• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Klasik Radiografi Kasus Kegawatan pada Infeksi Paru (Pneumonia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Klasik Radiografi Kasus Kegawatan pada Infeksi Paru (Pneumonia)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KUMPULAN NASKAH LENGKAP PERTEMUAN ILMIAII

TAHUNAN PERIIIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI TORAKS INDONESIA II (PIT PDSRTI II)

SEMINAR DAN WORI(SHOP

* IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE'

Editor:

Bambang Satoto Widiastuti VallyWulani Hermina Sukmaningtyas

Penerbit

UNNES PRESS

(3)

Hak Cipta @ pada Penulis dan dilindungi Undang-Undang penerbitan Hak Penerbitan pada Unnes Press, dicetak oleh Unnes press

Jl. Kelud Raya No. 2 Semaratg5O232 Telp/Fax. (024) 841 5032

Dilarang mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini

dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

KUMPULAN NASKAH LENGKAP PERTEMUAN ILMIAII TAHUNAN PERIIIMPTINAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI TORAKS INDONESIAII (PIT PDSRTI II)

SEMINAR DAN WORIGIIOP

" IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE'

Diterbitkan dalam rangka :

SEMINAR DAN I|/ORKSHOP

( IMAGINGIN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE'

Semarang 20 - 21 Agustus 2016

Pertama kali diterbitkan oleh :

TINNES PRESS

(4)

KATAPENGANTAR

Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang dapat mengancam nyawa atalu dapat menimbulkan kecacatan secara pernanen, oleh karena itu diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Mendiagnosis kegawatdaruratan secara cepat dan tepat sangatlah diperlukan, dan dalam hal ini radiologi memegang

peranan yang sangat penting dalam mendiagnosis suatu kegawatan sehingga

terapi yang diberikan dapat tepat sasaran. Untuk mengenali bermacam-macam

kegawatan dalam Radiologi Toraks tentu saja memerlukan wawasan serta

pengalaman dan seni tersendiri.

Untuk itu Perkumpulan Subspesialis Radiologi Toraks Indonesia (PSRII) menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-V yang pada

kesempatan ini bertemakan IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE. Besar harapan kami PIT ini dapat bermanfaat dan menjadikan setiap

peserta mahir dalam meningkatkan pengetahuan dari narasumber ahli yang kami hadirkan.

Proceeding book ini merupakan buku pedoman untuk workshop dan

seminar IMAGING IN EMERGENCY OF THORACIC DISEASE yang kami susun untuk membantu sejawat sekalian dalam kegiatan PIT ini. Kami menyadari terdapat kekurangan dalam penyusunan proceeding book ini, namun

dibalik

itu

kami yakin bahwasannya buku

ini

sangatlah bermanfaat. Penghargaan dan ucapan terimakasih kami haturkan kepada para pembicara,

peserta freepaper maupun poster, serta dukungan para sponsor baik secara laingsung maupun tidak langsung memberikan dukungan dan sumbangsih

pikiran sehingga proceding book ini dapat terselesaikan dan diterbitkan.

Semarang, Agustus 2016

(5)

Ilelmnan Judul

...

i

f,aa

Pengantar...

iii

I&Isi

...

I

fa Smbutan

3

hilia

8

Rmtncra

l0

l

n

n

Acara

A

hasi Umum

... 17

&m

Untuk

Pembicara

lg

Dr+ri

Prresentasi

... 19

il[rEi Free

Paper

10g

nllEri

E-Poster

Bz

qpmtr

186

*morong, 20-21 Ag ustus 2016

(6)

M

S. RsU KARIADI V hqt., k,";t

Free Paper

GAMBARAN

KLASIK

RADIO GRAF,I

KASUS

KEGAWATAN

PADA

rNrnrsr

PARU

(PNnuvroNral

tDeparteme","f;:r\i:#:;:i')ubof

m",dicin,, Muhammadiyah (Jniversity of yo gltakarta

Email : anamjdwt @ yahoo.co.id

ABSTRACT

lungs

(air

space from the terminal

on the data RISKESDAS, 2013

a is generally quite high, in adults

percent. pneumonia can cause to respiratory failure resulting in

ranging

from

sign

and clinical and radiology examintion to diagnostic

is

a basic examination that sholuld be

olr

:lgns are the result

of

lung

,Yr*

parenchyma

of

pI"

aonormalities

is

expected

to u-rgency in the case of

general thorac

[X,.[Ti:

: rEmereen

cy, pneumoni a, radi olo gy p attem,che s t radi o grafi ,

ABSTRAK

sampai gagal nafas

yang

berakib secara cepat perlu dilakukan, yaifu

12o

I Semorong, 2O-21
(7)

#l-*r*,*

Free Paper

;;;;;e;'i

ur.un menvebibkan suatau keadaan

vIs

ql:,t-bYt gagal

r l--- ^1.^:-^^ ^*^-i

naLs

akut

yang ditandui

d.t'guo

menurunnya kadar oksigen artert pemeriksaan

fisik

dan

pemeriksaan p-enunjang diagnostik d\anlaranYa

uartut

pemeriksaan

iadiologi'

Pemeriksaan

radiografi

toraks

-"*prf.*

pemeriksaan dasar-yang harus

d

tahui

;dr"y"

gu.rrburu, abnormal

iari-

toraks'

pada

iaAiogai

toraks

maupun

erisated

(CT

Toraks)

yang

menandat<an suatu

yaitu'

adanya

ateliktasis,

/oss

of I

Yang

meniecil/kollaps

(atelektasi

ssura

angkat'

bronchovascular

marking

-

raturan

,

elevasi diafragma '

Tanda-tanda

ini

terjadi akibat Peradangan Parenkim Paru Pada

,3ffi"J""1:H'Xfr:"ii:fr

Silffil

kasus kegawatan

pada

kasus

toraks umuilmya

dan infeksi

paru

khususnya.

Kata

kunci

:

kegawatdarutan, pneumonia" gambaran radiology' radiografi toraks, CT scan toraks

1.

Pendahuluan

Infeksipanrmerupakanbagiandariinfeksisalurannafas.

Infeksisalurannafasadalahperadangattsalurannafasyangdisebabkan oieh masuknya mikroorganisme kedalam saluran pernafasan, meliputi

saluran nafas atas

(hiduig

sampai bronkhus) dan saluran nafas bawah

s)'

Mikroorganisme PenYebab

Parasit. Penulis membatasi Pada

aluran nafas bawah Yang mengenai

eumonia)

ini

meruPakan PenYakit infeksi yang

jumlah

kasusnya banyak ditemukan' menempati urutan

pertamakadangurutankeduadaril0besarmorbiditasdilndonesia.

Pneumonia atau peradan gan pada paru

ini'

tidak boleh disepelekan dan

harus ditangani dengan baik, karena dapat menimbulkal kegawatan paru yaitu gurrggrrun i.spirasi yang serius dan membahayakan

jiwa'

Hal

ini

terJadi

"tiUut pertukaran gut

dutu-

paru terganggu' yang bila tidak

(8)

M

E RSUPDT

V s,t td Free Pa

(hipoksemia) atau naiknya kadar karbondioksida (hiperkarbia) kombinasi keduannya.3,a

Data

dai

RISKESDAS (Riset Kesehatan dasar)

tahw

20 menyebutkan prevalensi

Infeksi

Saluran pernafasan

Akut

(ISp berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk

25,0

persen.

Lima

provinsi

dengan

ISpA tertinggi

adalah Tenggara Timur, Papua, Nusa TenggaraBarat, dan Jawa Timur. Insi dan prevalensi Indonesia tahun 2013 untuk kasus pneumonia umum pada dewasa dan anak adalah 1,8 persen dan 4,5 persen. Li provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertin

unfuk

semua

umur

adalah Nusa Tenggara

Timur,

papua, Sula Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. a

Penegakan diagnosis secara

cepat

pada kasus

gan pernapasan perlu dilakukan, yaitu mulai dari mengenal gejala klinisi

pemeriksaan

fisik

dan

pemeriksaan penunjang diagnostik diantaranya adalah pemeriksaan

radiologi

'

Berdasar

p.r"titiurr,

terdapat beberapa

tanda klasik gambaran radiografi toraks pada kasus kegawatdaruratan

paru yaitu

atelektasis, pneumotoraks, pergeseran mediastinum, konsolidasi yang d1[us atau luas pada parenkim paru serta adanya effusi pleura yang masif.r'3

Berdasar latar belakang

di

atas penulis

ingin

menyampaikan beberapa

tanda

klasik

radiologi

Infeksi paru

(pneumonia), yaa1 mengarah kepada gambaran yang sifatnya kegawatdaruratan (emergency imaging)

2.

Pneumonia dan Komplikasinya

Secara

klinis

pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,

jamur,

parasit,

dan lain-lain).

Secara anatomis pneumonia dapat

diklasifikasikan sebagai pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis, dan pneumonia

lobularis yang dikenal

sebagai bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru bagian bawah. Selain itu pneumonia dapat juga

dibedakan berdasarkan tempqt dapatannya, yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia rumah sakit.

'

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius

(9)

$_*rr,

Free Paper

dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan

gas setempat.

pertukaran

in"umonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang- dicirikan dengan

1 - ^li

uiunyu konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli'

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme^paru

fl"v"r.

-I.

li

"ti""

o leh re aks

i

imun dan

p:'"d'1g1"

I1lt-

^l'liy:T

.i"'ri,

":

r*r.

-e

J u

t.u.,

ap a c ar a mikro or gani,tT"

t"":11?1

t

tT*1"i'

i:;";ili;;i

turg.rrg'

2.

Penvebatan melalui

p:d"l'l

darah; 3'

Inhalasi bahan ue.orol]' 4. koloni sasi dipermukaan muko sa'''5

ulalabr udlrott ovrvrvr, r ' \v^vruv-v- --r -

1-2

Terdapat empat stadium anatomik dari

pneumo"l'ltt|'gl

il?:'

*

disebut hiPeremia, mengacu

mengaktifkan

jalur

komplemen' Komplemen bekerja sama dengan

t

i.tu]*i,

dan piostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru

iler

Paru.

Hal

ini

mengakibatkan

alam ruang interstitium sehingga

,"u"l"l?i""fil'H,ff l,fil.,"j;-_

yang harus

ditempuh

oleh

oksigen-.

dan

karbondioksida maka

i.rp-iraufru,

gas

inl

dalam darah

paling

O:T:li:*n

dan

sering Pada daerah baru

aliran darah dan

men gakibatkan penurunan saturasi oksi gen hemo globin

.

e+.;irrffi

henqfiqnsi merah (48 iam selaqiutnya)Jerjadi sewaktu

alveolus terisi oleh

,"T?*utt

t'"'ut',

eksudat dan fibrin yang dihasilkan

oi"t

p"rrlu-r,

(host) sebagai bagian dari reaksi peradangan' Lobus yang

terkena menjadi Padat

oleh

karena eritrosit dan cairan, sehingga wafiIa

perabaan seperti hepar, pada

stadium

i ,

--^1-

o+^r:

ilil

*irrirrut

,.hinggu

anlk

a\an

fflmbah

sesak' Stadium rnr

beriangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam'

?

Qrorlirrm henarisasi f.ifuUu ftons rlidacl-Ilerjadi sewaktu sel-sel darah

J'

uursrs'r r^vr"-

---

'nfeksi'

Pada saat

ini

endapan

putih mengkolonisasi daerah paru yang tert

(10)

t-****@

G

FreePaper

frbrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium

ini

eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena

berisi

fibrin

dan

leukosit, warna merah

menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

4.

Stadium

akhir

(resolusi). eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali

atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru

kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai

keadaan normal.

Tanda dan gejala

klinis

Pneumonia,

yaitu dari

anamnesis :

batuk, sesak napas, batuk darah/hemoptisis, nyeri dada; pemeriksaan fisik paru : adanya respirasi rate yang tinggi lebih dari normal ( > 24 x

/menit), retraksi dinding dada, perkusi redup sampai pekak, auskultasi

suara vesikular melemaf, bahkan menghilang, suara tambahan ronkhi).5

3.

Gambaran

Klasik

Radiologi

pada

Kegawatdaruratan

Pneumonia

Gambaran

klasik

radiografi

perlu

kita

ketahui dengan baik,

karena penting

sebagai

skreening

untuk

menentukan tindakan kegawatan saluran nafas yang harus cepat diatasi sehingga komplikasi lanjut dapat diminimalisasi dan kegawatan dapat ditangani dengan cepat

serta hal-hal yang mengancam

jiwa

penderita dapat dihindari sedini mungkin.r Pemeriksaan radiografi toraks merupakan pemeriksaan dasar

yang harus diusulkan untuk mengetahui adanya gambaran abnormal dari

toraks.

Uji

diagnostik Radiografi toraks lebih rendah dibandingkan CT

scan toraks. l's

Gambaran

radiologi

pada

radiografi

toraks

maupun

Computerisated Tomogram scaning

(CT

Toraks) yang menandakan

adanya suatu kegawatdaruratanan yaitu, adanya atelektasis

,

loss volume

of

lung, volume paru yang mengecil/kollaps (atelektasis), garis/fissura

yang

tertarik

atau

terangkat, bronchovascular

marking

yang

tak

beraturan

,

diafragma mengalami elevasi/terangkat

,

pergeseren

mediastinum, Pneumotoraks. Tanda-tanda

ini

terjadi

akibat adanya

kerusakan paru pada proses peradangan parenkim paru pada pneumonia.

1,2,5

Beberapa gambaran radiologi pada Pneumonia: 5'6

124

|
(11)

3 . 1 . Konsolidasi Paru dan Gambar an air bronchogram

Konsolidasi pada

paru tampak

sebagai opasitas hampir

homogen pada paru yang berbatas tegas dan adanya gambaran luscen

berisi udara dalam lumen bronchiolus atau alveolus yang pada proses

patologis akan tampak jelas karena dinding bronchiolus dan alveolus

mengalami

oedem atau inflamasi

(mengandung

banyak

cairan).

Konsolidasi terjadi karena terisinya air space (alveoli)

oleh

cairan

maupun sel sel produk radang. Pada konsolidasi kadang disertai atau

tidak

/oss volume

dan

gambaran Silhouette

sign

(hilangnya batas

mediastinum atau diafragma akibat adanya konsolidasi pada radiografi

[image:11.432.60.378.48.335.2]

toraks.

Gambar 1. Konsolidasi /opasitas

kostofrenikus

kiri

tak tampak). menimbulkan obstruksi 1'6

di paracardial

kiri

dan effirsi pleura

kiri

(sinus

Konsolidasi

di

bagian centraVperihillar berisiko

Semarong, 20-21. Agustus 20L6

(12)
[image:12.431.40.311.29.228.2]

il*r,.***@

Free Paper

Gambar 2.Diffuse konsolidasi Pneumonia pada Acute Respiratory Distress Sl,ndrome (ARDS)

3.2. Effusi Pleura : akumulasi cairan dalam rongga antara pleura

parietale dan pleura viscerale. Effusi pleura berdasar bentuknya

dibagi menjadi : effusi pleura di sinus kostofrenikus, effusi interlobar, effusi subpulmonary dan effusi Lokulated (encysted,

encapsulated).7

3.3. Pneumotoraks

Pneumotoraks, adalah udara yang berada

di

dalam cavum pleura.

Tanda radiologi adanya pneumotoraks,

yaitu

tanda langsung: pleura

visceral

terlihat dan

tanda

tak

langsung: meningkatnya gambaran

luscensi , tanpa corakan paru dan emfisema mediastinal. Pneumotoraks

yang

terjadi

pada kasus

infeksi

paru dapat

terjadi

spontan (akibat robeknya pleura visceral karena kerusakan jaringan akibat radang); dan

dapat terjadi traumatik/iatrogenik akibat pemasangan alat- alat medis

(Catheter placement) dan torakosintesis untuk kepentingan diagnostik

dan terapi.6

(13)

,rd

r! [SL,P ql Dr KAR/iDI

,&l.i H*i . kr,1 Free Paper

Gambar 3. 3.a. Masiv effusi pleura sinistra yang menyebabkan mediastinum bergeser ke

arah kanan disertai peingkatan volume paru kanan sebagai kompensasi 3.b. Pada gambar_an CT scan toraks tampak effusi pleura yang menyebabkan

kollaps paru kiri.7

t!=ti tril

r-,riw Gambar 4. Laki-laki 75 th dengan pneumonia, tampak konsolidasi di lobus superior

yang menyebabkan bulging inferior fissura minor (black anow). Bulging posterior

fissura mayor (white arrow) dan perubahan posisi bronkhus intermedius (asteriks).r

Semarang, 20-21 Agustus 2016

[image:13.430.41.385.13.178.2] [image:13.430.75.368.238.399.2]
(14)

dlf*,ro o. **,^,,

? s^t-t-tu"*i..\*r Free Paper

Gambar 5. Laki-laki, 45 th dengan septik emboli.

Tampak gambaran nodul solid dan cavitas dengan berbagai ukuran. Beberapa nodul

sebagai feeding arteri (arrow). 1

Gambar 6. Kasus Aspirasi Pneumonia (konsolidasi inhomogen dengan lesi hypodens sentral di lobus inferior paru kanan sebagai early pulmonary necrosis. Loculated effirsi pleura (asteriks); fokus udara sebagai early absces (arrowhead).1

L28

| [image:14.425.40.398.7.469.2] [image:14.425.59.366.264.446.2]
(15)

H

E RSUP Dr KAR,ADI

V 9*rd Lk*i-kt4 Free Paper

3.4. Atelektasis

Atelektasis

adalah

suatu

kondisi

dimana

paru tidak

dapat mengembang dengan sempurna (alveoli tidak berisi tdara atat kollaps).

Hal

ini

dapat

terjadi

akibat

ada 5 mekanisme,

yaitu

obstructive (resorptive), passive, compressive, adhesive dan cicatrization (scar). Etiologi terbanyak obstruksi airway adalah terbagi dua yaitu intrinsik

dan

ekstrinsik. Instrinsik berupa peradangan

intra luminar

airway.

Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret yang berupa mukus. Selain itu juga terjadi edema di lumen airway sehingga mengakibatkan obstruksi pada airway.

Etiologi

ekstrinsik atelektasis (passive atelectasis) pada airway adalah pneumothoraks,

tumor

dan [image:15.429.132.309.239.433.2]

paling sering adalah pembesaran kelenj ar getah bening. 3'5

Gambar 7 . Tension Pneumotoraks, Kollaps paru kiri total, low riding diafiagma kiri dan pergeseran mediastinum ke kanan. Tampak bullae di apikal kanan (black arrows).6

Gambaran

radiologis

atelektasis

berupa

penarikan diafragma mendekati lobus yang kolaps, penarikan mediastinum mendekati lobus paru yang kolaps dan

ICS

(intercostal space yang mengecil) akibat tarikan kolaps paru. Paru menjadi kolaps akibat tekanan negatif yang seharusnya ada pada alveolus berkurang akibat sumbatan sehingga saat

Semarang, 20-21 Agustrls 2016

(16)

S*rr.o. *^,o,

U t"kt ltt^is,ta Free Paper

inspirasi udara susah masuk

ke

alveolus sehingga parulya menjadi kolaps dan sesuai dengan hukum keseimbangan maka semakin negatif tekanan

di dalam

suatu ruangan maka dengan

kuat

ruangan yarrg [image:16.431.49.377.194.366.2]

bertekanan

sangat

negatif

itu

akan

berusaha menyeimbangkan tekanannya dengan menarik udara mauptn zat lain

di

sekitar sehingga pada gambaran radiologis terdapat gambaran radioopak pada lobus LolupJaatt ada tarikan ofuan menuju lobus paru yang kolaps tersebut.3'5

Gambar 8. Kombinasi atelektasis lobus superior dan inferior paru kanan

s pada setengah atas paru kanan dengan perihillar terangkat dan

s jantung ; gambar S.b.Posisi lateral ditunjukkan di anterior dan -uyor.'

4.

Kesimpulan

Kasus kegawatdaruratan toraks mencakup beberapa organ, salah satunya paru. Infeksi dan dari data

i

menduduki

no.2 diantara 10 besar

penyakit.

Tanda

klinis

yang penting dikenali yaitu adanya keluhan batuk, sesak napas, demam, nyeri dada dan dapat

130

I
(17)

#***g,*@

Free Paper

terjadi

sianosis karena kekurangan oksigen.

Dari

fisik

diagnostik didapatkan suhu tubuh yang tinggi, respirasi rate lebih 24kali permenit

dan tampak retraksi dinding dada, perkusi paru redup sampai pekak dan

auskultasi vesikuler melemah atau menghilang dan kadang terdapat

suara

tambahan

ronchi

atat

wheezing.

Pemeriksaan radiologi mempunyai peran yang sangat penting untuk melihat gambaran anatomi abnormalitas toraks, yang meliputi tanda klasik kegawatdaruratan, yaitu: adanya konsolidasi parenkim

paru

yang kadang disertai gambaran sillhoute sign atau loss volume, Effirsi pleura , pergeseran mediastinum, effusi pleura, atelektasis, pneumotoraks, elevasi diafragma dan tarikan ke cranial atau medial fissura. t'2'3'4's'6

DAFTAR PUSTAKA

1.

Walker, C.M., Abott,

G.F., Greene,

R.E.,

Shepard, J.A.O.,

Vummidi,

D and

Digumarthy,

S.R. Imaging

Pulmonary Infection: Classic Signs and Patterns, AJR: 202,March2014

2.

Waite, S., Jeudy, J and White, C.S. Emergency Chest Imaging:

Acute

Lung

Infections

in

Normal

and Immunocompromised Hosts, volume 44, ntmber 2,March2006

3.Muller,N.LandSi1va,C.I.S.ImagingoftheChest

Atelehasis., volume 1, saunders, Elsevier, tahun 2008

4.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan., Kementrian Kesehatan RI, Riset Kesehatan dasar (RISKESDES), 2013

5.

http : //www.webmd. c om/lung/tclpneumonia-topic-overview

6.

Webb, R.W and Higgins

,

C.B. Thoracic Imaging: Pulmonry and Cardiovascular Imaging, Consolidation and Atelectasis, 2

nd ed, th 20111

7.

Johannes

Kirchner.

Chest radiology: Resident's

Manual

:

Pleural Effusion, Thieme, USA, tahun 2011

Gambar

Gambar 1. kostofrenikus Konsolidasi /opasitaskiri tak tampak).
Gambar 2.Diffuse konsolidasi Pneumonia pada Acute Respiratory Distress Sl,ndrome(ARDS)
Gambar 3. 3.a. Masiv kollaps effusi pleura sinistra yang menyebabkan mediastinum bergeser kearah kanan disertai peingkatan volume paru kanan sebagai kompensasi3.b
Gambar 6. Kasus Aspirasi Pneumonia (konsolidasi inhomogen dengan lesi hypodenssentral di lobus inferior paru kanan sebagai early pulmonary necrosis
+3

Referensi

Dokumen terkait