• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Tanaman Tropis Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskripsi Tanaman Tropis Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

DESKRIPSI TANAMAN TROPIS JENIS POHON, PALEM,

DAN SEMAK BESAR YANG SERING DIJUMPAI

DI KAWASAN PERKOTAAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Deskripsi Tanaman Tropis Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

(4)

ABSTRAK

GABRIELLA NATALINGRUM NUGRAHANTO. Deskripsi Tanaman Tropis Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.

Tanaman merupakan salah satu elemen utama dalam lanskap. Sangat penting bagi perancang, perencana dan pengelola untuk mengerti lingkungan tumbuh dan karakteristik tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tumbuh sesuai dengan fungsinya. Meskipun begitu, kurangnya informasi mengenai tanaman menghambat perencana dalam melakukan pemilihan tanaman lanskap. Penelitian ini dilakukan dengan survei di Kota Bogor dan Kota Bandung serta studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai tanaman. Setelah survei lapang dilanjutkan dengan analisis tanaman dalam lanskap dengan menggunakan metode Semantic Differential untuk mengetahui kualitas tanaman dalam lanskap, kemudian dilakukan uji Chi-square dan diketahui bahwa kualitas tanaman di kedua kota tersebut cenderung berbeda. Dapat disimpulkan bahwa penampilan tanaman dalam lanskap perkotaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tersedianya ruang penanaman. Dibutuhkan ruang penanaman yang cukup luas dan pemilihan tanaman yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik di kawasan perkotaan.

Kata kunci: Identifikasi tanaman, kawasan perkotaan, semantic differential, tanaman tropis

ABSTRACT

GABRIELLA NATALINGRUM NUGRAHANTO. Tropical Plants Description to Trees, Palms, and Tall Shrubs Usually Found in Urban Area. Supervised by BAMBANG SULISTYANTARA.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

GABRIELLA NATALINGRUM NUGRAHANTO

DESKRIPSI TANAMAN TROPIS JENIS POHON, PALEM,

DAN SEMAK BESAR YANG SERING DIJUMPAI

(7)
(8)

Judul Skripsi : Deskripsi Tanaman Tropis Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan

Nama : Gabriella Natalingrum Nugrahanto NIM : A44090089

Disetujui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan YME atas limpahan berkat dan anugerah-Nya,

sehingga penelitian yang berjudul “Deskripsi Tanaman Jenis Pohon, Semak Besar dan Palem yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih penulis ditujukan kepada :

1. Bapak, Mama, dan Bram, serta keluarga besar yang selama ini memberi bantuan dan semangat dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi.

2. Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Fitriyah Nurul H Utami, ST, MT, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bibingan selama masa kuliah serta Dosen dan Staf Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, khususnya Departemen Arsitektur Lanskap atas ilmu yang telah diberikan.

4. Dr Ir Tati Budiarti, MS dan Dr Kaswanto, SP, Msi selaku dosen penguji yang telah memberi pengarahan untuk penulisan skripsi yang lebih baik lagi. 5. Sahabat-sahabat terbaik (Sry Wahyuni, Herawaty Pare, Damaria Widasari,

Amanda Fauziah, Mentari Ramadhan) atas bantuan, semangat, dukungan, doa, dan kebersamaannya selama ini.

6. Teman-teman seperguruan, Mentari Ramadhan, Monika Agustia, dan Prasetyo Ariwibowo atas bantuan, semangat, dan dukungannya.

7. Nisa, Irma, Yaomi, Tari, Dedek, Azis, Wida, Dini, Dila, Kak Ifa, dan Kak Rio yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian hingga penelitian ini akhirnya dapat selesai.

8. Keluarga dan teman-teman Arsitektur Lanskap Angkatan 46 atas semangat, dukungan, dan kebersamaannya.

9. Teman-teman terbaik di Kelompok Kecil (Kak Rara, Faithy, Gloria, Lisa, dan Santika) dan PMK khususnya KPA yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan, doa, semangat dan kebersamaannya.

10.Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian dan penulisan karya ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pikir 2

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian 4

Bahan 5

Alat 5

Prosedur 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum 8

Frekuensi Jenis Tanaman di Kota Bogor dan Bandung 9

Basis Data dan Perancangan Basis Data 19

Deskripsi Tanaman 20

Evaluasi Tanaman 60

SIMPULAN DAN SARAN 87

DAFTAR PUSTAKA 88

LAMPIRAN 89

(13)

DAFTAR TABEL

1 Kuisioner penilaian semantic differential (SD) 7 2 Frekuensi spesies tanaman yang dijumpai di Kota Bogor 11 3 Frekuensi spesies tanaman yang dijumpai di Kota Bandung 15 4 Tanaman milik pihak swasta/privat yang dijjumpai di Kota Bogor 17

5 Foto lanskap Kota Bogor berdasarkan Kualitas 82

6 Foto lanskap Kota Bandung berdasarkan Kualitas 83 7 Frekuensi tanaman kualitas tinggi Kota Bogor dan Kota Bandung 83

8 Uji chi-square tanaman kualitas tinggi 83

9 Frekuensi tanaman kualitas sedang Kota Bogor dan Kota Bandung 83

10 Uji chi-square tanaman kualitas sedang 84

11 Frekuensi tanaman kualitas rendah Kota Bogor dan Kota Bandung 84

12 Uji chi-square tanaman kualitas rendah 84

13 Tanaman dan lebar ruang penanaman 85

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pikir 3

2 Peta Orientasi Lokasi Penelitian 4

3 Perbandingan jenis tanaman di Kota Bogor dan Kota Bandung 10 4 Contoh tampilan layout pada FileMaker Pro 21 19

19 Erithrina cristagali 29

20 Ficus benjamina 29

21 Ficus lyrata 30

22 Gmenlia arborea 31

23 Hibiscus tilaeus 31

24 Hura crepitans 32

25 Lagerstromia speciosa 32

26 Mangifera indica 33

27 Mangifera kemanga 34

28 Maniltoa grandiflora 34

(14)

30 Muntingia calabura 35

31 Nephelium lappaceum 36

32 Paraserianthes falcataria 37

33 Pithecelobium dulce 37

34 Plumeria rubra 38

35 Polyalthia fragrans 39

36 Polyalthia longifolia 39

37 Psidium guajava 40

38 Pterocarpus indicus 41

39 Samanea saman 41

40 Shcefflera sp. 42

41 Spatodea campanulata 42

42 Swietenia mahogani 43

43 Syzygium aquaeum 44

44 Syzygium malaccense 45

45 Syzygium oleina 45

46 Tabebuia chrysantha 46

47 Tectona grandis 46

48 Terminalia cattapa 47

49 Thuja accidentalis 48

50 Areca catechu 48

51 Caryota cumingii 49

52 Cocos nucifera var. Capitata 49

53 Elaeis guineensis 50

54 Elaeis oleifera 50

55 Hyophorbe lagenicaulis 51

56 Licuala grandis 51

57 Phoenix roebelleni 52

58 Pritchardia pacifica 52

59 Ptychosperma macarthurii 53

60 Roystonia regia 54

61 Veitchia merrilii 54

62 Wodyetia bifurcata 55

63 Acalypha macrophylla 55

64 Bougainvillea glabra 56

65 Caesalpinia pulcherima 57

66 Calliandra 57

67 Hibiscus rosa sinensis 58

68 Ixora coccinea 59

69 Mussaenda sp. 59

70 Nerium oliander 60

71 Pohon kenari (Canarium indicum) di berbagai jalan di Kota Bogor 62 72 Pohon beringin (Ficus benjamina) di berbagai jalan di Kota Bogor 62 73 Pohon mahoni (Swietenia mahogani) di berbagaijalan di Kota Bogor 63 74 Pohon nangka (Artocarpus heterophyllus) di berbagai jalan di Kota

Bogor 63

(15)

77 Pohon ki hujan (Samanea saman) di berbagai jalan di Kota Bogor 64 78 Pohon akasia (Acacia auriculiformis) di berbagai jalan di Kota Bogor 65

79 Pohon berbuah d berbagai jalan di Kota Bogor 65

80 Tanaman nusa indah (Mussaenda sp.) 66

81 Jenis palem soliter yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bogor 67 82 Jenis palem berumpun yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bogor 67 83 Jenis palem soliter yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bandung 68 84 Jenis palem berumpun yang dijumpai di berbagai jalan di Kota

Bandung 68

85 Pohon angsana (Pterocarpus indicus) di berbagai jalan di Kota

Bandung 68

86 Pohon mahoni (Swietenia mahogani) di berbagai jalan di Kota Bandung 68 87 Pohon beringin (Ficus benjamina) di berbagai jalan di Kota Bandung 69

88 Tanaman semak besar di Kota Bandung 69

89 Contoh pola tanam RTH jalur pejalan kaki 70

90 Tanaman dengan kualitas tinggi di Kota Bogor 71

91 Nilai Semantic Differential Kota Bogor 72

92 Modifikasi akar banir pada kenari (Canarium Indicum) 72 93 Beberapa tanaman dengan kualitas sedang di Kota Bogor 73

94 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bogor 76

95 Tanaman dengan kualitas tinggi di Kota Bandung 78 96 Beberapa tanaman dengan sedang rendah di Kota Bandung 79

97 Nilai Semantic Differential Kota Bandung 81

98 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bandung 72

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lembar pengamatan 89

2 Format kuisioner 90

3 Hasil pemotretan untuk penilaian kuisioner 91

(16)

Latar Belakang

Tanaman merupakan elemen penting dalam lanskap, di kawasan perkotaan tanaman berfungsi untuk memberi keindahan, keperluan arsitektural, merekayasa kualitas lingkungan, dan menciptakan kenyamanan. Menurut Booth (1983), tanaman memberi sentuhan keindahan di lingkungannya. Kegunaan tanaman dalam lanskap antara lain, keunikan karakter, kegunaan fungsional, arsitektural dan pengaturan fungsi ruang, karakter visual, serta estetika. Dalam Pokorny (1992), pohon juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, beberapa kelebihan adanya pohon di kawasan perkotaan yaitu, penahan angin, menghambat jatuhnya air hujan ke permukaan, meningkatkan umur aspal jalan raya dengan naungan pohon, mengurangi polusi udara, serta menjadi habitat satwa.

Di samping beberapa kelebihan tanaman, pohon juga dapat menjadi ancaman. Pohon yang memiliki resiko ini adalah pohon yang mengalami kerusakan dan akan berpotensi tumbang, merugikan, menghancurkan gedung-gedung di sekitarnya, utilitas jalan, mobil, dan manusia. Pohon yang terdapat di kawasan yang berpolusi biasanya dalam keadaan fisik yang stres dibandingkan pohon yang ada di hutan. Pohon di kawasan perkotaan memiliki potensi yang lebih tinggi untuk tumbang karena kondisi stres. Resiko kerusakan pohon dapat ditanggulangi dengan deteksi dini dan perbaikan lingkungan untuk meningkatkan kesehatan pohon (Isa dan Othman 2010).

Keadaan lanskap jalan kawasan perkotaan Kota Bogor dan Bandung saat ini masih ada yang tidak memenuhi standar, masih terlihat tanaman yang ditanam tidak sesuai pada tempatnya dan menghalangi pejalan kaki, keadaan ini mempengaruhi penampilan lanskap perkotaan. Tampilan buruk tanaman dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor genotip dan faktor fenotip. Fenotip adalah tampilan pohon seperti yang kita lihat, fenotip ditentukan oleh faktor genotip dan lingkungan. Genotip adalah potensi tampilan pohon yang ditentukan oleh susunan gen yang terdapat pada pohon. Pohon dengan genotip yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik (Mulawarman et al. 2002). Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respon tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Berdasarkan aspek faktor lingkungan, terdapat macam-macam faktor lingkungan yang mempengaruhi penampilan tanaman, seperti faktor abiotik (iklim, geografis, dan edafis) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dekomposer, dan manusia) (Eksata 2011).

Tanaman dapat tumbuh maksimal dan sesuai fungsinya bila ditanam pada lingkungan yang sesuai. Lestari dan Kencana (2002) menyatakan bahwa tanaman yang tampil prima adalah tanaman yang sehat. Tanaman akan tumbuh sehat jika kondisi lingkungannya ideal. Syarat lingkungan ideal adalah memperhatikan ketinggian tempat, suhu, kelembaban, cahaya, kandungan air, dan kandungan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

(17)

perencana dan perancang untuk mengerti bentuk maupun karakteristik tanaman agar dalam pekerjaan proses perancangan dapat memilih dan menempatkan tanaman yang tepat sesuai dengan tujuan fungsinya maupun tempat dimana tanaman tersebut akan ditanam, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Dalam proses perancangan sangat dibutuhkan infomasi mengenai tanaman. Informasi tersebut digunakan perancang lanskap untuk pertimbangan pemilihan dan penggunaan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Kurangnya informasi lengkap mengenai tanaman secara deskriptif menjadi kendala dalam proses perancangan. Untuk mengumpulkan informasi tersebut diperlukan identifikasi tanaman dan studi pustaka. Penulis membatasi tanaman yang diamati adalah tanaman yang digunakan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu ciri fisik, ciri ekologis (adaptasi dengan lingkungan) dan hortikultura perlu diketahui untuk pertimbangan pemilihan tanaman dalam lanskap.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. menyusun deskripsi tanaman jenis pohon, semak besar, dan palem; dan 2. mengidentifikasi serta mengevaluasi penggunaan tanaman di kawasan

perkotaan berdasarkan kesesuaian sifat fisik dan sifat ekologi. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi bagi perancang lanskap agar mengetahui sifat dan karakteristik tanaman yang akan dipilih dalam proses perancangan. Selain itu memberi informasi ciri ekologis dan ciri fisik, agar tanaman yang dipilih dapat tumbuh dengan optimal dan memunculkan karakteristiknya.

Kerangka Pikir

(18)

Gambar 1 Kerangka Pikir Penggunaan vegetasi jenis pohon, palem, dan semak besar

di kawasan perkotaan

Kebutuhan informasi tanaman bagi perancang lanskap

Kurangnya informasi sifat dan karakteristik tanaman untuk

perancangan lanskap

Penempatan tanaman Pemilihan jenis tanaman

Kendala

Metode deskriptif ilmiah

Klasifikasi pohon, palem, dan semak besar

Penyusunan ke dalam basis data

(19)

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai akhir bulan Februari 2013 sampai bulan November 2013. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi tanaman jenis pohon, palem, dan semak besar yang dijumpai di kawasan Kota Bogor dan Bandung. Tanaman yang diidentifikasi merupakan tanaman yang ditanam atau berada di kawasan perkotaan. Lokasi pengambilan data tanaman dilakukan di kawasan tepi jalan dan median jalan arteri sekunder dimana jalan arteri sekunder merupakan jalan yang ada dalam skala perkotaan. Tanaman yang diambil datanya dapat merupakan tanaman yang dikelola oleh pemerintah maupun privat. Berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan, jalan arteri sekunder merupakan jalan kota yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat pemukiman yang berada di dalam kota. Jalan arteri sekunder yang terdapat di Kota Bogor, yaitu JL. Siliwangi, JL. Ir. Juanda, JL. Jendral Sudirman, JL. Pemuda, JL. Merdeka, JL. Surya Kencana, JL. Kapten Muslihat, JL. Veteran, JL. Gunung Batu, JL. Sindang Barang, JL. Jalak Harupat, JL. R.E Martadinata, JL. Ahmad Yani, JL. Bangbarung, JL. Otto Iskandardinata, JL. Semeru, JL. Lawang Gintung JL. Merdeka, JL. Pahlawan, JL. Pandu Raya, JL. Pandawa, JL. Batu Tulis, dan JL. Dadali. Jalan arteri yang terdapat di Kota Bandung, yaitu JL. Ir. Juanda, JL. Asia Afrika, JL. Jendral Sudirman, JL. Ahmad Yani, JL. Junjunan, dan JL. Surapati.

(20)

Penelitian lalu dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner Semantic

Differential (SD) yang dilakukan pada bulan Desember 2013 kepada mahasiswa

arsitektur lanskap. Diharapkan mahasiswa arsitektur lanskap memiliki pemahaman terhadap kondisi lanskap perkotaan dan penggunaan tanaman dalam lanskap perkotaan.

Bahan

Bahan yang digunakan merupakan tanaman yang terdapat pada jalan arteri sekunder yang terdapat di Kota Bogor dan Kota Bandung, kemudian tanaman terpilih diambil gambarnya. Gambar tanaman merupakan foto yang dapat merepresentasikan bentuk tanaman. Data atribut berupa informasi mengenai deskripsi dan klasifikasi jenis pohon, palem dan semak besar yang mencakup klasifikasi botani-lanskap (sifat morfologi, sifat ekologi, karakteristik dan fungsi) serta klasifikasi umum, data ini dapat diperoleh di Perpustakaan Kebun Raya Kota Bogor, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Arsitektur Lanskap IPB. Data atribut lain juga dapat diperoleh dengan pengamatan langsung pada lokasi penelitian.

Setelah survei lapang, dilakukan penyebaran kuesioner Semantic

Differential untuk mengetahui kualitas tanaman dalam lanskap. Kuesioner

berjumlah 100 eksemplar yang telah disebarkan kepada mahasiswa arsitektur lanskap. Terdapat 40 foto tanaman yang akan dinilai oleh responden, masing-masing 20 foto untuk tiap kota. Foto didominasi oleh jenis pohon karena kedua kota tersebut didominasi oleh tanaman jenis pohon.

Alat

Alat yang digunakan terdiri dari kamera digital untuk mengambil gambar tanaman, klinometer untuk mengukur ketinggian pohon, laptop untuk input dan pengolahan data, meteran untuk mengukur diameter pohon, lembar pengamatan (Lampiran 1), program FileMaker Pro 12 untuk memasukkan informasi terkait tanaman dan membuat layout.

Alat yang digunakan untuk kuesioner Semantic Differential adalah

Microsoft Excel 2007 untuk input data, data diolah hingga mendapatkan nilai

kuantitatif dan kualitatif. Setelah itu dilakukan uji statistik berupa analisis chi-square untuk menguji apakah terdapat perbedaan proporsi antara kualitas tanaman di Kota Bogor dan Kota Bandung dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0.

Prosedur

Prosedur Survei

Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan deskripsi tanaman ini dimulai dari pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi lapang dan studi literatur. Data yang diperoleh dicatat pada lembar pengamatan dan penilaian kesehatan tanaman. Pada saat survei, hal yang diamati adalah kondisi fisik dan morfologi tanaman yang terlihat.

(21)

informasi suatu data, mengatur, memperbaharui, menyortir, memilih data yang diinginkan, dan mencetak bila perlu. Suatu basis data dapat berisi satu atau lebih

records, dimana records adalah integrasi dari database tables dan field. Fields

adalah dasar dari database table, fields berfungsi untuk menunjukkan data saat anda masuk ke dalam records, setiap informasi yang terdapat di dalam records dimasukkan ke dalam fields dan setiap records dapat menginformasikan satu objek data. Berikut merupakan tahapan pada prosedur survei:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan gambar menggunakan kamera digital pada lokasi penelitian saat melakukan observasi lapang (survei) dan menggunakan lembar pengamatan. Informasi yang harus didapatkan berupa bentuk pohon, bentuk tajuk, karakteristik tanaman yang menonjol, keunikan tanaman, dan karakteristik lain yang dapat berguna dalam pengidentifikasian tanaman. Pengambilan gambar harus dilakukan dengan benar agar dapat merepresentasikan bentuk tanaman dan letak penanaman sehingga dapat memberikan informasi yang jelas yang dapat memperlihatkan perbedaan bentuk morfologi maupun fisiologinya di tiap tempat penanaman yang berbeda.

2. Studi pustaka

Pencarian informasi lainnya dilakukan dengan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi lanjutan yang bersifat ilmiah terkait spesies pohon, palem, dan semak besar.

3. Identifikasi objek

Informasi dan gambar yang sudah didapatkan dicocokkan dengan karakteristik gambar dan informasi literatur tanaman. Dengan demikian dapat diketahui klasifikasi tanaman dan informasi mengenai karakteristik tanaman.

4. Klasifikasi objek

Objek dari penelitian ini adalah pohon, palem, dan semak besar. Klasifikasi objek berguna untuk menentukan rancangan basis data dan data yang akan dihimpun ke dalam basis data.

5. Penentuan rancangan basis data

Penentuan data input yang akan dimasukkan ke dalam basis data, basis data dibangun dengan menggunakan FileMaker.

6. Pemasukan dan Pengelolaan Basis Data

Proses pemasukan data dalam FileMaker sesuai dengan sifat dan jenis data yang diklasifikasikan, serta pengaturan tampilan untuk pengguna.

7. Penyajian hasil

Pembuatan program tampilan dengan menggunakan FileMaker agar data memiliki tampilan yang informatif dan mudah dipahami oleh pengguna.

Prosedur Evaluasi

Untuk menilai kualitas estetika suatu lanskap digunakan metode Semantic

Differential (SD), metode SD merupakan metode penilaian dengan menggunakan

(22)

baik, cukup baik, dan buruk menurut peneliti. Kemudian foto diseleksi menjadi 20 foto yang mewakili bentuk lanskap tiap kota.

Penilaian dilakukan dengan kuesioner (Lampiran 2) dan 40 foto terpilih ditampilkan dengan bantuan slide. Responden diminta untuk menilai kualitas penggunaan tanaman di lanskap perkotaan dengan memberi nilai berdasarkan foto dan skala pada kuesioner. Penayangan dilakukan 60 detik untuk tiap foto. Untuk teknik pengisian kuesioner SD, berupa pemberian skor -3 sampai 3 pada kata bipolar terpilih. Enam pasang kata bipolar yang digunakan, yaitu Tidak nyaman x Nyaman (K1); Sempit x Luas (K2); Gersang x Teduh (K3); Elemen lanskap berantakan x Elemen lanskap teratur (K4); Panas x Sejuk (K5); Buruk x Indah (K6). Enam kata bipolar yang dipilih merupakan kata yang dapat menggambarkan kondisi foto tanaman dalam lanskap. Setiap kata bipolar dapat memperlihatkan tinggi/rendah setiap kriteria yang dinilai. K1 digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan adanya tanaman dalam lanskap. K2 digunakan untuk mengukur tersedianya ruang penanaman. K3 digunakan untuk melihat kondisi lanskap di sekitar tanaman. K4 digunakan untuk mengukur keteraturan elemen penyusun lanskap di sekitar tanaman. K5 digunakan untuk melihat tingkatan suhu dengan adanya tanaman. K6 digunakan untuk melihat nilai estetika tanaman dalam lanskap.

Tabel 1 Kuesioner penilaian Semantic Differential (SD) -3 -2 -1 0 1 2 3

Tidak nyaman Nyaman

Sempit Luas

Gersang Teduh

Elemen lanskap berantakan Elemen lanskap teratur

Panas Sejuk setiap foto dinilai dengan kata-kata bipolar yang mewakilkan setiap kondisi lanskap dan diurutkan berdasarkan tiap skala yang diberi bobot 1 sampai 7 dari kiri ke kanan seperti contoh diatas. Langkah pengolahannya yang pertama menghitung jumlah dan rata-rata dari setiap kata pada setiap lanskap kemudian membandingkan nilai setiap kata pada lanskap yag berbeda dalam bentuk grafik, kemudian di dapatkan proporsi kualitas tanaman tinggi, sedang dan rendah pada masing-masing kota. Untuk mengetahui perbedaan proporsi kualitas tanaman antara kedua kota dilakukan uji statistik berupa analisis Chi-square dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 .

Buruk X Baik

(23)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Letak Geografis, Luas, dan Jalan Arteri Sekunder

Kota Bogor dan Bandung terletak di wilayah Jawa Barat namun memiliki kondisi biofisik yang berbeda. Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’

48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luas wilayah Kota Bogor adalah 11 850 ha yang letaknya sangat dekat dengan Kota Jakarta (Bappeda Kota Bogor 2013).

Berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan, sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Jalan arteri sekunder merupakan jalan yang berada di kawasan perkotaan, terdapat 23 jalan arteri sekunder, yaitu JL. Siliwangi, JL. Ir. Juanda, JL. Jendral Sudirman, JL. Pemuda, JL. Merdeka, JL. Surya Kencana, JL. Kapten Muslihat, JL. Veteran, JL. Gunung Batu, JL. Sindang Barang, JL. Jalak Harupat, JL. R.E Martadinata, JL. Ahmad Yani, JL. Bangbarung, JL. Otto Iskandardinata, JL. Semeru, JL. Lawang Gintung JL. Merdeka, JL. Pahlawan, JL. Pandu Raya, JL. Pandawa, JL. Batu Tulis, dan JL. Dadali.

Secara geografis Kota Bandung terletak di antara 107’ BT dan 6’55’ LS. Kedudukan Kota Bandung secara geografis dikelilingi daerah Kabupaten Bandung (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung 2013). Luas kawasan Kota Bandung adalah 167.7 km2. Terdapat 9 jalan arteri sekunder di Kota Bandung, yaitu JL. Ir. Juanda, JL. Asia Afrika, JL. Jendral Sudirman, JL. Ahmad Yani, JL. Junjunan, dan JL. Surapati.

Topografi

Secara topografis Kota bogor memiliki topografi yang bervariasi antara datar dan berbukit-bukit, antara 0-200 m dpl dan 330 m dpl. Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0-15 % dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30 % (Bappeda Kota Bogor 2013).

(24)

terendah 19.1 ºC dan suhu tertinggi 29.2 ºC. Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 191.75 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Februari dan April. Tanah

Jenis tanah di seluruh wilayah Kota Bogor adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi (Bappeda Kota Bogor 2013).

Keadaan tanah yang ada di Kota Bandung merupakan lapisan alluvial hasil dari letusan Gunung Tangkuban Perahu, jenis material di bagian utara dan pusat kota merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta timur tersebar jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung 2013).

Frekuensi Jenis Tanaman di Kota Bogor dan Bandung

Kawasan perkotan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Untuk memenuhi fungsi suatu kawasan perkotaan salah satu hal yang penting untuk ditingkatkan adalah ruang terbuka hijau (RTH), saat ini kualitas dan kuantitas ruang terbuka publik terutama RTH mengalami penurunan dan diperlukan pengaturan ruang kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. RTH jalur hijau jalan dan RTH ruang pejalan kaki perlu diperhatikan agar memberi kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat. Pemilihan tanaman untuk ruang penanaman pada RTH jalur hijau jalan dan ruang pejalan kaki perlu diperhatikan agar tanaman tidak mengganggu dan menimbulkan bahaya bagi masyarakat. Sangat penting untuk mengetahui karakter tanaman agar tanaman yang digunakan dapat tumbuh dengan baik dan fungsional.

Penelitian dilakukan di jalan arteri sekunder Kota Bogor dan Bandung. Pada jalan tersebut, pengambilan sampel tanaman dilakukan di tepi kanan-kiri jalan dan median jalan. Sampel tanaman yang diambil merupakan tanaman yang dapat mewakili jenis tanaman yang digunakan di jalan arteri sekunder, jenis Sedangkan untuk semak antara lain bugenvil (Bougainvilea sp.) 1.18 % dan nusa indah (Mussaenda sp.) 1.8 %, serta untuk jenis palem yang banyak dijumpai antara lain palem putri (Veitchia merillii) 5.29 %, palem raja (Roystonea regia) 4.12 % dan palem jepang (Ptychosperma macarthurii) 2.94 %. Frekuensi spesies tanaman yang dijumpai di 23 jalan arteri sekunder Kota bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Beberapa jenis pohon yang paling banyak dijumpai di jalan arteri kawasan kota Bandung dilihat dari frekuensinya antara lain mahoni (Swietenia mahogani

Jacq.) 9.76 % dan angsana (Pterocarpus indicus Willd.) 9.76 %. Sedangkan untuk

(25)

(Veitchia merrilii) 7.32 %. Frekuensi spesies tanaman yang dijumpai di 7 jalan arteri sekunder Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3. Tanaman pada Tabel 2 dan Tabel 3 tersebut merupakan tanaman yang terdapat di kawasan perkotaan namun beberapa tanaman merupakan tanaman milik pihak swasta/privat (non-pemerintah), beberapa tanaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Berbagai macam jenis tanaman yang digunakan di kawasan perkotaan sangat bervariasi mulai dari tanaman rendah hingga tinggi yang disesuaikan dengan fungsinya. Ditemukan 45 spesies jenis pohon, 13 spesies jenis palem, dan 4 spesies jenis semak besar di Kota Bogor, serta 14 spesies jenis pohon, 5 spesies jenis palem, dan 5 spesies jenis semak besar. Terdapat perbedaan jumlah spesies yang ditemukan pada Kota Bogor dan Kota Bandung, hal ini dapat disebabkan dari perbedaan jumlah tempat pengambilan sampel karena sampel diambil hanya di jalan arteri sekunder saja, di Kota Bogor terdapat 23 sampel jalan namun di Kota Bandung hanya 7 sampel jalan.

Terdapat perbedaan penggunaan tanaman di kedua kota tersebut, di jalan arteri sekunder kota Bogor penggunaan palem lebih banyak terlihat sedangkan di Kota Bandung lebih banyak dijumpai semak besar. Perbandingan tersebut dapat dipengaruhi oleh perbedaan jumlah sampel jalan yang diambil dan perbedaan kondisi biofisik ke dua kota yang dapat mempengaruhi persebaran jenis spesies tanaman. Jumlah perbandingan jenis tanaman yang di temukan di jalan arteri kedua kota tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Perbandingan jenis tanaman di Kota Bogor dan Kota Bandung

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Tabel 3 Frekuensi Spesies Tanaman yang Dijumpai di Kota Bandung

Agathis dammara Pohon damar raja • 2.44

Cerbera manghas Bintaro • • 4.88

Erythrina cristagali Dadap merah • • 4.88

Ficus benjamina Beringin • • • 7.32

Lagerstromia speciosa Bungur • 2.44

Muntingia calabura Kersen • 2.44

Pithecelobium dulce Asam kranji • 2.44

Plumeria sp. Kamboja • • 4.88

Polyalthia fragrans Glodokan bulat • 2.44

Polyalthia longifolia Golokan tiang • 2.44

Pterocarpus indicus Angsana • • • • 9.76

Samanea saman Ki hujan • • 4.88

Swietenia mahogani Mahoni • • • • 9.76

Syzygium oleina Pucuk merah • • 4.88

(31)

Tabel 3 (Lanjutan)

Tabebuia chrysantha Tabebuya kuning • • 4.88

PALEM

Hyophorbe lagenicaulis Palem botol • 2.44

Licuala grandis Palem kol • 2.44

Roystenia regia Palem raja • 2.44

Veitchia merrillii Palem putri • • • 7.32

Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai • 2.44

SEMAK BESAR

Acalypha macrophylla Teh-tehan • 2.44

Bougainvillea sp. Bugenvil • • 4.88

Ixora sp. Soka • • 4.88

Nerium oliander Oliander • 2.44

Total 100

(32)

Tabel 4 Tanaman milik pihak swasta/privat yang dijumpai di Kota Bogor

Araucaria heterophylla Cemara norflok •

Artocarpus heterophyllus Nangka • • • •

Paraserianthes falcataria Sengon •

Plumeria sp. Kamboja •

Psidium guajava Jambu • •

(33)

Tabel 4 (Lanjutan)

Thuja accidentatalis Cemara kipas •

PALEM

Ptychosperma macarthurii Palem jepang •

Roystonia regia Palem raja • • • •

Veitchia merrillii Palem putri • • • • •

Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai • •

(34)

Dari spesies-spesies tanaman yang telah diperoleh, akan dimasukkan ke dalam program basis data. Basis data digunakan untuk memudahkan pengelolaan data. Basis data tanaman ini disusun untuk menghimpun informasi yang diperoleh di lapang dan memberi informasi tentang jenis tanaman, serta memudahkan untuk mencari jenis pohon yang terdapat di jalan arteri sekunder Kota Bogor dan Kota Bandung. Program ini juga dapat membantu para pekerja dan perancang lanskap agar dapat memilih tanaman.

Basis Data dan Perancangan Basis Data

Tanaman-tanaman yang sudah diperoleh dari pengambilan data lapang akan dihimpun ke dalam suatu basis data. Basis data yang digunakan adalah program

FileMaker Pro 12. Basis data adalah program pengumpul informasi, dimana

menghimpun data-data yang telah diperoleh melalui survei lapang dan studi pustaka. Satu spesies tanaman terhimpun dalam satu record dimana terdapat banyak fields, di dalam fields terdapat informasi mengenai nama lokal dan botani tanaman, ukuran tanaman, karakteristik tanaman, dan kondisi lingkungan tanaman.

Gambar 4 Contoh tampilan layout pada FileMaker Pro 12

Perancangan basis data merupakan tahapan awal sebelum melakukan input data. Pada proses ini dilakukan penentuan data input yang akan dihimpun ke dalam

Record

(35)

basis data. Basis data ini dirancang agar dapat menampilkan data dan informasi mengenai tanaman yang ada di kawasan perkotaan secara sederhana. Informasi di dalam basis data menampilkan bentuk fisik tanaman dan dapat membantu dalam menentukan jenis pohon agar sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Informasi yang dihimpun ke dalam basis data adalah jenis tanaman, nama botani, nama lokal, bentuk tajuk, tempat penanaman, sifat ekologi, fungsi tanaman, morfologi biji, morfologi buah, morfologi bunga, morfologi daun, morfologi batang, morfologi akar, dan gambar setiap tanaman pada tapak.

Terdapat 66 tanaman yang dapat diidentifikasi. Basis data yang pertama dibuat berdasarkan hasil pengamatan tanaman jenis pohon, palem, dan semak besar yang berada di tiap jalan arteri sekunder. Basis data yang kedua dibuat berdasarkan spesies yang dijumpai di jalan arteri sekunder. Masing-masing tanaman atau tiap objek tanaman di-input informasinya ke dalam File Maker (Lampiran 3).

Deskripsi Tanaman

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam sistem tanaman yang berhubungan dengan hasilnya adalah pertumbuhan. Perubahan penampilan tanaman dengan pertambahan umur seperti dalamnya ukuran keseluruhan tubuh tanaman atau bagian tanaman. Pertumbuhan merupakan konsep yang besar dalam bidang biologi dan merupakan resultan dari integrasi berbagai reaksi biokimia, peristiwa biofisik, dan proses fisiologis, (Sitompul dan Guritno 1995).

Deskripsi tanaman ini ditujukan untuk memberi penjelasan mengenai satu spesies tanaman. Deskripsi disini merupakan upaya dalam penggabungan dan pembandingan dari hasil penelitian dengan data penelitian yang sudah ada, upaya dalam pengolahan hasil penelitian dan data sekunder menjadi suatu deskripsi mengenai tanaman yang berisi informasi mengenai karakteristik tanaman. Deskripsi di bawah ini merupakan deskripsi tanaman jenis pohon, palem, dan semak besar yang dijumpai di kawasan Kota Bogor dan Kota Bandung. Terdapat total 66 spesies tanaman yang akan diuraikan, tanaman terdiri dari 45 jenis pohon, 13 jenis palem, dan 8 jenis semak besar.

Jenis Pohon

Pohon merupakan tanaman yang paling banyak dijumpai di kawasan perkotaan. Pohon adalah tanaman berkayu yang memiliki batang utama dan percabangannya tidak dekat dengan tanah (Chin 2003). Pohon menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah semua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras. Pohon terbagi menjadi pohon kecil, pohon sedang, dan pohon besar. Pohon kecil adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai 7 m. Pohon sedang adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 m. Pohon besar adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 m.

1. Acacia auriculiformis

(36)

Indonesia, Australia, dan Papua Nugini. Pohon ini tingginya dapat mencapai 30 m.

(b) Famili: leguminosae.

(c) Habitat: dataran rendah, bantaran sungai, dan daerah pesisir

(d) Bentuk tajuk: percabangan tidak teratur, tajuk pohon ini menyebar. Namun bentuknya dapat tidak merata atau rapat.

(e) Morfologi daun: susunan daun berseling, bentuk daun menyerupai kurva (melengkung), ujung daun runcing, tepi daun rata, dan tulang daun sejajar. Daunnya memiliki permukaan daun yang sedikit berbulu. Daun yang sebernarnya terlihat pada saat tanaman dewasa, susunan daun majemuk menyirip ganda.

(f) Morfologi bunga: bunga terletak di bagian pucuk, berwarna kuning. (g) Fungsi: dapat diambil kayunya, bubur kayu, penawar racun, dan tanaman

peneduh.

(h) Perbanyakan: biji dan stek batang.

Gambar 5 Acacia auriculiformis Sumber : (Lapang)

2. Adenanthera spp.

(a) Nama: saga atau Adenanthera spp., merupakan tanaman asli India, China bagian tenggara dan Timur Malaysia. Biasanya tanaman ini banyak dijumpai di perdesaan dan tepi jalan. Saga merupakan tanaman musiman, tingginya mencapai 25 m namun ada beberapa pohon yang dapat mencapai 40 m.

Gambar 6 Adenanthera spp. Sumber : (Lapang) (b) Famili: leguminosae.

(37)

(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip ganda, bentuk daun bulat telur, ujung daunnya tumpul dan bertepi rata.

(f) Morfologi bunga: bunga biseksual, ukurannya kecil (2 mm), berwarna putih, putiknya berwarna kuning dan dapat menjadi oranye.

(g) Fungsi: tanaman ornamental, bagian daunnya dapat dimakan dan bijinya dapat dimanfaatkan untuk mainan anak atau kerajinan lainnya.

(h) Perbanyakan: biji.

3. Agathis dammara

(a) Nama: pohon damar raja atau Agathis dammara (Lamb.) I.C. Rich. Termasuk pohon tinggi, tingginya dapet mencapai 60 m. Persebarannya di Indonesia (Jawa Barat) dan Filipina.

(b) Famili: araucariaceae.

(c) Habitat: hutan hujan tropis, daerah berbatu atau berpasir. 0-1 200 m dpl. (d) Bentuk tajuk : oval.

(e) Morfologi daun: berdaun majemuk berlawanan, susunan daun majemuk menyirip ganda. Tepi daunnya rata, bentuk daun memanjang, dan pertulangan daun sejajar.

(f) Morfologi batang: batang utama tegak ke atas, percabangannya lurus, diameter batang dapat mencapai 1 m. Batangnya berwarna abu kecoklatan dan lepasnya kerak.

(g) Fungsi: dapat diambil kayunya dan resin. (h) Perbanyakan: biji.

Gambar 7 Agathis dammara Sumber : (Lapang)

4. Annona muricata

(a) Nama: sirsak, nangka belanda atau Annona muricata L. Sirsak merupakan tanaman evergreen dan tanaman asli Amerika di daerah tropis. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 10 m.

(b) Famili: annonaceae. (c) Habitat: daerah tropis. (d) Bentuk tajuk: bulat.

(e) Morfologi daun: letak daunnya berseling, bentuknya bulat telur, dan tepian rata.

(f) Morfologi bunga: bunga biseksual dan bulat, kelopak bunga tipis dan berwarna kuning.

(38)

(h) Morfologi buah: permukaan buahnya bersisik, buahnya besar dan daging buahnya berwarna putih.

(i) Fungsi: tanaman berbuah. (j) Perbanyakan: biji, cangkok.

Gambar 8 Annona muricata Sumber : (Lapang)

5. Araucaria heterophylla

(a) Nama: cemara norflok atau pohon arukaria norfok atau Araucaria

heterophylla (Salisb.) Franco., persebarannya di Pulai Norfok (daerah

pasifik) dan merupakan tanaman evergreen. (b) Famili: araucariaceae.

(c) Habitat: daerah lembab, cahaya penuh dan tanah yang teraliri air dengan baik. Tingginya dapat mencapai 60 m.

(d) Bentuk tajuk: piramidal.

(e) Morfologi daun: berbentuk jarum dan memiliki bentuk yang berbeda saat muda dan dewasa.

(f) Fungsi: dapat diambil kayunya dan sebagai tanaman ornamental. (g) Perbanyakan: benih dan stek.

Gambar 9 Araucaria heterophylla Sumber : (Lapang)

6. Artocarpus heterphyllus

(a) Nama: nangka atau Artocarpus heterophyllus adalah pohon sedang

evergreen dan tingginya dapat mencapai 20 m.

(b) Famili: moraceae. (c) Habitat: daerah tropis. (d) Bentuk tajuk: bulat.

(39)

(f) Morfologi bunga: dapat berbunga jantan atau betina, berukuran kecil, dan bergerombol.

(g) Morfologi biji: biji berwarna kuning kecoklatan.

(h) Morfologi buah: bentuk buahnya lonjong besar dan berwarna hijau, buah muncul di batang atau cabang yang sudah dewasa.

(i) Morfologi batang: batangnya bulat, permukaan daun kasar dan berwarna coklat gelap.

(j) Fungsi: tanaman berbuah, obat-obatan, dan kayu. (k) Perbanyakan: biji.

Gambar 10 Artocarpus heterophyllus Sumber : (Lapang)

7. Averrhoa carambola

(a) Nama: belimbing atau Averrhoa carambola merupakan pohon evergreen banyak ditemui di daerah Jawa, dan kemungkinan di Filipina dan Borneo. (b) Famili: oxalidaceae.

(c) Habitat: daerah tropis dan subtropis.

(d) Bentuk tajuk: tajuknya bulat dan kerapatannya padat.

(e) Morfologi daun: duduk daun berseling, susunan daunnya majemuk meyirip, tepi rata dan daunya berwarna hijau gelap. Jumlah daunnya ganjil, dan daun yang paling ujung ukurannya paling besar dari tiap percabangan.

Gambar 11 Averrhoa carambola

Sumber : (Lapang)

(f) Morfologi bunga: bunga biseksual, ukuran bunga kecil, letaknya di percabangan dan berwarna ungu.

(g) Morfologi biji: biji berukuran kecil dan berwarna gelap.

(40)

(i) Morfologi batang: permukaan batang berwarna abu-abu dan halus. (j) Fungsi: tanaman berbuah dan obat-obatan.

(k) Perbanyakan: biji dan stek.

8. Bauhinia purpurea

(a) Nama: pohon bunga kupu-kupu atau Bauhinia purpurea Linn.merupakan pohon rendah yang tingginya hanya 2-6 m.

(b) Famili: papilionaceae.

(c) Habitat: dataran rendah dan daerah pantai. (d) Bentuk tajuk: bulat.

(e) Morfologi daun: bentuk daunnya seperti kupu-kupu yang merentangkan sayap. Permukaan daunnya sedikit berbulu, bertepi rata, dan pertulangan daunnya sejajar.

(f) Morfologi bunga: bunga tunggal, di pucuk dan berwarna ungu kadang putih.

(g) Fungsi: tanaman pengarah, tanaman peneduh dan point of interest. (h) Perbanyakan: biji dan cangkok.

Gambar 12 Bauhinia purpurea Sumber : (Lapang)

9. Canarium indicum

(a) Nama: kenari atau Canarium indicum L. Merupakan pohon tinggi yang tingginya hingga 40 m, persebarannya di Asia Tenggara dan Papua Nugini (b) Famili: burseraceae.

(c) Habitat: dapat tumbuh di hutan sekunder atau primer juga area yang terdrainase dengan baik ataupun buruk.

(d) Bentuk tajuk: oval.

(e) Morfologi daun: susunan daunnya spiral, bentuknya bulat telur, runcing, dan bertepi rata.

(f) Morfologi bunga: bunga majemuk, terletak di ujung atau ketiak, warna bunganya putih pucat.

(g) Morfologi biji: bijinya berminyak dan berwarna coklat.

(h) Morfologi buah: buahnya berwarna biru gelap, berbentuk bulat.

(i) Morfologi batang: permukaan batang halus dan berwarna abu-abu hingga kuning kecoklatan.

(41)

Gambar 13 Canarium indicum

Sumber : (Lapang)

10.Casuarina junghuhniana

(a) Nama: mountain ru atau Casuarina junghuhniana adalah tanaman asal pulau Jawa.

(b) Famili: casuarinaceae.

(c) Habitat: dataran rendah dan dataran tinggi . (d) Bentuk tajuk: piramidal atau kerucut.

(e) Morfologi daun: daunnya halus berwarna hijau dan memanjang namun tidak runcing.

(f) Morfologi bunga: majemuk bulir berwarna keputih-putihan.

(g) Fungsi: tanaman peneduh (tajuk lebar) dan tanaman pengarah jalan jika ditanam massal.

(h) Perbanyakan: biji dan pemisahan anakan dari akar.

Gambar 14 Casuarina junghuhniana Sumber : (Lapang)

11.Casuarina sumatrana

(a) Nama: cemara sumatra atau Casuarina sumatrana merupakan tanaman yang berasal dari Pulau Sumatra.

(b) Famili: casuarinaceae.

(c) Habitat: dapat tumbuh di daerah pantai hingga dataran tinggi. (d) Bentuk tajuk: piramidal.

(e) Morfologi daun: daun halus dan berbentuk seperti jarum. (f) Fungsi: tanaman peneduh.

(42)

Gambar 15 Casuarina sumatrana Sumber : (Lapang)

12.Cerbera manghas

(a) Nama: bintaro atau Cerbera manghas L. Termasuk pohon rendah yang tingginya mencapai 12 m. Evergreen. Persebarannya di Kalimantan, Madagaskar, Tenggara Jepang, China hingga Pasifik Barat (termasuk Australia).

(b) Famili: apocynaceae.

(c) Habitat: pesisir, dataran rendah (70 m dpl). (d) Bentuk tajuk: bulat.

(e) Morfologi daun: daunnya terlihat licin, berwarna hijua tua, dan lonjong, susunan daun berseling.

(f) Morfologi bunga: bunga berwarna putih.

(g) Morfologi buah: buahnya berbentuk bulat telur 5-10 cm, akan berwarna merah saat matang.

(h) Fungsi: tanaman ornamental, namun tanaman ini beracun. (i) Perbanyakan: biji.

Gambar 16 Cerbera manghas Sumber : (Lapang)

13.Delonix regia

(a) Nama: flamboyan atau Delonix regia (Hook.) Raf., merupakan tanaman pohon asli Madagaskar. Tingginya mencapai 16 m.

(b) Famili: leguminosae.

(c) Habitat: hutan kering, tanaman ini dapat tumbuh hingga 2000 m dpl. (d) Bentuk tajuk: tajuk berbentuk seperti payung dan menyebar.

(43)

(f) Morfologi bunga: bunga majemuk, berwarna merah cerah.

(g) Morfologi batang: permukaan batang berwarna abu kecoklatan dan tampak retakan kecil serta memperlihatkan lentisel. Diameter batang dapat mencapai 2 m, yang berguna untuk menopang tajuk yang lebar.

(h) Fungsi: tanaman ornamental, tanaman obat, dan dapat diambil kayunya. (i) Perbanyakan: stek dan benih.

Gambar 17 Delonix regia

Sumber : (Lapang, http://imabungacantik.blogspot.com)

14.Dimocarpus longan

(a) Nama: kelengkeng (Lengkeng) atau Dimocarpus longan Lour., merupakan pohon berbuah yang persebarannya di Cina bagian tenggara. Tinggi pohon ini dapat mencapia 40 m.

(b) Famili: spindaceae.

(c) Habitat: di ketinggian 300-900 m dpl.

(d) Morfologi daun: bentuk daun lanset, daunnya majemuk, dan bertepi rata. (e) Morfologi biji: biji berwarna hitam dan berbentuk bulat.

(f) Morfologi buah: buahnya bulat, berdiameter antara 1-3 cm, buahnya putih transparan dan manis.

(g) Morfologi batang: permukaan batang berwarna kecoklatan, dan terlihat retakan.

(h) Fungsi: pohon berbuah, obat-obatan dan tanaman ornamental. (i) Perbanyakan: biji.

(j)

(a) (b) (c) Gambar 18 Dimocarpus longan

(44)

15.Erythrina cristagali

(a) Nama: dadap merah atau Erithrina cristgalali L. Merupakan pohon rendah yang tingginya mencapai 10 m. Banyak dijumpai di Argentina, Uruguay, Brazil, dan Amerika bagian selatan.

(b) Famili: leguminoceae.

(c) Habitat: hutan, dapat juga bertahan di rawa dan lahan basah hingga dataran tinggi.

(d) Bentuk tajuk: menyebar.

(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip ganjil dan berwarna hijau, bentuk daun bulat telur dan bertepi rata.

(f) Morfologi bunga: bunga berwarna merah atau merah darah. Bunga tumbuh berkelompok membentuk tandan dan muncul pada ranting yang gundul. (g) Morfologi biji: biji berwarna kecoklatan.

(h) Fungsi: tanaman ornamental, peneduh dan pengarah jalan jika di tananam massal.

(i) Perbanyakan: biji dan cangkok.

Gambar 19 Erithrina cristagali Sumber : (Lapang)

16.Ficus benjamina

(a) Nama: beringin atau Ficus benjamina L. Banyak dijumpai di Sumatra, Jawa, Bali, India, Malay Peninsula dan Pulau Solomon. Beringin termasuk pohon tinggi, tingginya hingga 35 m.

Gambar 20 Ficus benjamina Sumber : (Lapang) (b) Famili: moraceae.

(45)

(e) Morfologi daun: daun ganjil, letak daun spiral, permukaannya licin, bertepi rata, berbentuk bulat telur dan daun berubah warna dari merah muda atau merah kecoklatan menjadi hijau tua.

(f) Morfologi batang: batangnya berwarna coklat terang dan sedikit gelap. (g) Fungsi: tanaman peneduh, tanaman untuk taman, dan makan bagi

furgivore.

(h) Perbanyakan: biji, stek, dan cangkok.

17.Ficus lyrata

(a) Nama: biola cantik atau Ficus lyrata Warbs. Persebarannya di Afrika barat. Pohon ini dapat mencapai ketinggian 15 m.

(b) Famili: moraceae.

(c) Habitat: hutan hujan tropis di dataran rendah. (d) Bentuk tajuk: bulat.

(e) Morfologi daun: daun berbentuk bulat telur, kaku, permukaannya licin berwarna hijau gelap.

(f) Morfologi buah: buahnya berukuran kecil, 2.5-3 cm.

(g) Morfologi batang: permukaan batang kasar dan berwarna gelap. (h) Fungsi: tanaman peneduh dan tanaman ornamental.

(i) Perbanyakan: biji dan stek batang.

Gambar 21 Ficus lyrata Sumber : (Lapang)

18.Gmelina arborea

(a) Nama: jati putih atau Gmelina arborea merupakan pohon deciduous. (b) Famili: lamiaceae.

(c) Habitat: hutan tropis, hingga ketinggian 1 200 m dpl.

(d) Bentuk tajuk: oval terbuka dengan percabangannya yang pendek.

(e) Morfologi daun: daunnya lebar, duduk daunnya berselang-seling, dan permukaannya yang rata.

(f) Morfologi biji: biji berwarna putih oval.

(46)

Gambar 22 Gmenlia arborea Sumber : (Lapang)

19.Hibiscus tiliaeus

(a) Nama: waru atau Hibiscus tiliaceus L. Merupakan tanaman daerah tropis Asia dan Polinesia. Waru adalah pohon evergreen yang tingginya dapat mencapai 15 m.

(a) (b) (c)

Gambar 23 Hibiscus tiliaeus

Sumber : (Lapang, http://wildlifeofhawaii.com) (b) Famili: malvaceae.

(c) Habitat: biasanya ditemukan di daerah berbatu dan berpasir. (d) Bentuk tajuk: tajuknya spread atau bulat menyebar.

(e) Morfologi daun: susunan daunnya spiral, bertepi rata, lebarnya 7.5-15 cm, pertulangan menjari, dan sedikit bergelombang. Bentuk daun menyerupai bentuk hati, serta permukaan bawah daunnya sedikit berbulu.

(f) Morfologi bunga: bunga biseksual, ukuran bunga besar berwarna kuning, kira-kira 10 cm. Bunga akan terbuka sempurna jika terkena matahari, bunganya berwarna kuning dan bagian tengah berwarna merah marun. Sebelum matahari terbenam bunga menutup dan warnanya berubah menjadi oranye dan saat malam berwarna merah muda.

(g) Morfologi buah: buahnya berbentuk bulat, berukuran 1.8 cm. Bagian buah terbagi menjadi 5 bagian, beberapa berisi banyak atau sedikit biji.

(h) Morfologi batang: permukaan batang berwarna keabu-abuan dan halus. (i) Perbanyakan: biji.

20.Hura crepitans

(47)

(b) Famili: euphorbiaceae.

(c) Bentuk tajuk: tajuknya menyebar dan sangat padat.

(d) Morfologi daun: susunan daunnya spiral, berbentuk hati, berwarna hijau tua, pertulangan sangat terlihat dan menyirip.

(e) Morfologi bunga: bunga uniseksual dan tidak berkelopak, bunga terletak di ujung cabang berwarna merah.

(f) Morfologi buah: buahnya tunggal dan berbentuk bulat. Saat matang bunga akan terbuka dan mengeluarkan biji.

(g) Morfologi batang: permukaan batangnya berwana abu-abu dan terdapat banyak duri. Pada cabang juga akan terlihat duri-duri, namun hanya pada cabang dewasa saja.

(h) Fungsi: tanaman ornamental dan tanaman peneduh. (i) Perbanyakan: biji.

Gambar 24 Hura crepitans Sumber : (Lapang)

21.Lagerstromia speciosa

(a) Nama: bungur atau Lagerstomia speciosa biasanya tumbuh di daerah tropis seperti India, Cina Selatan dan Asia Tenggara hingga Australia.

Gambar 25 Lagerstromia speciosa Sumber : (Lapang)

(b) Famili: lythraceae. (c) Habitat: daerah tropis.

(d) Bentuk tajuk: tajuknya bulat dan padat.

(e) Morfologi daun: duduk daun berhadapan, bertepi rata, 10-25 x 6.5-10 cm. (f) Morfologi bunga: biseksual, lebarnya 5-6.5 cm, kelopak bunga berwarna

merah mudah atau ungu. Bunga terletak di ujung cabang secara bergerombol.

(48)

(h) Fungsi: penghasil kayu, obat-obatan. (i) Perbanyakan: biji dan stek.

22.Mangifera indica

(a) Nama: mangga atau Mangifera indica merupakan pohon evergreen yang tinggi dapat mencapai 40 m. Mangga merupakan tanaman asli Indonesia dan Myanmar.

(b) Famili: anacardiaceae.

(c) Bentuk tajuk: tajuknya bulat besar dan padat.

(d) Morfologi daun: susunan daun spiral, bertepi rata, dan pertulangannya menyirip.

(e) Morfologi bunga: bunga kecil berwarna hijau kekuningan hampir berwarna putih, krem atau merah muda. Bunganya padat dan terletak di

(h) Fungsi: penghasil buah dan obat-obatan. (i) Perbanyakan: biji dan stek.

(a) (b) (c) Gambar 26 Mangifera indica

Sumber : (http://www.infogranja.com.ar (a), http://www.123rf.com (b), http://luirig.altervista.org (c))

23.Mangifera kemanga

(a) Nama: kemang atau Mangifera kemanga Blume dapat dijumpai di Sumatra, Kalimantan, Malay Peninsula dan Papua Nugini. Kemang merupakan pohon tinggi, tingginya dapat mencapai 30 m.

(b) Famili: anacardiaceae.

(c) Habitat: daerah tropis basah dan dataran rendah, dibawah 400 m dpl (sangat jarang hingga 800 m dpl).

(d) Bentuk tajuk: tajuknya bulat dan rapat.

(e) Morfologi daun: bentuk daun lanset, bertepi rata, dan permukaan daun sedikit berbulu.

(49)

(g) Morfologi buah: buah kemang berukuran besar dan berbentuk ellips, berwana kuning kecoklatan.

(h) Fungsi: penghasil kayu dan penghasil buah. (i) Perbanyakan: biji.

(a) (b) Gambar 27 Mangifera kemanga

Sumber : (Lapang (a), http://tomybetawi.xtgem.com (b))

24.Maniltoa grandiflora

(a) Nama: pohon sapu tangan atau Maniltoa grandiflora Scheff. pohon ini tingginya dapat mencapai 15 m.

(b) Famili: fabaceae. (c) Habitat: daerah tropis.

(d) Bentuk tajuk: bulat menyebar.

(e) Morfologi daun: bentuk daun memanjang, tepi daunnya bergelombang, dan saat muda daun-daunnya terlihat terkulai seperti lipatan saputangan. Warna daun berubah-ubah dari hijau muda, kuning kemerahan hijau, hingga akhirnya hijau tua.

(f) Morfologi bunga: bunga berwarna putih.

(g) Morfologi batang: permukaan batang kasar dan berwarna gelap. (h) Fungsi: tanaman peneduh.

(i) Perbanyakan: biji dan cangkok.

Gambar 28 Maniltoa grandiflora Sumber : (Lapang)

25.Mimusoph elengi

(a) Nama: tanjung atau Mimusoph elengi adalah tanaman asli India, Myanmar dan Sri Lanka. Pohon tanjung adalah pohon evergreen yang tingginya daapat mencapai 10 m.

(50)

(c) Bentuk tajuk: bulat dan kerapatan daun yang padat.

(d) Morfologi daun: daun berwarna hijau gelap, susunan daunnya spiral, memanjang dan runcing. Tepian daunnya sedikit bergelombang.

(e) Morfologi bunga: Biseksual, bunga berukuran kecil 1.2 cm terletak di ketiak daun.

(f) Morfologi biji: biji didalam buah berwarna coklat gelap.

(g) Morfologi buah: buahnya bulat, lunak, dan berubah dari oranye ke merah saat matang.

(h) Morfologi batang: permukaan batang berwarna abu kecoklatan dan terlihat bercelah sejalan dengan umurnya.

(i) Fungsi: tanaman tepi jalan yang banyak digunakan karena memiliki bentuk yang indah dan bunga.

(j) Perbanyakan: biji.

(a) (b) (c) Gambar 29 Mimusoph elengi

Sumber : (Lapang (a dan b), http://herbalsatt.blogspot.com (c))

26.Muntingia calabura

(a) Nama: kersen atau Muntingia calabura L. Kersen adalah pohon yang berbuah kecil.

Gambar 30 Muntingia calabura Sumber : (Lapang) (b) Famili: muntingiaceae.

(c) Habitat: daerah tropis.

(d) Bentuk tajuk: menyebar seperti payung.

(51)

(f) Morfologi bunga: bunganya kecil berwarna putih, bunga terletak di ujung cabang.

(g) Morfologi buah: buah dari pohon ini berukuran kecil, berwarna merah cerah dan manis.

(h) Morfologi batang: permukaan batangnya berwarna cokelat gelap, batangnya saat dewasa tidak lebih dari 30 cm.

(i) Fungsi: tanaman peneduh (j) Perbanyakan: biji.

27.Nephelium lappaceum

(a) Nama: rambutan atau Nephelium lappaceum L. Persebaran tanaman ini di daerah Cina bagian selatan

(b) Famili: sapindaceae.

(c) Habitat: daerah tropis lembab di dataran rendah. Pada permukaan hingga 600 m dpl.

(d) Morfologi daun: susunan daun rambutan majemuk menyirip genap dengan anak daun genap, tulang daun menyirip, ujung daun bulat, daun berbentuk jorong, dan permukaan daunnya licin.

(e) Morfologi biji: biji berbentuk seperti kapsul berwarna cokelat muda. Biji terdapat di dalam daging buah dan permukaannya sedikit kasar.

(f) Morfologi buah: buah rambutan berbentuk bulat oval, buahnya berwarna merah dan permukaan buah ditutupi rambut halus. Daging buahnya berwarna putih dan manis rasanya.

(g) Morfologi batang: batangnya tegak lurus, permukaan batang kasar, batangnya berbentuk bulat, batang berwarna cokelat dengan bercak-bercak putih, dan percabangannya simpodial.

(h) Fungsi: tanaman obat dan tanaman ornamental. (i) Perbanyakan: biji

(a) (b)

Gambar 31 Nephelium lappaceum

Sumber : (Lapang, http://www.frutasdelmundo.inriodulce.com)

28.Paraserianthes falcataria

(a) Nama: sengon atau Paraserianthes facataria L. pohon ini dapat tumbuh sangat cepat, terlihat dari tingginya yang dalam setahun dapat mencapai ketinggian 7 m dan pada saat dewasa dapat mencapai 40 m.

(b) Famili: fabaceae.

(52)

(d) Morfologi daun: susunan daun majemuk meyirip ganda, anak daunnya berukuran kecil, berbentuk bulat telur dan mudah rontok.

(e) Morfologi bunga: bunga berukuran kecil, putih kekuningan dan berbulu. Bunganya majemuk dan terletak di ketiak daun.

(f) Morfologi biji: terdapat 16 atau kurang biji di dalam polong.

(g) Morfologi buah: buah polong tipis, lurus, polong memecah saat sudah tua. (h) Morfologi batang: batang utama sangat lurus, dan saat dewasa batang

bebas cabangnya mencapai 20 m. Permukaan batangnya berwarna abu-abu, licin dan bertekstur agak kasar.

(i) Fungsi: penghasil kayu (j) Perbanyakan: biji.

Gambar 32 Paraserianthes falcataria Sumber : (Lapang)

29.Pithecelobium dulce

(a) Nama: asam kranji atau Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth. adalah pohon berbunga yang berasal dari Meksiko dan Amerika. Pohon ini tingginya dapat mencapai 10-15 m.

Gambar 33 Pithecelobium dulce Sumber : (Lapang)

(b) Famili: leguminosae.

(c) Habitat: mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. (d) Bentuk tajuk: menyebar.

(e) Morfologi daun: daunnya berbentuk bulat telur, duduk daunnya berhadapan, susunan daunnya majemuk menyirip ganjil.

(f) Morfologi bunga: bunga majemuk berwarna putih dan terletak di ketiak daun.

(53)

(h) Morfologi buah: buahnya berbentuk polongan pipih. Setiap polong terdapat 1-10 biji.

(i) Morfologi batang: permukaan batang cokelat kehitaman dan kasar.

(j) Fungsi: tanaman peneduh, pengarah jalan dan dapat menjadi point of interest.

(k) Perbanyakan: biji dan cangkok.

30.Plumeria rubra

(a) Nama: kamboja atau Plumeria rubra merupakan tanaman asli Meksiko, Amerika Tengah, Kolombia, dan Venezuela. Kamboja dapat tumbuh hingga 8 m.

(b) Famili: apocynaceae.

(c) Habitat: toleran di hampir semua jenis tanah, mulai tanah asam hingga alkali dan tanah berpasir hingga berliat. Berada hingga 2000 m dpl.

(d) Bentuk tajuk: bulat menyebar.

(e) Morfologi daun: duduk daunnya berhadapan namun daun spiral di bagian ujung cabang, berbentuk lanset, menyirip dan bertepi rata.

(f) Morfologi bunga: bunga banyak terletak di bagian ujung batang. Bunga berwarna merah muda dan untuk spesies lain ada variasi warnanya. Biasanya bunga berkelopak 5.

(g) Morfologi batang: permukaan batangnya berwarna abu-abu dan halus. Bagian batang bergetah dan beracun.

(h) Fungsi: tanaman ornamental, obat-obatan, dan biasa terdapat di perkuburan atau pura.

(c) Bentuk tajuk: tajuk berbentuk bulat.

(d) Morfologi daun: duduk daunnya berselingan, mengkilat, bentuk daun memanjang, tepi daunnya berombak.

(e) Morfologi bunga: bunga terletak pada ketiak daun atau ranting, bunganya tersebut akan menghasilkan buah.

(54)

(g) Morfologi buah: buahnya kecil, ukurannya 2 cm berbentuk bulat dan berwarna kuning kehijauan.

(h) Morfologi batang: batang bulat, permukaan batangnya berwarna abu-abu dan akan terlihat retakan saat dewasa.

(i) Fungsi: tanaman obat dan penghasil kayu. (j) Perbanyakan : biji.

Gambar 35 Polyalthia fragrans Sumber : (Lapang)

32.Polyalthia longifolia

(a) Nama botani: glodokan tiang atau Polyalthia longifolia. Tanaman ini merupakan tanaman evergreen asli India dan Sri Lanka. Tingginya dapat mencapai 20 m.

(b) Famili: annonaceae.

(c) Habitat: dapat tumbuh di bawah ketinggian 1 200 m dpl.

(d) Bentuk tajuk: tajuk berbentuk piramidal dan cabang-cabangnya menjurai ke bawah.

(e) Morfologi daun: duduk daunnya berselingan, bentuk daun memanjang, tepi daunnya berombak.

(f) Morfologi bunga: bunga menyerupai bintang, berwarna hijau pucat dan terletak pada ketiak daun.

(g) Morfologi biji: biji terdapat di dalam buah, tiap buah terdapat 2 baris biji kecil.

(h) Morfologi buah: buahnya kecil, berbentuk ellips, halus dan mengkilat. (i) Morfologi batang: batang bulat, permukaan batangnya berwarna abu-abu

dan akan terlihat retakan saat dewasa. (j) Fungsi: tanaman obat dan penghasil kayu. (k) Perbanyakan: biji.

(l)

Gambar 36 Polyalthia longifolia

(55)

33.Psidium guajava

(a) Nama: jambu atau Psidium guajava L. Merupakan pohon rendah yang dijumpai di Meksiko Selatan hingga Amerika Tengah. Tingginya dapat mencapai 10 m.

(b) Famili: myrtaceae.

(c) Habitat: daerah iklim tropis, dataran rendah hingga 1 500 m dpl. (d) Bentuk tajuk: menyebar.

(e) Morfologi daun: susunan daunnya berselingan, bentuk daun oval, bertepi rata, permukaan daun sedikit berbulu dan akan mengeluarkan bau bila daun gugur.

(f) Morfologi bunga: bunga terletak dibagian ujung, daun tunggal atau majemuk 2-3 bunga. Bunga berwarna putih.

(g) Morfologi biji: biji banyak terdapat didalam daging buah, bentuk bulat pipih dan berukuran kecil.

(h) Morfologi buah: buahnya berbentuk bulat atau seperti bentuk pir.

(i) Morfologi batang: permukaan batangnya halus dan kecoklatan, kulit batang bisanya terkelupas saat dewasa.

(j) Fungsi: penghasil buah dan tanaman obat. (k) Perbanyakan: biji, stek, dan cangkok.

Gambar 37 Psidium guajava Sumber : (Lapang)

34.Pterocarpus indicus

(a) Nama: angsana atau Pterocarpus indicus Willd. Merupakan tanaman

deciduous Persebarannya di Asia Timur dan Tenggara, serta daerah Pasifik.

Angsana termasuk pohon tinggi, tingginya hingga 40 m. (b) Famili: leguminosae.

(c) Habitat: daerah tropis dan subtropis, daerah lembab dan dataran rendah, hingga 1 300 m dpl.

(d) Bentuk tajuk: oval.

(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk tunggal, duduk daunnya berhadapan. (f) Morfologi buah: buah bulat, berukuran 3-6 cm, sedikit pipih, dan saat kering

buah berwarna ungu.

(g) Morfologi bunga: bunga berjumlah majemuk atau tunggal di ujung percabangan.

(56)

Gambar 38 Pterocarpus indicus

Sumber : (Lapang)

35.Samanea saman

(a) Nama botani: ki hujan atau Samanea saman (Jacq.) Merr. merupakan tumbuhan pohon besar dan tinggi.

(b) Famili: mimisaceae.

(c) Habitat: di kawasan hutan hujan tropis.

(d) Bentuk tajuk: tajuk menyebar dan dapat mencapai 40-60 m.

(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip genap, berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, dan permukaan bawah daunnya lembuh seperti beludru. Daunnya akan melipat saat hujan ataupun di malam hari.

(f) Morfologi bunga: pohon ini berbunga pada bulan Mei dan Juni. Bunganya berwarna putih dan terdapat bercak merah muda pada bagian bulu atasnya. (g) Morfologi biji: bijinya berukuran 1.3 cm, terdapat di dalam daging buah,

berwarna cokelat kemerahan, sangat lengket dan manis.

(h) Morfologi buah: buah berbentuk panjang lurus dan agak melengkung. Buahnya berwarna cokelat kehitaman ketika masak.

(i) Morfologi batang: batangnya bulat, namun kadang bengkok dan menggelembung besar. Permukaan batang saat dewasa kecoklatan, permukaan batang sangat kasar dan terkelupas. Pada saat muda batangnya berwarna abu kecoklatan.

(j) Fungsi: tanaman peneduh, namun akarnya yang meluas dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya.

(k) Perbanyakan: biji.

Gambar 39 Samanea saman Sumber : (Lapang) 36.Schefflera sp.

Gambar

Tabel 3 Frekuensi Spesies Tanaman yang Dijumpai di Kota Bandung
Tabel 3 (Lanjutan)
Tabel 4 (Lanjutan)
Gambar 4  Contoh tampilan layout pada FileMaker Pro 12
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari gender taboo yang mereka tunjukan pada Instagram dan Youtube, makna yang terbentuk pada audiens tidak selalu menghasilkan makna postif, karena makna ini juga dapat menjadi

Dalam proses Perencanaan untuk menghasilkan keluaran  –    keluaran yang diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pemberi Tugas

Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dilakukan selama proses pembelajaran IPA dengan pembelajaran

gesekan yang sangat besar antam spesimen uji dan pemegang spesimen. Penyebab lain adalah terjadinya pembebanan yang tidak simetris pada kedua sisi bagian daerah uji, sehingga

ketebalan bervariasi antara 0,50 – 7,40 m yang terbentuk pada sayap timur struktur antiklin. Bitumen padat memperlihatkan ciri fisik : perselingan batulanau pasiran dan

Dengan demikian salah satu target yang harus diusahakan semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan pendidikan bagi umat Islam melalui cara-cara yang sesuai

Adapun dari beberapa penelitian terdahulu yang menerapkan metode SWOT dalam membantu menentukan strategi yang tepat seperti penelitian yang dilakukan oleh Setyadi

TIIVJAuAN PUSTAKA .... METODE PENELITIAN