• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2012"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2012

Oleh : Amar Daumi

0813034016

Belum adanya penyajian informasi dalam bentuk pemetaan obyek wisata atau potensi wisata di Kabupaten Tanggamus membuat informasi tentang sebaran dan lokasi dari obyek dan potensi wisata alam tidak begitu banyak di kenal wisatawan baik domestik, lokal, maupun interlokal. Selain itu juga, belum adanya penyajian peta digital yang dapat membantu dalam penyampaian informasi obyek dan potensi wisata alam Kabupaten Tanggamus di media internet agar lebih efektif, menarik, cepat, dan mudah dalam penyampaian informasi kepada pengguna dan dapat berdampak baik dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Tanggamus khususnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis obyek wisata alam, sebaran obyek wisata alam, dan potensi secara keseluruhan dari obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan cara membuat peta obyek wisata alam Kabupaten Tanggamus tahun 2012.

Metode penelitian ini adalah terapan yang tujuannya agar hasilnya dapat dipergunakan atau diimplementasikan. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan yang disertai wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi.

Hasil penelitian adalah peta digital obyek wisata alam Kabupaten Tanggamus dengan sistem informasi geografi, yang digunakan sebagai media bantu bagi wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Tanggamus. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebaran obyek wisata alam dengan menggunakan sistem SIG dapat mempermudah untuk melihat sebaran obyek wisata alam di Kabupaten Tanggamus tahun 2012 dalam bentuk peta biasa dan peta digital.

(2)

ABSTRACT

THE MAPPING NATURAL TOURISM OBJECT AT TANGGAMUS REGENCY PROVINCE OF LAMPUNG IN 2012

By: Amar Daumi

0813034016

There was not a presentation of information in form the mapping of tourism object or potential of tourism at Tanggamus regency made the information about the spread and location from the natural tourism object and potential of tourism was not well-known by tourist domestic, local, in spite of interlocal. On the other hand, there was not the presentation of digital map which could help in delivery information object and potential of natural tourism Tanggamus regency in internet media until more effective, attractive, fast, and more simple in delivery of information to user and could have the good impact in development of tourism particularly Tanggamus Regency.

This research purposed to know the kind of natural tourism object, the spread natural tourism object, and the potential particularly from natural tourism object which there in Tanggamus Regency with away made natural tourism object of map at Tanggamus regency 2012.

The method of this research was applied which purposed so that the result could be used or could be implemented. The collecting of data was done through measuring directly at sphere which was enclosed interview was not structure and documentation.

The result of this research was digital map of natural tourism object Tanggamus Regency with system information of geography, which was used as media helping for tourist to get the information of natural tourism object at Tanggamus Regency. The conclusion in this research was the spread of natural tourism object with used system SIG could be easy to see the spread natural tourism object at Tanggamus Regency of 2012 in form regular map and digital map.

(3)

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM

DI KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

Oleh:

AMAR DAUMI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Amar Daumi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034016

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Dedy Miswar, S.Si., M.Pd.

NIP 19570725 198503 1 001 NIP. 19741108 200501 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. ...

Sekretaris : Dedy Miswar, S.Si., M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Zulkarnain, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(6)

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM

DI KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

AMAR DAUMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

PEMETAAN OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh Amar Daumi

0813034016

Pembimbing I : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Pembimbing II : Dedy Miswar, S.Si., M.Pd. Pembahas : Drs. Zulkarnain, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(8)
(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... 29

A. Gambaran Umum Wilayah Tanggamus ... ... 29

1. Sejarah Kabupaten Tanggamus ... ... 29

2. Kondisi Fisik Kabupaten Tanggamus ... ... 31

B. Kebudayaan dan Pariwisata Tanggamus ... ... 33

1. Kebudayaan Tanggamus ... ... 33

2. Pariwisata Tanggamus ... ... 33

C. Obyek Wisata Alam Kabupaten Tanggamus ... ... 36

D. Potensi Obyek Wisata Alam Kabupaten Tanggamus ... ... 41

E. Pemetaan Obyek Wisata Alam Kabupaten Tanggamus ... ... 115

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 121

A. Kesimpulan ... ... 121

B. Saran ... ... 122

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pikir ... ... 22

Gambar 2. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan Kakau dan Pisang di sekitar lokasi wisata air panas Way Panas dengan tofologi daerah yang bergunung ... 42

Gambar 3. (a) Salah satu sumber air panas yang keluar dari celah batuan, dan (b) aliran air yang mengalir dari sumber air panas yang ... mengandung sedikit belerang ... ... 43

Gambar 4. (a) dan (b) Akses jalan menuju lokasi obyek wisata air panas Way Panas yang dapat dilalui menggunakan sepeda motor .... 44

Gambar 5. (a) dan (b) Akses jalan menuju lokasi obyek wisata air panas Way Panas yang berupa jalan setapak hanya dapat dilalui

dengan berjalan kaki... 44

Gambar 6. (a) dan (b) Aliran sungai Way panas yang dijadikan sebagai tempat pemandian air panas oleh warga setempat dan

pengunjung ... 45

Gambar 7. (a) Lokasi obyek wisata bahari Pantai Terbaya yang digunakan sebagai tempat wisata, sedangkan (b) lokasi obyek wisata

pantai Terbaya yang digunakan sebagai tempat nelayan ... 46

Gambar 8. (a) Abrasi yang terdapat di lokasi obyek wisata bahari Pantai Terbaya, sedangkan (b) kenampakan pasir yang terlihat di

pesisir pantai Terbaya berwarna hitam ... 47

Gambar 9. (a) dan (b) Sarana penunjang seperti rumah makan dan tempat parkir yang luas bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi pantai Terbaya ... 49

Gambar 10. Muara sungai yang masih mengalir menuju pantai ... 49

(11)

Gambar 12. (a) dan (b) Abrasi pantai yang luas dan kenampakan pasir yang tampak berwarna hitam di lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang Bolong ... 51

Gambar 13. (a) dan (b) Akses jalan lokal menuju lokasi obyek wisata

bahari Pantai Karang Bolong ... 52

Gambar 14. (a) dan (b) Karang besar yang menjadi icon di lokasi obyek wisata dan hamparan karang di sebelah sisi kanan karang besar di lokasi obyek wisatabahari Pantai Karang Bolong ... 53

Gambar 15. Ombak besar yang menambah nilai keindahan di lokasi

obyek wisata bahari Pantai Karang Bolong ... 53

Gambar 16. (a) dan (b) Penambangan logam besi dekat obyek wisata

bahari Pantai Karang Brak & Beringin Saka ... 54

Gambar 17. Biota laut seperti kepiting kecil yang membangun sarang di lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang Brak dan Beringin Saka ... 55

Gambar 18. (a) dan (b) Akses jalan lokal menuju lokasi obyek wisata

bahari Pantai Karang Brak & Beringin Saka ... 56

Gambar 19. Objek wisata alam bahari pantai Karang Brak dan Bringin Saka ... 57

Gambar 20. (a) dan (b) Hamparan karang besar yang hamper menutupi seluruh pesisir pantai di lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang Brak dan Beringin Saka ... 57

Gambar 21. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan kopi di

lokasi wisata Mata Air Gunung Batu ... 58

Gambar 22. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan sayur-sayuran palawija di sepanjang jalan menuju lokasi wisata Mata Air Gunung Batu ... 59

Gambar 23. Rerimbunan semak dedaunan lebat dan pepohonan kecil seperti membentuk sebuah rumah biasa digunakan

pengunjung sebagai tempat ganti ... 59

Gambar 24. (a) dan (b) Akses jalan berupa jalan beraspal makin

(12)

Gambar 25. (a) dan (b) Kerjernihan air di lokasi sumber Mata Air Gunung Batu sangat cocok untuk mandi karena terasa

dingin dan menyegarkan ... 61

Gambar 26. (a) dan (b) Aliran dari sumber Mata Air Gunung Batu yang dijadikan sebagai tempat pemandian umum dan saluran

irigasi untuk pertanian warga ... 61

Gambar 27. (a) dan (b). Penggunaan lahan yang berupa salah satu tanaman budidaya yang berada di lokasi sumber Mata Air Way Bekhak ... 62

Gambar 28. Dominasi tanaman bambu dan kejernihan air di lokasi sumber mata air Way Bekhak memberikan ciri khas

tersendiri dari lokasi ini ... 63

Gambar 29. (a) dan (b) Jalan masuk menuju lokasi sumber mata air Way Bekhak yang berada dipinggir jalan utama Kabupaten

Tanggamus ... 64

Gambar 30. (a) dan (b) Sarana penunjang bagi wisatawan yang

berkunjung ke lokasi Way Bekhak ... 65

Gambar 31. (a) dan (b) Kejernihan air yang berasal dari sumber mata air pada obyek wisata alam Way Bekhak ... 65

Gambar 32. (a) dan (b) Penggunaan lahan sebagai penambangan pecah

batu di lokasi obyek wisata bahari Pantai Batu Jajar ... 67

Gambar 33. Bentukan hasil abrasi yang terdapat di pantai Batu Jajar ... 67

Gambar 34. Vegetasi yang tumbuh di sekitar lokasi obyek wisata

pantai Batu Jajar ... 68

Gambar 35. Akses jalan berupa jalan beraspal yang menunjang untuk

mencapai obyek wisata pantai Batu Jajar ... 68

Gambar 36. (a) dan (b) Lokasi obyek wisata pantai Batu Jajar dengan daratan pantai yang dipenuhi oleh batuan sehingga

menutupi hampir seluruh pantai ... 70

Gambar 37. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan kakau dan kelapa di lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang

Indah Curup ... 71

Gambar 38. (a) dan (b) Abrasi yang terdapat di lokasi obyek wisata

(13)

Gambar 39. (a) dan (b) Akses jalan lokal dan jalan masuk menuju

lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang Indah Curup ... 73

Gambar 40. (a) dan (b) Karang-karang yang tergenangi oleh ombak kecil yang tenang menambah keindahan dari pantai

Karang Indah sendiri ... 73

Gambar 41. (a) dan (b) Kejernihan air pantai dan ombak yang tenang sehingga dapat melihat karang-karang yang ada di lokasi obyek wisata bahari Pantai Karang Indah Curup ... 74

Gambar 42. (a) dan (b) Lokasi tempat pemancingan yang biasa dijadikan tempat memancing oleh wisatawan yang berkunjung ke

obyek wisata bahari Pantai Karang Indah Curup ... 74

Gambar 43. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan kakau dan pisang serta sawah tadah hujan yang berada di sekitar jalan lokasi obyek wisata bahari Pantai Batu Balai ... 75

Gambar 44. Kenampakan warna air laut yang terdapat di pantai

Batu Balai ... 76

Gambar 45. Sarana penunjang seperti anjungan sangat membantu sebagai tempat beristirahat bagi wisatawan yang

berkunjung ke pantai Batu Balai ... 77

Gambar 46. Batuan yang menutupi seluruh bagian daratan pantai

Batu Balai ... 78

Gambar 47. (a) Penggunaan lahan sebagai penambangan pecah batu oleh masyarakat setempat di lokasi obyek wisata bahari Pantai Cuku Betung, sedangkan (b) Nelayan di desa Cuku Betung di lokasi obyek wisata bahari Pantai Cuku Betung yang sedang menarik jaring dari laut ... 79

Gambar 48. Dataran berbatu di lokasi obyek wisata bahari Pantai Cuku Betung yang kurang cocok dijadikan untuk tempat mandi .... 80

Gambar 49. Akses jalan berupa jalan beraspal yang menunjang untuk

mencapai obyek wisata pantai Cuku Betung ... 80

Gambar 50. Dataran berbatu yang menutupi daratan pantai berpadu dengan batu karang ikut menambah keindahan di lokasi obyek wisata bahari Pantai Cuku Betung... 81

Gambar 51. (a) dan (b) Perkebunan kakau dan lokasi yang dijadikan sebagai objek wisata di sekitar jalan lokasi obyek wisata

(14)

Gambar 52. (a) dan (b) Dataran berbatu di lokasi obyek wisata bahari Pantai Pihabung yang kurang cocok dijadikan untuk

tempat Mandi ... 83

Gambar 53. Akses jalan lokal menuju lokasi obyek wisata bahari

Pantai Pihabung ... 84

Gambar 54. (a),(b), dan (c). Kegiatan warga pekon Sukabanjar dalam budidaya rumput laut dan penjualan rumput laut di obyek

wisata bahari pantai Pihabung ... 85

Gambar 55. (a) dan (b). Penggunaan lahan yang berupa perkebunan Kelapa dan Palawija di sekitar lokasi Bukit Batu Keramat dengan tofologi daerah yang bergunung ... 86

Gambar 56. (a) dan (b) Tutupan vegetasi yang mendominasi di daerah Bukit Batu Keramat berupa vegetasi hutan dan vegetasi

budidaya ... 87

Gambar 57. Akses jalan yang berupa jalan aspal yang berada di

sepanjang lokasi Bukit Batu Keramat ... 88

Gambar 58. Daerah sekitaran bukit batu keramat ... 88

Gambar 59. Kenampakan kabut yang biasa terlihat di daerah Bukit

Batu Keramat ... 89

Gambar 60. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa pertanian sawah

irigasi di sekitar lokasi wisata air terjun Way Lalaan ... 90

Gambar 61. (a) dan (b) Lahan yang dijadikan sebagai tempat rekreasi berupa sarana penunjang obyek wisata yang terletak di

dalam lokasi wisata obyek wisata alam Way Lalan ... 90

Gambar 62. Hutan belukar dan pohon-pohon yang berukuran besar masih banyak tumbuh di sekitaran lokasi wisata air

terjun ... 91

Gambar 63. (a). akses jalan menuju lokasi obyek wisata air terjun Way Lalaan yang dapat dilalui menggunakan sepeda

motor, sedangkan (b) Tatanan tangga jalan yang di bangun untuk memudahkan wisatawan mencapai lokasi

air terjun ... 93

Gambar 64. (a) dan (b).Lokasi air terjun pertama dan air terjun kedua di lokasi obyek wisata air terjun Way Lalaan hanya

(15)

Gambar 65. (a) dan (b) Perkebunan kopi, lada dan tanaman budidaya di sepanjang jalan menuju lokasi wisata air terjun

Talang Ogan ... 96

Gambar 66. (a) dan (b) Hutan bambu dan pohon-pohon masih banyak

tumbuh di sekitaran lokasi wisata air terjun Talang Ogan... 96

Gambar 67. Kejernihan air yang sangat jernih dan terasa dingin dapat menyegarkan para pengunjung yang datang berwisata ke obyek wisata alam air terjun Talang Ogan ... 97

Gambar 68. (a) dan (b) Akses yang berupa jalan setapak ± 1 Km ini sangat sulit dilalui oleh motor sehingga untuk melaluinya lebih disarankan dengan berjalan kaki menuju lokasi wisata air terjun Talang Ogan ... 98

Gambar 69. Tanaman-tanaman yang berwarna hijau hampir

menutupi seluruh dinding batuan sehingga tampak lebih

asri ... 99

Gambar 70. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan Kopi

dan Pisang di sekitar lokasi air panas Muara Dua ... 100

Gambar 71. (a) dan (b) Genangan air panas Muara Dua seperti membentuk sebuah yang danau airnya berwarna hijau dan gundukan belerang tepat dibelakang danau hijau

air panas Muara Dua ... 101

Gambar 72. Gundukan belerang yang menumpuk di sekitar obyek

Wisata ... 102

Gambar 73. (a) dan (b) Sumber mata air panas yang sering digunakan untuk merebus telur di sekitar lokasi air panas

Muara Dua ... 103

Gambar 74. (a) dan (b) Lokasi Geothermal pertamina yang berada di

Ulu Belu dekat dengan lokasi air panas Muara Dua ... 103

Gambar 75. (a) dan (b) Penggunaan lahan berupa perkebunan kopi, lada, dan kakau di sepanjang jalan menuju lokasi wisata

air terjun Sukamaju ... 105

Gambar 76. (a) dan (b) Semak belukar dan lumut masih banyak

tumbuh di sekitaran lokasi wisata air terjun Sukamaju ... 105

Gambar 77. (a),(b), dan (c). Akses jalan yang harus dilewati berupa jalan beton, jalan beraspal, dan jalan setapak sebelum

(16)

Gambar 78. (a) dan (b) Akses jalan setapak dengan lereng curam hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki, medan jalan

yang sulit ini akan lebih beresiko lagi jika terjadi hujan ... 107

Gambar 79. Tumbuhan kecil berwarna hijau yang menutupi salah satu sisi dinding batuan menambah keindahan dari air

terjun ini ... 109

Gambar 80. Hembusan terpaan angin yang berasal dari jatuhan air terjun Sukamaju yang deras dan kuat mampu menyegarkan tubuh dengan percikan airnya yang terasa dingin dan

segar ... 109

Gambar 81. Batuan-batuan dengan ukuran besar disekitar aliran

air terjun Sukamaju ... 109

Gambar 82. (a) dan (b) Lokasi obyek wisata bahari Teluk Kiluan yang

digunakan sebagai tempat wisata ... 110

Gambar 83. (a). Abrasi pantai yang terdapat di lokasi obyek wisata bahari Pulau Kiluan, sedangkan (b) Pohon ketapang

mendominasi vegetasi yang berada di pulau Kiluan ... 111

Gambar 84. (a) dan (b) Akses jalan berbatu yang melewati perbukitan membuat perjalan sedikit sulit menuju lokasi wisata

Teluk Kiluan ... 112

Gambar 85. Fasilitas penginapan milik masyarakat yang ada di

Pulau Kiluan ... 113

Gambar 86. (a) dan (b) Keindahan gradasi warna air laut menambah

nilai wisata obyek wisata bahari Pulau Kiluan ... 114

Gambar 87. (a) dan (b) Kejernihan air laut memungkinkan wisatawan

untuk dapat melihat karang yang berada di dalam air ... 114

Gambar 88. Peta Sebaran Kecamatan yang Memiliki Obyek Wisata

Alam Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 ... 118

Gambar 89. Peta Lokasi Obyek Wisata Alam Kabupaten Tanggamus

Tahun 2012 ... 119

Gambar 90. Peta digital Obyek Wisata Alam Kabupaten Tanggamus

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Program Prioritas Pengembangan Pariwisata Kabupaten

Tanggamus Tahun 2012 ... 35 Tabel 2. Inventarisasi Data Obyek Wisata Alam Kabupaten

(18)
(19)

MOTTO

“Biasakanlah bersikap jujur sekalipun di depan anda terlihat bahaya, sebab itu

bukanlah bahaya tetapi bahagia, jauhilah kebohongan sekali pun di depan anda

terlihat bahagia sebab itu bukan bahagia melainkan bahaya”

(Muhammad SAW)

“Ingatlah bahwa apa yang hari ini anda tak mau mulai mengerjakannya besok pun

belum tentu anda mau mengerjakannya”

(Benin)

“Yakinlah kamu bisa melakukannya karena pada dasarnya kamu mampu dengan

semangat, usaha, dan berdoa”

(20)

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda terimakasih, dengan segenap rasa syukur dan mengharap ridho Allah SWT, dan segala kerendahan hati, ku persembahkan karyaku ini kepada:

Kedua orangtuaku tercinta, Ayahku Mihzarullah dan Ibuku Helda Olya Mayuri yang tak pernah berhenti berjuang untuk kesuksesan anak-anaknya. Melalui usaha

dan doa serta keringat yang masih tetap membasahi keningmu, dengan segenap ketulusan hati ku ucapkan terima kasih Ayah, terima kasih Ibu, takkan pernah

dapat aku membalas semua itu, sesempurna yang Ayah Ibu berikan.

Adikku tersayang ”Nurul Fatia dan Uzma Gustia”, yang telah menjadi pelecut semangatku untuk terus berbuat yang terbaik, terima kasih atas semua dukungan

yang telah kalian berikan.

Dan seluruh keluarga besarku, terima kasih.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku.

(21)

RIWAYAT HIDUP

Amar Daumi, dilahirkan di Talangpadang pada tanggal 24

Maret 1991, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara

pasangan bapak Mihzarullah dengan ibu Helda Olya Mayuri.

Pada tahun 1996 penulis terdaftar sebagai siswa SD

Muhammadiyah Gisting Kecamatan Gisting dan tamat pada tahun 2002.

Kemudian pada tahun 2002 diterima sebagai siswa di SMP Negeri 1 Gisting

Kecamatan Gisting dan tamat pada tahun 2005. Lalu penulis melanjutkan ke

sekolah lanjutan tingkat atas yaitu pada SMA Negeri 1 Talangpadang Kecamatan

Talangpadang dan tamat pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

I di Lampung Selatan, yaitu di Gunung Rajabasa dan Pemandian Air Panas Way

Belerang. Penulis juga melaksanakan KKL II di daerah Jawa Barat pada tanggal

11-16 Juni tahun 2011, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tiuh Baru Kecamatan

(22)

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Negeri Besar Kabupaten

Way Kanan pada bulan Juli hingga September tahun 2011.

Selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Universitas

Lampung, aktif di dalam organisasi intra maupun ekstra kampus, diantaranya

sebagai berikut:

1. FPPI FKIP Unila sebagai Generasi Muda (Gema) tahun 2008-2009, dan

menjadi pengurus di bidang BBQ pada tahun 2009-2010;

2. BEM FKIP Unila sebagai Brigade Muda BEM (Brigda BEM) pada tahun

2008-2009, dan menjadi anggota dinas Sosial Politik pada tahun

2009-2010.

(23)

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan begitu

banyak nikmat, diantaranya adalah nikmat kesempatan, kesehatan dan keinginan

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sahabat, keluarga serta para

pengikutnya, berkat perjuangan beliau, maka hingga sekarang ini masih dapat

menikmati indahnya agama Islam.

Skripsi yang berjudul “ Pemetaan Obyek Wisata Alam di Kabupaten Tanggamus

Propinsi Lampung Tahun 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Penulis sangat menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangatlah

terbatas, namun atas bimbingan Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku

pembimbing utama sekaligus pembimbing akademik dan Bapak Dedy Miswar,

S.Si., M.Pd., selaku pembimbing pembantu, serta Bapak Drs. Zulkarnain. M.Si.,

selaku penguji utama, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan

(24)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,

Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam

penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku ketua jurusan P. IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung, khususnya Dosen Program Studi Pendidikan Geografi

yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Bapak M. Shobir, M.Hum., selaku Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian hingga selesai.

7. Para staf Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Tanggamus yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Keluarga besarku, terima kasih untuk kasih sayang, doa, motivasi dan

(25)

9. Krishnawati Suyadi, seseorang yang selalu dekat denganku dan selalu

memberikan bantuan, motivasi, doa, dan semangat untuk keberhasilanku.

Terima kasih untuk semua dan seterusnya.

10. Sobat-sobat terbaik Samai Fathurahman, Jamallian Asri, Elan Artono, Kiki

Kurniawan, Azam Sah Roni, dan Widodo Prasetyo terima kasih atas

dorongan semangat dan motivasi serta kebersamaannya.

11. Sahabat-sahabat terbaik sekaligus saudara bagiku Geografi 2008, dan kawan

Geoografi Unila. Serta teman-teman PPL di SMPN 2 Negeri Besar

Kabupaten Way kanan, terima kasih atas kebersamaannya.

12. Kak Erba, Kak Erna dan Kak Nia untuk semua keluarga besar Departemen

Geografi Bimbingan BT/BS Medica Lampung dan Medan terimakasih atas

segala semangat, motivasi, doanya dan bantuan yang telah kakak dan abang

berikan.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi para pembaca.

Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013

Penulis,

(26)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Amar Daumi NPM : 0813034016

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Kependidikan

Alamat : Pekon Kedaloman, Kec. Gunung Alip, Kab. Tanggamus, Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak pernah atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan

(27)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di

Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang

6.000 diantaranya tidak di huni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia

setelah Kanada dan Uni Eropa.

Lampung merupakan salah satu propinsi yang ada di Indonesia yang sering

dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Lampung adalah

sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara

berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Ibukota Propinsi Lampung yaitu Bandar Lampung, merupakan gabungan dari kota

kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan

menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang

dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan

(Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.

Pemerintah Propinsi Lampung pada tahun 2009 mencanangkan tahun kunjungan

wisata. Jenis wisata yang dapat dikunjungi di Lampung adalah wisata budaya

(28)

2

dan Krui di Lampung Barat serta Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu

setelah Idul Fitri di Lampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung,

Festival Teluk Stabas di Lampung Barat, Festival Way Kambas di Lampung

Timur.

O b ye k w i s a t a ya n g a d a d i P r o p i n s i La m p u n g a n t a r a l a i n :

Monumen Siger Terletak di Kabupaten Lampung Selatan ,Wisata Bahari Teluk

Kiluan di Kabupaten Tanggamus, Taman Wisata Bumi Kedaton, terletak di

Kelurahan Batu Putu Kecamatan Teluk Betung Utara, Wisata Alam Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di Kabupaten Lampung Barat, Taman

Nasional Way Kambas terletak di Kabupaten Lampung Timur, dan Gunung

Krakatau.

Salah satunya yaitu Kabupaten Tanggamus, secara geografis wilayah Kabupaten

Tanggamus terletak pada posisi 104°18’–105°12’ Bujur Timur dan antara 5° 05’–

5°56’ Lintang Selatan. Kabupaten Tanggamus bagian barat semakin ke utara

condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian selatan meruncing dan

mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka. Di Teluk Semangka

terdapat sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat

tempat pelelangan ikan.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar

dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu, masih terdapat beberapa

sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain:

pertambangan emas, bahan galian seperti granit, dan batu pualam atau marmer.

(29)

3

memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pembangkit energi listrik alternatif.

Salah satu potensi yang memiliki daya tarik yaitu potensi pariwisata yang ada di

Kabupaten Tanggamus.

Topografi alam yang cukup bervariasi, mulai dari dataran rendah dan aliran

sungai. Kemudian pantai laut Teluk Semaka, perbukitan yang bersambung dengan

dataran tinggi, serta pegunungan Gunung Tanggamus disertai lembah dan

jurang-jurang tempat mengalirnya sungai-sungai maupun air terjun. Karena itu, tidaklah

mengherankan Tanggamus menyimpan potensi wisata.

Banyak sekali objek wisata alam yang memiliki daya tarik wisata di Kabupaten

Tanggamus, diantaranya Teluk Kiluan dan Air Terjun Way Lalaan. Teluk Kiluan

termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Kelumbayan memiliki jarak

hanya sekitar 80 kilometer dari Bandar Lampung. Secara umum, pengembangan

kawasan wisata ini ditekankan pada perencanaan pengembangan fasilitas objek

dan daya tarik wisata yang termasuk di dalam kawasan itu sendiri.

Rencana pengembangan fasilitas-fasilitas tersebut adalah penambahan, dan

melengkapi serta memperbaiki sarana dan prasarana pendukung aktivitas wisata

seperti peningkatan jalan, pembangunan dermaga perikanan sebagai fasilitas

pendukung wisata air. Sementara keunikan kawasan wisata Teluk Kiluan

merupakan habitat satwa langka dan dilindungi, yaitu habitat Lumba-lumba

Hidung Botol dan Paruh Panjang, habitat Penyu Sisik dan Penyu Hijau, habitat

(30)

4

Objek wisata alam lainnya yang dikenal yaitu Air Terjun Way Lalaan. Air terjun

di daerah ini sudah begitu di kenal di Kabupaten Tanggamus dan Propinsi

Lampung umumnya, yang menawarkan pemandangan alam yang serba hijau dan

suhu yang sejuk di daerah wisata ini. Namun, belum adanya pengembangan pada

daerah wisata ini menjadikan objek wisata ini menjadi kehilangan daya tariknya

dan berdampak pada jumlah wisatawan yang dulunya ramai.

Namun, hanya ada beberapa objek wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan

lokal, domestik, maupun wisatawan asing yang terdapat di Kabupaten

Tanggamus. Penyebab belum berkembangnya objek wisata yang ada di

Kabupaten Tanggamus dikarenakan sebagai berikut:

1. Masih banyaknya masyarakat yang belum mengenal objek wisata yang

tersebar di Kabupaten Tanggamus.

2. Kurangnya informasi mengenai sebaran objek wisata yang terdapat di

Kabupaten Tanggamus.

3. Sarana dan prasarana sebagai fasilitas penunjang kurang memadai.

4. Pengelolaan objek wisata yang masih bersifat tradisional.

5. Aksesibilitas menuju objek wisata masih kurang terutama pada objek

wisata yang terdapat agak jauh dari pusat jalan.

6. Tindak kriminalitas yang sering meresahkan para wisatawan.

(Sumber: radartanggamus.co.id, tahun 2012)

Salah satu masalahnya berupa kurangnya informasi mengenai obyek wisata alam.

Penyampaian informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan

(31)

5

informasi yang memberikan informasi tentang suatu obyek kepada pengguna peta

agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan, dan sebagai sistem komunikasi yang

menyajikan suatu informasi tentang suatu obyek kepada pembaca peta agar

informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, dengan cara penyampaiannya

harus jelas dan menggunakan bahasa sederhana.

Penyampaian informasi berupa daerah pariwisata dapat diwujudkan dalam bentuk

peta-peta hasil rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi kompilasi data

dan analisis data wilayah. Salah satu aspek kegiatan penataan ruang adalah

pemetaan tata ruang yang merefleksikan gambaran spasial tentang lokasi, luas,

dan sebaran ruang sesuai peruntukannya. Peta tata ruang ini akan menjadi rujukan

pemerintah dalam setiap perencanaan pengembangan wilayahnya. Pembuatan peta

tata ruang memerlukan sejumlah pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, dan

perangkat teknologi pemetaan sebagai alat pembuatan peta tata ruang.

Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus

berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus

dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pariwisata yang merupakan salah satu

sektor perekonomian di Indonesia mengingat banyaknya potensi pariwisata yang

dimiliki oleh Negara Kepulauan Indonesia umumnya dan Kabupaten Tanggamus

khususnya. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi

Geografi (SIG).

Sistem Informasi Geografi merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk

aplikasi pemetaan berkomputer yang menyediakan fasilitas untuk manajemen,

(32)

6

atribut geografis, tabel-tabel database yang terkait dan hasil query-nya. Aplikasi

Sistem Informasi Geografi dapat membuat pekerjaan yang terkait dengan

pemetaan menjadi lebih efektif dan efisien karena dapat menghemat ruang, waktu,

dan biaya. Selain itu, peta digital yang dihasilkan menggunakan aplikasi SIG bisa

diperbesar, didetailkan, digeser, dan ditandai secara interaktif dan mudah. Peta

dapat dibagi dalam zona-zona pemetaan tergantung kebutuhan sistem serta

dilengkapi dengan legenda untuk kemudahan pemantauan. Hal lainnya dalam SIG

yaitu eksplorasi data dapat dilakukan dengan identifikasi pada titik, garis, atau

area yang ditunjuk sehingga menghasilkan informasi dan analisa yang dibutuhkan.

Pencarian lokasi peta bisa dilakukan dengan cepat berdasarkan parameter–

parameter yang dimasukkan seperti nama wilayah, tempat, dan lain sebagainya,

seperti peta digital sebaran obyek wisata alam.

Adanya penyajian informasi dalam bentuk pemetaan obyek wisata atau potensi

wisata dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), dapat membantu

dalam mendapatkan data secara cepat dan akurat mengenai potensi pariwisata

yang ada. Penyajian informasi yang diberikan berupa peta obyek wisata alam

tentunya lebih efektif dalam penyampaian informasi kepada pengguna sehingga

dapat berdampak baik dalam pengembangan pariwisata baik di Indonesia maupun

di Kabupaten Tanggamus khususnya. Pengembangan pariwisata merupakan suatu

rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai

sumber daya pariwisata, mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata

yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan

(33)

7

Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Tanggamus sangat beragam, salah

satunya potensi wisata alamnya yang bisa dijadikan sebagai inventarisasi guna

mengembangkan pariwisata daerah yang sejalan dengan perencanaan dan

pembangunan daerah. Namun, belum adanya penyajian informasi dalam bentuk

pemetaan obyek wisata atau potensi wisata di Kabupaten Tanggamus, membuat

informasi tentang sebaran dan lokasi dari obyek dan potensi wisata alam tidak

begitu banyak dikenal wisatawan baik domestik, lokal, maupun interlokal, serta

belum adanya penyajian peta digital yang dapat membantu dalam penyampaian

informasi obyek wisata alam dan potensi wisata alam Kabupaten Tanggamus di

media internet agar lebih efektif, menarik, cepat, dan mudah dalam penyampaian

informasi kepada pengguna, dan dapat berdampak baik dalam pengembangan

pariwisata Kabupaten Tanggamus khususnya. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan dengan cara pembuatan peta lokasi obyek wisata alam Kabupaten

Tanggamus baik secara peta digital maupun peta cetak dengan menggunakan

bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk memetakan obyek wisata alam

yang ada di Kabupaten Tanggamus sebagai media bantu dalam penyampaian

informasi mengenai obyek wisata alam di Kabupaten Tanggamus dengan

menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografi diantaranya: RtoV, Arc

Info, dan ArcView serta software Adobe Flash yang hasilnya berupa Compact

(34)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalahnya yaitu:

Belum adanya pemetaan secara digital mengenai jenis, sebaran, dan potensi secara

keseluruhan obyek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Tanggamus Propinsi

Lampung Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

Membuat peta secara digital mengenai jenis, sebaran, dan potensi secara

keseluruhan obyek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Tanggamus Propinsi

Lampung Tahun 2012.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru dalam

bidang pemetaan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

(35)

9

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan wisata bagi wisatawan

yang akan berwisata ke Kabupaten Tanggamus mengenai lokasi obyek wisata

alamnya.

5. Sebagai informasi kepada publik mengenai obyek wisata alam yang terdapat

di Kabupaten Tanggamus.

6. Sebagai inventarisasi data Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Tanggamus mengenai obyek wisata alam Kabupaten Tanggamus

bagi pembangunan aspek pariwisata Tanggamus.

7. Sebagai suplemen media bahan ajar mata pelajaran Geografi SMA pada

materi pokok pembelajaran Peta dan Sistem Informasi Geografi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah pemetaan obyek wisata alam di

Kabupaten Tanggamus.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah aplikasi Sistem Informasi Geografi

(SIG).

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kabupaten Tanggamus.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2012.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Geografi.

Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer yang digunakan untuk

memasukkan, menyinpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,

menganalisis dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi-posisi

(36)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi

R. Bintarto dalam Sumadi (2003: 4) mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang

mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi dan peristiwa yang terjadi di

muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta

permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kewilayahan.

Peran ilmu geografi dalam kehidupan sangatlah erat, sebagai contohnya peran

ilmu geografi dalam ilmu pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan

industri pelayanan dan jasa yang menjadi andalan Indonesia dalam rangka

meningkatkan devisa negara di sektor non migas.

Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi yang mengkaji

berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, meliputi karakteristik

destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas wisata serta aspek lain

yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah). Dalam hal ini,

geografi memiliki peran dalam bidang kepariwisataan seperti:

1. Mengetahui dan memahami karakteristik sumberdaya pariwisata yang ada

(37)

11

2. Mengetahui dan memahami karakteristik aktivitas para wisatawan

berdasarkan pada asal wisatawan dan tempat tujuan wisatanya.

3. Kegiatan perumusan rencana pengembangan destinasi dapat dilakukan

meliputi :

o Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan masalah pembangunan

pariwisata.

o Perumusan konsep dan strategi pengembangan destinasi pariwisata.

o Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah

pariwisata.

2. Pariwisata

Pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang atau lebih menuju

tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena

berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan,

politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin

tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997: 3).

Ketetapan MPRS No. I – II Tahun 1960 dalam H. Oka A. Yoeti (1996: 118)

mendefinisikan:

Pariwisata dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk

memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah

beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain

(38)

12

Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang

yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian

menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam, dan khususnya disebabkan oleh

bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai

hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta

penyempurnaan daripada alat-alat pengangkutan (E. Guyer Freuler).

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan

perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya

pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuk suatu kota atau daerah dan

negara (Herman V. Schularad). Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan

untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain,

dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna

bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Pendapat lain oleh Prof. K. Kraft (1942) dalam H. Oka A. Yoeti (1996: 115)

mengemukakan batasan yang lebih bersifat tekhnis sebagai berikut:

"Tourism is the totally of the relation shif and phenomena arising from the travel and stay of strangers (ortsfremde), provide the stay does not imply the esta blishment of a permanent resident".

Maksudnya kepariwisataan adalah keseluruhan dari pada gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing, serta penyediaan

tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak

(39)

13

Dalam Gamal Sumantoro, 1997: 6 – 7, menjelaskan beberapa istilah yang lebih

khusus yang menyangkut dunia pariwisata, antara lain:

1. Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

sumber daya alam dan tata lingkungan.

2. Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya

tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik

dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan.

3. Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, pendidikan,

penelitian, kebudayaan, dan cinta alam yang dilakukan di dalam objek

wisata.

4. Kawasan wisata alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di

darat maupun perairan, dengan mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem.

Dari beberapa penjelasan maka dapat dikatakan, bahwa sebenarnya kegiatan

pariwisata itu banyak sekali seginya dan juga memiliki fungsi pokok yang

berbeda. Semua kegiatan itu biasa disebut dengan Industri Pariwisata.

3. Potensi Wisata Tanggamus

Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya untuk

mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan,

pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya. Dalam hal ini, pengembangan

produk objek dan daya tarik wisata. Potensi wisata di Kabupaten Tanggamus

sangatlah beragam baik wisata alam dan budaya. Potensi wisata alam di

(40)

14

alam yang bervariasi. Dengan topografi yang bervariasi, mulai dari dataran rendah

dan aliran sungai. Kemudian pantai Teluk Semaka, perbukitan yang bersambung

dengan dataran tinggi, serta pegunungan Gunung Tanggamus disertai lembah dan

jurang-jurang tempat mengalirnya sungai-sungai maupun air terjun, membuat

obyek wisata alam lebih dapat berkembang. Adapun obyek wisata alam yang

menjadi daya tarik di Kabupaten Tanggamus, diantaranya:

1. Obyek Wisata Alam

2. Obyek Wisata Bahari

3. Obyek Wisata Alam Buatan

4. Obyek Wisata Alam Tirta

4. Pemetaan dengan GPS

Peta merupakan suatu alat penyajian secara grafis tentang penyebaran

kenampakan-kenampakan geografis atau fenomena yang ada pada permukaan

bumi atau di dalam bumi. Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga

untuk menyajikan informasi yang terkandung di dalam suatu wilayah. Peta harus

mengandung informasi yang hendak disampaikan kepada pengguna.

GPS (global Positioning System) merupakan sistem penentuan koordinat dan

radio navigasi yang berbasis satelit. Sistem ini memungkinkan kita untuk

mengetahui posisi geografis yaitu berupa lintang, bujur, dan ketinggian diatas

permukaan laut (Anonim, 2012). GPS digunakan pada berbagai bidang yaitu

sistem navigasi pesawat, laut, dan darat, pemetaan survei maupun dalam

(41)

15

cuaca, juga memberikan informasi mengenai waktu secara kontinu atau

berkelanjutan.

Salah satu kegunaan dari GPS (global Positioning System) adalah untuk

pembuatan peta penyebaran obyek wisata alam. Untuk menginventarisasi sumber

daya alam yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan keruangan

melalui penginderaan jauh. Dalam memperoleh data tersebut, dapat dilakukan

dengan menggunakan suatu metode yaitu dengan melakukan interpretasi data

secara digitasi dan visual. Sistem pengolahan data spasial dapat menggunakan

teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan menggunakan sistem ini maka

pengolahan data akan lebih cepat dan akurat (wikipedia, 2012).

Pemakaian GPS telah berkembang pesat untuk berbagai kepentigan. Kegunaan

GPS antara lain untuk keperluan militer, navigasi, pelacak kendaraan dan

pemantauan gempa. Selain itu, digunakan untuk keperluan SIG (Sistem Informasi

Geografi) yaitu mengikutsertakan GPS dalam pembuatan peta, seperti mengukur

jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. Dengan menggunakan

sistem ini, maka pengolahan data dengan metode interpretasi data visual dan

digital akan lebih cepat dan akurat.

5. Sistem Informasi Geografi (SIG)

Bernhardsen dalam Rosana (2003:67) mendefinisikan:

Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer yang digunakan untuk akuisisi

(42)

16

manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis

data geografis.

Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan,

memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan

data yang berhubungan dengan posisi di permukaan bumi (Rice, 2000).

Pendapat lain mengatakan Sistem Informasi Geografi adalah untuk:

1) Mengumpul, penyimpanan, dan pengambilan berdasarkan lokasi

keruangan.

2) Identifikasi lokasi dalam target lingkungan dengan kriteria tertentu.

3) Menangkap hubungan data dalam satu lingkungan.

4) Analisis keterkaitan data keruangan untuk pengambilan keputusan dan

penanganannya.

Dari beberapa definisi tersebut, Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat diuraikan

menjadi beberapa subsistem, yaitu:

a. Pemasukan data/ Input data

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan

atribut dari berbagai sumber. Masukan data dalam Sistem Informasi Geografis

terdiri dari tiga yaitu:

1. Data atribut atau data numerik berasal dari data statistik ataupun data

lapangan,

2. Data grafis yang berasal dari peta aralog, foto udara, citra lain dalam

(43)

17

3. Data penginderaan jauh dalam bentuk digital (Suharyadi Dalam I Gede

Sugiyanta Dkk, 2005: 19).

Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk

memasukan data dan merubah bentuk data asli ke bentuk yang dapat diterima dan

dapat dipakai dalam SIG. Masukan data yang bereferensi geografi dapat diperoleh

dari berbagai sumber. Memasukan data dalam SIG merupakan pekerjaan yang

banyak menyita waktu. Proses ini yang merupakan hambatan bagi penyelesaian

seluruh proses dalam SIG, proses memasukan data akan menghabiskan enam

puluh hingga tujuh puluh persen dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai

dengan pengambilan keputusan. Subsistem masukan data merupakan subsistem

yang rumit karena pada subsistem ini perangkat merupakan titik tolak semua

aktivitas SIG. Subsistem ini harus dapat menjamin bahwa data yang dimasukkan

sama dengan data yang diterima dan benar.

Sistem Informasi Geografis membantu mengurangi kesalahan manusia dan

penggambaran sistem ini lebih cepat dan efisien dalam memberikan informasi

spasial, termasuk beberapa jenis peta perhitungan proximitas titik dan garis, dan

pemindahan data integratif ke dan dari sistem informasi manajemen dan sistem

analisis citra digital. Walaupun hemat biaya dalam pengoperasiannya, Sistem

Informasi Geografis membutuhkan keperluan mendasar yang menyebabkan mahal

yakni pembuatan peta dasarnya dan data spasial siap yang tidak tersedia (Howard,

(44)

18

b. Pengelolaan data/ data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam

sebuah basis data sehingga mudah di-Update dan di-edit. Pengelolaan data

meliputi semua operasi penyiaman, pengaktifan kembali, dan percetakan semua

data yang diperoleh dari data masukan. Data masukan yang digunakan meliputi

peta-peta tematik yang diperoleh dari instansi pemerintah berupa peta

administratif Kabupaten Tanggamus dan data atribut sebaran obyek wisata yang

ada di Kabupaten Tanggamus, serta hasil pengamatan langsung di lapangan.

Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun

dan menarik kembali dari arsip data dasar. Berbagai cara yang dapat digunakan

dalam mengelola data dan pengelolaan data ini akan sejalan dengan struktur data

yang digunakan. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan

dalam subsistem pengelolaan data. Pengorganisasian data keruangan diambil dan

dianalisis, hal ini merupakan fungsi dari subsistem tersebut. Perbaikan data dasar

dengan cara menambah, mengurangi, atau memperbaharui dilakukan pada

subsistem ini.

c. Keluaran data/ Output data

Subsitem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian data

baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta

dan lain-lain. Keluaran dari Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah seperangkat

(45)

19

Geografi (SIG) dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengguna (Aronoff dalam

I Gede Sugiyanta dkk, 2005: 20).

Subsistem luaran berfungsi untuk menayangkan informasi maupun hasil analisis

data geografi secara kualitatif ataupun kuantitatif. Luaran ini dapat berupa peta,

tabel, ataupun arsip elektronik (electronic file). Melalui luaran ini pengguna dapat

melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam

pengambilan kebijakan atau perencanaan.

Keunggulan dalam menggunakan Sistem Informasi Geografi berbasis komputer

dalam membuat perencanaan dan pembangunan wilayah yaitu:

1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku.

2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah.

3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa, dan

dipresentasikan.

4. Keluaran produk yang mempunyai nilai tambah.

5. Kemampuan menukar data geospasial.

6. Penghematan waktu dan biaya.

7. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik.

Sebenarnya banyak sekali aplikasi-aplikasi yang dapat ditangani oleh SIG

diantaranya adalah:

1. Aplikasi SIG di bidang perencanaan (perencanaan pemukiman

transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota,

perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar, pemukiman, dan

(46)

20

2. Aplikasi di bidang pariwisata (inventaris daerah pariwisata dan analisis

potensi daerah unggulan untuk pariwisata).

3. Aplikasi di bidang pendidikan (penentuan kesesuaian lokasi pendidikan,

sistem informasi pendidikan/ akademis dan sebagai alat bantu pemahaman

dan pembelajaran untuk masalah-masalah geografi untuk siswa).

4. Aplikasi di bidang transportasi dan perhubungan (inventaris jaringan

trasnportasi dan jalur-jalur kendaraan-kendaraan publik lainnya).

6. Kegunaan SIG Dalam Pemetaan Obyek Wisata Alam

Sistem Informasi Geografi (SIG) memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat

baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya sehingga banyak

orang yang mengaplikasikan SIG diberbagai disiplin ilmu, misalnya di bidang

transportasi, pariwisata, kesehatan, lingkungan, sumber daya alam, kependudukan

serta bidang pendidikan.

Manfaat SIG di bidang pariwisata digunakan sebagai inventaris daerah pariwisata

dan analisis potensi daerah unggulan untuk pariwisata. Salah satu alternatif yang

menawarkan solusi terbaik adalah pengkombinasian kemampuan SIG dan

pengindraan jauh. Dengan teknologi inderaja, faktor-faktor lingkungan pariwisata

yang mempengaruhi distribusi, dan kekayaan potensi wisata dapat diperoleh

(47)

21

B. Kerangka Pikir

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sebaran obyek wisata alam yang

ada di Kabupaten Tanggamus, menjadikan banyaknya obyek wisata alam yang

ada menjadi tidak dikenal dan bahkan ada yang tidak dikelola. Untuk mendukung

pengembangan inventaris daerah pariwisata dan analisis potensi daerah unggulan

untuk pariwisata yaitu dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG).

Dalam hal ini, salah satunya dengan memetakan sebaran obyek wisata alam di

Kabupaten Tanggamus dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi

(SIG).

Dalam prosesnya, yakni dengan pengumpulan data obyek wisata alam Kabupaten

Tanggamus baik berupa data spasial maupun data atribut sebagai dasar untuk

memasukkan data dengan merubah data ke bentuk data vector menggunakan

perangkat lunak RtoV dan Arc Info. Selanjutnya, menampilkan data yang telah

diolah dengan menggunakan perangkat lunak Arc View, sehingga keluaran data

SIG berupa peta digital yang kemudian ditampilkan dengan menggunakan

perangkat lunak Adobe Flash CS4. Hasil akhir tampilan dari penyajian informasi

berupa peta sebaran obyek wisata alam yang disertai dengan petunjuk penggunaan

sehingga memudahkan bagi pengguna dalam menggunakan media tersebut. Untuk

(48)

22

Atribut Obyek Wisata Alam

(Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pikir)

Peta Sebaran Obyek Wisata Alam Tanggamus Peta Administratif

Obyek Wisata Alam Tanggamus

Pengolahan Data Hasil Lapangan

Lapangan

Adobe Flash CS4 Softcopy Hardcopy

(49)

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan atau cara untuk

memperoleh pemecahan terhadap segala permasalahan (Joko Subagjo, 1997: 20).

Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoan yang sistematis

untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan

melalui prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian di

bidang ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar

(Widoyo Alfandi, 2001: 108).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian terapan.

”Penelitian terapan merupakan usaha untuk menemukan langkah perbaikan suatu

aspek kehidupan yang perlu diperbaiki atau diimplementasikan (Moh. Pabundu,

2005: 9).

Metode penelitian ini untuk menerapkan atau mengimplementasikan Sistem

Informasi Geograf dengan menggunakan perangkat lunak RtoV 3.2, Arc. Info 3.5,

(50)

24

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data spasial berupa peta administratif Kabupaten Tanggamus.

b. Data Atribut berupa data obyek wisata alam yang terdapat di daerah

Kabupaten Tanggamus.

Obyek wisata tersebut dipetakan, dengan di buat peta obyek wisata alam

menjadi menarik sehingga memberikan kemudahan dalam mengetahui sebaran

obyek wisata alam yang ada di daerah Kabupaten Tanggamus.

2. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perangkat Keras

1. Seperangkat komputer/ laptop untuk membuat peta sebaran obyek

wisata alam di Kabupaten Tanggamus.

2. Printer, untuk mencetak hasil.

3. Scanner, untuk menyiam data (peta administratif Kabupaten

Tanggamus).

4. CD-RW, untuk menyimpan informasi mengenai obyek wisata alam di

daerah Kabupaten Tanggamus.

5. Kamera, untuk mengambil gambar di lapangan atau objek penelitian.

b. Perangkat Lunak

(51)

25

2. Arc Info versi 3.5, untuk menyunting hasil digitasi.

3. ArcView versi 3.1, untuk memvisualisasikan peta obyek wisata alam

Kabupaten Tanggamus.

4. Adobe Flash, untuk membuat media animasi peta obyek wisata alam

Kabupaten Tanggamus.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada objek penelitian (Moh. Pabundu Tika, 2005: 44).

Teknik pengumpulan data ini dengan cara pengamatan langsung di lapangan,

untuk mengetahui lokasi-lokasi wisata di daerah Kabupaten Tanggamus dan

mengambil gambar obyek wisata yang sedang diteliti.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 206).

Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang

diperoleh dari data sekunder dari instansi-instansi terkait. Data sekunder antara

(52)

26

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tanggamus, dan peta administratif

Kabupaten Tanggamus dari Bappeda Tanggamus.

3. Teknik Wawancara

Merupakan suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informas secara

langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.

Wawancara bermakna berhadapan langsung antara pewawancara dengan

responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan (Joko Subagjo, 2006: 39).

Teknik pengumpulan data wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk

memperoleh informasi mengenai obyek wisata alam Kabupaten Tanggamus

kepada pengelola obyek wisata.

D. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dari observasi dan dokumentasi yaitu berupa

gambar-gambar obyek wisata alam di Kabupaten Tanggamus yang diperoleh di lapangan

dan peta-peta pendukung, seperti peta administratif Kabupaten Tanggamus dan

jaringan jalan. Data tersebut digunakan untuk memetakan obyek wisata alam di

Kabupaten Tanggamus. Dalam menjawab rumusan masalah, maka teknik analisa

data yang digunakan adalah analisa data digital.

Analisa digital adalah penggunaan komputer dengan menggunakan program

perangkat lunak untuk mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan maupun

hasil dokumentasi. Penyajian hasil penelitian adalah menampilkan peta sebaran

obyek wisata alam di daerah Kabupaten Tanggamus yang disertai informasi

(53)

27

E. Penggunaan Perangkat Lunak dan Langkah Kerja

Penggunaan perangkat lunak dalam pengolahan data yang telah diperoleh dari

lapangan maupun hasil dokumentasi adalah dengan mengaplikasikan perangkat

lunak RtoV 3.2, Arc Info 3.5, dan ArcView 3.1 untuk memetakan obyek wisata

alam di daerah Kabupaten Tanggamus, sebagai alat bantu bagi wisatawan

sehingga dapat menjadi acuan wisata bagi wisatawan yang akan berwisata ke

Kabupaten Tanggamus mengenai lokasi obyek wisata alamnya. Berikut adalah

langkah-langkah didalam proses penggunaan perangkat lunak:

1. Memetakan obyek wisata alam di daerah Kabupaten Tanggamus

Langkah pertama adalah mengubah semua data yang telah diperoleh ke dalam

bentuk digital melalui proses digitasi. Dalam melakukan digitasi, dilakukan

dengan cara digitasi layer dengan memanfaatkan perangkat lunak program

RtoV 3.2, sehingga semua data yang perlu di digitasi melalui komputer harus

menggunakan program perangkat lunak RtoV 3.2. Selanjutnya, pengoreksian

hasil digitasi dengan menggunakan program Arc Info 3.5, dan penyajian akhir

menggunakan perangkat lunak ArcView 3.1 untuk memvisualkan peta sebaran

obyek wisata alam di daerah Kabupaten Tanggamus.

2. Menampilkan Peta Sebaran Obyek Wisata Alam di daerah Kabupaten

Tanggamus

Output dari hasil penelitian ini adalah peta sebaran obyek wisata alam di

daerah Kabupaten Tanggamus berupa hardcopy dan softcopy. Peta sebaran

obyek wisata di daerah Kabupaten Tanggamus yang berupa hardcopy

(54)

28

print out. Sedangkan, peta sebaran yang berupa softcopy merupakan hasil dari

penggunaan perangkat lunak Adobe Flash, berupa tampilan peta animasi

sehingga pengguna ketika mengklik informasi yang terdapat pada peta akan

muncul penjelasan informasi mengenai obyek wisata alam tersebut.

Penyimpanan peta berupa softcopy menggunakan Compact Disc (CD) sehingga

untuk dapat menggunakan softcopy ini harus disertai dengan komputer agar

(55)

121

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa telah dibuat peta secara digital obyek wisata alam Kabupaten

Tanggamus Propinsi Lampung Tahun 2012 yang memuat informasi mengenai

obyek wisata alam beserta deskripsinya yaitu:

1. Obyek wisata alam bahari berupa: Pantai Terbaya, Pantai Pihabung, Pantai

Cuku Betung, Pantai Batu Balai, Pantai Karang Indah, Pantai Batu Jajar,

Pantai Karang Brak dan Bringin Saka, Pantai Karang Bolong, dan Teluk

Kiluan.

2. Obyek wisata panorama alam berupa Bukit Batu Keramat.

3. Obyek wisata alam air terjun berupa: Air Terjun Way Lalaan, Air Terjun

Talang Ogan, dan Air Terjun Sukamaju.

4. Obyek wisata alam sumber mata air berupa: Sumber Mata Air Gunung

Batu dan Sumber Mata Air Way Bekhak.

5. Obyek wisata alam sumber mata air panas berupa: Mata Air Panas Way

Panas dan Mata Air Panas Muara Dua.

6. Selain itu juga memuat informasi mengenai peta sebaran kecamatan yang

memiliki obyek wisata alam dengan yang tidak memiliki obyek wisata

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kejujuran yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis merupakan prinsip penting. Bahkan prinsip ini merupakan model utama bagi pelaku bisnis manakala bisnisnya ingin

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata- rata hasil tes eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran student facilitator dalam pembelajaran menyimpulkan isi

Setiap pelaku memiliki aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, aktivitas yang dilakukan oleh pelaku menjadi faktor penentu dalam menentukan kebutuhan ruang dari bangunan,

[r]

[r]

Dalam perkuliahan ini dibahas Teori Perbandingan Bahasa, Metode Penyelidikan Linguistik Komparatif, Klasifikasi Bahasa, Metode Klasifikasi Bahasa, Asal-usul Bahasa

1.172.793.000,- (Satu milyar seratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan

Bersertifikat dan Berlabel dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (B2P2TP) Surabaya dan atau Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT (Bidang