• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MEGGUNAKAN METODE AHP DI SMA PGRI 2 PRINGSEWU Dedi Irawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MEGGUNAKAN METODE AHP DI SMA PGRI 2 PRINGSEWU Dedi Irawan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MEGGUNAKAN METODE AHP DI SMA PGRI 2 PRINGSEWU

Dedi Irawan1, Aliya Mantik2 1

Prodi Manajeman Pendidikan Isalam, STIT Pringsewu 2

Prodi PGMI STIT Al Multazam

Jl. Wonokriyo Gading Rejo Pringsewu

Jl. Jendral Sudirman Kota Baru Wates Kecamatan Balai Bukit Kabupaten Lampung Barat

ABSTRAK

Kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu yang telah berjalan

masih memiliki kendala, yaitu lamanya proses memilih peserta dari hasil dipertimbangkan

menjadi hasil diterima. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian sebab peserta

yang dipilih harus berkualitas sehingga memenuhi jumlah daya tampung yang ada. Proses ini

merupakan penilaian subjektif dari seorang koordinator seleksi penerimaan siswa baru yang

dilakukan secara manual. Oleh karena itu, untuk memudahkan dan membantu pihak sekolah

dalam kegiatan seleksi penerimaan siswa baru didalam memilih peserta dari hasil

dipertimbangkan menjadi diterima sebagai siswa maka perlu dibangun sebuah sistem

pendukung keputusan yang terkomputerisasi yang dapat membantu proses penentuan siswa

dengan metode AHP. Dimana akan memudahka dalam proses pengambilan keputusan.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsur yaitu kriteria dan alternatif

pada sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi penerimaan siswa baru di SMA PGRI

2 Pringsewu ini dilakukan dengan metode langsung, yaitu metode yang digunakan untuk

memasukan data kuatitatif. Biasanya nilai-nilai berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau

dari pengalaman dan pengertian yang l;ebioh detal dari masalah keputusan tersebut,. Dalam

hal ini memakai tiga masukan nilai sebagai penentuan yaitu nilai IPA, IPS dan Matematika.

(2)

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pendidikan, meningkatnya mutu pendidikan didukung oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor yang mendorong meningkatnya mutu pendidikan adalah siswa. Kegiatan

seleksi siswa baru merupakan langkah awal untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu

menentukan kualitas input. Kegiatan seleksi siswa baru selalu diawali dengan proses

Penerimaan Siswa Baru (PSB). Penerimaan Siswa Baru adalah suatu kegiatan umum yang

dilaksanakan hampir di seluruh sekolah menjelang tahun ajaran baru.

SMA PGRI 2 Pringsewu adalah instansi pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan

kabupaten Pringsewu yang memiliki komitmen yang kuat untuk melahirkan siswa yang

berkarakter unggul dalam suasana kultur sekolah dan manajemen yang transparan,

akuntabilitas, profesional. Setiap awal tahun pelajaran SMA PGRI 2 Pringsewu memiliki

jumlah peminat cukup banyak.

Kegiatan penerimaan siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu memakan waktu kurang lebih 3

bulan dan untuk proses seleksi nya memakan waktu kurang lebih 2 minggu untuk

memutuskan siapa saja peserta yang layak untuk diterima menjadi siswa. Lama nya proses

seleksi disebabkan oleh lama nya proses memilih peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi

hasil diterima. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian sebab peserta yang dipilih

harus berkualitas sehingga jumlah daya tampung yang ada terpenuhi semua nya.

Untuk membantu pihak sekolah dalam memilih peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi

hasil diterima maka diperlukan sistem pendukung keputusan dalam penyeleksian

penerimaan siswa baru. Pada saat proses pemilihan peserta pun melibatkan banyak kriteria

yang dinilai (multikriteria), sehingga dalam penyelesaiannya diperlukan sebuah sistem

pendukung keputusan untuk multikriteriayaitu sistem pendukung keputusan untuk

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang sistem penerimaan siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu

2. Bagaimana membuat perangkat lunak untuk membangun sistem pendukung keputusan

penerimaan siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu

1.3. Batasan Masalah

Lingkup permasalahan yang didefinisikan adalah sebagai berikut :

1. Tempat penelitian dalam adalah SMA PGRI 2 Pringsewu.

2. Sistem pendukung keputusan yang akan dibuat merupakan alat bantu bagi pihak sekolah

untuk mendukung keputusan dalam menentukan peserta dengan hasil test

dipertimbangkan untuk menjadi peserta dengan hasil test diterima dan bukan sebagai

pengganti dari proses pengambilan keputusan.

3. Sistem ini bukan untuk menentukan semua peserta yang terdaftar menjadi diterima

tetapi menentukan beberapa peserta dengan hasil test dipertimbangkan untuk menjadi

peserta dengan hasil test diterima.

4. Sistem ini hanya dibuat sebagai sistem pendukung keputusan untuk menentukan urutan

ranking peserta yang layak diterima menjadi siswa dengan menggunakan model AHP.

5. Sistem aplikasi yang akan dibuat bukan sistem informasi penerimaan siswa baru,

sehingga tidak membahas masalah basis data siswa baru secara keseluruhan.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membangun sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi yang dapat

membantu pihak sekolah untuk menentukan urutan (prioritas) peserta dengan hasil test

dipertimbangkan menjadi yang peserta dengan hasil test diterima menjadi siswa.

(4)

1.5. Manfaat Penelitian

Mahasiswa dapat melihat dan menghadapi langsung masalah di dunia kerja yang dimulai dari

menentukan peluang, analisa masalah, penentuan sistem sampai implementasi sistem

sehingga dihasilkan produk yang bermanfaat.

2. Landasan Teori 2.1. Defnisi Sistem

Menurut O'brien (2005:29), yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriansari dan Deni Arnos Kwary, Sistem adalah “Sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam transformasi yang teratur.”

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran yang tertentu.( Jogiyanto 2005,1),

Widjajanto (2008:2) adalah “sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dalam melakukan suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan dengan prosedur - prosedur tertentu dengan tiga tahapan yaitu input, proses,

dan output.

2.2. Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Kata keputusan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan, karena hubungan dengan

masalah-solusi. Definisi dari keputusan pada umumnya adalah pilihan (choise), yaitu pilihan

dari dua atau lebih kemungkinan. Jika berhubungan dengan proses, maka keputusan adalah

keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan.

Keputusan dipadang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berhubungan

dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Dengan kata lain, keputusan dimana hal

ini merupakan kesimpulan yang dicapai sesuadah dilakukan beberapa pertimbangan, yang

(5)

dengan suatu organisasi, keputusan ini disebut dengan sistem

keputusan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan).

Pada awal tahun 1970-an, Scott Morton pertama kali mengartikan konsep penting sistem

pendukung keputusan. Ia mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem

berbasis computer interaktif,yang membantu para pengambil keputusan untuk

menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak

terstruktur (Gorry dan Scott Morton,1971) dalam (Turban,2005).

Sprague dan Carlson (Indrajit,2001) mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan dengan

cukup baik, sebagai sistem yang memiliki empat karakteristik utama yaitu : Sistem

yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil

keputusan,untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang sulit dilakukan dengan

kalkulasi manual,komponen utamanya data dan model analisis.

Sistem Penunjang keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan

berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai

permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan

model (Dadan Umar Daihani, 2001:55).

Berdasarkan definisi, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama

dari DBMS, MBMS, dan antarmuka penggua. Subsistem manajemen berbasis

pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena

memberikan inteligensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem

informasi manjemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung

keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem pendukung

keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet.

Jadi istem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang

menyediakan

informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu

(6)

terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya

dibuat.

Suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)

didefinisilan sebagai suatu sistem inforamsi untuk membantu manajer level menengah

untuk proses pengambilan keputusan setengah tersruktur (semi struktured) supaya lebih

efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia.

Karakteristik umum dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yaitu :

1. SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara

mesin/komputer dan pengguna.

2. SPK mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak terstruktur dalam

berbagai macam proses dan gaya pengambilan keputusan.

3. SPK menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.

4. menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber data.

Tujuan dari SPK :

Dari definisi di atas, maka dapat diketahui tujuan dari SPK (sistem penunjang

keputusan) adalah sebagi berikut:

1. Membantu manajer mengambil keputusan setengah terstruktur yang di hadapin oleh

manajer level menengah.

2. Membantu atau mendukung manajemen mengambil keputusan bukan

menggantikannya.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer bukan untuk meningkatkan

efisiensi. Walaupun waktu manajer penting (efisiennsi), tetapi efektifitas merupakan

tujuan utama penggunaan SPK. (Jogiyanto, 2008)

Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis suatu masalah

dengan pengumpulan fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan

pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pada

sisi lain, pembuat keputusan kerap dihadapkan pada kerumitan dan lingkup pengambilan

keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan ini, sebagian besar pembuat

keputusan dengan mempertimbangkan resiko manfaat/ biaya dihadapkan pada suatu

(7)

efesien dan efektif, yang kemudian disebut sistem pendukung keputusann (SPK). Suryadi dan

Ramdhani, 1998.

Pengertian yang hampir serupa, Sistem Pendukung keputusan (Decision Support Systems

disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem

berbasis pengetahuan (menejemen pengetahuan)) yag dipakai untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai

sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari

masalah semi-terstruktur yang spesifik. (wikipedia idonesia).

Tujuan pembentukan SPK yang efektif adalah memanfaatkan keunggulan kedua usur, yaitu

manusia dan perangkat elektronik. Terlalu banyak menggunakan komputer akan

menghasilkan pemecahan yang bersifat mekanis, reaksi yang tidak fleksibel, dan keputusan

yang dangkal. Sedangkan terlalu terlalu banyak manusia akan memunculkan reaksi yang

lamban, pemanfaatan data yang serba terbatas, dan kelambanan dalam mengkaji alternatif

yang relevan. Guna membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan

keputusan, diperlukan suatu bentuk sistem pendukung keputusan. Tujunannya adalah untuk

membantu pengambilan keputusan memilih alternatif keputusan yang merupakan hasil

pengolahan informasi yang diperoleh/tersedia dengan menggunakan model pengambilan

keputusan. Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System (DSS) dalam

pengambilan keputusan bukan mengantikan manajer melainkan alat yang mendukung

manajer dalam mengambil keputusan.

2.3. Definisi Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh

Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg. AHP pada dasarnya

didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat

dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala

preferensi di antara berbagai set alternatif. Analisis ini ditujukan untuk membuat suatu model

permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk memecahkan

masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat (judgement) maupun

pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana data statistik sangat

minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi,

(8)

AHP ini juga banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi

sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi

konflik (Saaty, 1993).

Jadi, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan

pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem

dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan.

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap „ekspert‟ sebagai input utamanya. Kriteria ekspert disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar

doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan

yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah

tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif merupakan hal yang sangat pen+ting mengingat makin

kompleksnya permasalahan di dunia dan tingkat ketidakpastian yang makin tinggi. Selain itu,

AHP juga menguji konsistensi penilaian. Bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari

nilai konsisten sempurna maka penilaian perlu diperbaiki atau hirarki harus distruktur ulang.

2.4. Definisi sekolah

sekolah merupakan tempat menuntut ilmu pengetahuan dan wadah untuk mengembangkan

keterampilan dan insitusi dalam proses perubahan sikap dan prilaku para peserta didik. (

Isjoni Ishaq : 2006 )

Antonius Tanan ( 2006 ). “Sekolah adalah lembaga pendidikan dengan jejaring terluas yang sangat dipercaya oleh masyarakat.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sekolah adalah lembaga pendidikan dengan

jejaring terluas untuk mengembangkan keterampilan dalam perubahan sikap dan prilaku

peserta didik.

Sekolah terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait yaitu adanya siswa yang

menerima ilmu dan guru yang memberikan ilmu serata didukung keadaan serta lingkungan

dan warga masyarakat, sehingga proses kegiatan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan

(9)

2.5. Definisi siswa

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian murid (siswa) berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah)

Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu

lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar

adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa

pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya

dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

Sedangkan menurut Abu Ahmadi yang juga menuliskan pengertian peserta didik atau siswa

adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan

dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan,

sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat

serta sebagai suatu pribadi atau individu.

Jadi Siswa atau pesera didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua

orang tuanya untuk mengikuti pembalajaran yang diselenggarakan disekolah, dengan

tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,

berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.

2.6. Kelayakan Penerimaan Siswa Baru

Penilaian kelayakan penerimaan siswa baru mutlak harus dilakukan untuk mengetahui dan

memastikan secara benar bahwa siswa baru yang masik adalah siswa yang paling lauak

diterima di sekolah tersebut. Pada dasarnya penilaian kelayakan penerimaan siswa baru itu

terbagi atas beberapa definisi sebagai berikut:

1. Penilaian kalayakan penerimaan siswa baru ini merupakan evaluasi terhadap calon siswa

baru secara keseluruhan

2. Penilaian kalayakan penerimaan siswa baru ini pada dasarnya merupakan suatu proses

menentukan nilai kelayakan siswa yang diterima

3. Penilaian kalayakan penerimaan siswa baru ini membandingkan realita nya dengan

(10)

2.7. Unsur-unsur Penilaian

Unsur yang diperlukan untuk penilaian sebagai syarat masuk sebagai Siswa baru diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Keterangan tamat belajar sekolah dibawahnya,

2. Transkip nilai akademik UAN SMP dengan nilai rata-rata 7,

3. Memenuhi score (nilai) komulatif batas bawah (passing Grade) yang ditetapkan oleh

pihak sekolah untuk (materi te : IPS, Matematika dan IPA, jika terdapat nilai yang sama

besarnya maka diutamakan peserta pendaftar lebih awal yaitu dnegna NIP (Nomer

Identitas Peserta) yang terkecil.

2.8. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan Siswa Baru (PSB) merupakan kegiatan rutin yang di laksanakan di

sekolah-sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru dalam rangka menjaring dan menyaring siswa

baru dalam kuantitas dan kualitas akademik sesuai visi dan misi sekolah yang dikoordinir

oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Seleksi merupakan suatu proses pemilihan dari beberapa alternatif yang tersedia melalui

serangkaian langkah – langkah yang spesifik.

Tujuan diselenggarakan seleksi penerimaan siswa baru adalah untuk menyaring

peserta-peserta yang terdaftar sehingga didapatkan siswa - siswi yang berkualitas agar dapat

menghasilkan lulusan yang bermutu dan tercapainya efisiensi yang optimal pada kegiatan

penerimaan siswa baru yang sesuai dengan kapasitas.

3. Metode Penelitian

Pada tahap awal dilakukan proses pengumpulan data dengan melakukan wawancara kepada

panitia penerimaan siswa baru mengenai cara penilaian seleksi siswa baru di SMA PGRI 2

Pringsewu. Selain itu dilakukan proses pengumpulan bahan-bahan referensi baik dari buku,

artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs internet mengenai Sistem Pendukung Keputusan,

metode AHP serta beberapa referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian.

Setelah data terkumpul semua maka dilakukan proses analisis data untuk menentukan input,

output, kebutuhan pengguna dan kebutuhan fungsional dari sistem pendukung keputusan

seleksi penerimaan siswa baru. Kemudian dilakukan pembuatan pemodelan sistem secara

(11)

pembuatan algoritma untuk masing-masing tipe fungsi preferensi kriteria. Sistem yang telah

dimodelkan sebelumnya kemudian akan diimplementasikan ke dalam bentuk perangkat lunak

menggunakan Microsoft Visual Basic dengan menggunakan Database Management Sistem

Mysql. Sistem yang telah dibangun kemudian akan diuji sebagagi tahap akhir untuk mencari

kesalahan-kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Pengujian ini dilakukan umtuk sistem yang

dibangun sudah sesuai seperti yang diinginkan oleh pihak sekolah.

AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu

masalah yang kompleks dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur menjadi

suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ahli” sebagai input utamanya. Kata “ahli” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah pintar atau bergelar doktor tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang

diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut.

4. Prosedur AHP

Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

matematika pada tahun 1970. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

dengan efektif dari permasalahan yang kompleks dan bersifat terstruktur, semi terstruktur

maupun tidak terstruktur dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan

keputusan dengan memecahkan permasalahan kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau

variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif

tentang pentingnya setiap variabel dan mensitensis berbagai pertimbangan untuk menetapkan

variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan dapat mempengaruhi hasil pada

situasi tersebut.

AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu

masalah yang kompleks dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ahli” sebagai input utamanya. Kata “ahli” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah pintar atau bergelar doktor tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang

(12)

Prosedur AHP:

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu Gambarkan

kedalam bentuk hierarki dari permasalahan yang dihadapi seperti pada gambar 1 dibawah

ini

Gambar 1 Struktur Hierarki

2) Menentukan prioritas elemen

a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan

pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang

diberikan.

b) Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan skala prioritas seperti

pada tabel 2.1 dibawah ini. Bilangan tersebut merepresentasikan kepentingan relatif

dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

Konsep Basis Data

Basis data adalah suatu susunan atau kumpulan data operasi lengkap dari suatu

(13)

dengan metode tertentu mengguanakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi

optimal yang diperlukan pemakainnya. (Marlinda, 2004).

Ada beberapa definisi yang umum digunakan dalam basis data, yaitu:

1. Entitas : Entitas merupakan obyek nyata yang mampu dibedakan dengan obyek lain.

Misalnya orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam

2. Atribut : Atribut merupakan informasi yang berkaitan dengan entitas. Misalnya

atribut entitas pegawai diterangkan oleh nama, umur, alamat, pekerjaan.

3. Data value (Nilai Data) : Data Value adalah data actual yang disimpan pada tiap data,

elemen, atau atribut.

4. File/Table : Kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama,

atribut yang sama, namun berbeda nilai datanya.

5. Record/Tuple : Kumpulan elemen- elemen yang saling berkaitan menginformasikan

tentang suatu entitas secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi

Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk

berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat.

Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Sa aty dapat dilihat pada Tabel

dibawah:

Tabel 1 skala perbandingan

Kritria Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada

elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

pertimbangan-pe rtimbangan

yang berdekatan

(14)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise

comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat

alternatif dari seluruh alternatif.Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau

melalui penyelesaian persamaan matematik.

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh

keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Menjumlahkan kolom-kol om pada matriks perbandingan berpasangan sehingga

membentuk matriks total.

b. Melakukan normalisasi matriks kemudian menjumlahkan setiap baris pada matriks

tersebut dan hasilnya dibagi dengan jumlah elemen, sehingga didapatkan nilai Eigen

Vector (nilai prioritas).

Konsistensi Logis

Proses ini dianggap sebagai prinsip resionalitas AHP. Ada tiga makna yang terkandung dalam

konsep konsistensi. Pertama, obyek-obyek serupa atau sejenis dikelompokkan sesuai dengan

relevansinya. Contohnya bola dan jeruk dapat dikelompokkan menjadi satu bila kriterianya

adalah bulat, dan tidak dapat dikelompokkan bila kriterianya adalah rasa. Kedua, matriks

perbandingan bersifat resiprokal, artinya jika A1 adalah dua kali lebih penting dari A2 maka

A2 setengah kali lebih penting dari A2. Ketiga, hubungan antar dua elemen diupayakan

bersifat transitif.

Contohnya jika sepakbola dinilai dua kali lebih menarik dibanding basket dan basket tiga kali

lebih menarik dibanding tinju, maka sepakbola harus dinilai enam kali lebih menarik

disbanding tinju.Bila tidak demikian, ini berarti terjadi intransitivitas. Jadi rasionalitas yang

dimaksud AHP bukan sekedar transitivitas. AHP mengukur konsistensi dengan Consistency

Ratio (CR). Mula-mula dengan menghitung Consistency Index (CI) yang menggambarkan

deviasi preferensi dari konsistensinya :

dimana :

(15)

λ max = eigen value terbesar Nilai eigen value terbesar = Matriks total pada matriks perbandingan berpasangan x Matriks Eigen Vector.

Kemudian menghitung CR dengan rumus :

CR = CI

RI

nilai RI (Random Index) dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

tabel 2 randon nilai

Ukuran

matriks

Nilai RI

1,2 0.00

3 0.58

4 0.90

5 1.12

6 1.24

7 1.32

8 1.41

9 1.45

10 1.49

Mencari nilai Consistency Ratio (CR)

keseluruhan :

Mencari nilai Consistency Ratio (CR) keseluruhan :

dimana :

i = jumlah kriteria dan alternatif

CI = Consistency Index

RI = Random Index

w (weight ) = nilai Eigen Vector

dannilai W1untuk perkalian dengan CI kriteria dan RI kriteria = 1

(16)

5. Perancangan Dan Implementasi 5.1. Pemodelan Prangkat Lunak

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan pemodelan

perangkat lunak dengan paradigma waterfall seperti terlihat pada Gambar 2. yang

meliputi beberapa proses diantaranya:

a. System / Information Engineering

Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek, dimulai

dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem

dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.

b. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek

pembuatan perangkat lunak.

c. Design

Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh user.

d. Coding

Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam

bahasa pemrograman tertentu.

e. Pengujian

Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun.

f. Maintenance

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami

(17)

Gambar 2. Paradigma Waterfall

5.2. Analisis Sistem

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang

utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,

hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat

diusulkan perbaikan-perbaikan. Atau secara lebih mudahnya, analisis sistem adalah

penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru

atau diperbarui. Tahap analisis sistem ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat

penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap

selanjutnya. Tugas utama analis sistem dalam tahap ini adalah menemukan

(18)

5.3. Analisa Kebutuhan Fungsional

5.3.1. Diagram Konteks

Gambar 3 Diagram Konteks

5.3.2. Skema Relasi

(19)

5.3.3. Desain Menu Utama Aplikasi

Berikut ini adalah gambar perancangan menu utama.

Gambar 5. Tampilan Perancangan Proses Penerimaan Siswa Baru

5.4. Implementasi

Pada tahap ini akan dilakukan implementasi terhadap sistem yang dibangun. Tahapan

ini dilakukan setelah analisis dan perancangan selesai dilakukan, kemudian

diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang digunakan.

5.4.1.Implementasi Sistem

Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul program perancangan pada

para pelaku sistem sehingga user dapat memberi masukan kepada pembangun sistem.

Tampilan Form Login

Tampilan ini merupakan tampilan dari form login dimana berfungsi untuk melakukan proses

login. Yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(20)

Tampilan Form Kriteria

Tampilan ini adalah form kriteria dimana dapat berfungsi untuk melakukan penginputan data

kriteria. Form kriteria dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 7 Tampilan Form Kriteria

Tampilan Form Sub Kriteria

Tampilan ini adalah form kriteria dimana dapat berfungsi untuk melakukan penginputan data

sub kriteria. Form penilaian dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini :

(21)

Tampilan Form Keputusan

Tampilan ini adalah hasil keputusan dimana dapat berfungsi untuk melakukan menampilkan

penginputan data keputusan calon siswa. Form keputusan dapat dilihat pada gambar berikut

ini :

(22)

6. Penutup

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibangun dapat membantu panitia penerimaan siswa baru SMA PGRI 2

Pringsewu dalam pengambilan keputusan penerimaan calon siswa baru.

2. Aplikasi yang dibangun dapat mempermudah pekerjaan dan meminimalisir kesalahan

yang dilakukan oleh panitia penerimaan siswa baru SMA PGRI 2 Pringsewu

3. Pengolahan data yang dilakukan dapat menghasilkan informasi data calon siswa yang

cukup untuk dapat dianalisa lebih lanjut.

4. Aplikasi yang dibangun dapat mengurangi penumpukan dokumen-dokumen data

calon siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu

5. Prosedur seleksi menentukan kelas calon siswa dilihat dari nilai yang tertinggi hingga

kelas calon siswa sudah ditetapkan oleh panitia.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal yang diharapkan kedepan adalah agar aplikasi ini

dapat dikembangkan lebih jauh dengan pengolahan data calon siswa baru yang lebih

banyak dan luas, sehingga aplikasi ini benar-benar dapat digunakan sebagai salah satu

gambaran dalam pengambilan keputusan penerimaan siswa baru di SMA PGRI 2 Pringsewu

(23)

DAFTAR PUSTAKA

http://deeyan.blogspot.com/2005/06/pengertian sistem-website.html)

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/499/jbptunikompp-gdl-anglingfaj-24921-2-babii.pdf d

http://id.wikipedia.indonesia

Istijanto. 2005. Riset sumber daya manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kadir ,Abdul (2014). Pengenalan Sistem Informasi, Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Kadir, Abdul. 2008. Dasar pemograman web dinamis menggunakan PHP. Yogyakarta :

Andi.

Kusrini, M.Kom Konsep dan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007

O'brien, 2005, Pengertian Sistem [ online],(http://deeyan.blogspot.com/2005/06/pengertian

sistem-website.html

Suryadi, K., Ramdhani, A. (2001). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Suteki, 2010, Definisi Sistem Informasi Sekolah , [online],(www.kamadeva.com, diakses

tanggal 10 Februari 2015)

Turban, E., dkk., 2005, “Decision Support systems and Intelligent Systems Edisi 7 Jilid 1”, Andi, Yogyakarta

www.scribd.com/doc/2908406/Modul-6-Analytic-Hierarchy-Process diakses tanggal 25

Gambar

Gambar  1 Struktur Hierarki
Tabel 1 skala perbandingan
tabel 2 randon nilai
Gambar 2. Paradigma Waterfall
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) Petani di desa Nulle tidak memperoleh pendapatan, total kerugian petani bawang merah di Desa Nulle adalah sebesar

1 Aspek Penggunaan Lahan Lahan di Kabupaten Paser, khususnya di wilayah pengembangan baru merupakan lahan yang masih mentah, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit

: Ketua Kelompok/Gabungan Kelompok Tani yang dalam hal ini bertindak untuk atas nama (nama POKTAN/GAPOKTAN) yang berkedudukan di Desa ... selanjutnya disebut

I januar 2007 ble det sendt brev til Indre Namdal regionråd med tilbud om å vurdere å etablere stillinger for trainee i Indre Namdal. Henvendelsen ble fulgt opp gjennom

Teori formal memang bisa mengakomodir perubahan yang hanya terjadi pada perundang-undangan pidana (sebagaimana disebutkan dalam pelbagai contoh dalam catatan kaki di atas),

dikatakan model regresi yang dipilih layak digunakan untuk memprediksi besarnya tingkat kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel kompetensi. Uji Regresi, Korelasi

Hasil karakterisasi magneto-elastisitas sebagaimana dijelaskan deiatas menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil menghasilkan ferrogel dari sintesis pasir besi pantai utara

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar anti GAD/IA2 di penderita DM tipe 1A sehingga dapat memberi informasi tentang antibodi anti GAD/IA2 di Indonesia.. BAHAN