• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD HARRIS 112407114

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

MUHAMMAD HARRIS 112407114

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013

Kategori : Tugas Akhir Nama : Muhammad Harris

Nim : 112407114

Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2014

Diketahui oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing Ketua,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Saya mengaku bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dari ringksan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

MUHAMMDA HARRIS

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang, dengan lipahan dan karunianya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN

MANDAILING NATAL TAHUN 2013”.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Agus Salim harahap,

M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktuya selama

penyusunan Tugas Akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Medan, Bapak Prof. Dr.

Tulus, M.Si, dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku

Dekan FMIPA USU, seluruh Staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika

FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak

terlupakan kepada Bapak Yais Hasyim Lubis dan Ibu Fauziah Nasution dan

keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 2

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 3

1.7 Tinjauan Pustaka 5

1.8 Lokasi Penelitian 6

1.9 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi 8

2.2 Analisis Regresi Berganda 8

2.3 Regresi Linier Sederhana 9

2.4 Regresi Linier Berganda 10

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 10

2.6 Uji Koefisien Korelasi 11

2.7 Uji Keberartian Regresi 13

2.8 Uji Koefisien Determinasi 14

(7)

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistika (BPS) 17 3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 18

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 19

3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia 19 3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang 19 3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan BPS 20

3.2.1 Tugas 20

3.2.2 Fungsi 20

3.2.3 Kewenangan 20

3.3 Visi dan Misi BPS 21

3.3.1 Visi 21

3.3.2 Misi 21

3.4 Struktur Organisasi BPS 22

3.5 Logo BPS 24

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data dan Evaluasi 25

4.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda 28

4.3 Pengujian Koefisien Korelasi 33

4.3.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan

Variabel Terikat 33

4.3.2 Perhitungan Korelasi antar Variabel Bebas 36 4.4 Pengujian Keberartian Regresi 39 4.5 Perhitungan Koefisien Determinasi 43

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 44

5.2 Pengertian SPSS 44

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 45

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS 50 5.5 Hasil Output Pengolahan Data dalam SPSS 54

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 63

6.2 Saran 65

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Gambar 2.1 Interval Koefisien Nilai r 12

Tabel 4.1 Data yang akan Diolah 26

Tabel 4.2 Data yang akan Diolah (Simbolis) 27

Tabel 4.3 Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung Koefisien

Regresi 28

Tabel 4.4 Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung Nilai

Taksiran Baku 31

Tabel 4.5 Nilai-nilai untuk Menghitung Koefisien-koefisien Regresi

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Propinsi Sumatera Utara 23

Gambar 3.2 Logo BPS (Badan Pusat Statistika) 24

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17,0 45

Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS 46

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Variabel pada Variabel View 49

Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data View 50

Gambar 5.5 Tampilan Menu Analyze (Regression dan Analyze) 51

Gambar 5.6 Tampilan pada Linier Regression 52

Gambar 5.7 Tampilan pada Linier Regression Statistics 52

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak ditanam di setiap

Negara, termasuk Indonesia. Jagung adalah sumber pangan kedua setelah padi.

Hampir 70% hasil produksi jagung ini dimanfaatkan untuk konsumsi dan sisanya

untuk berbagai keperluan, baik sebagai pakan ternak, kebutuhan permintaan pasar,

maupun kebutuhan industri.

Peluang mengembangkan tanaman jagung ini cukup menjanjikan di

Kabupaten Mandailing Natal, karena lahan di daerah tersebut sangat mendukung

pertumbuhan komoditi itu. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil produksi

jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi hasil produksi sebagai tolak ukur

dalam pengambilan keputusan untuk menunjang pencapaian hasil produksi yang

maksimal membuat penulis termotivasi untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal.

Dari uraian di atas, penulis memilih judul “ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI JAGUNG DI

(11)

1.2 Perumusan Masalah

jagung merupakan salah satu bahan baku untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga, permintaan pasar, maupun industri makanan di Indonesia. Berdasarkan hal

diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal.

2. Untuk mengetahui seberapa erat hubungan faktor-faktor tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang, maka

penulis mengambil tiga faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di

Kabupaten Mandailing Natal yaitu: produktifitas (XІ), luas panen (XЇ) dan curah

hujan (XЈ). Lalu akan dianalisis secara regresi linier berganda untuk mengetahui

ketiga faktor diatas yang sangat mempengaruhi hasil produksi jagung di

Kabupaten Mandailing Natal.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam menyusun penelitian ini berdasarkan rumusan masalah

diatas diantaranya yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor yang sangat berpengaruh terhadap produksi jagung di

(12)

2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi

produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya memberikan informasi khususnya kepada

warga di Kabupaten Mandailing Natal mengenai hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil produksi jagung, serta faktor yang sangat mempengaruhi

hasil produksi jagung di kabupaten tersebut. Namun dapat mengatasi faktor-faktor

yang mempengaruhinya dan dapat meningkatkan hasil produksi di waktu

mendatang.

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan beberapa

metode penelitian untuk memperoleh data. Metode yang digunakan sebagai

berikut:

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literature)

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan

cara membaca dan mempelajari buku-buku perkuliahan atau umum, serta

mencari sumber informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti yang

(13)

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan riset dengan

mengambil data skunder di BPS (Badan Pusat Statistika) Propinsi Sumatera

Utara, Jalan Asrama, No.179, Medan.

3. Metode Pengolahan Data

Adapun pengolahan data dalam menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal, dengan

menggunakan perumusan:

Analisis Regresi

Persamaan penduga regresi linier berganda, adalah sebagai berikut:

dimana:

= variable tak bebas (dependent variable)

= dugaan bagi parameter konstanta

= dugaan bagi parameter koefisien regresi

(14)

1.7 Tinjauan Pustaka

(Sudjana. 1992) “Metoda Statistika”, edisi 6 Tarsito, Bandung.

Jika data terdiri atas dua atau lebih variable, maka sewajarnya untuk mempelajari

cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan yang didapat biasanya

dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang menyatakan hubungan

fungsional antara variable-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini disebut

analisis regresi.

(Wibisono, Yusuf, 2005) “Metode Statistik”, Gajah Mada University Press,

Yugyakarta.

Analisis regresi telah lama dikembangkan untuk mempelajari pola dan mengukur

hubungan statistik antara dua variabel atau lebih. Teknik analisis regresi

menjelaskan bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih yang mengandung

sebab akibat yang disebut analisis regresi.

Persamaan matematik yang memungkinkan melakukan peramalan nilai-nilai suatu

variabel tak bebas dari satu atau lebih variabel bebas disebut persamaan regresi.

Istilah ini berasal dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Sir Francis Galton

(1822-1911) yang membandingkan tinggi badan anak laki-laki dengan tinggi

badan bapaknya. Galton menyatakan bahwa tinggi badan anak laki-laki dengan

(15)

(Lungan, Richard, 2006) “Aplikasi Statistik & Hitung Peluang”, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Persamaan regresi yang menyatakan hubungan linier antara satu peubah tak bebas

dengan satu peubah bebas disebut regresi linier sederhana. Sedangkan regresi

yang menyatakan hubungan linier satu peubah tak bebas denga beberapa peubah

bebas disebut regresi linier ganda.

1.8 Lokasi Penelitian

Penelitian dan riset data dilakukan di BPS (Badan Pusat Statistika) Propinsi

Sumatera Utara, Jalan Asrama No.179, Medan.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang akan diuraikan oleh penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Identifikasi

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi linier sederhana,

regresi linier berganda, uji keberartian regresi, uji korelasi, dan uji

(16)

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Badan Pusat

Statistika, moto, visi dan misi, serta struktur organisasi.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan regresi

linier berganda, uji keberartian regresi, uji korelasi, dan uji

koefisien determinasi untuk regresi linier berganda.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dengan program

SPSS, sehingga hasil outputnya membantu dalam menyelesaikan

permasalahan dalam penulisan.

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini terdiri atas kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan

serta saran berdasarkan kesimpulan yang tentunya bermanfaat

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

variabel tak bebas (dependent variable) satu atau lebih variabel yang

menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan nilai-nilai

dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui.

Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).

2.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk peramalan, dimana dalam model

terdapat variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Regresi linier yaitu untuk

menentukan suatu persamaan dari garis yang menunjukkan hubungan antara

variabel bebas dan variabel tak bebas, yang merupakan persamaan penduga yang

berguna untuk menaksir atau meramalkan variabel tak bebas.

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Analisis regresi sederhana (simple analisis regression)

(18)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel,

yaitu variabel bebas (dependent variable) dan variabel tak bebas (independent

variable). Sedangkan analisis regresi linier berganda merupakan hubungan antara

satu variabel bebas (dependent variable) dengan lebih dari dua variabel tak bebas

(independent variable).

2.3 Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana berguna untuk mendapatkan hubungan matematis

dalam bentuk persamaan antara variabel bebas dan variabel tak bebas, dimana

jumlah jumlah variabel tak bebasnya hanya satu. Bentuk umum model regresi

linier sederhana yaitu:

dimana:

Variabel tak bebas

Variabel bebas

Parameter intersep

Kemiringan garis

(19)

2.4 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel

bebas dan variabel tak bebas, dengan jumlah variabel tak bebas satu dan jumlah

variabel bebasnya lebih dari satu. Secara umum persamaan regresi linier berganda

dapat ditulis sebagai berikut:

(untuk populasi)

(untuk sampel)

dimana:

Pengamatan ke i pada variabel tak bebas

Pengamatan ke i pada variabel bebas

Koefisien regresi untuk data populasi

Koefisien regresi untuk data sampel

Pengamatan ke i variabel kesalahan

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda variabel tak bebas (Y) bergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). bentuk persamaan regresi linier berganda yang

mencakup dua atau lebih variabel, yaitu:

(20)

Dalam hal ini penulis menggunakan model regresi linier berganda dengan tiga

variabel, yaitu:

Untuk regresi linier berganda tiga variabel bebas X1, X2, X3 akan ditaksir oleh:

Koefisien-koefisien b0, b1, b2, b3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Harga-harga b0, b1, b2, b3 didapat dengan menggunakan persamaan diatas dengan

menggunakan metode eliminasi atau subtitusi.

2.6Uji Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi biasanya

disimbolkan dengan r.

(21)

√[ ][ ]

dimana:

n : banyaknya pasangan data X dan Y

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Interval Koefisien Nilai r

Interval Koefisien Nilai r Tingkatan Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Kuat

0,600 - 0,799 Kuat

0,400 - 0,599 Cukup kuat

0,200 - 0,399 Lemah

0,001 - 0,199 Sangat Lemah

(22)

2.7Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat

kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai keliniearan dan

keberartiannya. Uji keberartian dilakukan untuk mengetahui apakah regresi yang

didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat

kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah

kuadrat untuk regresi yang ditulis dan jumlah kuadrat untuk sisa (residu)

yang ditulis dengan .

Secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

( )

Dengan derajat kebebasan dk = (n – k – 1) untuk sampel ukuran n.

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat

(23)

2.8 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi yang disimbolkan dengan bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan

variabel dependent. Nilai dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai

berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat

dikatakan layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel bebas

dijelaskan oleh variabel tak bebas yang digunakan dalam model.

Koefisien determinasi dapat dihitung dari:

Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu:

Harga diperoleh sesuai variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel

yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan

penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan untuk membuktikan dalam

penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah

populasi maka tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

(24)

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal,

yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau atau

confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang

menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai 0,1.

Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas

melakukan kesalahan yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut

benar dan tingkat kepercayaan pada umumnya adalah sebesar 95%. Yang

dimaksud dengan tingkat kepercayaan adalah tingkat dimana sebesar 95% nilai

sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan

uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu: H0 (hipotesis 0) dan H1 (hipotesis

alternatif). H0 bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak

adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya

yang diteliti. H1 bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan

dengan keadaan sesungguhnya yang diteliti.

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian

hipotesis ini antara lain:

1. H0 : 0 = 1 = . . . = k = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas.

H1 : minimal satu parameter koefisien regresi k≠ 0

Terdapat hubunga fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan

(25)

2. Pilihan taraf α yang diinginkan

3. Hitung statistik Fhitung dengan menggunakan rumus:

4. Nilai Ftabel mengggunakan daftar tabel F dengan taraf signifikan α yaitu Ftabel =

F(1-α)(k),(n-k-1)

5. Kriteria pengujian:

Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima

(26)

BAB 3

GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,

agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik

dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang

serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan

defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan sensus penduduk. Di

samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi

statistik nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang

digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setiap

provinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dinamakan perwakilan BPS di

daerah, karena BPS merupakan instansi vertikal, yakni instansi pemerintah pusat

yang berada di daerah, sehingga bukan merupakan bagian dari instansi milik

(27)

Tugas lain BPS di daerah adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah

dalam rangka penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun sekali BPS

menyelenggarakan:

1. Sensus Penduduk (SP) yaitu pada setiap tahun berakhiran "0" (nol),

2. Sensus Pertanian (ST) pada setiap tahun berakhiran "3" (tiga), dan

3. Sensus Ekonomi (SE) pada setiap tahun berakhiran "6" (enam).

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur

pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en

Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah

dan memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan

nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan

dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme

statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen

(28)

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer.

Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan

yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia).

Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi

dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di

Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang

handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan

(29)

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan

tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan

fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

(30)

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik.

2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

3.3 Visi dan Misi BPS

3.3.1 Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk

penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran,

dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan

(31)

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang

diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan

BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari

masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang

uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah

dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan

(32)
[image:32.595.114.519.101.374.2]

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan

dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu

-individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan

yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah

pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah

struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur

spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam

K E P A L A

Bagian Tata Usaha

Bidang Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Bidang

Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Stat. Distribusi Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Sosial Seksi Statistik Kependudukan Seksi Statistik Ketahanan Sosial Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat Seksi Statistik Konstruksi,

Pertam-bangan & Energi Seksi Statistik

Industri Seksi Statistk

Pertanian

Seksi Statistk Niaga & Jasa Seksi Statistk Keuangan & Harga

Produsen Seksi Statistk Harga Konsumen &

(33)

pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan

dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi dan staf di Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati

bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

3.5 Logo BPS

[image:33.595.166.458.501.662.2]

Logo BPS adalah sebagai berikut:

(34)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data dan Evaluasi

Pada dasarnya data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk

memecahkan suatu persoalan. Keputusan dikatakan baik jika pengambilan

keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu dari kegunaan data

yaitu untuk memperoleh data dan mengetahui gambaran suatu keadaan atau

permasalahan.

Untuk mengetahui gambaran keadaan atau permasalahan hasil produksi

jagung, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan

tersebut. Data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistika) Propinsi

Sumatera Utara yaitu data hasil produksi jagung di kabupaten Simalungun serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya yaitu produktifitas, luas panen

dan curah hujan. Data yang diambil yaitu data dari tahun 2001 sampai 2012.

(35)
[image:35.595.113.513.120.440.2]

Tabel 4.1: Data yang akan diolah

Tahun Produksi

(Ribu Ton) Produktifitas (Ribu Ton/Ha) Luas Panen (Ribu Ha) Curah Hujan (Ribu mm)

2012 383.796 5.9370 64.643 0.145

2011 371.070 5.7140 64.935 2.150

2010 322.271 5.0580 63.712 1.490

2009 311.724 4.7360 65.820 2.286

2008 298.861 4.5990 64.971 2.859

2007 204.196 3.4259 59.604 1.380

2006 204.196 3.4259 59.604 1.962

2005 249.250 3.3867 73.597 0.000

2004 200.579 3.3515 59.847 0.783

2003 187.188 3.3514 55.854 2.422

2002 156.920 3.2913 47.677 2.228

2001 186.264 3.2843 56.714 2.091

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistika) Propinsi Sumatera Utara

Dari data tersebut, disimbolkan menjadi:

Y = Produksi Jagung (ribu ton)

X1 = Produktifitas (ribu ton/ha)

X2 = Luas Panen (ribu ha)

(36)
[image:36.595.113.512.120.433.2]

Tabel 4.2: Data yang akan diolah (Simbol)

No Y X1 X2 X3

1 383.796 5.9370 64.643 0.145

2 371.070 5.7140 64.935 2.150

3 322.271 5.0580 63.712 1.490

4 311.724 4.7360 65.820 2.286

5 298.861 4.5990 64.971 2.859

6 204.196 3.4259 59.604 1.380

7 204.196 3.4259 59.604 1.962

8 249.250 3.3867 73.597 0.000

9 200.579 3.3515 59.847 0.783

10 187.188 3.3514 55.854 2.422

11 156.920 3.2913 47.677 2.228

12 186.264 3.2843 56.714 2.091

Kemudian penulis mengelompokkan analisa dan pembahasan menjadi 4

kelompok:

1. Menentukan persamaan regresi linier berganda

2. Menentukan nilai korelasi

3. Uji keberartian regresi

(37)

4.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk menentukan hubungan antar variabel bebas (produktifitas, luas panen,

curah hujan) terhadap variabel terikat (produksi jagung), maka langkah pertama

yang harus dilakukan adalah menentukan persamaan regresi linier berganda.

Nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung koefisien-koefisien regresi b1, b2, b3

[image:37.595.116.529.317.654.2]

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3: Nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung koefisien regresi

No Y YXІ YXЇ YXЈ

1 383.796 5.9370 64.643 0.145 2278.597 24809.725 55.650

2 371.070 5.7140 64.935 2.150 2120.294 24095.430 797.801

3 322.271 5.0580 63.712 1.490 1630.047 20532.530 480.184

4 311.724 4.7360 65.820 2.286 1476.325 20517.674 712.601

5 298.861 4.5990 64.971 2.859 1374.462 19417.298 854.444

6 204.196 3.4259 59.604 1.380 699.555 12170.898 281.790

7 204.196 3.4259 59.604 1.962 699.555 12170.898 400.633

8 249.250 3.3867 73.597 0.000 844.135 18344.052 0.000

9 200.579 3.3515 59.847 0.783 672.241 12004.051 157.053

10 187.188 3.3514 55.854 2.422 627.342 10455.199 453.369

11 156.920 3.2913 47.677 2.228 516.471 7481.475 349.618

12 186.264 3.2843 56.714 2.091 611.747 10563.776 389.478

(38)

Sambungan tabel 4.3

XІXЇ XІXЈ XЇXЈ XІ² XЇ² XЈ²

383.785 0.861 9.373 35.248 4178.717 0.021 147299.370

371.039 12.285 139.610 32.650 4216.554 4.623 137692.945

322.255 7.536 94.931 25.583 4059.219 2.220 103858.597

311.724 10.826 150.465 22.430 4332.272 5.226 97171.852

298.802 13.149 185.752 21.151 4221.231 8.174 89317.897

204.197 4.728 82.254 11.737 3552.637 1.904 41696.006

204.197 6.722 116.943 11.737 3552.637 3.849 41696.006

249.251 0.000 0.000 11.470 5416.518 0.000 62125.563

200.577 2.624 46.860 11.233 3581.663 0.613 40231.935

187.189 8.117 135.278 11.232 3119.669 5.866 35039.347

156.919 7.333 106.224 10.833 2273.096 4.964 24623.886

186.266 6.867 118.589 10.787 3216.478 4.372 34694.278

3076.202 81.049 1186.279 216.089 45720.693 41.833 855447.683

Dari table 4.2 diperoleh:

= 3.076,315 = 81.049 = 216,089

= 49,561 = 1186.279 = 45.720,693

= 736,978 = 13.550,7693 = 41.833

= 19.796 = 192.563,007 = 855.447,683

(39)

Sehingga didapat suatu persamaan:

Kita dapat subtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian, sehingga diperoleh

persamaan:

0 0

0 0 0 0 0

00 0 0 0

0

Setelah persamaan di atas diselesaikan, maka didapat koefisien:

b0 = -217,756

b1 = 64,612

b2 = 3,366

b3 = 0,317

(40)

Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier berganda:

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga-harga yang

diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk tiap harga X1, X2, dan X3 yang

diketahui:

Tabel 4.4: Nilai-nilai yang Diperlukan untuk Menghitung Nilai Taksiran

Baku

No Y Y- (Y- )²

1 383.796 5.9370 64.643 0.145 383.4797 0.31625 0.10002

2 371.070 5.7140 64.935 2.150 370.6897 0.38027 0.14461

3 322.271 5.0580 63.712 1.490 323.9784 -1.70742 2.91528

4 311.724 4.7360 65.820 2.286 310.5212 1.20279 1.44669

5 298.861 4.5990 64.971 2.859 298.9933 -0.13228 0.01750

6 204.196 3.4259 59.604 1.380 204.6628 -0.46677 0.21788

7 204.196 3.4259 59.604 1.962 204.8473 -0.65127 0.42415

8 249.250 3.3867 73.597 0.000 248.7930 0.45704 0.20888

9 200.579 3.3515 59.847 0.783 200.4843 0.09467 0.00896

10 187.188 3.3514 55.854 2.422 187.5570 -0.36899 0.13616

11 156.920 3.2913 47.677 2.228 156.0885 0.83147 0.69134

12 186.264 3.2843 56.714 2.091 186.0114 0.25264 0.06383

[image:40.595.114.521.396.702.2]
(41)

Dari table 4.2.2 diperoleh:

n = 12 = 19.796

= 3.076,315 = 3076,1066

= 49,561 = 0,20839

= 736,978 ( ) = 6,37528

Dengan k = 3, n = 12, dan ( )2 = 6,37528 didapat:

Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

sy123 √ ( )

2 12

i 1

n k 1

sehingga:

sy12312 3 1

= 0,892

Ini berarti bahwa rata-rata hasil produksi jagung yang sebenarnya akan

(42)

4.3 Pengujian Koefisien Korelasi

4.3.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

maka dari table 4.2.1 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Produksi Jagung (Y) dengan Produktifitas (X1)

√[ ][ ]

0 0

√[ ][ 0 ]

0

√[ ][ 0 ]

0 0

√[ ][ 0 0 ]

0 0 √ 0 0 0

0 0 0 0

0

Ini berarti variabel X1 (Produktifitas) berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y

(43)

2. Koefisien korelasi antara Produksi Jagung (Y) dengan Luas Panen (X2)

√[ ][ ]

00 0

√[ 0 ][ 0 ]

0 0

√[ ][ 0 ]

0

√[ ][ 0 0 ]

0

√ 00

0 0 0

0

Ini berarti variabel X2 (Luas Panen) berkorelasi kuat terhadap variabel Y

(44)

3. Koefisien korelasi antara Produksi Jagung (Y) dengan Curah Hujan (X3)

√[ ][ ]

0

√[ ][ 0 ]

0

√[ 0 ][ 0 ]

0 0

√[ 0 ][ 0 0 ]

0 0 √

0 0

0

Ini berarti variabel X3 (Curah Hujan) berkorelasi sangat lemah terhadap variabel

(45)

4.3.2 Perhitung Korelasi antar Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara Produktifitas (X1) dengan Luas Panen (X2)

√[ ][ ]

0 0

√[ 0 ][ 0 ]

√[ 0 ][ ]

0

√[ ][ ]

0 √ 0

0 0

0

Ini berarti variabel X1 (Produktifitas) berkorelasi cukup kuat terhadap variabel

(46)

2. Koefisien korelasi antara Produktifitas (X1) dengan Curah Hujan (X3)

√[ ][ ]

0

√[ 0 ][ ]

0

√[ 0 ][ 0 0 ]

√[ ][ 0 ]

√ 0 0

0 069

Ini berarti variabel X1 (Produktifitas) berkorelasi sangat lemah terhadap variabel

(47)

3. Koefisien korelasi antara Luas Panen (X2) dengan Curah Hujan (X3)

√[ ][ ]

√[ 0 ][ ]

√[ ][ 0 0 ]

√[ ][ 0 ]

√ 0

00

0 454

Ini berarti variabel X2 (Luas Panen) berkorelasi cukup kuat terhadap variabel X3

(48)

4.4 Pengujian Keberartian Regresi

Perumusan hipotesa:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang sigifikan terhadap variabel bebas

(produktifitas, luas panen, curah hujan) terhadap produksi jagung.

H1 : Terdapat pengaruh yang sigifikan terhadap variabel bebas (produktifitas,

Luas panen, curah hujan) terhadap produksi jagung.

Kriteria pengujian hipotesisnya:

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil:

x1i = X1i - X 1

x2i = X2i - X ฀2

x3i = X3i - X ฀3 y1 = Yi -

(49)
[image:49.595.118.559.148.536.2]

Tabel 4.4: Nilai-nilai untuk Menghitung Koefisien-koefisien Regresi dan

Perhitungan Uji Regresi

No Y XІᵢ XЇᵢ XЈᵢ yᵢ

1 383.796 5.9370 64.6430 0.145 1.8069 3.2282 -1.5047 127.4364

2 371.070 5.7140 64.9350 2.150 1.5839 3.5202 0.5003 114.7104

3 322.271 5.0580 63.7120 1.490 0.9279 2.2972 -0.1597 65.9114

4 311.724 4.7360 65.8200 2.286 0.6059 4.4052 0.6363 55.3644

5 298.861 4.5990 64.9710 2.859 0.4689 3.5562 1.2093 42.5014

6 204.196 3.4259 59.6040 1.380 -0.7042 -1.8108 -0.2697 -52.1636

7 204.196 3.4259 59.6040 1.962 -0.7042 -1.8108 0.3123 -52.1636

8 249.250 3.3867 73.5970 0.000 -0.7434 12.1822 -1.6497 -7.1096

9 200.579 3.3515 59.8470 0.783 -0.7786 -1.5678 -0.8667 -55.7806

10 187.188 3.3514 55.8540 2.422 -0.7787 -5.5608 0.7723 -69.1716

11 156.920 3.2913 47.6770 2.228 -0.8388 -13.7378 0.5783 -99.4396

12 186.264 3.2843 56.7140 2.091 -0.8458 -4.7008 0.4413 -70.0956

(50)

Sambungan Tabel 4.4: Nilai-nilai untuk Menghitung Koefisien-koefisien

Regresi dan Perhitungan Uji Regresi

(XІᵢ)(XЇᵢ) (XЇᵢ)(XЈᵢ) (XІᵢ)(XЈᵢ) (XІᵢ)(yᵢ) (XЇᵢ)(yᵢ) (XЈᵢ)(yᵢ)

5.8330 -4.8573 -2.7188 230.2670 411.3860 -191.7493

5.5757 1.7613 0.7925 181.6917 403.7998 57.3934

2.1316 -0.3668 -0.1482 61.1603 151.4095 -10.5239

2.6692 2.8032 0.3856 33.5462 243.8895 35.2302

1.6675 4.3006 0.5671 19.9296 151.1421 51.3984

1.2752 0.4883 0.1899 36.7327 94.4596 14.0668

1.2752 -0.5656 -0.2199 36.7327 94.4596 -16.2924

-9.0560 -20.0965 1.2263 5.2851 -86.6101 11.7284

1.2207 1.3588 0.6748 43.4298 87.4547 48.3432

4.3301 -4.2948 -0.6014 53.8628 384.6516 -53.4235

11.5231 -7.9450 -0.4851 83.4083 1366.0844 -57.5092

3.9759 -2.0746 -0.3733 59.2857 329.5077 -30.9355

32.4210 -29.4886 -0.7105 845.3320 3631.6343 -142.2734

(XІᵢ)² (XЇᵢ)² (XЈᵢ)² yᵢ²

3.2649 10.4211 2.2640 16240.0403 2.5088 12.3916 0.2503 13158.4797

0.8610 5.2770 0.0255 4344.3148

0.3671 19.4055 0.4049 3065.2186

0.2199 12.6463 1.4625 1806.3704

0.4959 3.2791 0.0727 2721.0394

0.4959 3.2791 0.0976 2721.0394

0.5526 148.4052 2.7214 50.5462 0.6062 2.4581 0.7511 3111.4735

0.6063 30.9229 0.5965 4784.7079

0.7036 188.7281 0.3345 9888.2307

0.7153 22.0978 0.1948 4913.3908

(51)

0

=

Untuk JKres dapat diketahui dari table 4.2.2

( )

6,37528

Jadi Fhitung dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

= 27.956,97

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Dari table distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3, dkpenyebut = n-k-1 = 12-3-1 = 8 dan

Ftabel (0,05) = 4,07. Sehingga didapat Fhitung (27.956,97) > Ftabel (4,07) maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas

X1, X2, dan X3 bersifat nyata. Ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

(52)

4.5 Perhitungan Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.4 didapat harga 0 sedangkan JKreg yang

telah dihitung adalah = .

Maka selanjutnya dengan rumus:

0

0

Sehingga didapat koefisien determinasi:

√0

0

Dari hasil perhitungan didapat didapat nilai koefisien determinasi sebesar

0 dan dengan mencari akar dari R2, diperoleh koefisien korelasi

gandanya sebesar 0 . Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependent. Artinya

hasil produksi jagung dipengaruhi oleh produktifitas, luas lahan, dan

(53)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah penerapan hasil desain tertulis dalam programming

dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun

prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini

implementasi sistem digunakan untuk menganalisa data-data yang dianggap

mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Mandailing Natal. Pengolahan

data pada tugas akhir ini menggunakan software SPSS.

5.2 Pengertian SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan salah satu paket

program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik. Analisis data

akan menjadi lebih cepat, efisien, dengan hasil perhitungan yang akurat.

SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Stamford

University pada tahun 1968 dan dioperasionalkan pada komputer mainframe.

Seiring dengan perkembangan software ini, SPSS sudah mampu memproses data

statistik pada berbagai bidang ilmu sosial maupun non sosial. Program ini dapat

(54)

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS

1) Memulai SPSS pada windows yaitu sebagai berikut:

 Pilih menu Start dari Windows

 Selanjutnya pilih menu Program

[image:54.595.116.511.234.478.2]

 Pilih SPSS Statistics 17

(55)

2) Memasukkan data ke dalam SPSS

SPSS data editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan

Variabel View. Untuk menyusun definisi posisi tampilan SPSS data editor harus

berada pilih “Variabel View”. Lakukan dengan mengklik tab Sheet Variabel

View yang berada di bagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan

Variabel View juga dimunculkan dari View lalu pilih Variabel.

[image:55.595.114.514.314.547.2]

Tampilannya adalah sebagai berikut:

(56)

Pada tampilan jendela Variabel View terdapat kolom-kolom berikut:

Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji

Type : untuk mengidentifikasikan tipe variabel apakah bersifat

numeric/string

Width : untuk menuliskan panjang pendek variabel

Decimals : untuk menuliskan jumlah desimal dibelakang koma

Label : untuk menuliskan label variabel

Value : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala

pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale

missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong

Columns : untuk menuliskan lebar kolom

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah penempatan teks atau

angka data view

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya nominal,

(57)

3) Pengisian Variabel

Letakkan pointer pada baris pertama di bawah name:

Name : klik ganda pada sel tersebut dan ketik Hasil_Produksi

Type : pilih numeric karena data dalam bentuk angka

Width : untuk keseragaman ketik 8

Decimal : Isi sesuai data yang pada table 4.1.1

Label : tidak perlu diisi

Value and Missing: abaikan karena data tidak dikategorisasikan

Align : pilih center

Measure : pilih nominal

Begitu seterusnya untuk mengisi X1, X2, X3 dengan Name dan Label yang sesuai

(58)
[image:58.595.113.524.84.320.2]

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Variabel pada Variabel View

4) Pengisian Data

1. Aktifkan jendelan dengan mengklik Data View

2. Ketikkan data yang sesuai dengan setiap variabel yang telah didefinisikan

pada Variabel View

(59)
[image:59.595.114.511.84.319.2]

Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data View

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Lampirkan lembar kerja dimana sudah terdapat data yang akan dianalisis

2. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Regression

(60)
[image:60.595.129.526.85.319.2]

Gambar 5.5 Tampilan Menu Analyze, Regression, Linier

3. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linier Regression, pada kotak dialog ini

akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Masukkan variabel tak

bebas Y (Hasil_Produksi) pada kotak Dependent, dan variabel bebas X

(Produktifitas, Luas_Panen, dan Curah_Hujan) pada kotak Independent

(61)
[image:61.595.132.527.84.319.2]

Gambar 5.6 Tampilan pada Linier Regression

4. Klik kotak Statistics pada kotak dialog Linier Regression, kemudian aktifkan

Estimate, Model Fit, Descriptive dan Partial Correlation lalu klik Continue

untuk melanjutkan seperti pada gambar berikut:

[image:61.595.133.529.441.677.2]
(62)

5. Selanjutnya klik kotak Plots pada kotak dialog Linier Regression dan pilih

[image:62.595.131.529.167.402.2]

Produce All Partial Plot. Lalu ketik Continue untuk melanjutkan, seperti

gambar berikut:

Gambar 5.8 Tampilan pada Linier Regression Statistics

(63)

5.5 Hasil Output Pengolahan Data dalam SPSS

a. Bagian Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Hasil_Produksi 256.35958 77.930535 12

Produktifitas 4.130083 1.0179123 12

Luas_Panen 61.41483 6.461858 12

Curah_Hujan 1.64967 .913325 12

Interpretasi:

1) Rata-rata hasil produksi jagung (dengan jumlah data 12) adalah: 256,35958

ribu ton dengan standard deviasi 77,93.

2) Rata-rata produktifitas (dengan jumlah data 12) adalah: 4,1301 ribu ton

dengan standard deviasi 1,0179.

3) Rata-rata luas panen (dengan jumlah data 12) adalah: 61,415 ribu ha dengan

standard deviasi 6,462.

4) Rata-rata curah hujan (dengan jumlah data 12) adalah: 1,64967 ribu mm

(64)

b.Bagian Correlation

Correlations

Hasil_Produksi Produktifitas Luas_Panen Curah_Hujan

Pearson Correlation Hasil_Produksi 1.000 .969 .656 -.182

Produktifitas .969 1.000 .448 -.069

Luas_Panen .656 .448 1.000 -.454

Curah_Hujan -.182 -.069 -.454 1.000

Sig. (1-tailed) Hasil_Produksi . .000 .010 .286

Produktifitas .000 . .072 .415

Luas_Panen .010 .072 . .069

Curah_Hujan .286 .415 .069 .

N Hasil_Produksi 12 12 12 12

Produktifitas 12 12 12 12

Luas_Panen 12 12 12 12

Curah_Hujan 12 12 12 12

Interpretasi:

1) Besar hubungan antar variabel hasil produksi jagung dengan produktifitas

yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,969, variabel hasil produksi

jagung dengan luas panen diperoleh 0,656, dan variabel hasil produksi jagung

dengan curah hujan diperoleh -0,182. Dapat disimpulkan bahwa produktifitas,

dan luas panen sangat mempengaruhi hasil produksi jagung. Sedangkan curah

(65)

2) Terjadi korelasi yang cukup kuat antara variabel X1 (Produktifitas) dengan

variabel X2 (Luas Panen) yaitu sebesar 0,448, terjadi korelasi yang sangat

lemah antara variabel X1 (Produktifitas) dengan variabel X3 (Curah Hujan)

yaitu sebesar -0,069, dan terjadi korelasi yang cukup kuat antara variabel X2

(Luas Panen) dengan variabel X3 (Curah Hujan) yaitu sebesar -0,454.

3) Tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari

probabilitas) menghasilkan angka 0,000 yaitu probabilitas antara hasil

produksi dengan produktifitas, 0,010 yaitu probabilitas antara hasil produksi

dengan luas panen, dan 0,286 yaitu probabilitas antara hasil produksi dengan

curah hujan. Karena probabilitas antara hasil produksi dengan produktifitas

dan luas panen di bawah 0,05, maka korelasi antara hasil produksi jagung

dengan produktifitas dan luas panen adalah nyata. Sedangkan korelasi antara

hasil produksi jagung dengan curah hujan tidak nyata karena nilai probabilitas

0,286 > 0,05.

c. Bagian variabel enterd/removed

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Curah_Hujan,

Produktifitas, Luas_Panena

. Enter

(66)

Interpretasi:

Tabel variables entered menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) atau dengan kata lain ketiga variabel bebas dimasukkan dalam

perhitungan regresi.

d.Bagian model summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 1.000a 1.000 1.000 .892441

a. Predictors: (Constant), Curah_Hujan, Produktifitas, Luas_Panen

b. Dependent Variable: Hasil_Produksi

Interpretasi:

1) Angka R Square adalah 1,000, dan nilai R adalah 1,000. Hal ini berarti 100%

hasil produksi jagung dipengaruhi oleh produktifitas, luas panen dan curah

hujan.

2) Standard error of estimate adalah 0,892441, ini berarti rata-rata nilai akan

[image:66.595.140.486.308.398.2]
(67)

e. Bagian Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 66798.480 3 22266.160 27956.703 .000a

Residual 6.372 8 .796

Total 66804.852 11

a. Predictors: (Constant), Curah_Hujan, Produktifitas, Luas_Panen

b. Dependent Variable: Hasil_Produksi

Interpretasi:

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh nilai distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3,

dkpenyebut = n-k-1 = 12-3-1 = 8 dan Ftabel (0,05) = 4,07. Sehingga didapat Fhitung

(27.956,703) > Ftabel (4,07) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti

persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata. Ini berarti

terdapat pengaruh yang signifikan antara produktifitas, luas panen, dan curah

hujan terhadap hasil produksi jagung.

f. Bagian Coefficients

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 156.10147 383.49814 256.35958 77.926819 12

Residual -1.725230 1.184532 .000000 .761077 12

Std. Predicted Value -1.287 1.632 .000 1.000 12

Std. Residual -1.933 1.327 .000 .853 12

(68)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) -217.756 3.189 -68.284 .000

Produktifitas 64.612 .300 .844 215.391 .000 .969 1.000 .744

Luas_Panen 3.366 .053 .279 63.620 .000 .656 .999 .220

Curah_Hujan .317 .335 .004 .943 .373 -.182 .316 .003

a. Dependent Variable: Hasil_Produksi

Interpretasi:

1) Konstanta sebesar -217,756 menyatakan jika tidak ada produktifitas, luas

panen dan curah hujan (variabel bebas) maka hasil produksi akan menurun

sebesar 217,756 ribu ton pertahun.

a) Koefisien regresi X1 sebesar 64,612 menyatakan bahwa setiap kenaikan

produktifitas, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 64,612

ribu ton.

b)Koefisien regresi X2 sebesar 3,366 menyatakan bahwa setiap penambahan

luas panen, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 3,366

ribu ton.

c) Koefisien regresi X3 sebesar 0,317 menyatakan bahwa setiap pemambahan

curah hujan, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 0,317

(69)

g. Bagian Gambar (Chart)

Setelah diuraikan bagian output angka, sekarang beralih ke bagian output berupa

chart untuk menganalisis hubungan setiap variabel bebas dengan variabel tidak

bebas.

Interpretasi:

Dari gambar terlihat bahwa data membentuk suatu pola atau trend garis tertentu.

Maka dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi

(70)

Interpretasi

Dari gambar terlihat bahwa data membentuk suatu pola atau trend garis tertentu.

Maka dapat dikatakan bahwa model regresi dapat memenuhi syarat untuk

(71)

Interpretasi:

Dari gambar terlihat bahwa data terpencar menyebar hampir tidak membentuk

suatu pola atau trend garis tertentu. Maka dapat dikatakan bahwa model regresi

(72)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasar analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan penduga hasil produksi jagung

untuk produktifitas, luas panen dan curah hujan adalah:

Persamaan ini mempunyai arti:

d)Koefisien regresi X1 sebesar 64,612 menyatakan bahwa setiap kenaikan

produktifitas, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 64,612

ribu ton.

e) Koefisien regresi X2 sebesar 3,366 menyatakan bahwa setiap penambahan

luas panen, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 3,366

ribu ton.

f) Koefisien regresi X3 sebesar 0,317 menyatakan bahwa setiap pemambahan

curah hujan, maka terjadi kenaikan hasil produksi jagung sebanyak 0,317

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika. Sumatera Utara Dalam Angka 2002-2013.

Hartono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: LSFK2P & Pustaka Belajar.

Sudjana. 1992. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Usman, Husein. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibisono, Yusuf. 2005. Metode Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gambar

Gambar 2.1 Interval Koefisien Nilai r
Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS  Provinsi
Gambar 3.2 Logo BPS
Tabel 4.1: Data yang akan diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembuatan produk hukum ini terlihat bahwa pemerintah memberi perhatian serius terhadap pentingnya perma- salahan agraria sebagai landasan pokok dalam

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

[r]

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Matakuliah ini mengaji tentang perkembangan sejarah di wilayah Asia Selatan sejak awal peradaban kuno sampai menjadi negara modern di masa kini meliputi:

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi pemberian ASI dengan kejadian berat badan lebih pada anak Taman Kanak-kanak (TK) dengan mengontrol covariat