• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 Bidang Utama untuk 25 Kabupaten dan Kota pada RAPBD...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 Bidang Utama untuk 25 Kabupaten dan Kota pada RAPBD..."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Tulis

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3

(TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA,

INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25

KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD

TA. 2006 PROVINSI SUMATERA UTARA

Murbanto Sinaga

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2005

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(2)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

II. PERMASALAHAN 3 (TIGA) BIDANG UTAMA ... 2

III. PRIORITAS PEMBANGUNAN ... 4

IV. TINJAUAN ALOKASI ANGGARAN BIDANG UTAMA... 5

V. PENUTUP... 15

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(3)

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR,

EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD T.A. 2006 PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN

Arah dan Kebijakan Umum (AKU) APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2006 antara lain berisikan tentg berbagai gambaran permasalahan dan upaya mengatas permasalahan tersebut yang tentunya merupakan prioritas pembangunan yang dibiayai oleh APBD T.A. 2006. Gambaran berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh Provinsi Sumatera Utara di berbgai bidang adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik 2. Bidang Keamanan dan Ketertiban Umum. 3. Bidang Agama.

4. Bidang SDM. 5. Bidang Ekonomi.

6. Bidang Sarana dan Prasarana.

Apabila permasalahan tersebut di atas dikelompokkan berdasarkan alokasi R-APBD per kabupaten/kota TA. 2006, maka ke enam bidang permasalahan di atas dapat pula dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bidang utama, yaitu:

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(4)

1. Bidang Sosial Budaya 2. Bidang Sarana dan Prasarana 3. Bidang Ekonomi

II. PERMASALAHAN 3 (TIGA) BIDANG UTAMA

Masalah bidang sosisl budaya yang mencakup masalah-masalah sebagai berikut:

1) Pemerintahan 2) Hukum 3) Politik

4) Keamanan dan Ketertiban Umum 5) Agama

6) Sumberdaya Manusia (SDM) yang mencakup permasalahan: a. Pendidikan

b. Kesehatan

c. Kependudukan serta Keluarga Kecil berkualitas 7) Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

8) Pemuda dan Olahraga

9) Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial 10)Peningkatan Harmonisasi antar Kelompok

11)Penghapusan diskriminasi dasn peningkatan peran serta semua lapisan 12)Pengembangan kebudayaan berdasarkan nilai-nilai budaya luhur

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(5)

Permasalahan pada bidang sarana dan prasarana (infrastruktur) mencakup masalah-masalah berikut:

1) Prasarana jalan 2) Transportasi laut 3) Transportasi udara 4) Irigasi dan rawa

Permasalahan bidang ekonomi mencakup masalah-masalah berikut:

1) Pertanian 2) Perkebunan 3) Peternakan

4) Perikanan dan kelautan 5) Industri

6) Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

7) Keuangan daerah, investasi serta peningkatan peranan BUMD 8) Kepariwisataan

9) Pembangunan wilayah tertinggal dan penanganan pasca bencana 10)Sumberdaya alam dan lingkungan hidup

11)Kehutanan

Fokus analisis dalam tulisan ini adalah alokasi anggaran untuk permasalahan ekonomi.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(6)

III. PRIORITAS PEMBANGUNAN

Berdasarkan AKU-RAPBD TA. 2006, prioritas-prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara (RKPD-SU) tahun 2006 adalah prioritas yang terfokus pada penyelesaian masalah yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Terdapat 10 (sepuluh) prioritas dalam RKPD-SU tahun 2006. Kesepuluh prioritas pembangunan ini jika dikelompokkan berdasarkan alokasi anggaran pada RAPBD TA. 2006 terhadap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Prioritas pembangunan sosial budaya, dengan 3 (tiga) rencana kerja (renja) sebagai berikut:

1) Melanjutkan upaya terciptanya good governance.

2) Melaksanakan dan mendorong penegakan hukum, pembinaan kemasyarakatan, keamanan dan ketertiban untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif dan harmonis.

3) Meningkatkan pembinaan sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.

2. Prioritas pembangunan bidang sarana dan prasarana dimana terdapat beberapa rencana kerja sebagai berikut, pembangunan infrastruktur darat, laut, udara, sumberdaya air dan tenaga listrik yang diarahkan untuk meningkatkan daya dukung dan kapasitasnya pembangunan infrastruktur dilakukan secara seimbang agar dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(7)

3. Prioritas pembangunan bidang ekonomi, dengan 6 (enam) rencana kerja (renja) sebagai berikut:

1) Meningkatkan investasi secara signifikan melalui promosi dan kemudahan pelayanan.

2) Meningkatkan kemampuan ekonomi kerakyatan.

3) Meningkatkan kemampuan petani untuk mempertahankan swasembada beras dan meningkatkan ekspor hasil pertanian.

4) Meningkatkan arus kunjungan wisata dengan pemanfaatan potensi obyek wisata secara profesional.

5) Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi.

6) Mempertahankan kelestarian lingkungan hidup dan menekan illegal logging dan illegal fishing.

IV. TINJAUAN ALOKASI ANGGARAN BIDANG UTAMA

1. Tinjauan terhadap jumlah alokasi RAPBD TA. 2006 terhadap

Kabupaten/Kota untuk Bidang Sosial Budaya.

Jumlah alokasi RAPBD TA. 2006 bidang sosial budaya yang dibagikan kepada 25 kabupaten/kota sebesar Rp. 90.347.353.000,-. Apabila anggaran ini dibagikan secara merata kepada 25 kabupaten/kota maka masing-masing kabupaten/kota menerima sebesar Rp. 3.603.894.520,- (tabel 1).

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(8)

Tabel 1

No Kabupaten/Kota Sosial Budaya

1 Medan 15.803.493

2 Deli Serdang 5.721.440

3 Serdang Bedagai 5.445.640

4 Samosir 5.101.040

5 Pakpak Bharat 5.037.940

6 Humbang Hasundutan 4.409.740

7 Asahan 4.420.540

8 Toba Samosir 4.090.690

9 Madina 3.935.390

10 Binjai 3.929.240

11 Tapanuli Utara 3.509.290

12 Tanah Karo 3.242.440

13 Nias Selatan 3.052.890

14 Labuhan Batu 2.848.590

15 Sibolga 2.733.990

16 Langkat 2.100.940

17 Tapanuli Selatan 1.975.340

18 Dairi 1.909.540

19 Tapanuli Tengah 1.739.790

20 Nias 1.712.540

21 Simalungun 1.662.790

22 Padang Sidimpuan 1.523.740

23 Pematang Siantar 1.500.240

24 Tanjung Balai 1.488.590

25 Tebing Tinggi 1.451.490

Total 90.347.353

1) Porsi alokasi di atas rata-rata

Berdasarkan peringkat yang disusun pada tabel 3 terdapat 10 kabupaten/kota yang memperoleh porsi di atas rata-rata. Dari 10 kabupaten/kota tersebut, terdapat 4 kabupaten/kota yang baru dimekarkan (Serdang Bedagai, Samosir, Pakpak Bharat, Humbang

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(9)

Hasundutan). Dua kabupaten yaitu Toba Samosir dan Madina juga daerah yang baru dimekarkan sebelum 4 daerah di atas. Dengan demikian 6 daerah yang dimekarkan memperoleh porsi di atas rata-rata.

Enam daerah ini wajar menerima porsi tersebut agar dapat mempercepat pembangunan sosial dan budaya masyarakat daerahnya masing-masing, agar tingkat pendidikan dan kesehatan rakyatnya meningkat. Empat daerah lainnya yang menerima porsi di atas rata-rata adalah Medan, Deli Serdang, Asahan dan Binjai, dengan porsi terbesar diserap oleh Medan dan Deli Serdang.

Total anggaran bidang ekonomi yang diterima oleh 4 daerah ini adalah sebesar Rp. 29.874.713.000,- atau sebesar 33,07% dari total anggaran secara keseluruhan. Sisanya sebesar 66,93% dibagikan kepada 21 kabupaten/kota. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa terjadi ketimpangan yang mencolok pada distribusi anggaran bidang sosial budaya tersebut? Pertimbangan apa sebetulnya yang dipakai? Rasio pembagian ini hendaknya ditinjau ulang. Empat daerah menerima 33,07% berbanding 21 daerah menerima 66,93%. Rata-rata 21 daerah ini hanya menerima 3,18%, sedangkan 4 daerah Medan, Deli Serdang, Asahan dan Binjai rata-rata menerima porsi sebesar 8,27%.

2) Porsi alokasi di bawah rata-rata

Jumlah kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran bidang sosial di bawah rata-rata sebanyak 15 kabupaten/kota dengan porsi terendah diterima oleh Kota Tebing Tinggi dan Tanjung Balai.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(10)

Jika dibandingkan antara 2 daerah penerima porsi terbesar dengan 2 daerah penerima porsi terkecil, ketimpangan distribusi akan semakin mencolok. Porsi terbesar yang diterima oleh Medan dan Deli Serdang sebesar Rp. 21.524.933.000,- atau 33,82% dari total anggaran. Bandingkan dengan porsi terkecil yang diterima oleh Kota Tebing Tinggi dan Tanjung Balai sebesar Rp. 2.940.080.000,- atau hanya 3,25% dari total anggaran.

Rasio antara 2 penerima porsi terbesar dan 2 porsi terkecil adalah satu berbanding 7 (1 : 7). Kesenjangan ini tentunya dirasakan sangat tidak adil bagi Kota Tebing Tinggi dan Tanjung Balai.

3) Pertimbangan pembagian porsi anggaran

Berdasarkan uraian hasil analisis, beberapa hal yang direkomendasikan sebagai berikut:

a. Pengalokasian anggaran APBD untuk bidang sosial budaya yang tujuannya antara lain untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan di masing-masing daerah hendaknya lebih mengedepankan asas pemerataan.

b. Jumlah kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran di atas rata-rata seharusnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kabupaten/kota yang menerima anggaran sosial budaya di bawah rata-rata penerimaan alokasi anggaran.

c. Agar tidak terjadi ketimpangan yang sangat mencolok antara kabupaten/kota penerima porsi terbesar dengan kabupaten/kota penerima terkecil dengan terbesar. Misalnya: Kota Medan

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(11)

maksimal menerima 4 kali lebih besar dari Kota Tebing Tinggi. Atau rasio antara penerima terkecil dengan penerima terbesar 1 : 4.

2. Tinjauan terhadap jumlah alokasi RAPBD per kabupaten/kota bidang infrastruktur TA. 2006

1) Total alokasi RAPBD yang dibagikan kepada kabupaten/kota untuk bidang sarana dan prasarana adalah sebesar Rp. 447.671.316.000,-. Jika dibagikan secara merata kepada 25 kabupaten/kota, maka masing-masing daerah akan menerima sebesar Rp. 17.906.852.640,-.

2) Terdapat 10 kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran di atas rata-rata dan 15 kabupaten/kota menerima di bawah rata-rata.

Jumlah anggaran yang diterima oleh 10 kabupaten/kota yang porsinya di atas rata-rata adalah Rp. 318.187.251.000,- atau sebesar 71,08% dari total anggaran. Sedangkan jumlah porsi anggaran yang diterima oleh 15 kabupaten/kota yang porsinya di bawah rata-rata adalah Rp. 129.484.065.000,- atau hanya sebesar 28,92% dari total anggaran untuk bidang sarana dan prasarana.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(12)

Tabel 2

No Kabupaten/Kota Sosial Budaya

1 Tapanuli Selatan 59.960.285

2 Medan 44.158.678

3 Madina 38.058.415

4 Deli Serdang 35.501.713

5 Langkat 28.300.560

6 Labuhan Batu 25.808.415

7 Tapanuli Utara 25.784.132

8 Simalungun 21.371.436

9 Asahan 20.504.367

10 Tanah Karo 18.739.250

11 Nias 16.242.330

12 Humbang Hasundutan 14.313.650

13 Serdang Bedagai 13.649.925

14 Samosir 13.530.475

15 Pakpak Bharat 11.921.575

16 Toba Samosir 12.362.100

17 Dairi 7.385.875

18 Tanjung Balai 7.096.875

19 Binjai 6.992.920

20 Tapanuli Tengah 6.888.715

21 Nias Selatan 5.465.000

22 Tebing Tinggi 5.063.750

23 Padang Sidimpuan 3.829.875

24 Pematang Siantar 3.543.250

25 Sibolga 1.197.750

Total 90.347.353

3) Jika dibandingkan antara 5 daerah penerima porsi anggaran terbesar (Tapanuli Selatan, Medan, Madina, Deli Serdang dan Langkat) dengan 5 daerah penerima porsi anggaran terkecil (Sibolga, P.Siantar, P. Sidimpuan, Tebing Tinggi dan Nias Selatan) maka perbandingannya adalah Rp. 205.979.651.000,- : Rp. 19.099.625.000,-.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(13)

Apabila dibandingkan secara persentase dengan total anggaran untuk bidang sarana dan prasarana maka perbandingannya adalah 46,01% : 4,26%, artinya Tapanuli Selatan, Medan, Madina, Deli Serdang dan Langkat mendapat porsi anggaran lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan porsi anggaran yang diterima oleh Sibolga, P.Siantar, P.Sidimpuan, Tebing Tinggi dan Nias Selatan. Kondisi ini dapat menimbulkan kecemburuan bagi daerah-daerah yang menerima porsi terkecil.

4) Apabila dibandingkan antara Sibolga sebagai daerah penerima porsi terkecil (Rp. 1.197.750.000,- atau 0,27% dari total anggaran) dengan Tapanuli Selatan sebagai daerah penerima porsi terbesar (Rp. 59.960.285.000,- atau 13,39% dari total anggaran), terjadi ketimpangan yang sangat luar biasa dalam penerimaan pos alokasi distribusi anggaran untuk bidang sarana dan prasarana antara Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Perbandingannya antara Sibolga dan Tapanuli Selatan adalah 1 : 50, Sibolga menerima 1 bagian, sementara Tapanuli Selatan menerima 50 bagian. Apabila tidak ada penjelasan yang transparan mengapa terjadi kesenjangan yang begitu besar, dikhawatirkan akan terjadi tanda tanya dan kecemburuan sosial yang besar dari masyarakat Sibolga terhadap Tapanuli Selatan.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(14)

3. Tinjauan terhadap alokasi RAPBD TA. 2006 untuk Bidang Ekonomi

Apabila total alokasi RAPBD TA. 2006 untuk bidang ekonomi dibagi secara merata kepada 25 kabupaten/kota, maka masing-masing kabupaten/kota akan menerima sebesar Rp. 1.814.499.560,-. Berdasarkan peringkat, hanya 11 kabupaten/kota yang menerima alokasi anggaran di atas rata-rata dengan kisaran antara Rp. 1.908.358.000,- s/d Rp. 4.828.872.000,-, dengan penerimaan tertinggi diperoleh oleh Kota Medan. Sedangkan 14 kabupaten/kota lainnya berada di bawah rata-rata dengan kisaran antara Rp. 445.982.000,- s/d Rp. 1.781.717.000,- dengan penerimaan terendah diperoleh Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan konsep pemerataan, seharusnya ada batasan antara penerima tertinggi dengan penerima terendah (maksimal berapa kelipatan porsi daerah penerima terendah yang dapat diperoleh daerah penerima porsi tertinggi). Selanjutnya harus lebih banyak kabupaten/kota yang di atas rata-rata porsi penerimaannya dibandingkan dengan kabupaten/kota yang di bawah rata-rata porsi penerimaannya. (seperti terlihat pada tabel 3).

Daya beli masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat dari besarnya pendapatan perkapita penduduk kabupaten/kota tersebut. Indikator yang dipakai adalah PDRB perkapita berdasarkan harga konstan. Semakin tinggi pendapatan perkapita maka semakin tingi pula kemampuan/daya beli masyarakatnya. Dengan demikian dapat pula dikatakan semakin sejahtera masyarakatnya secara rata-rata. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(15)

perkapitanya, maka semakin lemah pula daya beli masyarakatnya, atau semakin miskin pula masyarakat di daerah tersebut. Jika ditinjau kebijakan alokasi anggaran dengan indikator daya beli masyarakat akan terlihat sebagai berikut:

Tabel 3

No Kabupaten/Kota APBD 2006

1 Medan 4.828.872

2 Tanah Karo 4.015.804

3 Tapanuli Utara 3.354.108

4 Deli Serdang 3.334.412

5 Langkat 3.041.641

6 Simalungun 2.450.166

7 Asahan 2.332.188

8 Tapanuli Tengah 2.217.338

9 Toba Samosir 2.085.324

10 Tapanuli Selatan 1.912.498

11 Dairi 1.908.358

12 Labuhan Batu 1.781.717

13 Nias Selatan 1.760.481

14 Madina 1.736.888

15 Humbang Hasundutan 1.313.812

16 Samosir 1.207.685

17 Pakpak Bharat 1.128.669

18 Serdang Bedagai 895.655

19 Nias 706.262

20 Pematang Siantar 675.059

21 Sibolga 640.103

22 Tanjung Balai 589.652

23 Padang Sidimpuan 519.925

24 Binjai 479.890

25 Tebing Tinggi 445.982

Total 45.362.489 Rata-rata jumlah alokasi per kabupate/kota (ekonomi) Rp. 1.814.499.560,-

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(16)

a. Ada 5 kabupaten/kota dengan pendapatan perkapita tertinggi di Sumatera Utara (Medan, Labuhan Batu, Sibolga, Asahan dan Pematang Siantar) menerima alokasi anggaran bidang ekonomi sebesar Rp. 10.257.939.000,- atau sebesar 22,61% dari total alokasi yang sebesar Rp. 45.362.489.000,-.

b. Ada 5 kabupaten dengan pendapatan perkapita terendah di Sumatera Utara (Nias, Pakpak Bharat, P. Sidimpuan, Nias Selatan, Tapanuli Utara) menerima alokasi anggaran bidang ekonomi sebesar Rp. 7.469.445.000,- atau hanya sebesar 16,46% dari total alokasi anggaran yang sebesar Rp. 45.362.489.000,- (tabel 4).

Apabila kebijakan ini yang ditempuh, maka 5 daerah yang termiskin akan semakin tertinggal dibandingkan dengan 5 daerah yang terkaya. Seharusnya 5 daerah yang termiskinlah yang memperoleh alokasi anggaran yang lebih besar dibandingkan dengan 5 daerah terkaya. Dengan cara ini, prinsip keadilan yaitu memberi yang lebih kepada yang kekurangan dapat terpenuhi. Alokasi bidang ekonomi yang tujuan utamanya meningkatkan pendapatan masyarakat tentunya harus lebih difokuskan pada daerah-daerah miskin yang perekonomiannya perlu didorong melalui kebijakan anggaran. Kebijakan ini sesuai dengan yang tertuang di AKU APBD-SU TA. 2006 tentang pembiayaan pembangunan poin 5, butir e yaitu memacu suatu daerah tertentu lebih cepat berkembang sesuai dengan kajian dan telah memperoleh persetujuan DPRD SU.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(17)

Tabel 4

No Kabupaten/Kota APBD 2006

(000)

PDRB perkapita Thn 2003 atas dasar harga

konstan 1993

1 Nias 706.262 1.199.871

2 Pakpak Bharat 1.128.669 1.291.164

3 Padang Sidimpuan 519.925 1.407.807

4 Nias Selatan 1.760.481 1.495.956

5 Tapanuli Utara 3.354.108 1.628.061

6 Serdang Bedagai 895.655 1.687.150

7 Deli Serdang 3.334.412 1.687.150

8 Binjai 479.890 1.688.253

9 Tapanuli Tengah 2.217.338 1.730.926

10 Humbang Hasundutan 1.313.812 1.785.667

11 Madina 1.736.888 1.867.376

12 Dairi 1.908.358 1.941.581

13 Samosir 1.207.685 2.073.402

14 Toba Samosir 2.085.324 2.073.402

15 Langkat 3.041.641 2.188.438

16 Tapanuli Selatan 1.912.498 2.246.275

17 Tebing Tinggi 445.982 2.627.742

18 Simalungun 2.450.166 2.883.862

19 Tanjung Balai 589.652 3.022.922

20 Tanah Karo 4.015.804 3.046.150

21 Medan 4.828.872 3.078.885

22 Labuhan Batu 1.781.717 3.150.473

23 Sibolga 640.103 3.233.496

24 Asahan 2.332.188 3.673.760

25 Pematang Siantar 675.059 3.835.725

Total 45.362.489 2.270.000

V. PENUTUP

Sebagai penutup pembahasan pada tulisan ini, penulis mencoba mengemukakan saran dan rekomendasi seperti berikut:

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

(18)

1. Saran

Berdasarkan hasil uraian dan analisis di atas, disarankan agar dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang sarana dan prasarana mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Dalam pengalokasian anggaran agar lebih mengutamakan aspek pemerataan.

b. Agar dihindari ketimpangan penerimaan yang sangat mencolok antara penerima porsi terkecil dengan penerima porsi terbesar.

c. Agar kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran di atas rata-rata jumlahnya lebih banyak daripada kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran di bawah rata-rata.

d. Apabila ada kabupaten/kota yang menerima porsi anggaran di atas 10% dari total anggaran, hendaknya ada alasan-alasan atau argumen mengapa daerah tersebut mendapatkan kekhususan.

2. Rekomendasi

a. Khusus untuk anggaran bidang sarana dan prasarana RAPBD 2006, porsi 5 daerah terbesar dikurangi untuk membantu 5 daerah penerima porsi terkecil.

b. Untuk tahun anggaran selanjutnya perlu dibuat suatu acuan dasar (pedoman) dalam hal pembagian anggaran bidang sarana dan prasarana untuk kabupaten/kota.

Murbanto Sinaga : Suatu Tinjauan Kebijakan Alokasi Belanja 3 (Tiga) Bidang Utama…, 2005

Gambar

No Tabel 2 Kabupaten/Kota 1 Tapanuli Selatan
No Tabel 3 Kabupaten/Kota 1 Medan
Tabel 4 APBD 2006 PDRB perkapita Thn 2003 atas dasar harga

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Nomor X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep 86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus

Kegiatan : Sosialisasi Penggunaan Benih Sawit Unggul Bermutu Bersertifikat Unit Kerja : Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.. Sumber Dana : APBN-TP Dinas

wajar dalam sernua hal yang material, posisi keuangan DOISP IBRD Number 7669-ID per 31 Desember 2015 untuk Tahun Anggaran 2015, sesual dengan basis akuntansi yang

Perencanaan SDM merupakan fungsi utama yang harus dilaksanakan dalam organisasi, guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai posisi, jabatan, dan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENIKMAT MUSIK TERHADAP PELAKU PERTUNJUKAN

Secara garis besar metode observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan partisipan dan non partisipan. Maksud dari observasi dengan partisipan yaitu

Pada penelitian ini penulis cenderung menggunakan analisis data dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode untuk mendeskripsikan atau memberi

Hasil penilaian ahli terhadap aspek validitas isi, didapat- kan bahwa isi dari ketiga instrumen penilaian yang dikembangkan sudah sesuai dan layak secara keseluruhan,