KONSEP FOTOSINTESIS
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang2Pamulang-Banten)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
INAYATUSSHOLIHAH
103016127090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETABUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAB DAN KEGURUAN
liN SYARIF BIDAYATULLAB
JAKARTA
MENINGKATKAN BASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN Dl LABORATORIUM PADA KONSEP FOTOSINTESIS
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang - Banten)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
rof. Dr. H.
Aziz'achrurrozi, MA
NIP. ISO 202 343
Pembimbing II
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP.
150377450
PROGRAM STUDl PENDlDlKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDlDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
kャセguruanIImu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, II Maret 2008 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S I (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPA (Biologi)
Jakarta, 30 Maret 2008 Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Stud i)
Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 150222 933
Sekertaris (Sekertaris JurusanIProdi)
Baig Hana Susanti, M.Sc NIP. 150299475
Penguji I
Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 150222 933
PengujiII
Drs. Ahmad Satyan, M.Pd NIP. 15023 I 502
'3f{,:&
aセセ
...1.::
セ
'15 '
'1,.
ッセ ...1, \ /
r
0(,?>
at..
...- .'Z){
/:;g
...
Mengetahui:
Dekan,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Inayatussholihah
NIM : 103016127090
. Jurusan/Semester : Pendidikan IPA (Biologi)/IX.
Angkatan Tahun : 2003
Alamat : JI. Raya Serang 1'10.10 Rt
05102
Desa Talagasari Kecamatan Cikupa Kab. Tangerang-Banten 15710Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum) Pada Konsep Fotosintesis", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan:
I.Nama NIP 2. Nama
NIP
: Prof. Dr. H. Aziz Fahrurozi, lyrA : 150202343
: Nengsih Juanengsih, M.Pd : 150377 450
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri..
Inayatussholihah. Improving the learning achievement of Student Through
LaboratOlY Activity (Practical work) on The Fotosintesis Consept (Class
Action
Research
in
MTsN
Tangerang
IIPamulang).
Biological
Departemeut.
Faculty
of Tarbiyalt
and
Teachers
Training.
Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The purpose of this class room action research is To improve the learning
achievement of student on the fotosintesis concept through laboratory
activity. Beside that this research can help students' process skill in science
laboratOly activity. The subject of research is the students of VIlI8 Grade
MTsN Tangerang II Pamulang. The treatment of this reseach. Given science
learning by using laboratory activity method through science process skill
approach. The learning achievement data collected by using objective test
method beside that the data ofscience skill in laboratory activity and student
response through science learning at the laboratory by using observation and
questionnaire method. By using quantitative and qualitative analysis. The
writer found some results:
1)The data analysis by using N-Gain at the first
siclus
is0,4, it
isa medium category and
72,5%of student achieved SKBM
point. In the other hand, at the second siclus N-Gain Score better than the first
siclus. It is 0,61 but it is a medium category with 100% percentase of
calculation student total who is achieve SKBM point. The Uji-t data
calculation result of N-Gaill mean score at the first and second siclus
obtained tj,;/llllg point is 4,320 and tlable point is 2,02 at the significance level. It
mean that 4,320 thi/nug is more higher than 2,02 t tbel, or thl/nug
>
tlab/e. Based
on the explanation above, the writer concluded that lio is accepted and lio is
refilsed. The fact showed that there is a students significance difference in
improving students learning achievement at the first and second siclus.
2)The
science learning process by using laboratOly activity can improve the student
process skill and reach student scientific attitude.
3)The students' response
through laboratory learning included into a good category.
InayatllssllOlifwh, Menillgkatkan Hasil Be/ajar Siswa melalui [(egilllall
Labomtorium (Praktikulll) pada [(onsep Fotosilltesis, (Penelitian Tindctlcan
[(elas di Mts Negeri Tangerang II), Program Studi Pemlidikan Biologi,
Jlll'usan Pendidikan IPA, Fakultas Illllll Tarbiyah dan [(egllruan UIN
Syal'!fl-lidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep fotosintesis melalui kegiatan laboratorium (praktikum), serta mengembangkan keterampilan proses siswa dalam kegiatan laboratorium IPA. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.8 MTs Negeri Tangerang II Pamulang. Intervensi tindakan (perlakuan) benlpa pembelajaran IPA dengan rancangan metode praktikum dengan pendekatan
keterampilan proses sains.
Data yang berupa hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes objektif, sedangkan data yang benlpa keterampilan proses dalam kegiatan praktikum elan respon siswa terhaelap pembelajaran IPA eli laboratorinm elengan metode observasi elan metode quesioner. Dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, elitemukan: I) analisis data menggunakan N-Gain eliperoleh skor N N-Gain untuk siklus I sebesar 0,4 berada paela kategori seelang elan sebesar 72,5% siswa mencapai nilai SKBM. Sedangkan paela siklus II skor N Gain lebih baik elari sikius I yaitu 0,61 tetapi masih berada paela kategori seelang dengan presentase 100% jumlah siswa yang mencapai SKBM. Uji-t data hasil perhitungan rata-rata N Gain Siklus I dan II diperoleh nilai thillmg sebesar 4,320 dan nilai ttabel sebesar 2,02 pada taraf signifikan 0,05 (5%), jadi thitung 4,320 lebih besar dari ttabel 2,02 atau thitung> ttabel. Maim dapat disimpulkan bahwa Ha eliterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukan ballwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan hasH belajar siswa
eli
siklus I elan siklus II. 2) proses pembelajaran IPA dengan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dan mengembangkan sikap ilmiall siswa. 3) respon siswa terhaelap pembelajaran di laboratorium termasuk dalam kategori bail"Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, maha suci Allah SWT yang jiwaku ada dalam genggamannya. Alhamdulillah deng;m rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar smjana pendidikan. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang terang benderang, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Berkat bantuan berbagai pihak akhimya penulisan skripsi yang berjudul"Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis " ini dapat diselesaikan oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapakan rasa terima kasih, penghargaan serta rasa hormat kepada :
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA.3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Sekertaris Jurusall Pendidikan IPA. 4. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA., selaku Pembimbing I yang
telah membimbing dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah tulus dan
ikhlas meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis selama menyusun skripsi lill.
banyak rnernbantu penulis selama penelitian.
8. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif hidayatullah Jakarta, perpustakaan VI Depok, Perpustakaan LIPI Jakarta, perpustakaan UNJ Jakarta, perpusatakaan Nasional Jakarta, perpustakaan DIKNAS Jakarta, perpustakaan UPI Bandung.
9. Apa (Bpk. H. Ahmad Husein Aim.) dan Mamah (Ibu Hj. Halirnah), adik-adikku Ai, Syifa, Ina, Wiwi dan Dini serta teh Hj. Utun, Kak H. Udin serta keponakanku Fikri dan Fitri, atas dorongan rnoril dan rnateril serta doa dan kasih sayang kalian yang selalu berlirnpah.
10. Ternan-ternan terbaikku T Is, Ruby, Damay, Unie, Yuyu, Irma, Mayang, Furoh, Ani, Duduh, (Oirn & Uun ternan kost) dan sernua ternan-ternan sepeJjuangan Jurusan IPA Biologi angkatan 2003 yang seialu kornpak dan sernangat baik dalarn suka rnaupun duka.
Dan sernua pihak yang telah rnernbantu penulis dalam rneyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sernoga Allah SWT rnernbalas amal baik rnereka.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pernbaca sekalian.
Alhamdulillahirobbil 'Alamin
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Jakarta, 20 Februari 2008
BABll
ABSTRAK .
KATA PENGANTAR III
DAFTARISI... v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR... IX
DAFTARLAMPlRAN X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUANKONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis 7
1. Hakikat Biologi , , 7
2. Hakikat Biologi dalam Pembelajaran IPA 8
3. Hakikat HasH Belajar , 12
a. Pengertian HasH Belajar. 12
b. Komponen HasH Belajar 14
BABm
b. Pengelo1aan Laboratorium 20
c. Perlengkapan Laboratorium Sains 21
d. Macam-macam Bentuk Praktikum 22
e. Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran
Biologi 23
6. Hakikat PendekatanKeterampilan Proses Sains 27 a. Pengertian PendekatanKeterampilan Proses Sains.27 b. Jenis dan KarakteristikKeterampilan Proses Sains .30
B. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan 35
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan 37
D. Kerangka Pikir 42
E. Hipotesis Tindakan 45
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 46
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan 46
C. Subyek Penelitian 47
D. Peran dan Posisi Peneliti 47
E. Tahapan Intervensi Tindakan 47
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .48
G. Data dan Sumber Data 49
H. Instrumen Penelitian 49
BABN
3. Tingkat Kesukaran 53
4. Daya Pembeda 54
K. Teknik Analisis Data 54
I. Skor Gain(N Gain) 54
2. Uji1. 55
3. Analisis Keterampilan Proses 56
4. Analisis Sikap 56
L. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan 56
BASIL PENELITIAN
BABV
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efekl Hasil Intervensi
Tindakan 58
B. Pemeriksaan Keabsahan Data 62
C. Analisis Data 63
D. Interpretasi Hasil Analisis 68
E. Pembahasan Temuan Penelitian 79
F. Keterbatasan dalam Penelitian 82
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 83
B. Saran 84
DAFfARPUSTAKA 85
I. Tahapan Intervensi Tindakan 47
2. Jenis Data, Instrumen dan Sumber Data 49
3. Kisi- Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Fotosintesis 50
4. Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II 58
5. Skor Keterarnpilan Proses Siklus I tentang Uji Iodium 60 6. Skor Keterarnpilan Proses Siklus II tentang Pengaruh Intensitas Cahaya
Terhadap Laju Fotosintesis 61
7. Skor Rerata Pretest, Postest, dan N Gain Siklus I dan II 63
8. Hasil Uji t N Gain Siklus I dan II 64
9. Data Siswa yang mencapai SKBM 65
10. Persentase Keterampilan Proses Siklus I dan II 66
1I. Persentase Sikap Siswa terhadap Pembelajaran di Laboratorium 67
12. Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I 68
13. Deskripsi Aktivitas Gum dan Siswa pada Siklus II 74
1. Tempat Fotosintesis pada Daun " 38
2. Gambaran Umum Fotosintesis 40
3. Peta Konsep Fotosintesis 41
1. Silabus 89
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 91
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II... 96
4. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus I 100
5. Kunci lawaban Instrumen Penguasaan Siklus
1..
1036. Lembar Observasi Keterampilan Proses Tentang Uji Iodium 104
7. LKS (Lembar KeIja Siswa) Uji Iodium 105
8. Instrumen Penguasaan Konsep Siklus II 108
9. Kunci lawaban Instrumen Penguasaan Konsep 111
10. Lembar Observasi KPS Tentang Pengaruh Intensitas Cahaya
terhadap Laju Fotosintesis 112
11. Lembar KeIja Siswa tentang Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap
Laju Fotosintesis 113
12. Lembar Kuiseoner Sikap Siswa 115
13. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 116
14. Soal Uji Coba Instrumen Siklus I 121
15. Kunci lawaban Soal Uji Coba I 125
16. Soal Uji Coba Instrumen Siklus II 126
17. Kunci lawaban Soal Uji Coba II 130
18. Validitas Uji Coba Instrwnen Siklus 1 131
19. Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus I 132
20. Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Siklus I 134
21. Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Siklus 1.. 135
22. Validitas Uji Coba Instrumen Siklus II 136
23. Reliabilitas Uji Coba Instrumen Siklus II 137
24. Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Siklus II 139
25. Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Siklus II 140
30. Uji t Skor Hasil Belajar Siklus I dan II 146
31. Skor Keterampilan Proses Siklus1... 147
32. Penghitung Skor KPS Siklus I 148
33. Skor Keterampilan Siklus II 149
34. Penghitungan Skor KPS Siklus II ISO
35. Skor Sikap Siswa 151
36. Persentase Sikap Siswa 152
37. Penghitungan Skor Butir Sikap 153
38. Tabel Nilai "to' 154
39. Lembar Pengesahan Proposal Skripsi 155
40. Surat Pengajuan Bimbingan Skripsi... 156
41. Surat lzin Penelitian 157
42. Surat Keterangan telah selesai melakukan penelitian 158
43. Lembar Uji Referensi 159
A. Latar Belakang
Meningkatnya perkembangan taraf kehidupan manusia saat ini tidak luput dari perkembangan teknologi dan i1mu pengetahuan. Dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya manusia dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai.
Pendidikan berfungsi membantu manusia dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah yang lebih positif, baik bagi dirinya maupun Iingkungannya.l Pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan dan perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh p,engalaman kehidupan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.2
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil p.cngalamannya sendiri dalam interaksi dengan Iingkungannya.3 Sudjana dalarn Nur Rahmah Islami mengatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang berproses dan merupakan usaha yang sangat fundamental dalam st:tiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sudjana menambahkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk menempuh tujuan dalam pendidikan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
I Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,), h. 4
2Muhibbin Syah,Psik%gi Pendidikon dengon Pendek%n Barll,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Edisi revisi, h. 10
berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan daya reaksi, daya
penerimaan, dan lain-lain yang ada pada individu.4
Dapat disimpulkan dari pemyataan di atas bahwa pendidikan merupakan
proses yang harus ditempuh dalam upaya mengembangkan segala potensi
yang ada pada diri manusia. Dengan segala potensi yang dimiliki tersebut
diharapkan manusia dapat terus meningkatkan taraf kehidupan di muka bumi
ini. "
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan yang dapat
menumbuhkan pengalaman belajar. Karena belajar IPA pada hakekatnya
mempunyai dua aspek, yaitu ilmu pengetahuan dan sebagai metode kerja.5
Tujuan pembelajaran IPA adalah selain memahami konsep- konsep IPA,
siswa juga dituntut mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh
sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Subiyanto,I988).
Sanda Dan Evan (1990) memberikan batasan yang yang lebih eksplisit tentang
hakekat IPA yaitu lPA mengandung dimensi produk dan dimensi proses.
Sebagai produk, IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta,
konsep, prinsip, dan hukum mengenai gejala alam. Sebagai proses, IPA
memiliki langkah-Iangkah yang harus ditempuh untuk mencari penjelasan
tentang gejala alam. Langkah-Iangkah tersebut dikenal dengan me/ode ilmiah.
IPA memiliki karakteristik yakni adanya kerjasama antara teori dan
eksperimen.6 Dalam belajar IPA siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
mencakup ketiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) sekaligus. Biologi
adalah bagian dari IPA atau sains yang lahir dan berkembang melalui
4Nur Rahrnah Islami, "Kemampuan Psikomolor siswa dalam Prakfikum Reproduksi
Generatifpada TlImblihan",Skripsi UPI Bandung, (Bandung: Perpustakaan MIPA UPI Bandung, 2002,), h. 1, td.
5 Soepanno, "Strategi Mengajar IPA Melalui Kegiatan I'raktikum", dalarn Majalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Tahun III, Mci Tahun 1987', h. 42
6 IB I'utu Mardana, " Intensifikasi I'elaksanaan Kegiata Laboratorium dalam
observasi dan eksperimen (Sukamo,1980).7 Hal ini menunjukkan bahwa
belajar biologi adalah pembelajaran melalui kegiatan pengamatan dan
eksperimen yang mengajak siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
Sejalan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lebih
menekankan pada kompetensi, penilaian, yang meneakup tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomtor merupakan suatu keharusan.8 Dalam kegiatan evaluasi yang meneakup evaluasi terhadap proses dan hasil belajar hendaknya
mampu mengungkap tiga ranah atau domain sebagai kompetensi dasar peserta
didik yang telah dirumuskan dalam tujuan. Ketiga ranah kejiwaan tersebut
saling terkait erat bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran,
termasuk juga mengevaluasinya.9 Hasil yang diperoleh dari kegiatan
mengevaluasi dapat dijadikan tolak ukur ketereapaian kompetensi yang
diharapkan.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa ュ・ュー・ャセ。イゥ IPA tidak
eukup sekedar menghafal suatu konsep melalui buku pelajaran namun lebih
dari itu belajar IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk dan proses
yang satu sarna lain saling mendukung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai kesatuan eara, misalnya pengamatan terhadap suatu objek atau
gejala, pengukuran, meramalkan, menguji data, dan melakukan pereobaan.
Dengan melibatkan peserta didik melakukan pereobaan, maka mereka akan
lebih mudah memahami hasil belajar pembelajaran se<:ara utuh. Oleh karena
itu dalam pembelajaran IPA memerlukan pemberdayaan seeara optimal semua
perangkat pembelajaran yang mendukung, diantaranya pemilihan metode dan
pendekatan yang tepat serta penggunaan semaksimal mungkin semua sumber
belajar yang ada.
7 NUT Rahmah Islami, "Kemampuan Psikomotor siswa da/am Praktikum Reproduksi
Generatifpada TlImbllhan",Skripsi UPI Bandung, (Bandung: Perpust,kaan MIPA UPI Bandung, 2002,), h. 2, td.
8Baedhowi, "'KebijakanAssessmentdatam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan" dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balitbang Dep. Diknas, 2006) Tahun ke-l2, No. 063, h.817
Salah satu sumber belajar yang merupakan "jantung" dalam pengajaran
IPA, terutama biologi adalah laboratorium. Namun, dalam kenyataannya
masih banyak pembelajaran biologi pada sekolah tingkat pertama yang hanya
dilakukan di dalam kelas. Dimana siswa hanya disodorkan mata pelajaran
berisi konsep atau prinsip yang memberatkan siswa, tanpa harus memahami
konsep-konsep tersebut (hanya dihafalkan saja). Keadaan ini mengakibatkan
siswa hanya memperoleh hasil belajar dalam aspek kognitifuya saja tanpa
melibatkan pengukuran aspek lain (afektif dan psikomotor). Hal ini dapat
berpengaruh pada kemampuan siswa untuk terampil dalam kinelja di
laboratorium. Dengan demikian hasil belajar yang diperoleh tersebut belum
bisa dikatakan sebagai pencapaian dalam mempelajari biologi yang terdiri dari
aspek produk dan proses.
Keterbatasan waktu, fasilitas, sarana dan prasarana laboratorium sering
menjadi kendala guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Padahal
berbagai konsep, prinsip dan teori sering lahir dan mengalami perkembangan
dari kegiatan di laboratorium.
Dalam upaya meningkatkan penguasaan siswa alas konsep-konsep IPA
serta menumbuhkan sikap ilmiah, maka pengajaran IPA di sekolah hendaknya
lebih banyak melibatkan siswa dalam proses belajar yang menumbuhkan sikap
ilmiah. Salah satu pendekatan dalam pendidikan IPA yang mungkin dapat
menumbuhkan sikap ilmiah adalah pendekatan keterampilan proses.
Pendekatan keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan untuk melakukan
keterampilan-keterampilan proses IPA yaitu mengmati, menafsirkan
pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, berkomunikasi, dan
memgajukan pertanyaan (Dahar, 1986).10 Pengernbangan
keterampilan-keterampilan ini sangat diperlukan dalam upaya melatih siswa terampil dalam
kelja i1miah.
10 I Nyoman Subratha dan I Nengah Kariasa, "Upaya Meningkatkan Sikap [miah dan
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan guru bidang studi biologi
di MTs Negeri Tangerang II Pamulang, peneliti mempel'Oleh informasi bahwa
di sekolah tersebut juga mengalami kondisi yang sama dengan masalah di
atas. Salah satunya siswa merasa kesulitan memahami konsep fotosintesis,
karena selama ini konsep fotosintesis yang mereka terima sebatas penjelasan
guru di dalam kelas saja tanpa ada kegiatan praktikum di laboratorium.
Padahal dalam memahami konsep fotosintesis ini siswa harus diajak langsung
untuk mengamati percobaan-percobaan yang berkaitan dengan konsep
fotosintesis tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
untuk mengetahui "peningkatan hasil belajar siswa melalui kegiatan
laboratorium (praktikum)".
B. IdentifikasiAreadan Fokus Penelitian
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
beberapa masalah antara lain:
I. Kesulitan siswa dalam memahami konsep fotosintesis.
2. Hasil belajar siswa sebelum melakukan kegiatan laboratorium (praktikum)
pada konsep fotosintesis.
3. Peningkatan hasil belajar siswa' letelah diberikan pembelajaran di
laboratorium dengan pendekatankelerampilan proses sains.
4. Pengembangan keterampilan proses siswa dalarn kegiatan praktikum
biologi.
5. Respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium
C. Pembatasan Masalah
Oleh karena itu untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi pada:
I. Peningkatan hasil belajar tentang konsep fotosintesis.
2. Kegiatan praktikum dengan pendekatanketerampilan proses sains tentang uji iodium dan pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis. 3. Karena keterampilan proses sains mencakup seluruh keterampilan dasar
dalam praktikum maka penelitian hanya dibatasi pada keterampilan mengamati, melakukan percobaan, dan membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
D. Perumusan Masalah
Dalam kaitannya berbagai hal di atas, maka permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut "apakah peningkatan hasil belajar siswa pada konsep fotosintesis dapat dicapai melalui kegiatan laboratorium (praktikum)?"
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
I. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep fotosintesis
2. Untuk mengetahui perberkembangan keterampilan-keterampilan siswa pada keJja ilmiah.
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan:
I. Bagi siswa dapat mengembangkan nilai dan sikap ilmiah sebagai peningkatan hasil belajar.
2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran di laboratorium. 3. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan acuan untuk mengoptimalkan
A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Biologi
Biologi berasal dari bahasa yunani, yaituBiosyang berarti kehidupan, dan
Logos yang berarti ilmu. Jadi Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
mahluk hidup.' Belajar biologi adalah belajar mengenai cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Sehingga belajar biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep saja, tetapi juga merupakan suatu proSt'S penemuan. Sehingga pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, karena sebagian besar berasal dari keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungannya, dan tentang kelangsungan jenisnya. Ciri dari pembelajaran biologi adalah adanya kegiatan di laboratorium atau kegiatan praktikum. Kegiatan di laboratorium ini dilaksanakan karena kernbali kepada hakekat biologi yang tidak hanya mementingkan produk melainkanjuga proses?
Observasi dan eksperimen penting dalam mempelajari biologi. Kemampuan obeservasi sangat mendasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan mengkaji gagasan dengan melibatkan penggunaan semua indera. Observasi amat erat kaitannya dengan keingintahuan (=curios)
pengamatannya, pengamat yang kurang memiliki rasa keingintahuan cenderung kurang termotivasi untuk melakukan observasi seksama. Dalam eksperimen biologi seringkali diperlukan dua atau lebih organisme yang
I Retno Wahyuningsih, Kon/ribllsi Biologi do/am l/mll Pendidikan, (Surakarta: Jumal
AT-Tarbawi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarla, Vol. 4, No.2, November-April 2007), h. 114
2Nuryani, dkk,Siralegi Be/ajar Mengajar Bio/agi,(Malang: Universitas Negeri Malang,
diperkirakan memiliki kemiripan sebanyak mungkin. Eksperimen dalam
biologi memerlukan kecennatan dalam memilih obyt:k untuk dibandingkan
setelah diberikan perlakuan pada salah satunya.3
Ini berarti bahwa belajar biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, prinsip-prinsip sltia tetapi juga
mernpakan suatu proses penemuan yang dilakukan melalui kegiatan
eksperimen dan observasi.
Biologi memberikan sumbangan besar terhadap proses membangun
pengetahuan melalui penginderaan, adaptasi, dan abstraksi harns menjadi
acuan. Artinya dipikirkan proses membangun pengt:tahuan dan kesadaran
bagaimana pengetahuan diperoleh dan dikembangkan konsep-konsep dalam
biologi digunakan untuk menjelaskan proses. Keseimbangan antara asimilasi
(penerapan skema yang dimiliki pada situasi barn) dan akomodasi (mengubah
skema lama berdasarkan situasi barn) yang termasuk ke dalam proses adaptasi
diperlukan untuk mengembangkan penalaran dan pengetahuannya:
)2.
Hakikat BiologidalamPembelajaran IPAr
Nuryani mengutarakan bahwa pada dasamya pembelajaran IPA merLpakan perwujudan dari hakikat IPA itu sendiri, yaitu IPA terdiri dariproduk dan proses. Menurnt Moh. Amien dalam Rahmah menyatakan bahwa,
"IPA terdiri dari dua aspek utama yaitu sebagai produk dan proses, kedua
aspek tersebut tidak dapat terpisahkan (integral), karena satu sarna lain dapat
saling menunjang pada hasil belajar". Pembelajaran IPA hendaknya beriringan
dengan kemajuan teknologi karena IPA mernpakan mata pelajaran pengantar
atau sebagai dasar sains dan teknologj,5
JNuryani, dkk,S/ra/egi Be/ajar Mengajar B/%gi,(Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 33
4Ibid,h. 33
5Nor Rahmah Islami,"Kemampuan Aspek Psikomotor Siswa da/am Praklikum
IImu Pengetahuan Alam (lPA) pada hakikalnya merupakan usaha manusia dalam mengungkapkan rahasia alamo Dalam belajar sains siswa seyogyanya tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami secara utuh.6 Kemajuan ilmu dan teknologi yang melaju dengan pesat telah menghasilkan berbagai penemuan baru. Perkembangan sains dan teknologi saling bergantung satu sarna lain, seperti yang diungkapkan oleh Dedi Supriadi bahwa "bukan hanya teknologi yang menggantungkan diri pada penemuan-penemuan ilmu atau sains melainkan perkembangan sains mengikuti irama perkembangan teknologi".7
IImu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam seeara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Prosespembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsunguntuk ·l11engembalJgkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar. secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebihmendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scien/ific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekeJja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting keeakapan hidup."
IPA mempunyai potensi yang besar untuk dijadikanwahanaguna mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi,kemampuan bekerja
6Nuryani , dkk,Siralegi Be/ajar Mengajar Bi%gi,(Malang: Universitas Malang, 2005),
h.74
7Nur Rahma Islami,"Kemampuan Aspek PsikomolorSiswadalamPl'aktikulnReprotluksi
Generalifpada TlImbuhan",(Bandung: FMIPA UPI Bandung, 2002), h.S
keras, keterampilan dasar, sikap jujur, berdisiplin dan sebagainya.
Kemampuan ini diperlukan, baik oleh peserta didik yang melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi maupun yang tidak melmuutkan studi.9 Biologi sebagai bagian dalam pembelajaran IPA merupakan ilmu yang selalu
mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan sains biologi menekankan pada
pemberian pengalaman be1ajar pada siswa. Belajar biologi berarti melatih eara
berpikir dan mengembangkan kemampuan yang be:rupa aktivitas kineIja
ilmiah.
Setiap institusi, program atau mata pelajaran memiliki misi tersendiri,
begitu juga mata pelajaran biologi pada jenjang tertentu. untuk jenjang SLTP
ada tiga misi utama, yaitu dari aspek empiris, aspek evaluasi, dan aspe:k sintas.
Belajar biologi berarti berupaya menganali proses kehidupan nyata di
lingkungan, atau belajar biologi dari aspek empiris (purpose in empirical evidence). Belajar biologi berarti berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk, atau belajar biologi dari aspek evaluasi (purpose in human institution). Belajar biologi diharapakan bermanfaat untuk peningkatan kualitas dan kelulushidupan manusia dan Iingkungannya, atau bellliar biologi
dari aspek sintas(purpose in human lift).JO
Tujuan pembelajaran IPA harus disusun oleh guru sesuai dengan ruang
lingkup materi pembelajaran yang akan diajarkan dan keduanya harus saling
berkaitan.11 Dalam Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata
pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyab bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
9Nancy Susiana, "Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratoriurn untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP", Seminar Nasional, 10 Juli 2004, h. 2
10 Nuryani, dkk,Strategi Be/ajar Mengajar Biologi,(Malang; Universitas Negeri
Malang, 2005), h. 33
IINur Rahmah Islami,"Kemampuan Aspek Psikomotor Siswa do/am Praktikum
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, Iingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berrpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6. Meningkatakan kesadaran untuk menghlllfgai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.12
Dalam memenuhi tujuan pembelajaran diatas maka sudah seharusnya
tercipta suatu Iingkungan belajar yang aktif. Lingkungan belajar yang aktif
memerlukan para siswa dan guru untuk saling respon. Dengan adanya kerja
sarna yang dinamis di mana kedua-duanya merupakan bagian dari suatu visi
dan tanggung jawab.13 Dengan keadaan Iingkungan seperti ini, disamping
siswa belajar isi pelajaran, mereka juga mengembangkan pengetahuan
konseptual, dan mengkomunikasikannya melalui suatu pendekatan
berorientasi penemuan, di mana pelajar tidaklah hanya ditautkan pada
aktivitas itu sendiri tetapi juga dengan sasaran aktivitas itu.
12Tim Penyusun,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Departemcn
Pendidikan Nasional, 2006), h.377-378.
IJ Carlos j. Ovando, Virginia P. Collier, Mary Carol Combs. Bilingual and ESL
3. Hakikat Hasil Be1ajar a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudiyarto seperti dikutip Waluyo hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.14 Kemudian diungkapkan bahwa hasil belajar atauachievementmerupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.15 Hal ini berarti bahwa hasil belajar ini diperoleh setelah adanya suatu proses pembelajaran yang ditandai dengan perubahan segala potensi yang berisi kecakapan potensial seseorang.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.
Pengetahuan
>
Belajar--.II Tes --'-fIlHasil Belajar - - . t t Nilai
[image:28.595.109.480.122.601.2]Perilaku
Gambar 2.1 Skema Proses Basil Belajar
Dari gambar diatas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar (tes), dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat bergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajarLI6
J4H.Y. Waluyo, dkk,Maler; Penilaiaan Pencapaian Hasi/ Be/ajar,(Jakarta: Karunika
Jakarta Unitversitas Terbuka, 1987) h. 24
15Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,), h. 102
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi yang
berarti pengungkapan dan pengukuran hasH belajar, pada dasamya merupakan
proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatifmaupun kualitatif.
Tujuan dHakukannya evaluasi hasH belajar adalah:
I. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam
kelompok kelasnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar.
4. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitifuya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya)
untuk keperluan beJajar
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasH guna metode
mengajar yang telah digunakan guru daJam proses belajar mengajar
(PBM)
Selain itu, berdasarkan UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 58 (J)
evaluasi hasH belajar peserta didik dilaksanakan untuk memantau proses
kemajuan, dan perbaikan hasH belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Oleh karena itu, maka evaluasi belajar seyogyanya dilaksanakan oleh guru
secara terus-menerus dengan pelbagai cara, bukan hanya saat ulangan
terjadwal atau ujian belaka. J7
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentll utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dHakllkan oJeh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid.ls Dari proses belajar tersebut siswa memperoleh
17Muhibbin Syah, Psikalagi Pendidikon dengan Pendekotan Barn, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) edisi ke-5 h.141-142.
kemampuan menyatakan
dan prosedur yang elah (CI) meliputi
konsep, prinsip
hasil belajar yang merupakan hasil dari interaksi tindak belajar yaitu
mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak
mengajar yaitu membelajarkan siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
peristiwa yang bersifat internal pada diri seseorang setelah melakukan
kegiatan belajar. Suatu peristiwa ini ditandai dengan perubahan perilaku dan
pengetahuan seseorang terhadap apa yang dipelajarinya. Kemudian hasil
belajar dapat diperoleh dengan melakukan proses evaluasi atau penilaian
terhadap perubahan perilaku dan pengetahuan tersebut.
b. Komponen Hasil Belajar
Aspek penilaian(assessment)merupakan bagian tidak terpisahkan dari
perubahan kurikulum. Sejalan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang lebih menekankan pada kompetensi, penilaian yang mencakup tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif,dan psikomotor merupakan suatu keharusan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Carraciao dan Englander (2004) dalam Baedhowi
menyatakan bahwa competency harus memuat tiga komponen, yaitu
knowledge, attitude, dansldlls.19Hasil belajar yang diperoleh harus mencakup
tiga aspek kompetensi yang harus dinilai, yaitu:
I. HasH Belajar Penguasaan Materi (kognitif)
Penilaian hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur
penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmulm (content objectives)
berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.
Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan
mental/otak. Bloom mengklasifikasi hasil belajar kognitif ini ke dalam
enam jenjang berpikir yaitu:
I. Hafalan/ingatan
kembali fakta,
dipelajari.
19Baedhowi, "KebijakanAssessmentdalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan"
menggunakan prmslp
situasi\aru atau pada 2. Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti yang
diterima.
3. Penerapan (C3), yaitu kemampuan
aturan, metode yang dipelajari pada
situasi konkrit.
4. Analisis (C4), meliputi kemampuan menguaraikan suatu
informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sebagai struktur informasi serta hubungan antara komponen
informasi tersebut menjadi jelas.
5. Sintesis '(C5), yaitu kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang
terpadu.
6. Evaluasi (C6), yaitu kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai suatu pemyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan criteria
tertentu yang ditetapkan.
2. Hasil Belajar Proses (Normatif7afektif)
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan penilikkan kecakapan proses atau metode. Menurut Krat
Wohl dan kawan-kawan, hasil belajar ini dirinci m,enjadi 5 jenjang, yaitu:
1. Perhatianl penerimaa(receiving)
2. Tanggapan(responding)
3. Penilaianl penghargaan(valuing)
4. Pengorganisasian(organization)
5. Karakterisasi terhadap suatu utau beberapa nilai
(characterization by avalue or value complex).
3. Hasil Belajar Aplikatif (psikomotor)
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil
terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehiclupan sehari-hari. Ranah
psikomotor ini meneakup 7 tingkatan, yaitu:
I. Persepsi - Perception (mampu menau,irkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi objek).
2. Kesiapan - Set(mampu berkonsentrasi" menyiapkan diri seeara fisik, emosi, dan mental).
3. Gerakan terbimbing - Guided response (mampu meniru eontoh, meneoba-eoba, pengembangan respon baru).
4. Gerakan terbiasa - Mechanism (Berketerampilan, berpegang pada pola, respon baru muneul dengan sendirinya).
5. Gerakan kompleks - Complex overt response (sangat terampil seeara lanear, luwes, supel, gesit, dan lineah).
6. Penyesuaian pola gerakan - Adaptation(mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemeeahan masalah).
7. Kreativitas/ Keaslian - Creativity! Organization (mampu meneiptakan yang baru, berinisiatif).20
Pengetahuan ditinjau dari sifat dan eara penerapan ilmu pengetahuan
terdiri atas dua maeam. Pertama, pengetahuan deklaratif(knowing that) atau "mengetahui bahwa" yaitu pengetahuan mengenai informasi faktual yang pada
umumnya bersifat statis, normatif, dan dapat dijelaskan seeara lisan atau
verbal. lsi pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat
ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan atau lisan. Kedua,
pengetahuan prosedural (knowing how) atau "mengetahui eara", yaitu pengetahuan yang mendasari keeakapan atau keterampilan perbuatan
jasmaniah yang eenderung bersifat dinamis. Pengetahuan keterampilan ini
dapat bertahan dalam diri siswa meskipun telah lama ditinggalkan.21
20Ahmad Sofyan dkk.,Eva/llasi Pembe/ajaran lPA Berbasis Kompo/ensi. (Jakarta: UlN Jakarta Press, 2006), h. 13-24
4. Hasil Bclajar Biologi
Scsuai dcngan hakikat lPA sebagai produk d,m proses, maka hasil belajar dalarn pembelajaran biologi ini seeara sekaligus telah meneakup ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif, dan psikomotor), dil1flana ketiganya saling menunjang satu sarna lain. Ratna WHis Dahar mengatakan, "sebenamya semua aspek belajar itu saling berkaitan, misalnya aspck psikomotor sebenamya merupakan aplikasi dari proses kognitif (berfikir), karena seseorang dapat melakukan suatu gerakan atau motorik yang baik karena hasil bel'tiar (proses)?2 Ini berarti bahwa siswa yang mampu mengaplikasikan pemahaman konsep atau prinsip biologi melalui kegiatan ilmiah disertai sikap iImiah dapat dikatakan siswa tersebut sudah memperoleh hasil belajar biologi.
5. Hakikat Kcgiatan Laboratorium (praktikum) a. PCDgcrtian Laboratorium
Kata "laboratorium" adalah kata latin yang berarti "tempat kerja". Dalam perkembangannya kata "Iaboratorium" mempertahankan arti aslinya, yaitu "tempat bekeIja", tetapi khusus untuk keperluan penelitian i1miah. Kemudian seiring dengan perkembangan sains dan teknologi nyang didasari atas pengamatn dan eksperimentasi mulai dikenal istilah laboratorium sains sekolah (school science laboratory), yaitu ruang tempat siswa mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sains?3
Laboratorium adalah sarana kegiatan belajar mengajar, baik berupa gedung, ruangan, alam atau lingkungan sekitar yang digunakan untuk melakukan pcnelitian dan pereobaan. Dalam pendidikan, laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar mela.lui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalarnan belajar. Siswa dapat bcrinteraksi
22Nur Rahmah Islami,"Kemampuan Aspek Psikomotor Siswa do/am PrakJikum
Reprodllksi Generatifpada TlI1nbllhan",(Bandung: FMIPA UPI Bandung, 2002), h.I3
dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala yang diamatinya secara langsung.
Siagian mengemukakan pengertian laboratorium sebagi berikut: I. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung,
ruang, dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah;
2. Laboratorium dapat merupakan sarana atau media dimana dilakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunak;
3. Laboratorium dilihat sebagai pusat kegiatan untuk menemukan kebenaran ilmiah;
4. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat informasi, karena dengan sarana dan prasarana yang dimilikinya dapat dilakukan kegiatan ilmiah dan eksperimen. Dengan demikian terdapat penemuan-penemuan baru maupun cara kerja dan sebagainya; dan 5. Laboratorium dilihat dari segi keIjanya merupakan tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja menghasilkan sesuatu. Dalam bidang teknik laboratorium dapat diartikan sebagai bengkel kerja.
Sedangkan yang dimaksud dengan laboratorium IPA adalah tempat melakukan pengujian teori melalui kegiatan eksptJrimen dan membantu dalam memahami berbagai konsep IPA.24
Dengan kegiatan praktikum siswa akan memperoleh sebuah pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman menciptakan ikatan emosional, yaitu menciptakan peluang untuk pemberian makna (penamaan). Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental yang harus dijawab, seperti Mengapa? Bagaimana? Apa? Kemudian pengalaman tersebut dapat membangun keingintahuan siswa, menciptakan
pertanyaan-24Abdul Muis,"Tingkal Kesiapan dan Pendayagunaan Laboratorium IPA do/am
Menunjang Pembelajaran IPA",Tesis Pasea Sarjana Universitas Negeri Makassar, (Jakarta:
pertanyaan tersebut dalam benak mereka.25 Keadaan seperti ini akan mendorong siswa untuk menemukan pemahaman tel'hadap konsep baru.
Kegiatan laboratorium yang efektif berperall besar terhadap siswa sarna halllya dengan kegiatan pembelajaran didalam kelas yaitu memberikan perallan besar dalam mengatasi rasa keingintahuan yang dimiliki siswa. Dengan kegiatan laboratorium tersebut siswa dapat belajar menemukan sendiri jawaban atas sesutau hal yang belu pemah mereka pahami. Pada saat ini siswa dituntut untu berperall aktif dalam kegiatall laboratorium diantaranya mengajukan pertallyaan mellgumpulkall data yang mendukung melljelaskall gagasall mereka serta mempertahankan hasil temuall mereka. Hal ini membiarkan siswa untuk mampu melljawab bentuk sebuah pertanyaan "bagaimana jika" yang merupakan pertanyaan yang pasti dimiliki oleh setiap anak?6
Dengan pembelajaran di laboratorium siswa diajak untuk mengembangkan kemampuall diri. Hal ini seiring dengan perubahan paradigma belajar berbasis pengetahuan ke belajar berbasis kompotensi
(competence based leraming), yaitu paradigma yang menerangkall bahwa anak belajar untuk mengembangkall kemampuan diri. Dalam bidang keilmuan, siswa belajar untuk mellemukan pengetahuall (bukall menerapkan produk pengetahuan), mengembangkan teknologi, dan menerapkannya dalam kehiduan sehari-hari. Lebih dari itu, dalam proses pembelajarall siswa belajar untuk memiliki kacakapall (kompetensi) hidup.27 Kompetensi ini adalah suatu kompetisi berorientasi laboratorium yang menyertakan proses i1mu pengetahuan esellsial dalam ilmu biologi di sekolah mellengah. Kegiatan praktikum tidaklah dimaksud untuk
25Bobby De Porter, dkk.,Quantum Teaching,Tcrjemahan dariQuantum Teaching:
Orchestrating Student Successoleh Ary Nilandari (Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka, 2007), h. 16.
26Robin Lockett Carter Integrating Effective Laboratories into Biology Classrooms
http://www.ED 608 - Expanding Reading Ahility Through.com hlml yang direkam pada 18 desemher 2007.
27Pudyo Susanto,"Keterampi/an Dasar Mengajar IPA Berbasis Konlruktivisme".
mempelajari biologi secara khusus. Melainkan memberikan bekal kepada
siswa mengenai kecakapan dan hidup mandiri.28
Thomas Henry Huxley dalam Soeparmo mengemukakan slogan
"seeing is believing' pada saat pertama mengintroduksi pengajaran IPA melalui kegiatan praktikum. Slogan ini menegaskan salah satu peran
kegiatan praktikum, yaitu peron ilustrif Peran ilustratif ini memberikan kesempatan bagi siswa dalam kegiatan praktikum misalnya kesempatan
memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru. Dengan adanya tuntutan
agar siswa berpartisipasi aktif maka peranan praktikum berkembang
menjadi peron konjirmotij, yaitu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengumpulkan fakta untuk meyakinkan kebenaran konsep masih
bila belum mencapai tujuan. Dan yang terakhir peron informotifyaitu menuntut siswa dalam kegiatan praktikum untuk melacak atau merunut
gejala atau fenomena yang menjadi sebab timbulnya kejadian-kejadian
atau fakta-fakta.'9
b. Pengelolaan Laboratorinm
Salah satu usaha bidang pendidikan adalah menunjang pelaksanaan
kurikulum diantaranya: pengadaan ruangan dan alat··alat laboratorium IPA
pada sekolah. Agar alat-alat laboratorium dapat dimanfaatkan dengan baik
maka diperlukan pengelolaan yang tepat.
Secara garis besar pengelolaan laboratorium dibedakan menjadi
kegiatan pemeliharaan, penyediaan, dan peningkatan daya guna
laboratorium.
a. Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium
Untuk keperluan ini diperlu adanya penjadwalan dalam
penggunaan laboratorium. Selain itu adanya tata tertib penggunaan lab
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Perlengkapan-28 Karen L. l。ョ」ッオイセ Process Skills For Life Science (05). National Supervisor.
www.tupts.edu/as/wright center/fellow/sci.olympiodlpslsl.traininghammcd.pdf
29Soeparmo, "Strategi Mengajar IPA Melalui Kegiatan Praktikum", dalamMajalah
perlengkapan P3K dan pemadam kebakaran harus senantiasa ada dalam lab dan setiap pemakai lab tahu benar bagaimana menggunakannya.
b. Menyediakan alat-alat dan zat-zat yang diperlukan di dalam laboratorium
Penyediaan zat untuk siswa ada dua macam yaitu: I) zat yang dapat diambil langsung (seperti larutan yang sudah disediakan di rak-rak terbuka atau zat-zat yang disediakan dalam lemari zat yang sudah diberi nomor dan nama yang jelas), dan 2) ,:at yang harus diminta (disediakan lembaran permintaan yang berisi nama dan nomor induk siswa serta daftar zat yang diminta kepada petugas lab).
c. Peningkatan daya guna laboratorium
Untuk meningkatan penggunaan lab, maka setiap akhir tahun ajaran hendaknya guru-guru merencanakan kegiatan-kegiatan lab untuk tahun ajaran berikutnya sehingga persiapan lab untuk tahun ajaran berikutnya sudah dapat dimulai seawal mungkin. Tentu saja selalu diusahakan untuk meningkatkan proses kegiatan maupun kualitas kegiatan yang.disesuaikan dengan peralatan yang tersedia. c. PerlengkapanLaboratorinmSains
Perlengkapan yang harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium adalah:
a.Meja
Jenis-jenis meja yang seharusnya ada di dalam lab yaitu meja keIja siswa, meja keIja guru, meja demonstrasi, dan meja dinding.
I. Meja kerja siswa, untuk keperluan siswa duduk dengan ukuran (160 x 60 x 72) cm, meja kerja untuk keperluan bekeIja sambi! berdiri dan duduk berukuran (160 x 60 x 92) cm.
2. Meja kerja guru, berukllran (120 x 100 x 90) cm.
4. Meja dinding, diletakkan pada salah satu sisi ruang lab di bawah jendela yang mendapat penerangan alami, digunakan untuk
kegiatan yang menggunakan mikroskop.
b. Lemari
Lemari dibedakan berdasarkan kegunaannya:
I. Lemari untuk keperluan menyimpan alat dan bahan, terdiri dari
lemari biasa, lemari gantung, dan lemari meja.
2. Lemari asap, hanya sangat diperlukan oleh lab kimia. Ukuran
lemari asap (150 x 80 xl 50) em, ;pada bagian atas diberi
cerobong dan kipas angin atau alat pendorong gas keluar.
3. Rak sebagai menyimpan alat dan bahan
c. Bak cuci
d. Listrik
e. Gas atau pembakar spirtus.30
d. Macam-macam Bentuk Praktikum
Banyak para pakar pendidikan Sains meyaldni bahwa earn yang
terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa
sebagai scientis. Beberapa pakar pendidikan mempunyai pandangan yang
berbeda terhadap kegiatan praktikum, sehingga melahirkan bebernpa
model dan metode praktikum, seperti misalnya: model praktikum induktif,
model praktikum verifikasi, dan metode inkuiri.
a. Model praktikum induktif dikembangk.m oleh penganut faham
Francis Bacon yang berpendapat bahwa pekerjaan scientist
adalah mengumpulkan pola hubungan antar data dan selanjutnya
menemukan teori untuk merasionalisasikan semua itu. Atau
dengan kata lain dari fakta menuju generalisasi.
b. Model praktikum verifikasi dikembangkan oleh penganut faham
Popper yang memandang scientist mengawali penyelidikannya
dengan suatu hipotesis yang diturunkan dari perpaduan antara
pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut scicntist menguji
kesalahan atau kebenaran hipotesisnya melalui observasi dan
eksperimen. Kegiatan praktikum model verifikasi ini lebih
diarahkan pada pembuktian teori yang telah dipelajari siswa
sebelumnya.
c. Model praktikum inkuiri dikembangkan melalui pendekatan
heuristik yang memandang scientist sebagai penemu
(discoverer). Dalam kegiatan praktikum ini siswa dipandang
sebagai seorang scientist yang sedang melakukan eksperimen,
mereka dituntut untuk merumuskan masalah, merancang
eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran yang cermat,
menginterpretasi data perolelahan, dan mengkomunikasikan hasil
temuan melalui laporan yang dibuatnya.3!
e. Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA Biologi
Dalam pembaruan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesisa
sekarang ini, setiap guru dituntut untuk menyadari tujuan dari kegiatan
mengajar dengan titik tolak kebutuhan siswa.32 Berawal dari kebutuhan
siswa dalam memperoleh pemahaman tentang suatu konsep IPA inilah,
pemilihan laboratorium sebagai salah satu sumber belajar yang periu
diberikan kepada siswa. Karena dengan kegiatan pembelajaran di
laboratorium (praktikum) siswa diberikan muatan IPA sebagai suatu
proses.
Menurut Suyitno pembelajaran adalah upaya lIntuk menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampllan, potensi, minat, bakat dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Kemudian
Suhito menambahkan bahwa agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru
31Nuryani, dkk,Slralegi Be/ajar Mengajar Bia/agi,(Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 136
32Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evoluasi Pendidikan,(Jakarta: BumiAksara,2006),
harus mampu mengorganisir semua komponen yang satu dengan yang
lainnya dapat berinteraksi secara harmonis.33
Untuk meneapai tujuan dalam pembelajaran biologi tidak hanya
eukup diajarkan dengan kode verbal yang disampaikan guru saja. Dalam
rangka meneapai tujuan yang bersifat multidimensi dalam proses
pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu
pembelajaran yang dianggap dapat meneakup ketiga ranah sekaligus
(kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah kegiatan pembelajaran di
laboratorium (praktikum). Kegiatan pembelajaran di laboratorium ini
dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Eksperimen
adalah salah satu eara mengajar, dimana siswa melakukan sustu
pereobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosl:snya, serta menuliskan
hasil pereobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan metode eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa
mampu meneari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cam berpikir yang ilmiah
(scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.34
Pembelajaran melalui kegiatan di laboratorium (praktikum) sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari
pengajaran rutin. Dalam proses belajar mengajar biologi siswa tidak
hanya mengetahui pengetahuan deklaratif, namun juga pengetahuan prosedur, karena penguasaan berbagai keterampilan dasar biologi seperti
menggunakan mikroskop, mengamati, menggambar preparat dari hasil
33"Model Pembelajaran CreatifProblem Solving dengan Video Compact Disk dalam Pembelajaran Matematika", htto:l/www. Mathematic.transdigilcom, html yang direkam pada 25
Jull2007, h. 2
pengamatan sangat diperlukan dalam proses beh\iar mengajar biologi?5
Aktivitas Laboratorium cenderung hanya menjadi prosedur "buku resep"
dalam rangka mengumpulkan data. Ada penekanan pada perencanaan
suatu penyelidikan atau pada menginterpretasikan hasil.36Para guru tidak hanya menyajikan prosedur untuk diikuti akan tetapi pembelajaran
melalui laboratorium diciptakan terfokus pada proses kerja ilmiah
disamping pada sisi kontenJisi ilmiah tertentu. Karena keterampilan
Proses cenderung bertahan lebih lama dibanding isi pelajaran, dan kita
percaya pola berpikir seperti ini merupakan teladan yang dapat ditransfer
ke situasi baru. Metode berpikir investigativ merupakan suatu komponen
ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam mengajar, untuk digunakan
di tingkatan sekolah dasar dan sekolah menengah?7
Carin dan Sund dalam Rahmah menyatakan bahwa laboratorium
memiliki peranan yang cukup penting dalam pembelajaran IPA. Tuntutan
kegiatan laboratorium dijabarkan dalam bentuk Lembar KeIja Siswa
(LKS). Menurut Suastra dalam 18. Putu Mardana, agar pelaksanaan
kegiatan laboratorium dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang telah
dikenal sebelumnya dengan peristiwa yang diamati di laboratorium, perlu
diadakan kegiatan pralaboratorium. Pralaboratorium merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
prakonsepsi siswa dan keterkaitannya dengan konsep-konsep siswa yang
lain. Kemudian Sadia menambahkan bahwa, pernbelajaran yang bertitik
tolak dari prakonsepsi akan memberi kesempatan pada siswa untuk
membangun sendi struktur kognitifnya serta merestruksisasi konsepnya
menqju konsep yang ilmiah sehingga hasil beh\iar yang dicapai siswa
akan lebih bermakna. Setelah kegiatan laboratorium dilanjutkan dengan
35Nur Rahmah Islami,"Kemampuan Aspek Psikomolor Siswa do/am Praktikuln
Reproduksi GeneralifPada Tumbuhan",Skripsi FMIPA UPI Bandung, (Bandung: Pcrpustakaan FMIPA UPI Bandung, 2002), h. 9
36DorothyL.Gabel,Hand Baok of Research on Science Teaching and Learning,(New York: Macmillan Publishing Company, 1994), h. 51
37 Solve Marie Tegner Stenmark, Scientists At Play: Teaching Science Process Skills,
postlaboratorium yakni kegiatan untuk mengklasifikasikan
temuan-temuan yang diperoleh siswa selama eksperimen (negosiasi), melalui
diskusi antar kelompok.38
Pemanfaatan laboratorium dalam IPA biologi adalah
pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium IPA dalam proses
belajar mengajar. Namun dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium
ini guru menggunakan metode gabungan eksperimen, demonstrasi,
diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, dan ceramah serta mengerjakan
LKS. Demi lancarnya kegiatan laboratorium guru perlu dibantu oleh
seorang pengelola lab.
Dengan belajar di laboratorium siswa akan memperoleh
keterampilan, karena dengan menggunakan alaI, siswa melihat secara
langsung, mendengar informasi dari siswa lain atau guru dan
mengerjakan kegiatan, mengamati, mengumpulkan data,
menginterpretasi data dan mengumpulkan hasil kegiatannya.
Keunggulan dalam penggunaan laboratorium diantaranya:
I. Guru lebih mudah menyajikan materi pada setiap pokok bahasan.
2. Mempermudah menerapkan konsep-konsep IPA Biologi.
3. Mengembangkan pola pikir siswa untuk membuktikan kebenaran hasil
hipotesa.
4. Menanamkan sifat disiplin individu.
5. Meningkatkan profesionalisme guru IPA Biologi.
6. Menanamkan keterampilan siswa untuk menerapkan konsep.
7. Memberikan keterampilan pada minat siswa dalam mengorganisasikan
data dan menyimpulkan hasiL39
38IB Putu Mardana, " Intensifikasi Pelaksanaan Kegiata Laboratorium dalam
Pembelajaran IPA sebagai Upaya Meningkatkanmゥョ。セ Sikap Umiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas II SLTP Negeri Singaraja ". dalamMajatah Aneka Widya,No.3 Tahun XXXIII, Juli 2000,h.150
39Ramli Rian,Pengaroh Kegiatan Laboratorium Terhadap Hasil Be/ajar Biologi Siswa
6. Hakikat PendekatanKeterampilan Proses Sains(KPS)
a. Pengertian PendekatanKPS
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagi wawasan
atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, social,
dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang
pada prinsipnya tclah ada dalam din siswa (Depdikbud, 1986)40.
.Keterampilan proses adalah pendekatan belajat mengajar yang memberi
tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan
keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien
dalam mencapai tujuan pelajaran.41 Dimana pengertian sains itu sendiri
menurut Association for Science Education (ASE) adalah Hmu
pengetahuan yang indah dan menarik serta kedua-duanya saling
mengkonstruksi. Pencarian pengetahuan di dalam sains itu sendiri adalah
suatu aktivitas intelektual yang mendorong ke arah ciptaan riset dan
pengetahuan yang berkelanjutan!2
Pendekatan keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan proses
sains dalam IPA ini melibatkan keterampilan-keterampilan
kognitif/intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses
karena mungkin siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alaI. Dengan keterampilan sosial
dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam kegiatan
belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan
40Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ketiga, h. 138
41 Kurikulum 1984, dari http://etnissunda.multiply.com/iournal yang direkam pada 29
Des.2007
42 Mike Watts, Constnlcliv;sm, Re-collslnlctivism and Tas-orientated Problem-Solving,
hasil pengamatan.43 Identifikasi keterampilan proses sams yang akan digunakan dalam pembelajaran itu adalah mungkin untuk memilih batasan proses yang akan menunjukan dan membangun keterampilan proses tersebut yang ada di dalam pelajaran. Sehingga haruslah disesuaikan keterampilan proses yang digwlakan dalam aktivitas belajar.44
Dalam pembelajaran keterampilan proses dikenal pula sebagai pendekatan proses. Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Dalam pendekatan proses ini guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat langsung dalam berbagai pengalaman. Siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan-keSlmpu an sen· I d'trI.·45
Kesesuaian antara tujuan, materi dan metode serta pengalaman belajar jelas menjadi dambaan para pengembang kurikulum maupun guru dalam perencanaan pengajaran. Sangat tidak adil apabila siswa dituntut untuk kreatif melalui pengalaman belajar yang pasif dalam mempelajari konsep tertentu. 46 Oleh karena itu, pemilihan keterampilan proses sains
merupakan hal yang seharusnya dilaksanakan dalam mempelajari biologi. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakall secara inkuiri i1miah
(scientific inquiry)untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap i1miah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah menengah pertama menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
43Nuryani, dkk,Strategi Be/ajar Mengajar Bi%gi,(Malang: Universitas Negeri Malang,
2005), h. 78
44 Shlomo Sharan, Hand Book Of Cooperative Learning Methods, (London: Praeger,
greenwood,1999).h.230
4'
Syaiful Sagala,Konsep dan Makna Pembe/ajaran,(Bandung: Alfabeta, 2006) cet.6 h.74sebagainya) ; b) guru tidak dominan melainkan bertindak selaku
organisator dan fasilitator.49
b. Jenis dan KarakteristikKPS
Conny Semiawan dalam Arisal Nurhadi mengatakan bahwa
keterampilan proses adalah suatu keterampilan yang mengembangkan
keterampilan proses untuk memproses perolehan, sehingga anak mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakita dan konsep, serta
menumbuhkembangkan sikap dan nilai yang dituntut sesuai dengan
kemampuannya disebut pendekatan keterampilan proses.50 Hal ini berarti bahwa dengan penerapan keterampilan proses dalam proses pembelajaran
akan membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan yang
ada pada diri mereka masing-masing yang merupakan gambaran
keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran.
Salah satu peran yang paling utama seorang guru adalah sebagai
fasilitator. Dengan secara berangsur-angsur guru memberikan tanggung
jawab terhadap siswa dalam proses belajar. SecaJll bertahap, para siswa
dapat menerima tanggung jawab dalam hal perencanaan, melaksanakan
penyelidikan, menggunakan bukti, dan lain-lain.51 Ketika para siswa
mengira telah menguasai keterampilan proses ini, mereka dapat
menggunakan tanggung jawab yang mereka miliki untuk dasar penilaian
mereka, pengambilan tindakan dan pengumpulan serta
menginterpretasikan bukti yang milik mereka sendiri. Disinilah fungsi
seorang guru dalam memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan siswa ketika
melakukan proses penemuan suatu konsep dan memberikan arahan apabila
terjadi miskonsepsi. Ketrampilan Proses sains mutlak sangat penting untuk
diberikan kepada anak. Ada suatu kepercayaan kuat bahwa
anak-49 http://duniaguru.com/indcx.php?option-com contcnt&task=view&id=239&Itemid=26
yang direkam pada 7 Jan 2008 23:56:31 GMT.
50Arisal Nurhadi,"Pe'!ganlhPenggunaan Pendekatan KeterampiJanProses Sains
terhad£lp Prestasi Be/ajar Bi%gi Siswa",Skripsi UIN Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan FITK UIN Jakarta), h.14
51 Doris Ash, The Process Skills of Inquiry, Reprinted coul1esy of Jerry Pine, Caltech
anak yang diperkenalkan terhadap ilmu pengetahuan melalui ketrampilan
proses akan memiliki ketrampilanlkompetensi yang bermanfaat untuk
sepanjang hidupnya. Karena keterampilan proses cenderung untuk tinggal
dengan suatu periode yang lebih panjang.52
Penguasaan keterampilan proses sains ini dapat diukur dengan
menggunakan tes penampilan/perbualan. Dalam pengukuran keterampilan
proses sains ini ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan.
Karakteristik umum pokok uji keterampilan proses sains ini anlara lain,
yaitu:
I. Tidak membebani konsep(non-consept burden)
2. Mengandung sejumlah informasi yang harns diolah oleh responden atau siswa, informasi dapat berupa gambar, grafik, data dalam label alau uraian alau objek aslinya.
3. Aspek yang akan diukur oleh pokok uji keterampilan proses sains harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja.
4. Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
Keterampilan proses dalam pembelajaran IPA dapat menimbulkan
sikap ilmiah, kemudian dengan pendekatan keterampilan proses ini dapat
mengubah sikap siswa ke arah yang lebih baik t,erhadap pelajaran IPA.53 Siswa merasa tertarik untuk mempelajari pelajaran IPA karena mereka
dilibatkan langsung dalam kegiatan belajar.
Beberapa jenisketerampilan proses sains antara lain keterampilan
observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, komunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan
pertanyaan. Jenis-jenis keterampilan ini dapat dikembangkan secara
terpisah-pisah bergantung kepada metode yang digunakan.54
52Process Skills in Science for Children: Let us Begin Science. http://library.unescoiicba.orgiEngIishiSECONDARY_SCIENCE_SERIES/.scienceJessonsl2yro cess skills.hlm
- 53I Nyoman Subrailia dan 1Nengab Karlasa. "Upaya Meningkatkan Sikap Imiah dan
Kua/itas Be/ajar Siswa Seko/ah dasar me/a/ui Pembe/ajaran IPA dengan Pendekatan
Keterampilan Proses",(Jurnal Pendidikan Pengajaran IKIP egeri Si