• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Beras Pada Tahun 2011 Di Tanah Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kebutuhan Beras Pada Tahun 2011 Di Tanah Karo"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2011

DI TANAH KARO

TUGAS AKHIR

GITA ASTETI GINTING

052407015

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2011

DI TANAH KARO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

GITA ASTETI GINTING 052407015

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN

2011 DI TANAH KARO

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : GITA ASTETI GINTING

Nomor Induk Mahasiswa : 052407015

Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Mei 2008

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M. Sc. Drs. Pangeran Sianipar, M. S.

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2011 DI TANAH KARO

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

(5)

PENGHARGAAN

Terpujilah Allah Bapa pencipta langit dan bumi. Terpujilah Yesus Kristus penyelamat umat manusia. Tepujilah Roh Kudus penghibur dan pemelihara. Segala puji hormat penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal karena berkat rahmat dan kasih sayangNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang diberi judul “Analisis Kebutuhan Beras Pada Tahun 2011 Di Tanah Karo”.

Selama penulis kuliah di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam dan menyusun Tugas Akhir ini penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itulah, pada kesempatan yang berharga ini, dengan hait yang tulus penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M. Sc. selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M. Si. selaku Sekretaris Depatemen Metematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

5. Bapak dan ibu Dosen dan seluruh staf dan pegawai FMIPA USU yang telah mengabdikan diri dalam mentranfer ilmu untuk membekali penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak pimpinan BPS Karo yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil data, dan juga kepada staf BPS Karo terutama untuk B`Elias.

7. Penghargaan yang teramat tulus ditujukan kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahnda dan Ibunda, abang dan adik-adikku B`Gita Perdamenta Ginting, Gita Astinna Ginting, Gita Putri Wijaya Ginting, Angeline Aurelia Dibiacitta Ginting, Khatrine Vina Viana Yovein Ginting dan Samuel Theo Ginting, yang telah memberi dorongan dan semangat serta doa-doa, juga telah banyak menunjukkan perhatian, pengertian, kasih sayang serta melakukan hal-hal yang terbaik bagi penulis dari kecil hingga dewasa. Semoga Tuhan memberkati.

8. Teman kelompokku K`siska, K`leni, Edy, Eka, Helmi dan Antoni makasi atas doa-doa dan bantuannya.

9. Teman kuliahku semuanya Stat`A makasi atas bantuannya..

10.Teman kostku semuanya Paten 22 makasi atas dorongan dan semangat yang diberikan.

11.B`Firdaus Sembiring makasi atas segala perhatian, pengertian, kesabaran dan bantuan yang sudah banyak diberikan.

12.Terima Kasih buat semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Doa dan harapan penulis, kiranya Tuhan yang mencurahkan berkatNya kepada kita semua.

(7)

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. IdentifikasiMasalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

2.3.1. Pertumbuhan Penduduk Secara Geometri 10

(9)

Bab 3 Deskripsi Tempat Riset 15 3.1. Sejarah Singkat Kegiatan Statistik di Indonesia 15 3.1.1. Masa Pemerintahan Hindia Belanda 15

3.1.2. Masa pemerintahan Jepang 16

3.1.3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 17

3.1.4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang 17

3.1.5. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 19

3.1.5.1. Visi Badan Pusat Statistik 19

3.1.5.2. Misi Badan Pusat Stastistik 19

3.1.6. Tugas Badan Pusat Statistik 19

3.1.7. Fungsi Badan Pusat Statistik 20

3.1.8. Kewenangan Badan Pusat Statistik 21

3.1.9. Landasan Hukum dan Operasional Badan Pusat Statistik 22

3.1.10. Program Pengembangan Statistik 23

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan dan Struktur Organisasi Badan Pusat

Statistik 23

3.2.1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 23 3.2.2. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 24

Bab 4 Pembahasan 28

5.1. Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem 43

5.2. Tahap Implementasi 44

5.3. Pengenalan Microsoft Excel 44

5.4. Alasan Pemilihan Program 45

5.5. Cara Pengolahan Data 45

(10)

6.1. Kesimpulan 50

6.2. Saran 51

Daftar Pustaka 52

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Mulai Tahun 1990-2006 28 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Karo Tahun 1990-2011 31 Tabel 4.3. Produksi Padi (ladang+sawah) Pada Tahun 1990-2006 33 Tabel 4.4. Perhitungan Jumlah produksi Padi Tahun 1990-2006 34 Tabel 4.5. Peramalan Tingkat Produksi Tanaman Padi Tahun 2007-2011 36 Tabel 4.6. Jumlah Penduduk di Tanah Karo dan Selisihnya Pertahun dari

Tahun 1990-2011 38

Tabel 4.7. Produksi Padi dan Selisihnya Pertahun Pada Tahun1990-2011 39 Tabel 4.8. Persediaan dan Kebutuhan Komoditas Padi/Beras Tahun

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 26 Gambar 3.2. Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Tingkat

Kabupaten 27

Gambar 4.1. Grafik Pertumbuhan Penduduk Tanah Karo Tahun 1990-2011 32 Gambar 4.2. Peramalan Produksi Padi Tahun 1990-2011 di Tanah Karo 37 Gambar 5.1. Gambar Tampilan Windows, memilih Microsoft Excel 45

Gambar 5.2. Tampilan Microsoft Excel Standar 46

Gambar 5.3. Tampilan Microsoft Excel Setelah Data dientri 47

Gambar 5.4. Tampilan Pembuatan Grafik 48

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Seperti kita ketahui beras berasal dari tanaman padi. Hal ini membuat padi menjadi sebuah komoditas yang teramat penting, alasannya karena menjadi kebutuhan sebagian besar penduduk sebagai bahan kalori utama. Sehingga dibutuhkan adanya suatu perencanaan yang sangat baik untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan kecukupan beras. Oleh karena itu ketersediaan komoditas ini perlu dipantau secara teratur dan terus-menerus agar dapat diantisipasi permasalahan yang akan timbul.

Ketersediaan komoditas ini tentunya bukan hanya menyangkut jumlah tersedianya saja, tetapi juga menyangkut jumlah permintaan beras yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itulah maka perlu juga dianalisis jumlah permintaan beras yang dibutuhkan masyarakat dari tahun ke tahun, sehingga akan diketahui apakah kebutuhan akan beras itu dapat dipenuhi oleh produksi beras daerah sendiri, atau diperlukan masukan beras dari daerah lain.

(14)

dengan bercocok tanam. Hal ini terlihat dari pendapatan perkapita Kabupaten Karo sebagian besar dihasilkan dari sektor pertanian.

Seiring dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Tanah Karo, mengakibatkan kebutuhan akan beras juga naik. Untuk menangani masalah inilah maka perlu diadakan suatu penelitian atau peramalan akan produksi padi dan kebutuhannya di masa yang akan datang. Karena alasan itulah maka pada penulisan tugas akhir ini penulis memberikan judul: “Analisis Kebutuhan Beras Pada Tahun 2011 Di Tanah Karo”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, untuk mengetahui apakah kebutuhan akan beras sudah terpenuhi di Tanah Karo, maka harus juga diketahui tingkat produksi tanaman padinya.

1.3. Batasan Masalah

Agar sasaran yang diinginkan penulis dapat tercapai, maka penulis memberikan batasan permasalahan yakni:

1. Melihat tingkat produksi tanaman padi di Tanah Karo.

(15)

1.4. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat produksi tanaman padi di Tanah Karo.

2. Untuk meramalkan seberapa besar kebutuhan masyarakat akan padi setiap tahunnya dan meramalkan ketersediaan beras pada tahun 2011 di Tanah Karo.

1.5. Metodologi Penelitian

Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian dilakukan di Kantor BPS Kabupaten Karo untuk mengambil data. 2. Data diolah dengan menghitung jumlah penduduk menggunakan Pertumbuhan

Penduduk Geometri dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Sederhana.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(16)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan menerangkan tentang segala sesuatu yang mencakup cara penyelesaian masalah, yaitu pengertian Analisa Regresi, Analisa Regresi Sederhana dan Metode Eksponensial.

BAB III DESKRIPSI TEMPAT RISET

Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat riset. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

Bab ini akan diuraikan bagaimana penulis membahas dan menganalisis data tentang kebutuhan beras di Tanah Karo dan mencari hasil dari data yang ada, dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan penulis. BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang cara input data dalam SPSS (Statistical

Program for Service Solution) dan akan diperlihatkan hasil dari

pembahasan dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui pengaruh dari variabel yang akan diuji dalam penulisan ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Sejarah Budaya Beras

Meski asal usul beras belum bisa ditelusuri secara jelas, namun ditemukan beberapa teori hipotetis. Berkat studi arkeologi dan antopoligi mutakhir, ahli tentang pertanian beras telah menemukan kemungkinan tempat lahir beras yakni dataran tinggi Assam (Timur Laut India) dan di Yung Nan (bagian barat daya Cina). Secara singkat “Tempat Lahir” atau “Ibu Pertiwi” beras berada dekat perbatasan Cina-India sekarang. Kita tahu bahwa penanaman padi telah dilakukan didaerah ini tahun 7000 SM. Ketika itu, padi lebih sering ditanam di ladang perbukitan daripada sawah. Bahkan sampai sekarang bagi orang-orang awam tentang penanaman padi, mungkin terkejut melihat padi ladang masih ditanam oleh “orang-orang gunung” yang tinggal di lembah Thailand Utara, Laos, Vietnam, dan bagian barat daya Cina, dan areal dataran tinggi negara-negara Asia.

2.1.1. Beras Sebagai Komoditas Stategis

(18)

dokumen tertulis yang menyebutkannya. Tetapi yang pasti, manusia telah memanfaatkannya sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut Vries (1936), orang Indonesia setidak-tidaknya telah lebih dari 2000 tahun membudidayakan padi dengan teknologi tanah-jenjang (terraccering) disertai dengan pengairan. Jadi dengan teknologi sederhana (yang biasa disebut primitif) tentunya padi telah dibudidayakan jauh sebelumnya.

Beras yang dihasilkan dari tanaman padi merupakan makanan pokok lebih dari setengah penduduk Asia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar tiga miliar penduduk Asia, termasuk 200 juta jjiwa penduduk Indonesia menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras. Sementara di Afrika dan Amerika Latin yang berpenduduk sekitar 1,2 miliar, 100 juta diantaranya pun hidup dari beras. Oleh sebab itu di negara-negara Asia, beras memilliki nilai ekonomi sangat berarti.

(19)

Demikian tergantungnya penduduk Indonesia pada beras maka sedikit saja terjadi gangguan produksi beras, pasokan menjadi terganggu dan harga jual meningkat. Kenyataan seperti ini membuat pemerintah orde baru (1997-1998) menjadikan beras sebagai alat tawar-menawar politik untuk mempertahankan kekuasaanya.

Sebagai komoditas yang bernilai tawar politik yang sangai tinggi, pemerintah berobsesi untuk swasembada beras. Segala daya upaya ditempuh agar terwujud target produksi. Intensifikasi pertanian pun efektif diterapkan. Teknologi pertanian melalui bibit unggul, pemupukan, dan pemberantasan hama penyakit diadopsi. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tahun 1985 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Atas keberhasila beras tersebut, Indonesia pun mendapat penghargaan dari FAO (badan dunia untuk urusan pangan).

Untuk meningkatkan produksi hingga tercapai swasembada beras tahun 1985, teknik bercocok tanam tradisional benar-benar ditinggalkan. Teknik tersebut dianggap tidak praktis karena hasilnya kurang optimal. Dapat dikatakan hampir 100% beras yang dikonsumsi penduduk Indonesia merupakan hasil pertanian modern dengan penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia.

2.1.2. Beras Sebagai Bahan Pokok Utama

(20)

terbesar. Sedangkan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh jenis komoditas lain.

2.2. Keadaan Kabupaten Karo

2.2.1. Letak Geografis

Secara geografis Daerah Kabupaten Karo terletak antara 02o50’ s/d 03o19’ LU dan 97o55’ s/d 98 o38’ BT. Daerah Kabupaten Karo terletak di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan total luas administrasi 2.127,25 km² atau 212.725 ha. Wilayah Kabupaten Karo berbatasan dengan:

• Kabupaten Langkat dan Deli Serdang di bagian Utara,

• Kabupaten Simalungun di bagian Timur,

• Kabupaten Dairi di bagian Selatan,

• Propinsi Nangro aceh Darusalam di bagian Barat.

(21)

2.2.2. Kondisi Topografi

Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah kabupaten karo terletak di dataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah + 140 m diatas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding) dan yang tertinggi ialah + 2.451 meter diatas permukaan laut (Gunung Sinabung). Daerah kabupaten karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang, maka di wilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal. Sebagaian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m di atas permukaan air laut.

Pada wilayah Kabupaten Karo terdapat dua hulu daerah aliran sungai (DAS) yang besar yakni DAS sungai Wampu dan DAS sungai Lawe Alas. Sungai Wampu bermuara ke Selat Sumatera dan Sungai Renun (Lawe Alas) bermuara ke Lautan Hindia.

2.2.3. Iklim

(22)

2.3. Metode Analisa

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan perhitungan pertambahan jumlah penduduk secara geometri dan analisa regresi sederhana.

2.3.1. Pertumbuhan Penduduk Secara Geometri

Digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam melaksanakan proses pendugaan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk pada tahun yang akan datang dibutuhkan guna mengetahui tingakt produksi padi yang akan dikonsumsi penduduk Tanah Karo pada tahun 2011 dengan membandingakn jumlah produksi padi.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Pm = P0 (1 + r)n (2.1)

(1 + r)n = Pm / P0

Dengan demikian maka: r = (Pm / P0)1/n – 1\

Keterangan:

P0 = Penduduk tahun dasar untuk melakukan peramalan

(23)

n = Jumlah data

r = Tingkat pertumbuhan

Dengan rumus di atas maka jumlah penduduk di tahun 2011 sudah dapat diramalkan.

2.3.2. Analisa Regresi

Metode ini dipergunakan untuk melihat tingkat produksi padi dengan membandingkan rasio pertumbuhan tanaman padi pada tahun-tahun sebelumnya.

Analisa Regresi adalah Metode Statistika yang dipergunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk melihat nilai hubungan terhadap variabel lain yang diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai hubungan antara satu variabel terhadap satu atau lebih variabel yang lain. Sebagai contoh, besarnya pendapatan seseorang mempengaruhi konsumsi, harga dari suatu barang mempengaruhi permintaan dan masih banyak lagi contoh lainnya. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan Analisa Regresi.

Ilmuwan Ekonomi, Psikolog dan Sosiolog selalu berkepentingan dengan masalah peramalan. Persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai satu atau lebih peubah bebas disebut Persamaan Regresi.

(24)

yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki-laki dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (Regressed) mendekati nilai tengah populasi, dengan kata lain, anak laki-laki dari ayah yang badannya sangat tinggi cenderung lebih pendek dari ayahnya, sedangkan anak laki-laki dari ayah yang badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi dari ayahnya.

Penemuan ini ditulis dalam artikel berjudul: “Family Likeness in Stature” (Proceeding of Royal Society, London, Vol. 40,1886). Menurut penjelasnnya, ada suatu kecenderungn untuk rata-rata anak dari orang tua dengan tinggi tertentu bergerak menuju nilai rata-rat dari dari seluruh populasi, baris yang menunjukkan hubungan tersebut disebut Garis Regresi.

(25)

Jadi Analisa Regresi berkenaan dengan studi ketergantungan antar satu variabel yang disebut Variabel Tak bebas (Dependent Variable), pada satu atau lebih Variabel-Variabel Bebas (Independent Variable), dengan tujuan untuk menduga atau memperkirakan nilai-nilai dari vaeriabel tak bebas berdasarkan nilai-nilai tertentu dari variabel bebas.

Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah sebagai berikut:

Sehingga dapat didefinisikan bahwa:

Analisa Regresi adalah Metode Statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel-variabel, dengan demikian tujuan pokok dalam penggunan metode ini adalah untuk meramalkan atau untuk memperkirakan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui.

Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana yang menunjukkan hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas/independent dan variabel Y sebagai variabel dependent, adalah :

(26)

Keterangan :

Yˆ = variabel dependen

a = intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y) b = kemiringan (slope) kurva linear

X = jumlah variabel independen

Y = jumlah variabel dependen

XY = jumlah perkalian variabel independent dan dependen

(27)

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT RISET

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh data dengan melakukan riset atau pengumpulan data, adapun tempat riset yang dimaksud adalah Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo, sehingga penulis merasa perlu memaparkan sejarah singkat Kantor BPS.

3.1 Sejarah Singkat Kegiatan Statistik Di Indonesia

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

1. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan serta Kependudukan di Bogor. Kantor diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data stastistika.

(28)

3. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor Statistic (CKS) atau kantor statistik yang akan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih juga pekerjaan Mekaninsme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoeroen Accijnsen atau (IUA).

3.1.2 Masa pemerintahan Jepang

1. Pada bulan Juni 1994, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

2. Pada masa itu Central Kantor Voor Statistik (CKS) diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

(29)

2. Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik dan berada dibawah pertanggungjawaban Menteri Kemakmuran.

3. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P/44, lembaga PKS berada di bawah ini dan tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor 18.099/MKPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian Research yaitu disebut sebagai Afdeling A, dan bagian Tata Usaha yang disebut sebagai Afdeling B.

4. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 Tahun 1957, Kementrian Ekonomi dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung sejak tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

1. Pada Pemerintahan Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebututhan perencanaan dan evaluasi pembangunan untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik.

(30)

a. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS

b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi BPS c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang kedudukan,

tugas dan fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik d. Undang-undang nomor 16 Tahun 1997 tentang Satatistik

e. Keputusan Presiden RI Nomor 86 Tahun 1998 tentang Biro Pusat Statistik

f. Keputusan Kepala BPS Nomor 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS

g. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik

(31)

3.1.5 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.1.5.1 Visi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan Nasional dan Regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.1.5.2 Misi Badan Pusat Statistik

Dalam penunjangan Pembangunan Nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistk pada penyajian dan statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan dan statistik dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.1.6 Tugas Badan Pusat Statistik

Menurut Kepustakaan Presiden RI No. 6 Tahun 1992 tugas Badan Pusat Statistik adalah:

(32)

perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan Nasional, Pendidikan, dan keagamaan.

2) Atas nama Pemerintah melaksanakan koordinasi dilapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya perkerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi, ukuran-ukuran.

3) Mengadakan segala daya upaya agar masyarkat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik.

3.1.7 Fungsi Badan Pusat Statistik

Menurut Kepustakaan Presiden RI No. 6 Tahun 1992 Badan Pusat Statistik menyelenggarakan fungsi yaitu:

1) Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan analisis dibidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang statistik ditribusi dan neraca Nasional.

(33)

3) Penyajian data kepada Pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder.

4) Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung.

5) Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.

3.1.8 Kewenangan Badan Pusat Statistik

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 dalam menyelenggarakan fungsinya BPS mempunyai kewenangan : 1) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya

2) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro

3) Penetapan sistem informasi di bidangnya

4) Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional

(34)

3.1.9 Landasan Hukum dan Operasional Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh Pemerintah dilandasi ketentuan perundang-undangan baik yang mengatur kelembagaan maupun kegiatan teknis operasional, utamanya yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus. 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Badan Pusat Statistik.

4) Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1978 tentang Sekretariat Negara.

5) Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, Tuga, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS.

6) Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Mentri Negara.

7) Keputusan Kepala Badan Pusat Statistika Nomor 28 dan 29 Tahun 1993 tentang Organisasi BPS.

(35)

3.1.10 Program pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan Statistik, Badan Pusat Statistik membagi ke dalam empat pokok, yaitu:

1) Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2) Program penyempurnaan sistem informasi

3) Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara

4) Program peningkatan saran dan prasarana aparatur Negara

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan dan Struktur Organisasi Badan Pusat

Statistik

3.2.1Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden ( Kepres Nomor 86 Tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada beberapa ketentuan perundangan ;

1) Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik

2) Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 Tentang Badan Pusat Statistik

(36)

Keiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan kegiatan Statistik untuk dilaksanakan, misalnya jenis data yang dikumpulkan, kegunaan data.

2) Mengumpulkan Data Statistik, mengumpulkan data yang diperlukan supaya dapat digunakan dengan sebaik-baiknya

3) Mengolah Data Statistik, setelah dikumpulkan kemudian data tersebut diolah yang bertujuan untuk memudahkan memahami data tersebut.

4) Menyajikan Data Statistik, data yang diolah kemudian disajikan. Penyajian data tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara antar lain dalam bentuk table atau grafik.

5) Menganalisa Data Statistik, data yang telah diperoleh dapat dianalisa, diterbitkan atau disebarluaskan.

6) Memasyarakatkan Data Statistik, data yangtelah siap diolah kemudian dimasyarakatkan atau dipublikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau kepada masyarakat pada umumnya, yang secara langsung dapat menambag wawasan masyarakat tersebut.

3.2.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Sebagaimana dimuat dlam lampiran struktur organisasi kantor, pada Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dipimpin oleh Seorang Kepala dan dibantu oleh bagian tata usaha yang terdiri dari:

(37)

2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian

Sedangkan bidang penunjang Statistik dibagi menjadi 5 bagian: 1. Bidang Statistik Produksi

2. Bidang Statistik Distribusi

3. Bidang Statistik Pengolahan Data 4. Bidang Statistik Kependudukan 5. Neraca Wilayah dan Analisa

Setiap bidang mempunyai tugas yaitu:

a. Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan statistik Pertanian, Industri serta Konstruksi Pertambangan dan energi.

b. Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan statistik Demografi dan Rumah Tangga, statistik ketenagakerjaan serta kesejagteraan.

c. Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Penyediaan Data, Penyusunan Sistem dan Program serta Operasi Pengolahan Data dengan komputer.

(38)

Gambar 3.1

(39)

Gambar 3.2

Bagan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

(40)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan Data

Adapun data yang diperoleh tentang jumlah penduduk di Tanah Karo yang diperoleh dari kantor BPS Kabupaten Karo, yaitu:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Mulai Tahun 1990-2006

TAHUN PRIA WANITA TOTAL

1990 126626 131355 257981

1991 127655 133804 261469

1992 128442 134415 262857

1993 129614 135140 264754

1994 129568 136741 266309

1995 130956 137801 268757

1996 134846 140784 275630

1997 137117 139646 275763

1998 138821 141665 280486

1999 140604 143506 284110

2000 138436 141034 279470

2001 143227 144630 287857

2002 144613 146030 290643

2003 152686 154183 306869

2004 155388 156912 312300

2005 157438 158769 316207

2006 170574 171981 342555

(41)

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Karo terus mengalami pertambahan. Pertambahan penduduk ini tentunya akan mengakibatkan permintaan kebutuhan akan beras juga akan ikut mengalami peningkatan. Hal ini tentunya akan mengakibatkan permasalahan di masa mendatang karena padi merupakan bahan makanan pokok penduduk Indonesia.

Untuk mengantisipasi segala permasalahan yang mungkin akan muncul, maka langkah pertama yang dilakukan penulis yaitu dengan meramalkan jumlah penduduk dimasa yang akan datanag. Disini penulis menggunakan rumus pertumbuhan geometri untuk melihat jumlah penduduk di tahun 2007-2011.

(42)

Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tetap 0.8% pertahun, maka akan diperkirakan jumlah penduduk Tanah Karo pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut:

P0 = P1990 = 257981

P2007 = 257981 (1 + 0.008)17

= 257981 x 1.145062115

= 295404

P2008 = 257981 (1 + 0.008)18

= 257981 x 1.154222611

= 297767

P2009 = 257981 (1 + 0.008)19

= 257981 x 1.163456392

= 300149

P2010 = 257981 (1 + 0.008)20

= 257981 x 1.172764043

= 302550

P2011 = 257981 (1 + 0.008)21

= 257981 x 1.182146156

(43)

Dari hasil proyeksi jumlah penduduk yang telah dihitung untuk tahun 2007-2011 sudah terlihatlah jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Karo Karo Tahun 1990-2011

Keterangan: ^ merupakan jumlah penduduk hasil proyeksi TAHUN

2000 279470 10 279470

2001 287857 11 287857

2002 290643 12 290643

2003 306869 13 306869

2004 312300 14 312300

2005 316207 15 316207

2006 342555 16 342555

2007^ 17 295404

2008^ 18 297767

2009^ 19 300149

2010^ 20 302550

(44)

GRAFIK JUMLAH PENDUDUK DI TANAH KARO

Gambar 4.1. Grafik Pertumbuhan Penduduk Tanah Karo Tahun 1990-2011

Tanah Karo masuk kategori wilayah rawan pangan meskipun daerah dataran tinggi Karo dikenal penghasil pertanian. Hal ini karena kurangnya sarana pendukung untuk produksi pertanian termasuk sarana irigasi dan infrastruktur jalan. Luas lahan pertanian padi di Tanah Karo mencapai 12.267 Ha. Dari jumlah ini 10.267 Ha di antaranya sudah memiliki sarana irigasi, sedangkan 2.000 Ha lainnya belum.

(45)

Namun hal itu tidak akan dibahas pada Tugas Akhir ini tetapi hanya dibahas tentang pembahasan mengenai komoditas padi/beras yang dihasilkan oleh daerah Tanah Karo. Data yang dipergunakan penulis sebagai acuan untuk melaksanakan peramalan tingkat produksi tanaman padi pada tahun 2011 adalah data tingkat produksi padi tahun 1990 sampai tahun 2006. Besarnya angka-angka tingkat produksi padi yang dihasilkan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 1990-2006 dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Produksi Padi (ladang+sawah) Pada Tahun 1990-2006

TAHUN

(46)

4.2. Pendugaan Produksi Tanaman Padi

Dari data yang terdapat pada tabel 4.3., maka akan dibuat proyeksi pendugaan produksi tanaman padi sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perhitungan Jumlah produksi Padi Tahun 1990-2006

TAHUN

Total 153 1432191 12480345 1785

(47)

a = (

Y/n)−b

(X/n)

a = (1432191 / 17) – (-1003.368) x (153 / 17) a = 84246.529 + 9030.312

a = 93276.841

Dari perhitungan untuk mencari a, didapat besarnya nilai a adalah 93276.841. Setelah itu maka akan dapat dicari suatu persamaan baru untuk meramalkan tingkat produksi padi. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

=

Yˆ a + bX

=

Yˆ 93276.841 -1003.368X

Dengan menggunakan persamaan 93276.841 -1003.368X di atas, maka

dapat diramalkan tingkat produksi padi pada tahun 2007-2011. Peramalan produksi padi pada tahun tersebut adalah sebagai berikut:

=

Yˆ

Produksi padi pada tahun 2007

=

Yˆ 93276.841 -1003.368 x 18

= 75216.217

Produksi padi pada tahun 2008

=

Yˆ 93276.841 -1003.368 x 19

(48)

Produksi padi pada tahun 2009

=

Yˆ 93276.841 -1003.368 x 20

= 73209.481

Produksi padi pada tahun 2010

=

Yˆ 93276.841 -1003.368 x 21

= 72206.113

Produksi padi pada tahun 2011

=

Yˆ 93276.841 -1003.368 x 22

= 71202.745

Tabel 4.5. Peramalan Tingkat Produksi Tanaman Padi Tahun 2007-2011

TAHUN

(49)

Dengan menggabungkan data dari tabel 4.3. dan tabel 4.5. , maka dapat dibuat suatu diagram yang menunjukkan garis pertumbuhan produksi padi. Diagram tersebut menggambarkan pertumbuhan produksi padi dari tahun 1990-2011. Dari diagram tersebut dapat pula dapat dilihat gambaran pertumbuhan padi pada tahun-tahun yang akan datang. Gambar 4.2. Peramalan Produksi Padi Tahun 1990-2011 di Tanah Karo.

Setelah melakukan proyeksi maka didapat jumlah penduduk dan jumlah produksi tanaman padi, maka sekarang sudah dapat dilakukan analisis

(50)

4.3. Analisis Jumlah Penduduk

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk di Tanah Karo dan Selisihnya Pertahun dari tahun 1990-2011.

(51)

4.4. Analisis Tingkat Produksi Padi

Tabel 4.7. Produksi Padi dan Selisihnya Pertahun Pada Tahun1990-2011.

TAHUN

2007^ 18 75216 9512

2008^ 19 74213 -1003

2009^ 20 73209 -1004

2010^ 21 72206 -1003

2011^ 22 71202 -1004

(52)

Namun untuk tahun 1992 ke tahun 1993 produksi padi justru mengalami penurunan sebesar 11521 ton, hal ini tentunya mengkhawatirkan, dan untuk tahun-tahun selanjutnya juga produksi padi tidak bertambah secara konstan, kadang mengalami pertambahan tapi kadang juga mengalami penurunan. Penurunan produksi padi dapat disebabkan oleh hal-hal seperti: penyempitan luas lahan untuk tanaman padi yang mungkin lahannya beralih fungsi menjadi lahan yang ditanami dengan tanaman lain atau juga penurunan produksi padi ini bisa disebabkan karena tanaman padi terseranag hama.

Dengan alasan inilah maka penulis ingin menganalisis kebutuhan padi di Tanah Karo untuk tahun 2011, setelah dilakukan analisis regresi pada penjelasan sebelumnya maka pertumbuhan padi untuk tahhun 2007-2011 sudah dapat diramalkan. Tetapi yang memprihatinkan yaitu produksi padi yang diramalkan itu terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

4.5. Kebutuhan Konsumsi Padi

(53)

mencukupi kebutuhan akan komoditas padi /beras tersebut terhadap jumlah penduduk Tanah Karo.

Tabel 4.8. Persediaan dan Kebutuhan Komoditas Padi/Beras Tahun 1990-2011 di Tanah Karo.

1990 257981,00 63742000,00 41432300,00 36488832,64 4943467,36 1991 261469,00 79526000,00 51691900,00 36982175,36 14709724,64 1992 262857,00 95939000,00 62360350,00 37178494,08 25181855,92 1993 264754,00 84418000,00 54871700,00 37446805,76 17424894,24 1994 266309,00 111024000,00 72165600,00 37666744,96 34498855,04 1995 268757,00 110450000,00 71792500,00 38012990,08 33779509,92 1996 275630,00 92405000,00 60063250,00 38985107,20 21078142,80 1997 275763,00 78613000,00 51098450,00 39003918,72 12094531,28 1998 280486,00 104439000,00 67885350,00 39671939,84 28213410,16 1999 284110,00 83342000,00 54172300,00 40184518,40 13987781,60 2000 279470,00 89374000,00 58093100,00 39528236,80 18564863,20 2001 287857,00 71401000,00 46410650,00 40714494,08 5696155,92 2002 290643,00 66481000,00 43212650,00 41108545,92 2104104,08 2003 306869,00 73412000,00 47717800,00 43403551,36 4314248,64 2004 312300,00 74519000,00 48437350,00 44171712,00 4265638,00 2005 316207,00 87402000,00 56811300,00 44724318,08 12086981,92 2006 342555,00 65704000,00 42707600,00 48450979,20 -5743379,20 2007^ 295404,00 75216000,00 48890400,00 41781941,76 7108458,24 2008^ 297767,00 74213000,00 48238450,00 42116164,48 6122285,52 2009^ 300149,00 73209000,00 47585850,00 42453074,56 5132775,44 2010^ 302550,00 72206000,00 46933900,00 42792672,00 4141228,00 2011^ 304971,00 71202000,00 46281300,00 43135098,24 3146201,76 Keterangan:

• 1 kg padi = 0,65 kg beras

• Produksi beras = 0,65 x Produksi padi

• Kebutuhan yang dikonsumsi = 2,720 x 52 x jumlah penduduk • Selisih = produksi beras- kebutuhan yang dikonsumsi

(54)
(55)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1.Pengertian dan Tujuan Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada didalam dokumen desain sistem yang disetujui dan diuji, menginstal dan memulai menggunakan sistem baru/sistem yang diperbaiki.

Tujuan implementasi sistem adalah sebagai berikut:

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui.

2. Menulis, menguji dan mendokumentasikan program-program dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk dokumen desain sistem yang disetujui.

(56)

5.2. Tahap Implementasi

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil dan tertulis ke dalam program. Pada tahapan ini seluruh hasil desain dituangkan ke dalam program untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.

Untuk memudahkan dan mempercepat pengolahan data, di dalam komputer banyak dikenal istilah yang mendukung sistem pengolahan data seperti: Microsoft Excel, MINITAB, STATISTICA, SPSS, SAS, dan lain-lain.

Implementasi yang sudah sesuai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kendalanya dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada penulisan tugas akhir ini penulis mengolah data dengan mengunakan Microsoft Excel.

5.3.Pengenalan Microsoft Excel

(57)

fasilitas dan keunggulan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan laporan, analisa data terutama digunakan dalam statistika.

5.4. Alasan Pemilihan Program

Adapun alasan pemilihan program aplikasu Microsoft Excel adalah: 1. Pemakaian aplikasi Microsoft Excel sangat sederhana dan praktis.

2. Dapat digunakan dalam menganalisa data terutama analisis yang digunakan dalam Tugas Akhir ini.

3. Hasil pengolahan data dapat diedit dengan mudah sehingga penyajian lebih rapi.

5.5. Cara Pengolah Data

Untuk memulai pengolahan data, adapun langkah-langkahnya: 1. Mengaktifkan Micrasoft Excel

a) Aktifkan Microsoft Windows, klik tombol start

(58)

Gambar 5.1. Gambar Tampilan Windows, memilih Microsoft Excel 2. Tampilan Microsoft Excel

Dalam keadaan standar buku kerja Microsoft Excel terdiri atas tiga lembar kerja (sheet) yaitu sheet 1, sheet 2 dan sheet 3. Setiap sheet memuat sel dan range.

(59)

3. Mengentri Data

Gambar 5.3. Tampilan Microsoft Excel Setelah Data dientri

Setelah mengentri semua data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Karo, maka dilakukan pengolahan data dengan menganalisis menggunakan fungsi statistic ayng ada di Microsoft Excel, beberapa fungsi itu antara lain:

• SUM • MAX

• MIN

• AVERAGE

• COUNT • COUNTA

(60)

4. Menampilkan Grafik

Salah satu fasilitas Microsoft Excel adalah kemampuannya untuk membuat grafik (chart) sehingga data-data dalam bentuk angka-angka yang tersusun dalam tabel dapat dipresentasikan ke dalam bentuk yang lebih menarik yakni dalam bentuk grafik berbentuk batang, garis, kolom, lingkaran, dan benatuk grafik lainnya. Grafik ini sering digunakan untuk menunjukkan persentasi dari sebuah penelitian atau menampilkan hasil olah data.

Langkah-langkah membuat grafik: a) Arahkan pointer sel pada tabel data

b) Klik menu Insert, Chart akan muncul tampilan seperti ini:

(61)

c) Lalu tentukan tipe dan sub tipe grafik, tipe yang dipilih penulis adalah tipe line dan sub tipe line with markers.

d) Klik next

e) Tentukan sumber data grafik f) Klik next,

g) Tentukan keterangan pendukung grafik h) Klik next

i) Tentukan lokasi penempatan grafik

j) Klik finish, maka akan menghasilkan grafik seperti berikut:

(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Setelah analisa dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Perkembangan produksi padi setiap tahunnya kurang mengalami peningakatan

produksi yang bertambah secara kontiniu sehingga tidak bergerak secara linier. 2. Setelah dilakukannya proyeksi maka diketahuilah bahwa jumlah penduduk

Tanah Karo pada tahun 2011 dengan tingkat pertambahan penduduk tetap sebesar 0,8% adalah 304.971 orang.

3. Setelah dilakukannya proyeksi maka didapat banyaknya produksi komoditas padi pada tahun 2011 adalah sebesar 71.202.000 kg atau 71.202 ton. Dan diketahui pula produksi beras dengan mengkonversikan produksi padi ke produksi beras adalah sebagai berikut: 0,65 x 71202 = 46281,3 ton atau 46.281.300 kg.

4. Dihitung juga jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Tanah Karo pada tahun 2011 yaitu dengan cara mengalikan jumlah konsumsi penduduk pertahun dengan jumlah penduduk pada tahun 2011.

Dapat perhitungan sebagai berikut:

(63)

5. Dari perhitungan jumlah konsumsi beras yang harus dipenuhi untuk tahun 2011, maka dapat dipastikan bahwa produksi beras cukup memenuhi permintaan penduduk Tanah Karo. Kelebihan produksi padi ini tentu dapat disimpan untuk cadangan ditahun berikutnya atau dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras untuk daerah lain.

6.2.Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yaitu:

1. Kepada pemerintah agar terus memantau produksi padi secara kontinu, dan memberikan lebih banyak lagi penyuluhan tentang hama, teknologi pertanian dan lain sebagainya dimana informasi dari penyuluhan itu tentunya sangat bemanfaat bagi para petani. Juga melengkapi sarana pertanian yang belum memadai, misalnya sarana irigrasi, dll.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, Agus. 2002. “Budidaya Padi”. Jakarta: Swadaya Depok.

Algifari. 2000. “Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Khumaidi, Muhammad. Januari 1997. “Beras Sebagai Pangan Pokok Utama Bangsa Indonesia Keunikan dan Tantanganny”. Bogor: Fak. Pertanian IPB.

Mantra, Ida Bagus. “Pengantar Studi Demografi”. Nur Cahaya. Napitupulu, Noemalina. 2006. “Microsoft Excel-Powerpoint”. Medan.

Santoso, Singgih. 2003. “Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS”. Yogyakarta: Andi.

Sembiring, RK. 1995. “Analisis Regresi”. Bandung: ITB.

Sudjana. 2002. “Metode Statistika”. Edisi keenam, Bandung: Tarsito. Unitwin Unesco Project. 2002. “Beras di Asia”. Medan: USU Press.

www.karokab.go.id

www.bps.go.id

Gambar

Tabel 4.8. Persediaan dan Kebutuhan Komoditas Padi/Beras Tahun
Gambar 5.1. Gambar Tampilan Windows, memilih Microsoft Excel
Gambar 3.1
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Data Jumlah Produksi Beras, Luas Panen, dan Kebutuhan Beras Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2000 - 2008. Data yang akan dianalisis dalam tugas akhir ini adalah data skunder

Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh setiap jiwa dalam sehari dari jumlah penduduk 9.121 jiwa atau 2.325 KK, dihitung dengan menggunakan sampel sebanyak

Pemakaian air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Kecamatan simokerto dan Kecamatan Semampir belum tentu telah memenuhi standart kualitas air

Dari hasil penelitian data mengenai Jumlah Penduduk (jiwa) dan Kebutuhan Konsumen (ton) di Kabupaten Mandailing Natal yang dianalisa dari tahun 2013 sampai dengan tahun

Di penggilingan padi Subur Tani inilah padi yang dihasilkan oleh para petani setempat akan diolah menjadi barang jadi (Beras). Karena pada saat memasuki umur 100-110 padi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah padi yang diproduksi di Kotamadya Pematangsiantar sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya

Hasil Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS dengan Variabel Bebas, luas panen padi, harga beras, jumlah penduduk dan konsumsi beras di Sumatera Utara Tahun

Kebutuhan lahan permukiman Kota Padang pada tahun 2030 yaitu 788.62 ha, kebutuhan lahan permukiman Kota Padang dihitung berdasarkan asumsi jumlah penduduk tahun 2020 dengan luas lahan