i
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MITRA
DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI BMT BERKAH MADANI CIMANGGIS DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Chitra Dwiratih Aviza
109046100265
KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Mahasiswa : Chitra Dwiratih Aviza
NIM : 109046100265
Fakultas : Syariah dan Hukum
Konsentrasi : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka saya siap untuk dikenai sanksiberdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Januari 2013
ABSTRAK
Chitra Dwiratih Aviza. 109046100265. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mitra Dalam Memilih Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1434 H/2013 M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan kuesioner kepada mitra BMT Berkah Madani dengan total sampel sebanyak 45 responden yang terdiri dari 31 item/pertanyaan. Dalam menentukan sampel ini metode yang digunakan adalah accidental sampling. Uji statistik yang digunakan adalah analisis faktor dengan bantuan analisis program SPSS versi 16.
Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani menunjukkan adanya 5 faktor yang terbentuk yaitu: 1. Faktor referensi yaitu variabel variabel teman/kenalan (0,922), variabel dorongan dari pihak keluarga (0,802), variabel beban administrasi (0,881), variabel beban angsuran (0,782), variabel bebas riba (0,816), variabel transaksi di BMT secara halal dengan faktor loading (0,662), dan variabel tingkat bagi hasil tidak memberatkan (0,449). 2. Faktor produk. Terdiri dari variabel mendapatkan informasi dari keluarga (0,432), variabel mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan produk (0,665), variabel produk bermanfaat (0,811), variabel produk bervariatif (0,819), variabel produk sesuai harapan (0,801), dan variabel tingkat margin tidak memberatkan (0,449). 3. Faktor pelayanan. Terdiri dari variabel dekorasi kantor (0,652), variabel penampilan karyawan (0,495), variabel tidak menunggu lama (0,813), variabel pelayanan yang cepat (0,866), dan variabel persyaratan yang mudah (0,646). 4. Faktor syariah. Terdiri dari variabel operasional sesuai syariah (0,872). 5. Faktor kebutuhan. Terdiri dari variabel sikap karyawan (0,600) dan memperoleh keuntungan (0,774).
Diantara 5 faktor yang terbentuk tersebut terdapat 1 faktor yang paling mempengaruhi keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan
murabahah karena memiliki nilai korelasi yang cukup karena diatas angka 0,5. Kata kunci : Mitra, Pembiayaan Murabahah, Analisis faktor
Pembimbing : Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
MITRA DALAM MEMILIH MENGGUNAKAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT BERKAH MADANI Cimanggis Depok”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jaman kebodohan (jahiliyah) menuju jaman yang penuh cahaya Islam.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat guna meraih gelar S.E,Sy di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kelancaran dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Mu’min Rouf, MA., selaku Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang banyak berperan dalam memberikan bimbingan, arahan, koreksi dan saran hingga skripsi ini terselesaikan. Terimakasih atas ilmu yang Bapak berikan selama ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
5. Bapak Ir. H. Zainal Zayadi dan Keluarga besar BMT Berkah Madani Cimanggis Depok yang telah memberikan kesempatan, waktu, dan bantuan guna melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.
7. Kakak penulis Chakra Juniz Nazharja, yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat penulis tersayang Ibnatul Wadhiyyah, Karina Dwi Lestari, Darwati, Ayu Pripuspita, Novi Hafsika, dan Suci Mayangsari yang selalu membantu ku dan juga memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas dukungan, bantuan dan kebersamaannya selama ini dalam suka maupun duka.
9. Teman-teman terbaikku Lia, Ririz, Kiki, Shinta, Anggi, Hanna, Fadhilah, dan Fachrur terima kasih atas semangat kalian kepada penulis. Walaupun terkadang aku bosan mendengar pertanyaan “kapan lulus chit ?” tapi pertanyaan itu menjadi cambuk bagiku untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
10.Untuk semua teman-teman seperjuangan khususnya Perbankan Syariah kelas G angkatan 2009 penulis ucapkan terima kasih telah menjadi teman diskusi selama proses perkuliahan, semoga silahturahmi kita tetap terjalin.
11.Kepada seluruh responden/ mitra BMT Berkah Madani yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi lembar kuesioner penulis. Semoga bantuan dan doanya dibalas oleh Alaah SWT dan dijadikan catatan amal kebaikkan.
Jakarta, Januari 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
E. Studi Review Terdahulu ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Perilaku Konsumen ... 10
1. Definisi Perilaku Konsumen ... 10
2. Model Perilaku Konsumen ... 11
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 13 B. Pemasaran ... 17
1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 18
2. Bauran Pemasaran ... 18
C. Pembiayaan ... 23
1. Pengertian Pembiayaan ... 23
2. Jenis-Jenis Pembiayaan ... 24
3. Pengertian Pembiayaan Murabahah ... 25
4. Jenis Pembiayaan Murabahah ... 27
5. Prinsip Penyaluran Pembiayaan ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Metode Penelitian ... 30
B. Jenis dan Sumber Data ... 30
C. Populasi ... 31
D. Sampel ………. 31
E. Teknik Pengambilan Sampel ………... 31
F. Operasional Variabel dan Penelitian ... 32
G. Teknik Pengambilan Data ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Karakteristik Responden ... 42
B. Hasil Kuesioner ... 44
C. Analisis Faktor ... 60
BAB V PENUTUP ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 77
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
1.1 Perbedaan Skripsi Penulis Dengan Skripsi yang Lain ... 6
3.1 Variabel Penelitian ... 32
3.2 Uji Validitas ... 35
3.3 Uji Reabilitas ... 36
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 42
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 44
4.4 Biaya Administrasi ... 47
4.5 Operasional Sesuai Syariah ... 50
4.6 Pelayanan Tidak Menunggu Lama ... 53
4.7 Pencairan Lebih Cepat Dibanding Lembaga Lainnya ... 54
4.8 Tingkat Bagi Hasil yang Kompetitif ... 56
4.9 Tingkat Margin TidakMemberatkan ... 57
4.10 Pemenuhan Kebutuhan ... 58
4.11 KMO and Bartlett’s test ... 61
4.12 KMO and Bartlett’s test ... 62
4.13 Communalities ... 63
4.14 Total Variance Explained ... 66
4,15 Component Matrix ... 67
4.16 Rotated Component Matrix ... 68
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara Indonesia memiliki peluang sebagai Negara yang memiliki pangsa
pasar syariah terbesar dengan populasi penduduk beragama Islam tersebar di
dunia. Dalam perkembangannya, ekonomi syariah mendapat tanggapan yang
cukup baik. Maka dari itu, saat ini banyak bermunculan lembaga berbasiskan
nama syariah. Adapun lembaga keuangan yang ada saat ini di Indonesia yang
berlebel syariah meliputi Bank Syariah, Koperasi Syariah, Baitul Maal Wa
Tanwil, Asuransi syariah, Pegadaian syariah, dan lain sebagainya. Seiring dengan
berkembangnya sistem syariah, pemerintah mengesahkan peraturan yang
mengatur tentang syariah yaitu Undang- Undang no 21 Tahun 2008 mengenai
Perbankan Syariah.1
Saat ini perkembangan di bidang jasa, khususnya perbankan sedang pesat.
Jasa merupakan kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, yang pada
hakekatnya bersifat tak teraba, yang merupakan pemenuhan, kebutuhan dan tidak
harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain.2 Dahulu nasabah mencari bank,
sekarang bank mencari nasabah, maka bank dituntut mampu menawarkan
1
Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, “UU No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”, artikel diakses pada tanggal 21 Oktober 2013 dari http://ekonomisyariah.info/blog/2013/02/13/uu-ri-no-21-tahun-2008-tentang-perbankan-syariah/
2
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Dengan memanfaatkan
produk yang ditawarkan, perbankan harus dapat merebut perhatian calon nasabah
tidak hanya sekedar memperkenalkan, tetapi juga mengandung unsur persuasi.
Perkembangan perbankan syariah yang pesat tersebut tentunya juga
berdampak pada lembaga keuangan lainnya seperti Baitul Maal Wa Tamwil. Misi
BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan
struktur berlandaskan syariah dan di ridhoi Allah SWT, yang tidak ada unsur
bunga atau ribawi, kegiatan yang banyak memfokuskan menarik dan
menyalurkan uang dari dan kepada masyarakat.3
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) lahir ditengah tengah masyarakat dengan
tujuan memberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat, terhindar dari jerat
rentenir dan berlandaskan pada prinsip syariah. Baitul Maal Wa Tamwil Berkah
Madani adalah salah satu lembaga keuangan syariah yang harus mampu bersaing
secara kompetitif. Hal ini tentunya akan memotivasi untuk BMT Berkah Madani
untuk meningkatkan mutu pelayanannya dikarenakan ketatnya persaingan.
Konsumen adalah objek luar bagian terpenting bagi setiap perusahaan/
lembaga. Perilaku konsumen oleh karenanya menjadi perhatiaan bagi perumus
strategi pemasaran dalam setiap perusahaan/ lembaga.4 Keberagaman produk dan
jasa yang beragam oleh lembaga keuangan mikro tidak hanya memberikan
3
Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h.248
4
kesempatan yang lebih luas bagi konsumen untuk memilih lembaga keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka, namun juga menimbulkan keraguan
karena terlalu banyaknya pilihan yang ditawarkan. Motivasi anggota untuk
memilih suatu produk adalah manfaat yang diperoleh dari produk tersebut.
Produk yang digunakan nantinya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga tercipta kepuasan. Dari keinginan inilah memunculkkan keputusan
seorang konsumen untuk menggunakan suatu produk. Oleh sebab itu lembaga
keuangan perlu memantau perilaku konsumen dalam melakukan keputusan yang
dipertimbangkan jika mereka ingin memilih suatu produk di lembaga keuangan.
Pada saat memutuskan untuk memilih suatu produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, konsumen akan mencari informasi tentang
produk tersebut sehingga akan terbentuk keputusan pembelian suatu produk.5
Bagi mitra BMT Berkah Madani Cimanggis Depok, keputusan untuk
memilih pembiayaan tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan.
Umumnya mitra yang ada di BMT Berkah Madani dipengaruhi oleh kebutuhan
modal, karena sebagian besar mitra di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok
merupakan mayoritas pedagang kecil yang selalu membutuhkan uang untuk
menjalankan usahanya dan mencapai profitabilitas yang optimal.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dalam
memilih menggunakan produk pembiayaan di BMT Berkah Madani. Oleh karena
itu penelti akan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Mitra Dalam Memilih Menggunakan Produk
Pembiayaan Murabahah Di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah yang akan penulis
uraikan mencakup:
1. Siapa yang memutuskan pembelian produk yang dibutuhkan ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi niat unuk membeli produk yang
dibutuhkan ?
3. Bagaimana konsumen memutuskan apa yang akan dibeli ?
4. Bagaimana konsumen memutuskan dimana akan membeli produk
kebutuhannya ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Batasan masalah yang dimaksudkan adalah agar penelitian ini terfokus pada
masalah yang dirumuskan. Batasan masalah yang diteliti berkonsentrasi pada
BMT Berkah Madani. Adapun secara spesifik perumusan masalah yang di kaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi mitra dalam proses keputusan dalam
memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah
Madani ?
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini:
Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dalam
memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani.
Manfaat penelitian ini:
1. Bagi penulis
a. Agar dapat menambah pengethuan penulis tentang faktor- faktor penentu
keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan
murabahah di lembaga keuangan mikro syariah.
b. Agar dapat mengaitkan teori yang ada dengan fakta yang terjadi di
lapangan.
2. Secara akademis, agar dapat menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen terhadap keputusan untuk memilih menggunakan produk
pembiayaan murabahah. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
3. Bagi lembaga terkait, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi BMT
Berkah Madani terkait keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk
pembiayaan murabahah.
[image:17.612.107.535.207.700.2]E. Studi Review Terdahulu
Tabel 1.1
Perbedaan Skripsi Penulis Dengan Skripsi yang Lain
No Nama Penulis/ Judul/ Tahun
Substansi Perbedaan Dengan
Penulis 1. Srifatini Meilesvina/
Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pembiayaan
Murabahah pada BMT
Khairu Ummah
Leuwiliang/ 2012
Skripsi ini meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan
nasabah terhadap
pembiayaan murabahah di BMT Khairu Ummah
Leuwiliang dan
bagaimana tingkat
kepuasan nasabah
terhadap pembiayaan murabahah .
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan uji regresi linear sederhana.
Hasil penelitian
menunjukan faktor-faktor seperti kualitas produk, harga, pelayanan, sarana dan lokasi berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Penulis meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan nasabah
untuk memilih
menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskritif dengan menggunakan analisis faktor sebagai uji statistik.
2 Subchan Yahya/ Amir Faisal/ Analisis
faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan nasabah
Skripsi ini meneliti
faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan
nasabah untuk
menggunakan jasa bank
Penulis ingin
mengangkat faktor- faktor yang menetukan keputusan nasabah
dalam menggunakan jasa bank syariah dan konvensional (studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk cabang pembantu Lebak) / 2010.
syariah.
Dari hasil penelitian dengan membagikan kuisioner kepada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah antara lain faktor promosi yang terdiri dari promosi yang dilakukan BSM sudah baik, terdapatnya promosi melalui personal selling, dan sosialisasi dari pihak lain, serta faktor persepsi dari nasabah tentang bank yang sesuai prinsip syariah.
menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani.
3 Antonius Heru
Kustianto/ Jurnal Penelitian Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah
Dalam Memilih
Produk Tabungan Batara Pada Bank
BTN Cabang
Pontianak/ 2013
Penelitian ini
menganalisis variable produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik dan proses baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan batara pada Bank BTN Cabang Pontianak.
Penelitian ini
menggunakan explanatory research
(hubungan/pengaruh) melalui suatu survey atau tujuan mencari gambaran yang sistematis secara fakta dan akurat.
Hasil penelitian
Penulis meneliti
faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan nasabah
untuk memilih
menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani.
Penelitian ini
menunjukkan bahwa Variabel produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses memiliki pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan nasabah untuk memilih produk Tabungan Batara di Bank BTN Cabang Pontianak, Faktor people (karyawan) memiliki pengaruh yang
dominan terhadap
keputusan nasabah untuk memilih produk Tabungan Batara di Bank BTN Cabang Pontianak.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang pokok- pokok pikiran yang tertuang dalam
pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
studi review terdahulu dan sistematika penyusunan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan berbagai tinjauan literature dan teori-teori yang
berkaitan dengan penelitian ini yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan
pembiayaan murabahah.
Bab ini menguraikan tentang objek penelitian, metode penelitian, jenis dan
sumber data, populasi dan sempel, variable penelitian, hipotesis,operasional
variable penelitian dan teknik analisis data.
Bab IV : Analisis dan Hasil
Bab ini membahas inti persoalan yang diperbincangkan dalam skripsi ini,
yaitu masalah pembahasan dan analisis hasil penelitian.
Bab V : Saran dan Kesimpulan
Bab ini merupakan bab penutup dari skripsi ini yang didalamnya memuat
beberapa kesimpulan dan saran- saran, kemudian diakhiri daftar kepustakaan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
1. Definisi Perilaku Konsumen
Konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan
berbagai pendekatan. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995)
pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap
perilaku konsumen terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut.6 Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan
oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.
Perilaku konsumen, seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk
adalah proses yang didahului oleh sesorang dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa,
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.7
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana
6
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2008), h.5-6
7
keputusan, baik individu, kelompok, organisasi, membuat keputusan beli atau
melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Perilaku nasabah mengacu pada perilaku yang ditujukan oleh para
individu dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa. Secara garis
besar, perilaku konsumen mencakup aktivitas mental dan fisik berkenaan
dengan proses mendapatkan, mengonsumsi, dan menghentikan pemakaian
produk, jasa, ide, atau pengalaman tertentu.
Dalam hal pengembangan strategis pemasaran, sifat dinamis perilaku
konsumen mensiratkan bahwa seorang tidak boleh berharap bahwa suatu
strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang
waktu, pasar, dan industri.
2. Model Perilaku Konsumen
Pemasar dapat mencapai suatu pemahaman yang layak mengenai
konsumen melalui pengalaman melakukan penjualan kepada konsumen.
Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara
sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja yang dibeli
konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana, dan berapa banyak mereka
membeli, kapan mereka membeli dan mengapa mereka membeli. Pemasar
dapat mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan
apa yang mereka beli, di mana, dan berapa banyak.8
8
Semua konsumen (mitra) tentunya akan membuat berbagai macam
keputusan untuk menggunakan atau mengkonsumsikan suatu produk. Proses
pengambilan keputusan oleh konsumen seringkali masih menjadi masalah
yang kompleks karena menyangkut berbagai hal yang sangat kompleks yang
mendasari pengambilan keputusan tersebut.
Pemahaman terhadap faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
(mitra) dapat dilihat gambar model perilaku konsumen (mitra) model perilaku
[image:23.612.121.527.274.530.2]pembelian berikut9:
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Pemasaran dan Rangsang Lain
Kotak Hitam Pembeli / Konsumen Tanggapan
Pemasaran : Produk, Harga, Tempat, Promosi Lainnya : Ekonomi, Tekonologi, Politik, Budaya Karakteristik Pembeli / Konsumen Produk Pengambilan Keputusan Pembeli Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Dealer Penetapan Waktu Jumlah Pembelian
Gambar diatas menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran dan
rangsangan lainnya akan masuk kedalam kotak hitam konsumen/ mitra yang
berisi karakteristik konsumen kemudian disini terjadi proses keputusan
konsumen yang menghasilkan keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu
9
produk tertentu. Rangsangan-rangsangan terdiri dari 4P, Product (produk),
Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi). Rangsangan lain
meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli: ekonomi,
teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam
pembeli, di mana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon pembeli
yang dapat diubah menjadi observasi, pilihan produk, pilihan merek, pilihan
penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.10 Dari proses ini akhirnya
menghasilkan sebuah keputusan pembelian.
3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah
faktor- faktor yang tidak dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar- benar
diperhitungkan. Karenanya kita membahas pengaruh tiap faktor terhadap
perilaku pembelian.11
a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
10
Ibid, h. 222 11
perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh
naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari
lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
antara seorang yang ditinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan
orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar
sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat
menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.12
Subkultur, tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.13
Kelas sosial, kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat
dan perilaku yang sama. Kelas social tidak ditentukan oleh faktor tunggal
seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerja, pendapatan,
pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan
preferensi produk dan merek yang berbeda.14
b. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
12
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.7
13
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat Pearson Education Asia, 2000), h. 226
14
Kelompok Acuan, kelompok ini terdiri dari semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap
pendirian atau perilaku seseorang.15
Keluarga, anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli. Pemasar perlu menentukan
bagaimana interaksi di antara para anggota keluarga dalam mengambil
keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing-masing.
Sehingga dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam
suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi
pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.16
Peran dan Status Sosial, tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.17
c. Faktor- faktor pribadi
Faktor ini terdiri dari umur dan tahap daur hidup, jabatan, ekonomi,
gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
Umur dan tahap daur hidup, orang akan mengubah barang dan jasa
yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera
seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh
15
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat Pearson education Asia, 2000), h.227
16
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),h. 9
17
tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan
perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur
hidup mannusia.18
Jabatan, jabatan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok
yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata
terhadap produk mereka.
Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar hendaknya peka memperhatikan kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga.19
Gaya hidup, orang-orang yang berasal dari sub kultur kelas sosial,
dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang
berbeda.20
Kepribadian dan konsep diri, kepribadian mengacu pada karakteristik
psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan
terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk
menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk dan
merek.21
18
Ibid, h.10 19
Ibid, h.10 20
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat Pearson education Asia, 2000), h. 233
21
d. Faktor- Faktor Psikologis
Motivasi, kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak
cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat
tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan
itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang
cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.22
Persepsi, seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana
orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang
dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin
bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi mereka terhadap
situasi ini. Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses dimana
individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.23
B. Pemasaran
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan masyarakat.24 Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
Utama, 2002), h.10-11 22
Ibid, h.11 23
Ibid, h.12 24
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
[image:29.612.114.531.168.472.2]lain.25 Definisi ini digambarkan dalam konsep berikut:
Gambar 2.2 Konsep Inti Pemasaran
C.
D.
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk
memengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Strategi
pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi
perilaku konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan bauran
pemasaran yang diarahkan pada pasar yang dipilih. Suatu bauran pemasaran
terdiri dari elemen produk, promosi, tempat, dan harga.26
2. Bauran Pemasaran (Marketing mix)
Di dalam strategi pemasaran terdapat suatu konsep kunci dalam
pemasaran modern yang dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran
25
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat Pearson education Asia, 2000), h.11
26
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 3 Kebutuhan,
keinginan, dan permintaan
Pemasaran dan Pemasar Produk
Nilai, biaya, dan kepuasan
Pasar Pertukaran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari empat kelompok, yaitu:
a. Produk (product)
Produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.27
Pengembangan produk baru, apakah dari sisi manfaat maupun desain,
sebaiknya memperhatikan aspek motivasi konsumen. Adanya sekelompok
konsumen yang menginginkan kepraktisan, kemudahan, sementara ada
kelompok konsumen yang menginginkan suatu produk yang mampu
menunjukkan dirinya sebagai ungkapan kebutuhan aktualisasi diri perlu
menjadi dasar pertimbangan dalam merancang produk.28
b. Harga (price)
Bagi kelompok konsumen yang daya belinya terbatas, harga menjadi
pertimbangan utama dalam pembelian. Apakah konsumen membutuhkan
barang yang murah, atau yang terjangkau tentunya perlu
dipertimbangkan.29
27
M. Nurianto Al Arif, Dasar Dasar pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.139
28
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.48
29
Harga merupakan bauran pemasaran dengan kedudukan khusus. Saat
produk dan promosi mengeluarkan uang (untuk pengembangan produk,
branding, menambah fitur, biaya riset dan sebagainya) price justru
merupakan bauran yang akan menghasilkan uang. Disamping untuk
menyukseskan program pemasaran, unsur harga menentukan hidup
matinya perusahaan.
Menurut Kotler, harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang
dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau
digunakannya atas produk dan jasa. Dalam perbankan price menjadikan
suku bunga sebagai harga yang ditawarkannya.30
c. Tempat (place)
Penetuan lokasi dimana bank akan beroperasi merupakan salah satu
faktor yang penting. Dalam persaingan yang ketat penentuan lokasi
mempunyai pengaruh cukup signifikan dalam aktivitas menghimpun dana
masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kembali kepada masyarakat.
Sebab dengan penentuan lokasi yang tepat maka target pencapaian bank
akan dapat diraih.31
30
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.163 31
d. Promosi (promotion)
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah
produk, harga dan tempat, serta inilah yang paling sering diidentikan
sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit.32 Dalam kegiatan ini setiap
bank berusaha untuk memperomosikan seluruh produk dan jasa yang
dimiliknya baik langsung maupun tidak langsung.
Promosi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan produk kepada
konsumen perlu dirancang dengan pesan yang mampu menstimulasi motif
konsumen sehingga konsumen benar- benar menyadari bahwa dirinya
membutuhkan dan perlu segera melakukan sesuatu (mencari informasi
lebih lanjut atau membeli) setelah melihat iklan.33 Salah satu tujuan
promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi
juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut
mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan
meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.34
3. Model Proses Pengambilan Keputusan
Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui berbagai
faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam
32
M. Nurianto Al Arif, Dasar Dasar pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.169
33
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran, h.48 34
pembelian dan keputusan untuk membeli
Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses dimulai saat pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata
dengan keadaan yang diinginkan yang dipicu oleh stimuli kebutuhan
intern atau ekstern.35
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya akan mencari informasi
lebih lanjut.36 Jika dorongan dorongan konsumen kuat dan produk itu
berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.37
c. Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat
35
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat Pearson education Asia, 2000), h.251
36
Ibid, h.252 37
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.18
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
keputusan terakhir. Konsumen mempunyai kebutuhan dan akan mencari
manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Pada
akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui
prosedur tertentu.38
d. Keputusan pembelian
Setelah tahap evaluasi dimana konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian, selanjutnya akan
memilih merek yang disukai.39
e. Perilaku Purna (setelah) Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.40
C. Pembiayaan (Bai’ Al Murabahah)
1. Pengertian Pembiayaan
Berdasarkan UU no 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau
38
Ibid, h.18 39
Ibid, h.19 40
pembagian hasil.41
2. Jenis- Jenis Pembiayaan
Pembiayaan syariah dapat di golongkan menjadi enam pembiayaan yaitu:
a. Pembiayaan modal kerja syariah
Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang
diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal
maksimum satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis pemberian pembiayaan
antara lain adalah; jenis usaha, skala usaha, tingkat kesulitan usaha yang
dijalankan dan karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai.
Adapun akad-akad yang dapat digunakan dalam proyek ini antara lain : (1)
PMK Mudharabah, (2) PMK istishna, (3) PMK salam, (4) PMK
Murabahah, dan (5) PMK ijarah.42
b. Pembiayaan investasi syariah
Pembiayaan investasi syariah adalah penanaman dana dengan maksud
memperoleh imbalan/ manfaat/ keuntungan dikemudian hari.43
41
Undang-Undang RI No 6 Tahun 2009 Tentang Bank Indonesia dan Undang-Undang RI No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, (Bandung: Citra Umbara, 2011), h.210
42
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan Cetakan Ke Tujuh, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2010), h.234
43
c. Pembiayaan konsumtif syariah
Pembiayaan konsumtif syariah adalah jenis pembiayaan yang diberikan
untuk tujuan diluar usaha umumnya bersifat perorangan.44
d. Pembiayaan sindikasi
Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari
satu lembaga keuangan bank untuk obyek pembiayaan tertentu.45
e. Pembiayaan berdasarkan take over
Pembiayaan berdasarkan take over adalah membantu masyarakat untuk
mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi transaksi
yang sesuai dengan syariah.46
f. Pembiayaan letter of credit
Pembiayaan letter of credit adalah pembiayaan yang diberikan dalam
rangka memfasilitasi transaksi impor atau ekspor nasabah.47
3. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Bai’ Al Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.48 Metode pelunasannya dapat dilakukan dengan tunai (naqdan) atau
cicilan (muajjal).
44
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan Cetakan Ke Tujuh, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2010), h.244
45
Ibid, h.245 46
Ibid, h.248 47
Ibid, h.252 48
Landasan syariah Al Quran surat al-Baqarah 275.
….
…..
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
Suatu jual beli dalam islam sedikitnya harus memenuhi syarat bahwa ada
penjual ada pembeli, barang yang diperjual belikan, harga dan ijab qabul, atau
biasa juga disebut akad jual beli.
Tujuan nasabah melakukan jual beli dengan BMT adalah karena suatu
alasan bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai atau modal untuk
bertransaksi langsung dengan supplier. Dengan melakukan transaksi dengan
bank atau BMT sebagai lembaga keuangan, maka nasabah dapat melakukan
jual beli dengan pembayaran tangguh atau diangsur. Jika murabahah
dilakukan dengan cara pembayaran angsuran, maka timbul dari transaksi ini
adalah piutang uang.artinya penjual akan memiliki piutang uang sebesar nilai
transaksi kepada penjual.49
Syarat Bai’ Al Murabahah:
a. Penjual harus memberitahu biaya modal kepada nasabah
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diteteapkan’
c. Kontrak harus bebas dari riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
49
sesudah pembelian
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian50
4. Jenis Murabahah
Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada
yang beli atau tidak , bank syariah menyediakan barang dagangannya.
Penyediaan barang murabahah ini tidak terpengaruh atau terikat langsung
dengan ada atau tidaknya pesanan atau pembeli.
b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah baru akan
melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang
memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada
pesanan pada murabahah ini. Pengadaan barang sangat tergantung atau
terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.51
5. Prinsip penyaluran pembiayaan
Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
nasabah debitur untuk melunasi utangnya. Keyakinan tersebut harus
berdasarkan hasil penilaian yaitu berdasarka prinsip 5-C character, capacity,
capital, collateral dan condition.
a. Character
50
M. Nurianto Al Arif, Dasar Dasar pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.44-45
51
Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti
sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar
belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui
apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi
kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay atau
kesedian untuk membayar.
b. Capacity
Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola
usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola
usahanya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami
masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini
merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
c. Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur
permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on
equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak
calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon
pembiayaan yang layak diberikan.
d. Collateral
pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini
diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian
dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta
yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
e. Condition
Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan
kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh
karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon
pelanggan.52
Dalam pemberian pembiayaan, prinsip 5C tersebut di handle oleh bagian
analisis pembiayaan. Di dalam lembaga keuangan syariah seperti BMT,
nasabah mengajukan pembiayaan murabahah ke BMT. BMT lalu menanggapi
permintaan nasabah untuk realisasi pembiayaan murabahah kemudian melalui
analisis pembiayaan memeriksa persyaratan-persyaratan dalam pengajuan
pembiayaan. Analisis pembiayaan dalam memeriksa pengajuan pembiayaan
murabahah menggunakan prinsip 5C, analis memeriksa satu persatu dari
prinsip 5C secara akurat dan teliti apakah layak atau tidak untuk diberi
pembiayaan.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian survei
dengan pendekatan analisis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu
menggambarkan dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan nasabah untuk memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah
di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok. Penelitian survei yang dimaksud
merujuk pada pengertian sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto,
informasi yang diperoleh dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh
populasi dan dapat pula dari hanya sebagaian saja dari populasi. Survei yang
dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian survei populasi atau
penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada
sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel.53
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya.54 Adapun cara untuk mendapatkan data primer, yaitu
dengan cara meninjau langsung yang menjadi objek penelitiannya dengan cara
membuat angket (kuesioner). Data sekunder merupakan data yang berupa
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilitian: Suatu Pendeketan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1998) h. 245.
54
literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, serta sumber lainnya yang
relevan dengan skripsi ini. Pengumpulan data yang utama pada skripsi ini
menggunakan kuesioner, namun selanjutnya untuk memperkuat dan mengecek
validitas data hasil kuesioner tersebut, maka akan dilengkapi dengan observasi
atau wawancara kepada responden yang telah memberikan angket tersebut, atau
orang lain yang memahami terhadap masalah yang diteliti.55
C. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.56 Dalam penelitian ini populasi
yang digunakan adalah seluruh mitra di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok.
D. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut.57 Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua
orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel
yang mewakilinya.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik Non
Probability Sampling, yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.29.
56
Ibid, h. 89 57
sampel.58 Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental
Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan memilih respon secara kebetulan
dan cocok sebagai sumber data dengan berbagai pertimbangan, yaitu responden
merupakan mitra yang bergabung di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok.
F. Operasional Variabel Penelitian
[image:43.612.108.536.205.688.2]Operasi variabel dapat di rumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variable Sub-Variabel Indikaor
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan mitra dalam menggunakan produk pembiayaan syariah
1. Referensi 1. Teman/ Kenalan
2. Dorongan dari pihak keluarga 3. Informasi dari pihak keluarga
2. Produk 1. Mencari tahu tentang produk. 2. Produk bermanfaat.
3. Produk bervariatif 4. Produk sesuai harapan 3. Biaya 1. Beban administrasi
2. Beban Angsuran 3. Bonus
4. Lokasi 1. Lokasi strategis
2. Lokasi dekat dengan rumah 3. Lokasi yang mudah dijangkau 4. Jam operasional
5. Syariah 1. Operasional sesuai dengan syariah
2. Bebas riba
3. Transaksi secara halal 4. Dekorasi Kantor 5. Penampilan karyawan 6. Pelayanan 1. Tidak menunggu lama 2. Pelayanan yang cepat 3. Sikap karyawan 4. Kecepatan pencairan
pembiayaan murabahah di
58
BMT dibandingkan di LKS lainnya
5. Persyaratan yang mudah 7. Tingkat
margin
1. Tingkat Bagi Hasil yang kompetitif
2. Tingkat margin tidak memberatkan
8. Kebutuhan 1. Pemenuhan kebutuhan 2. Memperoleh keuntungan 3. Menambah penghasilan 4. Simpanan jangka panjang 5. Membuka outlet/ cabang
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
penulis mengadakan penelitian dengan dua metode, yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan
penyebaran angket atau kuisioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
Kuesioner yang digunakan penulis menggunakan skala Likert, yaitu suatu
skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang
menjelaskan penggunaannya.59
59
Skala Likert menurut Sugiyono adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.60
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu sumber teknik pengumpulan data di mana penulis untuk melakukan
penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya dengan penulisan
skripsi ini. Literatur ini berupa buku-buku, situs-situs internet, skripsi-skripsi
terdahulu, dan lain sebagainya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip
atau menganalisa dan merangkum hal-hal yang diperlukan.
H. Teknik Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh melalui hasil kuisioner yang telah diisi oleh
mitra BMT Berkah Madani akan ditabulasi dan diolah menggunakan rumus
statistika menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS for windows
ver.16
1. Uji Validitas
Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan
memang telah mengukur apa yang ingin diukur. Validitas penelitian berbicara
mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang
sebenarnya atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan keadaan.61 Untuk
menguji apakah butir-butir pertanyaan valid, maka dilakukan uji validitas
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 86
61
terhadap 45 kuesioner yang telah diisi oleh responden. Suatu pertanyaan dapat
dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi positif dan bernilai >0,20.
[image:46.612.180.473.187.705.2]Nilai validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Uji Validitas
Pernyat aan
Correct ed It em - Tot al
Correlat ion Ket erangan
A1 0,623 Valid
A2 0,480 Valid
A3 0,313 Valid
B1 0,556 Valid
B2 0,632 Valid
B3 0,737 Valid
B4 0,661 Valid
C1 0,513 Valid
C2 0,365 Valid
C3 0,172 Tidak Valid
D1 0,279 Valid
D2 0,217 Valid
D3 0,368 Valid
D4 0,538 Valid
E1 0,446 Valid
E2 0,569 Valid
E3 0,796 Valid
E4 0,785 Valid
E5 0,479 Valid
F1 0,656 Valid
F2 0,644 Valid
F3 0,324 Valid
F4 0,465 Valid
F5 0,394 Valid
G1 0,448 Valid
G2 0,448 Valid
H1 0,256 Valid
H2 0,476 Valid
H3 0,467 Valid
H4 0,458 Valid
H5 0,304 Valid
Nilai validitas pada tabel di atas dapat dilihat dalam kolom Corrected
Item Total Correlation. Nilai pada kolom di atas menunjukan bahwa terdapat
satu butir pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan C3 dengan nilai
0,172<0,20. Karena ada pernyataan yang validitasnya kurang dari 0,20, maka
pernyataan yang tidak valid itu dikeluarkan dan kemudian dilakukan lagi uji
validitas yang hasilnya sebagai berikut:
Pernyataan
Corrected Item- Total
Correlation Keterangan
C1 0,646 Valid
C2 0,646 Valid
Sumber: Data primer yang di olah
2. Reabilitas
Realibilitas adalah untuk mengetauhi apakah instrument yang digunakan
reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan berkali-kali pada waktu yang beda.
Suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai koefisien alpha > 0,60.62 Nilai
[image:47.612.120.528.217.684.2]reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Uji Reabilitas
No Variabel
Cronbach
Alpha Keterangan
1 Referensi 0,612 Reliabel
2 Produk 0,821 Reliabel
3 Biaya 0,777 Reliabel
4 Lokasi 0,544 Tidak Reliabel
5 Agama 0,792 Reliabel
6 Pelayanan 0,723 Reliabel
7 Tingkat Margin 0,619 Reliabel
8 Kebutuhan 0,603 Reliabel
62
3. Analisis Faktor
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor
dikarenakan peneliti ingin mengetauhi faktor-faktor dan faktor dominan yang
mempengaruhi keputusan mitra dalam memilih menggunakan produk
pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani. Metode analisis faktor
memungkinkan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian karena tujuan
penggunaan analisis faktor adalah:
a. Mengidentifikasi dimensi pokok atau faktor yang menerangkan
korelasi antara sekumpulan variabel.
b. Menentukan atau menyeleksi variabel-variabel mana yang
dominan dan yang saling berhubungan dari sekumpulan variabel
yang semula dianggap tidak saling berhubungan.
c. Mengidentifikasi beberapa variabel yang lebih menonjol dari yang
lainnya.
Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad
ke-20. Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha
ahli statistik Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk
mendefinisikan dan mengukur intelegensia seseorang. Pada analisis faktor
dapat dibagi dua macam yaitu analisis komponen utama (principal component
analiysis = PCA) dan analisis faktor (factor analisis = FA). Kedua analisis itu
bertujuan menerangkan struktur ragam-peragam melalui kombinasi linear dari
komponen adalah variabel bentukan bukan variabel asli. Secara umum
analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data
dan menginterpretasikan sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel
bentukan.63
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis
faktor. Analisis faktor merupakan analisis yang bertujuan mencari
faktor-faktor utama yang paling mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian
uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya.
Sebelum melakukan analisis faktor, sejumlah asumsi yang harus
dipenuhi adalah:
a. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar
independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.
b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS
deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image
Correlation.
c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukurr
dengan besaran Bartlett test of Sphericity atau Measure Sampling
63
Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang
signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.64
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses analisis faktor
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel agar menjadi variabel yang layak dimasukkan dalam
analisis faktor dengan melihat angka pada KMO dan Bartlett’s Test
c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan proses factoring, atau
ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor
d. Lalu dilakukan proses factor rotation untuk memperjelas apakah faktor
yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain.
Beberapa metode rotasi yang dapat dilakukan adalah:
1) Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o. Perotasian ini
dilakukan dengan tetap mempertahankan keortogonalan faktor-faktor
yang berimplikasi pada ada atau tidaknya perbedaan antara pola
dengan bobot terstruktur. Beberapa rotasi yang termasuk rotasi
orthogonal adalah rotasi Varimax, Quartimax, Equamax, dan
Parsimax.
2) Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan namun tidak harus
90o. Pada rotasi ini diasumsikan bahwa faktor-faktor yang dihasilkan
64
saling berkorelasi. Beberapa rotasi yang termasuk rotasi oblique
adalah rotasi Promax, Procustes, dan Harris-Kaiser.
e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk. Yaitu dengan memberi nama atas
faktor yang terbentuk, yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel
anggota faktor tersebut.65
Proses seleksi variabel pada analisis faktor dalam penelitian ini didasarkan
pada:
a. Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test
KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan uji kelayakan dari analisis
faktor. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor
tersebut valid atau tidak. KMO merupakan indeks pembanding
besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien
korelasi parsial. Secara umum, analisi faktor dapat dilakukan bila
indeks KMO lebih besar dari 0,5. Klarifikasi nilai KMO adalah
sebagai berikut:
>0,9 : sangat memuaskan
0,8-0,9 : memuaskaan
0,7-0,8 : nilai menengah
0,6-0,7 : cukup
0,5-0,6 : kurang memuaskan
<0,5 : tidak dapat diterima
65
Statistics of Your Life, artikel diambil dari http://exponensial.wordpress.com/2010/11/30
b. Measure of Sampling Adequacy (MSA)
Dilakukan pemeriksaan terhadap nilai anti-image correlation pada
tabel anti-image matrices yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari
kiri atas ke kanan bawah yang bertanda huruf a pada setiap nilainya
yang merupakan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA). Bila
nilai MSA <0,05 maka variabel tersebut sebaliknya di drop dari system
analisis dan dilakukan analisis ulang hingga mencapai semua nilai
MSA>0,5
c. Eigenvalues
Total varians explained menerangkan nilai persen dari varians yang
mampu diterangkan oleh banyak faktor yang terbentuk. Nilai
eigenvalues menggambarkan kepentingan relatif masing-masing faktor
dalam menghitung varians dari variabel-variabel yang di analisis.
Banyaknya faktor yang harus diambil didasarkan pada initial
eigenvalues total >1 atau lebih besar dari satu.
d. Loading Factor
Rotated Component Matrix adalah nilai loading faktor dari setiap
variabel. Loading factor merupakan besarnya korelasi antara faktor
skor dan variabel tersebut. Penempatan variabel ke dalam faktor
[image:52.612.167.530.221.497.2]BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Bagian ini menyajikan informasi mengenai karakteristik responden
berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner
yang dibagikan berjumlah 45 responden yaitu mitra di BMT Berkah Madani
[image:53.612.132.526.230.512.2]Cimanggis Depok.
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer yang di olah
Pada gambar 4.1 responden yang merupakan mitra di BMT Berkah Madani
Cimanggis Depok berdasarkan tingkat pendidikan di dominasi pada tingkat
pendidikan SMA yaitu sebanyak 26 mitra atau sebesar 58%. Disusul kemudian
pada tingkat pendidikan Sarjana sebesar 18% atau 8 mitra, tingkat pendidikan
diploma sebanyak 6 mitra atau 13%, dan sisanya sebanyak 5 mitra atau sebesar
mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi karena lebih dari 50% memiliki
[image:54.612.131.532.183.486.2]pendidikan terakhir SMA.
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer yang di olah
Dapat dilihat sebaran usia responden pada gambar 4.2. Responden
didominasi oleh mitra yang berusia 46-50 tahun yaitu sebanyak 15 responden atau
sebesar 33%. Kemudian disusul oleh mitra yang berusia >50 tahun yaitu sebanyak
9 responden atau sebesar 20%, usia 30-35 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar
16%, usia 36-40 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 13.3%, usia 41-45 tahun
sebanyak 4 orang atau sebesar 9%, dan usia 46-50 tahun sebanyak 4 orang atau
sebesar 9%. Karena itu, dapat dikatakan usia responden yang merupakan mitra
Gambar 4.3 Pendapatan Per Bulan Responden
53% 31%
16%
Pendapatan
Rp 1.000.001 - Rp 2.500.000 Rp 2.500.001 - Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000
Sumber: Data primer yang di olah
Kemudian, setelah mengetauhi karakteristik responden berdasarkan usia dan
tingkat pendidikan, dilihat juga bagaimana karakteristik responden berdasarkan
pendapatan per bulan responden. Dapat dilihat pada gambar 4.3 di atas terlihat
bahwa 24 responden atau sebesar 53% berpendapatan perbulan rata-rata adalah
Rp 1.000.001-Rp 2.500.000, pedagang yang berpendapatan Rp 2.500.000- Rp
5.000.000 sebanyak 14 orang atau sebesar 31%, dan pedagang yang
berpenfapatan > Rp 5.000.000 sebesar 16