• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 AKUNTANSI KLIRING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 4 AKUNTANSI KLIRING"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

AKUNTANSI KLIRING

(2)

Akuntansi

Kliring

Dalam menjalankan

fungsinya, bank komersial menggunakan sarana

kliring untuk

memudahkan sarana transaksi antarbank.

Transaksi antarbank

tersebut menggunakan alat baar berupa cek, bilyet giro, dan surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank.

Kliring merupakan sarana

atau cara perhitungan hutang-piutang dalam

bnetuk surat-surat

berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.

Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya

dilakukan secara manual tetapi juga secara otomatis maupun elektronik.

Oleh karena itu kliring didefinisikan juga sebagai

(3)

A. Sistem Kliring

a. Sistem Manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan

perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta

pemilahan warkat

dilakukan secara manual oleh setiap peserta

b. Sistem semi otomatis,

yaitu sistem

penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan

secara otomatis,

sedangkan pemilahan wakat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.

c.Sistem otomatis, yaitu penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilihan wakat dilakukan oleh penyelenggara secara otomatis. d. Sistem elektronik, yaitu

penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang selanjutnya disebut kliring

elektronik adalah

penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada

penyelenggara untuk

(4)

B. Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara untuk mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi:

1. Peserta Langsung

Peserta langsung adalah peserta yang

turut serta dalam pelaksanaan kliring secara

langsung dengan menggunakan

identitasnya sendiri.

Peserta langsung dapat terdiri dari kantor

pusat, kantor cabang, dana kantor cabang pembantu yang tidak berada dalam wilayah kliring dengan kantor induknya.

Untuk menjadi peserta langsung harus

(5)

CONT…

a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung adalah:

Kantor cabang yan telah

memperoleh izin

pembukaan kantor dari Bank Indonesia

Kantor cabang pembantu

dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri, yang telah

memperoleh izin

pembukaan kantor dari Bank Indonesia

Kantor cabang pembantu

dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam negeri yang telah memperoleh izin dari bank Indonesia untuk beroperasi di wilaah kliring yang berbeda dari kantor cabang induknya.

b. Kantor bank

mempunyai kantor lain yang memiliki rekening giro di salah satu kantor Bank Indonesia

(6)

2. Peserta Tidak Langsung

CONT…

Peserta tidak langsung adalah peserta

yang turut serta dalam pelaksanaan kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya yang merupakan bank yang sama.

Peserta tidak langsung bisa terdiri dari

kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu.

Untuk menjadi peserta tidak langsung

(7)

CONT…

a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta tidak langsung adalah:

Kantor cabang yang

telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia

Kantor Cabang

Pembantu dari bank

yang kantor

pusatnya

berkedudukan di luar negeri yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia

Kantor cabang

pembantu dari kantor pusatnya

berkedudukan di dalam negeri yang telah dilaporkan

kepada Bank

Indonesia.

b. Kantor bank

sebagaimana

dimaksud pada huruf a menginduk kepada kantor lain yang merupakan bank yang sama yang

telah menjadi

peserta langsung di wilayah kliring yang sama.

Kantor cabang

pembantu dari kantor pusatnya

berkedudukan di dalam negeri yang telah dilaporkan

kepada Bank

Indonesia.

b. Kantor bank

sebagaimana

dimaksud pada huruf a menginduk kepada kantor lain yang merupakan bank yang sama yang

telah menjadi

(8)

C. Warkat dan Dokumen Kliring

a. Warkat

Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai

yang diperhitungkan asat beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring.

Wakat yang dapat diperhitungkan dalam kliring

otomatis adalah:

1. Cek

Cek adalah cek

sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.

2. Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan

dana untuk

memindahbukukan

sejumlah dana dari

rekening yang

(9)

CONT…

3.Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)

Wesel bank untuk transfer, adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.

4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)

Surat bukti penerimaan transfer adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kapada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.

5. Nota Debet

Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Nota debet yang dikliringkan hendaknya telah diperjanjiakn dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang menyampaikan nota debet kepada bank yang akan menerima nota debet tersebut.

6. Nota Kredit

Nota kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang

menerima warkat

(10)
(11)
(12)

CONT…

b. Dokumen

Kliring

Dokumen kliring merupakan dokumen yang

berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring di tempat penyelenggara.

Dokumen kliring yang digunakan dalam

penyelenggaraan kliring lokal dalam sistem manual berupa daftar warkat kliring penyerahan (pengambilan) yang berfungsi sebagai bukti penyerahan (pengembalian) warkat baik pada kliring penyerahan maupun kliring pengambilan.

Daftar warkat kliring

(13)

CONT…

c. Formulir Kliring

Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan sistem manual meliputi:

Neraca kliring penyerahan/pengembalian

gabungan formulir ini disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahan (pengembalian) dari seluruh peserta.

Neraca klirinng penyerahan/pengembalian.

Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian

Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh

(14)

D. Tata Cara penyelenggaraan Kliring Lokal Manual

Penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 (dua)

tahap yaitu kliring penyerahan dan kliring pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring.

Peserta wajib mengikuti kedua kegiatan

(15)

Kliring Penyerahan

Langkah penyerahan Kliring

Warkat-warkat dikelompokkan sesuai peserta. Warkat-warkat tersebut dapat

dikelompokkan pada:

• Warkat kiliring yang diserahkan masing- masing peserta;

Nota debet keluar; yaitu warkat yang disetorkan nasabah suatu bank untuk rekening nasabah

tersebut

Nota kredit keluar; warkat pembebanan ke rekenaning nasabah nasabah yang menyetorkan

untuk keuntungan nasabah bank lain.

• Warkat kliring yang diterima dari peserta lain;

Nota debet masuk; warkat yang diserahkan peserta lain atas beban nasabah yang menerima

warkat.

Nota kredit masuk; warkat yang diserhkan peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang

menerima.

Nilai nominal Warkat debet dan kredit dirinci dalam suatu daftarNilai nominal dan banyaknya warkat dalam kliring dijumlahkan

Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangi oleh wakil peserta.

Bila erjadi silang pendapat mengenai dapat tidaknya suatu warkat diperhitungkan

dalam kliring, maka keputusan akhir diserahkan pada penyeleggara

Penyusunan neraca kliring dgan tanda tangan dan nama jelas peserta.

Wakil peserta kliring kembali ke bank masing-masing untuk menentukan layak

(16)

Kliring Retur

Setelah dikembalikan, warkat kemudian dikelompokkan

menurut peserta dan dicatat dalam daftar kliring retur

lengkap yang diserahkan kepada wakil peserta.

Setelah dilakukan serah terima warkat dalam kliring retur, lalu

disusun neraca kliring retur

Penyelenggara selanjutnya menyusun neraca gabungan

peserta. Berdasar neraca kliring penyerahan dan kliring retur

dibuat bilyet giro kliring yang memuat saldo akhir kliring.

Apabila penjumlahan hak penerimaan lebih besar daripada

penjumlahan kewajiban pembayaran, maka bank tersebut

meneng kliring, dan sebaliknya.

Jika sebuah bank tidak memiliki dana likuid, ia akan mencari

(17)

E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta

jadwal pelimpahan hasil kliring ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi.

Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan

rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada

proses penyelenggaraan kliring

penyerahan/pengembalian.

Sebagai contoh:

a.Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00

(18)

CONT…

Jenis Biaya Kliring Jenis Biaya Kliring

Biaya kliring ini menjadi

beban peserta kliring yang melakukan kliring saat itu.

Secara umum biaya

kliring terdiri dari biaya administrasi, biaya proses warkat kliring.

Biaya-biaya ini akan

dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro BI yang dimiliki oleh peserta kliring.

Mengingat dalam

penyelenggraaan kliring lokal baik secara elektronik, otomatis maupun semi otomatis peserta

dikenakan biaya oleh

penyelenggara, maka untuk

mendukung kelancaran

pelaksanaan kliring, peserta dapat mengenakan biaya yang wajar kepada nasabah.

Peserta wajib mengumumkan

(19)

4 macam nota atau warkat dalam kliring

Warkat debet keluar :

merupakan warkat yang disetorkan nasabah

untuk keuntungan rekeningnya. Bank penarik akan mendebit rekening

giro pada BI

. (Bagi Bank BCA cek giro yang diterima Rahmat

nasabahnya, dianggap sebagai “Warkat debet keluar”, karena bank BCA

akan mendebet rekening giro pada BI dan mengkredit giro Adi)

Warkat debet masuk :

merupakan warkat yg diterima oleh bank atas

cek sendiri yg telah ditarik oleh nasabahnya. Bank ini akan mengkredit

rekening giro pada BI

. (Bagi bank Mega, setelah menerima tagihan

untuk mencairkan cek dari Bank BCA, warkat yg diterimanya dianggap

sbg “warkat debet masuk”, krn Bank Mega akan mendebet rek Adi dan

mengkredit rekening giro pada BI)

(20)

Warkat kredit keluar :

merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk

disetorkan kepada nasabah dari bank lain.

Disini

akan tercipta

hubungan

giro. Bank yang menyerahkan warkat kepada bank lain akan mengkredit

rekening pada BI

. (Adi menghendaki agar Bank Mega menyetorkan cek

giro untuk keuntungan Rahmat nasabah bank BCA-

dianggap oleh Bank

Mega sebagai “warkat kredit keluar”, karena akan mengkredit rek.giro

pada BI dan mendebit rek giro Adi).

Warkat kredit masuk,

merupakan warkat yg diterima oleh suatu bank

untuk keuntungan nasabah bank tsb.

Disini

bank penerima warkat

ini akan

mendebet rek giro pada BI.

(Bagi Bank BCA yang menerima cek untuk

keuntungan rek giro Rahmat, warkat tsb adalah “warkat kredit masuk”,

karena akan mengkredit rek giro Rahmat dan mendebet rek giro pada BI.

(21)

Pertemuan kliring

Hubungan warkat debet keluar-masuk :

1. Warkat debet keluar

Giro BI

Debet (+)

Giro nasabah

Kredit

(+) Debet(-)

Giro BI

Kredit (-)

Giro nasabah 2. Warkat debet

masuk

(22)

Hubungan warkat kredit keluar-masuk :

1. Warkat kredit keluar

Giro BI

Debet (-)

Giro nasabah

Kredit

(-) Debet(+)

Giro BI

Kredit (+)

Giro nasabah 2. Warkat kredit

masuk

(23)

PROSEDUR AKUNTANSI KLIRING

Warkat debet

Dr nasabah Warkat debetDr nasabah

Buku harian Buku harian

Daftar kliring harian

Rekap pengeluaran

Warkat debet Dr nasabah

Neraca kliring

Saldo bilyet kliring

Neraca kliring Rekap pengeluaran Daftar kliring

harian

Buku harian Buku harian

Warkat debet Dr nasabah

keluar masuk

(24)

Pembukuan Transaksi Kliring

Pada saat Bank BCA menerima warkat kliring dari Bank Mega, ke dua bank

akan mencatat transaksi kliring tersebut sbb :

Pada Bank BCA-Plg

Pada saat terima warkat dari Tn. Adi untuk disetorkan bagi

keuntungan rekening giro Rahmat dibukukan sbb:

Kliring

Rp.30 jt

Giro rek Rahmat

Rp.30 jt

Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring ke dua

akan dinihilkan rekening kliring.

Bank Indonesia – giro

Rp.30 jt

Kliring

Rp.30 jt

Ayat jurnal ini biasanya dilakukan pada akhir hari kliring

(25)

Pada Bank Mega – Plg

Pada saat menerima warkat nasabahnya

sendiri (warkat giro Adi), Bank Mega akan

membebankan rek giro Adi dengan jurnal

sbb :

Giro - rek Adi Rp.30 jt

BI – giro

Rp.30 jt

Bank Mega dapat langsung mengkredit rek

giro pada BI, karena cek tsb adalah cek dari

nasabahnya sendiri.

(26)

Sifat rekening kliring hampir sama dengan ‘rekening bersyarat’ (‘

contingent

account

’) yg hrs dibukukan, karena memiliki nilai moneter yang cukup

material mengingat transaksi giral dalam suatu bank cukup besar.

Rekening sementara ini tidak dimasukkan ke dalam rek

administrative

,

karena sifatnya yang akan mengakibatkan hutang piutang.

Contoh : Murni, seorang nasabah Bank Mega – Plg, menyerahkan giro

senilai Rp.50 jt kepada bank untuk diserahkan kepada Irfan, salah

seorang nasabah Bank Danamon – Plg

Bank Mega – Plg

Giro – rek Murni

Rp.50 jt

BI – rek giro

Rp.50 jt

Bank Danamon – Plg

BI – giro

Rp.50 jt

Giro – rek Irfan

Rp.50 jt

(27)

NERACA KLIRING

Apabila penjumlahan debet neraca lebih besar

dari penjumlahan kredit, berarti bank ybs

menang kliring,

artinya, besarnya hasil

penagihan lebih besar daripada besarnya

kewajiban kepada bank lain.

(28)

Bank Mega membuat neraca kliring, akan dapat

diketahui kekalahan kliringnya sbb :

Kliring

Rp.80 jt

BI – giro

Rp.80 jt

PT.Bank Mega

Neraca kliring

Kalah kliring…Rp.80 jt

Warkat debet masuk…Rp.30 jt

Warkat debet keluar…Rp.50 jt

Keseimbangan…Rp.80 jt Keseimbangan…Rp.80 jt

(29)

Warkat-warkat yang diterima dan diserahkan oleh

bank-bank peserta kliring, dapat dijabarkan sbb :

Warkat kliring yang diserahkan suatu bank

kepada bank peserta lainnya :

1. Warkat debet keluar

2. Warkat kredit keluar

Warkat kliring yang diterima suatu bank dari

bank peserta lainnya :

1. Warkat debet masuk

2. Warkat kredit masuk

(30)

BI akan membukukan sbb :

Giro-Bank Mega

Rp.80 jt

Giro-Bank BCA

Rp.30 jt

Giro-Bank Danamon Rp.50 jt

Bank Indonesia

Neraca Kliring tanggal…

Nama Bank yg kalah kliring Nama bank yang menang kliring

Bank Mega Rp.80 jt

Bank BCA Rp.30 jt

Bank Danamon Rp.50 jt

Jumlah debet Rp.80 jt

Jumlah kredit Rp.80 jt

(31)

Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh Bank Indonesia akan

dipantau saldo minimum dari

reserve requirement

. Bila suatu

bank

reserve requirement

nya lebih rendah daripada apa yang

seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi

persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh Bank Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010

Pada hari ini, Kamis tanggal Tiga Belas bulan September tahun dua ribu dua belas kami yang bertanda tangan di bawah ini, Panitia Pengadaan Barang / Jasa di Lingkungan Dinas

Dinyatakan gagal, karena dokumen penawaran yang masuk pada SPSE LPSE Provinsi Banten kode. lelang 2288099 hanya ada 1 penyedia dan berdasarkan Peraturan Presiden RI nomor

well-being ) sehingga korban akan merasa tidak nyaman, i harga diri yang rendah dan kurangnya keterampilan sos s dapat diarti-kan sebagai suatu program pelatihan sist

Hasil dari pengukuran kapabilitas dan penerapan Framework COBIT 5.0 pada Disparbud Kota Ambon yang fokus pada Domain MEA di gambarkan dalam bentuk grafik

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah (1) penerapan model STAD dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar membaca pantun di kelas IV SDN

Biskuit ubi jalar merupakan produk makanan dengan inovasi baru yang mempunyai kandungan gizi tinggi. Karena pada umumnya masyarkat tidak mengetahui kandungan gizi yang tinggi pada

KONSEP CINTA DALAM EKRANISASI CERPEN CINTA DI SAKU BELAKANG CELANA KARYA FAJAR NUGROS: SEBUAH KAJIAN SASTRA BANDINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu