• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia yang lain

Stage 4: Retrieval and Response

H. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

I. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja untuk

pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen kadang

juga dikategorikan sebagai pegawai negeri.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003, Pegawai Negeri

Sipil terdiri atas:

1. Pegawai Negeri Sipil Pusat (PNS Pusat), yaitu PNS yang gajinya

dibebankan pada APBN, dan bekerja pada departemen, lembaga non

departemen, kesekretariatan negara, lembaga-lembaga tinggi negara,

instansi vertikal di daerah-daerah, serta kepaniteraan di pengadilan.

2. Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNS Daerah), yaitu PNS yang bekerja

di Pemerintah Daerah dan gajinya dibebankan pada APBD. PNS Daerah

terdiri atas PNS Daerah Provinsi dan PNS Daerah Kabupaten/Kota.

Baik PNS Pusat maupun PNS Daerah dapat diperbantukan di luar

instansi induknya. Jika demikian, gajinya dibebankan pada instansi yang

menerima pembantuan. Di samping PNS, pejabat yang berwenang dapat

mengangkat Pegawai Tidak Tetap (PTT) atau disebut pula honorer; yaitu

pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu untuk melaksanakan

tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis dan profesional

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. PTT tidak

berkedudukan sebagai pegawai negeri.

Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karir, yakni jabatan dalam

76

Jabatan karir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur

organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat

yang terendah (eselon V-a) hingga yang tertinggi (eselon I-a). Contoh

jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur

Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural

di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor,

kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah,

dan sekretaris lurah.

2. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam

struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya diperlukan oleh

organisasi, misalnya: auditor(Jabatan Fungsional Auditor atau

JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana,

pranata komputer, statistisi, dan penguji kendaraan bermotor.

Sedangkan jenjang kepangkatan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

tersebut dalam tabel 3 berikut:

Tabel 3. Jenjang Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil

No. PANGKAT GOLONGAN

1 2 3

1. Juru Muda I/a

2. Juru Muda Tingkat I I/b

3. Juru I/c

4. Juru Tingkat I I/d

77

1 2 3

6. Pengatur Muda Tingkat I II/b

7. Pengatur II/c

8. Pengatur Tingkat I II/d

9. Penata Muda III/a

10. Penata Muda Tingkat I III/b

11. Penata III/c

12. Penata Tingkat I III/d

13. Pembina IV/a

14. Pembina Tingkat I IV/b

15. Pembina Utama Muda IV/c

16. Pembina Utama Madya IV/d

17. Pembina Utama IV/e

Setiap PNS memiliki hak memperoleh kenaikan pangkat, yakni

penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdiannya. Ada

beberapa jenis kenaikan pangkat, diantaranya kenaikan pangkat reguler,

kenaikan pangkat pilihan (misalnya karena menduduki jabatan fungsional dan

struktural tertentu, menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, atau

menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara), kenaikan pangkat

anumerta, dan kenaikan pangkat pengabdian. PNS yang menunjukkan prestasi

kerja luar biasa baiknya bisa mendapatkan penghargaan yang

78

Untuk pengangkatan Pegawai Negeri Sipil telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan pasal 2 PP. Nomor 30 Tahun 1980 dan peraturan

pelaksanaannya ditetapkan dengan Surat Edaran Kepala BAKN Nomor:

23/SE/ 1980, kewajiban Pegawai Negeri Sipil antara lain:

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945, Negara dan Pemerintah;

2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau

diri sendiri, serta menghindarkan dari segala sesuatu yang dapat

mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri,

atau pihak lain;

3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah dan

Pegawai Negeri Sipil;

4. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang belaku;

5. Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-

baiknya;

6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik

yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku

secara umum;

7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh

79

8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan

Negara;

9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan,kekompakan, persatuan dan

kesatuan Korps PNS.

10. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang

dapat membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintah, terutama di

bidang keamanan, keuangan dan materiil;

11. Mentaati ketentuan jam kerja;

12. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;

13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan

sebaik-baiknya;

14. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat

menurut bidang tugasnya masing-masing;

15. Bertindak dan bersikap tegas,tetapi adil dan bijaksana terhadap

bawahannya;

16. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;

17. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap

bawahannya;

18. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;

19. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan

kariernya;

80

21. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan

santun terhadap masyarakat, sesama PNS, dan terhadap atasan;

22. Hormat menghormati antara sesama warga negara yang memeluk

agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ber-lainan;

23. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam bermasyarakat;

24. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku;

25. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;

26. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan

yang diterima mengenai pelaggaran disiplin.

Sedangkan berdasarkan pasal 3 Peraturan Pemerintah 30 Tahun 1980,

larangan bagi Pegawai Negeri Sipil, yaitu:

1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat

negara, Pemerintah atau PNS;

2. Menyalahgunakan wewenangnya;

3. Tanpa ijin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing;

4. Menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik

negara;

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau

meminjamkan barang-barang, dokumen, surat-surat berharga milik

negara secara tidak sah;

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan

81

tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan, pihak lain yang secara

langsung atau tidak langsung merugikan negara;

7. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas

dendam terhadap bawahannya atau orang lain didalam maupun diluar

lingkungan kerjanya;

8. Menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapapun

juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu

bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan

PNS yang bersangkutan;

9. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau

martabat PNS kecuali untuk kepentingan jabatan;

10. Bertindak sewenang-sewenang terhadap bawahannya;

11. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan

yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak

yang di layaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

12. Menghalangi jalannya tugas kedinasan;

13. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang di ketahui

karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau

pihak lain;

14. Bertindak selaku perantara bagi suatu pengusaha atau golongan untuk

mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah;

15. Memiliki saham/ odal dalam perusahaan yang kegiatan usahannya berada

82

16. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada

dalam ruang lingkup kekuasaanya yang jumlah dan sifat pemilikan itu

sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat

langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya

perusahaan;

17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik resmi atau sambilan, menjadi

direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang

berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku

jabatan eselon I;

18. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam

melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi atau pihak lain.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Displin Pegawai Negeri Sipil Terhadap setiap PNS yang melakukan

pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang.

Jenis dan tingkat hukuman disiplin:

1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. Hukuman disiplin ringan.

b. Hukuman disiplin sedang, dan

c. Hukuman disiplin berat

2. Jenis hukuman disiplin ringan

a. Teguran lisan.

b. Teguran tertulis.

83

3. Jenis hukuman disiplin sedang

a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.

b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.

c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

4. Jenis hukuman disiplin berat

a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.

b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.

c. Pembebasan dari jabatan.

d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai

PNS.

e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

Setiap Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh:

1. Gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawabnya

(ps. 7 UU No. 43/1999).

2. Memperoleh cuti untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani (ps. 8 UU

No. 8/1974)

3. Memperoleh perawatan bagi yang tertimpa kecelakaan dalam dan karena

menjalankan tugas kewajibannya (ps. 9 UU No. 8/1974)

4. Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani dan rohani

dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan

tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga.

5. Memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tewas (ps. 9 UU No.

84

6. Memperoleh pensiun bagi yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

7. Menjadi peserta TASPEN (PP. No 10/1983).

8. Menjadi peserta ASKES (Keppres No. 8/ 1977).

9. Menjadi peserta TAPERUM (Keppres No. 64/1994).

Penggajian Pegawai Negeri Sipil telah diatur oleh Peraturan Pemerintah

berturut-turut dari tahun 2008 sampai tahun 2011 sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Perubahan Gaji

Pegawai Negeri Sipil.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Gaji

Pegawai Negeri Sipil.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Gaji

Pegawai Negeri Sipil.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Gaji

Pegawai Negeri Sipil.