Business Requirements
ID 6
Priority High
Primary actor
Admin
Short description
Use case ini mennjelaskan bagaimana melakukan aktifitas CRUD data akomodasi
Precondition Aktor yang terlibat dalam use case ini adalah Admin Trigger Admin berhasil login dan masuk ke tampilan dalam
admin. Admin memilih menu Akomodasi Typical
course event
Actor Action System Response
1. Admin berhasil login
2. Admin memilih menu Akomodasi
- Admin memilih menambah data : isi form
– simpan
- mengubah akomodasi : ubah data – simpan
- melihat detail akomodasi
- menghapus akomodasi : konfirmasi – hapus
1. sistem menampilkan halaman website administrator
2. sistem menampilkan halaman Akomodasi : daftar akomodasi
- sistem menampilkan form kosong – data akomodasi disimpan – kembali ke daftar akomodasi
- sistem menampilkan form yang sudah terisi data akomodasi – data yang diubah disimpan