• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Taman Lingkungan Sebagai Lanskap Produktif Pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Taman Lingkungan Sebagai Lanskap Produktif Pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN TAMAN LINGKUNGAN SEBAGAI LANSKAP PRODUKTIF PADA RUSUN KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN

NINTYA AVRIANTARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin, M.S. selaku pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran selama masa bimbingan sejak pra penelitian hingga akhir penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang timbul dalam manajemen taman lingkungan di kawasan permukiman Kota Baru Bandar Kemayoran. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Nintya Avriantari

(4)

ABSTRAK

NINTYA AVRIANTARI. Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN.

Kualitas taman lingkungan pada rumah susun KBBK berperan penting menurunkan tingkat tekanan jiwa (stress) penghuni akibat dari peralihan

penghunian. Taman lingkungan mempunyai fungsi penting untuk menunjang kegiatan penghuni untuk melepas kepenatan yang menyebabkan stress. Penelitian

ini dilakukan untuk memetakan kondisi eksisting taman lingkungan pada masing rusun KBBK, menganalisis potensi kendala yang terdapat pada masing-masing taman lingkungan, dan menyusun rekomendasi pengelolaan taman lingkungan rusun KBBK berupa rancangan taman lingkungan dan rencana pengelolaan taman berbasis persepsi dan preferensi penghuni. Hasil dari penelitian ini berupa model rancangan dan rencana pengelolaan taman lingkungan dalam bentuk perkiraan hasil produksi dari lanskap produktif. Taman lingkungan sebagai lanskap produktif dirancang untuk menyediakan kebutuhan penghuni sehari-hari, seperti sayuran, buah-buahan, tanmana obat, dan bumbu dapur. Selain untuk menyediakan kebutuhan penghuni sehari-hari, lanskap produktif dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi seperti menanam, menyiram, memupuk, dan memanen adalah kegiatan pemeliharaan yang dapat dijadikan kegiatan rekreasi untuk penghuni pada taman lingkungan.

Kata Kunci: rusun, taman lingkungan, lanskap produktif, manajemen lanskap

ABSTRACT

NINTYA AVRIANTARI. Community Park Management as a Productive

Landscape in the Flats of Kota Baru Bandar Kemayoran. Supervised by HADI

SUSILO ARIFIN.

The open space quality of community park in the flats of Kota Baru Bandar

Kemayoran (KBBK) has the important role to minimalize the citizens’ stress level

due to the residential transition. The community park has the important role to support citizens’ activities to release their fatigue that causes stress. This research objectives are to map the existing condition of community park on each flat, to analyze the potentials and obstacles on each community park, and to arrange the recommendation for community park management in the flats of KBBK, in the form of community park design and management plan based on citizens’ preference and perception. The results of this research are community park design model as a productive landscape and management plan in the form of yield estimation of the productive landscape. The community park as a productive landscape in the flats

of KBBK is designated to provide the citizens’ daily needs, such as vegetables, fruits, herbs, and spices. In addition to provide the citizens’ daily needs, the

productive landscape can be used as a place to do recreational activities. The activities such as planting, watering, fertilizing, and harvesting are the maintenance activities that can be recreational activities for the citizens on the community park.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(6)
(7)

MANAJEMEN TAMAN LINGKUNGAN SEBAGAI LANSKAP PRODUKTIF PADA RUSUN KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN

NINTYA AVRIANTARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Lanskap pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi

Nama NIM

: Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

: Nintya A vriantari

: A44110068

Disetujui oleh

Pro. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S.

Pembimbing

Diketahui oleh

Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNYA sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2015 hingga Juni 2015 ini, yaitu taman lingkungan, dengan judul Manajemen Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran. Dalam skripsi ini dibahas manajemen taman lingkungan sebagai lanskap produktif di keempat blok rumah susun Kota Baru Bandar Kemayoran (KBBK), yaitu blok Dakota, Apron, Boeing, dan Conveir. Latar belakang pemilihan judul penelitian ini adalah keadaan lingkungan rumah susun (rusun) yang kondusif sangat diperlukan agar dapat meminimalisasi dampak negatif dari permasalahan yang timbul akibat kesulitan adaptasi penghuni terhadap peralihan penghunian dari hunian horizontal (landed houses) ke hunian vertikal. Taman lingkungan merupakan ruang terbuka bersama

yang sangat penting keberadaan dan kualitasnya pada lanskap rusun, karena taman lingkungan dapat menjadi ruang bagi penghuni untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi, sosial dan ekonomi. Perencanaan dan pengelolaan taman lingkungan sebagai lanskap produktif merupakan hal yang bermanfaat bagi penghuni rusun KBBK, karena lanskap produktif yang apabila direncanakan dan dikelola dengan tepat dapat menghasilkan berbagai produk berkualitas yang mempunyai nilai ekonomis. Dalam penelitian ini, desain penanaman berbagai jenis tanaman produktif dijadikan acuan untuk arah pengembangan taman lingkungan sesuai dengan tujuan awal penelitian ini.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang timbul dalam manajemen taman lingkungan di kawasan permukiman KBBK, sehingga dapat menciptakan taman lingkungan yang berkualitas dan dapat menunjang kebutuhan masyarakat KBBK baik dalam segi fisik maupun psikologis. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin, M.S. selaku pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran selama masa bimbingan dari masa pra penelitian hingga akhir penyusunan skripsi.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pikir 2

METODE 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Alat dan Bahan Penelitian 5

Proses Penelitian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Pemetaan Kondisi Eksisting Taman Lingkungan Empat Blok Rumah

Susun Kota Baru Bandar Kemayoran 8

Analisis dan Sintesis Potensi-Kendala Taman Lingkungan Rusun

KBBK 17

Rekomendasi Pengelolaan berbasis Persepsi dan Preferensi Penghuni 46

SIMPULAN 71

Simpulan 71

Saran 72

DAFTAR PUSTAKA 72

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian 5

Tabel 2 Jenis data yang dikumpulkan 7

Tabel 3 Latar belakang penghuni Apron 19

Tabel 4 Preferensi penghuni Apron terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif 21

Tabel 5 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Apron 23

Tabel 6 Latar belakang penghuni Boeing 25

Tabel 7 Preferensi penghuni Boeing terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif 27

Tabel 8 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Boeing 28

Tabel 9 Latar belakang penghuni Conveir 31

Tabel 10 Preferensi penghuni Conveir terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif 33

Tabel 11 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Conveir 34

Tabel 12 Latar belakang penghuni Dakota 37

Tabel 13 Preferensi penghuni Dakota terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif 39

Tabel 14 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Dakota 41

Tabel 15 Perkiraan produktivitas tanaman sayur, bumbu, dan buah

masing-masing taman 66

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan alir kerangka pikir 3

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di KBBK 4

Gambar 3 (a) kondisi eksisting taman Apron (b) gawang yang tidak terpakai 9

Gambar 4 (a) kondisi eksisting taman Boeing (b) paving block

(c) planter box 10

Gambar 5 (a) kondisi eksisting taman Conveir bagian utara 11

Gambar 6 (a) kondisi eksisting taman Dakota

(b) kegiatan bersantai pengguna 12

Gambar 7 Peta kondisi eksisting taman Apron 13

Gambar 8 Peta kondisi eksisting taman Boeing 14

Gambar 9 Peta kondisi eksisting taman Conveir 15

Gambar 10 Peta kondisi eksisting taman Dakota 16

Gambar 11 Pengetahuan responden Apron tentang pengertian

lanskap produktif 20

Gambar 12 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Apron 20

Gambar 13 Kebersediaan penghuni Apron dalam memelihara tanaman

(13)

Gambar 14 Pengetahuan responden Boeing tentang pengertian

lanskap produktif 26

Gambar 15 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Boeing 26

Gambar 16 Kebersediaan penghuni Boeing dalam memelihara tanaman

produktif 27

Gambar 17 Pengetahuan responden Conveir tentang pengertian lanskap

produktif 31

Gambar 18 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Conveir 32

Gambar 19 Kebersediaan penghuni Conveir dalam memelihara tanaman

produktif 33

Gambar 20 Pengetahuan responden Dakota tentang pengertian lanskap

produktif 38

Gambar 21 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Dakota 38

Gambar 22 Kebersediaan penghuni Dakota dalam memelihara tanaman

produktif 40

Gambar 23 Peta analisis dan sintesispotensi kendala taman Apron 42

Gambar 24 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Boeing 43

Gambar 25 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Conveir 44

Gambar 26 Peta analisis-sintesis potensi dan kendala taman Dakota 45

Gambar 27 Peta konsep pembagian ruang taman Apron 49

Gambar 28 Outline penanaman taman Apron 50

Gambar 29 Site plan taman Apron 51

Gambar 30 Ilustrasi rancangan ulang taman Apron 52

Gambar 31 Peta konsep pembagian ruang dan sirkulasi taman Boeing 53

Gambar 32 Outline penanaman taman Boeing 54

Gambar 33 Site plan taman Boeing 55

Gambar 34 Ilustrasi rancangan ulang taman Boeing 56

Gambar 35 Peta konsep pembagian ruang taman Conveir 57

Gambar 36 Outline penanaman taman Conveir 58

Gambar 37 Site plan taman Conveir 59

Gambar 38 Ilustrasi rancangan ulang taman Conveir 60

Gambar 39 Peta konsep pembagian ruang taman Dakota 61

Gambar 40 Outline penanaman taman Dakota 62

Gambar 41 Site plan taman Dakota 63

Gambar 42 Ilustrasi rancangan ulang taman Dakota 64

Gambar 43 Kalender tanam tanaman pangan di taman rusun KBBK 67

DAFTAR LAMPIRAN

Jumlah tanaman dan perkiraan produksi standar tanaman sayur,

bumbu, dan buah pada rusun KBBK 75

(14)
(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan rumah susun (rusun) di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran (KBBK) merupakan program pemerintah dalam peremajaan lingkungan kumuh di pusat kota Jakarta. Program ini dilakukan dengan memindahkan penduduk kota Jakarta yang semula tinggal di hunian horizontal (landed houses) permukiman kumuh ke hunian vertikal yang terbagi menjadi empat

blok rumah susun, yaitu blok Dakota, Apron, Boeing, dan Conveir.

Peralihan penghunian dari hunian horizontal ke hunian vertikal tentu akan menimbulkan permasalahan baru bagi penghuninya, terutama dalam beradaptasi dengan peralihan penghunian tersebut. Kesulitan beradaptasi dengan peralihan penghunian tersebut dapat berdampak negatif terhadap kondisi psikologis penghuninya yang kemudian dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai perubahan fisik bangunan dan lingkungan sekitar rumah susun yang cukup siginifikan dengan hunian horizontal. Akibat perubahan

tersebut, penghuni terdorong untuk mengubah kebiasaan atau budaya mereka sesuai dengan kondisi lingkungan yang baru, sehingga permasalahan baru dapat timbul, seperti tekanan jiwa (stress) dan gangguan kesehatan.

Keadaan lingkungan rumah susun yang kondusif sangat diperlukan agar dapat meminimalisasi dampak negatif dari permasalahan yang timbul akibat kesulitan adaptasi penghuni terhadap lingkungan baru. Ruang terbuka bersama merupakan salah satu hal penting yang dapat mengatasi stress penghuni, karena ruang terbuka

dapat menjadi tempat rekreasi penghuni ketika mereka jenuh berada dalam ruangan sepanjang hari. Ruang terbuka bersama adalah ruang hijau yang dirancang, dikembangkan, dan dikelola oleh masyarakat setempat untuk digunakan dan dinikmati oleh masyarakat itu sendiri (Francis et al. 1984). Salah satu bentuk dari

ruang terbuka bersama yang terdapat pada rusun KBBK, yaitu taman lingkungan. Taman lingkungan adalah area terbuka publik di sekitar ruang terbangun yang dikelola oleh komunitas lokal tertentu untuk menunjang berbagai aktivitas rekreasi (Viljoen et al. 2005). Dalam masing-masing empat blok rumah susun KBBK,

terdapat lingkungan yang berpotensi menunjang kebutuhan dan aktivitas penghuni, namun kondisi taman-taman tersebut tampak kurang memadai. Beberapa permasalahan yang tampak pada beberapa taman lingkungan di keempat blok rumah susun tersebut antara lain sampah, pedagang kaki lima yang tidak teratur, kurangnya fasilitas umum untuk menunjang aktivitas penggunaseperti kursi taman dan mainan anak-anak, serta kondisi tanaman yang tidak terawat dengan baik.

(16)

menjadi area lanskap produktif dimana area tersebut dijadikan sebagai kebun bersama yang ditanami berbagai macam jenis tanaman produktif antara lain tanaman pangan, sayur, buah, penghasil pati, bumbu, obat, produksi, industri, hias dan tanaman lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan penghuni sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penghuni dalam segi sosial dan ekonomi. Lanskap produktif merupakan ruang terbuka yang ditanami dan dikelola agar produktif secara lingkungan dan ekonomi, misalnya untuk penyediaan pangan, penyerapan polusi, penyejukan oleh pohon, dan peningkatan keanekaragaman hayati dari koridor alam (Viljoen et al. 2005). Produk yang dihasilkan dari area

lanskap produktif di lingkungan rusun KBBK dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan sehari-hari, dijual atau diolah menjadi suatu produk jadi sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan penghuni. Manfaat positif lainnya juga dapat meningkatkan interaksi sosial antar penghuni, karena untuk menciptakan keberlanjutan area lanskap produktif diperlukan manajemen area lanskap produktif dengan hubungan kerja sama yang baik antar penghuninya.

Tujuan Penelitian

1. memetakan eksisting taman lingkungan pada lanskap rusun Kota Baru

Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik dan biofisik

2. menganalisis potensi dan kendala pada taman lingkungan rusun Kota Baru Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik, biofisik, sosial, dan ekonomi

3. menyusun rekomendasi rencana pengelolaan berupa strategi

pemeliharaan dan model rancangan taman lingkungan sebagai lanskap produktif berbasis persepsi dan preferensi masyarakat pada rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu:

1. memperkenalkan taman lingkungan sebagai lanskap produktif

2. memberi pemahaman taman lingkungan yang memiliki manfaat sebagai

taman bersama

Kerangka Pikir

(17)

3

a. aspek fisik: (1) luas, batas administrasi, dan letak geografis; (2) topografi dan kemiringan lahan; (3) infrastruktur

b. aspek biofisik: jenis, spesies, dan jumlah vegetasi Pemetaan kondisi eksisting taman

lingkungan

Taman lingkungan pada empat blok rumah susun Kota Baru Bandar Kemayoran yang berpotensi dikembangkan sebagai lanskap

produktif

Sintesis dengan melakukan penanganan kendala dan pengembangan potensi taman

lingkungan sebagai lanskap produktif

Gambar 1 Bagan alir kerangka pikir Taman Lingkungan sebagai Lanskap Produktif

pada Rusun Kota Baru Bandar Kemayoran

a. Penyusunan rekomendasi pengelolaan berupa model rancangan taman lingkungan sebagai lanskap produktif berdasarkan persepsi dan preferensi penghuni: (1) pemilihan jenis tanaman produktif, (2) pemilihan jenis fasilitas dan infrastruktur taman, (3) perancangan detail taman lingkungan, b. Penyusunan rencana pengelolaan taman lingkungan: (1) penyusunan

perkiraan produktivitas lanskap produktif per tahun dari masing-masing blok rusun, (2) penyusunan rencana pengelolaan berupa rencana kegiatan pemeliharaan taman lingkungan

Analisis potensi-kendala untuk pengembangan taman lingkungan sebagai

lanskap produktif berdasarkan tiga aspek

a. aspek fisik: (1) aksesibilitas dan sirkulasi; (2) ruang; (3) infrastruktur

b. aspek biofisik: kondisi fisik dan fungsi vegetasi berdasarkan strata vertikal dan keragaman horizontal (Arifin, 1998)

c. aspek sosial-ekonomi: (1) aktivitas pengguna dalam taman, (2) latar belakang, persepsi, dan preferensi penghuni untuk pengembangan taman lingkungan melalui kuisioner

(18)

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat blok rumah susun KBBK yaitu Dakota, Apron, Boeing, dan Conveir, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat (Gambar 2). Waktu penelitian di keempat blok rumah susun tersebut, yaitu bulan Mei hingga Juni 2015.

Taman Apron

Batas penelitian Taman Boeing Taman Conveir Taman Dakota Rusun Apron Rusun Boeing Rusun Conveir Rusun Dakota Kelurahan Kebon Kosong

Kota Baru Bandar Kemayoran (KBBK)

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di KBBK Sumber: Google Maps (2016)

Sumber: Google Maps (2016)

Keterangan :

(19)

5

Alat dan Bahan Penelitian

Jenis alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Google Maps, Google Streetview dan Wikimapia (Tabel 1). Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini berupa lembar survei untuk menyimpan hasil survei sementara, kuisioner untuk pengumpulan persepsi dan preferensi penghuni, serta data sekunder terkait aspek fisik untuk acuan pengembangan taman lingkungan sebagai lanskap produktif.

Tabel 1Alat yang digunakan dalam penelitian

Alat Kegunaan

Perangkat Lunak (Software)

Adobe Photoshop Pengolahan dan penyelesaian gambar tapak Auto Cad Pembuatan dan pengolahan gambar tapak Google Sketchup Pembuatan model 3D tapak

Lumion 4.0.2 Penyelesaian pembuatan model 3D tapak Google Maps Penentuan batas penelitian

Wikimapia Penentuan batas taman lingkungan

Google Streetview Observasi kondisi taman lingkungan dan sekitarnya

Proses Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam mencapai tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Pemetaan kondisi eksisting taman lingkungan di keempat blok rumah

susun KBBK berdasarkan aspek fisik dan biofisik

Pemetaan berdasarkan aspek fisik dimulai pada penentuan batas dan pengukuran keliling tapak dengan menggunakan perangkat lunak, yaitu Wikimapia,

kemudian melakukan pengamatan terhadap kondisi taman rusun KBBK dan lingkungannya melalui Google Streetview. Setelah melakukan studi pustaka dengan

menggunakan perangkat lunak, dilakukan survei lapang untuk validasi ukuran keliling tapak. Setelah melakukan validasi ukuran keliling tapak, diketahui luas dari masing-masing taman rusun KBBK, yaitu taman Apron seluas 600 m2, taman Boeing seluas 269,89 m2, taman Conveir seluas 154,52 m2, dan taman Dakota seluas 3497,73 m2. Setelah itu, dilakukan pengamatan terhadap kondisi taman secara langsung disertai dengan pengambilan data visual berupa foto. Tahapan terakhir dari pemetaan berdasarkan aspek fisik, yaitu pengumpulan data fisik sekunder berupa jenis tanah dan iklim dari masing-masing instansi terkait.

Pemetaan berdasarkan aspek biofisik dimulai pada pengumpulan data jenis tanaman dominan eksisting pada taman dengan metode studi pustaka menggunakan

Google Streetview. Setelah mengumpulkan data jenis tanaman melalui Google Streetview, dilakukan survei lapang untuk validasi data jenis tanaman yang telah

dikumpulkan melalui Google streetview. Berdasarkan pengumpulan data jenis

tanaman, diketahui bahwa pada taman Apron terdapat 3 spesies tanaman, pada taman Boeing terdapat 3 spesies tanaman, pada taman Conveir terdapat 4 spesies tanaman, dan pada taman Dakota terdapat 6 spesies tanaman.

2. Analisis potensi dan kendala pada taman lingkungan di keempat blok

rusun Kota Baru Bandar Kemayoran berdasarkan aspek fisik, biofisik, dan sosial ekonomi

(20)

taman lingkungan, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008) tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, yang menyatakan bahwa luas taman lingkungan untuk 2500 jiwa dalam beberapa rukun warga (RW) adalah seluas 1250 m2. Tahapan berikutnya, yaitu analisis terhadap zona ruang pada taman berdasarkan pemanfaatannya, sebagai acuan dalam perencanaan zona ruang untuk area lanskap produktif dan area rekreasi bersama. Tahapan berikutnya, yaitu analisis terhadap kondisi infrastruktur taman yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.

Analisis berdasarkan aspek biofisik dimulai pada tahapan mengamati kondisi fisik vegetasi dan mengklasifikasinya berdasarkan klasifikasi keragaman horizontal dan keragaman vertikal menurut Arifin (1998), serta penentuan fungsi tanaman sebagai peneduh berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 (2012) tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan. Keragaman horizontal mengklasifikasikan tanaman berdasarkan fungsinya, yaitu tanaman hias, tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman bumbu, tanaman penghasil pati, tanaman industri, dan tanaman lainnya (penghasil pakan, bahan kerajinan tangan, peneduh), sedangkan keragaman vertikal mengklasifikasikan strata tanaman berdasarkan ketinggiannya, yaitu strata I dengan ketinggian < 1 m, strata II dengan ketinggian 1 m – 2 m, strata III dengan ketinggian 2 m – 5 m, strata IV dengan ketinggian 5 m – 10 m, dan strata V dengan ketinggian >10 m. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 (2012), dinyatakan bahwa tanaman dapat dikatakan sebagai peneduh, apabila jenis tanaman berbentuk pohon memiliki tinggi lebih dari 2 m dan dapat menahan silau cahaya matahari sehingga memberikan keteduhan bagi pengguna. Analisis terhadap vegetasi dalam taman dilakukan untuk menentukan fungsi tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.

Analisis berdasarkan aspek sosial-ekonomi dimulai dengan pengumpulan data sekunder berupa jumlah penghuni, dan berdasarkan data jumlah penghuni yang diperoleh, diketahui bahwa penghuni Apron sebanyak 1812 jiwa, penghuni Boeing sebanyak 1052 jiwa, penghuni Conveir sebanyak 1879 jiwa, dan penghuni Dakota sebanyak 2087 jiwa. Tahapan berikutnya, yaitu pengamatan terhadap aktivitas penghuni dalam taman melalui Google Streetview. Setelah itu, dilakukan survei

lapang untuk mengkaji jenis aktivitas yang dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan taman dan pengembangannya sambil memberikan kuisioner kepada 30 sampel penghuni pada masing-masing rusun untuk mendapatkan data terkait demografi serta persepsi dan preferensi penghuni terhadap kondisi eksisting taman dan pengembangannya. Pemberian kuisioner dilakukan sambil mewawancara responden terkait isi kuisioner. Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan metode random sampling. Tahapan berikutnya, yaitu mengkaji persepsi dan

(21)

7

Penyusunan rekomendasi rencana pengelolaan dan rancangan taman lingkungan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi

Penyusunan rekomendasi pengelolaan taman lingkungan rumah susun KBBK berupa model rancangan taman lingkungan dan strategi pemeliharaan taman lingkungan. Model rancangan taman lingkungan yang dihasilkan dari proses perancangan berupa site plan, gambar potongan tampak, dan desain penanaman,

sedangkan strategi pemeliharaan taman lingkungan berupa kalender pertanaman dan rencana kegiatan pemeliharaan. Dalam mendukung metode-metode tersebut, diperlukan beberapa jenis data terkait dengan penelitian ini (Tabel 2).

Tabel 2 Jenis data yang dikumpulkan

Aspek dan Jenis Data Unit Data Metode Alat dan bahan Kegunaan Data

Fisik

Luas dan Batas Tapak m2 Studi pustaka, kemudian survei

Tanah karakteristik Studi pustaka dari instansi terkait

dan kamera digital Sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan fasilitas

Aktivitas Pengguna orang Studi pustaka, kemudian survei ruang, serta sebagai acuan dalam perencanaan dan

sampel penghuni orang survei lapang kuisioner sebagai acuan dalam pemilihan jenis fasilitas, sebagai acuan dalam

Jumlah Penghuni orang studi pustaka dari penelitian sebelumnya

disertasi penelitian

(22)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Kondisi Eksisting Taman Lingkungan Empat Blok Rumah Susun Kota Baru Bandar Kemayoran

Analisis Situasional

Kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran berada di wilayah kota Jakarta Pusat dan terletak pada koordinat 6° 8' 50" LS dan 106° 50' 59" BT. Kawasan ini berbatasan dengan jalan tol Pademangan Timur di sebelah utara dan kawasan Utan Panjang di sebelah selatan. Pada bagian barat, Kota Baru Bandar Kemayoran berbatasan dengan kawasan Pademangan dan pada bagian timur berbatasan dengan kawasan Sunter Agung. Kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran mempunyai luas lahan seluas 454 ha dengan pembangunan permukiman dan perumahan susun sebanyak 8.252 unit di atas tanah seluas 30 ha dari keseluruhan luas tanah Kawasan tersebut.

Rumah susun KBBK terletak di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran yang berada di ketinggian 5 – 25m di atas permukaan laut. Kemiringan lereng kawasan ini, yaitu sebesar 0 – 3% dengan topografi teras sungai. Berdasarkan peta sumber daya lahan yang didapat dari Balai Penelitian Tanah (Balittanah), jenis tanah pada kawasan ini, yaitu Typic Endoaquepts, Typic Eutrudepts, dan Aquic Eutrudepts

dengan tekstur tanah berupa endapan liat dan pasir. Berdasarkan data yang didapat dari stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran (BMKG), Jakarta Pusat, kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran memiliki curah hujan sebesar 266,6 mm per tahun, suhu udara rata-rata sebesar 28,4oC dan kelembaban udara rata-rata sebesar 75,8% per tahun. Berdasarkan informasi yang didapat dari Perum Perumnas tentang kondisi hidrologi rusun KBBK, jaringan air bersih rusun Kota Baru Bandar Kemayoran berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) DKI Jakarta yang dilengkapi dengan tangki air di lantai atap pada tiap blok rumah susun. Terdapat saluran pembuangan air hujan yang dilengkapi dengan bak kontrol yang dihubungkan dengan sistem jaringan pembuangan air hujan kota dan saluran pembuangan air limbah yang dilengkapi dengan Waste Water Treatment Plant

(WWTP) yaitu, peralatan untuk pengolahan air limbah.

Rumah Susun Apron Kondisi Fisik

Rusun Apron merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun Apron terletak pada koordinat 6° 9‘ 24,08“ LS dan 106° 51‘ 12,16“ BT. Rusun ini berbatasan dengan Bundaran Akbar di sebelah utara dan jalan Apron I di sebelah selatan. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan dengan Puri Kemayoran Apartment dan The Boutique Apartment, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Mesjid Akbar Kemayoran.

(23)

9

utara, selatan dan barat, sedangkan di sebelah timur, taman ini berbatasan dengan lahan parkir (Gambar 7).

Kondisi fisik taman Apron secara keseluruhan belum termanfaatkan secara optimal, terlihat dari kondisinya yang masih kosong. Dalam taman Apron tidak terdapat infrastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas pengguna taman, hanya terdapat infrastruktur berupa gawang yang sudah tidak terpakai dengan kondisi yang sudah rusak (Gambar 3).

Kondisi Biofisik

Dalam taman Apron terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat menunjang kenyamanan pengguna. Mayoritas jenis tanaman yang terdapat dalam taman Apron adalah berupa pohon dengan spesies tanaman yang berbeda-beda, yaitu Ficus lyrata (biola cantik) sebanyak 1 unit, Mangifera indica (mangga)

sebanyak 3 unit, dan Spathodea campanulata (kecrutan) sebanyak 1 unit.

Berdasarkan pernyataan penghuni, tanaman eksisting yang terdapat pada taman Apron ditanam oleh organisasi RW untuk dijadikan sebagai tanaman peneduh dan penyejuk taman agar suasana taman tidak terkesan terlalu gersang bagi penghuni yang berada pada taman Apron dan sekitarnya. Mereka memilih untuk menanam pohon agar tidak perlu merawat tanaman secara intensif, mengingat pengetahuan mereka tentang pemeliharaan dan penataan taman belum cukup luas. Meskipun mereka cenderung berpikir praktis dalam memelihara taman Apron, sebenarnya mereka berminat untuk memelihara taman secara intensif apabila dalam rusun Apron disediakan taman dengan tanaman yang mengutamakan estetika. Berdasarkan hal tersebut, penghuni Apron memerlukan sosialisasi tentang bagaimana cara memelihara taman dengan baik.

Rumah Susun Boeing Kondisi Fisik

Rusun Boeing merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun Boeing terletak pada koordinat 6° 9' 16" LS dan 106° 51' 14" BT. Rusun ini berbatasan dengan Rusun Conveir di sebelah utara dan di sebelah selatan berbatasan dengan Mesjid Akbar Kemayoran. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan dengan Mediterania Palace Residence Kemayoran, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan kompleks Angkasa Pura.

Lanskap rumah susun Boeing terbagi menjadi ruang terbangun yang merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman lingkungan. Taman lingkungan Boeing berada di dalam kompleks rusun Boeing yang terletak pada koordinat 6° 9' 17,17" LS dan 106° 51' 15,92" BT dengan luas lahan 269,89 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan unit-unit rumah susun

(24)

dan lahan parkir di sebelah utara dan selatan, sedangkan di sebelah barat dan timur, taman ini berbatasan dengan lahan parkir (Gambar 8).

Kondisi fisik taman Boeing secara keseluruhan sudah cukup memadai untuk menunjang aktivitas penghuni, namun belum masih belum termanfaatkan secara optimal. Infrastruktur yang terdapat dalam taman Boeing antara lain paving block

dan planter box (Gambar 4).

Kondisi Biofisik

Dalam taman Boeing terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat menunjang kenyamanan dan memproduksi hasil yang bermanfaat untuk dikonsumsi. Mayoritas jenis tanaman eksisting yang terdapat pada taman Boeing adalah berupa pohon dengan spesies dan fungsi yang berbeda-beda. Spesies tanaman eksisting pada taman Boeing, yaitu Carica papaya (pepaya) sebanyak 1

unit, Ficus benjamina (beringin) yang masih berupa anakan sebanyak 1 unit, dan Mangifera indica (mangga) sebanyak 7 unit. Tanaman pepaya dan mangga pada

taman Boeing dapat menghasilkan buah untuk dikonsumsi oleh penghuni Boeing secara bersama-sama, namun pohon mangga juga mempunyai fungsi lainnya untuk menunjang kenyamanan pengguna taman, yaitu sebagai tanaman peneduh.

Berdasarkan pernyataan penghuni, tanaman pepaya dan mangga pada taman Boeing ditanam oleh organisasi RW. Tujuan dari penanaman tanaman buah pada taman Boeing agar hasilnya dapat dikonsumsi dan proses pemanenannya juga dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan rekreasi bersama oleh penghuni. Kegiatan penghuni tersebut dapat menimbulkan interaksi sosial yang meningkatkan ikatan kekeluargaan antar penghuninya.

Rumah Susun Conveir Kondisi Fisik

Rusun Conveir merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun Conveir terletak pada koordinat 6° 9' 11" LS dan 106° 51' 14" BT. Rusun ini berbatasan dengan Jalan Haji Bagindo Rajo Motik di sebelah utara dan di sebelah selatan berbatasan dengan Rusun Boeing. Pada bagian barat, rusun ini berbatasan dengan Mediterania Lagoon, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Rusun Dakota.

Lanskap rumah susun Conveir terbagi menjadi ruang terbangun yang merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman lingkungan. Taman lingkungan Conveir berada di dalam kompleks rusun Conveir yang terletak pada koordinat 6° 9' 10,22" LS dan 106° 51' 13,63" BT dengan luas lahan 154,52 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan sebuah taman kecil di sebelah utara dan berbatasan dengan lahan parkir dan kompleks rusun di sebelah

(a) (b) (c)

(25)

11

selatan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Conveir dan berbatasan dengan Kantor RW di sebelah timur (Gambar 9).

Taman Conveir dibangun oleh pemerintah kota dengan tujuan untuk menyediakan ruang terbuka untuk penghuni, karena keterbatasan jumlah ruang terbuka untuk menunjang aktivitas pengguna sehari-hari. Kondisi taman Conveir secara keseluruhan sudah cukup memadai untuk menunjang aktivitas penghuni, namun masih belum termanfaatkan secara optimal. Terdapat infrastruktur berupa

paving block yang menutupi seluruh permukaan horizontal taman Conveir, namun

belum terdapat infrastruktur berupa fasilitas penunjang aktivitas penghuni dalam taman, sehingga masih belum banyak penghuni yang berkunjung ke taman Conveir

(Gambar 5). Meskipun tidak banyak penghuni yang berkunjung ke taman ini, namun setiap pagi dan sore hari penghuni Conveir yang merupakan anggota aktif PKK (Program Kesejahteraan Keluarga) melakukan pemeliharaan tanaman pada taman ini.

Kondisi Biofisik

Dalam taman Conveir terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat menunjang estetika dan memproduksi hasil untuk dikonsumsi. Jenis tanaman yang terdapat pada taman Conveir adalah berupa pohon dan semak dengan spesies yang berbeda-beda. Spesies tanaman yang terdapat pad ataman Conveir adalah Roystonia regia (palm raja) sebanyak 2 unit, Dieffenbachia sp. (daun bahagia) sebanyak 6

unit, dan Citrus amblycarpa (jeruk limau) sebanyak 2 unit. Palm raja dan daun

bahagia pada taman Conveir dapat berfungsi sebagai penunjang estetika, sedangkan tanaman jeruk limau hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan memasak sehari-hari. Berdasarkan pernyataan penghuni, palm raja merupakan tanaman eksisting yang sudah ada pada taman tersebut sebelum taman tersebut dibangun oleh pemerintah kota, sedangkan daun bahagia merupakan tanaman yang diberikan oleh pemerintah kota saat taman Conveir dibangun, dan tanaman jeruk limau yang terdapat pada taman Conveir merupakan tanaman yang sengaja ditanam oleh anggota aktif PKK agar menghasilkan bahan tambahan untuk memasak.

Rumah Susun Dakota Kondisi Fisik

Rusun Dakota merupakan rumah susun milik warga yang berada di kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat. Rusun Dakota terletak pada koordinat 6° 9' 10" LS dan 106° 51' 21" BT. Rusun ini berbatasan dengan Jalan Haji Bagindo Rajo Motik di sebelah utara dan berbatasan dengan Perumahan Angkasa pura di sebelah selatan. Pada bagian barat, rusun ini

(a) (b)

(26)

berbatasan dengan Rusun Conveir, sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Jalan Raya Umum.

Lanskap rumah susun Dakota terbagi menjadi ruang terbangun yang merupakan unit rumah susun dan ruang terbuka yang salah satunya berupa taman lingkungan. Taman lingkungan Dakota berada di dalam kompleks rusun Dakota yang terletak pada koordinat 6° 9' 12,24" LS dan 106° 51' 18,04" BT dengan luas lahan 3497,73 m2. Taman lingkungan ini berbatasan dengan Jalan Rusun Dakota I, kantor RW, mushola dan kompleks rusun di sebelah utara. Pada bagian selatan, taman ini berbatasan dengan Jalan Dakota Raya, Jalan Rusun Dakota IV dan permukiman, kemudian pada bagian barat berbatasan dengan rusun Conveir, lahan parkir Conveir, dan Jalan Rusun Conveir, serta pada bagian timur berbatasan dengan kompleks rusun Dakota dan Jalan Rusun Dakota V (Gambar 10).

Secara keseluruhan, taman Dakota merupakan taman lingkungan pada rusun KBBK yang paling memadai dalam menunjang kegiatan penghuni (Gambar 6). Pada taman Dakota terdapat beberapa infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan pengguna taman, seperti paving block, planter box, tiang besi, dan area berjualan. Paving block pada taman Dakota menutupi bagian tengah taman, sehingga

dimanfaatkan sebagai area untuk acara-acara tertentu seperti lomba 17 Agustus dan qurban, serta kegiatan bermain anak-anak. Taman Dakota terlihat selalu ramai setiap hari, karena pengunjung tidak hanya berasal dari kompleks rusun Dakota saja, namun juga berasal dari kompleks rusun KBBK lainnya dan dari permukiman lain yang berada di sekitar kompleks rusun KBBK. Taman Dakota menjadi taman lingkungan utama pada rusun KBBK karena memiliki daya tampung yang besar.

Kondisi Biofisik

Dalam taman Dakota terdapat beberapa tanaman eksisting yang dapat menunjang estetika dan kenyamanan pengguna. Jenis tanaman yang terdapat pada taman Dakota adalah berupa pohon, perdu, dan semak. Spesies tanaman yang terdapat pada taman Dakota, yaitu Acalypha wilkesiana (akalifa) sebanyak 6 unit, Caladium (keladi) sebanyak 1 unit, Mangifera indica (mangga) sebanyak 2 unit, Pedilanthus tithymaloides (daun zigzag hijau) sebanyak 13 unit, Plumeria sp.

(kamboja) sebanyak 4 unit, dan Swietenia mahogani (mahoni) sebanyak 60 unit.

Tanaman yang mendominasi taman Dakota, yaitu mahoni yang tersebar di hampir seluruh bagian taman dan berfungsi sebagai peneduh. Mahoni merupakan pohon yang ditanam saat taman Dakota dibangun ketika awal pembangunan rumah susun Dakota, sedangan tanaman lainnya seperti akalifa, kamboja, dan daun zigzag hijau sengaja ditanam oleh organisasi RW rusun Dakota untuk menunjang estetika taman. Gambar 6 (a) kondisi eksisting taman Dakota (b) kegiatan bersantai pengguna (c) kegiatan bermain

(27)

13

(28)
(29)
(30)
(31)

17

Analisis dan Sintesis Potensi Kendala Taman Lingkungan Rusun KBBK

Analisis terhadap kondisi eksisting taman dilakukan untuk menentukan berbagai potensi pada taman lingkungan yang dapat mendukung pengembangan taman, maupun kendala yang dapat menghambat pengembangan taman. Hasil analisis dan sintesis potensi - kendala taman direpresentasikan dalam bentuk peta analisis - sintesis yang merupakan gabungan analisis dari aspek fisik dan biofisik, yaitu aksesibilitas-sirkulasi, ruang, infrastruktur, dan vegetasi. Peta tersebut merepresentasikan potensi - kendala yang ada dalam taman serta pengembangan dan solusinya untuk arah pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.

Selain analisis – sintesis terhadap kondisi fisik dan biofisik, dilakukan juga analisis terhadap kondisi sosial – ekonomi, yang meliputi latar belakang, persepsi dan preferensi penghuni dari masing-masing rusun KBBK berdasarkan hasil pengisian kuisioner. Analisis terhadap kondisi sosial – ekonomi penghuni dilakukan untuk mengetahui latar belakang penghuni, serta persepsi dan preferensi penghuni yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan taman lingkungan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi bersama.

Analisis dan Sintesis Potensi - Kendala Taman Lingkungan Apron

Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi

Tidak terdapat perkerasan (pavement) yang dapat memperjelas jalur sirkulasi

dalam taman Apron. Taman Apron digunakan sebagai penghubung ke unit-unit rumah susun milik pengguna yang berada di sekeliling tapak. Akses keluar-masuk utama dalam taman Apron terletak pada bagian timur taman yang memungkinkan pengguna selain pemilik unit rumah susun di sekeliling tapak masuk ke dalam taman (Tabel 5).

Analisis Ruang

Keseluruhan ruang dalam taman Apron belum termanfaatkan secara optimal, terlihat dari kondisi ruang taman secara keseluruhan yang masih kosong, namun kondisi tersebut dapat berpotensi untuk dikembangkan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi (Tabel 5). Berdasarkan penggunaannya, taman Apron dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak, bersantai dan mengadakan acara 17 Agustus pada waktu tertentu. Apabila dilihat dari penggunaanya, pengguna membutuhkan ruang yang cukup luas untuk melakukan aktivitasnya, namun untuk pengembangan ruang sebagai lanskap produktif dengan penanaman horizontal dan area rekreasi tidak akan mencukupi apabila dikembangkan dalam satu ruang (Tabel 3). Luas ruang taman lingkungan Apron hanya sebesar 600 m2 untuk 1.812 jiwa dalam beberapa RW. Apabila ditinjau berdasarkan ketentuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008), hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Analisis Infrastruktur

Dalam taman Apron belum terdapat infrastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas pengunjung taman, seperti kursi taman dan pavement untuk

(32)

lingkungan sebagai lanskap produktif (Tabel 5). Kondisi fisik dari gawang besi ini secara keseluruhan masih kokoh, namun ada beberapa bagian gawang yang terlihat sudah berkarat, sehingga diperlukan peningkatan pemeliharaan terhadap gawang.

Analisis Vegetasi

Dalam taman Apron, terdapat beberapa jenis tanaman berdasarkan fungsi yang dapat menunjang pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi, yaitu tanaman buah dan tanaman peneduh yang juga dapat berfungsi sebagai penunjang estetika taman. Spesies tanaman yang terdapat dalam taman Apron berdasarkan fungsi keragaman horizontal antara lain adalah Mangifera indica (mangga) sebagai tanaman buah, Ficus lyrata (biola cantik) sebagai tanaman

peneduh, dan Spathodea campanulata (kecrutan) sebagai tanaman peneduh.

Apabila ditinjau berdasarkan teori dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 (2012) tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan, tidak

hanya biola cantik dan kecrutan saja yang berfungsi sebagai peneduh, namun mangga sebagai tanaman buah juga dapat berfungsi sebagai peneduh, karena ketinggian maksimum pohon mangga dapat mencapai lebih dari 2 meter dan secara morfologi tajuk pohon dapat menahan silau matahari. Berdasarkan klasifikasi keragaman vertikal, ketiga spesies tanaman tersebut termasuk dalam strata V, karena ketinggian maksimum ketiga tanaman tersebut dapat mencapai lebih dari 10 m. Kondisi fisik dari pohon yang terdapat dalam taman Apron pada umumnya cukup baik dalam menjalankan fungsinya sebagai tanaman buah dan peneduh, namun ada beberapa kondisi pohon yang terlihat kurang baik pada bagian tertentu, seperti pada daun biola cantik dan kecrutan yang terlihat kering dan kisut karena kekurangan air, sedangkan kondisi pohon mangga terlihat cukup baik dan terawat karena tidak terdapat kondisi fisik yang menunjukkan penurunan kualitas seperti kekeringan atau kisut daun. Selain pohon yang dapat berpotensi menunjang pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi, terdapat kendala pada vegetasi taman Apron berupa pertumbuhan rumput liar secara tidak merata di beberapa titik taman dan hal ini dapat menurunkan nilai estetika (Tabel 5).

Analisis Sosial – Ekonomi

Pendidikan

Berdasarkan data pendidikan responden penghuni Apron yang diperoleh dari pengisian kuisioner, diketahui bahwa sebanyak 50% penghuni merupakan lulusan SMA, sebanyak 20% lulusan perguruan tinggi, sebanyak 17% lulusan SLTP, sebanyak 10% lulusan SD, dan sebanyak 3% lulusan akademi (Tabel 3). Tingkat pendidikan yang dimiliki mayoritas penghuni Apron, dapat mempengaruhi perilaku penghuni dalam segi kepeduliannya terhadap kebersihan dan keindahan taman. Hal ini dapat dibuktikan oleh pernyataan penghuni, bahwa mereka antusias dalam melakukan pembenahan terhadap taman-taman kecil ketika terlibat dalam perlombaan keindahan taman antar blok rusun yang pernah diadakan oleh pemerintah kota.

(33)

19

pengetahuan penghuni tentang bagaimana merancang dan mengelola suatu taman lingkungan agar tetap fungsional dan estetis.

Mata Pencaharian Utama

Berdasarkan data mata pencaharian utama responden penghuni Apron yang diperoleh dari pengisian kuisioner, diketahui bahwa sebanyak 33% penghuni Apron bermata pencaharian utama sebagai karyawan swasta, sebanyak 30% sebagai wiraswasta, sebanyak 13% sebagai PNS, sebanyak 13% sebagai karyawan BUMN, sebanyak 7% sebagai pedagang, dan sebanyak 3% sebagai sektor informal (Tabel 3). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa mata pencaharian utama yang dimiliki oleh penghuni Apron, yaitu karyawan swasta dan mata pencaharian terbanyak kedua yang dimiliki oleh penghuni Apron, yaitu wiraswasta.

Mata pencaharian utama penghuni dapat mempengaruhi intensitas penghuni dalam memelihara taman. Berdasarkan pernyataan penghuni, mereka yang bermata pencaharian utama sebagai karyawan swasta, hanya dapat memelihara taman satu kali sehari pada waktu sore hari ketika pulang dari melakukan pekerjaan, karena karyawan swasta memiliki jadwal tetap untuk bekerja, sedangkan mereka yang bermata pencaharian sebagai wiraswasta, dapat melakukan pemeliharaan taman kapan saja, karena waktu untuk melakukan kegiatan wiraswasta tidak selalu tetap.

Tabel 3Latar belakang penghuni Apron Latar belakang

pendidikan Persentase Mata pencaharian utama Persentase

Tidak Sekolah - PNS 13%

Taman Kanak-kanak - Karyawan swasta 33%

SD 10% Karyawan BUMN 13%

Persepsi Penghuni terhadap Pengembangan Taman Apron sebagai Lanskap Produktif dan Area Rekreasi

(34)

Mereka menuturkan bahwa keberadaan lanskap produktif dapat menjadi lahan rekreasi bagi mereka dan dapat meningkatkan interaksi sosial antar penghuni.

Berdasarkan persepsi penghuni Apron tentang pengembangan taman sebagai area rekreasi dari hasil pengisian kuisioner, diketahui permasalahan utama yang paling mengganggu kenyamanan penghuni pada taman Apron, yaitu sempitnya lahan dan kurangnya fasilitas dengan persentase masing-masing sebesar 22%, kemudian kurangnya peneduh dan buruknya penataan taman dengan persentasi sebesar 20%. Permasalahan lain yang cukup mengganggu kenyamanan penghuni dalam taman Apron, yaitu sampah berserakan dan tidak adanya lahan untuk berjualan dengan persentasi masing-masing sebesar 12% dan 4% (Gambar 12).

Berdasarkan pernyataan penghuni, sempitnya lahan taman Apron dan tidak adanya fasilitas penunjang menghambat aktivitas penghuni dalam taman, karena sempitnya lahan tidak dapat menampung banyak penghuni ketika ada acara tertentu, sedangkan tidak adanya fasilitas penunjang dapat mengurangi kenyamanan penghuni beraktivitas dalam taman. Permasalahan tersebut membuat penghuni Apron cukup sering beralih menggunakan taman Dakota yang mempunyai daya tampung lebih besar dan fasilitas penunjang lebih banyak daripada taman Apron. Penataan taman yang kurang baik dan kurangnya tanaman peneduh juga menyebabkan penghuni merasa kurang nyaman berada pada taman Apron, sehingga penghuni Apron menginginkan adanya pembenahan terhadap taman lingkungan dengan mengutamakan estetika dan kenyamanan yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah kota.

22%

4%

22% 20%

12% 20%

Lahan sempit

Tidak ada lahan berjualan

Kurang fasilitas

Kurang peneduh

Sampah berserakan

Penataan kurang baik

Gambar 11 Pengetahuan responden Apron tentang pengertian lanskap produktif

Gambar 12 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Apron 43%

20%

37% Tahu

(35)

21

Preferensi Penghuni terhadap Pengembangan Taman Apron sebagai Lanskap Produktif dan Area Rekreasi

Berdasarkan preferensi mayoritas penghuni Apron terhadap kebutuhan fasilitas penunjang yang diperoleh dari tiga persentase terbesar, diketahui bahwa sebanyak 25% penghuni membutuhkan zona untuk acara tertentu, sebanyak 19% membutuhkan kursi dan meja makan, dan sebanyak 15% membutuhkan kursi untuk bersantai (Tabel 4). Berdasarkan pernyataan penghuni, mereka sangat membutuhkan area tertentu dalam taman untuk acara tertentu seperti lomba 17 Agustus dan kegiatan berkumpul sehari-hari, kemudian mereka juga menginginkan fasilitas seperti kursi untuk bersantai karena dalam taman Apron belum terdapat kursi taman.

Berdasarkan preferensi mayoritas penghuni Apron terhadap tanaman produktif yang diperoleh dari tiga persentase terbesar, diketahui bahwa sebanyak 28% penghuni membutuhkan tanaman buah, sebanyak 26% penghuni membutuhkan tanaman hias, dan sebanyak 23% penghuni membutuhkan tanaman obat (Tabel 4). Berdasarkan hasil tersebut, mayoritas penghuni Apron menginginkan tanaman buah. Mereka menginginkan tanaman buah agar tidak perlu membelinya di supermarket dengan harga yang relatif cukup mahal. Tanaman buah yang diinginkan oleh penghuni adalah tanaman buah selain mangga, antara lain tanaman anggur dan apel. Persentase preferensi terbesar kedua dari responden Apron, yaitu tanaman hias. Mereka menginginkan tanaman hias ada pada taman Apron untuk menunjang estetika dan kegiatan pemeliharaannya dapat mereka jadikan sebagai rekreasi, karena mereka berminat dalam memelihara tanaman hias. Penghuni Apron juga cukup membutuhkan tanaman obat ada dalam taman Apron, karena tanaman obat dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit ringan. Tabel 4 Preferensi penghuni Apron terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif Fasilitas penunjang

rekreasi yang dibutuhkan Persentase Tanaman produktif yang dibutuhkan Persentase

meja kursi makan 19% sayur 13%

(36)

diprioritaskan, sehingga mereka khawatir tidak akan mempunyai waktu luang untuk memelihara tanaman produktif.

Sintesis

Secara keseluruhan, terdapat potensi dan kendala pada taman Apron, sehingga diperlukan penataan ulang untuk meningkatkan kualitas taman (Gambar 24). Dalam aspek aksesibilitas dan sirkulasi, diperlukan penambahan pavement

untuk memperjelas jalur sirkulasi pengguna. Dalam aspek ruang, diperlukan

pengembangan ruang berupa perencanaan zonasi untuk membagi ruang antara area rekreasi dan area lanskap produktif agar ruang dapat digunakan secara efektif berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Luas taman yang kurang memadai untuk menampung pengunjung dapat disiasati dengan merencanakan penanaman secara vertikal (vertical gardening), untuk meminimalisasi penggunaan ruang sehingga

luas ruang untuk melakukan aktivitas dapat tercukupi. Dalam segi infrastruktur, diperlukan peningkatan pemeliharaan terhadap gawang seperti pengamplasan dan pengecatan ulang, serta diperlukan modifikasi terhadap gawang agar dapat digunakan sebagai infrastruktur untuk vertical gardening. Selain peningkatan

pemeliharaan terhadap infrastruktur eksisting, diperlukan penambahan infrastruktur penunjang berdasarkan persepsi dan preferensi mayoritas penghuni, seperti kursi taman untuk menunjang kenyamanan pengguna (Tabel 5).

Dalam aspek vegetasi, tanaman eksisting taman Apron, pohon mangga, biola cantik dan kecrutan perlu dipertahankan dan ditingkatkan pemeliharaanya seperti penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta pemangkasan rutin untuk menjaga keberlanjutan pohon dalam menunjang pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi. Selain itu, diperlukan penyiangan rumput liar, kemudian lahan yang sudah bersih ditanami kembali dengan rumput hias, seperti Axonopus compressus (rumput gajah mini) untuk meningkatkan nilai

estetika taman. Dalam pengembangan taman sebagai lanskap produktif, diperlukan penambahan tanaman produktif berdasarkan preferensi mayoritas penghuni, yaitu tanaman buah, tanaman hias, dan tanaman obat. Tanaman yang paling diinginkan ada dalam taman Apron adalah tanaman buah, namun tanaman buah yang diinginkan oleh penghuni merupakan tanaman yang tidak dapat ditanam di lingkungan rusun KBBK, karena kondisi iklim yang tidak memungkinkan. Dalam mengatasi masalah tersebut, dapat digunakan tanaman hias yang merupakan preferensi terbanyak kedua setelah tanaman buah, serta tanaman obat yang merupakan preferensi terbanyak ketiga.

80% 8%

12%

Ya

Ragu

Tidak

(37)

23

Tabel 5 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Apron

Aspek Analisis Sintesis

Potensi Kendala Pengembangan Pemecahan Aksesibilitas dan

sirkulasi 1. Terdapat akses di sebelah utara, selatan, dan barat taman yang dapat menghubungkan pengguna ke unit rusun di sekitar tapak 2. Terdapat akses utama di

sebelah timur yang memungkinkan pengguna selain penghuni unit rusun di sekitar tapak untuk masuk ke taman

Ruang 1. terdapat banyak ruang kosong untuk dikembangkan 2. taman dimanfaatkan untuk

acara tertentu pada waktu

Infrastruktur terdapat tiang gawang tidak terpakai yang dapat

1. semua pohon pad ataman Apron perlu dipertahankan

Analisis dan Sintesis Taman Lingkungan Boeing

Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi

Dalam taman Boeing hanya terdapat sirkulasi untuk pejalan kaki yang tersebar di seluruh taman tanpa adanya kendala apapun. Akses keluar-masuk utama dalam taman Boeing terletak pada bagian timur taman (Tabel 8).

Analisis Ruang

Keseluruhan ruang dalam taman Boeing belum termanfaatkan secara optimal, terlihat dari penataan taman yang masih kurang baik, namun kebersihan taman ini terjaga karena tidak terlihat sampah berserakan dalam taman ini. Taman ini cukup jarang dikunjungi oleh penghuni, namun terkadang pada waktu pagi dan sore hari terdapat pengguna yang bersantai dan duduk-duduk sambil menemani anaknya bermain dalam taman. Pada waktu tertentu, taman Boeing dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengadakan acara lomba 17 Agustus. Apabila dilihat dari penggunaannya untuk mengadakan acara lomba 17 Agustus, pengguna membutuhkan ruang yang cukup luas untuk melakukan aktivitas lomba yang tergolong aktif. Pengembangan ruang sebagai lanskap produktif dengan penanaman horizontal tidak akan memungkinkan untuk dilakukan karena keseluruhan bidang horizontal taman tertutupi oleh paving block, sehingga diperlukan infrastruktur

penanaman tanaman, seperti planter box. Berdasarkan kecukupan luas lahan, luas

(38)

beberapa RW. Apabila ditinjau berdasarkan ketentuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008), hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Analisis Infrastruktur

Dalam taman Boeing terdapat infrastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas pengunjung taman, seperti planter box yang berfungsi sebagai penahan

akar pohon yang ekstensif. Struktur planter box yang kuat juga memungkinkan

untuk dijadikan sebagai tempat duduk.

Analisis Vegetasi

Dalam taman Boeing, terdapat beberapa jenis tanaman berdasarkan fungsi yang dapat menunjang pengembangan taman sebagai lanskap produktif dan area rekreasi, yaitu tanaman buah dan tanaman peneduh yang juga dapat berfungsi sebagai penunjang estetika taman. Spesies tanaman yang terdapat dalam taman Boeing berdasarkan fungsi keragaman horizontal menurut Arifin (1998) antara lain adalah Mangifera indica (mangga) sebagai tanaman buah, Carica papaya (pepaya)

sebagai tanaman buah, Ficus benjamina (beringin) yang masih berupa semai dan

dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh apabila sudah menjadi pohon. Berdasarkan klasifikasi keragaman vertikal menurut Arifin (1998), pohon mangga, pepaya dan beringin termasuk dalam strata V karena ketiga pohon tersebut memiliki ketinggian maksimum mencapai lebih dari 10 meter. Apabila ditinjau berdasarkan teori dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 (2012) tentang Pedoman

Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan, pohon mangga yang mendominasi

taman Boeing dapat menahan cahaya matahari bagi pengguna yang berada di bawah tajuknya dan ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 2 meter.

Analisis Sosial – Ekonomi

Pendidikan

Berdasarkan data pendidikan responden penghuni Boeing yang diperoleh dari pengisian kuisioner, diketahui bahwa sebanyak 47% penghuni merupakan lulusan SLTA, sebanyak 3% lulusan perguruan tinggi, sebanyak 17% lulusan SLTP, sebanyak 30% lulusan SD, dan sebanyak 3% lulusan akademi (Tabel 6). Tingkat pendidikan yang dimiliki mayoritas penghuni Boeing dapat mempengaruhi perilaku penghuni dalam segi kepeduliannya terhadap kebersihan dan keindahan taman. Hal ini dapat terlihat dari kondisi taman Boeing yang tetap terjaga kebersihannya, selain itu mereka juga rutin mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan setiap hari Jumat pagi hingga selesai.

Mata Pencaharian Utama

(39)

25

Mata pencaharian utama penghuni dapat mempengaruhi intensitas penghuni dalam memelihara taman. Berdasarkan pernyataan penghuni, mayoritas dari mereka yang bermata pencaharian di sektor informal mempunyai banyak waktu luang untuk memelihara taman, karena waktu mereka untuk bekerja tidak tetap pada jam tertentu. Penghuni yang bermata pencaharian sebagai pedagang, dapat meluangkan waktu untuk memelihara taman berdasarkan waktu mereka untuk berdagang. Apabila mereka berdagang pada pagi hari, mereka dapat memelihara taman pada waktu sore hari, begitu juga sebaliknya, namun apabila mereka berdagang dari pagi hingga sore hari, mereka dapat memelihara taman saat mereka libur dalam kegiatan berdagang.

Tabel 6Latar belakang penghuni Boeing Latar belakang

pendidikan Persentase Mata pencaharian utama Persentase

Tidak Sekolah - PNS -

Taman Kanak-kanak - Karyawan swasta 13%

SD 30% Karyawan BUMN -

SLTP 17% Pedagang 30%

SLTA 47% Wiraswasta 23%

Akademi 3% TNI -

Perguruan Tinggi 3% Petani -

Sektor informal 33%

Persepsi Penghuni terhadap Pengembangan Taman Boeing sebagai Lanskap Produktif dan Area Rekreasi

(40)

Berdasarkan persepsi penghuni Boeing tentang pengembangan taman sebagai area rekreasi dari hasil pengisian kuisioner, diketahui permasalahan utama yang paling mengganggu kenyamanan penghuni pada taman Boeing, yaitu sempitnya lahan sebesar 33%, kurangnya fasilitas sebesar 25%, kurangnya peneduh sebesar 18%, penataan yang kurang baik sebesar 13%, tidak adanya lahan untuk berdagang sebesar 7%, dan sampah berserakan sebesar 4% (Gambar 15). Berdasarkan pernyataan penghuni, sempitnya lahan taman Boeing dan kurangnya fasilitas penunjang menghambat aktivitas penghuni dalam taman, karena sempitnya lahan tidak dapat menampung banyak penghuni ketika ada acara tertentu, sedangkan kurangnya fasilitas penunjang dapat mengurangi kenyamanan penghuni beraktivitas dalam taman. Permasalahan tersebut membuat penghuni kurang berminat untuk berkunjung ke taman Boeing, kecuali ketika ada acara tertentu. Penataan taman yang kurang baik juga menyebabkan penghuni merasa kurang nyaman berada pada taman Boeing, sehingga penghuni Apron menginginkan adanya pembenahan terhadap taman lingkungan dengan mengutamakan estetika dan kenyamanan yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah kota.

Preferensi Penghuni terhadap Pengembangan Taman Boeing sebagai Lanskap Produktif dan Area Rekreasi

Berdasarkan preferensi mayoritas penghuni Boeing terhadap kebutuhan fasilitas penunjang yang diperoleh dari tiga persentase terbesar, diketahui bahwa sebanyak 32% penghuni membutuhkan kursi untuk bersantai, sebanyak 22% membutuhkan mainan anak-anak, dan sebanyak 20% membutuhkan zona acara tertentu (Tabel 7). Berdasarkan pernyataan penghuni, mereka sangat membutuhkan

33%

7% 25%

18%

4% 13%

Lahan sempit

Tidak ada lahan berjualan

Kurang fasilitas

Kurang peneduh

Sampah berserakan

Penataan kurang baik

Gambar 15 Hal yang mengganggu kenyamaan pengguna taman Boeing 37%

23%

40% Tahu

Ragu

Tidak tahu

(41)

27

area tertentu dalam taman untuk acara tertentu seperti lomba 17 Agustus, kemudian mereka juga menginginkan fasilitas mainan anak agar anak-anak mereka dapat bermain dengan layak di taman Boeing menggunakan fasilitas yang memadai.

Berdasarkan preferensi mayoritas penghuni Boeing terhadap tanaman produktif yang diperoleh dari tiga persentase terbesar, diketahui bahwa sebanyak 40% penghuni membutuhkan tanaman sayur, sebanyak 31% penghuni membutuhkan tanaman bumbu, dan sebanyak 14% penghuni membutuhkan tanaman buah (Tabel 7). Berdasarkan hasil tersebut, mayoritas penghuni Boeing menginginkan tanaman sayur dan bumbu. Mereka menginginkan tanaman sayur dan bumbu untuk digunakan sebagai bahan tambahan memasak sehari-hari. Responden Boeing juga menginginkan adanya tanaman buah tambahan selain mangga dan pepaya untuk dikonsumsi sehari-hari agar tidak perlu membeli. Tabel 7 Preferensi penghuni Boeing terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman

produktif Fasilitas penunjang

rekreasi yang dibutuhkan Persentase Tanaman produktif yang dibutuhkan Persentase

meja kursi makan 14% sayur 40%

meja kursi untuk belajar - buah 14%

kursi untuk bersantai 32% pati -

area berdagang 8% obat 9%

mainan anak 22% bumbu 31%

pemanggang makanan - hias 6%

zona acara tertentu 20% industri -

tempat sampah 4% lain -

Berdasarkan preferensi penghuni dalam berpartisipasi memelihara taman, diketahui bahwa sebanyak 67% penghuni bersedia melakukan kegiatan pemeliharaan dari penanaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama, penanaman ulang, dan pemanenan. Diketahui sebanyak 22% penghuni ragu untuk berpartisipasi dalam memelihara tanaman produktif, dan sebanyak 11% penghuni tidak bersedia berpartisipasi memelihara tanaman produktif (Gambar 16). Alasan penghuni yang masih ragu dan tidak bersedia berpartisipasi dalam memelihara tanaman produktif, yaitu mereka mempunyai kegiatan lain yang lebih diprioritaskan, sehingga mereka khawatir tidak akan mempunyai waktu luang untuk memelihara tanaman produktif.

67% 22%

11%

Ya

Ragu

Tidak

(42)

Sintesis

Secara keseluruhan, terdapat potensi dan kendala pada taman Boeing, sehingga diperlukan penataan ulang taman Boeing (Gambar 25). Dalam segi aksesibilitas dan sirkulasi, taman Boeing yang ditutupi oleh paving block tidak

memerlukan pengembangan atau penambahan infrastruktur untuk jalur sirkulasi. Secara keseluruhan, ruang dalam taman Boeing perlu penataan yang lebih baik lagi untuk meningkatkan estetika taman untuk menarik pengguna taman. Selain itu luas taman yang kurang memadai dapat disiasati dengan melakukan penanaman tanaman secara vertikal sehingga dapat direncanakan pembagian ruang secara efektif untuk area lanskap produktif, namun dapat tetap menunjang kegiatan rekreasi pengguna. Dalam segi infrastruktur , diperlukan pemeliharaan secara rutin terhadap permukaan paving block agar terjaga keberlanjutannya seperti penyikatan,

penyapuan dan renovasi yang meliputi perbaikan dan penggantian material dalam kondisi insidental.menunjang aktivitas pengguna taman. Tidak dibutuhkan penambahan infrastruktur tertentu seperti kursi taman, karena struktur planter box

yang kuat dapat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai tempat duduk bagi

pengguna, namun diperlukan adanya planter box tambahan khusus untuk

penanaman tanaman produktif (Tabel 8).

Tabel 8 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Boeing

Aspek Analisis Sintesis

Potensi Kendala Pengembangan Pemecahan Aksesibilitas dan sirkulasi 1. Terdapat akses di

sebelah utara, selatan, dan barat taman yang dapat menghubungkan pengguna ke unit rusun di sekitar tapak 2. Terdapat akses utama di sebelah timur yang

Ruang 1. masih terdapat ruang yang dapat

Infrastruktur terdapat planter box yang dapat juga 2. terdapat tanaman buah

yang juga dapat

Dalam segi vegetasi, diperlukan penambahan vegetasi penutup tanah seperti rumput di beberapa titik taman untuk melembutkan suasana taman yang ditutupi oleh paving block dengan melakukan pembongkaran paving block di beberapa titik

untuk melakukan penanaman rumput. Rumput yang dapat digunakan dalam taman ini adalah Axonopus compressus (rumput gajah mini) karena rumput ini tahan

(43)

29

dan bumbu, tidak perlu ditanam pada taman Boeing, karena sudah terdapat tanaman mangga yang mendominasi taman Boeing.

Analisis dan Sintesis Taman Lingkungan Conveir

Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi

Dalam taman Conveir hanya terdapat sirkulasi untuk pejalan kaki yang tersebar di seluruh taman tanpa adanya kendala apapun. Taman Conveir dijadikan sebagai penghubung ke kantor RW oleh pengguna, karena taman Conveir berbatasan secara langsung dengan kantor RW di sebelah timur. Akses keluar-masuk utama dalam taman Conveir terletak pada bagian selatan taman (Tabel 11).

Analisis Ruang

Keseluruhan ruang dalam taman Conveir yang masih kosong berpotensi untuk dikembangkan sebagai lanskap produktif dan area rekreasi (Tabel 11). Taman ini cukup jarang dikunjungi oleh penghuni, namun pada pagi dan sore hari terdapat beberapa pengguna yang melakukan penyiraman terhadap tanaman. Pada waktu tertentu, taman Conveir dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengadakan acara lomba 17 Agustus. Luas taman lingkungan Conveir terbilang sangat kecil untuk menampung pengguna karena luas taman yang tidak sebanding dengan jumlah penghuni. Luas ruang taman lingkungan Conveir hanya sebesar 154,52 m2 untuk 1879 jiwa dalam beberapa RW. Apabila ditinjau berdasarkan ketentuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 (2008), hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Analisis Infrastruktur

Dalam taman Conveir infrastruktur seperti paving block yang menutupi

seluruh bidang horizontal taman memadai untuk menunjang aktivitas pengguna taman (Tabel 11). Selain itu, terdapat beberapa pot tanaman kosong yang dapat dimanfaatkan untuk penanaman tanaman produktif. Dalam taman Conveir tidak terdapat infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan rekreasi pengguna seperti kursi taman, namun terdapat sebuah gazebo yang berada di perbatasan taman

sebelah utara, tepatnya di samping taman kecil. Gazebo ini biasa digunakan oleh

pengguna untuk bersantai dan duduk-duduk pada pagi dan sore hari. Pada bagian utara, taman Conveir berbatasan dengan sebuah taman kecil. Taman kecil ini berfungsi sebagai penunjang estetika dan menjadi good view taman Conveir.

Analisis Vegetasi

Spesies tanaman yang terdapat dalam taman Conveir berdasarkan fungsi keragaman horizontal menurut Arifin (1998) antara lain adalah Citrus amblycarpa

(jeruk limau) sebagai tanaman bumbu, Dieffenbachia sp. (daun bahagia), Chamaedorea seifreizii (palm kamedoria) dan Roystonia regia (palm raja) yang

Gambar

Gambar 10   Peta kondisi eksisting taman Dakota
Tabel 5 Analisis-sintesis potensi dan kendala taman Apron
Gambar 14   Pengetahuan responden Boeing tentang pengertian
Tabel 7  Preferensi penghuni Boeing terhadap fasilitas rekreasi dan tanaman produktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis Tabel 1 dapat diketahui bahwa secara bersama-sama luas lahan, persepsi petani terhadap ketersediaan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata

• Perusahaan memelihara kemampuan dan sikap karyawan melalui program keselamatan , kesehatan dan pelayanan. • Setiap program keselamatan dapat terdiri dari elemen-elemen: •

Talunglipu Matalo Talllunglipu Tampo Tallunglipu Tagari Tallunglipu Tantanan Tallunglipu Buntu Tallunglipu Rante Paku Tallunglipu. Dende Piongan Napo

Comparative effect of neonatal exposure of male rats to potent and weak (enviromental) estrogens on spermatogenesis at puberty and the relationship to adult testis size

Dimana (PP) tersebut membatasi kegiatan promosi produk rokok di Indonesia dan bahwa Djarum Mezzo sendiri adaiah produk baru, maka dapat diketahui bahwa

Dan dari data pada Tabel 4.8 ini dapat disimpulkan bahwa layanan yang diterima sudah mendekati nilai tengah dari zona toleransi artinya meskipun belum mencapai nilai ideal

Secara umum, keseluruhan pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran hingga strategi dan arah kebijakan yang dirumuskan dalam RPJM DKI Jakarta terbagi ke dalam sektor ekonomi, sosial,

Semakin meningkatnya konsentrasi jamur entomopatogen dan semakin banyak konidia yang menempel pada tubuh serangga, maka semakin cepat proses infeksi yang membuat