PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SISWA
DI KELAS IV MIN PADANG BULAN
RANTAUPRAPAT
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
LELI HASANAH LUBIS
NIM. 8146182022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Leli Hasanah Lubis, NIM. 8146182022, Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Siswa Di Kelas IV MIN Padang Bulan Rantauprapat
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk instrumen penilaian yang layak digunakan untuk penilaian sikap siswa di kelas IV MIN Padang Bulan Rantauprapat. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian R & D yaitu suatu proses yang dipakai untuk menghasilkan produk instrumen penilaian sikap siswa di kelas IV SD/Sederajata dan menguji keefektifannya. Penelitian ini mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa yang merupakan salah satu dari perangkat pembelajaran yang berbasis kurikulum 2013.
Sebagai subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa di kelas IV MIN Padang Bulan Rantauprapat, serta ahli validasi sebanyak 3 orang yang memiliki kriteria sebagai : (a) ahli materi, (b) ahli konstruksi, dan (c) ahli linguistik/Bahasa Indonesia. Sebagai objek penelitian adalah pengembangan instrumen penilaian sikap siswa.
Hasil penelitian dikemukakan menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap buku guru dan siswa pada pembelajaran tema Tempat Tinggalku dengan sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku, Keunikan Daerah Tempat Tinggalku dan Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku, tidak ditemukan penilaian sikap secara terperinci di setiap sub tema pembelajaran.
Untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa disusun berdasarkan tema dan sub tema dari kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran dapat diketahui bahwa pada setiap pelaksanaan pertemuan pembelajaran di dalam kelas ada kompetensi yang dikembangkan yang sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikembangkan instrumen penilaian dari kompetensi yang dikembangkan tersebut.
Berdasarkan perolehan skor validasi dari masing-masing ahli dapat diketahui bahwa komponen objektivitas nilai rata-rata sebesar 91,67% dengan kategori sangat baik. Komponen sistematias nilai rata-rata sebesar 95,84% dengan kategori sangat baik. Komponen konstruksi nilai rata-rata sebesar 79,17% dengan karegori cukup. Komponen kebahasaan nilai rata-rata sebesar 91,67 % dengan kategori sangat baik. Komponen kepraktisan nilai rata-rata sebesar 87,50% dengan kategori baik. Rata rata penilaian ahli dari keseluruhan komponen sebesar 89,17% dengan kategori baik.
ii ABSTRACT
Hasanah Lubis Lely, NIM. 8146182022, Development Instrument Rating Attitude Students In Class IV MIN Padang Bulan Rantauprapat
This study aims to find a viable form of assessment instruments used to assess attitudes of students in the fourth grade MIN Padang Bulan Rantauprapat. This research included in this type of research R & D is a process used to produce the instrument, the assessment of students in fourth grade / Sederajata and test their effectiveness. This study develops students' attitudes assessment instrument, which is one of the devices based learning curriculum, 2013.
As the subjects in this study is the teachers and students in the fourth grade MIN Padang Bulan Rantauprapat, and expert validation as many as 3 people who have the criteria as: (a) subject matter experts, (b) construction experts, and (c) linguist/Indonesian. As the object of research is the development of assessment instruments attitudes.
The results of the study presented showed that the observation of the book teachers and students in learning the theme of my place with the sub theme of my neighborhood, my neighborhood uniqueness and I am proud of my neighborhood, not found, the assessment in detail in each sub-theme of learning.
To develop students' attitude assessment instruments are arranged by theme and sub-themes of the learning activities. Based on the implementation of the learning process can be seen that at every meeting implementation of classroom teaching competence developed there that have been defined, which in turn developed from the competency assessment instruments are developed.
Based on the acquisition of validation score of each expert can be seen that the component objectivity average value of 91.67% with a very good category. Components sistematias average value of 95.84% with a very good category. Construction components an average value of 79.17% with karegori enough. Linguistic component average value of 91.67% with a very good category. Components practicality average value of 87.50% with both categories. Average expert assessment of the overall components of 89.17% with both categories.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senatiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dengan judul: Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Siswa Di Kelas IV MIN Padang Bulan Rantauprapat, merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan sarana dan fasilitas selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah memfasilitasi penulis menyelesaikan studi.
3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi sampai menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
iv
5. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, Bapak Dr. Hidayat, M.Si, dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan dalam penulisan tesis ini. Sumbang saran yang diberikan sangatlah bermanfaat dalam menambah cakrawala pengetahuan penulis khususnya dalam metodologi penelitian.
6. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Univeritas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermakna bagi penulis.
7. Ibu Hj. Sarifah, S.Pd.I selaku Kepala MIN Padang Bulan Rantauprapat, yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
8. Ayahanda Hasanuddin Lubis dan Ibunda Kholidah Lubis serta abanganda Khairul Fahmi, S.Sos, M.Sp yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga dapat diselesaikannya perkuliahan.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dasar sangat membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa Tesis ini masih perlu perbaikan dalam rangka penyempurnaan, oleh karenanya, kritik dan saran yang sifatnya membangun sungguh sangat diperlukan. Akhirnya penulis berharap semoga Tesis bermanfaat bukan hanya kepada penulis tetapi juga kepada pembaca yang membutuhkannya, Amin.
Medan, 23 Juni 2016 Penulis
v
2.1.1.1 Pengertian Penilaian ... 10
2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Penilaian ... 12
2.1.1.3 Standar Penilaian ... 17
2.1.1.4 Penilaian Sikap ... 20
2.1.1.5 Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013 ... 29
2.1.2. Pengembangan Instrumen Penilaian ... 44
vi
3.4 Model Pengembangan ... 75
3.5. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 75
3.6 Instrumen Penelitian... 80
3.7 Analisis Instrumen Penilaian ... 84
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 85
4.1 Hasil Penelitian ... 85
4.1.1 Observasi Buku Guru dan Siswa ... 85
4.1.2 Pengembangan Instrumen Penilaian ... 89
4.1.3 Validasi Instrumen ... 97
4.1.4 Uji Coba Lapangan ... 102
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 107
BAB V : SIMPULAN, IMPLIASI DAN SARAN ... 118
5.1 Simpulan ... 118
5.2 Implikasi ... 119
5.3 Saran ... 121
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa atau
pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran merupakan bagian
dari pendidikan, yang di dalamnya ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran
antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau kondisi belajar, media
pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran, serta evaluasi. Kesemua
unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar
untuk membantu dalam mengembangkan potensi pada diri siswa.
Pendidikan yang diberikan kepada siswa adalah salah satu cara dalam rangka
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dasar bagi pembentukan
kepribadian yang utuh. Oleh karena itu dalam pemberian pendidikan ini terdapat
aspek-aspek yang harus dikembangkan dan ditanamkan dalam diri siswa,
diantaranya aspek kognitif, bahasa, nilai agama, moral dan sosial. Pendidikan yang
diberikan harus menyentuh pada aspek sosial mencakup tenggang rasa, kepedulian,
saling menghargai, saling menghormati, mampu bekerjasama, empati dan
sebagainya. Karena itu, mutu pendidikan yang diberikan menjadi faktor penting yang
harus di perhatikan.
Mutu pendidikan selalu menjadi masalah yang senantiasa diupayakan
peningkatannya oleh pemerintah. Pengendalian mutu pendidikan terkait dengan
pengendalian mutu sumber daya manusia yang berada dalam sistem tersebut. Untuk
mengetahui pengendalian ini dibutuhkan informasi tentang keadaan peserta didik
apakah ada perubahan, guru berfungsi, sekolah mendukung pelaksanaan
program-program pendidikan sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal.
2
Untuk mengetahui terhadap keberhasilan maupun mutu pendidikan itu
tentunya dilakukan dengan adanya pelaksanaan evaluasi (evaluation), penilaian
(assessment), pengujian (testing), dan pengukuran (measurement) pendidikan yang
valid, kredibel, komparabel, dan dilakukan secara professional serta independen.
Penilaian ini tentunya akan diharapkan sebagai suatu tindakan yang mampu
melakukan penjaminan mutu, pengendalian mutu, dan perbaikan mutu sistem
pendidikan yang dilaksanakan, baik pada tingkat sekolah, regional, nasional, maupun
internasional.
Pelaksanaan evaluasi, penilaian (assesment), ujian, ataupun istilah lain yang
relevan memang tidak dapat dipisahkan dari kualitas pendidikan, karena
hasil-hasilnya merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan suatu bangsa. Dalam
kebijakan pemerintah, hasil ujian (ujian nasional) dijadikan sebagai indikator mutu
pendidikan dasar dan menengah (Undang-undang Sisdiknas, 2003 : Peraturan
Pemerintah Nomor 19, 2005). Ini berarti, kegiatan evaluasi dan/atau penilaian hasil
belajar melalui ujian, baik ujian tingkat nasional, ujian tingkat regional, maupun
ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tertentu memerlukan mekanisme,
prosedur, serta instrumen penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, guna
memenuhi akuntabilitas pendidikan dalam bentuk kualitas pendidikan yang semakin
baik.
Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas berpusat pada guru, guru
lebih aktif daripada siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya minat siswa dalam
belajar, rendahnya aktivitas siswa dalam belajar sehingga siswa tidak dapat
memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru di kelas.
Permasalahan ini akhirnya berdampak pada rendahnya tingkat pencapaian hasil
3
Terlalu padatnya target materi pembelajaran yang harus dicapai, sehingga
sangat sulit untuk mengembangkan keterampilan proses dalam setiap kegiatan
belajar mengajar. Sebagian besar guru baru mampu untuk berupaya mencapai target
kurikulum dalam arti menyelesaikan materi pembelajaran, mengevaluasi produk
melalui tes formatif dan sumatif. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa
pelajaran biasa saja, memiliki banyak hafalan sehingga tidak menarik untuk belajar,
dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hasil wawancara pada hari Senin Tanggal 7 September 2015 terhadap guru
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Padang Bulan Rantauprapat menemukan fakta
bahwa sebagian siswa motivasi belajarnya masih rendah. Ini tercermin dari siswa
kurang berusaha keras untuk mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru,
siswa jarang bertanya mengenai materi yang sedang diajarkan, hanya sedikit siswa
yang mencoba menjawab pertanyaan dari guru ketika proses pembelajaran
berlangsung, siswa kurang sungguh-sungguh memperhatikan penjelasan guru bahkan
sebagian siswa terlihat bosan ketika sedang belajar.
Masalah lain yang ditemukan peneliti adalah kurangnya perhatian guru dalam
mengaktifkan siswa yang memiliki prestasi baik agar dapat mengembangkan potensi
dirinya dalam membantu teman-temannya yang kurang berprestasi untuk saling
berbagi pengetahuan. Dengan kata lain, prinsip kerjasama dalam kelompok kurang
diperhatikan. Jika dilakukan kerjasama kelompok umumnya yang terjadi adalah
siswa yang berprestasi lebih tinggi yang dominan untuk menguasai materi yang
diberikan, sedangkan siswa yang berprestasi rendah kurang aktif dan terkesan hanya
4
Muiz (2008:5) mengemukakan bahwa “keberhasilan siswa dalam belajar
adalah merupakan hasil proses pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran
bermakna di kelas yang akan berakibat pada meningkatnya hasil belajar”. Untuk
mengetahui efektifnya suatu pembelajaran hendaknya para guru tidak mengukur dari
penguasaan konsep saja tetapi lebih dari itu apakah konsep-konsep yang sudah
diajarkan dapat lekat dalam ingatan siswa atau sebaliknya cepat terlupakan karena
proses pembelajaran hanya transfer hafalan belaka.
Untuk mewujudkan proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas sesuai
dengan harapan masyarakat serta tuntutan kurikulum, maka peranan guru sangat
penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tugas guru adalah sebagai penentu,
pelaksana, dan sebagai penilai keberhasilan belajar siswa. Semua tugas tersebut
dilaksanakan dalam upaya membantu membelajarkan siswa untuk mendapatkan
pengetahuan, kemahiran, dan keterampilan, serta nilai dan sikap tertentu. Selain itu,
guru juga memegang peranan penting dalam usaha pengembangan kemampuan sikap
siswa. Untuk itu guru perlu memahami strategi, metode pembelajaran atau
melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran merupakan sebuah proses terencana untuk menciptakan kondisi
belajar bagi peserta didik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara peserta
didik dengan guru beserta perangkatnya, antar peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku tertentu
pada peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Proses
pembelajaran dan penilaian hasil belajar merupakan dua hal penting yang tidak dapat
dipisahkan.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 mengemukakan bahwa “penilaian
5
dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik”. Pelaksanaan penilaian hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi
pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek
kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek
psikomotorik).
Menurut hasil penelitian Haryati (2008: 36), mengemukakan bahwa “bila
ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Aspek afektif
ikut menentukan keberhasilan seorang peserta didik dalam mencapai ketuntasan
belajar”. Pembelajaran yang dimulai dengan rasa suka (sikap positif) dari peserta
didik akan memudahkannya dalam mencapai ketuntasan belajar. Seorang peserta
didik yang tidak memiliki rasa suka (sikap negatif) terhadap pelajaran tertentu, maka
akan mengalami kesulitan dalam mencapai ketuntasan belajarnya secara maksimal.
Sebaliknya peserta didik yang memiliki rasa suka (sikap positif) terhadap pelajaran
tertentu, maka akan mengalami kemudahan dalam mencapai ketuntasan belajarnya
secara maksimal. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, maka akan lebih mudah diberi motivasi, sehingga akan
lebih mudah menyerap materi pelajaran .
Berdasarkan pengalaman selama selama ini bahwa, guru cenderung menilai
aspek kognitif dan aspek psikomotorik peserta didik selama proses pembelajaran di
kelas dengan mengesampingkan penilaian aspek sikap. Padahal sikap sangat
menentukan peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar pada seluruh aspek,
karena semua berawal dari dalam diri peserta didik yang berkaitan dengan sikap,
6
Saat ini peserta didik dihadapkan dengan tantangan berat yaitu kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Karenanya pembelajaran
yang diberikan dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Melalui proses belajar, peserta didik diharapkan tidak
hanya mampu menguasai aspek kognitif (pengetahuan), namun juga mampu
mengembangkan aspek afektif (nilai dan sikap), serta aspek psikomotor
(keterampilan sosial) secara menyeluruh.
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan tentunya harus didukung oleh instrumen penilaian yang sesuai
dengan karakteristik tujuan (termasuk standar kompetensi maupun kompetensi dasar)
berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya menilai secara parsial,
melainkan secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil belajar yang mencakup
wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang dicapai siswa. Oleh
karenanya penilaian merupakan bagian keseluruhan dari proses pembelajaran
sehingga hasil penilaian dapat menggambarkan kemampuan atau prestasi belajar
peserta didik secara menyeluruh dan sesungguhnya.
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Senin Tanggal 7 September 2015
terhadap guru kelas di Madrasah Ibtiaiyah Negeri Padang Bulan Rantau Prapat,
diketahui bahwa tidak semua guru memiliki instrumen penilaian untuk ketiga aspek
tersebut. Namun pada pelaksanaan proses pembelajaran, guru yang telah memiliki
instrumen penilaian untuk ketiga aspek tersebut, lebih sering menilai aspek kognitif
dan aspek psikomotorik. Sebagian besar dari guru melaksanakan penilaian aspek
sikap peserta didik melalui pengamatan kasar yang terlihat tanpa menggunakan
7
aspek kognitif dan aspek psikomotorik, namun penilaian sikap sangat diperlukan
untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap proses pembelajaran dan
materi pelajaran, yang kemudian dapat dijadikan sebagai umpan balik (feed back)
untuk melakukan pembinaan terhadap peserta didik.
Fakta ini juga di dukung oleh hasil penelitian Sax dalam Zainul (1997: 2)
yang menyebutkan bahwa “apabila penilaian hanya menekankan pada aspek
pengetahuan sebagai hasil belajar peserta didik dan mengabaikan aspek sikap dan
keterampilan peserta didik, maka secara kejiwaan berdampak negatif bagi
perkembangan dan kemajuan belajarnya, yakni menginvasi hak pribadi peserta didik,
menimbulkan rasa cemas dan mengganggu proses belajar, pengkategorikan peserta
didik secara permanen, menghukum peserta didik yang cerdas dan kreatif,
menimbulkan diskriminasi dan hanya dapat mengukur hasil belajar yang sangat
terbatas”.
Atas dasar inilah dilakukan penelitian pengembangan mengenai instrumen
penilaian sikap peserta didik pada kelas IV Sekolah Dasar/Sederajat, khususnya di
MIN Padang Bulan Rantauprapat sebagai alternatif instrumen penilaian sikap.
Instrumen tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik
pada pelaksanaan pembelajaran.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya pemahaman guru terhadap berbagai aspek penting yang harus dilakukan
dalam mengetahui keberhasilan belajar siswa di sekolah.
2. Guru kurang memahami tentang berbagai aspek penting yang harus dilakukan dalam
8
3. Kurangnya pengetahuan guru tentang penggunaan instrumen penilaian hasil belajar
siswa terutama bentuk penilaian non tes.
4. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian terhadap
siswa terutama untuk menilai sikap siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah kemudian dapat ditentukan sebagai pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan instrumen penilaian sikap siswa
di Kelas IV MIN Padang Bulan Rantauprapat.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana instrumen
penilaian yang layak digunakan untuk penilaian sikap siswa di kelas IV MIN Padang
Bulan Rantauprapat ?.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk instrumen
penilaian yang layak digunakan untuk penilaian sikap siswa di kelas IV MIN Padang
Bulan Rantauprapat.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
9
b) Hasil penelitian ini menjadi bahan informasi dan perbandingan bagi
pelaksanaan penelitian selanjutnya untuk memperoleh hasil penelitian yang
lebih sempurna.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran ilmiah
dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
b) Bagi guru, sebagai informasi dan pengetahuan untuk menerapkan penilaian hasil
belajar siswa, khususnya terhadap penilaian sikap siswa.
c) Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap materi
pelajaran sehingga memiliki sikap yang baik terhadap mata pelajaran yang
118
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebekumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil observasi terhadap buku guru dan siswa pada pembelajaran tema Tempat Tinggalku dengan sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku, Keunikan Daerah Tempat Tinggalku dan Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku tidak ditemukan penilaian sikap secara terperinci di setiap sub tema pembelajaran. 2. Untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa disusun berdasarkan
tema dan sub tema dari kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran dapat diketahui bahwa pada setiap pelaksanaan pertemuan pembelajaran di dalam kelas ada kompetensi yang dikembangkan yang sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikembangkan instrumen penilaian dari kompetensi yang dikembangkan tersebut.
119
sub komponen memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,50% dengan kategori baik. Rata rata penilaian ahli dari keseluruhan komponen yang divalidasi memperoleh skor rata-rata sebesar 89,17% dengan kategori baik.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian khususnya hasil observasi pada buku guru dan siswa tidak disusunnya instrumen penilaian sikap.Pada proses pembelajaran khususnya pada setiap sub tema pembelajaran ada kompetensi yang ditetapkan, yang selanjutnya harus dikembangkan dalam bentuk instrumen penilaian yang akan dilaksanakan oleh guru di kelas.
120
keseluruhan komponen yang divalidasi memperoleh skor rata-rata sebesar 89,17% dengan kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dipahami pentingnya pengembangan instrumen penilaian khususnya terhadap penilaian sikap siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada penilaian sikap, tentu akan memberi pengaruh terhadap perolehan hasil belajar siswa. Guru sudah seharusnya menempatkan penilaian sikapsiswa sebagai salah bagian penting dalam hail belajar siswa. Maka guru perlu melakukan:
1. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru harus memahami tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa sebelum memulai penyampaian materi pembelajaran kepada siswa di kelas.
2. Pelaksanaan pembelajaran harus lebih mengembangkan kemampuan siswa dan mengembangkan diri siswa dalam belajar, khususnya memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar.
3. Pemahaman guru terhadap karateristik siswa seperti sikapyang dimiliki siswa dalam belajar karena sikap dapat menjadi faktor yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
121
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah untuk memperhatikan dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan yang mendukung terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru.
2. Kepada guru untuk perlu memperhatikan siswa khususnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.Guru perlu melakukan pendekatan pembelajaran yang memudahkan siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan.
3. Kepada siswa agar lebih meningkatkan aktivitas dalam kegiatan belajar guna mendukung dalam pembentukan sikap yang baik, khususnya melalui pembelajaran
122
DAFTAR PUSTAKA
Annie, C.T. 2002. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Surabaya. Kencana.
Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Penerjemah : Helly Prajitno dan Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arnie, Fajar. 2002. Portofolio dalam pembelajaran . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, Saifuddin. 2014. Relisbilitsd dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BNSP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: BNSP Depdiknas.
Buchori, Alma. 2008. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Chaplin J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono, Jakarta Rajawali Pers.
Degeng, S. 2009. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta : Dekdikbud Dikti P2LPTK.
Depdiknas. 2008. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan . [On line] tersedia: http://www.dikti.go.id/file/atur/Permen20-2007 Standar Penilaian.pdf. Diunduh pada tanggal 21 November 2015.
Dick,W & Carey, L. 1978. The systematik Design of Instructional. New York. Longman.
Dimyati, Mudjiono 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali & Mulyono, P. 2012. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Haryati. Mimi (2008). Model dan Teknik Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : gaung Pres Persada.
Herawati, Ine 2006. Psikologi Perkembangan III. Bandung: PGTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Iskandar (2004) Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jogyakarta: Kata Hati
123
Joyce. B dan weil.M. 2000. Model of Teaching, Foreword by James worlfsixth Edition Amerika.
Krech, D; Crutchfield, R.S.; & Ballachey, E.L (1986) Individual in Society, McGraw HillInternational Book Company.
Krech, RS. Cruthpield dan Ballaccy. 1986. Individual in Society. Tokyo: McGraw - Hill Kogahuska.
Kurniati, Ellis. 2007. 30 Permainan Tradisional Jawa Barat dan Peranannya Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial. Bandung: PGPAUD UPI
Mar’at, 1982. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, Bandung : Ghalia
Indonesia.
Megawangi, Ratna. 2011. Menumbuhkan Empati Dengan Kepedulian dan Kasih
Sayang Kepada Anak. Artikel, Tesedia:
http://ihforg.tripod.com/pustaka/Tumbuhkankepeduliankasihkepadaanak.htm.
[22/08/2015].
Muiz. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jogyakarta: Kata Hati. Mulyono Abdurrahman. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Nugraha, Rachmatawi, Y. 2008. Pengembangan Sosial Emosional. Edisi 8. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nugraha. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Bandung: UPI.
R.T.White. 1988. Instructional Design Theories and Models, an Overview of TheirCurrent Status. London, Hillsdale, New Jersey : Lawrence EarlbaumAssPub.
Renzuli.1981. Designing Instructional Systems, (Desicion Making in Course Planning and Curriculum Design). London: Kogan Page.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.
S, Karim. A. Karhami 2005. Menemukan Bakat Istimewa Anak. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Soemantri. 2001. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Malang : P2LPTK. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.