• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PEMAHAMAN PUSAKA DAN KOTA PUSAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I PEMAHAMAN PUSAKA DAN KOTA PUSAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN PUSAKA

DAN KOTA PUSAKA

PELESTARIAN KOTA PUSAKA (MK. 04.02.114)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA ,

FAKULTAS TEKNIK

(2)

LATAR BELAKANG

Kekayaan Cipta, Rasa,

Karsa ,

(3)
(4)
(5)

PENGERTIAN PUSAKA DAN PELESTARIAN

PUSAKA

Terminologi

"Pusaka"

sebagai

terjemahan kata

heritage (Pusaka,

dalam kamus Indonesia Inggris

oleh

Poerwadarminto,

berarti

heritage (bhs.Ingris).

Pada Tahun Pusaka Indonesia 2003

(tema:

Merayakan

Keanekaragaman),

Jaringan

Pelestarian Pusaka Indonesia (JPPI)

bekerjasama dengan International

Council on Monuments and Sites

(ICOMOS)

Indonesia

dan

Kementerian

Kebudayaan

dan

Pariwisata

Republik

Indonesia

mendeklarasikan

Piagam

Pelestarian Pusaka Indonesia

2003

Piagam Pelestarian Pusaka

Indonesia

Pusaka Indonesia

adalah pusaka

alam, pusaka budaya, dan pusaka

saujana.

a.Pusaka alam

adalah bentukan

alam yang istimewa.

Pusaka budaya

adalah hasil

cipta, rasa, karsa, dan karya

yang istimewa dari lebih 500

suku bangsa di Tanah Air

Indonesia, secara sendirisendiri,

sebagai

kesatuan

bangsa

Indonesia,

dan

dalam

interaksinya dengan budaya lain

sepanjang

sejarah

keberadaannya.

Pusaka saujana

adalah

gabungan pusaka alam dan

(6)

Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia

b. Pusaka budaya mencakup pusaka berwujud dan pusaka tidak

berwujud;

c. Pusaka yang diterima dari generasi-generasi sebelumnya

sangat penting sebagai landasan dan modal awal bagi

pembangunan masyarakat Indonesia di masa depan

, karena

itu harus (*Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia saujana adalah

sejauh mata memandang) dilestarikan untuk diteruskan kepada

generasi berikutnya dalam keadaan baik, tidak berkurang nilainya,

bahkan perlu ditingkatkan untuk membentuk pusaka masa datang;

(7)

Pengertian Plestarian Lainnya :

o

(Adishakti,

1997)

,

Kesinambungan

yang

menerima

perubahan

merupakan

konsep

utama pelestarian, sebuah pengertian yang

berbeda dengan preservasi. Konsekuensinya,

perubahan yang dimaksud bukanlah terjadi

secara drastis, namun perubahan secara alami

dan terseleksi

o

(Asworth,

1991)

,

Pelestarian

merupakan

manajemen perubahan

o

(Burke, 1976 dalam Asworth, 1991)

, Pelestarian

dalam

konteks

perkotaan

berarti

pula

mengawetkan bagian tertentu pusaka dengan

memberikan

tidak

hanya

kebertanjutan

keberadaannya tetapi juga memiliki manfaat

untuk masa depan

Eko Budihardjo , 1997

Preservasi  Statis Konservasi  Dinamis

Rekonstruksi

,

Restorasi

,

Adaptasi

,

Revitalisasi

De Driekleur Kondisi Tahun 1939

sumber : Bandung Citra Sebuah Kota ,2007

De Driekleur Kondisi Tahun 2007

(8)
(9)

a. Pusaka Budaya Ragawi (

Tangible Cultural

Heritage

)

Semua pusaka budaya yang mempunyai raga atau berbentuk benda.

Pusaka budaya ragawi bergerak adalah pusaka budaya ragawi yang dengan mudah dapat dipindah-tempatkan. Contoh adalah area, keramik perabot rumah tangga, tekstil, kereta, foto, dan masih banyak lagi.

Pusaka budaya ragawi tak bergerak adalah pusaka ragawi yang tidak dapat dipindah tempatkan tanpa mengubah atau merusak pusaka-pusaka budaya ragawi yang dimaksud. Pusaka ini memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan lokasi keberadaannya. Apabila dipisahkan dari lokasi keberadaannya, nilai dan makna pusaka budaya ragawi tersebut menjadi berubah, bahkan dapat hilang sama sekali. Termasuk di dalam kategori pusaka budaya ragawi tak bergerak adalah pusaka bangunan dan monumen

(10)

a. Pusaka Budaya Tak Ragawi

( In Tangible Cultural Heritage)

• Pusaka budaya tak ragawi adalah suatu kekayaan masa lalu yang sifatnya abstrak, tidak berwujud secara fisik, tetapi mengandung nilai, manfaat, makna, keahlian, dll. yang sangat tinggi dan berharga bagi kehidupan.

• The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menegaskan bahwa warisan budaya adalah situs warisan budaya, kota pusaka, saujana budaya, situs alam sakral, pusaka budaya bawah laut, museum, pusaka budaya bergerak, kerajinan, dokumentasi pusaka secara digital, pusaka sinematografi, tradisi oral, bahasa, festival, religi dan kepercayaan, musik dan lagu, seni pertunjukkan, obat tradisional, literature, kuliner tradisional, dan olahraga tradisional.

• Sebagian besar dari warisan budaya tersebut merupakan pusaka budaya tak ragawi, yaitu tradisi oral bahasa, proses kreasi kemampuan dan pengetahuan, seni pertunjukkan, festival, religi dan kepercayaan, kosmologi, serta sistem pembelajaran dan kepercayaan serta praktek-praktek kepercayaan yang terkait dengan alam.

(11)

PUSAKA SAUJANA

Kriteria sebuah kawasan dianggap sebagai pusaka

saujana

Kawasan dengan karakter unik, yang tidak

ditemukan di tempat lain

Kawasan yang menjadi mahakarya (masterpiece)

dari ciptaan yang jenius, di bidang arsitektur, seni

monumental, perencanaan kota atau bentang

alam

Kawasan dengan tradisi budaya tinggi

Kawasan

yang

menggambarkan

tingginya

peradaban dan sejarah manusia;

Kawasan dengan permukiman tradisional

Kawasan

dengan

tradisi

berkehidupan

masyarakatnya,

seperti

kepercayaan

dan

kesenian.

(12)

TINGKAT PUSAKA DAN PENGELOLAANNYA

Ditinjau dari segi nilai, kepentingan dan luas pengaruhnya

Sempit

: terbatas untuk perorangan

Luas

: sangat penting bagi kehidupan ,

masyarakat banyak, bangsa dan kemanusiaan

Dari segi kepentingan dan luas pengaruhnya pusaka dapat

dikelompokkan dalam:

Warisan dunia (

world heritage

)

Pusaka nasional

Pusaka propinsi

Pusaka kota/kabupaten

Pusaka Komunitas

tidak mempunyai formalitas pengesahan tetapi diakui oleh komunitas

ini sebagai suatu aset bersama yang penting dan harus dilestarikan

Pusaka Rakyat

Pusaka baik berbentuk benda, ruang, tempat, budaya tak ragawi yang

merupakan karya masyarakat bisa dikategorikan sebagai Pusaka

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hamidi (2007: 126-128) dalam bukunya “ Metode Penelitian dan Teori Komunikasi ” menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan satuan analisis ( unit of analysis )

Penentuan lokasi kesesuaian lahan untuk tanaman asparagus dilakukan dengan metode evaluasi lahan yang menggunakan citra satelit sebagai sumber data, didukung dengan kerja

Hasil dari penelitian ini menjelaskan ada beberapa alasan perempuan buruh gendong memilih pekerjaan sebagai buruh gendong yaitu ekonomi, menjai single parents, tidak memiliki

Sinar Indah Kertas diharapkan dapat melakukan perhitungan secara benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta selalu mengikuti perkembangan peraturan yang

Dalam konteks pedagang kuliner di Kota Singkawang toleransi yang dibangun di atas meja makan merupakan suatu budaya masyarakat untuk makan bersama yang kemudian diselingi

Rataan Heterozigositas (Ĥ) dari ketiga lokus menunjukkan bahwa sapi Katingan yang berasal dari populasi Tumbang Lahang mempunyai keragaman genetik yang sedikit lebih

Pringgowirawan awan sert serta a m menyus enyusun un dan dan m menyampaika enyampaikan n lapor laporan an kepada kepada TP-PKK TP-PKK Kecamatan Sumberbaru merupakan

Dengan demikian jelaslah bahwa orang Muslim yang mati tenggelam adalah syahid,sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah الله وحمر pernah ditanya tentang seorang yang menaiki