Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
AIDA SRI RAHAYU NIM: 1112015000004
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKUTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Sukabumi Jawa Barat. SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan apa saja yang dilakukan oleh istri petani di sektor domestik dan publik dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat, dengan jumlah sampel sebanyak delapan istri petani. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Peneliti mengambil data dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Pemilihan sampel dengan menggunakan non probality sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hasil penelitian ini menunjukan peranan istri petani dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di Desa Bojonggenteng Sukabumi Jawa Barat, baik secara langsung maupun tidak langsung peran istri petani sangat kuat, semangat para istri bekerja sangat besar walaupun dengan penghasilan yang kecil para istri petani telah ikut ambil bagian dalam menambah pendapatan keluarga dengan melakukan pekerjaan di sektor publik untuk membantu suami. Dengan bekerjanya istri secara otomatis peran nya menjadi ganda, yaitu menjadi ibu rumah tangga dan sebagai istri yang bekerja.
Java. Skripsi. Jakarta: of Education Social Sciences the Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
The research examines the role of the farmer’s wife on increasing the
household incomes. The purpose of this research is to find out the famer’s wife’s
roles in the domestic sector and in the public on increasting the household incomes of Bojonggenteng village, Sukabumi, West Java. This research was conducted in Bojonggenteng with a total sample of 8 famer’s wifes. The research methode is using qualitative methode. The researcher get the data by using the interview techniques and observation. The selection of the sample is using non-probality sampling by purposive sampling techique, which is sample determining techniqu with a certain consideration. The result of the research shows the roles
of the farmer’s wifes an increasing the household incomes in Bojonggenteng
either directly or indirectly, the voles of the farmer’s wifes are very strong. The wifes the enthusiasin on working are very strong, even though the incomes are pretty low. They have parcipated on increasing the household incomes by working in the public sector so they can help their husbands. Because of the that the roles of the wifes are doubled, the wifes as houswife and wifes as the working wifes.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peranan Istri Petani Dalam
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat“.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada pemimpin umat
Islam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menjadi umat yang
berakhlakul karimah, berpengetahuan dan berintelektual.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana
Pendidikan S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Konsentrasi Sosiologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan
karunia Allah SWT dan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril
maupun material baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
bimbingan, petunjuk, serta motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IImu Pengetahuan (P.IPS) yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta pengalamannya kepada penulis,
sehingga penulis mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan
sangat berguna.
5. Seluruh Civitas Akademik dan Staf Administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Seluruh staf Perpustakaan Utama Perpustkaan Tarbiyah Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam mencari referensi yang terkait dengan skripsi ini.
7. Teristimewa kedua orangtuaku, Almarhumah Mamah Iis Kholisoh dan
Bapak Syaprudin. yang telah mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, kesabaran, semangat, nasihat, motivasi, pengorbanan baik dari segi moril,
maupun material kepada penulis tiada henti dan tiada lelah sampai pada
saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga mereka
diberikan kesehatan dan rezeki yang melimpah. Aamiin. Love you more dad and mom!
8. Bapak Dedi Sudirman selaku Kepala Desa Bojonggenteng, Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat beserta Stafnya, yang telah mengizinkan dan
menerima penulis dengan baik untuk melakukan penelitian, sehingga
penulis memperoleh data-data yang dapat mendukung dalam penulis
skripsi ini.
9. Kakak dan Adik penulis tersayang, Azis Abduh Al-Muzahid, Ade Irma,
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga persahabat ini selalu
terjalin. Aaamiin yah Beeh..
11.Kalian Nita Chairunnisa, Sheila Muria Prihartini, Mega Dhaniswara Arifa,
Nurits Nadia Khafiyah, Ardhana Erviani, Fikri Kautsar Afdholi, Hanni
Khairunisa, Muhamad Fadilah, dan Ikhsan Tila Mahendra. Terima kasih
kalian yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta bantuan.
Semoga silahturrahmi kita terjalin hingga akhir hayat.
12.Fakhurrozi teman laki-laki yang selalu menawarkan dirinya untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi maupun tugas sekolah dan
selalu memberikan semangat. Terima kasih Bee.
13.Sahabat seperjuangan “Laskar Skripsi Tujuh Bab”, Rika Widya Risyadi, Qq Presika Jati Putri, Nurul Pratiwi, dan Muhamad Rais Fauzi. Terima
kasih kalian selalu memberikan semangat, memotivasi dan bantuan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Semoga kebersamaan ini selalu
terjalin. Aaamiin.
14.Winda Agnes, Febriani Ramadhana, Amar Rasyidillah, dan Amry Al
Mursalaat. Terima kasih untuk kalian atas semangat, dukungan dan
motivasi yang diberikan.
15.Silvy, dan Firda adik kosan yang selalu memberikan semangat tak henti,
motivasi dan dukungan. Makasih adek emessskuuu.
16.Dessy, Laelatul Sa’diyah, Wulan Permatsari, Dina Khairunnisa. Terima kasih telah menghadirkan canda tawa yang kalian hadirkan, semoga kita
selalu seperti ini.
17.Nurwinda Septiana, Anisa Rahayu Bahtiar. Terima kasih atas doa dan
motivasinya.
18.Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2012, Sosiologi-
yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Atas do’a, bantuan, dan semangat yang sangat berharga. Penulis
mengucapkan terima kasih, semoga Allah senantiasa membalas kebaikan
kepada kalian. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
mempunyai nilai yang beguna bagi pembacanya.
Wa’alalaikum sallam Wr.Wb
Jakarta, 28 November 2016
Aida Sri Rahayu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iii iv ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN... xiv xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan... 1
B. C. D. E. F. Identifikasi Masalah... Pembatasan Masalah... Perumusan Masalah... Tujuan Penelitian... Manfaat Penelitian 6 6 6 6 7 BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Deskripsi Teoritis ... 8
1. Peranan... 2. Motif Istri Bekerja... 3. Petani... 4. Pendapatan... 5. Teori Fungsionalisme Struktural... 8 16 19 20 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan... 23
C. Kerangka Konseptual ... 29
BAB III METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 31
C. Metode Penelitian dan Data yang Diinginkan... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Bojonggenteng... 42
B. Deskripsi Data ... 50
C. Hasil Wawancara... 51
D. Pembahasan ... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 65
B. Saran... 65
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Bojonggenteng ... 43
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Penelitian Yang Relevan...
Jadwal Penelitian ...
25
30
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Jenis dan Sumber data Penelitian...
Pedoman Wawancara ...
Pedoman Dokumentasi... 35
36
37
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Bojoggenteng ... 47
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bojonggenteng ... 48
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Jumlah Usia Penduduk Desa Bojonggenteng ...
Jenis Mata Pencaharian Penduduk...
Profil Informan... 48
49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara... 70
Lampiran 2 Transkip Wawancara... 72
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian... 88
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Daftar Uji Referensi...
Surat Bimbingan Skripsi...
Surat Permohonan Izin Penelitian...
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian...
Surat Keterangan Wawancara...
Biodata Penulis... 92
98
99
100
101
A.
Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah tempat terpenting bagi seseorang karena merupakan
tempat pendidikan yang pertama kali, dan di dalam keluarga pula seseorang
paling banyak bergaul serta mengenal kehidupan.1 Keluarga pada umumnya
tersusun dari ikatan darah dan atau melalui perkawinan. Menurut Soerjono
Soekanto keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak nya yang belum
menikah, pada umumnya keluarga seperti ini disebut dengan keluarga batih.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan suatu keluarga terbentuk
melalui perkawinan, yaitu suatu ikatan lahir batin seorang laki-laki sebagai
suami dan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan untuk membentuk
keluarga yang utuh, bahagia dan kekal sejahtera.
Di masyarakat manapun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan
manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.2 Seorang laki-laki sebagai ayah maupun seorang
perempuan sebagai ibu di dalam suatu keluarga memiliki kewajiban serta
tanggung jawab bersama untuk merawat dan menjaga keutuhan keluarga.
Untuk itu kedudukan ayah dan ibu di dalam keluarga memiliki hak yang
sama untuk ikut melakukan perlindungan, menciptakan kebahagiaan, dan
kesejahteraan keluarga. Adapun perbedaan antara suami dan istri di dalam
suatu keluarga dibedakan oleh faktor biologisnya.
Perbedaan secara biologis terbentuk pada akhirnya menghasilkan
perbedaan tugas di dalam keluarga. Wanita dainggap yang cenderung lebih
emosional atau lebih melihat segala sesuatu dari sudut perasaan dinilai
sangat sesuai dengan tugasnya untuk merawat, mengasuh, dan mendidik
1
Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), Cet. 1, h. 880.
2
anak. Wanita memang dilahirkan dengan naluri keibuan yang sering disebut
dengan nurturing instinc, dengan naluri seorang istri disertai tanggung jawab untuk mengasuh anak.3
Dengan demikian, keberhasilan suatu keluarga dalam membentuk
suatu rumah tangga dan sejahtera tidak lepas dari peran seorang ibu yang
begitu besar. Baik dalam membimbing dan mendidik anak mendampingi
suami, membantu pekerjaan suami. Namun demikian kebanyakan dari
masyarakat masih menempatkan seorang ayah sebagai subjek, sebagai
kepala keluarga dan pencari nafkah. Sedangkan ibu lebih ditempatkan
sebagai objek yang dinomor duakan dengan kewajiban mengurus anak di
rumah.
Dengan melihat faktor biologis tentang kodrat perempuan, maka
dalam suatu keluarga peran perempuan cenderung hanya di area yang
sempit yaitu hanya di sektor domestik saja hanya berkutat di lingkungan
rumah, sedangkan peranan laki-laki yaitu di sektor publik adalah sesuatu
yang bersifat luar seperti bekerja mencari nafkah.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yakni mayoritas mata
pencaharian penduduknya dengan mengendalikan bercocok tanam.
Sebagaian besar pertanian Indonesia dikelola oleh masyarakat perdesaan.
Sama halnya dengan daerah Kabupaten Sukabumi, dalam struktur
perekonomian nya sektor pertanian masih menjadi sektor yang paling
dominan, selain itu sektor ini masih menyerap jumlah tenaga kerja yang
besar pula, karena masih banyak penduduk Sukabumi yang
menggantungkan hidupnya melalui usaha pertanian.4
Bagi mereka yang tinggal di pedesaan dan memiliki perekonomian
yang rendah peran ganda bukanlah sesuatu hal yang baru. Bagi perempuan
di desa bekerja merupakan hal yang sudah biasa, bahkan sejak anak usia
3Malik, “Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa
Tawaroe Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone”, Skripsi pada Universitas Hasanudin,
Makasar, 2012, h. 2. dipublikasikan.
4
muda mereka belajar bekerja dengan cara membantu orang tua dengan cara
membantu berdagang, berladang ke sawah, membantu menjaga warung,
membantu pekerjaan rumah. Para perempuan di desa khususnya bagi
keluarga miskin bekerja tidak harus di perkantoran yang mewah, mereka
tidak terlalu memperdulikan pekerjaan apa yang mereka kerjakan yang
terpenting adalah upah yang di terimanya. Sebagian dari mereka bekerja
sebagai buruh dengan gaji yang tidak terlalu besar seperti bekerja sebagai
buruh tani, buruh di perusahaan asing, buruh cuci, pembantu rumah tangga
yang upah nya kecil.
Kurangnya pendapatan keluarga memicu bagi para istri untuk turut
mendampingi suami mencari nafkah. Melalui bekerja sebagai petani di
ladang peran istri menjadi semakin penting, karena hal ini berarti para istri
harus bertanggungjawab dalam mengurus anak dan rumah tangga mereka
agar selalu tercukupi selama ditinggal suami bekerja diluar.
Dalam UU Perkawinan ditegaskan dalam Pasal 31 butir 1 dan 2,
Pasal 33, dan dalam Penjelasan Umum butir 4 yang berbunyi:5
Untuk itu suami-istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya, membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material.
Kemudian Pasal 31 yang terdiri dari tiga ayat, yaitu:
Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. Suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah ibu rumah tangga.
Adanya ketentuan formal yuridis bahwa suami adalah kepala
keluarga dan istri ibu rumah tangga. Berarti, secara legal kedudukan suami
lebih penting dan lebih tinggi dari pada peran istri. Ini disebabkan karena
peran suami ditentukan berada di sektor publik, yang sekaligus berarti
bahwa yang menentukan status dan kedudukan keluarga adalah laki-laki.
Dalam hal menentukan peran istri sebagai ibu rumah tangga, berarti
bahwa tempat dan kewajiban istri adalah di sektor domestik. Artinya di
5
dalam rumah, sektor privat, tanpa mempunyai kedudukan formal di
masyarakat. Di dalam masyarakat, kedudukan resmi perempuan sebagai
istri.6
Masyarakat yang melangkah maju ke zaman baru seperti jaman
kita, antara lain mengalami masa emansipasi wanita, yaitu usaha
melepaskan diri dari peranan wanita yang terbatas dari sistem
kekerabatan untuk mendapatkan status baru, sesuai dengan jaman baru,
dalam keluarga dan dalam masyarakat besar. Perubahan pada sistem
perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa perubahan pada
alokasi ekonomi keluarga. Dalam hal ini perempuan berubah karena
peranan perempuan dalam bidang ekonomi berubah pula.
Keterlibatan istri dalam dunia kerja dikarenakan banyak faktor,
mulai dari ekonomi, pendidikan, keadaan sosial hingga budaya. Partisipasi
wanita dalam dunia kerja banyak memberikan kontribusi yang besar
terhadap kesejahteraan keluarga, bahkan dapat mendorong kemajuan
ekonomi bangsa. Angka pekerja wanita di Indonesia mengalami pergerakan
yang signifikan. Jumlah wanita pekerja di Indonesia saat ini mencapai 54,44
persen dari total angkatan kerja wanita, ini di sampaikan oleh Dosen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Endang Sihprati, MA dalam
diskusi Economics Talk yang bertajuk “Wanita dan Kemiskinan”.7 Semua ini terindikasi dari beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan belajar
bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya tempat
penitipan anak dan kemajuan teknologi yang memungkinkan wanita dapat
mengerjakan masalah keluarga dan masalah pekerja sekaligus.
Berbeda dengan anggapan umum masyarakat, seorang wanita
dianggap tabuh atau menyalahi kodratnya sebagai seorang wanita apabila
terlalu sering keluar rumah. Terlebih lagi apabila keluar rumah tanpa
memperhatikan alasan mengapa dan untuk apa perbuatan itu dilakukan.
6
Saparinah Sadli, Berbeda Tetapi Setara, Pemikiran tentang Kajian Perempuan, h. 172.
7
Namun jika kita mau melihat dari fakta yang di lapangan sering kali kaum
wanita menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama
dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomian nya tergolong
rendah, banyak dari kaum perempuan yang ikut menjadi pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Pada keluarga yang tingkat perekonomiaannya
kurang atau prasejahtera peran perempuan tidak hanya dalam area pekerja
domestik tetapi juga area publik. Ini memungkinkan terjadi karena
penghasilan suami sebagai pencari nafkah utama tidak mencukupi
kebutuhan keluarga.
Perempuan ternyata memiliki peranan yang penting dalam
menyiasati serta mengatasi kemiskinan yang di alaminya. Salah satu bukti
nyata ada pada masyarakat desa Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat mengenai peranan istri dalam upaya meningkatkan pendapatan
rumah tangga. Di desa Bojonggenteng tidak sedikit para istri yang bekerja
untuk membantu suami dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan
membantu kesejahteraan keluarganya. Para istri ini bekerja sebagai buruh,
kebanyakan dari istri bekerja sebagai buruh tani, buruh cuci, pengasuh anak,
membuka warung sayuran, untuk membantu pekerjaan yang dilakukan
suami.
Berdasarkan preliminary research (penelitian awal) yang di lakukan, maka pandangan dan anggapan-anggapan yang memandang rendah
kedudukan dan peranan istri dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga
tidak berlaku di masyarakat desa Bojonggenteng. Pada keluarga pekerja,
istri bertugas mengurus pembagian hasil panen dengan pemilik lahan,
sedangkan pada keluarga pemilik lahan istri bertugas untuk menjual hasil
panen mereka.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul: “Peranan Istri Petani
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di atas. Maka
masalah-masalah yang terkait dengan hal tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Meningkatnya jumlah perempuan (istri) yang bekerja.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi istri bekerja, meliputi pendapatan
keluarga yang rendah dan kebutuhan yang semakin meningkat.
3. Peranan istri di sektor publik dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga
4. Presentase tingkat istri bekerja di sektor publik tidak di iringi dengan
peningkatan penghasilan suami.
C.
Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan penulis dalam penelitian ini dan luasnya
permasalahan yang hendak dibahas, serta untuk lebih terarahnya penelitian
ini, maka pembatasan masalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan istri
petani dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di desa
Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat?”
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, agar tidak terjadi
perbedaan interpretasi dan pemahaman, maka masalah ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan istri petani di sektor publik dalam meningkatkan
pendapatan rumah tangga di desa Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi istri bekerja?
3. Apa saja motif istri bekerja?
4. Berapakah pendapatan istri petani?
E.
Tujuan Penelitian
Secara akademis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja
dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga di desa Bojonggenteng
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Secara terapan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bentuk peranan istri yang bekerja di sektor publik, dalam
meningkatkan pendapatan rumah tangganya di Desa Bojonggenteng,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi para
akademisi untuk mengkritisi hasil penelitian atau meneliti bagian yang bisa
lebih diteliti dari setting penelitian ini dan menjadi bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya, dan diharapkan pihak terkait dapat meningkatkan
A.
Deskripsi Teoritik
1. Peranana. Definisi Peranan
Kata peran dan peranan dalam sosiologi sering dianggap
sama karena tidak ada pembatasan secara jelas antara peran dan
peranan hanya pada sudah atau tidaknya sebuah peran itu dijalankan.
Peranan adalah peran yang telah dapat dilaksanakan individu yang
bersangkutan sesuai dengan kedudukannya, sehingga untuk
mempermudah dalam pendefinisian kata peranan dalam penelitian
ini dianggap sama dengan kata peran.
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.
Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan
ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan, karena yang
satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya tidak ada peranan
tanpa kedudukan.8
Peran adalah pola perilaku normatif yang diharapkan pada
status tertentu. Dengan kata lain, sebuah status memiliki peran yang
harus dijalani sesuai aturan (norm) yang berlaku.9
Dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial peranan adalah
tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan
tertentu.10
8
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2002), Cet. 4, h.243.
9
M. Amin Nurdin, Mengerti Sosiologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 47.
10
Livinson dalam Soerjono Soekanto, peranan meliputi
norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi,
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
sebagai struktur sosial masyarakat. 11
Alvin L. Bertran dalam Soeleman B. Taneko menyatakan
peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
memangku status atau kedudukan tertentu.12
Gross, Mason dan McEachern dalam David Berry
mendefinisikan peranan sebagai perangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial
tertentu.13
Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini:14
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat.
2) Peranan merupakan suatu konsep perihal yang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial.
Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku
seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas
tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Peranan
diatur oleh norma-norma yang berlaku. Peranan yang melekat pada
diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang menunjukan pada fungsi,
11
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1990), h.221.
12
Soeleman B. Taneko, 1986, h. 220.
13
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 99.
14
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang
menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peranan.15
Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu:16 1)
harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan 2) harapan-harapajn
yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau
terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam
menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya.
Peranan yang berhubungan pekerjaan, seseorang diharapkan
menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang di
pegangnya. Peranan didefinisikan sebagai seperangkat
harapan-harapan yang dikenal pada individu yang menempati kedudukan
sosial tertentu. Peranan ditentukan oleh norma-norma dalam
masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam
peranan-peranan yang lain.17
Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa peranan merupakan suatu aspek yang
dilandasi keinginan yang kuat dalam keikutsertaan dalam
mewujudkan harapan-harapan yang muncul sebagai bentuk
partisipasi dalam kedudukan sosial.
b. Teori Peran
Teori peran (role theory) merupakan penekanan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku yang
sesuai dengan posisi yang ditempati di masyarakat. Peran (role)
adalah konsep sentral dari teori peran. Dengan demikian kajian
mengenai teori peran tidak lepas dari definisi peran dan berbagai
istilah perilaku di dalamnya.
15
Soeleman B. Taneko, 1986, h. 243.
16
David Berry, Pokok-Pokok Pemikiran Dalam Sosiologi, h. 101.
17
Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial
dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang
meyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang
memerlukan cara tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain.
Peran melakukan fungsi ini dalam sistem sosial.
Seseorang memiliki peran, baik dalam pekerjaan maupun di
luar. Masing-masing peran menghendaki perilaku yang
berbeda-beda. Dalam lingkungan pekerjaan itu sendiri seorang karyawan
mungkin memiliki labih dari satu peran, seorang karyawan bisa
berperan sebagai bawahan, penyedia, anggota serikat pekerja, dan
wakil dalam panitia keselamatan kerja.18
Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari
psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan antropologi. Dalam
ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam
teater, seorang aktor harus bermain sebagai tokoh tertentu dan dalam
posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara
tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian
dianologikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat.
Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat
sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang
diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang
berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Dari sudut pandang
inilah disusun teori-teori peran.19
18Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor”, Jurnal Akuntansi, Vol. 1, 2009, h.42.
19
Dalam teorinya Biddle & Thomas membagi peristilahan
dalam teori peran dalam 4 golongan, yaitu istilah-istilah yang
menyangkut:20
1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2) Perilaku yang muncul dalam interaksi.
3) Kedudukan orang-orang dan perilaku.
4) Kaitan antara orang dan perilaku.
Linton dalam Cahyono, seorang antropolog, telah
mengembangkan teori peran. Teori peran menggambarkan interaksi
sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan
apa yang diterapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini,
harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun
individu untuk berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
teori ini, seseorang yang mempenyui peran tertentu misalnya sebagai
dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya,
diharapkan agar seseorang tadi berprilaku sesuai dengan peran
tersebut ditentukan oleh peran sosialnya.21
Kemudian sosiolog yang bernama Elder membantu
memperluas penggunaan teori peran dengan menggunkan
pendekatan yang dinamakan “life course” yang artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada setiap anggotanya untuk
mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia
yang berlaku dalam masyarakat tertentu.
Dari berbagai deskripsi teori di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa seseorang memiliki peran masing-masing yang menghendaki
perilaku yang berbeda-beda. Peran merupakan perilaku yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan fungsi sosialnya. Seseorang
dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan
20
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, h. 234.
21
kewajiban yang merupakan bagaian tidak terpisah dari status yang
disandangnya.
c. Peranan Istri
Menurut teori gender, peran dan kedudukan yang terpenting
bagi perempuan dalam keluarga adalah sebagai istri dan ibu yang
mengatur jalannya rumah tangga serta memelihara anak. Tugas istri
di harapkan dapat memasak, menjahit, memelihara rumah, serta
melahirkan. Sehubungan dengan tugas ini idealnya tempat istri yakni
di rumah, istri berperan di sektor domestik.
Secara biologis (kodrat) kaum perempuan dengan organ
reproduksinya bisa hamil, melahirkan, dan menyusui dan kemudian
mempunyai peran gender sebagai perawat pengasuh, dan pendidik
anak.22
Peran perempuan dapat dilakukan dari perspektif posisi
mereka dalam berurusan dengan pekerjaan produktif tidak langsung
(domestik) dan pekerjaan produktif langsung (publik), yaitu sebagai
berikut:23
1) Peran tradisi menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi
(mengurus rumah tangga, melahirkan dan mengasuh anak, serta
mengayomi suami). Hidupnya 100% untuk keluarga. Pembagian
kerja sangat jelas, yaitu perempuan di rumah dan lelaki di luar
rumah.
2) Peran transisi mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran
yang lain. Pembagain tugas mengikuti aspirasi gender, tetapi
eksistensi mempertahankan keharmonisan dan urusan rumah
tangga tetap tanggung jawab perempuan.
3) Dwiperan memposisikan perempuan dalam kehidupan dua dunia,
yaitu menempatkan peran domestik dan publik dalam posisi
22
M.Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: INSISTPress, 2008), h. 75.
23
sama penting. Dukungan moral suami pemicu ketegaran atau
sebaliknya keengganan suami akan memicu keresahan atau
bahkan menimbulkan konflik terbuka atau terpendam.
4) Peran egalitarian menyita waktu dan perhatian perempuan untuk
kegiatan di luar. Dukungan moral dan tingkat kepedulian lelaki
sangat hakiki untuk menghindari konflik kepentingan pemilahan
dan pendistribusian peranan. Jika tidak, yang terjadi adalah
masing-masing akan saling berargumentasi untuk mencari
pembenaran atau menumbuhkan ketidaknyamanan suasana
kehidupan berkeluarga.
5) Peran kontemporer adalah dampak pilihan perempuan untuk
mandiri dalam kesendirian. Jumlahnya belum banyak. Akan
tetapi benturan demi benturan dari dominasi lelaki atas
perempuan yang belum terlalu peduli pada kepentingan
perempuan mungkin akan meningkatkan populasinya.
Adanya anggapan dalam masyarakat bahwa kaum istri
bersifat memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala rumah
tangga, maka akibatnya semua pekerjaan di bidang domestik
menjadi tanggung jawab kaum istri. Oleh karena itu beban kerja istri
yang berat dan alokasi waktu yang lama untuk menjaga kebersihan,
dan kerapian rumah tangga, mulai dari mengepel lantai, memasak,
merawat anak.24
Dalam pandangan islam, hubungan suami istri diibaratkan
sebagai pakaian antara yang satu bagi yang lain. Suami merupakan
pakaian bagi istri dan istri merupakan pakaian bagi suami. Laki-laki
merupakan kepala dan rumah merupakan pelabuhannya. Dalam
kehidupan modern, peran suami istri dalam gambaran di atas masih
dimungkinkan. Meskipun mereka memiliki mobilitas yang lebih
tinggi dibanding dengan kehidupan keluarga tradisional, keluarga
24
modern masih didasarkan pada pandangan romantis, maternal, dan
domestik. Cinta romantis adalah konsep yang menunjang prinsip
modernisme keteraturan, untuk tiap pria ada satu orang perempuan
yang menjadi pasangannya, demikian pula yang sebaliknya. Cinta
material dipandang sebagai perwujudan tugas seorang ibu dalam
mencintai dan merawat anak-anaknya. Persepsi cinta, romantis,
material, dan domestic dapat diartikan sebagai suatu kehidupan
keluarga yang dapat berada dalam satu nilai kebersamaan.
Dalam kehidupan pasca modern, tampaknya ada perbedaan,
kekhususan, dan ketidakberaturan yang mendasari kehidupan
keluarga mereka. Konsep tentang keluarga inti dengan satu bapak
yang bekerja mencari nafkah dan satu ibu yang yang mengayomi
anak-anak dirumah sudah sulit dipertahankan sebagai realitas
kehidupan. Keluarga pasca modern diwarnai dengan kehidupan
kedua orang tua yang sama-sama bekerja mencari nafkah di luar
rumah, akibatnya angka perceraian semakin tinggi, banyak keluarga
dengan satu orang tua saja sehingga anak-anak harus bertahan dan
berjuang di jalan.
Dalam hal menentukan peran istri sebagai ibu rumah tangga,
berarti bahwa tempat dan kewajiban istri adalah di sektor domestik.
Artinya pula, di dalam rumah, sektor privat, tanpa mempunyai
kedudukan formal di masyarakat. Di dalam masyarakat, kedudukan
resmi perempuan sebagai istri adalah istri suaminya. Semua keadaan
ini cenderung memperkuat stereotip seperti istri (wajib) menjadi ibu
yang bijak dan menyenangkan, pandai menjaga kehormatan
keluarga, harus memberikan ketenangan kepada suami, mampu
mengatur kehidupan berkeluarga, dan menciptkan suasana bahagia
dalam keluarga.
Kalaupun istri bekerja, istri tidak boleh melupakan tugasnya
diperlakukan sebagai pencari nafkah kedua (membantu suami).
Sebagai pekerja, istri mendapatkan imbalan yang lebih rendah dari
laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama nilainya. Perempuan
bekerja pun sering kali diperlakukan sebagai perempuan lajang
(meskipun telah kawin).25
Perempuan dengan kodratnya mempunyai potensi untuk
mengembangkan sifat-sifat yang diperlukan sesuai dengan
pilihannya tentang berkeluarga dan berkarya. Oleh karena itu,
kurang relevan untuk mempertentangkan antara karier dan keluarga.
Keduanya sebagai suatu pilihan membawa sebuah tanggung jawab.
Keduanya juga perlu di dukung oleh pengembangan diri lelaki dan
perempuan yang sesuai dengan tuntutan khusus keluarga dan
lingkungan kerja masing-masing. Konsekuensi konkret dari pilihan
ini ialah perempuan perlu memiliki sifat-sifat untuk lebih asertif.
Sementara laki-laki perlu menjadi lebih progresif dengan mau
mengembangkan sifat-sifat yang dapat mewujudkan aspirasi
bersama, yaitu agar suami dan istri menjadi “mitra sejajar”26
Dalam masyarakat modern tidak jarang terjadi kaum
perempuan berperan ganda, baik ia perempuan karier maupaun
sebagai ibu rumah tangga. Peran ganda kaum perempuan
memungkinkan timbulnya kondisi kritis dan situasi krisi dalam
kehidupan rumah tangga modern. Hubungan antara anggota keluarga
dapat terjadi diskomunitas komunikasi sehingga dapat mengganggu
perkembangan jiwa dan kepribadian anak-anaknya.
2. Motif Istri Bekerja
Ada beberapa hal yang menyebabkan istri berperan dalam
perekonomian keluarga, yaitu istri bekerja karena faktor ekonomi, di
samping itu untuk mensejahterakan keluarga, istri juga mendapatkan
25
Saparinah Sadli, Berbeda Tetapi Setara, Pemikiran tentang Kajian Perempuan, (Jakarta:Buku Kompas, 2010), h. 172.
26
dukungan dari pihak suami karena gajinya tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarga, faktor budaya, dan faktor sosial.
Peningkatan partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi karena:
pertama, adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang
sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria, serta makin
disadarinya perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi dalam
pembangunan, kedua, adanya kemauan wanita untuk bermandiri dalam
bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan
mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi
tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Kemungkinan lain yang
menyebabkan peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan kerja
adalah makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap pekerja
wanita, misalnya munculnya kerajinan tangan dan industri ringan.
Wanita mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi
pendapatan rumah tangga, khususnya rumah tangga miskin. Dalam
rumah tangga miskin anggota rumah tangga wanita terjun ke pasar kerja
untuk menambah pendapatan rumah tangga yang dirasakan tidak cukup.
Pendapatan para pekerja wanita pada industri sandang mempunyai
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan keluarga.
Kontribusi perempuan dapat dikatakan sebagai katup pengaman (savety valve) atau penopang bagi rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
Wanita Indonesia terutama di pedesaan sebagai sumber daya
manusia cukup nyata partisipasinya khususnya dalam memenuhi fungsi
keluarga dan rumah tangga bersama pria. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan peran serta wanita dalam berbagai industri di beberapa
daerah cukup besar dan menentu-kan, dengan pengelolaan usaha yang
bersifat mandiri.27
27Sugeng Heryanto, “Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
Menurut Rozalinda dalam artikelnya menyebutkan bahwa
motif tingginya keterlibatan perempuan bekerja adalah:28
a. Kebutuhan Finansial
Kondisi ekonomi keluarga seringkali memaksa perempuan
untuk ikut bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.
Seringkali kebutuhan rumah tangga yang begitu besar dan
mendesak, membuat suami dan isteri harus bekerja untuk bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kondisi tersebut membuat
sang istri tidak mempunyai pilihan lain kecuali ikut mencari
pekerjaan di luar rumah.
b. Kebutuhan Sosial-Relasional
Perempuan memilih untuk bekerja karena mempunyai
kebutuhan sosial relasional yang tinggi. Tempat kerja mereka
sangat mencukupi kebutuhan mereka tersebut. Dalam diri mereka
tersimpan suatu kebutuhan akan penerimaan sosial, akan adanya
identitas sosial yang diperoleh melalui komunitas kerja. Bergaul
dengan rekan-rekan di kantor menjadi agenda yang lebih
menyenangkan dari pada tinggal di rumah.
c. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Bekerja adalah salah jalan yang dapat digunakan oleh
manusia dalam menemukan makna hidupnya. Dengan
berkarya, berkreasi, mencipta, mengekspresikan diri,
mengembangkan diri, membagikan ilmu dan pengalaman,
menemukan sesuatu, menghasilkan sesuatu serta
mendapatkan penghargaan, penerimaan, prestasi adalah
bagian dari proses penemuan dan pencapaian pemenuhan diri
melalui profesi atau pun karir. Ia merupakan suatu pilihan
yang banyak diambil oleh para perempuan di zaman sekarang
terutama dengan makin terbukanya kesempatan yang sama
28
pada perempuan untuk meraih jenjang karir yang tinggi.
3. Petani
Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar
terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang
sekaligus juga penggarap, dan buruh tani. Secara umum, petani
bertempat tinggal dipedesaan dan sebagian besar di antaranya, terutama
yang tinggal di daerah-daerah.
Pengertian petani diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi
farmer yang sebenernya sangat berbeda sekali dengan petani yang dalam arti peasent. Farmer adalah petani pengusaha, yang menjalankan usaha pertanian sebagai suatu perusahaan, sehingga untung rugi senantiasa
menjadi pertimbangan di dalam menjalankan usahanya dan
memproduksi hasil pertanian, menguasai lahan pertanian dengan
orientasi pasar. Preasent yaitu petani kecil sebagai produsen pertanian, menguasai lahan sempit dengan orientasi produk untuk mencukupi
kebutuhan keluarga, bersifat subsistem.
Pertanian sebagai kegiatan manusia dalam membuka lahan dan
menanaminya dengan berbagai jenis tanaman yang termasuk tanaman
semusim maupun tanaman tahunan dan tanaman pangan maupun
tanaman non-pangan serta digunakan untuk memelihara ternak maupun
ikan.29
Pertanian dapat mengandung dua arti yaitu: 1) dalam arti sempit
atau sehari-hari diartikan sebagai kegiatan bercocok tanam dan 2) dalam
arti luas diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut proses produksi
menghasilkan bahan-bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal dari
tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha untuk
memperbaharui, memperbanyak (reproduksi) dan mempertimbangkan
faktor ekonomis.30
29
Suratiyah, Ilmu Usahatani, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2006), h. 23.
30
Menurut Benowidjojo pertanian adalah mengusahakan tanaman
dan hewan guna memenuhi kebutuhan pertanian, dalam arti luas
meliputi semua kegiatan usaha dalam reproduksi flora dan fauna yang dibedakan ke dalam beberapa sektor, yaitu pertanian rakyat, perkebunan,
perternakan, perikanan.31
Dalam penelitian ini petani yang dimaksud adalah orang yang
memilik lahan pertanian dan menggarap lahan tersebut sendiri maupun
dikerjakan kepada orang lain, dan buruh tani.
4. Pendapatan
Pendapatan adalah pengahasilan yang diterima oleh para anggota
masyarakat dalam waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor
produksi nasional.32
Pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
kerja (usaha), jadi dapat disimpulkan jumlah penghasilan yang diterima
oleh seorang sebagai balas jasa atas hasil.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pendapatan adalah seluruh
penghasilan yang diterima baik secara sektor formal maupun non formal
yang terhitung dalam jangka waktu tertentu. Biro Pusat Statistik merinci
pendapatan yaitu pendapatan berupa uang adalah segala hasil kerja atau
usahanya.33
Menurut Boserup Easter dalam Gunawan pendapatan rumah
tangga adalah jumlah pendapatan keseluruhan/riil dari seluruh anggota
rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun perseorangan dalam rumah tangga.
Sumber utama pendapatan bagi pekerja wanita adalah upah dan
tunjangan-tunjangan kesejahteraan lain yang diperoleh oleh pekerja.
31
M. Benowidjojo, Pembangunan Pertanian,(Surabaya: Opini Malang dan Usaha Tani, 1983), h. 48.
32
Soedyono, 1992, h.99.
33
Sebagaimana diketahui regulasi pemerintah untuk mengatur UMR tetapi
kondisi demikian tentunya akan sangat sulit diterapkan pada
industri-industri kecil atau menengah dimana jam kerja dalam sehari masih jauh
di bawah standar jam kerja. Upah dalam industri kecil dan menengah
semata.
Konsep rumah tangga menunjuk pada arti ekonomi dari satuan
keluarga, seperti bagaimana keluarga itu mengolah kegiatan ekonomi
keluarga, pembagian kerja dan fungsi, kemudian berapa jumlah
pendapatan yang diperoleh atau konsumsinya serta jenis produksi dan
jasa yang dihasilkan. Jika keluarga semakin besar, membuka
kesempatan bagi pencari pendapatan (income earner) akan memberikan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan adanya korelasi positif menunjukan adanya korelasi
positif yang erat antara banyaknya pencari pendapatan dengan tingkat
pendapatan.
Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total
pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi
yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Stabilitas
pendapatan rumah tangga cenderung dipengaruhi dominasi
sumber-sumber pendapat. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari luar sektor
pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat dilakukan
setiap saat sepanjang tahun.34
5. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcot Parson.
Teori ini sesungguhnya sangat sederhana, yakni bagaimana memandang
masyarakat sebagai sistem yang terdiri atas bagian yang berkaitan
(agama, pendidikan, struktur politik, sampai rumah tangga).
Masing-masing secara terus-menerus mencari keseimbangan (equilibrium) dan
34M.Th. Handayani, Ni Wayan Putu Artini, “Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
harmoni. Adapun interelasi tejadi karena adanya konsensus. Pola yang
non-normatif dianggap akan melahirkan gejolak.35
Teori fungsionalisme struktural menyoroti bagaimana terjadinya
persoalan itu mengarah kepada pemikiran bagaimana gender
dipermasalahkan. Teori ini memandang bahwa masyarakat merupakan
suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang salin berkaitan.
Teori ini memang tidak secara langsung dan khusus menjelaskan
perbedaan laki-laki dan perempuan, tetapi akhirnya teori ini pun
berkesimpulan perlu adanya pimilihan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam rangka terciptanya keteraturan sosial. Dengan
pemeliharaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat,
pimilihan peran antara suami dan istri dalam keluarga inti akan
melahirkan harmoni dan memberikan rasa tentang keduanya. Keluarga
merupakan bagian penting dalam masyarakat, harmoni dan ketenangan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
Talcott Parson berpendapat bahwa sang suami mengembangkan
kariernya di luar rumah, istri bekerja di dalam rumah tangganya
merupakan pengaturan yang jelas yang kemungkinannya meniadakan
terjadinya persaingan antara suami-istri, karena persaingan suami-istri
akan merusak keserasian kehidupan perkawinan, oleh sebab itu teori ini
berpendapat bahwa perempuan harus tinggal dalam kehidupan rumah
tangga karena ini merupakan pengaturan yang paling baik dan berguna
bagi keuntungan masyarakat secara keseluruhan.36
35
M.Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 32.
36 Pandu, Maria, ”Perempuan dan Pelestarian Nilai Budaya”
B.
Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian sejenis yang telah dilaksanakan dan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam penelitian ini antara lain adalah:
1. Juwita Deca Ryanne, yang telah melakukan penelitian dengan judul:
“Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industri Batik di dusun Karangkulon Desa
Wukisari Imogiri Bantu” dengan hasil penelitian sebagai berikut:
kegiatan membatik yang dilakukan oleh ibu rumah tangga melalui
kelompok home industri batik mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, dilihat dari kegiatan ketika mereka berperan menjadi ibu
rumah tangga dan ketika berperan menjadi ibu rumah tangga yang
bekerja dalam kelompok home industri batik. Dengan menjalankan peran yang mereka lakukan, keadaan sosial ekonominya menjadi
meningkat, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan mendapatkan nilai kebudayaan dalam kearifan lokal melalui
bentuk kerajian batik. Faktor penghambat yang mereka hadapi yaitu
delam bentuk pemasaran dikarenakan lokasi di desa berbukit sehingga
membutuhkan waktu yang lama.37
2. Anisa Sujarwati, yang telah melakukan penelitian dengan judul:
“Peran perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga di Dusun Pantog Kulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo”. dengan hasil
penelitian sebagai berikut: Hasil dari penelitian tersebut terlihat
bahwa peran perempuan sangat kuat, semangat para perempuan
bekerja sangat besar walaupun dengan penghasilan yang kecil.
Perempuan pekerja gula merah dapat mengisi sektor-sektor penting
dalam keluarga, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
sosial. Upah yang minimum inilah yang dipergunakan para
perempuan untuk memenuhi sektor-sektor dalam mensejahterakan
37
Juwita Deca Ryanne, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industri Batik di dusun Karangkulon Desa Wukisari Imogiri Bantu,
keluarga mereka. Dengan bekerjanya perempuan secara otomatis
peran perempuan menjadi ganda, yaitu menjadi ibu rumah tangga
dan sebagai perempuan pekerja. Sisi sosiologis dalam penelitian ini
yaitu peran dan semangat bekerja para perempuan dalam
mensejahterakan keluarga mereka. Peran yang di mana para
perempuan secara otomatis mengabdi kepada keluarga dan peran
perempuan yang menghasilkan interaksi sosial kepada keluarga
ataupun masyarakat. Peran perempuan dalam keluarga tidak dapat
dipisahkan dengan msyarakat sekitar agar tercipta masyarakat yang
harmonis.38
3. Abdul Malik, yang telah melakukan penelitian dengan judul: “Peranan
Istri Petani Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumah Tangga Di
Desa Tawaroe Kecamatan Dua Beccoe Kabupaten Bone”. dengan
hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan
peranan istri dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani
di Desa Tawaroe Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone, baik
secara langsung maupun tidak langsung istri petani di Desa ini
maksudnya 8 informan telah ikut ambil bagian dalam menambah
pendapatan keluarga dan bentuk peranan istri petani dalam
meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya di Desa ini banyak para
istri petani yang kemudian melakukan pekerjaan sampingan untuk
membantu suami.39
4. M.Th Handayani, Ni Wayan Putu Artini, dalam jurnal yang berjudul,
“Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan
Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga”. Dengan hasil penelitian
sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan motivasi ibu rumah
tangga dalam menambah pendapatan keluarga, yaitu untuk mengisis
38
Anisa Sujarwati, Peran Perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga Di Dusun Pantog Kulon, Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, (Yogyakarta: Skripsi Program Studi Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.)
39 Malik, “Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumah Tangga di
Desa Tawaroe Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone”, Skripsi pada Universitas Hasanudin,
waktu luang dengan kegiatan positif dan untuk mencari pengalaman.
Sebagaian besar ibu rumah tangga mengalami hambatan dalam
bekerja dan sebagain tidak mengalami hambatan, dan tidak dapat
membagi waktu untuk keluarga.40
5. Sugeng Haryanto, dalam jurnal yang berjudul, “Peran Aktif Wanita
Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus
Pada Wanita Pemecah Batu Di Puncanganak Kecamatan Tugu
Trenggalek”. Dengan hasil penelitian sebagai berikut: pendapatan
yang diperoleh oleh pekerja wanita tersebut menurut mereka dirasakan
sudah cukup. Kontribusi pendapatan pekerja wanita terhadap
[image:41.595.118.511.136.683.2]pedapatan suami cukup signifikansi.41
Tabel 2.1
Penelitian Yang Relevan
No Penelitian Relevan
1. Nama : Juwita Deca Ryanne
Judul : Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industri Batik Di
Dusun Karangkulon Desa Wukisari Imogiri Bantu.
Hasil : Kegiatan membatik yang dilakukan oleh ibu rumah tangga melalui kelompok home industri batik mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, dilihat dari kegiatan ketika mereka berperan menjadi ibu rumah tangga dan ketika berperan menjadi ibu rumah tangga yang bekerja dalam kelompok home industri batik. Dengan menjalankan peran yang mereka lakukan, keadaan sosial ekonominya menjadi meningkat, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
40
M.Th Handayani, Ni Wayan Putu Artini, “Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga”, Jurnal Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian pada Universitas Udayana.
41Sugeng Haryanto, “Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan R
umah Tangga
Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek”,
hari dan mendapatkan nilai kebudayaan dalam kearifan lokal melalui bentuk kerajian batik. Faktor penghambat yang mereka hadapi yaitu delam bentuk pemasaran dikarenakan lokasi di desa berbukit sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Persamaan : Persamaan penelitian Juwita Deca dengan skripsi penulis ialah sama-sama meneliti mengenai peran istri.
Perbedaan : Yang membedakan dengan skripsi penulis ialah: 1) Peranan istri terhadap kesejahteraan rumah tangga 2) Lokasi tempat penelitian penulis berbeda.
2 Nama : Anisa Sujarwati
Tahun : 2013
Judul : Peran Perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga
Di Dusun Pantog Kulon, Kalibawang, Kulon Progo
Hasil : Hasil dari penelitian tersebut terlihat bahwa peran perempuan sangat kuat, semangat para perempuan bekerja sangat besar walaupun dengan penghasilan yang kecil. Perempuan pekerja gula merah dapat mengisi sektor-sektor penting dalam keluarga, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan
sosial. Upah yang minimum inilah yang
ataupun masyarakat. Peran perempuan dalam keluarga tidak dapat dipisahkan dengan msyarakat sekitar agar tercipta masyarakat yang harmonis Persamaan : Persamaan penelitian Anisa Sujarwati dengan skripsi
penulis ialah sama-sama meneliti mengenai peran perempuan dalam hal perekonomian.
Perbedaan : Yang membedakan skripsi penulis ialah:
1) Lokasi penelitian yang dilakukan Anisa Sujarwati dilakukan di kota Jogyakarta.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Sujarwati lebih menekankan hasilnya kepada sektor dalam rumah tangga bukan pada hasil pendapatan istri. 3. Nama : Abdul Malik
Tahun : 2012
Judul : Peranan Istri Petani Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Rumah Tangga Di Desa Tawaroe
Kecamatan Dua Beccoe Kabupaten Bone.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan peranan istri dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tawaroe Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone, baik secara langsung maupun tidak langsung istri petani di Desa ini maksudnya delapan informan telah ikut ambil bagian dalam menambah pendapatan keluarga dan bentuk peranan istri petani dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya di Desa ini banyak para istri petani yang kemudian melakukan pekerjaan sampingan untuk membantu suami
Persamaan : Persamaan penelitian Abdul Malik dengan skripsi penulis ialah sama meneliti peranan istri petani. Perbedaan : Yang membedakan skripsi penulis ialah:
1) Lokasi yang diteliti oleh Abdul Malik dilakukan di Bone.
2) Variabel penelitian yang dilakukan oleh Abdul Karib yaitu dalam meningkatkan kesejahteraan
sedangkan penulis lebih terfokus kepada
4. Nama : M.Th Handayani
Judul : Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan motivasi ibu rumah tangga dalam menambah pendapatan keluarga, yaitu untuk mengisis waktu luang dengan kegiatan positif dan untuk mencari pengalaman. Sebagaian besar ibu rumah tangga mengalami hambatan dalam bekerja dan sebagain tidak mengalami hambatan, dan tidak dapat membagi waktu untuk keluarga.
Persamaan : Persamaan penelitian yang dilakukan oleh M.Th Handayani yaitu membahas tentang kontribusi dalam peningkatakan pendapatan rumah tangga.
perbedaan : Yang membedakan skripsi penulis ialah:
1) Penelitian yang dilakukan M.Th Handayani menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penulis menggunakan penelitian kualitatif.
2) Penelitian yang dilakukan oleh M.Th Handayani berfokus pada pendapatan pembuat makanan olahan.
5. Nama : Sugeng Haryanto
Tahun : 2008
Judul : Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Wanita Pemecah Batu Di Puncanganak Kecamatan Tugu Trenggalek
Hasil : Dengan hasil penelitian sebagai berikut: pendapatan yang diperoleh oleh pekerja wanita
tersebut menurut mereka dirasakan sudah cukup.
Kontribusi pendapatan pekerja wanita terhadap
pedapatan suami cukup signifikansi.
perempuan dalam peningkatakan pendapatan rumah tangga.
perbedaan : Lokasi penelitian Sugeng dilakukan di Trenggalek
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Bojonggenteng, Desa
Bojonggenteng merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti
melakukan penelitian di tempat tersebut, karena responden sesuai dengan
kriteria penelitian bahwa banyak istri petani yang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga dilakukan penelitian ini dan ingin
mengetahui bagaimana peran istri petani dalam meningkatkan pendapatan
rumah tangga dalam hal ini bagaimana istri petani bekerja di sektor
domestik dan berperan di sektor publik dalam hal mencari nafkah tambahan
bagi keluarga.
Waktu penelitian dilaksanakan bertahap mulai dari kegiatan
pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Peneliti
nantinya datang langsung ke lapangan dengan maksud untuk wawancara
serta studi dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Penelitian ini
dilaksanakan dalam rentang waktu antara bulan Juli-Oktober 2016. Tetapi
batas waktu tersebut masih bersifat sementara, sehingga jika sewaktu-waktu
masih memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian.
[image:46.595.135.520.659.740.2]Berikut ini jadwal kegiatan penelitian.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Juli Agust Sept Okt Nov Des
1. Penyusunan Proposal
2. Observasi Penelitian √ 3. Pengumpulan Data √
4. Analisis dan Pengolahan Data √ 5. Penyusunan Laporan √ √ 6. Bimbingan Akhir Skripsi √
7. Sidang Skripsi √
Sumber: Catatan Schadule Penelitian
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi PenelitianPopulasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sasaran
untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.42 Populasi terdiri atas
sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya
terkandung informasi yang ingin diketahuinya. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh istri dari petani di Desa
Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat tahun 2015.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi.43
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil dari
42
P. Joko Subagjo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. 3, h.23
43
populasi yang diteliti.44 Sampel bersifat memberikan suatu gambaran
tentang populasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling yakni teknik pemilihan informasi yang dilakukan serta di pilih berdasarkan pertimbangan tertentu, oleh karena
itu sampel di tentukan dengan purposive (sengaja) sehingga sampel
penelitian tidak perlu mewakili populasi, tetapi lebih kepada
kemampuan sampel (informan) untuk memberikan informasi selengkap
mungkin kepada peneliti.45 Berdasarkan atas kriteria yang di maksud
adalah delapan istri petani yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Informan di pilih
berdasarkan pertimbangan tertentu yakni mereka yang dianggap
berkompeten untuk menjawab pertanyaan peneliti.
C.
Metode Penelitian dan Data yang Diinginkan
Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan ini adalah metode
kualitatif. Hal ini di ambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah
fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau ilmiah,
bukan dalam kondisi terkendali atau laboratoris. Metode penelitian ini
dimunculkan karena adanya perubahan dalam memandang realita atau
kenyataan serta fenomena atau gejala sosial yang di pandang sebagai
sesuatu yang utuh tidak dapat dipisahkan dan penuh makna. Metode
kualitatif ini sering disebut sebagai penelitian naturalistic karena penelitian
nya dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting).46
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif adalah metode analisis deskriptif kualitataif, yaitu dengan
menentukan dan menafsirkan data yang ada, misal nya tentang situasi yang
dialami sehubungan dengan peranan istri petani dalam meningkatkan
44
Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, h. 104. 45
M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penilaian Kualitatif, h. 35.
46
pendapatan rumah tangga atau proses yang sedang terjadi, kecenderungan,
kelainan yang muncul, pertentangan, dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan
adalah purposive sampling, dan purposive sampling. Seperti yang telah dipaparkan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misal
nya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang kita harap
kan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang di teliti.47 Sedangkan
purposive sampling yakni teknik pemilihan informasi yang dilakukan serta dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu,