• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBYEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN DI PEKON KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBYEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN DI PEKON KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2013"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBYEK WISATA AIR TERJUN WAY LALAAN DI PEKON KAMPUNG BARU

KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2013

Oleh Heni Seprina

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai Persepsi Wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013, dengan titik kajian aksesibilitas, fasilitas, ketersediaan infrastruktur, keamanan serta promosi dan informasi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling sebanyak 50 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner dan dokumentasi. Analisa datanya menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan mendukung. (2) Fasilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan kurang mendukung. Hal ini karena, untuk tempat ibadah/mushola yang kurang terawat. (3) Ketersediaan infrastruktur kurang mendukung, karena untuk jaringan komunikasi dan sistem pembuangan kurang baik. (4) Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan aman untuk dikunjungi. (5) Promosi dan informasi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan kurang baik, karena wisatawan tidak pernah mendengar promosi mengenai Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Heni Seprina dilahirkan di Desa Trirahayu Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran pada 2 September 1991 yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Sunaryo dan Ibu Puji Rutinah. Penulis memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Trirahayu diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tegineneng diselesaikan pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Pringsewu diselesaikan pada tahun 2009.

(7)

MOTO

Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kita jatuh.

(Confuncius)

Jangan takut kalau kemajuanmu lambat, takutlah kalau kamu tidak ada kemajuan sama sekali.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Terima kasih buat penyertaan dan kasih setiaMu.

Dengan sepenuh hatiku persembahkan karya kecilku ini kepada

Kedua orang tuaku, Bapak dan Mamak, Saudaraku Agus Irawan, Kartika Rahayu dan Stefhanus Sandy Prayoga terima kasih atas kesabaran, kasih sayang dan

dukungan serta doa yang senantiasa diberikan untuk keberhasilanku.

Para pendidikku tercinta, yang dengan keikhlasan dan kesabaran mengajariku tanpa pamrih.

(9)

ix

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua limpahan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan kemudahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis menpunyai wawasan yang dapat mempermudah dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

9. Bapak Nurudin selaku pengelola Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam penelitian ini.

10. Sahabat-sahabat bolangku Ririh (RPJ), Winda (WGM), Sri Fitriani (Bretpit), Dian Febrintina, Mbak Eka Fajarwati, Ipul Asrori, Istas, Riyanto, Mbak Tari, Opa Susianti yang telah memberikan semangat dan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Geografi, serta kakak dan adik tingkat yang telah banyak memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata ... 10

2. Persepsi ... 11

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian ... 25

(13)

xiii A. Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 33

1. Letak, Luas dan Batas ... 33

1) Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 44

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46

3) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 47

(14)

1. Area Parkir ... 73

2. Jaringan Komunikasi ... 75

3. Sistem Pembuangan ... 76

4. Instalasi Air Bersih ... 77

d. Keamanan ... 79

1. Ancaman dan Gangguan Keamanan ... 79

2. Papan Peringatan ... 80

3. Kinerja Petugas Keamanan ... 81

e. Promosi dan Informasi ... 82

1. Frekuensi Informasi ... 82

2. Sumber Informasi ... 84

D. Pembahasan ... 85

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 91

B. Saran ... 92

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Kabupaten Tanggamus Bulan Januari-Desember pada Tahun 2012 ... 4

2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

3. Skor untuk Menilai Variabel Aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus ... 31

4. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 35

5. Data Curah Hujan Kecamatan Kota Agung Timur Tahun 2004 – 2013 .... 39

6. Zona/Tipe Iklim Menurut Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 41

7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 ... 45

8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 ... 46

9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2012 ... 47

10.Umur dan Jenis Kelamin Responden ... 50

11.Pendidikan Responden ... 51

12.Pekerjaan Responden ... 52

(16)

14.Jarak Tempuh Responden Menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 54 15.Waktu Tempuh Responden Menuju Obyek Wisata Air Terjun Way

Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 55 16.Persepsi Wisatawan Mengenai Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 56 17.Persepsi Wisatawan Mengenai Kondisi Medan Jalan Menuju Obyek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 58

18.Persepsi Wisatawan Mengenai Jaringan Transportasi Menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 59 19.Jenis Kendaraan yang Digunakan Responden Menuju Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 60 20.Persepsi Wisatawan Mengenai Frekuensi Kendaraan Menuju Obyek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 61 21.Persepsi Wisatawan Mengenai Lokasi Obyek Wisata Air Terjun Way

Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 62 22.Persepsi Wisatawan Mengenai Lokasi Strategis Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 63 23.Persepsi Wisatawan Mengenai Biaya yang Dikeluarkan untuk Berwisata

ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru

Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 64 24.Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Rumah Makan di Obyek Wisata

Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota

Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 68 25.Persepsi Wisatawan tentang Kondisi MCK di Obyek Wisata Air Terjun

Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

(17)

xvii

26.Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Tempat Ibadah di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota

Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 70 27.Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Pondok Wisata di Obyek Wisata

Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota

Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 72 28.Persepsi Wisatawan terhadap Area Parkir di Obyek Wisata Air Terjun

Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 74 29.Persepsi Wisatawan terhadap Jaringan Komunikasi di Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 75 30.Persepsi Wisatawan terhadap Sistem Pembuangan di Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 76 31.Persepsi Wisatawan terhadap Instalasi Air Bersih di Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung

Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 78 32.Persepsi Wisatawan terhadap Ancaman dan Gangguan Keamanan di

Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru

Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 79 33.Persepsi Wisatawan terhadap Ketersediaan Papan Peringatan di Obyek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 80 34.Persepsi Wisatawan terhadap Kinerja Petugas Keamanan di Obyek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 81 35.Pernah Tidaknya Responden Mendengar Promosi Mengenai Obyek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 83 36.Pernah Tidaknya Responden Melihat Spanduk Promosi Mengenai

Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru

Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 83 37.Sumber Informasi Responden Mengenai Obyek Wisata Air Terjun Way

Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

(18)

38.Persepsi Wisatawan terhadap Aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pikir ... 22

2. Peta Administrasi Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 34

3. Peta Topografi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 36

4. Peta Hidrografi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 38

5. Diagram Tipe Curah Hujan Menurut Schmidth-Ferguson ... 42

6. Air Terjun Way Lalaan pada Musim Penghujan ... 49

7. Air Terjun Way Lalaan pada Musim Kemarau ... 49

8. Jalan Memasuki Kabupaten Tanggamus ... 57

9. Jalan Menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 57

10.Medan Jalan Menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 59

11.Lokasi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 63

12.Peta Aksesibilitas Menuju Air Terjun Way Lalaan Berdasarkan Asal Responden Dalam Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 65

13.Peta Aksesibilitas Menuju Air Terjun Way Lalaan Berdasarkan Asal Responden Luar Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 ... 66

14.Warung Makan di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 68

(20)

16.Tempat Ibadah di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 71

17.Pondok Wisata di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 73

18. Area Parkir di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 75

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Kuesioner ... 95 2. Kuesioner Penelitian ... 96 3. Tabel 39. Identitas Responden ... 100 4. Tabel 40. Jawaban Responden tentang Aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 101 5. Tabel 41. Hasil Skor Kuesioner dari Indikator Aksesibilitas ... 103 6. Tabel 42. Jawaban Responden tentang Fasilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ... 104 7. Tabel 43. Jawaban Responden tentang Infrastruktur Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan ... 105 8. Tabel 44. Jawaban Responden tentang Keamanan Obyek Wisata Air

Terjun Way Lalaan ... 106 9. Tabel 45. Jawaban Responden tentang Promosi dan Informasi Obyek

(22)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan beraneka ragam suku bangsa dan budaya serta kekayaan alam, karena Negara Indonesia merupakan negara kepulauan. Bentuk Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan menjadikannya memiliki banyak potensi wisata di berbagai wilayah dengan keindahan alam yang beragam. Potensi wisata yang dimiliki oleh Negara Indonesia bervariasi dari wisata alam, wisata budaya juga wisata historis. Potensi-potensi wisata yang ada di Indonesia tersebut perlu terus dikembangkan, hal ini sangat penting dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, memperluas kesempatan berusaha dan memberikan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran.

Menurut Gamal Suwantoro (1997: 25), alasan sektor pariwisata dipacu untuk dijadikan komoditi andalan disamping migas sebagai komoditi pendukung kelangsungan pembangunan nasional, antara lain:

a. Pola perjalanan wisata di dunia yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.

(23)

2

c. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah dan pengaruh ganda dari pengembangan pariwisata tampak lebih nyata.

d. Komoditi tidak mengenal proteksi.

e. Potensi pariwisata Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia yang beraneka ragam macamnya tak akan habis terjual.

f. Pariwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia pada umumnya.

Dengan semakin meningkatnya kegiatan pariwisata di tanah air diharapkan dapat menjadi primadona baru dalam menunjang pembangunan nasional karena dari sektor pariwisata inilah akan mempunyai jangkuan luas dalam meningkatkan kemantapan landasan sektor ekonomi.

Kegiatan pariwisata yang berlangsung tentunya akan menimbulkan hasrat dan keinginan untuk memelihara semua aset wisata untuk memberikan ketertarikan kepada setiap pengunjung, walaupun kegiatan kepariwisataan banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, transportasi, dan komunikasi, tetapi tempat-tempat yang menjadi obyek tempat berkunjung wisatawan harus mempunyai suasana yang nyaman, bersih, dan aman serta memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga tercipta suasana yang harmonis dan menyenangkan bagi semua pengunjung, untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang tepat dan modal yang besar dalam pemeliharaan suatu obyek wisata.

(24)

dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis obyek dan daya tarik wisata (Happy Marpaung, 2000: 41).

Air Terjun Way Lalaan terletak di kaki Gunung Tanggamus dan merupakan air terjun bertingkat dengan jarak satu sama lainnya lebih kurang 200 m. Air terjun ini berasal dari aliran Way (yang artinya sungai dalam Bahasa Lampung) Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka. Tumpahan air terjun memiliki ketinggian 11 m. Jarak menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan berjarak hanya 8 km dari Kota Agung, ibukota Pemerintahan Kabupaten Tanggamus atau 80 km (1,5 jam) dari Kota Bandar Lampung. Untuk mencapai air terjun ini dapat ditempuh sekitar 15 menit dengan berkendaraan pada kecepatan sedang dari Pekon Batu Keramat ke Way Lalaan. Selanjutnya masuk 300 m dari sisi kiri jalan raya lintas Barat Sumatera (Jalinbarsum) Bandar Lampung ke Kota Agung hingga pintu gerbang.

(25)

4

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Bulan Januari-Desember pada Tahun 2012

No Bulan Jumlah Wisatawan (jiwa)

1 Sumber: Pihak Pengelola Air Terjun Way Lalaan Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 36% dari bulan Januari sebanyak 524 wisatawan menjadi 337 wisatawan pada bulan Desember. Penurunan jumlah wisatawan ini menjadi masalah tersendiri bagi pihak pengelola. Penurunan kunjungan wisatawan sebanyak 36% hal ini masih jauh dari harapan pihak pengelola obyek wisata yang menginginkan jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat.

(26)

Terjun Way Lalaan agar dapat menarik minat wisatawan untuk datang sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul persepsi wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi bahwa dengan adanya persepsi wisatawan yang berkunjung ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan dapat memberikan masukan bagi pengembangan obyek wisata ini, sehingga akan menarik wisatawan untuk datang. Persepsi wisatawan tersebut berkenaan dengan:

1. Daya tarik/ Atraksi wisata

2. Aksesibilitas (tingkat keterjangkauan) 3. Fasilitas penunjang

4. Ketersediaan infrastruktur 5. Keadaan keamanan 6. Promosi dan informasi 7. Pengelolaan/manajemen

C.Batasan Masalah

(27)

6

infrastruktur, keamanan, serta promosi dan informasi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

D.Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013?

2. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap fasilitas yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013?

3. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap infrastruktur yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013?

4. Bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap keamanan di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013?

(28)

E.Tujuan Penelitian

1. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi wisatawan terhadap fasilitas yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

3. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi wisatawan terhadap infrastruktur yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

4. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi wisatawan terhadap keamanan di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

5. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi wisatawan terhadap promosi dan informasi yang dilakukan pihak pengelola dalam memperkenalkan Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus tahun 2013.

F. Kegunaan Penelitian

(29)

8

2. Sebagai suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi di SMA Kelas XI Semester dua dalam pokok bahasan Perhubungan, Pengangkutan dan Pariwisata dengan sub pokok bahasan Pariwisata.

3. Dapat memberi informasi dan sumbangan pemikiran bagi pihak yang terkait, khususnya pengelola Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus untuk pengembangan yang lebih lanjut.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan kajian kepariwisataan.

G.Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek penelitian yaitu persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas, fasilitas, ketersediaan infrastruktur, keamanan serta promosi dan informasi Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus.

2. Subyek penelitian yaitu wisatawan yang sedang berkunjung ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus.

3. Ruang lingkup tempat penelitian yaitu Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan. 4. Ruang lingkup waktu yaitu tahun 2013.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pariwisata.

(30)

keindahan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat, perjalanan laut dan udara, dan sebagainya. Dua segi tersebut yaitu segi industri pariwisata dan segi geografi umum menjadi bahasan dalam Geografi Pariwisata.

(31)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata

Menurut Ramaini (1992: 2):

“Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi dan pariwisata, yaitu industri pariwisata seperti perhotelan, rumah makan, cinderamata, biro perjalanan, dan atraksi wisata. Dalam segi geografi seperti iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat budaya, perjalanan darat, udara dan sebagainya.”

Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Kegiatan pariwisata yang banyak sekali seginya dimana semua kegiatan tersebut dapat disebut dengan industri pariwisata, seperti perhotelan, restoran, toko cinderamata, transportasi, biro jasa, tempat-tempat hiburan, obyek wisata, atraksi budaya dan sebagainya. Segi-segi geografi umum yang dikaji dalam pariwisata antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat, laut dan sebagainya (Gamal Suwantoro, 1997: 28).

(32)

geografi yang pembahasannya ditekankan pada masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk wisatanya sendiri sebagai konsumen dari obyek wisata.

Geografi pariwisata juga berperan dalam menunjang aktivitas pariwisata dapat sebagai media untuk melayani kebutuhan wisatawan mengenai suatu produk wisata yang disajikan oleh suatu daerah atau negara, misalkan seorang wisatawan yang berasal dari luar negeri ingin berlibur dan berhasrat mengunjungi suatu obyek wisata yang ada di Indonesia. Langkah awal yang wisatawan tersebut lakukan adalah mencari tahu tentang obyek wisata yang akan dituju, biaya yang harus dikeluarkan, masalah transportasi dan akomodasi yang akan digunakan dan lain sebagainya. Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka diperlukan pengetahuan geografi pariwisata.

2. Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata perception, yang diambil dari bahasa latin perceptio, yang berarti menerima atau mengambil. Menurut Mar’at (1989: 21) persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Aspek kognisi merupakan aspek penggerak perubahan karena informasi yang diterima akan menentukan perasaan dan kemauan untuk berbuat. Komponen kognisi ini akan berpengaruh untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap suatu objek yang merupakan jawaban atas pertanyaan.

(33)

12

persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Jadi persepsi adalah pandangan atau pendapat seseorang dalam memahami suatu obyek yang dilihat, didengar maupun dirasakan.

3. Obyek Wisata

Menurut Oka A. Yoeti (1996: 172), pengertian obyek wisata biasanya lebih digunakan istilah “tourist attractions” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik

bagi orang untuk mengunjungi daerah tersebut. Dari arti tersebut berarti bahwa obyek wisata tidak dapat lepas dari apa yang ditawarkan suatu tujuan wisata. Pariwisata akan sangat tergantung dengan daya tarik yang ada.

Obyek wisata alam merupakan tempat-tempat berlibur, beristirahat dan rekreasi untuk memulihkan kembali kesehatan jasmani dan rohani, wisata alam disebut juga wisata liburan dan wisata kesehatan karena tempat-tempat wisata seperti ini biasanya terdapat di arah pegunungan atau daerah pantai, disamping karena letak geografisnya mempunyai pemandangan yang indah juga memiliki udara serta iklim yang dapat menyehatkan badan (Nyoman S. Pendit, 1990: 67).

(34)

4. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemampuan orang untuk mencapai tujuan dimana seseorang dapat melaksanakan kegiatan tertentu. Aksesibilitas dapat dihitung berdasarkan jumlah waktu dan jarak yang ditempuh oleh seseorang dalam menempuh perjalanan antara tempat ia tinggal dan dimana fungsi-fungsi fasilitas itu ada.

Menurut James J. Spillane (1997: 38):

“Aksesibilitas merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan wisata tertentu, dapat lebih mudah atau lebih sulit untuk menjangkaunya. Aksesibilitas dapat diukur dengan beberapa parameter seperti kemiringan jalan dan lokasi objek wisata”.

Menurut Kusidianto Hadinoto (1996: 121-122) agar pariwisata bisa berkembang, maka suatu daerah tujuan wisata harus assessibel (bisa didatangi), artinya harus memiliki aksesibilitas yang tinggi yaitu seperti:

a. Pengaturan perjalanan harus nyaman, komparatif ekonomi.

b. Apabila jarak menuju pasar wisata melebihi 250 km, maka harus tersedia angkutan nyaman dan modern, lazimnya angkutan udara maupun kereta api cepat agar daerah wisata tersebut bisa menerima jumlah wisatawan yang cukup besar. c. Jalan-jalan perlu nyaman dan aman, beraspal tidak berlubang, tidak berdebu,

dengan cukup rambu-rambu lalu lintas, sedangkan kendaraan juga perlu nyaman dan bersih, layak digunakan (tidak rusak di tengah perjalanan, sopir bertanggung jawab).

d. Langsung dan cepat adalah syarat perjalanan wisatawan.

e. Waktu adalah penentu perjalanan, artinya bagi perjalanan jauh waktu yang diperlukan adalah lebih penting daripada biaya perjalanan.

(35)

14

jalan akan selalu menjadi pertimbangan wisatawan. Wisatawan biasanya lebih memilih suatu obyek wisata yang lokasinya mudah dijangkau dengan jalan yang bagus dan biaya yang murah atau terjangkau.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa obyek wisata yang mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi dapat memberikan kemudahan transportasi, komunikasi, dan informasi yang akan mempercepat kemajuan obyek wisata tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan jalan-jalan yang baik, waktu lalu lintas yang lancar, alat-alat angkutan yang tercepat disertai dengan syarat-syarat kenyamanan. Jadi aksesibilitas sangat berpengaruh pada perkembangan suatu daerah obyek wisata, karena suatu daerah yang mempunyai tingkat keterjangkuan tinggi akan mengalami perkembangan yang pesat dan dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

5. Fasilitas

(36)

Menurut James J. Spillane (1997: 40):

“Fasilitas merupakan sarana yang menunjang dan menambah kenyamanan wisatawan dalam berekreasi, seperti hotel, rumah makan, pondok wisata, toko souvenir, telepon umum, bank dan tempat rekreasi. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attraction berkembang”.

Gamal Suwantoro (1997: 50) kebutuhan wisatawan terhadap fasilitas yang baik atau diperlukan pada umumnya adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan transportasi.

2) Kebutuhan akan penginapan dari berbagai jenis dengan tarif dan pelayanan yang sesuai dengan budgetnya. Fasilitas yang diperlukan adalah jasa akomodasi yang variabel, antara lain hotel, losmen dan jenis penginapan lainnya.

3) Kebutuhan akan makanan/minuman. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut wisatawan memerlukan jasa pangan yang menyediakan pelayanan makan-minum, baik berupa makanan spesifik daerah setempat (local food) maupun makanan ala negara asal wisatawan. Sarana yang harus tersedia antara lain bar dan restaurant, rumah makan dan lain-lain.

4) Kebutuhan untuk melihat dan menikmati objek wisata, atraksi wisata serta tour tempat-tempat yang menarik. Kunjungan wisatawan di suatu daerah terutama adalah karena adanya suatu atraksi wisata yang menarik, disamping karena dorongan rasa ingin tahu (curiousity). Fasilitas yang diperlukan adalah jasa angkutan dan pelayanan perjalanan, seperti biro perjalanan, guide dan angkutan wisata.

5) Kebutuhan akan hiburan dan kegiatan rekreasi di waktu senggang. Fasilitas yang mereka perlukan adalah tempat-tempat hiburan, amuaementpark entertainment, tempat golf, kolam renang dan lain-lain.

6) Kebutuhan akan barang-barang cinderamata yang spesifik dan khas buatan masyarakat setempat, yang dapat dijadikan kenang-kenangan perjalanannya untuk oleh-oleh. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan toko-toko cinderamata (souvenir shop) sebagai penyalur produk kreasi seni pengrajin setempat.

7) Kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang konsumsi/keperluan pribadi yang didorong oleh keinginan berbelanja barang-barang yang harganya relatif lebih murah dibanding apabila dibeli di negara tempat tinggal wisatawan. Fasilitas yang diperlukan adalah tersedianya toko-toko serba ada atau toko biasa dengan harga yang bersaing.

(37)

16

berasal dari luar daerah atau kota seperti fasilitas hotel atau penginapan, rumah makan, telepon umum sebagai alat komunikasi, tempat ibadah, kantin, tempat parkir, MCK serta toko souvenir yang menjual berbagai produk sebagai ciri khas obyek wisata yang dikunjunginya. Selain itu, ketersediaan fasilitas rekreasi untuk berbagai kegiatan wisatawan harus tersedia pada setiap obyek wisata.

6. Infrastruktur

Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas dari suatu wilayah

atau daerah. Hal ini termasuk sistem pengairan, jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal-terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, jalan-jalan/jalan raya dan sistem keamanan. Infrastruktur yang baik sangat dibutuhkan untuk menunjang fasilitas dan pelayanan pariwisata, karena akan mendorong perkembangan pariwisata itu sendiri” (James J. Spillane, 1997: 69).

Menurut Happy Marpaung dan Herman Bahar (2002: 72) sebagian infrastruktur yang banyak dipikirkan dan baik adalah sebagai berikut:

1. Air . Suatu resort memerlukan 350 hingga 400 galon air per kamar per hari. Jumlah air harus selalu tersedia.

2. Komunikasi dan aliran listrik. Aliran listrik dan komunikasi harus memadai dan pelayanan kontinyu.

3. Pembangunan kotoran dan air limbah. Diperlukan sekitar 1800 galon per hari acre tanah yang dibangun.

4. Jalan dan jalan raya. Pertanyaan dasar yang harus dijawab adalah ke arah mana perluasan daerah wisata akan dilakukan dan akomodasi harus diisolasi dari pola aliran lalu lintas normal.

5. Taman dan rekreasi. Taman dan rekreasi dapat menjadi tempat bertemu antara penduduk setempat dan para pengunjung.

(38)

7. Pendidikan. Fasilitas pendidikan akan dibutuhkan bukan untuk wisatawan akan tetapi untuk para pekerja mungkin membutuhkan training keahlian yang diperlukan untuk melayani para tamu, sementara pendidikan penduduk setempat mungkin perlu untuk memberi dukungan pada pembangunan kepariwisataan.

8. Rumah karyawan. Jika daerah wisata terletak di daerah terpencil maka perumahan untuk para pekerja mutlak diperlukan. Perumahan ini sebaiknya terletak agak jauh dari akomodasi para tamu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa infrastruktur yang baik sangat dibutuhkan untuk menunjang fasilitas dan pelayanan pariwisata, karena akan mendorong perkembangan pariwisata itu sendiri. Infrastruktur dari suatu daerah sebetulnya dinikmati dan digunakan baik oleh wisatawan ataupun penduduk yang tinggal di daerah wisata, jika infrastrukturnya ditingkatkan maka akan ada keuntungan bagi penduduk yang bukan wisatawan. Maka pemenuhan dan penciptaan infrastruktur pada suatu obyek wisata adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana yang cocok bagi perkembangan pariwisata dan kenyamanan wisatawan yang datang.

7. Keamanan

(39)

18

1. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kasus pencopetan, pemerasan, penodongan, penipuan, serta lain sebagainya.

2. Terserang penyakit yang menular dan penyakit yang berbahaya lainnya. 3. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang

baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lif, atau alat perlengkapan rekreasi atau sarana olahraga.

4. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan yang mempunyai tangan jahil, ucapan, dan tindakan serta perilaku yang kurang bersahabat serta lain sebagainya.

8. Promosi dan Informasi

Menurut Oka A. Yoeti (1996: 52) promosi secara sederhana bertujuan untuk memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual, maka tugas kegiatan promosi adalah menarik semua penduduk untuk dapat membeli paket wisata yang telah dipersiapkan. Pada dasarnya tujuan promosi tidak lain adalah:

1. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin.

2. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang berkunjung.

3. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.

(40)

1. Promosi beranjak dari produksi dan berkaitan dengan upaya memacu kemungkinan penjualannya.

2. Promosi biasanya dilakukan dengan perantara media seperti iklan, publisitas dengan segala macam caranya hubungan masyarakat.

3. Promosi dengan sendiri tidak cukup, karena terutama berkaitan dengan penyebaran informasi dan memacu penjualan dengan cara yang agak terpotong. 4. Promosi tidak mencakup kebijakan secara keseluruhan karena promosi tidak

dapat berlangsung dengan sendirinya.

5. Promosi akan meliputi seluruh kegiatan yang merencanakan, yang termasuk didalamnya penyebaran informasi (periklanan, film, brosur, bukti panduan, poster, dan sebagainya).

6. Promosi dilakukan melalui beragam saluran media massa surat kabar, bioskop, radio, TV, pengiriman surat dan lain-lain, kepada wisatawan real atau yang berita dan mempengaruhi calon wisatawan agar berminat datang ke suatu daerah tujuan wisata atau supaya memanfaatkan jasa tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, pesan yang dapat disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa mempengaruhi. Pesan-pesan tersebut disampaikan kepada calon wisatawan dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi kepada yang dianggap akan melakukan perjalanan wisata.

Sistem informasi pariwisata ini penting dalam kegiatan pariwisata, terutama dalam pemasaran pariwisata, karena melalui sistem informasi pariwisata inilah konsumen dapat dipengaruhi dan mengenal jenis atraksi dan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di tempat yang akan mereka kunjungi sebagai gambaran awal bagi mereka untuk menimbulkan motivasi melakukan perjalanan.

9. Wisatawan

(41)

20

dimana masih banyaknya tempat-tempat wisata yang berpotensi untuk dikembangkan namun belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini berdampak pada kenyamanaan pengunjung rasa tidak puas atas kondisi demikian menyebabkan penurunan jumlah pengunjung obyek wisata sehingga obyek wisata sulit mengalami perkembangan.

B.Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Hasil

1 Danil Hanoris 0213034001

Persepsi Wisatawan terhadap Obyek Wisata Tabek Indah di Desa Pemanggilan

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2007

(42)

2 Siti Rodiah 0113034046

Persepsi Wisatawan terhadap Obyek Wisata Pantai Pulau Pasir di Desa Rangai Trirunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2006

Sebanyak 55,3% persepsi wisatawan menyatakan hal yang negatif (hal yang tidak baik) mengenai Obyek Wisata Pantai Pulau Pasir dan hanya 44,7% pesepsi wisatawan yang menyatakan hal yang positif (hal yang baik) mengenai terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan

(43)

22

persyaratan keberadaan suatu obyek wisata, berbagai persyaratan obyek wisata tersebut pada umumnya tidak diperhatikan oleh pengelola obyek wisata, akibatnya obyek wisata tersebut kurang diminati wisatawan, hal ini dapat menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung sedikit sehingga tidak sesuai harapan yang diinginkan oleh pihak pengelola.

Adapun yang menjadi modal suatu obyek wisata agar lebih menarik minat wisatawan berekreasi antara lain aksesibilitas menuju obyek wisata tersebut, adanya fasilitas penunjang obyek wisata, infrastruktur, keamanan serta promosi dan informasi yang dilakukan oleh pihak pengelola wisata untuk memperkenalkan obyek wisata tersebut . Oleh karena itu untuk mengetahui apakah suatu obyek wisata menarik untuk dikunjungi atau tidaknya maka diperlukan masukan-masukan berupa persepsi wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata. Hal ini dapat digambarkan dalam diagram gambar 1 berikut:

Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Persepsi Wisatawan

Obyek wisata Air Terjun Way Lalaan

1. Aksesibilitas (tingkat keterjangkauan) 2. Fasilitas

3. Infrastruktur 4. Keamanan

(44)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey. Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989: 3) bahwa penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suatu populasi dapat dikatakan sebagai himpunan individu atau objek yang banyak terbatas dan tidak terbatas (Bintarto dan Surastopo, 1979: 42). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

2. Metode Penentuan Sampel

(45)

24

yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang sebelumnya (Nasution, 1987: 95).

Ada 3 jenis cara penarikan sampel dengan teknik bukan peluang ( non probability sampling), yaitu accidental sampling, quota sampling, dan purposive sampling

(Kusmayadi, 2004: 69). Pengambilan sampel wisatawan dalam penenlitian ini ditetapkan secara quota sampling sebanyak 50 responden baik responden laki-laki maupun perempuan tanpa membedakan asal wisatawan. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya secara accidental sampling, yaitu cara memperoleh sampel berdasarkan siapa saja wisatawan yang kebetulan ditemui pada saat melakukan penelitian, yang diambil dari daerah penelitian, dari luar kecamatan daerah penelitian dan dari luar kabupaten daerah penelitian.

Dengan metode ini proses pengambilan sampel dilakukan tanpa perencanaan yang seksama. Responden yang dimintai informasi kebetulan ditemui pada saat melakukan penelitian, benar-benar dilakukan secara kebetulan dan dengan pertimbangan tertentu. Agar tidak terjadi pengelompokan jawaban yang sama dan diperoleh jawaban yang bersifat umum maka wisatawan yang sifatnya rombongan akan diambil beberapa responden saja sebagai perwakilan.

(46)

mewawancarai responden satu per satu dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari hingga siang hari saat para pengunjung berdatangan.

C.Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Langkah penting dalam penelitian ini adalah penentuan variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan yang meliputi aksesibilitas, fasilitas, ketersediaan infrastruktur, keamanan serta promosi dan informasi.

2. Indikator Penelitian

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator dalam penelitian ini yaitu:

a. Aksesibilitas

(47)

26

Setiap satu pertanyaan terdiri dari empat pilihan jawaban dengan ketentuan skor yaitu apabila wisatawan memilih jawaban a akan memperoleh skor 4, apabila jawaban b akan memperoleh skor 3, apabila jawaban c akan memperoleh skor 2 dan apabila jawaban d akan memperoleh skor 1. Berdasarkan skor jawaban responden pada kuesioner maka didapat skor tertinggi adalah 40 dan skor terendahnya 10.

b. Fasilitas

Fasilitas merupakan sarana yang memberikan pelayanan bagi para pengunjung obyek wisata guna menambah kenyamanan wisatawan dalam berekreasi. Fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang terdapat di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan yang disediakan oleh pengelola obyek wisata agar dapat digunakan oleh wisatawan yang berkunjung. Dalam menentukan persepsi wisatawan terhadap fasilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ditinjau dari indikator fasilitas dapat diketahui melalui 4 pertanyaan pada kuesioner yang akan dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

c. Infrastruktur

(48)

d. Keamanan

Keadaan keamanan merupakan kondisi yang memberikan ketenangan serta ketentraman bagi pengunjung. Dalam menentukan persepsi wisatawan terhadap keamanan di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ditinjau dari indikator keamanan dapat diketahui melalui 3 pertanyaan pada kuesioner yang akan dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

e. Promosi dan Informasi

Promosi dan informasi biasanya digunakan oleh pihak pengelola guna memberikan informasi tentang daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi oleh calon wisatawan. Dalam menentukan persepsi wisatawan terhadap promosi dan informasi mengenai Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan ditinjau dari indikator promosi dan informasi dapat diketahui melalui 3 pertanyaan pada kuesioner yang akan dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

D.Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

(49)

28

2. Kuesioner

Teknik kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Kuesioner ditujukan kepada pengunjung yang berada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan. Data yang diambil meliputi identitas wisatawan, persepsi wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan yang meliputi aksesibilitas, fasilitas, infrastruktur, keamanan serta promosi dan informasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk menjaring data sekunder yang didapat dari pengelola Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa kondisi umum di daerah penelitian serta keadaan sarana prasarana yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

E.Teknik Analisis Data

(50)

aksesibilitas digunakan teknik scoring. Adapun scoring yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penilaian terhadap parameter dari variabel penelitian.

b. Scoring yaitu memberikan nilai relatif skor 1 sampai 4 untuk beberapa variabel.

c. Menjumlahkan skor ideal total pada setiap penelitian parameter dari variabel penelitian.

d. Total skor dari jumlah parameter dari variabel yang diukur untuk menentukan ke dalam empat kelas.

Kemudian ditentukan kelas intervalnya dengan menggunakan rumus Strugges, yaitu sebagai berikut:

i

=

(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997: 37)

Keterangan:

NT : Nilai tertinggi NR : Nilai terendah K : Kategori I : Interval

(51)

30

(Moh. Ali , 1987: 84)

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah jawaban yang diperoleh N : Jumlah responden

(52)

Tabel 3. Skor untuk Menilai Variabel Aksesibilitas Obyek Wisata Air Tejun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus

Variabel Parameter Kriteria/pendapat Skor Aksesibilitas a.Jarak tempuh - 0km-25km

- 26km-50km c. Kondisi jalan - Jalan aspal kondisi sangat baik

- Jalan aspal kondisi baik - Jalan aspal sedikit berlubang - Jalan tanah

- Lokasi di tepi jalan raya - Lokasi di tepi jalan kecil - Lokasi di tepi jalan lokal - Lokasi di jalan terpencil

4

(53)

32

Untuk menentukan klasifikasinya dapat dilakukan dengan menggunakan teknik scoring dengan menggunakan rumus model strungges maka diperoleh interval kelas sebagai berikut:

Dengan demikian didapat jumlah interval kelas untuk mengukur aksesibilitas dikategorikan menjadi 4 kriteria penilaian yaitu sangat mendukung, mendukung, cukup mendukung dan kurang mendukung. Kemudian untuk menentukan besarnya interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range-nya, yaitu selisih antara skor tertinggi dan terendah. Dari hasil perhitungan itulah, maka dapat diperoleh skor tertinggi 40 dan skor terendah 10. Dengan demikian interval aksesibilitasnya adalah:

(54)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai persepsi wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Aksesibilitas Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan mendukung. Hal ini

didukung oleh jalan aspal dengan kondisi yang baik menuju Obyek Wista Air Terjun Way Lalaan. Lokasi obyek wisata yang berada di tepi jalan raya dan cukup strategis karena terletak di jalan lintas Barat Sumatera, sehingga mudah ditemukan oleh wisatawan. Selain itu, wisatawan yang tidak menggunakan kendaraan pribadi dapat menggunakan kendaraan umum seperti bus untuk menuju Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

2. Fasilitas yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan kurang mendukung. Hal ini karena, untuk tempat ibadah/mushola yang kurang terawat. 3. Infrastruktur di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan kurang mendukung. Ketersediaan infrastruktur dikatakan kurang mendukung, karena untuk masalah jaringan komunikasi, instalasi air bersih dan sistem pembuangan masih mengalami masalah.

(55)

92

5. Promosi dan informasi mengenai Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan kurang baik. Hal ini terbukti dari tidak pernah dilakukannya promosi mengenai Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

B.Saran

1. Disarankan kepada pihak pengelola untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan fasilitas yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan seperti tempat ibadah untuk dipugar kembali agar dapat digunakan dengan baik oleh wisatawan yang akan menjalankan ibadahnya dan menambah jumlah pondok wisata.

2. Disarankan kepada pihak pengelola untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan infrastruktur yang ada di Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan, terutama masalah sistem pembuangan yaitu sampah yang berserakan untuk disediakan tempat sampah yang layak.

3. Disarankan untuk pihak pengelola untuk menambah papan peringatan demi keselamatan wisatawan dalam berwisata agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan wisatawan.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno, S. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Danil Hanoris. 2008. Persepsi Wisatawan Terhadap Obyek Wisata Tabek Indah Di Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2007 (Skripsi). Universitas Lampung,Bandar Lampung.

Djamari. 1980. Pengantar Geografi Transportasi Buku Ajar. Bandung: IKIP. E. A. Chalik. 1991. Panduan Sadar Wisata I. Jakarta: Kadit Bina Wisata

Nusantara.

Gamal Suwantoro. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Happy Marpaung. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Happy Marpaung dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung:

Alfabeta.

Ida Bagus Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. James J. Spillane. 1987. Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Kanisisus.

. 1997. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta: Kanisisus.

Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta: Gramedia Pustaka. Kusudianto Hadinoto. 1996. Perencanaan dan Pegembangan Destinasi

Pariwisata. Universitas Indonesia.

Mar’at. 1989. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

(57)

94

Nasution S. 1987. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nyoman S. Pendit. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. Oka A.Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Angkasa.

. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.

Ramaini. 1992. Geografi Pariwisata Jilid I. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Salah Wahab. 1996. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradya Paramita. Siti Rodiah. 2006. Persepsi Wisatawan Terhadap Obyek Wisata Pantai Pulau

Pasir Di Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2006 (Skripsi). Universitas Lampung,Bandar Lampung.

Soegiyarto Mangkuatmodjo. 1997. Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta. Subarjo. 2004. Diktat Meteorologi dan Klimatologi. Bandar Lampung:

Pendidikan Geografi UNILA.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus Bulan Januari-Desember pada Tahun 2012
Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian sebelumnya tentang keaktifan belajar di TPQ dan peranan TPQ untuk meningkatkan prestasi belajar, penelitian ini berusaha membandingkan hasil

paragraph 4 letter a, in conjunction with article 10 paragraph 5. Approval upon the usage of Net Profit of the Company for the financial year ends on 31 December 2015. The 2 nd

Rincian Perubahan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Kode

Hasil penelitiannya ditemukan: (1) Strategi kepala sekolah dalam mengatasi masalah guru yang kurang disiplin yaitu dengan cara memanggil guru yang bersangkutan

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini yaitu untuk pengembangan keilmuan dibidang ekonomi dan bisnis Islam, khususnya dalam pengetahuan strategi scale up

Keberadaan SMP Negeri 5 Padang Cermin Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dilihat dari lokasi keberadaannya sekolah ini termasuk strategis, baik dari segi

Penelitian ini bertujuan memahami dampak stigmatisasi dalam hubungannya dengan perilaku kekerasan terhadap penderita; serta untuk mengetahui perilaku kekerasan yang dilakukan

Jadwal Pelaksanaan Pembagian Deviden Tunai atas Efek INDOMOBIL MULTI JASA Tbk (IMJS).. Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi 3 Juli 2017 Tanggal Ex Dividen di