• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Brand Value dan Sales Revenue Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Samsung Elektronik Global)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Brand Value dan Sales Revenue Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Samsung Elektronik Global)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Analysis Of The Effect Of Brand Value and Sales Revenue to Company Performance

(Case Study at Samsung Electronic Global)

Oleh

Chitra Adria Karyani NIM. 61.101.11.032

T E S I S

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Manajemen

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

110

CURRICULUM VITAE

CHITRA ADRIA KARYANI

Place and date of birth : Bogor, September 29th 1988

Religion : Islam

Relationship status : Single Nationality : Indonesian

Language ability : Indonesia, English, and Korea (Oral and Written) Address in Indonesia : Jl. Kasturi Blok B5-17 Komp. Pasadena Residence,

Caringin-Bandung, West Java 40224 Mobile phone number : +62878 - 2527 - 6222

Email : [email protected]

EDUCATION

Indonesia Computer University Bandung (UNIKOM) Magister Management

GPA : 3.74 from 4.00 2012-2014

Youngsan University Korean Business GPA : 4.43 from 4.50 2013-2014

Indonesia Computer University Bandung (UNIKOM) Bachelor Degree in Social and Political Sciences

Concentration in Communication Sciences specialty Public Relations GPA : 3.72

(5)

High School 3 Bogor 2003-2005

Junior High School 2 Bogor 2000-2003

Elementary School Police 1 Bogor 1994-2000

COURSES

Barista Course at Alice 2046 Coffee Academy Busan, South Korea November 2013 - December 2013

Presenter Course at Helmy Yahya Broadcasting Academy Bandung 2009-2010

Non Formal Education Course at Primagama Bogor 2004-2005

SKILLS

 Good interpersonal skill and communication skill

 Hard worker, persistent, self motivated, open minded, diligent, and eager learner

 Computer Skill (MS Word, MS Excel, MS Excel, Email, and Internet)  Fluent in Bahasa Indonesia, English, and Korean Languages (Both oral and

written)

 Having a broad knowledge about the recent news

TRAINING AND SEMINARS

Training Event Organizer & Workshop Public Speaking

Held by Hotel Horison Bandung 2009

Personal Development and Brain Management Training

(6)

112

Training of Master of Ceremony (MC)

Held by Helmy Yahya Broadcasting Academy 2008 Leadership Training

Held by Communication Department UNIKOM 2008 Seminar Press Ethic with Theme "Application Press Ethic at Journalism World"

Held by Journalism Community UNIKOM 2008

Training of Leadership in Management

Held by Student Senate UNIKOM 2008

Workshop Presenter and Radio Announcer

Held by Telkomsel Company 2007

Seminar "Communication Skills and Public Relations"

Held by Communication Department UNIKOM 2007 Talkshow Media Literacy with Theme "Psychological Impact of Reality Show"

Held by Journalism Community UNIKOM 2007

Protocolizer Training with Theme "Be Professional With Event"

Held by Communication Department UNIKOM 2006

WORKING EXPERINCES

Marketing at Marksphere 2012-2013

Assistant Manager Promotion at Food Garden Miko Mall Bandung May 2012-September 2012

Tenant Relation Officer at Festival Citylink Bandung 2010-2012

Trainer of Presenter Class at Helmy Yahya Broadcasting Academy Bandung June 2010

Lecture at Indonesia Computer University Bandung (UNIKOM) 2009-2010

(7)

Master of Ceremony (MC) In Formal or Non Formal Event 2004-2013

ORGANIZATION EXPERINCES

Precedence Team of Communication Department UNIKOM

As Leader

2008-2009

Basketball Organization UNIKOM

As a Member

2006-2009

Student Community of Communication Department UNIKOM

As Leader

2005-2008 Student Senate UNIKOM

As a Member in Information and Communication Division 2006-2007

On/Off Production

As a Treasurer

2004-2005

Student Organization at Junior High School 2 Bogor

As a Leader

2002-2003

ACHIEVEMENTS AND ACTIVITIES INVOLVED

2nd Place at Student Paper Competition (LKTM) Level Faculty of UNIKOM 2008

2nd Place at Modern Dance Competition Bogor 2004

(8)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 5

1.2.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1. Maksud Penelitian ... 6

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

(9)

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1. Manajemen Pemasaran... 11

2.1.1.1. Definisi Manajemen Pemasaran ... 11

2.1.1.2. Proses Manajemen Pemasaran ... 12

2.1.2. Brand Value ... 14

2.1.2.1. Pengertian Brand ... 14

2.1.2.2. Peran Brand ... 15

2.1.2.3. Definisi Brand Value ... 16

2.1.3. Sales Revenue ... 19

2.1.3.1.Konsep Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi ... 21

2.1.3.2. Konsep Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi... 22

2.1.4. Kinerja Perusahaan... 23

2.1.5. Hubungan Brand Value dengan Kinerja Perusahaan ... 25

2.1.6. Hubungan Sales Revenue dengan Kinerja Perusahaan ... 27

2.2. Kerangka Pemikiran ... 28

(10)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian ... 34

3.2. Metode Penelitian... 34

3.2.1. Desain Penelitian ... 36

3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.1. Sumber Data ... 43

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data... 44

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 46

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis ... 55

3.2.6. Penarikan Kesimpulan ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Samsung ... 61

4.2. Analisis Deskriptif ... 61

4.2.1. Analisis Deskriptif Brand Value (X1) ... 62

4.2.2. Analisis Deskriptif Sales Revenue (X2)... 64

4.2.3. Analisis Deskriptif Kinerja Perusahaan (Y) ... 66

4.3. Analisis Verifikatif ... 69

4.3.1. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 69

(11)

xii

Terhadap Kinerja Perusahaan (Uji Statistik F) .... 85

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran-saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 110

(12)
(13)

91

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan EViews. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Dyckman, Thomas R, Roland E. Dukes, Charles J. Davis. 2000. Akuntansi

Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Gujarati, Damodar. 2003. Econometric. Jakarta : Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi, Edisi Delapan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Hasan, Ali. 2008. Marketing. Jakarta: PT. Buku Kita.

Hasan, Ali. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service)

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi 10. Jakarta: Erlangga.

Kottler, Philip dan Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Phillip dan Kevin L. Keller. 2006. Marketing Manajemen Twelefth Edition.

(14)

92

Kotler, Phillip dan Kevin L. Keller. 2009. Marketing Management Thirteenth Edition. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Mulyadi dan Setyawan Johny. 2002. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.

Alfabeta

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Supangat, Andi. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2003. Analisis Laporan

Keuangan, Buku 1, Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Yuwono, Sony.dkk. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard:

Menuju Organisasi yang BErfokus pada Strategi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Internet, Jurnal, dan Tesis:

Chien, Lim Chin. 2010. Brand Equity and Firm Performance: Evidence from Trading and Service Sector in Malaysia. Malaysia: Thesis Universitas Malaysia Sarawak.

Gidwani, Bahar. 2013. The Link Between Brand Value and Sustainability. Canada: The Conference Board.

http://www.interbrand.com/en/best-global-brands/2013/top-100-list-view.aspx

(15)

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 Oktober 2004. Jakarta: Salemba Empat.

Kim, Dae-won. 2010. The Study on the Smartphone Strategies of Samsung and LG before and after the iPhone Launch in Korea. Korea Selatan: Thesis of KDI School of Public Policy and Management.

Lee, Boon-Young dan Seung-Joo Lee. 2004. Case Study of Samsung's Mobile Phone Business. Korea Selatan: Paperwork KDI School of Public Policy and Management.

Prawiro, Priscilla Desiserata Sari. 2004. Pengaruh Penjualan dan Pendapatan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Manufaktur. Jakarta: Tesis Universitas Indonesia.

Sesotyaningtyas, Mirna. 2012. Pengaruh Leverage, Ukuran Legislatif, Intergovernmental Revenue dan Pendapatan Pajak Daerah terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Accounting Analysis Journal, Vol.1, No. 1.

Setyawan, Fery Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality, dan Brand Loyalty terhadap Minat Beli

Telepon Selular Nokia (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang). Semarang: Tesis Universitas Diponegoro.

Soleh, Mohamad. 2008. Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: UKM Manufaktur di Kota Semarang).

Semarang: Tesis Universitas Diponegoro.

Srimindarti, Ceacilia. 2004. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Pengukuran Kerja, Fokus Ekonomi, Vol. 3, No.1, April, Hal: 52-64.

(16)

94

Wambui, Elizabeth. 2013. Samsung Smartphone Marketing Strategy: Analysis of Samsung Smartphone Marketing Strategy Decisions and The Consumer

Perception to The Implemented Strategies. Finlandia: Thesis of Turku University.

Yaseen, Nazia, Mariam Tahira, Amir Gulzar, dan Ayesha Anwar. 2011. Impact of Brand Awareness, Perceived Quality and Customer Loyalty on Brand

Profitability and Purchase Intention: A Resellers' View. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 3, No. 8.

(17)

vi Assalamua’laikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang

senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan tesis ini sebagaimana mestinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Salam dan shalawat tercurah kepada junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Tesis ini berisi penelitian terhadap Samsung Elektronik Global. Hambatan

dan kesulitan yang dihadapi sebagai pemenuhan kewajiban yang memang semestinya dilaksanakan. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa,

semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada sumber mata air yang tidak pernah kering; Ibunda Hj. Sri Suprihatin dan Ayahanda Ir. H.

Iwan Djanwarsyah, yang selalu membantu dan memberikan do’a dan restunya, kasih sayang, perhatian, motivasi, serta limpahan materi yang tidak akan pernah

terbalas hingga kapanpun.

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya

(18)

vii

1. Yth. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Yth. Bapak Dr. Ir. Herman S. Soegoto, MBA. Selaku Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth. Bapak Dr. Ir. Deden A. Wahab Sya’roni. M. Si. Selaku Ketua

Program Studi Magister Manajemen Universitas Komputer Indonesia. 4. Yth. Bapak Dr. Dedi Sulistiyo S., MT. selaku Dosen Pembimbing yang

telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada peneliti sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

5. Yth. Seluruh Staff Dosen Pengajar Program Studi Magister Manajemen UNIKOM yang telah membekali peneliti dengan pengetahuan.

6. Yth. Staff Kesekretariatan Program Studi Magister Manajemen UNIKOM

(Teh Santi) yang telah membantu untuk pelayanan dan informasinya. 7. Yth. Seluruh Profesor dari Youngsan University yang telah memberikan

tambahan ilmu bagi peneliti, terutama dalam hal Ekonomi dan Bisnis Korea Selatan.

8. Kakak-kakakku Gatot Adriansyah, Wanda Adriana Lestari, Agung Adrian

Nugraha, Rani Nurlaela Desandi, dan Rony Syahrial serta seluruh Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril

maupun materil terhadap peneliti.

9. For my fiancé (Nurjanah) who always give me support and help me with

(19)

viii

Intan dan Nurina), adikku tersayang Annisa Dwi Nasri serta seluruh rekan-rekan YSU Dormitory yang selalu memberikan keceriaan dan suasana

kekeluargaan baru bagi peneliti pada saat peneliti merantau ke Negeri Gingseng.

12. Kepada Pengurus dan Anggota Bandung Korea Community. Yang telah

memberikan motivasi kepada peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian ini, terutama Ken Gunadi yang selalu memberikan semangat

baik saat peneliti berada di tanah air maupun di Korea Selatan.

13. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian tesis ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan ketulusan dari semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan tesis

ini. Pada akhirnya peneliti hanya berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, atas segala kekurangannya peneliti mohon

maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung, Juli 2014

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun kebelakang, industri elektronik banyak dipimpin oleh Intel dan Sony. Mereka telah berada pada posisi tersebut selama beberapa waktu.

Tetapi hal tersebut berubah secara drastis; cerita mengenai perusahaan Samsung dalam industri elektronik merupakan salah satu perusahaan bawah dengan produk

yang berbeda dengan pesaingnya serta portofolio produk yang cukup murah. Tetapi dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, mereka berhasil muncul menjadi pemimpin pasar industri elektronik. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Dalam industri ini, dengan persaingan yang sangat sengit, setiap perusahaan dipaksa untuk datang dengan inovasi teknologi yang sangat kreatif

dan dapat memenangkan persaingan di pasar.

Untuk Samsung Elektronik sendiri, tahun 2003 merupakan tahun keemasan baginya. Karena Samsung telah berhasil memposisikan dirinya sebagai

salah satu produsen ponsel terbaik di dunia terutama untk smarthphone-nya dan produk-produk lainnya yang ditampilkan di seluruh media. Banyak yan menyebut

ponsel Samsung ini sebagai "hadiah terbaik untuk Natal" atau "Mercedes ponsel". Samsung memperoleh prestasi yang sangat luar biasa, mengingat sebelumnya fokus dari perusahaan ini adalah penjualan eksport sayuran serta ikan

(21)

keputusan tersebut adalah keputusan yang sangat bodoh dan sembarangan. Tetapi,

Samsung telah berhasil mengejutkan mereka dengan kesuksesan mereka di pasar elektronik ini dengan keuntungan yang sangat besar, serta mereka telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan laba

perusahaan dan reputasi merek Samsung itu sendiri.

Pada tahun 2003, Samsung berhasil membukukan laba bersih sebesar $5

milyar pada penjualan tahunan sebesar $37.9 milyar. Pada April 2004, kapitalisasi pasar Samsung berada di sekitar $87.4 milyar, dimana hal ini telah melampaui

Sony yang merupakan patokan bagi Samsung dalam hal pendapatan dan kapitalisasi pasar.

Gambar 1.1

Data Perbandingan Perusahaan-Perusahaan IT Besar dengan Samsung

Sumber : Laporan Tahunan masing-masing perusahaan tahun 2003

Selain hal tersebut di atas, ekspor Samsung saat ini telah mencapai dua pertiga (79%) dari total penjualan. Selain itu, Samsung telah membangun merek di seluruh dunia. Pada tahun 2003, merek Samsung menduduki peringkat ke-25

(22)

3

paling berharga, karena telah berhasil berkembang pesat dari $8.31 milyar pada

tahun 2002 menjadi $10.85 milyar pada tahun 2003.

Tabel 1.1

BusinessWeek/Interbrand's Global Brand Scoreboard

Sumber : Business Week "The Best Global Brands" 4 Agustus 2003

Saat ini Samsung merupakan produsen smartphone terbaik di Eropa. Pada akhir 2012, Samsung memiliki 32,3% pangsa pasar berdasarkan angka-angka dari

comScore. Samsung dapat menyalip Nokia pada April 2012 untuk mengklaim posisi teratas pangsa Eropa, dimana pada saat itu posisi tersebut dipertahankan oleh Nokia dalam waktu yang cukup lama. Diurutan kedua terdapat Apple dengan

pangsa pasar 20,5%, dan diikuti Nokia dengan pangsa pasar 16,3% (Samsung mendominasi pasar smartphone Eropa tahun 2013). Menjadi merek ternama

(23)

Gambar 1.2

Data Perbandingan Perusahaan-Perusahaan IT Besar dengan Samsung

Sumber : Laporan Tahunan masing-masing perusahaan tahun 2013

Riset Gartner mengatakan, Samsung telah berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 46,9% pada tahun 2012 dan menyumbang 39,6% dari total penjualannya tersebut. Berdasarkan fakta tersebut Gartner memastikan bahwa

Samsung telah berhasil mendominasi pasar smartphone dunia dengan pesaingnya iPhone.

Tabel 1.2

Interbrand's Global Brand Scoreboard

(24)

5

Berdasarkan data-data di atas tersebut, mungkin hanya sedikit yang

menyangkal bahwa Samsung telah mencapai sukses yang luar biasa di pasar global. Dengan demikian, itu akan lebih bermanfaat untuk peneliti melihat lebih dekat lagi agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang telah menjadi

kontribusi paling banyak dalam keberhasilan Samsung. Secara khusus, peneliti ingin memusatkan perhatian pada bisnis elektronik dari Samsung, dimana telah

mencapai beberapa keuntungan yang paling menonjol dari salah satu lini bisnis Samsung.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian khususnya mengenai strategi pemasaran Samsung, dimana dalam hal ini dilihat dari dua sisi yakni brand value dan sales

revenue terhadap keuntungan yang diperoleh oleh Samsung dengan judul

“Analisis Pengaruh Brand Value dan Sales Revenue terhadap Kinerja

Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Samsung Elektronik Global)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Brand value dan sales revenue sangat berperan penting terhadap peningkatan profitabilitas suatu perusahaan, hal ini tergantung terhadap strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.

1. Brand value atau merek merupakan suatu citra perusahaan yang tentunya

(25)

yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

2. Sales revenue suatu perusahaan akan sangat menentukan bagi gerak

perusahaan selanjutnya untuk melihat perkembangan dari produk perusahaan tersebut. Dalam hal ini perusahaan dapat melihat peningkatan

ataupun penurunan penjualan produk perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan menentukan strategi pemasaran suatu perusahaan demi

mendapatkan keuntungan perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah diuraikan tersebut, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dalam penelitian ini,

yakni :

1. Bagaimana brand value, sales revenue, dan kinerja perusahaan pada

Samsung Elektronik Global?

2. Apakah brand value dan sales revenue berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara positif baik parsial maupun simultan pada Samsung

Elektronik Global?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah unutk mengeksplorasi strategi dari

(26)

7

revenue serta keputusan pengenalan tertentu dari internal perusahaan terutama pada saat memasarkan produknya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kategori brand value, sales revenue, dan kinerja

perusahaan pada Samsung Elektronik Global.

2. Untuk mengetahui brand value dan sales revenue berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan secara positif baik parsial maupun simultan pada Samsung Elektronik Global.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi peneliti

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang lebih riil atau nyata dan lebih memahami penerapan terori-teori yang diperoleh

yang sebenarnya tentang pengaruh brand value dan sales revenue

terhadap kinerja perusahaan pada bisnis Elektronik Samsung Global. 2. Bagi peneliti lain

Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini daiharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk mengembangkan ilmu, khususnya ilmu

(27)

3. Bagi Universitas Komputer Indonesia

Dalam pengaruh brand value dan sales revenue terhadap kinerja perusahaan pada bisnis elektronik Samsung Global terkait dengan mata kuliah Manajemen Pemasaran terutama dalam strategi pemasaran

tentunya akan bermanfaat untuk UNIKOM dalam meningkatkan brand di mata pendidikan nasional maupun internasional.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Untuk membantu perusahaan sejenis di Indonesia dalam mempelajari strategi yang telah diterapkan oleh Samsung dimana sebuah perusahaan pendatang di bidang IT mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan IT sebelumnya

bahkan berhasil memposisikan dirinya sebagai salah satu merek yang dihormati dan sukses di pasar global.

1.5 Pembatasan Masalah

Dari Identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran

dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan

masalah secara jelas dan terfokus.

Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis pengaruh Brand Value dan Sales Revenue terhadap Kinerja Perusahaan

(28)

9

Yang dimaksud Brand Value adalah nilai dari sebuah Brand, tidak hanya

sekedar nilai asset yang berupa asset yang tangible pada perusahaan. Tetapi juga berupa segala sesuatu yang bersifat intangible pada perusahaan, seperti nilai dari

customer loyalty, image perusahaan di mata customerSamsung.

Yang dimaksud Sales Revenue atau pendapatan penjualan merupakan

jumlah uang yang diterima oleh perusahaan, yang merupakan jumlah kotor atau sering dikenal sebagai omzet penjualan. Dimana hal ini hanya difokuskan pada

perusahaan Samsung bidang elektronik saja.

Yang dimaksud dengan Kinerja Perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan dari Samsung Elektronik

Global dalam menghasilkan suatu laba (profit).

1.6 Sistematika Penulisan BAB. I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta batasan-batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini.

BAB. II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti mencoba meninjau permasalahan dari aspek

teoritis dalam mengkaji mengenai tinjauan manajemen pemasaran meliputi : pengertian manajemen pemasaran, tujuan dilakukannya manajemen pemasaram, tinjauan mengenai brand value, tinjauan

(29)

pada bab ini juga, peneliti akan membahas kerangka pemikiran peneliti

dan hipotesis dari penelitian tersebut.

BAB. III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang metode apa yang digunakan dalam

penelitian tersebut, operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, serta rancangan analisis dan uji

hipotesis dari penelitian tersebut.

BAB. IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat penjabaran hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti dan pembahasan berupa analisis dari hasil penelitian yang berdasarkan data-data yang didapat

yang meliputi pendeskripsian data, pengolahan dan pengujian data, analisis statistika, uji hipotesis dan interpretasi dari hasil penelitian

tersebut.

BAB. V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan

(30)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Pemasaran

2.1.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran

Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran

adalah "memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan". Ketika eBay menyadari bahwa prang tidak mampu menemukan beberapa barang yang paling mereka inginkan, perusahaan tersebut menciptakan lelang online. Ketika IKEA

menyadari bahwa orang menginginkan perabot yang bagus dengan harga yang lebih murah, perusahaan tersebut menciptakan perabot murah. Dua perusahaan

ono menunjukkan kecerdasan pemasaran dan mengubah kebutuhan pribadi atau sosial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.

Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA)

(dalam Kotler, 2009:5), adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Pemasaran merupakan kegiatan inti dari tiap perusahaan sehingga perlu adanya pengelolaan dan

(31)

Manajemen pemasaran Kotler (2009:5) adalah seni dan ilmu memilih

pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah

memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tugas manajemen pemasaran bukan hanya menawarkan barang atau jasa

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasarnya, menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan melayani pasarnya tetapi lebih dari itu. Tugas manajemen pemasaran adalah

mempengaruhi tingkat, waktu dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai sasarannya.

2.1.1.2 Proses Manajemen Pemasaran

Setiap bagian pemasaran menyediakan masukan berupa informasi dan

opini kepada bagian perencanaan strategik untuk dianalisis dan dievaluasi. Untuk melaksanakan peranan mereka, manajer pemasaran menempuh suatu proses yang

disebut proses manajemen pemasaran.

Proses Manajemen Pemasaran (Kotler, 2006:29) terdiri dari analisis peluang-peluang pasar, penelitian dan pemilihan pasar sasaran, pengembangan

(32)

13

pengendalian upaya pemasaran. Adapun proses pemasaran dapat dilihat dalam

gambar diabawah ini:

Gambar 2.1

Proses Manajemen Pemasaran

.

Sumber: Manajemen Pemasaran, Phillip Kotler, 2006:29.

Berikut proses pemasaran secara sistematis : 1. Analisis peluang pasar

Analisis lingkungan pemasaran sangatlah penting sekali untuk meraih segala peluang-peluang dari setiap perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Meneliti dan memilih pasar sasaran dan upaya memposisikan pasar.

Kisi-kisi produk atau pasar harus dapat diperkirakan dari masing-masing

(33)

3. Mengembangkan strategi pemasaran

Perusahaan harus mengembangkan suatu perbedaan-perbedaan dan strategi penempatan pada pasar sasarannya. Perusahaan harus mampu memberikan keistimewaan-keistimewaan yang lain dari pesaingnya dan mampu memenuhi

keinginan para pelanggan. Selain itu juga perusahaan harus mampu mengembangkan sebuah peta kedudukan produknya, agar menduduki posisi

yang lebih baik dari pesaing-pesaingnya. 4. Perencanaan program pemasaran

Strategi pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.

5. Pengorganisasian , pelaksanaan, dan upaya pengendalian pemasaran

Pengorganisasian berarti membentuk struktur, personalia pemasaran, dan menetapkan tugas secara jelas serta terkoordinir. Selain itu bagaimana

personalia itu dilatih, diarahkan, dimotivasi, dan dievaluasi. Manajer perusahaan juga menganalisa secara berkala profitabilitas nyata dari berbagai produk, kelompok pelanggan, saluran distribusi.

2.1.2 Brand Value

2.1.2.1 Pengertian Brand (Merek)

Mungkin keahlian pemasar profesional yang paling unik adalah kemampuan mereka untuk menciptakan, mempertahankan, memajukan, dan

(34)

15

baru seperti Google, Red Bull, dan Samsung menangkap imajinasi konsumen

maupun komunitas keuangan.

American Marketing Association (AMA) (dalam Kotler, 2009:258) mendefinisikan merek sebagai "nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau

kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari

para pesaing". Berdasarkan definisi tersebut, maka merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari

produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata-berhubungan dengan kinerja produk dari merek itu sendiri.

2.1.2.2 Peran Brand (Merek)

Merek mengidentifikasikan sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk

yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan. Pertama,

merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unit produk.

(35)

tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan

menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar.

2.1.2.3 Definisi Brand Value (Nilai Merek)

Dalam sehari-hari kita melihat orang begitu terikat atau fanatik dan

mengasosiasikan diri mereka dengan merek, pikiran dan perasaan mereka yang muncul tentang merek, membedakan suatu perusahaan (produk atau jasa) dari

yang lain (disebut nilai merek-brand value), mampu menciptakan ikatan diferensiasi yang sangat kuat. Nilai merek adalah kemempuan untuk menerjemahkan reputasi perusahaan dan loyalitas pengguna yang dapat

diandalkan untuk menciptakan laba jangka panjang. Rumusan brand value yang sukses adalah ketika calon pelanggan atau pelanggan mudah mengenali nilai inti

(36)

17

Gambar 2.2 Model Brand Value

Sumber: Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, Ali Hasan (2013:211).

Adapun penjelasan mengenai gambar diatas tersebut yakni:

1. Citra Merek, merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan fitur yang

membuatnya unik.

2. Citra Produk, merupakan karakteristik produk yang jelas, termasuk yang belum pernah dipakai sebelumnya.

Comfort Warmth of

Feeling

Status

Confidence Trust Recognition

Value Image

Product Image

Brand Image Core

(37)

3. Citra Nilai, merupakan karakteristik tampilan "personal image" yang memiliki nilai psikologis paling relevan bagi target pasar dan spesifikasi kategori produk.

Image secara keseluruhan (brand, product, dan value) adalah penyatuan semua persepsi dan perasaan orang-orang yang berpegang pada sebuah perusahaan. Indikator nilai membuat sebuah merek itu ada berdasarkan evaluasi

pelanggan (positif atau negatif) dan pelanggan potensial. Evaluasi ini membentuk citra merek dalam persepsi pelanggan, dan dalam arti faktual mereka memerlukan

bukti objektif-nyata dalam menciptakan persepsi-persepsi tertentu yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan melalui titik sentuh yang sengaja diciptakan oleh perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa nilai merek dalam pemasaran industri, adalah hal-hal yang menyebabkan orang untuk

membeli produk satu perusahaan atau jasa lebih dari yang lain. Perusahaan bisa jadi mendapat masalah besar atau kecil-jika nilai inti merek tidak terlihat oleh pelanggan atau calon pelanggan. Nilai merek dapat berhubungan dengan produk,

harga, pengiriman atau aspek lain dari pelayanan. Prinsipnya adalah bagaimana semua hal-hal yang terkait dalam perusahaan dapat membedakan dan

membuatnya tampak dalam beberapa cara khusus dan lebih baik dibandingkan pesaing.

(38)

19

dan total give brand value-nya lebih tinggi dari perusahaan pesaing, formulasinya

sebagai berikut:

Keterangan:

Sb : Safety benefit (aman/nyaman dalam penggunaan)

Fb : Functional benefit (manfaat fungsional) Eb : Emotional benefit (manfaat emosional)

Ssb : Social benefit (manfaat sosial)

Mc : Monetery cost/price (biaya moneter/harga) Ec : Energy cost (biaya energi)

Tc : Time cost (biaya waktu)

Psc : Psychical cost (biaya psikologis "citra diri")

Proses penyampaian semua unsur value (kualitas produk, brand, service) yang dilakukan dengan benar akan memungkinkan perusahaan memberikan rantai

nilai (value chain) kepada pelanggan yang tidak hanya tepat, andal, mengagumkan (excellence) tetapi juga efisien.

2.1.3 Sales Revenue

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih Value =

Sb + Fb + Eb + Ssb (Total Get)

(39)

bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan

dapat diartikan sebagai revenue dana dapat juga diartikan sebagai income.

Menurut standar Akuntansi Keuangan (2004:23.1), kata income diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, dimana penghasilan

(income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).

Pendapatan dalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga, dividen, royalti dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian yang

berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas,

income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan

penghasilan dari penjualan produk, barang dagangan, jasa, dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi.

Pengertian pendapatan diterangkan oleh Dyckman (2000:234) bahwa pendapatan adalah "arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu

periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung".

Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri (2002:58) sebagai "kenaikan gross di dalam asset dan penuruna gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba".

(40)

21

dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu. Konsep pedapatan

belum dijelaskan secara universal oleh pemakai akuntansi, karena pemakai informasi laporan keuangan khususnya laporan laba rugi yang memuat tentang pendapatan berguna untuk masing-masing pemakai laporan yang berbeda-beda

tergantung dari sudut mana ia memandang.

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu:

a. Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi b. Konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi.

2.1.3.1 Konsep pendapatan menurut Ilmu Ekonomi

Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh

seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola

kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar, pendapatan dalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah kesulurhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Definisi

pendapaan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan, badan usaha awal periode dan menekankan pada jumlah nilai

yang statis pada akhir periode.

Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi dikemukakan oleh Wild (2003:311), "economic income is typically measured as cash flow plus the change

in the fair value of net assets. Under this definition, income includes both realize

(41)

tersebut mengetakan bahwa, pendapatan secara khusus diukur sebagai aliran kas

ditambah perubahan dalam nilai bersih aktiva. Wild memasukkan pendapatan yang dapat direalisasikan sebagai komponen pendapatan.

Maka dari definisi di atas tersebut, dapat kita simpulkan bahwa

pendapatan menurut ilmu ekonomi mengindikasikan adanya suatu aliran dana (kas) yang terjadi dari satu pihak kepada pihak lainnya.

2.1.3.2 Konsep pendapatan menurut Ilmu Akuntansi

Definisi pendapatan antara para akuntan dengan para ahli ekonomi sangat jauh berbeda, demikian juga sesama para akuntan, yang mendefinisikan pendapatan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi pada umumya definisi ini

menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang. Pendapatan akuntansi memiliki keanekaragaman dalam

memberikan definisi pendapatan. Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Konsep ini sebagian besar mengikuti prinsip-prinsip pendapatan, prinsip biaya,

prinsip perbandingan dan pernyataan periode akuntansi.

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6

dalam Kieso (2002:3) "Revenue are inflows or other enhancements of assets of an

entity or settlements of its liabilities (a combination of both) from delivering of

producing goods, rendering services, or carrying out other activities that

(42)

23

Berdasarkan definisi di atas tersebut, pendapatan dalam ilmu akuntansi

lebih menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan serta pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow perusahaan.

2.1.4 Kinerja perusahaan

Dalam literatur bisnis kerja perusahaan dapat dilihat dari keuntungan finansial (financial profitability) dan perkembangan (growth), ini menjadi indikator penting dari kinerja suatu perusahaan. Nash (1993) menyatakan bahwa

profitabilitas merupakan indikator untuk mengidentifikasikan apakah perusahaan melakukan bisnisnya dengan baik dan menjadi ukuran kesuksesannya. Lebih

lanjut, kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber

daya-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996 dalam Ceacilia Srimindarti, Fokus Ekonomi, 2004:53)

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang ditanamkan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau

yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Ceacilia Srimindarti dalam Fokus

(43)

Perbedaan definisi menurut para ahli mengenai pengukuran kinerja dan

penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1. Menurut Anderson dan Clancy (Sony Yuwono, dkk,, 2002:21), mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai berikut:

"feedback from the accountant to management that provides information

about how well the action represent the plants; it also identifies where

manager may need to make corrections or adjustment in future planning

and controlling activities."

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu tolak ukur atau bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan perusahaan, apakah kinerja perusahaan sudah baik dari

segi keuangan maupun non keuangan.

2. Menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2002:227), mendefinisikan

mengenai penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi, dan karywannya berdasarkan pada sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui

penilaian kinerja, manajer dapat menggunakannya dalam mengambil keputusan penting dalam rangka bisnis perusahaan, seperti menentukan tingkat gaji

karyawan, dan sebagainya, serta langkah yang akan diambil untuk masa depan. Sedangkan bagi pihak luar, penilaian kinerja sebagai alat pendetekdi awal dalam memilih alternatif investasi yang digunakan untuk meramalkan kondisi

(44)

25

Berangkat dari kenyataan tersebut, penelitian ini ingin mengukur sejauh

mana strategi bisnis yang diterapkan oleh Samsung Elektronik Global dilihat dari

Brand Value dan Sales revenue dari Samsung itu sendiri, terhadapa perolehan profit atau kinerja perusahaan Samsung Elektronik Global yang diukur dari

prosentase peningkatan penjualan dan nilai dari suatu merk dari tahun-tahun sebelumnya.

2.1.5 Hubungan Brand Value dengan Kinerja Perusahaan

Apakah sebuah peningkatan kinerja dalam suatu perusahaan merupakan hasil dari peningkatan brand value mereka? Bagian dari kinerja apa yang mendorong nilai merek bagi perusahaan mereka? Pertanyaan-pertanyaan tersebut,

sebenarnya telah dijawab oleh beberapa studi yang telah dilakukan dahulu mengenai hubungan antara brand value dengan kinerja suatu perusahaan.

Terdapat korelasi yang sangat kuat antara brand value dan kinerja perusahaan yang dibuktikan dalam penelitian oleh BSI (Brand Strength Index)

pada tahun 2013, dimana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

sekitar 22% dari variabel BSI dapat merubah kinerja CSR (corporate social

responcibility) di dalam suatu perusahaan. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat tiga hal potensial yang menjelaskan korelasi antara brand value dengan kinerja suatu perusahaan, yakni:

1. Salah satu alat ukur tidak mempengaruhi yang lain. Hal ini hanya tampak

(45)

2. Brand value dan kinerja perusahaan dapat berkorelasi dengan beberapa

faktor lain, seperi kapitalisasi pasar. Sebagai hasilnya, mereka tampak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya, tetapi pada kenyataan mereka merupakan "alat penggerak" yang sama di dalam perusahaan.

3. Brand value dan kinerja perusahaan berkaitan, dan perusahaan yang berusaha untuk melakukannya dengan baik di satu sisi tetap harus

mempertimbangkan juga sisi yang lain. Seperti yang dikatakan oleh pakar Statistik dan Informasi Grafis Edward Tufte, beliau mengatakan bahwa

"korelasi bukanlah suatu penyebab melainkan suatu petunjuk yang jelas". Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa brand value

memiliki hubungan dengan kinerja perusahaan.

Kwan dalam Setyawan (2010:24) mengatakan bahwa pengetahuan terhadap keberadaan merek akan berpengaruh terhadap minat beli konsumen yang

nantinya akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Hal ini dikarenakan konsumen akan cenderung membeli produk dengan merek yang sudah dikenal dibandingkan dengan produk yang mereknya masih asing. Selain itu Ayuni dalam

Setyawan (2010:24) juga menyatakan semakin tinggi tingkat kesadaran seseorang terhadap nilai merek, maka minat konsumen terhadap produk dengan merek

tersebut meningkat karena merek itulah yang pertama diingatnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa brand value atau nilai dari suatu merek berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (dilihat dari segi

(46)

27

merek suatu produk maka hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan dari

merek tersebut.

2.1.6 Hubungan Sales Revenue dengan Kinerja Perusahaan

Pada umumnya, orang menilai baiknya kinerja suatu perusahaan dari tingginya angka penjualan per tahun ataupun dengan melihat pada tingginya

angka pendapatan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seringkali manajer perusahaan berpacu untuk mencetak angka penjualan perusahaan yang

setinggi-tingginya sehingga kinerja perusahaan khususnya dalam aspek keuangan dapat terlihat baik dimata para investornya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hadori Yunus, Ak (2007:6)

yang memiliki tujuan untuk menunjukkan pengaruh penjualan dan pendapatan perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan variabel tak bebas

yang digunakan sebagai pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah variabel EVA, sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah penjualan dan pendapatan menunjukan hasil bahwa variabel penjulan dan variabel pendapatan

secara bersama-sama perlu diperhatikan dalam menilai kinerja suatu perusahaan, meskipun penjualan merupakan salah satu unsur dari perhitungan nilai pendapatan

(net income).

Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Priscilla Desiserata (2004:78) yang menguji pengaruh penjualan dan pendapatan terhadap kinerja

(47)

keuangan perusahaan (yang diproxy-kan dengan EVA), tetapi terhadap hubungan

yang positif dan signifikan antara variabel pendapatan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan.

Mirna Sesotyaningtyas (2012:8) membuktikan bahwa pendapatan juga

mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah, dimana secara parsial pendapatan pajak suatu daerah memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan

pemerintah daerah tersebut berdasarkan rasio efisiensi kinerja.

Dari hasil ketiga penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa terdapat

hubungan antara sales revenue (pendapatan) dengan kinerja suatu perusahaan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah inti dari pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis menghantarkan nilai konsumen untuk

menghasilkan laba bagi perusahaan. Dalam ekonomi yang sangat kompetitif, dengan semakin banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan dengan segudang pilihan, perusahaan hanya dapat meraih kemenangan dengan melakukan proses

penghantaran nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai yang unggul.

Perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan pesaing baru atau teknologi baru, atau semua perkembangan dalam lingkungan pemasaran dapat mempengaruhi peruntungan perusahaan baik dalam segi nilai merek

(48)

29

Nilai merek (brand value) harus menjadi prioritas utama bagi semua

organisasi. "Catatan Pemasaran: Penetapan Merek Abad Dua Puluh Satu" menawarkan beberapa perspektif kontemporer untuk kepemimpinan merek yang bertahan lama.

Terakhir kita dapat menghubungkan nilai merek dengan salah satu konsep pemasaran penting lainnya yakni ekuitas pelanggan yang pada akhirnya akan

berfokus pada nilai akhir finansial. Manfaat jelasnya adalah ukuran kinerja perusahaan yang dapat dihitung (profitabilitas), yang khususnya akan dibahas

dalam perusahaan Samsung Elektronik Global.

Nilai merek serta pendapatan yang baik akan memberikan dampak positif bagi perusahaan. Dampak positif yang terjadi ini adalah tujuan perusahaan telah

tercapai dan kelangsungan dari perusahaan pun akan terus berjalan dengan baik. Dimana dalam kinerja perusahaan itu sendiri terdapat pula faktor-faktor yang akan

mempengaruhi keuntungan dari suatu perusahaan.

Penelitian tentang pengaruh brand value terhadap kinerja perusahaan,

sales revenue terhadap kinerja perusahaan, maupun brand value dan sales revenue

terhadap kinerja perusahaan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan. Hasil dari penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian 1. Pengaruh Penjualan

dan Pendapatam terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Industri Manufaktur di Jawa Barat.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara penjualan terhadap kinerja keuangan perusahaan, juga hubungan antara faktor interaksi penjualan dan pendapatan terhadap

(49)

(Hadori Yunus, 2007)

kinerja keuangan perusahaan. Dan ada hubungan positif antara produktif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

sampel sama dengan total populasi. Data yang diambil adalah data time series yang dilihat dari laporan keuangan Samsung selama 11 tahun, (2003-2013).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitaif dan kuantitatif, dimana data yang didapat diolah secara kuantitatif dan hasil yang keluar dari pengolahan data tersebut dijelaskan secara kualitatif.

Penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip Manajemen Pemasaran sebagai grand theory-nya dimana teori yang diaplikasikannya ialah teori

brand value dan sales revenue.

2. The Correlation sometimes people are just recognize the name of the brand only, and it does not mean that they will prfer to buy

(50)

31

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian

tentang pengaruh brand value dan sales revenue terhadap kinerja perusahaan Samsung Elektronik Global dapat digambarkan dalam bentuk bagan seperti di bawah:

Gambar 2.3

Skema Kerangka Pemikiran Samsung Elektronik Global

Grand Theory Manajemen Pemasaran

(Philip Kotler : 2009)

Applied Theory

Sales Revenue

(Wild : 2003) Applied Theory

Brand Value

(Ali Hasan : 2013)

Kinerja Perusahaan (Helfert : 2004)

(51)

Berdasarkan uraian di atas, maka paradigma penelitian dari penelitian

tentang pengaruh brand value dan sales revenue terhadap kinerja perusahaan Samsung Elektronik Global dapat digambarkan dalam bentuk bagan seperti di bawah:

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian

Brand Value (X1) Dimensi :

1. Citra Merek 2. Citra Produk 3. Citra Nilai

(Ali Hasan : 2013) Kinerja Perusahaan (Y) Dimensi :

1. Keuntungan Finansial 2. Perkembangan Perusahaan

(Helfert : 2004)

Sales Revenue (X2) Dimensi :

1. Kas

2. Nilai Bersih Aktiva 3. Pendapatan yang dapat

direalisasikan

(52)

33

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 2003:39). Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat. Berdasarkan permasalahan dan kerangka

pemikiran di atas, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian :

H1 : Brand value, sales revenue dan kinerja perusahaan di Samsung

Elektronik Global dikategorikan baik.

H2 : Brand value dan sales revenue berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan secara positif baik parsial maupun simultan pada Samsung Elektronik Global.

(53)

34 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Pengertian objek

penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah sebagai berikut :

“Objek Penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek yang penulis gunakan dalam penelitian adalah brand value, sales revenue, dan

kinerja perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada Samsung Elektronik Global.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2011:2)

Metode Penelitian adalah :

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

(54)

35

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode penulisan

studi kasus dan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011 : 29) mendefinisikan bahwa :

“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif ini merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara

mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang

telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Sugiono (2008:45)

adalah sebagai berikut :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

(55)

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang

signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan teknik survei dengan menggunakan metode sampling acak jenuh, dengan menggunakan pengembilan data sekunder dengan total sampel 11 dan

diambil semua. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan

multiple regresion (regresi berganda).

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.

Menurut Sugiyono (2008:13) penjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.

(56)

37

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap

penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan

baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah dalam penelitian ini telah disebutkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah dan perumusan masalah. Masalah-masalah atau

fenomena yang terjadi, nantinya akan dibahas pada bab IV. 3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga

dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan

(57)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat

pada penelitian ini adalah manajemen konflik dan stres berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian

yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang

lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis kualitatif

dan metode kuantitatif.

6. Menyusun instrumen penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun

instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen

penelitian harus terlebih dulu diuji asumsi klasik. Dimana pengujian asumsi ini terdapat uji auto korelasi, normalitas, linearitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Pengujian ini adalah alat untuk menganalisis pengaruh

(58)

39

diajukan dengan teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini untuk menguji

adanya hubungan brand value dan sales revenue (variabel independent) dengan kinerja perusahaan (variabel dependent) digunakan uji multikolineritas, sedangkan untuk menguji adanya pengaruh brand value dan

sales revenue (variabel independent) terhadap kinerja perusahaan (variabel

dependent) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa

jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variable bebas secara bersamaan dan satu variable tergantung. Desain penelitian

(59)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pertanyaan penelitian : bagaimana pengaruh brand value dan sales revenue terhadap kinerja perusahaan

Telaah teoritis :

(60)

41

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2011: 38) :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)

Sugiyono (2011:39) mengemukakan bahwa :

“Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah brand value dan kedua (X2) adalah sales revenue.

a. Brand Value (X1)

Menurut Ali Hasan, SE., MM (2013):

brand value adalah kemampuan untuk menerjemahkan reputasi

(61)

b. Sales Revenue (X2)

Dan menurut Wild (2003) :

Sales revenue iseconomic income is typically measured as cash flow

plus the change in the fair value of net assets. Under this definition,

income includes both realize (cash flow) and unrealized (holding gain

or loss) components.”

2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2011:39) :

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel terikatnya adalah kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat

dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

(62)

43

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai pengaruh

brand value dan sales revenue terhadap kinerja adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2011:137) data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

(63)

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari

data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai brand value dan

sales revenue pada Samsung Elektronik Global.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data

Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan

sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut: 1. Populasi Penelitian

Adapun Pengertian populasi menurut Sugiyono (2011:80) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau

subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan Samsung

Global khususnya pada bagian elektronik. 2. Sampel

Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan cara sampling acak jenuh dengan total sampel 11 dan diambil semua. Berdasarkan teknik tersebut Samsung Elektronik diambil sebagai

Gambar

Gambar 2.1 Proses Manajemen Pemasaran
Model Gambar 2.2 Brand Value
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian f diperoleh F hitung sebesar 3,840 dengan nilai signifikan (0,016), oleh karena itu H 0 ditolak dengan

Dari hasil analisis data yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan rata-rata industri ditinjau dari rasio keuangan yaitu

Tabel IV. 15 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PTPN X Surakarta dari tahun 2006 sampai tahun 2008 mengalami penurunan secara terus-menerus yang mencerminkan kondisi

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH. KRISIS EKONOMI GLOBAL

Kesimpulan yang diperoleh adalah metode Balanced Scorecard terbukti dapat mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif dan lebih baik dibandingkan dengan

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CSR DAN GCG SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN.. PERIODE 2009

Dari hasil analisis bahwa nilai koefisien korelasi lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel dengan nilai 0.532 sedangkan untuk nilai r tabel sebesar 0,404 dengan taraf

Perfect Graha Utama Sumatera Selatan sebelum covid 19 dan sesudah covid 19 yang dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas Kinerja