PENENTUAN KADAR MINYAK BRONDOLAN BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG
DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI
TUGAS AKHIR
MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU 072409039
PROGRAM STUDI DIPLOMA – III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KADAR MINYAK BRONDOLAN BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG
DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU 072409039
PROGRAM STUDI DIPLOMA – III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR MINYAK BRONDOLAN
BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU
Nomor Induk Siswa : 072409039
Program Studi : DIPLOMA – III ( D3 ) KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( MIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2010
Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
Ketua,
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR MINYAK BRONDOLAN BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG
DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2010
MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU 072409039
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena dengan limpahan Kasih Setia dan RahmatNya sehingga Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) di PTP. Nusantara III PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Sei Mangkei, dengan judul ” PENENTUAN KADAR MINYAK
BRONDOLAN BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI ”.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua tersayang, A. OppuSunggu dan B. Lumbantoruan serta adik – adik tersayang, Binsar OppuSunggu, Ronauli OppuSunggu, Daniel OppuSunggu, Betty OppuSunggu, Agustina OppuSunggu serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan moril dan material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ibu Dr. Tini Sembiring, MS selaku pembimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.
4. Bapak Syuhada selaku Asisten Laboratorium di PTP. Nusantara III PKS Sei Mangkei.
5. Bapak J. Hutagaol selaku pembimbing lapangan penulis di PTP. Nusantara III PKS Sei Mangkei.
6. Karyawan / karyawati PTP. Nusantara III PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Sei Mangkei yang telah banyak memberikan informasi.
7. Rekan – rekan Kimia Industri yang telah banyak membantu dan memberikan kritik dan saran terutama Group “Be”, Cinarty, Hildawati, Fenty, Darwis, Nataniel, Seven.
9. Kost ”Dipa 21” khususnya k’lian, mispa, detta, tri, riris, ita, k’lusi, maya, putri, k’nova, udur, yulan, k’juli dan yang lainnya yang telah membantu dan senantiasa memberikan semangat serta motivasi kepada penulis.
10.Yang terakhir dan tak kalah penting Joel Sitompul, Amd yang setia membantu, memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyelesaian tugas akhir ini.
Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juni 2010 Penulis
MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU
ABSTRAK
DETERMINE THE OIL DEGREE OF THE PALM FRUIT AT THE LEVEL CONDITION OF RAW, HALF RIPE, RIPEN, AND OVER RIPE AT THE PTP.
NUSANTARA III PKS ( OIL PALM FACTORY ) SEI MANGKEI
ABSTRACT
Oil Palm Factory Sei Mangkei cultivate Fresh Fruit Bunch ( FFB ) Tenera variety to produce Crude Palm Oil ( CPO ) and Palm Kernel Oil ( PKO ). The oil degree of the palm fruit influenced by several factors such as plants variety, plants maintenance, Fresh Fruit Bunch ( FFB ) quality, the fruit maturity level, the Fresh Fruit Bunch ( FFB ) transportation to factory, and the processing condition at the Oil Palm Factory. The limitation of this writing troubleshoot discussion is only about the fruit maturity level. The oil degree of the palm fruit according to the fruit maturity level is also different at raw condition, under ripe condition, ripe condition and over ripe condition. The observation result at the Oil Palm Factory Sei Mangkei; the oil degree of the palm fruit at raw condition ( fraction – 0 ) is 21,24% in 2000 and 20,42% in 2001; the oil degree of the palm fruit at under ripe condition ( fraction – 1 ) is 23,96% in 2000 and 23,58% in 2001; the oil degree of the palm fruit at ripe condition ( fraction – 2 dan 3 ) is 27,07% in 2000 and 26,54% in 2001; the oil degree of the palm fruit at over ripe condition ( fraction – 4 dan 5 ) is 29,20% in 2000 and 29,09% in 2001.
DAFTAR ISI
Halaman .
Persetujuan ... ii
Pernyataan ... iii
Penghargaaan ………... iv
Abstrak ... vi
Abstract ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
Bab 1 Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan ... 3
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 4
2.1. Varietas Tanaman ... 4
2.2. Pembentukan Minyak Dalam Buah ... 7
2.3. Pematangan Buah ... 8
2.4. Kriteria Matang Panen ... 9
2.4.1 Kandungan Minyak dalam Tandan Semaksimal Mungkin ... 10
2.4.2 Kandungan ALB yang Rendah ... 11
2.4.3 Biaya Panen yang Ekonomis ... 11
2.5. Sortasi Panen ... 11
2.6. Minyak sawit ... 14
2.7. Standart Mutu Minyak Sawit ... 18
2.7.1 Asam Lemak Bebas ... 19
2.7.2 Kadar Zat Menguap dan Kotoran ... 20
2.7.3 Kadar Logam ... 20
2.7.4 Angka Oksidasi ... 21
2.7.5 Pemucatan ... 21
Bab 3 Metodologi Percobaan ... 23
3.1 Peralatan ... 23
3.2 Bahan ... 24
3.3 Prosedur Kerja ... 24
3.3.2Penentuan Kadar Minyak ... 25
3.4 Bagan Prosedur Kerja ... 27
3.4.1 Bagan Preparasi Sampel ... 27
3.4.2 Bagan Penentuan Kadar Minyak ... 28
Bab 4 Hasil dan Pembahasan ... 29
4.1 Data Percobaan ... 29
4.2 Perhitungan ... 29
4.2.1Brondolan ... 30
4.2.2Sampel Brondolan ... 31
4.2.3Daging Buah Brondolan ... 31
4.2.4Kandungan Minyak Brondolan ... 33
4.2.5Rendemen Minyak ... 34
4.3 Pembahasan ... 35
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ... 38
5.1 Kesimpulan ... 38
5.2 Saran ... 38
Daftar Pustaka ... 39
Lampiran ... 40
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung ... 5
Tabel 2.2 Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Warna Kulit Buah ... 7
Tabel 2.3 Kriteria Matang Panen ... 10
Tabel 2.4 Ciri – Ciri Fraksi Sortasi Panen ... 13
Tabel 2.5 Sifat Fisik Minyak Sawit ... 15
Tabel 2.6 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit ... 17
Tabel 2.7 Standart Mutu Minyak Sawit ... 22
Tabel 4.1 Persentase Kadar Minyak Brondolan Buah Sawit ... 26
Tabel 4.2.1 Persentase Brondolan ... 30
Tabel 4.2.2 Sampel Brondolan ... 31
Tabel 4.2.3 Persentase Daging Buah Brondolan ... 31
Tabel 4.2.4 Persentase Kandungan Minyak Brondolan ... 33
ABSTRAK
PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Sei Mangkei mengolah TBS ( Tandan Buah Segar ) varietas Tenera untuk memproduksi minyak sawit kasar ( CPO atau Crude Palm Oil ) dan inti sawit ( PKO atau Palm Kernel Oil ). Kadar minyak yang terdapat pada brondolan buah sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman, pemeliharaan tanaman, mutu TBS, derajat kematangan buah, pengangkutan TBS ke pabrik dan kondisi pengolahan di PKS. Batasan pembahasan permasalahan tugas akhir ini hanya pada derajat kematangan buah. Kadar minyak brondolan buah sawit berdasarkan derajat kematangannya juga berbeda yaitu pada keadaan mentah, agak matang, matang dan lewat matang. Hasil yang diperoleh selama pengamatan di PKS Sei Mangkei bahwa kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan mentah ( fraksi – 0 ) tahun tanam 2000 sebesar 21,24 % dan tahun tanam 2001 sebesar 20,42%; kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan agak matang ( fraksi – 1 ) tahun tanam 2000 sebesar 23,96% dan tahun tanam 2001 sebesar 23,58%; kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan matang ( fraksi – 2 dan 3 ) tahun tanam 2000 sebesar 27,07% dan tahun tanam 2001 sebesar 26,54%; kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan lewat matang ( fraksi – 4 dan 5 ) tahun tanam 2000 sebesar 29,20% dan tahun tanam 2001 sebesar 29,09%.
DETERMINE THE OIL DEGREE OF THE PALM FRUIT AT THE LEVEL CONDITION OF RAW, HALF RIPE, RIPEN, AND OVER RIPE AT THE PTP.
NUSANTARA III PKS ( OIL PALM FACTORY ) SEI MANGKEI
ABSTRACT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jaqc ) merupakan salah satu tanaman perkebunan di
Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit semula
berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggro Aceh Darussalam. Namun
sekarang telah berkembang di berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua. ( Sunarko, 2007 )
Jika dibandingkan dengan sumber – sumber minyak nabati lainnya, kelapa
sawit merupakan penghasil minyak nabati yang paling efisien, sebab menghasilkan 5
– 8,4 ton minyak / Ha. Sedangkan kedelai yang merupakan saingan utama hanya
menghasilkan 0,4 ton minyak / Ha. Hingga saat ini berkisar 70 negara menggunakan
minyak sawit sebagai bahan baku industri pangan maupun non – pangan. ( Suyatno
Risza, 1994 )
Tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomi tinggi adalah buahnya yang
tersusun dalam sebuah tandan, biasa disebut dengan TBS ( Tandan Buah Segar ).
Buah sawit dibagian sabut ( daging buah atau mesocarp )menghasilkan minyak sawit
kasar ( crude palm oil atau CPO ) sebanyak 20% - 24%. Sementara itu, bagian inti
sawit menghasilkan minyak inti sawit ( palm kernel oil atau PKO ) sebanyak 3% - 4%.
Tanaman kelapa sawit dianggap sudah menghasilkan pada tahun ketiga hingga
keempat setelah ditanam. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap
matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan. ( Sunarko, 2007 )
Ciri – ciri tandan buah yang masak ditentukan oleh angka kematangan, yaitu
jumlah buah yang lepas ( membrondol ) dari tandannya, tidak ditentukan oleh warna
buahnya. Berdasarkan penyelidikan kriteria matang panen yang paling baik adalah 2
brondolan / kg berat tandan. ( Selardi Sastrosayono, 2003 )
Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang
dipanen. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai
arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat
ditentukan oleh faktor ini. . Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan – tandan
yang di panen telah matang yaitu berada pada fraksi 1, fraksi 2, dan fraksi 3. TBS
hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik, tetapi TBS yang masuk ke pabrik
selalu berbeda tingkat kematangannya. Pemanenan buah masih dilakukan dalam
keadaan mentah dan lewat matang, tidak semua buah yang dipanen matang ( Tim
Penulis PS, 2000 )
Atas dasar itu penulis ingin melakukan penelitian dengan judul ”
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Apakah kadar minyak brondolan buah sawit di PTP. Nusantara III PKS Sei
Mangkei telah memenuhi standart ?
2. Apakah yang menyebabkan kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan
mentah, agak matang, matang, dan lewat matang berbeda ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan mentah,
agak matang, matang, dan lewat matang
2. Untuk mengetahui penyebab perbedaan kadar minyak brondolan buah sawit
pada keadaan mentah, agak matang, matang, dan lewat matang
1.4 Manfaat
Manfaat dari Karya Ilmiah ini adalah :
1. Dengan mengetahui kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan mentah,
agak matang, matang, dan lewat matang, pihak perusahaan lebih teliti memilih
TBS yang akan diolah sehingga kualitas minyak yang dihasilkan akan menjadi
lebih baik
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan
1. Timbangan duduk kapasitas 50 kg
2. Kampak potong
3. Pisau buah
4. Neraca analitis
5. Oven ULM 400
6. Desikator
7. Lumpang porselen
8. Alat ekstraksi soklet
9. Tang penjepit
10.Selubung ekstraksi
11.Cawan penguap
12.Kapas
13.Labu alas 250 ml
14.Gelas ukur 25 ml
3.2 Bahan
1. TBS ( Tandan Buah Segar )
2. N – heksan
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Preparasi Sampel
1. Ditimbang TBS ( Tandan Buah Segar ) pada keadaan mentah ( Fraksi – 0 )
dengan timbangan duduk kapasitas 50 kg
2. Dilepaskan semua tangkai yang berisi brondolan dari bonggol tandan ( stalk )
dengan kampak potong
3. Dilepaskan semua brondolan, kemudian dibagi 3 bagian yaitu brondolan luar,
tengah, dalam untuk dihitung dan ditimbang beratnya. ( jumlah dan berat
brondolan adalah total brondolan luar, tengah, dalam )
4. Diambil contoh brondolan untuk dianalisa sesuai dasar perbandingan
brondolan luar, tengah, dalam untuk mewakili jumlah brondolan dalam TBS (
Tandan Buah Segar )
5. Ditimbang beratnya dengan neraca analitis sebanyak 250 g ( secukupnya ).
6. Dikupas contoh brondolan tersebut dengan pisau buah yang tajam dan
dipisahkan antara daging buah dari bijinya
7. Ditimbang berat masing – masing dengan neraca analitis sebanyak 100 g (
secukupnya )
8. Ditumbuk daging buah yang diperoleh dari contoh brondolan dalam lumpang
porselen sampai halus untuk di analisa kandungan minyaknya
9. Dilakukan percobaan yang sama untuk TBS ( Tandan Buah Segar ) pada
keadaan agak matang ( Fraksi – 1 ), matang ( Fraksi – 2 dan 3 ) dan lewat
matang ( Fraksi – 4 dan 5 )
3.3.2 Penentuan Kadar Minyak
1. Ditimbang daging buah yang ditumbuk masing – masing 50 g dengan neraca
analitis didalam cawan penguap
2. Dimasukkan cawan penguap yang berisi contoh daging buah kedalam oven
pada temperatur 105 – 110 0C selama 3 – 5 jam atau sampai kandungan air
dalam contoh daging buah habis menguap
3. Didinginkan didalam desikator selama 20 menit dan ditimbang kembali untuk
mengetahui berapa beratnya
4. Dimasukkan daging buah kering kedalam selubung ekstraksi kemudian ditutup
dengan kapas bebas lemak / minyak
5. Ditimbang labu alas dengan neraca analitis, kemudian diisi dengan pelarut n –
heksan sebanyak 200 ml
6. Dilakukan ekstraksi selama 5 – 6 jam
7. Disuling n – heksan dalam labu alas hingga habis, kemudian labu alas
dimasukkan kedalam oven pada temperatur 105 – 1100C selama 1 – 2 jam
untuk menghabiskan sisa – sisa n – heksan
8. Dimasukkan botol yang telah berisi minyak dan bebas pelarut kedalam
9. Ditimbang beratnya dengan neraca analitis, sehingga didapatkan berat minyak
dari contoh daging buah
10.Dilakukan percobaan yang sama untuk brondolan buah sawit pada keadaan
agak matang ( Fraksi – 1 ), matang ( Fraksi – 2 dan 3 ) dan lewat matang (
Fraksi – 4 dan 5 )
3.4 Bagan Prosedur Kerja
3.4.1 Bagan Preparasi Sampel
Dilakukan percobaan yang sama untuk TBS ( Tandan Buah Segar ) pada keadaan agak
matang ( F – 1 ), matang ( F – 2 dan 3 ) dan lewat matang ( F – 4 dan 5 ).
ditumbuk ditumbuk ditumbuk
Daging buah Biji Daging buah Biji Daging buah
100 g contoh daging buah
100 g contoh daging buah
100 g contoh daging buah
Brondolan luar Brondolan tengah Brondolan dalam
250 g contoh brondolan luar
250 g contoh brondolan tengah
Tangkai dan Bongkol Tandan Brondolan sawit
250 g contoh brondolan dalam 50 kg TBS mentah ( F – 0 )
Biji dikupas
dikupas dikupas
Contoh Daging buah halus
Contoh Daging buah halus
3.4.2 Bagan Penentuan Kadar Minyak
Dilakukan percobaan yang sama untuk brondolan buah sawit pada keadaan agak
matang ( F – 1 ), matang ( F – 2 dan 3 ) dan lewat matang ( F – 4 dan 5 ). Di ovenkan pada temperature
1050C - 1100C
Uap air Contoh daging buah kering
Didinginkan di desikator
Ditimbang
Gr contoh daging buah kering
Diekstraksi selama 5 – 6 jam
Minyak brondolan buah sawit Uap n-heksan
Di ovenkan pada temperature 1050C - 1100C
Didinginkan di desikator
Gr minyak brondolan buah sawit
50 g contoh daging buah halus
( masing – masing brondolan luar, tengah dan dalam )
Dimasukkan kedalam selubung ekstraksi
Dimasukkan 200 ml n-heksan kedalam labu alas
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Tabel 4.1 Persentase Kadar Minyak Brondolan Buah Sawit
4.2 Perhitungan
Penentuan Kadar Minyak Brondolan Buah Sawit Pada Keadaan Mentah ( F– 0 )
Kebun : Gunung Para
Tahun Tanam : 2000
Tanggal panen : 28 Januari 2010
Brondolan Lepas : 15 biji x 13,16 g = 197 g
Tandan Buah Segar ( TBS ) : 10.800 g + 197 g = 10.997 g
Tanggal T.Tanam
Komedil
Kadar Minyak Brond. Kadar Minyak ( % )
Total
Rend. Luar Tengah Dalam
Fase Buah ( Fraksi )
Mentah Agak Matang Matang Lewat Matang
( Kg ) ( % ) ( % ) ( % )
Fraksi
0
Fraksi
1
Fraksi
2 & 3
Fraksi
4 & 5 ( % )
0% 20% 68% 12%
28/01/10 2000
12.11 49.97 46.76 44.46 21.24 23.96 27.07 29.2
Rend. CPO - 4.79 18.41 3.5 26.7
30/01/10 2001
16.39 60.66 47.69 42.05 20.42 23.85 26.54 29.09
Tandan Kosong : 3.300 g
Speaklad : 26
4.2.1 Brondolan
Tabel 4.2.1 Persentase Brondolan
Lapisan Jumlah Brondolan Berat ( g ) % Brondolan
Luar 319 biji 4197 38,16 %
Tengah 189 biji 1700 15,46 %
Dalam 254 biji 1800 16,37 %
Rumus : % = ×100%
beratTBS olan beratbrond Brondolan
4.2.1.1 Lapisan Luar
% 100 % = × beratTBS olan beratbrond Brondolan
= 100%
997 . 10 197 . 4 × g g
= 38,16%
4.2.1.2 Lapisan Tengah
% 100 % = × beratTBS olan beratbrond Brondolan
= 100%
997 . 10 700 . 1 × g g
= 15,46%
4.2.1.3 Lapisan Dalam % 100 % = × beratTBS olan beratbrond Brondolan
= 100%
997 . 10 800 . 1 × g g
= 16,37%
4.2.2 Sampel Brondolan
Tabel 4.2.1 Berat Sampel Brondolan
Lapisan Berat ( g )
Luar 42.9175
Tengah 32.4022
Dalam 21.7400
4.2.3 Daging Buah Brondolan
Tabel 4.2.3 Persentase Daging Buah Brondolan
Lapisan Berat ( g ) % Daging Buah Brondolan
Luar 35.7847 83,38%
Tengah 24.8492 76,69%
Dalam 16.4420 75,63%
Rumus : % = ×100%
4.2.3.1Lapisan Luar % 100 % = × lbrondolan beratsampe olan gbuahbrond beratdagin Brondolan DagingBuah
= 100%
9175 . 42 7847 . 35 × g = 83,38%
4.2.3.1 Lapisan Tengah
% 100 % = × lbrondolan beratsampe olan gbuahbrond beratdagin Brondolan DagingBuah
= 100%
4022 . 32 8492 . 24 × g g = 76,69%
4.2.3.1 Lapisan Dalam
% 100 % = × lbrondolan beratsampe olan gbuahbrond beratdagin Brondolan DagingBuah
= 100%
7400 . 21 4420 . 16 × g g = 75,63%
4.2.4 Kandungan Minyak Brondolan
Tabel 4.2.4 Persentase Kandungan Minyak Brondolan Lapisan Berat
cawan +
kertas
saring
( g )
Berat
daging
buah
( g )
Berat air
menguap
( g )
Berat labu
alas ( g )
Berat
minyak
( g )
%
Kandung
an
Minyak
% Air
Luar 40.5064 35.7487 14.1600 110.1563 14.8311 41,45 % 39,57 %
Tengah 40.1816 24.8492 11.6717 108.1628 8.6979 35,00 % 46,97 %
Dalam 39.2678 16.4420 7.7409 106.4896 5.1794 31,50 % 47,08 %
Rumus : % min = min ×100%
olan gbuahbrond beratdagin an yakbrondol berat an yakbrondol kandungan
4.2.4.1Lapisan Luar
% 100 min min % = × olan gbuahbrond beratdagin an yakbrondol berat an yakbrondol kandungan
= 100%
7487 . 35 8311 . 14 × g g
= 41,45 %
4.2.4.2Lapisan Tengah
% 100 min min % = × olan gbuahbrond beratdagin an yakbrondol berat an yakbrondol kandungan
= 100%
8492 . 24 6979 . 8 × g g
4.2.4.3Lapisan Dalam % 100 min min % = × olan gbuahbrond beratdagin an yakbrondol berat an yakbrondol kandungan
= 100%
4420 . 16 1794 . 5 × g g
= 31,50 %
4.2.5 Rendemen Minyak Brondolan
Tabel 4.2.5 Persentase Rendemen Minyak Brondolan
Lapisan Rendemen Minyak
Luar 13,19 %
Tengah 4,15 %
Dalam 3,90 %
Jumlah Rendemen Minyak 21,24 %
Rumus : rendemenminyak =%kandunganminyak×%dagingbuah×%brondolan
4.2.5.1Lapisan Luar
brondolan dagingbuah
yak kandungan
yak
rendemenmin =% min ×% ×%
= 41,45%×83,38%×38,16%
= 13,19 %
4.2.5.2Lapisan Tengah
brondolan dagingbuah
yak kandungan
yak
rendemenmin =% min ×% ×%
= 35,00%×76,69%×15,46%
= 4,15 %
4.2.5.3. Lapisan Dalam
brondola dagingbuah
yak kandungan
yak
rendemenmin =% min ×% ×%
= 31,50%×75,63%×16,37%
= 3,90 %
Dilakukan perhitungan yang sama untuk brondolan buah sawit pada keadaan agak
matang ( F – 1 ), matang ( F – 2 dan 3 ) dan lewat matang ( F – 4 dan 5 ) ( dapat
dilihat pada tabel 4.1 ).
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa penentuan kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan yang
berbeda dengan metode gravimetri ( tabel 4.1 ), pada tanggal 28 dan 30 januari 2010
diperoleh kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan mentah ( F – 0 ) 21,24%
dan 20,42%; pada keadaan agak matang ( F – 1 ) 23,96% dan 23,85%; pada keadaan
matang ( F – 2 dan 3 ) 27,07% dan 26,54%; pada keadaan lewat matang ( F – 4 dan 5 )
29,20% dan 29,09%. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisa, ternyata
mulai dari keadaan mentah ( F – 0 ), agak matang ( F – 1 ), matang ( F – 2 dan 3 ) dan
lewat matang ( F – 4 dan 5 ) terjadi peningkatan kadar minyak. Kadar minyak
brondolan buah sawit lebih tinggi apabila buah sawit tersebut dipanen dalam keadaan
Kadar minyak yang terdapat pada brondolan buah sawit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu varietas tanaman, pemeliharaan tanaman, mutu TBS,
pengangkutan TBS ke pabrik, dan kondisi pengolahan di PKS. Dan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan adalah derajat kematangan buah.
Derajat kematangan buah sawit dapat dibagi dalam beberapa kelas yaitu pada
keadaan mentah, agak matang, matang dan lewat matang. Tandan Buah Segar ( TBS )
pada keadaan mentah yaitu fraksi 0, tidak boleh dipanen karena tidak diinginkan
untuk diolah di pabrik karena merugikan PKS. Kerugian akibat memanen buah sawit
mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak sehingga kandungan
minyaknya masih rendah, mengganggu kelestarian produksi dan melukai pokok
sehingga mengalami stress. Pemotongan buah mentah merupakan kesalahan yang
paling sering dilakukan oleh pemanen. Sehingga PPKS ( Pusat Penelitian Kelapa
Sawit ) menetapkan bahwa penerimaan buah di PKS pada keadaan mentah sebesar 0
%.
Pada pengolahan di pabrik, yang diinginkan ialah buah pada keadaan agak
matang dan matang yaitu fraksi 1, fraksi 2 dan fraksi 3. Buah sawit pada keadaan agak
matang yaitu fraksi 1 diterima di PKS sebesar 20%, dan keadaan matang yaitu fraksi 2
dan 3 sebesar 68%. Sedangkan buah sawit pada keadaan lewat matang yaitu fraksi 4
dan 5 sekitar 12% penerimaan buahnya di PKS.
Persentase penerimaan buah di PKS berbeda karena kadar minyak brondolan
buah sawit pada keadaan mentah, agak matang, matang dan lewat matang berbeda.
Persentase minyak dari buah sawit yang mentah relatif kecil karena kandungan
minyaknya belum maksimal, walaupun asam lemak bebasnya juga rendah. Buah sawit
yang dipanen hendaknya pada keadaan agak matang dan matang karena kadar minyak
dalam daging buahnya telah maksimal, dan memiliki mutu yang baik dengan tingkat
ekstraksi minyak yang optimal. Ini disebabkan oleh adanya proses konversi
karbohidrat menjadi lemak dalam buah.
Kadar minyak buah sawit pada keadaan lewat matang telah maksimal. Dari
hasil analisa memang kadar minyak paling tinggi terdapat pada buah yang lewat
matang. Akan tetapi, kualitas minyak dari buah sawit yang lewat matang tergolong
buruk karena kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi ( lihat Lampiran B ).
Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari saat tandan dipanen
sampai tandan diolah di pabrik. Peningkatan asam lemak bebas ini disebabkan adanya
reaksi hidrolisa pada minyak yaitu pecahnya membran vacuola ( yang memisahkan
minyak dari komponen sel ) sehingga minyak bercampur dengan air sel, dan dengan
dikatalisis oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa membentuk asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor – faktor panas, air,
keasaman, dan katalis ( enzim ). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin
banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk. Asam lemak bebas dalam konsentrasi
tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan karena menyebabkan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan di PTP. Nusantara III PKS Sei Mangkei pada tanggal
28 dan 30 Januari 2010 kadar minyak brondolan buah sawit pada keadaan
mentah ( F – 0 ) sebesar 21,24% dan 20,42%; pada keadaan agak matang ( F –
1 ) sebesar 23,96% dan 23,85%; pada keadaan matang ( F – 2 dan 3 ) sebesar
27,07% dan 26,54%; dan pada keadaan lewat matang sebesar 29,20% dan
29,09%. Dengan total rendemen minyak sesuai dengan penerimaan buah di
PKS sebesar 26,70% dan 26,31%. Angka ini menunjukkan bahwa TBS yang
diolah di PKS Sei Mangkei telah memenuhi standart.
2. Semakin matang buah sawit maka kandungan minyaknya akan semakin tinggi.
5.2. Saran
Walaupun kadar minyak brondolan buah sawit yang masuk ke PKS ( Pabrik
Kelapa Sawit ) Sei Mangkei telah memenuhi standart. Akan tetapi pihak PKS
hendaknya tetap memperhatikan mutu panen atau derajat kematangan buah yang di
panen untuk diolah di Pabrik dan para pemanen sebaiknya diberikan bekal mengenai
kriteria panen sehingga pemanenan buah tepat pada sasarannya. Buah sawit yang tiba
di pabrik harus diketahui mutunya atau dilakukan pengujian dengan cara visual, dapat
dilakukan ditempat penerimaan buah sehingga buah sawit tersebut layak diolah dan
menghasilkan kualitas minyak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Ir. Yan. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisa Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI – Press.
Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Naibaho, P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit ( PPKS ).
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pamin, K. 1990. Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Perkebunan Medan.
Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Yogyakarta:
Kanisius.
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta:
PT. Agromedia Pustaka.
Tim Penulis PS. 2000. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan
LAMPIRAN A
GAMBAR FRAKSI BUAH KELAPA SAWIT
LAMPIRAN B