• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR TAHUN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR TAHUN TUGAS AKHIR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN

PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI

DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

APSAN PAKPAHAN

062407052

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(2)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

APSAN PAKPAHAN 062407052

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(3)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG

DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA

PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008-2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : APSAN PAKPAHAN

Nomor Induk Mahasiswa : 062407052 Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Pangeran Sianipar, M.Sc

(4)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

APSAN PAKPAHAN 062407052

(5)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Pangeran Sianipar, M.Sc selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini, yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian. Panduan ringkas dan padat dan professional telah diberikan kepada penulis, agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr. Saib Suwilo, M.Sc. dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada orangtua yang saya sayangi dan semua keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(6)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1 1.1Latar Belakang 1 1.2Identifikasi Masalah 2 1.3Batasan Masalah 2 1.4Tujuan Penelitian 3 1.5Manfaat Penelitian 3 1.6Metodologi Penelitian 3

Bab 2 Landasan Teori 5

2.1 Pengertian 5

2.1.1 Luas lahan tani dan luas panen tani 5

2.1.2 Lahan sawah dan lahan kering 5

2.1.3 Padi sawah dan padi lading 6

2.1.4 Produksi 6

2.1.5 Penduduk 7

2.1.6 Kebutuhan 7

2.2 Metode Perkiraan 8

2.3 Metode Analisa Data 8

2.3.1 Metode deskriptif 8

2.3.2 Laju pertumbuhan penduduk eksponensial 9

2.3.3 Metode regresi linier 9

2.4 Perumusan Masalah 10

2.4.1 Perumusan peramalan jumlah penduduk 10

2.4.2 Perumusan peramalan jumlah produksi padi 11

Bab 3 Sejarah Singkat Kotamadya Pematangsiantar 13

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya Pematangsiantar 13

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 17

3.3 Iklim 18

3.4 Pemerintahan 18

3.5 Pegawai Negeri Sipil 18

(7)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

3.7 Tenaga Kerja 20

Bab 4 Analisa dan Pembahasan 21

4.1 Data 21

4.2 Peramalan 24

4.2.1 Peramalan jumlah penduduk 24

4.2.2 Peramalan jumlah produksi padi 28

4.3 Analisa Tingkat Produksi Beras dan Jumlah Konsumsi Beras 31

Bab 5 Implementasi Sistem 34

5.1 Tahap Implementasi 34

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel 35

5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel 36

5.4 Pengisian Data 37

5.5 Pembuatan Grafik 37

5.6 Analisis Data Dalam Microsoft Excel 39

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 41

6.1 Kesimpulan 41

6.2 Saran 42

Daftar Pustaka 43

(8)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 22

Tabel 4.1.2 Jumlah Produksi Padi di Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 23

Table 4.2.1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk 26 Table 4.2.1.2 Jumlah Penduduk Tahun 1998-2007 dan Hasil

Ramalannya Tahun 2008-2012 28

Table 4.2.2.1 Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung

Koefisien Regresi Linier 29

Table 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 1998-2007 dan Hasil

Ramalannya Tahun 2008-2012 31

Table 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras, dan Kebutuhan Beras di Kotamadya Pematangsiantar

(9)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1.2 Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar

Tahun 1998 sampai Tahun 2007 24

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows 35

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 36

Gambar 5.5.1 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe 38

Gambar 5.5.2 Tampilan Grafik 39

(10)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Peranan sektor pertanian yang strategis harus didukung dan ditingkatkan dalam pelestarian swasembada pangan dalam arti yang luas, tidak hanya terbatas pada swasembada beras tetapi mencakup pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara total termasuk palawija, hortikultura serta tanaman bahan makanan lainnya.

Komoditas padi merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan penduduk sebagai bahan sumber kalori utama. Karena pentingnya komoditas ini, sehingga diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang untuk dapat memenuhi kebutuhan yang memadai. Sehingga ketersediaan komoditas ini perlu dipantau terus-menerus agar dapat mengantisipasi permasalahan yang akan timbul.

Masalah kebutuhan padi tidak hanya menyangkut jumlah yang tersedia saja, tetapi juga tentang ketersediaan yang dapat memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Untuk ini diperlukan suatu indicator yang dapat melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi terhadap kebutuhan yang diinginkan.

Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi komoditas padi, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus

(11)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

menerus bertambah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan bertambahnya juga permintaan akan padi/beras sehingga dibutuhkan peningkatan produksi komoditas padi.

1.2Identifikasi Masalah

Secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan permintaan akan beras terus meningkat. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa pemerintah juga mengimpor beras dari Negara tetangga. Mengapa terjadi hal tersebut? Apakah jumlah produksi padi di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduknya akan beras?

1.3Batasan Masalah

Untuk memperkecil cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

1. Meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar.

2. Meramalkan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar.

(12)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah padi yang diproduksi di Kotamadya Pematangsiantar sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya dan meramalkan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk di Kotamadya Pematangsiantar pada tahun 2008-2012.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui jumlah penduduk dan jumlah produksi padi di Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012. Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi tersebut, kita juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan penduduk akan beras di Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012.

1.6Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang penulis gunakan, yaitu: 1. Peramalan jumlah penduduk tahun 2008-2012

Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif, maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan peramalan jumlah penduduk pada tahun 2008-2012. Adapun rumusan yang dipergunakan adalah dengan rumusan sebagai berikut:

(13)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 rt t P e P = 0 ⋅ Keterangan: t

P = banyaknya penduduk pada tahun akhir

0

P = banyaknya penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

e = angka ekponensial (2,71828)

2. Peramalan tingkat produksi padi tahun 2008-2012

Adapun rumusan yang digunakan untuk meramalkan tingkat produksi padi pada tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut:

bX a Yˆ = + Keterangan:

=

Yˆ hasil peramalan produksi padi

=

a variabel konstanta

=

b koefisien variabel X X = variabel bebas (periode)

(14)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Pengertian

Ada beberapa pengertian-pengertian yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini. Diantaranya akan dijelaskan seperti di bawah ini.

2.1.1 Luas lahan tani dan luas panen tani

Luas lahan tani adalah total luas garapan, dimana kondisi lahan dapat menghasilkan suatu hasil dari sector pertanian. Luas panen tani adalah total luaslahan yang telah menghasilkan suatu hasil atau berproduksi dari sektor pertanian.

2.1.2 Lahan sawah dan lahan kering

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan, menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan tersebut.

(15)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Lahan kering adalah semua lahan selain lahan sawah. Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi dimasukkan dalam lahan kering.

2.1.3 Padi sawah dan padi ladang

Padi sawah adala padi yang ditanam pada tanah yang digenangi air selama 3 sampai 9 bulan. Tanaman padi sawah diantaranya: padi randengan, padi gogorancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rambesan, dan padi lainnya. Padi ladang adalah padi yang ditanam pada tanah kering di hutan-hutan yang baru saja dibuka. Penanamannya tanpa air irigasi.

2.1.4 Produksi

Produksi padi merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan, pemupukan yang teratur, sehingga menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan atau digunakan. Pentingnya produksi padi ini bagi kehidupan manusia disebabkan padi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.

(16)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 2.1.5 Penduduk

Yang dimaksud dengan penduduk dalam Undang-Undang RI No.10 tahun 1992 adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.

2.1.6 Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu harapan, ataupun keinginan yang harus dicukupi dimana keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan pelaksanaan aktivitasnya. Kebutuhan dapat juga dikatakan sebagai konsumsi, karena konsumsi adalah barang/benda dan jasa yang digunakan manusia untuk melakukan aktivitasnya. Kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kebutuhan pokok (primer) 2. Kebutuhan sekunder 3. kebutuhan tertier

Kebutuhan pokok adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi atau dikabulkan. Komoditas padi tergolong ke dalam kebutuhan pokok karena merupakan sumber kalori utama bagi penduduk Indonesia umumnya dan penduduk Kotamadya Pematangsiantar khususnya.

(17)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 2.2Metode Perkiraan

Metode perkiraan adalah suatu pengamatan akan suatu hal untuk masa mendatang dengan memperkirakan data-data tahun sebelumnya dengan apa yang diamati.

Perkiraan tingkat produksi adalah melihat ke depan akan hasil dari produksi padi dengan melihat perkembangan pertumbuhan padi dari tahun-tahun sebelumnya. Selain memproyeksikan tigkat produksi padi, penulis juga melakukan proyeksi perkembangan jumlah penduduk. Hal ini berguna untuk melihat kebutuhan penduduk akan komoditas padi/beras.

2.3Metode Analisa Data

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa regresi linier dan analisa laju pertumbuhan penduduk eksponensial. Namun sebelum melakukan analisa tersebut, terlebih dahulu dilakukan analisa deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan berdasarkan data yang diperoleh.

2.3.1 Metode deskriptif

Metode ini digunakan untuk melukiskan atau memaparkan perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan jumlah produksi tanaman padi serta menjelaskan sejauh mana komoditas padi/beras dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kotamadya

(18)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pematangsiantar, sekaligus memberikan suatu skala peningkatan produksi padi yang ditinjau dari tahun tahun sebelumnya.n Perhitungan-perhitungan yang dilakukan adalah dengan membandingkan jumlah penduduk dengan tingkat kebutuhan penduduk perkapita akan komoditas padi.

2.3.2 Laju pertumbuhan penduduk eksponensial

Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat, mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus.

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan dating dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam melaksanakan proses pendugaan.

2.3.3 Metode regresi linier

Persamaan mateamtika yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi (Ronald E. Walpole, 1992:340).

(19)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Metode ini dipergunakan untuk melihat tingkat produksi padi dengan membandingkan rasio perkembangan jumlah produksi padi pada tahun-tahun sebelumnya.

2.4Perumusan Masalah

Dengan permasalahan-permasalahan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan tersebut menjadi suatu rumusan matematika guna mempermudah penulis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Adapun tahapan dalam melakukan perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang jumlah penduduk pada tahun 2008-2012.

2. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang tingkat produksi padi pada tahun 2008-2012.

Perumusan peramalan jumlah penduduk

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan jumlah penduduk pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar adalah dengan menggunakan Metode Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial.

Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

rt t P e

(20)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 Dimana: e t P P r t log log log − 0 = e t P P r t log log 0      = Keterangan: t

P = banyaknya penduduk pada tahun akhir

0

P = banyaknya penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

e = angka ekponensial (2,71828)

Dengan rumusan tersebut diatas, penulis melakukan suatu pendugan/peramalan jumlah penduduk tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar.

Perumusan peramalan jumlah produksi padi

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan jumlah produksi padi pada tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar adalah dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana.

Regresi Linier Sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan hubungan antara variabel Y dan X, dimana Y adalah variabel yang diramalkan

(21)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

(Dependent Variable) dan X adalah variabel bebas (Independent Variable). Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

bX a Yˆ = + Dimana:

( )

( )

(

)(

)

( )

2

(

)

2 2 i i i i i i i X X n Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

(

) (

)( )

( )

2

(

)

2 i i i i i i X X n Y X Y X n b Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan:

Yˆ = hasil peramalan produksi padi

i

X

Σ = jumlah variabel bebas

i

Y

Σ = jumlah variabel tidak bebas

i iY

X

Σ = jumlah perkalian antara variabel bebas dengan variabel tak bebas

n = banyak sampel

a = variabel konstanta b = koefisien variabel X

Dengan rumusan tersebut di atas, penulis melakukan suatu pendugaan/peramalan jumlah produksi padi tahun 2008-2012 di Kotamadya Pematangsiantar.

(22)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

SEJARAH SINGKAT KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

3.1 Latar Belakang Terbentuknya Kotamadya Pematangsiantar

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja tahun 1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang 2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,

Martoba, Sukadame, dan Bane.

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

(23)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285, Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan. Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi daerah otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/1965 berubah menjadi kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No.5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang. Berdasarkan Peraturan Pemeritah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/ Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 Km2 yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

(24)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu: 1. Kecamatan Siantar Barat 2. Kecamatan Siantar Timur 3. Kecamatan Siantar Utara 4. Kecamatan Siantar Selatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1986, tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 Km2. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamatan Siantar Barat 2. Kecamatan Siantar Timur 3. Kecamatan Siantar Utara 4. Kecamatan Siantar Selatan 5. Kecamatan Siantar Marihat, dan 6. Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten

Simalungun dengan SKB Bersama No:

1994 / 4620 / 136 1994 / 3140 / 136

. Adapun hasil kesepakatan

(25)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pada tahun 1997 Wilayah Administrasi di Kota Pematangsiantar mengalami perubahan status sesuai dengan SK yang meliputi:

SK Gubsu No.140.050.K/97 tertanggal 13 Februari 1997 dan direalisasikan oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No.140/1961/Pem/97 tertanggal 15 April 1997 tentang: Pembentukan Lima Kelurahan Persiapan Di Kec.Siantar Martoba. SK Gubsu No.140/2610.K/95 tertanggal 4 Oktober 1995 serta direalisasikan oleh SK Walikota KDH Tk II Kota Pematangsiantar No.140/1961/Pem/97 tertanggal 2 Juli 1997 tentang Perubahan Status Sembilan Desa menjadi Kelurahan.

Sehingga pada tahun 1997 wilayah administrasi Kota Pematangsiantar menjadi 43 Kelurahan. Perihal urusan rumah tangga daerah, sampai saat ini di Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terdapat 13 daerah otonom yaitu:

1. Dinas Pendapatan Kota P.Siantar Perda No.12 Tahun 1989

2. Dinas Pasar Kota P.Siantar Perda No.2 Tahun 1987

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

P.Siantar Perda No.6 Tahun 1992

4. Dinas Perindustrian P.Siantar Perda No.4 Tahun 1986

5. Dinas Peternakan Kota P.Siantar Perda No.5 Tahun 1984

6. Dinas PU Kota P.Siantar Perda No.19 Tahun 1990

7. Dinas Kesehatan Kota P.Siantar Perda No.13 Tahun 1995

8. Dinas Tata Kota Kota P.Siantar Perda No.6 Tahun 1987

9. Dinas Kebakaran Kota P.Siantar Perda No.7 Tahun 1996

10. Dinas Tata Bangunan Kota P.Siantar Perda No.6 Tahun 1996

(26)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

P.Siantar Perda No.11 Tahun1996

12. Dinas LLAJ Kota P.Siantar Perda No.1 Tahun 1994

13. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

P.Siantar Perda No.12 Tahun 1995

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 3001’ 09”-2054’ 40” LU dan 9906’ 23”-9901’ 10” BT, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun.

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km2 terletak 400 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Marihat dengan luas wilayah 25,831 Km2 atau sama dengan 32,30 persen dari luas wilayah Kota Pematangsiantar.

Secara administrasi wilayah Kota Pematangsiantar terbagi menjadi tujuh kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Siantar Marihat 2. Kecamatan Siantar Selatan 3. Kecamatan Siantar Barat 4. Kecamatan Siantar Utara 5. Kecamatan Siantar Timur 6. Kecamatan Siantar Martoba 7. Kecamatan Siantar Sitalasari

(27)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 3.3 Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 29,8

0

C dan suhu minimum rata-rata 20,7 0C pada tahun 2007.

Selama tahun 2007 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan Oktober mencapai 87 persen, sedangkan curah hujan rata-rata 249 MM, dimana curah hujan tertinggi terjdi pada bulan Agustus yang mencapai 461 MM.

3.4 Pemerintahan

Administrasi pemerintahan Kota Pematangsiantar pada tahun 2007 terdiri atas tujuh kecamatan dan 43 kelurahan, dengan tipe Swasembada.

Anggota Legislatif (DPRD) Kota Pematangsiantar adalah sebanyak 30 orang yang terdiri atas 15 orang dari Fraksi PDI Kebangsaan, 8 orang dari Fraksi Demokrat, 5 orang dari Fraksi Barisan Nasional, sedangkan 2 orang dari Fraksi PDI-P Kebangsaan masih dalam proses penggantian antar waktu.

(28)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar ada sebanyak 5.841 orang, yang terdiri dari Golongan IV 1.409 orang, Golongan III 3.124 orang, Golongan II 1.223 orang, dan Golongan I 85 orang.

Sementara itu jumlah Pegawai Negeri Sipil untuk instansi vertikal di Kota Pematangsiantar ada sebanyak 837 orang, yang terdiri dari Golongan I sebanyak 1 orang, Golongan II sebanyak 243 orang, Golongan III sebanyak 532 orang serta Golongan IV 61 orang.

3.6 Penduduk

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 248.825 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.111 jiwa per Km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2007 sebesar 0,40 persen.

Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2007 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 126.277 jiwa dan penduduk laki-laki 122.548 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 97,05.

(29)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009 3.7 Tenaga Kerja

Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran.

Pada tahun 2007, jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Pematangsiantar sebanyak 3.013 orang, dimana pencari kerja terbesar dari tingkat pendidikan SLTA sebanyak 1.788 atau sekitar 59 persen dari total pencari kerja. Jumlah buruh yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Pematangsiantar ada sebanyak 15.017 orang.

(30)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa merupakan cara menjalankan hasil perhitungan ke dalam bentuk yang lebih sederhana yang disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik, sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa secara visual dan mudah dimengerti.

4.1 Data

Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

Data sekunder adalah data yang bukan diusahkan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari Badan Pusat Statistik, surat kabar, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.

(31)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun data yang diperoleh untuk penulisan ini merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Ruang lingkup data secara populasi yang mana datanya adalah seluruh kecamatan di Kotamadya Pematangsiantar.

Berikut adalah data jumlah penduduk Kotamadya Pematangsiantar yang disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.1

Jumlah Penduduk Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998 sampai Tahun 2007

Tahun Jumlah Penduduk

1998 236871 1999 238518 2000 240831 2001 241480 2002 242124 2003 242899 2004 244435 2005 246277 2006 247837 2007 248825

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (Pematangsiantar Dalam Angka)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kotamadya Pematangsiantar terus meningkat. Perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat, dapat menimbulkan suatu permasalahan di masa yang akan datang terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan komoditas padi yang merupakan sumber kalori utama.

(32)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Data jumlah penduduk di atas adalah jumlah total penduduk dari enam kecamatan yang ada di Kotamadya Pematangsiantar, yaitu: Siantar Marihat, Siantar Selatan, Siantar Barat, Siantar Utara, Siantar Timur dan Siantar Martoba.

Dari enam kecamatan yang ada, hanya dua kecamatan yang menjadi daerah penghasil padi, yaitu Siantar Marihat dan Siantar Martoba. Besarnya angka-angka tingkat produksi padi yang dihasilkan oleh kedua kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1.2

Jumlah Produksi Padi di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998 sampai Tahun 2007

Tahun Jumlah Produksi (ton)

1998 28580 1999 21657 2000 20607 2001 18840 2002 20566 2003 21408 2004 24517 2005 20393 2006 26871 2007 21894

(33)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Secara grafik, data jumlah produksi padi tersebut dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998-2007

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

Tahun J um la h ( ton) Produksi Padi

Gambar 4.1.2 Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998 sampai Tahun 2007

4.2 Peramalan

(34)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Sebelum melakukan peramalan jumlah penduduk tahun 2008 sampai tahun 2012, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya (nilai r). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

e t P P r t log log 0       = Maka: 007 , 0 71828 , 2 log 236871 238518 log 1999 =       = r 009 , 0 71828 , 2 log 238518 240831 log 2000 =       = r 002 , 0 71828 , 2 log 240831 241480 log 2001 =       = r 002 , 0 71828 , 2 log 241480 242124 log 2002 =       = r 003 , 0 71828 , 2 log 242124 242899 log 2003 =       = r 006 , 0 71828 , 2 log 242899 244435 log 2004 =       = r 008 , 0 71828 , 2 log 244435 246277 log 2005 =       = r

(35)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 006 , 0 71828 , 2 log 246277 247837 log 2006 =       = r 004 , 0 71828 , 2 log 247837 248825 log 2007 =       = r

Dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk tersebut, maka dapat dibentuk sebuah tabel seperti di bawah ini.

Tabel 4.2.1.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk 1998 236871 - - 1999 238518 0,007 0,7 % 2000 240831 0,009 0,9 % 2001 241480 0,002 0,2 % 2002 242124 0,002 0,2 % 2003 242899 0,003 0,3 % 2004 244435 0,006 0,6 % 2005 246277 0,008 0,8 % 2006 247837 0,006 0,6 % 2007 248825 0,004 0,4 % Jumlah 0,047

Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah: 0,005

9 047 , 0 = = r atau

(36)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

maka diperkirakan jumlah penduduk Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut:

rt t P e

P = 0 ⋅

Jumlah penduduk tahun 2008:

1 005 , 0 2007 2008 2,71828 × × =P P 005 , 0 2008 =248825×2,71828 P 2 , 250072 2008 = P 250072 2008 = P

Jumlah penduduk tahun 2009:

1 005 , 0 2008 2009 2,71828 × × =P P 005 , 0 2009 =250072×2,71828 P 4 , 251325 2009 = P 251325 2009 = P

Jumlah penduduk tahun 2010:

1 005 , 0 2009 2010 2,71828 × × =P P 005 , 0 2010 =251325×2,71828 P 7 , 252584 2010 = P 252585 2010 = P

Jumlah penduduk tahun 2011:

1 005 , 0 2010 2011 2,71828 × × =P P 005 , 0 2011 =252585×2,71828 P

(37)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 0 , 253851 2011 = P 253851 2011 = P

Jumlah penduduk tahun 2012:

1 005 , 0 2011 2012 2,71828 × × =P P 005 , 0 2012 =253851×2,71828 P 4 , 255123 2012 = P 255123 2012 = P

Berikut ini hasil ramalan jumlah penduduk di Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008-2012.

Tabel 4.2.1.2

Jumlah Penduduk Tahun 1998-2007 dan Hasil Ramalannya Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Penduduk

1998 236871 1999 238518 2000 240831 2001 241480 2002 242124 2003 242899 2004 244435 2005 246277 2006 247837 2007 248825 2008* 250072 2009* 251325 2010* 252858 2011* 253851 2012* 255123

(38)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

4.2.2 Peramalan jumlah produksi padi

Dari tabel 4.1.2, kita dapat meramalkan jumlah produksi padi tahun 2008-2012, dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana. Adapun peramalan produksi padi tersebut adalah sebagai berikut:

Table 4.2.2.1

Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier

Tahun Periode (Xi) Produksi Padi (Yi) XiYi X2

1998 1 28580 28580 1 1999 2 21657 43314 4 2000 3 20607 61821 9 2001 4 18840 75360 16 2002 5 20566 102830 25 2003 6 21408 128448 36 2004 7 24517 171619 49 2005 8 20393 163144 64 2006 9 26871 241839 81 2007 10 21984 219840 100 Jumlah 55 225423 1236795 385

Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

i X Σ = 55 i Y Σ = 225423 i iY X Σ = 1236795

(39)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 2 i X Σ = 385 n = 10

dari nilai tersebut maka koefisien a dan b dapat ditentukan, yaitu:

( )

( )

(

)(

)

( )

2

(

)

2 2 i i i i i i i X X n Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

(

)( ) ( )(

)

( ) ( )

2 55 385 10 1236795 55 385 225423 − − = a 4 , 22744 = a dan

(

) (

)( )

( )

2

(

)

2 i i i i i i X X n Y X Y X n b Σ − Σ Σ Σ − Σ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2 55 385 10 225423 55 1236795 10 − − = b 7455 , 36 − = b

Dengan demikian didapat persamaan regresi linier Y atas X, yaitu: X

Yˆ =22744,4−36,7455

Persamaan regresi yang didapat selanjutnya digunakan untuk peramalan jumlah produksi padi tahun 2008-2012, perhitungannya sebagai berikut:

Produksi padi tahun 2008: X Yˆ =22744,4−36,7455

(40)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 11 7455 , 36 4 , 22744 ˆ = Y 6 , 23418 ˆ = Y

Produksi padi tahun 2009: X Yˆ =22744,4−36,7455 12 7455 , 36 4 , 22744 ˆ = Y 35 , 23185 ˆ = Y

Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk tiap harga X yang diinginkan. Berikut ini hasil ramalan jumlah produksi padi di Kotamadya Pematangsiantar dari tahun 2008-2012.

Tabel 4.2.2.2

Jumlah Produksi Padi Tahun 1998-2007 dan Hasil Ramalannya Tahun 2008-2012

Tahun Produksi Padi (ton)

1998 28580 1999 21657 2000 20607 2001 18840 2002 20566 2003 21408 2004 24517 2005 20393 2006 26871 2007 21984 2008* 23148,6 2009* 23185,35 2010* 23222,09 2011* 23258,84 2012* 23295,58

(41)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

4.3 Analisa Tingkat Produksi Beras dan Jumlah Konsumsi Beras

Dengan menggabungkan perhitungan peramalan produksi padi terhadap jumlah penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk melihat tingkat kebutuhan penduduk akan beras di Kotamadya Pematangsiantar pada tahun 2008 sampai tahun 2012.

Untuk mengetahui jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Kotamadya Pematangsiantar pada Tahun 2008-2012, maka kita memerlukan suatu batasan akan jumlah beras yang dikonsumsikan. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Sumatera Utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun, diamana jumlah ini merupakan jumlah konsumsi paling tinggi se-Indonesia.

Dengan asumsi yang sama, bahwa penduduk Kotamadya Pematangsiantar mengkonsumsi beras sebanyak 136,85 Kg Perkapita/tahun, maka jumlah konsumsi beras setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah Konsumsi Beras = 136,85 x Jumlah Penduduk

Namun sebelum kita melakukan perhitungan terhadap jumlah konsumsi penduduk akan beras, terlebih dahulu kita harus mengetahui jumlah beras yang dihasilkan dari suatu produksi padi. Dan dari data Dinas Pertanian Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,63 Kg – 0,65 Kg beras. Dari data

(42)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

tersebut, kita peroleh rata-ratanya adalah 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg beras, sehingga kita dapat mengetahui jumlah beras yang dihasilkan setiap tahunnya.

Untuk lebih jelas, selisih antara jumlah beras yang diproduksi dan jumlah beras yang dikonsumsi penduduk Kotamadya Pematangsiantar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3.1

Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras, dan Kebutuhan Beras di Kotamadya Pematangsiantar pada Tahun 1998 sampai Tahun 2012

Tahun Jumlah Penduduk Produksi Padi (Kg) Produksi Beras (Kg) Kebutuhan Beras (Kg) Selisih (Kg) 1998 236871 28580000 18291200 32415796,35 -14124596,35 1999 238518 21657000 13860480 32641188,3 -18780708,3 2000 240831 20607000 13188480 32957722,35 -19769242,35 2001 241480 18840000 12057600 33046538 -20988938 2002 242124 20566000 13162240 33134669,4 -19972429,4 2003 242899 21408000 13701120 33240728,15 -19539608,15 2004 244435 24517000 15690880 33450929,75 -17760049,75 2005 246277 20393000 13051520 33703007,45 -20651487,45 2006 247837 26871000 17197440 33916493,45 -16719053,45 2007 248825 21984000 14069760 34051701,25 -19981941,25 2008* 250072 23148600 14815104 34222353,2 -19407249,2 2009* 251325 23185350 14838624 34393826,25 -19555202,25

(43)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009. USU Repository © 2009 2010* 252858 23222090 14862137,6 34603617,3 -19741479,7 2011* 253851 23258840 14885657,6 34739509,35 -19853851,75 2012* 255123 23295580 14909171,2 34913582,55 -20004411,35

* Selisih = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksi tiap tahunnya di Kotamadya Pematangsiantar tidak dapat mencukupi kebutuhan penduduknya akan beras. Jumlah rata-rata kekurangan yang harus dipenuhi tiap tahunnya paling sedikit 19123349,91 Kg atau 19123,34991 ton.

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa programaan tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk implementasi yang digunakan

(44)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

penulis adalah dengan menggunakan software Excel. Selain berfungsi sebagai manipulasi atau pengolah angka, Microsoft Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer. Untuk dapat menggunakan Microsoft Excel secara maksimal kita juga harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Dari Windows, klik start pada taskbar.

(45)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows

5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel

Sebuah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(46)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri atas 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, disamping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

(47)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard komputer atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel. Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya, sedangkan alternatif kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu edit di Excel. Dengan alternatif ini, akan memiliki banyak pilihan yaitu: down, up, right, left dan series (autofill).

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan ialah:

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

(48)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5.5.1 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe

3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik next, maka kotak dialog chart source data akan tampil.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau kolom yang diinginkan, klik next maka akan tampil kotak dialog chart options.

5. Pada chart options, ketik judul grafik. Setelah itu klik next, maka kotak dialog chart options akan tampil.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish. Maka grafik analisis data akan ditempatkan di lembar kerja yang dipilih.

(49)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 5.5.2 Tampilan Grafik

5.6 Analisis Data Dalam Microsoft Excel

Dalam menganalisis data dalam lembar kerja Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah data dimasukkan ke dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik Tools pada menu Toolbar, lalu pilih dan klik Data Analysis.

2. Pada kotak dialog Data Analysis, terdapat beberapa pilihan untuk mengolah data, lalu pilih Regrssion dan klik Ok, karena kita menggunakan analisis regresi.

(50)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

3. Pada kotak dialog Regression, terdapat kotak Input Y Range dan Input X Range, artinya kita harus mengisi range untuk variable tak bebas (Y) pada kotak Input Y Range dan range untuk variable bebas (X) pada kotak Input X Range. Lalu klik Ok

4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya.

(51)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada Bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kotamadya Pematangsiantar setiap tahunnya adalah r =0,005 atau sebesar 0,5 % pertahun. Dan dengan rumus

rt t P e

P = 0 ⋅ maka jumlah penduduk untuk tahun 2008-2012 dapat dihitung.

2. Persamaan regresi linier untuk peramalan jumlah produksi padi adalah: X

Yˆ =22744,4−36,7455

Dari persamaan regresi linier ini, maka jumlah produksi padi tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dihitung, dengan nilai X = 11,12,13,14,15.

3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg beras, maka dapat diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak: 0,64 x jumlah produksi padi. 4. Dengan ketetapan bahwa tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar

136,85 Kg perkapita/tahun, maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya adalah 136,85 x jumlah penduduk. Dan selisih antara jumlah beras yang

(52)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di Kotamadya Pematangsiantar.

5. Dari perhitungan selisih antara jumlah beras yang dikonsumsi dan jumlah beras yang diproduksi, didapat hasil bahwa Kotamadya Pematangsiantar mengalami kekurangan jumlah produksi beras tiap tahunnya, yaitu sebesar lebih kurang 19123349,91 Kg atau 19123,34991 ton.

6.2 Saran

1. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat agar produktivitas komoditas padi dapat lebih ditingkatkan, dan menyadarkan masyarakat untuk tidak mengganti pertanian padi dengan menanam komoditas lain, karena padi merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang tidak dapat diganti dengan komoditas lain.

2. Pemerintah juga harus memperhatikan hak kepemilikan lahan pertanian para petani, yaitu dengan menjaga agar lahan pertanian padi tidak berkurang, melainkan jika bisa harus di tambah luasnya agar jumlah produksi padi dapat ditingkatkan.

3. Pemerintah harus memperhatikan jumlah persedian beras di Kotamadya Pematangsiantar, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekurangan persediaan beras di tempat tersebut.

(53)

Apsan Pakpahan : Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008-2012, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Adler Haymans Manurung. Teknik Peramalan Bisnis dan Ekonomi.

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.

Ronald E. Walpole. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 4.1.2   Jumlah Produksi Padi di Kotamadya Pematangsiantar
Gambar 5.2.1  Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows  35
Gambar 4.1.2 Produksi Padi Kotamadya Pematangsiantar Tahun 1998 sampai  Tahun 2007
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows
+6

Referensi

Dokumen terkait

Planet-planet yang dijelaskan di atas berdasarkan jaraknya dapat dikelompokkan atas planet inferior planet yaitu Merkurius dan Venus, sedangkan yang jauh dari

Sembiring: Penyusunan dan pengawasan anggaran pada PT... Sembiring: Penyusunan dan pengawasan anggaran

Moranuddin Dongoran: Pengawasan Intern Gaji dan Upah PT.. Sihitang Raya Baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

rabies o Decrease the economic impact of a disease o Prevent spread of diseases to trading partners  Disease control Summary Statistics of the December 2018 report Total number of

Despite the acquisition by Amazon in 2017 and the online distribution via Amazon Fresh, Whole Foods products continue to follow the known offline pricing schemes: First, prices

Program keahlian memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan pencapaian nilai rata-rata UN teori kelompok mata pelajaran produktif pada tahun terakhir.. Mencapai nilai rata-rata

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME MELALUI METODE DISKUSI-RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA PADA MATERI KALOR SMA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ).. 3) Menjadi bahan pertimbangan guru dalam menentukan model pembelajaran yang. tepat bagi proses pembelajaran

Situs studio musik merupakan suatu situs yang ditujukan untuk para penggemar musik untuk mencari informasi tentang fasilitas studio musik Rooster yang berada di Jalan Akses UI