SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar sarjana ekonomi program studi manajemen
Disusun oleh: Fika Nurliana (042214096)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
penyertaanNya yang tiada berakhir. (Jemaat Fajar Pengharapan)
God makes everything happen at the right time.
(ecclesiates 3 : 11a)
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
(Amsal 15:33)
Masa sulit tidak akan bertahan, yang bertahan hanya orang-orang yang ulet. (Robert Sculler)
Skripsi ini kupersembahkan untuk: ¾ Jesus Christ
¾ My Family
Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Fika Nurliana Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen, 2). Pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu dua bulan terakhir dan sudah pernah menonton iklannya. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah Accidental sampling dan Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, uji t, dan uji F.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa: 1). Secara simultan informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Pada penelitian ini variabel informasi, bentuk iklan dan bintang iklan hanya berpengaruh sebesar 27,3 % terhadap minat beli ulang konsumen sedangkan 72,7 % dipengaruhi oleh variabel lain. 2). Secara individual informasi dan bintang iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Sedangkan untuk bentuk iklan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
A Study to Students of Sanata Dharma University Yogyakarta
Fika Nurliana Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The research aims at finding out: 1). The simultaneous influence of the advertisement’s appealing attributes, i.e., information, advertisement format, and advertising model, towards the costumers’ intended repeat purchase, 2). The individual influence of the advertisement’s appealing attributes, i.e., information, advertisement format, and advertising model, towards the costumers’ intended repeat purchase.
The research was a case study with the students of Sanata Dharma University campus Mrican as the subjects. The data were collected through questionnaire. The population were the students of Sanata Dharma University campus Mrican who have been using Lux beauty soap in the last two months and watched its advertisement. The total respondents were 100. The techniques employed for the sampling were Accidental sampling and Purposive sampling. The techniques employed for the data analysis were multiple regression, t-test, and F-test.
The findings show that: 1). Simultaneously, the information, advertisement form, and advertising model positively and significantly influence the costumers’ intended repeat purchase. The percentage of the influence of the variables of information, advertisement format, and advertising model toward the costumers’ intended repeat purchase is only 27,3 %, while the rest 72,7 % is influenced by other variables. 2). Individually, the information and advertising model positively and significantly influence the costumers’ intended repeat purchase. On the other hand, the influence of the advertisement form toward the repeat purchase was not established.
di Surga atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis rasakan dari awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Daya Tarik Iklan Produk Lux terhadap Minat Beli Ulang Konsumen”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
6. Mamaku tercinta, makasih buat kasih sayangnya selama ini, buat motivasi, doa, dan dukungannya, Luv u mom...
7. Keluargaku di Jogja Papa, Mami, Simbah, Niezt dan Fredy makasih buat perhatian, dukungan, dan doanya selama ini.
8. Keluargaku di Klaten Ibuk, Kel. Om Agung dan Tante Yus, Om Teguh, Elsa, Kel. Om Totok, Kel. Om Paulus dan Tante Wien, dan Kel. Om Antok makasih buat dukungan dan doanya.
9. Pemimpin Jemaat: Pdm. T. Sutopo, Pnt. Drs. MIT Dwikoryanto, Pnt. Joko Tri Asmoro, S.Th. dan Pnt. Daniel Ngatnu, S.Th., dan jemaat GPdI Fajar
Pengharapan terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
10. Sahabatku Tyas gede, Tyas ilik dan Dian, Chayoo jow...Mari bikin hidup lebih hidup, makasih ya buat perhatian, dukungan dan doanya selama ini. Kalian bener- bener teman sejatiku, Luv u prends...
11. Agus Prasetyo makasih ya buat perhatian, doa, dan dukungannya.
12. Teman-teman seperjuanganku Manajemen C angkatan 2004, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu makasih buat dukungannya.
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan menfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Yogyakarta, Maret 2008 Penulis
Fika Nurliana
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ...vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR TABEL...xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
F. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Pengertian Pemasaran ... 6
B. Manajemen Pemasaran... 7
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen... 13
G. Promosi dan Promotional Mix... 15
H. Pengertian Iklan ... 17
I. Tujuan Periklanan ... 19
J. Fungsi Periklanan... 20
K. Jenis - Jenis Iklan ... 22
L. Media Periklanan ... 28
M. Daya Tarik Periklanan... 31
N. Penelitian Sebelumnya ... 32
O. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34
P. Rumusan Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian... 36
B. Lokasi Penelitian... 36
C. Waktu Penelitian ... 36
D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 36
E. Definisi Operasional ... 37
F. Variabel Penelitian ... 38
G. Jenis dan Sumber data... 38
H. Teknik Pengumpulan Data... 39
L. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 48
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ... 48
B. Perusahaan Unilever ... 53
C. Gambaran Produk Sabun Mandi Lux... 54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Karakteristik Responden ... 61
B. Analisis Kuantitatif ... 68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran... 76
C. Keterbatasan Penelitian... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Program
Studi ... 62 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 64 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per
Bulan ... 64 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah
Tinggal ... 65 Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton
Televisi... 66 Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Pemakaian
Sabun Mandi Lux... 66 Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Kemasan
Sabun Mandi Lux yang Digunakan ... 67 Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 69 Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 70
Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 34 Bagan 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 45 Bagan 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 47
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia. Kebutuhan itu akan menjadi minat beli bila diarahkan ke obyek tertentu yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Banyaknya produk atau merek yang bermunculan di pasar menimbulkan persaingan ketat di antara produsen atau perusahaan. Dari hal tersebut diharapkan para produsen akan memperoleh pasar baru. Para konsumen dihadapkan pada luasnya pemilihan produk yang cocok bagi masing-masing konsumen. Oleh karena itu akan sulit bagi perusahaan untuk memasarkan hasil produksinya jika tidak didukung adanya inovasi produk yang memadai dan kegiatan pemasaran yang mendukung.
Widyatama (2005:25-26) mengungkapkan bahwa pemasaran tidak dapat dilepaskan dari kegiatan periklanan dan untuk menggeluti bidang periklanan juga akan sulit bila tidak mengetahui pemasaran. Periklanan juga merupakan bagian dari kegiatan promotional mix (bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatan personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Dengan kata lain dalam perspektif ini periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan pemasaran yang lebih luas.
Dalam era modern seperti sekarang ini, pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai produk bagus tapi tidak pernah ditawarkan pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak pernah mengetahui ada barang
semacam itu. Dengan demikian, usaha mengkomunikasikan menjadi sesuatu yang sangat penting. Semakin luas dikomunikasikan kepada masyarakat, semakin luas pula barang atau jasa tersebut dikenal. Dalam hal ini perusahaan merupakan pihak komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikannya melalui barang dan jasa yang ditawarkan.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Daya Tarik Iklan Produk Lux terhadap Minat Beli Ulang Konsumen: Studi pada Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada dua rumusan masalah dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang
iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka peneliti menggunakan batasan masalah sebagai berikut:
1. Media periklanan yang diteliti adalah media televisi.
2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus Mrican.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan terhadap iklan produk Lux adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dalam rangka peningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan perkuliahan.
3. Bagi Penulis
Penelitian yang dilakukan merupakan aplikasi dari teori – teori yang sudah diterima selama proses perkuliahan, khususnya untuk mata kuliah yang berkaitan erat dengan pemasaran (marketing).
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teoritis yang relevan dengan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian, dan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
pengujian instrumen, alat analisi data, dan pengujian hipotesis pada regresi berganda.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran tentang Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, gambaran tentang Perusahaan Unilever, dan gambaran produk sabun mandi Lux.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan mengenai karakteristik responden, analisis data, dan pembahasan.
BAB VI : Kesimpulan dan Saran
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005:10). Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk, tetapi bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya merupakan ujung gunung es pemasaran (Kotler, 2005: 10).
Menurut Drucker (dalam Kotler 2005: 10), orang dapat menganggap penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.
Pemasaran menurut Swastha dan Irawan (2005: 5), adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pada umumnya dalam pemasaran, perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun demikian, pemasaran juga
dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba.
B. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2005: 10), manajemen pemasaran terjadi ketika sekurang–kurangnya satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang sarana–sarana untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan oleh pihak lain. Manajemen pemasaran dilihat sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
C. Konsep Pemasaran
Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2005: 22).
tempat wilayah tertentu agar mampu mencapai tujuan perusahaan. Sistem itulah yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).
Secara umum, konsep pemasaran dapat dikategorikan ke dalam tiga unsur pokok konsep pemasaran (Swastha dan Irawan, 2005: 8-10) yaitu:
1. Orientasi pada konsumen /pasar/ pembeli
Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi ini harus:
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik-beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
2. Volume penjualan yang menguntungkan
yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, perusahaan menyediakan / menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran
Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinasikan untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi dilakukan perusahaan untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Usaha-usaha tersebut perlu dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.
Jadi menurut Swastha dan Irawan (2005: 10) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
D. Marketing Mix
Kegiatan yang dimaksudkan dalam definisi tersebut adalah termasuk keputusan-keputusan dalam empat variabel (Swastha dan Irawan, 2005: 79-80) yaitu:
1. Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, merknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan.
2. Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijakan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down.
3. Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat) yaitu:
a. Sistem transportasi perusahaan.
Termasuk dalam sistem pengangkutan antara lain keputusan tentang pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk, pipa), penentuan rute yang harus ditempuh.
b. Sistem penyimpanan.
c. Pemilihan saluran distribusi.
Pemilihan saluran distribusi ini menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer agen, makelar), bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut.
4. Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
a. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan adalah pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar), penentuan bentuk iklan, dan beritanya.
b. Personal selling atau penjual berkaitan dengan penarikan , pemilihan, latihan, kompensasi, dan supervisi.
c. Promosi penjualan, dilakukan dengan mengadakan suatu pameran, peragaan, demonstrasi, dan contoh-contoh.
d. Publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan, hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.
E. Perilaku Konsumen
itu, pemahaman akan perilaku konsumen sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya, karena hal ini akan mempengaruhi semua kebijakan yang berlaku di perusahaan tersebut, termasuk juga dalam kebijakan pemasaran.
Manurut Swastha dan Irawan (2005: 130-131) dalam pasar industri terdapat tiga macam situasi pembelian seperti dalam pasar konsumen, yaitu: 1. Tugas Baru
Tugas baru akan terjadi bilamana konsumen baru pertama kali melakukan pembelian suatu produk untuk kebutuhannya. Secara relatif, situasi pembelian yang pertama ini merupakan situasi yang paling sulit dan kompleks dibandingkan dengan yang lain. Dalam hal ini, pembeli memerlukan lebih banyak informasi karena baru pertama kali membeli. Apabila informasi yang diperlukan diperoleh langsung pada penjual, maka akan lebih mudah bagi penjual untuk mempengaruhinya.
2. Pembelian Ulang
3. Pembelian Rutin / Terus-menerus
Pembelian rutin merupakan situasi pembelian dimana pembeli sudah pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama. Dalam situasi ini, pembeli tidak memerlukan banyak informasi dan pengambilan keputusannya juga lebih mudah karena sudah merupakan tugas rutin. Jika ditinjau dari segi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembelian, situasi ketiga jauh lebih pendek daripada situasi pertama.
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku pembelian akan berbeda diantara setiap barang dan jasa. Biasanya keputusan yang lebih rumit melibatkan banyak pelaku dan lebih banyak kesadaran pembeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 221-224) ada empat tipe perilaku pembelian:
1. Perilaku Pembelian Kompleks
untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya serta apa yang ditawarkan oleh merek itu.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian ini terjadi ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau berisiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Konsumen akan mengalami disonansi setelah pembelian ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari suatu produk yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi disonansi ini, komunikasi pasca penjualan dari pemasar sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tetap nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar merek. Perilaku pembelian konsumen tidak melalui jalur keyakinan- sikap- perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari secara luas informasi merek, mengevaluasi merek, dan memutuskan secara serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima informasi pada saat melihat televisi atau membaca majalah.
4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Disini konsumen sering kali beralih merek karena variasi semata-mata dan bukan karena ketidakpuasan. Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
G. Promosi dan Promotional Mix
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Selain itu promosi dapat didefinisikan sebagai semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005: 349).
Tugas-tugas promosi penjualan menurut Shimp (2004:120-126) adalah sebagai berikut:
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru, yang dikembangkan atau lama.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
3. Memfasilitasi pengenalan produk-produk baru ke dunia perdagangan. 4. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang.
7. Mempertahankan para pengguna sekarang dengan mendorong pembelian-pembelian ulang.
8. Meningkatkan penggunaan produk dengan meloading para konsumen. 9. Memenangkan persaingan dengan meloading para konsumen.
10. Memperkuat periklanan.
Swastha dan Irawan (2005: 349) menjelaskan bahwa promotional mix
adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Variabel-variabel yang ada dalam promotional mix (Swastha dan Irawan,2005: 350) adalah:
1. Periklanan: bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling: presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. 3. Publisitas: pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu
produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
H. Pengertian Iklan
Menurut Kasali (1992: 9) iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Secara konvensional iklan berbeda dengan publisitas dalam konteks dibayar dan tidak dibayar, dalam pengertian iklan ada angggarannya sedang publisitas tidak dikenakan pembayaran (kalaupun ada anggaran, persentasenya kecil sekali). Iklan adalah bagian dari promosi, tetapi ada perbedaan pengertian iklan dan promosi yaitu sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk membeli sedangkan sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat.
Masyarakat periklanan Indonesia (dalam Kasali, 1992:11) mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.
Dalam iklan mengandung enam prinsip dasar (Widyatama, 2005: 17-24) yaitu:
1. Adanya pesan tertentu
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan oleh sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan pesan non verbal.
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
Pesan iklan dibuat oleh komunikator. Komunikator dalam iklan dapat datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi, bahkan negara.
3. Dilakukan dengan cara non personal
Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu
5. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan. 6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu
Semua iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu ditengah khalayak. Dampak tertentu yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis maupun dampak sosial.
I. Tujuan Periklanan
Aspek penting dalam manajemen adalah menentukan tujuan. Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan. Tujuan periklanan menurut Kasali (1992:45-46) adalah:
1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi
Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yaitu pengiklan (klien), acconut executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset.
2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
executive, mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang lebih cocok.
3. Sebagai alat bagi evaluasi
Tujuan yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengkaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan kampanye periklanan.
Suatu perspektif dibutuhkan untuk menentukan tujuan suatu kegiatan dalam perusahaan. Umumnya tujuan dalam kampanye periklanan bersumber pada tujuan di bidang pemasaran dan tujuan di bidang pemasaran bersumber pada tujuan perusahan secara keseluruhan.
J. Fungsi Periklanan
Sebagai sebuah alat, sebenarnya iklan dapat berfungsi banyak hal sesuai dengan yang dikehendaki oleh pengiklan. Ia tergantung pada ke mana komunikator hendak mengarahkan pesannya. Berikut ini fungsi iklan menurut Widyatama (2005: 151) adalah:
1. Memberikan informasi
2. Mempersuasi khalayak
Iklan bersifat membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan dapat berupa membujuk agar mencoba, membeli, memakai / mengkonsumsi, mempertahankan minat terhadap produk, beralih pada produk tertentu, menumbuhkan keyakinan terhadap produk, memelihara keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan mengembangkan permintaan terhadap produk.
3. Mendidik khalayak
Iklan berfungsi mengajarkan khalayak atas suatu konstruksi tertentu. Sesuatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan, pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.
4. Memberikan hiburan pada khalayaknya
K. Jenis-Jenis Iklan
Berdasarkan media yang digunakan, iklan dapat dibagi dalam beberapa jenis (Widyatama, 2005: 76-102), yaitu sebagai berikut:
1. Iklan Cetak
Yang dimaksud iklan cetak yaitu iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi. Media yang digunakan dalam teknik cetak tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, pelat metal; kulit; plastik; kaca; kain dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak ini, pada akhirnya lebih popular disebut dengan nama sesuai dengan bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan cetak surat kabar; iklan cetak majalah; tabloid; iklan cetak baliho; iklan cetak poster; iklan spanduk; kemasan produk; stiker; balon udara dan berbagai iklan cetak lainnya.
2. Iklan Elektronik
Disebut iklan elektronik, karena media yang digunakan sebagai tempat dipasangnya pesan iklan adalah menggunakan media yang berbasis perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a. Iklan Radio
(voice), musik dan sound effect. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis kategori, yaitu:
1) Ad lib
Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian bebas dan personal, artinya disampaikan secara live (bukan hasil rekaman). Ad lib dilakukan oleh penyiar di sela-sela ia melakukan siaran, baik mengantarkan acara musik, dialog dan sebagainya. Pada umumnya, ad lib disampaikan tidak lebih dari 60 detik.
2) Spot
Iklan spot disampaikan dengan teknik perekaman sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu. Dalam iklan spot radio dapat berisi perpaduan siaran kata (voice), musik dan efek suara (sound effect). Umumnya durasi yang digunakan untuk menyiarkan sebuah spot berkisar antara 15 sampai 60 detik.
3) Sponsor program
b. Iklan Televisi
Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan media ini sangat menarik perhatian.
Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis iklan, yaitu:
1) Live action
Live action adalah video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan kehidupan manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya, maka pesan iklan ini terasa lebih natural. Misalnya tentang cuplikan kejadian sehari-hari ketika pembantu mencuci piring, ibu memasak di dapur, anak sedang sakit, dan sebagainya.
2) Animation
anak-anak paling suka dengan gambar animasi. Namun demikian, bukan berarti kelompok usia lain tidak menyukai kartun.
3) Stop action
Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara teknik live action (gambaran kehidupan masyarakat sehari-hari) dan teknik animasi (gambar kartun), sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action
banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.
4) Still
Still merupakan iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gerak, melainkan gambar beku (diam). Agar iklan still dapat lebih menarik perhatian, maka gambar-gambar yang diperlihatkan dalam iklan still dikombinasikan dengan menggunakan alunan musik dan narasi suara.
5) Musik
Iklan televisi disampaikan melalui musik sebagai media penyampai pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan.
6) Superimposed
kiri atas, kiri bawah, kanan atas, dan kanan bawah, sementara siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi iklan
superimposed berkisar antara 5 sampai 10 detik, namun kadang juga dapat lebih lama lagi.
7) Sponsor program
Sponsor program adalah bentuk iklan televisi dimana pihak pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi. Agar tidak membosankan, acara yang telah dipesan tersebut dikemas dengan perpaduan berbagai acara hiburan dan informasi yang menarik.
8) Running text
Running text adalah bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu menhilang pada sebelah kiri layar. Biasanya
running text diperlihatkan di bawah layar, sehingga tidak terlalu mengganggu tayangan yang sedang berlangsung.
9) Backdrop
Backdrop adalah bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan. Backdrop
10) Caption
Caption adalah bentuk iklan televisi yang menyerupai
superimposed. Bedanya dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya untuk mendukung iklan property endorsment, misalnya untuk menerangkan bahwa busana dan make-up yang dikenakan oleh presenter adalah dari perusahaan tertentu.
11) Credit title
Credit title merupakan bentuk iklan televisi dimana iklan yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara sudah selesai. Sponsor diperlihatkan bersama dengan kru teknik dan pemain yang mendukung acara televisi tersebut.
12) Ad lib
Ad lib adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan oleh pembawa program acara tertentu. Tidak seperti ad lib yang dilakukan pada media radio, ad lib iklan televisi biasanya lebih sedikit dilakukan.
13) Property endorsment
oleh artis atau penyiar. Agar keberadaan produk maupun tata rias yang digunakan artis dapat terlihat jelas, biasanya bentuk iklan ini di televiasi dikuatkan dengan bentuk iklan lain, misalnya dengan
running text, ad lib, superimposed, maupun caption. 14) Promo ad
Promo ad adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acara-acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa ynag cukup banyak. Jumlah penonton yang banyak tersebut akan menjadikan rating acara semakin tinggi dan pada gilirannya akan mengundang minat pengiklan untuk memasang iklan di acara tersebut.
L. Media Periklanan
Dalam mengadakan periklanan manajemen harus memilih media yang tepat untuk digunakan. Menurut Swastha dan Irawan (1984: 253-255) ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan digunakan dalan periklanan, yaitu:
1. Tujuan Periklanan
tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radio atau suratkabar sebagai media periklanannya.
2. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya meliputi daerah lokal saja, maka iklan yang diperlukan cukup dipasang pada media yang memiliki sirkulasi di daerah lokal tersebut. Dari segi lain, untuk produk-produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu, misalnya produk untuk wanita dapat diiklankan melalui majalah kewanitaan.
3. Keperluan Berita
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai dengan gambar, tidak hanya tulisan saja. Jadi, berita yang harus disampaikan dirangkai dengan gambar, misalnya iklan untuk mobil, almari es, dan sebagainya. Untuk maksud tersebut dapat dipilih media-media seperti: suratkabar, majalah, televisi, slide di bioskop, dan sebagainya. 4. Waktu dan Lokasi Dimana Keputusan Membeli Dibuat
ingin melihat film akan cepat mengambil keputusan tentang film mana yang akan dilihatnya.
5. Biaya Advertensi
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun tingginya biaya tersebut diimbangi dengan makin banyaknya jumlah pembaca / pendengar yang dapat dicapai, sehingga diharapkan jumlah pembelinya akan semakin besar.
6. Kerjasama dan Bantuan Promosi yang Ditawarkan oleh Media
Pada umumnya manajemen lebih condong untuk memilih media yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secar terus-menerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya advertensi kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
7. Karakteristik Media
Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih, perlu dipertimbangkan karakteristiknya. Misalnya: radio merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga, sedangkan surat kabar merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui mata.
dalam periklanan secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jenis (Widyatama, 2005: 20-22) yaitu:
1. Media lini atas, terdiri dari media surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan internet. Media ini memiliki beberapa karakter yang khas, antara lain: a. Informasi yang disebarkan bersifat serempak.
b. Khalayak penerima pesan cenderung anonim (tidak dikenali secara personal oleh komunikator).
c. Mampu menjangkau khalayak secara luas.
2. Media lini bawah, terdiri atas poster, leaflet, folder, spanduk, baliho, balon udara, direct mail, point of purchase, kemasan produk sisi luar dan kemasan dalam, bus stop, bus panel, flyers, handphone, dinding lift, dan lantai swalayan atau toko. Media ini memiliki beberapa karakter yang khas, antara lain:
a. Komunikan yang dijangkau terbatas, baik dalam jumlah maupun luas wilayah sasaran.
b. Mampu menjangkau khalayak yang tidak dijangkau media lini atas. c. Cenderung tidak serempak.
M.Daya Tarik Periklanan
dan Carla Johnson (2004: 179-183) data tarik periklanan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Daya tarik informasional/ rasional (Penjualan agresif)
Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk atau jasa dan atau manfaat menggunakan atau memiliki merek tertentu. Banyak motif rasional dapat digunakan sebagai basis daya tarik periklanan, termasuk kenyamanan, kemudahan, dan ekonomi.
2. Daya tarik emosional (penjualan persuasif)
Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang disekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Para pengiklan dapat menggunakan daya tarik emosional dalam dalam berbagai cara strategi kreatif mereka. Daya tarik humor dan seks, atau jenis-jenis daya tarik lain yang sangat menghibur atau menggembirakan, akan mempengaruhi emosi-emosi para konsumen dan menempatkan mereka dalam kerangka berfikir yang menguntungkan. Daya tarik ketakutan dapat sama-sama dramatisnya dalam mengusik emosi namun memiliki akibat berkebalikan dalam kerangka berfikir pemirsa.
N. Penelitian Sebelumnya
Minat Beli Konsumen . Secara garis besar penelitian ini meneliti tentang pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli konsumen dan perbedaan persepsi terhadap daya tarik iklan tersebut. Atribut daya tarik iklan yang diteliti adalah produk atau merek, isi iklan, informasi, bentuk atau format iklan, dan durasi waktu. Obyek penelitian yang dipilih adalah kosmetik dengan menggunakan media televisi.
Iklan atau advertising merupakan komunikasi non personal atas barang dan jasa yang dikendalikan oleh perusahaan untuk memberitahu dan membujuk segmen pasar tertentu. Konsumen pada umumnya diekspos pada ratusan iklan setiap hari, sebagian besar dari pesan yang disampaikan hanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam jumlah sedikit. Salah satu cara untuk merebut perhatian konsumen adalah dengan menyajikan suatu bentuk iklan yang menarik. Daya tarik dari suatu iklan dapat dilihat dari berbagai macam aspek, antara lain kekuatan produk, isi iklan, informasi yang diberikan, bentuk atau format iklan, dan durasi waktu. Oleh karena itu, iklan yang ditayangkan dalam media televisi haruslah didesain sebaik mungkin, sehingga menarik audiens.
O. Kerangka Konseptual Penelitian
Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah:
Atribut Daya Tarik Iklan
Informasi
Minat Beli
Bentuk Iklan Ulang
Bintang Iklan
Konsumen
Bagan 2.1
P. Rumusan Hipotesis
Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan dan bintang iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Penelitian
ini hanya dilakukan pada obyek tertentu dan kesimpulan yang ditarik hanya
berlaku pada obyek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus Mrican.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2007.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu
dua bulan terakhir dan sudah pernah menonton iklannya.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah atribut daya tarik iklan sabun mandi Lux yang
meliputi informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan di media televisi.
E. Definisi Operasional
1. Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk
orang supaya membeli.
2. Informasi adalah pesan dari sebuah iklan mengenai suatu produk yang
ingin disampaikan kepada konsumen. Iklan tersebut memberikan
informasi yang jujur dan lengkap mengenai produk yang diiklankan,
mudah dicerna dan mudah diingat.
3. Bentuk iklan adalah model atau bentuk penyajian suatu iklan. Bentuk iklan
dari produk Lux adalah bentuk iklan drama atau cerita.
4. Bintang iklan adalah seseorang yang digunakan dalam suatu iklan sebagai
icon dari produk yang diiklankan. Bintang iklan yang menarik dan populer
bisa menambah kepercayaan akan produk, yang pada akhirnya mampu
menimbulkan minat pada konsumen untuk membeli. Bintang iklan yang
dipakai harus sesuai dengan produk yang diiklankan. Contohnya, bintang
film terkenal dan cantik akan cocok dijadikan model iklan sabun mandi
5. Minat beli ulang konsumen adalah minat yang timbul setelah konsumen
melakukan pembelian terhadap suatu produk yang sama, dan akan
membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel
lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut informasi (jujur,
lengkap, mudah dicerna, mudah diingat), bentuk iklan (kenyamanan
ditonton, image/ kesan, jingle, kejelasan alur), dan bintang iklan (secara
fisik, keterkenalan bintang, figur, kecocokan mewakili produk,
kemampuan mendemonstrasikan produk, kemampuan mempengaruhi
emosi) pada iklan sabun mandi Lux.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah minat beli ulang konsumen
(ketertarikan membeli kembali, kecenderungan tidak berpindah ke merek
lain) akan sabun mandi Lux.
G. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
langsung dari konsumen itu berhubungan dengan daya tarik iklan dan minat
beli ulang konsumen.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner
(angket). Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang pengaruh daya tarik iklan sabun
mandi Lux terhadap minat beli ulang konsumen. Kuesioner yang dibagikan
kepada responden terdiri atas tiga bagian.
Bagian I : Berupa daftar pertanyaan mengenai identitas responden.
Bagian II : Berupa daftar pernyataan mengenai daya tarik iklan sabun
mandi Lux dan minat beli ulang konsumen.
Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang akan
kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert digunakan untuk
menjawab pernyataan yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
negatif.
I. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya
dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan 100 orang
sebagai sampel.
3. Teknik Sampling
a. Accidental Sampling
Accidental sampling adalah anggota sampel ditentukan dengan
sederhana, yaitu dengan memilih responden terdekat yang dijumpai
pertama kali saat itu juga.
b. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah anggota sampel ditentukan
berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan
yang erat dengan ciri populasi. Syarat dari sampel ini adalah responden
yang sudah memakai sabun mandi Lux dalam waktu dua bulan terakhir
dan sudah pernah menonton iklannya.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Menurut Cooper dan Emori (1995: 160) validitas adalah sejauh
mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukur mencerminkan
perbedaan yang sesungguhnya diantara responden yang diteliti. Uji
masing-masing item dengan skor total. Pengukuran ini menggunakan
= koefisien korelasi setiap item
xy r
x = nilai dari setiap item
y = nilai seluruh item
N = banyaknya responden
Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila > maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.
hitung
r rtabel
2. Reliabilitas
Menurut Umar (2003: 86-96) reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya,
kesalahan pengukuran juga perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan
pengukuran, makin reliabel alat pengukur tersebut.
Secara rumusan matematik, dapat digambarkan dalam persamaan
berikut:
Xo = Xt + Xe
Dimana:
Xo = angka yang diperoleh (obtained score)
Xe = kesalahan pengukuran (measurement error)
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut
adalah teknik Cronbach yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α). Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:
⎟⎟
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
K. Alat Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004: 508) analisis regresi
berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua.
Bentuk persamaan regresi dengan 3 variabel independen adalah:
3
X = bintang iklan
a = nilai konstan
b = koefisien regresi
L. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004: 523-527) pengujian hipotesis
dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan Uji F maupun
individual dengan menggunakan Uji-t.
1. Uji Keseluruhan atau Uji F
Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu X1, X2, ...Xk, untuk dapat atau mampu menjelaskan
tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji F juga
dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki
koefisien regresi sama dengan nol.
Untuk dapat melakukan pengujian secara keseluruhan, maka ada
beberapa langkah yang diperlukan yaitu:
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur
kesamaan, sehingga dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien regresi
sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol
nol.Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar
dari nol. Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : b1; b2; b3≤ 0
H1 : b1; b2; b3 > 0
b. Menentukan daerah keputusan.
Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel perlu
diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut
pada baris dan taraf nyata. Penelitian ini menggunakan taraf nyata 5%.
Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel
dikurang 1. untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah
sampel dikurangi jumlah variabel.
c. Menentukan nilai F-hitung.
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
F =
d. Menentukan daerah keputusan.
Menentukan wilayah H0 dan H1, serta membandingkan dengan nilai
Bagan 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
e. Memutuskan hipotesis.
Jika F-hitung ≥ F-tabel pada α.= 0.05 atau jika F-hitung pada P-value
≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika F-hitung < F-tabel pada α.= 0.05 atau jika F-hitung pada P-value
> 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2. Uji Individual atau Uji t
Uji signifikansi individual adalah suatu uji untuk mengetahui apakah
suatu variabel dari X1 sampai Xk secara individual berpengaruh nyata
terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji-t ada beberapa langkah yang
diperlukan seperti berikut ini:
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur
sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol
adalah bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan
nol.Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar
dari nol.
Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : b1; b2; b3 ≤ 0
H1 : b1; b2; b3 > 0
b. Menentukan daerah kritis.
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu
n-k, dan tarif nyata α.
c. Menentukan nilai t-hitung.
Nilai t-hitung untuk koefisien b1 dan b2 dapat dirumuskan sebagai
berikut:
F =
Sb B b−
d. Menentukan daerah keputusan.
Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 ditentukan
Bagan 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis H0
H0
e. Menentukan keputusan.
Jika t-hitung ≥ t-tabel pada α.= 0.05 atau jika t-hitung pada
P-value≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika t-hitung < t-tabel pada α.= 0.05 atau jika t-hitung pada
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma
1. Latar Belakang Universitas Sanata Dharma
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) didirikan oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an. Perguruan ini disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.).
Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.
Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia
2. Perkembangan Selanjutnya
a. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
b. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)
Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B – Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibika program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
c. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini Universitas Sanata Dharma diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.
Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro / lembaga / pusat / serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.
3. Tujuan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi. 4. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
a. Visi
pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis.
b. Misi
Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.
5. Fakultas dan Program Studi
Berikut ini Fakultas dan Program Studi yang ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
b. Fakultas Sastra
Program Studinya adalah Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Ilmu Sejarah.
c. Fakultas Ekonomi
Program Studinya adalah Akuntansi dan Manajemen. d. Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studinya adalah Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, dan Mekatronika.
e. Fakultas Psikologi
Program Studinya adalah Psikologi. f. Fakultas Farmasi
Program Studinya adalah Farmasi dan Profesi Apoteker. g. Fakultas Teologi
Program Studinya adalah Teologi. 6. Program Pasca Sarjana
Program Pasca Sarjana yang ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah Teologi, Ilmu Religi dan Budaya Kajian Bahasa Inggris.
B. Perusahaan Unilever
produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan benar-benar memahami pelanggan abad 21 dan kehidupan mereka.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) yang didirikan pada 5 Desember 1933 mempunyai misi sebagai berikut:
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. 3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. 4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. 5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. 6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
Kantor pusat perusahaan Unilever terletak di Jakarta dan pabriknya terletak di Cikarang dan Surabaya. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
C. Gambaran Produk Sabun Mandi Lux
Jerman, dan juga berarti "terang" dalam bahasa Latin, nama Lux yang terpilih berasal dari kata "Luxury".
Sabun Lux diluncurkan di India pada tahun 1929. Iklan pertamanya pada tahun 1929 memperkenalkan Leela Chitnis sebagai duta dari Lux. Sejak itu sabun Lux terkenal sebagai "sabunnya para bintang". Duta sabun Lux sekarang adalah Aishwarya Rai. Sejak tahun 30-an, sudah lebih dari 400 aktris ternama Hollywood memperkenalkan sabun ini kepada para wanita sebagai alat untuk mempercantik diri. Iklan-iklannya telah memperkenalkan Aiswarya Rai, Jennifer Lopez, Elizabeth Taylor, Demi Moore, Sarah Jessica Parker, Catherine Zeta-Jones, dan Marilyn Monroe, adalah antara lainnya. Pada akhir tahun 1980-an muncul segmen premium dalam kategori sabun karena para konsumer dengan kebutuhannya akan kecantikan dan peralatan mandi telah berubah. Tahun 1989, untuk memasuki segmen baru ini, Lux meluncurkan serangkaian sabun premiumnya untuk berbagai jenis kulit yang ada.
Segalanya tentang Lux, dari tampilan dan perasaan, produk dan kemasan hingga wewangian, adalah kebahagiaan akan rasa feminin. Lux, mendorong kaum perempuan untuk berani menggali potensi kecantikan dalam dirinya.
Beberapa jenis pilihan sabun mandi Lux dalam bentuk cair: 1. Lux Evening Silk
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride, Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Hydrolyzed Silk Protein, Lavandula Angustifolia (Lavender) Flower Extract, Cl 74180, Cl 17200.
2. Lux Silk Nourishment
Mengandung Creamy Yogurt, Light Natural Honey, Mediterranean Olive Extracts. Alami kulit terasa selembut sutra yang menawan setiap hari. Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride, Polyquaternium-39, Styrene/ Acrylates Copolymer, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Yogurt Powder, Honey, Olive Oil Refined.
3. Lux Soft Luxury
Mengandung Rose Extracts, Rice Protein, Gentle White Lilac. Keharuman bunga mawar untuk kulit nan cantik dengan Lux Soft Luxury.
Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Hydrolyzed Rice Protein, Syringa Vulgaris (Lilac) Extract, Rosa Damascena Flower, Cl 14700, Cl 17200. 4. Lux Vibrant Citrus
Mengandung Californian Oranges, Kiwi, Grapefruit. Alami kulit ceria dari Lux Vibrant Citrus yang mengandung ekstrak buah-buahan.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride, Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Citrus Aurantium Dulcis (orange) Extract, Actinidia Chinensis (Kiwi) Extract, Citrus Paradisi (Grapefruit) Extract, Cl 47005, Cl 12150.
5. Lux White Glamour
Mengandung AHA, Rose oil & White Tea Anti-Oxidant. Kulit tampak bercahaya setiap hari.
Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Camellia Sinensis Leaf Extract, Rosa Damascena Flower, Lactic Acid. 6. Lux Sparkling Beauty
Mengandung Clarifying Canadian Glacial Mud, Icy Cool Mint. Sirami kulit dengan kesegaran Lux Sparkling Beauty.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride, Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Menthol, Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride, Manicouagan Clay, Cl 74160, Cl 51319.
Beberapa jenis pilihan sabun mandi Lux dalam bentuk padat: 1. Lux Aqua Sparkle
Mengandung riverbed mineral yang membersihkan kulit dan kesejukan spring water. Alami kesegaran kulit senantiasa.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide, Mineral & Spring Water Extract, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid, Cl 74160, Cl 11680.
2. Lux Aromatic Radiance
Ingredients: Sodium Soap, Water, Glycerin, Perfume, Titanium Dioxide (Mica), Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid, Lotus Extract, Cl 17200, Cl 74160.
3. Lux Creamy Delight
Dengan kandungan susu yang merawat kelembaban dan keharuman bunga French Lavender. Alami kelembaban kulit cantik yang mengesankan. Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide, Lavender & Milk Extract, Fluorescer, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid.
4. Lux Dazzling Beauty
Dengan paduan Brazilian Guarana dan green tea. Alami kecantikan kulit segar yang bergairah.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Glycerin, Perfume, Titanium Dioxide (Mica), Guarana & Green Tea Extract, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid, Cl 15510, Cl 14700.
5. Lux Petal Touch.
Mengandung minyak jojoba dan sari kelopak bunga hibiscus yang lembut. Alami sensasi kelembutan kulit yang harum menawan.
6. Lux White Glamour
Dengan Triple Fairness Essence, membersihkan kulit dan membuatnya tampak lebih cerah. Kulit tampak bercahaya setiap hari.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Lactate (2.0%), Dipotassium Sebacate, Perfume, Lauramine Oxide, Glycerin, Titanium Dioxide, polyethylene, Octyl Methoxycinnamate, Disodium Distyrylbiphenyl Disulfonate, Propylene Glycol, Prunus Persica (Peach) Juice, Pyrus Malus (Apple) Juice, Vitis Vinifera (Grape) Juice, Tetrasodium EDTA, Etidronic Acid, Cl 12490.
7. Lux Youthful Essence
Dengan kandungan Minyak Zaitun Italia dan sari biji buah anggur. Alami kecantikan kulit berseri nan menawan.