• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERAMPILAN BERFPKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKASISWA SMA SWADHIPA I NATAR

(Skripsi)

Oleh

YULI FATMASARI 0743022060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Yuli Fatmasari

i ABSTRAK

PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR Oleh

YULI FATMASARI

Pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa sangat mendukung kegiatan proses

belajar mengajar agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Dalam

pembelajaran Kemampuan berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam

berpikir dan membantu siswa dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang

lainnya secara lebih akurat. Tercapainya hasil belajar yang optimal juga didukung

oleh penggunaan metode. Metode demonstrasi merupakan salah satu alternatif

yang digunakan pada kegiatan pembelajaran keterampilan berpikir kritis siswa,

dimana metode ini mengajarkan siswa dalam mengembangkan kemampuan

berpikir secara kritis dan kreatif, serta dapat mengadaptasi situasi pembelajaran

yang baru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berpikir kritis

siswa melalui metode demonstrasi terhadap hasil belajar. Hasil belajar siswa pada

penelitian ini yaitu pada aspek kognitif dan aspek afektif.

Penelitian ini dilakukan di SMA SWADHIPA 1 Natar Lampung Selatan,

(3)

Yuli Fatmasari

ii

siswa. Pada proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Hasil belajar

siswa diperoleh dari nilai hasil tes.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0, yaitu dengan uji dengan

uji linearitas, dan uji regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh

keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode demonstrasi terhadap hasil

belajar fisika pada aspek kognitif dan aspek afektif, yang ditunjukkan oleh nilai

sigpada hasil belajar aspek kognitif yaitu sebesar 44,13, dengan koefisien korelasi sebesar 0,698 dan dengan persamaan regresi Y = 44,13 + 3,04 X. Sedangkan hasil

belajar pada aspek afektif yaitu sebesar 7,97 dengan koefisien korelasi sebesar

0,464 dan dengan persamaan regresi Y = 7,97 + 0,94 X.

(4)

PENGARUH KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKA SISWA SMA SWADHIPA I NATAR

Oleh Yuli Fatmasari

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE

DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Nama Mahasiswa : Yuli Fatma Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022060

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Eko Suyanto, M.Pd. Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc NIP. 19640310 199112 1 001 NIP. 19580603 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Sekretaris :Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. H. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Yuli Fatma Sari

NPM : 0743022060

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Desa Sinar Seputih Kec. Bangunrejo, Lampung Tengah

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012 Yang Menyatakan,

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sinar Seputih, Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

Lampung Tengah, pada tanggal 14 Juli 1989, sebagai anak tunggal dari pasangan

Bapak Pujiono dan Ibu Mangen.

Jenjang pendidikan dimulai pada tahun 1995 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Inti

Sinar Seputih, diselesaikan pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bangunrejo, dan

diselesaikan pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melajutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bangunrejo, dan diselesaikan pada

tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa jalur non-Reguler.

Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011

penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan

(9)

MOTTO:

-orang yang belajar, atau

orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu.

Dan janganlah engkau menjadi orang yang

ke-(HR. Baehaqi)

Jangan pernah malu atau malas untuk belajar, karena belajar adalah ibadah

(10)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Allah SWT serta Sholawat

atas Rosululloh Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan karya sederhana

ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih

sayang yang tanpa batas, senantiasa memberikan semangat optimis untuk

mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan, kesuksesan, dan

kebahagiaan penulis.

2. Kakakku tersayang, Dwi Agung Wibowo, yang selalu memberikan semangat,

motovasi,serta doa untuk mewujudkan keberhasilan penulis.

3. Adik-adikku tersayang, Apri Ayu Irawati dan Melia Putri Andini, yang selalu

memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat untukku.

(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih, karunia, dan

rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Pengaruh

Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar

Fisika

Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. H. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan sekaligus selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya

memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam

proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus

selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi,

bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusu-nan skripsi

(12)

xi

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing II atas

kesediaan dan ke-ikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi

yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Ibu Dra. Hj. Nurpuri S selaku Kepala SMA SWADHIPA 1 Natar atas bantuan

dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

8. Ibu Intan Purnamawati, S.Pd. selaku guru mitra, dan murid-murid kelas

XI.IPA 2 SMA SWADHIPA 1 Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama

penelitian berlangsung.

9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA SWADHIPA 1 Natar.

10. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika angkatan 2007

non-Reguler (Anwar, Ana, Arif S, Arif H, Arum, Bayu, Cahyo, Eci, Dedo, Deo,

Dian, Dwi, Duwi, Eda, Iza, Eka, Eko, Endang, Eria, Erla, Esti, Ferico, Istika,

Ika, Jupri, Yogi, lina, Netty, Nela, Nopi, Nizom, Raden, Risna, Riski, Rianto,

Ruslan, Rena, Rogandi, Syafri, Nani, Yuni, Sandi, Susanti, Yudi, dan Yevi).

Serta teman-teman di Pendidikan Fisika 2007 reguler semoga silahturahim

kita selalu terjalin dengan baik sampai nanti.

11. Kakak tingkat 2006 dan 2005 serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak

bisa disebutkan satu persatu. Semoga kita dapat menjadi pendidik yang

profesional.

12. Teman-teman PPL di SMA Negeri 5 Bandar Lampung (Cahyo, Windi, Desi,

Irma, Lingga, Olvrias, Nina, Rita, Adit, Mujahidin, Joko, dan Nuris). Terima

kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan

(13)

xii

13. Keluarga Green House (Khusnul Khotimah, Teteh Pipit, Risky Mayangsari,

Retno Dianti, dan Citra puspita) atas semangat dan keceriaan yang selalu

dihadirkan dalam setiap suasana.

14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya dapat berdoa, mudah-mudahan segala kekikhlasan, amal, dan

ban-tuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, November 2012

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Keterampilan Berfikir Kritis ... 6

2. Metode Demonstrasi ... 10

3. Hasil Belajar ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 18

C. Hipotesis ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Populasi... 22

B. Sampel Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

C. Desain Penelitian... 23

D. Prosedur Penelitian... 23

E. Jenis dan Sumber Data... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 26

(15)

H. Analisis Instrumen ... 29

I. Teknik Analisis Data ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...36

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...36

a. Hasil Uji Validitas Soal ...37

b. Hasil Uji Reliabilitas Soal ...38

2. Tahapan Pelaksanaan Kelas Eksperimen ...39

B. Data Hasil KBK dan Hasil Belajar ...40

1. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...40

2. Hasil Belajar ...44

a. Kognitif ...44

b. Afektif ...46

C. Pengujian Asumsi Data ...48

1. Uji Normalitas ...48

2. Uji Linieritas ...48

3. Uji Regresi ...49

4. Uji Hipotesis ...53

D. Pembahasan ...54

1. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar ...54

2. Pengaruh Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar ...57

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ...63

(16)

2. RPP ... 70

3. Buku Siswa ... 84

4. LKK 01... 90

5. LKK 02 ... 97

6. LKK 03 ... 103

7. Kisi-kisi Tes Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) ... 109

8. Soal Tes Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) ... 120

9. Kunci Jawaban Soal Produk Keterampilan Berpikir Kritis (LP 01) .... 126

10. Kisi-Kisi Produk Hasil Belajar (LP-02) ... 129

11. Soal Tes Produk Hasil Belajar(LP-02)... 141

12. Kunci Jawaban (LP 02) ... 145

13. LP 03 (Lembar Observasi) ... 147

14. Data Nilai uji Coba Berpikir Kritis ... 149

15. Data Nilai Uji Coba Hasil Belajar ... 152

16. Uji Validitas ... 154

17. Uji Reliabilitas ... 158

18. Data Nilai Berpikir Kritis ... 162

19. Data Nilai Hasil Belajar Kognitif ... 165

20. Data Hasil Belajar Afektif ... 167

21. Uji Normalitas ... 168

22. Uji Linieritas ... 169

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian ... 20

2. Kerangka Pemikiran ... 21

3. DesainOne-Shot Case study ... 23

4. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 1) ... 41

5. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 2) ... 42

6. Grafik Distribusi Frekuensi KBK (Tes Ke 3) ... 42

7. Grafik Persentase Rata-rata Tiap Pertemuan ... 43

8. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Aspek Kognitif) ... 45

9. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Aspek Afektif) ... 47

10. Grafik KBK Melalui Metode Demonstrasi ... 55

11. Grafik Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Demonstrasi ... 56

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rubrik Penilaian KBK ... 8

2. Tahap Pembelajaran Metode Dmonstrasi ... 24

3. Kategori KBK Berdasarkan Persentase Skor Perolehan Siswa ... 29

4. Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi ... 34

5. Hasil Uji Validitas KBK ... 37

6. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 38

7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 38

8. Data Persentase KBK ... 41

9. Data Hasil Belajar (Kognitif) ... 44

10. Data Hasil Belajar (Afektif) ... 46

11. Hasil Uji Normalitas ... 68

12. Hasil Uji Linieritas ... 49

13. Hasil R Square Kognitif... 50

14. Hasil Uji Regresi Hasil Belajar (Kognitif) ... 51

15. Hasil Uji Regresi Hasil Belajar (Afektif) ... 51

(19)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan

siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan

optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk

mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang

dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.

Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru

menggunakan metode yang monoton dalam pembelajaran fisika sehingga

siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep fisika yang

sedang dipelajari. Metode tersebut belum mampu mengembangkan

kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik

(keterampilan). Dengan demikian siswa hanya cenderung menghafalkan

konsep-konsep fisika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar.

Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep fisika siswa menjadi sangat

kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi cenderung mendominasi

kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik

antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam

(20)

2

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, seorang guru harus

dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut.

Selain itu agar pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan maka

sejak dini harus dikembangkan kemampuan maupun keterampilan siswa

untuk dapat menemukan suatu konsep, baik melalui kegiatan demonstrasi,

percobaan ataupun melalui praktikum atau eksperimen di laboratorium, yang

dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami proses penemuan

suatu konsep.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran fisika, maka menumbuhkan

kemampuan berpikir siswa khususnya kemampuan berpikir kritis mutlak

diperlukan. Siswa yang mengusai konsep tidak hanya mampu menghafal

sejumlah konsep yang telah dipelajarinya, tetapi ia mampu menerapkannya

pada aspek lainnya dengan mengembangkan konsep berpikirnya.

kemampuan seseorang dapat berhasil dalam kehidupannya dapat ditentukan

oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan

masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Disamping itu metode dmonstrasi dan

keterampilan berpikir kritis disarankan sebagai tujuan utama pendidikan sains

dan merupakan dua hal yang bersifat sangat berkaitan satu sama lain.

Sehingga metode demonstrasi merupakan proses pembelajaran yang dapat

diterapkan agar siswa dapat berpikir kritis.

Melalui metode demonstrasi dan keterampilan berfikir kritis siswa,

diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Untuk mengetahui

(21)

3 untuk melihat hasil belajar, maka telah dilakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Melalui Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Fisika

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

Adakah pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa SMA Swadhipa kelas

XI IPA2melalui metode demonstrasi terhadap hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari rumusan masalah yang telah dikemukakan

maka tujuan penelitian ini adalah:

Mengetahui pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi siswa ; Keterampilan berfikir kritis diharapkan dapat berpengaruh

positif terhadap hasil belajar serta mampuan dalam memecahkan masalah

baik dalam pembelajaran fisika maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru ; penerapan metode Demonstrasi diharapkan dapat menjadi

salah satu alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran fisika di sekolah, dapat melaksanakan pembelajaran efektif,

(22)

4 3. Bagi sekolah ; dengan adanya keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar

siswa yang maksimal, dapat menjadi informasi dan sumbangan pemikiran

dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran fisika di sekolah.

Sehingga, dapat menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir kritis merupakan suatu proses kognitif untuk

memperoleh pengetahuan yang meliputi kegiatan menganalisis,

mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan,

dan mengevaluasi. Dalam penelitian ini indikator kemampuan berpikir

kritis yang akan digunakan adalah: (1) memberikan penjelasan sederhana,

(2) membuat penjelasan lebih lanjut, dan (3) menerapkan strategi dan

taktik.

2. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,

atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang

sering disertai dengan penjelasan lisan. Langkah-langkah metode

demonstrasi yang digunakan adalah : (1) Melaksanakan demonstrasi,

(2) Mengajukan pertanyaan, (3) Memunculkan tanggapan siswa, (4)

Meminta penjelasan lebih lanjut, dan (5) Menarik kesimpulan.

3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang

dicapai oleh siswa sebagai bukti kemampuan atau keberhasilan kognitif

dan afektif siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama

(23)

5 4. Materi pokok bahasan pada penelitian ini adalah Tekanan Hidrostatis dan

Hukum Pascal.

5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swadhipa 1 Natar

(24)

II. KERANGKA TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Berpikir Kritis

Johnson (2009) mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang

membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan

atau memenuhi keinginan untuk memahami.

Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu

menuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan

yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif

dalam semua aspek kehidupan lainnya. Kemampuan dalam berpikir kritis

memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu

dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih

akurat. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran.

Beberapa pengertian berpikir kritis yang dikutip dalam Achmad (2007: 44)

adalah:

1. Berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan (Halpen, 1996).

(25)

7 Johnson (2009) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir untuk

menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak

hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaimana kita

dan orang lain menggunakan bukti dan logika.

Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada

sebuah kesimpulan atau penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh

Anggelo dalam Achmad (2007: 62):

Berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir juga dilontarkan pula oleh

Scriven dalam Achmad (2007:78) :

Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep,

mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi.

Ada beberapa indikator berpikir kritis. Ennis dalam Aryati (2009:88),

mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokan dalam

lima besar aktivitas sebagai berikut:

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: a. memfokuskan pertanyaan

b. menganalisis pertanyaan dan bertanya

c. menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas :

a. mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak b. mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan:

(26)

8 a. mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan serta

dimensi

b. mengidentifikasi asumsi

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas: a. menentukan tindakan

b. berinteraksi dengan orang lain

Berdasarkan penjelasan mengenai indikator kemampuan berpikir kritis

menurut Ennis, maka dapat dibuat rubrik dengan pemberian skor 1 sampai

skor 4. Skor 1 adalah skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi.

Rubrik tersebut ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Rubrik penilaian berpikir kritis

Indikator Berpikir Kritis Skor Indikator Penilaian Memberikan Penjelasan

Sederhana 1

Hanya memfokuskan pada pertanyaan

2 Memilih informasi relevan 3 Menganalisis argumen

4 Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

Memberikan Penjelasan

Lebih Lanjut 1 Mendefinisikan istilah 2 Mendefinisikan asumsi 3 Mempertimbangkan definisi

4 Menemukan pola hubungan yang digunakan

Menerapkan Strategi dan

Taktik 1 Menentukan tindakan

2 Menunjukkan pemecahan

Sumber : Modifikasi dari Ennis (1985) dalam Achmad (2007) Selain indikator berpikir kritis, ada pula ciri-ciri dari berpikir kritis.

(27)

9 1. memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk

mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah

2. bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya.

Wade dalam Achmad (2007:32) juga mengidentifikasi delapan

karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:

1. kegiatan merumuskan pertanyaan, 2. membatasi permasalahan,

3. menguji data-data,

4. menganalisis berbagai pendapat dan bias,

5. menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6. menghindari penyederhanaan berlebihan,

7. mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8. mentoleransi ambiguitas.

Pott (1994) dalam techonly (2010) menyatakan:

Ada tiga strategi spesifik untuk pembelajaran kemampuan berpikir kritis, yakni membangun kategori, menentukan masalah, dan menciptakan lingkungan yang mendukung (fisik dan intelektual).

Metode pembelajaran yang mempunyai karakteristik tersebut diantaranya

pembelajaran penemuan/inkuiri. Hal ini didasarkan pada proses

pembelajaran penemuan yang digambarkan Veermans dalam techonly

(2010: 54) yaitu :

Orientasi, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, membuat kesimpulan dan mengevaluasi (mengontrol). Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran penemuan merupakan aktivitas dalam berpikir kritis.

Selain metode pembelajaran penemuan/inkuiri, PBL merupakan model

pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik

konstruktivisme. Dalam model PBL, pelajar tidak saja harus memahami

konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi

(28)

10 ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan

menumbuhkan pola berpikir kritis. Menurut Christensen dan Marthin

dalam Sugiyarti (2005) bahwa strategi pemecahan masalah dapat

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam

mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru.

Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

adalah proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan yang meliputi

kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan

pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Berpikir kritis

merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke

satu titik.

2. Metode Demonstrasi

Metode yang digunakan pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah

demonstrasi, salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman siswa yaitu

dengan memperlihatkan proses atau kondisi yang terjadi secara langsung,

dimana metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar

dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan

mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa. Metode ini dapat

menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami

materi pelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan

agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Proses

pembelajaran seperti ini dikenal dengan metode demonstrasi. Djamarah

(29)

11

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran

akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian

dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Pada metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses atau kejadian

kepada murid atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa.

Metode demonstrasi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu

pengertian, mengemukakan masalah, penggunaan prinsip, pengujian

kebenaran secara teoretis dan memperkuat suatu pengertian.

Adapun tujuan penggunaan metode demonstrasi ini adalah:

a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta

didik atau dikuasai peserta didik;

b. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik;

c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan, keterampilan

berfikir kritis dan kreatif serta mengembangkan kemampuan

penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.

Beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebelum dan pada waktu

mengadakan demonstrai menurut Soekarno (1981: 44-46) dalam Agan

(2011) adalah:

a. Demonstrasi itu harus dicoba terlebih dahulu sebelum dilakukan di depan kelas.

(30)

12 c. Usahakan agar demonstrasi dapat dilihat oleh peserta didik. d. Alat-alat yang digunakan sebaiknya sederhana.

e. Demonstrasi dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut

Djamarah dan Zain (2006: 102) sebagai berikut:

1. Kelebihan metode demonstrasi

a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c. Proses pengajaran lebih menarik siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan

Melihat kelebihan metode demonstrasi di atas, maka metode demonstrasi

yang berhasil akan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Metode demonstrasi seperti metode mengajar yang lain juga memiliki

beberapa kekurangan.

2. Kekurangan metode demonstrasi

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik

b. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain

Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

a. Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah

1. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan

(31)

13 2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan di laksanakan

3. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah:

a. Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa

b. Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada

posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya

dengan jelas

c. Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu

b. Pelaksanaannya:

Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:

1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar

mencapai sasaran

4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik

5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

6. Menghindari ketegangan

c. Evaluasi:

Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti

membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih

(32)

14 Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode

demonstrasi tersebut adalah:

1. Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.

2. Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi

secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.

3. Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.

4. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan

kenyataan sebenarnya.

langkah langkah metode demonstrasi pada pembelajaran sains menurut

Wenning (2005: 5) terdiri dari:

a. Melaksanakan demonstrasi. Pada tahap ini, guru menunjukkan sebuah fenomena kepada siswa sesuai dengan konsep yang

diajarkan. Dalam pelaksanaan demonstrasi ini sebaiknya digunakan peralatan yang sudah familiar.

b. Mengajukan pertanyaan.Guru menyampaikan pertanyaan untuk membimbing siswa dalam mengamati fenomena yang ditampilkan, sehingga pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat terarahkan. c. Memunculkan tanggapan siswa. Pada tahap ini, guru memotivasi

dan membimbing siswa untuk memberikan tanggapan dari apa yang ditanyakan oleh guru dengan membuat prediksi berdasarkan fenomena yang disajikan. pada tahapan ini akan merangsang siswa untuk berpikir kritis, yaitu pada saat siswa akan membuat hipotesis siswa akan mulai berpikir secara kritis.

d. Meminta penjelasan lebih lanjut. Pada tahap ini guru berupaya membimbing siswa untuk menghubungkan fenomena yang terjadi dengan konsep yang dimaksud dan membuktikan prediksi yang telah dibuat siswa.

e. Menarik kesimpulan. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan hubungan antara fenomena dengan konsep yang diperoleh siswa.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah

(33)

15 tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu,

apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam

pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah

melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang

disampaikan.

Menurut Abdurrahman (1999: 37) :

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseo-rang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

Hal ini menunjukkan bahwa setelah melakukan proses pembelajaran, maka

akan diperolah hasil belajar hasil belajar yang menjadi akhir dari proses

belajar.

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4) mengatakan bahwa:

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar, sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran.

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah

siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini

merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan

pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan

(34)

16 tes. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai

belajar siswa melalui kegiatan atau pengukuran hasil belajar dan

dinyatakan dalam bentuk angka. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat

diketahui melalui pedoman penilaian Arikunto (2001: 245):

Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik, bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan cukup baik, bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.

Menurut Slameto (2003: 131) hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek

yaitu:

1. Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) 2. Kepribadian atau sikap (afektif)

3. Keterampilan atau penampilan (psikomotor)

Sedangkan Hasil belajar dalam kecakapan kognitif memiliki beberapa tingkatan yaitu: (1) Informasi non verbal, (2) Informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3)Konsep dan prinsip,

(4)Pemecahan masalah dan kreatifitas

Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran.

Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil

belajar siswa.

Hamalik (2007: 30) menyatakan bahwa :

Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Hasil belajar sebagai tanda terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari suatu interaksi

(35)

17 dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotoris. Hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak

pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam

angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah

latihan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 4-5) bahwa: Dampak

pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang

tambahan pengetahuan dan kemampuan pada kegiatan yang nyata seperti

kegiatan ekstakurikuler.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan suatu akhir atau puncak proses belajar yang ditandai dengan

perubahan tingkah laku dari suatu interaksi belajar-mengajar yang

kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam bidang kognitif,

afektif, maupun psikomotoris. Untuk mengetahui keberhasilan dalam

belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui

suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka.

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Sebagai variabel bebas adalah keterampilan berfikir kritis siswa (X),

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Dalam hal ini

keterampilan berfikir kritis akan menentukan kemampuan siswa dalam

belajar yang nilainya diperoleh dari tes tertulis keterampilan berfikir kritis.

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam

(36)

18 dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Keterampilan berpikir kritis akan

muncul pada saat pembelajaran melalui metode demonstrasi pada tahapan

memunculkan tanggapan siswa, yaitu setelah guru melakukan demonstrasi

siswa diminta untuk menganalisis hasil demonstrasi yang disajikan, dengan

demikian siswa akan dapat berpikir secara kritis dalam menganalisis

percobaan tersebut. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran. Adapun data hasil belajar diperoleh melaluipostest. Hasil belajar diperoleh melalui keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran

dengan menggunakan metode demonstrasi. Proses pembelajaran ini terdiri

dari Melaksanakan demonstrasi, mengajukan pertanyaan, memunculkan

tanggapan siswa, meminta penjelasan lebih lanjut, dan menarik kesimpulan.

Pada pembelajran menggunakan metode demonstrasi, menyajikan bahan

pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu

proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan sehingga proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan dan membentuk

(37)

19

Pembelajaran Materi Tekanan dan Tekanan Hidrostatis

Penggunaan Metode Demonstrasi

 Melaksanakan demonstrasi dengan menunjukkan sebuah fenomena kepada siswa sesuai dengan konsep yang diajarkan.

 Mengajukan pertanyaan untuk membimbing siswa dalam mengamati fenomena yang ditampilkan, sehingga pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat terarahkan.

 Memunculkan tanggapan siswa, dengan memotivasi dan membimbing siswa untuk memberikan tanggapan dari apa yang ditanyakan oleh guru dengan membuat prediksi/hipotesis berdasarkan fenomena yang disajikan.

 Meminta penjelasan lebih lanjut, dan berupaya membimbing siswa untuk menghubungkan fenomena yang terjadi dengan konsep yang dimaksud dan membuktikan prediksi/hipotesis yang telah dibuat siswa dengan melakukan eksperimen.

 Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan hubungan antara fenomena dengan konsep yang diperoleh siswa

Tes tertulis keterampilan berfikir kritis

(38)

20

Gambar 2.1 Alur Penelitian

Dalam penelitian ini yang diukur yaitu keterampilan berpikir kritis siswa

yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi (R), kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa

terhadap hasil belajar fisika siswa.

Keterkaitan antar variabel-variabel digambarkan pada gambar 2.2:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka pikir Keterangan :

X : Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Y : Hasil Belajar

R :Pengaruh X terhadap Y

C. Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Hipotesis Umum

Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar.

b) Hipotesis Statistik

Dari hipotesis umum dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagai

berikut:

Keterampilan Berfikir Kritis Siswa

(X)

(39)

21 H0: Tidak terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar.

H1: Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan

(40)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI semester genap SMA Swadhipa

1 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI

IPA1dan XI IPA2dengan jumlah 66 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling.Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yang digunakan dari populasi yang terdiri dari 2 kelas

diambil 1 kelas sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas XI IPA2

yang berjumlah 32 siswa yang dipakai dalam sampel penelitian ini.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Keterampilan berfikir

kritis siswa, dan variabel terikat yaitu hasil belajar yang diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk esay serta tes tertulis untuk

mengukur keterampilan berfikir kritis siswa.

(41)

23

X O

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada

siswa kelas XI IPA2. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kterampilan

berfikir kritis siswa, sedangkan hasil belajar siswa merupakan variabel

terikatnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

One-Shot Case Study(Sugiyono, 2010: 110), menjelaskan bahwa terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan.

Perlakuan yang diberikan yaitu dengan metode demonstrasi, setelah proses

pembelajaran ini dilakukan, diberikan tes tertulis untuk mengukur

keterampilan berfikir kritis siswa,dan kemudian dilakukan tes hasil belajar

(Postest).Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1One-Shot Case Study Ket :

X : Metode Demonstrasi O :Posttest

(Sugiyono, 2010: 110)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengaruh keterampilan berpikir

kritis dengan metode demonstrasi terhadap hasil belajar adalah sebagai

berikut:

(42)

24 Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa

menyampaikan topik pembelajaran yang akan disampaikan. Membagi

siswa ke dalam beberapa kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5

siswa, dan membagikan LKK pada setiap kelompok.

2. Kegiatan inti

Guru melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan metode demonstrasi dalam Wenning (2005: 5) langkah

pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tahap Pembelajaran Metode Demonstrasi

No Tahapan Preskripsi Tahapan dalam

(43)

25

Menarik Kesimpulan membimbing siswa untuk menarik

Diberikan test keterampilan berpikir kritis siswa di setiap akhir pertemuan.

Pada setiap masing-masing pertemuan diberikan 4 soalessay, dan selanjutnya diberikanposttestuntuk mengetahui hasil belajar siswa.

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir

kritis siawa dan data hasil belajar siswa yang terdiri dari kognitif dan

afektif.

(44)

26 Data dalam penelitian ini berupa data primer. Data hasil belajar diperoleh

dari hasil posttest, sedangkan data keterampilan berfikir kritis siswa di peroleh melalui tes tertulis keterampilan berfikir kritis siswa.

G. Teknik Pengumpulan data

1. Data Tes Berfikir Kritis Siswa

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan berfikir

kritis siswa yaitu dengan memberikan soal tes tertulis keterampilan berfikir

kritis kepada siswa. Tes tertulis keterampilan berfikir kritis siswa terdiri dari

sejumlah pernyataan yang disesuiakan dengan aspek yang diukur.

Pengambilan data dilaksanakan setelah siswa melaksanakan proses belajar di

kelas. Dalam tes tertulis ini terdapat kisi-kisi keterampilan berfikir kritis yang

terdiri dari tiga indikator dan setiap indikator memiliki ruang lingkup, yaitu

sebagai berikut.

Tabel 3.2. Kisi-kisi tes tertulis berfikir kritis siswa di SMA Swadhipa Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Indikator Berpikir Kritis Skor Indikator Penilaian Memberikan Penjelasan

Sederhana 1

Hanya memfokuskan pada pertanyaan

2 Memilih informasi relevan 3 Menganalisis argument

4 Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

Memberikan Penjelasan

Lebih Lanjut 1 Mendefinisikan istilah 2 Mendefinisikan asumsi 3 Mempertimbangkan definisi

4 Menemukan pola hubungan yang digunakan

Menerapkan Strategi dan Taktik

1 Menentukan tindakan

(45)

27 masalah

3 Memecahkan masalah

menggunakan berbagai sumber

4 Ketepatan menggunakan tindakan

Sumber : Modifikasi dari Ennis dalam Achmad (2007)

2. Teknik Tes

Tes diberikan kepada siswa dalam bentukposttestuntuk mendapatkan data kognitif hasil belajar fisika siswa yang diberikan dengan metode

demonstrasi.Posttestyang diberikan berupa tes subjektif (uraian). Dengan tes bentuk ini maka akan menuntut kemampuan siswa untuk memahami,

menguasai, menerapkan serta menganalisis, cocok untuk menguji penguasaan

konsep siswa.

Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan meperoleh suatu skor yang

besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar.

Untuk mempermudah dalam pengolahan data skor yang diperoleh dibuat

dalam bentuk nilai dengan rumus:

= 100

Sudjiono (2005: 318)

H. Teknik Pengolahan Data

(46)

28 Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari hasil tes keterampilan berpikir

kritis siswa. Pengolahan data untuk mengukur hasil keterampilan berpikir

kritis siswa dilakukan terhadap skor keterampilan berpikir kritis. Peningkatan

skor antara tes awal dan tes selanjutnya dari kedua variabel merupakan

indikator adanya pengaruh pembelajaran yang telah dilakukan. Sebelum

mengolah data , data-data diorganisasikan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Penskoran hasil tes

Pengolahan data dengan pemberian skor pada hasil tes keterampilan

berpikir kritis untuk setiap butir soal keterampilan berpikir kritis.

Kemudian menghitung skor total hasil tes keterampilan berpikir kritis dari

seluruh butir soal untuk setiap siswa. Untuk mendeskripsikan keterampilan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Fisika adalah sebagai berikut:

1) Pemberian skor pada hasil tes keterampilan berpikir kritis untuk setiap

butir soal uraian keterampilan berpikir kritis.

2) Menentukan persentase rata-rata tiap tes keterampilan berpikir kritis

dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

P =

N

f 100%

Ket : P = Persentase

f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh

N = Jumlah total point keterampilan berpikir kritis tiap soal

(47)

29 Dengan kategori penerapan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan presentase skor perolehan siswa

Presentase (%) Kriteria

76-100 Baik

56-75 Cukup

40-55 Kurang baik

0-39 Tidak baik

(Arikunto, 1998 dalam Uristira 2011)

I. Analisis Instrumen

1. Validitas

Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi

rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.

Jadi, sebelum diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal tes tertulis diuji

cobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk

mengetahui tingkat validitas.

Untuk menguji validitas lembar observasi digunakan rumus korelasiproduct momentdengan rumus:

(48)

30 Dengan kriteria pengujian apabila dengan maka alat

ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila maka alat

ukur tersebut tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 17.0 dengan kriteria uji bilaCorrected Item Total Correlationlebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstructyang kuat (valid).

2. Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument.

Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007:109) yang

menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus

alpha, yaitu:

r11 = reliabilitas yang dicari

i

2 = jumlah varians skor tiap-tiap soal

t

2 = varians total

n = banyaknya soal

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan

reliable jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk

mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relative sama.

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan

tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas

(49)

31

metode yang diukur berdasarkan skala

0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam Sujianto (2009: 97), lembar tes dinyatakan reliabel jika

mempunyai nilai koefisienalphayang lebih besar dari 0,6. Untuk

menentukan besarnya koefisienalpha, maka digunakan ukuran kemantapan alphayang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.

2. Nilai 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.

3. Nilai 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.

4. Nilai 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.

5. Nilai 0,80 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang

sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor

setiap nomor soal.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas, digunakan dengan ujikolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan

(50)

32 1. Jika nilaisigatau signitifikan atauprobabilitas< 0,05 maka H0diterima

dengan arti bahwa data tidak terdistribusi normal.

2. Jika nilaisigatau signitifikan atau probabilitas > 0,05 maka H1diterima dengan arti bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan

metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yanglinearbila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05

(Priyatno, 2010: 73)

3. Uji Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat digunakan uji korelasi

sederhana dan uji regresi berganda. Dalam penelitian ini:

Hipotesis :

Jika Fhitung> dari Ftabelterima H1

Jika Fhitung< dari Ftabeltolak H1

H0: Tidak terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan

(51)

33 H1: Terdapat pengaruh keterampilan berfikir kritis siswa dengan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar.

.

Untuk menguji korelasi antar variabel dapat digunakan persamaanKorelasi Product-Moment.

= ( )( )

( ) ( )

(Sugiyono, 2010: 255)

Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha

ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel)

maka Ha diterima (Sugiyono, 2010: 258).

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara

variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji

Korelasi Bivariate. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 3.5.

Tabel 3.4 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 0,199

Untuk mengetahui efesiensi perhitungan analisis data Uji Regresi Linear

(52)

34 (Sig.< . ) maka tolak H0, jika nilai probabilitas F > taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig.> . ) maka terima H0. Selanjutnya dengan adanya pertimbangan efesien perhitungan analisis data uji analisis regresi linear

sederhana digunakan aplikasi program SPSS 17,0.

Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X= 0 (harga konstnta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Variabel bebas (data pengamatan) Y = Variabel terikat (data pengamatan)

Yang dicari terlebih dahulu dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari

nilai a menggunakan rumus berikut :

a=

( )( ( )( )

( )

Setelah menghitung nilai a, berikutnya yang dihitung nilai b dengan rumus

berikut:

b =

( )( )

( )

Keterangan : a = Harga Y bila X= 0 (harga konstnta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi

penurunan.

(53)

35 Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana

(nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:

= +

Pengambilan harga-hargaXuntuk meramalkanYharus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas

ruang gerakX.

(54)

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

Ada pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode demonstrasi

terhadap hasil belajar fisika siswa pada aspek kognitif sebesar 48,7%, dan

21,5% pada hasil belajar aspek afektif. Hal ini dapat dilihat dari analisis

regresi dengan nilai r = 0,698 pada hasil belajar aspek kognitif, dan nilai r =

0,464 pada aspek afektif, yang mengindikasikan bahwa kedua variabel

memiliki hubungan yang kuat dan sedang dengan arah positif. Artinya,

semakin tinggi keterampilan berpikir kritis siswa, maka akan semakin tinggi

pula hasil belajar siswa

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan

juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi,

guru harus memiliki keterampilan khusus baik dalam penyampaian

maupun peralatan yang digunakan pada proses pembelajaran agar lebih

(55)

63 2. Pada proses pembelajaran berlangsung guru sebagai pemberi informasi

hendaknya tidak cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas,

sehingga terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang

berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar

(56)

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Achmad, Arief. 2007. Artikel Pendidikan:Memahami Berpikir Kritis.Diunduh pada tanggal 7 Januari 2012 http://researchengines.com/ 1007arief3.html

.

Agan. 2011. Artikel Pendidikan:Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Sekolah. Diunduh pada tanggal 17 Februari 2012 http://mazrawul84.wordpress.com/2010/04/19/

.

Arikunto, Suharsimi. 2007.Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Aryati, Rosmedi. 2009.Bagaimana Strategi Pembelajaran Quantum Teaching

dan Quantum Learning dapat Dilaksanakan. Diunduh pada tanggal 20 januari 2012 http://blog.unila.ac.id/momon/2009/09/07/.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2006.Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Halpen. 1996.Memahami Berpikir Kritis. Bandung: Artikel Pendidikan

Johnson, Elaine B. 2009.Contextual Teaching Learning (CTL). Bandung: Kaifa. Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep

Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation . Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Predict Observe Explainterhadap has Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Priyatno, Duwi. 2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

(57)

65 Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo. Sugiyarti, Henik. 2005. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil

Belajar Siswa SMPN I Tambakromo Kabupaten Pati Melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah .Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujianto, Agus Eko. 2009.AplikasiStatistikdengan SPSS 16.0. PrestasiPustaka: Jakarta.

Suprapto. 2008.Menggunakan Ketrampilan Berpikir untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Diunduh pada tanggal 8 Januari 2012 Dalam http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/13/

Techonly. 2010.Penggunaan Metode Penemuan untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Keguruan. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2012

http://techonly13.wordpress.com/2010/07/02/

Uristira, Inge. 2011. Skripsi:Penerapan Problem Based Learning

Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.Diakses 09 Januari 2012 dari http:// repository . upi.edu/operator/upload/s _bio_060061 _chapter4.pdf.

Usman, Akbar. 2006.Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 2.1. Rubrik penilaian berpikir kritis
Tabel 3.1. Tahap Pembelajaran Metode Demonstrasi
Tabel 3.2. Kisi-kisi tes tertulis berfikir kritis siswa di SMA Swadhipa NatarTahun Pelajaran 2011/2012.
Tabel 3.3 Kategori keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang

Ketiga , berdasarkan hasil analisis hipotesis 3, secara simultan Terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika dan keterampilan berpikir kritis antara kelompok siswa yang

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KOGNITIF SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) modul fisika berbasis saintifik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa memiliki ciri yaitu langkah pembelajaran

Hasil penelitian dan pengembangan yaitu (1) modul fisika berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa memiliki ciri yaitu langkah

Hasil penelitian dan pengembangan yaitu (1) modul fisika berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa memiliki ciri yaitu langkah

Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata hasil belajar fisika menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi siswa kelas

Tujuan penelitian, untuk mengetahui:(1) keterampilan berpikir kritis siswa yang diberi model siklus belajar hipotesis-deduktif lebih tinggi daripada model siklus