• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP RENCANA JETTY MUARA LABUHAN HAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMULASI PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP RENCANA JETTY MUARA LABUHAN HAJI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 231

SIMULASI PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP

RENCANA JETTY MUARA LABUHAN HAJI

Ahmad Reza Kasury

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:

diyum.salar@gmail.com

Abstract: Flood protection in Labuhan Haji is one of the main priorities of disaster risk reduc-tion in Aceh. Based on the results of identificareduc-tion, one of the main causes of flooding in this area is the clogging of Labuhan Haji river mouth and Kampung Baru river mouth by sediment. Sources of sediment in the estuaries is from the off shore sediment transport. Because the discharge of the river is very small, jetty is re recommended for both estuaries. Jetty will havw impact on sedimentation and erosion to all the beach in this area. Based on simulation, there will be accretion between Labuhan Haji jetty and Kampung Baru jetty. After the simulation, the shoreline at the mouth of Labuhan Haji advanced to about 272 m and at the mouth of the Kampung Baru reaches approximately 350 m. Sediment transport is the dominant region moves eastward. This causes sediments to the west of the mouth of the estuary that is transported away from the area eroded. On the east side of the estuary, sediment will be deposited. Based on the predicted results for 5 years, the beach in this area will advance until it reaches 558 m or advanced approximately 4 m per year.

Keywords : river mouth protection, jetty, accretion, abration

Abstrak: Penanganan banjir di Labuhan Haji merupakan salah satu prioritas utama kegiatan

penanggulangan bencana di Aceh. Berdasarkan hasil identifikasi, salah satu penyebab utama banjir di kawasan ini adalah tersumbatnya muara Labuhan Haji dan muara Kampung Baru oleh sedimen. Sumber sedimen di muara Labuhan Haji dan Kampung Baru adalah sedimen dari pantai. Karena debit kedua sungai sangat kecil, maka untuk menangani masalah muara tersebut direkomendasikan pembuatan jetty panjang. Pembangunan jetty memberi dampak terhadap sedimentasi dan abrasi seluruh pantai di kawasan ini. Berdasarkan hasil simulasi, pergerakan garis pantai berupa sedimentasi terjadi diantara konstruksi jetty Labuhan Haji dan jetty Kampung Baru. Setelah simulasi, garis pantai di muara Labuhan Haji maju sampai sekitar 272 m dan pada muara Kampung Baru mencapai sekitar 350 m. Angkutan sedimen dominan kawa-san ini bergerak ke arah Timur. Hal tersebut menyebabkan sedimen di sebelah Barat muara terangkut menjauhi muara sehingga daerah tersebut mengalami erosi. Pada sisi sebelah Timur muara, sedimen akan terendapkan. Berdasarkan hasil prediksi selama 5 tahun, pantai pada daerah ini akan maju sampai mencapai 558 m atau maju sekitar 4 m per tahun.

Kata kunci : perlindungan muara, jetty, akresi, abrasi pantai

Kecamatan Labuhan Haji Tengah dan Keca-matan Labuhan Haji Timur merupakan kawa-san yang setiap tahun mengalami banjir. peri-stiwa banjir di kawasan ini menimbulkan korban jiwa dan harta. Berdasarkan hasil iden-tifikasi, salah penyebab banjir di Labuhan Haji adalah tersumbatnya muara Labuhan Haji. Salah satu upaya untuk melindungi muara

Labuhan Haji adalah dengan pembangunan jetty panjang. Pembangunan jetty di muara Labuhan Haji akan mempengaruhi kondisi pergerakan sedimen pantai.

Perubahan garis pantai di sekitar muara sungai merupakan proses yang komplek. Perubahan garis pantai di muara antara lain disebabkan oleh pengaruh suplai sedimen dari

(2)

232 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016

muara sungai terhadap angkutan sedimen sepanjang pantai. Perubahan garis pantai yang terjadi dapat diperkirakan sebelumnya dengan menggunakan suatu model model matematik. Model matematika dalam menganalisa perge-rakan sedimen pantai Labuhan Haji merupa-kan penyederhanaan dari proses alam.

Model garis pantai adalah model prakiraan numerik yang didasarkan pada persamaan kontinyuitas sedimen dan persamaan laju angkutan sedimen sepanjang pantai. Dengan menggunakan model dapat diperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari suatu aktivitas di pantai. Sehingga dampak negatif yang timbul dapat ditekan sekecil mungkin. Pada simulasi pergerakan garis pantai Labuhan Haji, suplai sedimen ari sungai diabaikan.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Hanson dan Kraus (1989), model garis pantai adalah model prakiraan numerik yang didasarkan pada persamaan kontinyuitas sedimen dan persamaan laju angkutan sedimen sepanjang pantai. Laju angkutan sedimen sepanjang pantai merupa-kan fungsi dari variasi tinggi dan arah gelombang sepanjang pantai yang terbentuk

karena pengaruh refraksi dan difraksi. Pada model garis pantai tidak digambarkan angku-tan sedimen yang dihasilkan oleh arus pasang surut, angin atau sumber gaya lainnya. Persamaan kontinyuitas sedimen pembentuk posisi garis pantai adalah:

0 1       

q y Q s D t s x (1)

Dengan q=qs + q0 ; Q = resultan laju

volume angkutan sedimen sejajar pantai (m3/dt) ; q = laju sedimen yang masuk dan

keluar profil dari darat dan laut (m3/dt/m) ; q s =

laju sedimen yang masuk atau keluar selebar unit garis pantai (m3/dt/m) ; dan q0 = laju

sedimen dari arah laut (m3/dt/m).

Pada model perubahan garis pantai tunggal, asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa profil pantai aktif berpindah secara pararel sampai suatu kedalaman tertentu, Ds, atau sampai profil tidak berubah lagi. Laju

perubahan volume adalah

t

y

x

D

t

V

s

,

dan perubahan ini dikontrol oleh laju bersih pasir yang masuk dan keluar dari keempat sisi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skematisasi perubahan garis pantai (sumber : Horikawa, 1988)

(3)

Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 233

Menurut Hanson (1986), resultan laju angkutan sedimen sepanjang pantai, Q, adalah faktor utama yang mengontrol evolusi jangka panjang garis pantai. Prediksi Q biasanya ditunjukkan pada kondisi gelombang di garis pecah dengan persamaan:

 

          y B H BS a BS a B g c H Q 2 1sin 2cos (2)

dengan cg = kecepatan group gelombang

(m/dt) ; BS = sudut puncak gelombang

terhadap garis pantai ; subskrip B

menun-jukkan kondisi pecah ; dan parameter non dimensi a1 dan a2 adalah

                 2 5 416 . 1 1 1 16 1 1 p s K a   (3)

                2 5 416 . 1 . tan 1 1 8 2 2    p s K a (4)

Dengan K1 dan K2 adalah parameter

kalibrasi ; s dan  rapat massa sedimen dan

air (kg/m3) ; p adalah porositas sedimen dan tan  adalah kemiringan dasar rerata. Faktor 1.416 digunakan untuk konversi dari HS ke

HRMS. Bagian pertama persamaan (2)

menunjukkan laju angkutan sedimen sepanjang pantai karena gelombang yang datang miring. Bagian kedua menghitung laju angkutan sedimen sepanjang pantai yang disebabkan oleh variasi tinggi gelombang pecah sepanjang pantai.

METODE PENELITIAN

Cara penelitian yang dilakukan meliputi dua hal utama, yaitu kajian data dan simulasi model numerik. Skema cara penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.

Data yang dikaji meliputi data gelom-bang, data pasang surut, data topografi pantai daerah studi, data posisi garis pantai, data angkutan sedimen di daerah pantai serta data bangunan-bangunan pantai.

Analisis data gelombang diperlukan untuk memperoleh informasi kondisi gelom-bang (tinggi, periode dan arah) di lepas pantai untuk masukan model numerik. Kondisi ge-lombang lepas pantai diperoleh dengan cara peramalan dari data angin.

Analisis proses pantai dan perubahan garis pantai dilakukan untuk mengetahui perubahan garis pantai di daerah studi berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. Pengamatan perubahan garis pantai dilakukan dengan interpretasi serial mozaik foto udara daerah studi tahun 2006, 2010, 2012, 2014 dan 2015.

Penyiapan data masukan model meliputi penyiapan data posisi garis pantai, data gelombang serta parameter-parameter pengontrol model. Data masukan model disusun dalam file-file masukan model GENESIS yang terdiri dari file START, SHORL, SHORM dan WAVES. File START, berisi perintah-perintah yang mengontrol simulasi perubahan garis pantai dan merupakan tampilan yang utama antara pemodel dan GENESIS. File SHORL, berisi posisi garis pantai awal (initial shoreline)

(4)

234 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016

untuk setiap sel grid. Posisi garis pantai awal ditentukan dari digitasi mozaik foto udara daerah studi tahun 2006 sampai 2014 dengan interval digitasi 50 m. File SHORM, berisi posisi garis pantai terukur (measured shoreline) untuk setiap sel grid. Posisi garis pantai terukur ditentukan dari digitasi mozaik foto udara daerah studi tahun 2006 dengan interval digitasi 50 m. File WAVES, berisi data karakteristik gelombang lepas pantai dari daerah studi, meliputi periode, tinggi dan arah gelombang yang diperoleh dari hasil analisis data angin.

Tes sensitivitas model adalah proses pengujian parameter-parameter model, untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan parameter masukan terhadap hasil keluaran model. Jika terjadi perubahan yang besar pada hasil keluaran model oleh perubahan yang kecil pada parameter masukan model, maka parameter tersebut adalah parameter yang sensitif. Pada kajian ini parameter yang diuji sensitivitasnya meliputi parameter kalibrasi K1

dan K2, tinggi berm (DB), depth of closure

(DC), diameter butir rerata (d50), serta nilai

penghalusan (smoothing) kontur lepas pantai. Setiap parameter divariasi nilainya, sementara parameter yang lainnya tetap.

Kalibrasi model adalah proses pengujian parameter-parameter kalibrasi model, sehingga hasil keluaran model mendekati kenyataan yang ada. Dari proses kalibrasi model akan diperoleh nilai parameter-parameter model yang selanjutnya dapat digunakan untuk menjalankan model berdasarkan data yang ada.

Prediksi perubahan garis pantai dimaksudkan untuk memperkirakan perubahan posisi garis pantai dan pola angkutan sedimen yang terjadi pada daerah studi pada rentang waktu tertentu dengan menggunakan parameter-parameter model yang telah terkalibrasi. Garis pantai yang digunakan sebagai kondisi awal prediksi perubahan garis pantai adalah garis daerah studi bulan September tahun 2006. Nilai parameter masukan model yang digunakan K1

= 0.4, K2 = 0.4, DB = 2 m, DC = 2 m, d50 = 0.1

mm dan nilai penghalusan kontur lepas pantai (smoothing) = 6.

Gambar 2. Skema Langkah Penelitian Kajian Data

Pengumpulan Data

Analisis Data

Interpretasi Hasil Analisis Data

Simulasi Model Numerik

Penyiapan Data Masukan Model

Tes Sensitivitas Model

Kalibrasi Model

Simulasi Model Untuk Prediksi Perubahan Garis Pantai

Interpretasi Hasil Simulasi Model

Mulai

(5)

Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 235

Tabel 1. Besaran dan Waktu Asumsi Penimbunan dan Pengerukan untuk Prediksi Perubahan Garis Pantai Batasan-batasan Jumlah Penimbunan Waktu penimbunan Lokasi sel penimbunan Tambahan mulai berakhir mulai berakhir

lebar berm

NBF BFDATS(I) BFDATE(I) IBFS(I) IBFE(I) YADD(I)

Garis pantai awal (File SHORL) menggunakan data garis pantai hasil digitasimozaik foto udara tahun 2006

6 20060101 20060331 13 14 40

20061001 20060331 13 14 40

20081001 20080331 13 14 40

Garis pantai terukur (File SHORM) menggunakan data garis pantai hasil pengukuran tahun 2010 dan 2015 serta mozaik 2008, 2012 dan 2014

Suplai sedimen sungai diasumsikan dengan penimbunan, secara bertahap selama musim hujan, antara Oktober ~ Maret tiap tahunnya (2006 – 2015)

6 20101001 20100331 13 14 40 20121001 20120331 13 14 40 20141001 20141231 13 14 40 20060101 20060331 76 77 115 20061001 20060331 76 77 115 20081001 20080331 76 77 115 20101001 20100331 76 77 115 20121001 20120331 76 77 115 20141001 20141231 76 77 60

Penggalian sedimen di muara Labuhan Haji tahun 2011 diasumsikan sebagai penimbunan negatif (yang dilakukan pada musim kemarau) 6 20060701 200600931 76 77 0 20061701 20060931 76 77 0 20081701 20080931 76 77 0 20101701 20100931 76 77 -100 20121701 20120931 76 77 -170 20141701 20140931 74 81 -160

Dinding pelindung pantai (File SEAWL) muara Labuhan Haji sampai Muara Kp. Baru 6 20060101 200600331 111 113 70 20061001 20060331 111 113 70 20081001 20080331 111 113 70 20101001 20100331 111 113 70 20121001 20120331 111 113 70 20141001 20141231 111 113 70 HASIL PEMBAHASAN Sensitifitas Model

Pengujian sensitivitas parameter model pergerakan sedimen pantai Labuhan Haji meliputi parameter depth of closure (DC),

tinggi berm (DB), kalibrasi K1 dan K2, diameter

butir rerata (d50), serta nilai penghalusan

(smoothing) kontur lepas pantai.

Tes sensitivitas parameter depth of closure (DC) dilakukan dengan cara

merubah-rubah nilai DC untuk setiap simulasi, dengan

parameter yang lain tetap. Variasi nilai DC

adalah 1.0 m, 1.5 m, 2.0 m, 2.5 m, 3.0 m, 3.5 m, 4.0 m, 5.0 m dan 6.0 m. Besarnya pengaruh perubahan parameter DC terhadap akar rerata

kuadrat perbedaan posisi garis pantai hasil

simulasi terhadap posisi garis pantai terukur, DYrms ditunjukkan pada Tabel 2. Perubahan

nilai parameter DC, memberikan selisih posisi

garis pantai antara 33.36 m sampai dengan 37.66 m.

Tes sensitivitas parameter tinggi berm, DB dilakukan dengan cara yang sama dengan

tes sensitivitas parameter depth of closure, DC

yaitu dengan merubah-rubah nilai DB untuk

setiap simulasi, dengan parameter yang lain tetap. Variasi nilai DB adalah 1.0 m, 1.5 m, 2.0

m, 2.5 m, 3.0 m, 3.5 m dan 4.0 m. Besarnya pengaruh perubahan parameter DB terhadap

akar rerata kuadrat perbedaan posisi garis pantai hasil simulasi terhadap posisi garis pantai terukur, DYrms ditunjukkan pada Tabel 3.

(6)

236 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016

Perubahan nilai parameter tinggi berm, DB,

memberikan selisih posisi garis pantai antara 33.36 m sampai dengan 37.63 m.

Tes sensitivitas parameter kalibrasi K1 dan K2 dilakukan dengan cara merubah-rubah nilai K1 dan K2 untuk setiap simulasi, dengan parameter yang lain tetap. Variasi nilai K1 dan K2 adalah 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8 dan 0.9. Besarnya pengaruh perubahan parameter K1 dan K2 terhadap akar rerata kuadrat perbedaan posisi garis pantai hasil simulasi terhadap posisi garis pantai terukur, DYrms ditunjukkan pada Gambar 3.

Berdasarkan hasil tes sensitivitas, diketahui bahwa perubahan nilai parameter kalibrasi K1, memberikan selisih posisi garis

pantai antara 32.001 m sampai dengan 52.146 m. Perubahan nilai parameter kalibrasi K2,

memberikan selisih posisi garis pantai antara 32.571 m sampai dengan 43.716 m.

Tes sensitivitas parameter diameter butir rerata d50 dilakukan dengan cara

merubah-rubah nilai d50 untuk setiap simulasi, dengan

parameter yang lain tetap. Variasi nilai d50

adalah 0.03 mm, 0.04 mm, 0.05 mm, 0.10 mm, 0.15 mm, 0.20 mm, 0.25 mm dan 0.30 mm. Besarnya pengaruh perubahan parameter d50 terhadap akar rerata kuadrat perbedaan

posisi garis pantai hasil simulasi terhadap posisi garis pantai terukur, DYrms ditunjukkan

pada Gambar 4.

Dari hasil tes sensitivitas parameter

diameter butir rerata d50 diketahui bahwa bila

yang digunakan untuk simulasi adalah GENESIS maka diperoleh perubahan parameter d50 kurang dari 0.1 mm. hasil ini

membuktikan bahwa model GENESIS cukup sensitif terhadap pergerakan sedimen d50 di

Pantai Labuhan Haji.

Penghalusan kontur lepas pantai akan memberikan pengaruh terhadap hasil simulasi posisi garis pantai. Besarnya pengaruh perubahan parameter penghalusan terhadap akar rerata kuadrat perbedaan posisi garis pantai hasil simulasi terhadap posisi garis pantai terukur, DYrms ditunjukkan pada

Gambar 7.

Variasi nilai pengahalusan antara 0 sampai dengan 90, memberikan hasil simpangan posisi garis pantai yang tidak linier. Hasil pengujian sensitivitas terhadap penghalusan profil pantai di Labuhan Haji dapat dikelompokkan menjadi 3 kisaran hasil simpangan perubahan posisi garis pantai. Nilai penghalusan 0, 1 dan 2 memberikan hasil simpangan sekitar 53.82 m. Nilai penghalusan antara 4 sampai dengan 11 memberikan hasil simpangan berkisar antara 30.78 m sampai dengan 37.01 m. Nilai penghalusan 3 dan 20 sampai dengan 90 memberikan hasil simpangan berkisar antara 39.46 m sampai dengan 45.85 m. Hasil simpangan terkecil dihasilkan oleh nilai penghalusan 6 dengan hasil DYrms = 30.78.

Tabel 2. Hasil Tes Sensitivitas Parameter Depth of Closure (DC)

DC (m) 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6

DY rms (m) 37.66 35.38 34.17 33.63 33.36 33.81 34.32 35.72 37.44

Tabel 3. Hasil Tes Sensitivitas Parameter Tinggi Berm (DB)

DB(m) 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0

(7)

Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 237

Gambar 3. Hasil Tes Sensitivitas Parameter Kalibrasi K1dan K2

Gambar 4. Hasil Tes Sensitivitas Parameter Diameter Butir Rerata, d50

Gambar 5. Hasil Tes Sensitivitas Smoothing

Kalibrasi Model

Kalibarasi model dilakukan dengan simulasi terhadap 13 kondisi selama satu tahun. Kondisi awal yang menjadi dasar simulasi adalah September 2006. Paramater-parameter masukan model dikombinasikan untuk mem-peroleh kesalahan yang paling kecil. Posisi garis pantai hasil simulasi seluruh variasi kalibrasi ditunjukkan pada Gambar 6.

Berdasarkan hasil simulasi tersebut kemudian dihitung nilai rms error. Nilai rms error didefinisikan sebagai akar rerata kuadrat

(root mean square) dari perbedaan posisi garis pantai hasil simulasi dengan posisi garis pantai terukur (measured shoreline) untuk berbagai variasi parameter kalibrasi. Untuk mem-peroleh nilai kesalahan yang tak berdimensi (non dimensional error), maka nilai rms error dibagi dengan nilai rms terukur. Nilai rms terukur didefinisikan sebagai akar rerata kuadrat (root mean square) dari perbedaan posisi garis pantai pantai terukur (measured shoreline) dan posisi garis pantai awal (initial shoreline). Hubungan antara variasi kalibrasi,

30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Nilai Parameter K1 dan K2

D Y rm s K1 K2 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Nilai Diameter Butir Rerata, d50 (mm)

D Y rm s (m ) 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0 0 20 40 60 80 100 Nilai Smoothing D Y rm s (m )

(8)

238 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016

rms error dan non dimensional error (selanjutnya disebut Error) ditunjukkan pada

Tabel 4.

Gambar 6. Kalibarsi Model Pergerakan Garis Tabel 4. Variasi Kalibrasi, rms error dan Error

Variasi Kalibrasi rms error (m) Error (%) Variasi Kalibrasi rms error (m) Error (%) KA 32,53 43.81 LH7 29,41 63.12 LH1 34,06 73.09 LH8 28,80 61.80 LH2 30,20 64.80 LH9 28,42 60.99 LH3 33,03 70.89 LH0 28,30 60.73 LH4 30,78 66.04 LH11 29,63 63.58 LH5 30,47 65.37 LH12 29,78 62.22 LH6 30,87 66.24

Prediksi Perubahan Garis Pantai

Pada penanganan banjir Labuhan Haji, jetty yang direkomendasikan adalah jetty panjangdi muara Labuhan Haji dan di muara Kampung Baru. Pembangunan jetty di kedua muara tersebut dilakukan di sisi Barat dari masing-masing muara. Sedangkan sisi Timur muara, terdapat semenanjung Labuhan Haji.

Garis pantai yang digunakan sebagai kondisi awal prediksi perubahan garis pantai adalah garis daerah studi tahun 2006. Simulasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter masukan yang merupakan hasil kalibrasi model variasi .K10, seperti ditunjuk-kan pada Tabel 5.

Kondisi batas suplai sedimen dari muara-muara sungai serta pengerukan pantai

diasum-sikan sebagai penimbunan dan pengerukan pantai. Besarnya suplai sedimen diasumsikan sebagai penimbunan secara menerus dengan besarnya suplai sedimen mengikuti pola aliran debit sesuai musim hujan dan penggalian sedimen diasumsikan sebagai pengerukan selama musim kemarau.

Berdasarkan parameter-parameter ma-sukan tersebut, disimulasikan perubahan posisi garis pantai selama periode 1 tahun, 3 tahun dan 5 tahun. Prediksi perubahan posisi garis pantai ditunjukkan pada Gambar 6.

Setelah simulasi, garis pantai di muara Labuhan Haji maju sampai sekitar 272 m dan pada muara Kampung Baru mencapai sekitar 350 m. Dengan asumsi terjadi pengerukan pada tahun keempat dan kelima, posisi garis

-500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 J a ra k y ( m ) Jarak x ( X 100 m )

Kondisi awal Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12

(9)

Volume 5, Nomor 3, Mei 2016 - 239

pantai mecapai kondisi seperti pada posisi awal simulasi. Pada pantai di sebelah timur muara Kampung Baru terjadi erosi yang berkisar antara 35 m sampai 40 m. Berdasarkan hasil prediksi angkutan sedimen netto, hal ini terjadi karena berkurangnya angkutan sedimen ke daerah tersebut dari sebelah kanannya dan garis pantai telah membentuk keseimbangan baru sebagai akibat pengerukan pantai.

Setelah simulasi selama 5 tahun, posisi garis pantai di depan muara Kampung Baru maju sampai sekitar 450 m dari posisi awal. Pada pantai di sebelah Barat muara Kampung

Baru, yang berjarak sekitar 3.866 m dari muara terjadi erosi yang berkisar antara 153 m sampai 410 m. Berdasarkan hasil prediksi angkutan sedimen muara Labuhan Haji dan muara Kampung Baru, angkutan sedimen dominan ke arah Timur. Hal tersebut menyebabkan sedimen di sebelah Barat muara terangkut menjauhi muara sehingga daerah tersebut mengalami erosi. Pada sisi sebelah Timur muara, sedimen akan terendapkan. Berdasarkan hasil prediksi selama 5 tahun, pantai pada daerah ini akan maju sampai mencapai 558 m atau maju sekitar 4 m per tahun.

Gambar 6. Pergerakan Garis Pantai Setelah Konstruksi Jetty Labuhan Haji dan JettyKampung Baru

Tabel 5. Parameter Masukan Model untuk Prediksi

Ekstensi File Parameter GENESIS K 1 K2 DB DC d50 smoothing DY rms (m) (m) (mm) (m) .K10 0,4 0,4 2 2 0,1 6 28.30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari kajian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Konstruksi jetty di muara Labuhan Haji dan muara Kampang Baru akn

mempengaruhi morfologi pantai di kawasan ini secara keseluruhan;

2. Sedimentasi akan dominan terjadi pada kawasan antara muara Labuhan Haji dan muara Kampung Baru. Sedangkan di sisi Barat muara Kampung Baru, proses erosi berpotensi menimbulkan masalah bagi

-500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 J a ra k y ( m ) Jarak x ( X 100 m) Perubahan Garis Pantai Tiap Bulan Selama Satu Tahun pasca Konstruksi

Kondisi awal Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12

(10)

240 - Volume 5, Nomor 3, Mei 2016

daerah permukiman di sekitaranya;

3. Pada permodelan dengan menggunakan perangkat lunak GENESIS, penggunaan parameter masukan model berdasarkan hasil tes sensitivitas untuk simulasi perubahan garis pantai di sekitar muara belum tentu memberikan hasil prediksi perubahan garis pantai yang terbaik. Hal ini disebabkan adanya faktor lain yang berpengaruh yaitu suplai sedimen dari muara yang besarnya didasarkan pada asumsi penimbunan dan pengerukan. Simulasi model dengan menggunakan parameter-parameter model yang telah terkalibrasi memberikan nilai kesalahan rerata sebesar 28.30 m atau kesalahan relatif sebesar 60.73%.

Saran

Diperlukan suatu penelitian yang lebih konperhensif untuk menjawab dampak peru-bahan garis pantai terhadap kondisi pergerakan sedimen di muara Krueng Baro.

Selain itu, kegiatan membuka muara Labuhan Haji perlu direncanakan dengan ma-tang. Hal ini mengingat pembukaan muara dapat menimbulkan dampak intrusi air laut ke daratan melalui sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie, R., dan Sjarief. R, 2010, Tata Ruang Air, Andi Yogyakarta. CERC, 1984, Shore Protection Manual,

US Army Coastal Engineering Research Center, Washington. Ebersole, B., Cialone, M.A., and Prater,

M.D. 1986. RCPWAVE-A Linier

Wave Propagation Model for Engineering Use, technical Report CERC-86-4. US Army Engr. Waterways Expt. Station, Coastal Engineering Research Center, Viksburg.

Gravens, M.B., and Kraus, N.C., 1991, GENESIS : Generalized Model for Simulating Shoreline Change, Report 2, Worbook and System User’s Manual, US Army Corps of Engineers, Washington, DC.

Hanson, H., 1986. Numerical modeling System for Shoreline Cange, Lund Institute of Science and Technology, Lund University, Sweden.

Hanson, H., and Kraus, N.C., 1989, GENESIS : Generalized Model for Simulating Shoreline Change, Technical Reference, US Army Corps of Engineers, Washington, DC.

Horikawa, K., 1988. Nearshore Dynamic and Coastal Processes, Tokyo University Pers, Japan.

Komar, P.D., 1984. CRC Handbook of Coastal Engineering, John Wiley and Son, New York.

Leenknecht, D.A., Szuwalski, A., and Sherlock, A.R., 1992, Automated Coastal Engineering System, Technical Reference, Waterways Experiment Station, Mississippi. Ongkosongo, O.S.R., 1981, Keadaan

Lingkungan Fisik Pantai Jakarta, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Gambar

Gambar 1. Skematisasi perubahan garis pantai  (sumber : Horikawa, 1988)
Gambar 2. Skema Langkah Penelitian Kajian Data
Gambar 4.  Hasil Tes Sensitivitas Parameter Diameter Butir Rerata, d 50
Gambar 6. Kalibarsi Model Pergerakan Garis   Tabel 4. Variasi Kalibrasi, rms error dan Error
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab rendahnya produktivitas padi di lahan rawa lebak Kayu Agung adalah sebagai berikut: (1) rendahnya tingkat kesuburan tanah, seperti pH rendah, keracunan besi, Mn, Al, dan

Pemberian silase mikrobial dari nanas dan caulerpa dapat mempercepat kematangan dan meningkatkan jumlah induk ikan nila betina yang matang gonad. Nanas sendiri

Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Dilakukan promosi kesehatan tentang tanda-tanda persalinan, personal hygiene, tanda-tanda bahaya, mempertahankan pola makan dan minum, persiapan persalinan dan tindakan yang

Gambar 4.2, pada grafik tersebut menunjukkan hasil dari jumlah sisa chlor setelah pembubuhan chlor, ketiga sampel tersebut dengan masingmasing dosis apabila dianalisa maka dosis

Viittaus "nykyiseen länsimaiseen merkitykseen" sisältää ensinnäkin sen, että hän käyttää mielessään erottelua taiteen ja "taiteen" välillä ja että hän

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tarmansyah (2009) pada sebuah SD Negeri di Alai Padang menunjukkan bahwa guru di sekolah inklusif belum kompeten ditunjukkan dengan

produk ternak dan pakan ternak Tanaman Pangan dan Hortikultura Prioritas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Ternak Prioritas Fokus Penelitian KKP3N 2015.. Fokus Penelitian