• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GENESIS (Studi Kasus Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GENESIS (Studi Kasus Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN

PROGRAM GENESIS

(Studi Kasus Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran

Provinsi Lampung)

(SKRIPSI)

Oleh :

ARYAJAYA P. SUMBAHAN

0715011039

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GENESIS

(Studi Kasus Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung)

Oleh

ARYAJAYA P. SUMBAHAN

Profil garis pantai memiliki kecenderungan untuk menyesuaikan gelombang yang berpengaruh terhadap garis pantai . Perubahan pada garis ini terdiri dari dua macam yaitu erosi dan sedimentasi. Gelombang yang dapat berpengaruh pada garis pantai bangkit akibat adanya pengaruh dari angin, durasi angin bertiup dan jarak tanpa rintangan saat angin bertiup (fetch).

Gelombang yang datang dapat menyebabkan berpindahnya sedimen pada garis pantai. Jika gelombang menggerus sedimen pada garis pantai maka garis pantai akan mengalami erosi dan sebaliknya, jika gelombang membawa sedimen ke garis pantai maka pada garis pantai akan terjadi sedimentasi.

Contohnya terdapat pada pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran. Pada pantai terdapat jalan raya yang jaraknya tidak jauh dari garis pantai. Potensi erosi yang akan terjadi pada garis pantai dapat menyebabkan terputusnya jalan diakibatkan tergerusnya sedimen pada garis pantai. Akibat adanya potensi , maka dilakukan penelitian dengan menggunakan Program GENESIS untuk dapat memperkirakan sejauh mana potensi erosi berpegaruh terhadap terganggunya aksesbilitas jalan yang terdapat pada sekitar Pantai Kelapa Rapat.

(3)

ABSTRACT

PREDICTION OF SHORLINE CHANGES WHIT USING GENESIS PROGRAM

( Case Study At Kelapa Rapat Beach Pesawaran Regency Lampung Province )

By

ARYAJAYA P. SUMBAHAN

Profile shorline has a tendency to adjust the wave effect on the shoreline. Changes to the line consists of two kinds of erosion and sedimentation. Waves that can affect shorlines rise due to the influence of the wind, the wind blowing duration and distance without hurdles when the wind blows (fetch).

The waves were coming to cause the migration of sediment on the shoreline. If waves erode sediment on the shoreline, shoreline will occur erosion and if the waves bring sediment to the shoreline, on the shoreline sedimentation will occur. For example there is the Kelapa Rapat Beach (Pesawaran). On the beach, there is a highway a short distance away from the shoreline. Potential erosion will occur at the shoreline can cause breakdown of the resulting erosion of sediment on the shoreline. Due to the potential, then do research using GENESIS program to be able to estimate the extent of erosion potential disruption accessibility having an effect way contained in about Kelapa Rapat Beach.

(4)

Judul Skripsi : Prediksi Perubahan Garis Pantai Dengan

Menggunakan Program GENESIS (Studi Kasus Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung)

Nama Mahasiswa : ARYAJAYA PUTRA SUMBAHAN Nomor Pokok Mahasiswa : 0715011039

Program Studi : S1 Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ahmad Zakaria, M.T. NIP : 196705141993031002

Dra. Sumiharni, S.T.,M.T. NIP : 195706061986032001

2. Ketua Jurusan Teknik Sipil

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ahmad Zakaria, M.T. ...

Sekretaris : Dra. Sumiharni, S.T.,M.T. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Subuh Tugiono, S.T., M.T. ...

2. Dekan Fakultas Teknik

Dr.Ir. Lusmeilia Afriani, DEA. NIP. 196505101993032008

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 Januari 1988. Penulis merupakan putra dari pasangan Bapak Shofwan Sumbahan S.E dan Ibu Surya Putri Sangun S.H, anak kedua dari empat bersaudara.

Dengan rahmat Allah SWT penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Kartika II – 5 pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandar lampung pada tahun 2003 dan Sekolah Menegah Atas Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2006. Terakhir Penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Lampung melalui SPMB pada tahun 2007.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Kerja Praktek di Proyek Pelebara Jalan Tegineneng – Simpang Tanjung Karang di Lampung dan pada tahun 2012 mengambil skripsi dengan judul Prediksi Perubahan Garis Pantai Dengan Menggunakan Program GENESIS.

(7)

Penulis aktif pula dalam kegiatan kemahasiswaan dan organisasi baik tingkat jurusan maupun fakultas. Untuk tingkat jurusan, penulis pernah menjadi anggota bidang advokasi dan kemahasiswaan HIMATEKS UNILA periode 2008 – 2009 dan untuk tingkat fakultas, penulis pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik BEM FT UNILA periode 2009 – 2010.

Ketika aktif di BEM FT UNILA, penulis berkesempatan untuk mengikuti Seminar Nasional BEM Seluruh Nusantara untuk mewakili Jurusan Teknik Unila yang diadakan di Universitas Cendrawasih Papua, Jayapura dan terpilih sebagai peserta aktif dalam seminar.

(8)

MAN JADDA WA JADDA

(NEGERI 5 MENARA)

“INNAMA AQMALU BIN NIAT”

(USTAD YUSUF MANSYUR)

“CARILAH REZEKI SEAKAN KAU AKAN HIDUP

SELAMANYA DAN KERJAKANLAH IBADAH

SEAKAN KAU AKAN MATI BESOK”

(USTAD YUSUF MANSYUR)

“ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH

TERUS”

(USTAD YUSUF MANSYUR)

(9)

Kupersembahkan skripsi ini kepada

kedua orang tuaku

Shofwan Sumbahan S.E

&

Hj. Surya Putri Sangun S.H

Serta Kakak dan adik tercinta :

1.

Richi Ramandha Sumbahan S.E

2.

Ria Natalya S.H

3.

Nur Shovia Putri Sumbahan S.P

4.

Rachmi Nur Rahayu Sumbahan

Dan Seluruh Keluarga , Dosen, Serta Sahabat dan Teman Yang

(10)
(11)

ix

III. METODE PENELITIAN 22

A. Lokasi Penelitian 22 sedimen pada tahun 2013 42 V. KESIMPULAN DAN SARAN 44

A. Kesimpulan 44

B. Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46 LAMPIRAN A. Lembar Asistensi

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kordinat Garis Pantai 27

(13)

DAFTAR GAMBAR

8. Peta Lokasi Penelitian 22 9. Diagram Alir Metode Penelitian 24 10. Diagram alir pelaksanaan program 25 11. Input data file SHORL 29 12. Input data file SHORM 29 13. Input data file WAVES 30

(14)

19.Grafik pengaruh perubahan garis pantai selama tahun simulasi

terhadap posisi jalan raya……… 41

20.Grafik pengaruh perubahan garis pantai pada tahun 2007 dan

tahun 2015 terhadap jalan raya……… 42 21.Grafik pengaruh perubahan garis pantai pada tahun 2007 dan

tahun 2017 terhadap jalan raya………...43 22.Grafik pengaruh perubahan garis pantai pada tahun 2007 dan

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah pantai kurang lebih 80.000 km, dimana di daerah ini sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti: pusat pemerintahan, permukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian dan pariwisata. Hal ini akan berakibat pada peningkatan kebutuhan akan lahan dan prasarana lainnya, sehingga akan timbul masalah-masalah baru di kawasan pantai seperti: erosi pantai, sedimentasi yang mengakibatkan majunya garis pantai dan atau pendangkalan muara sungai, penurunan tanah dan intrusi air asin serta pencemaran lingkungan (Triatmodjo,1999).

(16)

2

Masalah yang hampir sama juga terjadi pada pantai di Provinsi Lampung, khususnya pada Pantai Kelapa Rapat yang berada di Kabupaten Pesawaran. Pantai Kelapa Rapat memiliki garis pantai yang berbatasan langsung dengan akses jalan raya utama yang menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Pesawaran, jarak garis pantai dengan jalan raya saat ini ± 15 m pada tahun 2013.

Menurut keterangan penduduk sekitar bahwa garis pantai pada daerah tersebut mengalami abrasi, dalam kurun waktu 2007 – 2012 garis pantai mengalami abrasi sejauh ± 30 m, maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perubahan yang terjadi pada garis pantai terhadap aksesbilitas jalan didaerah tersebut.

B. Rumusan Masalah

Apakah dalam 10 tahun kedepan (dari data awal 2007) abrasi yang terjadi pada Pantai Kelapa Rapat Kab. Pesawaran Prop. Lampung akan menggangu aksesbilitas jalan yang berada pada kawasan pantai tersebut ?

C. Hipotesis

(17)

3

D. Batasan Masalah .

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini diperlukan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada lokasi disekitar wilayah Pantai Kelapa Rapat sepanjang tidak lebih dari 3 kilometer.

2. Penelitian hanya dilakukan menggunakan program GENESIS.

3. Penelitian mengunakan pendekatan berdasarkan kelengkapan data yang ada.

4. Asumsi asumsi diberikan sesuai dengan batasan kemampun program GENESIS.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan prediksi perubahan garis pantai terhadap aksesbilitas jalan raya yang akan terjadi di daerah Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran selama 10 tahun kedepan (dari data awal tahun 2007).

F. Manfaat Penelitian

(18)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Garis Pantai

Garis pantai merupakan batas pertemuan antara daratan dengan bagian laut saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis ini bisa berubah karena beberapa hal seperti abrasi dan sedimentasi yang terjadi di pantai, pengikisan ini akan menyebabkan berkurangnya areal daratan, sehingga menyebabkan berubahnya garis pantai.

(19)

5

Pada dasarnya proses perubahan pantai meliputi proses erosi dan akresi. Erosi pada sekitar pantai dapat terjadi apabila angkutan sedimen yang keluar ataupun yang pindah meninggalkan suatu daerah lebih besar dibandingkan dengan angkutan sedimen yang masuk, apabila terjadi sebaliknya maka yang terjadi adalah sedimentasi (Triatmodjo,1991).

Perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh interaksi antara angin, gelombang, arus, pasang surut, jenis dan karakteristik dari material pantai yang meliputi bentuk, ukuran partikel dan distribusinya di sepanjang pantai sehingga mempengaruhi proses sedimentasi di sekitar pantai.

Tahapan proses dari proses sedimentasi yang mengarah pada terjadinya perubahan garis pantai adalah :

a. Teraduknya material kohesif dari dasar hingga tersuspensi, atau lepasnya material non kohesif dari dasar laut.

b. Perpindahan material secara kohesif. c. Pengendapan kembali material tersebut.

(20)

6

B. Gelombang Laut

Gelombang adalah peristiwa naik turunnya permukan air laut dari ukuran kecil (riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Penyebab utama terjadinya gelombang adalah angin. Gelombang dipengaruhi oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, dan jarak tanpa rintangan saat angin bertiup (fetch).

Gelombang terdiri dari panjang gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang. Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbandingan antra tinggi dan panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu (Jatilaksono, 2007).

Pada hakikatnya, gelombang yang terbentuk oleh hembusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang menimbulkan angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai selatan Pulau Jawa memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat tidak begitu besar. Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan gelombang kiriman yang berasal dari badai yang terjadi jauh dibagian selatan Samudera Hindia (Jatilaksono, 2007).

(21)

7

(gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.

Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut). Gelombang dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.

Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar. Durasi angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang.

(22)

8

Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya. Yaitu:

 Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave).  Gelombang perusak pantai (Destructive wave).

Yang termasuk gelombang pembentuk pantai bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.

C. Pembangkitan Gelombang

Faktor yang paling dominan dalam proses pembangkitan gelombang adalah angin. Angin yang berhembus akan memindahkan energinya ke air, kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil diatas permukaan laut. Tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan dipengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin U, lama hembusan angin D, arah angin, dan fetch F.

1. Angin

(23)

9

kemudian dikonversi menjadi data angin laut. Kecepatan angin diukur dengan anemometer dan biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu

menit garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5 m/dtk. Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam bentuk tabel. Dengan pencatatan angin jam – jaman tersebut dapat diketahui angin dengan kecepatan tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata harian..

Oleh karena itu diperlukan transformasi data angin di atas daratan yang terdekat dengan lokasi studi ke data angin di atas permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh persamaan berikut

RL = Uw/UL………...(1)

(Triatmodjo,1999) dimana :

UL = Kecepatan angin yang diukur di darat (m/dtk)

Uw = Kecepatan angin di laut (m/dtk)

RL = Tabel koreksi hubungan kecepatan angin di darat dan di laut (m/dtk)

(24)

10

Dari kecepatan angin yang didapat, dicari faktor tegangan angin (wind stress factor) dengan persamaan:

UA = 0,71 U1,23………...…...(2)

(Triatmodjo, 1999) dimana UA adalah kecepatan angin dalam m/dtk.

Data angin yang didapat biasanya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram yang disebut dengan mawar angin (wind rose). Gambar 2 adalah contoh mawar angin yang dibuat berdasarkan pengolahan data angin yang tercatat oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

(25)

11

2. Fetch

Fetch adalah panjang daerah dimana angin berhembus dengan kecepatan dan arah

yang konstan. Di dalam peninjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin

Cara menghitung fetch efektif adalah sebagai berikut (Triatmodjo,1999):

Feff

=

∑ �� c �

∑ c � ………... (3)

Dimana :

Feff = Fetch rata – rata efektif (m)

Xi = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi

gelombang ke ujung akhir fetch.

α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan

pertambahan 600 sampai sudut sebesar 4200 pada kedua sisi dari

arah angin.

D. Peramalan Gelombang di Laut Dalam

(26)

12

(27)

13

Peramalan gelombang dapat pula dilakukan dengan menggunakan persamaan (Zakaria, 2009) :

UA = Faktor tegangan angin (persamaan 2)

h = kedalaman (m)

F = Fetch efektif (persamaan 3)

E. Deformasi Gelombang

(28)

14

1. Refraksi Gelombang

Refraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan arah gelombang yang memasuki perairan dangkal yang disebabkan karena sebagian gelombang masih merambat dengan kecepatan gelombang laut dalam pada waktu masuk ke laut dangkal. Selain mempengaruhi arah gelombang, refraksi juga berpengaruh terhadap tinggi gelombang dan distribusi energi gelombang di sepanjang pantai. Sebagaimana yang kita tahu, pada laut dalam dimana dasar laut berjarak sangat jauh dari permukaan maka pengaruh dasar laut terhadap pergerakan gelombang hampir tidak ada. Ketika gelombang yang berasal dari lautan dalam tersebut bergerak ke arah perairan dangkal dimana faktor kedalaman laut menjadi semakin berperan dalam perambatannya maka apabila dilihat suatu garis puncak gelombang, bagian puncak gelombang yang berada di laut yang lebih dangkal akan bergerak lebih lambat dibanding di laut yang lebih dalam, akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dasar laut.

(29)

15

2. Difraksi Gelombang

Difraksi gelombang terjadi bila gelombang yang datang terhalang oleh suatu penghalang yang dapat berupa bangunan pemecah gelombang maupun pulau. Akibatnya, gelombang akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah terlindung di belakangnya. Dalam hal ini, terjadi transfer energi dalam arah tegak lurus ke daerah terlindung. Fenomena difraksi gelombang penting diperhatikan dalam perencanaan pelabuhan dan bangunan pemecah gelombang.

Gambar 5. Difraksi gelombang

Perbandingan antara tinggi gelombang di titik yang terletak di daerah terlindung dan

tinggi gelombang datang disebut koefisien Refraksi K’, dapat dijelaskan sebagai berikut:

HA= K’ HP ; K’ = f (θ, β, r / L) ……….(6)

dengan ujung rintangan (o)

r /L = Nilai yang terdapat dalam tabel 3.2 buku Teknik Pantai Bambang

(30)

16

3. Refleksi Gelombang

Refleksi gelombang adalah pemantulan gelombang yang terjadi apabila gelombang yang datang membentur tembok atau penghalang. Fenomena refleksi dapat ditemukan di kolam pelabuhan. Pemantulan gelombang ditentukan oleh koefisien refleksi yang berbeda-beda untuk berbagai tipe bangunan.

Berikut persamaan-persamaan yang dipakai (Triatmodjo,1999) :

Koefisien Refleksi

� = √cos �

cos �………...…..(7)

Dimana pada hukum Snell berlaku apabila ditinjau gelombang di laut dalam

dan di suatu titik yang ditinjau, yaitu:

�� � =

° sin �°………(8)

Keterangan : Kr : Koefisien Refraksi

(31)

17

Koefisien Shoaling

� = √����

�� ………(9)

Keterangan : Ks : Koefisien Pendangkalan (Shoaling)

L : Panjang Gelombang (m)

Lo : Panjang Gelombang di laut dalam (m)

Tinggi Gelombang

Tinggi gelombang akibat pengaruh refraksi gelombang dan pendangkalan (wave

shoaling ), diberikan oleh rumus :

� = � � � � � ……….(10)

Keterangan : H :Tinggi gelombang (m)

Ho : Tinggi gelombang laut dalam (m)

Ks : Koefisien Pendangkalan (Shoaling)

Kr : Koefisien Refraksi

F. Pantai dan Pesisir

(32)

18

Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang terletak dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, di mana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-sifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk partikel, kondisi gelombang dan arus, serta bathimetri pantai. Pantai bisa terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil.

G. Sedimen Pantai

Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang ada, dibedakan menjadi empat yaitu :

(33)

19

yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.

2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.

H. Transport Sedimen Pantai

(34)

20

meninggalkan pantai onshore-offshore transport dan transpor sepanjang pantai longshore transport. Transport menuju dan meninggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai, sedang transpor sepanjang pantai (long shoretrasnport) mempunyai arah rata-rata sejajar pantai.

Transport Sedimen sepanjang pantai diberikan dalam persamaan berikut :

(Triatmodjo,1999)

= � �……….(11)

= ��

� � � sin cos ………(12)

Keterangan :

Qs : Angkutan sedimen sepanjang pantai (m3/ hari)

P1 : Komponen fluks energi gelombang pada saat pecah (Nm/d/m)

ρ : Rapat massa air laut (kg/m3)

Hb : Tinggi gelombang pecah (m)

Cb : Cepat rambat gelombang pecah (m/d) = b gd

ab : Sudut datang gelombang pecah (°)

(35)

21

I. Perubahan Garis Pantai

Model perubahan garis pantai didasarkan pada persamaan kontinuitas sedimen. Untuk itu pantai dibagi menjadi sejumlah sel (ruas). Pada setiap sel ditinjau angkutan sedimen yang masuk dan keluar. Sesuai dengan hukum kekekalan massa, jumlah laju aliran massa netto di dalam sel adalah sama dengan laju perubahan massa di dalam sel tiap satuan waktu. Persamaan pengatur dari perubahan garis pantai Program GENESIS dapat dipresentasikan sebagai mana persamaan berikut,

1

0

Gambar 6. Potongan melintang perhitungan perubahan garis pantai

(36)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di sekitar Pantai Kelapa Rapat Kabupaten Pesawaran. Seperti pada gambar 8 berikut ini :

(37)

23

B. Pemodelan Numerik

Permasalahan dalam perencanaan lingkungan pantai adalah menentukan pola pergerakan sedimen atau pola perubahan garis pantai yang telah terjadi maupun yang akan terjadi pada kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui pola yang terjadi maka perencanaan pembangunan lingkungan pantai tersebut dapat berhasil dengan optimal.

(38)

24

C. Diagram Alir (Flow Chart) Metode Penelitian

Diagram alir dari penelitian ini seperti pada Gambar 9 :

Gambar 9. Diagram alir metode penelitian

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

PENGAMBILAN DATA BERUPA :

1. DATA GELOMBANG (DARI PERAMALAN

2. ORDINAT GARIS PANTAI AWAL & JALAN RAYA 3. BANGUNA EXISTING DAN

POSISINYA 4. PROPERTIS PANTAI

ANALISIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN GENESIS

HASIL

STUDI DATA AWAL STUDI LITERATUR

(39)

25

D. Diagram Alir Program

Diagram alir dari program GENESIS dapat dilihat dibawah ini :

Data gelombang Kordinat garis pantai Bangunan existing dan posisinya

Propertis pantai

Gambar 10. Diagram alir pelaksanaan program

GENESIS MULAI

SHORL SHORM WAVES SEAWL START

SHORC SET UP OUTPUT

(40)

26

Keterangan Diagram Alir :

SHORL : Masukan ordinat garis pantai awal

SHORM : Posisi perhitungan garis pantai ,berfungsi untuk membandingkan perubahan garis pantai, pada jangka waktu tertentu dengan garis pantai awal

WAVES : Data gelombang yang dihasilkan pada perhitungan tinggi,periode dan arah datang gelombang hasil olahan data angin tiap jam

SEAWL : Posisi lokasi seawall yang sudah ada atau yang akan dimodelkan ,jika tidak ada Seawall maka file ini akan dikosongkan dan tidak akan dibaca oleh GENESIS

START : Instruksi yang akan mengontrol simulasi perubahan garis pantai, hubungan pemodelan dan semua masukan akan dikontrol melalui START

SHORC : Memuat posisi garis pantai akhir yang telah dikalkulasi

SETUP : Informasi awal garis pantai dan perubahan-perubahan yang terjadi tiap tahun. Mulai tahun pertama sampai akhir tahun simulasi.

(41)

27

E. Analisis Data Dengan Menggunakan GENESIS

Program GENESIS dimanfaatkan untuk memprediksi perubahan garis pantai pada periode tertentu. Dalam tugas akhir ini perubahan garis pantai diprediksikan selama 10 tahun terhadap data wal tahun 2007.

Data-data yang diperlukan untuk menjalankan program GENESIS : 1. SHORL

Merupakan masukan ordinat garis pantai awal. Cara mendapatkan ordinat ini adalah dengan membuat grid-grid pada Peta Lokasi (yang didapat dari GOOGLE EARTH) pada jarak tertentu sehingga dapat diketahui ordinatnya. Jarak antar grid yang digunakan dalam analisis ini sebesar 30 m, dengan jumlah grid 46. Berikut ini merupakan gambar grid dan tabel ordinat garis pantai.

Gambar 11. Analisa grid pada peta lokasi 0

15 165 315 465 615 765 915 1065 1215 1365

(42)

28

Tabel 1. Ordinat garis pantai

GRID X Y

Setelah mendapatkan ordinat garis pantai, data yang digunakan sebagai input pada SHORL adalah ordinat (Y). Penulisan urutan ordinat sebagai input SHORL adalah

(43)

29

Input data SHORL dapat dilihat pada gambar 11 :

Gambar 11. Input data file SHORL

2. SHORM

Koordinat pengikat garis pantai yang nilainya sama dengan SHORL. SHORM berfungsi untuk membandingkan perubahan garis pantai pada jangka waktu sepuluh tahun dengan garis pantai awal. Dapat dilihat pada gambar 12 berikut :

(44)

30

3. WAVES

Merupakan hasil olahan data angin dominan berupa tinggi, periode dan sudut arah datang gelombang dalam satu tahun. Data yang digunakan merupakan data angin dominan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara Radin Inten selama Tahun 2007.

Input data WAVES dapat dilihat pada gambar 13 :

Gambar 13. Input data file WAVES

4. SEAWL

Merupakan masukan pada program GENESIS berupa data ordinat bangunan

pengaman disekitar pantai. Pada penelitian ini file dikosongkan karena pada

pantai yang menjadi objek penelitian tidak ada bangunan pantainya sehingga

data masukan pada file maka file SEAWL dikosongkan.

5. START

(45)

31

Semua comment yang ada dalam file START diisi sesuai dengan input yang ada dan yang disyaratkan oleh GENESIS. Adapun file START dapat dilihat pada gambar 14 sebagai berikut :

(46)

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Selama waktu simulasi (2007 – 2017) pengurangan sedimen maksimum terjadi pada tahun 2017 tepatnya pada grid 31 dimana sedimen pada garis pantai berkurang sejauh 59,12 m, sedangkan peningkatan sedimen maksimum terjadi pada grid 43 dimana sedimen pada garis pantai bertambah sejauh 59,72 m.

2. Diperkirakan pada tahun 2015, badan jalan akan mulai terputus karena abrasi yang terjadi mulai sampai ke badan jalan. Hal ini dapat dilihat pada grid 31, ordinat garis pantai tahun 2015 (383.68) telah melewati ordinat jalan raya (382).

(47)

47

B. Saran

1. Pengurangan sedimen pada garis pantai Kelapa Rapat yang berpotensi mengganggu aksesbilitas jalan raya hendaknya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk dapat dibuat langkah – langkah sistem perlindungan dini mengingat pentingnya akses jalan tersebut.

2. Dengan adanya program GENESIS ini diharapkan dapat dilakukan penelitian kembali pada tempat – tempat yang garis pantainya berdekatan dengan jalan raya sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pengaruh langsung perubahan garis pantai terhadap aksesbilitas jalan raya pada tempat tersebut.

(48)

48

DAFTAR PUSTAKA

Gravens, M.B., Krauss, N.C., and Hanson, Hans, 1991. ”Genesis: Generalized Model For Simulating Shoreline aswChange”,Technical Report CERC,

Departement of The Army, Mississippi.

Gravens, M.B., 1992. ”Users Guide To The Shorline Modelling System”,Technical Report CERC, Departement of The Army, Mississippi.

, 1984. ”Shore Protection Manual”, 4 th Ed.,2 vols, US Govermment, Printing Office , Washington D.C.

Triatmodjo, Bambang, 1999,“Teknik Pantai “, Beta offset, Yogyakarta

(49)

49

Pranoto, Sumbogo, 2007, “Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis”, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Universitas Lampung, 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung; Bandar Lampung

http://www.scribd.com/doc/103428996/01-Sumbogo-145-154

http://www.scribd.com/doc/61465642/08-salam-Trg-perubahan-Garis-Pantai-Di-Wilayah-Pesisir

http://www.googleearth.com/pantai-klara-padang-cermin-indonesia

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Gravens, M.B., Krauss, N.C., and Hanson, Hans, 1991. ”Genesis: Generalized Model For Simulating Shoreline aswChange”,Technical Report CERC, Departement of The Army,

Mississippi.

Gravens, M.B., 1992. ”Users Guide To The Shorline Modelling System”,Technical Report CERC, Departement of The Army, Mississippi.

, 1984. ”Shore Protection Manual”, 4 th Ed.,2 vols, US Govermment, Printing Office , Washington D.C.

Triatmodjo, Bambang, 1999,“Teknik Pantai “, Beta offset, Yogyakarta

(51)

Pranoto, Sumbogo, 2007, “Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis”, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Universitas Lampung, 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung; Bandar Lampung

http://www.scribd.com/doc/103428996/01-Sumbogo-145-154

http://www.scribd.com/doc/61465642/08-salam-Trg-perubahan-Garis-Pantai-Di-Wilayah-Pesisir

http://www.googleearth.com/pantai-klara-padang-cermin-indonesia

Gambar

Gambar
Gambar 1. Hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat
Gambar 2. Contoh mawar angin
Gambar 3. Grafik peramalan gelombang (Triatmodjo,1999)
+7

Referensi

Dokumen terkait

20 Panjang Grid terhadap Garis Pantai Akhir Posisi C (PEGAR pada Lokasi Diantara Terjadinya Abrasi Dan Sedimentasi).... 21 Perubahan Garis Pantai Posisi A (PEGAR pada Lokasi

Berdasarkan hasil analisis proses erosi dan sedimentasi dengan pendekatan perhitungan empiris berdasarkan karakteristik sedimen serta pengaruhnya terhadap kondisi

Berdasarkan hasil pemodelan perubahan garis pantai selama 20 tahun (2001-2020), sebelum ada program JBIC, kemunduran garis pantai terbesar terjadi pada grid 30 sejauh 44.8m

Pada permodelan dengan menggunakan perangkat lunak GENESIS, penggunaan parameter masukan model berdasarkan hasil tes sensitivitas untuk simulasi perubahan garis

Formula yang paling cocok untuk perhitungan perubahan garis pantai di sekitar muara kali Porong adalah formula transpor sedimen sepanjang pantai dari Komar,

Dari prediksi perubahan garis pantai 10 tahun kemudian sebelum adanya bangunan pantai yang dilakukan dengan Program GENESIS, diperoleh hasil bahwa pada grid 5 – 18, 34 - 46 dan 64

20 Panjang Grid terhadap Garis Pantai Akhir Posisi C (PEGAR pada Lokasi Diantara Terjadinya Abrasi Dan Sedimentasi)... 21 Perubahan Garis Pantai Posisi A (PEGAR pada Lokasi Terjadinya

perubahan garis pantai tahun 2010 sebagai gambar dasar garis pantai, kemudian memasukan Markov Transition Area File yang diperoleh dari hasil transisi probabilitas markov,