• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Group Investigation DI MTS NegeriI 1 Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Group Investigation DI MTS NegeriI 1 Kota Tangerang Selatan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 28 September 2016 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI

METODE GROUP INVESTIGATION DI MTS NEGERI 1 KOTA TANGERANG

SELATAN

Zulfiani, Tri Endah Irianti, Dhuhana Putri R.

Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta Email koresponden: zulfiani@uinjkt.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunan model Group Investigation untuk meningkatkan motivasi belajar IPA. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan adapun penentuan kelas tindakan dilakukan secara random oleh guru. Sampel penelitian berjumlah 37 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket motivasi belajar dan lembar observasi aktivitas belajar mengajar yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan menghitung skor total tiap indikator dan diubah menjadi bentuk presentase. Hasil tersebut menunjukan bahwa model group investigation dapat meningkatkan motivasi belajar IPA . Hal ini dikarenakan dengan menggunakan model Group Invetigation, siswa menjadi terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kata Kunci: group investigation; motivasi belajar IPA, penelitian tindakan kelas

Abstract

This study aims to find out the use of Group Investigation model to enhance the learning motivation of Natural Science. The research was conducted in State Junior Islamic School 1 of South Tangerang City. The method used was classroom action research. The sampling was done by purposive sampling technic, and the action class was randomly determined by the teacher. The sample were 37 students. The instruments used were the questionnaire of learning motivation and observation sheet of teaching-learning activities which have been tested for the validity and the realibility. The data were analyzed by counting the total score of each indicator and change it into the percentage. The result shows that group investigation model can increase the learning motivation of Natural Science. It is because by using the group investigation model, the students were actively involved in the learning situation.

Keywords: group investigation; learning motivation of natural science; classroom action research

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh kearah kondisi yang

sebenarnya tidak diharapkan sama sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang.

(2)

mengajar. Guru memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang guru dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas.

Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dan prestasi belajar siswa terutama dalam belajar IPA. Guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses pembelajaran yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam belajar dan mau terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut menjadi efektif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan , diperoleh bahwa guru lebih sering menggunakan metode diskusi dan ceramah pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Akibatnya, hasil pembelajaran siswa menjadi kurang memuaskan.

Siswa kelas VII MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki kemampuan diskusi yang cukup baik. Hal ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Saat mereka melakukan diskusi kelompok, siswa memiliki minat yang baik terhadap tujuan pembelajaran. Misalkan saat melakukan praktikum atau diskusi kelompok, mereka cukup antusias terhadap topic yang mereka hadapi dibanding hanya mendengarkan guru menyampaikan pembelajaran. Selama proses pembelajaran yang melibatkan kelompok, secara alamiah siswa mulai berani mengeluarkan pendapat atau menyangkal pendapat temannya. Sehingga terjadi interaksi yang baik antar siswa dan menciptakan sebuah pemahaman konsep yang dibangun bersama. Selain itu diharapkan pengalaman siswa melakukan investigasi ialah kemampuan tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkan dengan

perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.

Dengan gambaran permasalahan yang ada, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Group Investigation(GI)dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA?

Dari rencana pemecahan masalah yang telah diuraikan, maka secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif model group investigation .

Telah banyak penelitian yang menunjukkan hasil bahwA pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Pada pembelajaran kooperatif, siswa akan belajar bagaimana bekerja sama dengan teman satu kelompoknya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kesuksesan untuk mencapapai tujuan bersama ini sangat bergantung pada hubungan dan kerjasama antar anggota kelompok. Mereka akan sukses atau gagal bersama dalam sebuah pembelajaran kooperatif.

(3)

diterapkan.(Trianto, 2007 :59). Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topic yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka.

Terdapat enam tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok. Tahapan tersebut yakni, memilih topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan inevtigasi dalam kelompok, melaksanakan invetigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi pencapaian.

Dalam investigasi kelompok siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang IPA sesuai dengan kemampuan masing – masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dengan demikian investigasi kelompok merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran IPA.

Investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkan dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dari penjelasan – penjelasan tersebut, maka definisi pembelajaran investigasi kelompok dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan siswa yang sifatnya menyebar (divergent activity). Maksudnya, para siswa lebih diberikan kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal – hal menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka. Siswa dihadapkan pada situasi yang penuh pertanyaan yang dapat menimbulkan konfrontasi intelektual dan mendorong terciptanya investigasi.

Motivasi adalah „pendorongan‟ yaitu suatu

usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu . Menurut Oemar Hamalik motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Melaui model Group Investigatinsiswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga interaksi antar siswa akan meningkat dan siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian pembelajaran akan berlangsung secara aktif dan meningatkan motivasi siswa.

METODE

Penelitian di laksanakan pada tanggal 25 dan 28 April 2016 di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan, yang beralamat di Jl. Padjajaran no. 31 Pamulang- Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Pardjono dalam Panduan Penelitian Tindakan Kelas penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 6 di MTsN 1 Kota Tangerang Selayan tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 37 orang. Kelas VII 6 dijadikan sampel penelitian, karena siswa kelas tersebut memiliki kemampuan diskusi yang paling baik diantara siswa kelas lain. Hal ini dilakukan karena model group investigation memnutuhkan kemampuan diskusi yang baik.

(4)

Sampel ditentukan oleh guru pamong sebagai yang memahami kondisi kelas.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar angket motivasi belajar IPA dan catatan lapangan. Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa dalam merangkum materi pelajaran IPA yang diberikan oleh guru, kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar IPA siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan Model Group Investigation.

Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu menggunakan lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan. Lembar observasi dianalisis secara deskriptif

[image:4.595.39.561.678.758.2]

karena lembar observasi berupa pernyataan “ ya” atau tidak”

Tabel 1. Kriteria Persentase untuk Skor Hasil Angket Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran

IPA Persentase Yang

Diperoleh

Keterangan

85% -100% Sangat Tinggi

70% - 85% Tinggi

55%- 70% Sedang

40%- 55% Rendah

0%- 40% Sangat Rendah

Analisis hasil pengisian angket dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing butir pada lembar pengisian angket. Angket motivasi siswa terdiri dari 15 butir pertanyaan. Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau merangkum hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan di lapangan saat siklus I terjadi ketidak efisienan proses kerja siswa. Dosen sebagai observer mencatat hanya 2 kelompok yang tidak bertanya instruksi kerja LKS, dan terdapat 5 kelompok yang bertanya (terdapat 71,4% kelompok yang bertanya). Pada siklus II, ditemukan sebanyak28,5% perwakilan kelompok (2 dari 7 kelompok ) masih bertanya instruksi LKS.

Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang bertanya mengenai instruksi kerja LKS. Sehingga, Siswa masih perlu diberikan penjelasan. Karena mengulang kembali instruksi, waktu pelaksanaan belajar dan mengajar dalam hal ini aktvitas diskusi menjadi berkurang.

Tabel 2. Data Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Indikator Siklus I Siklus II

Presentase Kategori Presentase Kategori

1 Perhatian (attention 80 % Tinggi 87% Sangat tinggi

2 Kepercayaan diri (confident) 77 % Tinggi 86% Sangat tinggi

(5)

4 Kepuasan (satisfation) 81% Tinggi 88% Sangat tinggi

Rata-rata 78, 25% Tinggi 86,5% Sangat tinggi

Instruksi di awal dalam proses belajar mengajar kepada siswa dapat meningkatkan efisiensi diskusi. Karena temuan di lapangan saat siklus I terjadi ketidakefisienan proses kerja siswa saat mengerjakan LKS, banyak yang bertanya instruksi kerja LKS (ini menunjukkan LKS buat siswa masih perlu diberikan penjelasan) akibatnya ini memakan waktu proses belajar mengajar Hal tersebut terajadi karena guru menyampaikan instruksi LKS lebih rinci disbanding pada saaat siklus I. Saat siklus II siswa lebih bertanggunjawab dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan hasil observasi motivasi yang menunjukan pada siklus I motivasi dengan

kualifikasi “tinggi ”, tetapi pada siklus II

motivasi siswa kelas VIII-6 meningkat dengan

kualifikasi “sangat tinggi”. Perhatian tersebut

terlihat dari siswa memperhatikan mendengarkan dan memperhatikan presentasi/penjelasan guru, ada keberanian dari siswa untuk bertanya kepada guru jika ada hal yang belum jelas, Tidak putus asa dalam menyelesaikan soal yang sulit, Bersemangat dalam memecahkan masalah soal-soal, Mengerjakan tes/ kuis/ yang diberikan oleh guru secara individu tanpa meminta bantuan teman, Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, Mengemukakan pendapat dalam diskusi. memperhatikan presentasi kelompok serta mencatat materi yang telah dipelajari.

Metode pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk belajar mengemukakan pendapatnya dan mencari tahu informasi sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Selain itu, pada model pembelajaran ini peran guru sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan

strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggung jawabkan pendapatnya.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini membantu siswa menjadi lebih aktif dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya serta pemikiranya dalam diskusi kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari menggunakan strategi-strategi mereka sendiri yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untukmempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya, siswa melakukan persaingan atau kompetisi dengan siswa lain, mengetahui hasil kerjanya, mendapat pujian karena berhasil mendapat nilai baik dan tujuan yang diakui karena dirasamenguntungkan bagi temannya yang menimbulkan gairah untuk belajar.

Berdasarkan data dari lembar observasi dan angket peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA dengan metode group investigation di kelas VIII MTsN 1 Kota Tangerang Selatan berjalan lancar sesuai rencana yang telah disusun. Selain itu, tujuan dari tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa juga tercapai.

SIMPULAN

(6)

tinggi , pada akhir tindakan menjadi 86,5% berada pada kategori sangat tinggi.

Adapun saran dalam penelitian ini adalah Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model group investigation membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik, sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia. 2011.

Meningkatkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation, Prestasi Belajar, dan Keterampilan Proses Sainsdalam http://repository.upi.edu/operator/upload/s _d025_060097_chapter2.pdf, (Diakses pada tanggal 15 Januari 2012)

Meningkatkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation, Prestasi Belajar, dan Keterampilan Proses Sains, h. 11-12 dalam

http://repository.upi.edu/operator/upload/s _d025_060097_chapter2.pdf, diakses pada tanggal 15 Januari 2012

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa melalui Pendekatan

Investigasi, dalam

http://repository.upi.edu/operator/upload/s _d0151_0610680_chapter2.pdf, (Diakses pada tanggal 15 Januari 2012)

Sadirman. Interaksi dan Motivasi belajar. Jakarta:Rajawali press .2011

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 56.

Taniredja, T., dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. 2011.

Asita, Ismail Efendi, dan Fajri,Siti Rabiatul. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Group Investigation(Gi) Terhadap MotivasiDan Hasil BelajarkognitifSiswa Kelas ViiiSmp

Negeri 2

KayanganTahunPelajaran2013/2014.Http:

//lppm.ikipmataram.ac.id/wp- content/uploads/2015/04/Asita-Pengaruh- Model-Pembelajaran-Kooperatif-Tipe- Group-Investigation-GI-terhadap- Motivasi-dan-Hasil-Belajar-Kognitif-Pend-Biologi.pdf.

Diakses 29 Maret 2016

Kumaladewi, Ratih Puji Astuti., Asria, dan Hariyadi, Bambang. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi Bermedia dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Pemahaman Konsep Biologi. Edu-Sains Volume 4 No. 1,

Januari 2015.

http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/e dusains/article/download/2364/1693. diakses 29 Maret 2016.

Widiarsa, Putu, Candiasa, Made, Dan Natajaya Nyoman . Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Sma Negeri 2 Banjar.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014). Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/E-Journal/Index.Php/Jurnal_Ap/Article/View /1181 Diakses 29 Maret 2016

Gambar

Tabel 1. Kriteria Persentase untuk Skor Hasil Angket Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey yaitu dengan cara menyebar kuesioner. Kuesioner merupakan

Menurut Rahayu (2010: 222) penerimaan atau pendapatan negara (goverment revenue) adalah semua penerimaan kas umum (kas pemerintah pusat) atau kas daerah (kas pemerintahan

Dari hasil pembuktian di atas dapat dilihat bahwa protokol yang digunakan telah sesuai dengan dasar teori protokol STK 500. Pembuktian di atas dibagi menjadi 2

[r]

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dosis dan waktu aplikasi yang tepat dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa strategi peningkatan mutu pendi- dikan merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan

20 Dalam pengembangan kemampuan siswa agar mampu menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan beramal shaleh, maka MTs YAPIKA memberikan kegiatan rutin sebagai

dengan koefisien regresi positif, hal ini berarti baik buruknya efektivitas sekolah dipengaruhi oleh baik buruknya budaya sekolah, dan 3) variabel efektifitas sekolah