PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM EKOLOGI
TUMBUHAN BERBASIS LITERASI SAINS
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
TINI ROSALIA GULTOM
NIM. 8146174041
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
i ABSTRAK
Tini Rosalia Gultom, Pengembangan Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan; (1) Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge; (2) Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating); (3) Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Sains sebagai cara berfikir (way of thinking); (4) Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (interaction of science, tecnology and society) menurut tim ahli materi, ahli desain dan mahasiswa biologi Universitas Negeri Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan produk model Borg and Gall, yang dimodifikasi sesuai kebutuhan. Model ini meliputi enam tahapan, yaitu (1) Melakukan penelitian pendahuluan; (2) Perencanaan produk; (3) Pengumpulan bahan; (4) Pengembangan produk awal; (5) Validasi produk, (6) Revisi dan Uji Coba. Subjek uji coba terdiri dari tim ahli materi, tim ahli desain, 3 (tiga) mahasiswa Prodi Pendidikan biologi uji coba perorangan, 9 (sembilan) mahasiswa Prodi Pendidikan biologi uji coba kelompok kecil, 20 mahasiswa Prodi Pendidikan biologi uji coba kelompok terbatas. Data yang dikumpulkan berupa angket. Data dianalisis dengan tehnik deskriftif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian pengembangan penuntun praktikum berbasis literasi sains menurut tim ahli materi (dua) menunjukkan bahwa tingkat kelayakan Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains (1) Sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge) “sangat baik” (91,07%); (2) Sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating) “sangat baik” (100%); (3) Sebagai cara berfikir (way of thinking) “sangat baik” (92,18%); (4) Interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (interaction of science, tecnology and society) dan refleksi diri
“sangat baik” (96,87%); (5) menurut tim ahli desain “sangat baik” 92,10%; (6)Uji
coba perorangan berada pada kriteria “sangat baik” (82,70%); Uji coba kelompok
kecil berada pada kriteria “sangat baik” (91,02%); Uji coba kelompok terbatas berada pada kriteria “sangat baik” (94,97%). Berdasarkan data tersebut produk penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains yang sudah dikembangkan layak digunakan untuk mahasiswa sebagai penuntun praktikum pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan. Mengingat penelitian ini hanya dilakukan sampai uji kelompok lapangan terbatas maka untuk mengetahui keefektifitasannya penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
ii ABSTRACT
Tini Rosalia Gultom, Developing Practical Guidance Based Plant Ecology Science Literacy. Thesis. Medan State University Graduate Program in 2016. This study aims to determine the feasibility level; (1) Guidance practicum Plant Ecology-Based Literacy Science as a body of knowledge (a body of knowladg); (2) Guidance practicum Plant Ecology Science as a way to investigate the (way of Investigating); (3) Guidance practicum Plant Ecology Science as a way of thinking (way of thinking); (4) Guidance practicum Plant Ecology interaction of science, technology with society (interaction of science, tecnology and society) by a team of subject matter experts, expert design and biology student, State University of Medan, type of research is the development of product models Borg and Gall, modified as needed. this model includes six stages, namely (1) Conduct a preliminary study; (2) Planning of product; (3) the collection of materials; (4) Development of the initial product; (5) Validation of products, (6) revision and test. subject test consists of a team of subject matter experts, a team of experts design, three students Prodi Education biology individual testing, nine students Prodi Education biology small group trial, twenty students Prodi Education biology test limited group. Data collected in the form of a questionnaire. Data were analyzed with descriptive qualitative and quantitative techniques. Results of research development lab-based science literacy guide by a team of subject matter experts (two) shows that the level of practical feasibility Guidance Based Plant Ecology Science Literacy (1) As a body of knowledge (a body of knowladge) "excellent" (91.07%); (2) As a way to investigate the (way of Investigating) "excellent" (100%); (3) As a way of thinking (way of thinking) "excellent" (92.18%); (4) The interaction of science, technology with society (interaction of science, tecnology and society) and self-reflection "very good" (96.87%); (5) by a team of experts to design "very good" 92.10%; (6) The trial of individuals currently on the criteria of "very good" (82.70%); Small group trial was on the criteria of "very good" (91.02%); Limited group trial was on the criteria of "very good" (94.97%). Based on these data the guiding product practicum Plant Ecology Science-Based Literacy already developed a decent used as a guide for student practicum course on Plant Ecology. Given this research is only done to a limited group test field then to determine their effectiveness Plant Ecology practical guidance necessary to study further.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih-NYA yang berkelimpahan sepanjang perjalanan peneliti menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan Berbasis Literasi Sains”, yang merupakan salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari motivasi, bimbingan, serta bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terimakasih yanng tiada terhingga kepada yangn terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. rer. nat Binari Manurung, M. Si, selaku pembeimbing I yang selalu sabar, setia dan memotivasi penulis untuk penyelesaian tesis ini.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si, selaku pembimbing II yang selalu setia membantu penulis untuk penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M. Si, Bapak Dr. Syahmi Edi, M. Si dan Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si, selaku ketua prodi dan ibu Dr. Tumiur Gultom, M.P, selaku sekretaris jurusan program studi pendidikan biologi. 5. Ayahanda Benget Gultom dan Ibunda Lamria Lubis, S.Pd yang telah luar biasa
iv
6. Buat kakak tertua Tanti Mariana Gultom, Amd, serta adik – adik tercinta yang paling yeppo Ida Triana Gultom, Melisa Jojor Gultom, dan Ito siapudan Dicson Manuel Tua Gultom yang telah membantu dalam doa, dan kasih sayang dalam penyelesaian tesis ini.
7. Buat abang twin (JJ dan JF Sinaga) terimakasih buat doa, motivasi, semangat dan perhatiannya yang memberikan dukungan pada penyelesaian tesis ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa pascasarjana angkatan XXIV (Kakak nana, melva,
irma, PJ, duma, dan abang indra, rafii, aron, tulang junan, mery, tere dan semuanya) Program Studi Pendidikan Biologi, terimakasih dukungan dan motivasinya, sukses selalu buat kita.
9. Buat sahabat S1 (Anjelia Siregar, S.Si, Susi Yanti Sinaga, S. Si, Astrid siska pratiwi, S. Si dan yang lain) terimakasih buat dukungan dan doanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini memiliki kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan penulisan tesis ini.
Akhirnya penulis berharap agar kiranya tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca guna peningkatan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2016
v
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
2.1. Penuntun Praktikum dalam Pembelajaran Biologi 8
2.2. Model Pengembangan Borg dan Gall 9
2.3. Ekologi Tumbuhan 12
2.4. Literasi Sains 14
2.4.1. Pengertian Literasi Sains 14
2.4.2.Komponen Literasi Sains 18
2.4.3. Dimensi dalam literasi sains dan rinciannya 20
2.4.4. Penilaian Literasi Sains 23
2.4.5. Peranan Literasi Sains dalam Pendidikan 25
2.5. Penelitian yang Relevan 29
2.6.Kerangka Berfikir 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
3.2.Model Pengembangan 32
3.3.Prosedur Pengembangan 33
3.4. Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 35
3.4.1. Angket A 35
3.4.2. Angket B 35
3.4.3. Angket C 36
3.5. Tehnik Analisis Data 36
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 38
4.1.1. Hasil Analisis Awal 38
4.2. Penyajian Data Hasil Penelitian Pengembangan 41 4.2.1. Data Hasil Validasi Ahli Materi 41 4.2.2. Data Hasil Validasi Tim Ahli Desain 48 4.2.3. Hasil Respon Mahasiswa Uji Coba Perorangan 50 4.2.4. Hasil Respon Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan
Uji Kelompok Kecil 51
4.2.5. Hasil Respon Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan Uji
Kelompok Lapangan Terbatas 52
4.3. Analisis Data Produk 53
4.3.1.Analisis Data Hasil Penilaian Oleh Tim Ahli Materi 53 4.3.2. Analisis Data Hasil Penilaian oleh Tim Ahli Desain 57 4.3.3. Analisa Data Produk Respon Oleh Mahasiswa 58
4.4. Revisi Produk 59
4.4.1. Revisi Pertama 59
4.4.2. Revisi Kedua 60
4.4.3. Revisi Ketiga 60
4.4.4. Revisi Keempat 60
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 61
4.6. Keterbatasan Penelitian 66
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan 68
5.2. Implikasi 69
5.3. Saran 70
vii DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Hasil PISA dari Tahun 2000 – 2009 27 Tabel 3.1. Kriteria jawaban item instrumen validasi dengan skala Likert
beserta skornya 37
Tabel 3.2. Kriteria persentase kemunculan indikator Literasi sains pada Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan yang telah
dikembangkan 37
Tabel 4.1. Data analisis kebutuhan tingkat literasi sains pada penuntun
praktikum Ekologi Tumbuhan 40
Tabel 4.2. Penilaian Tim Ahli Materi Penuntun Praktikum Ekologi
Tumbuhan Berbasis Literasi Sains untuk Kelayakan Isi 42 Tabel 4.3. Penilaian Tim Ahli Materi Ekologi Tumbuhan Berbasis
Literasi Sains untuk Kelayakan Penyajian 44 Tabel 4.4. Skor Penilaian Tim Ahli Materi Penuntun Praktikum
EkologiTumbuhan Berbasis Literasi Sains untuk Komponen
Literasi Sains 44
Tabel 4.5. Saran dari Tim Ahli Materi 48 Tabel 4.6. Skor Penilaian Tim Ahli Desain Pembelajaran Penuntun
PraktikumEkologi Tumbuhan Berbasis Literasi 49 Tabel 4.7. Saran dari Validator Tim Ahli Desain 50 Tabel 4.8. Data Respon Mahasiswa dari Uji Coba Perorangan
terhadap Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan 50 Tabel 4.9. Data Respon Mahasiswa dari Uji Coba Kelompok kecil
terhadap Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan 51 Tabel 4.10. Data Respon Mahasiswa dari Uji Coba Kelompok lapangan
terbatas terhadap Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan 52 Tabel 4.11. Presentase Penilaian dari Tim Ahli Materi terhadap
Kelayakan Isi 54
Tabel 4.12. Presentase Penilaian dari Tim Ahli Materi terhadap Kelayakan
Penyajian 54
Tabel 4.13. Persentase Penialain dari Tim Ahli materi terhadap Komponen
Literasi Sains 55
Tabel 4.14. Persentase Penilaian dari Tim Ahli Desain 57 Tabel 4.15. Persentase Persepsi Mahasiswa terhadap Pengembangan
viii DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2.1. Skema prosedur pengembangan hasil adaptasi dari
prosedur pengembangan Borg & Gall 10
ix DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Lembar Validasi Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan
Berbasis Literasi Sains Tim Ahli Materi 75 Lampiran 2. Lembar Validasi Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan
Berbasis Literasi Sains Tim Ahli Desain Pembelajaran 81 Lampiran 3. Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum
Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains 83 Lampiran 4. Hasil Validasi Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan
Berbasis Literasi Sains Oleh Tim Ahli Materi 85
Lampiran 5. Kelayakan Penyajian 87
Lampiran 6. Empat Komponen Literasi Sains 89 Lampiran 7. Hasil Validasi Desain Pembelajaran Oleh Ahli Desain
Pembelajaran 92
Lampiran 8. Data Hasil Respon Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains Untuk Uji
Perorangan ( 3 Mahasiswa ) 94
Lampiran 9. Data Hasil Respon Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains UntukUji
Kelompok Kecil ( 9 Mahasiswa ) 95
Lampiran 10.Data Hasil Respon Mahasiswa Terhadap Penuntun
Praktikum Ekologi Tumbuhan Berbasis Literasi Sains Uji
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Praktikum menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak menjadi lebih nyata sehingga peserta didik lebih memahami konsep-konsep biologi Ekologi Tumbuhan. Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor) (Fauziah, 2013). Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan praktikum dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
2
yang masing-masing berada pada peringkat 4 dan 49. Menurut Hayat (Adisendjaja, 2008), pada tingkat kemampuan ini siswa umumnya hanya mampu mengingat fakta, terminologi, hukum sains, serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat umum dalam mengambil dan mengevaluasi kesimpulan. Begitupun jika melihat hasil pada PISA tahun 2000,2003, dan 2006, Indonesia masih berada pada jajaran peringkat bawah dibandingkan dengan negara lain yang mengikuti program ini.
Apabila dihubungkan dengan hasil penilaian PISA (Program for Internasional Assessment of Student) dan TIMSS (Trends Internasional in
Mathematics and Science Study) terhadap prestasi peserta didik Indoensia ternyata
masih di bawah rata-rata dan hanya mencapai tingkat Low Internasional Benchmark bahkan dengan sesama anggota ASEAN, yakni menduduki 10 besar
terbawah dari 65 negara peserta dari setiap ajang ini terselenggara. Dengan predikat ini bisa mencerminkan bagaimana literasi sains peserta didik di Indonesia saat ini.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya,cara untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) manusia.
3
Studi awal yaitu studi dokumentasi penulis mengenai penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan di Universitas Negeri Medan khususnya di jurusan Pendidikan biologi bahwa pengembangan materi belum dilakukan dan belum menggunakan penuntun praktikum yang mengandung empat komponen literasi sains yaitu sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge), sains sebagai cara berfikir (way of thinking) sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating) dan sains sebagai interaksi sains, teknologi dengan masyarakat
(interaction of science, tecnology and society) yang melibatkan aspek-aspek yang mengandung literasi sains yaitu konten, proses dan konteks.
Siswa tidak terlepas saat dia mendapatkan pengetahuan dari guru yang mengajar sewaktu proses belajar mengajar serta guru juga tidak terlepas saat dia mengikuti perkuliahan di Universitas yang guru jalanin sehingga calon guru (Mahasiswa) perlu dibenahi saat calon guru mengikuti perkuliahan dan diberikan sumber bacaan yang mengandung empat komponen literasi sains dan dan didalam literasi sains juga terdapat refleksi diri sehingga selama perkuliahan calon guru sudah mengetahui dan memahami literasi sains dan sangat mendesak untuk dikembangkan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains.
Pengembangan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan ini menggunakan model pengembangan Borg dan Gall. Penelitian pengembangan atau Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
4
Pengembangan penuntun praktikum berbasis literasi sains sebagai sumber belajar mahasiswa dalam kegiatan praktikum, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir literasi sains. Adapun bentuk penyusunan penuntun praktikum ini dirancang oleh penulis yang disesuaikan dengan silabus perkuliahan dan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan mahasiswa dalam pelaksaan praktikum. Penuntun praktikum akan dibuat sebaik mungkin agar dapat mendukung dan manarik minat serta memotivasi mahasiswa dan memberikan pengaruh positif dalam menumbuhkan sikap ilmiah mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar agar menjadi lebih baik.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Literasi sains berdasarkan PISA pada tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 masih tergolong rendah.
2. Penuntun praktikum belum atau kurang dilakukan pengembangan yang mengandung empat komponen literasi sains.
3. Topik-topik yang masih terbatas untuk praktikum adalah Pengaruh Perbedaan Lingkungan tempat Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman, Persaingan antara Tanaman Sejenis (Intra Spesifik ), Persaingan antara Tanaman Berbeda Jenis (Inter Spesifik), Pengaruh Alelopati Jenis Tanaman terhadap Perkecambahan Tanaman Palawija, Daur Karbon, Metode Kuadrat, Metode Kuadran, Metode Garis Menyinggung, Kurva Spesies Area, Suksesi Tumbuhan dan Analisis Kekerabatan Tanaman.
5
5. Mahasiswa membutuhkan penuntun praktikum ekologi tumbuhan yang berbasis literasi sains.
6. Penuntun praktikum yang ada saat ini masih berbasis konten dan masih terbatas pengembangan dilakukan.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge), sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating), sains sebagai cara berfikir (way of thinking) dan sains sebagai interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (interaction of science, tecnology and society).
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalah yang diteliti yaitu:
1. Bagaimanakah kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge)?
2. Bagaimanakah kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai cara untuk menyelidiki ( way of investigating)?
3. Bagaimanakah kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai cara berfikir (way of thinking)
6 1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowlagde)
2. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating)
3. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai cara berfikir (way of thinking)
4. Untuk mengetahui bagaiaman kelayakan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (interaction of science, tecnology and society)
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah a. Menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan. b.Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi dosen, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan secara lebih mendalam tentang pengembangan penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan.
7
Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains sebagai kelengkapan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
1.7. Hasil yang Diharapkan
68 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan dalam penelitian
pengembangan Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains
pada Mahasiswa Pendidikan Biologi/Biologi yang dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan tim ahli materi mengenai penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan
berbasis literasi Sains sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowladge)
termasuk krteria “sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan
sebagai bahan ajar tambahan dikelas.
2. Berdasarkan tim ahli materi mengenai penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan
berbasis literasi Sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating)
termasuk kriteria “sangat baik” sehingga penuntun praktikum dapat layak
digunakandalam pengantar mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktikum.
3. Berdasarkan tim ahli materi mengenai penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan
berbasis literasi sains sebagai cara cara berfikir (way of thinking) termasuk
kriteria “sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan sebagai
bahan ajar secara mandiri agar lebih mudah memahami pelajaran.
4. Berdasarkan tim ahli materi mengenai penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan
berbasis literasi Interaksi sains, teknologi dengan masyarakat (interaction of
science, tecnology and society) dan Refleksi Diri termasuk kriteria “sangat
baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan sebagai baan ajar yang
69 5.2. Implikasi
Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan Penuntun
praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains yang teruji memiliki
implikasi yang tinggi digunakan dosen dalam proses pembelajaran. Adapun
harapan implikasi yang dimaksud antara lain:
1. Untuk menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas kegiatan praktikum kususnya yang berkaitan
peningkatan mutu pembelajaran Ekologi Tumbuhan.
2. Penuntun praktikum yang dikembangkan akan memberikan sumbangan
praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi dosen, dimana
Penuntun praktikum ini sebagai panduan untuk melakukan kegiatan
praktikum tambahan bagi dosen unuk memberikan kemudahan dalam
melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum di dalam kelas juga akan
menjadi lebih menarik dan menyenangkan terhadap mahasiswa.
3. Sumbangan pemikiran dan acuan bagi dosen, lembaga pendidikan, pengelola,
dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan secara
lebih mendalam tentang penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan.
4. Penuntun praktikum yang dikembangkan dapat digunakan sebagai bahan
acuan dan memudakan mahasiswa dalam memaami mata kuliah Ekologi
Tumbuhan, sehingga mempermudah mahasiswa untuk menerima teknologi
yang terkait, yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
70 5.3. Saran
Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa:
1. Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan berbasis literasi sains agar dapat
digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat membantu
mahasiswa untuk memahami kegiatan praktikum dan mampu mengaitkan
kegiatan praktikum yang diperoleh kedalam kehidupan sehari-hari.
2. Penelitian pengembangan yang penulis lakukan yaitupenuntun praktikum
Ekologi Tumbuhan ini hanya dilakukan sampai uji coba kelompok lapangan
terbatas untuk melihat dan mengetahui tanggapan dari mahasiswa pendidikan
biologi/biologi terhadap produk pengembangan penuntun praktikum, maka
perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk menguji keefektifan penuntun
praktikum pembelajaran yang dikembangkan, sehingga penuntun praktikum
ini dapat lebih sempurna agar dapat dilakukan penyebaran produk.
3. Hasil penelitian yang penulis lakukanpada penelitian pengembangan inimasih
memungkinkan dipengarui oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali,
maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih
71
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. (2009). Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X Di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains, Bandung: Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Anonim, (2006). Panduan PengembanganPembelajaran IPA Terpadu. Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim, (2015). Silabus Matakuliah Ekologi Tumbuhan. FMIPA Unimed, Medan.
Anonim. (2004). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Dikmenum.
Anonim. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas.
Aswasulasikin,(2008).HakekatIPA.[Online].Tersedia:www.uny.ac.id/akademik/sh arefile/files/10092007234451_Hakikat_IPA.doc. Diakses11 Sepetember 2015.
Bagiarta, N., Karyasa, W., Sudana. A., (2015). Komparasi Literasi Sains Antara Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gi (Group Investigation) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa SMP. Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana: Universitas Pendidikan Ganesha. 5(1): 2-6.
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.
Bybee, R. W. (2009). PISA’S 2006 Measurement of Scientific Literacy: An Insider’s Perspective for the U.S. A Presentation for the NCES PISA Research Conference. Washington: Science Forum and Science Expert Group.
Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H.(1991a). “A Method to Quantify Major Themes of ScientificLiteracy in Science Textbooks”. Journal of research in science teaching. 28 (8): 713-725.
Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1991b). “A Quantitative Analysis of High SchoolChemistry Textbooks for Scientific Literacy Themes and Expository Learning Aids”. Journal ofresearch in science teaching. 28 (10) : 939-951.
72
Darliana. (2011). pendekatan fenomena mengatasi kelemahan pembelajaran ipa. http://www.p4tkipa.org/. diakses tanggal 16 September 2015.
Diah, H. (2007). Kajian kebijakan Kurikulum mata pelajaran ipa. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 16 September 2015.
Diana, S., Rachmatulah, A., Rahmawati, E., (2015). Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMABerdasarkan Instrumen Scientific Literacy Assesments (SLA). Departemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Bandung.
Hariadi, E,. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar 10(1): 28-41
Fauziah, Y dan Nursal (2013), Analisis Sikap Ilmiah Mahasiswa Biologi Pada Pelaksanaan Perkuliahan Ekologi Tumbuhan Tahun Akademis 2012/2013, Pekanbaru: Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru.
Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: PusatPenilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Fitrian, S. (2014). Pengembangan Prosedur Praktikum Katalis terhadap laju reaksi berbasis Green Chemistry. Lampung. Difilib UNILA.
Fives, H., Huebner, W., Birnbaum, A.S., Nicolich, M. (2014). Developing A Measure of Scientific Literacy For Middle School Students. Science Education, 98 (4): 549 -580.
Kantun, S. (2007). Hakikat dan Prosedur Penelitian Pengembangan. Jakarta: FKIP UNJ.
Krisnal. (2009) Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran.
http://krinal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/Diakses 5 September 2015.
Gormally, C., Brickman, P., & Lutz, M. (2012). Developing a test of scientific literacy skills (TOSLS): Measuring undergraduates’ evaluation of scientific information.
Hayat, B. (2003). Kemampuan Dasar Hidup: Prestasi Membaca, Matematika, dan Sains Anak Indonesia usia 15 tahun di Dunia Internasional. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
73
Nasution. (2010) BerbagaiPendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nuraeni, E., Rahmat, A., Redjeki, S., Riandi. (2014). Profil Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Biologi. In A. Shodiqin (Chair), Membidik Karya Lokal yang Unggul untuk Pengembangan Matematika dan Sains. Seminar Nasional Mathematics and Sciences Forum, Fakultas Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI: Semarang.
OECD. (2003). Chapter 3 of the Publication “PISA 2003 Assesment of framework – mathematics, Reading,Science and problem solving knowledgeandskills.[Online].Tersedia:http://www.oecd.org/dataoecd/38/29/ 33707226.pdf. Diakses 11 Sepetember 2015.
PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1-analysis.OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/statistics/statlink. Diakses 11 Sepetember 2015.
Rustaman, N. (2003).Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FMIPA UPI.
Rahayuningsih, E., dan Dwiyanto, D. (2005). Pembelajarandi Laboratorium. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan UGM.
Rustam, Nuryani dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka. Jakarta.
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., & Hofstein, A. (2006). The use of scientific literacy taxonomy for assessing the development of chemical literacy among high-school students. Chem. Educ. Res. Pract. 7 (4): 203-225.
Susantini, E, Tamrin, H dan Isnawati, S,.(2012). Pengembangan Petunjuk Praktikum Genetika UntukMelatih Keterampilan Berpikir Kritis. Surabaya: Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Sugyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2011). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Yilmas, I., (2012). Does Sciences Literacy Cover Undestanding? An Analysis Over Turkish Education Curiculum. International Journal of Applied Science and Tecnology. 2(1): 145-151.
74