• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SANWACANA

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam Nabi dan Murobbi terbaik umat Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti ajaran dan sunnah-Nya. Atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw danNumbered Heads Together( NHT) pada siswa kelas X Semester Genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2011/2012”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila; 4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila; 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

(2)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Unila sekaligus sebagai Pembahas. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang berarti bagi kehidupan penulis;

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si selaku pembimbing akademik sekaligus sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis;

8. Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si selaku Pembimbing I. Terima kasih atas motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada henti-hentinya mengingatkan penulis untuk terus belajar dan belajar;

10. Bapak Tryatmo, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung; 11. Bapak Wahyu, S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian ini;

12. Ayahanda Hazlan Effendi dan Ibunda Suryati, serta semua Keluarga Besarku yang telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku; 13. Untuk teman spesial didalam hidupku Vinda Fitria Ananda memberikan

banyak motivasi dan berdoa untuk keberhasilanku;

14.

Untuk sahabatku Lay, May, Fiqih, Joko dan Angga terima kasih atas motivasi dan dukungan kalian;

(3)

Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Ewa, Evo, Windy, Dani, Yana, Anggia,dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya;

16. Untuk teman seperjuanganku ECOUTION 2008 MANDIRI (Andrea, Angga, Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela, Ernia, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli, Ana, Nur KD, Osie, Ratih CN, Mai, Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris, Chintya, Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie, Ika N, Kris, Lia, Meri, Mina, Ony, Mitha, Rahmat, Rini, Sigit, Siti Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih atas do’a dan dukungannya;

17. Ibu Rita, Om Herdi, Kak Haris dan Wardani terima kasih atas semua masukan dan informasi yang telah kalian berikan.

18. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010,2011 dan 2012 yang sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga sukses;

19. Rekan-rekan seperjuangan KKN dan PPL di SMA N 2 Way Tenong, Lampung Barat;

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas sumbangan pemikiran dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(4)

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Daya Murni, Kec. Tumujajar, Kab. Tulang Bawang Barat pada tanggal 23 September 1989, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari pasangan Bapak Hazlan Effendi dan Ibu Suryati.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah : 1. SD Negeri 2 Labuhan Dalam dan selesai tahun 2002 2. SMP Negeri 1 Tumijajar dan selesai pada tahun 2005 3. SMA Negeri 1 Tumijajar selesai pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri (UM).

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat

(6)

1. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan tujuan Solo– Yogyakarta–SemarangBandungJakarta yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2011 sampai 29 Januari 2011.

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang telah dilaksanakan di Desa Sukananti, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat selama 40 hari, terhitung tanggal 30 Juni 2011 sampai 11 Agustus 2011.

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 2 Way Tenong Lampung Barat. Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini berintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga waktu pelaksanaan bersamaan selama 3 bulan, terhitung tanggal 11 Juli 2011 sampai 30 September 2011.

(7)

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW DAN

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa :

Ivan Seprayoga

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853031022

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Erlina Rufaidah, M.Si Drs. Tedi Rusman, M.Si

NIP. 19580828 198601 2 001 NIP. 19600826 198603 1 001 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada

Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku tersayang Hazlan Effendi dan Ibundaku tercinta Suryati, yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.

Adik-adikku tersayang Frendy Ikromi dan Anggi Yoradita yang selalu memberikan do a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.

Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.

Seseorang yang spesial, Vinda Fitria Ananda yang selalu menguatkan aku, betapa besar arti kekuatan dari sebuah do a

Sahabat-sahabat yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati

Keluarga Besar ASSETS (Association of Economic Education Students)

(9)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Ivan Seprayoga

2. NPM : 0853031022

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : Jl. Flamboyan, No. 43, kec. Tanjung Seneng, Kel. Labuhan dalam, Kota Bandar Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Erlina Rufaidah, M.Si ...

Sekertaris :Drs. Tedi Rusman, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(11)

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S Al Baqarah: 286)

Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, allah hanya berkata Jadilah ,

maka jadilah

(Q.S Yasin: 82)

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap kita tepat, dan tidak ada yang

bisa menolong bila sikap kita salah

(Mario Teguh )

Tidak ada seorangpun yang mampu berdiri di tempat yang sama selamanya dan tidak ada Siapapun di dunia ini yang

mampu menjadi nomor 1 untuk selamanya. Jangan pernah berhenti berusaha dan

percayalah semua akan indah pada waktunya

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ujian Mid Semester GenapSiswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2011/2012 ... 4

2. Fase Tingkah Laku Guru... 19

3. Penelitian yang Relevan ... 32

4. Desain Penelitian Studi Perbandingan Hasil Belajar EKONOMI Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dan Model Pembelajaran Numbered Heads Together... 38

5. Definisi Operasional Variabel... 43

6. Tingkat Besarnya Koofisien Korelasi ... 45

7. Tingkat Besarnya Koofisien Korelasi ... 46

8. Analisis Anava Dua Jalan ... 51

9. Cara Menentukan Kesimpulan... 52

10. Daftar Nama Kepala Sekolah yang pernah Memimpin SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 57

11. Fasilitas yang dimiliki SMA Negeri 13 Bandar Lampung... 60

12. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen... 66

13. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 68

14. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen... 70

15. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen... 72

16. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol ... 74

17. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol... 77

18. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen... 79

19. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 82

20. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen... 85

(13)

memiliki Kemampuan Awal Tinggi di kelas Kontrol ... 90 23. Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang

memiliki Kemampuan Awal Rendah di kelas Kontrol ... 93 24. Hasil Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Kelas

Eksperimen dan Kontrol ... 95 25. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 96 Halaman 26. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Struktur Organisasi SMA Negeri 13 Bandar Lampung 2. Denah Ruang Kelas SMA Negeri 13 Bandar Lampung 3. Daftar Nama Guru SMA Negeri 13 Bandar Lampung

4. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen/X4 (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw)

5. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol/ X3 (Model PembelajaranNumbered Heads Together)

6. Kisi-kisi Soal Post Test

7. Soal Post Test, Kunci Jawaban Soal Post Test, RPP dan Silabus 8. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen

9. Pembagian Kelompok Kelas Kontrol 10. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen

11. Daftar Nilai Siswa berkemampuan Awal Tinggi Pada Kelas Eksperimen 12. Daftar Nilai Siswa berkemampuan Awal Rendah Pada Kelas Eksperimen 13. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol

14. Daftar Nilai Siswa berkemampuan Awal Tinggi Pada Kelas Kontrol 15. Daftar Nilai Siswa berkemampuan Awal Rendah Pada Kelas Kontrol 16. Uji Validitas Tes Kemampuan Awal

17. Uji Reabilitas 18. Tingkat Kesukaran 19. Uji Daya Pembeda

20. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

21. Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Uji Homgenitas Ragam 22. Analisis Ragam

Rencana Judul Skripsi

Surat Penelitian Pendahuluan Surat Izin Penelitian

(15)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN DIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 13

2. Pengertian Hasil Belajar... 14

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 20

5. Model PembelajaranNumbered Heads Together... 26

6. Kemampuan Awal... 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 32

C. Kerangka Pikir ... 33

D. Hipotesis... 36

III.METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Desain Eksperimen... 37

2. Prosedur Penelitian... 38

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 39

(16)

Halaman

C. Variabel Penelitian ... 41

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel... 41

E. Teknik Pengumpulan Data... 44

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 45

2. Uji Reliabilitas ... 45

3. Taraf Kesukaran ... 46

4. Daya Pembeda... 47

G. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas... 48

2. Uji Homogenitas ... 49

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Anava Dua Jalan ... 50

2. Pengujian Hipotesis... 52

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 56

2. Visi dan Misi SMA Negeri 13 Bandar Lampung... 58

3. 10 Disiplin Kerja Budaya Malu ... 58

4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 59

5. Kondisi Saran dan Prasarana... 60

6. Pengenalan Keadaan Siswa ... 62

B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 65

2. Data Tes Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69

3. Data Tes Hasil Belajar ... 78

4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83

C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas... 95

2. Uji Homogenitas ... 96

D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…...... 97

(17)

Halaman F. Pembahasan

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan

model pembelajaranNumbered Heads Together... 104 2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada siswa

yang kemampuan awalnya tinggi... 108 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaranNumbered Heads Together pada siswa yang berkemampuan awalnya rendah. ... 110 4. Tidakada interaksi antara model pembelajaran dengan

kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran

ekonomi... 111 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan . ... 115 B. Saran ... . ... 117 DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen... 67

2. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 69

3. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 71

4. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 73

5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol... 75

6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah di Kelas Kontrol ... 78

7. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 80

8. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 82

9. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi di Kelas Eksperimen ... 86

10. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah di Kelas Eksperimen ... 89

11. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Tinggi di Kelas Kontrol... 91

12. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Berkemampuan Awal Rendah Di Kelas Kontrol... 94

13. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen... 98

14. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 99

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(20)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAWDAN

NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

IVAN SEPRAYOGA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(21)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAWDAN

NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

IVAN SEPRAYOGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(22)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN

NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

IVAN SEPRAYOGA

Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaranNumbered Heads Togetherjika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas eksperimen dan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada kelas kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 248 orang siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012, dengan sampel sebanyak 70 orang siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Pengujian

(23)

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh.

1. Fhitung 11,215 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pebedaan antara hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model pembelajaranNumbered Heads Together.

2. Fhitung0,729 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada siswa yang berkemampuan awal tinggi.

3. Fhitung 16,916 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaranNumbered Heads Together.

4. Fhitung 1,001 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

(24)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan secara umum merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan pada awalnya merupakan proses sosialisasi yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada anak sehingga anak tersebut mampu menghadapi dan memecahkan masalah dalam hidupnya. Pada proses perkembangan selanjutnya pendidikan merupakan pengembangan kemampuan siswa, karena siswa diharapkan lebih banyak bekerja dengan kemampuan sendiri dengan arahan guru, bantuan benda-benda, dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian pendidikan itu terjadi karena adanya proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk prestasi siswa dalam belajar. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain, metode mengajar, kemampuan guru, materi pelajaran, dan sarana belajar.

Pendidikan sebagai usaha terencana diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Saat ini

(25)

kemampuanindividu untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh . Baik yang ditempuh dalam jalur formal maupun non formal. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang dapat ditempuh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui sekolah, kemampuan individu dapat dikembangkan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Potensi yang dikembangkan melalui bangku persekolahan adalah aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (pebuatan atau kemampuan melakukan sesuatu).

Oleh karena itulah, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus senantiasa aktif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Akan tetapi, peningkatan kualitas pendidikan di sekolah menemui berbagai kendala dari pencapaian hasil belajar siswa.

Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar.Baik bagi guru maupun siswa. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh jumlah siswa (65%) telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan

belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.

(26)

pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru.Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah memilihan dan penggunaan model dan media

pembelajaran yang tepat yang mampu merang-sang minat siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menggunakan bermacam-macam metode mengajar, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan

dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu model tertentu. Serta mampu menciptakan suasana ling-kungan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(27)

Tabel 1. Hasil Ujian MidSemester Genap Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Nilai Jumlah

Siswa

<70 ≥70

1 X.1 23 13 36

2 X.2 13 22 35

3 X.3 19 16 35

4 X.4 20 15 35

5 X.5 17 17 34

6 X.6 22 15 37

7 X.7 21 15 36

Siswa 135 113 248

% 55,1 44,9 100

Sumber: Guru mata pelajaran ekonomi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada mata pelajaran ekonomi sebesar 70. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada ujian mit semesterGenaptahun pelajaran 2011/2012 masih belum optimal. Hal ini dikarenakan hanya 110 siswa (44,9%) dari 245 siswa yang mendapat nilai ≥70, berarti 135 siswa (55,1%) memperoleh nilai ≤70. Siswa yang tidak

mencapai KKM harus mengikuti remedial atau perbaikan.

Beberapa faktor mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah:

1. Faktor intern (dari dalam diri), meliputi:

a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan, cacat tubuh

b. Faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan

(28)

2. Faktor ekstern (dari luar diri), meliputi:

a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan

b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah. Standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah

c. Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat

(Slameto, 2003: 54-71)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, belum optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa diduga dipengaruhi oleh metode pembelajaran guru. Metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru ada semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks.Porsi ini bisa sekitar 80 persen, baru sisanya semacam praktek di laboratorium, diskusi, demonstrasi.

Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti, untuk bisa membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpatisipasi dengan cara praktek di laboratorium, diskusi atau debat. Intinya mereka mengerti karena keterlibatan mereka, biasanya jika mereka paham melalui proses ini akan lebih lengket di kepala mereka dari pada mereka mengerti hanya dari ceramah guru semata.

Selain itu, saat ini para guru dituntut untuk memberikan metode

(29)

untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalammengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Senada dengan pendapat M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan,

“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

(30)

Adanya perbedaan aktivitas antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperaif tipe Jigsawdan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together akan memberikan berbagai kemungkinan hasil belajar siswa.

Perbedaan aktivitas dalam proses pembelajaran tipe jigsawdan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together tersebut dapat memberikan hasil belajar ekonomi yang berbeda yaitu diharapkan lebih tingginya hasil belajar ekonomi siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherataupun sebaliknya yaitu hasil belajar ekonomi siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherlebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diperlukan model yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:

(31)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. hasil belajar siswa masih rendah, khususnya pada siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran ekonomi.

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga siswa menjadi pasif.

4. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat kurang sehingga siswa tidak dapat menggali potensi diri.

5. Belum digunakannya model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran ekonomi.

6. Belum diketahuinya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT

yangmeningkatkan prestasi untuk materi tertentu pada dibidang studi ekonomi.

7. Kemampuan awal siswa masih belum dijadikan dasar dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

(32)

Makamasalah dalam penelitian ini dibatasi pada Studi Perbandingan Hasil Belajar ekonomi Siswa yang Pembelajarannya Menggunakanpembelajaran Kooperaif Tipe Jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan model Pembelajaran Jigsaw dibandingkan dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together?

2. Apakah hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model Pembelajaran Jigsaw lebih tinggi dibandingkan model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togetherpada siswa yang berkemampuan awal tinggi?

3. Apakah hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model Pembelajaran Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togetherpada siswa berkemampuan awal rendah?

(33)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar ekonomi siswa yang diberikan model Pembelajaran Jigsaw dengan siswa yang diberikan Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together. 2. Mengetahui keefektifan model Pembelajaran Jigsaw dibandingkan

model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togetherdalam pencapaian hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi.

3. Mengetahui keefektifan model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Togetherdibandingkan model Pembelajaran Jigsaw dalam pencapaian hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

4. Mengetahui ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan:

1. Secara teoritis

(34)

TipeNumbered Heads Togetheryang disesuaikan dengan materi yang disampaikan untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Secara praktis

a. Bagi guru, menjadikan metode pembelajaran jigsaw dan metode Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togethersebagai alternatif media pembelajaran untuk diterapkan dalam

pembelajaran ekonomi.

b. Bagi siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa. c. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru

dalam menggunakan metode pembelajaran tipe jigsaw dan

Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togetherdi kelas. d. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pembelajaran IPS Terpadu disekolah dengan penggunaan pembelajaran tipe jigsaw dan Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Togetherdi sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian

(35)

2. Ruang lingkup subjek penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap.

3. Ruang lingkup tempat penelitian

Adapun ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian

Sedangkan waktu penelitian pada semester Genap bulan Maret–April tahun pelajaran 2011/2012.

5. Ruang lingkup ilmu

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syaiful Bachri Djamarah, 2000: 19), sedangkan menurut (Slameto, 2003: 65) Metode adalah cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut (Oemar Hamalik 2004: 57) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar, sedangkan menurut (Slameto 2003: 85) Pembelajaran adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk membantu untuk menggairahkan siswa dalam belajar. Jadi

(37)

Dalam pembelajaran diperlukan pemanfaatan berbagai macam metode dan tekhnik mengajar. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran harus mengacu pada metode dan tekhnik untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan yang menggambarkan prosedur yang sistematik dalam pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam merancang serta melakukan

pembelajaran. (Ainy dalam Dewi Eka (2000: 11). Sedangkan Muchtar dan Yamin, (2003: 89) mengungkapkan bahwa:

“ Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan gurur dalam mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar yang kondusif.”

Metode pembelajaran erat kaitannya dalam pencapaian tujuan pembelajaran, jadi suatu proses belajar mengajar tanpa ada metode fhpembelajaran proses belajar dan tujuan belajar tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

2. Pengertian Hasil Belajar

(38)

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjasi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004:30). Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hal ini akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai berikut.

9. Etis atau Budi Pekerti 10. Sikap

(Hamalik, 2004:30)

Sardiman (2001:49) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran itu dapat dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh

siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses

(39)

optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir.

(40)

3. Model Pembelajaran kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Etin Sholehatin (2008:4).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran (Slavin 1999:6). Sedangkan menurut

Johnson dalam ismail (2002:12) mengatakan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikansuatu tugas atau memecahkan suatu masalah, dimana setiap anggota kelompok saling membantu. Kelompok beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen terdiri dari tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa.

(41)

memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:

1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;

2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. (Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:30)

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif mempunyai 3 tujuan yang hendak dicapai :

1. Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membeantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Penerimaan adanya keragaman

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.

3. Pengembangan keterampilan sosial

(42)

Fase-fase Pembelajaran kooperatif : Tabel 2. Fase tingkah laku guru Fase

Ke

Indikator Aktifitas/kegiatan guru

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapa pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi

kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasekan hasil kerjanya

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok

(43)

b. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Prilaku menggangu menjadi lebih kecil

5. Konflik antar pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilahpuzzleyaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigsag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2011: 217).

Menurut Rusman (2011: 218) model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2011: 218), bahwa “pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini

(44)

secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri”.

Menurut Arends dalam Lora Purnamasari (2010:24) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain di dalam kelompoknya. Pembelajan kooperatif tipe jigsaw merupakan metode pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dalam kelompok dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif serta anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Menurut Lie dalam Rosi Ayu Mirnasari (2009: 25) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan. Jadi keunggulan kooperatif tipe Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang yang diberikan, akan tetapi mereka juga harus siap

(45)

kelompoknya yang lain. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki keterbatasan, misalnya tidak dapat digunakan di kelas yang kemampuan sosialisasinya rendah.

Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011: 219) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukan bahawa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :

a. Meningkatkan hasil belajar; b. Meningkatkan daya ingat;

c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi; d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu); e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;

f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah; g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru;

h. Meningkatkan harga diri anak;

i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan j. Meningkatkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. (Rusman 2011: 219).

Stephen, Sikes and Snapp) dalam Rusman (2011: 220) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Jigsaw sebagai berikut :

(46)

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka;

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan saksama;

6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; 7. Guru memberi evaluasi;

8. Penutup.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan

(47)

Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal) Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:

• Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

• Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

• Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya

• Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif

• Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000: 70).

Sedangkan kekurangannya, yaitu :

• Membutuhkan waktu yang lama

• Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang

pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).

(48)

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggungjawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

( http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/)

Jadi pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.

(49)

5. Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together

Numbered Heads Together (NHT)atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.Numbered Heads Together (NHT) melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).

Menurut Trianto (2009,82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas,guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT: a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

c. Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4 : Menjawab

(50)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Lie (2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Ibrahim dalam Herdian (2009: 7) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi sis-wa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pen-dapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam ke-lompok dan sebagainya.

( http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html).

(51)

Langkah-langkah pembelajaran :

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil hasil kerja mereka.

e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

f. Kesimpulan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi.

( http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/)

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:

• Setiap siswa menjadi siap semua.

• Setiap siswa memiliki kesiapan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:

• Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru.

• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

• Suasana kelas sulit dikontrol oleh guru

• Pelaksanaan pembelajaran berlangsung lama.

(52)

6. Kemampuan Awal

Kemampuan secara umum dapat diartikan sebagai suatu kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu kemampuan berasal dalam diri individu itu sendiri dan dikembangkan dalam proses pembelajaran, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda pada suatu hal/bidang. Kemampuan awal dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian

permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Gafur (2002:31)

menyatakan karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu pembelajaran.

Gafur pun menyebutkan tekhnik-tekhnik yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu:

1. Menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor 2. Menggunakan tes prasyarat dan tes awal

3. Mengadakan komunikasi individual 4. Menyampaikan angket

Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbedaan antara satu ataupun dengan yang lain, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi dan ada juga yang memiliki kemampuan awal rendah.

(53)

Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreativitas, gaya belajar, bahkan juga dapat membawa perbedaan dalam hal prestasi belajar siswa.

Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal kemampuan anak didik. Sebab bagaimanapun juga setiap anak didik memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik tersendiri, termasuk kemampuannya. Hal ini pelu dipahami oleh guru agar dapat mengelola program pembelajaran yang tepat (Sadirman, 2001: 164).

Menurut Keller (2003: 40) bahwa masukan pribadi terdiri dari 4 macam:

1. Motivasi atau nilai-nilai 2. Harapan untuk berhasil

3. Intelegensi dan penguasaan awal 4. Evaluasi kognitif terhadap kewajaran

(54)

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep/kemampuan awal akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membangun kemampuan dan menguasai materi pembelajaran yang lebih tinggi. Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada tahap-tahap selanjutnya. Ekonomi adalah salah satu materi pelajaran yang sifatnya saling berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan berikutnya, oleh karena itu apabila siswa kurang

(55)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian

1. Rini Irawati SMP Negeri 1 NATAR Lampung Selatan tahun ajaran 2005/2006

 Ada Perbandingan Prestasi belajar ekonomi siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran langsung pada siswa kelasVIII SMP Negeri 1 NATAR Lampung Selatan tahun ajaran 2005/2006, hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu

57,488>2,69 yang berarti hasil belajar ekonomi melalui metode pmbelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan pembelajaran Siswa Kelas IISMKN 2 Bandar Lampung, hal ini ditunjukan dengan Uji T bahwa Thitung> Ttabel

yaitu 51,913>2,864 yang berarti hasil belajar kewirausahaan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan pembelajaran Pada Siswa Kelas VII SBI SMP 2 Bandar Lampung TP 2008/2009.

 Ada perbandingan Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas VII SBI SMP 2 Bandar Lampung TP 2008/2009, hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu

(56)

jigsaw lebih tinggi dibandingkan STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

 Ada perbandingan peningkatan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 76,62>71,47

yang berarti hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran STAD.

C. Kerangka Pikir

Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan dalam bentuk variabel atau peubah yaitu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe pembalajaran NHT dan satu variabel terikatnya hasil belajar ekonomi yang terdiri dari hasil belajar ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan rasa kerja sama antar siswa dalam suatu

(57)

Togethersangat berbeda dalam langkah pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diantaranya menentukan kelompok hiterogen yang berdasarkan dari kemampuan, akademis, jenis kelamin, yang

berbeda.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi tersebut bagi

anggotanya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, tetapi mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, dengan demikian ciri tipe jigsaw adalah saling ketergantungan antara satu dengan yang laindan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan, sehingga diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Togetherpenomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

(58)

memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT menitikberatkan pada aktivitas siswa.

Kemampuan awal merupakan bekal awal siswa untuk mempelajari materi. Dengan demikian, kemampuan awal ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Kemampuan awal dipilah menjadi kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tidaklah sulit untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif apapun karena siswa tersebut telah memiliki kemampuan awal yang tinggi sehingga ia lebih memahami materi dan semakin baik pengetahuannya.

Sesuai dengan pendapat Hamzah (2009:7) dalam prinsip-prinsip umum tentang mengajar dijelaskan bahwa “ mengajar harus berdasarkan

pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien”. Dengan demikian, kemampuan awal yang dimiliki seseorang siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat mata pelajaran berikutnya.

(59)

Gambar 2. Paradigma Penelitian

Kemampuan Awal

Kemampuan Awal

Sumber : Sugiono (2004 : 39)

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya tinggi. 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya rendah.

4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemapuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

Jigsaw(X1)

(Kelas Eksperimen)

Hasil Belajar Ekonomi(Y)

Pre test

Pre test NHT(X2)

(60)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian atau

studi komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif

merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis

komparatif yang berarti menguji parameter populasi yang berbentuk

perbandingan (Sugiono, 2005: 115). Metode ini digunakan untuk mengetahui

perbedaan satu variabel yaitu hasil belajar IPS Terpadu dengan perlakuan

yang berbeda. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara

cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul

dengan variabel yang sengaja diadakan.

1. Desain Eksperimen

Sementara pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen yaitu

suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiono, 2005: 7).

Penelitian ini bersifar quasi eksperimen dengan pola nonequivalent control

group design. Dua macam eksperimen digunakan dalam dua kelompok sample

(61)

Berikut Desain penelitian eksperimen untuk memberikan gambaran dengan

jelas mengenai kerangka pikir tersebut :

Tabel 4. Desain Penelitian Studi Perbandingan Hasil Belajar EKONOMI Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada Siswa Kelas X

Pembelajaran Kooperatif

Kemampuan Awal

Variabel Eksperimen

Tipe Jigsaw (A1)

Variabel Kontrol

Tipe NHT (A2)

Mean

Tinggi (B1) A1B1 A2B1 ....

Rendah (B2) A1B2 A2B2 ....

Mean .... ....

2. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam desain eksperimental dalam

penelitian ini adalah:

1. Peneliti melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk

mengetahui kelas yang akan digunakan sebagai populasi dalam

penelitian.

2. Memberikan tes awal (Pre-test) pada semua subjek yang berkenaan

dengan variabel dependen. Tes ini juga bermanfaat untuk mengetahui

(62)

3. Memberikan perlakuan yang berbeda diantara dua kelas yang akan

diterapkan menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda.

4. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dalam 4 kali pertemuan

dimana setiap pertemuan dengan waktu 90 menit, begitu pula dikelas

kontrol.

5. Pada akhir penelitian dilakukan tes akhir (post test) pada siswa

untuk mengetahui tingkat perubahan atau kondisi subjek yang

berpengaruh dengan variabel dependen

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2001: 72).

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 13

Bandar Lampung yang berjumlah 248 siswa yang terdiri dari 7 kelas yaitu

kelas X 1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7.

2. Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004: 72).

(63)

pada anggota-anggotanya (Rusffendi, 2001:89). Sampel penelitian ini di ambil

dari populasi sebanyak 3 kelas yaitu X3, X4, X5 di ambil dua kelas dengan

teknik cluster random sampling dan kemudian di undi menjadi dua kelompok.

Dari hasil teknik ini diperoleh kelas X3 dan X4 sebagai sampel, kemudian

kelas X3 dan X4 diundi untuk menentukan penggunaan metode, kelas mana

yang menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Dari hasil undian yang di peroleh kelas X4 sebagai kelas yang diajar dengan

menggunakan metode Jigsaw dan kelas X3sebagai kelas yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Kelas X4 dan X3 merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan

akademis siswa yang sama, karena di dalam pendistribusian siswa tidak di

kelompokan ke dalan kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas

yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan dengan

sampel.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas

(64)

a. variabel bebas (independen)

varibel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini

terdiri dari dua, model pembelajaran jisaw sebagai kelas eksperimen (X4)

dilambangkan X1, dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together sebagai kelas kontrol (X3) dilambangkan X2.

b. Variabel terikat (depeden)

Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur untuk

mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada variabel

yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar

ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas kontrol (Y2).

c. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Diduga kemampuan awal mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara model pembelajaran jigsaw dan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

D. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel

1. Definisi Konseptual

Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang

telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti (Hamalik, 2004: 30). Hasil belajar ekonomi adalah kemampuan

(65)

mengajar ekonomi selama kurun waktu tertentu dengan mengacu pada

silabus.

2. Definisi Operasional

Hasil belajar ekonomi siswa dapat dilihat dari suatu pengetesan dengan

menggunakan tes hasil tes belajar ekonomi yang disusun berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan.skor tersebut mencerminkan

kemampuan awal siswa dalam ranah kognitif dari hasil belajar mid

semester 2 kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung. berikut disajikan

tabel definisi operasional.

Tabel 5. Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran Variabel Skala

Hasil belajar yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengguasaan bagian materi belajar dan mampu

(66)

Model lisan kepada siswa dan metode ini cukup ekonomis dan efektif untuk

mengatasi

kelangkaan literatur yang sering terjadi di pedesaan.

Dalam pengukuran variabel penelitian, maka penelitian menggunakan tes.

E.Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Budi Koestoro dan

Basrowi, 2006 : 144)

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan

jumlah siswa, fasilitas-fasilitas yang ada dan sejarah atau gambaran umum

mengenai SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

(67)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar IPS Terpadu

jsiswa sebagai hasil penelitian.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Intrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal

sebelum siswa diberi perlakuan (Pre tes) yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemampuan awal siswa, dan tes sesudah diberi perlakuan (Post Tes)

yang bertujuan unutk mengukur hasil belajar ekonomi siswa.sebelum tes awal

dan tes akhir diberikan kepada siswa yang merupakan sampel penelitian,

maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba tes instrumen untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji coba intrumen

tes dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah alat ukur yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan sustu instrumen.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product

Moment:

N . ∑XY – ( ∑XY) ( ∑Y)

r hit=√{N ∑ X²- (∑X)²} {N ∑Y²- (∑Y)²}

Keterangan:

r hit= Koefisien kolerasi antara variable X dan variable Y

∑X = Skor butir soal

∑Y = Skor total

(68)

Tabel 6. Tingkat Besarnya Koefisien Korelasi

No Nilai r xy Keterangan

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

2. Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan . Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Reabilitas menunjuk kepada satu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas maka digunakan rumus Spearman

Brown:

2 r ½ ½

r11 ̿̿ (1+ r ½ ½)

Keterangan:

r11 = Reabilitas Instrumen

r ½ ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara duabelahan

instrumen.

Besarnya reliabilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Tingkat Besarnya Koefisien Korelasi

Gambar

Tabel 1. Hasil Ujian MidSemester Genap Siswa Kelas X SMA Negeri13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 2. Fase tingkah laku guru
Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)
Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan
+6

Referensi

Dokumen terkait

masalah yang kompleks dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ahli” sebagai

[r]

PT. Nityasa Idola memiliki izin konsesi pada kawasan hutan yang banyak diklaim sebagai kawasan hutan adat oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, dalam

[r]

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Granger untuk menentukan pola hubungan kausalitas antara variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

Comments/justifications for changes: A new conceptual model and encoding for temporal concepts is developed as part of SWE Common instead of importing ISO 19108.. The reasons for

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan metode mendongeng dengan media scrabble dapat me- ningkatkan keterampilan menulis siswa kelas I

MELALUI JALUR SELEKSI BERSAMA UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI (UMPN) POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017.. PROGRAM STUDI : D3