• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kecanduan Internet Daya Tarik Iklan Internet dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Implusif Online (Survei pada Konsumen di DSVN Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kecanduan Internet Daya Tarik Iklan Internet dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Implusif Online (Survei pada Konsumen di DSVN Bandung)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Mei 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : menikah

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Alamat : Jl. Panyawangan Raya No.5 RT 06 RW 08, Bandung (40614)

Email : kerici.bdg@gmail.com

Telepon (HP) : +62856 5998 9466 PENDIDIKAN FORMAL

2012 – Present …. Indonesian Computer University (Still studying). 2009 – 2012 SMA PGII 1 Bandung

2006 – 2009 SMP Plus AL-GHIFARI Bandung 2000 – 2006 SDN Sukarela 03 Bandung PENDIDIKAN NON FORMAL

2016 Public Speaking/ UNIKOM Bandung 2016 Bedah Laptop/ UNIKOM Bandung

2013 Latihan Dasar Kepemimpinan / UNIKOM Bandung

2012 Seminar Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT/UNIKOM Bandung

KEMAMPUAN PENUNJANG

 Dapat mengoperasikan MS Office (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint) dan internet dengan baik.

KEMAMPUAN PRIBADI

(5)
(6)

THE INFLUENCE OF INTERNET ADDICTION, ATTRACTION AND OWNERSHIP OF INTERNET ADVERTISING CREDIT CARD

TO CONDUCT ONLINE IMPULSE PURCHASES (Survey on consumers in DSVN Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen Pemasaran

MUAMAR FACHMI MAULANA 21212078

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(7)

vi

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul“Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online

(Survey Pada Konsumen Di Dsvn Men’wear Indonesia Bandung)

Dalam penyusunan laporan ini pembahasan yang disajikan merupakan hasil usaha yang maksimal dari penulis. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun yang dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dalam penulisan laporan ini dimasa yang akan datang.

Selama disusunnya usulan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara moril, maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Allah SWT yang memberikan kesabaran dan kemudahan kepada penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini.

2. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto., selaku Rektor di Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

(8)

vii

Widjana, Drs., MM. selaku Dosen penguji penguji II.

6. DSVN Menswear Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Penelitan.

7. Seluruh Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna memperbiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya, bagi penulis khususnya.

Bandung, Agustus 2016

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... .. 10

1.2.1 Identifikasi masalah... 10

1.2.2 Rumusan masalah... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1. Maksud Penelitian ... 11

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

(10)

ix

1.5.1. Lokasi Penelitian 12

1.5.2. Waktu Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESI 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1. Kecanduan Internet ... 14

2.1.1.1. Definisi Kecanduan Internet ... 14

2.1.1.2. Faktor-faktor Kecanduan Internet... 15

2.1.1.3.Tanda-tanda Kecanduan Internet ... 17

2.1.1.4. Indikator Kecanduan Internet ... 18

2.1.2 Daya Tarik Iklan Internet ... 19

2.1.2.1. Definisi Daya Tarik Iklan ... 19

2.1.2.2. Definisi Daya Tarik Internet ... 20

2.1.2.3. Karakteristik Daya Tarik Iklan Internet ... 21

2.1.2.4 Indikator Daya Tarik Intenet Advertising .... 22

2.1.3. Kepemilikan Kartu Kredit ... 22

2.1.3.1. Definisi Kepemilikan Kartu Kredit ... 22

2.1.3.2. Indikator Kepemilikan Kartu Kredit ... 24

2.1.4. Impulsif Buying ... 24

2.1.4.1 Definisi Impulsif Buying ... 24

(11)

x

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu 27

2.2. Kerangka Pemikiran ... 30

2.2.1. Hubungan antara Kecanduan Internet Terhadap Perilaku pembelian Implusif ... 33

2.2.2. Hubungan antara Daya Tarik Iklan Internet terhadap Perilaku Pembelian Impusif ... 34

2.2.3. Hubungan antara Kepemilikan Kartu Kredit terhadap Perilaku Pembelian Impulsif ... 35

2.3. Hipotesis ... 35

BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN... 36

3.1. Objek Penelitian ... 36

3.2. Metode Penelitian ... 37

3.2.1. Desain Penelitian ... 38

3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 42

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan data... 46

3.2.3.1. Sumber Data ... 46

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ... 46

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 48

(12)

xi

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 59

3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 59

3.2.5.1.1.Analisis Data Deskriptif ... 60

3.2.5.1.2.Analisis Data Verifikatif ... 62

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis... ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 70

4.2. Karakteristik Responden ... 71

4.3. Analisis Deskriptif ... 73

4.3.1.Tanggapan Responden Mengenai Kecanduan Internet 73 4.3.2.Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Iklan ... 80

4.3.3.Tanggapan Responden Mengenai Kepemilikan Kartu Kredit ... 84

4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pembelian Impulsif ... 88

4.4. Analisis Verifikatif ... 92

4.4.1.Persamaan Regresi Linier Berganda ... 92

4.4.2.Uji Asumsi Klasik... 94

4.4.3.Analisis Korelasi ... 98

(13)

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104

(14)

Pembelian Impulsif Online. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Amir Foroughi, Nor Aishah Buang, Reyhane Haj Mir Sadeghi. 2012. Exploring the Influnce of Situational Factors (Money Time Avialable) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics. International Journal of Fundamental Psychology & Social Science ISSN: 2231-9484

Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Mesiranta, N. 2009. Consumer Online Impulsive Buying. Disertasi Akademis pada Fakultas Ekonomi dan Administrasi Universitas Tampere, Finlandia.

Park, M. and S. J. Lennon. 2009. Brand Name and Promotion In Online Shopping Contexts. Journal of Fashion Marketing and Management, 13(2), pp: 149-160.

Regina Giovanna Winatha, I Putu Gde Sukaatmadja. 2015. Pengaruh Sifat Materialisme Dan Kecanduan Internet Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Secara Online. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Republika.co.id.2010. Ibu-ibu di Asia Makin Kecanduan Internet.

http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/internasional/10/05/21/116547-ibu-ibu-di-asia-makin-kecanduaninternet. Diakses tanggal 12 Januari 2016

Semuel, H. 2007. Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), h:31-42.

Siew Lin Chuah, Chin Chuan Gan. 2015. The Influence of Individual Internal Factors on Impulse Buying Behaviour through Online Shopping. Global Journal of Business and Social Science Review ISSN 2289-8506

Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alphabeta

. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.Bandung : CV.Alphabeta . 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alphabeta

. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV Alpha beta

(15)

UNIKOM. Bekasi: Genesis

Uncles, Mark. (2000). “Market Orientation”. Australian Journal of Management.Vol.25,No.2.

Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

(16)

1

1.1. Latar Belakang

Perkembangan jaman yang makin maju seperti sekarang ini membuat banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelumnya, dan apa yang terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. Kemajuan jaman dan perkembangan teknologi yang cepat juga membawa paradigma baru bagi dunia bisnis. Keinginan untuk transaksi yang lebih cepat dan praktis menjadi pemikiran yang lumrah bagi setiap manusia modern. Internet, merupakan hasil dari salah satu perkembangan dunia modern yang dapat menawarkan suatu kemudahan dimana dapat menjawab keinginan tersebut. Perkembangan internet yang pesat mampu mempermudah salah satu aktivitas yaitu aktivitas berbelanja. Andrewn(dalam Republika.co, 2010), yang merupakan managing director Microsoft Advertising Greater Asia Pacific, menyatakan bahwa internet kini telah menjadi one-stop shopping.

(17)

pengguna internet di Indonesia melakukan transaksi online paling sedikit satu kali per tahun (Nielsen Indonesia dalam Goh et al., 2012). Semakin menjamurnya online shop di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu kemajuan, namun seiring kemajuan jumlah online shop di Indonesia juga akan disertai dengan semakin besarnya persaingan antar online shop.

Wilkie dalam Suprapti, (2010:2) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Salah satu perilaku konsumen yang sangat di inginkan adalah perilaku pembelian impulsive (Podoshen dan Andrzejewski,2012).

Menurut Bermen dan Evans (dalam Utami,2010:51), sebagian besar konsumen justru membeli lebih banyak produk yang tidak direncanakan sebelumnya, dimana sekitar 74% dari seluruh keputusan dalam melakukan pembelian dilakukan di dalam toko. Underhil (dalam Mesiranta, 2009) berpendapat bila kita pergi ke toko hanya ketika kita ingin berbelanja sesuatu, dan hanya membeli apa yang kita butuhkan, perekonomian suatu negara justru akan runtuh.

(18)

perilaku pembelian impulsif online. Adanya hubungan antara kecanduan internet dengan perilaku pembelian impulsive online telah dibuktikan pada penelitian Winatha (2013) serta Sun dan Wu (2011) salah satu cara yang dapat dilakukan secara positif untuk mampu mempengaruhi seseorang melakukan pembelian impulsive adalah promosi (Park dan Lenon, 2009).

DSVN adalah salah satu online shop yang sedang berkembang di Indonesia pada tahun 2013. DSVN Menswear Indonesia beroperasi sebagai baris online pasar nasional untuk barang Fashion Pria Seperti Tops (keatasan) ,Bottoms (kebawahan) ,Accessories.

Tabel 1.1

Jumlah Pembelian Produk DSVN Menwear Bandung

selama Juli – Desember 2015

No Bulan Jumlah Konsumen yang Membeli

1 Juli 231

2 Agustus 382

3 September 276

4. Oktober 212

5. November 237

6. Desember 227

Sumber : Data diolah 2016

(19)

Dalam usaha distro berbasis online produk menwear, DSVN menyediakan suatu alat transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit yang memungkinkan terjadinya perilaku pembelian implusif online namun konsumen belum terlalu memahami membeli menggunakan kartu kredit. Selain itu, DSVN memiliki kendala dalam hal daya tarik iklan internet yang dapat mempengaruhi para pemakai internet.

Penulis melakukan survey awal Data dikumpulkan Untuk mengetahui kendala yang dirasakan maka penulis mengadakan penelitian awal berupa kuisioner secara online ke 30 responden diantaranya konsumen yang pernah berbelanja secara online.

Tabel 1.2. Hasil survey Awal

No. Pertanyaan Jawaban Ket.

Ya Tidak

1.

Apakah anda sering mengakses

internet? 100% -

Rata-rata yang pernah berbelanja online tentu harus

mengakses internet

2.

Apakah anda memiliki kartu

kredit? 70% 30%

Kebanyakkannya diatas usia 20th atau sudah bekerja yang

memiliki kartu kredit

3.

Apakah anda termasuk orang yang mudah tertarik dengan iklan Internet ?

60% 40%

Iklan Internet yang dilihat oleh Pengguna Internet memiliki daya tarik yang khusus contohnya Potongan

Harga seperti discount

4.

Apakah anda lebih menyukai

belanja di online store? 79% 21% Banyak yang berpendapat belanja online lebih efisien

5.

Pernahkah anda membeli produk tanpa rencana karena tertarik dengan promosi iklan internet yang di tawarkan?

75% 25%

Pernah membeli produk tanpa direncanakan karena

adanya dayatarik iklan internet Sumber : Data diolah 2016

(20)

Rata-rata yang pernah berbelanja secara online tentu perlu mengakses internet. Aktivitas yang dilakukan pecandu internet diantaranya mengakses media sosial seperti instagram, path, twitter, facebook, dan online shop dalam waktu berjam-jam yang memungkinkan terjadinya perilaku pembelian implusif online. Hasil Survey ini menunjukan bahwa masih banyak pecandu internet tidak tertarik dengan iklan internet yang muncul saat mengakses internet. Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pecandu internet, Bapak Aldira yang menyebutkan bahwa :

“Ketika saya mengakses internet dalam jangka waktu yang lama iklan internet muncul pada saat mengakses internet itu sangat mengganggu”

Masyarakat sering beranggapan bahwa kecanduan terhadap sesuatu adalah hal yang akan selalu berdampak negatif, namun pemasar yang profesional harus mampu memandang sesuatu dari sisi positifnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya perilaku pembelian impulsif online.

(21)

“Saya memakai kartu kredit karena memudahkan saya dalam bertransaksi.”

Penelitian Park dan Burns (2005), menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap pembelian impulsive secara online karena semakin besar limit dari kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan orang untuk melakukan pembelian impulsif. Phau dan Woo (2008) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif karena perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana dan oleh sebab itu biasanya konsumen tidak memegang uang kontan sehingga menggunakan alat pembayaran lain untuk melakukan transaksi, seperti kartu kredit.

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 60% yang menjawab ya termasuk orang yang mudah tertarik dengan promosi iklan internet yang muncul secara tiba-tiba pada saat kita sedang mencari informasi di internet, hal ini di benarkan oleh DSVN. Hasil survey tersebut menunjukaan bahwa daya tarik iklan internet sangat berperan penting dalam memperkenalkan produk dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan impulsive buying. Namun 40% yang menjawab tidak tertarik dengan iklan internet yang muncul, Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pecandu internet yang tidak tertarik dengan iklan internet, Ibu Ria yang menyebutkan bahwa :

“Saya sering melihat iklan internet yang muncul secara tiba-tiba pada saat saya mengakses internet, iklan tersebut sangat tidak menarik saya untuk membeli.”

(22)

membuat pelaku internet tertarik, Usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran akan menghasilkan daya tarik iklan internet yang membuat konsumen semakin tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pengaruh positif antara daya tarik iklan terhadap perilaku pembelian tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi, (2011), Kurniawan et al. (2013), dan Hadjali et al. (2012)

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 79% yang menjawab ya termasuk orang yang lebih menyukai belanja di online store. Hasil survey menunjukan bahwa belanja di online store lebih disukai karena mudah dan praktis. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan salah satu konsumen. Ibu Almira yang menyatakan bahwa :

“berbelanja secara online membuat waktu lebih efisien dan efektif, sehingga kita tidak perlu ke toko secara langsung.”

Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 75% yang menjawab ya termasuk orang yang membeli produk tanpa rencana karena tertarik dengan iklan internet yang di tawarkan. Hasil survey ini menyatakan bahwa pembelian produk tanpa rencana mudah terjadi karena iklan internet yang menarik hati dan ornament situs terlihat indah yang mendorong untuk pembelian impulsif. Namun 25% yang menjawab tidak, pembelian yang dilakukan sudah direncankan sebelumnya. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan salahsatu konsumen. Ibu Devi menyatakan bahwa :

(23)

Berdasarkan survey awal dapat disimpulkan hal ini menunjukan bahwa saat kita berniat belanja, muncul tekanan yang kuat untuk membeli hal-hal yang tidak kita butuhkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan kita itu, seperti diskon yang ditawarkan, iklan internet yang muncul saat kita browsing, gambar yang menarik, dll. Semua hal itu bisa membangkitkan kodar dopamine(hormone yang menimnulkan rasa bahagia) di dalam otak, dan menggoda kita untuk membeli tetapi tidak kita butuhkan. namun ada sebagian konsumen yang tidak tertarik dengan berbelanja online dan mereka lebih memilih berbelanja secara langsung ke toko.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KECANDUAN INTERNET, DAYA TARIK IKLAN INTERNET DAN KEPEMILIKAN KARTU

KREDIT TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF

ONLINE(Survey pada konsumen di DSVN Bandung)”

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

(24)

dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya perilaku pembelian impulsif online.

2. Daya tarik iklan dalam jual beli online sangatlah penting karena konsumen tidak bisa melihat langsun produk yang di jualnya tersebut.

3. Setiap orang belum memiliki kartu kredit untuk melakukan transaksi secara online sehingga pembeli cenderung sedikit kesulitan untuk melakukan pembelian

4. Perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana sehingga konsumen cenderung suka membeli produk tanpa pertimbangan sebelum membeli produk terlebih dahulu

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah didefinisikan di atas, maka penjabaran rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Kecanduan internet dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Daya Tarik Iklan dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang kepemilikan kartu kredit dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

(25)

5. Apakah terdapat pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan intenet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online secara Parsial.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan Internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang Kecanduan internet dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang Daya Tarik Iklan dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang kepemilikan kartu kredit dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

4. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang pembelian impulsif dalam bertransaksi online di DSVN Bandung

(26)

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak DSVN Bandung.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Hasil Penelitian ini merupakan pengalaman berharga dimana penulis dapat menambah wawasan dan memperkaya ilmu mengenai Pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan dan kepemilikan kartu kredit melalui pembelajaran kuliah dan tentu saja pada penelitian ini

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan pengetahuandan sebagai bahan pertimbangan lainnya yang mungkin digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

(27)

& Pertanyaan SMS/WA 081809401068/081910354728 line:@dsvnshop & dsvncs2. Website: www.dsvnshop.com karena para pemasar di Indonesia memerlukan pembuktian adanya hubungan antara kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online.

1.5.2 Waktu Penelitian

(28)

Tabel 1.3

Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun Akademik 2015/2016

Tahap Prosedur Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

I

Tahap Persiapan: 1.Sosialisasi Skripsi 2.Melakukan Survey Awal

II

Tahap Pelaksaan UP: 1. Pembuatan Proposal UP

2.Melakukan Bimbingan 3.Seminar

4. Revisi

III

Tahap Pelaksaan Skripsi: 1.Penelitian Lapangan 2.Melakukan

penyempurnaan Proposal 3.Melakukan Bimbingan 5.Sidang akhir skripsi 6. Revisi dan pengumpulan draft skripsi

(29)

14

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kecanduan Internet

2.1.1.1 Definisi Kecanduan Internet

Cooper dalam Rupita Wulandari (2015:3) berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Individu biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada kesempatan yang ada. Orang dikatakan kecanduan apabila dalam satu hari melakukan kegiatan yang sama sebanyak lima kali atau lebih.

Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi. Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya. Kecanduan internet di antaranya terjerat games, akses situs porno, akses bermacam informasi, serta aplikasi lain.

(30)

Perilaku kecanduan didasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow (Putu, 2001:73) bahwa di dalam setiap diri individu ada dorongan untuk memenuhi kebutuhan pada tiap tingkatan. Individu yang memiliki kontrol diri rendah berpotensi mengalami kecanduan karena individu tidak mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilaku. Kecanduan usia remaja pada internet ingin tahu akan hal–hal yang belum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pornografi dan sejenisnya.

2.1.1.2 Faktor-faktor Kecanduan Internet

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet (Young, Pistner, O’Mara & Buchanan,1998) dalam Sari (2011: 9)

a. Gender

Gender mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut mengalami kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online.

b. Kondisi psikologis

(31)

kecemasan dan sering menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75% individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain melalui internet.

c. Kondisi sosial ekonomi

Individu yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kecanduan internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini didukung bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya.

d. Tujuan dan waktu penggunaan internet

(32)

pendidikan mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan internet. Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecanduan internet, yaitu gender, kondisi psikologis, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan waktu penggunaan internet.

2.1.1.3. Tanda – Tanda Kecanduan Internet

Tanda-tanda seseorang yang mengalami kecanduan internet adalah (Young, 1996b) dalam Herlina (2004:8)

1. Perhatian tertuju pada internet (memikirkan aktifitas online sebelumnya atau berharap segera online)

2. Ingin menggunakan internet dalam jumlah waktu yang semakin meningkat untuk mendapatkan kepuasan

3. Tidak dapat mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet

4. Merasa gelisa, murung, tertekan atau lekas marah ketika mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.

(33)

6. Mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan signifikan (orang terdekat, orang tua), pekerjaan, pendidikan, kesempatan berkarir karena internet,

7. Berbohong terhadap anggota keluarga, terapis atau yang lainnya untuk menyembunyikan tingkat hubungan dengan internet,

8. Menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).

2.1.1.4. Indikator Kecanduan Internet

Griffiths (1998) dalam R Sari (2011:8) telah mencantumkan enam indikator untuk menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:

1. Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.

2. Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping. 3. Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya peningkatan jumlah

(34)

4. Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.

5. Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.

2.1.2 Daya Tarik Iklan Internet

2.1.2.1. Definisi Daya Tarik Iklan

Istilah attractiveness (daya tarik) menurut Shimp (2007:304) adalah: Pshycal attractiveness refers to the trait of being regarded as pleasant to look at

in terms of perticular group’s concept of attractiveness. Daya Tarik mengacu

pada diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik. Seseorang yang menarik dirasakan lebih positif dan merefleksikan merek yang diiklankan secara lebih baik daripada orang dengan daya tarik rata-rata (Mowen and Minor, 2002:405).

(35)

selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan.

Berkaitan dengan daya tarik iklan, Suyanto (2005:82) menambahkan bahwa iklan merupakan sarana penunjang dalam program promosi, maka dari itu daya tarik sangat dibutuhkan agar pesan yang disampaikan mempunyai dampak yang diinginkan pengiklan.

2.1.2.2. Definisi Daya Tarik Iklan Internet

(36)

dengan meningkatnya volume aktivitas di internet dan kemampuannya untuk mentransformasi media komunikasi menjadi media yang interaktif, tidak hanya pemasar dengan konsumen, tetapi juga antar konsumen. Jika dibandingkan dengan media tradisional, internet tidak hanya sebagai media komunikasi dua arah, tetapi juga digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan informasi, penerimaan pesanan sampai pembayaran dari konsumen.

2.1.2.3. Karakteristik Daya Tarik Iklan Internet

Chaffey (2007:84) memberikan berbagai karakteristik yang membuat daya tarik media internet dengan media tradisional :

1. Digital media di internet mampu mengintegrasikan fungsi alat komunikasi pemasaran lain, baik fungsi audio, gambar, teks, animasi dan lain-lain sehingga satu media tetapi mampu memiliki sifat rich media.

2. Penggunaan internet sebagai media iklan yang tidak dibatasi oleh lokasi, sehingga pemasar memiliki keunggulan akses virtual ke seluruh dunia, dimana ini merupakan kendala bagi media tradisional.

3. Dengan penggunaan internet advertising pemasar mampu untuk memilih segmen konsumen tertentu dan melakukan customization situs sesuai dengan profil perilaku konsumen. Menurut Chaffey (2007), internet advertising menerapkan konsep “pull” advertising dimana memungkinkan

(37)

dengan merk lain dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan media tradisional.

2.1.2.4. Indikator Daya Tarik Internet Advertising

Hsu dan chang (2003) dalam Rudi Sanjaya (2015:28) memberikan indikator daya tarik iklan, sebagai berikut :

1. Attraction

Iklan harus mempunyai daya tarik, dimana penonton/pembaca iklan tidak akan beralih sampai iklan selesai dibaca, didengar atau dilihat. 2. Content

Isi pesan harus menampilkan informasi yang sesuai, tidak dibuat-buat dan apa adanya

3. Media

Yang dimaksud media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan-pesan iklan kepada konsumen

2.1.3. Kepemilikan Kartu Kredit

2.1.3.1. Definisi Kepemilikan Kartu Kredit

(38)

Mencantumkan Identitas Pemegang Kartu Kredit Dan Penerbit. Kartu Kredit Ialah Kartu Plastik Yang Diterbitkan Oleh Issuer (Penerbit) Dan Digunakan Oleh Cardholder (Pemegang Kartu) Yang Berfungsi Sebagai Alat Pembayaran Uang Tunai

(39)

2.1.3.2. Indikator Kepemilikan Kartu Kredit

Menurut Marselina (2013:80), Kepemilikan kartu kredit memiliki 2 indikator, ialah sebagai berikut :

1. Cost 2. Benefit

2.1.4 Impulsif Buying

2.1.4.1 Definisi Impulse Buying

Coob dan Hayer (1986) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), mengklasifikasikan suatu pembelian impulsif terjadi apabila tidak terhadap tujuan pembelian merek tertentu atau kategori produk tertentu pada saat masuk ke dalam toko. Engel dan Blacwell (1982) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), mendefinisikan unplanned buying adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau ke- putusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko

(40)

mereka lakukan. Menurut Utami (2010:67) mengatakan bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Impulse Buying mreupakan pembelian yang tanpa di rencanakan yang di dorong oleh adanya faktor stimulus dan spontanitas serta pengaruh visual serta keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli suatu barang dengan segera namun dapat mengaibatkan dampak yang negatif kepada pembelinya (konsumen).

2.1.4.2. Karakteristik Impulse Buying

Menurut penelitian Engel (1995) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), pembelian berdasar impulse mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik ini:

1. Spontanitas. Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.

2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas. Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika. 3. Kegairahan dan stimulasi. Desakan mendadak untuk membeli sering

disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan”, “menggetar-kan,” atau “ liar.”

(41)

2.1.4.3. Tipe Impulse Buying

Menurut Stern dalam London dan Bitta (1998:81) dalam buku Christina Widya Utami(2010;68) menyatakan bahwa ada empat tipe pembelian impulsif yaitu:

1. Pure Impulse Buying (pembelian Impulsif murni)

Pembelian terjadi tanpa adanya pemikiran atau rencana sebelumnya untuk membeli dan ini dapat menghasilkan escape buying dari keadaan terdeak untuk membeli sesuatu.

2. Fashion Oriented Buying atau biasa disebut Suggestion Impulse (Pembelian impulsif yang timbul karena sugesti)

Konsumen melihat produk dengan gaya baru termotivasi oleh sugesti dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kondisi ini mengarah pada kesadaran individu terhadap hal-hal baru atau fashionability terhadap desain maupun gaya yang inovatif.

3. Reminder Impulse Buying (pembelian impulsif karena pengalaman masa lampau)

(42)

4. Planned Impulse Buying (Pembelian tergantung pada kondisi penjualan)

Konsumen menunggu untuk melihat apa yang tersedia dan keputusan membeli dibuat di dalam toko.

2.1.4.4. Indikator Pembelian Impulsif Online

Menurut Peter dan Olson (2008;39), indikator yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah :

 Cognitive (kognitif)

lebih mengacu pada proses berpikir dimana didalamnya terdapat pengetahuan (knowledge), arti/maksud (meaning) dan kepercayaan (trust).  Affective (afektif)

(43)

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Judul

Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Pengaruh Kecanduan

Tempat analisis yang digunakan peneliti di DSVN

Bandung,sedangkan penelitian sebelumnya tidak disebutkan tempat analisisnya

(44)

ISSN 2289-8506 (2015) (PANAS) 4. Exploring the Influnce

of Situational Factors (Money

Avialable) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics

Oleh : Amir Foroughi, feel that they have available to spend peneliti hanya membahas kecanduan internet, daya tarik, dan kepemilikan kartu kredit

5. Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Belanja Kompulsif: Dampaknya Pada Risiko Gagal Bayar

(45)

menghenti-kan kecanduan internet, daya tarik iklan dan kepemilkan kartu kredit sebagai variabel independen

7. Peran Kepemilikan Kartu Kredit Dalam

Memoderasi

(46)

2.2 KERANGKA PEMIKIRAN

(47)
(48)

Berikut ini adalah skema paradigma berpikir dari penelitian ini :

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Kecanduan Internet

(X1) 1. Salience

2. Mood modification 3. Tolerance

4. Withdrawal symptoms 5. Conflict

6. Relapse

Griffiths (1998) dalam R Sari (2011:8)

Daya Tarik Iklan Internet (X2)

1. Attraction 2. Content 3. Media

(49)

2.2.1 Hubungan antara Kecanduan Internet terhadap Perilaku Pembelian

Implusif

(50)

2.2.2 Hubungan antara Daya Tarik Iklan Internet terhadap Perilaku

Pembelian Impulsif

Pendapat yang disampaikan oleh Kotler (2006) bahwa aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Beberapa studi menunjukkan bahwa kontek iklan dapat mempengaruhi persepsi pemirsa terhadap iklan, sehingga iklan itu menjadi efektif (Singh and Churchill, 1987; Soldow dan Pricipe 1981 dalam Coulter, 1998, p.41). Hasil penelitian dari Ehrenberg (1974, p.33) menunjukkan bahwa preferensi produk dibentuk setelah percobaan awal yang didasari oleh iklan. Penelitian dari Kopalle, K Praven dan Dobald Lehman (1995) juga menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan terhadap suatu produk berpengaruh dalam menimbulkan perilaku beli konsumen. Semakin tinggi daya tarik promosi maka akan semakin tinggi minat beli produk tersebut. Tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi, (2011), Kurniawan et al. (2013), dan Hadjali et al. (2012)

2.2.3 Hubungan antara Kepemilikan Kartu Kredit terhadap Perilaku

Pembelian Impulsif

(51)

Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele, biaya administrasi perbulan yang tidak terlalu besar dan bunga yang relatif kecil (Phau dan Woo, 2008).

(52)

2.3 HIPOTESIS

Menurut sugiyono (2011:1:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan . Dikatakan sementara , karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relvan, belum didasarkan pada fakta –fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penlitian, belum jawaban yang empirik”.

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat diajukan asumsi atau anggapan bahwa kecanduan internet, dan daya tarik iklan internet dapat mempengauhi pembelian impulsif. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sub Hipotesis:

H1 : Kecanduansinternetssecarassignifikansberpengaruhspositifsterhadapsperilaku pembeliansimpulsifsonline.

H2 : Daya Tarik Iklan Intenet signifikan berpengaruh terhadap perilaku pembelian Impulsif online

H3 : Kepemilikan Kartu kredit secarassignifikansberpengaruhspositifsterhadap perilakuipembelianiimpulsifionline.

Hipotesis Utama:

(53)

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”

Adapun pengertian objek penelitian menurut Umar Husein (2005:303) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek

penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

(54)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Metode penelitan menurut Sugiyono (2009:4) adalah sebagai berikut :

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

(55)

dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan” Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Regresi Berganda.

3.2.1 Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.

Desain penelitian menurut Narimawati Umi (2008:21) adalah sebagai berikut: “Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk

menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”.

Desain penelitian menurut Indrianto Nur dan Supomo Bambang (2002:249) adalah sebagai berikut :

“Desain Penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan

(56)

Dari uraian di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.

Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :

Proses penelitian meliputi : 1) Sumber masalah 2) Rumusan masalah

3) Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4) Pengajuan hipotesis

5) Metode penelitian

6) Menyusun instrument penelitian 7) Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sumber Masalah

(57)

2) Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana tanggapan responden tentang kecanduan internet DSVN, Bandung

b. Bagaimana tanggapan responden tentang daya tarik iklan internet DSVN, Bandung

c. Bagaimana tanggapan responden tentang pembelian implusif secara online DSVN, Bandung

d Seberapa besar pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online DSVN, Bandung baik secara parsial

3) Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.

4) Pengajuan Hipotesis

(58)

Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online.

5) Metodologi Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif.

6) Menyusun Instrument Penelitian

Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari DSVN yang termasuk kedalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh menjadi urutan data kuantitatif adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

7) Kesimpulan

(59)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive Survey

DSVN Cross

Sectional

T-2 Descriptive Descriptive Survey

DSVN Cross

Sectional

T-3 Descriptive Descriptive Survey

DSVN Cross

Sectional

T-4 Verificative Explanatory Survey

DSVN Cross

Sectional

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2008) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut:

“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

(60)

Operationalizing or operationally defining a concept to render it

measurable, is done by looking at the behavioral dimensions, facets or

properties denoted by the concepts”.

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel Independen (X1) , (X2) dan (X3)

Variabel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain.Variabel independen dalam penelitian ini kecanduan internet (X1), daya tarik iklan (X2), kepemilikan kartu kredit (X3).

Kecanduan internet, daya tarik iklan, dan kepemilikan kartu kredit ditentukan dengan skala ordinal, data-data diperoleh dari hasil wawancara pada konsumen dan melalui kuesioner.

2) Variabel Dependen (Y)

(61)

Agar lebih jelas indikator tersebut dapat dituangkan dalam tabel operasional di bawah ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(62)

an tentang produk

- Tingkat Kesesuaian Kecepatan

- Tingkat Kesesuaian kebutuhan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

(63)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data ada dua yaitu data primer dan sekunder. Umar Husein (2005:41) menyatakan bahwa:

“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram-diagram”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara langsung, dengan mengadakan penelitian dan kuesioner. Data sekunder yaitu data yang diperoleh setelah diolah oleh pihak lain. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini adalah konsumen di DSVN, Bandung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data jumlah konsumen atau pembeli yang pernah melakuan pembelian online di DSVN. Bandung.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

(64)

1) Populasi

Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008:72), adalah:

“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai

informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen DSVN Menwear yang berjumlah 261 orang yang didapat dari jumlah rata-rata pembeli selama 6 bulan terakhir di tahun 2015.

2) Sampel

Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008:77), adalah:

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit

pengamatan dalam penelitian”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengetahui populasinya, maka digunakan teknik sampling simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Oleh karena itu, dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunkan rumus Slovin seperti berikut ini :

Rumus :

(65)

Keterangan :

N = ukuran populasi n = ukuran sampel

e2 = persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10 %

Jumlah populasi berjumlah 261 orang dengan tingkat kelonggaran 10% (0,1) atau tingkat keakuratan sebesar 90 % (0,9) sehingga sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut sebesar :

n = 72,29 atau dibulatkan menjadi 72 orang

Dari perhitungan diatas dapat disebutkan bahwa sampel minimal untuk penelitian ini adalah 72 orang. Jika dijumlahkan dengan batasan kesalahan yang terjadi sekitar 10 % dari 72 orang adalah 8 orang, maka responden untuk penelitian ini berjumlah 80 orang

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

(66)

Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1) Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

2) Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara :

a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung dilapangan.

b) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab pihak-pihak yang mempunyai kaitan langsung dengan objek yang diteliti.

c) Kuesioner, yaitu alat penelitian berupa daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Disini peneliti menggunakan skala Likert.

(67)

Tabel 3.3

Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

a. Sangat Setuju (SS) 5 1

b. Setuju (S) 4 2

c. Ragu(R) 3 3

d. Tidak Setuju (TS) 2 4

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber : Sugiyono 2007, 108

Agar peneliti dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti akan menentukan metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.

(68)

3.2.4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data, menurut Sugiyono (2009:121) menjelaskan mengenai validitas adalah sebagai berikut :

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur”.

Lebih lanjut uji validitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah :

”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that

a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

(69)

Tabel 3.4

Standar Penilaian untuk Validitas

Kriteria Validity

Good 0,50

Acceptable 0,30

Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber : Barker et al, 2002:70

Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden diukur menggunakan koefisien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyatan lainnya. Butir pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

(70)

mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows dengan metode korelasi untuk mencari koefisien korelasi antar variabel dengan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Umi Narimawati 2010: 42)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan koefisien validitas atau rhitung

dengan rtabel, karena n (jumlah responden) = 80 maka diketahui rtabel sebesar 0,220,

(71)

Tabel 3.5

(Sumber: Hasil pengolahan data : 2016)

(72)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009:3), reliabiltas adalah :

“Derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu”.

Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki kekonsistenan. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau kekonsistensian alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.

(73)

c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II.

Umi Narimawati (2010:44)

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Umi Narimawati (2010:44)

Dimana:

Г1 = reliabilitas internal seluruh item

Гb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Tabel 3.6

Standar Penilaian Untuk Reliabilitas

Kriteria Reability

Good 0,80

Acceptable 0,70

Marginal 0,60

Poor 0,50

Sumber : Barker et al, 2002:70

Selain valid instrument penelitian juga harus memiliki keandalan, keandalan instrument penelitiam menunjukan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang

Ґb + Ґb

r1=

��

(74)

relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Disamping itu Riduan, Adun dan Enas (2011) menjelaskan bahwa dalam melakukan uji reliabilitas juga dapat ditentukan dari perbandingan rhitung dilihat dari korelasi Guttman Split Half dengan rtabel karena n (jumlah responden) = 24 maka diketahui

rtabel sebesar 0,404. Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Item instrumen dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel. b. Item instrumen dikatakan tidak reliabel jika rhitung < rtabel.

Berdasarkan hasil data kuesioner yang diolah dengan SPSS 17.0 maka dapat diperoleh pengujian reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Kesimpulan

Kecanduan Internet (X1) 0,679 0,220 Reliabel Daya Tarik Iklan (X2) 0,715 0,220 Reliabel

KArtu Kredit (X3) 0.559 0.220 Reliabel

Keunggulan Bersaing (Y) 0,641 0,220 Reliabel (Sumber: Hasil pengolahan data : 2015)

Pada tabel di atas dapat dilihat koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah seluruhnya lebih besar dengan dari rtabel yaitu 0,220, sehingga alat ukur yang digunakan dinyatakan reliabel.

(75)

dalam penelitian ini sudah teruji valid dan reliabel sehingga seluruh instrumen pertanyaan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian.

3.2.4.3 Uji MSI

Sehubungan dengan penelitian ini yang menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, sedangkan syarat analisis dengan verifikatif uji statistik menggunakan korelasi pearson minimal berskala interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3) Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban

(76)

5) Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Umi Narimawati (2010:47)

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut. Adapun di dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan program software MSI.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis dapat di definisikan sebagai berikut :

(77)

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh konsumen DSVN secara Online berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana masing masing variabel penelitian. Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.

2) Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

3) Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

(78)

5) Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

Skor Total = X 100 %

(Sumber: Narimawati Umi, 2010:45)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Analisis deskriptif dilakukan mengacu kepada setiap indikator yang ada pada setiap variabel yang diteliti dengan berpedoman pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor Tanggapan Responden

No. % Skor Kriteria

1 20.00% – 36.00% Sangat Buruk/Sangat Rendah

2 36.01% –52.00% Buruk/Rendah

3 52.01% – 68.00% Cukup Baik/Sedang

4 68.01% – 84.00% Baik/Tinggi

5 84.01% – 100% Sangat Baik/Tinggi

(79)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan regresi linier berganda adalah:

Dimana :

Y = Variabel Perilaku Impulsif Buying X1 = Variabel Kecanduan Internet X2 = Variabel Daya Tarik Iklan internet X3 = Variabel Kepemilikan Kartu Kredit A = Konstanta

β1, β2 = Koefisien masing-masing faktor

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah (X1),(X2) dan (X3), sedangkan variabel dependen adalah (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya.

(80)

Dimana :

Y = Variabel Perilaku Pembelian Impulsif α = Konstanta dari persamaan regresi

β1 = Koefisien regresi dari variabel Kecanduan Internet β2 = Koefisien regresi dari variabel Daya Tarik Iklan internet β3 = Koefisien regresi dari variable Kepemilikan Kartu Kredit

X1 = Variabel Kecanduan Internet X2 = Variabel Daya Tarik Iklan internet X3 = Variabel Kepemilikan Kartu Kredit

ε = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

2) Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan penguian terhadap hipotesis.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipatuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linier regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri atas: a) Uji Normalitas

(81)

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independe atau keduanya berdistibusi normal, mendekati normal atau tidak.Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas (Husein Umar, 2011:181) Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal.

b) Uji Heteroskedastisitas

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2.
Tabel 1.3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat mengenai pengaruh iklan potongan harga yang melekat pada kartu kredit terhadap pembelian impulsif remaja

Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat mengenai pengaruh iklan potongan harga yang melekat pada kartu kredit terhadap pembelian impulsif remaja

penilaian konsumen pada variabel Daya Tarik lebih tinggi pada iklan.. yang menggunakan

hubungan dari daya tarik iklan televisi dengan minat beli produk, tetapi terdapat?. pengaruh kelompok referensi sebagai variabel

Hal ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (kreativitas iklan, daya tarik iklan, kredibilitas endorser) terhadap variabel dependen ( brand

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli

Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian guna mengetahui seberapa signifikan pengaruh atas daya tarik iklan, kualitas pesan iklan, serta selebriti endorser yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh terpaan iklan Rumah Denim melalui Instagram terhadap peningkatan daya tarik pembelian.. Teori