• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengintip pelaksanaan IPA Terpadu dan Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mengintip pelaksanaan IPA Terpadu dan Pe"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Mengintip pelaksanaan IPA Terpadu dan Pendidikan Karakter

Recently dunia pendidikan kita seolah-olah terperangah dengan kebijakan-kebijakan “baru” yang dikeluarkan pemerintah. Diawali dengan kebijakan mengenai IPA Terpadu untuk SMP/MTs, dan yang paling baru mengenai pendidikan berbasis karakater. Menarik menyikapi hal ini karena menimbulkan pertanyaan apakah kebijakan ini akan menjadi momentum bagi kebangkitan dunia pendidikan kita, atau hanya akan menjadi sebuah kebijakan yang tampak megah tetapi keropos didalamnya.

Berdasar Permendiknas No. 22 tahun 2006, lingkup IPA di tingkat SMP/MTs meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta materi dan sifatnya yang dibelajarkan dalam satu mata pelajaran IPA. Hal ini menyebabkan kajian IPA tersebut harus dikemas menjadi satu kesatuan yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran IPA juga harus memberi penekanan pada pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat). Oleh karena itu mata pelajaran IPA harus disajikan melalui pembelajaran IPA terpadu. IPA terpadu adalah sebuah pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang kajian untuk memecahkan permasalahan. Dengan pembelajaran terpadu, siswa diharapkan mempunyai pengetahuan IPA yang utuh (holistik) untuk menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari secara kontekstual. Yang menjadi pertanyaan, apakah saat ini guru IPA telah melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu di sekolah? Atau hanya sekedar kebijakan penuh harapan tanpa ada usaha merealisasikannya.

(2)

mengajarkan IPA sesuai dengan apa yang dia bisa. Padahal jika guru mengetahui beberapa tipe pembelajaran yang dianjurkan dalam membelajarkan IPA Terpadu (Connected, integrated dan webbed) maka pembelajaran IPA Terpadu akan lebih mudah dalam pelaksanaannya. Melihat dari permasalahan tersebut, tidak ada cara lain untuk menerapkan pembelajaran IPA Terpadu selain dengan memberikan pelatihan kepada guru IPA tentang bagaimana cara-cara tepat dan efektif dalam melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu, itupun jika benar bahwa pembelajaran IPA Terpadu ingin terlaksana.

Keterperangahan selanjutnya dalam dunia pendidikan adalah mengenai pendidikan berbasis karakter. Dimana seolah-olah pendidikan berbasis karakter ini adalah sesuatu yang “wah”. Padahal jika kita cermati dengan sungguh-sungguh, pendidikan ini telah kita ajarkan kepada siswa sejak lama, hanya saja pelaksanaannya tidak terencana dan termuat secara sistematis didalam perangkat pembelajaran.

Penerapan pendidikan berbasis karakter ini bertolak dari kesadaran bahwa pembentukan karakter menjadi sangat penting bagi generasi kita untuk menghadapi tantangan regional dan global dimana generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan kognitif saja, tapi aspek afektif dan moralitas juga tersentuh. Mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Tujuan pendidikan nasional tersebut menyiratkan bahwa melalui pendidikan dapat mendorong generasi penerus bangsa yang memiliki kepribadian jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.

Untuk itu, pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki integritas nilai-nilai moral sehingga anak menjadi hormat sesama, jujur dan peduli dengan lingkungan. Yang terjadi saat ini bahwa pendidikan karakter sepertinya belum terkelola secara baik dan sistemik sehingga sangat diperlukan upaya untuk mengembangkannya, mengingat sangat sentralnya kedudukan karakter dalam membangun kepribadian bangsa saat ini. Salah satu upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter adalah melalui Pendekatan Holistik, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam setiap aspek kehidupan sekolah.

(3)

telah tertanam dalam pribadi anak tidak hanya sampai pada tingkatan sekolah saja tetapi dapat diterapkan di lingkungan keluarga, masyarakat dan selanjutnya menjadi pondasi yang kuat untuk membangun karakter bangsa dan negara. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan berbasis karakter harus mau dan ikhlas dalam membuat perangkat pembelajaran yang memasukkan unsur karakter kepada siswa, sehingga cita-cita besar menjadikan warga negara yang berkarakter dapat tercapai.

Referensi

Dokumen terkait

Pada VSM pelayan resep racikan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya, terlihat bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak rèsep diserahkan sampai

Jika dimanfaatkan dengan baik, internet itu memiliki beberapa manfaat seperti yang disampaikan oleh Dermawan bahwa internet dapat (a) meningkatkan pengetahuan (b)

Dalam praktek, jika dalam Negara-negara tanpa ada aturan yang dapat mencegah diijinkan untuk secara leluasa membuat pengaturan alternative, maka bila terjadi suatu

penelitan ini akan difokuskan kepada usaha-usaha untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran dengan pendekatan interkoneksi matematika Al-Qur’an pada

Hasil uji aktivitas antituberkulosis menunjukan ekstrak n-heksana kulit batang cempaka kuning aktif sebagai antituberkulosis pada konsentrasi 10 dan 100 mg/mL

Pertambahan bobot hidup ayam yang diberi bioaktif LB dalam bentuk gel kering, gel segar, daun kering maupun daun segar pada konsentrasi yang diuji (0,25– 1,0 g/kg) tidak berbeda

Kelahiran Koperasi yang didasari oleh adanya penindasan dan kemiskinan yang terjadi pada masyarakat kalangan bawah (buruh) di dalam sistem kapitalisme yang berkembang pesat

Latar belakang penelitian menjelaskan mengenai hal yang melatarbelakangi pemilihan topik yakni gambaran mengenai potensi pati kacang merah sebagai bahan baku