• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam asal Bayuwangi di pasar induk Kramat jati pasar Rebo DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam asal Bayuwangi di pasar induk Kramat jati pasar Rebo DKI Jakarta"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MARJIN PEMASARAN

JERUK SIAM ASAL BANYUW ANGI DI P ASAR IND UK

KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JfAKARTA

MUTIA SYAMSURI

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ANALISIS MARJIN PEMASARAN

JERUK SIAM ASAL BANYUWANGI DI l'ASAR INDUK

KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JrAKARTA

Oleh:

MUTIA SYAMSURI 101092123366

Slaipsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SY ARIF HIDA YATULLAH

(3)

PENGESAHAN UJIAN

Slaipsi yang berjudul "Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho DIG Jakaiia". Telah di uji dan dinyatakan Lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari Selasa, 14 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian{ Agribisnis.

Tim Penguji

Penguji I

Dr. Elpawati, Ir, MP

Mengetahui,

Dekan

Ji'iikultas Sains dan Telmologi / f;, GセセG@ LセGNLGLG[LL[LNZZNNLMM\AO^@ ,',,

;;,5

LLオセセNセNᄋ@

..

[セLセセ」ZセNMセ@

i' \ ' ' \ .. , \ , •• ,

|LMセMセセZ@ ... \\•.',:: . _> 1> Hセセj@ GNlセ@ J

'' - ,;;:

MセセセLセセゥZKャO@

. t

DR.

sjGッセヲゥエイゥウケ@

Jaya Putra, M.Sis

NIP:l50317956

セ@

Jakarta, November 2006

Penguji II

AQQセ@

1p,

v

Ir. ,'.(u'dy Afandy, MM

Ketua Jurusan Sosek Pertanian/ Agribisnis

セセ@

(4)

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

VIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :

Nama

NIM

Program Studi

Judul Skripsi

: Mutia Syamsuri

: 10!0192123366

: Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis

: Analisis Maijin Pemasaran Jeruk Siam Asal

Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar

Rebo OKI Jakarta

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk mernperoleh gelar Saijana

Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing I

Jakarta, November 2006

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing II

iイNmzセmma@

Ir. Lilis I lchdayati, M.Si

カL[MEセ@

·11J •---._

Mengetahui,

Dekan,

M.Sis

Ke tu a J urusan

Sosek Pertanian/ Agribisnis

r

セセ@

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAVA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARY A SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBA GA! SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEM.BAGA MANAPUN.

.Jakarta, November 2006

(6)

RINGKASAN

MUTIA SYAMSURI, Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Reho DKI Jakarta. (Dibawah bimbingan MUDATSIR NAJAMUDDIN dan LILIS IMAMAH ICHDAY ATI).

Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-sayman, bunga hias dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah diperoleh adalah buah jeruk

(Citrus sp).

Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal schingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk mudah dijual dan cepat laku di pasaran. (Cahyono, 2005). Produksi jeruk nasional pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami pertumbuhan positif. produksi jeruk dalam negeri dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami peningkatan. Pertumbuhan produksi jeruk .sebesar 7,36 % terjadi pada talrnn 2001, pada tahun 2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 % dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun sebelumnya.

Pemasaran jeruk di Pasar Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan berperan dalam menentukan mekanisme pasar. Oleh sebab itu, cukup menarik untuk dilakukan penelitian,mengenai anailisis marjin pemasaran jeruk siam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran dan lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati, fungsi pemasaran yang terjadi pada tiap lembaga pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, hargr dan margin pemasaran tiap saluran pemasaran jeruk siam

(7)

Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pemhelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya maijin pemasaran pada dasarnya meupakan penjumlahan dari biaya-biaya dan Iaba yang diperoleh tiap lembaga pemasaran.

Pada saat dilakukannya penelitian, jeruk siam yang masuk ke wilayah DKI Jakarta yang melalui Pasar Induk Kramat Jati datangkan dari produsen di Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Ngawi), Sumatera (Palembang, Lampung), Kalimantan (Pontianak) dan Jawa Tengah (Purwokerto, Purworejo). Sedangkan konsumennya berasal dari sekita wilayah OKI Jakarta. Dari hasil penelit:an di lapangan, saluran pemasaran yang terdapat di Pasar Induk Karamat Jati mencakup beberapa lembaga pemasaran, diantaranya petani yang berlaku sebagai produsen jeruk siam, pedagang pengumpul, pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan ya'lg terakhir adalah konsumen jeruk siam. Adapun bagan saluran pemasaran jeruk siam di DK! Jakarta dapat dilihat sebagai berikut,

I

PETANI

Ji..

PENGUMPUL GROS IR PENGECER KONSUMEN

AKHIR

_ Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan o!eh masing-masing lembaga pemasaran sehingga jeruk siam dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir di DKI Jakarta adalah,(1) Petani : Fungsi Penjualan. (2) Pedag;ang pengumpul: Fungsi pembelian, penjua!an, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, standarisasi, penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan. (3) Grosir: Fungi pembelian, penjualan, penyimpanan, sortasi dan informasi pasar. ( 4) Pengecer: Fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi clan informasi pasar.

Dari hasil analisis marjin pemasaran, terdapat perbedaan ュ。セェ@ in pemasaran tiap !embaga saluran pemasaran. Besarnya marjin pemasaran tiap lembaga saluran pemasaran adalah, (!) Di tingkat pengumpul : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.1414,19 per Kg (2) Di tingkat Grosir: memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. I 092.9:5 per Kg (3) Di tingkat pengecer : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2478.57 per Kg.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa J,11Ja yang telah memberikan nikmat

iman dan Islam kepada kita. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali hanya milik

Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad

Saw, keluarga, sahabat dan penerusnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah wa syukurillah, atas kehendak dan izin-Nya serta dengan

perjuangan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai salah

'

satu syarat mendapatkan gelar sarjana. Karena sesungguhnya Allah SWT Sang

Maha Pengasih menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang kita hadapi.

Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang dhoif dan tak lepas dari kesalahan,

penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan · yang terdapat

dalam skripsi ini. Semoga perbedaan dapat menjadi kebaikan dan manfoat bagi

kita semua.

Akhirnya penulis mengucapkan syukron katsiron atas segala saran dan

bimbingannya maupun pengetahuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dan skripsinya. Rasa terimakasih yang tak terhingga penulis

· ucapkan kepada :

I. Kedua Orang Tua ku tersayang (Syamsuri Rachmat dan Djahra Kiat) yang

telah mengorbankan segalanya untuk memberikan yang terbaik bagi

putra-putrinya. Cinta dan kasih sayangnya selalu menghiasi dalam setiap

(9)

2. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA selaku pembimbing materi yang

sangat sabar dan bijaksana dalam memberikan bimbingan dan motivasi

kepada penulis.

3. !bu Ir. Lilis lmamah lchdayati, M.Si selaku pembimbing teknis yang telah

banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang

sangat berarti bagi penulis.

4. !bu Dr, Elpawati, Ir. MP, selaku penguji I yang telah menguji dan memberikan banyak saran dan masukan agar skripsi ini lebih baik.

5. Bapak Ir. Andy Afandy, MM, selaku penguji 11 yang telah menguji dan

membantu penulis memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam skripsi

ini.

6. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA, selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian/ Agribisnis UIN Syarifl-!idayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta.

8. Para dosen-dosen ku tercinta yang telah memberikan pengetahuan dan

ilmunya (Ir. !wan, Prof. Aki Baihaki, Ir. Enny W, Ir. Djunaidi, Ir. U

Maman, Ir. Tun Kelana Jaya, dan lain-lain) Jasanya tak terbalas sepanjang

rnasa.

9. Pihak Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur. Khususnya

Bapak Suminto yang memberikan kemudahan dan sangat membantu

(10)

10. Para pedagang grosir, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer Pasar

lnduk Kramat Jati atas kerjasamanya dan telah membantu dalam

penelitian.

11. Adik-adildrn tercinta (Eda, Oib, Iba, lka dan Iii). Terimakasih s.1dah

bersedia menjadi pendengar yang baik dikala Cici banyak masalah dan

membantu Cici dalam tugas sehari-hari.

12. Untuk Keluarga Besar-Ku (Cici Maya, Ko Tutuy, Ko Mato, Ko Aluk, Ko

Ndu, Ko Ulis, Winda, Ci La, Ka Any, Ngge', Nis. Om Acha, Bapa Aluk,

Nene Badang Oil) Terimakasih banyak atas support moril dan materil

yang telah diberikan.

13. Mas Jung, atas dorongan, motivasi dan kesabarannya dalam melalui serta

menemani perjalanan ini. Terimakasih atas waktu, perhatian dan kasih

sayangnya yang telah diberikan.

14. Teman-teman terbaikku sepanjang masa (Ade Lili Muflihah, Nur Aqidah,

Rosmiati dan suami, Nia Rusnia, serta Lili Rusmawatie dan suami). Tiada

kenangan paling indah dari persahabatan yang telah terjalin.

15. Teman-teman Satu Perjuangan Skripsi (Dwi HS, Achu, Dian dan Aldi)

semoga diberikan kemudahan dan kesuksesan untuk langkah selanjutnya.

16. Teman-teman KKN Lampung Krui "Agadipa? Mido2 gawoh" (Acan,

Di.Jin, Otib, Sapar, Aris, Angga, Illiam, Asep, Epoy, Ella, Mo) semoga

kita bisa "surfing dan pesta pantai" lagi.

17. Agribsinis angkatan 2001 kelas A (Abdul kadir, Ahmad Isra, Siti Zaenab,

(11)

dll) Kelas B (Kaswid, Khairil Anwar, Tri Aji, Taufan Sukmo S, Aditya

Fajri, Susi S, Firmansyah, Irwan, M Faisal, Teh lis, dll) mohon maafyang

belum tersebut namanya. thanks for the experiences

13. Selumh mahasiswa Agribisnis UIN Syari:iHidayatullah.

19. Selumh staff UIN Syarif Hidayatullah (Bapak Gun, Nicky, Bu Ova dan

Iain-lain)

20. Semua orang yang telah membantu saya dan yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Semoga segala kebaikan dari seluruh pihak yang tersebut diatas diterima

dan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tiada kata-kata yang dapat

menggambarkan kebaikan kalian semua. Semoga skripsi ini dapat rnemberikan

rnanfaat dan kemashalatan bagi semua orang.

Jakarta, November 2006

(12)

DAFTARISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISi ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTARGAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

l .1 Latar Belakang ... 1

l .2 Perumusan Masalah ... 6

l .3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

11. TIN.JAUAN PUST AKA ... 8

2.1 Karakteristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk ... 8

2.1.1 Karakteristik Pasar Jeruk Siam ... 9

2.1.2 Karakteristik Musim Panen Jeruk Siam ... 10

2.2 Definisi Pemasaran ... 10

2.2.1 Definisi Pasar Pertanian ... 12

2.2.2 Sistem Pemasaran Pertanian ... 13

2.2.2.1 Sifat-sifat Produk Pe1ianian ... 14

2.2.2.2 Sifat-sifat Produksi Pertanian ... 17

2.3 Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 19

2.4 Peranan dan Fungsi Pemasaran ... 24

2.4.1 Fungsi Pertukaran ... 25

(13)

2.4.2 Fungsi Fisik ... 28

2.3.2.l Fungsi Penyimpanan ... 28

2.3.2.2 Fungsi Usaha Pengangkutan ... 29

2.3.2.3 Fungsi Usaha Pengolahan ... 30

2.4.3 Fungsi Fasilitas ... 31

2.3.3.1 Fungsi Standarisasi dan Pengolahan Mutu ... 31

2.3.3.2 Fungsi Pembiayaan ... 33

2.3.3.3 Fungsi Penanggungan Resiko ... 33

2.5 Biaya Pemasaran ... 34

2.6 Harga ... 37

2.7 Informasi Pasar ... 40

2.8 Maijin Pemasaran ... 40

2.9 Penelitian Terdahulu ... 43

2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 44

III. . METODE pENELITIAN ... 47

3 .1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4 7 3 .2 Definisi Operasional ... 4 7 3.3 .Tenis dan Sumber Data ... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.5 Metode Pengolahai1 clan Analisis Data ... 49

3.5.1 Analisis Saluran dai1 Pemasaran ... 50

3.5.2 Analisis Marj in Tataniaga ... 50

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 52

4.1 Sejarah dai1 Perkembangfil1 Pasar Induk Kramat Jati ... 52

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati ... 54

4.3 Lokasi dan Kondisi Perusahaill1 ... 54

4.4 Struktur Organisasi ... 56

[image:13.595.37.419.106.639.2]
(14)

V. HASlL DAN PEMBAHASAN ... 58

5.1 Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran ... 58

5.2 Analisis Fungsi-fungsi Pemasaran ... 62

5.3 Analisis Marjin Pemasaran ... 66

5.3.l Maijin Pemasaran Jernk Siam Dai·i Petani ke Pedagai1g Pengumpul ... 67

5.3.2 Marjin Pemasaran Jeruk Siam Dari Peclagang Pengumpul ke Pedagang Grosir ... 67

5.3.3 Marjin Pemasarfil1 Jeruk Siam Dari Peclagang Grosh· ke Pedagfil1g Pengecer ... 7 4 5.3.4 Marjin Pemasarfil1 Jeruk Sifil11 Dari Peclagang Pengecer ke Konsumen ... 77

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1 Kesimpulan ... 85

6.2 Sarfil1 ... 87

(15)

DAFT ART ABEL

Nomor Ha lam an

1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buah Jeruk Siam Setiap

100 gr Bahan yang Dapat di Makan ... 2 2. Produksi Buah Jeruk di Indonesia Selama Tahun 2000-2004 ... 3 3. Perkembangan Rata-rata Konsumsi Buah Jeruk Perkapita

Tahun 1990-2004 ... 4 4. Fungsi-fongsi Pemasaran Jeruk Siam di tingkat Petani, Pengumpul,

Grosir dan Pengecer ... 62

5. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul.. .... 68 6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir. ... 75 7. Analisis m。セェゥョ@ Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer. ... 78 8. Analisis Marj in Pemasaran Jeruk Sian1 di Tingkat P;:dagang, Pengumpul,

Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer. ... 82 9. Total Biaya Pemasaran dan Jenis Biaya Pemasaran Pada Pedagang

(16)

DAFT AR GAMBAR

Nomor Halaman

I. Saluran Pemasaran Konsumsi dan lndustri ... 21 2. Hubungan Antara Mmjin Pemasm·an dengan Nilai Marj in Pemasaran .... 39 3. ·Kerangka Pemikiran ... 44 4. Fluktuasi Jumlah Pasokan Jeruk Siam bulan April, Mei, Juni, Tahun

Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ... 59 5. Fluktuasi Harga Jeruk Simn bulan April, Mei, Juni, Tahun

Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ... 60 6. Bagan Saluran Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang Pengwnpul,

Grosir dan Pengecer ... 61 7. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap

Harga .Tuai Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul ... 74 8. Ratio Persentase Harga Beli, Biayn Pemasaran Keuntun(lan Terhadap

Harga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir ... 77 9. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap

Barga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer ... 81 I 0. Penyebaran Marj in Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang

(17)

DAFT AR LAMPIRAN

Nomor Hal am an

L Surat Keterangan Penelitian ... 90

2. Rata-rata Harga Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan

April, Mei dan Juni Tahun 2006 ... 91 3. Rata-rata Pasokan Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan

(18)

BABl

PEi'TDAHULUAN

1.L Latar Bclakang ...

Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-mayur, bunga hias dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah diperoleh adalah buah jeruk (Citrus sp ).

Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal sehingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk :mudah dijual dan cepat laku di pasaran (Cahyono, 2005:4).

Kesukaan (preferensi) masyarakat yang tinggi terhadap buah j eruk menyebabkan tingginya permintaan buah jeruk di masyarakat. Dengan dem'kian dibutuhkan stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan masyaral<at tersebut. Permintaan buah jeruk akan meningkat terns setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan pendapatan masyarakat serta tingkat pertumbuhan pendidikan dan pe 11getahuan masyarakat (Cahyono, 2005:4).

(19)
[image:19.595.47.444.30.569.2]

Tabel 1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buab Jeruk Siam Setiap 100 gr Balian yang Dapat di Makau

No Jenis zat Jumlah kaudungan gizi Jeruk Siam

1. kalori

2.

0,80

3.

4.

karbohidrate

Dilihat dari segi permintaan buah jeruk yang selalu meningkat maka dapatlah dipastikau bahwa produksi buah jeruk tiap tahunnya mengalami peningkatan. Data mengenai jumlah produksi jeruk tiap tahmmya dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini,

Tabel 2. Produksi Buab Jeruk di Indonesia Selama Tabun 2000-2004 .

. .

Tabun Jumlab (Ton) Pertumbuban (%)

.

2000 644.052

-...

-2001 . 691.433 7,36

2002 968.132 40,02

2003 1.529.824 58,02 .

2004 . 2.071.084 35,38

(20)

Berdasarkan Tabel 2. di atas dapat diketabui bahwa produksi jeruk dalam negeri dari tahun 2000 sampai dengan tabun 2004 mengalami peningkatan. Perturnbuhan produksi jeruk sebesar 7,36 % terjadi pada tabun 2001, pada tahun

2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 % dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi dalam negeri yang diharapkan mampu memicu penawaran, dan dapat menciptakan perbaikan kondisi kesejahteraan petani Indonesia. Indikatomya adalah bahwa pilihan konsumen terhadap buah-buahan segar yang ada semakin beragam dengan mutu yang semakin baik, se1ia dengan ting)<:at harga yang masih dapat dijangkau oleh daya beli sebagian besar masyarakat. Perkembangan konsumsi buah jeruk perkapita dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini,

Tabel 3. Perkernbangan Rata-rata Konsumsi B:uah .Jeruk Perkapita Tahun 1990-2004 (Kgrfahun).

Tahun 1990 1993 1996 1999 2002 2004 Pertumbuhan Rata-rata

Tahun 2002-2004 (%)

Konsumsi

0,38 0,94 1,30 1,20 1,98 2,70 12,19

Jeruk

Sumber: BPS dalam Stat1stik Pertaman Deptan 2005.

--Bedasarkan Tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata konsurnsi buah jeruk per kapita pada tahun 1990 sebesar 0.88 Kg, Tahun 1993

[image:20.595.46.456.177.650.2]
(21)

Tahun 2002 setesar 1,98 Kg dan Tahun 2004 sebesar 2,70 Kg. Maka dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata pada Tahun 2002-2004 sebesar 12,19 persen.

Pasar hlduk Kranmt Jati merupakan indikator harga dari beberapa komoditas pertanian baik itu sayur mayur maupun buah-buahan, tak terkecuali bagi buah jeruk. Pasokan dan kebutuhan buah jeruk yang relatif kontinyu pada Pasar Induk Kramat jati dan popularitas buah jeruk di kalangan masyarakat menjadikan komoditas ini menarik untuk diteliti.

Selama ini hasil panen komoditi jeruk melalui mata rantai perdagangan yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen. Sehingga kemungkinan untuk terjadinya fluktuasi harga eceran jeruk cukup tinggi. Penentu harga juga didasarkan atas pemasokan dan permintaan. Perubahan harga bisa terjadi setiap hari sehingga berfluktuasinya harga tersebut akan mempengaruhi pendapatan usaha tani. Petani juga hams bisa membedakm1 hm·ga yang bersifat sementara dan yang bersifat relatif konstan. Pada umumnya harga buah jen1k siam dipasaran reridah atau menurun pada bulan November-Februari (walaupun bukan panen utama). Hal ini disebabkan karena pada saat yang sama. Komoditas buah-buahan yang lain, sepe1ti mangga, durian, rambutm1, duku sedang puncaknya musim berbuah (panen raya) sehingga menjadi saingan dari komoditas jeruk. Pada bulan Mei-Juni pasar komoditas jemk akan tinggi dan bisa. menepati urutan utama karena kurangnya saingan dari komoditas buah-buah lainnya, sehingga pada saal

(22)

Pajak dan retribusi, pungutan lain yang dilakukan asosiasi atau pungutan tidak resmi (µungli) )'ang dikenakan di suatu daerah tertentu merupakan hambatan perdagangan bagi perekonomian. Pengenaan pungutan ini tidak menciptakan perilaku anti persaingan tapi bisa menghambat iklim persaingan.

Pungutan-pungutan ini membuat harga lebih mahal dan terkesan ada

diskriminasi harga atau monopoli. Kemungkinru1 besar penyebab hru·ga lebih majml adalah karena banyaknya pungutan tersebut, bukan karena perilaku anti persaingan. Pemasaran jeruk di Pasru· Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akru1 berperan dalam menentukan mekanisme pasar:·

(23)

1.2,'Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikaji lebih lairjut mengenai ketepatan sistem pemasaran jeruk sian1, fungsi pemasarim dan marjin pemasaran jernk siam di Pasar Induk Kramat Jati. Oleh karena itu rumusan masalah yang

akan dikaji meliputi:

I. Bagaimana saluran dan lembaga pemasaran serta fungsi pemasai·ai1 yang terjadi pada pemasai·anjeruk siain di Pasar Induk Kramat Jati?

2. Berapakah besarnya biaya pemasaran, harga dan marjin pemasaran tiap lembaga pemasaranjeruk siain di Pasar Induk Krnmat Jati?

1.3. Tujuan pcnclitian

·1. Mengetahui saluran dan lembaga pemasaran setta fungsi pemasaran yang terjadi pada pemasaran jeruk siain di Pasar Induk Kram at .T ati

2. Mengetahui besai·nya biaya pemasaran, harga dan mai:jin pemasaran tiap lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati.

1.4. Kegunaan Penelitian

Pcnclitian ini diharapkan dapat berguna bugi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

(24)

2. Masyarakat umum, hasil penelitian ini di harapkan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dari sekian banyak infommsi mengenai komoditi jeruk siam terutama rnengenai aspek pemasarannya.

·3. Penulis, merupakan pengaplikasian ilnrn yang dimiliki oleh penulis.

4. Pengemhangan ilmu, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna tentang saluran dan lembaga pemasarru1, fungsi pemasaran, besarnya biaya pemasru·an, harga serta marjin pemasaran tiap 'embaga pemasaran jeruk: siam di Pasar Induk Kramat Jati.

5. Pemerintah, bahan informasi bagi pemerintah daerah dan pusat rnengcnai

saluran dru1 lembaga pemasaran, fungsi pemasaran, besamya biaya pemasaran, hru·ga serta marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati.

(25)

BAB II

TIN.JAUAN PUSTAKA

2.1. Karaktcristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk

Menurut Cahyono (2004:8) dalam dunia tumbuh-tumbuhan tananian jeruk mandarin diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermalhopyla (tanaman berhiji)

Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah)

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Sub-famili : Auranlioideae

Genus : Citrus

Sub-genus : Eucitrus

Papeda

• Spesies : Citrus reticulata Blanco

Citrus nobilis (Andrews) Var. Chrysocmpa

Tanan1an jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah yang paling banyak dibudidayakan dan tersebar luas menduduki seluruh dunia. Ini karena buahnya enak dimakan (daging buah banyak mengandung air dan rasanya manis). Sedangkan tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Papeda tidak enak dimakan ( daging buahnya memiliki rasa masam dan berbau wangi agak

(26)

...

bumbu sayur. Tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah sebagai berikut:

I. Jeruk manis (Citrus aura11ti11m L)

2. Jeruk mandarin (Cirtus reticula Blanco; Citrus 11obilis Andreaws) ···· 3. Jeruk Besar (Citrus maxima (Burn) Merr)

4. Jeruk lemon (Citrus limo11 (L) Burn F) 5. Jeruk Lime (Citrus a11ra11tifolia Swingle) 6. Jeruk Sitrun (Citrus medica Linnaeus) 7. Jeruk Grape Fruit (Citrus Paradisi Macf> 8. Jeruk Kasturi (Citrus mitis Blanco)

Jeruk siam adalah jenis jeruk yang yang paling disukai oleh masyarakat dari semua bangsa sehingga jenis jeruk siam (Cirtus re.lieu/a Blanco) yang tergolong dalam jeruk mandarin adalah yang paling banyak diusahakan dan dikembangkan di berbagai negara. Bahkan, salah satu jenis jeruk siam menduduki posisi teratas di pasaran. Sekitar 60 persen pasaran jeruk didominasi oleh jeruk siam (Cahyono, 2004:8-lG).

2.1.1. Karakteristik Pasar Jeruk Siam

(27)

jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk jeruk siam dan lain-lain yang berhubungan dengan pemindahan produkjeruk siam (Sa 'id dan Intan, 2001 :58).

lJntuk spesifikasi dan mutu jeruk siam didasarkan pa:da ukuran besarnya buah, standar kualitasnya digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu kelas kualitas I : 5-6 buah per Kg; kelas kualitas II: 7-9 buah per Kg; dan kelas kualitas III" lebih dari 10 buah (Anonim, 1994, Cahyono, 2005;148).

2.1.2. Karaktcristik Musim Pancn Jcruk Siam

Tanaman jeruk siam berbuah sepanjang tahun dan panen dapat dilakukan dua kali setahun, yaitu berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Agustus (panen utama) dan bulan November sampai dengan Januari (panen kecil).

Basil panen buah jeruk pada tanaman yang baru berbuah umumnya masih rendah, yakni berkisar antara 1 0 Kg - 40 Kg per pohon per tahun. Basil panen tcrlinggi biasanya dimulai pada tanaman berumur I 0 tahun - 15 tahun, dan seterusnya tanaman akan berbuah lebat setiap tahunnya hingg;a tanaman berumur 19 tahun, setelah itu produksinya akan menurun; Dengan demikian umur ekonomis tanaman jeruk siam adalah 19 tahun dengan masa produktif sekitar 15 tahun. Pada masa produktif, produksinya dapat mencapai kisaran 300 Kg/ pohon/tahun. (Cal1yono, 2005;!41).

2.2. Definisi Pemasaran

(28)

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:56).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain. Atau pemasaran adalah upaya menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Saladin, 2004:47).

Definisi mengenai pemasaran menurut Anindita (2004:3-4), adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan Ulltuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Ada tiga ha! yang perlu menjadi perhatian terkait dengan definisi pemasaran antara lain:

I. Kegiatan yang disebut sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran. FU11gsi ini bertujuan Ulltuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), atau kepemilikan (possession).

Jasa menambah nilai dari suatu produk dan dilakU:kan Ulltuk memenu:hi kebutuhan konsumen.

2. Titik produsen adalah asal dari produk itu dijual pertama oleh produsen atau petani

3. Titik konsumen. Tujuan dari suatu pemasaran adalah menyan1paikan ke konsumen akhir sebagai transaksi terakhir.

(29)

lebih berguna. Ada empat jenis dari kegunaan yang dilakukan dalam ·pemasaran, antara lain:

1. Kegtmaan bentuk (Form utility). Kegunaan ini muncul apabila suatu barang memiliki persyaratan yang dibutuhkan. Rumah pemotongan hewan melakukan pemotongan hewan menjadi daging yang siap dimasak sehingga menambah kegunaan bentuk

2. Kegunaan tempat (place utility) yaitu kegunaan yang timbul ketika hasil produksi disediakan di suatu tempat yang masyarakatnya menginginkan barang tersebut.

3. Kegunaan waktu (time utility) dilakukan dalam pemasarar1 ketika produk tersedia pada saat yang diinginkan.

4. Kegunaan milik (possession utility) dilakukan ketika barang ditransfer atau di tempatkan atas kontrol dari seseorang yang menginginkan.

2.2.1. Definisi Pasar Pertanian

(30)

pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya sehingga dikenal istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja dan pasar donor.

Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat te1jadinya penawaran dan permiqtaan jeruk siam, transaksi, tawar-menawar nilai (harga) dan atau terjadinya pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar ni.lai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk agroindustri. Sedangkan pasar agribisnis adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penawaran dan permintaan produk (barang atau jasa) di bidang agribisnis, terjadi transaksi dan kesepakatan nilai, jumlah, spesifikasi produk, cara pengiriman, penerimaan, dan pembayaran, serta tempat terjadi pemindahan kepemilikan barang atau jasa di bidang agribisnis (Sa'id dan Intan, 2001 :58-60).

2.2.2. Sistem Pemasaran Pertanian

(31)

lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama.

Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja operasi dan · proses sistem. Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, te1jadi pembagian yang adil dari rasio nilai tan1bah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku. Sistem pemasaran tersebut seringjuga 'disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran distribusi.

2.2.2.1. Sifat-Sifat Produk Pertanian ' '

(32)

berdasarkan standar produk yang baku atau diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat produk pertanian adalah sebagai berikut.

1. Tidak Tahan Lama

Sifat produk pertanian yang mudah busuk dan rusak, terutama produk buah buahan, sayur-sayuran, daging hasil peternakan dan perikanan, memerlukan penanganan yang cepat dan cermat untulc menjaga mutu sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Penanganan yang dapat dilakukan adalah pengepakan

(packing), pendinginan (cooling dan freezing), pengangkutan dengan cepat, dan pengolahan, sesuai dengan jenis produk. Sifat mudah busuk dan rusak di atas menyebabkan kegiatan pada fungsi pengangkutan dan penyimpanan menjadi lebih kompleks dan mahal.

Pengangkutan buah-buahan, sayur-sayuran; ikan, daging, dan telur harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Selama pengangkutan, tingkat kelembaban dan suhu harus tetap dapat dtkontrol dan goncangan harus dapat dikurangi karena buah-buahan, sayur-sayuran, dan telur sangat peka terhadap tingkat kelembaban, suhu, dan goncangan. Sebelum melakukan kegiatan pengangkutan, pengepakan

harus dilakukan untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan. Pengepakan produk juga berfungsi untuk melindungi produk selama masa penyimpanan. Jenis dan cara pengepakan disesuaikan dengan jenis produk dan angkutan yang digunakan serta lama dan jauhnya jarak pengangkutan.

(33)

di ruang pendingin atau bahkan dapat menggunakan ruang hampa udara. Hasil serelia dan biji-bijian agar dapat bertahan lebih lama dimasukkan ke karung atau kantong dan disimpan dalam gudang yang suhu dan kelembabarmya relatif dapat dikontrol. Fungsi penyimpanan tersebut juga menjadi pelindung dari serangan binatang atau hewan yang dapat menggangp,u produk yang disimpan.

2. Sifat Ukuran yang Besar per Tumpukan

Sifat tersebut menyebabkan produk pertanian memerlukan tempat yang besar, terutama untuk kebutuhan penyimpanan dan pengangkutan. Pengangkutan yang dilakukan dengan jarak yang relatif jauh dari sumber produk ke daerah pemasaran akan menelan biaya pengangkutiin yang relatif tinggi. Begitu juga dengan fungsi penyimpanan yang dilakukan, memerlukan tempat atau gudang yang relatif besar sehingga biaya penyimpanannya juga relatif besar. Hal ini secara relatif akan memperbesar marjin biaya pemasaran komoditas tersebut. 3. Mutu Produk yang Bervariasi

(34)

, ..

tanah (seperti topografi, ketinggian, tekstur, jenis, dan. tingkat kesuburannya), peristiwa alam (seperti banjir), serangan penyakit dan hama pertanian, serta tingkat penerapan teknologi produksi dan penanganan pascapanen yang tidak tepat. jセョゥウ@ varietas yang ditanam juga berpengaruh bagi mutu hasil pertanian, seperti varietas unggul dan varietas lokal. Begitu juga cara penanganannya, baik selama masa produksi dan panen maupun penanganan pascapanen.

2.2.2.2. Sifat Produksi Pertanian

Menurut Sa'id dan Intan (2001), produksi pertanian umumnya bersifat

musiman, pasokan produk bervariasi dan tidak stabil dari waktu ke waktu, jumlah produksinya sulit untuk ditentukan, dan terdapat · variasi antara pusat-pusat

produksi secara geografis. Sifat-sifat produksi pertanian tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Musiman

(35)

berbuah yang tertentu sepanjang tahun, kecuali beberapa komoditas yang produksinya relatif merata sepanjang tahun.

2. Bervariasi dalam Jumlah dan Nilai

Produksi pe1ianian juga bervariasi dalam jumlah dari waktu ke waktu. V ariasi jumlah produk pertanian dalam suatu periode tertentu disebabkan oleh tanggapan petani terhadap tingkat harga, program-program pemerinta11 mengenai pengembangan komoditas, seperti program pewilayahan komoditas, pe.l1ingkatan produksi, dan program lainnya, serta pengaruh dari faktor-faktor yang sulit atau

...

tidak dapat dikontrol, seperti banjir dan erosi, gempa burni, angin topan, letusan gmmng berapi, kebalcaran areal, serta serangan hama dan penyakit yang akut. V ariasi jumlah tersebut menyebabkan terjadinya variasi nilai atau harga produk sepanjang ta11un.

3. Wilayah Produksi Tersebar

Wilayah sentra produksi pertanian untuk suatu komoditas tertentu bersifat unik, tergantung pada jenis komoditasnya. Ada komoditas yang cocok ditanam di dataran tinggi dengan suhu rendah, seperti kol, kubis, kentang, bawang daun, caisim, kopi, teh, dan markisa. Ada yang· cocok ditanam di dataran rendah atau

pantai, seperti yute dan sagu. Ada juga yang cocok untuk dataran tinggi dan juga cocok untuk dataran rendah, seperti cabai, dan jambu mete. Di samping itu, dikenal pula adanya tanaman tropis dan subtropis.

4. Biaya Produksi Berbeda di Setiap Daerah Produksi

(36)

antara daerah produksi yang satu dan daerah produksi lainnya te1jadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Ada daerah yang berproduksi efisien dan ada daerah yang berproduksi tidak efisien untuk suatu komoditas tertentu.

2.3. Lembaga dan Saluran Pemasaran

Cahyono (2005: 157), menyatakan bahwa lembaga1 pemasaran adalah baclan hukum atau perorangan yang menangani kegiatan pemasaran. J,embaga pemasaran sangat membantu clan memudahkan petani proclusen dalam menjual hasil panennya dan memudahkan konsun1en dalam memperoleh barang yang clikehendaki. Sedangkan menurut Aninclita (2004: 16), kelembagaan dalam pemasaran meliputi berbagai pedagang perantara dan lembaga-lembaga lainnya yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian clan penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang clari produsen ke konsumen.

Menurut Limbont, clan Sitorus dalam Azir (2002:19-20), lembaga pemasaran merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui penjualan. Selanjutnya, lembaga perantara yang umum terlibat dalam bidang pemasaran produk pe1tanian antara lain:

I. Carload Receiver, yaitu para pedagang yang melakuklm kegiatan pembeli

(37)

yang digunakan telah penuh langsung dibawa ke pasar-pasar di kota (daerah konsumen)

2. Jobber atau wholesaler, adalah para pedagang hasil p<:rtanian yang biasanya

menampung pembelian carload receiver.

3. Broker, adalah perantara yang mempunyai kegiatan yang menghubungkan

antar penjual dan pembeli produk-produk pertanian. Broker unrnmnya mempunyai kemampuan untuk: (a) mengumpulkan ket1:rangan pasar setempat maupun yang lebih luas, (b) mengetahui persediaan produk pertanian yang ingin diperjualbelikan, (c) mengetahui pergerakkan harga di pasar produk pertanian yang dipasarkan, ( d) mengetahui tentang jemis dan kualitas hasil pertanian yang diperdagangkan , · dan · ( e) menghubungkan penjual dan pembeli.

4. Cornrnision Merchant, adalah pedagang yang mendapat kepercayaan dari

pemilik barang ataupun dari pembeli barang dengan kuasa (menutup kontrak, melakukan transaksi, dan lain-lain) dari pemilik barang maupun 、セゥ@ pembeli barang, atas kegiatan yang dilakukannya cornrnison merchant akan mendapatkan komisi.

5. Auction, adalah lembaga pemasaran yang melakukan penjualan

produk-produk pertanian secara terbuka di hadapan konsumen yang akan membeli produk pertanian bersangkutan. Adapun harga yang te1jaJi adalah konsumen yang mengajukan harga tinggi

6. Chainstore Buying Organization, adalah lembaga perantara pemasaran

(38)

atau kota, karena dukungan modal yang besar dan keefektifan dalam menjalankan organisasi maka kegiatan yang dilakukannya sangat luas mulai dari pengumpulan bahan-bahan (terutama bahan pangan) sampai penyebarannya kepada konsumen akhir, contohnya Bulog.

7. Service Wholesaler, mcrupakan gabungan kegiatan antara carload receiver

dengan Jobber untuk mcmpersingkat waktu dan memperlancar peuyampaian produk pertanian (terutama yang mudah rusak) keterangan konsumen melalui pedagang pengecer.

8. Speculator, adalah lembaga perantara dalam pemasaran pertanian yang mencari keuntungan besar melalui spekulasi.

9. Retailer, adalah lembaga perantara pemasaran yang langsung menjual produk pertanian bersangkutan langsung ke tangan konsumen akhir (rumah tangga). Pedagang eceran produk pertanian di Indonesia umumnya be1111odal kecil dan

penyampaian produk kepada konsumen dengan earn menunggu konsumen datang sendiri ke tempat pengecer, tetapi banyak pula yang mendatangi konsumen seperti pedagang pengecer yang mengguna.kan pikulan, bakul, gero bak, dan lain-lain.

Pengertian saluran pemasaran menurut David A. Revzan dalam Swastha dan Ira wan ( 1990:286) adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Tingkat Saluran Pemasaran mcnurut Saladin, (2004:62) adalah sebagai berikut :

(39)

a. Dari rumah ke rumah (door-to-door)

b. Arisan Rumah (Home Parties)

c. Lewat Pos (Mai.' Order)

d. Lewat toko-toko perusahaan (Manufacture owner stores)

2. Saluran satu tingkat (A one-level channel)

Penjualan melalui satu perantara di dalam salurnn pemasaran barang konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedang di dalam saluran industri ini mereka merupakan tenaga penjual representative.

3. Saluran dua tingkat ( two-level channel)

Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam saluran pemasaran barang konsumsi mereka merupakan pedagang besar atau grosir dan

'

pengecer, sedangkan dalam saluran pemasaran barang industri mereka merupakan penyalur tunggal dan distributor industri.

4. Saluran tiga tingkat (three-level channel)

Penjualan yang mempunyai tiga perantara yaitu pedagang besar atau grosir, . .. pemborong dan pengecer. Ada juga perusahaan yang menggunakan saluran pemasaran banyak tingkat (higher level marketing channel), al(an tetapi jarang terjadi.

5. Saluran aneka tingkat.

Saluran distribusi lebih dari tiga tingkat.

(40)
[image:40.595.26.459.127.706.2]

Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumsi dan Industri

a) Saluran Pemasaran Konsumen 0-level Petani Produsen 1-level Petani Produsen 2-level Petani Produsen ·-3-level Petani Pr;idusen Pedagang

J

Grosir [Pedagang Grosir

,,

Konsumen 0-level Petani Produsen Konsurnen lndustri ' '

Pedagang Pedagang

Pengecer Pengecer

b) Saluran Pemasaran Industri I-level

セMM

tani Pe Prod us en

utor Distrib

Indu stri

men Konsu

In du stri

2-level Petani Produsen Produsen Representatif Konsumen lndustri セM

,,

Jobber

J

Pedagang

Pengecer

3-level

J

Produsen Petani

pイッ、オセ@

Representatif

...

(41)

2.4. Pcranan dan Fungsi-fungsi Pcmasaran

Fungsi pemasaran menurut Anindita (2004:195), adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Menurut Sa 'id dan lntan (2001 :77) Proses penyaluran barang dan atau jasr. dari produsen ke tangan konsumen akhir memerlukan berbagai kegiatan fungsional pemasaran yang ditujukan untuk memperlancar proses penyaluran lbarang dan atau jasa secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan fungsional tersebut disebut fungsi-fungsi ー・ュ。セ。イ。ョN@ Fungsi-fungsi pemasaran dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terkait atau ter!ibat dalam proses pemasaran suatu komoditas, yang membentuk rantai pemasaran atau sering disebut sebagai sistem pemasaran. Fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik maupun aktifitas ェ。ウセL@ yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya m elalui penciptaan atau penambahan kegunaa.1 bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu produk.

(42)

memenuhi kebutuhan dan selera konsumen atau penggunanya. Sa'id dan Intan (2001:86)

2.4.1. Fungsi Pertukaran

Fungsi pertukaran meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan hak milik suatu barang dan atau jasa melalui suatu proses pertukaran. Proses pertukaran tersebut dapat terjadi apabila antara pembeli dan penjual menemukan kesepakatan dan menyetujui suatu nilai atau tingkat harga tertentu terhadap suatu jumlah unit tertentu dari suatu barang atau jasa yang akan diperjualbelikan. Proses kesepakatan nilai atau tingkat harga dalam suatu kegiatan pertukaran dapat terjadi dengan tiga tipe. Tipe pertama, di mana penjual dan pembeli sama-sama aktif. Tipe kedua, di mana penjual 。ォエゥゥセ@ tetapi pembeli pasif. Tipe ketiga, di mana penjual pasif, tetapi pembeli aktif.

(43)

2.4.1.1. Fungsi Usaha Pembelian

Fungsi usaha pembelian merupakan bagian penting dari suatu proses pemasaran. Usaha pembelian dilakukan oleh pedagang perantara (yakni pedagang besar, pengumpul, atau pengecer) untuk dijual kembali dart oleh produsen untuk dijadikan bahan baku atau masukan dalrun proses procluksi, se:perti input-input

dan alat-alat pertanian yang dibeli oleh petani, pembelian hasil pertanian oleh industri pengolahan, dan pembelian produk setengah jacli oleh industri untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi. Pedagang pe11g11mpul dapat membeli hasil-hasil pertanian untuk dijual kepada pedagang besar atau ke industri yang membutuhkan produk tersebut sebagai bahan baku. Ped.agang besar membeli produk dari pedagang pengumpul untuk dijual kepada industri pengolahan ata11 kepada pengecer. Begitu juga pengecer dapat membeli produk clari peclagang besar atau inclustri pengolahan atau 。ァ・ョセ。ァ・ョ@ penjualannya untuk clijual kembali kepada ko11sume11. Bahl:an, usaha pembelian clapat terjadi antarlevel peclagang perantara yang setingkat, misalnya antara pengecer yang satu clan pengecer yang lainnya.

(44)

2.4.1.2. Fungsi Usaha Penjualan

Fungsi usaha penjualan lebih umum dikenal dengan istilah usaha perdagangan (merchandising). Usaha penjualan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran, yang mempunyai hak kepemilikan, kepada konsumen atau pemakai, termasuk di dalamnya kegiatan promosi dan periklanan. Tingkat kerumitan kegiatan yang dilakukan tergantung pada jenis clan sifat produk, volume penjualan, jarak antara tempat produksi dan konsumen, dan karakteristik konsumennya. Usaha penjualan produk ekspor relatif lebih rumit dibanding penjualan produk untuk konsumsi dalam negeri.

Usaha penjualan di atas, seperti 'halrlya dengan usaha pembelian, dapat dilakukan oleh pedagang perantara (seperti pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer) dan produsen (seperti industri input dan alat-alat pertanian, pengusaha · produksi pertanian; · dan · industri pengolahan). Bagian penjualan dari unit-unit usaha tersebut'benisaha untuk menemukan kebutuhan konsumennya dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk menarik minat konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan. Usaha untuk menemukan·kebutuhan konsumen biasanya lebih gencar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

atau'

iridustri-industri besar melalui riset pemasaran dan selaitjutnya menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada sesuai dengan kebntUhan konsumen atau pemakaL Usaha penjualan juga berperan untak menemukan permintaan potensial bagi produknya
(45)

セ@ ·"

dan berusaha mengubah permintaan potensial tersebut meI\jadi permintaan nyata melalui kegiatan promosi dan periklanan.

Dalam sistem agribisnis, usaha penjualan sebagai fungsi sub-sistem pemasaran menjadi sangat penting dalam upaya memperlancar aliran produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Usaha penjualan tersebut meliputi berbagai keputusan yang harus diambil, yakni (I) jenis produk apa yang akan dijual, (2) tingkat mutu produk yang bagaimana yang akan dijual, (3) berapa jumlah produk yang akan dijual, (4) kapan menjualnya, (5) dimana menjualnya dan (6) bagaimana cara menjualnya.

2.4.2. Fungsi Fisik

Fungsi fisik adalah semua aktifitas untuk menangani, menggerakkan, dan mengubah produk-produk secara fisik sesuai 'dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Fungsi-fungsi fisik tersebut meliputi penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. Studi dan analisis fungsi fisik pemasaran berperan untuk menja wab pertanyaan kapan (fungsi penyimpanan), di mana (fungsi ー・ョァ。ョァォオセIL@ dan apa (fungsi pengolahan). Dengan demikian; fungsi fisik sangat terkait dengan kegiatan

fungsional pemasaran yang menimbulkan kegunaan waktu, tempat, dan bentuk. 2.4.2.1 Fungsi Penyimpanan

Fungsi penyimpanan berupaya mengatur dan mengontrol persediaan untuk kebutuhan selama periode tertentu. ·Fungsi' tei:sebut dapat menangani produk berupa masukan (bahan baku) untl.lk'''suati.l kegiatan Jproduksi, di samping menangani keluaran berupa produk hasil kegiatan produksi, seperti pada industri

(46)

pert<)llian. Penyimpanan persediaan bahan balm ditujukan untuk menjamin pasokan kebutuhan bahan baku secara berkesinambungan untuk kegiatan produksi reguler. Penyimpanan persediaan produk hasil kegiatan produksi ditujukan untuk mengontrol pasokan sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan agen-agen pemasaran industri tersebut untuk memasarkan produknya.

Fungsi penyimpanan ada yang bersifat jangka panjang, terutama untuk mengontrol dan mengatur pasokan tahunan, mencegah fluktuasi harga yang ekstrim antara musim panen raya dan musim paceklik, dan ada yang bersifat jangka pendek, yaitu yang berperan untuk·mengatur pasokan jangka pendek di pasar dan menjaga keseimbangan pasokan' dan pennintaan. Penyimpan'.lll jangka pendek, yang sifatnya sementara, dilakukan sebelum produk dipasarkan atau sebelum digunakan sebagai masukan dalam proses produksi.

Dalam melakukan usaha penyimpanan, beberapa ha! yang perlu ュセョ、。ー。エ@

perhatian adalah (I) berapa jumlah stok yang dimiliki sebagai persediaan, (2) berapa perkiraan jum !ah stok regional, nasional, dan dunia; (3) bagaimana cara mengelola dan membiayai stok; (4) bagaimana cara mengurangi tingkat volume stok yang efektif dan efisien; dan (5) berapa lama penyimpanan yang diperkirakan akan dilakukan.

2.4.2.2. Fungsi Usaha Pengangkutan

(47)

konsumen akhir atau pengguna. Dengan demikian, pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam fungsi usaha pengangkutan menjadi salah satu komponen biaya pemasaran dan besarnya sebanding dengan semakin jaulmya jarak yang ditempuh dalam proses perpindahan produk tersebut. Begitu juga jika produk tersebut melewati beberapa tahapan pengangkutan, seperti pengangkutan produk pertanian dari lokasi produksi menuju ke gudang pedagang besar, selanjutnya menuju ke gudang industri pengolahan, dan akhirnya menuju ke lokasi konsumen

...

akhir. Seinuanya akan memperbesar biaya pemasaran. Akumulasi biaya pemasaran tersebut merupakan salah satu dari tiga faktor yang menentukan tingkat harga di tangan konsumen akhir: Biaya pemasaran yang besar akan memperbesar tingkat harga produk di tangan konsumen akhir.

2.4.2.3. Fungsi Usaha Pengolahan

Produsen dalam sistem agribisnis meliputi industri atau penyedia input-input dan alat-alat pertanian, usaha produksi pertanian, dan industri pengolahan hasil pertanian. Usaha produksi pertanian' telah · menambah sebagian kegunaan bentuk kepada input-input pertanian menjadi produk pertanian yang mengalir dalam sistem pemasaran pertanian.

(48)

...

yang dilakukan secara besar-besaran dan mahal. Ada yang menggunakan teknologi sederhana dan ada yang menggunakan teknologi canggih.

2.4.3. Fungsi Fasilitas

Fungsi fasilitas pemasaran mencakup semua kegiatan yang dapat membantu kelancaran proses pemasaran. Fungsi fasilitas dalam sistem pemasaran pertanian terdiri atas standarisasi dan penggolongan mutu, pembiayaan, penanggungan resiko, dan penyediaan info1masi pasar. Bahkan, dalam beberapa literatur, ada yang menambahkan beberapa fungsi fasilitas yang lain, seperti penelitian pasar, penelitian dan pengembangan produk, pengembangan dan perluasan permintaan, serta pengepakan dan pengemasan.

2.4.3.1. Fungsi Standarisasi dan Penggolongan Mutu

Standarisasi adalah suatu ukurrui' tingkat mutu suatu produk dengan menggunakan standar wruna, ukuran atau volume, bentuk, susunan, ukuran jumlah dan jenis unsur-unsur kru1dungan (zat-zat kandungan), kekuatan atau ketahanan, kadar air, rasa, tingkat kematangan, dan berbagai keriteria lainnya yang dapat dijadikan standar dasar niutu produk. Pemilihru1 kriteria dasar standarisasi tergantung pada permintaan pembeli, konsum<:n atau pengguna, dan disesuaikan denganjenis komoditas yang akan distandarisasL

(49)

kesamaan bahasa mengenai suatu ukuran tingkat mutu produk sehingga dapat mempermudah proses pertukaran, terutama dalam era pasar global.

Penggolongan mutu adalah suatu usaha mengklasifikasikan atau

ュ・ョァセャッューッォォ。ョ@ produk-produk pertanian kedalam kumpulan-kumpulan yang

berdasarkan standarisasi tertentu, sehingga produk-produk yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan ukuran untuk setiap kriteria dasar standarisasi yang digunakan. Secara sederhana, kegiatan penggolongan mutu produk pettanian oleh petani umurnnya dilakukan berdasarkan ukuran volume, tingkat kematangan dan kerusakan, serta hanya dilakukan secara visual. Dengan demikian, kegiatan penggolongan tersebut lebih bersifat sebagai suatu kegiatan menyortir, yakni memisahkan produk yang secara visual rendah mutunya dari ォオューオゥセ@ produk yang tinggi mutunya.

Standarisasi dan penggolongan ·mutlr produk memiliki peranan yang sangat penting bagi kelancaran sistem pemasaran. Oleh kar1ma itu, sangat penting untuk menetapkan grade dan standar mutu produk-produk agribisnis dan agroindustri secara nasional. Misalnya, produk agribisnis dlibagi ke dalam empat

grade, yakni istimewa (A), pilihan (B), kcimersial (C), dan ekonomis (D).

(50)

melihat grade dari produk yang akan dibeli tanpa melakukan pemilihan sendiri yang cukup memakan waktu.

2.4.3.2. Fungsi Pembiayaan

...

Fungsi pembiayaan merupakan salah satu fungsi fas:Uitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap tahap kegiatan pemasaran. Fungsi pembiayaan berperan dalam perencanaan pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, peiigawasan pembiayaan, pengevaluasian pembiayaan, dan pengendalian pembiayaan. Perencanaan pembiayaan dimulai dengan mengidentifikasi obyek-obyek yang akan dibiayai, memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan, mengidentifikasi sumber-sumber pendanaan dengan berbagai syarat-syarat yang diperlukan, dan menetapkan prioritas sumber-sumber pendanaan berdasarkan kemampuan untuk memenuhi syarat-syarat masing-masing suniber dana.

Selanjutnya, usaha pengadaan dana ini mencakup usaha pengadaan dana pembiayaan (meliputi pencarian dan pengelolaan sumber-sumber dana untuk pembiayaan) dan pengelolaan biaya. Se!elah dana pembiayaan dialokasikan berdasarkan prioritas obyek yang akan dibfayai, maka selama periode pembiayaan diadakan pengawasan yang intensif untuk memonitor pelaksanaan pembiayan. Pengawasan yang intensif tersebut ditujukan untuk menge:fektifkan pelaksanaan pembiayaan dan mengefisienkan pengeh:iaran biaya sampai batas yang tidak mengurangi efektivitas pembiayaan. ·

2.4.3.3. Fungsi Penanggungan Resiko

(51)

penurunan produksi maupun resiko penurunan dalam nilai produk atau pendapatan bersih usaha bisnis. Resiko penurunan produksi pertanian dapat disebabkan oleh bencana Jlam (seperti banjir, topan, dan gempa bumi) dan bencana lainnya (seperti kebakaran, serangan hama dan penyakit tanaman, pencurian, dan kesalahan dalam menerapkan teknik budi claya). Resiko penurunan dalam nilai te1:jadi karena penurunan mutu, perubahan harga yang disebabkan oleh perubahan preJerensi, cita-rasa dan selera konsumen, perubahan kondisi pasokan, atau perubahan konclisi perekonomian secara umum.

Dalam agribisnis, para pelaku dap1t menghadapi resiko-resiko, seperti resiko produksi (seperti penurunan volume clan mutu produk), resiko pemilikan, resiko keuangan dan pembiayaan, resiko kerugian karena kecelakaan, bencana alam, dan faktor alam lainnya, kerugian karena perikatan, serta kerugian karena hubungan tata kerja. Disamping itu, resiko perubahan harga merupakan resiko yang seringkali menghantui pikiran para pelaku dalam sistem agribisnis.

2.5. Biaya Pcmasaran

Menurut Anindita (2004:114), dalam memperhitungkan biaya pemasaran ada berbagai biaya yang sering terlibat dalam pemasaran hasil pertanian yaitu biaya transportasi, biaya pengepakan, biaya prosesing, biaya sewa tempat, clan lain-lain . .lenis biaya yang dikeluarkan akan berbecla sesuai clengan komoditi yang ditangani.

(52)

untuk transaksi pertukaran. Biaya-biaya itu sangat bervariasi di antara produk dan pelanggan yang berbeda. Biaya-biaya itu secara relatif dianggap memiliki proporsi tinggi untuk harga barang kemasan yang dibeli konsumen.

Menurut Anindita (2004:114), untuk memperhitungkan biaya pemasaran perlu dirinci ke berbagai kegiatan pemasara1. Berikut ini kemungkinan biaya yang

•"

terjadi dalam biaya pemasaran produk pertanian yaitu ; 1. Biaya Persiapan dan biaya pengepakan.

Apabila diasumsikan bahwa pemanenan dan pergerakan dari produksi ke tempat penjualan petani (farm gate) adalah biaya produksi malrn biay;:t. pertama dari pemasaran adalah persiapan penjualanan pengepakan (produce preparation and packaging costs). Biaya ini meliputi biaya pembersihan, sortasi, dan grading. Biaya kedua yang dihadapi pedagang adalah pengepakan (.packaging).

2. Biaya Handling.

Di berbagai tingkat lembaga/saluran pemasaran akan dilakuakn pengepakan (packed) dan pembukaan 'pak · (unpacked), bongkar muat dan kemudian dimasukkan ke gudang/toko dan terakhir dikeluarkan kembali. Seluruh kegiatan ini diperhitungkan sebagai biaya handling.

3. Biaya Transportasi.

(53)

4. Biaya Produk yang Hilang.

Susut dalam proses pemasaran produk pertanian adalah sesuatu ha! yang umum, terutama jika produk tersebut mudah rusak. Mulai kegiatan sortasi, grading, pengepakan, transportasi, penyimpanan pada umumnya akan mengalan1i susut karena banyak terjadi kerusakan dan penanganan yang kurang baik sehingga banyak yang terbuang dalam berbagai kegiatan. Sehingga harga tiap kilogram di tingkat petani seringkali tidak dapat sebanding dengan harga satu kilogram di tingkat eceran. Satu kilogram di tingkat petani dapat me11jadi kurang dari satu kilogram sampai pengecer atau konsumen. Penyusutan yang besar seringkali te1jadi pada panen raya karena banyak produk yang tidak terjual. Jarak yang jauh juga penyebab dari penyusutan.

5. Biaya Penyimpanan.

Biaya penyimpanan dapat menjadi biaya yang penting dalam., pemasaran produk pertanian karena seringkali tujuan penyimpanan agar produk dapat tersedia sepanjang waktu. Ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit terutama gudang yang digunakan relative komersfaL Yang, perlu diperhitungkan adalah apakah biaya penyimpanan relatif sesuai dengan kenaikan harga jual. .,,

6. Pungutan-pungutan, Komisi, dan Pembayaran tidak Resmi.

(54)

2.6. Harga

Menurut William .T. Stanton dalam Swastha dan Irawan (1990:241) yang dimaksud dengan harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk jika mungkin) yang clibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk

clan pelayanannya. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayarkan oleh pembeli itu sudah tem1asuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntw1gan dari harga terse but.

Konsep harga, nilai, utiliti saling berhubungan di dalam teori ekonomi. Utiliti adalah atribut dari barang-barang yang memuaskan keinginan konsumen. Nilai (Value) adalah ekspresi dari suatu procluk yang mempun:yai daya tarik untuk dipertukarkan dengan produk lain. Harga menunjukkan nilai rupiah dan atau apapun media keuangan yang ada dalam suatu negara. Definisi harga yaitu sejumlah uang (dan kemungkinannya beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memenuhi pertukaran. Pertukaran dapat juga dilakukan clengan barang yang disertai dengan pelayanan. (Anindita, 2004: 68).

Harga pada unmmnya ditentukan oleh adanya hub:mgan yang terjadi antara pennintaan dan penawaran. Dalam realitas harga selalu berfluktuasi, ha! ini disebabkan oleh tiga alasan, yaitu karena naik turunnya pada per111intaan

(jluctuation in demand), naik turum1ya pada penawaran (fluctuation in :;upply),

dan eksperimentasi dalam proses penentuan harga (Anindita, 2004:95).

(55)

I. Variasi harga musiman

Fluktuasi harga musiman ini biasanya terjadi di saat ada po la yang relatif pada perubahan pada penawaran dan permintaan. Iklim dan permintaan musiman untuk beberapa komoditi adalah faktor penting yang menyebabkan fluktuasi harga nrnsiman. Karena produksi untuk hasil pertanian sangat tergartfung pada cuaca yang berlangsllllg, maka ada saat harga akan rendah dan ada saat harga akan tingi.

2. Variasi harga tahU11an

Fungsi permintaan dan penawaran mllllgkin akan menggambarkan sebagai rata hasil pertahllll dengan harga tahtman yang mengubah kenaikan dari beberapa fungsi.

Produksi. pertanian yang mempllllyai v!triasi harga tahllllan yang besar, ha! ini karena beberapa faktor yaitu:

a. Hasil panenan mudah terpengitruh oleh kondisi cuaca dan hama penyakit b. Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang dlipanen setiap tahllll

berubah.

c. Elastisitas harga dari permintaan Ulltuk beberapa komoditi pertanian adalah sangat tidak ·elastis. · Sehingga; 'apabila terjadi sedikit i:ergeseran atau perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi harga yang besar.

3. Trend • ' ,,

(56)

perubahan-perubahan dalarn taste (selera) dan preferences (pilihan) para konsumen, kenaikan produksi dan pendapatan serta perubahart teknologi yang digunakan dalarn proses produksi.

4. Pergerakan harga sesuai siklus

Di sarnping variasi harga musiman, dan tahunan yang dapat mengik.iti pola variasi yang teratur, ada pula pola variasi mengikuti siklus. Siklus ini dapat dijelaskan dengan Model Cobweb (sarang laba-laba), yaitu teori yang menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah-harga tertentu melalui jalur waktu (time path). Pada model ini, harga-harga dan jumlah yang ditawarkan digan1barkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas yang berlangsung berulang-ulang. Harga yang tinggi akan menyebabkan produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi penawaran yang tinggi mengakibatkan harga yang rendah.

5. Pergerakan harga random

(57)

2.7. lnformasi Pasar

Informasi pasar merupakan suatu informasi yang di.butuhkan oleh konsumen manpun produsen, baik dalam perencanaan maupun dalarn sistem pemasaran. Menurut Dahl dan Hammod (1997) dalam Azir (2002:33) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis informasi pasar, yaitu :

1. Marnet News, yaitu informasi harian yang dikomw1ikasikan antara pembeli dengan penjual yang terdiri dari harga, volume, kualitas dan preferensi konsumen.

2. Market Outlook, merupakan proses anal is is untuk perencm1aan yang akan datang. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh partisipm1 yang kegiatan pemasarannya sudah besar.

3. Advertising, yaitu berguna untuk informasi pasar yang diperoleh dm·i penjualan atau pemerintah mengenai harga, jumiah, mutu dan sebagainya. lnformasi pasar dapat mempengaruhi pemasaran suatu komoditas. lnfonnasi pasar diharapkan dapat di terima oleh produsen clan konsumen secara utuh, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukm1 jumlah, harga maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Dahl dan Hammond, 1997 dalam Azir, 2002:34). ·

2.8. Marjin Pemasaran

(58)

konsumen dan apa yang diterima oleh produsen umuk produk pertaniannya. Ma1jin pemasaran diantara pertanian dan pedagang eceran bisa diungkapkan dengan notasi PR - PF . Hal itu juga diwakili dengan jarak vertikal antara kurva permintaan (atau kurva penawaran) di dalan1Gambar2

Marj in

Pc1nasarau

Barga So (Derived Supply)

Dp (Primary Demand)

Dt1 (Derived Demand)

[image:58.595.34.487.147.723.2]

Jumlah

Gambar 2. Hubungan Antara Marjin Pcmasaran dcngan Nilai Marjin Pcmasaran

Sumber : Anindita, (2004: l 06)

Permintaan primer (primary demand) ditentukan oleh respon dari konsumen akhir. Di dalam analisis empiris; harga eceran dan data kuantitas biasanya digunakan untuk menentukan hubungan permintaan primer. Permintaan turunan (derived demand) dignnakan untuk menunjuk rencana permintaan untuk input yang digunakan.

(59)

1. Komponen marjin pemasaran yang diperhitungkan berdasarkan tingkat pengembaliannya kepada faktor produlcsi yang digunakan dalarr. pemasaran, seperti melakukan prosesing dan jasa pemasaran yang dibayarkan mulai dari tingkat petani sampai ke tingkat konsume11. Hal-ha! ini termasuk gaji sebagai pengembalian yang dibayarkan kepacla pekerja, bunga sebagai pengembalian terhadap modal yang dipinjam, sewa sebagai pengembalian untulc tanah dan bangunan dan ke:untungan merupakan pengembalian untuk pengusaha dan resiko penanaman modal. Seluruh komponen yang terlibat at.in dibayarkan dalam proses pemasaran disebut sebagai biaya pemasaran (marketing costs).

2. Komponen lain clalam memerinci marjin pemasaran adalah mengkategorikan pengembalian/penerimaan yang diambil 'menurut berbagai macam agen atau institusi yang terlibat di dalam pemasaran procluk seperti jumlah uang yang masulc ke: pedagang eceran atas pelayanan mereka, pedagang grosir untuk kegiatan mereka, pemroses untuk kegiatan pemproduksiannya, dan perakit untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Pembagian ini disebut sebagai pembayaran jasa pemasaran (marketing charges).

(60)

pasar yang lain. Seringkali marjin pemasaran yang besar dikarenakan oleh penyediaan layanan pemasaran yang diminta oleh konsumen. Penyediaan layanan ini memerlukan pekerja, manajemen, dan modal tambahan yang membawa kepada akumulasi biaya dan oleh karena itu marjin pemasaran menjadi tinggi. (Anindita, 2004: 106-107)

2.9. Penelitian Terdahulu

Syarnsuri (2002) dalam penelitian tentang Analisis Efisiensi Pemasaran

Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 52
Tabel 1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buab Jeruk Siam Setiap
Tabel 3. berikut ini,
Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumsi dan Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diduga hubungan bisnis yang terjalin berpengaruh terhadap harga jual. Harga jual yang dimaksud adalah harga rata-rata dari semua jenis jeruk

Pengaruh Volume Jual dan Pendapatan Kotor Terhadap Harga Jual Jeruk Hasil pengujian komputasi yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa volume jual memiliki nilai signifikan