• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE MENCATAT PETA PIKIRAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PECAHAN DI SMP SWASTA LETJEN JAMIN GINTING’S BERASTAGI T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE MENCATAT PETA PIKIRAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PECAHAN DI SMP SWASTA LETJEN JAMIN GINTING’S BERASTAGI T.A 2015/2016."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE MENCATAT PETA PIKIRAN

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PECAHAN DI SMP SWASTA LETJEN JAMIN

GINTING’S BERASTAGI T.A 2015/2016

Oleh :

Dian Alfrica Sembiring NIM 4113311010

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE MENCATAT PETA PIKIRAN

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PECAHAN DI SMP SWASTA LETJEN JAMIN

GINTING’S BERASTAGI T.A 2015/2016

Dian Alfrica Sembiring (NIM. 4113311010)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada materi Pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Letjen Jamin Ginting pada tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII-B sebanyak 32 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-A sebanyak 32 orang sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran Ekspositori.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan memberikan perlakuan pada kelompok sampel penelitian kemudian diberikan pretes dan postest, sebagai alat pengumpul data digunakan instrumen tes hasil belajar pada materi pecahan.

Dari analisa data postest dengan menggunakan uji-t pada taraf  = 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,31 > 1,667 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikian lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Ekspositori.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Metode Mencatat Peta Pikiran Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Mariani, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat besar, serta saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi,M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dari mulai rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd, beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

(6)

v

Bapak. Drs. Setia Budi Sinulingga selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi dan Ibu Rehulina br Saragih, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman terbaikku yaitu Asmy Susilawaty Saragih, Dea Margareta Manullang, Dewi Rajagukguk, Dwi Affany Harahap, Erna Andriani M Gultom, Sri Melati Siahaan, Indah, Sartika, Bang Sugi, Bang Taho, Aswad(Gegel) dan teman-teman yang lain atas dukungan, semangat dan doa teman sekalian. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman sepelayanan ‘kepo is care(Permata)’ Kekasih Tercinta(hahaha) Arjun Brema Barus yang telah banyak memberi semangat dan dukungan, juga untuk Mama Roni, Ferdi, Meri, Micel, Ekin, Gegeh, Diora, Imanuel, Jecky, Beauty, Riana, bg Dony, bg Reza yang sangat kepo, kak Mely, dek Indri, dek Lona, dek Regi, dek Rani, dek Ita, Agy, Ray, Mulyanta, Monta, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat, doa dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2016 Penulis,

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Gambar

vi

Daftar Isi

vii

Daftar Tabel

x

Daftar lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

9

1.3.

Batasan Masalah

10

1.4.

Rumusan Masalah

10

1.5.

Tujuan Penelitian

10

1.6.

Manfaat Penelitian

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

12

2.1.1. Pengertian Konsep

12

2.1.2. Konsep Matematika

13

2.1.3. Pemahaman Konsep

14

2.1.4. Model Pembelajaran

18

2.1.5. Pembelajaran STAD

19

2.1.5.1. Langkah-Langkah STAD

20

2.1.5.2. Kelebihan Dan Kelemahan STAD

21

(8)

viii

2.1.6.1. Pengertian Peta Pikiran

21

2.1.6.2. Langkah-Langkah Pembuatan Peta Pikiran

24

2.1.6.3. Manfaat Peta Pikiran

27

2.1.6.4. Penerapan Peta Pikiran dalam Pembelajaran Matematika

27

2.2. Materi Pecahan

29

2.3. Kajian Penelitian yang Relevan

31

2.4. Kerangka Konseptual

36

2.5. Hipotesis

37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

38

3.2. Lokasi Penelitian

38

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

38

3.3.1 Populasi

38

3.3.2 Sampel

38

3.4. Defenisi Operasional

39

3.5. Desain Penelitian

39

3.6. Variabel Penelitian

40

3.7. Prosedur Penelitian

41

3.8. Alat Pengumpul Data

44

3.9. Teknik Analisis Data

44

3.9.1. Untuk Menghitung Mean

45

3.9.2. Untuk Menghitung Varians

45

3.9.3. Uji Normalitas

45

3.9.4. Uji Homogenitas

46

(9)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

48

4.1.1. Nilai Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen

dan kontrol

48

4.1.2. Nilai Postes Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen

dan Kontrol

49

4.1.3. Uji Normalitas

51

4.1.4. Uji Homogenitas

52

4.1.5. Uji Hipotesis

52

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

54

4.2.1. Kemampuan Pemahaman Konsep

56

4.2.2. Kelemahan Penelitian

56

4.2.3. Kendala

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

58

5.2. Saran

58

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

35

Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Penalaran Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

50

Tabel 4.2. Data Postes Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

51

Tabel 4.3. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kemampuan

Penalaran Kedua Kelas

51

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data

53

Tabel 4.5. Uji Homogenitas

53

Tabel 4.6. Ringkasan hasil pengujian hipotesis Pretest kemampuan

pemahamankonsep matematika

54

Tabel 4.6. Ringkasan hasil pengujian hipotesis Postest kemampuan

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 2.1 Mind Map secara umum

21

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. RPP I Eksperimen I 62 Lampiran 2. RPP II Eksperimen I 68

Lampiran 3. RPP I Kontrol 73

Lampiran 4. RPP II Kontrol 77

Lampiran 5. LAS 1 81

Lampiran 6. Alternatif LAS 1 84

Lampiran 7. LAS 2 85

Lampiran 8. Alternatif LAS 2 89

Lampiran 9. QUIS 1 91

Lampiran 10. Alternatif QUIS 1 92

Lampiran 11. QUIS 2 93

Lampiran 12. Alternatif QUIS 2 94

Lampiran 13. Kisi-kisi Pretest 95

Lampiran 14. Soal Pre Test 96

Lampiran 15. Alternatif Soal Pre Test 97 Lampiran 16. Kisi-Kisi Soal Post Test 98

Lampiran 17. Soal Post Test 99

Lampiran 18. Alternatif Soal Post Test 100 Lampiran 19. Pedoman Penskoran 101 Lampiran 20. Data Pemahaman Konsep 103 Lampiran 21. Perhitungan Rerata, Varians, Simpangan Baku 104

Lampiran 22. Uji Normalitas 107

Lampiran 23. Uji Homogenitas 112

Lampiran 24. Uji Hipotesis 114

Lampiran 25. Lembar Observasi Siswa 119 Lampiran 26. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 121

Lampiran 27. Lembar Validasi 123

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk masa yang akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi. Maka pendidikan senantiasa harus melihat perubahan itu. Seperti yang dikemukakan Trianto (2011:1) bahwa:

“Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan”.

Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk – bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya. Salah satu jalur pendidikan yang sangat akrab di lingkungan kita adalah pendidikan formal yang pelaksanaannya diatur oleh pemerintah. Pendidikan formal pada intinya adalah kegiatan belajar mengajar dimana komponen yang terlibat dalam proses belajar ini meliputi: guru, siswa, kurikulum dan sarana penunjang pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang diberikan disetiap jenjang pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas SDM adalah matematika.

(14)

2

semua ilmu pengetahuan, dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan mendapat kemajuan yang berarti.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang merupakan mata pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai aspek kehidupan. Matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan pola pikir yang logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional yang harus dibina sejak dini. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam berbagai segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran kekurangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Indonesia memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah mengatur standar proses dan standar isi mengenai pengajaran matematika. Tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP oleh Depdiknas (dalam Syarifuddin, 2011) adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(15)

3

Rendahnya nilai mata pelajaran matematika menjadi petunjuk adanya kelemahan dan kesulitan siswa dalam belajar. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika salah satu diantaranya karena siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan guru matematika SMP Swasta Masehi Berastagi Ibu Samosir bahwa hasil belajar siswa kurang optimal karena kurang menguasai kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki sebelumnya, seperti kemampuan awal yang mendukung pembelajaran berikutnya. Siswa juga beranggapan bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang melibatkan rumus-rumus yang sulit sehingga mereka malas untuk mempelajarinya.

Rendahnya hasil belajar siswa karena rendahnya penguasaan siswa terhadap konsep dasar dan symbol matematika. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat didalam matematika itu. Jadi, belajar matematika berarti belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut (Hudojo, 2005 : 107).

Peningkatan mutu pendidikan matematika sangat diperlukan, khususnya peningkatan prestasi belajar matematika di sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah.

(16)

4

Dalam hal ini guru dapat menerapkan teknik pembelajaran matematika yang lebih bervariasi.

Menurut Sumarno (2001:57) sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan matematika di Sekolah Menengah (dalam hal ini SMP) dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Melalui proses learning to know, siswa diharapkan memiliki pemahaman dan penalaran yang memadai terhadap produk dan proses matematika (apa, bagaimana, mengapa). Dalam matematika siswa di SMP, siswa diharapkan memahami fakta, konsep, hukum, prinsip, teori dan model matematika, memahami ide matematika, hubungan antar ide matematika dan alasan yang mendasari hubungan tersebut, serta menggunakan ide itu untuk menjelaskan dan memprediksi permasalahan matematika. Sesuai dengan tahap perkembangan kognitif sebagian besar siswa SMP yang berada pada operasi konkrit, tuntutan terhadap pemahaman dan penalaran masih terbatas pada produk dan proses matematika pada dunia nyata atau dapat diilustrasikan melalui contoh-contoh nyata.

2. Proses learning to do, diharapkan memberi kesempatan kepada siswa memiliki keterampilan dan mendorong siswa mau melaksanakan proses matematika (doing math) yang memadai dan dapat memacu peningkatan perkembangan intelektualnya. Siswa SMP didorong untuk melaksanakan proses matematika (doing math) mulai dari yang sederhana dan secara bertahap meningkat ke arah yang lebih kompleks. Dalam usaha membimbing siswa melaksanakan proses matematika (doing math), persoalan atau permasalahan disajikan dalam bahasa dan konteks yang dapat dipahami atau masuk akal bagi siswa. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya, sehingga siswa dapat belajar secara bermakna.

3. Proses learning to be, diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat memahami, menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai-nilai dan keindahan akan produk dan proses matematika yang ditunjukkan dengan rasa senang belajar, bekerja keras, ulet, sabar, disiplin, serta mempunyai motif berprestasi yang tinggi dan rasa percaya diri.

4. Pelaksanaan belajar matematika yang berorientasi pada learning to do dan learning to be merupakan latihan belajar dan suasana “learning to live together in peace and harmony”. Dalam suasana belajar yang berorientasi pada pilar “learning to live together in peace and harmony” diharapkan siswa mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dalam matematika.

(17)

5

1. Belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication) 2. Belajar untuk memahami (mathematical understanding)

3. Belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving) 4. Belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections)

5. Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward mathematics)

Menurut Sumarno (2001:45) kelima kemampuan diatas disebut juga dengan daya matematika (mathematical power) atau keterampilan matematika (doing math). Salah satu doing math yang sangat erat kaitannya dengan karateristik matematika adalah pemahaman. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Priatna (2001:33) bahwa siswa tidak dapat dilibatkan dalam doing math tanpa pemahaman.

Yuniarti (2007:15) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa keuntungan apabila siswa diperkenalkan dengan pemahaman. Keuntungan tersebut diantaranya adalah jika siswa diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan bernalarnya dengan melakukan dugaan-dugaan berdasarkan pengalamannya sendiri, maka siswa akan lebih mudah memahami konsep. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami proses yang telah disiapkan dengan cara doing math dan eksplorasi matematik. Selain itu, jika siswa dibiasakan menggunakan kemampuan pemahamannya, maka akan mendorong siswa untuk melakukan dugaan. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan menghilangkan rasa takut salah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

(18)

6

Kemampuan lain yang diharapkan dapat terbentuk melalui belajar matematika adalah terbentuknya sikap positif terhadap matematika. Menurut Saragih (2007:6) pembentukan sikap positif terhadap matematika sangat penting karena hal tersebut berkolerasi positif dengan prestasi belajar matematika siswa. Menurut pengamatan Ruseffendi (1998:121) anak-anak menyenangi matematika hanya pada permulaan mengenal matematika yang sederhana, makin tinggi tingkatan sekolahnya dan semakin sukar matematika yang dipelajarinya maka semakin berkurang minatnya terhadap matematika.

Uraian diatas menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis dan sikap positif terhadap matematika sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan laporan TIMMS tahun 1999 menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP (eight grade) Indonesia relative lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur, tetapi sangat lemah dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin yang berkaitan dengan pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan pemahaman matematis, menemukan generalisasi/konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data/fakta-fakta yang diberikan. Selain itu, hasil penelitian Suryanto dan Somerset (2009:67) terhadap 16 SMP pada beberapa propinsi di Indonesia juga menemukan bahwa hasil tes mata pelajaran matematika siswa sangat rendah, terutama pada soal cerita(aplikasi matematika).

(19)

7

dilakukan Suhendra, dkk.(2001:65) menunjukkan bahwa 20%-70% siswa menyatakan kurang berminat terhadap matematika.

Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru untuk memperbaiki kemampuan pemahaman konsep matematika para siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih gampang mengerti pelajaran yang disampaikan guru.

Nasar (2006) menyatakan, berbagai riset menunjukkan bahwa kebanyakan guru di Indonesia masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher center) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar. Paradigma yang telah digunakan pada pembelajaran matematika disekolah, lebih menekankan pada peranan guru yang mengajar dari pada siswa yang belajar. Guru belum berupaya semaksimal mungkin memampukan siswa memahami berbagai konsep dan prinsip matematika serta menunjukkan konsep dan prinsip matematika dalam memecahkan masalah.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievmet Division), guna meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan mendorong pembelajaran mandiri yang berpusat pada siswa dimana guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (Trianto, 2011 : 56), “Belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.”

STAD (Student Teams Achievments Divisions) adalah model pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

(20)

8

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, guru matematika juga menjelaskan bahwa para siswa sering sekali tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan pada saat ulangan karena mereka malas mencatat pembelajaran yang telah dilakukan disekolah, sehingga mereka tidak dapat mengulang pelajaran di rumah terutama pada saat diperlukan untuk persiapan ujian.

Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Pikiran manusia yang menakjubkan dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan rasakan. Proses pencatatan akan membantu siswa dalam mengingat dan mengulang kembali materi yang telah diajarkan ketika dibutuhkan, terutama dalam mengerjakan latihan.

Seperti yang diungkapkan oleh DePorter dan Hernacki (2012:146): “Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Pikiran manusia yang menakjubkan dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, dengar dan rasakan. Bukan untuk membantu pikiran untuk mengingat melainkan membantu diri untuk mengingat apa yang tersimpan dalam memori.”

Belajar yang berarti lebih mudah terjadi dan lebih mudah diingat dibanding dengan belajar yang tampaknya tidak ada artinya. Menghafal deretan huruf-huruf yang tidak ada hubungan arti adalah sangat sulit dan lama. Untuk memudahkannya guru perlu membubuhkan suatu arti sehingga mudah di hafal. Tanpa proses pencatatan, informasi yang diterima tidak akan optimal dan tidak akan bertahan lama dalam ingatan.

(21)

9

dan perasaan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini menyenangkan, menenangkan, dan kreatif.

Mind Map adalah salah satu cara atau teknik mencatat yang kreatif dan efektif serta mengoptimalkan kerja kedua belahan otak. Seperti yang diungkapkan Ridwan Sani (2013:240): “Mind Map adalah suatu diagram yang digunakan untuk merefresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.”

Untuk membuat suatu peta pikiran, siswa dilatih untuk mengidentifikasikan ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.

Penelitian ini dilakukan di SMP Swasta Masehi Berastagi. Alasan dipilihnya sekolah tersebut adalah karena masih jarangnya ditemui peneliti-peneliti lain yang melakukan peneliti-penelitian di sekolah tersebut. Selain itu, belum pernah digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat peta pikiran di sekolah tersebut.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Metode Mencatat Peta Pikiran Terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah

2. Siswa menganggap matematika melibatkan rumus-rumus sulit 3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi 4. Siswa malas mencatat materi yang telah diajarkan

(22)

10

1.3. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini dan menyadari keterbatasannya, maka peneliti hanya akan membatasi masalah pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan giri kurang bervariasi 2. Siswa malas mencatat materi yang telah diajarkan

3. Siswa kurang mampu membangun pemahaman terhadap matematika

1.4.Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat pengaruh positif dari penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016?”

1.5.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dari penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar

- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika khususnya pada materi Pecahan

(23)

11

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Swasta Masehi Berastagi 4. Bagi Peneliti Lain

(24)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pada sub bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Terdapat Pengaruh yang positif dari penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran terhadap pemahaman konsep siswa pada materi Pecahan di SMP Swasta Letjen Jamin Ginting’s Berastagi T.A 2015/2016.

5.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini, antara lain :

1. Kepada Guru matematika, dapat menjadikan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Kepada Peneliti Lanjutan, Hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran pada materi pecahan.

3. Kepada Sekolah, Untuk pihak sekolah hendaknya dapat menjadi motivator dan fasilitator bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan metode mencatat Peta Pikiran. Pihak sekolah juga diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut.

(25)

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak berkesulitan belajar. Teori, diagnosis, dan remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.

AL. Kristyanto., (2007), Pembelajaran Matematika, http://kris-

27.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika/berdasarteori04.html/. (accessed, 10 Mei 2015). Anderson dan Krathwol (http://www.idonbiu.com)

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta. Deporter, Hernacki., (2011), Quantum Learning, Penerbit: Kaifa, Bandung. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

2007. Buku Pedoman Penulisan Mahasiswa Dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. UNIMED.

Halimatussa’diah., (2005). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII

SMPN 2 Medan T.A 2004/2005, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hudojo., (2005). Belajar Matematika. Bandung. Tarsito.

Hudoyo dan Herdian., (2011), Kemampuan Pemahaman Matematis, http://herdy07.wordpress.com/kemampuan-pemahaman-matematis/. (accessed, 11 Mei 2015)

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka Nasar. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. NCTM, (2000). National Council of Teacher of Mathematics. Mulyani. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Priatna, N., (2001). Analisis Kemampuan Penalaran Matematika pada Siswa kelas III SLTP Darul Hikam Kota Bandung.Dalam Hari Firman et

al.(eds). Seminar Proceeding: National Seminar on Science and Mathematics Education. JICA. IMSTEP FPMIPA UPI

(26)

http://p4tkmatematika.org/2011/peran-60

fungsi-tujuan-dan-kararteristik-matematika-sekolah/ (diakses pada tanggal 22 Februari 2015)

Ruseffendi. (1998). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan

CBSA. Bandung: Tarsito

Sagala. (2005). Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saleh, A., (2008), Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: TINTA EMAS Publishing.

Sani, R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit: PT Bumi Aksara, Jakarta. Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi

Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik.

Disertasi pada PPs UPI: Tidak Diterbitkan

Siregar, S., (2011), Penerapan Media Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa menggunakan Metode Diskusi Pada Sub Pokok bahasan

Bangun datar segi Empat Di Kelas VII SMP Swasta Esa Prakarsa

Selesai T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slavin, R. E. (1995). Educational Psychology: Theory and Practise. Fourth Edition. Massachusetts:Allyn and Bacon.

Sudjana., (2002), Metoda Statistika, Penerbit: Tarsito, Bandung.

Suhenra, dkk., (2001). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik.

Disertasi pada PPs UPI: Tidak Diterbitkan

Sukino, Wilson., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga. Sumarno, U. (1987). Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematika Siswa

SMA Dikaitkan Dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa Dan

Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi pada PPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Sumarmo, U. (2001). Upaya Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika Melalui Penelitian Kolaboratif Guru dan

(27)

61

Seminar on Science and Mathematics Education. JICA. IMSTEP FPMIPA UPI

Suryadi. (2005). Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan Dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa Dan

Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi pada PPs UPI: Tidak Diterbitkan.

Suryanto, dkk., (2009). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Syarifuddin., (2011). KTSP Depdiknas. Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana.

Yuniarti. (2007). Penerapan Media Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa menggunakan Metode Diskusi Pada Sub Pokok bahasan

Bangun datar segi Empat Di Kelas VII SMP Swasta Masehi kabanjahe

T.A 2006/2007, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Gambar

Tabel  3.1.    Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Gambar. 2.1 Mind Map secara umum

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (  B ).. Pada titik ini terlihat jelas benda kerja

Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah sebuah sistem dengan fungsi utama untuk melakukan pengelompokan penumpang dan kapal angkutan laut di Indonesia dan

Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan alternatif perencanaan buangan akhir sistem drainase Kota Palangka Raya yang paling efektif dalam mengurangi genangan serta

Meskipun secara formal jenis tanah ini belum sepenuhnya dapat diintegrasikan dalam pola penguasaan hak atas tanah hukum nasional, namun pada kenyataannya tanah ini

Keunggulan teknologi yang yang ada dalam e-KTP yaitu dengan adanya chip e-KTP yang merupakan kartu pintar berbasis mikroprosessor dengan besaran memory 8 kilobytes dengan

[r]

alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek. keperawatan sehingga berbagai permasalahan