PENGARUH KETERAMPILAN BERFPKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKASISWA SMA SWADHIPA I NATAR
(Skripsi)
Oleh
YULI FATMASARI 0743022060
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Yuli Fatmasari
i ABSTRAK
PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR Oleh
YULI FATMASARI
Pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa sangat mendukung kegiatan proses
belajar mengajar agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Dalam
pembelajaran Kemampuan berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam
berpikir dan membantu siswa dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang
lainnya secara lebih akurat. Tercapainya hasil belajar yang optimal juga didukung
oleh penggunaan metode. Metode demonstrasi merupakan salah satu alternatif
yang digunakan pada kegiatan pembelajaran keterampilan berpikir kritis siswa,
dimana metode ini mengajarkan siswa dalam mengembangkan kemampuan
berpikir secara kritis dan kreatif, serta dapat mengadaptasi situasi pembelajaran
yang baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berpikir kritis
siswa melalui metode demonstrasi terhadap hasil belajar. Hasil belajar siswa pada
penelitian ini yaitu pada aspek kognitif dan aspek afektif.
Penelitian ini dilakukan di SMA SWADHIPA 1 Natar Lampung Selatan,
Yuli Fatmasari
ii
siswa. Pada proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Hasil belajar
siswa diperoleh dari nilai hasil tes.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0, yaitu dengan uji dengan
uji linearitas, dan uji regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh
keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode demonstrasi terhadap hasil
belajar fisika pada aspek kognitif dan aspek afektif, yang ditunjukkan oleh nilai
sigpada hasil belajar aspek kognitif yaitu sebesar 44,13, dengan koefisien korelasi sebesar 0,698 dan dengan persamaan regresi Y = 44,13 + 3,04 X. Sedangkan hasil
belajar pada aspek afektif yaitu sebesar 7,97 dengan koefisien korelasi sebesar
0,464 dan dengan persamaan regresi Y = 7,97 + 0,94 X.
PENGARUH KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR
Oleh Yuli Fatmasari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE
DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
Nama Mahasiswa : Yuli Fatma Sari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022060
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Eko Suyanto, M.Pd. Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc NIP. 19640310 199112 1 001 NIP. 19580603 198303 1 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Eko Suyanto, M.Pd.
Sekretaris :Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.
Penguji
Bukan Pembimbing :Dr. H. Undang Rosidin, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Yuli Fatma Sari
NPM : 0743022060
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA
Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Desa Sinar Seputih Kec. Bangunrejo, Lampung Tengah
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, November 2012 Yang Menyatakan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sinar Seputih, Kecamatan Bangunrejo Kabupaten
Lampung Tengah, pada tanggal 14 Juli 1989, sebagai anak tunggal dari pasangan
Bapak Pujiono dan Ibu Mangen.
Jenjang pendidikan dimulai pada tahun 1995 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Inti
Sinar Seputih, diselesaikan pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bangunrejo, dan
diselesaikan pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melajutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bangunrejo, dan diselesaikan pada
tahun 2007.
Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa jalur non-Reguler.
Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011
penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan
MOTTO:
-orang yang belajar, atau
orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu.
Dan janganlah engkau menjadi orang yang
ke-(HR. Baehaqi)
Jangan pernah malu atau malas untuk belajar, karena belajar adalah ibadah
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Allah SWT serta Sholawat
atas Rosululloh Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan karya sederhana
ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih
sayang yang tanpa batas, senantiasa memberikan semangat optimis untuk
mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan, kesuksesan, dan
kebahagiaan penulis.
2. Kakakku tersayang, Dwi Agung Wibowo, yang selalu memberikan semangat,
motovasi,serta doa untuk mewujudkan keberhasilan penulis.
3. Adik-adikku tersayang, Apri Ayu Irawati dan Melia Putri Andini, yang selalu
memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.
4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat untukku.
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih, karunia, dan
rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Pengaruh
Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar
Fisika
Fisika di Universitas Lampung.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. H. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan sekaligus selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya
memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus
selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi,
bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusu-nan skripsi
xi
5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing II atas
kesediaan dan ke-ikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.
7. Ibu Dra. Hj. Nurpuri S selaku Kepala SMA SWADHIPA 1 Natar atas bantuan
dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
8. Ibu Intan Purnamawati, S.Pd. selaku guru mitra, dan murid-murid kelas
XI.IPA 2 SMA SWADHIPA 1 Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama
penelitian berlangsung.
9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA SWADHIPA 1 Natar.
10. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika angkatan 2007
non-Reguler (Anwar, Ana, Arif S, Arif H, Arum, Bayu, Cahyo, Eci, Dedo, Deo,
Dian, Dwi, Duwi, Eda, Iza, Eka, Eko, Endang, Eria, Erla, Esti, Ferico, Istika,
Ika, Jupri, Yogi, lina, Netty, Nela, Nopi, Nizom, Raden, Risna, Riski, Rianto,
Ruslan, Rena, Rogandi, Syafri, Nani, Yuni, Sandi, Susanti, Yudi, dan Yevi).
Serta teman-teman di Pendidikan Fisika 2007 reguler semoga silahturahim
kita selalu terjalin dengan baik sampai nanti.
11. Kakak tingkat 2006 dan 2005 serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak
bisa disebutkan satu persatu. Semoga kita dapat menjadi pendidik yang
profesional.
12. Teman-teman PPL di SMA Negeri 5 Bandar Lampung (Cahyo, Windi, Desi,
Irma, Lingga, Olvrias, Nina, Rita, Adit, Mujahidin, Joko, dan Nuris). Terima
kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan
xii
13. Keluarga Green House (Khusnul Khotimah, Teteh Pipit, Risky Mayangsari,
Retno Dianti, dan Citra puspita) atas semangat dan keceriaan yang selalu
dihadirkan dalam setiap suasana.
14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis hanya dapat berdoa, mudah-mudahan segala kekikhlasan, amal, dan
ban-tuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.
Bandar Lampung, November 2012
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Keterampilan Berfikir Kritis ... 6
2. Metode Demonstrasi ... 10
3. Hasil Belajar ... 15
B. Kerangka Pemikiran ... 18
C. Hipotesis ... 21
III. METODE PENELITIAN A. Populasi... 22
B. Sampel Penelitian ... 22
B. Variabel Penelitian ... 22
C. Desain Penelitian... 23
D. Prosedur Penelitian... 23
E. Jenis dan Sumber Data... 25
F. Teknik Pengumpulan Data... 26
H. Analisis Instrumen ... 29
I. Teknik Analisis Data ... 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...36
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...36
a. Hasil Uji Validitas Soal ...37
b. Hasil Uji Reliabilitas Soal ...38
2. Tahapan Pelaksanaan Kelas Eksperimen ...39
B. Data Hasil KBK dan Hasil Belajar ...40
1. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...40
2. Hasil Belajar ...44
a. Kognitif ...44
b. Afektif ...46
C. Pengujian Asumsi Data ...48
1. Uji Normalitas ...48
2. Uji Linieritas ...48
3. Uji Regresi ...49
4. Uji Hipotesis ...53
D. Pembahasan ...54
1. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar ...54
2. Pengaruh Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar ...57
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ...63
2. RPP ... 70
3. Buku Siswa ... 84
4. LKK 01... 90
5. LKK 02 ... 97
6. LKK 03 ... 103
7. Kisi-kisi Tes Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) ... 109
8. Soal Tes Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) ... 120
9. Kunci Jawaban Soal Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) .... 126
10. Kisi-Kisi Produk Hasil Belajar (LP-02) ... 129
11. Soal Tes Produk Hasil Belajar(LP-02)... 141
12. Kunci Jawaban (LP 02) ... 145
13. LP 03 (Lembar Observasi) ... 147
14. Data Nilai uji Coba Berpikir Kritis ... 149
15. Data Nilai Uji Coba Hasil Belajar ... 152
16. Uji Validitas ... 154
17. Uji Reliabilitas ... 158
18. Data Nilai Berpikir Kritis ... 162
19. Data Nilai Hasil Belajar Kognitif ... 165
20. Data Hasil Belajar Afektif ... 167
21. Uji Normalitas ... 168
22. Uji Linieritas ... 169
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur Penelitian ... 20
2. Kerangka Pemikiran ... 21
3. DesainOne-Shot Case study ... 23
4. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 1) ... 41
5. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 2) ... 42
6. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 3) ... 42
7. Grafik Persentase Rata-rata Tiap Pertemuan ... 43
8. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Aspek Kognitif) ... 45
9. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Aspek Afektif) ... 47
10. Grafik KBK Melalui Metode Demonstrasi ... 55
11. Grafik Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Demonstrasi ... 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rubrik Penilaian KBK ... 8
2. Tahap Pembelajaran Metode Dmonstrasi ... 24
3. Kategori KBK Berdasarkan Persentase Skor Perolehan Siswa ... 29
4. Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi ... 34
5. Hasil Uji Validitas KBK ... 37
6. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 38
7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 38
8. Data Persentase KBK ... 41
9. Data Hasil Belajar (Kognitif) ... 44
10. Data Hasil Belajar (Afektif) ... 46
11. Hasil Uji Normalitas ... 68
12. Hasil Uji Linieritas ... 49
13. Hasil R Square Kognitif... 50
14. Hasil Uji Regresi Hasil Belajar (Kognitif) ... 51
15. Hasil Uji Regresi Hasil Belajar (Afektif) ... 51
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan
siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan
optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk
mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang
dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,
pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru
menggunakan metode yang monoton dalam pembelajaran fisika sehingga
siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep fisika yang
sedang dipelajari. Metode tersebut belum mampu mengembangkan
kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan
konsep-konsep fisika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar.
Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep fisika siswa menjadi sangat
kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi cenderung mendominasi
kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik
antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam
2
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, seorang guru harus
dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut.
Selain itu agar pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan maka
sejak dini harus dikembangkan kemampuan maupun keterampilan siswa
untuk dapat menemukan suatu konsep, baik melalui kegiatan demonstrasi,
percobaan ataupun melalui praktikum atau eksperimen di laboratorium, yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami proses penemuan
suatu konsep.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran fisika, maka menumbuhkan
kemampuan berpikir siswa khususnya kemampuan berpikir kritis mutlak
diperlukan. Siswa yang mengusai konsep tidak hanya mampu menghafal
sejumlah konsep yang telah dipelajarinya, tetapi ia mampu menerapkannya
pada aspek lainnya dengan mengembangkan konsep berpikirnya.
kemampuan seseorang dapat berhasil dalam kehidupannya dapat ditentukan
oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Disamping itu metode dmonstrasi dan
keterampilan berpikir kritis disarankan sebagai tujuan utama pendidikan sains
dan merupakan dua hal yang bersifat sangat berkaitan satu sama lain.
Sehingga metode demonstrasi merupakan proses pembelajaran yang dapat
diterapkan agar siswa dapat berpikir kritis.
Melalui metode demonstrasi dan keterampilan berfikir kritis siswa,
diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Untuk mengetahui
3 untuk melihat hasil belajar, maka telah dilakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Fisika
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Adakah pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa SMA Swadhipa kelas
XI IPA2melalui metode demonstrasi terhadap hasil belajar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dari rumusan masalah yang telah dikemukakan
maka tujuan penelitian ini adalah:
Mengetahui pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi siswa ; Keterampilan berfikir kritis diharapkan dapat berpengaruh
positif terhadap hasil belajar serta mampuan dalam memecahkan masalah
baik dalam pembelajaran fisika maupun dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru ; penerapan metode Demonstrasi diharapkan dapat menjadi
salah satu alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran fisika di sekolah, dapat melaksanakan pembelajaran efektif,
4 3. Bagi sekolah ; dengan adanya keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa yang maksimal, dapat menjadi informasi dan sumbangan pemikiran
dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran fisika di sekolah.
Sehingga, dapat menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir kritis merupakan suatu proses kognitif untuk
memperoleh pengetahuan yang meliputi kegiatan menganalisis,
mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan,
dan mengevaluasi. Dalam penelitian ini indikator kemampuan berpikir
kritis yang akan digunakan adalah: (1) memberikan penjelasan sederhana,
(2) membuat penjelasan lebih lanjut, dan (3) menerapkan strategi dan
taktik.
2. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang
sering disertai dengan penjelasan lisan. Langkah-langkah metode
demonstrasi yang digunakan adalah : (1) Melaksanakan demonstrasi,
(2) Mengajukan pertanyaan, (3) Memunculkan tanggapan siswa, (4)
Meminta penjelasan lebih lanjut, dan (5) Menarik kesimpulan.
3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang
dicapai oleh siswa sebagai bukti kemampuan atau keberhasilan kognitif
dan afektif siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama
5 4. Materi pokok bahasan pada penelitian ini adalah Tekanan Hidrostatis dan
Hukum Pascal.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swadhipa 1 Natar
II. KERANGKA TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Berpikir Kritis
Johnson (2009) mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang
membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan
atau memenuhi keinginan untuk memahami.
Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu
menuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan
yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif
dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan dalam berpikir kritis
memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu
dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih
akurat. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran.
Beberapa pengertian berpikir kritis yang dikutip dalam Achmad (2007: 44)
adalah:
1. Berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan (Halpen, 1996).
7 Johnson (2009) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk
menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak
hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita
dan orang lain menggunakan bukti dan logika.
Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada
sebuah kesimpulan atau penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh
Anggelo dalam Achmad (2007: 62):
Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir juga dilontarkan pula oleh
Scriven dalam Achmad (2007:78) :
Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi.
Ada beberapa indikator berpikir kritis. Ennis dalam Aryati (2009:88),
mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokan dalam
lima besar aktivitas sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: a. memfokuskan pertanyaan
b. menganalisis pertanyaan dan bertanya
c. menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.
2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas :
a. mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak b. mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil
observasi.
3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan:
8 a. mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan serta
dimensi
b. mengidentifikasi asumsi
5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas: a. menentukan tindakan
b. berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan penjelasan mengenai indikator kemampuan berpikir kritis
menurut Ennis, maka dapat dibuat rubrik dengan pemberian skor 1 sampai
skor 4. Skor 1 adalah skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi.
Rubrik tersebut ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rubrik penilaian berpikir kritis
Indikator Berpikir Kritis Skor Indikator Penilaian Memberikan Penjelasan
Sederhana 1
Hanya memfokuskan pada pertanyaan
2 Memilih informasi relevan 3 Menganalisis argumen
4 Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut 1 Mendefinisikan istilah 2 Mendefinisikan asumsi 3 Mempertimbangkan definisi
4 Menemukan pola hubungan yang digunakan
Menerapkan Strategi dan
Taktik 1 Menentukan tindakan
2 Menunjukkan pemecahan
Sumber : Modifikasi dari Ennis (1985) dalam Achmad (2007) Selain indikator berpikir kritis, ada pula ciri-ciri dari berpikir kritis.
9 1. memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah
2. bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya.
Wade dalam Achmad (2007:32) juga mengidentifikasi delapan
karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. kegiatan merumuskan pertanyaan, 2. membatasi permasalahan,
3. menguji data-data,
4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6. menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8. mentoleransi ambiguitas.
Pott (1994) dalam techonly (2010) menyatakan:
Ada tiga strategi spesifik untuk pembelajaran kemampuan berpikir kritis, yakni membangun kategori, menentukan masalah, dan menciptakan lingkungan yang mendukung (fisik dan intelektual).
Metode pembelajaran yang mempunyai karakteristik tersebut diantaranya
pembelajaran penemuan/inkuiri. Hal ini didasarkan pada proses
pembelajaran penemuan yang digambarkan Veermans dalam techonly
(2010: 54) yaitu :
Orientasi, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, membuat kesimpulan dan mengevaluasi (mengontrol). Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran penemuan merupakan aktivitas dalam berpikir kritis.
Selain metode pembelajaran penemuan/inkuiri, PBL merupakan model
pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik
konstruktivisme. Dalam model PBL, pelajar tidak saja harus memahami
konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi
10 ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kritis. Menurut Christensen dan Marthin
dalam Sugiyarti (2005) bahwa strategi pemecahan masalah dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam
mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru.
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
adalah proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan yang meliputi
kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan
pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Berpikir kritis
merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke
satu titik.
2. Metode Demonstrasi
Metode yang digunakan pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah
demonstrasi, salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa yaitu
dengan memperlihatkan proses atau kondisi yang terjadi secara langsung,
dimana metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan
mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa. Metode ini dapat
menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami
materi pelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Proses
pembelajaran seperti ini dikenal dengan metode demonstrasi. Djamarah
11
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Pada metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses atau kejadian
kepada murid atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa.
Metode demonstrasi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu
pengertian, mengemukakan masalah, penggunaan prinsip, pengujian
kebenaran secara teoretis dan memperkuat suatu pengertian.
Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi ini adalah:
a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta
didik atau dikuasai peserta didik;
b. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik;
c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan, keterampilan
berfikir kritis dan kreatif serta mengembangkan kemampuan
penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebelum dan pada waktu
mengadakan demonstrai menurut Soekarno (1981: 44-46) dalam Agan
(2011) adalah:
a. Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan di depan kelas.
12 c. Usahakan agar demonstrasi dapat dilihat oleh peserta didik. d. Alat-alat yang digunakan sebaiknya sederhana.
e. Demonstrasi dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut
Djamarah dan Zain (2006: 102) sebagai berikut:
1. Kelebihan metode demonstrasi
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan
Melihat kelebihan metode demonstrasi di atas, maka metode demonstrasi
yang berhasil akan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Metode demonstrasi seperti metode mengajar yang lain juga memiliki
beberapa kekurangan.
2. Kekurangan metode demonstrasi
a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
b. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain
Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah
1. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
13 2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan di laksanakan
3. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan
4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah:
a. Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
b. Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada
posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya
dengan jelas
c. Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu
b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar
mencapai sasaran
4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6. Menghindari ketegangan
c. Evaluasi:
Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti
membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih
14 Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode
demonstrasi tersebut adalah:
1. Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.
2. Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi
secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.
3. Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.
4. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan
kenyataan sebenarnya.
langkah langkah metode demonstrasi pada pembelajaran sains menurut
Wenning (2005: 5) terdiri dari:
a. Melaksanakan demonstrasi. Pada tahap ini, guru menunjukkan sebuah fenomena kepada siswa sesuai dengan konsep yang
diajarkan. Dalam pelaksanaan demonstrasi ini sebaiknya digunakan peralatan yang sudah familiar.
b. Mengajukan pertanyaan.Guru menyampaikan pertanyaan untuk membimbing siswa dalam mengamati fenomena yang ditampilkan, sehingga pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat terarahkan. c. Memunculkan tanggapan siswa. Pada tahap ini, guru memotivasi
dan membimbing siswa untuk memberikan tanggapan dari apa yang ditanyakan oleh guru dengan membuat prediksi berdasarkan fenomena yang disajikan. pada tahapan ini akan merangsang siswa untuk berpikir kritis, yaitu pada saat siswa akan membuat hipotesis siswa akan mulai berpikir secara kritis.
d. Meminta penjelasan lebih lanjut. Pada tahap ini guru berupaya membimbing siswa untuk menghubungkan fenomena yang terjadi dengan konsep yang dimaksud dan membuktikan prediksi yang telah dibuat siswa.
e. Menarik kesimpulan. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan hubungan antara fenomena dengan konsep yang diperoleh siswa.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
15 tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu,
apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam
pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang
disampaikan.
Menurut Abdurrahman (1999: 37) :
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseo-rang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
Hal ini menunjukkan bahwa setelah melakukan proses pembelajaran, maka
akan diperolah hasil belajar hasil belajar yang menjadi akhir dari proses
belajar.
Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4) mengatakan bahwa:
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar, sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran.
Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah
siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini
merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan
pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan
16 tes. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan atau pengukuran hasil belajar dan
dinyatakan dalam bentuk angka. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat
diketahui melalui pedoman penilaian Arikunto (2001: 245):
Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik, bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan cukup baik, bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.
Menurut Slameto (2003: 131) hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek
yaitu:
1. Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) 2. Kepribadian atau sikap (afektif)
3. Keterampilan atau penampilan (psikomotor)
Sedangkan Hasil belajar dalam kecakapan kognitif memiliki beberapa tingkatan yaitu: (1) Informasi non verbal, (2) Informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3)Konsep dan prinsip,
(4)Pemecahan masalah dan kreatifitas
Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran.
Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil
belajar siswa.
Hamalik (2007: 30) menyatakan bahwa :
Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Hasil belajar sebagai tanda terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari suatu interaksi
17 dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotoris. Hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak
pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam
angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah
latihan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 4-5) bahwa: Dampak
pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang
tambahan pengetahuan dan kemampuan pada kegiatan yang nyata seperti
kegiatan ekstakurikuler.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu akhir atau puncak proses belajar yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku dari suatu interaksi belajar-mengajar yang
kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam bidang kognitif,
afektif, maupun psikomotoris. Untuk mengetahui keberhasilan dalam
belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui
suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka.
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Sebagai variabel bebas adalah keterampilan berfikir kritis siswa (X),
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Dalam hal ini
keterampilan berfikir kritis akan menentukan kemampuan siswa dalam
belajar yang nilainya diperoleh dari tes tertulis keterampilan berfikir kritis.
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam
18 dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Keterampilan berpikir kritis akan
muncul pada saat pembelajaran melalui metode demonstrasi pada tahapan
memunculkan tanggapan siswa, yaitu setelah guru melakukan demonstrasi
siswa diminta untuk menganalisis hasil demonstrasi yang disajikan, dengan
demikian siswa akan dapat berpikir secara kritis dalam menganalisis
percobaan tersebut. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran. Adapun data hasil belajar diperoleh melaluipostest. Hasil belajar diperoleh melalui keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi. Proses pembelajaran ini terdiri
dari Melaksanakan demonstrasi, mengajukan pertanyaan, memunculkan
tanggapan siswa, meminta penjelasan lebih lanjut, dan menarik kesimpulan.
Pada pembelajran menggunakan metode demonstrasi, menyajikan bahan
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan sehingga proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan dan membentuk
19
Pembelajaran Materi Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
Penggunaan Metode Demonstrasi
Melaksanakan demonstrasi dengan menunjukkan sebuah fenomena kepada siswa sesuai dengan konsep yang diajarkan.
Mengajukan pertanyaan untuk membimbing siswa dalam mengamati fenomena yang ditampilkan, sehingga pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat terarahkan.
Memunculkan tanggapan siswa, dengan memotivasi dan membimbing siswa untuk memberikan tanggapan dari apa yang ditanyakan oleh guru dengan membuat prediksi/hipotesis berdasarkan fenomena yang disajikan.
Meminta penjelasan lebih lanjut, dan berupaya membimbing siswa untuk menghubungkan fenomena yang terjadi dengan konsep yang dimaksud dan membuktikan prediksi/hipotesis yang telah dibuat siswa dengan melakukan eksperimen.
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan hubungan antara fenomena dengan konsep yang diperoleh siswa
Tes tertulis keterampilan berfikir kritis
20
Gambar 2.1 Alur Penelitian
Dalam penelitian ini yang diukur yaitu keterampilan berpikir kritis siswa
yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi (R), kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa
terhadap hasil belajar fisika siswa.
Keterkaitan antar variabel-variabel digambarkan pada gambar 2.2:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2 Kerangka pikir Keterangan :
X : Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Y : Hasil Belajar
R :Pengaruh X terhadap Y
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis Umum
Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar.
b) Hipotesis Statistik
Dari hipotesis umum dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagai
berikut:
Keterampilan Berfikir Kritis Siswa
(X)
21 H0: Tidak terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan
metode demonstrasi terhadap hasil belajar.
H1: Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan
22
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI semester genap SMA Swadhipa
1 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI
IPA1dan XI IPA2dengan jumlah 66 siswa.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling.Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yang digunakan dari populasi yang terdiri dari 2 kelas
diambil 1 kelas sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas XI IPA2
yang berjumlah 32 siswa yang dipakai dalam sampel penelitian ini.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Keterampilan berfikir
kritis siswa, dan variabel terikat yaitu hasil belajar yang diukur dengan
menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk esay serta tes tertulis untuk
mengukur keterampilan berfikir kritis siswa.
23
X O
Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada
siswa kelas XI IPA2. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kterampilan
berfikir kritis siswa, sedangkan hasil belajar siswa merupakan variabel
terikatnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
One-Shot Case Study(Sugiyono, 2010: 110), menjelaskan bahwa terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan.
Perlakuan yang diberikan yaitu dengan metode demonstrasi, setelah proses
pembelajaran ini dilakukan, diberikan tes tertulis untuk mengukur
keterampilan berfikir kritis siswa,dan kemudian dilakukan tes hasil belajar
(Postest).Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1One-Shot Case Study Ket :
X : Metode Demonstrasi O :Posttest
(Sugiyono, 2010: 110)
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengaruh keterampilan berpikir
kritis dengan metode demonstrasi terhadap hasil belajar adalah sebagai
berikut:
24 Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa
menyampaikan topik pembelajaran yang akan disampaikan. Membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5
siswa, dan membagikan LKK pada setiap kelompok.
2. Kegiatan inti
Guru melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan metode demonstrasi dalam Wenning (2005: 5) langkah
pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahap Pembelajaran Metode Demonstrasi
No Tahapan Preskripsi Tahapan dalam
25
Menarik Kesimpulan membimbing siswa untuk menarik
Diberikan test keterampilan berpikir kritis siswa di setiap akhir pertemuan.
Pada setiap masing-masing pertemuan diberikan 4 soalessay, dan selanjutnya diberikanposttestuntuk mengetahui hasil belajar siswa.
F. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir
kritis siawa dan data hasil belajar siswa yang terdiri dari kognitif dan
afektif.
26 Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data hasil belajar diperoleh
dari hasil posttest, sedangkan data keterampilan berfikir kritis siswa di peroleh melalui tes tertulis keterampilan berfikir kritis siswa.
G. Teknik Pengumpulan data
1. Data Tes Berfikir Kritis Siswa
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan berfikir
kritis siswa yaitu dengan memberikan soal tes tertulis keterampilan berfikir
kritis kepada siswa. Tes tertulis keterampilan berfikir kritis siswa terdiri dari
sejumlah pernyataan yang disesuiakan dengan aspek yang diukur.
Pengambilan data dilaksanakan setelah siswa melaksanakan proses belajar di
kelas. Dalam tes tertulis ini terdapat kisi-kisi keterampilan berfikir kritis yang
terdiri dari tiga indikator dan setiap indikator memiliki ruang lingkup, yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes tertulis berfikir kritis siswa di SMA Swadhipa Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
Indikator Berpikir Kritis Skor Indikator Penilaian Memberikan Penjelasan
Sederhana 1
Hanya memfokuskan pada pertanyaan
2 Memilih informasi relevan 3 Menganalisis argument
4 Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
Memberikan Penjelasan
Lebih Lanjut 1 Mendefinisikan istilah 2 Mendefinisikan asumsi 3 Mempertimbangkan definisi
4 Menemukan pola hubungan yang digunakan
Menerapkan Strategi dan Taktik
1 Menentukan tindakan
27 masalah
3 Memecahkan masalah
menggunakan berbagai sumber
4 Ketepatan menggunakan tindakan
Sumber : Modifikasi dari Ennis dalam Achmad (2007)
2. Teknik Tes
Tes diberikan kepada siswa dalam bentukposttestuntuk mendapatkan data kognitif hasil belajar fisika siswa yang diberikan dengan metode
demonstrasi.Posttestyang diberikan berupa tes subjektif (uraian). Dengan tes bentuk ini maka akan menuntut kemampuan siswa untuk memahami,
menguasai, menerapkan serta menganalisis, cocok untuk menguji penguasaan
konsep siswa.
Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang
besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar.
Untuk mempermudah dalam pengolahan data skor yang diperoleh dibuat
dalam bentuk nilai dengan rumus:
= 100
Sudjiono (2005: 318)
H. Teknik Pengolahan Data
28 Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari hasil tes keterampilan berpikir
kritis siswa. Pengolahan data untuk mengukur hasil keterampilan berpikir
kritis siswa dilakukan terhadap skor keterampilan berpikir kritis. Peningkatan
skor antara tes awal dan tes selanjutnya dari kedua variabel merupakan
indikator adanya pengaruh pembelajaran yang telah dilakukan. Sebelum
mengolah data , data-data diorganisasikan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Penskoran hasil tes
Pengolahan data dengan pemberian skor pada hasil tes keterampilan
berpikir kritis untuk setiap butir soal keterampilan berpikir kritis.
Kemudian menghitung skor total hasil tes keterampilan berpikir kritis dari
seluruh butir soal untuk setiap siswa. Untuk mendeskripsikan keterampilan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Fisika adalah sebagai berikut:
1) Pemberian skor pada hasil tes keterampilan berpikir kritis untuk setiap
butir soal uraian keterampilan berpikir kritis.
2) Menentukan persentase rata-rata tiap tes keterampilan berpikir kritis
dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:
P =
N
f 100%
Ket : P = Persentase
f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh
N = Jumlah total point keterampilan berpikir kritis tiap soal
29 Dengan kategori penerapan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan presentase skor perolehan siswa
Presentase (%) Kriteria
76-100 Baik
56-75 Cukup
40-55 Kurang baik
0-39 Tidak baik
(Arikunto, 1998 dalam Uristira 2011)
I. Analisis Instrumen
1. Validitas
Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi
rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.
Jadi, sebelum diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal tes tertulis diuji
cobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk
mengetahui tingkat validitas.
Untuk menguji validitas lembar observasi digunakan rumus korelasiproduct momentdengan rumus:
30 Dengan kriteria pengujian apabila dengan maka alat
ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila maka alat
ukur tersebut tidak valid.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17.0 dengan kriteria uji bilaCorrected Item Total Correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstructyang kuat (valid).
2. Reliabilitas
Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument.
Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007:109) yang
menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus
alpha, yaitu:
r11 = reliabilitas yang dicari
i
2 = jumlah varians skor tiap-tiap soal
t
2 = varians total
n = banyaknya soal
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan
reliable jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relative sama.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan
tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas
31
metode yang diukur berdasarkan skala
0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Sujianto (2009: 97), lembar tes dinyatakan reliabel jika
mempunyai nilai koefisienalphayang lebih besar dari 0,6. Untuk
menentukan besarnya koefisienalpha, maka digunakan ukuran kemantapan alphayang diinterprestasikan sebagai berikut:
1. Nilai 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
2. Nilai 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
3. Nilai 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.
4. Nilai 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
5. Nilai 0,80 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang
sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor
setiap nomor soal.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas, digunakan dengan ujikolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan
32 1. Jika nilaisigatau signitifikan atauprobabilitas< 0,05 maka H0diterima
dengan arti bahwa data tidak terdistribusi normal.
2. Jika nilaisigatau signitifikan atau probabilitas > 0,05 maka H1diterima dengan arti bahwa data terdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan
metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yanglinearbila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05
(Priyatno, 2010: 73)
3. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat digunakan uji korelasi
sederhana dan uji regresi berganda. Dalam penelitian ini:
Hipotesis :
Jika Fhitung> dari Ftabelterima H1
Jika Fhitung< dari Ftabeltolak H1
H0: Tidak terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan
33 H1: Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode
demonstrasi terhadap hasil belajar.
.
Untuk menguji korelasi antar variabel dapat digunakan persamaanKorelasi Product-Moment.
= ( )( )
( ) ( )
(Sugiyono, 2010: 255)
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha
ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel)
maka Ha diterima (Sugiyono, 2010: 258).
Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara
variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji
Korelasi Bivariate. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.4 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 0,199
Untuk mengetahui efesiensi perhitungan analisis data Uji Regresi Linear
34 (Sig.< . ) maka tolak H0, jika nilai probabilitas F > taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig.> . ) maka terima H0. Selanjutnya dengan adanya pertimbangan efesien perhitungan analisis data uji analisis regresi linear
sederhana digunakan aplikasi program SPSS 17,0.
Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X= 0 (harga konstnta)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Variabel bebas (data pengamatan) Y = Variabel terikat (data pengamatan)
Yang dicari terlebih dahulu dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari
nilai a menggunakan rumus berikut :
a=
( )( ( )( )( )
Setelah menghitung nilai a, berikutnya yang dihitung nilai b dengan rumus
berikut:
b =
( )( )( )
Keterangan : a = Harga Y bila X= 0 (harga konstnta)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
35 Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana
(nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:
= +
Pengambilan harga-hargaXuntuk meramalkanYharus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas
ruang gerakX.
62
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Ada pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode demonstrasi
terhadap hasil belajar fisika siswa pada aspek kognitif sebesar 48,7%, dan
21,5% pada hasil belajar aspek afektif. Hal ini dapat dilihat dari analisis
regresi dengan nilai r = 0,698 pada hasil belajar aspek kognitif, dan nilai r =
0,464 pada aspek afektif, yang mengindikasikan bahwa kedua variabel
memiliki hubungan yang kuat dan sedang dengan arah positif. Artinya,
semakin tinggi keterampilan berpikir kritis siswa, maka akan semakin tinggi
pula hasil belajar siswa
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan
juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi,
guru harus memiliki keterampilan khusus baik dalam penyampaian
maupun peralatan yang digunakan pada proses pembelajaran agar lebih
63 2. Pada proses pembelajaran berlangsung guru sebagai pemberi informasi
hendaknya tidak cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas,
sehingga terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Achmad, Arief. 2007. Artikel Pendidikan:Memahami Berpikir Kritis.Diunduh pada tanggal 7 Januari 2012 http://researchengines.com/ 1007arief3.html
.
Agan. 2011. Artikel Pendidikan:Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Sekolah. Diunduh pada tanggal 17 Februari 2012 http://mazrawul84.wordpress.com/2010/04/19/
.
Arikunto, Suharsimi. 2007.Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Aryati, Rosmedi. 2009.Bagaimana Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
dan Quantum Learning dapat Dilaksanakan. Diunduh pada tanggal 20 januari 2012 http://blog.unila.ac.id/momon/2009/09/07/.
Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2006.Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Halpen. 1996.Memahami Berpikir Kritis. Bandung: Artikel Pendidikan
Johnson, Elaine B. 2009.Contextual Teaching Learning (CTL). Bandung: Kaifa. Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep
Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation . Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Predict Observe Explainterhadap has Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.
65 Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo. Sugiyarti, Henik. 2005. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa SMPN I Tambakromo Kabupaten Pati Melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah .Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujianto, Agus Eko. 2009.AplikasiStatistikdengan SPSS 16.0. PrestasiPustaka: Jakarta.
Suprapto. 2008.Menggunakan Ketrampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Diunduh pada tanggal 8 Januari 2012 Dalam http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/13/
Techonly. 2010.Penggunaan Metode Penemuan untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Keguruan. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2012
http://techonly13.wordpress.com/2010/07/02/
Uristira, Inge. 2011. Skripsi:Penerapan Problem Based Learning
Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.Diakses 09 Januari 2012 dari http:// repository . upi.edu/operator/upload/s _bio_060061 _chapter4.pdf.
Usman, Akbar. 2006.Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.