PENGARUH KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN TEKNIK REALITA TERHADAP KONSEP DIRI MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
OLEH:
LAILAN KHAIRIYAH NIM. 1123351013
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN TEKNIK REALITA TERHADAP KONSEP DIRI MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
OLEH:
LAILAN KHAIRIYAH NIM. 1123351013
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
LAILAN KHAIRIYAH. NIM: 1123351013. Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Konsep Diri Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Konsep Diri Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok teman sebaya menggunakan teknik realita terhadap konsep diri mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pre-test dan post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah 9 orang mahasiswa yang memiliki konsep diri rendah, yang akan diberikan layanan konseling kelompok teman sebaya menggunakan teknik realita. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket yaitu menggunakan angket konsep diri, yang sebanyak 55 butir pernyataan angket konsep diri terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliabel. Dan menjadi 30 butir pernyataan angket konsep diri sebagai pengumpul data.
Dari hasil analisi diperoleh data pre-test mahasiswa rata-rata = 45,3 termasuk kategori rendah dan Standart Deviasi (SDx) = 47,87, sedangkan hasil data post-test rata-rata = 62,4 termasuk kategori tinggi dan Standart Deviasi (SDy) = 65,94. Teknik uji hipotesis menggunakan rumus uji Wilcoxon (J) yang memperoleh hasil Jhitung = 22 sedangkan harga Jtabel = 6. Dari tabel nilai kritis J untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon untuk n = 9, α = 0,05 pengujian dua arah J0,05 = 6. Oleh karena J (22 > 6 ). Sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis, hipotesis diterima jika Jhitung > Jtabel. Dengan demikian dinyatakan ada pengaruh pemberian layanan konseling kelompok teman sebaya menggunakan teknik realita terhadap konsep diri mahasiswa Universitas Negeri Medan 2015/2016. Dengan kata lain hipotesis diterima.
ABSTRACT
LAILAN KHAIRIYAH. NIM.1123351013. Influence of Peer Group Counseling Using Reality Technuque Toward Self Concept For Medan State University Students Academic Year 2015/2016. Essay. Department of Educational Psychology and Guidance. Study Program Guidance and Counseling. Faculty of Science Education. State University of Medan.
The problem in this study: there is the Effect of Peer Group Counseling Techniques Using Self Concept Students Against Reality Medan State University Academic Year 2015/2016. The objectives of this study is to determine the influence of peer group counseling using techniques reality of the self concept Medan State University students Academic Year 2015/2016.
The type of this research is appearance experimental design with pre-test and post-test. Subjects in this research is 9 students who have low self concept, which will be given counseling peer groups using the techniques of reality. The data were collected using a questionnaire of self concept, as many as 55 point statement of self concept questionnaire beforehand tested and analyzed by researchers to obtain valid questionnaires and realiabel. And being 30 point declaration of self concept questionnaire as data collectors.
After the writer analyzed the data obtained student’ pre-test students on average = 45,3 as low categorized and Standard Deviation (SDX) = 47,87, while the results of post-test data results on average of 62,4 as high categorized and the Standard Deviation ( SDY) = 65,94. Mechanical tests of hypotheses using the Wilcoxon test formula (J) getting results Jhitung = 22 while prices Jtabel = 6. From the table of critical values for the test level A Wilcoxon signed for n = 9, α = 0.05 bidirectional testing J0,05 = 6 . Because of J (22 > 6). In accordance with the criteria for acceptance and rejection of the hypothesis, the hypothesis is accepted if Jhitung> Jtabel. So, in this study found that there is the effect of peer group counseling services using the technique of reality to self concept Medan State University students Academic Year 2015/2016. In other words the hypothesis was accepted.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji yang sangat mendalam penulis ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul : Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya
Menggunakan Teknik Realita Terhadap Konsep Diri Mahasiwa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016, adalah sebuah usaha yang disusun penulis untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat dalam mencapai
gelar Sarjana Pendidika (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
Penulis menyadari bahwa untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis tidak
dapat menampilkan partisipasi pihak lain yang turut memberikan bantuan moril
ataupun materil, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pdselaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan, Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku
wakil dekan bidang akademik, Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S selaku
wakil dekan bidang umum dan keuangan dan Bapak Drs. Edidon
Hutasuhut, M.Pd selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd.,Kons selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan dan juga Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku
Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Pendidikan di Unimed.
4. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd.,Kons selaku Dosen Pembimbing
Akademik (PA) sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
banyak memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Jurusan
iii
5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS. Kons.,S.Psi, Bapak Prof. Dr. Abdul
Murad, M.Pd, Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd, selaku dosen penyelaras
sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan dan
kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan , dukungan,
saran, dan motivasi kepada penulis selama berada di dalam maupun di
luar perkuliahan selama saya mengikuti proses perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan kepada penulis terutama dalam usaha
surat- menyurat.
8. Khusus buat keluarga tercinta teristimewa kedua orang tua saya, Bapak
Syahrial Malik SE (ayahanda) dan Ibu Dra. Hamimah Lubis (ibunda)
yang telah banyak memberi kasih sayang kepada penulis dalam segi
moril, materil, dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan
Pendidikan S1 pada Program Studi Psikologo Pendidikan dan
Bimbingan/BK FIP Universitas Negeri Medan. Terimakasih selalu
mendoakan dan memperjuangkan penulis dengan sepenuh hati dalam
menyelesaikan studi sampai ke perguruan tinggi,
9. Adik-adik ku yang tersayang, Arif Rahman Hakim dan Adinda Istiqomah
atas doa, kasih sayang, bantuan dna dukungannya selama ini.
10.Sahabat-sahabatku tersayang: Yeni Ariska Damanik, Fatma Elviana, Rio
Romanda Putra Tarigan, Fajaruddin Kelana, Fadli tanjung dan
Muhammad Novaldi, dan juga sahabat yang paling spesial Donny
Prayogo serta teman-teman BK Ekstensi A 2012 tanpa terkecuali yang
telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada mahasiswa Universitas
Negeri Medan khususnya mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang membantu penulis dalam pengisian angket, dan
kesediannya menjadi subjek penelitian dalam menyelesaikan penulisan
iv
Atas segala dukungan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya,
seiring doa semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis, seraya menghadap ridho-Nya dan dengan segala kerendahan hati
penulis menyerahkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menerima saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang
bimbingan dan konseling. Terimakasih.
Medan16 Juni 2016
Penulis
LAILAN KHAIRIYAH
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah ... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 8
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep diri ... 11
2.1.1 Pengertian Konsep diri ... 11
2.1.2 Ciri-ciri Konsep Diri... 14
2.1.3 Jenis-jenis Konsep Diri... 15
2.1.4 Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 15
2.1.5 Sumber Konsep Diri ... 17
2.1.6 Aspek-aspek Konsep Diri ... 18
2.1.7 Pembentukan dam Pekembangan Konsep diri………….. 19
2.1.8 Tahap-tahap Perkembangan Konsep Diri……….. 21
vi
2.2 Bimbingan Kelompok ... 25
2.2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 25
2.2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 26
2.2.3 Manfaat Bimbingan Kelompok ... 27
2.2.4 Asas-asas Bimbingan Kelompok ... 28
2.2.5 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok………. 29
2.3 Konseling Teman Sebaya ... 30
2.3.1 Pengertian Konseling Teman Sebaya ... 30
2.3.2 Tujuan Konseling Teman Sebaya ... 34
2.3.3 Manfaat Konseling Teman Sebaya ... 34
2.3.4 Pembentukan Konseling Teman Sebaya ... 35
2.3.5 Perandan Tugas Dalam Konseling Teman Sebaya ... 37
2.3.6 Pelaksanaan Konseling Teman Sebaya ... 38
2.3.7 Asas-asas Konseling Teman Sebaya ... 39
2.3.8 Alasan Yang Mendasari Perlunya Konseling Teman Sebaya……….. 41 3.1 Jenis dan Desain Penelitian... 60
vii
3.3 Kontrol Varian ... 62
3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 63
3.5 Langkah-langkah Penelitian ... 64
3.6 Teknik Pengumpul Data ... 65
3.6.1 Angket……… 65
3.6.2 Pengembangan Instrumen Penelitian………. 66
3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 68
3.8 Teknik Analisis Data………... 69
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 70
3.9.1 Lokasi Peneilitian……….. 70
3.9.2 Waktu Penelitian……… 71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian ... 72
4.2 Persiapan Penelitian ... 74
4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 74
4.4 Hasil Uji Coba Instrumen ……… 76
4.4.1 Uji Validitas Angket……… 76
4.4.2 Uji Reliabilitas………. 78
4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian……… 78
4.5.1 Hasil Data Observasi Perlakuan……… 78
4.5.2 Data Pre-Test Angket Konsep Diri Mahasiswa……… 80
4.5.3 Data Post-Test Angket Konsep Diri Mahasiswa…………... 82
4.5.4 Data Hasil Pre-Test dan Post-Test……… 83
viii
4.7 Pembahasan Penelitian………. 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 92
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Waktu Penelitian……… 65
Tabel 3.2 Pemberian Skor Angket Skala Likert……….. 66
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket………... 67
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 75
Tabel 4.2 Kisi-kisi Angket Valid ... 77
Tabel 4.3 Hail Data Observasi BKP………. 78
Tabel 4.4 Hasil Data Observasi KKP I………. 79
Tabel 4.5 Hasil Data Observasi KKP II……… ... 79
Tabel 4.6 Hasil Data Observasi KKP III………. 80
Tabel 4.3 Kategori Distribusi ... 81
Tabel 4.4 Hasil Pre-Test Konsep Diri... 81
Tabel 4.5 Hasil Post-Test Konsep Diri………. 82
Tabel 4.6 Data Hasil Pre-Test dan Post Test……… 82
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon………... 83
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Konsep Diri Sebelum Valid ... 90
Lampiran 2 Tabel Validitas dan Reliabilitas Angket ... 91
Lampiran 3 Perhitungan Validitas ... 92
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas ... 93
Lampiran 5 Penilaian Observasi Aktivitas………..98 Lampiran 6 Angket Setelah Valid ... 99
Lampiran 7 Tabel Pre-Test ... 100
Lampiran 8 Tabel Post-Test ... 101
Lampiran 9 Tabel Sebelum Konseling Kelompok... 102
Lampiran 10 Tabel Kategori Sebelum Konseling kelompok ... 103
Lampiran 12 Perhitungan Pre-test ... 104
Lampiran 12 Tabel Kategori Sesudah Konseling Kelompok ... 105
Lampiran 13 Perhitungann Post-Test... 106
Lampiran 14 Tabel Tabulasi Data Penelitian... 107
Lampiran 15 Uji Hipotesis ... 108
Lampiran 16 Perhitungan Perubahan Konsep Diri ... 109
Lampiran 17 RPLBK ... 110
Lampiran 18 LAISEG ... 111
Lampiran 19 LAIJAPEN ... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek
tertentu dan spesifik. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu proses yang
dapat menghasilkan perubahan, perkembangan kemampuan seseorang dalam
membuktikan rasa percaya diri serta sikap dan prilaku inovatif dan kuantitatif.
Di dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan, watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, beriman cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial dalam bersikap
dan berperilaku tidak lepas akan konsep diri yang dimilikinya. Individu akan
berkembang dan mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikis
sesuai dengan konsep dirinya. Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk
oleh berbagai pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu
lain, terutama orang terdekat, maupun yang dijumpai dalam peristiwa kehidupan.
2
dari kenyataan yang sebenarnya. Cara pandang individu terhadap dirinya akan
membentuk suatu konsep dirinya sendiri.
Konsep diri (self-concept) adalah gambaran individu tentang dirinya sendiri
dan penilaian secara kognitif terhadap diri yang terintegrasikan melalui berbagai
dimensi. Konsep tentang diri merupakan hal penting bagi kehidupan individu
karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai
situasi, namun perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan dengan mulus
(Sumardjono 2014: 59). Setiap orang pasti mempunyai konsep diri tertentu
terhadap dirinya sendiri. Ada yang mempunyai konsep diri yang negatif dan ada
pula yang mempunyai konsep diri yang positif. Konsep diri positif dan negatif
pada remaja bisa terbentuk melalui proses belajar yang dimulai sejak masa
pertumbuhan dari kecil sampai dewasa serta pengaruh dari lingkungan.
Lingkungan yang kurang mendukung cenderung mempunyai konsep diri yang
negatif. Agar tidak membentuk konsep diri yang negatif, lingkungan dan orang
tua harus memberikan sikap yang baik dan positif sehingga individu akan merasa
dirinya berharga sehingga tumbuh konsep diri yang positif. Dalam pandangan lain
konsep diri yang positif dapat terbentuk oleh beberapa hal, yaitu melalui
penanaman nilai-nilai agama yang kuat, kepercayaan diri, dan menerima diri
sendiri. Untuk konsep diri negatif dapat terbentuk oleh kurangnya perhatian kasih
sayang, kurangnya penanaman nilai-nilai agama, kurangnya kepercayaan diri dan
tidak mampu menerima diri apa adanya. Namun satu hal yang menentukan adalah
cara pandang diri kita sendiri. Semakin seseorang berpendapat negatif maka
3
semakin seseorang mempunyai pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri
maka semakin positif pula konsep yang ia miliki.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena
sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu, dalam
masyarakat orang dewasa. Pada masa remaja, mulai tumbuh dalam dirinya
dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang akan memahami dan
menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya pada masa ini,
sebagai masa yang mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas
dijunjung tinggi sebagai gejala remaja menurut Yusuf (2000: 20). Peran teman
sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan dalam
kelompok. Kelompok teman sebaya juga menjadi suatu komunitas belajar di mana
terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
dan prestasi.
Pengaruh utama dalam pembentukan konsep diri remaja selain keluarga dan
saudara adalah teman. Teman mempunyai peranan yang tidak bisa diremehkan
karena dengan kedekatannya seorang teman bisa membantu, menolong,
mendukung sehingga akan terjadi kedekatan yang memudahkan memberikan
masukan dan pengaruh terhadap persepsi dan konsep diri seseorang. Remaja
mempunyai kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman dan
kelompok sebaya yang lebih luas, yang bisa menimbulkan perasaan senang ketika
diterima atau stress berat dan kecemasan ketika dilarang masuk/dan dikucilkan
oleh teman sebaya. Bagi banyak remaja, bagaimana ia terlihat oleh sebayanya
4
paling penting dari teman sebaya adalah sebagai satu sumber informasi tentang
dunia di luar keluarga menurut (Santrock, 2007:311).
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siska, Sudardjo dan Esti
Hayu Purnamaningsih yang terdapat di dalam penelitian Robi’atul Adawiyah
(2012) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan bahwa kepercayaan diri
mahasiswa berada pada kategori sedang yaitu 47% dan kecemasan komunikasi
interpersonal mahasiswa berada pada kategori tinggi yaitu 52,6%. Dan
berdasarkan hasil observasi 45 mahasiswa semester 3 program studi Psikologi
UIN Sunan Kalijaga menunjukkan mahasiswa terlihat pasif, cenderung menutup
diri dan kurang mampu untuk berkomunikasi dan menyampaikan pendapat, ide
dan gagasannya di depan dosen dan teman-temannya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa rendahnya konsep diri mahasiswa. Karena menurut Gunarsa (1983) salah
satu faktor kepribadian yang berhubungan erat dengan kecemasan dalam
berkomunikasi adalah konsep diri.
Dalam Jurnal Penelitian Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia
BudiSurakarta terdapat hasil penelitian Prabandari (dalam Sinta, 2002) ditemukan
bahwa dari 223 mahasiswa, 115 mahasiswi (51,57%) mengalami depresi,
sedangkan pada penelitian Pangesti (dalam Sinta, 2002) menemukan bahwa dari
111 mahasiswa baru, 61 mahasiswa mengalami depresi juga. Menurut Beck,
seseorang yang mengalami depresi cenderung membandingkan diri dengan orang
lain, meyakinkan diri dengan mengevaluasi diri yang negatif, pikiran-pikiran yang
negatif atau disebut dengan kognitif depresi yang dapat menyebabkan depresi atau
5
depresi pada remaja itu sendiri disebabkan karena beberapa hal, salah satunya
karena konsep diri yang rendah.
Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 11
Februari 2016 di jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dari 15 orang
mahasiswa, diketahui ada 10 orang mahasiswa yang memiliki konsep diri yang
rendah/negatif misalnya bersikap pesimis, meragukan kemampuannya sendiri,
menganggap orang tua dan lingkungan sekitarnya tidak menghargai dirinya dan
tidak percaya diri.Salah satu cara yang ditempuh untuk mengetahui dan
memperbaiki konsep diri mahasiswa di Universitas Negeri Medan adalah dengan
melakukan penelitian dan melakukan proses layanan konseling kelompok teman
sebaya menggunakan teknik realita.
Layanan konseling kelompok teman sebaya diperkirakan sangat tepat
digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk
diberikan kepada remaja/mahasiswa yang memiliki konsep diri yang rendah.
Konseling sebaya adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seorang teman
seusianya untuk mengatasi masalah temannya melalui wawancara konseling,
sehingga temannya tersebut dapat berfikir menemukan solusi, perasaannya
menjadi nyaman, memiliki sikap positif dalam menghadapi realita, dan memiliki
kemampuan menyelesaikan masalahnya serta bertanggungjawab terhadap dirinya.
Menurut (Milfayetty &Rosmala Dewi, 2011:7) dengan sederhana dapat
didefinisikan bahwa konseling sebaya adalah layanan bantuan konseling yang
diberikan oleh teman sebayanya (biasanya seusia/tingkatan pendidikannya hampir
sama) yang telah terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihan untuk menjadi
6
individual maupun kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah ataupun
mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan kepribadiannya.
Konseling ini bisa dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling
kelompok berorientasi pada perkembangan individu dan usaha menemukan
kekuatan-kekuatan yang bersumber pada diri individu itu sendiri dalam
memanfaatkan dinamika kelompok. Kegiatan konseling kelompok merupakan
hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara sadar,
perasaan-perasaan, dan perilaku–perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran
akan pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi sadar akan kelemahan dan
dan kelebihannya, mengenali keterampilan, keahlian dan pengetahuan serta
menghargai nilai dan tindakannya sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
(Wibowo, 2005:33-34)
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling kelompok
yaitu Rational emotive therapy, konseling behavioristik, dan wawancara untuk
menyesuaikan diri ( Interview for adjustment ) (Winkel, 2006: 619). Konseling
Behavioristk terbagi dalam Terapi Realita dan Multimodal Counseling. Maka
dalam penelitian ini peneliti menganggap pendekatan yang paling sesuai untuk
diterapkan adalah terapi realita. Terapi realita adalah suatu pendekatan konseling
yang diberikan untuk membantu klien bertanggung jawab terhadap tingkah
lakunya dalam bentuk nyata, dapat memahami diri sendiri, mengetahui hak – hak
pribadinya tanpa melanggar hak orang lain,dan dapat mengembangkan serta
membina kepribadian atau kesehatan mental klien secara sukses (Corey,2005:
7
Melalui layanan konseling teman sebaya ini, seorang remaja menjadi sadar
akan pentingnya membina konsep diri. Pada dasarnya, konseling teman sebaya
merupakan suatu cara bagi remaja untuk belajar bagaimana memperhatikan dan
membantu remaja (anak-anak) lain, serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari menurut Carr (dalam Erhamwilda, 2015:43). Dengan layanan konseling
teman sebaya ini, remaja/mahasiswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya
serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya khususnya masalah dalam
dirinya yaitu konsep diri.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merasa penting untuk menjadikan
masalah ini sebagai suatu penelitian ilmiah dengan menetapkan judul “Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik RealitaTerhadap Konsep Diri Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, terkait dengan
pemahaman konsep diri, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Ada kecenderungan mahasiswa tidak mau atau enggan datang kepada
dosen Pembimbing Akademik untuk mendapatkan pelayanan konseling,
jika menghadapi masalah.
2. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang memiliki masalah mencari
8
3. Kurangnya waktu bagi dosen Pembimbing Akademik untuk
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa.
4. Masih ada mahasiswa yang belum menerapkan konsep diri yang positif
dan kurang membangun hubungan yang dekat dengan dosen
Pembimbing Akademik, sehingga ketika mahasiswa menghadapi
masalah lebih mencari teman sebaya untuk mendiskusikannya.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk mencegah luasnya permasalahan,
maka peneliti hanya membatasi pokok permasalahan yang diteliti yaitu Pengaruh
Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap
Konsep Diri Mahasiswa Kelas Ekstensi A 2014 Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada Pengaruh Konseling Kelompok Teman
Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Konsep Diri Mahasiswa
Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan utama
9
sebaya menggunakan teknik realita terhadap konsep diri mahasiswa Universitas
Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam bidang
Bimbingan dan Konseling yang berhubungan dengan layanan konseling kelompok
teman sebaya realita dalam menangani konsep diri mahasiswa di Universitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa untuk terjalin sikap
saling terbuka dan saling mendukung.
b. Bagi Ketua Jurusan
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk mempermudah Ketua
Jurusan dalam membina mahasiswa dalam membentuk kepribadian yang lebih
baik terutama membangun konsep dirinya.
c. Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menindaklanjuti
kegiatan layanan konseling kelompok khususnya kegiatan layanan konseling
kelompok teman sebaya untuk membantu mahasiswa lebih terbuka dalam
10
d. Bagi Konselor Sebaya
Diharapkan penelitian ini berguna untuk merencanakan strategi pelayanan
untuk para konseling khususnya mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi
serta introspeksi diri bagi mahasiswa dalam konsep dirinya.
e. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumber referensi dalam
penelitian di bidang yang sama terutama untuk menumbuh kembangkan
91 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai Jhitung =
22 dengan α = 0,05 dan n = 9, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 6. Dengan
demikian Jhitung > Jtabel (22 > 6). Artinya Hipotesis diterima. Data Pre-test
diperoleh rata – rata 45,3 sedangkan setelah pemberian layanan konseling
kelompok teman sebaya teknik realita (Post-test) diperoleh rata-rata 62,4 Artinya
skor rata-rata mahasiswa setelah mendapat layanan konseling kelompok teman
sebaya realita lebih tinggi daripada sebelum mendapat layanan konseling
kelompok teman sebaya teknik realita. Perubahan peningkatan interval perilaku
konsep diri mahasiswa setelah diberi layanan konseling kelompok teman sebaya
teknik realita sebesar 37 %. Hal ini menujukan ada pengaruh layanan konseling
kelompok teman sebaya teknik realita terhadap konsep diri mahasiswa
Univertsitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016 atau hipotesis dapat
diterima.
5.2. SARAN
Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah :
1. Diharapkan bagi mahasiswa penelitian ini dapat membantu mahasiswa
untuk terjalin sikap saling terbuka dan saling mendukung.
2. Diharapkan bagi ketua jurusan penelitian ini akan bermanfaat untuk
92
membentuk kepribadian yang lebih baik terutama membangun konsep
dirinya.
3. Diharapkan bagi dosen pembimbing akademik penelitian ini dapat
bermanfaat dalam menindaklanjuti kegiatan layanan konseling kelompok
khususnya kegiatan layanan konseling kelompok teman sebaya untuk
membantu mahasiswa lebih terbuka dalam mengungkapkan permasalahan
dan membangun konsep dirinya.
4. Diharapkan bagi konselor sebaya penelitian ini berguna untuk
merencanakan strategi pelayanan untuk para konseling khususnya
mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi serta introspeksi diri bagi
mahasiswa dalam konsep dirinya.
5. Diharapkan bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan masukan dan sumber
referensi dalam penelitian di bidang yang sama terutama untuk menumbuh
93
DAFTAR PUSTAKA
Calhoun, JF. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang Press.
Corey, Gerald. 2010. Teori Prektek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan oleh E. Koswara. Bandung: PT. Refika Aditama.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Araska Hatesasi.
Dewi, Rosmala (dkk). 2015. Keterampilan Memberi Respon Bagi Konselor Sebaya Berkarakter Melalui Strategi BMB3 Di Universitas Negeri Medan. Medan: Unimed Press.
Endang, Busri. 2009. Konseling Teman Sebaya Pada Remaja Di Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Vol. 7, No. 2, (http://jurnal.untan.ac.id/, diakses 20 Januari 2016).
Erhamwilda. 2015. Konseling Sebaya (Alternatif Kreatif Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah). Yogyakarta: Ruko Jambusari 7A.
Erikson. (1963). (http://kongkoh.blogspot.com/2010/01/teori-perkembangan psikososial-erik.html di akses 9 Maret 2016)
Ewitri. 2012. Konseling Teman Sebaya. (Online). http://ewintri.wordpress.com diakses tanggal 22 Januari 2016).
Familia. 2006. Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Gunarsa & Gunarsa, Yulia Singgih. 1991. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Kurnanto, M. Edi. 2013. Konseling Kelompok. Bandung : Alfabeta.
Laursen. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset.
Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar Dasar Konseling. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Milfayetty, Sri dan Rosmala Dewi. 2011. Konseling Sebaya. Medan: UPBK Unimed.
94
Muntholi’ah. 2002. Konsep diri positif menunjang prestasi PAI, Gunung Jati dan Yayasan Al-Qur'an, Semarang.
Nashori. 2000. Hubungan antara Kematangan Beragama dengan Kompetensi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Nurliana W, Yetti. 2015. Jurnal Konsep Diri Remaja. (Online) http://mpsi.umm.ac.id. (diakses 20 Januari 2016).
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno. 2009 : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang : Unp.
Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rahmawati. 2005. Perkembangan Remaja. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2004. Konsep Diri Positif menentukan prestasi anak. Jakarta: Kanisius.
Sumardjono, Padmomartono. 2014. Konseling Remaja. Yogyakarta: Ombak.
Suryadin, Adin. 2014. Jurnal Hubungan Keharmonisan Keluarga Dan Dukungan Sosial Teman Dengan Konsep Diri. (Online). http://eprints.ums.ac.id. (diakses 20 Januari 2016).
Suwardjo. 2008. Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mengembangkan Resiliensi Remaja. Makalah disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tanggal 29 Februari. (Online). http://konselingindonesia.com diakses tanggal 23 Januari 2016).
Syarif, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.
95
WS. Winkel dan M.M Seri Hastuti. 2006. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Media Abadi.