commit to user
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN ANGKATAN 2009
SKRIPSI OLEH : DONI MARDIYANTO
K7406064
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA TAHUN 2009
OLEH :
DONI MARDIYANTO K7406064
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd NIP. 1954 0203 1981 03 1 002
Pembimbing II
commit to user HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan
Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. C Dyah SI, M.Pd 1 ………
Sekretaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd 2………
Anggota I : Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd 3 ………
Anggota II : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si 4 ………..
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user ABSTRAK
Doni Mardiyanto, ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, September 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi, (3) Mendeskripsikan cara untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang dihadapi para mahasiswa Pendidikan Ekonomi TA 2009.
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk kualitatif. Strategi penelitian ini menggunakan strategi penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah informan, lokasi, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive snowball sampling. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teori dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.
commit to user
commit to user MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8)
Termasuk kebahagiaan seseorang adalah budi pekerti yang luhur, dan termasuk celakanya adalah budi pekerti yang jelek. (Sabda Rosulullah SAW)
Perbaikilah dirimu (sampai mempunyai budi pekerti yang luhur) maka manusia akan berbuat baik kepadamu. (Abu Bakar As Shidiq).
Plan your work, work your plan (Rencanakan pekerjaanmu dan kerjakan
commit to user PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada:
Ibuku Suyani dan Bapakku Sumardi
Adikku Taufik Prakosa dan semua keluarga
Para Guru dan Dosen Pahlawanku
Sahabat-sahabatku
commit to user KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian
ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari dengan selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bimbingan, pengarahan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan P.IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
3. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian serta membimbing dan
mengarahkan selama penelitian.
4. Ibu Dra. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd., selaku ketua BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian.
5. Bapak Dr. Djoko Santoso TH, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
6. Ibu Dra. Tri Murwaningsih, M.Si., selaku Pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
7. Ibu Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd., selaku Ketua Laboratorium Mini office,
Pend. Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin untuk
commit to user
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing selama
dibangku perkuliahan.
9. Bapak Sukamto, selaku Ketua UPT Perpustakaan FKIP UNS dan segenap
pegawai setempat yang telah memberi motivasi dan turut memfasilitasi dalam
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman PAP 2006 : Teguh, Kemi, Anum, Dwi, Vivin, Eka, Eko, Ika,
Ramadhan, Rohmat, Astriyuda, Arinda, Vera, Diaz, Putri, Zesi, Witriyani,
Lina, Inti, Sari, Frederika, Ratna, Nico, Maria, Mala, Manda, Maya, Tina,
Budi, Ninik, Heni, Nety. Ari Tama, Yulia, Wartini, Reri, Naning, Diah, Dian,
Diana, Diana A.C.
11. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan motivasi dan membantu dalam penyusunan penelitian ini.
12. Teman-teman Pend. Ekonomi B yang juga telah turut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Semua pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia kependidikan dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini, peneliti
menyadari kemungkinan adanya kekurangan dan kesalahan. Oleh karena segala
kritik dan saran peneliti nantikan dengan hormat.
Surakarta, Oktober 2010
commit to user DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PENGAJUAN ... ii
PERSETUJUAN... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Manfaat Teoritis... 4
2. Manfaat Praktis ... 4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 5
1. Tinjauan Tentang Kewirausahaan... 5
2. Tinjauan Tentang Pelaku usaha ... 21
B. Kerangka Berpikir... 28
BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian... 31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian... 32
C. Sumber Data ... 35
commit to user
E. Teknik Sampling... 38
F. Validitas Data ... 39
G. Analisis Data... 41
H. Prosedur Penelitian ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Prodi Pendidikan Ekonomi... 44
2. Tujuan Didirikannya Prodi Pendidikan Ekonomi ... 45
3. Visi-Misi serta Sasaran Prodi Pendidikan Ekonomi... 46
4. Fasilitas Prodi Pendidikan Ekonomi... 51
5. Sumber Daya Manusia Prodi Pendidikan Ekonomi ... 51
6. Struktur Organisasi Prodi Pendidikan Ekonomi ... 52
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa... 63
2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha... 75
3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha... 81
C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori... 86
1. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha Mahasiswa... 86
2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha... 90
3. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Usaha... 91
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan... 92
B. Implikasi ... 95
C. Saran... 95
DAFTAR PUSTAKA
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Proses Kewirausahaan ... 12
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir ... 30
Gambar 3. Skema Analisis Data ... 42
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ... 45
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Wirausaha ... 23
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Lampiran 3. Field Note
Lampiran 4. Data Mahasiswa Pend. Ekonomi TA 2009
Lampiran 5. Daftar Mahasiswa Wirausaha
Lampiran 6. Rencana Program kerja PSDA HIMANOMI 2009-2010
Lampiran 7. Surat Ijin Skripsi
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk
mendirikan, mengelola, mengembangkan suatu usaha dan melembagakan
perusahaannya sendiri. Guna mewujudkan suatu usaha harus dibutuhkan
keberanian seseorang untuk melaksanakan kegiatan bisnis. Dalam Inpres No. 4
Tahun 1995 juga telah dinyatakan tentang gerakan nasional untuk
memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan artinya pengembangan
kewirausahaan secara menyeluruh ke semua lapisan termasuk ke semua instansi
baik pemerintah maupun swasta. Pada pengertian lain kewirausahaan ialah
praktek kerja yang bertumpu pada konsep atau teori. Berwirausaha berarti
seseorang tersebut melakukan sesuatu agar usahanya berhasil. Adapun unsur
perilaku yang harus dilakukan seorang wirausaha antara lain inovasi usaha,
manajemen usaha, dan strategi usaha.
Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda bangsa
Indonesia ditambah lagi adanya krisis ekonomi global hingga kini belum
menunjukkan perubahan yang berarti, dampaknya pada bertambahnya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan di Indonesia, apalagi sistem
pegawai kontrak yang diberlakukan selalu menuai pro dan kontra. Dalam hal ini
seseorang hanya akan dipekerjakan selama waktu yang ditentukan perusahaan,
tetapi setelah masa kerja berakhir, maka akan diberhentikan, artinya seseorang
bisa saja akan kembali menjadi pengangguran. Berwirausaha dapat dilakukan oleh
siapa saja, baik dari kalangan muda maupun yang sudah berumur lanjut, laki-laki
maupun perempuan. Tetapi pada umumnya mental untuk berwirausaha
masyarakat Indonesia masih sangat kurang, dan justru banyak dijumpai dari
kalangan pemuda. Sehingga tidak heran jika jumlah pengangguran sebagian besar
dari kalangan muda. Dan kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa/mahasiswi
commit to user
hingga kini belum sepenuhnya terserap dilapangan kerja, hal ini berdampak pada
banyaknya jumlah pengangguran. Lulusan perguruan tinggi sekarang ini harus
bersedia bersaing mencari pekerjaan sendiri atau menciptakan peluang kerja bagi
dirinya ataupun untuk orang lain.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan
perlu ditanamkan ke generasi muda. Adapun beberapa bentuk pengembangan
kewirausahaan yang ada di perguruan tinggi antara lain pemberian mata kuliah
kewirausahaan, adanya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), magang
kewirausahaan dan klinik konsultasi bisnis atau kewirausahaan. Dengan
pengembangan jiwa kewirausahaan ini mahasiswa diharapkan berperan sebagai:
a. Pendukung lajunya pembangunan bangsa.
b. Insan yang berpendidikan diharapkan sebagai penggerak/motivator dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu pengetahuan, teknologi
dan seni khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan.
c. Praktisi di bidang kewirausahaan yang memiliki pendidikan tinggi,
Karena selama ini masyarakat yang menjadi praktisi di bidang
kewirausahaan umumnya berpendidikan rendah.
d. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja,
tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.
Di beberapa perguruan tinggi, kewirausahaan telah menjadi materi
perkuliahan umum yakni diberikan di semua jurusan dan fakultas. Diharapkan
dengan konsep kewirausahaan yang diperoleh mahasiswa dapat menjadi suatu
motivator danbasic concept serta modal bagi mahasiswa dalam mengembangkan
aktivitas kewirausahaan dan mampu melihat peluang yang ada. Sehingga
muncullah para wirausaha baru, sekalipun usahanya masih tergolong kecil. Tetapi
Pemberian materi Kewirausahaan dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan
tinggi belum sepenuhnya menjadi solusi untuk memunculkan
wirausaha-wirausaha baru, hanya sebagian kecil dari kalangan mahasiswa yang mau
berwirausaha. Mentalitas para mahasiswa yang cenderung menjadi konsumen
masih sangat kuat tertanam dalam diri masing-masing sehingga keinginan untuk
commit to user
knowledge oriented, tetapi juga experience oriented, yakni mencari pengalaman
lain yang bermanfaat. Dan bahkan Profit oriented, mencari keuntungan atau
penghasilan selama proses studi. Pemahaman seperti ini yang seharusnya dimiliki
para mahasiswa, agar lebih aktif, kreatif dan produktif.
Sebenarnya banyak bidang usaha yang dapat dikembangkan oleh para
mahasiswa atau yang sesuai dengan aktivitas dan kemampuan mahasiswa. Dari
berbagai bidang usaha yang sudah ada, secara umum meliputi penjualan voucher
pulsa, persewaan buku, rental komputer, jasa les privat, berdagang, teknisi
komputer dan lainnya. Hanya saja kesadaran mahasiswa untuk berwirausaha
masih sangatlah kurang. Apalagi mereka yang berlatar belakang dari keluarga
mampu. Jika dilihat, banyak mahasiswa yang lebih cenderung menikmati fasilitas
orang tua untuk kebutuhannya sendiri yang temporer tanpa memikirkan
bagaimana memanfaatkan fasilitas seperti uang saku, motor, dan lainnya untuk
kebutuhan masa depan (future) atau dengan kata lain untuk berwirausaha. Apabila
mahasiswa dapat memanfaatkan segala fasilitas tersebut untuk melakukan suatu
terobosan baru dengan menciptakan usaha, maka diharapkan akan tercipta banyak
wirausaha dari kalangan mahasiswa atau bahkan menjadi pengusaha ke depan.
Oleh karena itu, sejauh manakah aktivitas mahasiswa dalam mengembangkan
usaha atau menciptakan lapangan kerja patut dikaji lebih jauh.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam
mengenai “ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN WIRAUSAHA
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI, JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Program Studi
commit to user
2. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat dalam
menjalankan kegiatan wirausaha bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan atau hambatan dalam
menjalankan kegiatan wirausaha?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa Pendidikan
Ekonomi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
aktivitas kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNS.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
muncul dalam kegiatan wirausaha.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat.
Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Adalah Untuk menambah dan memperluas pengetahuan tentang
kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengambil kebijakan lembaga
untuk mewujudkan dan meningkatkan program pengembangan bagi
pelaku usaha (mahasiswa) agar bisa tetap termotivasi, kreatif serta
produktif.
b. Sebagai dokumen ilmiah yang berguna bagi pihak-pihak yang
commit to user BAB II LANDASAN TEORI
- Tinjauan Pustaka A. Tinjauan tentang Kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan
Menurut A. Pekerti yang dikutip oleh Asri Laksmi (10:2005),
bahwa “kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mendirikan, mengelola, mengembangkan dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri”. Dalam Inpres RI No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,
menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
Menurut Peter F. Drucker yang dikutip oleh Suryana (2006:13)
mendefinisikan kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan beda. Pengertian kewirausahaan juga dikemukakan
Peter Hisrich (1995) bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan
usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan
balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Definisi yang
hampir sama juga diungkapkan oleh Thomas W. Zimmerer, bahwa
kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang
dalam setiap hari.
Dilihat dari disiplin ilmu, Suryana (2003:7) berpendapat bahwa
commit to user
nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang
mungkin dihadapinya”.
Selain itu, Suryana juga mengartikan bahwa kewirausahaan adalah
suatu kemampuan kreatif dan inovatif (creation and innovation ability) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi risiko.
Menurut Soeharto Prawirokusumo yang dikutip oleh Suryana
(2003:8), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin
ilmu tersendiri yang independen (independent academic science of
discipline), karena:
1. Kewirausahaan berisi body of language yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venture start-up
dan venture growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka
pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri.
Dari pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola
dan mengembangkan usahanya sendiri, guna mendapatkan atau memperoleh
pendapatan dan keuntungan dengan berani menanggung berbagai risiko
yang dihadapinya.
b. Profil Usaha
a. Pengertian Profil Usaha
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari
samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik
atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Sedangkan pengertian “usaha” dalam Kamus Besar Bahasa
commit to user
untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtisar,
daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Pengertian lainnya, usaha adalah
kegiatan dibidang perdagangan (dengan maksud mencari untung).
Jadi profil usaha dapat diartikan sebagai gambaran atau pandangan
mengenai kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha
atau pengusaha. Kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan
dibidang perdagangan maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan.
b. Jenis Bidang Usaha
Buchari Alma (2009:136), menyatakan bahwa sangat banyak usaha
yang bisa dikerjakan, pekerjaan yang akan dipilih sangat bergantung pada
beberapa hal , antara lain:
(1) Minat seseorang, misalnya minat dalam bidang industri atau kerajinan, perdagangan/jasa.
(2) Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki.
(3) Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.
(4) Berbagai peluang lainnya.
Secara garis besar, ada lima jenis usaha, yaitu usaha ekstraktif,
agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Usaha ekstraktif merupakan usaha
yang bergerak dalam bidang pertambangan atau bidang usaha yang
mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut dan hutan. Usaha agraris
mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil pertanian
(agrobisnis) dan peternakan. Industri merupakan bentuk usaha
menghasilkan suatu komoditas barang. Perdagangan meliputi usaha dagang
berbagai komoditi baik skala besar maupun kecil (perdagangan besar dan
eceran). Dan jasa merupakan usaha menghasilkan jasa (non barang).
Disamping itu, Suryana (2006:102) menyebutkan beberapa bidang usaha
yang bisa dimasuki adalah:
commit to user
b) Pertambangan, meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, bata, dan logam.
c) Pabrikasi, meliputi usaha industri, perakitan dan sintesis.
d) Konstruksi, meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.
e) Perdagangan, meliputi usaha perdagangan kecil (ritel), grosir, agen, dan ekspor-impor.
f) Jasa keuangan, meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi. g) Jasa perorangan, meliputi usaha potong rambut, salon, laundry,
katering.
h) Jasa umum, meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.
i) Jasa wisata, meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No.9 / 1990 tentang Kepariwisataan, tedapat 86 jenis usaha wisata yang bisa dirintis yang terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
a) Kelompok usaha jasa pariwisata, meliputi: jasa biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi perjalanan intensif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
b) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, objek dan daya tarik wisata budaya, objek dan daya tarik wisata minat khusus.
c) Usaha sarana wisata, meliputi: penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman, penyediaans sarana wisata dan sebagainya.
Begitu banyak jenis usaha yang bisa dikembangkan oleh seseorang,
mulai dari usaha yang membutuhkan modal kecil sampai modal besar. Pada
dasarnya semua jenis usaha merupakan konsep dari jual beli artinya orang
menjual (penjual) kemudian ada yang membeli (pembeli), baik itu jual beli
barang maupun jasa. Produk barang bisa meliputi barang hasil pengolahan,
barang hasil pertanian, peternakan dan hasil alam. Begitu pula dengan
penjualan jasa, seperti jasa transportasi, bimbingan belajar dan lain-lain.
Maureen Elliana (2009:20), menyebutkan ada 50 peluang usaha atau
jenis usaha dan kerja sampingan yang bisa dikembangkan oleh mahasiswa
dan pelajar, yakni antara lain: warung makan, usaha makanan rombong
(gerobak), warung internet, jasa kecantikan, kerajinan lilin hias, kerajinan
kertas, kerajinan clay, taman bacaan, laundry untuk mahasiswa dan pelajar,
kostum pesta, panggung dan kostum special, percetakan poster, brosur,
commit to user
pin, percetakan dancuttingstiker, bingkisan, kado dan parsel, biro informasi
(lowongan kerja, rumah sewa, ruang usaha, dan tanah dijual), biro dan jasa
desain grafis, biro dan jasa penerjemah, biro dan jasa penulisan kreatif
(skenario, biografi), penulis buku, penulis freelance di media masa, sablon
kaos, paying dan tas, produksi keras daur ulang, bimbingan belajar, rental
pengetikan dan komputer, konsultas tugas akhir dan olah data, Multi Level
Marketing (MLM), counter pulsa (jual beli, ponsel, tukar tambah, servis, isi
pulsa), cleaning servicerumah dan perkantoran, refill parfum, distro, penata
dan pemangkas rambut, garage sale, jasa print digital, jasa video shooting,
event organizer pertandingan olahraga, event organizer seminar training,
workshop, kursus privat bahasa Indonesia untuk orang asing, kursus
komputer, kursus memasak, kursus dan privat tari modern dan tradisional,
kursus berenang, kursus dan les privat bahasa asing, les privat musik dan
menyanyi untuk anak-anak, les privat matematika modern, salon khusus
hewan peliharaan, pengecer makanan dan minuman kemasan, instruktur
senam aerobik, klub petualangan dan sains.
c. Manfaat Berwirausaha
Kewirausahaan memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi
bangsa. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh
keberadaan dan peran para entrepreneur. Semakin banyak pelaku usaha
yang berkembang, maka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan
karena akan banyak tercipta lapangan kerja. Terlihat dalam dunia
pendidikan, pembelajaran kewirausahaan sangat diprioritaskan, termasuk
adanya berbagai beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah dan beberapa
perusahaan swasta kepada pelajar mulai dari pendidikan menengah hingga
pendidikan tinggi.
Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:77), dilihat dari ruang
lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan mikro.
Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan
commit to user
menanggung risiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber
ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan
usaha-usaha baru. Secara umum, dalam fungsi mikronya, wirausaha
memiliki peran sebagai penemu dan perencana. Sebagai penemu meliputi
penciptaan produk baru, teknologi baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha
baru. Sedangkan sebagai perencana, meliputi perencanaan perusahaan,
strategi perusahaan, ide-ide dalam perusahaan dan organisasi perusahaan.
Menurut Siswoyo dalam Buchari Alma (2009:116), menyebutkan
bahwa melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada
masyarakat. Manfaat tersebut antara lain:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. 3. Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai seorang
wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. 4. Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan.
5. Selalu menghomati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.
6. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dalam bidang pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.
7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan.
8. Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros.
9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.
Memang pada kenyataannya pengalaman dan jaringan kerja yang
didapat di perusahaan ataupun di lingkungan akademik lebih membantu
seseorang memulai bisnis usaha baru, tetapi tidak menutup kemungkinan
tanpa harus bekerja di perusahaan besar pun dapat berhasil dalam
mendirikan usaha.
Berdasarkan pendapat diatas, mengenai manfaat kewirausahaan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirusahaan memiliki beberapa manfaat
dilihat dari segi ekonomi, sosial dan personal, yakni:
(1) Manfaat dari segi ekonomi:
commit to user
2) Peluang menciptakan lapangan usaha baru
3) Peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar
4) Membantu perekonomian daerah dan negara.
(2) Manfaat dari segi sosial:
1) Peluang memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar.
2) Peluang untuk berperan dalam masyarakat dan mendapat
pengakuan atas usaha sendiri
3) Peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
bersenang-senang dalam mengerjakannya (kebebasan bekerja).
4) Memberikan pelayanan terhadap barang dan jasa kepada
masyarakat.
(3) Manfaat secara personal (pribadi):
a) Peluang untuk melakukan perubahan (nasib sendiri)
b) Peluang untuk mengembangkan dan mencapai potensi sepenuhnya.
c) Memperoleh kepuasan menjadi seorang pemimpin dari usaha yang
didirikan.
d) Memberikan kebanggaan terhadap diri sendiri (prestise).
d. Proses Kewirausahaan
Seseorang dalam menjalankan kegiatan usaha pasti akan melalui
beberapa tahapan atau langkah, secara umum terdiri dari masukan (input) –
proses – keluaran (output). Input kewirausahaan meliputi ide atau gagasan,
modal materi termasuk juga minat dan bakat seseorang dalam posisi belum
menjadi wirausaha. Proses sendiri sangat beragam mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi. Dan sebagai output adalah wirausaha dengan
segenap penghasilan yang telah dicapainya.
Adapun model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan
yang digambarkan oleh Bygrave dalam Buchari Alma (2009:10) adalah
commit to user Gambar 1. Proses Kewirausahaan
(Sumber: Bygrave dalam Buchari Alma,2009:10)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut;
a) Proses Inovasi
Proses inovasi merupakan langkah pembaharuan terhadap sesuatu
(barang atau jasa) yang telah ada, termasuk di dalamya adalah
kreativitas. Secara personal, dipengaruhi adanya keinginan
berprestasi, sifat penasaran, pendidikan dan pengalaman. Selain itu
dari segi lingkungan dipengaruhi adanya peluang, dan lingkungan
yang kondusif (mendukung).
b) Proses Pemicu (Triggering Event)
Triggering Event atau Pemicu artinya sesuatu yang memicu atau
memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Secara personal
didorong adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang, PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja), faktor usia, komitmen dan minat yang
tinggi untuk berbisnis. Selain itu, didorong oleh faktor – faktor
lingkungan seperti persaingan hidup, memanfaatkan sumber-sumber
yang ada, keikutsertaan latihan-latihan atau inkubator bisnis dan
kebijaksanaan pemerintah misal kemudahan lokasi usaha, kredit, dan
bimbingan usaha dari depnaker.
c) Proses Pelaksanaan (Implementasi)
Dalam proses pelaksanaan ini berarti seorang wirausaha mulai Inovation (Inovasi)
Triggering (Pemicu)
Implementation (Penerapan)
commit to user
melaksanakan serangkaian kegiatan usahanya. Implikasi usaha
sangat menentukan perkembangan usahanya kedepan, maka perlu
dibutuhkan kesiapan mental secara total, komitmen yang tinggi
terhadap usaha, dan adanya visi, pandangan yang jauh ke depan
guna mencapai keberhasilan.
d) Proses Pertumbuhan (Growth)
Setelah usaha berjalan, maka perlu untuk ditumbuhkembangkan.
Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain
adanya tim yang kompak, strategi yang mantap, struktur dan budaya
organisasi yang baik, keistimewaan produk.
Jadi, kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh
kejadian pemicu, dilaksanakan (diimplementasikan), dan akhirnya tumbuh
dan berkembang.
Kemudian Suryana (2006:64) menjelaskan bahwa proses pertumbuhan
kewirausahaan pada usaha kecil (usaha baru) memiliki tiga ciri penting
(tahapan), yaitu:
1) Tahap imitasi dan duplikasi
Pada tahap ini, para wirausaha mulai meniru ide orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha atau pole pemasarannya.
2) Tahap duplikasi dan pengembangan
Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya (perubahan terhadap produk). Misalnya wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan desain sendiri.
3) Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa yang berbeda
Pada tahap ini, wirausaha cenderung mulai bosan dengan proses produksi yang ada keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai muncul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.
commit to user
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa proses kewirausahaan dimulai
dari adanya minat, kemudian persiapan, pelaksanaan dan diikuti evaluasi.
Adapun untuk penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Minat
Minat merupakan faktor internal seseorang pertama kali untuk terjun
dalam dunia bisnis. Minat yang disertai niat dan didukung dengan
bakat menjadi modal pertama dan utama untuk memasuki dunia
usaha (berwirausaha). Tumbuhnya minat sendiri bisa dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya: adanya keinginan untuk mendapatkan
penghasilan dan keuntungan maksimal, kesempatan menjadi bos,
mengaktualisasikan kemampuan dan potensi diri, keinginan
membantu masyarakat dan keinginan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki juga sangat
mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
Alma mengatakan: “Makin banyak keterampilan yang dikuasai,
makin tinggi minat bisnisnya dan makin banyak peluang terbuka
untuk membuka berwirausaha”, (Buchari Alma, 2009:4).
2) Persiapan
Dalam tahap persiapan, seorang calon wirausaha mulai menuangkan
ide-ide atau gagasan dalam sebuah rencana usaha. Persiapan pertama
yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah persiapan mental yang
kuat. Karena berani berwirausaha sama dengan berani menghadapi
resiko-resiko yang akan muncul. Selain itu, seorang wirausaha juga
harus mempersiapkan modal materiil, seperti biaya, lokasi usaha,
produk dan strategi-strategi usaha yang diterapkan, sehingga ke
depan usahanya dapat berkembang.
3) Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan, selanjutnya wirausaha dapat langsung
melaksanakan usahanya. Dalam proses pelaksanaan usaha, yang
menjadi tujuan utama adalah konsumen, yakni mencari konsumen
commit to user
yang matang untuk menarik konsumen, misal dalam strategi
promosi, kerjasama, manajemen yang baik, termasuk dalam
pemanfaatan teknologi informasi. Dan dalam menjalankan usaha
harus dilandasi dengan kejujuran.
4) Evaluasi
Proses evaluasi dapat dilakukan selama pelaksanaan usaha
berlangsung atau secara periodik, misal seminggu atau sebulan
sekali. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengelolaan usaha,
termasuk penerapan strategi-strategi bisnis, pendapatan yang
diperoleh dan termasuk menentukan cara-cara agar konsumen dapat
terus menggunakan produknya.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausaha
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjalankan
usaha atau berwirausaha, mulai dari faktor yang mendukung atau memicu
sampai yang menghambat (kendala) untuk berwirausaha.
Suryana menjelaskan bahwa faktor – faktor yang mendorong atau penyebab keberhasilan berwirausaha adalah:
1) Kemampuan dan kemauan
2) Tekad yang kuat dan bekerja keras
3) Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. (Suryana, 2006:67).
Zimmerer dalam Suryana (2006:68) mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya (yang
menghambat berwirausaha), yaitu:
1) Tidak kompeten dalam hal manajerial. Kurangnya kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penghambat utama
kurang berhasilnya usaha.
2) Kurang berpengalaman, baik kemampuan teknik, memvisualisasikan
usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
commit to user
memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suat
kegiatan.
5) Lokasi kurang memadai.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan terkait dengan efisiensi
dan efektivitas, apabila pengawasan kurang, maka berakibat
penggunaan peralatan tidak efisien dan efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan
akan sulit menjadi wirausaha yang berhasil.
Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan dalam menjalankan
awal-awal usahanya diatas, Zimmerer dalam Suryana (2006:69) juga
mengemukakan beberapa potensi yang membuat orang mundur dari
usahanya atau dengan kata lain yang menghambat seseorang
ditengah-tengah perjalanan usahanya, yaitu:
1) Pendapatan yang tidak menentu
2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama
4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah
berhasil.
Bygrave dalam Buchari Alma (2009:9) menjelaskan beberapa faktor kritis
yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu:
1) Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.
2) Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga dan
sebagainya, misal masyarakat sekitar.
3) Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi wirausaha meliputi faktor pendorong dan penghambat.
commit to user
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul/berasal dari
dalam diri seseorang. Faktor-faktor internal meliputi:
1) Minat dan niat berwirausaha
Minat berwirausaha merupakan semacam keinginan untuk
menjalankan usaha dan muaranya masih pada hati seseorang. Untuk
mewujudkannya, maka dibutuhkan niat, yakni keyakinan dan
komitmen untuk berwirausaha yang diikuti oleh ide-ide dan
rencana-rencana usaha.
2) Kemampuan dan kemauan
Kemampuan berwirausaha sangat diperlukan untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya nanti. Kemampuan wirausaha meliputi
mengelola usaha, sumber daya manusia, promosi, mengendalikan
keuangan dan termasuk kemampuan dalam berorganisasi.
Kemampuan ini bisa diperoleh dari pendidikan atau pembelajaran
sendiri, pengalaman usaha dan lain-lain. Adanya kemampuan harus
diikuti kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak
memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang
sukses.
3) Fokus dan kerja keras (sikap wirausaha)
Seorang wirausaha untuk meraih keberhasilan usaha harus
mempunyai sikap dan kepribadian yang kuat, yakni kerja keras dan
fokus. Kerja keras artinya bekerja dengan mendayagunakan segenap
kemampuan dan fasilitas yang ada tanpa mengenal lelah dan tidak
putus asa. Fokus berarti wirausaha menjalankan usaha benar-benar
konsentrasi dan tertuju, tidak mudah goyah dan terpengaruh serta siap
menghadapi resiko yang ada.
Faktor-faktor eksternal ialah faktor-faktor diluar internal pribadi wirausaha
yang mendorong untuk berwirausaha, yakni meliputi:
1) Faktor lingkungan sosial
commit to user
meliputi adanya hubungan atau relasi dengan orang lain, adanya tim
yang dapat diajak kerjasama, adanya bantuan keluarga dan
pengalaman-pengalaman usaha sebelumnya.
2) Permodalan
Setiap usaha pasti akan membutuhkan modal, mulai dari modal yang
kecil sampai modal yang besar. Modal pertama yang harus dimiliki
seorang wirausaha adalah ide atau gagasan. Dan setelah itu
dibutuhkan modal materiil seperti uang (biaya), sarana dan prasarana
usaha termasuk juga bangunan/gedung sebagai lokasi usaha. Dan
besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan.
3) Faktor Pendidikan
Pendidikan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan
formal maupun non formal. Dengan pendidikan diharapkan wawasan
individu menjadi luas, mengembangkan daya kreasi dan inovasi serta
peningkatan kualitas manusia sehingga lebih percaya diri dan
mampu berdiri sendiri. Salah satu wujud pendidkan yaitu adanya
inkubator kewirausahaan yang meliputi program-program
pengembangan dan pelatihan kewirausahaan. Sebagai contoh adanya
Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat bidang
kewirausahaan (LPPM Kwu) dengan Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) di perguruan tinggi termasuk pelatihan
keterampilan di beberapa lembaga pendidikan dan keterampilan.
4) Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah dalam kewirausahaan masyarakat juga bisa
mempengaruhi usaha seseorang, seperti pemberian kredit usaha yang
tidak berbelit (mudah), pelatihan-pelatihan oleh depnaker, termasuk
pengurusan izin usaha yang tidak sulit dan dipersulit.
Adapun secara umum, faktor-faktor yang menghambat wirausaha yaitu:
1) Ketidakmampuan dalam pengelolaan usaha, meliputi pengendalian keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, strategi promosi yang
commit to user
2) Kurang fokus dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha.
3) Keterbatasan modal dan kerugian akibat hilangnya modal investasi.
4) Keterbatasan sumber bahan baku (untuk produk barang) dan bahan
atau peralatan penunjang untuk produk jasa.
5) Persaingan usaha sejenis yang sangat ketat, apalagi terjadi
persaingan yang tidak sehat, misalnya melakukan fitnah/pencemaran
nama, intimidasi terhadap usaha dan sebagainya.
f. Kunci Sukses Wirausaha
Setiap orang yang akan berwirausaha pasti tujuan utamanya adalah
memperoleh kesuksesan usaha. Tolok ukur atau penilaian kesuksesan usaha
bagi masing-masing wirausaha berbeda-beda. Kesuksesan tersebut bisa
dilihat dari pencapaian keuntungan maksimal, banyaknya pelanggan, brand
yang baik, termasuk dalam manajemen usaha. Pada dasarnya jiwa dan sikap
kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh wirausaha atau wiraswasta, namun
juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Malcolm
Gladwell dalam Rhenald Kasali (2010:10) yang meneliti kesuksesan
manusia menemukan karya-karya besar ternyata tidak ditentukan oleh
tingginya skor IQ yang dimiliki manusia, latar belakang keluarga, tanggal
lahir, darah biru atau bukan, melainkan oleh dedikasi suci dalam mencari
pintu keluar dari berbagai kesulitan. Dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan
praktis. Menurut John Maxwell yang dikutip oleh Rhenald Kasali (2010:11)
mengatakan bahwa bakat itu hanyalah sebuah kesempatan, namun untuk
menjadi “sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura
cahayanya dan menemukan pintunya. Maka dari itu, untuk menjadi
wirausaha harus bergerak, bergegas, tidak hanya berpikir dan berpikir di
atas kertas terlalu lama. Kembangkan imajinasi dengan sebuah tindakan
yang nyata (real action).
Murphy dan Peck dalam Buchari Alma (2009:106) menggambarkan
delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir (wirausaha sukses),
commit to user - Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)
Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha, utamanya
adalah unsur disiplin, pandai mengatur waktu, selalu berdoa dan tidak
mudah putus asa.
- Bekerja sama dengan Orang lain (Getting Things Done With and
Through People)
Seorang wirausaha harus memperbanyak teman baik itu orang-orang
yang ada dibawah ataupun orang-orang diatasnya. Dan seorang
wirausaha mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat, berperilaku yang
menyenangkan bagi semua orang.
- Penampilan yang baik (Good Appearance)
Penampilan yang baik bukan berarti penampilan muka yang cantik atau
elok, tetapi ditekankan pada penampilan perilaku yang baik dan jujur.
- Yakin (Self Confidence)
Untuk menjadi wirausaha yang sukses tentunya membutuhkan
keyakinan yang kuat, tidak lagi ragu dan bimbang. Tetap bekerja baik
dan berserah atau tawakal kepada Tuhan YME.
- Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision)
Seorang wirausaha harus pandai dalam mengambil keputusan. Agar
keputusan yang diambil tepat, maka perlu buat pertimbangan yang
matang, mengumpulkan berbagai informasi, minta pendapat orang lain
dan kemudian ambil keputusan tanpa ragu-ragu.
- Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)
Pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan wirausaha
dalam menjalankan usahanya. Pendidikan bukan berarti harus masuk
perguruan tinggi, melainkan dalam bentuk kursu-kursus, penataran,
membaca buku dan lain-lain.
- Ambisi untuk maju (Ambition Driver)
Wirausaha harus mempunyai semangat yang tinggi, mampu melihat ke
depan dan berjuang untuk mencapai cita-citanya.
commit to user
Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke
dalam bentuk ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang
enak didengar, dan mampu menarik perhatian orang lain.
Memang banyak hal atau tuntutan yang harus dimiliki seorang wirausaha
untuk menjadi sukses atau berhasil dalam usahanya. Dari sekian pendapat
mengenai kunci sukses dan jalan menuju kesuksesan dapat disimpulkan
bahwa kunci sukses wirausaha pada dasarnya terletak pada kemampuan dan
kemauan seseorang untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif.
B. Tinjauan tentang Pelaku Usaha a) Pengertian Pelaku Usaha
Pengertian wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks,
yaitu pandangan ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal.
Adapun penjelasannya, yakni:
1. Pandangan Ahli Ekonomi
Suryana (2006:15), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang
mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga
kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih
tinggi dari sebelumnya.
2. Pandangan Ahli Manajemen
Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2006:15), Wirausaha adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,
keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan
organisasi usaha baru.
3. Pandangan Pelaku Bisnis
Menurut Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006:15), wirausaha
adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko
dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan
sumber-commit to user
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
4. Pandangan Psikolog
Suryana (2006:16), menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang
memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu
tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar
kekuasaan orang lain.
5. Pandangan Pemodal
Suryana (2006:16) menjelasakan bahwa wirausaha adalah orang yang
menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru
untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka
lapangan kerja yang disenangi masyarakat.
Mengenai pengertian wirausaha, Geoffrey G. Meredith (1996:12) juga
menjelaskan bahwa: “Para pelaku usaha atau wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
sukses”.
Wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani
mengambil resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola
sumber daya manusia, material, dan keuangan untuk mencapai tingkat
keberhasilan tertentu yang diinginkan, Suryana (2003:52). Lebih lanjut dalam
PUSLATKOP dan PK – KKJPT (1995:4) dijelaskan bahwa wirausaha adalah
orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswaswtaan/kewirausahaan:
keberanian mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam
menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan
sendiri.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah
orang yang menciptakan suatu bisnis/usaha, baik usaha baru dan berbeda, imitasi
maupun duplikasi dengan mengelola sumber daya yang diperlukan untuk
menghasilkan produk baik barang maupun jasa, sehingga tercapai keuntungan
commit to user b) Karakteristik Pelaku Usaha
Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan, artinya
melihat/memandang, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari
berbagai alternatif pilihan dan pemecahannya dengan harapan bisa
meminimalisasi setiap kesalahan yang kemungkinan akan muncul sehingga
terhindar dari kesalahan yang fatal. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat
sebagaimana yang dikutip oleh BN. Marbun dalam Buchari Alma (2009:52)
bahwa untuk menjadi wirausaha seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Tabel 1, Karakteristik Wirausaha
(Sumber: BN. Marbun dalam Buchari Alma, 2009 : 52)
Selanjutnya Bygrave dalam Buchari Alma (2009 : 57) memberi gambaran
mengenai beberapa karakteristik dari wirausaha yang dikenal dengan istilah 10 D,
yakni:
1) Dream, seorang wirausaha mempunyai keinginan terhadap
masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
Karakteristik Watak
Percaya diri Kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan,
kepribadian mantap, dan optimisme.
Berorientasi pada tugas
dan hasil
Kebutuhan atau haus akan prestasi, berorientasi laba
atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras,
motivasi, energik dan penuh inisiatif.
Pengambil resiko Mampu mengambil resiko, suka pada tantangan.
Kepemimpinan Mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang
lain, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan Inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak
sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
Berorientasi ke masa
depan
commit to user
2) Decisiveness, seorang wirausaha adalah orang yang tidak
bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara tepat, tetapi penuh perhitungan.
3) Doers, seorang wirausaha akan langusng menindaklanjuti
keputusan yang diambilnya. Mereka melaksanakan kegiatan secepat mungkin dan tidak meu menunda-nunda kesempatan yang baik di dalam bisnisnya.
4) Determination, Seorang wirausaha melaksanakan
kegiatannya dengan penuh perhatian serta tanggung jawab yang tinggi dan tidak menyerah.
5) Dedication, Seorang wirausaha yang berdedikasi terhadap
bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarganya untuk sementara waktu.
6) Devotion, Seorang wirausaha mencintai bisnis dan produk
yang dihasilkan. Hal inilah yang mendorong keberhasilannya dalam menjual produk yang dihasilkannya.
7) Details, Wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor
penting secara rinci. Mereka tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
8) Destiny, Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap
nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau bergantung kepada orang lain.
9) Dollars, Seorang wirausaha tidak mengutamakan kekayaan.
Motivasinya bukan hanya masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia beranggapan jika berhasil dalam bisnis, isa pantas mendapatkan laba, bonus ataupun hadiah.
10)Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan
kepemilikan dalam bisnisnya kepada orang –orang kepecayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dibidang bisnis.
Wirausaha selalu berkomitmen untuk menjalankan tugasnya hingga
memperoleh hasil yang diharapkan. ia tidak setengah-setengah dalam melakukan
pekerjaannya, maka ia selalu tekun, ulet dan pantang menyerah. Tindakannya
tidak didasari pada spekulasi, melainkan perhitungan yang matang, maka ia berani
mengambil risiko terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itu, wirausaha berani
mengambil risiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung
commit to user
peluang hingga memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif
serta merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat
optimisme yang tinggi karena keinginan mendapatkan hasil yang diharapkan,
maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya,
bukan tujuan akhir.
Penjelasan diatas merupakan karakteristik wirausaha sebagaimana yang
digambarkan Arthu Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana (2006:25) dalam
bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan, yakni sebagai berikut:
Tabel 2. Karakteristik Wirausaha
(Sumber: Arthur Kuriloff dan John M.Mempil dalam Suryana, 2006:25)
Untuk menjadi sukses memanglah tidak mudah, banyak konsekuensi dan
prasyarat pribadi yang harus dimiliki wirausaha dan kesemuanya itu tertuang
dalam karakteristik atau ciri-ciri seorang wirausaha, apabila semua bentuk
karakteristik diatas benar-benar dimiliki seorang wirausaha, maka bisa dipastikan
Nilai-nilai Perilaku
1) Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai
2) Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan
berdasarkan perhitungan yang matang
3) Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
4) Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk
memperoleh kejelasan
5) Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu
kegiatan
6) Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar
walaupun berada dalam situasi berat.
7) Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan
tujuan akhir.
commit to user
wirausaha akan mengalami kesuksesan. Karakteristik-karakteristik wirausaha
tersebut meliputi;
1) Komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya.
2) Kemampuan melihat peluang.
3) Kemampuan memimpin.
4) Kemauan belajar dari kegagalan
5) Berorientasi pada tugas dan hasil.
6) Bertanggung jawab.
c) Profil Pelaku Usaha
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profil adalah pandangan dari
samping (tentang wajah orang), lukisan (gambar) orang dari samping, grafik atau
ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Apabila pengertian
tersebut dikaitkan dengan wirausaha, maka profil wirausaha adalah pandangan,
gambaran tentang diri seorang wirausaha. Dalam hal ini bisa meliputi latar
belakang wirausaha.
Wirausaha terdiri dari bermacam-macam kelompok. Banyak ahli
mengemukakan profil kewirausahaan dengan pengelompokan yang berbeda-beda.
Ada yang mengelompokkan berdasarkan pemilikan, perkembangan, dan kegiatan
usaha. Zimmerer dan Scarborough dalam Buchari Alma (1996:36)
mengelompokkan profil wirausaha sebagai berikut;
1. Women Entrepreneur, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang
bisnis. Dengan alasan diantaranya ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustrasi terhadap pekerjaan sebelumnya.
2. Minority Entrepreneurs, kaum minoritas di Indonesia kurang
memiliki kesempatan kerja di lapangan pemerintahan. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk kaum minoritas seperti para perantau dari daerah tertentu menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis.
3. Immigrant Entrepreneurs, kaum pendatang yang memasuki suatu
commit to user
4. Part-time entrepreneur, yaitu wirausaha yang hanya setengah
waktu melakukan usaha, biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan. Misalnya Mahasiswa disamping kuliah juga mencoba mengembangkan usaha lain seperti bimbingan belajar, berdagang kecil-kecilan, menulis dan sebagainya.
5. Home-based new ventures, yaitu usaha yang dirintis dari
rumah/tempat tinggal. Misalkan ibu-ibu yang pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke took eceran (konsinyasi) di sekitar tempatnya.
6. Family-owned business, yaitu usaha dilakukan/dimiliki oleh
beberapa anggota keluarga secara turun-temurun.
7. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha
yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.
Melihat dari profil kewirausahaan tersebut, maka wirausaha dapat dikategorikan
dalam beberapa hal, yakni antara lain :
a. Wirausaha Artisan, yakni seseorang yang memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sedikit pengalaman bisnis, Longenecker (2001:13). Menurut Smith dalam Longenecker (2001:13) bahwa pendidikan yang didapat oleh wirausaha artisan terbatas pada pelatihan teknisnya. Pendekatan wirausaha artisan pada pembuatan keputusan bisnisnya mempunyai karakteristik sebagai berikut;
1. Bersikap kekeluargaan, memimpin bisnisnya seolah-olah memimpin keluarganya.
2. Mereka enggan mendelegasikan wewenang
3. Mereka menggunakan sedikit sumber modal dalam mendirikan perusahaannya.
4. Mereka membatasi strategi pemasaran pada komponen harga secara tradisional, kualitas, dan reputasi perusahaan.
5. Usaha penjualannya dilakukan secara perorangan
6. Orientasi waktu mereka singkat, dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang.
b. Wirausaha Oportunitis
Smith dalam Longenecker dkk (2001:13), mendefinisikan bahwa wirausaha oportunitis adalah seseorang yang mendapatkan pendidikan teknis dengan mempelajari berbagai subjek nonteknik, seperti ekonomi, hukum, atau bahasa Inggris.
c. Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan/atau jabatan/fungsi, Longenecker dkk (2001:35). Juga bisa dikatakan bisnis keluarga apabila perusahaan atau usaha tersebut dialihkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sifatnya turun-temurun (Family-owned business).
commit to user
yang baik, disamping usia yang muda dan semangat muda, mereka para
mahasiswa cenderung memiliki daya imajinasi yang kuat, kreativitas yang
tinggi dan banyak ide. Jika dikaitkan dengan profil wirausaha, mahasiswa
cenderung masuk dalam kelompok part time entrepreneur karena di satu
sisi mahasiswa merupakan kaum pelajar yang masih harus menempuh
pendidikan atau studinya. Di samping itu, Pendidikan Kewirausahaan yang
menjadi motivasi eksternal seorang calon wirausaha, saat ini banyak
diberikan di beberapa perguruan tinggi sebagai mata kuliah umum.
Zimmerer dkk (2008:24) menjelaskan bahwa lebih dari 2.100 perguruan
tinggi dan universitas menawarkan usaha kecil dan manajemen usaha kecil,
dan banyak perguruan tinggi serta universitas yang tidak memenuhi
permintaan mata kuliah ini.
- Kerangka Berpikir
Mahasiswa sebagai kaum akademisi merupakan penerus tongkat estafet
bagi perjuangan bangsa Indonesia ke depan. Semangat muda dan intelektualitas
yang dibalut jiwa nasionalisme yang tinggi sangat dibutuhkan dalam
pembangunan bangsa. Apalagi pembangunan disektor ekonomi yang menjadi
pangkal persoalan atau permasalahan bangsa Indonesia.
Harapan banyaknya muncul pengusaha-pengusaha muda memang bukan
hisapan jempol. Berbagai stimulus terkait kewirausahaan telah diberikan kepada
kalangan mahasiswa melalui perguruan tinggi, seperti adanya Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM), Program Pemberian insentif terhadap Penelitian
Kewirausahaan, termasuk adanya materi Ilmu Kewirausahaan sebagai mata kuliah
umum dan konsultasi kewirausahaan. Berbagai program diatas, setidaknya
menjadi fasilitas bagi mahasiswa untuk memunculkan ide dan mengembangkan
usahanya. Sehingga mahasiswa tidak semata-mata belajar tetapi juga berlatih
commit to user
Menjadi seorang wirausaha dibutuhkan kerja keras dan ketekunan serta
tidak pantang menyerah dalam menjalaninya. Karena sebagian besar dari mereka
yang mencoba berwirausaha banyak yang mengalami kegagalan diawal-awal
usahanya. Tapi tidak sedikit pula para wirausaha yang berhasil bahkan sampai
menjadi pengusaha sukses. Semua usaha diawali dari bawah, sehingga dibutuhkan
komitmen yang kuat untuk menjadikan usahanya lebih berkembang di
masyarakat.
Kewirausahaan merupakan hak semua orang, tetapi adanya pembekalan
pengetahuan kewirausahaan dan berbagai stimulus kewirausahaan kepada
mahasiswa, termasuk juga adanya aktivitas-aktivitas mahasiswa di kampus,
setidaknya dapat memberikan dorongan (motivasi) lebih bagi mahasiswa untuk
menjadi wirausaha sekaligus sebagai langkah membantu dalam pembentukan etos
kerja. Karena untuk menjadi wirausaha haruslah memiliki etos kerja yang baik.
Pelaksanaan kegiatan wirausaha dikalangan mahasiswa tentunya sangat
beragam dan menarik untuk diamati. Apalagi mahasiswa yang notabennya sebagai
pelajar bagaimana bisa mengembangkan usahanya disela-sela menempuh masa
studi atau kuliah, sehingga sangat menarik untuk dicermati. Tentunya dari sekian
mahasiswa yang ada dalam suatu universitas tidak semuanya menjalankan usaha
(berwirausaha). Jenis usaha yang dijalankan mahasiswa pun sangat beragam dan
masing-masing mempunyai hambatan-hambatan atau kendala di dalam
menjalankannya. Untuk dapat mengembangkan usahanya, tentunya para
mahasiswa wirausaha memiliki strategi-strategi untuk bisa mengembangkan
usahanya atau minimal mempertahankan usahanya.
Seorang mahasiswa agar menjadi wirausaha sukses membutuhkan proses
yang tidak cepat, memang butuh kesabaran dan kerja keras. Tentunya sejak awal
untuk terjun di dunia bisnis, mahasiswa wirausaha harus benar-benar
memperhitungkan dan menjalankan beberapa tahapan mulai dari komitmen
terhadap minat, persiapan yang dibutuhkan, sampai pelaksanaan usaha yang juga
diikuti evaluasi. Selain itu, dibutuhkan kemampuan untuk menghadapi berbagai
kendala dan resiko yang akan muncul atau dihadapinya. Apabila mahasiswa di
commit to user
hambatan atau kendala serta menerapkan strategi-strategi bisnis yang baik dengan
memaksimalkan seluruh kemampuannya tanpa putus asa, maka mahasiswa
tersebut akan bisa menjadi seorang wirausaha muda yang berhasil/sukses ke
depannya.
Dari uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut;
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Mahasiswa
Faktor Penghambat Pelaksanaan
Wirausaha Faktor pendorong
commit to user BAB III METODOLOGI
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136), “Metodologi Penelitian adalah
cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sutrisno
Hadi (2000:4), mengemukakan bahwa metodologi berasal dari dua istilah, yakni :
“Metodos, berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi adalah ilmu
yang memperbincangkan cara-cara (metode) ilmiah”. Sementara itu, Winarno
Surakhmad (1994:131) menyebutkan, “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara
yang digunakan mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik-teknik
serta alat-alat tertentu”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian metodologi
penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang prosedur, metode-metode atau
cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan kegiatan penelitian mulai dari
mengumpulkan data sampai menguji kebenaran suatu pengetahuan untuk tujuan
tertentu.
Dalam penelitian ini, aspek metodologi yang digunakan terdiri dari tempat
dan waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik
sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data dan prosedur
commit to user
a. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat yang akan dijadikan sebagai obyek
untuk memperoleh data yang berguna mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pend. Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Adapun alasan peneliti memilih Prodi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk dijadikan sebagai tempat
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
B. Lokasinya yang dekat dan mudah dijangkau karena sekaligus juga tempat
peneliti belajar sehingga memudahkan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan
biaya untuk memperoleh informasi secara akurat.
C. Peneliti telah mengenal dan mengetahui subjek dan obyek penelitian
sebelumnya, sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan disetujui pembimbing skripsi
dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak yang berwenang. Penelitian ini
dilaksanakan selama enam (6) bulan terhitung sejak bulan Januari 2010 sampai
dengan bulan Oktober 2010. Jadwal selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
b. Bentuk dan Strategi Penelitian a. Bentuk Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, bentuk penelitian
yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif,
Adapun terkait pengertian penelitian pendekatan kualitatif menurut Iskandar
commit to user
“Paradigma penelitian kualitatif dilaksanakan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu fenomena”.
Penelitian ini diarahkan pada kondisi aslinya artinya tidak ada perlakuan
khusus terhadap data, sehingga data mencerminkan aslinya atau keadaan
sebenarnya dan peneliti dapat membuat penafsiran berdasarkan data lapangan,
hasil wawancara, observasi langsung, dan literatur yang sesuai dengan
permasalahan. Lebih lanjut, Lexy. J. Moleong (2009:6) juga mengemukakan
tentang definisi penelitian kualitatif, yakni:
“Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
Berhubung bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, maka
dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tentunya menggunakan metodologi
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong
(2009:6) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. Disamping itu, Juhaya S. Pradja dalam Afifuddin
(2009:27) menjelaskan bahwa metodologi penelitian kualitatif lebih
mengedepankan pendekatan fenomenologis. Dimana fenomenologi adalah suatu
aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang menampakkan
diri. Dengan demikian metodologi penelitian kualitatif dipandang sebagai
pendekatan untuk membiarkan gejala terus-menerus menampakkan diri, sehingga
penelitian akan terus dilakukan dan setiap gejala yang ada akan memberikan
pemaknaan holistik dari semua gejala itu sendiri. Metode kualitatif meliputi
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen (Lexy.J.Moleong, 2009 : 9).
Berhubung data yang dihasilkan adalah data deskriptif, yakni berupa