• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Kantor Pusat Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Kantor Pusat Medan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero)

Kantor Pusat Medan)

Julianto Hutasuhut

Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Kantor Pusat Medan. Berdasarkan tingkat penjelasannya penelitian ini digolongkan kepada penelitian assosiatif dengan pengukuran kuantitatif berdasarkan pendekatan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan golongan III dan IV yang bertugas di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kantor Pusat Medan yang berjumlah 159 orang. Sampel penelitian ditetapkan 123 orang setelah di dikurangi sampel uji validitas yang berjumlah 36 orang. Dengan demikian teknik pengambilan sampel penelitian adalah sampel jenuh. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisa regresi ganda dan analisa korelasi. Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji t dan uji R yang sebelumnya disertai dengan pengujian asumsi klasik. Analisa regresi membuktikan kompetensi berpengaruh positif dan secara langsung terhadap kinerja karyawan. Untuk memprediksi besarnya tingkat kinerja karyawan penelitian ini menghasilkan sebuah persamaan regresi yaitu : Kinerja Karyawan = 20,563 + (0,735 x kompetensi). Analisa korelasi menunjukkan kompetensi mempunyai tingkat hubungan yang erat dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 0.663 atau 66.3%.

Kata kunci : Kompetensi dan Kinerja karyawan. Abstract

This reseqrch deals with the effect of empolyees’ competency to the employees’ performance in Perkebunan Nusantara IV Company of main office in Medan. This research was used quantitative research method with associative based human resources management. The instrument of the research was questionnaire, then the total of population was 159, but employees of class II and IV which 123 employess were selected to be the sample of the reserach through validiy test. Regression analysis was ued to find out the objective of the research with t test nd R test. The finding showed that employees’ performance was 20,563 + (0,735 x kompetensi). It means that there is a signiifact effect of employees’ competency and performance with correlation analysis was 0,663 or 66.3%.

Keywords:employees’ competency, employees’ performance 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah asset yang paling berharga dalam sebuah perusahaan karena manusia adalah unsur yang paling berperan dalam mengelola

segala sumber daya yang dimiliki

perusahaan. Maka sangat tepat jika

dikatakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan agar dapat beradaptasi dan hidup bertahan lama adalah mempunyai SDM yang berkualitas. Hal ini sekaligus

(2)

menjadi ciri utama organisasi modern seperti yang banyak terlihat saat ini.

Selain itu banyak penelitan yang menyimpulkan bahwa kualitas SDM yang dimiliki sebuah perusahaan terbukti sangat mempengaruhi tingkat kinerja organisasi baik secara individu maupun organisasional sekaligus dapat meningkatkan daya saing.

Salah satu upaya yang sangat

potensial untuk meningkatkan kinerja

adalah meningkatkan berbagai kemampuan karyawan sesuai dengan yang dibutuhkan

perusahaan. Dengan kata lain sehat

tidaknya sebuah perusahaan sangat

tergantung kepada kualitas SDMnya. Untuk itu sangat perlu dilakukan pengelolaan dan pengembangan SDM yang baik misalnya dengan berbagai peningkatan kompetensi

sesuai kebutuhan perusahaan.

Kompetensi yang dimaksud meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan

perilaku karyawan yang berdasarkan

strategi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk lebih mudah memahaminya

pengertian kompetensi secara umum adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan

kebutuhan perusahaan yang dilandasi

dengan keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut perusahaan tempatnya bekerja.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja atau prestasi kerja seorang karyawan yang

dicapainya baik secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang dibebankan perusahaan.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan

organisasi pimpinan puncak selalu

membutuhkan bantuan dari para

bawahannya. Maka jika kinerja para karyawan baik akan berdampak positif dan mempengaruhi kinerja pimpinan yang selanjutnya akan bermuara kepada kualitas dan kuantitas kinerja perusahaan secara totalitas.

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) adalah salah satu BUMN yang sangat diharapkan pemerintah menjadi sumber pendapatan negara sekaligus dapat menjadi

penopang pertumbuhan perekonomian

Nasional. Selain itu harus diakui bahwa PTPN telah membawa nama harum bangsa Indonesia di dunia international dengan berbagai produksinya seperti tembakau (Deli), karet, teh, sawit dan lain-lain. Untuk itu keberadaan PTPN khususnya PT

Perkebunan Nusantara IV (Persero)

senantiasa perlu dioptimalkan agar dapat

lebih berperan dalam meningkatkan

perekonomian Nasional secara konsisten dan berkesinambungan. Pendapat lainnya adalah berdasarkan berita dalam media cetak Tempo No.2574/Tahun VIII, Edisi, Selasa 19 Agustus 2008 halaman 14 tersurat

bahwa, “Performa keuangan BUMN dari tahun ke tahun menunjukkan grafik peningkatan

(3)

Disisi yang lain masih ada stigma

yang beredar di masyarakat terhadap

keberadaan PTPN. Misalnya kinerja

BUMN masih rendah, menjadi sarang KKN yaitu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh staf ahli bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Teknologi Kementerian BUMN, Wahyu

Hidayat dalam Seminar RUU Perubahan

UU BUMN, di Hotel Aryaduta, Jakarta,

Senin tanggal 04 April 2011.

(http://economy.okezone.com/read/2011/04/

04/320/442049/stigma-masyarakat-kebumn-sarang -kkn, 05-05-11.

Kinerja PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) secara khusus pada dua tahun terkhir berhasil mendapatkan predikat

baik”. Hal ini dapat dilihat pada Annual Report tahun 2009 dan 2010 dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Penilaian kinerja berdasarkan Keputusan

Menteri Negara BUMN

Kep-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002,

”Kinerja PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) pada tahun 2009 memperoleh predikat SEHAT/AAA dengan skor 97,95. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Annual Report tahun 2009 halaman 8.

2. Penilaian kinerja berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Kep-100/MBU/

2002 tanggal 04 Juni 2002, ”Kinerja PT

Perkebunan Nusantara IV (Persero) pada tahun 2010 memperoleh predikat

SEHAT/ AAA dengan skor 96,94 lebih tinggi dari target RKAP dengan skor 96,00 namun demikian masih dibawah skor tahun 2009 yaitu 97,95, lebih jelasnya hal ini tertuang pada Annual Report thn.2010 halaman 5-6.

Menyikapi kontradiksi ini dapat

dikatakan, yang pertama citra yang bernada kurang baik dan yang kedua membuktikan PTPN IV sebagai bagian dari BUMN terbukti dapat memberikan sumbangan yang tidak sedikit terhadap pendapatan negara begitu juga dalam hal pelaksanaan

CSR. Selanjutnya, untuk memperoleh

jawaban yang tepat dari polemik tersebut perlu kajian dan pemahaman yang lebih mendalam. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menganalisa kinerja karyawan dari aspek kompetensi. Dengan metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dan bahkan berbagai solusi

agar PTPN IV dapat meningkatkan

kinerjanya sekaligus membuk-tikan bahwa perusahaan terebut mampu bersaing serta mempunyai kontribusi yang baik dalam perekonomian nasional.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditetapkan identifikasi masalah

yaitu peningkatan kompetensi kerja

karyawan masih perlu ditingkatkan lagi agar senantiasa dapat menciptakan kinerja yang lebih tinggi. Selain itu kinerja PTPN IV (Persero) secara totalitas masih perlu lebih ditingkatkan agar citra perusahaan

(4)

menjadi lebih baik di pandangan masyarakat secara umum.

Dalam kajian ilmu manajemen

khusunya Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) banyak variabel yang

dapat mempengaruhi kinerja misalnya

disiplin, kepemimpinan, budaya

perusahaan, motivasi, dan yang lainnya. Namun karena berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis maka fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah kompetensi dan kinerja karyawan golongan III dan IV pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

kantor Pusat Medan”.

Berkaitan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka dapat

dikemukakan rumusan masalah yaitu

“Apakah ada pengaruh kompetensi dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian

adalah untuk mengetahui besarnya

pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan golongan III dan IV di PTPN IV

(Persero) kantor pusat Medan. Berbagai

manfaat yang diharapkan misalnya dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan di bidang MSDM, dapat menjadi input dalam pengembangan SDM dan dapat

dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya demi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

2. Metode

2.1 Desain penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian survey yaitu penelitian yang dilakukan pada

populasi besar atau kecil. Data bersumber dari sample atau sebuah populasi sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distributif dan hubungan antar variabel.

Berdasarkan tingkat penjelasan

(explanasinya) penelitian ini tergolong

penelitian asosiatif berdasarkan pendekatan ilmu MSDM.

2.2 Teknik pengumpulan data

Berdasarkan derajat sumbernya data dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder (Rianse & Abdi, 2009:

212). Data primer diperoleh dari

instrument penelitian yaitu kuesioner

sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku dan bahan pustaka lainnya. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang beralamat di Jln. Suprapto No. 2 Medan. Penelitian dirancang ± selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Oktober 2011 - Desember 2011.

Populasi penelitian adalah karyawan golongan III dan IV yang berjumlah 159 orang. Dari populasi tersebut ditetapkan

sampel sebanyak 123 orang setelah

dikurangi dengan jumlah responden

sejumlah 36 orang saat melakukan validitas ekstrak (uji validitas).

Definisi operasional

Definisi operasional adalah

(5)

dalam masing-masing dimensi dan indikator. Definisi operasional penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kinerja Karyawan adalah hasil kerja karyawan PTPN IV dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kesungguhan dan sikap, serta waktu penyelesaian sesuai dengan yang ditetap kan perusahaan. Yang menjadi sub variabel adalah Prestasi Kerja, Tanggung jawab, Ketaatan,

Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa,

Kepemimpinan.

2. Kompetensi adalah kemampuan

karyawan PTPN IV yang dapat

ditunjukannya dengan karya,

pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap, motif dan bakatnya dalam upaya meningkatkan kinerjanya. Sub variabel

kommpetensi adalah kompetensi

intelektual, emosional dan sosial.

Variabel penelitian diukur dengan

menggunakan Skala Ordinal yang

dilakukan dengan cara menyusun

pertanyaan, kemudian masing-masing item

diberi range skor. Setiap pertanyaan

memberikan lima alternatif jawaban untuk

masing-masing variabel dengan

menggunakan skala 1 sampai 5. Adapun skor yang diberikan adalah Sangat Setuju (SS), Sangat Baik (SB) dan Sangat Mampu (SM) dengan skor 5. Setuju (S), Baik (B) dan Mampu (M) dengan skor 4.

Ragu-Ragu (R), Sedang(S), Cukup Mampu (CM) dengan skor 3. Tidak Setuju (TS), Buruk (B) dan Tidak Mampu (TM) dengan skor 2. Sangat Tidak setuju (SS), Buruk Sekali (BS) dan Sangat Tidak Mampu (STM) dengan skor 1. Untuk pernyataan negatif penilaian adalah sebaliknya.

Hasil penelitian Uji Validitas

Dari 22 pertanyaan yang dirancang untuk variabel kinerja karyawan ada 2 item yang tidak valid sehingga item pertanyaan untuk variabel kinerja karyawan ditetapkan jumlahnya menjadi 20 item. Untuk variabel kompetensi dirancang 24 item namun ada 4 item yang tidak valid sehingga item

pertanyaan untuk variable kompetensi

ditetapkan menjadi 20 item.

Uji Reliabilitas

Dari output SPSS diketahui nilai

Cronbach’s Alpha adalah 0.939, sehingga dapat dikatakan semua item pertanyaan tersebut akan dijadikan sebagai instrumen (alat ukur) dalam penelitian karena dapat

diyakini mampu menjelaskan dan

memberikan semua informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

Uji asumsi klasik

Untuk mendapat hasil penelitian yang baik maka sebuah persamaan regresi harus diuji dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dalampenlitian ini meliputi :

Uji Normalitas

(6)

Gambar 2 Gambar 3

Gambar 3

Gambar 2 menjelaskan sebaran data berada di sekitar garis diagonal mendekati

garis regresi. Gambar 3 menunjukkan

distribusi data sesuai dengan kaidah kurva normal yaitu tidak melenceng ke kiri atau kanan. Dengan demikian dapat dikatakn data terdistribusi dengan normal.

Pendekatan dengan Tabel Tabel 1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual N 123 Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviatio n 4.46265905 Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .049 Negative -.089 Kolmogorov-Smirnov Z .986

Asymp. Sig. (2-tailed) .285

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.285, artinya jauh di atas angka Sig. yang normal yaitu 0.05. Dapat dikatakan variasi data sudah berdistribusi normal dan model yang dipilih layak dan baik untuk digunakan. Selanjutnya diketahui nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0.986, yaitu < dari kriteria pengambilan keputusan yaitu < 1,97. Artinya tidak ada perbedaan antara penyebaran data secara empiris dengan secara teoritis sehingga distribusi data dapat dikatakan normal.

Uji Homogenitas.

Model regresi yang baik adalah jika distribusi data menyebar secara acak dan

tidak membentuk pola tertentu (tidak

menumpuk). Hal ini dapat dilihat seperti pada berikut ini:

Gambar 4 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat

(7)

dikatakan model regresi yang dipilih layak digunakan untuk memprediksi besarnya tingkat kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel kompetensi.

Uji Regresi, Korelasi dan Hipotesis

Analisis Regresi Sederhana

Tabel 2 - Coefficients(a) Model Unstandard ized Coefficient s Stan dardiz ed Coeffi ci ents t Sig . B Std. Error Beta 1 (Consta nt) 20.56 3 3.96 4 5.18 8 .00 0 Kompe tensi .735 .048 .814 15.4 25 .00 0 Dependent Variable: KINERJA

KARYAWAN

Pada tabel 2 kolom Unstandardized

Coefficients, nilai konstanta a = 20.563, koefisien regresi β (kompetensi) = 0.735 Dari hasil analisis tersebut dapat ditetapkan

suatu fungsi regresi yaitu Kinerja

karyawan = 20,563 + 0,735 x Kompetensi.

Selanjutnya diketahui nilai

(sig)=0,000 yaitu < 0,05, artinya tingkat

kepercayaan bahwa kompetensi

berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan adalah sangat tinggi yaitu 95%.

Maka jika kompetensi mengalami

peningkatan secara linier kinerja karyawan akan meningkat. Secara rinci penjelasan persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Konstanta a = 20.563 : artinya jika kompetensi dianggap tidak ada (= 0) maka besarnya nilai kinerja karyawan adalah 20.563satuan.

b. Koefisien regresiβ=0.735, artinya setiap penambahan 1 satuan kompetensi akan mengakibatkan peningkatan nilai kinerja karyawan sebesar 0,735satuan (73,5%).

Uji Koefisien determinasi (Uji R)

Uji korelasi ganda dapat dilihat pada Output SPSS seperti pada tabel. berikut :

Tabel 3 - Model Summary(b)

Mod el R R Squar e Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate 1 .814a .663 .660 4.48106 a Predictors: (Constant), KOMPETENSI

b Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN

Pada kolom R terlihat nilai R = 0.814 artinya hubungan antara kompetensi dengan kinerja karyawan adalah 0.814 atau 81.4%

(kisaran nilai R adalah 0 – 1). Semakin

besar nilai R maka semakin baik model regresi yang dipilih. Nilai R Square adalah

0.663. Maksudnya adalah kompetensi

dapat menjelaskan nilai kinerja karyawan sebesar 66.3% sedangkan sisanya 33.7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain di

luar penelitian.. Maka dapat dikatakan

sampel yang dipilih mampu memberikan jawaban yang dibutuhkan populasinya sebesar 66.3%.

Pada kolom Std. Error of the Estimate

(8)

menunjukkan kesanggupan kompetensi

untuk memprediksi tingkat kinerja

karyawan. Semakin kecil nilai SEE

(mendekati 0) semakin baik model regresi yang dipilih. Jadi dapat dikatakan standar deviasi kompetensi adalh kecil dan layak digunakan memprediksi besarnya tingkat kinerja karyawan pada objek yang diteliti.

Hipotesis, uji t

TABEL 4

Uji Hipotesis - (Uji Parsial)

Model Unstandar dized Coefficient s Stan dardiz ed Coeffi ci ents t Sig . B Std. Erro r Beta 1 (Consta nt) 20.5 63 3.96 4 5.18 8 .00 0 Kompet ensi .735 .048 .814 15.4 25 .00 0

a Dependent Variable: KINERJA

KARYAWAN

Nilai t hitung kompetensi (X1) = 15.425, t table =1.980 (n=123, k=2), berarti t hitung > t table. Karena 15.425 > 1,980 maka hipotesis terbukti sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

3. Hasil Penelitian

Implementasi kinerja karyawan

Dari hasil atau jawaban yang diproleh, 20 item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan kompetensi secara umum dapat diterima dan dipahami oleh responden. Hal ini mengindikasikan mereka

menyadari bahwa kompetensi merupakan bagian dari upaya untuk meningkatan kinerja perusahaan secara totalitas. Respon yang positif ini juga dapat dijadikan sebagai indikasi terhadap implementasi kompetensi dan kinerja yang baik. Hal ini terbukti dari jawaban yang diberikan para responden yaitu lebih banyak yang menjawab sangat setuju (setuju) dari pada yang ragu-ragu apalagi tidak setuju.

Selanjutnya jika dikaitkan dengan analisa lingkungan bisnis (secara internal), hal ini bisa dijadikan sebagai indikasi kekuatan (Strength). Indikator kinerja

karyawan yang dominan yang bisa

dijadikan sebagai kekuatan adalah:

1. Ketaatan : Ketentuan jam kerja, yaitu

“Saya merasa malu jika pimpinan lebih duluan tiba di kantor demikian pula

sebaliknya untuk jam pulang”.

2. Prestasi Kerja : Efektivitas, yaitu

“Standar mutu yang ditetapkan

perusahaan saat ini sangat sesuai

dengan kemampuan saya”.

Implementasi kompetensi

Deskripsi jawaban tentang variabel kompetensi mengindikasikan bahwa dari 20

pertanyaan yang digunakan untuk

mengukurnya sebagian besar dapat

dipahami para responden sebagai upaya dalam peningkatan kinerja karyawan. Hal ini terbukti dari jawaban yang diberikan para responden yaitu lebih banyak yang setuju dari pada yang tidak setuju.

(9)

Selanjutnya jika dikaitkan dengan analisa lingkungan bisnis secara internal, hasil ini bisa dijadikan sebagai indikasi kekuatan (Strength). Indikator yang paling dominan dan bisa dijadikan kekuatan adalah :

1. Kompetensi Intelektual : Pemahaman

makna kompetensi yaitu “Salah satu ciri

organisasi modern adalah memahami

betapa pentingnya kompetensi”.

2. Kompetensi Emosional : Keyakinan kepada keahlian dan keterampilan, yaitu

“Dalam menghadapi permasalahan kerja,

saya selalu berusaha mencari jalan

keluarnya dari pada terburu-buru

bertanya dan meminta bantuan orang lain”.

3. Kompetensi Sosial : Pelayanan secara

internal dan eksternal, yaitu “Setiap

karyawan hendaknya dapat memberikan pelayanan yang bermutu, baik sesama karyawan maupun kepada pihak luar.

Dapat dikatakan kompetensi yang

paling dominan atau menonjol adalah

kompetensi intelektual dan jenis

kompetensi yang harus menjadi fokus perhatian manajemen adalah kompetensi umum (soft competency) yang diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Spencer dan Spencer.

Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan.

Sebagai tindak lanjut dari pengukuran

Competency Based Training Need Analysis

(CBTNA) seperti yang dijelaskan pada

model kompetensi N4. Pada pelaksanaan

Pelatihan dan Pengembangan, masing-masing karyawan didampingi oleh seorang

counselor untuk menganalisis kebutuhan

pengembangan yaitu apa yang diperlukan untuk menutupi kesenjangan (gap) antara

hasil pengukuran kompetensi yangg

dimilikinya saat ini dan terhadap tuntutan

kompetensi jabatan yang harus

dipenuhinya.

Kegiatan ini di lakukan melalui kerjasama dengan Tim LPP Medan di unit-unit Kebun yang dijadikan lokasi sentral pengukuran yaitu Unit Kebun Mayang, Berangir, Tinjowan, Bah jambi, Pabatu, Sosa, dan Plasma Madina. Sementara untuk pengukuran karyawan yang bertugas di Kantor Pusat Medan dilaksanakan di Kampus LPP Jalan Williem Iskandar Medan.

Latar belakang model kompetensi N4 secara umum menggambarkan paradigma bisnis yang dimiliki PTPN IV. Secara

spesifik pada “Irisan Berlian” point ketiga

yang berwarna merah memberikan arti

betapa pentingnya “Semangat dan Keberanian menghadapi turbulensi bisnis”. Semangat yang dimaksud adalah

semangat kerja dan keberanian bertanggung

jawab atas segala keputusan dan

kebijaksanaan yang ditetapkan.

Selain itu secara implisit model kompetensi N4 yang dikembangkan PTPN IV memberikan indikasi bahwa perusahaan

(10)

kompetensi. Hal ini tergambar dari

penjelasan tata nilai (Core Value)

perusahaan yaitu “PRIDE” khususnya pada point-point berikut ini :

Profesinalism : Selalu menjalankan usaha

secara cerdas dan bertanggung jawab melalui SDM yang memiliki kompetensi dan beretika untuk mencapai hasil terbaik.

Respect : Saling menghargai guna menciptakan kondisi kerja yang kondusif.

Inovatif : Perusahaan

menumbuhkembangkan personil dalam organisasi untuk berkrasi dan menghasilkan inovasi-inovasi baru sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Discipline : Patuh dan taat serta lebih

mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi dengan mempedo-mani ketentuan yang ada. Taat terhadap aturan-aturan yang ada dalam perusahaan.

Exellence : Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha keras untuk meraih hasil maksimal sehingga tercapai kepuasan stakeholders.

Dari analisis kedua varibel penelitian

dapat dikatakan bahwa pengaruh

kompetensi terhadap kinerja karyawan di PTPN IV (Persero) secara empiris terbukti dapat menigkatkan kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari kepedulian dan keseriusan

pihak manajemen untuk selalu

meningkatkan kualitas SDMnya yaitu

dengan menetapkan sebuah model

kompetensi yang diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Spencer dan Spencer yang disebut. Model iniliah yang disebut

dengan “Model Kompetensi N4” dengan

berlandaskan tata nilai perusahaan yang

disingkat “P R I D E’.

4. Kesimpulan

Uji regresi membuktikan kompetensi mempunyai pengaruh yang positif dan secara langsung terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) kantor pusat Medan golongan III dan IV.

Berdasarkan Uji R variabel

kompetensi mempunyai tingkat hubungan yang cukup erat dengan kinerja karyawan karena mampu menerangkan variabel kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) kantor pusat Medan. Namun diduga masih ada pengaruh variable yang lain yang dapat menjelaskannya di luar penelitian ini.

Saran

Bagi para Direksi dan segenap

pimpinan institusi terkait hendaknya

perhatian terhadap kompetensi dapat

dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi

agar kinerja karyawan dapat lebih

meningkat.

Bagi seluruh karyawan, hendaknya kompetensi yang ada dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi karena terbukti sangat potensial dan bermanfaat untuk dijadikan sebagai modal utama dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan maupun untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Hal ini sekaligus dapat dijadikan sebagai modal utama untuk meningkatkan kreasi dan inovasi.

Bagi semua unsur yang terkait dengan tujuan, visi, dan misi perusahaan, upaya

peningkatan kompetensi hendaknya

(11)

terbukti dapat meningkatkan kualitas kinerja baik secara individu maupun secara organisasional.

Daftar Pustaka

PTPN IV 2010, Annual Report, Jakarta. Dharma, Surya, 2010. Manajemen Kinerja.

Cetakan III, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, 2011.

Sumber Daya Manusia Abad 21.

Nusantara Conculting, Jakarta.

Fuad, Noor & Ahmad, Gofur, 2009.

Integrated Human Resources Development. Grasindo, Jakarta.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnely Jr, James H, 1997. Organisasi

dan Manajemen : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Djoerban Wahid

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000.

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Refika Aditama, Bandung.

Mathis, Robert L. and Jackson, John H., 2006. Human Resource Mangement. Salemba Empat, Jakarta.

Nawawi, Hadari, 2006. Evaluasi dan

Manjemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Cetakan

Pertama. Gadjah Mada Uneversity

Press, Yogyakarta.

Palan, R., 2007. Competency Management

Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh: Octa Meia Jalal. Rianse, Usman dan Abdi, 2009. Metode

Penelitian Sosial dan Ekonomi, Cet.

Alpabeta. Bandung.

Rivai, Veithzal, 2009. Manajemen Sumber

Daya Manusia untuk Perusahaan.

Edisi 2, Rajawali Pers, Jakarta.

Sedamayanti, 2001. Sumber Daya Manusia

dan Produktivitas Kerja. Mandor Maju,

Bandung. Bisnis Kinerja. Alih

bahasa Cikmat, Elex MK., Jakarta.

Spencer, Lyle M. and Spencer, Signe

M., 1993. Competence Work:

Model for Superior Performance.

John Wiley and Sons, Inc.

Sutrisno, Edy, 2010. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Cetakan II, Kencana,

Jakarta.

Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja.

Rajawali Press. Cetakan Ke-3. Jakarta. http://economy.okezone.com/read/2011/04/

04/320/442049/stigma - masyra kat-ke-bumn-sarang-kkn,05-05-11.

Gambar

Gambar 2 Gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten...

Hal ini terjadi bukan hanya pada masyarakat umum saja, namun pada kalangan yang mengerti aturan Islam pun masih memilki sifat dan perilaku komsumsi yang berlebihan namun

Filsafat sebagai proses berpikir yang sitematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek fomal; agama adalah suatu sistim kepercayaan kepada Tuahan yang dianut

4.3Menyajikan hasil analisis tentang posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam

Keterampilan literasi akan berkembang dengan baik karena pembiasaan.Dalam kegiatan ini sekolah dapat melakukan kegiatan pembiasaan literasi yang meliputi

Bentuk tubuh yang buruk sering dipakai sebagai petunjuk yang baik untuk kebutuhan fisik seseorang. Misalnya; apakah bahu Anda maju ke depan? Hal ini terjadi karena

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria