PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM
MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
Oleh:
SUPRAPTO
NPM. 0926021022Jurnal
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM
MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
(Tesis)
Oleh:
SUPRAPTO
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN
METRO MUNICIPAL GOVERNMENT
Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.
The conduct of structural occupational changes in regional government should be conducted with considering aspects of transparency, order, and objectivity. Conducting occupational changes management with considering these aspects would give positive influences to officers’ perceptions in the regional government environment. A good perception on the occupational changes would influence the officers’ performances in conducting their duties. In contrast, the negative perception would influence negatively to the officer’s performance.
This research investigated the aspects of transparency, order and objectivity to find out the influence of officer’s perception on the occupational changes to the officer’s performance in Metro municipal government.
This was a descriptive research using cross sectional approach. Samples were officers in Metro municipal government. Data were collected using observation, interview, questionnaire and literary study. The hypothesis was tested usingPearson Correlation test fromProduct MomentandLiner Regressiontest.
The results indicated that the structural officers generally had negative perceptions on occupational changes. An almost all aspects of occupational changes that became research indicators such as the aspects of transparency, order, and objectivity, showed low category of perception levels. The officer’s performance showed lower category.
The statistical/ regression tests showed the influence between structural officer’s perceptions on occupational changes to the officer’s performance. The lower values of transparency, order, and objectivity aspects resulted in lower performances of officers.
The research suggests considerations of conduct of occupational changes policies to be more transparent, orderly, and objective in the Metro municipal government to improve officer’s performance.
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO Oleh
Suprapto
Pembimbing Utama Prof. Dr. Yulianto, MS. Pembimbing Pembantu Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.
Pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas. Pengelolaan mutasi jabatan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap persepsi yang berkembang dalam diri pejabat di lingkungan pemerintah daerah. Persepsi yang baik (positif) terhadap mutasi jabatan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pejabat dalam pelaksanaan tugasnya. Begitupula sebaliknya, jika persepsi yang terbentuk kurang baik (negatif) maka akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik terhadap kinerja pejabat.
Untuk mengetahui pengaruh persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro maka aspek yang akan dikaji yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptis dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis dengan menggunakan Pearson Correlation
dariProduct MomentdanRegresi Linier.
Dari hasil penelitian dan analisa lapangan secara umum dapat dikatakan bahwa pejabat struktural memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan mutasi jabatan. Hampir pada semua aspek mutasi jabatan yang menjadi indikator penelitian yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas memiliki tingkatan persepsi yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan pada variabel kinerja hampir sebagian besar nilai kinerja pejabat termasuk rendah.
Perlu ada pertimbangan terhadap kebijakan pelaksanaan mutasi yang lebih transparan, tertib dan obyektif di lingkungan Pemerintah Kota Metro agar dapat meningkatkan kinerja pejabat.
I. PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan seharusnya
dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi,
prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta
syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau
golongan.
Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh mereka yang berstatus
sebagai PNS. Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan
struktural. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian
Negara hanya dapat diangkat dalam jabatan struktural apabila telah beralih
status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundangan.
Eselon dan jenjang jabatan struktural telah diatur sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. Mekanisme pengangkatan pejabat
pemerintah daerah diserahkan sepenuhnya kepada gubernur, walikota atau
bupati sebagai Kepala Daerah yang memiliki wewenang penuh dalam
menunjuk dan mengangkat pejabat atau pembantunya.
Kewenangan penuh Kepala Daerah dalam pengangkatan pejabat
struktural dapat terlihat dari pembentukan Tim Badan Pertimbangan Jabatan
dan Kepangkatan (Baperjakat) yang bertugas menginventarisasi pegawai yang
memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan tertentu dan mengusulkan
kepada Kepala Daerah. Posisinya sebagai Kepala Daerah berhak untuk
menyetujui ataupun menolak usulan dari Tim Baperjakat.
Pengangkatan pejabat atau mutasi jabatan merupakan kebijakan yang
sangat penting dalam pelaksanaan pemerintahan oleh Kepala Daerah. Namun
kewenangan pengangkatan pejabat struktural ini merupakan kebijakan mutlak
kepala daerah sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di daerah. Bahkan
kewenangan ini seringkali diasumsikan seperti “hak prerogratif” yang tidak terbatas bagi Kepala Daerah untuk mengangkat, memindahkan/mutasi ataupun
[ 2 ] Dalam praktek mutasi yang terjadi di kalangan eksekutif seringkali
menimbulkan implikasi yang akan tampak beberapa saat setelah upacara
pelantikan dan pergantian pejabat, maupun ketika Surat Keputusan mutasi
dibacakan. Beberapa ekspresi mutasi seperti: senang, bahagia, cemburu sosial,
kecewa, ataupun efek psikologis lainnya.
Munculnya pejabat yang kurang aktif melaksanakan tugas ataupun yang
tidak dapat bekerja secara maksimal dan kurang memiliki program kerja yang
baik bisa dijadikan sebagai beberapa indikator dari pengaruh negatif akibat
pelaksanaan mutasi jabatan. Sebagai ekspresi kecewa, keresahan dan gejolak
karyawan pasca mutasi. Munculnya isu-isu yang berkembang dilanjutkan
seperti masalah tempat basah dan kering, atasan yang baik, indeks kepuasan
kerja yang rendah, kurangnya bekingan dan lain sebagainya.
Proses pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah
Kota Metro sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 telah beberapa kali
dilaksanakan. Ada promosi jabatan yakni staf yang diangkat menjadi pejabat,
ada kenaikan eselon, pemindahan ke bagian yang lain bahkan ada pula yang
harus menerima keputusan untuk diberhentikan (non-jobkan) dari jabatannya.
Kontradiksi dalam pelaksanaan mutasi jabatan di Kota Metro biasanya
muncul karena jabatan-jabatan tertentu yang sering menjadi langganan
pergantian pejabat. Sehingga pejabat yang menduduki jabatan tertentu belum
secara maksimal melaksanakan tugasnya sudah diganti dengan pejabat yang
baru. Sehingga jarang ditemukan pejabat yang benar-benar bisa menguasai
tugas pokok dan fungsinya dengan jenjang masa jabatan yang ideal.
Sedangkan ada jabatan-jabatan tertentu yang jarang mendapat
kesempatan pergantian pejabat. Kondisi ini mengakibatkan dampak psikologis
bagi pejabat yang memegang jabatan tersebut. Dia mungkin saja berharap
mendapatkan kesempatan ataupun promosi ke jabatan yang lain namun tidak
pernah terjadi sehingga bisa mempengaruhi kinerja pelaksanaan tugasnya.
Sebagaimana diungkap oleh Saksono (1999:65) bahwa manfaat mutasi
antara lain untuk mengatasi rasa bosan pegawai pada pekerjaan, jabatan dan
[ 3 ] memperhatikan kompetensi pejabatnya akan sangat bermanfaat bagi
perkembangan karier karena ditunjang peningkatan kinerja yang baik dari para
pejabat yang memangku jabatan. Namun akan terjadi sebaliknya jika
pelaksanaan mutasi jabatan mengabaikan hal tersebut.
Efek negatif dari pengangkatan pejabat yang kurang objektif dan kurang
akuntabel tersebut salah satunya terlihat dari kinerja pegawai di lingkungan
Pemerintah Kota Metro yang rendah. Banyak pegawai yang mangkir tidak
masuk kerja. Pada saat jam kerja terlihat hampir di setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sampai dengan tingkat kelurahan, mudah sekali
dijumpai pegawai mangkir. Dan hal itu kerap didapati pada hari Kamis dan Jum’at dimana kantor dinas/instansi terlihat lengang.
(http://translampungku.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=349:pns-tidak-mengindahkan-instruksi-walikota-inspektorat-tak-mautahu&
catid=1: berita-utama&Itemid=1).
Hal tersebut dipertegas dengan hasil hearing antara BKPPD Kota Metro
dengan DPRD Kota Metro tanggal 15 Januari 2009 menyikapi hasil inspeksi
mendadak (sidak) yang dilakukan DPRD Kota Metro bersama Inspektorat Kota
Metro ke semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Dari hasil
hearing tersebut diungkap data bahwa banyak pegawai baik level pejabat
eselon dan staf yang tidak aktif masuk kerja. Bahkan pejabat-pejabat baru yang
menduduki jabatan eselon IV, III dan II tidak ditemukan berada di kantor pada
waktu dilaksanakan sidak. Dari hasil absensi yang diklarifikasikan dari
masing-masing unit kerja banyak pejabat yang tidak aktif melaksanakan tugasnya
pasca pelantikan.
Munculnya kinerja yang kurang baik ini diasumsikan berawal dari
persepsi pejabat struktural terhadap mutasi jabatan struktural yang telah
dilaksanakan oleh Walikota Metro.
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, yang
didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan,
[ 4 ] atau data. (Pareek: 1984). Dari definisi tersebut diketahui bahwa terjadinya
persepsi pada seseorang melalui serangkaian proses yang bertahap.
Proses persepsi yang terjadi secara bertahap pada diri seseorang
melibatkan psikologisnya sebagaimana yang disampaikan oleh Gibson (1996)
bahwa persepsi merupakan proses dari seseorang dalam memahami
lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai
rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Dimaksudkan bahwa persepsi
dari seseorang merupakan suatu bentuk dari pengalaman psikologisnya dalam
usaha memahami lingkungan disekitarnya dengan menggunakan penafsiran
yang ada didalam dirinya.
Mutasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan (kepala
daerah) untuk melakukan penilaian terhadap pejabatnya, apakah kinerja yang
bersangkutan meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah
dipegangnya. Dari evaluasi ini pimpinan akan mengetahui kecocokan jabatan
yang paling tepat untuk diberikan kepada stafnya, sesuai dengan disiplin ilmu,
keterampilan, dan karakter yang dimiliki. Dengan demikian, pimpinan dapat
menempatkan pejabatnya pada jabatan yang paling tepat sesuai dengan
kemampuannya (The right man on the right place). Tanpa melakukan rotasi,
maka pimpinan unit kerja tentu tidak akan pernah tahu kemampuan dan kinerja
pejabatnya.
Melalui mutasi, pimpinan akan tahu keunggulan dan kelemahan kinerja
pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas keunggulan dan kelemahan ini, maka
pimpinan dapat menempatkan stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan
demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal pada jabatan
barunya, dan pada gilirannya kantor akan mendapatkan manfaat berupa
meningkatnya produksi (out come).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nitisemito (1982:118) bahwa
mutasi atau pemindahan merupakan suatu kegiatan rutin dari suatu perusahaan untuk melaksanakan prinsip “the right man in the right place” agar pekerjaan
[ 5 ] Mutasi dapat dilaksanakan dalam bentuk vertikal maupun horisontal.
Posisi yang baru dapat berupa lebih tinggi ataupun masih dalam level yang
sama namun hanya berubah posisinya saja. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bambang Wahyudi (2003:166) mutasi adalah mutasi personal posisi atau
Personal Transfer diartikan sebagai suatu perubahan posisi atau jabatan atau
pekerjaan atau tempat kerja dari seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik
secara vertikal maupun horizontal.
Mutasi juga dapat menurunkan kegairahan kerja karena dianggap sebagai
hukuman dan memperburuk produktivitas kerja karena adanya ketidaksesuaian
dan ketidakmampuan kerja karyawan. Bila terjadi keadaan yang demikian
maka mutasi tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu bertambahnya
efektivitas dan efesiensi dalam perkerjaan. Menurut Alex S Nitisemito
(2002:119), hal ini terjadi karena:
1. Karyawan tersebut telah terlanjur mencintai perkerjaanya.
2. Hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan.
3. Perasaan dari karyawan bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat, dan lain-lain.
Sedangkan tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan produktivitas kerja.
2. Pendayagunaan pegawai.
3. Pengembangan karier.
4. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan.
5. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi.
6. Sebagai hukuman
Kinerja (performance) juga dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau “degree of accomplishment” atau dengan kata lain,
kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi (Rue & Byars, 1981).
Menurut Peter Jennergren dalam Nystrom dan Starbuck (1981:43),
[ 6 ] actual”. Sedangkan Osborn dalam John Willey dan Sons (1980:77) menyebutnya sebagai “Tingkat pencapaian misi organisasi”. Dengan demikian
dapatlah disimpulkan yang mana performance (kinerja) itu merupakan “Suatu keadaan yang bisa dilihat sebagai gambaran dari hasil sejauh mana pelaksanaan
tugas dapat dilakukan berikut misi organisasi”.
Dwiyanto (1995, 9) mengemukakan beberapa indikator yang dapat
digunakan dalam mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:
1. Produktivitas
masalah dalam penelitian ini adalah adakah Pengaruh Persepsi Pejabat
Struktural dalam Mutasi Jabatan terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan
Pemerintah Kota Metro? Berapa besar Pengaruh Persepsi Pejabat Struktural
dalam Mutasi Jabatan terhadap Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah
Kota Metro?
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi
Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja
Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro dan untuk mengetahui tingkat
Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan dan Pengaruhnya terhadap
Kinerja Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah “Persepsi pejabat struktural terhadap mutasi jabatan akan mempengaruhi kinerja pejabat
di lingkungan Pemerintah Kota Metro”.
Persepsi pejabat terhadap mutasi jabatan struktural di lingkungan
Pemerintah Kota Metro akan memunculkan perasaan suka (positif), tidak suka
(negatif) ataupun yang menganggapnya biasa-biasa saja (netral) yang akan
berujung pada pembentukan sikap, motivasi dan perilaku yang muncul di
[ 7 ] terhadap mutasi jabatan maka dipastikan kinerja pejabat akan meningkat.
Namun sebaliknya, jika persepsi yang muncul lebih didominasi ketidaksukaan
terhadap mutasi jabatan maka yang akan terjadi penurunan kinerja pejabat di
lingkungan Pemerintah Kota Metro.
II. METODE PENELITIAN A. Definisi Konseptual
Untuk memberi kejelasan mengenai arah penelitian ini, maka
diberikan batasan-batasan konseptual variabel penelitian sebagai berikut:
1. Persepsi. Sebagaimana menurut Mar’at (1982:82) bahwa persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen
kognisi. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses
belajar, cakrawala dan pengetahuannya.
2. Mutasi. Menurut pendapat Bambang Wahyudi (2003:166) bahwa
mutasi personal posisi atau Personal Transfer diartikan sebagai suatu
perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan atau tempat kerja dari
seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun
horizontal.
3. Kinerja. Sesuai pendapat Prawirosentono (1999) bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
[ 8 ] B. Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Interval
Data
1 2 4
Persepsi
(X)
a. Transparansi 1 - 4
b. Ketertiban 1 - 4
c. Obyektivitas 1 - 4
Kinerja
(Y)
a. Produktivitas 1 - 4
b. Kualitas Layanan 1 - 4
c. Responsivitas 1 - 4
d. Responsibilitas 1 - 4
e. Akuntabilitas 1 - 4
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Peneliti dalam hal ini menentukan jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Adapun jumlah pejabat struktural yang ada berjumlah 668 pejabat dari
718 jabatan yang tersedia. Pejabat ini terdiri dari kategori eselon II, III
dan IV yang tersebar dari sekian unit kerja:
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sampel sebanyak 66 orang
yang merupakan sampel terpilih dari 668 orang pejabat di lingkungan
Pemerintah Kota Metro Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah beberapa orang pejabat struktural pada satuan unit kerja
sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah Kota Metro.
b. Sekretariat DPRD Kota Metro.
c. Badan/Dinas/Kantor.
d. Kecamatan.
[ 9 ] 3. Teknik Pengambilan Sampel
Seperti yang dikemukakan oleh Consuelo G. Sevilla (1993:163)
bahwa untuk penelitian dengan metode korelasi jumlah sampel 66
orang dapat mewakili populasi yang ada. Adapun teknik pengambilan
sampelnya menggunakan sampling purposive (purposive sampling)
yang merupakan varian dari nonprobability sampling. Menurut
Sugiyono (2010:85) teknik sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan penentuan sampel dalam
penelitian ini antara lain pemilihan unit kerja yang termasuk kategori
organisasi yang memiliki kinerja baik dan kurang baik, dilihat dari
tingkat disiplin, tingkat kehadiran dan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh BKPPD dan Inspektorat Kota Metro. Unit kerja yang memiliki
kinerja baik diwakili oleh beberapa instansi dan unit kerja yang
memiliki kinerja kurang baik juga diwakili oleh beberapa instansi.
Pejabat yang dijadikan responden dipilih dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tempatnya bekerja
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1)
Angket/Quesioner, (2) Observasi/Pengamatan, (3) Studi Dokumentasi, (3)
Wawancara (Interview).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Metro
Struktur Organisasi Pemerintah Kota Metro pada mulanya dibentuk
melalui Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001, yang terdiri dari: 9 Dinas
Otonom Daerah; 10 Bagian Sekretariat Daerah; 4 Badan; dan 2 Kantor.
Dalam perkembangan berikutnya, dengan terbitnya Peraruran Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2003, Pemerintah Daerah Kota Metro melakukan
penataan organisasi perangkat daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan
[ 10 ] dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Terakhir dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kota Metro
B. Hasil Penelitian
Gambar 1. Persepsi Responden terhadap Aspek Transparansi
[ 11 ] Gambar 3: Persepsi Responden terhadap Aspek Obyektivitas
[ 12 ] B. Hasil Analisis Korelasi Pearson
Dari hasil analisis menggunakan Teori Korelasi Pearson pada Program
SPSS 18.0 maka tersaji data sebagai berikut:
Descriptive Statistics
Persepsi Pearson Correlation 1 ,868**
Sig. (2-tailed) ,000
Sum of Squares and Cross-products
6168,485 4281,303
Covariance 94,900 65,866
N 66 66
Kinerja Pearson Correlation ,868** 1
Sig. (2-tailed) ,000
Sum of Squares and Cross-products
4281,303 3943,939
Covariance 65,866 60,676
N 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai Korelasi
Pearson antara variabel persepsi pejabat struktural dengan kinerja
pejabat sebesar 0,868 dengan nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan
Tabel 6 Bab III, nilai korelasi 0,868 berada pada interval koefisien (0,80 – 1,00) dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini berarti bahwa
[ 13 ] dalam mutasi jabatan dengan kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah
Kota Metro.
a. Hasil Uji Regresi antara Variabel Persepsi dengan Variabel Kinerja
Dengan menggunakan program SPSS 18.0 maka perhitungan
regresi linier antara variabel persepsi dengan kinerja sebagai berikut:
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
dim e nsio
n01 Persepsi a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja
Change F Change df1 df2
Sig. F
,753 ,750 3,898 ,753 195,562 1 64 ,000
a. Predictors: (Constant), Persepsi
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai korelasi
antara persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan dengan kinerja
pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro sebesar 0,868 dengan
nilai signifikansi 0,753. Nilai korelasi 0,868 berada pada interval
koefisien (0,80 – 1,00) dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan
kinerja pejabat. Sehingga asumsi yang menjadi hipotesis penelitian
terjawab bahwa persepsi memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam
[ 14 ] b. Hasil Uji Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 18.0, nilai R square (r2)
sebesar = 0,753, dengan menggunakan rumus koefisien determinasi
R= (r2) × 100%, diperoleh hasil R = 0,753 × 100% = 75,3%. Koefisien
determinasi 75,3 % berada pada interval koefisien (50% - 81%) dengan
tingkat hubungan tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa
kontribusi/sumbangan variabel persepsi (X) terhadap variasi kenaikan
perubahan Y sebesar 75,3% dengan tingkat hubungan tinggi, sisanya
24,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
c. Hasil Signifikansi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho p = O Persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pejabat di
lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Ha p≠ O Persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pejabat di
lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
variabel persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan (X) terhadap
kinerja pejabat (Y) dengan menggunakan uji model regresi linier
sederhana. Hasil analisis data dapat dilihat dari tabel berdasarkan hasil
[ 15 ] Tabel 53 : Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana antara Persepsi Pejabat Struktural dengan Kinerja Pejabat
Variabel Terikat Variabel Bebas B SE Beta T Sig
Kinerja Pejabat (Y) Persepsi Pejabat Struktural (X)
Berdasarkan perhitungan di atas persamaan regresi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Ŷ=6,268 + 0,694 (X) ...
Berdasarkan persamaan di atas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
Ŷ = merupakan pemerkira/nilai ramalan dengan nilai variabel bebas
dari X.
a = 6,268 merupakan nilai intercept.
b1 = mengandung arti untuk kenaikan 1 % persepsi pejabat struktural
(X) akan menaikkan perilaku memilih (Y) sebesar 0,694 %.
3,898 = nilai standar error.
r = 0,868 adalah hasil perhitungan untuk menunjukkan hubungan X
dan Y. Hal ini menunjukkan hubungan antara persepsi pejabat
struktural (X) dengan perilaku memilih (Y).
Nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,753 berarti sumbangan X
terhadap variasi kenaikan perubahan Y sebesar R2 × 100% = 75,3%
sedangkan sisanya 24,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Kriteria pengujian tolak Ho jika thitung > ttabel, berdasarkan hasil
[ 16 ] =66 dan α/2 = 0,025 diperoleh ttabel(ά/2)(n-k-1) = ttabel(0,025)(65)= 1,625. Hal ini berarti thitung13,952 > ttabel 1,625, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya Persepsi Pejabat Struktural dalam Mutasi Jabatan berpengaruh
siqnifikan terhadap Kinerja Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota
Metro.
V. SIMPULAN
1. Sebagian besar pejabat memiliki persepsi yang kurang baik terhadap
pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota
Metro.
2. Kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro memiliki kinerja
sedang. Sebagian besar pejabat memandang aspek transparansi, ketertiban
dan obyektivitas dalam pelaksanaan mutasi jabatan struktural akan
mempengaruhi kinerja mereka.
3. Terdapat pengaruh antara persepsi pejabat tentang aspek transparansi,
ketertiban dan obyektivitas dalam mutasi jabatan struktural terhadap
kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
4. Aspek obyektivitas memiliki level nilai terendah dalam penilaian persepsi
pejabat dan mempengaruhi kinerja pejabat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002).Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996).
Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni).
Jakarta: Binarupa Aksara.
Gomes, Faustino Cardoso. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Gouzali, Saydam. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung
[ 17 ] Hasibuan, Malayu. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Kreitner, Robert & Kinicki. (1995). Organizational Behavior. Richard D. Irwin,
Inc.
Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Mathis & Jackson. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 10. Jakarta:
Salemba Empat.
Moekijat. (2008).Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju.
Nitisemito, Alex S. (1982).Manajemen Personalia.Jakarta: Sasmita Bros.
Pareek, Udai. (1984).Perilaku Organisasi, Cetakan Kedua.Bandung: PT. Rosda
Karya.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Sekaran, Uma. (1992). Research Methods for Business: A Skill Building
Approach, second edition. New York: John Wiley& Sons, Inc.
Severin, Werner J & Tankard, James W Jr. (2005). Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media.
Sevilla, Consuelo G. (2006).Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Pers.
Siagian, P Sondang. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN Jalan Soemantri Brojonegoro 1 Bandar Lampung 35145, Telepon. 0721-7691072
PERSETUJUAN KELAYAKAN ARTIKEL ILMIAH TESIS/LAYAK PUBLIKASI
Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung menerangkan bahwa Artikel Ilmiah Tesis dari Mahasiswa :
Nama : SUPRAPTO
N P M : 0926021022
Jurusan /Prodi : Ilmu Pemerintahan / MIP Konsentrasi : Manajemen Pemerintahan
Judul Tesis : ”Pengaruh Persepsi Pejabat Struktural Dalam Mutasi Jabatan Terhadap Kinerja Pejabat Di Lingkungan Pemerintah Kota Metro”.
Disetujui dan layak untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan merupakan salah satu persyaratan wisuda (Persyaratan akademik No.8).
Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagimana mestinya.
Diperiksa dan disetujui oleh:
No Nama / NIP Jabatan Tanda Tangan
1 Prof. Dr. Yulianto, MS.
NIP. 19610704 198803 1 005
Pembimbing Utama
2 Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.
NIP. 19600729 199910 1 001
Pembimbing Pembantu
3 Drs. Yana Ekana P.S., M.Si
NIP. 19610817 199003 1 004
Sekretaris Program Studi MIP
4 Dr. Ari Darmastuti, M.A.
NIP. 19600916 198603 2 002
Ketua Program Studi MIP
Catatan:
1. Dilampirkan 2 (dua) soft copy dalam bentuk CD dan 2 (dua) hard copy (print out)
2. Nama Penulis di artikel ilmiah, ditulis berurutan: Nama Penulis (Mhs), Nama Pembimbing Utama dan Nama Pembimbing Pembantu
3. Dilampirkan sebagai persyaratan wisuda.
*)
PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM
MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
(Tesis)
Oleh:
SUPRAPTO
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM
MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
Ol ✁✂
SUPRAPTO
T ✄is
☎✆✝ ✞✟ ✞✠☎ ✞✡ ✞☛☎ ✞☞✌☎ ✍✞✎ ✞☞✌✏☞✌ ✑✒✆✏ ✓ ✞✔✞ ✠✕✆ ✡ ✞✎
✒ ✖ ✕✗☎✘✙ ✚✗✛✒ ✜✢✙ ✒✙✚✗✣✘ ✖ ✤✖✣
✢✞✥✞
✢✎ ✦✟✎ ✞✧✢✞★✓ ✞☎ ✞✎✩ ✞✏✞✒ ✞✟ ✠★☞✆✎✗✡✧✌ ✢✆ ✧✆✎ ✠✏☞✞☛ ✞✏
✪✞ ✑✌ ✡☞ ✞ ★✗✡✧✌☎ ✦★ ✠✞ ✡✥✞✏ ✗✡ ✧✌✢✦ ✡✠☞ ✠✑
✜ ✏ ✠✫✆✎ ★✠☞✞★✛ ✞ ✧✔✌✏✟
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STRUCTURAL OFFICER PERCEPTION ON
OCCUPATIONAL CHANGES TO THE OFFICER’S PERFORMANCE IN
METRO MUNICIPAL GOVERNMENT By
SUPRAPTO
The conduct of structural occupational changes in regional government should be conducted with considering aspects of transparency, order, and objectivity. Conducting occupational changes management with considering these aspects would give positive influences to officers’ perceptions in the regional government environment. A good perception on the occupational changes would influence the officers’ performances in conducting their duties. In contrast, the negative perception would influence negatively to the officer’s performance.
This research investigated the aspects of transparency, order and objectivity to find out the influence of officer’s perception on the occupational changes to the officer’s performance in Metro municipal government.
This was a descriptive research using cross sectional approach. Samples were officers in Metro municipal government. Data were collected using observation, interview, questionnaire and literary study. The hypothesis was tested usingPearson Correlation test fromProduct MomentandLiner Regressiontest.
The results indicated that the structural officers generally had negative perceptions on occupational changes. An almost all aspects of occupational changes that became research indicators such as the aspects of transparency, order, and objectivity, showed low category of perception levels. The officer’s performance showed lower category.
The statistical/ regression tests showed the influence between structural officer’s perceptions on occupational changes to the officer’s performance. The lower values of transparency, order, and objectivity aspects resulted in lower performances of officers.
The research suggests considerations of conduct of occupational changes policies to be more transparent, orderly, and objective in the Metro municipal government to improve officer’s performance.
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
Oleh
SUPRAPTO
Pelaksanaan mutasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Daerah seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas. Pengelolaan mutasi jabatan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut akan memberikan pengaruh positif terhadap persepsi yang berkembang dalam diri pejabat di lingkungan pemerintah daerah. Persepsi yang baik (positif) terhadap mutasi jabatan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pejabat dalam pelaksanaan tugasnya. Begitupula sebaliknya, jika persepsi yang terbentuk kurang baik (negatif) maka akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik terhadap kinerja pejabat.
Untuk mengetahui pengaruh persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro maka aspek yang akan dikaji yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptis dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis dengan menggunakanPearson Correlation dari
Product MomentdanRegresi Linier.
Dari hasil penelitian dan analisa lapangan secara umum dapat dikatakan bahwa pejabat struktural memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan mutasi jabatan. Hampir pada semua aspek mutasi jabatan yang menjadi indikator penelitian yaitu aspek transparansi, aspek ketertiban dan aspek obyektivitas memiliki tingkatan persepsi yang termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan pada variabel kinerja hampir sebagian besar nilai kinerja pejabat termasuk rendah.
Dari hasil uji statistik/regresi ternyata terdapat pengaruh antara persepsi pejabat struktural dalam mutasi jabatan terhadap kinerja pejabat. Karena rendahnya nilai aspek transparansi, ketertiban dan obyektivitas dalam pelaksanaan mutasi jabatan struktural mengakibatkan kinerja pejabat menjadi tidak maksimal.
Perlu ada pertimbangan terhadap kebijakan pelaksanaan mutasi yang lebih transparan, tertib dan obyektif di lingkungan Pemerintah Kota Metro agar dapat meningkatkan kinerja pejabat.
Judul Tesis : PENGARUH PERSEPSI PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
Nama Mahasiswa : SUPRAPTO
Nomor Pokok Mahasiswa : 0926021022
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Magister Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi : Manajemen Pemerintahan
MENYETUJUI
Dosen Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama,
Prof. Dr. Yulianto, MS.
NIP 19610704 198803 1 005
Pembimbing Pembantu,
Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si.
NIP 19600729 199910 1 001
MENGETAHUI
Ketua Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung,
Dr. Ari Darmastuti, M.A.
✬✭ ✮
GE
✯AH
✰ ✱ ✮✲✳ ✴✵ ✶✷✸✹✺✻ ✼✵
✽✸✾✻✿ ❀ ❁ ❂❃❄ ❅D❂❅❆ ❇❈ ❉❊❋ ●❃, ❍■ ❅ ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳
✷✸✹✺✻ ✼✵❏✾ ✿✶✿ ❀ D❂❅❑❊▲ ▼❊❋◆❖●❃yo Sutiyoso, M.Si. ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳
P ✸◗❘ ✸✾ ✿❘✵ ❙ ❀ Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. ✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳✳ ✳✳✳
❚✳ ❯✸◗✿✹❱✿◗✻❲✾ ✿❙❳❲✶✻P❨❙ ✵✿❲❩✿✹ ❳❲✶✻✷❨ ❲✵✾✵◗
Drs. Agus Hadiawan, M.Si.
❬ ❳✷✳ ✲❭ ❪❫ ❴✲❴❭✲❭ ❫ ❵ ❴❛✲❴❴ ❚
❛✳ ❯✵❘ ✸◗✾✻❘ ✷❘❨✺❘✿✶✷✿❙casarjana Universitas Lampung
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.
NIP. 19530528 198103 1 002
❜❝
R
❞ ❡ ❢❣R
❤✐❞ ❡❞ ❞ ❤D❥❦❧♠ ❦♥❦ ♥ s♠ ♦♠♣❥ ❦♠ q♠ r♠ ❦y s❥ ❦❧♠ ❦ s❥t❥ ❦♠ ✉❦y♠t♠ ✈♠ ✇w
① ② ③❥④♥s s❥ ❦❧♠❦ ⑤s⑥⑦u ⑧❥ ❦❧♠ ✉✈u ⑧❥ ✉❥⑨s s♥ ⑧❥⑤♠t ♠q ⑩t✉rutu✉♠⑦ D♠⑦♠ ♣
❶♠④♥ut J♠t ♠ q♠ ❦ t❥ ✉✈ ♠s ♠⑨❷ ♥❦❥ ✉⑤♠⑧❥⑤♠ t ♠qs ♥❸ ♥ ❦❧ru❦❧♠❦⑧❥♣❥ ✉♥❦t♠✈
❷ ❹♠t ❶❥t✉❹ ♠ s♠⑦♠✈ r♠ ✉♠y♠ ♦♠s ❥ ❦s ♥✉♥s s♠❦ s♠♦♠ t♥s♠ r ♣❥⑦♠ rur♠ ❦
⑨❥ ❦⑤♥⑨⑦♠r♠❦ ♠ q♠⑥ ⑨❥ ❦❧ut♥⑨♠❦ ♠q♠④ r♠✉♠y⑨❥ ❦⑦u♥s ⑦♠ ♥ ❦ s❥ ❦❧♠ ❦ ❺♠✉♠ y
♠❦❧ t♥s♠ r s❥④♠♥u s❥ ❦❧♠❦ ❥q ♥r♠ ♥⑦♣ ♥♠✈ y♠❦❧ t❥ ✉⑦♠rus ♠⑦♠ ♣
♣♠④♠✉♠r♠ qy ♠ r♠s❥♣ ♥r♠q♠⑥ y♠❦❧s♥❥ts ut ⑨⑦♠ ❧ ♥♠q♥s♣❥②
❻ ② ❼♠ r ♥❦❥⑦❥rt tu♠⑦ ♠ q♠④ r♠ ✉y♠ ♥⑦♣ ♥♠✈ ♥ ❦♥ s ♥❥ ✉♠ ✈r♠❦s s❥⑨❥ ❦✈u❦♠y
r❥⑨♠ s♠❽ ❦ ♥❥ ✉v s♥♠④t ❸♠♣⑨u❦❧②
❾t♠④ ⑨❥ ✉♠yt♠♠❦ ♥❦♥❿ ♠⑨♠t ♥⑦♠ s ♥r❥♣us ♥♠❦ ✈♠✉♥ t❥ ✉❦♠y♠t s ♥❥♣t r♠❦u ♠s♠❦♠y
r❥q ♥s♠rt ❥ ❦♠ ✉♠❦❿ ♠♦♠s t ❥ ✉❥s ♥♠s ♣❥ ❦♠ ❦❧❧❦❧u ♠r ♥t ♠ q s ♠ ❦ s♠❦rs♥ y♠❦❧
s♥t❥ ✉♥r♠ ❦r❥⑨♠ s♠♠ ♦♠➀s ♠♦♠s t❥ ✉❥s ♥♠s s♠❦ s♠ ❦❧❧u⑨s♥tu❦tut s❥④♠♥u s❥ ❦❧♠ ❦
✈ru♣u y♠ ❦❧t ❥ ✉⑦♠ r②u
B♠ ❦s♠ ✉❸♠♣⑨❦❧❿u ➁ ❹❥v ♣t❥ ✉❻➂① ①
➃♠❦❧♣❥♣t♠ q❿u
➄➅ ➆➇➈ ➆➉O
➌➍ ➎➏ ➐ ➏➑➒➍ ➓➔ →
➣upr↔↕to , lahir di Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal
02 Januari 1975. Penulis merupakan anak bungsu dari Bapak Jurido dan
Ibu Srimulyaningsih. Orang tuanya merupakan salah satu tokoh
masyarakat yang cukup berpengaruh di daerahnya sehingga dalam
kesehariannya cukup memberikan pengaruh kedalam dirinya untuk
selalu berusaha menjadi orang yang terbaik dan memberikan keteladanan
kepada rekan-rekannya.
Penulis pada masa kanak-kanaknya mengawali pendidikannya di
SD Negeri I Natar dan lulus tahun 1987. Memasuki masa remaja, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Neger I Natar. Selama pendidikan di SMP,
penulis aktif mengikuti kegiatan Pramuka. Dan pengalamannya dalam
kegiatan sekolah tersebut banyak menyumbangkan kemampuan dan
pembentukan kepribadian yang cukup baik dalam dirinya. Melanjutkan
pendidikan setelah SMP tahun 1990, penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri I Natar. Ketika sekolah SMA ini, penulis aktif dalam kegiatan
Pramuka dan Rohis, dan pengalamannya dari kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler ini cukup bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta
lingkungannya.
Selepas sekolah di SMA tahun 1993, pada tahun 1996 melamar
pekerjaan sebagai PNS di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dan
➙➛➜➛➝➞ ➟ ➠➡ Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung
Tengah.
Pada tahun 1998, sembari bekerja penulis melanjutkan pendidikan
Strata-1 di Universitas Terbuka. Pasca otonomi tahun 1999 Pemerintah
Daerah Kabupaten Lampung Tengah dipecah menjadi tiga daerah
otonom, yaitu pertama Kabupaten Induk ( Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Tengah) sendiri, kedua Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Timur, ketiga Pemerintah Daerah Kota Metro. Penulis
ditempatkan sebagai pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Awal otonomi ini penulis bekerja di Bagian Kepegawaian Sekretariat
Daerah Kota Metro. Seiring perubahan Perda, maka Bagian Kepegawaian
berubah nama menjadi Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Pada tahun 2002, penulis lulus kuliah S-1 di Univeritas Terbuka dan
mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP). Dan pada tahun 2008,
instansi tempat bekerja penulis bekerja berubah nama sesuai dengan
perubahan nomenklatur peraturan menjadi Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Metro (BKPPD). Pada tahun 2009
penulis meneruskan pendidikan pasca sarjana Magister Ilmu
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro ... 4
Tabel 2. Frekuensi Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota
Metro ... 9
Tabel 3. Jenjang Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil... 76
Tabel 4. Operasionalisasi dan Indikator Variabel Penelitian ... 90
Tabel 5. Alternatif Jawaban, Pernyataan dan Skor Angket Penelitian ... 103
Tabel 6. Tabel Indeks Pengukuran Variabel ... 104
Tabel 7. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi ... 108
Tabel 8. Pedoman Untuk Memberikan Penafsiran Koefisien Determinasi ... 109
Tabel 9. Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro ... 120
Tabel 10. Proses Mutasi Jabatan Yang Dilaksanakan Walikota Metro
Dengan Pertimbangan Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil ... 129
Tabel 11. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Lebih
Mengutamakan Pegawai yang Berprestasi dalam Melaksanakan
Promosi ... 130
Tabel 12. Mutasi Jabatan di yang telah dilaksanakan oleh Walikota Metro
Memberikan Kesempatan yang Sama Untuk Mendapatkan
Promosi Tanpa Melihat Unsur Kedekatan Hubungan dengan
Atasan, Family atau Teman ... 131
Tabel 13. Mutasi Jabatan Lebih Berdasarkan Kepada Karakteristik Pribadi
Yang Mendapat Kesempatan Utama untuk Mendapatkan
Promosi ... 132
Tabel 14. Walikota Metro Berhak Menerapkan Sistem Demosi (Penurunan
Jabatan) dalam Mutasi Jabatan Struktural ... 133
Tabel 15. Walikota Metro Berhak Memberhentikan Pejabat dari Jabatannya
Tabel 16. Walikota Metro Berhak Melakukan Demosi Kepada Pejabat yang
Tidak Mampu Menyelesaikan Tugasnya dengan Baik ... 135
Tabel 17. Walikota Metro Secara Berkala telah Memberikan Sosialisasi
Tentang Mutasi Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah
Kota Metro ... 138
Tabel 18. Sosialisasi tentang Mutasi Jabatan yang Transparan Akan
Membuka Kesadaran para Pejabat terhadap Mutasi Jabatan ... 139
Tabel 19. Kebijakan Mutasi Jabatan Merupakan “Diskresi” (Hak Prerogratif
Walikota) dengan Memperhatikan Masukan Tim Baperjakat ... 140
Tabel 20. Mutasi Jabatan Merupakan Proses yang Wajar dalam Manajemen
Pemerintahan yang Tidak Perlu Ditakuti/Dikuatirkan ... 141
Tabel 21. Mutasi Jabatan Akan Memberikan Manfaat bagi Perkembangan
Karier Pejabat dan Pengembangan SDM ... 142
Tabel 22. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Dengan Menerima
Masukan-Masukan dari Bawahan Secara Berkala ... 143
Tabel 23. Mutasi Jabatan Struktural Dilakukan Terhadap Pejabat yang
Sudah Lebih dari Empat Tahun Menduduki Jabatannya Untuk
Penyegaran dan Peningkatan Pengalaman Kerja ... 147
Tabel 24. Pejabat Boleh Secara Terbuka Mengajukan Tugas dan Pekerjaan
Yang Sesuai dengan Kemampuannya ... 148
Tabel 25. Mutasi Jabatan Telah Dilakukan dengan Melibatkan Pihak Ketiga
Yang Independen untuk Memfasilitasi Fit and Proper Test ... 149
Tabel 26. Mutasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro Memegang
Prinsip “The Right Man on The Right Place” Agar Pekerjaan Dapat
Dilakukan Secara Efektif dan Efisien ... 150
Tabel 27. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Menghindari Kejenuhan
Pejabat ... 151
Tabel 29. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Menambah Pengetahuan dan
Keterampilan Baru ... 153
Tabel 30. Mutasi Jabatan Bermanfaat Untuk Persiapan Menghadapi Tugas
Baru Terutama Karena Promosi ... 154
Tabel 31. Mutasi Jabatan Juga Bertujuan untuk Meningkatkan Persaingan
Yang Sehat ... 155
Tabel 32. Mutasi Jabatan Dilaksanakan Guna Meningkatkan Produktivitas
Pejabat ... 156
Tabel 33. Mutasi Jabatan Untuk Memberikan Rangsangan Agar Pegawai/
Pejabat Mau Berupaya Meningkatkan Karier Yang Lebih Tinggi .... 157
Tabel 34. Prestasi dan Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Tugas Sangat
Penting Sehingga Harus Diraih ... 159
Tabel 35. Perhatian Dari Pimpinan (Walikota) Membuat Bekerja dengan
Sungguh-sungguh ... 160
Tabel 36. Saya Sangat Bangga Bekerja Sebagai Pejabat di Lingkungan
Pemerintah Kota Metro oleh Karena Itu Saya Akan Memberikan
Pelayanan Terbaik Dalam Tugas Saya ... 161
Tabel 37. Insentif (Tunjangan) dan Pendapatan Sebagai Pejabat Di Kota
Metro Cukup Memuasakan Sehingga Memotivasi Memberikan
Pelayanan Yang Baik Dalam Tugas ... 162
Tabel 38. Aturan dan Administrasi Pemerintah Kota Metro Sudah Tertib
Dan Teratur Sehingga Menunjang Pemberian Layanan Yang Baik .. 163
Tabel 39. Hubungan Saya dengan Pimpinan (Walikota) Tidak Pernah
Terjadi Konflik Sehingga Memotivasi Saya Dalam Pelayanan
Dalam Tugas Semakin Baik ... 164
Tabel 40. Saya Bekerja Harus Berhasil Dengan Mengerahkan Seluruh
Kemampuan ... 165
Tabel 41. Pekerjaan Saya Sudah Sesuai dengan Keahlian dan Keterampilan
Tabel 42. Saya Membutuhkan Pengembangan Kemampuan dan Kemajuan
Dalam Pekerjaan Agar Responsivitas Dalam Bekerja ... 167
Tabel 43. Aturan dan Kebijakan Pimpinan (Walikota) Memudahkan
Pengembangan Diri dan Karier ... 168
Tabel 44. Tanggung Jawab Sangat Penting Sehingga Harus Diusahakan
Semaksimal Mungkin ... 169
Tabel 45. Agar Bekerja Maksimal Saya Membutuhkan Suasana Kerja Yang
Baik ... 170
Tabel 46. Kepercayaan dan Dorongan dari Pimpinan (Walikota) Membuat
Saya Ingin Secepatnya Menyelesaikan Pekerjaan ... 171
Tabel 47. Pekerjaan yang Menantang Membuat Saya Semangat Dalam
Bekerja ... 171
Tabel 48. Saya Senang Bekerja dalam Jabatan Karena Tugas Pekerjaan
Selalu Mengalami Kemajuan ... 172
Tabel 49. Penghasilan Saya Sudah Sesuai Dengan Pekerjaan dan Jerih
Payah ... 174
Tabel 50. Supervisi dan Pengawasan dari Pimpinan Sangat Baik ... 174
Tabel 51. Pelaksanaan Mutasi Jabatan yang Tidak Terlalu Sering
Dilaksanakan Walikota Membuat Saya Bisa Bekerja Dengan
Tenang ... 175
Tabel 52. Kondisi Lingkungan Kerja di Kota Metro Dapat Membangkitkan
Inspirasi Untuk Bekerja ... 176
Tabel 53. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian ... 15 C. Tujuan Penelitian... 15 D. Kegunaan Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17 A. Konsep Persepsi ... 17 B. Konsep Mutasi ... 44 C. Ruang Lingkup Mutasi ... 55 C. Indikator Mutasi ... 57 D. Jabatan Struktural ... 59 E. Konsep Kinerja ... 62 G. Indikator Kinerja ... 66 H. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ... . 72 H. Pegawai Negeri Sipil ... 75 I. Kerangka Pikir ... 84 J. Hipotesis ... 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 116 A.Gambaran Umum Kota Metro... 116 1. Sejarah Kota Metro ... ... 116 2. Kondisi Geografis ... ... 118 3. Gambaran Umum Pemerintahan ... 120 B. Deskripsi Hasil Penelitian... .... 125 1. Karakteristik Respoden ... 125 2. Aspek Persepsi Pejabat Struktural tentang Mutasi Jabatan ... 129
a. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Transparansi
(Keterbukaan) dalam Mutasi Jabatan ... 129 b. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Ketertiban
dalam Mutasi Jabatan ... 138 c. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Obyektivitas
dalam Mutasi Jabatan ... 147 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Pejabat .... ... 159 a. Aspek Produktivitas .... ... 159 b. Aspek Kualitas Layanan ... 161 c. Aspek Responsivitas .... ... 165 d. Aspek Responsibilitas .... ... 169 e. Aspek Akuntabilitas .... ... 173 4. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 178 a. Hasil Analisis Korelasi Pearson .... ... 178 b. Hasil Uji Regresi Antara Variabel Persepsi dengan
Variabel Kinerja .... ... 179 c. Hasil Uji Determinasi ... 180 d. Hasil Uji Signifikansi ... 180
BAB V SIMPULAN ... ... 180 A. Kesimpulan ... 181 B. Saran ... ... 181
➢➤ ➥ ➥➤
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh .(QS. An-Naml: 19).
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat untuk manusia yang lain
SANWACANA
Puji syukur untuk-Mu ya Rabb, yang telah banyak memberikan pengetahuan
yang tak pernah bisa dihitung melalui berbagai aspek dan wujud. Sehingga kami
bisa belajar memahami betapa indahnya kekuasaan dan ciptaan-Mu yang bertabur
dalam banyaknya dimensi yang sangat unik tiada tanding. Salah satunya dengan
selesainya penyusunan tesis ini yang diberi judul “PENGARUH PERSEPSI
PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP
KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO”.
Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi
syarat-syarat guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (M.I.P) dalam
Ilmu Pemerintahan konsesntrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Jujur kami rasakan perjuangan untuk melahirkan tesis ini sarat dengan ujian
dan pengorbanan. Indahnya, dibalik semua itu semakin banyak kami temukan
makna kehidupan, karena begitu banyak pihak yang telah ikut memberikan
dukungan, bimbingan, motivasi dan do’anya. Seperti sentuhan air telaga kesejukkan yang mengalir membasuh nurani kehidupan “Jika kita ingin melihat
pelangi yang indah, kita harus bersabar menanti redanya hujan”.
Kehadiran mereka telah mengalirkan inspirasi kekuatan yang besar bagi
kami untuk selalu melakukan yang terbaik. Karena kami yakin, setiap kita
dengan mahal. Yang terbaik adalah proses untuk berjuang meraih impian dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.
Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan untuk
semua pihak yang telah mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini,
yaitu:
1. Prof. Dr.Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Lampung.
3. Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
4. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Dr. Bambang Utoyo Sutiyoso, M.Si. selaku Pembahas/Penguji Utama, terima
kasih atas semua saran dan masukkannya guna kesempurnaan tesis ini.
6. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembimbing Utama; terima kasih atas semua
saran, masukan dan bimbingannya selama ini sehingga tesis dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Pembimbing Pembantu; terima kasih
atas masukan, saran dan bimbingannya guna kelancaran penyusunan tesis ini.
8. Dr. Pitojo Budiono, M.Si. terima kasih atas masukan dan arahannya sehingga
9. Dr. Suwondo, M.A. selaku Pembimbing Akademik, yang senantiasa
mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses belajar ke arah yang lebih
baik.
10. Drs. Yana Ekana, P.S, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung; terima kasih atas bantuan dan saran dalam penyelesaian
administrasi akademik.
11. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang
telah memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penulis menempuh
pendidikan; semoga Allah SWT memberikan balasan-Nya yang berlimpah.
12. Civitas akademika dan karyawan rektorat Unila yang yang telah membantu
kami selama kami belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.
13. Hi. Lukman Hakim, SH, MM. dan Drs. Hi. R. Saleh Chandra Pahlawan, M.M.
Selaku Walikota dan Wakil Walikota Metro. Terima kasih atas do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan perlindungan
dalam menjalankan tugas dan bisa menjadi pemimpin yang adil dan amanah.
14. Fitter Syahboedin, SE, MM. Selaku Sekda Kota Metro. Terima kasih atas
support dan dukungannya. Semoga makin sukses!
15. Yusuf Kota Alam, SH, MM, selaku Kepala BKPPD Kota Metro; yang telah
memberikan informasi, saran dan masukkannya selama ini. Semoga akan
membuahkan hasil yang lebih baik.
16. Eni Sri Winarti, SH., Dede Rumiyati, SH., Heri Rozani, SH., Drs. Sukarman,
telah banyak memberikan masukan dan info-info menarik lainnya guna
penyelesaian tesis ini.
17. Untuk rekan-rekanku dan semua personil di BKPPD Kota Metro. Terima
kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
18. Kepada segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro yang telah
membantu penelitian kami. Terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya
sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat berjalan lancar dan
membuahkan silaturrahmi yang indah.
19. Untuk kedua orang tua kami yang tercinta; yang selalu memberikan cinta dan
kasih sayangnya sepanjang zaman untuk kebahagiaan kami di dunia dan di
akhirat. Pelukan dan ciuman Ayah Bunda, adalah harta yang tiada ternilai dan
menjadi anugerah terbesar dalam hidup ini. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan karunia-Nya untuk Ayah Bunda dengan karunia yang terbaik
sampai kedalam istana di surga-Nya. Anakmu selalu mencintai dan
menyayangimu. Salam takzim untukmu Ayah Bunda.
20. Untuk Bapak Ibu mertuaku yang tercinta; yang senantiasa memberikan
perhatian, dukungan dan do’anya. Pelukanku untuk Bapak Ibu dan selalu terlantun do’a, semoga Allah SWT melimpahkan kebahagiaan dan
karunia-Nya sampai akherat kelak.
21.Untuk Istriku yang kucintai. Terima kasih atas pengertian, dukungan dan
do’anyauntuk menguatkan perjuanganku mewujudkan impian kuliah ini. Dan
22.Untuk keluarga besarku di Metro, Tulang Bawang, Natar, Purbolinggo dan
Kotabumi. Terima kasih atas support, bantuan dan do’anya. Aku sayang kalian semua!
23. Untuk teman-teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan.
Setiap titik diatas muka bumi ini pasti berarti. Kami berharap tesis ini akan
menyumbangkan manfaat bagi dinamika intelektual di kampus kita yang tercinta.
Amiin.
Bandar Lampung, November 2011
➦➧ ➨ ➨➧
Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh .(QS. An-Naml: 19).
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat untuk manusia yang lain
SANWACANA
Puji syukur untuk-Mu ya Rabb, yang telah banyak memberikan pengetahuan
yang tak pernah bisa dihitung melalui berbagai aspek dan wujud. Sehingga kami
bisa belajar memahami betapa indahnya kekuasaan dan ciptaan-Mu yang bertabur
dalam banyaknya dimensi yang sangat unik tiada tanding. Salah satunya dengan
selesainya penyusunan tesis ini yang diberi judul “PENGARUH PERSEPSI
PEJABAT STRUKTURAL DALAM MUTASI JABATAN TERHADAP
KINERJA PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO”.
Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi
syarat-syarat guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (M.I.P) dalam
Ilmu Pemerintahan konsesntrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Jujur kami rasakan perjuangan untuk melahirkan tesis ini sarat dengan ujian
dan pengorbanan. Indahnya, dibalik semua itu semakin banyak kami temukan
makna kehidupan, karena begitu banyak pihak yang telah ikut memberikan
dukungan, bimbingan, motivasi dan do’anya. Seperti sentuhan air telaga kesejukkan yang mengalir membasuh nurani kehidupan “Jika kita ingin melihat
pelangi yang indah, kita harus bersabar menanti redanya hujan”.
Kehadiran mereka telah mengalirkan inspirasi kekuatan yang besar bagi
kami untuk selalu melakukan yang terbaik. Karena kami yakin, setiap kita
dengan mahal. Yang terbaik adalah proses untuk berjuang meraih impian dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.
Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan untuk
semua pihak yang telah mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini,
yaitu:
1. Prof. Dr.Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Lampung.
3. Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
4. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Dr. Bambang Utoyo Sutiyoso, M.Si. selaku Pembahas/Penguji Utama, terima
kasih atas semua saran dan masukkannya guna kesempurnaan tesis ini.
6. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembimbing Utama; terima kasih atas semua
saran, masukan dan bimbingannya selama ini sehingga tesis dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Pembimbing Pembantu; terima kasih
atas masukan, saran dan bimbingannya guna kelancaran penyusunan tesis ini.
8. Dr. Pitojo Budiono, M.Si. terima kasih atas masukan dan arahannya sehingga
9. Dr. Suwondo, M.A. selaku Pembimbing Akademik, yang senantiasa
mengarahkan dan memotivasi penulis dalam proses belajar ke arah yang lebih
baik.
10. Drs. Yana Ekana, P.S, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung; terima kasih atas bantuan dan saran dalam penyelesaian
administrasi akademik.
11. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang
telah memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penulis menempuh
pendidikan; semoga Allah SWT memberikan balasan-Nya yang berlimpah.
12. Civitas akademika dan karyawan rektorat Unila yang yang telah membantu
kami selama kami belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.
13. Hi. Lukman Hakim, SH, MM. dan Drs. Hi. R. Saleh Chandra Pahlawan, M.M.
Selaku Walikota dan Wakil Walikota Metro. Terima kasih atas do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan perlindungan
dalam menjalankan tugas dan bisa menjadi pemimpin yang adil dan amanah.
14. Fitter Syahboedin, SE, MM. Selaku Sekda Kota Metro. Terima kasih atas
support dan dukungannya. Semoga makin sukses!
15. Yusuf Kota Alam, SH, MM, selaku Kepala BKPPD Kota Metro; yang telah
memberikan informasi, saran dan masukkannya selama ini. Semoga akan
membuahkan hasil yang lebih baik.
16. Eni Sri Winarti, SH., Dede Rumiyati, SH., Heri Rozani, SH., Drs. Sukarman,
telah banyak memberikan masukan dan info-info menarik lainnya guna
penyelesaian tesis ini.
17. Untuk rekan-rekanku dan semua personil di BKPPD Kota Metro. Terima
kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
18. Kepada segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Metro yang telah
membantu penelitian kami. Terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya
sehingga penelitian yang kami laksanakan dapat berjalan lancar dan
membuahkan silaturrahmi yang indah.
19. Untuk kedua orang tua kami yang tercinta; yang selalu memberikan cinta dan
kasih sayangnya sepanjang zaman untuk kebahagiaan kami di dunia dan di
akhirat. Pelukan dan ciuman Ayah Bunda, adalah harta yang tiada ternilai dan
menjadi anugerah terbesar dalam hidup ini. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan karunia-Nya untuk Ayah Bunda dengan karunia yang terbaik
sampai kedalam istana di surga-Nya. Anakmu selalu mencintai dan
menyayangimu. Salam takzim untukmu Ayah Bunda.
20. Untuk Bapak Ibu mertuaku yang tercinta; yang senantiasa memberikan
perhatian, dukungan dan do’anya. Pelukanku untuk Bapak Ibu dan selalu terlantun do’a, semoga Allah SWT melimpahkan kebahagiaan dan
karunia-Nya sampai akherat kelak.
21.Untuk Istriku yang kucintai. Terima kasih atas pengertian, dukungan dan
do’anyauntuk menguatkan perjuanganku mewujudkan impian kuliah ini. Dan
22.Untuk keluarga besarku di Metro, Tulang Bawang, Natar, Purbolinggo dan
Kotabumi. Terima kasih atas support, bantuan dan do’anya. Aku sayang kalian semua!
23. Untuk teman-teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan.
Setiap titik diatas muka bumi ini pasti berarti. Kami berharap tesis ini akan
menyumbangkan manfaat bagi dinamika intelektual di kampus kita yang tercinta.
Amiin.
Bandar Lampung, November 2011
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian ... 15 C. Tujuan Penelitian... 15 D. Kegunaan Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17 A. Konsep Persepsi ... 17 B. Konsep Mutasi ... 44 C. Ruang Lingkup Mutasi ... 55 C. Indikator Mutasi ... 57 D. Jabatan Struktural ... 59 E. Konsep Kinerja ... 62 G. Indikator Kinerja ... 66 H. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ... . 72 H. Pegawai Negeri Sipil ... 75 I. Kerangka Pikir ... 84 J. Hipotesis ... 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 116 A.Gambaran Umum Kota Metro... 116 1. Sejarah Kota Metro ... ... 116 2. Kondisi Geografis ... ... 118 3. Gambaran Umum Pemerintahan ... 120 B. Deskripsi Hasil Penelitian... .... 125 1. Karakteristik Respoden ... 125 2. Aspek Persepsi Pejabat Struktural tentang Mutasi Jabatan ... 129
a. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Transparansi
(Keterbukaan) dalam Mutasi Jabatan ... 129 b. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Ketertiban
dalam Mutasi Jabatan ... 138 c. Persepsi Pejabat Struktural tentang Aspek Obyektivitas
dalam Mutasi Jabatan ... 147 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Pejabat .... ... 159 a. Aspek Produktivitas .... ... 159 b. Aspek Kualitas Layanan ... 161 c. Aspek Responsivitas .... ... 165 d. Aspek Responsibilitas .... ... 169 e. Aspek Akuntabilitas .... ... 173 4. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 178 a. Hasil Analisis Korelasi Pearson .... ... 178 b. Hasil Uji Regresi Antara Variabel Persepsi dengan
Variabel Kinerja .... ... 179 c. Hasil Uji Determinasi ... 180 d. Hasil Uji Signifikansi ... 180
BAB V SIMPULAN ... ... 180 A. Kesimpulan ... 181 B. Saran ... ... 181