• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN KARANG REKRUTMEN

PADA TERUMBU BUATAN MODUL BETON DI PULAU

HARAPAN, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

ARIEF RIZKY

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Struktur Dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton Di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta adalah benar merupakan hasil karya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

ARIEF RIZKY. Struktur dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dibimbing oleh DIETRIECH G BENGEN dan BEGINNER SUBHAN.

Terumbu karang merupakan sumberdaya terbarukan yang memiliki fungsi Ekologi, sosial-ekonomi, dan budaya yang sangat penting. Di Indonesia, kerusakan ekosistem terumbu karang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Untuk mempercepat proses pemulihan terumbu karang, beberapa metode rehabilitasi yang dapat dilakukan diantaranya dengan transplantasi karang dan penenggalaman terumbu buatan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui laju pertumbuhan karang yang menempel (rekrutmen) pada terumbu buatan modul beton; dan (2) mengetahui struktur komunitas karang di sekitar terumbu buatan selama periode 1 tahun. Dalam penelitian ini diukur pertumbuhan karang rekrutmen yang meliputi pertambahan panjang dan lebar, tingkat kelangsungan hidup, dan struktur komunitas karang rekrutmen. Jenis rekrutmen karang yang mendominasi adalah Pocillopora, Millepora, dan Acropora dengan total 59 jenis dari 65 jenis rekrutmen karang yang ditemukan. Pertumbuhan panjang rata-rata tertinggi terjadi pada rentang bulan Januari-Mei 2011 yaitu 0,76±1,98 cm, dan pertumbuhan lebar rata-rata tertinggi terjadi pada rentang bulan Mei-Juli 2011 yaitu 1,18±0,92 cm.

Kata kunci:pertumbuhan karang, rekrutmen karang, struktur komunitas karang, terumbu buatan

ABSTRACT

ARIEF RIZKY. Structure and Growth Coral Recruitment at Artificial Reef of Concrete Modulesin Harapan Island, Waters of Seribu Islands, Jakarta. Supervised by DIETRIECH G BENGEN and BEGINNER SUBHAN.

Coral reefs are a renewable resource that has the important function of Ecology, socio-economic, and culture. In Indonesia, the damage to the coral reef ecosystem is largely due to human activities. To speed up the recovery of coral reefs, several methods of rehabilisationare used such as transplantation and artificial reefs. The purpose of this study was (1) to know the growth rate of coral attached (recruitment) on concrete artificial reef modules, and (2) to determine the structure of coral communities on artificial reefs over a period of 1 year. In this study measured the growth of coral recruitment covering the length and width, survival rates, and recruitment of coral community structure. Types of coral recruitment was dominated by Pocillopora, Millepora and Acropora with a total of 59 species of 65 species of coral recruitment found. Growth in average length was highest in the range of months from January-May 2011 were 0.76±1.98 cm, and the width of the growth of the highest average in the range of months from May-July 2011 were 1.18±0.92 cm.

(5)

STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN KARANG REKRUTMEN

PADA TERUMBU BUATAN MODUL BETON DI PULAU

HARAPAN, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

ARIEF RIZKY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(6)
(7)

JudulSkripsi : Struktur dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

Nama : Arief Rizky

NIM : C54070004

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Disetujui oleh

Prof.Dr.Ir.Dietriech G.Bengen, DEA Pembimbing I

Beginner Subhan, S.Pi,M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir I Wayan Nurjaya, M.Sc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Struktur dan Pertumbuhan Karang Rekrutmen Pada Terumbu Buatan Modul Beton di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta ini berhasil diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Prof.Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA selaku Dosen Pembimbing Utama 2. Beginner Subhan, S.pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota

3. Prof.Dr.Ir. Dedi Soedharma, DEA selaku Dosen Penguji Tamu

4. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor, atas izin untuk melakukan penelitian pada proyek transplantasi terumbu karang di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu yang diketuai oleh Dr.Ir. Ario Damar, M.Si

5. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) atas kerjasama dan bantuan dana dalam penelitian ini

6. Seluruh keluarga, khususnya bapak dan ibu yang selalu memberikan dukungan dan doanya serta kasih sayang.

7. Teman-teman FDC (Fisheries Diving Club) atas kebersamaan menimba ilmu penyelaman dan pengalaman yang tak terlupakan

8. Teman-teman ITK (Ilmu dan Teknologi Kelautan) 44 atas kebersamaan, kenangan, kekeluargaan, dan motivasi yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(9)

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian 2

Bahan dan Peralatan 2

Prosedur Analisis Data 3

Struktur Komunitas Rekrutmen karang 3

Pengamatan Pertumbuhan Karang 4

Tingkat Kelangsungan Hidup 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Air Perairan Pulau Harapan 5

Rekrutmen Karang Pulau Harapan 6

Derajat Asosiasi Jenis Rekrutmen Karang 8

Tingkat Kelangsungan Hidup 9

Pertumbuhan Karang Rekrutmen 11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 13

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Alat dan bahan yang digunakan pada pengambilan data 3 2 Parameter kualitas air yang diukur dan alat yang digunakan 3 3 Kualitas air perairan di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu 6 4 Struktur populasi rekrutmen karang pada penelitian di Pulau Harapan 6 5 Derajat asosiasi jenis rekrutmen karang antara kedalaman 2 meter dan

4 meter 8

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian, Pulau Harapan, Kepulauan Seribu 2 2 Desain Konstruksi Transplantasi Karang 5 3 Contoh rekrutmen karang Pocillopora pada terumbu buatan 7 4 Rekrutmen karang Millepora (A) dan Acropora (B) pada terumbu buatan 8 5 Tingkat kelangsungan hidup karang rekrutmen pada terumbu buatan 9 6 Kompetisi antara karang rekrutmen dengan alga 10 7 Perubahan panjang rerata genus rekrutmen karang di Pulau Harapan 11 8 Perubahan lebar rerata genus rekrutmen karang di Pulau Harapan 12 9 Beberapa koloni karang rekrutmen yang memutih (bleached) 13

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepulauan Seribu merupakan salah satu ekosistem laut di perairan utara Jakarta yang didominasi oleh ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan daratan pulau-pulau karang yang menjadi habitat penting berbagai jenis biota perairan laut (Anonymous 1991; 1994; 1997; dan 2002 in Sachoemar 2008). Kepulauan Seribu memiliki beragam jenis biota, diantaranya 8 jenis lamun, 64 marga karang keras, 242 jenis ikan terumbu, dan 141 spesies makrobentos (Estradivari et al. 2007).

Sebagian masyarakat Kepulauan Seribu dan nelayan di pesisir utara Jakarta bergantung hidupnya pada sumber daya terumbu karang di Kepulauan Seribu (Napitupulu et al. 2006). Namun, tekanan lingkungan baik yang bersifat alami maupun antropogenik semakin banyak terjadi dan menyebabkan degradasi ekosistem terumbu karang di kepulauan ini, diantaranya pencemaran minyak yang terjadi pada tahun 2003-2004 di sekitar 78 pulau di Taman Nasional Kepulauan Seribu, perikanan berlebih dan merusak, serta perubahan fungsi habitat (Yusri & Estradivari 2007; Suharsono 2005; dan Ongkosongo 1986 in Setyawan et al. 2011, LAPI-ITB 2001). Penelitian yang dilakukan oleh yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI) menemukan tutupan karang keras Kepulauan Seribu pada tahun 2009 hanya sebesar 34.3%.

Kerusakan ekosistem terumbu karang akan menurunkan fungsi-fungsi ekologi maupun sosial-ekonominya yang dapat berdampak pada terjadinya ketidakseimbangan lingkungan. Ekosistem terumbu karang pada dasarnya mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila diberi perlindungan dari dampak negatif, namun pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mempercepat proses pemulihan terumbu karang, beberapa metode rehabilitasi yang dapat dilakukan diantaranya dengan transplantasi karang dan penenggelaman terumbu buatan. Terumbu buatan (artificial reef) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tekanan akibat penangkapan ikan dan perusakan terumbu karang melalui penciptaan daerah penangkapan ikan baru yang produktif (Reppie 2006). Terumbu buatan juga berfungsi untuk mempercepat proses pemulihan (recovery) dari ekosistem terumbu karang yang rusak melalui penyediaan media penempelan (settlement) dan pertumbuhan larva karang.

Tujuan Penelitian

(12)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Harapan, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta. Lokasi Pengambilan data berada pada terumbu tepi Pulau Harapan, dengan posisi geografis stasiun penelitian adalah

5°39’31,1” LS dan 106°34’35,2”(Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian, Pulau Harapan, Kepulauan Seribu

Lokasi pengambilan data dilakukan selama empat periode dalam jangka waktu 1 tahun yaitu pada September 2010, Januari 2011, Mei 2011, dan Juli 2011. Modul yang diletakkan pada stasiun pengamatan ini sebanyak 400 modul dimana pengambilan data hanya dilakukan pada 100 modul di kedalaman 2 meter dan 4 meter.

Bahan dan Peralatan

(13)

3

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data

No Alat dan Bahan Keterangan

1 Peralatan selam SCUBA Peralatan penyelaman

2 Penggaris plastik Pengukuran dimensi karang

3 Kamera bawah air Dokumentasi data penelitian

4 Sabak dan kertas newtop Pencatatan hasil pengamatan

5 Pensil Menulis data hasil pengamatan

6 Modul Transplantasi ukuran 60x40x40 cm³

Tempat penempelan fragmenkarang

7 Perahu motor Alat transportasi

8 Label penanda modul Penanda fragmen karang

9 Cable ties Tempat pengait label modul

Untuk mendukung data penelitian, diambil juga data parameter lingkungan perairan secara in-situ dan ex-situ (Tabel 2), dengan parameter yang diukur adalah suhu, kecerahan, kecepatan arus, dan salinitas. Metode analisis in-situ dilakukan secara langsung pada saat di lokasi penelitian sedangkan ex-situ dilakukan di Laboratorium Produktifitas Lingkungan (Proling) Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tabel 2. Parameter kualitas air yang diukur dan alat yang digunakan

No Parameter Satuan Alat yang digunakan

1 Suhu ˚ C Termometer air raksa

2 Kecerahan % Secchi Disk

3 Kecepatan arus m/s Floating droudge dan stopwatch

4 Salinitas PSU Hand Refraktometer

Analisis Data

Stuktur Komunitas Rekrutmen Karang

Struktur komunitas rekrutmen karang setelah penempelan penting dalam memprediksi pembentukan komunitas terumbu karang dan menjadi salah satu indikator pemulihan terumbu setelah mengalami kerusakan. Struktur komunitas yang dianalisis meliputi jumlah koloni karang, indeks dominasi, indeks keanekaragaman jenis, dan indeks Jaccard.

Indeks dominasi, dihitung berdasarkan indeks dominasi Simpson (Krebs, 1989)

(pi)2

Keterangan :

C : Indeks Dominasi

(14)

Indeks keanekaragaman jenis, dihitung berdasarkan indeks Shannon-Wiener

Indeks Jaccard, digunkana untuk melihat ada tidaknya asosiasi antara jenis karang yang terdapat di kedalaman 2m dan kedalaman 4m. Apabila indeks Jaccard= 0

Pengamatan karang rekrutmen dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan menggunakan jangka sorong di dalam air. Pengamatan meliputi dimensi pertambahan lebar dan tinggi. Untuk menghitung pencapaian dimensi pertumbuhan karang yang menempel pada substrat beton dilakukan dengan menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker (1975) sebagai berikut:

β = Lt-Lo

Keterangan :

β : Pertambahan panjang/tinggi karang rekrutmen (cm)

Lt : Rata-rata panjang/tinggi karang rekrutmen setelah bulan ke-t (cm) Lo : Rata-rata panjang/tinggi karang rekrutmen pada bulan ke-0 (cm)

(15)

5

Gambar 2. Desain Konstruksi Transplantasi Karang

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup pada karang yang menempel dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker (1975) sebagai berikut :

SR = x 100 %

Keterangan :

SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah individu pada akhir penelitian (ind) No : Jumlah individu pada awal penelitian (ind)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Lingkungan Perairan Pulau Harapan

(16)

Tabel 3. Kualitas air perairan di pulau Harapan, Kepulauan Seribu kehidupan karang. Berdasarkan Bikerland (1997) terumbu karang umumnya ditemukan pada perairan dengan suhu 18-36 ⁰C. Pada penelitian ini, suhu perairan pulau Harapan mencapai 28.0-30.6 ⁰C. Terjadinya fluktuasi suhu perairan mempengaruhi pertumbuhan karang tersebut yang bisa mengakibatkan kematian atau terjadinya pemutihan karang (Gambar 9). Arus memiliki peranan penting terutama dalam menyuplai makanan bagi karang, oksigen, dan membantu karang membersihkan diri dari sedimen (Thamrin 2006). Kecepatan arus rata-rata di lokasi penelitian meningkat pada setiap pengambilan data dengan kisaran 0.12-0.32 m/s. Hal ini diduga disebabkan oleh pergantian musim dari musim barat ke musim timur. Musim timur (T3) memiliki arus dan gelombang yang lebih besar dibandingkan dengan musim barat (T0) sehingga kecepatan arus terus meningkat.

Rekrutmen Karang Pulau Harapan

Struktur komunitas rekrutmen karang setelah penempelan penting dalam memprediksi pembentukan komunitas terumbu karang dan menjadi salah satu indikator pemulihan terumbu setelah mengalami kerusakan. Kelangsungan hidup rekrutmen karang sangat menentukan kesuksesan kedua proses di atas. Perkembangan rekrutmen karang setelah penempelan sangat ditentukan oleh kondisi bentik terumbu di sekitarnya. Dua peran utama bentik terumbu adalah sebagai sumber larva dan penyedia substrat untuk perkembangan rekrutmen dan menjadi pembatas pertumbuhan oleh adanya kompetitor terutama dari karang dewasa dan biota bentik terumbu lainnya (Moorsel, 1989).

Tabel 4. Struktur komunitas rekrutmen karang pada penelitian di Pulau Harapan

No Genus Jumlah koloni H' C

(17)

7

diantaranya adalah Acropora, Porites, Millepora, Pocillopora, dan Seriatopora. Jumlah genus dari Famili Pocilloporidae yaitu 2 genera ditemukan lebih banyak dibanding jumlah genus dari famili lainnya.

Keanekaragaman genus pada lokasi penelitian mempunyai nilai yang hampir mendekati, dimana pada genus Millepora dan Pocillopora indeks keanekaragaman (H') adalah 0.360, tidak jauh berbeda dengan genus Acropora

yang mempunyai nilai indeks keanekaragaman (H') yaitu 0.350. Genus

Seriatopora dan Porites mempunyai nilai indeks keanekeragaman (H') yang sama yaitu 0.140. Nilai indeks dominansi (C) berkisar antara 0.002-0.094 yang berarti ada jenis rekrutmen karang yang cukup nyata mendominasi komunitasi di terumbu buatan. Genus Pocillopora, Millepora, dan Acropora memiliki nilai C yang paling tinggi karena masing-masing ditemukan 20 dan 19 jenis karang rekrutmen dari total 65 jenis (Tabel 4).

Hasil Penelitian Bachtiar (2000), diacu dalam Rudi (2006) di Gili Indah, Lombok NTB menemukan bahwa rekrut karang terbanyak dari famili Acroporidae, diikuti Pocilloporidae, dan Poritidae, sementara penelitian oleh Samidjan (2005) menunjukkan bahwa family Pocilloporidae adalah yang dominan ditemukan pada substrat terumbu buatan beton.

Karang Pocillopora merupakan jenis yang dominan pada substrat penempelan (Dit. PPK-DKP 2007; Samidjan 2005; Rudi 2006) dan jenis pinoir dalam proses rekrutmen karang (Rudi 2006). Hal ini terkait dengan cara reproduksi karang ini, yaitu sebagai brooder (mengerami telur) yang memproduksi planula sepanjang tahun, dan planulanya bersifat tidak menempel tidak jauh dari lokasi induknya (Harrison & Wallace 1990, in Dit.PPK-DKP 2007; Rudi 2006).

Gambar 3 Contoh rekrutmen karang Pocillopora pada terumbu buatan

(18)

Gambar 4. Rekrutmen karang Millepora (A) dan Acropora (B) pada terumbu buatan

Derajat Asosiasi Jenis Rekrutmen Karang

Hasil pengamatan lapangan menemukan 65 jenis koloni rekrutmen karang pada terumbu buatan, dimana 33 jenis koloni rekrutmen karang ditemukan pada kedalaman 2 meter, sedangkan 32 jenis koloni rekrutmen karang ditemukan pada kedalaman 4 meter. Tabel 5 menyajikan derajat asosiasi jenis karang rekrutmen antara kedalaman 2 dan 4 meter.

Tabel 5. Derajat asosiasi jenis rekrutmen karang antara kedalaman 2 meter dan 4 meter

No Jenis Rekrutmen Karang Jumlah Kedalaman Indeks Jaccard

2 meter 4 meter

1 Acropora 19 Ada ada 0.91

2 Millepora 20 Ada ada

3 Pocillopora 20 Ada ada

4 Porites 3 Ada Tidak ada

5 Seriatopora 3 Tidak ada ada

Hasil analisis asosiasi jenis rekrutmen karang pada kedalaman 2 meter dan 4 meter berdasarkan Indeks Jaccard yaitu 0.91. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat asosiasi maksimal antara jenis karang rekrutmen di kedalaman 2 meter dan 4 meter. Hanya terjadi perbedaan jenis karang Porites dan Seriatopora, dimana Porites hanya ditemukan pada kedalaman 2 meter, sedangkan Seriatopora

ditemukan pada kedalaman 4 meter.

(19)

9

Tingkat Kelangsungan Hidup

Pengukuran kelangsungan hidup menunjukan kemampuan rekrutmen karang untuk bertahan hidup setelah penempelan. Banyak variabel untuk mengukur kelulusan hidup karang salah satunya adalah dengan tingkat ketahanan hidup (survival rate). Rekruitmen karang setelah penempelan terlihat sebagai karang muda dengan ukuran koloni relativ kecil dengan ukuran maksimal tertentu dan dibagi dalam beberapa kelas tertentu.

Tingkat kelangsungan hidup didapatkan dengan cara membandingkan jumlah karang yang hidup pada akhir penelitian dengan jumlah karang pada awal penelitian (Gambar 5).

Gambar 5. Tingkat kelangsungan hidup karang rekrutmen pada terumbu buatan

Tingkat kelangsungan hidup karang rekrutmen selama pengamatan menunjukkan kecenderungan menurun. Pada genus Acropora, terjadi penurunan dimana tingkat kelangsungan hidup pada akhir pengamatan mencapai 78.94%, sama halnya pada genus Millepora dan Pocillopora, tingkat kelangsungan hidup pada akhir pengamatan mencapai nilai yang sama yaitu 85.00%. Sedangkan pada genus Seriatopora, terjadi penurunan laju ketahanan hidup yang besar dimana tingkat ketahanan hidup pada akhir pengamatan sebesar 66.67%. Sedangkan pada genus Porites tidak mengalami penurunan, namun pada awal pengamatan yaitu pada bulan September 2010 dan Desember 2010 jenis ini tidak ditemukan. Tingkat ketahanan hidup selama dua kali pengamatan mencapai 100.00% yang artinya selama pengamatan tidak tejadi kematian pada genus Porites.

(20)

Gambar 6. Kompetisi antara karang rekrutmen dengan alga

Nutrien yang tinggi akan memicu timbulnya blooming alga yang mempunyai sifat kompetitor spasial dengan karang sehingga mengakibatkan karang rekrutmen kalah bersaing. Alga mempunyai pertumbuhan lebih cepat dari karang sehingga alga akan lebih cepat menempati daerah-daerah sekitar karang bahkan menutupi karang-karang rekrutmen yang menyebabkan kematian pada karang. Estradivari et al. (2009) menyatakan kandungan unsur hara yang tinggi dapat merangsang pertumbuhan alga sehingga dapat menginvasi karang-karang disekitarnya dan menyebabkan terganggunya kehidupan karang bahkan dapat menyebabkan kematian pada karang.

Pengamatan di lapangan pada saat pengambilan data memperlihatkan alga yang melimpah terutama pada bulan Januari 2011 dimana karang rekrutmen banyak yang tertutup oleh alga baik tertutup sebagian bahkan seluruh karang rekrutmen yang tertutup (Gambar 6). Musim barat yang terjadi pada bulan Januari 2011 membuat curah hujan sangat tinggi sehingga diduga nutrien-nutrien dari darat yang mengandung nitrat dan ortofofsat terbawa dan masuk ke perairan yang menyebabkan kesuburan pada perairan meningkat. Kesuburan perairan merangsang pertumbuhan alga secara cepat dan banyak (blooming) sehingga menutupi rekrutmen karang.

Kematian pada beberapa genus karang rekrutmen yaitu Acropora dan

Seriatopora ini diduga kuat akibat kalah berkompetisi dengan alga yang tumbuh cepat (overgrowth) dan mengolonisasi seluruh permukaan genus karang. Kompetisi antara karang da makroalga adalah tahap kritis selama proses degradasi terumbu karang (Miller 1998& McCook 1999, in McCook 2001). Pada umumnya, hanya sedikit taksa alga yang mampu secara nyata menumbuhi karang sehat melalui kontak langsung.

Pada pengamatan bulan Juli 2011, terjadi fenomena pemutihan karang (coral bleaching). Beberapa koloni karang rekrutmen diantaranya genus

(21)

11

Pertumbuhan Karang Rekrutmen

Pertumbuhan karang yang diukur meliputi pertumbuhan untuk dimensi panjang dan lebar karang dimana pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap rentang waktu yang ditentukan. Pertumbuhan rata-rata baik panjang dan lebar karang rekrutmen secara umum memiliki nilai yang bervariasi. Gambar 7 menyajikan grafik perubahan panjang karang rekrutmen pada terumbu buatan di Pulau Harapan:

Gambar 7. Perubahan panjang rerata genus rekrutmen karang di Pulau Harapan

Pertumbuhan panjang rata-rata pada karang rekrutmen hampir semua mengalami peningkatan, hanya genus Seriatopora yang mengalami penurunan pada rentang waktu Mei-Juli 2011. Hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut karang mengalami kematian yang disebabkan oleh invasi karang. Pertumbuhan panjang rata-rata terbesar selama pengambilan data yaitu pada genus Pocillopora

yang mencapai 0.81±1.98 cm yang terjadi pada rentang waktu Januari-Mei 2011. Pertumbuhan panjang rata-rata terendah terjadi pada genus Millepora yang mencapai 0.23±3.56 cm yang terjadi pada rentang waktu September 2010-Januari 2011. Pada pertumbuhan panjang rata-rata, pertumbuhan pada bulan Januari-Mei 2011 mengalami peningkatan tertinggi yaitu rata-rata pertumbuhan semua genus mencapai 0.76±1.98 cm, sedangkan pertumbuhan panjang rata-rata terendah semua genus terjadi pada bulan September 2010-Januari 2011 yaitu mencapai 0.66±1.14 cm.

(22)

aktifitas pasang surut tersebut fragmen karang cenderung tumbuh dengan pola melebar.

Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada daerah yang dangkal dengan pasokan cahaya yang cukup serta terkena gelombang yang besar akan menyebabkan pertumbuhan karang mempunyai cabang yang lebih pendek dan tumpul. Rachmawati (2001) in Wobowo (2009) menyatakan bahwa pada daerah yang memiliki gelombang yang cukup kuat bagian ujung sebelah luar terumbu akan membentuk karang masif atau bentuk bercabang dengan yang sangat tebal dan ujung yang datar.

Gambar 8. Perubahan lebar rerata genus rekrutmen karang di Pulau Harapan

Pertumbuhan lebar rata-rata pada karang rekrutmen hampir semua mengalami peningkatan, hanya genus Seriatopora yang mengalami penurunan pada rentang waktu Mei-Juli 2011. Pertumbuhan lebar rata-rata terbesar selama pengambilan data yaitu pada genus Millepora yang mencapai 1.2±0.92 cm yang terjadi pada rentang waktu Mei-Juli 2011. Pertumbuhan lebar rata-rata terendah terjadi pada genus Millepora yang mencapai 0.28±1.02 cm yang terjadi pada rentang waktu September 2010-Januari 2011. Pada pertumbuhan lebar rata-rata, pertumbuhan pada bulan Mei-Juli 2011 mengalami peningkatan tertinggi yaitu rata-rata pertumbuhan semua genus mencapai 1.32±1.23 cm, sedangkan pertumbuhan lebar rata-rata terendah semua genus terjadi pada bulan September 2010-Januari 2011 yaitu mencapai 0.87±.1.20 cm.

(23)

13

pertumbuhan karang. Gambar 9 menyajikan gambar yang menunjukkan pemutihan pada beberapa genus karang rekrutmen.

Gambar 9. Beberapa koloni karang rekrutmen yang memutih (bleached)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian struktur dan pertumbuhan rekrutmen karang selama periode 1 tahun pengamatan:

1. Terdapat dominansi pada genus Acropora, Millepora, dan Pocillopora dengan jumlah koloni yang ditemukan berjumlah 59 jenis dari total jenis yang berjumlah 65

(24)

Saran

Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang terjadi selama penelitian, maka penulis menganggap perlu untuk memberikan saran, yaitu perlu dilakukan perbaikan metode dan prosedur dalam penandaan koloni rekrut (tagging) dan pengambilan foto koloni rekrut, sehingga penelitian dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar I. 2002. Promoting recruitment of Scleractinian corals using artificial substrate in the Gili Indah, Lombok Barat, Indonesia. In: Moosa (ed). Proc. Of the Ninth In Coral Reef Symp ; Bali, 23-27 Oktober 2000. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, LIPI dan ISRS. Hlm. 425-430.

Bikerland, C. 1997. Life and Death of Coral Reefs. International Thomson Publishing. New York, NY. xiv+536p.

Direktorat Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil. 2007. Laporan Pembinaan dan Monitoring Kegiatan Pengelolaan Ekosistem Pulau-pulau Kecil di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Jakarta: DKP.

Estradivari, Setyawan E, Yusri S. 2009. Terumbu Karang Jakarta:Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Jakarta, Indonesia. Yayasan Terumbu Karang Indonesia.

Estradivari, Syahrir M, Susilo N, Yusri S, Timotius S. 2007. Terumbu karang Jakarta: Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu

(2003-2005). Jakarta, Indonesia. Yayasan Terumbu Karang Indonesia. Harrison RL and Wallace CC. 1990. Reproduction, dispersal and recruitment of

scleractinian corals. In: Ecosystem of the World. Z. Dubinsky (Ed). Elsevier, Amsterdam : 133-207.

Krebs, CJ. 1989. Ecological methodology. New York : Harper Collins.

McCook LJ, Jompa J, Diaz-Pulido G. 2001. Competition between corals and algae on coral reefs: a review of available evidence and mechanisms. Coral Reefs 19: 400-417.

Miller, SA and Harley JP. 2001. Zoology : Fifth Edition. The Mcgraw-Hill Companies : 538.

Moorsel, VMNWG. 1989. Juvenil ecology and reproductive strategy of reef deveopment: A perspective view. Kuwashima. Jepang.

Napitupulu, D.L., S.N. Hodijah & A.C. Nugroho. 2006. Socio-economic assessment: in the user of reef resources by local community and other direct stakeholders. A report. TERANGI, Jakarta: 72 hlm.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta. 480 hlm.

(25)

15

Reppie E. 2006. Desain, Konstruksi dan Kinerja (Fisik, Biologi dan Sosial Ekonomi) Terumbu Buatan Sebagai Nursery Ground Ikan-ikan Karang [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ricker WE. 1975. Computation and Interpretation of Biological Statistics of Fish Populations. Department of Environment. Fisheries and Marine Service. Ottawa, Canada. Rudi E. 2006. Rekrutmen Karang (Skleraktinia) di Ekosistem Terumbu Karang Kepulauan Seribu DKI Jakarta [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Samidjan I. 2005. Suksesi Struktur Komunitas pada Terumbu Buatan di Perairan Pulau Menjangan Besar dan Gon Waru, Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Suharsono. 1998. Conditions of coral reef resources in Indonesia. JPesisir Lautan

Vol.1No.2.PKSPL-IPB.Bogor.

(26)
(27)

17

43 Seriatopora 14,2 15,8 16,2 0 10,7 11,8 12 0

44 Pocillopora 2 2 2,4 3,2 2 2 2,5 2,8

45 Millepora 3,7 3,9 4,5 5 0,6 0,9 1,5 3,1

46 Acropora 2,2 2,2 3 0 1,4 1,6 2,3 0

47 Acropora 2,1 2,3 3,1 4,4 1,4 1,9 2,6 3

48 Pocillopora 3,8 4,4 5,2 5,7 2,5 3,1 4 4,4

49 Millepora 5 5 5,4 6,3 0,7 1,1 2,1 2,8

50 Millepora 2,4 2,2 3 4,4 0,4 0,6 1,6 3,5

51 Millepora 6,6 6,8 7,6 8 1 1,2 1,8 3,6

52 Millepora 2,4 2,8 3,2 4,2 0,5 0,9 2,1 3,4

53 Acropora 5,6 6,1 7,1 8,3 1,8 3,1 4,2 5

54 Millepora 13 13,2 14 14,3 4,6 4,5 5,2 6,1

55 Pocillopora 2 2 2,7 3,2 0,4 1,2 2,5 5

56 Pocillopora 2,7 3 3,8 4,4 1,3 1,8 2,5 3,6

57 Acropora 1,4 2,1 2,3 4,1 2,4 2,6 4,1 4,8

58 Acropora 0,8 1,4 2,1 3,9 1,3 1,6 2,8 4,5

59 Pocillopora 0,7 0,9 1,4 3,2 0,6 1,2 1,7 2,6

60 Millepora 3,2 3,6 4 4,8 0,8 1,4 1,9 2,7

61 Millepora 2,1 2,5 2,7 3,5 1,8 2,3 3 3

62 Millepora 1,4 1,6 2,7 4,4 1,2 1,7 2,5 3,6

63 Pocillopora 1,5 2,1 2,9 3,8 0,7 1,4 2,6 5

64 Pocillopora 2,1 2,7 3 2,7 1,1 1,6 3,3 4,4

65 Pocillopora 2,1 2,8 3,4 4,2 1,5 1,9 2,3 4,1

(28)

Lampiran 2. Tingkat kelangsungan hidup rekrutmen karang di Pulau Harapan

Jenis Karang

Jumlah Individu Awal (n0)

Waktu Pengukuran

Jumlah Individu Akhir (nt) SR (%)

Sep-10 Jan-11 Mei-11 Jul-11

N SR (%) n SR (%) n SR (%) n SR (%)

Acropora 19 19 100 19 100 17 89.47 15 78.95 15 78.95

Millepora 20 20 100 19 95 19 95.00 17 85.00 17 85

Pocillopora 20 20 100 20 100 19 95.00 17 85.00 17 85

Porites 0 0 - 0 - 3 100.00 3 100.00 3 100

(29)

19

Lampiran 3. Jenis rekrutmen karang yang ditemukan di kedalaman 2 meter

(30)
(31)

21

Lampiran 5. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

(32)

tanggal 25 Juli1990, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Izwar Ismail dan Yusliana. Pendidikan formal pertama diawali dari SDN 1 Ciputat (2001), SLTP Negeri 2 Ciputat (2004), dan SMA Negeri 1 Kembang Tanjung, Pidie NAD (2007). Penulis diterima di IPB melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007 di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan penulis berkesempatan menjadi Asisten Mata Kuliah Selam Ilmiah (2009-2010 dan 2010-2011). Penulis aktif di organisasi selam FDC (Fisheries Diving Club) FPIK-IPB dan pernah menjadi anggota peralatan (2011-2012). Selain itu, penulis aktif mengikuti kegiatan ekspedisi Zooxanthellae X FDC-IPB di Biak, Papua Barat dan ekspedisi Zooxanthellae XI FDC-IPB di Halmahera Selatan. Penulis juga aktif di mengikuti pelatihan diantaranya pelatihan sertifikasi selam A1 dan A2 POSSI-CMAS, monitoring dan identifikasi data karang.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian, Pulau Harapan, Kepulauan Seribu
Gambar 2. Desain Konstruksi Transplantasi Karang
Tabel 4. Struktur komunitas rekrutmen karang pada penelitian di Pulau Harapan
Gambar 3 Contoh rekrutmen karang Pocillopora pada terumbu buatan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program aplikasi peminjaman buku perpustakaan dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0.

project-based learning, problem-based learning, dan discovery learning telah direkomendasikan oleh kurikulum 2013 sebagai strategi efektif dalam pembelajaran

Dari tabel IV.C.26 dapat dilihat bahwa pola produksi yang paling baik digunakan oleh PT.Batik Danar Hadi Solo untuk batik tulis pada tahun 2006 adalah pola produksi bergelombang

Gugatan sengketa tanah yang masuk ke pengadilan disebabkan karena permasalahan legalitas kepemilikan tanah di Kota Bandar Lampung, pada umumnya dikarenakan sertipikat

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan bermain disentra balok dapat meningkatkan kemampuan visual spasial anak

Dari hasil pendampingan selama sebulan yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menyimpulkan masalah yang dialami oleh Keluarga Dampingan Anak Agung Istri

(b) Vena pulmonari mengangkut darah beroksigen dari peparu ke jantung, manakala aorta mengangkut daarah beroksigen dari jantung ke semua bahagian bada, kecuali peparu..