MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED
PADA MATERI KUBUSDAN BALOK BAGI SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 37
MEDAN T.A 2015/ 2016
Oleh :
Veronica Rogate Hutapea NIM. 4123111085
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
RIWAYAT HIDUP
Veronica Rogate Hutapea dilahirkan di Tanjung Pura, pada tanggal 19
Mei 1995. Ayah bernama Johan Hutapea dan ibu bernama Nurbetty Pasaribu, dan
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Negeri 050763 Gebang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Budi Murni 1 Medan dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta
Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas
iii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DENGAN PENDEKATANOPEN-ENDED
PADA MATERIKUBUS DAN BALOK BAGI SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 37 MEDAN
T.A 2015/2016
Veronica Rogate Hutapea (NIM: 4123111085) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik melalui penerapan pendekatan open-ended pada materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 40 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan pendekatan open-ended pada materi kubus dan balok. Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus Imelalui tes kemampuan pemecahan masalah matematik Idiperoleh 19 siswa (47,5%) dari 40 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya 75). Setelah siklus II, melalui pemberian tes kemampuan pemecahan masalah matematik II diperoleh 35 siswa (87,5%) dari 40 siswayang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya75). Setelah pemberian tindakan pada siklus I diperoleh hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematiksiswa pada setiap aspek yang diteliti, aspek memahami masalah skor rata-rata siswa 87,08 (tinggi), aspek merencanakan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 86,25 (tinggi), aspek menyelesaikan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 74,79 (sedang), dan aspek menarik kesimpulan skor rata-rata siswa 25,83 (sangat rendah). Dan pada siklus II terjadi peningkatan seperti berikut, aspek memahami masalah skor rata-rata siswa 88,33 (tinggi), aspek merencanakan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 97,5 (sangat tinggi), aspek menyelesaikan penyelesaian masalah skor rata-rata siswa 88,95 (tinggi), dan aspek menarik kesimpulan skor rata-rata siswa 38,61 (sangat rendah). Nilai rata-rata pada tes kemampuan pemecahan masalah matematik pada siklus I yaitu 68,84 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,87.Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwapendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan.
iii
RIWAYAT HIDUP
Veronica Rogate Hutapea dilahirkan di Tanjung Pura, pada tanggal 19 Mei
1995. Ayah bernama Johan Hutapea dan ibu bernama Nurbetty Pasaribu, dan
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Negeri 050763 Gebang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006
penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Budi Murni 1 Medan dan lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Budi
Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 9
1.3. Batasan Masalah 9
1.4. Rumusan Masalah 9
1.5. Tujuan Penelitian 9
1.6. Manfaat Penelitian 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 11
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 11
2.1.2. Masalah Dalam Pembelajaran Matematika 15
2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik 17
2.1.3.1.Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik 19
2.1.4. Pendekatan Pembelajaran Matematika 21
2.1.5. Pendekatan Open-Ended 21
2.1.5.1. Pengertian Pendekatan Open-Ended 23
vii
2.1.5.3. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan
Open-Ended 26
2.1.5.4. Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan
Open-Ended 28
2.2. Materi Pelajaran Kubus Dan Balok 28
2.3. Penelitian yang Relevan 38
2.4. Kerangka Konseptual 38
2.5. Hipotesis Tindakan 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 40
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 40
3.2.1. Lokasi Penelitian 40
3.2.2. Waktu Penelitian 40
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 40
3.3.1. Subjek Penelitian 40
3.3.2. Objek Penelitian 40
3.4. Definisi Operasional 40
3.5. Prosedur Penelitian 41
3.6. Instrumen Penelitian 45
3.6.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 45
3.6.2. Observasi 45
3.7. Teknik Analisis Data 46
3.7.1.Reduksi Data 46
3.7.2 Paparan Data 46
3.7.2.1 Analisis Data Ketuntasan Pemecahan Masalah Secara
Individu 46
3.7.2.2 Analisis Hasil Observasi 49
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 51
4.1.1 Permasalahan I 51
4.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 57
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 57
4.1.4 Observasi I 62
4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 65
4.1.6 Refleksi I 71
4.2.1 Permasalahan II 72
4.2.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II) 73
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 73
4.2.4 Observasi II 78
4.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 81
4.2.6 Refleksi II 86
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 88
4.3 Rekap Tindakan 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 104
5.2 Saran 104
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 19
Tabel 2.2 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 20
Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Pendekatan Open-Ended 25
Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Setiap Indikator 47
Tabel 3.2 Kelas Interval SKPM 48
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Observasi 49
Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah
Pada Tes Diagnostik 52
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik 53
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaikan Pemecahan
Masalah Pada Tes Diagnostik 54
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Melihat Kembali Pada Tes
Diagnostik 55
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Pada Tes Diagnostik 56
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Siklus I 62
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Siklus I 64
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 66
Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 67
Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 68
Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Menarik Kesimpulan Pada Tes
x
Tabel 4.12 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik I 69
Tabel 4.13. Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Siklus II 79
Tabel 4.14. Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Siklus II 79
Tabel 4.15. Presentase Ketuntasan Siswa Pada Siklus II 81
Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 82
Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 82
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 83
Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 83
Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Menarik Kesimpulan Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 84
Tabel 4.20 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik II 85
Tabel 4.21 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Setiap Siklus 89
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 105
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 112
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 117
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 124
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa ( LKS I) 130
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa ( LKS II) 137
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa ( LKS III) 141
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa ( LKS IV ) 147
Lampiran 9. Tes Diagnostik 154
Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 155
Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 156
Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 157
Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 165
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes 169
Lampiran 15. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 170
Lampiran 16. Lembar Observasi Guru (Siklus I) 173
Lampiran 17. Lembar Observasi Guru (Siklus II) 177
Lampiran 18. Lembar Observasi Siswa (Siklus I) 181
Lampiran 19. Lembar Observasi Siswa (Siklus II) 185
Lampiran 20. Analisis Hasil Tes Diagnostik 189
Lampiran 21. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 191
Lampiran 22. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 193
Lampiran 23. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Siswa Tiap Aspek 195
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Tujuan mengajar pada umumnya adalah materi pelajaran yang disampaikan
dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil
belajar atau prestasi belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi, kenyataannya
dilapangan banyak masalah yang terjadi selama proses pembelajaran maupun
pada hasil belajar, terutama pada mata pelajaran matematika. Masalah-masalah
yang diidentifikasi oleh peneliti di Kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan adalah
siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran, guru hanya menekankan
kepada siswa untuk mengerjakan masalah rutin dan kemampuan pemecahan
masalah siswa rendah. Selanjutnya, peneliti mengasumsikan bahwa guru dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan
menerapkan pendekatan open-ended hal ini berdasarkan pada beberapa kelebihan
yang terdapat pada pendekatan tersebut, sehingga siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran.
Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh beberapa indikator. Indikator
tersebut adalah perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa dan
keterlibatan siswa selama pembelajaran. Siswa yang mempunyai minat belajar
terhadap suatu mata pelajaran akan memiliki perasaan senang atau suka dan
memiliki ketertarikan terhadap mata pelajaran tersebut. Siswa akan
memperhatikan kegiatan belajar mengajar dengan berkonsentrasi selama proses
pembelajaran. Rasa tertarik siswa terhadap suatu mata pelajaran juga akan
ditunjukkan dengan keterlibatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, minat belajar siswa terhadap pelajaran
matematika SMP Negeri 37 Medan masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
dari 40 siswa kelas VIII-3, hanya 9 orang yang menyukai pelajaran matematika.
2
matematika sulit dipahami dan membosankan. Hasil observasi ini menunjukkan
bahwa minat belajar siswa masih tergolong rendah.
Masalah berikutnya adalah terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin
membuat siswa tidak dapat memecahkan suatu masalah jika diberikan soal-soal
berbentuk nonrutin. Siswa tidak terbiasa memecahkan suatu masalah secara bebas
dan tidak terbiasa mencari solusi dengan cara siswa sendiri. Siswa hanya bisa
memecahkan masalah yang berbentuk sama dengan contoh yang diberikan guru.
Apabila diberikan suatu masalah yang berbeda sedikit dengan contoh, siswa tidak
memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VIII-3 SMP
Negeri 37 Medan yang dilaksanakan pada Senin, 18 Januari 2016, kenyataan
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah. Hal ini di lihat dari hasil tes diagnostik yang dilakukan. Tes ini dilakukan
peneliti dengan memberikan tiga soal terbuka (open-ended problem) kepada
siswa. Ketiga soal ini dirancang agar penyelesaiannya dapat menunjukkan
aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah. Hasil tes kemampuan awal ini
menunjukkan 7 siswa (17,5%) yang memahami masalah, tidak ada siswa (0%)
yang dapat merencanakan masalah, tidak ada siswa (0%) yang dapat
menyelesaikan masalah dan tidak ada siswa (0%) yang dapat menafsirkan
solusinya. Nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik kelas yang
diperoleh siswa pada tes diagnostik ini adalah 43,5 dan ada 3 siswa (7,5 %) yang
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal individual (skor 75) sedangkan 37
siswa (92,5%) belum tuntas (skor 75). Nilai tersebut belum mencapai kriteria
ketuntasan belajar klasikal karena belum 85% siswa yang mencapai presentase
penilaian 75%. Dari 40 siswa terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 70-79
dikategorikan berkemampuan sedang, 14 siswa yang memperoleh nilai 60-69
dikategorikan siswa dengan kemampuan rendah sedangkan 23 siswa memperoleh
3
Berikut beberapa contoh jawaban dan letak kesalahan siswa kelas VIII-3
dalam menyelesaikan tes kemampuan awal pada soal nomor 1 yang belum
menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik yang baik.
Gambar 1.1 Jawaban tes awal siswa1
Dari jawaban siswa untuk soal nomor 1 pada gambar 1.1 terlihat bahwa siswa
masih belum mampu membuat perencanaan dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Selain itu, terlihat pula bahwa banyak siswa terpaku pada rumus luas
persegi dan persegi panjang yang selama ini dipelajarinya, sehingga ia tidak
mampu mengemukakan ide lain untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dari 40
siswa terdapat 14 siswa yang memunculkan gagasan seperti ini. Selain jawaban
seperti yang ada pada Gambar 1.1 di atas, contoh lain jawaban siswa tertera pada
gambar di bawah ini:
4
Dari jawaban siswa untuk soal nomor 1 pada gambar 1.2 siswa sudah bisa
merencanakan penyelesaian masalah namun belum tepat dalam menyelesaikan
rencana penyelesaian. Dari 40 siswa terdapat 2 siswa yang menjawab hampir
sama seperti yang ada pada gambar 1.2.
Peneliti juga menemukan contoh jawaban siswa pada soal nomor 2 tes
kemampuan awal yang belum menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan
masalah yang baik. Soal Nomor 2: Pak Donny memiliki tanah berbentuk persegi
dengan luas 2500 m2. Rencananya Pak Donny akan menanami pohon jeruk di
sekeliling tanah tersebut dengan jarak antar pohon 4 m. Tentukan banyak pohon
jeruk yang dibutuhkan Pak Donny ?
Gambar 1.3 Jawaban tes awal siswa3
Dari gambar 1.3 di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang memahami maksud soal
yang disajikan, sehingga ia tidak bisa memberikan ide yang relevan dengan
pemecahan masalah dan mengungkapkan secara jelas tentang masalah yang
disajikan. Selain itu, terlihat pula bahwa siswa terpaku pada rumus luas persegi
panjang yang selama ini dipelajarinya, sehingga ia tidak mampu mengemukakan
ide lain untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dari 40 siswa terdapat 17 siswa
yang memunculkan gagasan seperti ini. Gagasan seperti ini merupakan gagasan
5
Gambar 1.4 Jawaban tes awal siswa4
Dari contoh jawaban siswa yang ada pada Gambar 1.4 di atas tampak bahwa
siswa tersebut tidak memahami maksud soal. Dari 40 siswa ada 4 siswa yang
menjawab seperti ini.
Soal nomor 3: Pak Joni memiliki kayu sepanjang 70 cm. Pak Joni berencana
membuat bingkai foto dari kayu tersebut berbentuk persegi panjang. Coba kamu
tentukan beberapa kemungkinan ukuran bingkai foto!
Gambar 1.5 Jawaban tes awal siswa5
Dari gambar 1.5 di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang memahami maksud soal
yang disajikan, sehingga ia tidak bisa memberikan ide yang relevan dan tidak
dapat menjawab soal dengan baik. Selain itu, terlihat pula bahwa siswa tersebut
salah menggunakan rumus. Yang diminta pada soal adalah ukuran bingkai foto
tetapi yang ditulis adalah perbandingan bingkai. Dari 40 siswa terdapat 5 siswa
yang memunculkan gagasan seperti ini.
Selain jawaban seperti yang ada pada Gambar 1.5 di atas, contoh lain
6
Gambar 1.6 Jawaban tes awal siswa6
Dari jawaban siswa untuk soal nomor 3 pada gambar 1.6 siswa tidak bisa
merencanakan penyelesaian masalah sehingga tidak tepat dalam menyelesaikan
rencana penyelesaian. Dari 40 siswa terdapat 23 siswa yang menjawab hampir
sama seperti yang ada pada gambar 1.6. Berdasarkan jawaban-jawaban siswa
tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa di kelas VIII-3 masih tergolong rendah.
Berdasarkan observasi Febri Dahyana tahun 2014 di MTs Darussalam
nilai rata-rata kemampuan pemecahan matematika kelas yang diperoleh siswa
pada tes diagnostik yang diberikan adalah 45,33 dan sebanyak 4 siswa (13,33%)
dari 30 orang siswa telah mencapai ketuntasan belajar individual (nilai ≤ 70)
sedangkan 26 siswa lainnya (86,66%) belum tuntas (nilai ≤ 70). Nilai tersebut
belum mencapai ketuntasan belajar klasikal karena belum ≥ 85% siswa yang
mencapai persentase penilaian ≥ 70%. Hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah siswa secara keseluruhan masih sangat rendah.
Kemampuan pemecahan masalah matematika sangat perlu dikembangkan
pada peserta didik. Tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas (2006)
dalam Shadiq (2014:11) pada point ketiga adalah memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Menurut Fitriati
(2014) “agar kemampuan pemecahan masalah dalam matematika dapat berhasil
maka dibutuhkan peran aktif siswa. Oleh karena itu, diusakan suatu pendekatan
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Cara
7
Karena kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran, disisi lain terbukti bahwa pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37 Medan masih rendah, maka
penting bagi guru untuk menerapkan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu pendekatan
yang diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah pendekatan open-ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada
(1997: 1) yang menyatakan bahwa:
Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Pada hakikatnya, pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai
cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar efektif. Menurut
Huda (2014:184) “melalui pendekatan pembelajaran, siswa disajikan semacam
scaffolding yang memungkinkan mereka untuk bertanggung jawab pada pemahamannya sendiri”.
Pendekatan-pendekatan yang dipraktekkan dalam pembelajaran
matematika selama ini dan sekarang dalam Marpaung (2007) dapat diklasifikasi
menjadi empat pendekatan, yaitu :
(1)Pendekatan yang lebih menekankan hafalan pengetahuan,(2) Pendekatan yang dimulai dengan memperkenalkan keteraturan dan membuat struktur, (3) Pendekatan yang memberi siswa melakukan perhitungan dengan menggunakan benda konkrit, (4) Pendekatan yang dimulai dengan memberikan masalah kontekstual atau realistik.
Pendekatan yang dimulai dengan memberi masalah kontekstual atau
realistik, yaitu masalah dari dunia nyata yang dialami siswa atau dapat
dibayangkan siswa. Sajiannya bisa dalam bentuk soal cerita atau gambar maupun
dalam bahasa matematika. Kemudian siswa diberi kebebasan untuk menemukan
strategi sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pendekatan open-ended adalah pendekatan yang memiliki metode atau
8
kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan,
mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Hal ini senada dengan Shoimin (2014 : 110) yang menyatakan:
Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan pembelajaran ini membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual dalam memecahkan masalah dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan
open-ended memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menginvestasikan berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini karena pendekatan open – ended memiliki formulasi masalah yang terbuka.
Dengan demikian, pendekatan open-ended ini lebih mementingkan proses
daripada produk karena peserta didik lebih dipengaruhi oleh pengalaman dalam
memahami matematika sedangkan pembelajaran matematikanya merupakan usaha
mengkonstruksi pengetahuan yang akan membentuk pola pikir keterpaduan,
keterbukaan, dan ragam berfikir. Prinsip pembelajaran pendekatan open-ended
diantaranya adalah pemberian open-ended problem untuk siswa. Alasan
diberikannya open-ended problem adalah agar siswa berpartisipasi lebih aktif lagi
dalam pelajaran dan lebih mudah mengungkapkan ide – idenya. Dengan
pendekatan seperti ini siswa lebih memiliki banyak kesempatan untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan matematikanya. Setiap siswa dapat
merespon soal dalam beberapa cara yang berbeda menurut caranya sendiri,
memberikan siswa pengalaman belajar melalui kegiatan membandingkan dan
diskusi dalam kelas.
Bertitik tolak dengan acuan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang pembelajaran pendekatan open- ended yang merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan pada pelajaran matematika. Oleh
karena itu peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Dengan Pendekatan Open – Ended Pada Materi Kubus Dan Balok Bagi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri
9
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Minat belajar matematika siswa masih tergolong rendah sehingga mereka
menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan
membosankan.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.
3. Siswa tidak terbiasa memecahkan suatu masalah secara bebas dan tidak
terbiasa mencari solusi dengan cara siswa sendiri.
4. Dominasi peran guru yang cenderung monoton dalam memberikan bentuk
masalah yang disajikan dalam pelajaran matematika.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas, yaitu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dengan pendekatan
open-ended pada materi kubus dan balok bagi siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 37
Medan T.A. 2015/2016.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan batasan masalah
yang diuraikan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas VIII-3 di SMP Negeri 37 Medan setelah diterapkan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended ?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik dengan pendekatan open-ended pada materi kubus
10
1.6Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memahami pembelajaran matematika dan
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika
melalui pendekatan open-ended.
2. Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukan dalam memilih
pendekatan pembelajaran open-ended yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan.
3. Bagi sekolah, bahan pertimbangan atau bahan rujukan dalam peningkatan
kualitas pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan
keilmuan serta bahan rujukan selaku calon guru matematika untuk dapat
mengaplikasikan pembelajaran dengan pendekatan open-ended khususnya
pada materi kubus dan balok.
5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang
diberikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,84 dan terjadi
peningkatan hasil tes pada siklus II menjadi 79,87. Peningkatan nilai rata-rata
tes yaitu sebesar 11,03. Sedangkan untuk nilai setiap aspek pemecahan
masalah yang diteliti, yaitu pada aspek memahami masalah nilai rata-rata
pada siklus I 87,08 meningkat menjadi 88,33 pada siklus II, pada aspek
merencanakan penyelesaian masalah nilai rata-rata pada siklus I 86,25
meningkat menjadi 97,5 pada siklus II, pada aspek menyelesaikan
penyelesaian masalah nilai rata-rata pada siklus I 74,79 meningkat menjadi
88,95 pada siklus II, dan pada aspek menarik kesimpulan diperoleh nilai
rata-rata pada siklus I 25,83 dan meningkat menjadi 38,61 pada siklus II.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran
Open-Ended sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa khususnya materi Kubus dan Balok
dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.
2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran diskusi
karena dapat meningkatkan kemampuan sosial anak dalam berdiskusi dan
bertanya, salah satu pertimbangan penting adalah pembentukan kelompok
selama pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaiakan
105
3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa
dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang
nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.
4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek pemecahan
masalah yang lain dalam pembelajaran dan dapat menerapkannya pada
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rikena Cipta, Jakarta.
Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran :Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Dahyana, F., (2015), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Pendekatan Open-Ended Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII MTS Amin Darussalam. T.A 2014/2015, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Fitriati, (2014), Pembelajaran Berbasis Masalah Versus Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa, Jurnal Ilmiah Numeracy : STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, Vol 1 No 1, April 2014, ISSN: 2354-0074, hal 33-39.
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.
Hariwijaya, (2009), Meningkatkan Kecerdasan Matematika, Tugu Publiser, Yogyakarta.
Huda, M., (2013), Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Malang.
Marpaung, Y., (2007), Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan PMRI Matematisasi Horizontal Dan Matematisasi Vertikal, Jurnal Pendidikan Matematika : Program Studi Pendidikan Matematika – Program Pascasarjana UNSRI Palembang, Vol 1 No 1, Januari 2007, ISSN : 1978-0044, hal 1-20.
Maulydia, S., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nasution, Z., (2011), Pendekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika, https://zulfikarnasution.wordpress.com/2011/09/17/pendekatan-open-ended-dalam-pembelajaran-matematika/ (diakses tgl 18 Februari 2016)
107
Bahasan Trigonometri Di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010, Jurnal VISI Edisi Khusus No.1, Januari 2011, ISSN: 0853-0203. (Diakses 01 Februari 2016).
Rusman, (2010), Model – Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Bandung.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Bandung.
Sari, L.P., (2014), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dengan Pendekatan Metakognitif Pada Materi Kubus Dan Balok Kelas VIII SMP SWASTA AMANAH Kec. Binjai Kab. Langkat T.A 2014/2015, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Shadiq, F., (2014), Pembelajaran Matematika : Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Sudiarta, P., (2005), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, IKIP Negeri Singaraja: Edisi No. 1, Juli 2005, ISSN: 0215-8250, hal 582-595.
Sukino, Wilson Simangunsong., (2007), Matematika untuk SMP Kelas VIII. Erlangga, Jakarta.
Wardhani, dkk, (2010), Pembelajaran Kemampuan Masalah di SD, P4TK Matematika, Yogyakarta.