• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PTPN IV BANDAR PASIR MANDOGE KABUPATEN ASAHAN

OLEH

Indra Ekalaya Lubis 080521129

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge yaitu berjumlah 95 orang karyawan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh yang terdiri dari 95 orang karyawan pada PTPN IV B. P. Mandoge.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan PTPN IV B. P. Mandoge diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics 15.0 for windows.

(3)

ABSTRACT

This Research entitle the " Influence Motivate And Job Experience To Employees Productivity of PTP IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan ". this Research Target is to know and analyse the influence Motivate And Job Experience to Employees Productivity of PTPN IV Bandar Pasir Mandoge.

Population in this research is all employees of PTPN IV B. P. Mandoge that is amount to 95 employees people. Sampel in this research use the saturated sampling method consisted of 95 employees people of shares at Office of PTPN IV B. P. Mandoge .

The collection of primary data through questionnaire, which before the questionnaire distributed first tested the validity and reliability for questionnaires to 30 employees outside the sample. Secondary data were collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research is descriptive analysis method and quantitative analysis that is with the doubled linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 15,0 for windows.

Result of research indicate that the motivation and job experience have an effect on positively and signifikan to productivity of employees PTPN VI B. P. Mandoge. Test the parsial indicate that the most dominant motivation variable influence the employees productivity of PTPN VI Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat

dan ridho-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian

ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Motivasi

Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar

Pasir Mandoge Kabupaten Asahan”.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga

kepada kedua orang tua yaitu Dalifah Sari Panggabean dan Basyaruddin Lubis.

Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, MSi selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk

membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi

ini.

5. Ibu dr. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak membantu dan

(5)

6. Untuk Teman-teman Manajemen Ekstensi stambuk 2008 dan 2009.

Terima kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.

7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas semuanya yang telah

membantu peneliti hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan kepada Allah

SWT peneliti mohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan selama

membuat skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya

kepada kita semua khususnya kepada peneliti.

Medan, Januari 2014

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 11

2.1.1 Pengertian Motivasi ... 11

2.1.2 Aspek, Pola dan Tujuan Motivasi ... 12

2.1.2.1 Aspek Motivasi ... 12

2.1.2.2 Pola-pola Motivasi ... 13

2.1.2.3 Tujuan Pemberian Motivasi... 14

2.1.3 Asas, Alat Dan Jenis-jenis Motivasi ... 15

2.1.3.1 Asas-asas Motivasi ...…. 15

2.1.3.2 Alat-alat Motivasi ... 16

2.1.3.3 Jenis-jenis Motivasi... 17

2.1.4 Teori Motivasi ... 18

2.2 Pengalaman Kerja ... 28

2.2.1 Pengertian Pengalaman Kerja ... 28

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja.... 29

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

3.3 Batasan Operasional ... 43

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 44

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 45

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

3.7 Jenis Data ... 48

3.8 Validitas Dan Reliabilitas ... 48

3.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

3.10 Metode Pengumpulan Data ... 53

3.11 Teknis Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 58

4.1.1. Sejarah Singkat PTPN IV (Persero) ... 58

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 59

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.2.1. Analisis Deskriptif Penelitian Responden ... 64

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 67

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 71

4.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 76

4.3 Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ………..……… 91

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rekapitulasi Absen Karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman .. ... 5

1.2 Daftar Masa Kerja Karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman ... 6

1.3 Standar Penilaian Produktivitas Karyawan PTPN IV B. P. Mandoge.. 7

1.4 Hasil Penilaian Produktivitas Karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman. 8

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 45

3.2 Indikator Skala Likert ... 46

3.3 Populasi dan Sampel Karyawan PTPN IV B. P. Mandoge………. 47

3.4 Hasil Uji Validitas .……….. 51

3.5 Hasil Uji Reliabilitas………. 53

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………. 65

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X1) ... 67

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengalaman Kerja (X2) 68

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produktivitas Karyawan (Y) 69 4.8 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogorov-Smirnov ... 73

4.9 Hasil Uji Geljser Heteroskedastisitas ... 74

4.10 Hasil Uji Nilai Tolerance dan VIF……… 75

4.11 Hasil Uji f ………... 77

4.12 Hasil Uji t... 79

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 41

4.1 Bagan Struktur Organisasi PTPN IV B. P. Mandoge... 60

4.2 Histogram Uji Normalitas ... 71

4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 72

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 93

2. Distribusi Jawaban 30 Responden Untuk Uji Validitas………….. 96

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 99

4. Distribusi Jawaban Responden Penelitian………... 101

5. Frekuensi Jawaban Responden………. 110

6. Hasil Uji Asumsi Klasik ……... 113

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge yaitu berjumlah 95 orang karyawan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh yang terdiri dari 95 orang karyawan pada PTPN IV B. P. Mandoge.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan PTPN IV B. P. Mandoge diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics 15.0 for windows.

(12)

ABSTRACT

This Research entitle the " Influence Motivate And Job Experience To Employees Productivity of PTP IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan ". this Research Target is to know and analyse the influence Motivate And Job Experience to Employees Productivity of PTPN IV Bandar Pasir Mandoge.

Population in this research is all employees of PTPN IV B. P. Mandoge that is amount to 95 employees people. Sampel in this research use the saturated sampling method consisted of 95 employees people of shares at Office of PTPN IV B. P. Mandoge .

The collection of primary data through questionnaire, which before the questionnaire distributed first tested the validity and reliability for questionnaires to 30 employees outside the sample. Secondary data were collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research is descriptive analysis method and quantitative analysis that is with the doubled linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 15,0 for windows.

Result of research indicate that the motivation and job experience have an effect on positively and signifikan to productivity of employees PTPN VI B. P. Mandoge. Test the parsial indicate that the most dominant motivation variable influence the employees productivity of PTPN VI Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan

memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

manajer, karena menurut definisi manejer harus bekerja dengan dan melalui orang

lain. Manajer perlu memahami orang-orang berprilaku tertentu agar dapat

mempengaruhinya bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi

adalah juga subyek yang membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau

di ukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang

tampak. (Arep dan Tanjung, 2003 : 251).

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa

kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001 : 40).

Pengalaman kerja berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan karyawan dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pengalaman kerja tidak hanya

ditinjau dari keterampilan, keahlian, dan kemampuan yang dimiliki saja, akan

tetapi pengalaman kerja dapat dilihat dari pengalaman seseorang yang telah

bekerja atau lamanya bekerja pada suatu instansi.

Semakin banyak pengalaman yang dimiliki akan semakin terampil dia dalam

menjalankan pekerjaannya. Untuk mengukur tingkat pengalaman yang ada dapat

dlihat dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki dan tingkat keterampilan yang

(14)

penguasaan keterampilan semakin meningkat. pengalaman kerja karyawan akan

meningkat apabila karyawan diberikan motivasi yang cukup untuk menambah

gairah atau semangat kerja dalam menyelesaikan tugas atau tanggung jawab yang

dibebankan perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan.

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah

waktu, frekuensi, jenis, tugas, penerapan, dan hasil (Djauzak, 2004 : 57). Adapun

manfaat dari pengalaman kerja bagi karyawan adalah untuk kepercayaan,

kewibawaan, pelaksanaan pekerjaan, dan memperoleh penghasilan.

Produktivitas karyawan merupakan kemampuan rancangan pekerjaan dalam

mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan (Malthis, 2002: 275). Adapun

Faktor - faktor yang mempengaruhi produktifitas karyawan adalah sikap mental,

pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan,

jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produktivitas, teknologi dan

kesempatan berprestasi (Sedarmayanti, 2001 : 75).

Pentingnya produktivitas bagi karyawan adalah untuk melakukan perbaikan

secara terus menerus bagi seluruh komponen organisasi , peningkatan mutu hasil

kerja oleh segala komponen organisasi, memberdayakan sumber daya manusia

yang ada di dalam organisasi dapat dilakukan dengan memberikan hak- haknya

sebagai manusia, memberikan perhatian kepada budaya organisasi karena budaya

organisasi merupakan persepsi yang sama tentang hakiki kehidupan dalam

organisasi (Siagian, 2002: 10).

Motivasi dan pengalaman kerja yang baik dapat juga menunjang keberhasilan

(15)

tersebut akan menciptakan tingkat produktivitas kerja yang tinggi sehingga

menunjang keberhasilan perusahaan. Sebaliknya jika tingkat produktivitas kerja

menurun akan menghambat perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya.

Motivasi dan pengalaman kerja merupakan hal yang berperan penting dalam

meningkatkan suatu efektivitas kerja. Karena orang yang mempunyai motivasi

dan pengalaman kerja yang tinggi akan berusaha dengan sekuat tenaga supaya

pekerjaannya dapat berhasil dengan sebaik-baiknya, akan membentuk suatu

peningkatan produktivitas kerja.

PT. Perkebunan Nusantara IV Mandoge merupakan salah satu BUMN yang

dikelola oleh PTPN IV Bah Jambi dan berada dalam naungan Departemen

Pertanian yang mengusahakan perkebunan kelapa sawit yang dilengkapi dengan

pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit dan inti sawit.

Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap karyawannya

meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi

yang baik kepada seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan

meningkatkan produktivitas. Dengan ditambah suatu pengalaman kerja yang

dimiliki oleh para karyawannya, akan memberikan suatu hubungan yang besar

dalam upaya mencapai tingkat produktivitas.

Dalam melakukan usaha meningkatkan produktivitas kerja ini, PT.

Perkebunan Nusantara IV Mandoge telah menetapkan beberapa upaya yang

bertujuan untuk memotivasi kerja para karyawannya. Adapun upaya tersebut

dengan memberikan beberapa fasilitas-fasilitas kerja yang sangat menunjang

(16)

Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pakaian kerja, jaminan makan, rekreasi,

tempat ibadah, ruang olahraga, tunjangan hari raya, ruang pengobatan, asuransi,

gaji, bonus, upah lembur dan sebagainya. Semua itu diberikan oleh perusahaan,

agar seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya benar-benar terjamin sekaligus

dapat menciptakan suatu motivasi yang baik guna mencapai tingkat produktivitas.

Tingkat pendidikan dan pengalaman kerjapun diutamakan. Khususnya untuk

bagian pembukuan atau kantor, minimal berbatas pendidikan D-III. Sedang

bagian produksi minimal berpendidikan SMA. Namun dalam proses perekrutan

karyawan, perusahaan lebih mengutamakan calon karyawan yang sudah

mempunyai pengalaman kerja dari perusahaan yang sejenis. Ini semua diharapkan

bisa menciptakan semangat kerja sekaligus prestasi kerja yang tinggi dalam

menggapai perwujudan tingkat produktivitas yang baik, seperti yang diharapkan

perusahaan.

Dalam meningkatkan produktivitas karyawan, PTPN IV B. P Mandoge

sangat memperhatikan motivasi kerja karyawan. Setiap pekerjaan dalam bidang

apapun selain membutuhkan kemampuan atau kecakapan pribadi, juga

membutuhkan motivasi yang cukup pada diri karyawan, sehingga pekerjaan yang

dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Tanpa motivasi, karyawan tidak

akan mampu melakukan sesuatu. Robin dan Judge (2006) mengatakan bahwa

salah satu bentuk ungkapan dari motivasi kerja seorang karyawan dapat

(17)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Absensi Karyawan Bagian Pengolahan Dan Tanaman PT.Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge

Tahun 2013 Sumber: Daftar Absensi Bagian SDM PTPN IV B. P. Mandoge. Data diolah

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase ketidakhadiran karyawan

Bagian Pengolahan dan Tanaman PTPN IV B. P. Mandoge selama tahun 2013

dari bulan Januari – Desember bervariasi setiap bulannya, rata-rata persentasi

ketidakhadiran karyawan dalam satu tahun sebesar 5,15 %, menurut Flippo (1993

: 297) rata-rata jumlah persentase ketidakhadiran yang normal adalah sebesar 4 %

per tahun. Tingkat ketidakhadiran dengan alasan cuti lebih banyak dibandingkan

dengan alasan sakit, hait, dinas luar kota dan tanpa keterangan. Berdasarkan hasil

prasurvey yang penulis lakukan terhadap 10 orang karyawan di Bagian

Pengolahan dan Tanaman mengenai ketidakhadiran di tempat kerja (absensi)

sebanyak 80%, mereka mengatakan ketidakhadiran karyawan di sebabkan karena

(18)

tidak luput juga karena kurangnya pengawasan dari pimpinan terhadap karyawan,

sehingga akan dapat mengganggu produktivitas karyawan.

Motivasi bukan satu satunya faktor untuk mempengaruhi tingkat

produktivitas karyawan. Ada faktor lain yang juga ikut mempengaruhi

produktivitas karyawan yaitu pengalaman kerja, Pengalaman kerja berkaitan

dengan kemampuan dan kecakapan karyawan dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya, semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki akan

semakin terampil dia dalam menjalankan pekerjaannya, pengalaman kerja dapat

dilihat dari masa kerja karyawan yang telah bekerja atau lamanya bekerja pada

suatu instansi atau organisasi, hal tersebut dapat di lihat pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Daftar Masa Kerja Karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman PT. Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge

Tahun 2013

manusia PT. Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge, dimana karyawan yang

memiliki pengalaman kerja diatas 11 tahun sebanyak 54 orang. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa karyawan bagian Pengolahan dan Tanaman PT.

Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge telah memiliki pengalaman kerja yang

(19)

PT. Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge setiap tahunnya selalu

memperhatikan produktivitas karyawannya. Tata cara penilaian produktivitas

karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman PT. Perkebunan Nusantara IV B. P.

Mandoge dapat di lihat pada Tabel 1.3 di bawah ini:

Tabel 1.3

Standar Penilaian Produktivitas Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV Bandar Pasir Mandoge

A Istimewa Nilai 90 – 100

B Sangat Baik Nilai 80 – 89

C Baik Nilai 70 – 79

D Cukup Nilai 60 – 69

E Kurang Nilai ≤ 59

Sumber : PTPN IV B. P. Mandoge. Data diolah

Unsur – unsur penilaian tersebut dapat di lihat dari sikap kerja yaitu

mencakup integritas/kejujuran, proaktif, inisiatif, kreativitas, disiplin, semangat

kerja, dan kemudian di lihat dari cara kerja yaitu mencakup kualitas kerja,

kuantitas kerja, kerjasama dan pelayanan.

Perkembangan produktivitas karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman

pada PT. Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge selama lima tahun terakhir

mengalami penurunan. Pada Tabel 1.4 dapat di lihat tingkat produktivitas

karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman pada PT. Perkebunan Nusantara IV

(20)

Tabel 1.4

Daftar Hasil Penilaian Produktivitas Karyawan Bagian Pengolahan Dan Tanaman PT.Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge

Tahun 2009 – 2013

Pembobotan Nilai Jumlah Karyawan (Orang)

2009 2010 2011 2012 2013

Pada Tabel 1.4 dapat di lihat bahwa hasil penilaian produktivitas karyawan

pada tahun 2009 - 2013, dimana karyawan yang mendapatkan nilai istimewa, baik

dan cukup menurun pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

penurunan produktivitas pada karyawan bagian pengolahan dan tanaman pada PT.

Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge. Hal ini sangat bertentangan dengan

pengalaman kerja yang di miliki oleh karyawan dapat di lihat pada Tabel 1.2,

karyawan bagian pengolahan dan tanaman PT. Perkebunan Nusantara IV B. P.

Mandoge telah memiliki pengalaman kerja yang baik. Seharusnya dengan

pengalaman kerja tersebut dapat meningkatkan produktivitas karyawan tersebut,

namun yang terjadi adalah sebaliknya, dimana produktivitas karyawan bagian

pengolahan dan tanaman PT. Perkebunan Nusantara IV B. P. Mandoge

mengalami penurunan. Penulis menduga bahwa hal ini di sebabkan oleh

kurangnya motivasi kerja para karyawan.

Berdasar uraian diatas, bahwa motivasi dan pengalaman kerja berhubungan

dengan tingkat produktivitas kerja karyawan, maka penulis tertarik untuk

(21)

Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV B. P. Mandoge Kabupaten Asahan “.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membuat rumusan masalah tentang Apakah

Motivasi dan Pengalaman Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Produktivitas Kerja karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten

Asahan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan

menganalisis bagaimana Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Kerja Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV B. P. Mandoge.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan pada perusahaan dalam penyusunan kebijakan

sebagai upaya meningkatkan produktifitas karyawan melalui pemberian

motivasi kerja dan pengalaman kerja karyawan.

2. Bagi Penulis.

Untuk menambah pengetahuan dan sebagai sarana aplikasi terhadap ilmu

(22)

3. Bagi Lembaga Universitas Sumatera Utara

Sebagai tambahan literatur kepustakaan dibidang penelitian mengenai

Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “Movere’ yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada

bawahan atau pengikut.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja

bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan

dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu

karyawan mau bekerja keras atau antusias untuk mencapai produktivitas kerja

yang tinggi.

Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi

yang diingikan karyawan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi

kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari (conscius needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscius needs), berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohani.

Peterson dan Plowman (dalam Hasibuan 2002 : 93) mengatakan bahwa orang

yang mau bekerja karena faktor-faktor berikut:

1. The desire to live

(24)

2. The desire for posession.

Keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja.

3. The desire for power

Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja.

4. The desire for recognation

Keinginan akan pengakuan merupakan jenis terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa setiap pekerja mempunyai motif

(wants) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil pekerjaannya. Dengan mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan

kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja, maka seorang manajer akan lebih

mudah memotivasi bawahannya.

2.1.2 Aspek, Pola Dan Tujuan Motivasi 2.1.2.1 Aspek Motivasi

Aspek motivasi dikenal sebagai aspek aktif atau dinamis dan aspek

pasif atau statis.

Aspek aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif

dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar

secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.

Aspek pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga

sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan

menggerakkan potensi sumber daya manusia itu ke arah tujuan yang

(25)

2.1.2.2 Pola-pola Motivasi

David C. Mc. Clelland (Mangkunegara, 2005 : 74) mengemukakan

pola motivasi sebagai berikut:

1. Achievment Motivation

Suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu

tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.

2. Affiliation Motivation

Dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan orang lain.

3. Competence Motivation

Dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.

4. Power Motivation

Dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecendrungan mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.

Atas dasar teori Cleland (dalam Mangkunegara 2005 : 74) tersebut dapat disimpulkan ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi yaitu motif, harapan dan insentif. Ketiga dimensi tersebut diuruaikan secara singkat pada bahasan berikut:

a. Motif

(26)

b. Harapan.

Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu. Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tinggi bila karyawan meyakini upaya tersebbut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan memberikan ganjaran-ganjaran organisasional (memberikan harapan kepada karyawan) seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan ganjaran ini akan memuaskan tujuan pribadi c. Insentif

Insentif yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan produktivitas kerja. Edwin Locke (dalam Mangkunegara, 2005 : 74) menyimpulkan bahwa insentif berupa uang jika pemberiannya diikat dengan tujuan pelaksanaan tugas sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Pimpinan perlu membuat perencanaan pemberian insentif dalam bentuk uang yang memadai agar karyawan terpecut motivasi kerjanya dan mampu mencapai produktivitas kerjanya secara optimal.

2.1.2.3 Tujuan Pemberian Motivasi

1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

3. Meningkatkan produktivitas karyawan

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi

karyawan

(27)

7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

10.Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap

tugas-tugasnya

11.Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.1.3 Asas, Alat Dan Jenis-jenis Motivasi 2.1.3.1 Asas-asas Motivasi

Asas-asas motivasi terdiri dari :

1. Asas megikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut

berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka

mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang

tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan

kendala-kendala yang dihadapi.

3. Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan

pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi

kerja yang dicapainya.

4. Asas wewenang yang didelegasikan, artinya memberikan

(28)

kemampuan dan kreatifitasnya ia mampu mengerjakan

tugas-tugas itu dengan baik.

5. Asas adil dan Layak, artinya alat dan jenis motivasi yang

diberikan harus berdasarkan atas “keadilan dan kelayakan”

terhadap semua karyawan. Misalnya pemberian hadiah atau

hukuman terhadap semua karyawan harus adil dan layak kalau

masalahnya sama.

6. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil

mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia

memberikan alat dan jenis motivasi. Tegasnya kerja sama yang

saling menguntungkan kedua belah pihak.

2.1.3.2 Alat-alat Motivasi

1. Materiil Insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa

uang atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan

kebutuhan ekonomis. Misalnya: kendaraan, rumah dan

lain-lainnya.

2. Nonmateriil Insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa

barang atau benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan

kepuasan atau kebanggaan rohani saja. Misalnya : medali,

piagam, bintang jasa dan lainnya.

3. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif yaitu alat motivasi

(29)

nonmateriil (medali dan piagam), jadi memenuhi kebutuhan

ekonomis dan kepuasan atau kebanggaan rohani.

2.1.3.3 Jenis-jenis Motivasi

Adapun jenis-jenis motivasi sebagai berikut:

1. Motivasi positif (Insentif positif), manajer memotivasi bawahan

dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan

meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima

yang baik-baik saja.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif), manejer memotivasi

bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang

perkerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan motivasi

negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek

akan meningkat, karena mereka takut di hukum, tetapi untuk

jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Dalam praktek kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh

manajer suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang,

supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

Yang jadi masalah ialah “kapan motivasi positif atau motivasi negatif”

itu efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif

untuk jangka panjang, sedang motivasi negatif efektif untuk jangka pendek

(30)

2.1.4 Teori Motivasi

Di kalangan para teoritikus dan praktisi manajemen telah lama

diketahui bahwa masalah motivasi bukanlah masalah yang mudah, baik

memahaminya apalagi menerapkannya. Tidak mudah karena berbagai

alasan dan pertimbangan. Akan tetapi yang jelas ialah bahwa dengan

motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat

semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa

dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya,

kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan

terpelihara pula.

Begitu pentingnya teori motivasi diterapkan secara tepat sehingga

makin banyak ilmuwan yang menekuni kegiatan pengembangan teori

tersebut. Berikut adalah beberapa teori yang paling dikenal dewasa ini.

Menurut Siagian (2006:287) ada beberapa teori motivasi yang paling

dikenal dewasa ini yaitu:

1. Teori Abraham H. Maslow

Salah seorang ilmuwan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi

adalah Abraham H. Maslow. Hasil-hasil pemikirannya tertuang dalam

bukunya yang berjudul “Motivation and Personality”. Teori motivasi yang dikembangkannya pada tahun 40-an itu pada intinya berkisar pada

pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan,

yaitu:

(31)

b. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual.

c. Kebutuhan sosial

d. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status.

e. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama dan kedua

kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya

dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara

membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas ialah bahwa sifat,

jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda dari satu orang ke orang

lain karena manusia merupakan makhluk individu yang khas. Juga jelas

bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga

bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya

organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin

mendalamnya pemahaman tentang pentingnya unsur manusia dalam

kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin disempurnakan.

Bahkan dapat dikatakan mengalami, “koreksi”.

Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut diarahkan terutama pada

konsep “hierarki kebutuhan” yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah

(32)

“anak tangga”. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti

dimulai dengan anak tangga pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika

konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti

seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,

dalam hal ini keamanan sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang,

pangan dan papan terpenuhi, yang ketiga tidak akan diusahakan

pemuasannya sebelum seseorang merasa aman, demikian seterusnya

(dalam Siagian, 2006 : 287)

2. Teori Clayton Alderfer

Bagi mereka yang senang mendalami teori motivasi, bukan

merupakan hal baru apabila dikatakan bahwa teori Alderfer dikenal

dengan akronim “ERG’. Akronim “ERG” dalam teori Alderfer

merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu:

E = Existence

R = Relatedness

G = Growth

Jika makna ketiga istilah tersebut di dalami akan terlihat dua hal

penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau

model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hieararki pertama dan kedua dalam teori

(33)

menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan

pemuasannya secara serentak.

Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan terlihat bahwa:

a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya.

b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan.

c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

Tampaknya pandangan ini didasarkan pada sifat pragmatisme oleh

manusia yaitu, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat

menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara

lain memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang mungkin dicapainya

(dalam Siagian, 2006 : 289)

3. Teori Herzberg

Ilmuwan yang ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi

penting dalam pemahaman motivasi karyawan adalah Herzberg. Teori

yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari motivasi

yaitu faktor motivasional dan faktor higiene atau pemeliharaan.

Menurut teori ini yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah

hal-hal pendorong prestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber

dari dalam diri seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor

(34)

yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi,

tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

kekaryaannya.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara

lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kersempatan

bertumbuh, kemajuan dalam karir dan pengakuan orang lain. Sedangkan

faktor higiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang

dalam organisasi, hubungann seorang karyawan dengan atasannya,

hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan

yang diterapkan oleh para penyelia, kebijaksanaan organisasi, sistem

administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang

berlaku.

Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori

Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih

berpengaruh kuat dalam kehidupan kekaryaan seseorang, apakah yang

bersifat intrinsik ataukan yang bersifat ekstrinsik (dalam Siagian, 2006 :

290).

4. Teori Keadilan

Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk

menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan

organisasi dan imbalan yang diterima. Artinya apabila seseorang

karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak

(35)

a. Seseorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar.

b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang karyawan biasanya

menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu:

a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi diri pribadi seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya.

b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri.

c. Imbalan yang diterima oleh karyawan lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.

d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para karyawan (dalam Siagian, 2006 : 291).

5. Teori Harapan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil

yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa

tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya,

apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya

terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya

(36)

Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata

bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk

memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat

terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika

harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya pun

utnuk berupaya akan menjadi rendah.

Di kalangan para ilmuwan dan praktisi menajemen sumber daya

manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena

penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para

karyawan dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta

menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan

keinginannya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman

menunjukkan bahwa para karyawan tidak mengetahui secara pasti apa

yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya (dalam Siagian,

2006 : 292).

6. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat

digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada

kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan

sendiri. Berarti sifatnya sangat subyektif, perilakunya pun ditentukan

oleh persepsi tersebut.

Dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa perilaku

(37)

perilaku dan tindakannya. Artinya berbagai faktor di luar diri seseorang

turut berperan sebagai penentu dan bahkan pengubah perilaku.

Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan hukum pengaruh

yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku

yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan

mengelakkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi yang

merugikan.

7. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi

yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan, para ilmuwan terus-menerus berusaha mencari dan

menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung

berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model.

Tampaknya terdapat kesepakatan di kalangan para pakar bahwa model

tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengkaitkan imbalan

dengan prestasi kerja seorang karyawan.

Menurut model ini, motivasi seorang karyawan sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang

antara lain:

a. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri b. Harga diri

(38)

e. Keinginan f. Kepuasan kerja

g. Prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi motivasi

seseorang antara lain ialah:

a. Jenis dan sifat pekerjaan

b. Kelompok kerja di mana seseorang bergabung

c. Organisasi tempat bekerja

d. Situasi lingkungan pada umumnya

e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Interaksi positif antara kedua kelompok faktor tersebut pada

umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi (dalam Siagian,

2006 : 294).

8. Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc. Gregor

Douglas Mc. Gregor adalah seorang guru besar Manejemen pada

Lembaga Teknik Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology) dan juga seorang psikolog sosial Amerika yang memimpin suatu varietas

proyek dalam hal motivasi dan tingkah laku umum dari para anggota

organisasi.

Mc. Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y nya, dalam bukunya

The Human State of Enterprise (Segi Manusiawi Perusahaan). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat

dibedakan atas manusia manusia penganut teori X (Teori Tradisional) dan

(39)

Teori X terdiri atas, yaitu;

1. Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja.

2. Umumnya karyawan tidak terlalu berambisi mencapai prestasi yang

optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara

mengkambinghitamkan orang lain.

3. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam

melaksanakan pekerjaannya.

4. Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak

memperdulikan tujuan organisasi.

Menurut teori X ini untuk memotivasi harus dilakukan dengan cara

yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja secara

sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung pada

motivasi yang negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas.

Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedang gaya

kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.

Teori Y terdiri atas, yaitu:

1. Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama

wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu

dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan yang tidak betah

dan merasa kesal jika tidak bekerja.

2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi

untuk maju dalam mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka

(40)

persoalan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada

pundaknya. Jadi mereka selalu berusaha mendapatkan metode kerja

yang terbaik.

3. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan

mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi

seharunya memungkinkan karyawan untuk mewujudkan potensinya

sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran

perusahaan.

Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakuan

dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerja sama dan keterikatan

pada keputusan. Tegasnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin

tercapainya sasaran. Mc. Gregor memandang suatu organisasi efektif

sebagai organisasi bila menggantikan pengawasan dan pengarahan dalam

integrasi dan kerja sama serta karyawan ikut berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan. Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi

positif, sedang tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipasif.

2.2. Pengalaman Kerja

2.2.1. Pengertian Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau

masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas –

tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Foster, 2001

(41)

Pendapat lain menyatakan bahwa pengalaman kerja adalah lamanya

seseorang melaksanakan frekuensi dan jenis tugas sesuai dengan

kemampuannya (Syukur, 2001 : 74).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah

tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam

pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat

pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.

2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman Bekerja

Mengingat pentingnya pengalaman bekerja dalam suatu perusahaan,

maka dipikirkan juga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman

kerja.

Menurut Djauzak (2004:57), faktor- faktor yang dapat mempengaruhi

pengalaman kerja seseorang adalah waktu, frekuensi, jenis, tugas,

penerapan, dan hasil. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Waktu

Semakin lama seseorang melaksanakan tugas akan memperoleh

pengalaman bekerja yang lebih banyak.

b. Frekuensi

Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang tersebut

akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik

(42)

c. Jenis tugas

Semakin banyak jenis tugas yang dilaksanakan oleh seseorang maka

umunya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih

banyak.

d. Penerapan

Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat meningkatkan

pengalaman kerja orang tersebut.

e. Hasil

Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan dapat

memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang lebih baik.

Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya

seorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja

menurut (Foster, 2001 : 43) yaitu :

a. Lama waktu/ masa kerja.

Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh

seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik.

b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau

informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga

mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada

(43)

Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang

dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

c. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek – aspek tehnik

peralatan dan tehnik pekerjaan.

2.2.3 Pengukuran Pengalaman Kerja

Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan

mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang

digunakan untuk mengukur pengalama

berikut:

1. Gerakannya mantap dan lancar.

Setiap karyawan yang berpengalaman akan melakukan gerakan yang

mantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.

2. Gerakannya berirama

Artinya terciptanya dari kebiasaan dalam melakukan pekerjaan

sehari-hari.

3. Lebih cepat menanggapi tanda-tanda

Artinya tanda-tanda seperti akan terjadi kecelakaan kerja.

4. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap

menghadapinya

Karena didukung oleh pengalaman kerja dimilikinya maka seorang

pegawai yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan

(44)

5. Bekerja dengan tenang

Seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki rasa percaya diri

yang cukup besar.

Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman

kerja karyawan. Beberapa faktor lain mungkin juga berpengaruh dalam

kondisi – kondisi tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan

secara tepat semua faktor yang dicari dalam diri karyawan potensial,

beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan,

bekerja. Untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di

waktu yang lalu.

2. Bakat dan minat untuk memperkirakan minat dan kapassitas atau

kemampuan seseotang.

3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.

4. Kemampuan-kemapuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari

kemampuan penilaian dan penganalisaan.

5. Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan

dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik pekerjaan (Handoko, 2003 :

241).

Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya

seorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja

(45)

1. Lama waktu atau masa kerja

Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh

seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau

informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga

mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi

pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan ketermapilan merujuk

pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau

menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

Tingkat penguasaan seseorang dalam melaksanakan aspek-aspek

tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan (Foster, 2001 : 43).

Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang karyawan yang

berpengalaman akan memiliki gerakan yang mantap dan lancar,

gerakannya berirama, lebih cepat menanggapi tanda – tanda, dapat

menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya,

dan bekerja dengan tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu : lama

waktu/masa kerja seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan

yang telah dimiliki dan tingkat penguasaan terjadap pekerjaan dan

peralatan. Oleh karena itu seorang karyawan yang mempunyai

(46)

jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta

tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja.

2.2.4. Cara Memperoleh Pengalaman Kerja

Pengalaman cukup penting artinya dalam proses seleksi pegawai karena

suatu organisasi atau perusahaan akan cenderung memilih pelamar yang

berpengalaman, mereka yang berpengalaman dipandang lebih mampu

dalam melaksanakan tugas yang nanti akan diberikan.

Syukur (2001: 83) menyatakan bahwa cara yang dapat dilaksanakan

untuk memperoleh pengalaman kerja adalah melalui pendidikan,

pelaksanaan tugas, media informasi, penataran, pergaulan, dan pengamatan.

Penjelasan dari cara memperoleh pengalaman kerja adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Berdasarkan pendidikan yang dilaksanakan oleh seseorang, maka orang

tersebut dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak dari

sebelumnya.

b. Pelaksanaan tugas

Melalui pelaksanaan tugas sesuai dengan kemampuannya, maka

seseorang akan semakin banyak memperoleh pangalaman kerja.

c. Media informasi

Pemanfaatan berbagai media informasi, akan mendukung seseorang

(47)

d. Penataran

Melalui kegiatan penataran dan sejenisnya, maka seseorang akan

memperoleh pengalamanan kerja untuk diterapkan sesuai dengan

kemampuannya.

e. Pergaulan

Melalui pergaulan dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang akan

memperoleh pengalaman kerja untuk diterapkan sesuai dengan

kemampuannya

f. Pengamatan

Selama seseorang mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan

tertentu, maka orang tersebut akan dapat memperoleh pengalaman kerja

yang lebih baik sesuai dengan taraf kemampuannya.

2.2.5. Manfaat Pengalaman Kerja

Suatu perusahaan akan cenderung memilih tenaga kerja yang

berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman. Hal ini disebabkan

mereka yang berpengalaman lebih berkualitas dalam melaksanakan

pekerjaan sekaligus tanggung jawab yang diberikan perusahaan dapat

dikerjakan sesuai dengan ketentuan atau permintaan perusahaan. Maka dari

itu pengalaman kerja mempunyai manfaat bagi perusahaan maupun

karyawan.

Manfaat pengalaman kerja adalah untuk kepercayaan, kewibawaan,

pelaksanaan pekerjaan, dan memperoleh penghasilan. Berdasarkan manfaat

(48)

lama apabila dibandingkan dengan orang lain akan memberikan manfaat

seperti :

a. Mendapatkan kepercayaan yang semakin baik dari orang lain dalam

pelaksanaan tugasnya.

b. Kewibawaan akan semakin meningkat sehingga dapat mempengaruhi

orang lain untuk bekerja sesuai dengan keinginannya.

c. Pelaksanaan pekerjaan akan berjalan lancar karena orang tersebut

telah memiliki sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

d. Dengan adanya pengalaman kerja yang semakin baik, maka orang

akan memperoleh penghasilan yang lebih baik.

Karyawan yang sudah berpengalaman dalam bekerja akan membentuk

keahlian dibidangnya, sehingga dalam menyelesaikan suatu produk akan

cepat tercapai. Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh pengalaman

kerja karyawan, semakin lama pengalaman kerja karyawan akan semakin

mudah dalam menyelesaikan suatu produk dan semakin kurang

berpengalaman kerja karyawan akan mempengaruhi kemampuan

(49)

2.3. Produktivitas Karyawan

2.3.1. Pengertian Produktivitas Kerja

Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai berikut

“produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan

masukan (input).

Menurut Blunchor dan Kapustin (dalam Hasibuan, 2005 : 126)

“Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan insentif

terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur

secara tepat dan benar-benar menunjukkan suatu penampilan yang efisiensi”.

Dari pandangan di atas tampaknya mereka berpegangan pada pendapat

yang memisahkan produktivitas dari intensitas tenaga kerja, karena ketika

produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitas

menunjukkan jumlah atau ketegangan dan dapat dianggap sebagai percepatan

kerja.

Produktivitas menurut Hasibuan (2005 : 126) adalah perbandingan antara

output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya

dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan

sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari

tenaga kerjanya.

Sedang mengenai produktivitas per kapita yang dihasilkan oleh setiap

karyawan lebih lanjut dikemukakan oleh Hasibuan (2005 : 127) sebagai

(50)

“Produktivitas per capita (PPC) adalah besarnya produksi yang dihasilkan per

jiwa, per satu jam kerja (Productivity per man hour)”.

Rumusnya sebagai berikut:

PPC =

PendapatanIndividu

NxH atau

Produksi∶Hasil NxH

Di mana:

N = Jam/hari kerja nyata

H = Jumlah tenaga kerja

International Labour Organization (ILO) (dalam Hasibuan, 2005 : 127) mengungkapakan bahwa “Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu

hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang

dipergunakan selama produksi berlangsung”.

Sumber-sumber itu dapat berupa:

1. Tanah

2. Bahan baku dan bahan pembantu

3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat

4. Tenga kerja manusia.

Jadi secara umum, Menurut Sinungan (dalam Hasibuan, 2005 : 127)

bahwa pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan

dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu:

1. Perbandingan-peerbandingan antara pelaksana sekarang dengan

pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelakasanaan

sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah

(51)

2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,

proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian

secara relative.

3. Perbandingan pelakasanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang

terbaik, sebab memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

2.4. Peneliti Terdahulu

Damayanti (2009), melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Motivasi

Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV. Bening Natural

Furniture di Semarang”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan ada pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

CV. Bening Natural Furniture Semarang. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa

motivasi kerja karyawan bagian produksi termasuk tinggi, yang ditunjukkan dari

minat, sikap positif yang tinggi, meskipun sikap aspek rangsangan masih kurang.

Dengan adanya motivasi yang tinggi ini berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Dari hasil deskriptif menunjukkan efisiensi dan produksinya dalam kategori yang

tinggi.

Iskandar (2010), melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi

Kinerja Karyawan Pada PT. Kawasan Industri Medan (Persero). Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

variabel yang terdiri dari Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja memiliki

pengaruh positif dan signifikan, sehingga dapat di pakai untuk mengestimasi

(52)

karyawan pada PT. Kawasan Industri Medan (Persero) yang memiliki pengaruh

positif dan signifikan adalah variabel lingkungan kerja, sedangkan variabel

motivasi kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

kinerja karyawan pada PT. Kawasan Industri Medan (Persero).

Zakiyah (2012), melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Motivasi Dan

Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Pegadaian

(Persero) Cabang Cibinong”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas menunjukkan nilai r-hitung

masing-masing indikator penelitian ≥ di banding dengan nilai r -tabel sehingga

indikator tiap-tiap penelitian valid, hasil uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha masing-masing variabel penelitian > 0,6, sehingga indikator tiap-tiap variable penelitian dapat dikatakan realibel atau konsisten sebagai alat ukur, dari

beberapa uji yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa faktor motivasi

berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sedangkan faktor pengalaman kerja

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja, nilai koefisien

determinasi (R Square) menunjukkan 52,3% variabel produktivitas di PT

Pegadaian Cabang Cibinong dipengaruhi oleh variabel motivasi dan pengalaman

kerja.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan di teliti (Sugiyono, 2008 : 47). Pada umumnya perusahaan

(53)

banyak faktor yang dapat meningkatkan produktivitas tersebut, diantaranya dapat

melalui pengalaman kerja dan motivasi kerja.

Motivasi kerja dan pengalaman kerja karyawan adalah merupakan faktor

yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkah laku para karyawan.

Dengan adanya motivasi, semangat kerja atau gairah kerja karyawan akan

meningkat. Begitu juga dengan pengalaman kerja, semakin banyak pengalaman

kerja seseorang maka semakin terampil dan lebih bertanggung jawab dalam

melakukan tugas-tugasnya. Oleh karena itu pengalaman kerja karyawan dan

motivasi kerja harus seiring dengan tujuan organisasi sehingga setiap karyawan di

dalam melakukan pekerjaan akan tercapai secara maksimal sehingga produktivitas

karyawan dapat tercapai dengan baik. Secara skematis, kerangka konseptual

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Sumber: Malthis (2002:275), Syukur (2001:74), Veitzal (2009:837) diolah penulis Kerangka Koseptual

Gambar 2.1 Motivasi (X1)

Pengalaman Kerja (X2)

(54)

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang

kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro,

2009 : 59). Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual maka

hipotesis yang dirumuskan adalah Motivasi dan pengalaman Kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja karyawan PTPN IV Bandar

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah eksplanasi, sedangkan sifat penelitian adalah survei.

Berdasarkan pendapat Arikunto (2007:236) survei merupakan suatu jenis

penelitian yang banayak dilakukan oleh peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis,

politik, pemerintahan, dan pendidikan. Data maupun informasi yang ingin

diperoleh melalui penelitian survei adalah dengan mengumpulkan informasi

tersebut dari sampel yang telah di tentukan, atau dengan mengumpulkan informasi

tersebut dari seluruh populasi yang dinamakan penelitian sensus.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

Penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau

lebih. Ginting, dkk, (2008:57).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah PTPN IV Bandar Pasir

Mandoge Kabupaten Asahan. Sementara waktu penelitian dilakukan mulai

tanggal 1 September sampai dengan 30 September 2013.

.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variable digunakan untuk menghindari

kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam

(56)

a. Yang menjadi variable bebas (X) adalah Motivasi (X1) dan Pengalaman

kerja (X2).

b. Variabel terikat (Y) yaitu Produktivitas karyawan.

3.4 Defenisi Operasional

Menurut Sugiyono (2008:33) terdapat dua variabel penelitian yaitu:

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini, ada tiga variabel penelitian yaitu dua variabel bebas

dan satu variabel terikat:

a. Variabel Bebas

1. Motivasi (X1) yaitu variabel yang mampu mempengaruhi

meningkat atau tidaknya produktivitas kerja karyawan.

2. Pengalaman Kerja (X2) yaitu variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab ada atau tidaknya perubahan produktivitas kerja

karyawan.

b. Variabel Terikat

Produktivitas Kerja (Y) yaitu variabel yang akan mengalami

perubahan akibat adanya pengaruh variabel bebas yaitu Motivasi (X1)

dan Pengalaman Kerja (X2).

(57)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Definisi

Operasional

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Harapan a. Adanya kebijakan atasan

b. Adanya penghargaan

prestasi kerja Insentif a. Gaji yang sepadan

b. Jaminan kesehatan masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.

Pengetahuan a. Tingkat pendidikan

formal yang dimiliki

b. Pelatihan teknis yang pernah diikuti

Likert

Keterampilan a. Ketelitian dalam

menyelesaikan pekerjaan

b. Waktu yang digunakan dalam melaksanakan

Sumber : Mangkunegara (2005 : 74) dan Foster (2001: 40), diolah penulis

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah

dengan menggunakan Skala Likert. Sekala Likert merupakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan Bagian Pengolahan Dan Tanaman
Tabel 1.2 Daftar Masa Kerja Karyawan Bagian Pengolahan dan Tanaman
Tabel 1.3 Standar Penilaian Produktivitas Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV
Tabel 1.4 Daftar Hasil Penilaian Produktivitas Karyawan Bagian  Pengolahan Dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas

 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.  Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi

Buku panduan praktek klinik keperawatan yang berisi uraian target aktifitas dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan fakultas ilmu

miss-communication. Jika proses ini tetap dijalankan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dimana pelayanan pemerintah yang lamban terhadap masalah kebersihan

Pernyataan mengenai tidak adanya daya tarik wisata alam, adanya daya tarik buatan dari sisi budaya, keunikan budaya, sudah terdapat akomodasi berupa penginapan dan tempat makan,

Peran Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam meningkatkan kunjungan ibu hamil adalah dengan cara memberikan komunikasi, informasi, motivasi kepada ibu hamil tentang

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan