• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN WIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA ( Studi Pada Mahasiswa FISIP Universitas Lampung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN WIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA ( Studi Pada Mahasiswa FISIP Universitas Lampung )"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE CAUSES FACTORS FAILURE OF ENTREPRENEURS AMONG THE STUDENTS

(A Study Of Students in The Faculty of Social and Political Science University Lampung)

BY :

BOBBY RAHMAN

The purpose of this research is to find factors caused the failure of entrepreneurship in the process so that the students could help young entrepreneurs to avoid failure and became a successful entrepreneur in reducing unemployment figures. This research was conducted in May-October 2013 at the Faculty of social science and political science University of Lampung. Type of this research is descriptive research using (describe) and the qualitative approach and the process of determination of informants based on purposif technique. Method of data collection is done by the method of interview, documentation and library studies, data collection techniquesdone by reduction of the data, the presentation of the data and the withdrawal of the conclusion. Failure in entrepreneurship is caused by two factors, i.e. factors in students which includes a quick sense of complacency, the advent of bored and lazy, Loss of entrepreneurship, lack of capital and the lack of planning or environmental factors or from the outside covering changing values tastes society, technological change and industrial competition.

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN WIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA

( Studi Pada Mahasiswa FISIP Universitas Lampung ) Oleh

BOBBY RAHMAN

Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan mahasiswa dalam proses berwirausaha sehingga bisa membantu wirausaha muda agar terhindar dari kegagalan dan menjadi wirausaha yang sukses sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2013 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Tipe penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif dan proses penentuan informan berdasarkan teknik purposif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi dan studi pustaka, Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kegagalan dalam berwirausaha disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri mahasiswa yang meliputi rasa cepat puas diri, menebalnya rasa bosan dan malas, hilangnya jiwa kewirausahaan, kekurangan modal dan lemahnya perencanaan maupun faktor lingkungan atau dari luar yang meliputi berubahnya nilai-nilai selera masyarakat, perubahan teknologi dan persaingan industri.

(3)

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

di Universitas Lampung)

Oleh

BOBBY RAHMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjanah Sosiologi

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak

Kosasih Anwar dan Ibu Sri Yati Almh. dilahirkan di Jakarta

pada tanggal 18 Desember 1989, sebagai anak kedua dari dua

bersaudara pasangan Bapak Kosasih Anwar dan Ibu Almh

Sri Yati.

Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 3 Rawa Laut, Bandar Lampung, yang

diselesaikan pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke

SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. Selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan ke SMA 10 Bandar Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2008. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Sosiologi melalui jalur Reguler SNMPTN.

Organisasi yang pernah penulis tekuni selama menjadi mahasiswa adalah

mengikuti kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HMJ Sosiologi)

pada tahun 2009 sebagai anggota dan Radio Kampus Unila sebagai anggota.

Penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai pelatihan dan pertemuan yang

diselenggarakan di lingkungan Unila dan di luar Unila. Di antara

kegiatan-kegiatan yang pernah penulis ikuti adalah Seminar-seminar Kewirausahaan.

Penulis juga pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2012 yang

ditempatkan di Desa Gilang Tunggal Makarta, Kecamatan Lambu Kibang.

(8)

M O T O

”Lebih baik Telat daripada tidak sama sekali”

(Bobby Rahman)

”Berusaha Maksimal di Tengah keterbatasan”

(Bobby Rahman)

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”

(Nabi Muhammad SAW)

Sesuatu yang Sulit itu bukan untuk dihindari tetapi harus dihadapi untuk menambha pengetahuan kita

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirabbil ‘alamin

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT,

Aku persembahkan karya kecil ini untuk :

Kedua Orang tuaku Mamah Almh Sriyati dan Papah Kosasih Anwar

Untuk Kakakku tercinta Umayyah Sopha Syari dan Aries Susanto

Untuk Ponakanku tersayang zhafir dan zhafira

Untuk Keluarga Besar H. Syarmawie

Untuk Keluarga Besar H. Aan Anwar

Sahabat-sahabat seperjuangan terakhir yang membantu

&

menemaniku

Dosen-dosen yang telah berjasa

Dan teruntuk

(10)

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha

kuasa atas langit dan bumi beserta seluruh isinya, atas segala limpahan nikmat,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan, kekuatan,

kemampuan, dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang

membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang yakni Islam.

Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Kegagalan Wirausaha di Kalangan

Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca meskipun

disadari masih banyak kekurangan di dalamnya.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari banyak menerima

bantuan moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

(11)

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Erna Rochana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama, terimakasih

atas waktu, motivasi, nasihat, saran, tenaga, kesabaran dan bimbingannya

selama ini sehingga menjadi inspirasi serta pedoman bagi penulis dalam

proses penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Sindung Haryanto, M.Si. selaku Dosen Penguji Utama pada

ujian skripsi, terimakasih untuk kesediaanya meluangkan waktu dan

pemikiran, masukan dan saran pada saat seminar maupun ujian. Penulis

haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini

6. Ibu Dra. Yuni Ratna Sari, M.Si, selaku Pembimbing Akademik, terimakasih

atas perhatian dan waktunya selama ini.

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UNILA. Terimakasih atas semua

ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan kepada penulis selama ini,

semoga ilmu yang didapat selama kuliah di Sosiologi nantinya bermanfaat

untuk masa depan penulis.

8. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP UNILA yang telah

(12)

10.Kedua Orangtuaku tercinta mama Almh Sri Yati (anakmu sudah sarjana

loh) dan papa Kosasih Anwar yang telah membimbing hingga kini ku telah

menjadi dewasa. Dan yang tak lupa selalu medoakanku dalam doa-doanya.

Terimakasih

11.Kakakku tercinta Umayyah Sopha Syari dan Aries Susanto yang selalu

sabar membimbing dan selalu memberi motivasi serta dukungan moril dan

materil, maaf ya kalau sering ngerepotin.

12.Keluarga besar Hj. Syarmawie dan Hj. Aan Anwari terima kasih atas

dukugan dan motivasiya.

13.Sahabat-Sahabat Perintis 56 Ongky, Ade, Angga ( terimakasih udah

nemenin kompre) Jafar, Yanto, Dendi, Deni, Toni, Usal, Dwi, Angko dan

Aldi, terima kasih atas waktuya selama ini.

14.Special For My Dearest Elza Nurmarshalita seorang perempuan super sabar

yang selalu setia menemani selama ini terimakasih atas perhatian, dan

dukungannya, maaf ya udah buat nunggu.

15.Teman-teman keluarga besar Sosiologi 2009, Ira, Mares Ersan, Ganda,

Danil, Lia, Tahta Kharisma, Doddy, Rio Tri Syaputra, Dirga, Dedi,

Andrian, Anaz, Adi, Ferdy, Rizky, Dayu, Endik, Roby, Mezi, Riki, Odik,

Dian, Yuri, Ari, Ridho, Cindar, Nova, Susan, Nurul, Rika, Puji, Yusrina,

Yosefin, Vani, Bekti, Iis, Inayah, Zakiyah, Windy, Devi, Irma, Mutia, Nisa,

(13)

yang bermanfaat.

16.Keluarga besar Desa Gilang Tunggal Makarta, Tulang Bawang Barat,

terimakasih atas bantuan selama 40 hari KKN.

17.Teman-Teman KKN Desa Gilang Tunggal Makarta, Tulang Bawang Barat.

Alis, Irham, Vevi, Dimas, Vee, Aziz, Dian, Natalia dan Ivan terima kasih

atas kebersamaanya dalam keadaan suka duka yang kita lalui bersama

selama 40 hari.

18.Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT mencatat dan

mengganti semuanya sebagai amal shaleh. Sedikit harapan semoga karya kecil

ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung,14 November 2013

(14)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Tentang Kegagalan ... 12

1. Pengertian Kegagalan ... 12

2. Tanda-Tanda Kegagalan ... 12

C. Tinjauan Tentang Wirausaha ... 14

1. Pengertian Wirausaha ... 14

2. Ciri – Ciri dan Sifat Dasar Wirausaha ... 18

3. Strategi Memulai Wirausaha ... 20

D. Tinjauan Tentang Motivasi Mahasiswa dalam Wirausaha ... 21

(15)

1. Pengertian Mahasiswa ... 27

2. Karakteristik Mahasiswa ... 30

3. Tipe – Tipe Mahasiswa... 30

H. Tinjauan Tentang Kegagalan dalam Wirausaha... 32

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 40

B. Fokus Penelitian ... 41

C. Penentuan Informan... 42

D. Lokasi Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara ... 45

2. Dokumentasi ... 45

3. Studi Pustaka ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 46

IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Wirausaha di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung ... 48

B. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ... 49

(16)

A.Hasil ... 67

1.Informan 1 ... 67

2. Informan 2 ... 70

3. Informan 3 ... 73

4. Informan 4 ... 76

5. Informan 5 ... 78

6. Informan 6 ... 81

7. Informan 7 ... 83

8. Informan 8 ... 85

9. Informan 9 ... 87

B. Pembahasan ... 89

1. Alasan Informan Berwirausaha ? ... 89

2. Faktor – Faktor Kegagalan dalam berwirausaha ... 95

VI . KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 111

(17)

Tabel

1. Motivasi Mahasiswa dalam Proses Berwirausaha ... 7

2. Analisi Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha ... 9

3. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK... 10

4. Data Identitas Informan ... 43

5. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2009 ... 52

6. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2010 ... 55

7. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2011 ... 57

8. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2012 ... 62

9. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2013 ... 63

10.Rekapitulasi Alasan Informan Tertarik Berwirausaha ... 94

11.Rekapitulasi Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha di Kalangan Mahasiswa ... 97

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Lelakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

melimpah. Namun sumber daya alam yang melimpah tersebut tidak dapat

dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia karena potensi alam yang ada tidak

dikelola secara baik, hal ini berkaitan erat dengan kurangnya tenaga ahli. Pada

kenyataanya banyak SDM usia produktif namun tidak banyak yang memiliki

keahlian yang berkualitas.

Selain itu kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat dapat

menimbulkan pengangguran baru. Hal ini diperparah dengan kebijakan

pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan

pemerataan ekonomi menimbulkan banyak ketimpangan. Banyaknya angka

pengangguran di Indonesia menimbulkan dampak ekonomi dan sosial, yaitu

kemiskinan, ketidakstabilan sosial, meningkatnya kriminalitas. Sehingga secara

tidak langsung berpengaruh terhadap pendapatan nasional.

Untuk itulah modal utama dalam meningkatkan kualitas SDM yaitu dengan

meningkatkan mutu pendidikan dan keahlian yang diperlukan. Namun dalam

realitasnya, SDM berpendidikan tinggi cenderung berfikiran untuk menyelesaikan

(19)

instansi. Pola pikir yang salah ini terjadi karena budaya yang ada di masyarakat

menempatkan pegawai merupakan profesi yang lebih baik berdasarkan gengsi

atau prestise. Pola pikir tersebut mengakibatkan banyak orang berlomba-lomba

untuk mencari pekerjaan lain, padahal dengan ilmu dan keahlian yang dimiliki

tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu jalan keluar mengurangi angka

pengangguran, salah satunya dengan cara dengan berwirausaha yang bertujuan

untuk membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia tahun 2012

mencatat jumlah penduduk yang berwirausaha saat ini baru mencapai angka 0,18

persen dari jumlah 238 juta penduduk Indonesia. Idealnya, agar Indonesia bisa

berdaya saing tinggi dibutuhkan paling sedikit 2 persen dari 238 juta orang

penduduk Indonesia atau sekitar 4,76 juta orang wirausaha baru dengan beragam

profesi dan keahlian. Jika dilihat dari negara-negara maju seperti, Amerika Serikat

memiliki 12% pengusaha dari total penduduknya, Singapura 7%, Cina dan Jepang

sekitar 10%, serta Malaysia sekitar 5% (Sumber: Okezone 2013)

Dari data di atas diketahui bahwa dalam berwirausaha Indonesia jauh tertinggal.

Padahal upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup maksimal, salah satu

contohnya yaitu sosialisasi mengenai kewirausahaan yang sudah dilakukan sejak

bangku perkuliahan. Sehingga diharapkan agar mahasiswa memulai berwirausaha

sejak dini tanpa harus menunggu selesainya masa pendidikan.

Dirjen Dikti mendukung program pengembangan kewirausahan di perguruan

tinggi dengan menggulirkan program-program yang mendukung tumbuhnya

(20)

Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk berwirausaha dengan dukungan permodalan dan pembimbingan

yang diharapkan mampu menjadi embrio wirausahawan baru dari kalangan

kampus. Contoh lain yang juga digulirkan oleh Dirjen Dikti adalah Program

Kreativitas Mahasiswa Wirausaha (PKMW). Berbagai pihak juga menggulirkan

Beasiswa Wirausaha Mandiri yang diberikan kepada mahasiswa yang memiliki

usaha sebagaimana digulirkan oleh Bank Mandiri.

Universitas Lampung sebagai salah satu perguruan tinggi penyelenggara

pendidikan telah mengakomodasi pengembangan kewirausahaan dalam kurikulum

pendidikan yang mewajibkan mata kuliah kewirausahaan untuk diselenggarakan

disetiap program studinya. Mahasiswa juga meyambut gerakan kewirausahaan ini

dengan memberikan respon positif. Hal ini nampak pada mulai banyaknya

mahasiswa yang memulai berwirausaha.

Proses wirausaha dapat mulai dilakukan saat menjadi mahasiswa dengan

melakukan usaha kecil mengembangkan produk dan jasa melihat kebutuhan

mahasiswa di sekeliling. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berjualan makanan,

seperti pisang coklat, usaha pembudidayaan ikan lele, menjual pulsa, dodol

pisang, roti, sampai berjualan jilbab, aksesoris jilbab, dan membuka bisnis foto

angkatan, konveksi, dan lainnya.

Untuk memulai berwirausaha mahasiswa harus berani untuk menjalankan

usahanya. Karena tidak sedikit mahasiswa yang takut untuk memulai wirausaha

dikarenakan kekurangan modal dan tidak punya cukup keberanian, serta daya

(21)

modal dari proposalnya juga banyak yang mengalami kegagalan kerena

berwirausaha harus dengan perhitungan matang dan strategi yang baik, berani

menerima resiko serta tidak mudah putus asa.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, dari 360 mahasiswa

Sosiologi 2009-2012 terdapat 40 mahasiswa yang berwirausaha dan ternyata 24

mahasiswa diantaranya menemui kegagalan dalam berwirausaha.

Banyak mahasiswa yang berwirausaha menemui kegagalan karena hanya

mengikuti perkembangan zaman dan tidak melakukan inovasi, mereka membuka

usaha dengan mengikuti apa yang mereka nilai sedang menjadi tren di

masyarakat. Padahal masyarakat sekarang sudah pintar, mereka sangat mudah

tertarik pada sesuatu yang dianggab baru. Inilah yang menjadi tantangan bagi

wirausaha, yaitu harus berusaha semaksimal mungkin mengikuti selera kosumen

yang terus berkembang tanpa henti.

Mahasiswa memulai berwirausaha yang membuka usaha sendiri mencoba bekerja

sama dengan teman sampai pada bekerja sama dengan pengusaha mereka lakukan

untuk menjadi wirausaha. Berdasarkan apa yang telah dikemukaan di atas, maka

perlu untuk mengadakan penelitian guna melihat apa saja faktor-faktor penyebab

kegagalan berwirausaha di kalangan mahasiswa.

Karena dengan meneliti faktor-faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha

kita dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut dan membantu mahasiswa

yang berwirausaha untuk terhindar dari kegagalan atau bagi para mahasiswa yang

(22)

sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan dan membantu mengurangi

pengangguran di negara ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini, yaitu :

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan wirausaha di kalangan

mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini yaitu :

Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan mahasiswa

dalam proses berwirausaha. Sehingga dapat membantu perkembangan wirausaha

muda agar terhindar dari kegagalan dan menjadi wirausaha yang sukses.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka

pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Sosiologi dalam disiplin ilmu

Kewirausahaan dan Sosiologi Ekonomi.

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian dapat menjadi sebuah acuan atau referensi bagi mahasiswa

dalam melakukan penelitian mengenai faktor-faktor kegagalan wirausaha di

kalangan mahasiswa dan sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan

(23)

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan serta informasi dan membuka

wawasan bagi mahasiswa untuk tidak takut lagi memulai berwirausaha dan

dapat menghindari kegagalan dalam berwirausaha sehingga dapat membuka

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keaslian,

menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama

seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Biasanya penelitian terdahulu yang

digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang

dilakukan.

Tabel 1: Penelitian Sebelumnya, Motivasi Mahasiswa Dalam Proses

Berwirausaha

1. Judul Motivasi Mahasiswa Dalam Proses Berwirausaha

(Studi pada mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Universitas Lampung)

Penulis Puji Lestari Ningsih

Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung 2012

Kesimpulan 1. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat 2

faktor motivasi mahasiswa dalam proses berwirausaha,

(25)

a. Faktor Internal

Keinginan dari diri sendiri, keterpaksaan kareana

kondisi minimnya ekonomi keluarga, serta

keinginan untuk mendapatkan penghasilan sendiri.

b. Faktor Eksternal

Pengaruh dari lingkungan sekitar seperti, teman

kampus, teman berkumpul, dosen yang

memberikan dorongan untuk memulai

berwirausaha

Komentar Penelitian ini hanya mengkaji tentang motivasi mahasiswa

dalam memulai proses berwirausaha saja yang terdiri dari

faktor Internal maupun Eksternal. Namun tidak dibahas lebih

lanjut bagaimana mahasiswa menjalankan usahanya dan apa

saja kendala yang mereka hadapi dalam proses wirausaha serta

bagaiman acara mereka menghadapi berbagai masalah dalam

(26)

Tabel 2: Penelitian Sebelumnya, Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang

Mempengaruhi Minat Berwirausaha

2. Judul Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat

Berwirausaha

(Studi pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro Semarang)

Penulis Aditya Dion Mahesa

JurusanEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro 2012

Kesimpulan Hasil penelitiannya menjelasakan bahwa Motivasi

berwirausaha didasari oleh toleransi akan resiko, keberhasilan

diri dalam berwirausaha, dan kebebasan dalam bekerja

berpengaruh positif terhadap keinginan mahasiswa menjadi

wirausahawan.

Komentar Pada penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian

sebelumnya, mereka hanya meneliti faktor-faktor apa saja

yang mendorong mahasiswa berwirausaha.

Namun terdapat tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai

bagaimana menjalankan usaha dengan baik dan benar serta

mengatasi masalah yang akan muncul. Seharusnya

permasalahan itu harus dipelajari sejak awal agar kegagalan

biasa kita hindari. Karena masih banyak wirausaha muda yang

(27)

Tabel. 3. Penelitian Sebelumnya, Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat

Wirausaha Lulusan SMK

2. Judul Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat Wirausaha Lulusan

SMK

Penulis Muladi Wibowo

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik 2011

Kesimpulan Hasil penelitiannya menjelasakan bahwa Minat siswa SMK

untuk berwirausaha setelah lulus sekolah bisa disebabkan

oleh faktor internal, faktor eksternal, faktor pembelajaran dan

faktor kesiapan instrumen. Kegiatan pembelajaran

kewirausahaan memberikan kontribusi yang paling

tinggi terhadap minat siswa SMK di Kota Surakarta untuk

berwirausaha setelah lulus dari sekolah. Pembelajaran yang

dianggap memberikan kontribusi minat siswa

meliputi praktek kerja industri, mata pelajaran kewirusahaan

dan pelatihan sekolah dibidang kewirausahaan.

Implikasi dari penelitian ini perlu meningkatkan mutu

pembelajaran yang berhubungan dengan kewirausahaan di

SMK agar memiliki relevansi terhadap karakter lulusan SMK

yang harusnya siap kerja dan berwirausaha, karena siswa

mengganggap bahwa praktek kerja industri memberi manfaat

siswa dalam praktek wirausaha, mata pelajaran kewirausahaan

(28)

motivasi dan pembentukan karakter di sekolah.

Komentar Pada penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian

sebelumnya, mereka hanya meneliti faktor-faktor apa saja

yang mendorong mahasiswa berwirausaha.

Namun dalam penelitian tersebut terdapat tidak ada penjelasan

cara mengatasi masalah yang akan muncul dalam

berwirausaha. Seharusnya permasalahan itu harus dipelajari

sejak awal dari pengalamaan dan penelitian sebelumnya agar

kegagalan biasa kita hindari. Karena masih banyak wirausaha

muda baik mahasiswa maupun sisawa SMK yang mengalami

kegagalan .

Dari Pemaparan hasil – hasil penelitian sebelumnya terdapat kesamaan yaitu

mengkaji tentang motivasi kalangan muda baik mahasiswa atau siswa SMK dalam

memulai proses berwirausaha. Motivasi wirausaha bisa disebabkan oleh faktor

internal, faktor eksternal, faktor pembelajaran dan faktor kesiapan instrumen.

Lingkungan pendidikan sebagai salah satu faktor eksternal merupakan ruang yang

cukup efektif menghasilkan perilaku wirausaha.

Ini mendukung konsep yang dikemukakan oleh Drucker (1985) dalam bukunya

Innovation and Entrepreneurship mengemukakan perkembangan teori

kewirausahaan menjadi tiga tahapan. Tahap ketiga menyatakan bahwa teori yang

mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha dengan hasilnya. Disebut

(29)

Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, karena kewirausahaan pilihan kerja

dan pilihan karir. Artinya melalui kegiatan pembelajaran kewirausahaan sejak dini

(masa kuliah atau sekolah) akan sangat menentukan terhadap pilihan karir untuk

berwirausaha.

B. Tinjauan Tentang Kegagalan

1. Pengertian Kegagalan

Kegagalan ditakuti oleh semua orang, sebab kegagalan akan berdampak negatif

dan membuat berantakan hasil-hasil yang sudah dicapai selama ini sehingga

pekerjaan harus dimulai dari awal lagi. Artinya pekerjaan yang selama itu telah

dilakukan dan telah mengeluarkan banyak biaya, tenaga waktu yang tidak sedikit

ternyata gagal dan berantakan.

Menurut Bambang Trisno (2013) kegagalan berarti tidak sesuainya pekerjaan dan

hasilnya seperti yang diinginkan. Ukuran kegagalan adalah hasil yang diharapkan

dibandingkan dengan hasil senyatanya yang didapatkan. Ukuran kegagalan dapat

dinyatakan secara kuantitatif seperti 20% gagal atau rugi Rp 10 Miliyar. Tapi

dapat juga dinyatakan secara kualitatif seperti kegagalan fatal atau tragis. Dengan

kata lain kegagalan dapat diukur. Ukuran-ukuran ini maksudnya untuk membantu

menganalisis penyebab kegagalan dan dengan analisis ini kegagalan berikutnya di

masa yang akan datang dapat dihindari.

2. Tanda - Tanda Kegagalan

Pastinya kegagalan akan ditakutkan semua orang, termasuk wirausahawan. Untuk

itu wirausahawan sebaiknya memahami tanda-tanda kegagalan dan tanda-tanda

(30)

dan selalu melakukan evaluasi serta pengendalian secara teratur dan berkala. Bila

tidak, maka wirausahawan menjadi lengah dan akibatnya tanda-tanda kegagalan

tidak diketahui dan kemudian berakibat dideritanya kegagalan.

Bambang Trisno (2013) menjelaskan tanda-tanda kegagalan itu meliputi dua hal

sebagai berikut:

3. Tanda - Tanda Kegagalan dari Aspek Sikap Mental

Pada umumnya tanda-tanda kegagalan dari aspek sikap mental meliputi :

a. Rasa malas

b. Ragu-ragu

c. Rasa mampu mengatasi masalah.

d. Menganggap enteng masalah yang dihadapi

e. Rasa keenganan menepati kesepakatan

f. Keinginan untuk menunda pekerjaan yang sebenarnya dapat dikerjakan

dengan segera.

Apabila tanda-tanda di atas mulai ada dalam diri kita, maka cepat atau lambat

kegagalan itu akan datang menghampiri kita.

4. Tanda - Tanda Kegagalan Aspek Materil

Wirausahawan sudah seharusnya selalu melakukan pengendalian terhadap

kegiatan perusahaan secara berkala, baik harian, mingguan maupun bulanan. Hal

ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan program-program usaha

sejauh mana telah melaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam hubungan itu

wirausahawan hendaknya mengetahui tanda-tanda bisnis usaha dan lingkungan

yang mungkin merupakan peringatan dini kesulitan. Sering wirausahawan tidak

(31)

dihindarkan. Beberapa peringatan dini yang merupakan tanda-tanda kegagalan

adalah sebagai berikut :

a. Kelalaian dalam manajemen keuangan, sehingga tak seorangpun yang bisa

menjelaskan bagaimana uang itu dibelanjakan.

b. Tidak bisa mendokumentasikan dan menjelaskan transaksi-transaksi besar.

c. Pelanggan diberikan potongan harga tinggi untuk mempercepat pembayaran

d. Kontrak yang diterima di bawah standar.

e. Bank meminta pelunasan utang-utangnya.

f. Orang-orang penting dalam usaha meninggalkan kita

g. Kurangnya bahan mentah untuk memenuhi pesanan.

h. Pajak upah dan gaji tidak dibayarkan.

i. Pemasok meminta pembayaran secara kontan.

j. Meningkatnya keluhan pelanggan mengenai kualitas produk/jasa.

k. Sikap dan produktivitas karyawan manurun sehingga banyak keluhan-keluhan

yang ditemukan tapi tidak dapat tanggapan.

C. Tinjauan Tentang Wirausaha

1. Pengertian Wirausaha

Kewirausahaan lebih dikenal dengan istilah entrepreneur. Orang yang pertama

kali menggunakan istilah entrepreneur adalah orang ekonomi Perancis yang

berasal dari Norwegia, Richard Cantillon sekitar tahun 1755. Entrepreneur berasal

dari bahasa perancis, “entre” dan “prende”, yang asal katanya entreprenant yang

artinya giat, mau berusaha, berani, penuh petualangan. Dalam perkembangannya

(32)

dipahami sebagai a contractor acting as intermediary between capital and labour.

Definisi tersebut dapat diartikan bahwa seorang entrepreneur adalah pihak yang

mengambil peran (menjembatani) antara pemilik modal dengan pekerja. Dengan

kemampuan mengambil faktor-faktor produksi, lahan pekerjaan, tenaga kerja dan

modal yang kemudian menggunakannya untuk produksi barang atau jasa dengan

mengedepankan kreasi dan inovasi sehingga nilai tambah yang diciptakan

meningkat, yang akhirnya akan berimplikasi pada kemakmuran. (Nugroho dalam

Ciputra 2009)

Definisi wirausaha secara umum, wirausaha berasal dari kata wira yang artinya

kesatria, pahlawan, penjual, unggul, gagah berani, dan kata usaha artinya adalah

bekerja atau melakukan sesuatu. Dengan demikian wirausaha dapat diartikan

orang tangguh yang sedang melakukan sesuatu. Definisi wirausaha berdasarkan

keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusaha kecil nomor

961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa :

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik

dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dewanti (dalam Arif dan Nian, 2010) menjelaskan wirausaha dengan

mengaitkannya pada istilah bisnis. Bisnis dalam hal ini diartikan segala aktivitas

(33)

menampung seluruh aktivitas maka dibentuklah organisasi berupa perusahaan.

Perusahaan tidak harus diartikan dalam arti besar, tapi bisa berawal dari usaha

kecil yang ditampung dalam organisasi yang kecil, yang akhirnya akan

berkembang menjadi organisasi yang besar.

Raymond W. Y Kao (dalam Arif dan Nian, 2010) menjelaskan lebih detail tentang

kewirausahaan dan wirausaha. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sebuah

proses. Yakni proses penciptaan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang

berbeda dari yang sudah ada, tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu

dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang

yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan atau kekayaan dan nilai

tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan

merealisasikan gagasan tersebut menjadi nyata. Dengan kata lain, seorang

wirausaha adalah orang yang mampu menetaskan gagasan menjadi realita.

Suryana (2006), merangkum beberapa pendapat dari berbagai ahli berkaitan

dengan definisi kewirausahaan. Berdasarkan rangkuman pendapat dari berbagai

ahli tersebut, beberapa hakikat penting kewirausahaan yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,

dan hasil bisnis. (Ahmad Sanusi, 1994)

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

(34)

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan. Zimmerer, 1996 (dalam Suryana, 2006)

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai sesuatu

usaha dan perkembangan usaha. Soeharto Prawiro, 1997 (dalam Suryana,

2006)

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi

nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan.

Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha

didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi- kondisi yang mendorong tersebut

adalah :

1. Orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki

tradisi yang kuat di bidang usaha. (Confidence Modalities)

2. Orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada

pilihan lain baginya selain menjadi wirausaha (Tension Modalities)

3. Seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausaha

(Emotion Modalities). Suryana (2006)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, kewirausahaan atau wirausaha identik

dengan kata sebuah proses kemampuan seseorang dalam menciptakan bisnis atau

(35)

jalan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan berharap dapat

menjadi perubahan ekonomi. Pada penelitian ini, kewirausahaan atau wirausaha

yang dimaksud adalah dorongan dan keinginan mahasiswa dalam menciptakan

bisnis atau usaha dengan kreatif dan inovasi dengan tujuan dapat memiliki bisnis

atau usaha yang dapat membuka lapangaan pekerjaan dan merubah

perekonomian.

2. Ciri - Ciri dan Sifat Dasar Wirausaha

Beberapa karakter dan sifat dasar wirausaha menurut beberapa ahli, yaitu :

Meredith (1996), mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai

berikut:

1. Percaya diri, dengan karakteristik watak yang selalu percaya diri mempunyai

keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil, dengan karakteristik watak yang meliputi

kebutuhan yang berprestasi, berorientasi laba, ketekunan, dan ketabahan, tekat

kerja keras mempunyai dorongan kuat, energetik, dan inisiatif.

3. Pengambilan resiko, dengan karakteristik watak yang lebih pada kemampuan

untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

4. Kepemimpinan, dengan karakteristik watak yang lebih pada berperilaku

sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan

kritik.

5. Keorisinalan, dengan karakteristik watak yang inovatif, kreatif, serta fleksibel.

6. Berorientasi ke masa depan, dengan karakteristik watak yang pandangannya ke

(36)

Selain itu, budayawan Gde Prama 1996 (dalam Arif dan Nian 2010), juga

berpendapat bahwa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri

wirausaha, antara lain :

1. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator). Perubahan

ibarat menu makan pagi, siang, dan sekaligus makan malan bagi seorang

wirausaha.

2. Wirausaha selalu melihat perbedaan, baik antara orang maupun antara

fenomena kehidupan, sebagai peluang dibandingkan sebagai kesulitan.

3. Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup, untuk

kemudian bereksprimen dengan pembaharuan-pembaharuan.

4. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu

kreativitas, bukan sesuatu yang harus diulangi.

5. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.

6. Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.

Verno A. Musselman 1989 (dalam Arif dan Nian, 2010), mengemukakan ciri-ciri

orang pantas menjadi wirausaha adalah sebagai berikut:

1. Keinginan yang kuat berdiri sendiri.

2. Kemampuan untuk mengambil resiko.

3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.

4. Memotivasi diri sendiri.

5. Semangat untuk bersaing.

6. Orientasi pada kerja keras.

(37)

8. Dorongan untuk berprestasi.

9. Tingkat energi yang tinggi.

10. Tegas.

3. Strategi Memulai Wirausaha

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan memulai berwirausaha, antara

lain:

1. Menemukan ide usaha, menemukan ide usaha bagi sebagian orang

merupakan suatu pekerjaan yang sulit. Musrofi 2003 (dalam Arif dan Nian,

2010) memiliki cara yang menarik untuk memunculkan ide usaha yaitu

menggunakan hobi sebagai sumber menemukan usaha.

2. Memahami minat pasar, untuk memahami minat pasar seseorang harus

bersinggungan dengan konsep-konsep yang terkait dengan manajemen

pemasaran. Secara sederhana memahami minat pasar dapat diartikan

bagaimana kita memahami kebutuhan dan keinginan dari masyarakat yang

pada akhirnya dijadikan dasar mendisain produk/jasa yang akan ditawarkan

pada masyarakat. (Kotler & Amstrong, 2006)

3. Perencanaan usaha yang matang. Berdasarkan hasil survei oleh lembaga

survei pada 2008, hampir seluruh kegagalan bisnis kecil maupun menengah

disebabkan tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis.

4. Menghitung kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau sering disebut

dengan analisis SWOT, yang artinya berorientasi pada langkah awal untuk

menemukan strategi yang tepat. Wheelen & Hunger, 2004 (dalam Arif dan

(38)

5. Mendesain strategi fungsional. Strategi kalau kita terjemahkan secara bebas

adalah cara untuk mencapai tujuan, sedangkan fungsional mengacu pada

aktivitas-aktivitas, biasanya fungsional berada pada sebuah perusahaan atau

organisasi. Wheelen & Hunger, 2004 (dalam Arif dan Nian, 2010)

D. Tinjauan Tentang Motivasi Mahasiswa dalam Wirausaha

Manusia dalam menjalankan hidup pasti memiliki tujuan yang didorong oleh

motivasi yang berasal dalam dirinya sendiri. Motivasi mahasiswa untuk

berwirausaha menumbuhkan upaya untuk memulai bisnis sendiri yang akhirnya

dapat menumbuhkan kerjasama antara orang lain dengan yang lainya. Menurut

Webber, perilaku tersebut akan bermakna sosial jika diarahkan kepada orang lain

atau membuat individu memikirkan dan memperhitungkan perbuatan orang lain

sehingga akhirnya memperoleh kemantapan sosial dan keseragaman yang tepat

(Veeger, 1993).

Pada dasarnya manusia hidup saling membutuhkan satu dengan yang lain,

sehingga manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia hidup saling

ketergantungan, mereka selalu saling menguntungkan, sama halnya dalam

wirausaha karena manusia berinteraksi dengan orang lain dan bisa belajar dari

orang lain. Usaha dalam berwirausaha melahirkan kerjasama untuk membangun

usaha bersama, sekaligus berkompetisi meraih kesuksesan dalam bidang yang

ditekuni. Hal tersebut juga didorong dengan adanya motivasi yang tinggi.

Dorongan untuk mencapai prestasi yang tinggi disebut motivasi berpestasi.

(39)

Individu dengan motivasi yang tinggi tentunya akan berkerja keras untuk meraih

yang terbaik.

Menurut Surahmad (1982), motivasi yang mendasari mahasiswa terlihat dalam

keaktifannya terbagi menjadi dua hal, yaitu :

a. Motivasi instrinsik

Motivasi ini terdiri dari kesadaran politik dan kemampuan. Kesadaran politik

adalah suatu tingkatan kesadaran manusia di mana dia paham, sadar dan mengerti

akan posisinya dalam melakukan sesuatu. Kesadaran ini dimulai dari mendengar,

melihat, mengerti dan menyikapinya atas dasar realita yang ada. Realitas tersebut

bisa berupa kondisi masyarakat atau yang dialami sendiri, sedangkan kemampuan

dalam hal ini berhubungan dengan intelektualitas dan skill yang dimiliki

mahasiswa yang selama ini bergelut dengan teori-teori mulai membutuhkan

wadah sebagai sarana memprakarsai teori-teori yang dimiliki dengan praktik yang

yanta. Apabila praktik tersebut sesuai atau tidak di lapangan, namun harus di uji.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ini dimulai dari peer group dan simbol penggerak. Peer group adalah

lingkungan sosial diluar individu dimana proses sosialisasi dan transformasi dapat

berjalan. Dalam hal ini, mahasiswa terdapat di lingkungan kampus dimana tempat

mereka berkumpul, dan beraktifitas.

Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang motivasi mahasiswa

dalam wirausaha dipengaruhi oleh kesadaran akan kebutuhan diri sendiri dan

(40)

realita mereka mulai termotivasi untuk berinovasi melakukan sesuatu dengan

berwirausaha.

E. Tinjauan Tentang Proses Wirausaha

Menurut Noore (Bygrave, 1996), proses kewirausahaan di awali dengan inovasi.

Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi

maupun luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan

lingkungan. Faktor-faktor tersebut berbentuk locus of control, kreativitas,

keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang

menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh

faktor yang berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, pendidikan,

nilai-nilai, dan pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang

mempengaruhi diantaranya model, peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu

inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi

lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana 2001).

Secara ringkas model proses kewirausahaan menurut Alma (2007) mencakup

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Proses inovasi

b. Proses pemicu

c. Proses pelaksanaan

d. Proses pertumbuhan

Dapat ditarik kesimpulan dari pernyataan-pernyatan diatas bahwa proses

(41)

dilaksanakannya wirausaha. Dengan kata lain proses wirausaha yakni mulai

proses mencari peluang usaha baru, mencari momen yang tepat untuk memulai

bisnis, mulai dengan memaksimalkan kemampuan yang ada dan berproses menuju

tangga sukses.

F. Kewirausahaan dalam Perspektif Sosiologi

Menurut Loekman Soetrisno (1997), masalah kewirausahaan dan kaitannya

dengan perkembangan ekonomi suatu bangsa untuk pertama kali diangkat oleh

seorang sosiolog Jerman yang bernama Max Webber. Webber melihat bahwa

sesudah Eropa mengalami proses Reformasi Protestan, di benua itu muncul suatu

jenis manusia baru. Manusia baru ini menurut Webber mempunyai budaya yang

berbeda dalam sikap bekerja dan terhadap hidup pada umumnya. Manusia Eropa

baru ini kebanyakan adalah pemeluk agama Kristen Protestan yang merupakan

manusia pekerja keras, hidup sederhana, dan sangat mendambakan kemandirian.

Sifat inilah yang kemudian mampu mendorong munculnya Eropa sebagai benua

kapitalis industrial. Dengan kata lain, Webber melihat bahwa sifat kewirausahaan

itu muncul sebagai akibat dari suatu reformasi budaya.

Sebelum muncul gerakan Reformasi Protestan, benua Eropa masih didominasi

oleh Gereja Roma Katolik, orang-orang Eropa masih sangat berpengaruh oleh

ajaran-ajaran agama Roma Katolik yang mengajarkan kesetiaan total pada ajaran

agama, dengan cara mengabdikan seluruh hidupnya pada tuhan. Pemeluk agama

ini juga sangat tergantung pada imam Gereja Roma Katolik dalam upaya

pencapaian kehidupan surgawi. Sebaliknya, agama Protestan mengajarkan pada

(42)

sebaik-baiknya dalam setiap tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka sebagai

manusia. Bekerja sebaik-baiknya bagi orang Protestan merupakan manifestasi dari

kebaktian mereka pada Tuhan. Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa tuhan

sudah menentukan siapa-siapa dari manusia yang boleh naik surga dan adalah

tugas setiap orang dalam berupaya keras untuk masuk dalam kelompok yang

terpilih itu dengan cara hidup sederhana.

Dua ajaran pokok inilah yang mendorong timbulnya etos kerja keras serta hidup

sederhana di kalangan para pemeluk agama itu. Karena pemeluk agama Protestan

harus bekerja keras, namun dilarang menggunakan hasil kerja keras mereka untuk

hidup yang berlebih-lebihan, maka pemeluk agama ini cenderung untuk

menggunakan hasil kerja keras mereka untuk tujauan perluasan usaha mereka

yang dari segi ajaran agama merupakan pekerjaan yang mulai karena hal itu

membantu sesama manusia.

Lebih lanjut Loekman Soetrisno (1997) mengatakan bahwa memasuki abad 21,

kewirausahaan sewajarnya harus menjadi proses pembangunan di negara kita.

Pendapat ini mempunyai beberapa alasan. Pertama, abad 21 adalah abad

perdagangan, dalam arti bahwa pada abad yang akan datang kesejahteraan suatu

bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan untuk memperdagangkan

barang-barang yang mereka produksi di pasar internasional yang bersifat kompetitif.

Dalam kelas ini, bukan lagi kelas pedagang konvensional yang kita butuhkan,

melainkan suatu kelas pedagang jenis baru yang tidak hanya menjual barang

(43)

pedagang lain di pasar internasional. Dengan kata lain, dibutuhkan kelas

pengusaha modern yang berdagang berdasarkan teknik berdagang yang canggih.

Alasan yang kedua, dari kepentingan dalam dunia usaha dibutuhkan seorang

wirausahawan untuk mengefektifkan dana-dana pembangunan, dan untuk

menciptakan suatu sistem ekonomi nasional yang sustainable. Bangsa yang yang

tidak memiliki kelompok wirausaha yang kuat akan mengalami pemborosan dana

pembangunan. Karena bangsa itu tidak dapat memanfaatkan dana untuk

menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang mampu menjadi sumber dana

pembangunan baru. Suatu bangsa yang tidak memiliki kelas wirausaha yang

banyak tidak akan mampu menciptakan suatu sistem pembangunan yang

sustainable, baik dari segi lingkungan, sosial, ekonomi, maupun politik.

Menurut Loekman Soetrisno (1997) seorang pengusaha yang tidak memiliki jiwa

kewirausahaan akan melihat bahwa sumber daya alam yang dimiliki oleh

bangsanya bukan sebagai asset yang harus dijaga untuk kelestarian usaha mereka,

melainkan sebagai alat untuk mencapai keuntungan atau kekayaan dengan cepat.

Akibat tindakan pengusaha seperti ini membuat lingkungan menjadi rusak,

sumber alam menjadi terkuras, dan bangsa itu secara keseluruhan menjadi miskin.

Kemiskinan yang diderita oleh suatu bangsa karena ulah beberapa pengusaha

dapat menimbulkan ketegangan dalam masyarakat, antara kelompok yang merasa

dirugikan dan pengusaha itu sendiri. Apabila pengusaha itu kebetulan berasal dari

etnis yang berbeda dengan etnis masyarakat yang merasa dirugikan oleh

pengusaha, maka hal ini dapat membakar terjadinya konflik antar suku, yang

(44)

sosial suatu bangsa, kewirausahaan dalam pengembangan dunia usaha merupakan

hal yang sangat krusial.

Perusahaan yang dikembangkan tanpa semangat kewirausahaan akan

menyebabkan perusahaan itu berkembang secara tidak stabil. Ketidakstabilan

perusahaan akan mendorong timbulnya berbagai upaya dari pengusaha untuk

membuat usaha stabil dengan cara menekan upah buruh, ,mengurangi tenaga

buruh dan sebagainya, yang akan mengakibatkan pengangguran dan eksploitasi

terhadap buruh.

Sebaliknya, seorang pengusaha yang memiliki kewirausahaan tinggi akan

mengusahakan stabilitas usahanya melalui penguatan kualitas, manajerial

perusahaannya, dan perbaikan kesejahteraan sosial pada buruhnya. Dengan

demikian, seorang pengusaha yang mempunyai kemampuan kewirausahaan tinggi

akan merasa sangat berkepentingan untuk menciptakan lingkunagn kerja yang

sehat dari segi sosial dalam perusahannya.

G. Tinjauan Tentang Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu atau sedang

menjalankan proses belajar di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.

Sedangkan menurut Peraturan Akademik Universitas Lampung yang dimaksud

Mahasiswa adalah Peserta didik laki-laki atau perempuan yang terdaftar dan

belajar di Unila setelah lulus seleksi masuk yang diselenggarakan secara resmi

(45)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), mahasiswa adalah orang yang

belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Sedangkan menurut Adnan dan Arfan Pradiansyah (1999), mahasiswa merupakan

kelompok generasi muda elit dari masyrakat yang mempunyai sifat dan watak

keberanian dan kepeloporan. Berperan sebagai kekuatan moral dan berfungsi

sebagai kontrol sosial serta sebagai anak-anak pembaharu bangsa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah orang yang belajar atau

menuntut ilmu di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang memiliki jiwa

kepeloporan, intelektual, dan merupakan kelompok elit di lingkungan masyarakat

yang akan menjadi anak-anak pembaharu bangsa.

Menurut Kode Etik Universitas Lampung (Unila, 2009: 67) yang merupakan hak

dan kewajiban mahasiswa adalah sebagai berikut:

a. Hak Mahasiswa

1. Memperoleh pendidikan, pengajaran dan layanan bidang akademik yang

sebaik-baiknya sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakat.

2. Memanfaatkan fasilitas akademik dan umum di Unila untuk memperlancar

proses pembelajaran.

3. Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas program

studi yang diikutinya dalam rangka penyelesaian studi.

4. Memperoleh layanan informasi tentang program studi yang diikutinya dan

hasil belajarnya.

5. Menyelesaikan studi lebih awal dari ketentuan lama studi yang ditetapkan

(46)

6. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab.

7. Alih program studi di lingkungan Unila dengan memenuhi persyaratan

yang ditentukan dan apabila daya tampung program studi yang

bersangkutan masih memungkinkan.

8. Pindah program studi ke luar Unila, tetapi setelah pindah tidak diizinkan

kembali ke Unila.

9. Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

10. Ikut serta dalam kegiatan dan menjadi pimpinan organisasi kemahasiswaan

Unila.

11. Memanfaatkan jalur perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk

mengurus kepentingan mahasiswa, baik akademik maupun nonakademik.

12. Memperoleh pelayanan khusus bagi yang menyandang cacat sesuai dengan

kemampuan Unila.

13. Membela diri jika terkena tuduhan melanggar Peraturan Akademik dan

Kode Etik Mahasiswa sebelum dikenakan sanksi.

14. Naik banding jika sanksi telah dijatuhkan.

b. Kewajiban Mahasiswa

1. Belajar tekun sampai menyelesaikan program studi yang diikutinya.

2. Menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi mahasiswa

yang dibebaskan dari kewajiban tersebut berdasarkan keputusan Rektor.

3. Menjunjung tinggi, mengindahkan, dan melaksanakan Norma Umum dan

Etika Umum warga Unila.

(47)

5. Mengindahkan dan melaksanakan Etika Mahasiswa Unila.

2. Karakteristik Mahasiswa

Damanhuri (1985), mengatakan bahwa mahasiswa mempunyai karakter sebagai

berikut :

1. Mereka adalah kelompok orang muda. Oleh karena itu, berkarakteristik yang

diwarnai oleh sifat pada umumnya tidak selalu puas terhadap lingkungan

dimana mereka menginginkan berbagai perubahan dengan cepat dan

mendasar.

2. Mereka adalah yang menjalani sistem pendidikan tinggi, oleh karenanya nafas

dan sifat akademik akan memberi ciri khas yang kuat dengan gerak

langkahnya, yakni sikap objektif, rasional, kritis, dan skeptif.

3. Mereka adalah kelompok yang relatif “independen” karena belum memiliki

keterkaitan finansial, birokratis, terhadap pihak manapun, karenanya ciri

spontanitas dan lugas dalam bersikap memberi pandangan sangat kuat.

4. Mereka adalah kelompok yang menjadi subsistem masyarakan secara

keseluruhan, baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional. Oleh

karenanya, dengan menata konstelasi yang berkembang dengan latar belakang

kemudahan, keilmuan, dan keindependensian.

3. Tipe-tipe Mahasiswa

Adnan dan Arfan Pradiansyah (1999) membagi mahasiswa dalam 5 tipe,

(48)

1. Kelompok idealis konfrontif. Mereka adalah kelompok yang aktif dalam

diskusi (organisasi)/ lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kegiatan mereka

senantiasa bernuansa pemikiran kritis mengenai perkembangan politik,

ekonomi, sosial serta teori-teori yang mendasaari.

2. Kelompok idealis realistis. Kelompok ini juga aktif dalam berbagai diskusi

(organisasi)/ LSM. Kelompok ini banyak menggagas ide-ide perbaikan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Kelompok oportunis. Berbeda dengan keduanya di atas, kelompok ini

cenderung untuk membela pemerintah dan berpihak pada pemerintah.

4. Kelompok profesional. Mereka adalah mahasiswa berorientasi

profesionalisme dan kurang berminat terhadap masalah-masalah ekonomi,

sosial, politik maupun berorganisasi. Mereka memilih segera menyelesaikan

studi secepatnya, kemudian memperoleh pekerjaan yang dapat menjamin masa

depan.

5. Kelompok glamor. Mereka ini hampir sama dengan kelompok profesional

yang kurang berminat terhadap masalah-masalah ekonomi, sosial, politik

maupun berorganisasi. Bedanya kelompok ini memiliki ciri yang menonjol

yaitu penampilannya cenderung glamor dan gaya hidup mengikuti mode.

Dapat disimpulkan dari pandangan dan pemikiran di atas, bahwa mahasiswa

adalah kelompok generasi muda yang mempunyai watak kritis, kebenarian,

kepeloporan sebagai wujud dan respon terhadap krisis yang timbul dan sedang

(49)

H. Tinjauan Tentang Kegagalan dalam Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2006 ) ada beberapa faktor yang

menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola

usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang

berhasil.

Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,

keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan.

Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara

aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan

memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan

mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam

perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan

usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar

beroperasi karena kurang efisien.

(50)

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang

pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha

yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,

kemungkinan gagal menjadi besar.

Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak

akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha

hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu

membuat peralihan setiap waktu.

Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan wirausahawan, Zimmerer (dalam

Suryana 2006) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang

mundur dari kewirausahaan, yang disebabkan berikut ini.

1. Pendapatan yang Tidak Menentu

Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan

untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan. Dalam

kewirausahaan, sewaktu-waktu dapat mengalami kerugian dan keuntungan.

Tingkat kepastian dalam bisnis berpotensi mundurnya seseorang dari

kewirausahan.

2. Kerugian Akibat Hilangnya Modal Investasi

Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Tingkat kegagalan/mortalitas

(51)

2006). Kegagalan investasi dapat mengakibatkan seseorang mundur dari dunia

kewirausahaan. Padahal, bagi wirausahawan, kegagalan sebaiknya dijadikan

pelajaran berharga.

3. Berwirausaha Memerlukan Kerja Keras dan Waktu yang Lama

Wirausahawan biasanya bekerja sendiri dari mulai pembelian, pengolahan,

penjualan, dan pembukuan. Apabila tidak dibarengi dengan kesabaran dan

ketabahan dalam menggeluti berbagai masalah dan tantangan dapat berpeluang

mundurnya seseorang dari kewirausahaan. Bagi wirausahawan yang berhasil pada

umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan

ditekuni.

4. Kualitas Kehidupan yang Tetap Rendah Meskipun Usahanya Mantap

Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan

mengakibatkan seseorang menjadi putus asa dan mungkin mundur dari

kewirausahaan. Wirausahawan sejati tentunya tidak akan mudah pasrah, justru

keadaan yang dihadapi mendorongnya untuk terus mengadakan

perbaikan-perbaikan dan memacu untuk maju terus pantang mundur.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kegagalan dalam kewirausahaan mempunyai dampak yang serius. Kita harus bisa

mencermati faktor-faktor tesebut dengan teliti dan berusaha mencari jalan keluar

dari setiap permasalahn yang ada. Seperti diketahui, pada umumnya seorang

berangkat menjadi wirausahawan dengan modal sikap diri pada tingkat tertentu

(52)

tersebut bukanlah suatu yang sudah final, tapi harus terus dipupuk dan

dikembangkan sehingga mencapai kualitas manusia sempurna, dimana

aspek-aspek sikap mental tersebut sudah mencapai tingkatan yang tertinggi. Sebagai

contoh misalnya sikap percaya diri wirausahawan. Sikap ini bila tidak dipupuk

akan merosot menjadi sikap ragu-ragu dan sebaliknya sikap ini dapat meningkat

sehingga sikap percaya dirinya lebih tebal. Contoh lain misalnya kejujuran atau

sikap amanah/dapat dipercaya. Sikap ini juga dapat luntur sehingga wirausahawan

bisa berbuat ingkar dari kesepakatan yang telah dibuat atau sebaliknya sikap ini

lebih meningkat sehingga wirausahawan menjadi lebih terpercaya.

Setelah kita ketahui faktor-faktor kegagalan usaha, maka kita harus

memperhatikan faktor-faktor tersebut dan berusaha untuk menghindarinya apabila

faktor-faktor tersebut dilanggar akibatnya wirausahawan kemungkinan akan

menggali krisis diri sementara perusahaan akan gagal dan kemungkinan

pailit/bangkrut. Di samping itu, faktor penyebab kegagalan wirausahawan pada

umumnya dikarenakan 2 (dua) faktor, yaitu : (a) faktor eksternal, (b) faktor

internal. Secara rinci unsur-unsur kedua faktor tersebut adalah :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal pada umumnya dicirikan dengan keadaan lingkungan perusahaan

yang dapat berakibat kegagalan perusahaan apabila keadaan lingkungan tersebut

kurang menguntungkan/mendukung bagi perusahaan. Unsur-unsur faktor

eksternal tersebut antara lain yaitu :

Berubahnya Nilai - Nilai Selera Masyarakat

Perubahan selera masyarakat diimplikasikan dari semakin tingginya kesadaran

(53)

implikasinya terhadap dunia pendidikan dan pendapat masyarakat sehingga selera

konsumsi mereka berubah.

Perubahan-perubahan itu akan berdampak negatif apabila usaha tidak tanggap dan

lambat menyesuaikan diri. Dampak negatif yang paling fatal adalah bangkrutnya

usaha.

Perubahan Teknologi

Seperti diketahui, di abad sekarang ini telah terjadi perkembangan dramatis

dibidang teknologi menjadikan perusahaan dapat berproduksi dan beroperasi

dengan efesien dan efektif. Perusahaan-perusahaan yang cepat menyesuaikan diri

mengikuti perubahan tersebut akan lebih unggul dalam persaingan dan sebaliknya

perusahaan yang lambat menyesuaikan diri akan terpuruk yang pada ujungnya

akan bangkrut.

Persaingan Industri

Tajam dan kerasnya persaingan dapat berakibat tersingkirnya perusahaan karena

tidak mampu/kalah bersaing. Ketidakmampuan bersaing ini akan berakibat

bangkrutnya perusahaan.

Perubahan pada Penyalur, Kreditur dan Penyuplai Bahan Baku

Penyalur, kreditur, dan penyuplai bahan baku sebagai perusahaan mempunyai

kemungkinan merubah kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaannya. Perubahan

kebijaksanaan mereka sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap perusahaan.

Pengaruh negatif dari berubahnya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan

(54)

Faktor eksternal di atas cukup efektif berpengaruh terhadap perusahaan. Namun

perusahaan hanya mampu menyesuaikan diri terhadap pengaruh tersebut dan tidak

mampu mempengaruhinya karena sifat faktor eksternal ini tidak terkontrol (di luar

kendali) bagi perusahaan.

b. Faktor Internal

Kendatipun berbeda dengan faktor yang tidak terkontrol itu, faktor internal lebih

berisifat terkontrol (dalam kendali) bagi perusahaan. Namun apabila perusahaan

lengah, faktor internal juga dapat berakibat fatal dengan bangkrutnya usaha kita.

Unsur-unsur faktor internal itu adalah sebagai berikut :

Faktor Internal yang Berada Pada Diri Wirausahawan

Seperti dikemukakan, kewirausahaan mempuyai 2 (dua) aspek yaitu aspek sikap

mental wirausahawan dan aspek perusahaan. Kedua aspek ini mempunyai

pengaruh terhadap pailitnya perusahaan, yaitu :

1. Rasa Cepat Puas Diri

Proses cepat puas diri biasanya dialami pengusaha setelah mereka meraih

keberhasilan sesaat. Keberhasilan ini menimbulkan kebanggaan dan apabila rasa

bangga tersebut berlebihan sehingga menimbulkan cepat puas diri. Implikasi cepat

puas diri menimbulkan kelengahan, menurunnya kreativitas, tumpulnya inovasi

dan lain-lain yang kesemuanya itu kemudian daya saing ini berkelanjutan

akibatanya fatal, yaitu kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan.

2. Timbulnya Rasa Malas

Wirausahawan sebagai manusia juga mempunyai rasa malas. Bila sikap ini

(55)

menurun yang berakibat pada lemahnya kemampuan inovasi, kreativitas dan

lain-lain. Apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, akan menjadikan kegiatan

perusahaan juga menurun yang pada gilirannya akan berakibat pada perusahaan.

Akibat pada tahap akhir berupa kerugian yang apabila terus menerus diderita

berakibat pada kebangkrutan.

Pupusnya Sikap Kewirausahaan

Sikap mental kewirausahaan orang seseorang dapat menebal bila dipupuk,

dipelihara dan dikembangkan. Tapi juga sebaliknya dapat pupus apabila tidak

terpelihara dan dikembangkan serta semakin menebalnya rasa enggan, malas, dan

puas diri. Oleh karena itu dengan pupusnya sikap kewirausahaan pada diri kita

maka usaha yang kita bangun cenderung negatif sehingga merugi yang kemudian

menjadi pailit/bangkrut.

Lemahnya Perencanaan

Karena perencanaan yang lemah, belum adanya rencana bisnis yang tertulis, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Maka jalannnya bisnis menjadi

tidak jelas.. Kita seharusnya mengambil langkah yang jelas dalam hal prioritas di

setiap area dari pekerjaan kita dan tetap menentukan strategi apa yang paling

penting dalam waktu sekarang ini. Kita harus memilih mana yang harus dilakukan

sekarang dan mana yang harus dilakukan nanti. Jadi kita harus merencanakan

Gambar

Tabel 1: Penelitian Sebelumnya, Motivasi Mahasiswa Dalam Proses
Tabel 2: Penelitian Sebelumnya, Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang
Tabel. 3. Penelitian Sebelumnya, Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat
Tabel. 5. Daftar Peserta PMW Universitas Lampung Tahun 2009
+5

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiyan Ponorogo.. Jurnal Manajemen

Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa pengguna Facebook beralih menggunakan Path serta menganalisis dampak yang

Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat wirausaha adalah variabel keinginan menjadi bos, kepemimpinan, keuangan dan lingkungan.. Variabel

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

Saya mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha pada mahasiswa. Berkaitan dengan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok pada mahasiswa yang berwirausaha di Kota Malang serta untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah insentif Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) berpengaruh terhadap etika bisnis usaha mahasiswa di Bandar Lampung.. Manfaat

Berdasarkan data tersebut maka diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor yang dapat mendukung minat berwirausaha melalui survei potensi dan peluang berwirausaha