• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X SMK NEGERI KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X SMK NEGERI KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Indah Putri Santri, NIM. 8146121021. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Kelas X SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang , Program PascaSarjana, UniversitasNegeri Medan. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui hasil belajar konstruksi bangunan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, (2) Untuk mengetahui hasil belajar konstruksi bangunan antara siswayang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah (3) untuk Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan bepikirlogis terhadap hasil belajar konstruksi bangunan.

Populasi penelitian ini adalah siswa X SMK Negeri I Percut Sei Tuan dan SMK Negeri I Lubuk Pakam Kab. Kabupaten Deli Serdang yang tersebar dalam 6 kelas dan kelas X jurusan Teknik Bangunan X SMK Negeri I Percut Sei Tuan, dan SMK Negeri I Lubuk yang tersebar dalam 4 kelas.40 siswa Kelas X-A dan X-B Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan 40 siswa Kelas X-A dan X-B Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang dibelajarkandenganmenggunakanmodelpembelajaran kooperatif tipe NHT. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 36 soal dengan koefisien reliabilitas 0,94 sedangkan untuk menjaring data Kemampuan Berpikir Logis yang dilakukan oleh psikolog, yang menentukan siswa mana yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis tinggi dan rendah. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Tukey.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD X= 23,6 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT X = 20,87 dengan Fhitung = 8,03> Ftabel = 3,97 (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggiX = 24,15 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan kemampauan berpikir logis rendahX = 23,87 dengan Fhitung = 15,82> Ftabel = 3,97 (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kempuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar konstruksi bangunan dengan Fhitung = 5,03> Ftabel = 3,97.

(5)

ii ABSTRACT

Indah Putri Santi, NIM. 8146121021. The Effect Model Cooperative Learning and Thinking Skills Learning Outcomes Against Logical Building Construction,Grade X State SMK, Deli Serdang District, Magister Program, State University of Medan. 2016.

The purpose of this study are: (1) To determine learning outcomes construction taught by cooperative learning model STAD higher than students taught by students taught by cooperative learning model NHT, (2) To know the results of study of building construction between students who have a high ability to think logically higher than students who have the ability to think logically low (3) To know the interaction between cooperative learning model with the ability to think with the logical to the learning outcomes of the building construction.

The population of this research was student of grade X SMK PercutSei Tuan and State 1 SMK LubukPakam, Deli SerdangDistrict spread in 6 classes and grade X Building TechnicalProgram of SMK PercutSei Tuan, and State 1 SMK LubukPakamspread into 4 classes. 40 students of class X-A and X-B Architecture Programthat learned using cooperative learning model type STAD and 40 students of class X-A and X-B Architecture Programthat learned using cooperative learning model NHT. The research instrument used to measure learning outcomes multiple choice test with five possible answers to the question number as many as 36 problems with the reliability coefficient of 0.94 while for the data capture Logical Thinking Ability conducted by psychologists, who determines which students have high and low Logical Thinking Ability. The data analysis technique is Anava two lanes at significance level α = 0.05, followed by Tukey's test.

The results of the research are: (1) the average student learning outcomes are taught using cooperative learning model STAD X= 23.6 was higher than the average student learning outcomes are taught using cooperative learning model NHT X = 20,87 with Fcalculate = 8,03>Ftable = 3.97 (2) the average student learning outcomes with the ability to think logically high X = 24,15 higher than on learning outcomes for students with the ability to think logically lowX = 23.55 with Fcalculate = 15,82>Ftable = 3.97 (3) there is interaction between the learning model and the ability to think logically in affecting learning outcomes with the building construction with Fcalculate = 9.02>Ftable = 3.97.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Kelas X SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di

Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu demi

ketuntasan tesis ini.

Ungkapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr.

Harun Sitompul, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan

ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis,

dan kepada Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah

banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga

Narasumber yang terhormat Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Dr. Zulkifli

Matondang, M.Si dan Dr. R. Mursid, M.Pd yang telah memberikan masukan dan

koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program

Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi

Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan

bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program

Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di

Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

(7)

iv

3. Kepala SMK Negeri 1 Negeri 1 Percur Sei Tuan yang telah memberi izin atas

penelitian yang peneliti laksanakan di sekolah.

4. Guru bidang studi Konstruksi bangunan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang

telah banyak membantu peneliti.

5. Kepala SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah memberi izin atas penelitian

yang peneliti laksanakan di sekolah.

6. Guru bidang Konstruksi Bangunan di SMK Negeri I Lubuk Pakam yang telah

banyak membantu peneliti.

7. Keluargan Tercinta, ayahanda Arifinsyah,SH. Ibunda Sarakiyah, abang

Nanang Suhendra, SE, Brigpol Ahmad Afandi, adinda tercinda Sikapuan,

A.Mkep dan kakak ipar tercinta Imeda Fahmi, SE, dan Sri Selvi Yanti

A.Mkeb yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis

selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs

Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.

8. Terimakasih kepada sahabar tercinta Mutia,S.Pdi, Nova Yusvita,M.Pd, Ima

Finensi Tarigan, S.pd, dan Handiayani Milladia Ginting, S.Pd

9. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program

Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXIV Reguler A-1 yang telah

bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak

yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang

Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis

berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan

bagi dunia pendidikan.

Medan, Mei 2016 Penulis,

(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 8

1.3Pembatasan Masalah ... 9

1.4Rumusan Masalah ... 10

1.5Tujuan Penelitian ... 10

1.6Manfaat Penelitian ... 11

BAB IIKAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Teoretis ... 12

2.1.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Kontruksi Bangunan... 12

2.1.2 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 18

(9)

vi

2.1.2.2Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

(NHT)) ... 28

2.1.3 Hakikat Kemapuan Berpikir Logis ... 32

2.1.3.1Kemapuan Bepikir Logis Tinggi ... 38

2.1.3.2Kemapuan Berpikir Logis Rendah ... 39

2.1.4 Penelitian yang Relevan ... 41

2.2 Kerangka Berpikir ... 43

2.2.1 Perbedaan hasil belakar konstruksi bangunan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang diajar model pembelajaran kooperatif Tipe NHT ... 43

2.2.2 Perbedaan hasil belajar konstruksi bangunan yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah ... 46

2.2.3 Interaksi antara model pembeljaran dengan kemapuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar konstruksi bangunan ... 48

2.3 Hipotesis Penelitian ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

3.3Desain Penelitian ... 53

3.4Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 54

3.4.1 Variabel Penelitian ... 54

(10)

vii

3.5Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 57

3.5.1 Prosedur Perlakuan ... 57

3.5.2 Pelaksanaan Perlakuan ... 58

3.6Pengontrolan Perlakuan ... 60

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.8Uji Coba Instrumen ... 65

3.9Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Data ... 71

4.1.1 Hasil Belajar Konstruksi Bnagunan Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 71

4.1.2 Hasil belajar Kontruksi Bangunan Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 72

4.1.3 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 74

4.1.4 Hasil Belajar Konstruksi Bnagunan Siswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 76

4.1.5 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Diajar dengan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 77

4.1.6 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 79

(11)

viii

4.1.8 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Diajar dengan

ModelPembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Memiliki Kemampuan

Berpikir Logis Rendah ... 82

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 83

4.2.1 Uji Normalitas ... 83

4.2.2 Uji Homogenitas ... 87

4.3 Pengujian Hipotesis ... 90

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

4.4.1 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 96

4.4.2 Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 97

4.4.3 Interaksi antara Model Pembelajaran Kooperatif dengan Kemapuan Berpikir Logis Siswa terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa ... 98

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1Simpulan ... 105

5.2Implikasi ... 106

5.3 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Materi Konstruksi Bangunan Kelas

X Program Keahlian Teknik Bangunan SMKN I Percut Sei Tuan ... … 3

Tabel 1.2 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Materi Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan SMKN I Lubuk Pakam ... 4

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

Tabel 2.2 Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 27

Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 31

Tabel 2.4 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 46

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Percut Sei Tuan 2014/2015 ... 52

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Lubuk Pakam 2014/2015 ... 52

Tabel 3.3 Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2x2 ... 54

Tabel 3.4 Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran ... 59

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Konstruksi Bangunan ... 53

Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis ... 64

(13)

x

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kontruksi Bangunan Siswa

yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 73

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa

Yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 75

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kontruksi Bangunan Siswa

yang Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 76

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa

Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan

Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 78

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa

yang Diajar denganModel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan

Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 79

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil BelajarKonstruksi Bangunan Siswa

yang Diajar dengan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan

Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Tinggi ... 81

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil BelajarKonstruksi Bangunan Siswa

yang Diajar dengan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan

Memiliki Kemampuan Berpikir Logis Rendah ... 82

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 84

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan NHT ... 87

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel

Kemampuan Berpikir LogisTinggi Dan Kemampuan Berpikir Logis

(14)

xi

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model

Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis ... 88

Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan ... 89

Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 ×2 ... 90

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 111

Lampiran 2 Lampiran RPP... 134

Lampiran 3 Soal Tes Kpnstruksi Bangunan ... 194

Lampiran 4Soal Tek kemampuan Berpikir Logis ... 203

Lampiran 5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 215

Lampiran 6 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi ... 223

Lampiran 7 Pengajuan Normalistas Dat Hasil Belajar ... 237

Lampiran 8 Pengujian Homodgenitas Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan... 247

Lampiran 9 Pengujian Hipotesis ... 249

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh Karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

masa depan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab

Pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah utama pembangunan.

Menurut data yang dirilis BPS, jumlah penganngguran terbuka lulusan SLTA di

Indonesia pada Agustus 2010 sebanyak 3.344.315 orang, DI/II/III/Akademi

sebanyak 443.222 orang, dan universitas sebanyak 710.128. dibandingkan priode

yang sama pada tahun sebelumnya, pengangguran lulusan SLTA menurun

(17)

2

diasosiasikan bahwa tingginya anggka pengangguran disebabkan oleh sedikitnya

lapangan pekerjaan yang tersedia. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar

karena banyak yang sependapat bahwa rendahnya kompetensi pencari kerja

menjadi faktor tingginya angka pengangguran tersebut.

Temuan tersebut tampaknya mengidikasi bahwa pembelajaran disekolah

belum banyak menyentuh atau mengembangkan kemampuan adaptasi peserta

didik. Data ini juga memperoleh gambaran bahwa sebagian lulusan sekolah,

khususnya SMK yang tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi

yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Hal ini tidak sesuai dengan kurikulum sekolah menengah kejuruan pada

Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) tahun 1999, bahwa:

SMK memiliki tujuan: 1) Menyiapkan siswa untuk memenuhi lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, 2) Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri, 3) Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industry pada saat ini maupun saat yang akan datang, 4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif.

Mata pelajaran konstruksi bangunan merupakan mata pelajaran yang

terdapat di kurikulum 2013. Adapun pokok-poko materi yang terkandung di

dalamnya berupa dasar-dasar ilmu konstruksi bangunan sederhana mulai dari

pengetahuan bahan, metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi, utilitas bangunan

sederhana dan lain lain. Agar siswa dapat memecahkan soal-soal konstruksi

bangunan dipelukan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dalam

(18)

3

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis di SMK Negeri Kanupaten

Deli serdang yaitu SMK Negeri I Percut Sei Tuan dan SMK Negeri I Lubuk

Pakam dapat diambil keterangan bahwa kegiatan pembelajaran konstruksi

bangunan selam ini masih bersifat ekspositori (berpusat pada guru). Sekitar 70%

kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Pembelajaran yang

dilaksanakan masih memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan

dibahas. Karena itu kemampuan dasar pembelajaran konstruksi bangunan mereka

yang dimiliki masih rendah. hal inidapat dilihat nilai rata-rata ujian UAS siswa

pada tahun 2012-2013, 2013-2014, 2014-2015 belum mencapi nilai Kriteria

Konstanta Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran konstruksi

bangunan yaitu 75. Hasil belajar siswa seperti Tabel 1.1 siawa SMK N I Percut

Sei Tuan dan 1.2 SMK N I Lubuk Pakam

Table 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Materi Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan

(19)

4

Table 1.2 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Materi Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan

SMK N 1 Lubuk Pakam

Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, maka seorang guru harus

mampu memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran dan kebutuhan siswa. salah satu solusinya adalah dengan menerapakan

model pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang terpust pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.

Purnawan (2013:63) melakukan penelitian dengan judul Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini dilakukan di

kelas kelas XI-IPA1 SMA Negeri 40 Jakarta. Sampel pada penelitian ini

sebanyak 36 orang siswa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar

Biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 40 Jakarta dengan data sebagai berikut.

Pada siklus kesatu rata-rata hasil belajar Biologi adalah 73,1 sedangkan pada

siklus kedua rata-rata hasil belajar Biologi adalah 85,8 berarti mengalami

(20)

5

kenaikan 33,4% yaitu dari 61% pada siklus I menjadi 94,4% pada siklus II. Selain

hasil belajar, aspek keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga mengalami

prosentase kenaikan 11% pada siklus kedua dibandingkan siklus kesatu. Aspek

antusias dalam belajar naik 25%, aspek bertanya 14%, aspek kerja sama 11% dan

siswa yang ngobrol terjadi penurunan 6%. Kesimpulan bahwa Model

pembelajaran koopratif tipe STAD dapat digunakan dalam pembelajaran

berikutnya.

Selanjutnya, Astrawan (2014:240) penelitian dengan judul Penerapan

Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas V SDN

3 Tonggolobibi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa: Tes hasil tindakan siklus I diperoleh persentase

kentuntasan klasikal sebesar 53,57%, persentase daya serap klasikal 55,71%. Pada

siklus II hasil tes tindakan meningkat. Siklus II diperoleh persentase ketuntasan

klasikal sebesar 85,71%, persentase daya serap klasikal sebesar 76.07%.

Berdasarkan hasil tindakan siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan model kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa di

kelas V SDN 3 Tonggolobibi.

Menurut Slavin (2008:5), pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa

berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran

ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidakterancam, sesuai

(21)

6

mengkondisikan. Memberi dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan

membengkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta

(kreativitas), sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran kontruksi bangunan ada beberapa tipe diantaranya adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Sivision (STAD) dan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Slavin (2008:4) bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe STAD menempatkan siswa dalam

kelompok-belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran

menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran

kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka memastikan bahwa seluruh

anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut. Pada akhirnya

siswa diberikan tes yang mana pada tes ini mereka tidak saling membantu. Poin

setiap anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapat skor kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang untuk

pembelajaran kelompok. Dengan menggunakan LKS atau perangkat pembelajaran

lainnya, siswa bekerja secara bersama-sama untuk menylesaikan materi. Siswa

saling membantu satu sama lain untuk mamahami materi pelajaran, sehingga

setiap anggota kelompok dapat memahami materi pelajaran secara tuntas.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan

tipe yang paling mudah diterapkan pada siswa, terlebih bagi pemula. Model

(22)

7

khususn untuk mempengaruhui interaksi siswa. dengan kata lain, NHT adalah

suatu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk

melibatkan lebih banyak siswa untuk menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut

sebagai gantinya mengajukan pertanyaan ke seluruh kelas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purnawan (2013) dan Astrawan

(2014), penulis beranggapan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan NHT merupakan dua model pembelajaran kooperatif yang membangkitkan

ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran konstruksi bangunan dan membuat

siswa lebih aktif, mendorong kerja sama antar siswa dalam mempelajari suatu

materi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Di samping pemilihan model pembelajaran, perolehan hasil belajar

konstruksi bagunan, juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu

kemampuan berpikir logis. Berpikir logis yakni kemampuan siswa dalam

menerapkan metode berpikir logis untuk menemukan jawaban.

Untuk memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka siswa harus memiliki

sarana berpikir yang baik pula. Di antara sarana berpikir tersebut antara lain,

siswa mampu berbahasa dengan baik, mampu berlogika dan memiliki kemampuan

matematika dengan baik. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru

hendaknya mampu mengetahui dam memahami kemampuan berpikir logis siswa,

maka seseorang dimiliki siswa. Dengan mengetahui kemampuan berpikir logis

(23)

8

ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk

menerima materi pelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian

tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif dan kemampuan berpikir logis

terhadap hasil belajar konstruksi bangunan kelas X SMK Negeri Kabupaten Deli

Serdang tahun ajaran 2015/2016.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar konstruksi SMK Negeri

Kabupaten Deli Serdang? Apakah siswa menganggap pelajaran konstruksi

bangunan merupakan mata pelajaran yang sangat sulit dimengerti dan juga

membosankan? Apakah guru memperhatikan karaakteristik siswa? Apakah guru

mengetahui adanya berbagai model dalam pembelajaran konstruksi bangunan?

Kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran apakah juga

mempengaruhi hasil belajar konstruksi bangunan? Apakah kemampuan berpikir

logis mempengaruhi hasil belajar konstruksi bangunan SMK Negeri Kabupaten

Deli Serdang? Apakah model pembelajaran yang digunakan guru pada mata

pelajaran konstruksi banguanan kurang mendorong aktivitas siswa mengikuti

pelajaran.? Apabila guru menggunakan beberapa model pembelajaran yang

(24)

9

model pembelajaran kooperatif dan kemampuan berpikir lagis terhadap hasil

belajar konstruksi bangunan?

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas terlihat bahwa luas lingkup

permasalahan, maka untuk mencegah penambahan tidak terlalu melebar dan tepat

pada sasaran yang dibahas, maka penelitian ini dibatasi pada penerapan model

pembelajaran kooperatif yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model

pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah model pembelajaran koperatif tipe

Student Teams Achievement Devision (STAD) dan Namber Heads Together

(NHT) . Bersamaan dengan itu diteliti juga pengaruh kemampuan berpikir logis

siswa. Hasil belajar siswa dibatasi dengan materi konstruksi bangunan pada siswa

kelas X SMK Negeri I Percut Sei Tuan dan SMK Negeri I Lubuk Pakam tahun

ajaran 2015/2016. Penilaian dalam pembelajaran konstruksi bangunnan hanya

diambil penilaian kognitif yaitu observasi dan post tes. Penelitian ini berlangsung

pada siswa kelas X SMK Negeri I Percut Sei Tuan dan SMK Negeri I Lubuk

(25)

10

1.4Rumusan Masalah

Berdasarka latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah hasil belajar konstruksi bangunan yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devision

(STAD) lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Namber Heads

Together (NHT) ?

2. Apakah hasil belajar konstruksi bangunan antara siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperitif dengan

kemampuan bepikir logis terhadap hasil belajar konstruksi bangunan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar konstruksi bangunan yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada siswa

yang diajarkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

2. Untuk mengetahui hasil belajar konstruksi bangunan antara siswayang

memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan

(26)

11

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan

kemampuan bepikir logis terhadap hasil belajar konstruksi bangunan.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan

khazanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan guru

dalam menggunakan berbagai model pembelajaran khususnya tipe

STAD dan NHT, Berpikir Logis, dan Hasil Belajar Konstruksi

Bangunan.

2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang variable

yang sama dalam penelitian ini.

b. Manfaat secara praktis

1. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam

memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

dan kemampuan berpikir logis siswa

2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir logis siswa khususnya pada mata pelajaran

konstruksi bangunan.

3. Bagi sekolah, sebagai masukan dan dapat dikembangkan untuk mata

(27)

105

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian

yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar konstruksi bangunan siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari

hasil belajar konstruksi bangunan siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Hasil belajar konstruksi bangunan siswa yang memiliki kemampuan berpikir

logis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar konstruksi bangunan siswa

yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan

kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar konstruksi

bangunan siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi

memperoleh hasil belajar konstruksi bangunan lebih tinggi jika dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari pada model

pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis rendah lebih tinggi hasil belajarnya jika

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dari pada

(28)

106

5.2 Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan

bahwa hasil belajar konstruksi bangunan siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada hasil belajar konstruksi

bangunan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT, hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran

konstruksi bangunan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD khususnya mata pelajaran konstruksi bangunan. Oleh karena itu temuan

penelitian ini perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan kepada seluruh SMK

Negeri di Kabupaten Deli Serdang guru yang mengajar dalam matapelajaran

konstruksi bangunan.

Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD siswa dilatih untuk dapat mengembangkan keterampilannya di dalam

pemecahan masalah secara bersama-sama. Ketika dihadapkan dengan suatu

pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk

memilih dan mengembangkan tanggapannya, tidak hanya dengan cara menghafal

tanpa dipikir melainkan memecahkan masalah dengan proses berfikir logis.

Melalui STAD, (1) siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri

dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya dalam upaya menyelesaikan

permasalahan yang berikan oleh guru, (2) guru harus dapat memperhatikan situasi

dan kondisi tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan guru harus dapat

(29)

107

menumbuhkan situasi belajar yang memudahkan siswa untuk mengeluarkan ide

atau gagasan yang dimilikinya.

Hasil penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi guru untuk

memilih model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Peran

aktif guru dalam pemilihan model pembelajaran tentunya sangat dibutuhkan,

karena dengan kecermatan dan kesesuaian karakteristik mata pelajaran dan

karakteristik siswa dalam belajar menjadi salah satu faktor dalam melakukan

pemilihan model pembelajaran.

Hasil simpulan berikutnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis tinggi memperoleh hasil belajar konstruksi bangunan

yang lebih tinggi apabila dibelajarkan dengan menggunakan STAD. Demikian

juga hasil belajar konstruksi bangunan siswa yang memiliki kemampuan berpikir

logis rendah akan lebih tinggi apabila dibelajarkan dengan menggunakan NHT.

Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa maka

kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran akan lebih

efektif, efesien dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada

satu model pembelajaran yang paling sesuai untuk setiap karakteristik siswa

maupun karakteristik pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini bisa menjadi

masukan bagi guru mata pelajaran konstruksi bangunan untuk memilih model

(30)

108

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar konstruksi bangunan, maka guru yang

mengasuh matapelajaran konstruksi bangunan disarankan agar menggunaka

nmodel pembelajaran yan tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.

2. Disarankan kepada guru, dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hendaknya soal

yang diberikan harus dapat memunculkan berbagai atau beberapa alternative

jawaban dan cara penyelesaian dari sisw asehingga siswa dilatih untuk

berpikirsecara logis dan tidak terpaku pada satu jawaban.

3. Bagi pihak sekolah hendaknya dapat memanfaatkan hasi lpenelitian ini untuk

memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya

meningkatkan kemampuan berpikir logis dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

4. Bagi peneliti yang ingin meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih

memperhatikan kelemahan dan kelebihan Model Pembelajaran kooperatif tipe

STAD agar diperoleh hasil yang baik dan berguna bagi guru maupun siswa.

5. Disarankan pada peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sejenis agar

lebih memperhatikan alokasi waktu penelitian. Sebaiknya frekuensi

(31)

109

DAFTAR PUSTAKA

Abdullhak,I. (2001). Komunikasi Pembelajaran : Pendekatan Konvergensi Dalam Meningkatkan Kualitas dan Efektifitas Pembelajaran. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto. S. (2001) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto. S. (2005) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto. S. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rineka Cipta

Bakhtiar, Amsal. (2014). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrapindo Persada

Dahar, Wilis, Ratna. (1988). Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

De Bon, E. (1990) Lateral Thingking, Alihbahasa: Budi. Jakarta : Binarupa Aksara.

Dess, Robert L. (1991). The Role of Cooperative Learning IN Increasing Problem Solving Ability in a Collage Remedial Couse. Journal for Research in Matematics Education

Hamilik, (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara

Hamdani.( 2011). Startegi Belajar Mengajar. Bandung: pustaka setia

Astrawan, I Gede Budi (2014) Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 3Tonggolobibi, Jurnal Kreatif Tadulako Oline, Volume 3, Nomor 4, ISSN 2354-614X

Joyce Bruce and Weil Marsha, (1986). Models Of Teaching.New Delhi: Prentice Hall

(32)

110

Mundiri. (2011). Logika. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Prawiradilaga, D.S. (2009). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group

Pupuh Fturroman & M. sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar melalui Penamaan Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Purwanto, M.N. (1998). Psikologi Pendidikan.Bandung : Remaja Rosda Karya

Riyanto, Yatim, (2009), Pradigdigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media Group

Ruman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Press

Rusman.(2011). Model-Model Pembelajaran: MAengembangkan Profesionalisme Guru, cetakan ke-2, Jakarta: Rajagrafindo Persada

Purnawan, Rochadi Arif. (2013) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad), Jurnal Biosfer, Volume VII, Nomor 1, Maret 2014, ISSN : 0853 2451

Romizoski, A.J. (1981). Design Intructional System. London: Kogan

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Santrock, J.w. (2008). Educational Pyschology, Alihbahasa: Triwibowo B.S. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Semiawan, C.(2011). Filsafat Ilmu Lanjutan. Ed. Sabarti Akhadiah MK dan Winda Dewi Listysari. Jakarta : Prenada Media Group

(33)

111

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2008). Cooperatitive Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Slavin, R.E., (1995). Cooperatif Learning Theory. Allyn and Bacon Publisher

Slavin, R.E., (2010). Cooperatif Learning Theori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sobarari, Teti. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surajiyo, Sugeng Astanto & Sri Andiani. (2006). Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara

Suriasumantri, J.S. (1999). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gambar

Table 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)  Materi Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan
Gambar 2013-2014

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendapat Lakitan (1996) tanaman menyatakan bahwa kadar senyawa nitrogen yang memadai akan berpengaruh terhadap kontribusi hara yang berasal dari pupuk

Tujuan : Menganalisis pengaruh cognitive behavioral therapy terhadap kadar serotonin, skor depresi dan kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut. Metode Penelitian

Tolak ukur yang digunakan untuk menganalisis kinerja angkutan umum penumpang adalah kecepatan perjalanan, waktu sirkulasi, faktor muat (load factor), waktu antara kendaraan (time

Terkadang ada beberapa variabel yang tidak dapat diukur secara langsung pada bioproses maka diperlukan estimasi. Often, considerable delays are involved in

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

Setelah dilakukan pengujian kritik matan hadis, baik dengan ayat-ayat al- Qur’an maupun dengan hadis – hadis yang shahih maka didapatkan hasil bahwa hadis-hadis

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi