• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Bisnis Velva Buah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Bisnis Velva Buah"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL BISNIS VELVA BUAH

LUQMANUL ‘ALIM

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsiberjudul Model Bisnis Velva Buah adalah benar karya saya dengan arahandari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

LUQMANUL ‘ALIM. Model Bisnis Velva Buah. Dibimbing oleh MEIKA SYAHBANA RUSLI.

Konsumsi buah-buahanmasyarakat Indonesia sebesar 40.1 kg per kapita per tahun,cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia(FAO) yaitu 65.7 kg/kapita/tahun.Salah satu upaya meningkatkan konsumsi buah-buahan adalah dengan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah yang menarik, salah satunya yaitu velva buah.Velva buah adalah makanan penutup yang sifatnya beku terbuat dari campuran bubur buah, gula, dan bahan penstabil yang dibekukan.Tujuan penelitian ini untukmendesain model bisnis velva buah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah customer development dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitian ditemukan masalah yaitu target segmen remaja dan dewasa jarang mengonsumsi buah-buahan karena malas mengupas dan menyajikan. Pada pengujian solusi ditawarkan velva buah sebagai camilan buah yang praktisdan sebagai alternatif mengonsumsi buah.Hasilnya target pelanggan menyukai solusi yang ditawarkan dan menginginkan velva buah dibuat secara alamidan dijual melalui outlet. Model bisnis velva buah yang berubah setelah pengujian masalah dan pengujian solusi yaitu pada elemen proposisi nilai berubah menjadi produk alami danpraktis membantu mengonsumsibuah-buahandan pada elemen saluran penjualanberubah menjadioutlet.

Kata kunci:model bisnis, velva buah

ABSTRACT

LUQMANUL ‘ALIM.Velva Fruit Business Model.Supervised byMEIKA SYAHBANA RUSLI.

(5)
(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

MODEL BISNIS VELVA BUAH

LUQMANUL ‘ALIM

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi :Model Bisnis Velva Buah Nama :Luqmanul ‘Alim

NIM :F34090117

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Meika Syahbana Rusli Msc Agr Pembimbing

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini berjudul Model Bisnis Velva Buah.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Meika Syahbana Rusli, Msc Agrselaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Aji Hermawan, MMdan Dr Eng Taufik Djatna STP Msiyang telah banyak memberi saran dalam penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Ruang Lingkup Penelitian ... 2

METODE ... 3

Ukuran Pasar ... 3

Pembuatan Prototipe Produk ... 3

Pencarian Pelanggan ... 4

Validasi Pelanggan ... 5

Pelaksanaan Penelitian ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7

Ukuran Pasar ... 7

Prototipe Velva Buah ... 8

Hipotesis Kanvas Model Bisnis ... 9

Pencarian Pelanggan ... 15

Posisi Produk ... 25

SIMPULAN DAN SARAN ... 27

Simpulan ... 27

Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 27

LAMPIRAN ... 29

(12)

DAFTAR TABEL

1 Biaya investasi bisnis velva buah 14

2 Biaya produksi velva buah per bulan 14

3 Harga jual velva buah 15

4 Solusi yang ditawarkan terkait masalah konsumsi buah 19

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan penelitian model bisnis velva buah 6

2 a Persentase buah favorit responden 8

b Persentase kemasan pilihan responden 8

3 Prototipe velva buah stroberi 9

4 Hipotesis kanvas model bisnis velva buah 10

5 aPersentase alasan responden jarang mengonsumsi buah 16 b Persentase responden yang ingin produk alternatif konsumsi buah 16 6 a Perubahan elemen proposisi nilai kanvas model bisnis 16

b Kanvas model bisnis 1 17

7 aPersentasetujuan responden mengonsumsi buah 18 b Persentase responden yang menginginkan produk alami 18 8 Persentase jumlah responden yang menyukai velva buah 18 9 Persentase fitur velva buah yang dipilih pelanggan 19 10 Persentase saluran penjualan pilihan responden 20 11 a Perubahan elemen saluran penjualan kanvas mkodel bisnis 21

b Kanvas model bisnis 2 21

12 Distribusi responden menurut kemampuan membeli velva buah 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan kuesioner pengujian masalah 29

2 Panduan kuesioner pengujian solusi 29

3 Diagram alir proses pembuatan velva stroberi 30

4 Desain kemasan velva buah 30

5 Perhitungan pendapatan dan laba bersih per bulan 31

6 Daftar responden pengujian masalah 31

7 Daftar responden pengujian solusi 32

8 Desain outlet velva buah 34

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam lima tahun terakhir tahun 2008-2012, produksi buah–buahan Indonesia mengalami tren kenaikan. Kenaikan jumlah produksi buah–buahan tersebut terjadi hampir pada seluruh jenis buah–buahan antara lain alpukat, belimbing, duku, jambu biji, jambu air, nangka, salak, mangga, pepaya, pisang, nanas, durian, manggis, sawo, markisa, sukun, dan melinjo.Sedangkan penurunan produksi hanya terjadi pada buah jeruk siam/keprok dan rambutan (BPS 2012).

Produksi buah terbesar pada tahun 2012 adalah tanaman pisang. Total produksi untuk tanaman pisang mencapai 6.189 juta ton pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2008 sebesar 6 juta ton (BPS 2012). Pada tahun 2012 total produksi mangga sebesar 2.3 juta ton dibandingkan tahun 2008sebesar 2.1 juta ton (BPS 2012). Tanaman nanas dengan produksi mencapai 1.7 juta ton berada di urutan ketiga produksi tanaman buah–buahan tahunan terbesar (BPS 2012).

Kenaikan produksi buah tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap buah-buahan yangmasih rendah. Menurut data dari Riskesdas(2008) sebanyak 93.7% penduduk Indonesia berusia diatas 10 tahun masuk dalam kategori kurang mengonsumsi buah dan sayur. Menurut hasil survey BPS tahun 2009, konsumsi buah di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 60.4 %masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi satu porsi buah atau bahkan kurang dalam satu hari. Selain itu, konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia hanya 40.1 kg/kapita/tahun, masih cukup jauh dari rekomendasi Organisasi Pangan Dunia (FAO)yaitu 65.7 kg/kapita/tahun. Konsumsi buah dan sayur sangat berkaitan dengan masalah kesehatan. Sekitar 2.7 juta warga dunia meninggal dunia setiap tahunnya disebabkan tidak cukupnya konsumsi buah-buahan dan sayuran. Rendahnya konsumsi kedua sumber serat tersebut termasuk ke dalam 10 besar faktor penyebab kematian di dunia (Parhati 2011).

Buah mengandung banyak vitaminserta mineral yang merupakan komponen gizi penting bagi tubuh manusia. Selain itu buah merupakan sumber serat yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, buah merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi kesehatan tubuh (Parhati 2011).

(14)

2

Jenis makanan penutup yang sifatnya beku (frozen dessert) yang sudah populer di Indonesia sejak lama adalah es krim. Meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia dan perubahan gaya hidup, mengubah persepsi es krim di mata masyarakat bukan hanya sebagai makanan yang mahal, tetapi sudah seperti makanan selingan. Pangsa pasar es krim yang luas menjadikan es krim kini disukai oleh berbagai macam kalangan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Konsumsi es krim per kapita di Indonesia meningkat dari 0.3 liter menjadi 0.5 liter pada tahun 2004 (Fitrahdi et al 2010).

Konsumsi es krim di Indonesia mencapai 0.5 liter per kapita dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa bila dibandingkan dengan konsumsi negara lain, Indonesia masih tertinggal jauh karena di Eropa sebagai contoh, konsumsi es krim mencapai 10 liter per kapita. Meskipun begitu, diambil dari kabarbisnis.com pertumbuhan pangsa pasar es krim di Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 5-10%.

Semakin bertambahnya permintaan es krim dan tingkat konsumsi buah di Indonesia yang rendah menjadi peluang bagi produk velva buah yang merupakan perpaduan antara es krim dan buah-buahan tersebut menjadi produk alternatif konsumsi buah.Perlu dilakukan kajian pengembangan produk velva buah dan selain pengembangan produk, komersialisasi juga perlu dilakukan agar hasil penelitian ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Strategi komersialisasi velva buah dilakukan adalah dengan membuat model bisnis.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis velva buahdenganmetode customer development sehingga diketahui segmen pelanggan, proposisi nilai, dan saluran penjualan yang tepat untuk memudahkan start-up mengomersialisasikan velva buah dengan sukses.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mengacu pada metode pengembangan pelanggan (customer development).Customer development terdiri dari empat tahap yaitu pencarian pelanggan, validasi pelanggan, kreasi pelanggan, dan pendirian perusahaan (Blank dan Dorf 2012).

Pencarian pelanggan (customer discovery)merupakan tahap awal dari proses pengembangan pelanggan di mana visi produk perusahaan dituangkan dalam bentuk hipotesis yang kemudian akan diuji untuk menghasilkan kanvas model bisnis terverifikasi. Dalam tahap pencarian pelanggan terdapat empat tahap yaitu pembuatan hipotesis awal, pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi kanvas model bisnis.Verifikasikanvas model bisnis bertujuanuntuk mengetahui kelayakan model bisnis yang dibuat.

(15)

3 satu tahap yang termasuk didalam tahap validasi pelanggan (customer validation) yaitu tahap posisi produk (positioning product). Hal ini dilakukan karena tahap-tahapyang laintelah masuk ke dalam tahap eksekusi bisnis, sedangkan penelitian ini berada dalam tingkat riset.

METODE

Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi/perusahaan menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Model bisnis dituangkan dalam kanvas model bisnis yang terdiri dari sembilan blok bangunan dasar (Osterwalder dan Pigneur 2010). Kanvas model bisnis selengkapnya dijelaskan padasubbab hipotesis kanvas model bisnis.

Penelitian ini menggunakan metode customer development.Menurut Blank (2006), customer development adalah suatu kerangka kerja empat langkah (pencarian pelanggan, validasi pelanggan, kreasi pelanggan, dan pendirian perusahaan) yang berfungsi untuk menemukan dan memvalidasi pasar untuk produk yang diciptakan, membangun fitur produk yang tepat untuk mengatasi kebutuhan pelanggan, menguji metode yang benar untuk memperoleh dan mengonversi pelanggan, dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk memperbesar skala bisnis.

Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif.Untuk itu, analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman 1992).Reduksi data adalah pemilihan data dari data kasar di lapangan dan memfokuskan pada topik yang diambil.Penyajian data adalah penyusunan informasi sehingga memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Kemudian penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus selama berada dilapangan sampai didapatkan kesimpulan akhir.Teknik reduksi mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benar-benar dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka inginkan.Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Ukuran Pasar

Ukuran pasar bertujuan mengukur jumlah volume pasar produk velva buah.Dalam penelitian ini pengukuran pasardilakukan menggunakan metode bottom-up.Aulet (2013) menerangkan metode bottom-up merupakan metode terbaik untuk menghitung jumlah pasar keseluruhan yang menjadi target produk. Biasanya metode ini disebut dengan istilah “menghitung hidung/counting nose”. Metode bottom-upmenunjukkan dari hasil pencarian pasar, banyaknya pelanggan yang sesuai dengan profil segmen target pelanggan pengguna akhir produk. Daftarpelanggan, asosiasi perdagangan di pasar, dan lain-lainnyadigunakandalam metode bottom-upuntuk membantu mengidentifikasiberapa banyak pelangganyang ada,sertaberapa banyakpengguna akhir produk.

Pembuatan Prototipe Produk

(16)

4

prototipe berguna untuk mendapatkan gambaran data kebutuhan bahan baku, peralatan, dan waktu produksi. Data tersebut berguna untuk penyusunan struktur biaya dan proyeksi pendapatan.

Prototipe velva buah yang dibuat menggunakan bahan baku utama buah stroberi. Buah stroberi dipilih karena merupakan salah satu buah favorit pilihantarget pelanggan untuk dijadikan velva buah, selengkapnya dibahas pada subbab prototipe velva buah. Bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi prototipe yaitu :bubur buah stroberi, gula pasir, penstabil, dan air. Alat yang digunakan untuk produksi prototipe yaitu : kompor gas, blender, panci, timbangan, dan freezer.

Proses produksi velva buah dibuat dari bubur buah, gula dan penstabil yang dicampurdan diaduk sampai homogen kemudian campuran velva buah tersebut dibekukan didalam freezer dan dihancurkan dengan blender hingga terbentuk kristal–kristal es halusdan diperoleh tekstur menyerupai es krim(Aini 2010).Selain pembuatan prototipe, pemilihan kemasan, desain kemasan, dan penentuan nama merek juga dilakukan.

Pencarian Pelanggan

Pencarian pelanggan (customer discovery) merupakan penentuan visi dan misi bisnis yang dituangkan dalam hipotesis.Hipotesis ini kemudian diuji ke lapangan untuk menghasilkan model bisnis yang terverifikasi.Terdapat empat langkah dalam pencarian pelanggan yaitu penyusunan hipotesis awal, pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi model bisnis.Proses iterasi dilakukan apabila hasil pengujian belum menjawab masalah pelanggan dan kanvas model bisnis belum layak. Iterasi merupakan pengulangan tahap customer discoverydari awal.Tahap ini menghasilkan model bisnis yang terverifikasi (Blank dan Dorf 2012).

Penyusunan kanvas model bisnis nol

Penyusunan kanvas model bisnis nol ini merupakan penyusunan hipotesis ke dalam kanvas model bisnis yang akan diuji. Osterwalder dan Pigneur (2010) mendesain kanvas model bisnis yangterdiri dari sembilan elemen model bisnis yaitu segmen pelanggan (customer segment), proposisi nilai (value proposition), saluran penjualan (channel), hubungan pelanggan (customer relationship), arus pendapatan (revenue stream), sumberdaya utama (key resource), aktifitas utama (key activities), mitra utama (key partner), dan struktur biaya (cost structure). Pembuatan hipotesis ini dilakukan berdasarkan analisisukuran pasar dan studi literatur. Analisis ukuran pasar (market size) dilakukan terlebih dahulu sebelum kanvas model bisnis disusun.

Pembuatan kanvas model bisnis

(17)

5

Pengujian masalah

Pengujian masalah berguna untuk memahami masalah yang dihadapi pelanggan.Pengumpulan data yang digunakan dalam pengujian masalah adalah melalui kuesioner.Pada pengujian masalah, kuesioner diajukan kepada responden/target pelanggan berdasarkan hipotesis kanvas model bisnis awal. Responden berjumlah 50 orang dengan rentangusia 15-55 tahun, daftar responden pengujian masalah disajikan di Lampiran 6. Pertanyaan yang diajukan pada pengujian masalah digunakan untuk mengetahui permasalahan atau kebutuhan pelanggan serta solusinya.Tahapan pengujian masalah difokuskan untuk menguji elemen proposisi nilai, segmen pelanggan, dan saluran penjualan dalam kanvas model bisnis.Panduan pengujian masalah dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pengujian solusi

Tahap pengujian solusi ini bertujuan untuk mengujisolusi.Solusi yangditawarkan berupa prototipe velva buah stroberi yang kemudian diujicobakan ke responden/target pelanggan.Responden diminta memberi masukan untuk prototipe velva buah yang ditawarkan.Metode pengujian solusi dilakukan dengan ujicoba prototipe velva buah dan memberikan kuesioner.Jumlah responden pada pengujian solusi sebanyak 50 orang yang berasal dari responden pengujian masalah dan responden baru. Responden baru menggantikan responden lama dikarenakan perbedaan lokasi pengujian, sehingga responden lama berjumlah 4 orang yang tinggal di kota Padang dan kota Magetan digantikan responden baru berjumlah 4 orang yang tinggal di kota Bogor dan kota Jakarta.Daftar respondenpengujian solusi disajikan di Lampiran 7.Tahap pengujian solusi menguji elemen proposisi nilai, segmen pelanggan, saluran penjualan, dan arus pendapatan dalam kanvas model bisnis.Panduan pengujian solusi disajikan pada Lampiran 2.

Verifikasi kanvas model bisnis

Tahap verifikasi kanvas model bisnis dilakukan untuk mengetahui kelayakan model bisnis yang dibuat dengan membandingkan hasil pengujian masalah dan pengujian solusi dengan hipotesis awal kanvas model bisnis dan mengevaluasi apakah solusi yang ditawarkan membantu masalah pelanggan.Perbaikan ulang kanvas model bisnis dilakukan bila terdapat elemen yang tidak sesuai antara hasil pengujian dan respon pelanggansehingga setelah diverifikasi didapatkan model bisnis yang layak.

Validasi Pelanggan

(18)

6

Posisi produk (positioning produk)

Posisi produk bertujuan untuk membangun persepsi pelanggan tehadap produk. Selain itu, posisi produk membantu memperjelas fitur dan manfaat produk bagi pelanggan terhadap produk kompetitor lain.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan September 2013– Januari 2014.Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner.Pembuatan produk dilakukan di Laboratorium Pengawasan Mutu Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB.Instrumen penelitian terdiri atas prototipe produk velva buah, kanvas model bisnis, dan kuesioner.

Gambar 1Tahapan penelitian model bisnis velva buah

Tidak

Ya

Pembuatan hipotesis kanvas model bisnis

Pengujian masalah

- Desain pengujian - Kuesioner

- Memahami permasalahan

- Mendapatkan gambaran target pasar

Mulai

Pengujian solusi

- Desain pengujian

- Pengujian prototipe velva buah - Kuesioner

- Revisi kanvas model bisnis

Verifikasi kanvas model bisnis

Apakah model bisnis sudah

layak ?

Kanvas model bisnis Ukuran pasar

(19)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Pasar

Penyusunan kanvas model bisnis velva buah mengacu pada ukuran pasar dari velva buah. Blank dan Dorf (2012) menyebutkanukuran pasar yang ditentukan adalah total pasar yang dituju (total addressable market), pasar yang sudah terlayani (served available market), dan target pasar yang mau dilayani (target market). Analisis ukuran pasar velva buah dilakukan dalam pasar Indonesia, khususnya kota Bogor, kecamatan Bogor Barat, provinsi Jawa Barat. Setelah dilakukan analisis ukuran pasar, dilakukan penyusunan kanvas model bisnis velva buah.

Total addressable market (TAM)

TAM menunjukkan jumlah dari pendapatan tahunan yang didapatkan jika pangsa pasar velva buah mencapai 100%(Aulet 2013) di pasar frozen dessert.TAM ditentukan dengan menghitung perkiraan pendapatan berdasarkan jumlah uang yang dihabiskan oleh target pelanggan dan berapa nilai yang diberikan oleh velva buah. Target pasar velva buah adalah segmen remaja dan dewasa kelas ekonomi menengah.Menurut data BKKBN jumlah segmen remaja dan segmen dewasa di Indonesia adalah sebesar 222 juta jiwa penduduk.Sementara itu laporan Bank Duniamenghitung, sebanyak 57% dari penduduk Indonesia termasuk kelas menengah dengan penggunaan uang sebesar 2-20 dolar AS per hari untuk beragam barang. Dengan harga jual produk velva buah Rp 6 000 per kemasan cup ukuran 4 oz, nilai TAM velva buah per tahun diperkirakan sebesar759 miliar rupiah.

Served available market (SAM)

Served available market merupakan jumlah pasar yang dijangkau oleh produk velva buah.Produk velva buah akan dipasarkan di kota Bogor. Dari jumlah penduduk keluarga kelas menengah di kota Bogor, jumlah penduduk remaja dengan rentang umur 15–24 tahun adalah sebanyak 178 678 jiwa sedangkan jumlah penduduk dewasa dengan rentang umur 25–55 tahun sebanyak 451 158 jiwa(BPS 2013a).Total SAM velva buah dengan segmen remaja dan dewasa yang tinggal di kota Bogor adalah sebesar 629836 jiwa setara dengan 3.7 miliarrupiah per tahun.

Target market (TM)

(20)

8

Laporan BPS (2013b), menunjukkan penduduk kecamatan Bogor Barat didominasi oleh penduduk muda dengan usia produktif. Hal ini sesuai dengan target market velva buah yang juga membidik segmen remaja. Selain itu produk velva buah juga membidiksegmen kelas menengah di kecamatan Bogor Barat.Mencari kelas menengah dilakukan dengan mencari data keluarga yang tinggal di rumah yang layak huni. Dari 55 298 bangunan terdapat 660 yang tidak layak huni,1042 rumah tinggal di bantaran sungai, dan 338 rumah termasuk pemukiman kumuh. Dengan asumsi tiap rumah tangga diisiempat anggota keluarga(bapak, ibu, dan dua orang anak) dan setidaknya terdapat 1 anggota keluarga menjadi target potensial velva buah.Jumlah target pasar velva buahadalah sekitar 53 ribu jiwa setara dengan 318 jutarupiah per tahun.

Prototipe Velva Buah

Velva buah yang dibuat sebagai prototipe adalah velva buah stroberi.Diagram alir proses pembuatan velva stroberi disajikan dalam Lampiran 3. Berdasarkan hasil survei kepada responden target pelanggan melalui kuesioner, didapatkan buah stroberi adalah buah yang paling disukai untuk dijadikan velva buah dengan persentase yang memilih sebanyak 48% dari 50 responden diikuti buah mangga 29% dan buah jeruk 23% lihat Gambar 2a.

Proses pembuatan prototipe memerlukan takaran bahan baku yang tepat agar diperoleh produk akhir yang baik. Mengacu pada penelitian (Wibowo 1992) takaran bahan baku bubur buah(air : buah) yang dibuat adalah 1:1, gula 25% dan penstabil 0.25%.Fitur produk velva buah berwujud seperti es krim, memiliki tekstur butiran-butiran kristal es halus menyerupai es krim, dingin dan segar ketika dikonsumsi. Kemasan sebagai wadah untuk mengonsumsi velva buah yang digunakan adalah kemasan primer jenis cup dengan ukuran 4 oz atau setara 118 ml. Hasil survei kemasan dapat dilihat di Gambar 2b.

Gambar 2aPersentase buah favorit responden, 2b Persentase kemasan pilihan responden

Kemasan cup dipilih karena hasil survei kepada 50 responden target pelanggan, sebanyak 59% dari total responden tersebut memilih cup sebagai wadah/kemasan untuk menikmati velva buah dan sebanyak 21%responden memilih cone, sebanyak 20% memilih stik untuk mengonsumsi velva buah.Kemasan cup dipilih karena praktis untuk dibawa dan mudah dikonsumsi

(21)

9 dengan bantuan sendok. Dalam satu sajian cup, berisi dua kali scoop velva buah atau setara 120 ml velva buah.

Warna kemasan dibuat warna putih.Diadaptasi dari entrepreneur.combahwa warna putih terasosiasi dengan kesederhanaan, kebersihan, dan kemurnian.Mata manusia cenderung memandang warna ini sebagai warna yang brilian, dampaknya warna ini sangat menarik perhatian mata.Untukdesain merek dibuat menggunakan font jenishandwritten supaya mudah dibaca dan memberikan kesan tulisan tangan.Warna merek velva buah menggunakan variasi dua warna, warna ungu dan pink tua.Warna ungu yang merupakan campuran warna merah dan biru ini menggambarkan kemegahan.Sedangkan warna pink tua berasosiasi dengan energi, kalangan muda dan kegembiraan.Pink tua dapat juga digunakan untuk produk trendi atau tidak mahal.Desain kemasan dapat dilihat di Lampiran 4.

Variasi buah sementara yang dibuat untuk velva buah adalah buah stroberi. Buah yang akan dikembangkan selanjutnya adalah buah mangga dan jeruk.

Gambar 3dibawah ini menunjukkan prototipe

velva buah stroberi.

Gambar 3 Prototipe velva buah stroberi

Hipotesis Kanvas Model Bisnis

Kanvas model bisnis adalah sebuah alat yang dirancang untuk membangun dan menggali ide bisnis. Kanvas model bisnis juga merupakan alat visual yang memungkinkan pemula(start-up) untuk tetap fokus pada penciptaan nilai dan tidak membuang-buanguang dan waktu. Kanvas model bisnis memungkinkan start-upuntuk mendokumentasikan 9 area dalam model bisnis.Sembilan area model bisnis tersebut antara lain segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, arus pendapatan, sumberdaya utama, aktivitas utama, mitra utama, dan struktur biaya. Dalam 9 area tersebut dituangkan hipotesis-hipotesiskonsep awal bisnisvelva buah secara ringkas. Gambar 4 menampilkan kanvas model bisnis awal termasuk hipotesis-hipotesisnya.

Segmen pelanggan

(22)

10 bahan baku langsung biaya tenaga kerja langsung overhead

-Biaya non produksi administrasi, pemasaran

• penjualan produk

masyarakat yang tinggal di kota. Secara psikografis, segmen pelanggan yang dituju ialah segmen masyarakat kelas menengah. Secara demografis, segmen pelanggan yang dipilih adalah remaja dengan usia 15-24 tahun, dan segmen dewasa/ibu rumah tangga dengan usia 25-55 tahun.

Segmen ibu rumah tangga dipilih karena ibu rumah tangga memegang peran penting penentu pembelian dalam keluarga.Ibu rumah tangga menguasai 85% pembelian produk dan layanan untuk keluarganya dan menguasai 93% pembelian makanan keluarga (Yuswohady 2012).

(23)

11 Gambar 4 Hipotesis kanvas model bisnis velva buah

Proposisi nilai

Proposisi nilai berisi gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik.Dalam hal ini, proposisi nilai merupakan kesatuan, atau gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Proposisi nilai mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan (Osterwalder dan Pigneur 2010).

Proposisi nilai yang ditawarkan adalah produk makanan penutup yang sifatnya beku sebagai camilan buah-buahan. Nilai tambah dari produk ini antara lain, bahan utama buah-buahan, mengandung vitamin C yang tinggi, rendah lemak, dan praktis. Buah–buahan sangat baik dikonsumsi, sebagai salah satu upaya untuk mencegah obesitas. Selain sayur, buah juga mengandung serat larut yang akan membantu penyerapan gula lebih lambat, mencegah munculnya penyakit degeneratif dan menjaga peningkatan kadar gula agar tidak berlebihan dan juga tidak menurun drastis. Produkvelva buah diharapkan dapat membantu konsumsi buah masyarakat.

Saluran penjualan

Saluran penjualanmerupakan sarana perusahaan untuk berkomunikasi dengan segmen pelanggan dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai (Osterwalder dan Pigneur 2010). Pada hipotesis model bisnis awal yang dibuat, saluran penjualanyang dipilih antara lain berupa penjualan langsung lewat outlet dan boothdan penjualan tidak langsung lewat minimarket. Pemilihan saluran penjualan langsung di outlet didasarkan atas tren kumpul bersama atau nongkrong di café atau restoran siap saji dan sejenisnya setelah selesai sekolah, kuliah, atau pulang kerjayang sekarang menjadi sebuah gaya hidup. Dalam kompas.com juga dituliskan bahwa disekolah-sekolah usai jam pelajaran, di kampus-kampus diantara jam kuliah, bahkan dikantor-kantor sepulang jam kerja, akan mudah dijumpai kelompok-kelompok remaja dan orang dewasa duduk-duduk di café atau resto.

Sedangkan saluran penjualan lewat minimarket dipilih karena banyaknya minimarket hampir di setiap persimpangan atau sepanjang jalan yang menjadi tempat belanja kebutuhan masyarakat menjadi peluang untuk menjual velva buah.Apipudin (2013) memaparkan pertumbuhan minimarket tahun 2007-2012 terus meningkat, jumlah gerai minimarket di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17.57% per tahun yaitu meningkat dari 10 365 gerai menjadi 18 152 gerai pada tahun 2012.

Hubungan pelanggan

Hubungan pelanggan menggambarkantindakan perusahaan dalam menjalin hubungan baik dengan pelanggannya.Menurut Blank dan Dorf (2012) ada tiga prinsip penting dalam membangun hubungan pelanggan yaitu get, keep, dan grow.

(24)

12

Strategi getdilakukan dengan mengenalkan produk velva buah ke pelanggan dan menarik perhatian pelanggan, sehingga membuat pelanggan membeli velva buah. Caranya dengan promosi menggunakan brosur yang disebarkan disekitar lokasi penjualan, memasang baliho, dan promosi online melalui media sosial.Pelanggan zaman abad 21 sekarang, mulai mencari tahu referensi produk-produk secara online (Blank 2006).

Strategi keeppelanggan velva buah dilakukan dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Caranya dengan memberikan pelayanan yang ramah, memberikan hadiah souvenir kepada pelanggan setia, menambah dan memperbarui produk velva buah, survei kepuasan pelanggan dan menyediakan saluran keluhan pelanggan.

Strategi growadalah meningkatkan pendapatan dengan metode bump & upsell, metode ini menghasilkan nilai transaksi yang lebih besar setiap kali pelanggan membeli produk perusahaan (Suhud 2009). Fokus strategi ini untukmendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dari kedatangan pelanggan.Strategi ini dilakukan dengan memberikan penawaran produk lain (smoothies, cone, dan waffle) ke setiap pelanggan yang baru saja melakukan pembelian produkvelva buah atau menawarkan diskon 50% untuk semua pembelian produk velva buah setelah pelanggan membelanjakan minimal Rp 100 000.

Arus pendapatan

Arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing–masing segmen pelanggan (Osterwalder dan Pigneur 2010). Dalam hipotesis model bisnis awal yang dibuat, arus pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan produk kepada pelanggan. Penentuan harga jual produk didasarkan pada harga-harga makanan penutup yang sifatnya beku di outlet-outlet es krim, toko kelontong dan toko swalayanserta melalui perhitungan biaya dengan metode full costing dan margin profit sebesar 50%.Harga jual produk yang ditawarkan adalah Rp 6000 per kemasan cup kertasukuran 4oz.Kapasitas produksi mencapai 5000 cup per bulan dan pendapatan yang diterima setiap bulan sebesar 30.7 juta rupiah. Perhitungan pendapatan dan laba bersih disajikan pada Lampiran 5.

Sumberdaya utama

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) sumberdaya memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Sumberdaya yang dibutuhkandiantaranya adalah sumberdaya bahan baku, peralatan produksi, finansial dan manusia.

(25)

13

Aktivitas utama

Aktivitas utama adalah hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja atau tindakan–tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses (Osterwalder dan Pigneur 2010).Pada bisnis velva buah ini aktivitas utamayang harus dilakukan adalah pemasaran, karena pengenalan produk menjadi aktifitas penting yang harus dilakukan. Aktivitas lainnya antara lain pengadaan bahan baku untuk menjaga kelangsungan produksi, produksi velva buahbertujuan untuk menciptakan proposisi nilai kepada pelanggan, dekorasi saluran penjualan bertujuan untuk menarik pelanggan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan, dan terakhir aktivitas utama bisnis velva buahyaitu pengembangan produk velva buah untuk menciptakan ragam produk velva buah yang lebih enak dan menarik.

Mitra utama

Mitra utama adalah jaringan pemasok (supplier) atau mitra lainyang membantu membuat model bisnis dapat bekerja serta membantu untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko atau memperoleh sumberdaya mereka (Osterwalder dan Pigneur 2010) tanpa menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Mitra utama yang perlu dijalin dalam bisnis velva buah antara lain pemasok bubur buah dari CV. PROMINDO UTAMA Cirebon, Jawa Barat. Pemasok bahan penstabil dari Toko Setia Guna Bogor, Jawa Barat. Pemasok gula dari toko grosir guladi pasar terdekat. Pemasok kemasan dan peralatan produksi dari Toko Resto Mesin Bekasi.Kemitraan juga dijalin dengan pemilik ruko atau foodcourtdan pengelola minimarket sebagai mitra untuk saluran penjualan.

Struktur biaya

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis (Osterwalder dan Pigneur 2010). Struktur biaya yang efisien menjadi kunci besarnya laba perusahaan (PPM Manajemen 2012). Pada model bisnis velva buah ini, analisis biaya menggunakan metode full costing untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian bisnis.Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi (production cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor) dan biaya overhead.Biaya non produksi terdiri atas biaya pemasaran dan administrasi.

Pada pembuatan kanvas model bisnis velva buah pertama, bisnis velva buah dilakukan dengan menjual jual langsung velva buah dengan pilihan enam jenis velva buah yang ditawarkan kepada pelanggan lewat outlet velva buah. Rincian biaya investasi bisnis velva buah disajikan pada Tabel 1. Jumlah harga yang tercantum adalah harga yang akurat yang diperoleh dari pemasok resmi dan toko resmi yang menjual alat dan bahan terkait. Kapasitas produksi velva buah direncanakan 500 L per bulan setara dengan 5000 cup velva buah. Spefisifikasi lengkap peralatan yang tercantum dalam biaya investasi disajikan di Lampiran12.

(26)

14

Uraian Unit Harga /

unit(Rp) Total(Rp)

Umur

Freezer topping 1 34660000 34660000 10 3466000

Sendok topping 12 5000 60000 1 60000

Total biaya 124862000 16 209 666

Tabel 2 Biaya produksivelva buah / bulan

Uraian Satuan Unit Harga / Unit

Biaya tenaga kerja

Karyawan 3 1 500 000 4 500 000

(27)

15

Overhead

Listrik 500000

Pemeliharaan alat 1 000 000

Pemeliharaan outlet 1 000 000

Penyusutan alat 1 350 805

Biaya non produksi

Pemasaran 1 500 000

Administrasi 500 000

Total 20745 805

Tabel 3 Harga jual velva buah

Uraian Harga (Rp)

Biaya produksi / unit 4149.0

Margin 50 % 2074.5

Total 6223.5

Pencarian Pelanggan

Pengujian masalah

Pengujian masalah dilakukan pada responden segmen remaja dan dewasa (pria dan wanita)sebanyak 50 responden dengan rincian 69% wanita dan 31% pria. Beberapa masalah yang kemungkinan dihadapi responden diujikan kepada responden.Masalah yang diuji yaitu masalah rendahnya konsumsi buah-buahan.

Setelah dilakukan pengujiankepada responden tersebut, dapat diketahui para responden pria maupun wanitasebagian besar kurang atau jarang sekali mengonsumsi buah.Umumnya disebabkan karenaresponden malas mengupas buah dan menyajikan buah hingga siap dikonsumsi.Persentase masalah responden tersebut disajikan dalam Gambar 5a, sebanyak 50% dari responden jarang mengonsumsi buah karena malas mengupas dan menyajikan.Sedangkan 36% karena responden tidak punya waktu untuk membelidan sebanyak 14% karena harga buah-buahan yang mahal.

(28)

16

Gambar 5a Persentase alasan responden jarang makan buah, 5b Persentase responden yang menginginkan produk alternatif konsumsi buah

Para respondenmenyatakan mereka memerlukan produk alternatif konsumsi buah-buahan untuk membantu mereka dalam mengonsumsi buah.Hal tersebut ditegaskan pada hasil pengujian kuesioner pada Gambar 5b, sebanyak 74% responden menginginkan adanya produk alternatif untuk konsumsi buah.

Para responden sadar dan mengakui jika mereka kurang/jarang sekali mengonsumsi buah untuk itu mereka mengharapkan adanya produk untuk konsumsi buah yang praktis tanpa harus repot mengupas dan menyajikan.

Setelah pengujian permasalahan kepada responden terjadi perubahan model bisnis pada elemen proposisi nilai dari yang awalnya produk velva buah diposisikan sebagai produk camilan buah-buahansaja setelah pengujian masalah berubah menjadi velva buah diposisikan sebagai produk camilan sekaligus alternatif konsumsi buah untukmemenuhi asupan buah harian.Perubahan model bisnis elemen proposisi nilai dapat dilihat pada Gambar 6a dan 6b.

.

Gambar 6a Perubahan elemen proposisi nilai kanvas model bisnis

Perubahan kanvas model bisnis juga dilakukan karenapada hasil pengujian masalah 59% dari 50 responden mengonsumsi buah-buahan untuk menjaga kesehatankemudian sebanyak29% dari 50 responden yang menyatakan buah-buahandikonsumsi sebagai camilan saja,responden sisanya mengonsumsi buah untuk menjaga berat badan dan vegetarian.Hasil pengujian permasalahan

(b) (a)

Proposisi nilai

camilan buah praktis rendah lemak

Proposisi nilai

alternatif konsumsi buah

menjaga asupan buah harian untuk kesehatan

praktis rendah lemak

(29)

17 Bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Overhead

-Biaya non produksi Administrasi, pemasaran

• penjualan produk

konsumen dapat dilihat pada Gambar 7a dan 7b.Sebanyak 57% responden menginginkan produk yang alami tanpa bahan tambahan pangan berbahaya.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sudah semakin sadar terhadap kesehatan.Hasil pengujian masalah ini didukung oleh riset dari lembaga riset AC Nielsen yang menyatakan penetrasi penjualan obat yang bisa dibeli bebas (over the counter/OCT) segmen vitamin mencapai 34% pada konsumen perkotaan Indonesia.Pada kelas menengah terjadi peningkatan, baik pada frekuensi pembelian (meningkat 0.7%) maupun pada nilai pembelanjaan (meningkat 14.1%) untuk vitamin. Tren tersebut bisa mengindikasikan bahwa konsumen terutama kelas menengah semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Mereka lebih sadar untuk mencegah datangnya penyakit daripada mengobatinya.

(30)

18

95% 5%

Ya

Tidak

Gambar 7a Persentase tujuan responden mengonsumsi buah, 7b Persentase responden yang menginginkan produk alami

Pengujian solusi

Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden campuran antara responden lama dan responden baru pada pengujian masalah.Responden baru menggantikan responden lama karena perbedaan tempat tinggal.Responden baru berjumlah 4 orang menggantikan responden yang tinggal di kota Padang dan kota Magetan.

Pada pengujian solusi ini peneliti mengembangkan prototipe produk velva buah yang memiliki teksturmenyerupai es krimdengan bahan baku buah stroberi. Produk ini dipilih sebagai solusi karena mewakili produk camilan yang dapat menjadi alternatif konsumsi buah untuk menjaga kesehatan dan membantu memberikan asupan buah harian.Pengujian solusi dimaksudkan untuk menjawab permasalahan responden berdasarkan pengujian masalah.Tabel 4 menunjukkan

daftar masalah konsumsi buah serta solusi yang

ditawarkan.

Gambar 8 Persentase jumlah responden yang menyukai velva buah

Hasil pengujian solusi menunjukkan hasil yang positif, solusi yang ditawarkan dalam bentuk velva buah disukai dan diterima oleh para responden/target pelanggan.Para responden setuju jika produk velva buah tersebut membantu mengonsumsi buah lebih praktis dan cocok sebagai camilan maupun sebagai alternatif untuk konsumsi buah. Hal tersebut ditegaskan dari hasil pengujian solusi yang tersaji pada Gambar 8 diatas, bahwa sebanyak 95% responden menyukai velva buah yang ditawarkan.

(31)

19

Tabel 4 Solusi yang ditawarkan terkait masalah konsumsi buah

Masalah pelanggan Solusi yang ditawarkan

- Kurang mengonsumsi buah karena malas

mengupas dan meyajikan

- Menginginkan alternatif konsumsi buah

- Menginginkan konsumsi buah dalam bentukyang

praktis, sehat, alami tanpa bahan tambahan pangan berbahaya

- Produk pangan segar bahan baku

utama buah–buahan

- Praktis dikonsumsi dalam cup

- Baik untuk kesehatan pencernaan

dan mencegah penyakit degeneratif

- Rendah lemak

- Tidak menggunakan pengawet,

pewarna dan perasa buatan

Fitur dari produk velva juga menjadi menjadi pertimbanganyang penting bagi responden.Hasil pengujian solusi menunjukkan fitur velva buah yang disukai responden adalah rasa, tekstur dan harga.Fitur tersebut dipilih karena menarik

respondenuntuk mencoba dan membeli velva buah.Hasil pengujian solusi terhadap fitur velva buah disajikan dalam Gambar 9.

Gambar 9Persentase fitur velva buah yang dipilih pelanggan

Rasa memang salah satu faktor yang sangat penting dalam pangan, terutama dalam bisnis pangan.Agromedia (2007) menyatakan bahwa selain lokasi, dalam berbisnis makanan faktor yang perlu diperhatikan adalah rasa. Rasa yang enak akan membuat produk tersebut disukai pelanggan dan membuat pelanggan puas. Pelanggan yang puas tersebut akan dengan senang hati merekomendasikan produk tersebut kepada orang–orang terdekatnya sehingga secara tidak langsung telah membantu perusahaan dalam promosi. Hal ini menguntungkan perusahaan karena membantumeningkatkan jumlah pelanggan dan promosi tersebut tidak mengeluarkan biaya serta cukup efektif karena promosi dilakukan melalui mulut ke mulut (word of mouth).

(32)

20

responden memilih outlet sebagai tempat untuk membeli velva buah, sisanya sebanyak 25% memilih minimarket dan 4% memilih booth.Persentase saluran penjualan pilihan responden disajikan dalam Gambar10.

Gambar 10 Persentase saluran penjualan pilihan responden

Ketika memilih saluran penjualan outlet, responden ingin menikmati velva buah yang merupakan jenis makanan penutup beku (frozendessert) ini sambil santai dan mengobrol bersama teman maupun keluarga.Hal inisesuai dengan hipotesis awal kanvas model bisnis elemen saluran penjualan bahwa masyarakatsebagai konsumen sekarang suka kumpul bersama / nongkrong di café, restoran ataupun sejenisnya setelah selesai sekolah, kuliah, atau pulang kerja dan hal tersebut menjadi gaya hidup. Para konsumen yang kebanyakan kalangan muda tidak hanya sekedar menikmati makanan/minuman yang disajikan tapi juga diselingi dengan bercanda, bergurau dan berbagi cerita bersama. Menurut penelitian The Nielsen Regional Retail Highlight, ramainya kalangan muda mengunjungi resto-resto seperti itu karena konsep tempat dianggap sesuai dengangaya hidup orang Indonesia khususnya ibukota Jakarta. Jadi tanpa konsep tempat yang sesuai maka konsumen enggan untuk mampir.Untuk itu outlet velva buah akan didesain senyaman mungkin sehingga konsumen merasa nyaman dan puas. Desain outlet velva buah dapat dilihat di Lampiran 9.

Hasil riset terbaru Qraved.com, situs pencarian dan reservasi restoran di Jakarta, mengungkapkan bahwa masyarakat ibu kota kini memiliki kebiasaan makan di restoran. Temuan ini mengindikasikan adanya pergeseraan tren mengenai perilaku mengonsumsi makanan di Jakarta. Menurut hasil penelitian yang berjudul Jakarta Dining Index, kunjungan orang Jakarta ke restoran sepanjang 2013 mencapai 380 juta kali dan menghabiskan total US$ 1.5 miliar (17 triliun rupiah). Menggeliatnya konsumsi makan di restoran ini juga ditopang oleh pertumbuhan restoran kelas menengah dan atas hingga 250% dalam lima tahun terakhir. Di Bogor juga terdapat banyak sekali restoran, terdapat 122 restoran yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tahun 2010. Sehingga dengan dipilihnya outlet sebagai saluran penjualan merupakan pilihan yang akan membantu penjualan velva buah lebih mudah.

(33)

21 Bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Overhead

-Biaya non produksi Administrasi, pemasaran

• penjualan produk

Bahasa Provinsi Jateng,kata outlet dalam bahasa inggris berarti toko atau tempat penjualan.Kata outlet mengandung pengertian bahwa toko atau tempat penjualan itu hanya menjual barang-barang yang merupakan satu produk tertentu dengan merek tertentu.Sedangkan kata gerai merupakan kedai kecil/meja tempat menjual barang, yang mengandung pengertian bahwa gerai bukanlah toko, tetapi meja/kedai keciltempat menjual barang-barang.Jadi didalam toko bisa terdapat beberapa gerai.

Gambar 11aPerubahan elemen saluran penjualan kanvas model bisnis

Gambar 11b Kanvas model bisnis 2

(34)

22

Verifikasi kanvas model bisnis

Verifikasi kanvas model bisnis dilakukan pada kesembilan elemen model bisnis. Menurut Blank (2006), verifikasi merupakan tahap untuk mengetahui masalah pelanggan yang didapat dan produk yang ditawarkanperusahaan dapat menjadi solusi bagi masalah pelanggan tersebut, lalu verifikasi juga untuk

mengetahui apakah pelanggan mau membeli

produkperusahaansehinggamemberikan pendapatan ke perusahaandan menjadikan model bisnis yangmenguntungkan. Verifikasi dilakukan pada elemen proposisi nilai,segmen pelanggan dan arus pendapatan.

Verifikasi pada elemen proposisi nilai menunjukkan sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan pelanggan. Proposisi nilai untuk velva buah adalah produk velva buah dengan bahan baku utama buah–buahan yang disajikan dengan kemasan yang praktis, dibuat dengan bahan alami tanpa pengawet, pewarna, dan perasa tambahan juga rendah lemak, baik untuk kesehatan pencernaan dan mencegah penyakit degeneratif. Hal tersebut terbukti darijumlah responden yang menyukai velva buah yang ditawarkan adalah sebanyak 95% dari 50 responden pada pengujian solusi.Hasil pengujian solusi tersebut juga menandakan bahwa segmen remaja dan dewasa/ibu rumah tangga menjadi target pelanggan yang tepat bagi produk velva buah. Sehingga elemen segmen pelanggan pada kanvas model bisnis tidak berubah.

Verifikasi pada elemen arus pendapatan, dihasilkan bahwa pendapatan perusahaan diperoleh melalui penjualan langsung produk velva buah melalui outlet.Harga jual velva buah yang bisa dijangkau oleh responden/target pelanggan adalah antara Rp 5 000–Rp 15 000. Hasil verifikasi diperoleh sebanyak 46% dari total responden mau membayar Rp 5 000 per cup velva buah dan sebanyak 46% lagimau membayar Rp 5 000–Rp 15 000 per cup velva buah.Gambar 12 menampilkan persentase harga yang mampu dibayar responden.

Dalam menentukan harga jual, menurut natural cooking club, sederhananya harga jual adalah biaya produksi ditambah profit. Biaya produksi adalah jumlah dari biaya bahan baku, biaya overhead, biaya tenaga kerja dan ditambah biaya kemasan. Setelah biaya produksi total diketahui barulah ditambahkan persentase profit yang ingin didapatkan. Menentukan profit bebas untuk setiap individu/perusahaan. Profit yang akan diambil nilainya bisa berbeda untuk setiap perusahaan, tergantung pada target pasar dan ekspektasi masing-masing. Setelah ditentukan besaran profit maka bisa dihitung harga jual produk. Dalam bisnis velva buah ini seperti yang sudah diterangkan pada hipotesis kanvas model

(35)

23

Gambar 12Distribusi responden menurut kemampuan membeli velva buah Setelah mengetahui total target pasar produk velva buah, kemudian ditentukan jumlah estimasi pasar untuk penetrasi velva buah. Dalam menentukan pasar untuk penetrasi velva buah, Jensen (2001) menyarankan untuk mengalikan dengan 2% dan 6% dari target pasaruntuk produk konsumsi dan 10% dan 40% dari target pasar untuk penetrasi pasar produk bisnis.

Makajumlah pasar untuk penetrasi velva buah yang termasuk produk konsumsi adalah antara 487-1462 jiwa.Rentang angka tersebut menurut Jensen (2001) adalah estimasi jumlah pasar produk velva buah.Berdasarkan hasil survei kuesioner, frekuensi responden membeli velva buah adalah 2 kali dalam seminggu atau 8 kali dalam sebulan, maka nilai target pasar velva buah dengan 1462 jiwaper bulan adalah 70 juta rupiah per bulan.

Frekuensi pembelian velva buah 8 kali per bulan oleh target pelanggan potensial,menyebabkan naiknya kapasitas produksi velva buahmenjadi 12ribu cup per bulan dari yang awalnya 5000 cup per bulan.Sehingga terjadi perubahan biaya produksi velva buah per bulannya.Perubahan biaya tersebut disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Biaya produksi velva buah per bulan

Uraian Satuan Unit Harga / Unit

(Rp) Total(Rp)

Biaya produksi

Puree stroberi L 120 30000 3600000

Puree manga L 120 25000 3000000

Puree nanas L 120 25000 3 000000

Puree jeruk L 120 25000 3000000

Air L 480 263 126240

Topping stroberi Kg 10 40 000 400000

Topping cokelat Kg 10 40 000 400000

Topping blueberry Kg 10 40 000 400000

Topping caramel Kg 10 40 000 400000

Mocca Kg 10 40 000 400000

Bubble gum Kg 10 40 000 400000

Kiwi Kg 10 50 000 500000

Mangga iris Kg 10 50 000 500000

Gula Kg 36 12000 432000

Penstabil gr 600 300 180000

(36)

24

Sendok pcs 12000 50 60000

Tabung gas pcs 4 20000 80000

Biaya tenaga kerja

Karyawan 4 1 500 000 6000 000

Sewa tempat 1 000 000 1 000 000

Overhead

Listrik 500000

Pemeliharaan alat 1 000 000

Pemeliharaan outlet 1 000 000

Penyusutan alat 1 350 805

Biaya non produksi

Pemasaran 1 500 000

Administrasi 500 000

Total 34529045

Tabel 6 Perhitungan pendapatan dan laba bersih per bulan

Uraian Satuan Unit

Harga jual /

unit (Rp) Total (Rp)

Sorbet stroberi Cup 2000 7000 14 000 000

Sorbet manga Cup 2000 6000 12 000000

Sorbet nanas Cup 2000 6000 12 000000

Sorbet jeruk Cup 2000 6000 12 000000

Sorbet mangga stroberi Cup 2000 6000 12 000000 Sorbet nanas jeruk Cup 2000 6000 12 000000 Laba kotor

74 000 000

Biaya produksi 32529045

Biaya non-produksi 2 000 000

Laba bersih 39 470955

Laba bersih yang diperoleh sebesar 39.4 juta rupiah per bulan dengan penjualan 6 jenis varian velva buah. Modal awal yang diperlukan sebesar 124 juta rupiah, maka dengan laba bersih 39.4 juta rupiah, modal akandiperoleh kembali (payback period/PBP) selama 3 bulan. Perhitungan payback period/PBP disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Perhitungan PBP bisnis velva buah

Uraian Harga (Rp)

Biaya investasi 124 862 000

Laba (per bulan) 39 470 955

(37)

25

Posisi Produk

Posisi produk (positioning),menurut Philip Kotler, Bapak Pemasaran Modern, dalam the-marketeers.commengatakan positioning sebagai tindakan mendesain penawaran dan citra perusahaan sehingga perusahaan bisa berada di posisi kompetitif yang bermakna dan berbeda di benak pelanggan. Sementara itu, Hermawan Kartajaya mendefinisikan positioning sebagai proses menempatkan keberadaan perusahaan di benak pelanggan dengan membangun kepercayaan pelanggan.Positioning merupakan being strategy atau alasan bagi sebuah produk maupun merek bersaing di pasar. Dengan kata lain, positioning ini merupakan upaya untuk menyatakan identitas sebuah produk maupun merek. Untuk membangun positioning yang kuat,strategi 4C bisa digunakan untuk proses ini. Strategi 4C, antara lain adalah Customer, Company, Competitor dan Change.

Customer

Dalam kaitan dengan pelanggan, positioning dipahami sebagai faktor yang membuat pelanggan memiliki alasan untuk membeli produk yang ditawarkan.Dalam hal ini, produk harus diposisikan sebagai yang memiliki nilai lebih untuk pelanggan.Maka, velva buah mengusung tagline "Makan buah gak bikin resah".Velva buah memosisikan diri sebagai sahabat pelanggan yang siap sedia memberikanalternatif mengonsumsi buah yang praktis tanpa membuat pelanggan repot mengupas dan menyajikan buah.

Company

Positioning dalam kaitan dengan perusahaan harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.Prinsipnya, semakin besar keunggulan kompetitif sebuah perusahaan, perusahaan itu memiliki posisi tawar yang semakin kuat di benak pelanggan.Maka, velva buah memosisikan diri sebagai penyedia makanan penutup bekualternatif mengonsumsi buah-buahan yang sehat dan praktis.Velva buah mengusung pesan "Makan buah gak bikin resah." Dengan pesan itu, harapannya, pelanggan akan melihat velva buah sebagai makanan penutup beku buah–buahan yang enak, sehat, dan praktis sebagai alternatif mengonsumsi buah.

Competitor

Dalam kaitan ini, positioning yang dimaksud adalah keunikan merek maupun produk dibanding dengan kompetitor. Ini terkait dengan cara mendiferensiasikan perusahaan dari kompetitor. Prinsipnya, semakin unik sebuah positioning, semakin mudah pelanggan untuk mengingat produk, merek, maupun perusahaan. Maka, Velva buahdengan merek “esvelva” memosisikan diri sebagai perusahaan frozen dessertbuah-buahan berskala nasional yang memiliki produk khas Indonesia dengan bahan baku buah-buahan asli Indonesia.

Change

(38)

26

bersama keluarga,“esvelva”akanmengubah positioningnya yang tercermin dalam aneka tagline. Dari "Makan buah gak bikin resah" sampai "Menyegarkan suasana bersama".

Nama merek dan kategori produk

Produk velva buahyang ditawarkan bermerek “esvelva”.Pemilihan nama “esvelva” didasarkan pada kata “es” yang memiliki arti sesuatu yang dingin dan segar dan kata “velva” diambil dari kata velva fruit yang berarti camilan beku buah-buahan (Aini 2010). Produk ini masuk ke dalam kategori makanan penutup yang sifatnya beku (frozen dessert).Produk ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah masyarakat.

Fitur produk

a. Wujud produk berbentuk seperti es krim.

b. Kemasan produk adalah cup kertas dengan ukuran 4 oz setara dengan 118ml. Kemasan cup kertas dipilih karena praktis dibawa dan mudah untuk dikonsumsi. Sementara volume produk dibuat 4oz per kemasan supaya habis dalam sekali konsumsi karena cepat mencair.

c. Tekstur produk menyerupai es krim yang lembut dan segar. Tekstur ini diharapkan dapat meningkatkan kenikmatan saat mengonsumsi produk.

d. Stiker kemasan dibuat dengan kombinasi warna dominan ungu dan merah muda. Warna ungu dan merah muda dipilih untuk memberikan kesan menarik dan memikat.

e. Produk ini dibuat dengan kombinasi varian buahan. Variasi buah-buahan dibuat agar tidak menimbulkan efek jenuh. Hal tersebut juga memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk memilih jenis buah yang disukai.

Manfaat produk

a. Produk ini mengandung serat buah yang dapat membantu penyerapan gula lebih lambat, menjaga kadar gula tetap normal, meningkatkan kesehatan saluran cerna, mencegah berbagai penyakit degeneratif, memperlancar proses metabolisme, meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah kerusakan sel. b. Produk ini berperan untuk memenuhi kebutuhan vitamin, terutama vitamin C.

Vitamin C merupakan senyaw berbagai

c. Produk velva buahalami, dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, pemanis dan pewarna buatan. Sehingga produk ini aman untuk dikonsumsi. d. Produk velva buahrendah lemak karena tidak menggunakan bahan baku susu,

(39)

27

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Customer development adalah metode yang tepat untuk memahami permasalahan dan kebutuhan pelanggan dalam model bisnis velva. Pengujian masalah menemukanresponden remaja dan dewasa yang mewakili target pelanggan kurang mengonsumsi buah umumnya karena alasan malas mengupas dan menyajikan. Pada pengujian solusi ditawarkan velva buah sebagai camilan buah yang praktis. Hasilnya target pelanggan menyukai solusi yang ditawarkan dan menginginkan velva buah tidak hanya sebagai camilan tapi juga alternatif konsumsi buah-buahan yang dibuat secara alami dan dijual melalui outlet. Model bisnis velva buah yang berubah setelah pengujian masalah dan solusi yaitu pada proposisi nilai dan saluran penjualan.Pada proposisi nilai, nilai velva buah berubah menjadi produk alami dan praktis membantu mengonsumsi buah sedangkan pada saluran penjualan berubah menjadi outlet.Hasil verifikasi model bisnis sudah sesuai dengan kebutuhan dan finansial (kemampuan membeli) target pelanggan sehingga layak untuk dijadikan sebagai start-up business model.

Saran

Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika penyusunan kanvas model bisnis dan tahap customer discovery dilakukan lebih luaslagi supaya model bisnis yang dihasilkan menjadi lebih variatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur.2010. Lebih Dekat dengan Velva Fruit. Kulinologi Indonesia.Ed ke-2.Vol.II:118-125.

Apipudin. 2013. Brand Switching Analysis dalam Industri Ritel Modern. [Internet] [diakses pada 9 Februari 2014] Tersedia

pada

Aulet, Bill. 2013. Disciplined Entrepreneurship : 24 Steps To A Succesfull Start Up. New Jersey : John Wiley & Sons Inc.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2012. Statistik Tanaman Buahbuahan dan Sayuran Tahunan Indonesia 2012. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistika

(40)

28

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2013b. Kecamatan Bogor Barat Dalam Angka 2013. Bogor (ID) : Badan Pusat Statistika

Blank S G. 2006.The Four Step to Epiphany 2nd ed. Succesful Strategiesfor Productsthat Win.United Stateof Amerika : Lulu Enterprises Inc

Blank S, Dorf B. 2012.The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc. Publisher

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2008. Laporan Nasional 2007. Jakarta

(ID) :Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Fitrahdi, Ujang S, Rita N.2010. Analisis Persepsi konsumen Terhadap Ekuitas merek Produk Es krim. Jurnal Ilmu keluarga dan Konsumen Vol 3, hlm 74-81

Jensen, M. 2001. The Everything Business Planning Book : How to Plan for Success in a New or Growing Business. Adams Media

Miles MB, Huberman AM. 1992. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills

Osterwalder A, Pigneur Y. 2010.Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Parhati, R. 2011. Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Buah Pedesaan dan Perkotaan.Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

PPM Manajemen. 2012. Business Model Canvas : Penerapan di Indonesia. Jakarta (ID) : Penerbit PPM

[Agromedia] Redaksi Agromedia. 2007. 20 Peluang Bisnis Makanan. Jakarta (ID) :Agromedia Pustaka.

Suhud, Laksita Utama. 2009. Start-Up Business Wizard : 21 Strategi Sukses Untuk Memulai Bisnis.Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, T. 1992. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil Terhadap

Mutu Velva Fruit Jambu Biji [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor Yuswohady. 2012. Consumer 3000 : Revolusi kelas Menengah Indonesia. Jakarta

(41)

29

LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan kuesioner pengujian masalah

A.Identitas responden :

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Profesi :

Penghasilan rata”/ bulan :

Tempat tinggal :

B.Konten yang ingin didapatkan

1. Mengetahui frekuensi konsumsi buah responden dalam seminggu 2. Mengetahui jenis buah yang dikonsumsi responden

3. Mengetahui alasan responden jarang makan buah

4. Mengetahui kesadaran responden terhadap konsumsi buah

5. Mengetahui minat responden terhadap konsumsi buah dan alternatifnya 6. Mengetahui tujuan responden mengonsumsi buah

7. Mengetahui keluhan responden dalam mengonsumsi buah 8. Mengetahui fitur produk velva buah yang diinginkan Lampiran 2Panduan kuesionerpengujian solusi

A.Identitas responden:

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Profesi :

Penghasilan rata”/bulan :

Tempat tinggal :

B.Konten yang ingin didapatkan

1. Tanggapan responden terhadap produk velva buah

2. Mengetahui apakah velva buah dapat menyelesaikan masalah responden terhadap konsumsi buah

3. Mengetahui apakah produk velva buah sesuai dengan keinginan responden 4. Mengetahui apakah responden tertarik membeli produk

(42)

30

6. Mengetahui jenis kemasan yang cocok untuk velva buah

7. Mengetahui saluran penjualan velva buah yang direkomendasikan responden 8. Mengetahui frekuensi pembelian velva buah oleh responden

Lampiran 3 Diagram alir proses pembuatan velva stroberi

Lampiran 4 Desain

kemasan velva

buah

Gula 300 gr + air 1 L

Pemanasan 70o-90o C

Puree stroberi 1 L

Pengadukan

Pendinginan 5o-10o C Pembekuan

< -2oC

Penstabil 0.2 gr

(43)

31

Lampiran 5 Perhitungan pendapatan dan lababersih per bulan

Uraian Satuan Unit

Harga jual /

unit (Rp) Total (Rp)

Sorbet stroberi Cup 830 7000 5 810 000

Sorbet manga Cup 830 6000 4 980000

Sorbet nanas Cup 830 6000 4 980000

Sorbet jeruk Cup 830 6000 4 980000

Sorbet mangga stroberi Cup 830 6000 4 980000

Sorbet nanas jeruk Cup 830 6000 4 980000

Laba kotor

30 710 000

Biaya produksi 18 745 805

Biaya non-produksi 2 000 000

Laba bersih 9 964 195

Lampiran 6 Daftar responden pengujian masalah

No Nama (Inisial) Usia (tahun) Alamat 1 DCS 21 Bogor Kabupaten 2 MMH 20 Bogor Kabupaten 3 SLP 19 Bogor Kabupaten 4 IA 21 Bogor Kabupaten 5 BH 22 Bogor Kabupaten 6 RD 22 Bogor Kabupaten

7 AY 33 Padang

8 BP 22 Bogor Kabupaten 9 AR 20 Bogor Kabupaten 10 LFJ 20 Bogor Kabupaten 11 EV 22 Bogor Kabupaten

12 LK 26 Magetan

13 KW 22 Bogor Kabupaten

14 DAN 21 Jakarta

(44)

32

21 AW 21 Bogor Kabupaten 22 APU 22 Bogor Kabupaten 23 ET 22 Bogor Kabupaten 24 ICG 21 Bogor Kabupaten 25 CK 21 Bogor Kabupaten 26 AFP 21 Bogor Kabupaten 27 RAA 20 Bogor Kabupaten 28 NR 21 Bogor Kabupaten 29 AK 26 Bogor Kabupaten 30 DN 19 Bogor Kabupaten 31 ANF 23 Bogor Kota 32 NG 22 Bogor Kota 33 NZ 20 Bogor Kota 34 NV 41 Bogor Kota 35 PBHF 22 Bogor Kota 36 AR 22 Bogor Kota 37 MLF 22 Bogor Kota 38 HA 22 Bogor Kota 39 LM 21 Bogor Kota 40 IC 23 Bogor Kota 41 FZ 22 Bogor Kota 42 EF 22 Bogor Kota

43 SM 41 Jakarta

44 NU 16 Jakarta

45 BS 43 Jakarta

46 SH 41 Jakarta

47 CA 46 Magetan

48 AF 55 Magetan

49 ADF 18 Bogor Kabupaten 50 AN 18 Bogor Kabupaten

Lampiran 7Daftar responden pengujian solusi

(45)

33

12 WD 23 Bogor Kabupaten 13 KW 22 Bogor Kabupaten

14 DAN 21 Jakarta

15 RB 23 Bogor Kabupaten 16 KA 22 Bogor Kabupaten 17 YN 22 Bogor Kabupaten 18 AA 17 Bogor Kabupaten 19 HP 21 Bogor Kabupaten 20 ANF 22 Bogor Kabupaten 21 AW 21 Bogor Kabupaten 22 APU 22 Bogor Kabupaten 23 ET 22 Bogor Kabupaten 24 ICG 21 Bogor Kabupaten 25 CK 21 Bogor Kabupaten 26 AFP 21 Bogor Kabupaten 27 RAA 20 Bogor Kabupaten 28 NR 21 Bogor Kabupaten 29 AK 26 Bogor Kabupaten 30 DN 19 Bogor Kabupaten

31 ANF 23 Bogor Kota

32 NG 22 Bogor Kota

33 NZ 20 Bogor Kota

34 NV 41 Bogor Kota

35 PBHF 22 Bogor Kota

36 AR 22 Bogor Kota

37 MLF 22 Bogor Kota

38 HA 22 Bogor Kota

39 LM 21 Bogor Kota

40 IC 23 Bogor Kota

41 FZ 22 Bogor Kota

42 EF 22 Bogor Kota

43 SM 41 Jakarta

44 NU 16 Jakarta

45 BS 43 Jakarta

46 SH 41 Jakarta

(46)

34

Lampiran 8 Desain outlet velva buah

(47)

35

Nama alat Spesifikasi

Meja Diameter : 60 x 3cm

Dimensi (mm) : 700x370x150 Warna : Hitam Body stainless steel

Control panel digital Automatic control Air Cooler System Proses produksi otomatis Hand blender

Phillips

Material blade: Stainless steel Material housing:PP and rubber Material bar: Plastic

Color(s): White and lavender Material jars: SAN

Speeds: 16 speeds Turbo button: Yes

Chopper: Compact chopper Whisk: Yes, Beaker: Yes Capacity beaker: 1.7 l Cord length: 1.3 m Frequency: 50/60 Hz

Voltage: 220-240 V, Wattage: 650 W Plastik beaker Volume 5 L

(48)

36

Timbangan digital

Kapasitas : 10kg/0.2g,

Measurement Load Cell, Keys Zero/Tare/Unit/Power, LCD Display 5 Digit

Panci Aluminium Diameter 22 cm

Freezer CHEST FREEZER -26°C TIPE (AB-108-T-X) : Dimensi : 57x49x88cm

Volume : 105liter Listrik : 95watt

Kapasitas Beku/24Jam : 8kg Kapasitas Simpan : 60kg Berat : 29kg

Topping freezer

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1Tahapan penelitian model bisnis velva buah
Tabel 2 Biaya produksivelva buah / bulan
Gambar 5a Persentase alasan responden jarang makan buah, 5b Persentase
Gambar 6b Kanvas model bisnis 1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Muga eta oztopo horietako asko gizarte-egituraren azterketatik identifikatu badaitezke ere beste batzuk jardueraren beraren izaera eta logikatik soilik uler daitezkeela

Kelima yaitu pengkodean dilakukan dengan memberi kode pada data nilai moral adat, nilai moral individu, nilai moral sosial, dan nilai moral religi dalam novel Negeri 5 Menara karya

Peran ini sesuai dengan yang terjadi dilokasi penelitian dapat dilihat dari isi pendampingan antara lain: (1) memberikan motivasi kepada penerima manfaat dengan

Shahih Muslim No.5332 Hadis riwayat Aisyah, ia berkata: Dari Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang firman Allah: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku

Dari hasil tersebut didapatkan nilai 0,077 dengan ketentuan Ha ditolak Ho diterima bila nilai p&gt;0,05 yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh core strengthening dan

1) Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan direncanakan secara sistematis dan desainnya dikembangkan dengan mengacu pada tujuan program. Rencana analisis

Oleh karena itu, Yusuf Qardlawi dalam kitabnya Fiqh Zakat berpendapat bahwa produk-produk hewani seperti susu dan sebagainya, harus diperlakukan sama dengan

berfungsi memproses suatu barang yang berlainan fungsi dan gunanya. 2) Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat pembantu tidak langsung