SAPTA PESONA DALAM MENINGKATKAN PROMOSI SADAR
WISATA DI MEDAN
KERTAS KARYA DISUSUN
O L E H
DIAN PERMANA ALAM NIM : 072204022
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
SAPTA PESONA DALAM MENINGKATKAN PROMOSI SADAR
Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non gelar Fakultas Sastra Usu Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Medan Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Disetujui Oleh :
PROGRAM STUDI PARIWISATA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, Juni 2010 PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA
PENGESAHAN Diterima Oleh :
Panitia Ujian program pendidikan Non Gelar Universitas Sumatera Utara Medan
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada :
Tanggal :
Hari :
Dekan,
Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D NIP. 19650901994031004
Panitia Ujian
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang
telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini. Kemudian Syalawat kepada Nabi Muhammad SAW atas ajarannya
kepada umat manusia.
Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat akademis dalam
menempuh ujian Diploma III pada program studi Pariwisata Fakultas Satra,
Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul yang penulis angkat dari kertas
karya ini adalah “Sapta Pesona Dalam Meningkatkan Promosi Sadar Wisata di
Kota Medan”. Yang membahas tentang Sapta Pesona yang berperan sebagai salah
satu pedoman hidup dalam pariwisata di Kota Medan.
Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
yang bersifat moril maupun material. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Syaifuddin, MA.Phd, Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, selaku ketua Program studi DIII
Pariwisata Fakultas Sastra USU Medan dan selaku dosen pembaca penulis.
3. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.si. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
4. Bapak Solahuddin Nasution. SE. MSP selaku Ketua Koordinator Usaha
Wisata Program studi DIII Pariwisata Fakultas Sastra USU.
5. Seluruh staff pengajar Program Studi DIII Pariwisata Fakultas Sastra USU
6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayangnya tiada
henti.
7. Buat keluarga penulis atas dukungan moril dan semangatnya.
8. Buat saudara – saudara penulis yang telah banyak memberi dukungan buat
penulis .
9. Buat teman - teman usaha wisata 2007 terima kasih penulis ucapkan atas
dukungan dan dorongan selama penulis menyelesaikan kertas karya ini.
Penulis menyadari masih bahwasanya kertas karya ini banyak kekurangan
baik isi maupun penyusunannya dalam kertas karya ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
kertas karya ini. Akhir kata, penulis berharap agar kertas karya ini dapat
bermanfaat bagi pembaca .
Medan , Juni 2010
Penulis,
ABSTRAK
Kota Medan merupakan kota metropolitan yang pertumbuhannya sangat pesat dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Kota Medan juga merupakan kota yang memiliki objek wisata yang menarik. Seiring meningkatnya mobilitas masyarakat Medan, kesadaran terhadap pentingnya pariwisata sebagai salah satu sumber devisa Negara berkurang. Sehingga pemerintah menggalakan program Sapta Pesona demi meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sapta Pesona sangat berperan penting bagi pariwisata dan penyelamatan lingkungan sekitarnya. secara langsung Sapta Pesona dapat meningkatkan citra pariwisata disuatu daerah sehingga adanya proses promosi wisata yang terjadi. Hal ini sangat menguntungkan bagi semua pihak yang ikut berperan di dalamnya terutama di Kota Medan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul 1
1.2 Pembatasan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Metode Penulisan 3
1.5Sistematika Penulisan 4
BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN 5
2.1 Pengertian Pariwisata ,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan Promosi
5
2.2 Pengertian Industri Pariwisata 7
2.3 Pengertian Promosi 8
2.4 Langkah – Langkah Pengembangan Promosi 9
2.5 Tetapkan Tujuan Promosi yang Terintegrasi 10
2.6 Membangun Strategi Promosi 11
2.7 Rumuskan dan Lakukan Program Promosi yang Jitu
12
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN 15
3.1 Sejarah Kota Medan 15
3.1.1 Masa Belanda 17
3.1.2 Masa Penjajahan Jepang 18
3.1.3 Masa Kemerdekaan 20
BAB IV SAPTA PESONA DALAM MENINGKATKAN PROMOSI SADAR WISATA DI MEDAN
35
4.1 Pengertian Sapta Pesona 35
4.2 Unsur – unsur Sapta Pesona 37
4.3 PENERAPAN DAN MANFAAT SAPTA PESONA
42
BAB V P E N U T U P 54
5.1 Kesimpulan 54
5.2 Saran 55
ABSTRAK
Kota Medan merupakan kota metropolitan yang pertumbuhannya sangat pesat dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Kota Medan juga merupakan kota yang memiliki objek wisata yang menarik. Seiring meningkatnya mobilitas masyarakat Medan, kesadaran terhadap pentingnya pariwisata sebagai salah satu sumber devisa Negara berkurang. Sehingga pemerintah menggalakan program Sapta Pesona demi meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sapta Pesona sangat berperan penting bagi pariwisata dan penyelamatan lingkungan sekitarnya. secara langsung Sapta Pesona dapat meningkatkan citra pariwisata disuatu daerah sehingga adanya proses promosi wisata yang terjadi. Hal ini sangat menguntungkan bagi semua pihak yang ikut berperan di dalamnya terutama di Kota Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Alasan Pemilihan Judul
Indonesia memiliki banyak objek wisata yang dapat dikembangkan dan
menarik bagi wisatawan. Selain objek wisata, faktor pendukung sangat
menentukan ketertarikan seseorang untuk mengunjungi objek tujuan wisata. Kita
dapat melihat pendukung fisik dan non fisik yaitu keadaan yang membuat
wisatawan aman dan nyaman.
Salah satu program pemerintah adalah program Sapta Pesona. Logo Sapta
Pesona berbentuk matahari tersenyum menggambarkan semangat hidup dan
kegembiraan sebagai sumber kehidupan. Tujuh sudut pancaran sinar yang
tersusun rapi menggambarkan unsur-unsur Sapta Pesona yang terdiri dari unsur
aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan yang hampir sama dengan
Dasa Unsur yaitu, politik pemerintah, perasaan ingin tahu, sifat ramah tamah,
jarak dan waktu, atraksi, akomodasi, pengangkutan, harga-harga, publisitas dan,
kesempatan berbelanja (Pendit, 1999 : 9).
Sapta Pesona merupakan pendukung non fisik yang sangat penting
keberadaanya. Sapta Pesona juga dapat menjaga keasrian lingkungan daerah
meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, hidup penduduk setempat, dan
kualitas lingkungan hidup (Suwantoro, 1997 : 80).
Kota Medan merupakan kota metropolitan yang terdiri atas berbagai
elemen masyarakat yang hidup secara berdampingan dan saling menghormati.
Pertumbuhan kota yang pesat dan mobilitas masyarakat yang tinggi serta kegiatan
ekonomi yang berlangsung relatif baik, menyebabkan ketimpangan di sebagian
sektor kehidupan masyarakat, seperti lingkungan yang kurang bersih dan
kesemerautan tata kota.
Mengingat pentingnya hal di atas, Sapta Pesona harus digalakkan kembali
demi terciptanya kegiatan pariwisata seperti yang diharapan. Industri pariwisata
ditengarai sebagai penghasil devisa terbanyak setelah minyak dan gas bumi. Akan
tetapi, pariwisata juga memberikan dampak negatif yang harus diantisipasi. Atas
kepentingan itulah maka penulis kertas karya ini mengangkat topik yang berjudul
“Sapta Pesona Dalam Meningkatkan Promosi Sadar Wisata di Kota Medan”.
1.2 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul di atas, Sapta Pesona dapat meningkatkan dua hal
secara bersamaan yaitu kegiatan promosi yang meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam pariwisata, khususnya di Kota Medan. Penggalakan Sapta
adalah berdaya guna baik dari sektor lingkungan hidup hingga kegiatan ekonomi
di daerah wisata tersebut. Semua unsur harus bejalan dengan seimbang.
1.6Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam kertas karya ini adalah :
• Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi pariwisata D – III dibidang keahlian
usaha wisata di fakultas sastra USU.
• Untuk mengurai lebih jelas pentingnya Sapta Pesona dalam promosi sadar wisata di Medan.
• Untuk memberi informasi bagi praktisi di dunia parwisata.
1.7Metode Penulisan
Di dalam penulisan kertas karya ini menggunakan metode dalam memperoleh
data yaitu :
• Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengunjungi
perpustakaan.
• Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah metode pengumpulan data – data
pengamatan lansung dan wawancara langsung yang dapat mewakili
1.8 Sistematika Penulisan
Agar penulisan kertas karya ini dapat tersusun secara sistematika maka
penulis membagi dalam lima bab dalam bentuk uraian – uraian pembahasan,
yaitua:
BAB I : Pendahuluan
Didalam bab ini dibahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Umum Promosi kepariwisataan
Menjelaskan tentang sejarah singkat pariwisata, pengertian pariwisata dan
kepariwisataan, ruang lingkup pariwisata dan motif perjalanan wisata.
BAB III : Gambaran Umum Tentang Sapta Pesona di Kota Medan
Memaparkan tentang gmbaran umum Kota Medan, sejarah Kota Medan, dan
kehidupan sekarangnya.
BAB IV : Sapta Pesona Dalam Meningkatkan Promosi Sadar Wisata di Kota Medan
Bab ini membahas tentang pentingnya Sapta Pesona dalam unsur promosi
wista dan peningkatan kesadaran semua pihak dalam pariwisata, upaya
penggalakan kembali Sapta Pesona untuk meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan .
BAB V : Penutup
BAB II
TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata ,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan
Promosi
Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang
terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak , berkali -
kali, berputar – putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara
garis besar, maka kita dapat menagartikan sebagai suatu perjalanan yang
dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain.
Undang – undang No. 9 tahun 1990 entang kepariwisataan, menyebutkan
definisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan dan pariwisata, yaitu:
• Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk
menikmati objek wisata dan daya tarik wisata.
• Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
• Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha –usaha
• Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan pariwisata (Oka A.
Yoeti, 2002 : 7 ) .
Selain batasan tersebutdi atas, banyak defiisi lain yang dikemukakan oleh
ahli pariwisata menurut :
• Prof. Hunzieker dan Prof. K .Krapt (Oka A. Yoeti, 2002 : 8)
Keseluruhan dari gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiam tersebut tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas sementara tersebut.
• Prof. Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2002 : 8)
Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang – orang dalam suatu negara itu sendiri atau luar negeri, meliputi pendiaman orang – orang untuk sementara waktu dalam mencapai kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana ia peroleh tanpa bekerja tetap.
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa asensi dari pengertian
pariwisata yang menjadi ciri – cirinya yaitu :
• Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu.
• Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
• Perjalanan harus bertamasya dan berekreasi.
2.2 Pengertian Industri Pariwisata
Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang
adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai
cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya.
Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian dengan
industri pariwisata (Herman Bahar, 2002 : 23).
Kalau kita ikuti pengertian – pengertian kata industri seperti yang telah
kiat uraikan dalan bagian terdahulu, maka kita cendrung untuk memberikan
batasan terhadap industri pariwisata yaitu :
• “ industri pariwisata adalah kumpulan bermacam – macam perusahaan
yang secara bersama – sama mengahasilkan bang dan jasa (good and
service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada
umumnya”.
• Menurut R.S Darmajadi (Pengantar Pariwisata, 2002, hal 8)
Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama sama mengahasilkan produk – produk maupun jasa / pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari
ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap – tahap
wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.
2.3 Pengertian Promosi
Promosi adalah kegiatan menberitahukan produk atau jasa yang hendak
ditawarkan kepada calon konsumen / wisatawan yang dijadikan target pasar.
Kegiatan promosi idealnya dilakukan secara bekesinambungan melalui beberapa
media yang dianggap efektif dapat menjangkau pasar, baik cetak maupn
elektronik, namun pemilihannya sangat tergantung pada targetpasar yang hendak
dituju.
Adapun beberapa penjelasan tentang arti promosi atau juga promosi
penjualan yang disediakan oleh beberapa ahli marketing (Pengantar Pariwisata,
Herman Bahar, 2002 : 103) :
• Promosi penjualan adalah setiap kegiatan bukan tatap muka yang
berhubungan dengan promosi penjualan, tetapi seringkali mencakup
periklanan.
• Promosi adalah setiap upaya marketing yang fungsinya untuk memberikan
informasi atau meyakinkan para konsumen yang potensial mengenai
kegunaan seatu produk atau jasa dengan tujuan unuk mendorong
• Promosi adalah pencarian peluang peluang usaha dan organisasi dana,
harta kekayaan, dan kemampuan manajemen untuk terjun kedalam usaha
dengan tujuan untuk encari laba.
2.4 Langkah – Langkah Pengembangan Promosi
Adapun langkah – langkah pengembangan promosi yang efektif seperti
yang dikemukakan oleh Kotler (1995) yaitu :
• Mengindentifikasi target pasar
• Menentukan tujuan komunikas
• Merancang pesan
• Menyelesikan saluran komunikasi.
• Menetapkan jumlah anggaran promosi
• Menentukan Alat Promosi.
• Mengukur Hasil Promosi
• Mengelola dan Mengkoordinasi Proses Komunikasi
Promosi tempat tujuan wisata sangat diperlukan oleh daerah-daerah yang
memiliki banyak potensi di tanah air. Tentunya upaya kegiatan ini menjadi sangat
penting dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia sampai
dengan baik akan memberikan tambahan penerimaan asli daerah, dan mendorong
proses multiplier perkembangan ekonomi lokalitas di sekitar daerah tujuan wisata.
2.5 Tetapkan Tujuan Promosi yang Terintegrasi
Promosi tempat wisata daerah merupakan kegiatan dari para pelaku
ekonomi di lokalitas perekonomian tertentu yang memiliki potensi tempat wisata
yang menarik. Potensi tersebut dapat berupa keindahan alam yang menonjol,
kekayaan budaya yang unik, situs tempat yang bersejarah, even pesta budaya dan
keagamaan, serta potensi pusat-pusat kegiatan ekonomi, perdagangan dan
investasi yang unik tidak dimiliki oleh lokalitas alternatif lainnya.
Tujuan promosi wisata daerah dapat dikategorikan ke dalam beberapa
tujuan berikut ini:
• Mempromosikan lokalitas wisata sebagai tujuan wisata yang menarik dan
menguntungkan wisatawan
• Meningkatkan dan memantapkan citra wisata daerah di pasar domestik dan
internasional
• Menyebarkan pengetahuan tentang produk-produk wisata yang telah
dikembangkan
• Membangun dan membina komunikasi yang efektif dengan media dan
Tujuan promosi wisata daerah tersebut hendaknya dipilih beberapa saja
agar dapat terselenggarakan dengan baik, mengingat keterbatasan anggaran daerah
yang dimiliki.
2.6 Membangun Strategi Promosi
Strategi promosi merupakan siasat atau inisiatif kegiatan stratejik yang
akan dilakukan untuk merealisasikan tujuan promosi wisata yang telah ditetapkan.
Didalamnya terkandung makna wawasan rencana kegiatan yang akan
diselenggarakan dalam jangka menengah, yaitu dalam satu sampai dengan tiga
tahun ke depan. Dalam hal ini sebaiknnya dihindari penyusunan inisiatif yang
pelaksanaannya baru dapat direalisasikan dalam jangka panjang. Untuk tujuan
mempromosikan daerah tujuan wisata maka secara umum terdapat beberapa
strategi utama yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II. Strategi
tersebut antara lain:
• Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations
• Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata
• Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata
2.7 Rumuskan dan Lakukan Program Promosi yang Jitu
Program-program yang lebih teknis untuk menjalankan strategi promosi
ini dapat dirumuskan dengan melihat pada kompetensi maupun keunggulan yang
dimiliki oleh masing-masing daerah, sekaligus kendala dan kelemahan yang
dimilikinya. Untuk memenuhi tujuan ini, perlu dilakukan suatu audit menyeluruh
pada wilayah wisata yang akan dikembangkan.
Setelah audit tersebut dilakukan, organisasi yang secara khusus
menanganinya dapat merumuskan program-program yang lebih tehnis. Contoh
program-program teknis tersebut antara lain dapat berupa kegiatan-kegiatan
berikut ini:
1. Pengembangan dan pemantapan kegiatan public relations
• Program pengembangan unit organisasi public relations
• Program kunjungan para jurnalistik (visiting journalist program)
• Pengembangan maupun fitur wisata
• Persiapan mengikuti even-even terkait
• Program pembentukan branding
• Pengembangan perpustakaan dan pusat informasi wisata
• Keikutsertaan dalam keanggotaan urusan wisata domestik dan luar negeri
2. Pengembangan dan perluasan produk-produk wisata
• Survei harapan wisatawan
• Audit potensi wilayah dan wisata
• Program pengembangan produk wisata yang ada
• Program pengembangan produk wisata yang baru
• Pengembangan kualitas dan kemasan produk wisata
• Program ecoproduct dan ecotourism
• Penyelenggaraan trade show
• Program product awareness dan distribusi.
3. Pengembangan pemasaran jasa wisata dan tempat wisata
• Program pelatihan untuk agen pemasar, media dan konsumen di dalam negeri.
• Perluasan jejaring distribusi melalui kegiatan promosi bersama dengan perusahaan penerbangan, perhotelan, pelayaran cruise, operator perjalanan
dan instansi terkait lainnya.
• Program kegiatan iklan tempat wisata di media terpilih
• Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan pameran wisata dan seminar wisata.
• Membangun dan memelihara web wisata daerah.
4. Penetrasi kegiatan public relations internasional
• Program presentasi pada potensi pembeli.
• Memilih dan mengikuti tradeshow luar negeri.
• Program kunjungan pendidikan dan buyers visit.
• Berpartisipasi dalam organisasi internasional dan marketing councils
• Pengembangan coop advertising, coop direct mailing, dan coop brochure.
• Mengikuti seminar perdagangan dan wisata luar negeri.
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Kota Medan
Pada zaman dahul
keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai
melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke
yang membuka perkampungan Medan adalah
Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan
dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah
Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli
Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang
berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah di antara
kedua sungai tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari
tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah.
Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh
penelitian Vriens tahun 1910 bahwa di samping jenis tanah seperti tadi ada lagi
ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan
Menteng) orang membakar batu bata yang berkualitas tinggi dan salah satu pabrik
batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.
Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman
penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863
orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat
menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang
sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di
Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama
"Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari
posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai
Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada
zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai,
sehingga dengan demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal
Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.
Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang
berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut
ilmu) membaca
3.1.1 Masa Belanda
Belanda yang menjajah Nusantara kurang lebih tiga setengah abad namun
untuk menguasai Tanah Deli mereka sangat banyak mengalami tantangan yang
tidak sedikit. Mereka mengalami
sekitar tahun
untuk menguasai
Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun
mulai dari tahun
Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera secara keseluruhan
diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti di
tengah jalan karena
menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah
mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nam
Pada tahun 1858 juga
Riau dan sejak itu pula dia mengangkat dirinya menjadi pembela Sultan Ismail
menguasai daerah taklukan Kesultanan Siak yakni Deli yang di dalamnya
termasuk Kampung Medan Putri.
Pesatnya perkembangan Kampung "Medan Putri", juga tidak terlepas dari
perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang
merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863, Sultan
Deli memberikan kepada
Keeuwen en Mainz & Co, tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara
erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau deli.
Maret 1864, contoh hasil panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji
kualitasnya. Ternyata daun tembakau tersebut sangat baik dan berkualitas tinggi
untuk pembungkus cerutu.
3.1.2 Masa Penjajahan Jepang
Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang
berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama
mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi
Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh
Letjend. Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang,
Ulele, Kuala Bugak (dekat
Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah
yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang mereka beli dari rakyat
di sekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa mereka membantu orang
Asia karena mereka adalah saudara Tua orang-orang Asia sehingga mereka
dieluelukan menyambut kedatangannya.
Keadaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang dengan mengerahkan
pasukannya yang bernama
Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya
yang zaman Belanda disebut gemeentebestuur oleh Jepang dirobah menjadi
Medan Sico (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di
tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang
bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena
masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh
T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.
Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat
masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka
semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua hanyalah
semboyan saja. Di sebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun
sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun
landasan pesawat tempur Jepang.
3.1.3 Masa Kemerdekaan
Dimana-mana di seluruh Indonesia menjelang tahun 1945 bergema
persiapan Proklamasi demikian juga di Kota Medan tidak ketinggalan para tokoh
pemudanya melakukan berbagai macam persiapan. Mereka mendengar bahwa
bom atom telah jatuh melanda Kota Hiroshima, berarti kekuatan Jepang sudah
lumpuh. Sedangkan tentara sekutu berhasrat kembali untuk menduduki Indonesia.
Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa
Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya,
terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengerahan pemuda. Apa
yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut massa pemuda seperti Heiho,
Romusha, Gyu Gun dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada
masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945
karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut
Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang. Ia juga menyampaikan
bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo
sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan
bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena
terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat di
tengah kota.
Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk
menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun di antaranya Letnan
Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitiaan untuk menanggulangi para bekas
Heiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di kota Medan. Panitia ini
dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun“ yang berkantor
di Jl. Istana No.17 (Gedung Pemuda sekarang).
Tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke kota Medan
walupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada waktu itu
sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei" sudah ada perwakilannya
di Medan namun mereka tidak mau menyiarkan berita kemerdekaan tersebut,
akibatnya masyarakat tambah bingung.
Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda mengadakan
berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia
demikian juga di kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad
Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendy, Gazali Ibrahim, Roos
Lila, A.malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim
3.2 Keadaan Umum Kota Medan
Kota Medan adalah
merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah
juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan. Medan didirikan oleh Guru
Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa
pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung
yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan
sebagai tempat kediaman Sultan Deli. Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota
yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka
perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal,
dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25
tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir
delapan belas kali lipat.
a ) Keterangan Umum
Hari jadi : 1 Juli 1590
Walikota : Syamsul Arifin (penjabat)
Wilayah : 265,10 km²
Penduduk Kepadatan : 2.036.018 (sens. '05)
Suku bangsa : Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh
Bahasa : Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau
Agama : Islam (67,83%), Katolik (2,89%), Protestan (18,13%), Buddha (10,4%), Hindu (0,68%), lainnya (0,07%)
Zona waktu : WIB
Kode telepon : 061
b ) Pemerintahan
Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota, yang saat ini dijabat oleh Syamsul Arifin (penjabat walikota Medan, sekaligus Gubernur Sumatera Utara). Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.
* Medan Labuhan
16 Februari 2010 - sekarang
d ) Sungai
Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan,
pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan
nama Medan Kanal Timur.
e ) Demografi
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini
merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan
demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung
mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan
penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan
Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di
kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun
angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah
71 tahun.
Secara historis, pada tahun
Dari jumlah tersebut, 409 orang berketuruna
Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur
lainnya.
Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000
7,06% 8,57% 6,59% Catatan: Data BPS Sumut tidak menyamakan "Batak" sebagai salah satu suku bangsa, namun total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak, (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%
sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.
f ) Kehidupan sosial
Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, kota terbesar di Sumatra dan
Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan.
Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas
perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten
didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan
politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing.
g ) Pola pemukiman
Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman
kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota,
pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan
dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang
Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh
karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk
menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota
Maksum, dan Sungai Mati.
h ) Pendidikan
Medan memiliki jumlah universitas dan sekolah yang lumayan banyak.
dan 72
masyarakat dapat menikmati pendidikan tanpa harus pergi keluar daerah. Hal ini
sesuai dengan program pemerintah wajib belajar Sembilan tahun.
i ) Beberapa Situs pariwisata
• Istana Maimun
Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan
arsitektur khas
Menara Air (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan
di atas rel kereta api, dan juga Gedung London Sumatera. Selain itu, masih ada
beberapa bangunan bersejarah, antara lai
dan juga ruma
Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT.
London Sumatra, dan ruko-ruko.
j ) Transportasi
(Tampak dua becak motor sedang melintas di jalanan Medan, Courtesy of Google)
Terminal yang melayani warga Medan:
1.
2.
3.
• Laut
merupakan pelabuhan terbesar dan teramai kedua di Indonesia setela
Selat Malaka karena aktivitas pelabuhan tersebut yang sangat sibuk dan padat.
• Udara
bandara internasional baru di
dalam pembangunan.
k ) Media massa
• Televisi
percobaan siaran televisi
• Surat Kabar
Di Medan terdapat tiga surat kabar yang cukup berpengaruh, yait
memiliki pembaca loyal yang terbagi berdasarkan suku bangsa.
l ) Pusat Perbelanjaan Plaza dan Mal
•
menjadi The Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama
menjadi Mall The Club Store. Dan akhirnya berganti nama menjadi
Brastagi Mall.
•
nama Deli Grand City.
•
Plaza Medan Fair namun masih bertahan.
•
sejak zaman kolonial )
•
modern)
•
•
menjadi trade mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jl.
• Thamrin Plaza)
•
pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian
bekas)
•
tidak ada satu ekor ikan pun yang dijual di pasar ini. Pasar ini menjadi
pemasaran tekstil yang cukup terkenal)
n ) Wisata Kuliner
•
•
• Jalan Semarang, masakan Tionghoa (dibuka hanya pada malam hari). • Jalan Pagaruyung, masakan India & Indonesia( daerah "Kampung Keling",
sekarang disebut "Kampung Madras".)
• Ring Road Jalan Gagak Hitam/Setia Budi, pilihan berbagai restoran dari mulai makanan siap saji, jagung bakar (malam hari) dan aneka makanan
Indonesia di sepanjang jalan .
• Jalan Dr. Mansyur (Kampus
menawarkan beragam hidangan.
•
bersebelahan dengan
o ) Tokoh
Tokoh terkenal yang lahir di Medan:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
BAB IV
SAPTA PESONA DALAM MENINGKATKAN PROMOSI SADAR
WISATA DI MEDAN
4.1 Pengertian Sapta Pesona
(Courtesy of Google)
Sejak program Visit Indonesia 2008 sekarang ini agaknya patut diingatkan
kampanye yang sama, agar program pembangunan pariwisata Indonesia dapat
berjalan dengan baik dan dapat menunjukkan hasil yang nyata bagi pembangunan
nasional serta tidak dijalankan dengan setengah hati oleh segenap lapisan elemen
bangsa.
Tujuan diselenggarakan program Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan
swasta maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Logo Sapta Pesona ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos
dan Telekomunikasi Nomor: KM.5/UM.209/MPPT-89 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sapta Pesona.
Mari kita lihat apa itu "Sapta” dan apa itu “Pesona" dalam dunia
Pariwisata. Pada dasarnya Sapta Pesona ini dipahami sebagai tujuh unsur yang
terkandung di dalam setiap Produk Pariwisata serta dipergunakan sebagai tolok
ukur peningkatan kualitas produk pariwisata, yang termasuk ke dalam tujuh unsur
produk pariwisata ini adalah :
a) aman
b) tertib
c) bersih
d) sejuk
e) indah
f) ramah
g) kenangan.
Yang dimaksud dengan produk pariwisata itu mencakup Usaha Jasa
Pariwisata; Pengusahaan Obyek dan Daya Tark Wisata dan Usaha Sarana
Pariwisata. Setiap produk pariwisata ini harus mampu memunculkan unsur-unsur
4.2 Unsur – unsur Sapta Pesona
Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka
menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Negara kita.
Sapta Pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
ramah tamah dan kenangan. Kita harus menciptakan suasana indah dan
mempesona, dimana saja dan kapan saja. Khususnya ditempat-tempat yang
banyak dikunjungi wisatawan dan pada waktu melayani wisatawan. Dengan
kondisi dan suasana yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah tinggal
lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan memberikan kenangan indah
dalam hidupnya.
1. AMAN
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman,
tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari :
a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,
penodongan, penipuan dan lain sebagainya.
b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya la innya
c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang
kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift,
d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang
asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak
bersahabat dan lain sebagainya.
2. TERTIB
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang
termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi
dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan
masyarakat, misalnya :
a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat
tepat pada waktunya.
b. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan
atau membeli sesuatu yang diperlukan
c. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi
d. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat
e. Informasi yang benar dan tidak membingungkan
3. BERSIH
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.
Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang
a. Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat
umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat
buangair kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran,
corat-coret dan lain sebagainya.
b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat
c. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok,
piring, tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya
d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau
tidak sedap dan lain sebagainya
4. SEJUK
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan
sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada
di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya
ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk
itu hendaklah kita semua :
a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun
yang telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah
b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar
masyarakat setempat melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara
kebersihan, menanam berbagai tanaman di halaman rumah masing-masing
baik untuk hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga,
c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian
lingkungan.
d. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya
dengan aneka tanaman penghias atau penyejuk.
e. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat
lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.
5. INDAH
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan
sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari
segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi
dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan
dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil
karya manusia. Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari
dan dapat dinikmati oleh umat manusia.
6. RAMAH TAMAH
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik
hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita
merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu
menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah
tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita
pelihara terus.
7. KENANGAN
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan
perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula
yang tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan
perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan
sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat
pula diciptakan dengan antara lain :
a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat
dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk
dan gaya bangunan serta dekorasinya
b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni
tari, seni suara dan berbagai macam upacara
c. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan
penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu
d. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah
bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau
mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari
kunjungan seseorang ke suatu tempat/daera/Negara.
Sapta Pesona dan tujuan pelaksanaanya begitu luas dan tidak untuk
kepentingan pariwisata semata. Memasyarakatkan dan membudidayakan Sapta
Pesona dalam kehidupan sehari-hari mempunyai tujuan yang jauh lebih luas, yaitu
untuk meningkatkan disiplin nasional dan jati diri bangsa yang juga akan
meningkatkan citra baik bangsa dan Negara.
4.3 PENERAPAN DAN MANFAAT SAPTA PESONA
• Aman
Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menciptakan dan
menjaga rasa aman, di antaranya adalah :
a. Kita semua harus sadar akan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban;
harus selalu disadari bahwa setiap perilaku kita dalam bergaul dengan siapapun
dan di manapun apa yang kita lakukan pasti berhubungan dengan kepentingan
orang lain bahkan dengan kepentingan sistem, dan prosedur yang berlaku.
b. Membangun sistem keamanan yang kuat. Sistem keamanan bisa dibangun
mulai dari sikap disiplin kita baik secara individu maupun secara komunitas
c. Kita juga harus taat kepada hukum; artinya bahwa negara kita adalan negara
hukum dan harus bangga bahwa bangsa kita sudah mampu membangun sistem
keamanan melalui bidang hukum Untuk itu seyogianya kita semua menjungjung
tinggi dan menjaga sistem, hukum yang ada agar keberadaannya mampu
melindungi hak dan kewajiban. Jadi, sudah tentu hukum itu patut ditaati. Dalam
kaitan pelaksanaan Program Sadar Wisata juga dapat dikatakan sebagai sikap taat
dan menjunjung tinggi hukum secara tidak langsung.
d. Memfungsikan semua alat penerangan lampu terutama pada malam hari
khususnya di daerah obyek wisata sesungguhnya hal ini adalah hal sederhana
yang mendasar dalam Iingkungan hidup bermasyarakat. Namun apakah kita sudah
melaksanakannya berkaitan dengan kepentingan sebagai tempat obyek wisata?
e. Disiplin dalam melakukan segala sesuatu berhubungan dengan orang lain;
maksudnya bahwa setiap warga masyarakat diharapkan mampu berdisiplin, baik
secara individu maupun dalam interaksi dengan orang lain di mana pun berada.
Dengan demikian, akan tumbuh sikap saling menghargai yang secara tidak
langsung sudah memberikan rasa arnan bagi semua orang.
f. Memberikan kepercayaan kepada orang lain sesuai dengan potensinya, terutama
terhadap petugas keamanan; maksudnya bahwa kita semua diharapkan bisa
Kita pasti bisa merasakan betapa besar kebutuhan akan rasa aman in ketika
berkunjung ke daerah wisata tertentu. Terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman
akan menghasilkan kepuasan berwisata. Tentu siapa pun ingin mengulangi
kepuasaan ini dan mengunjungi lagi tempat wisata tersebut di lain waktu. Inilah
seharusnya yang kita upayakan bersama.
• Tertib
Apa yang anda rasakan ketika harus berebutan untuk mendapatkan sebuah
tiket masuk sebuah pertunjukan musik? Apakah anda merasa senang berdesakan
saling sikut dan saling injak dengan pengunjung lain? Jawabannya cuma satu ”
tidak senang, dan kunci pengondisian ketidakteraturan tersebut adalah dengan
”Tertib”. Untuk itu seyogianya kita semua bersikap tertib demi kepuasan bersama.
Perlu disadari bahwa suasana tertib merupakan cerminan tingkat disiplin yang
tinggi dari sebuah masyarakat yang terpuji. Berikut ini cara-cara yang dapat kita
lakukan dalam menciptakan ketertiban umum :
a. Ikuti ketentuan atau tata tertib yang berlaku, di manapun kita berada;
Perlu diakui, kita sering menyepelekan dan mengabaikan masalah tata
tertib. Padahal kita semua tahu pasti tujuan dan manfaat diberlakukannya sebuah
tata tertib. Pemberlakuan tata tertib diharapkan mampu memberikan pemenuhan
atas aspek-aspek seperti rasa aman, nyaman dan rasa keindahan. Contohnya jika
berbunyi: Dilarang menginjak rumput. Sudah tentu maksud papan peringatan
tersebut agar taman tetap kelihatan indah dengan tanaman yang tetap subur dan
enak dipandang mata. Untuk itu marilah kita kendalikan diri kita untuk tidak
melanggar tata tertib apapun, baik itu yang berhubungan dengan pribadi maupun
dengan orang lain, apalagi bila sudah berkaitan dengan kepariwisataan,
pemeliharaan keindahan dan kenyamanan wisatawan tentu perlu diutamakan.
b. Janganlah kita menciptakan suasana berisik atau gaduh;
Ajakan ini bertujuan agar setiap warga masyarakat Indonesia bisa saling
menghormati, menghargai tertib dan teratur dalam melakukan segala sesuatu, baik
demi kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Sebagai contoh, pada
waktu ada kunjungan wisatawan asing atau domestik ke tempat obyek wisata
sebagai tuan rumah kita diharapkan bisa menciptakan situasi yang tenang di
lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan agar wisatawan dapat benar-benar merasakan
kenyamanan, dan keindahan obyek wisata yang mereka kunjungi. Dengan
demikian, para wisatawan pun akan menghargai dan menghormati kita sebagai
warga masyarakat yang berbudi luhur, ramah, dan berwibawa.
• Bersih
Jika Iingkungan disekitar kita bersih, semua orang akan merasakan
jika aktivitas itu adalah pelancongan ke tempat wisata. Jika sebuah tempat wisata
bersih, tentu akan membuat wisatawan betah berlama-lama menikmatinya.
Tidak sukar membiasakan diri hidup bersih. Mulailah dari hal-hal kecil
pada diri sendiri, karena lingkungan keluarga, lingkungan di sekitar sehingga
akhirnya kita akan terbiasa hidup bersih di manapun berada. Berikut ini adalah
cara sederhana melakukan dan membiasakan hidup bersih ini bermula dari diri
kita sendiri, yaitu :
a. Selalu teratur membersihkan badan;
b. Makan, minum secara teratur dan bersih;
c. Tidak membuang sampah sembarangan;
d. Tidak meludah di sembarang tempat, atau membuang kotoran seenaknya;
e. Menyediakan tempat sampah;
f. Lakukan pemusnahan sampah secara teratur dan memerhatikan sanitasi
lingkungan;
g. Penataan saluran air dan tempat pembuangan sampah di sekitar lingkungan
anda;
h. Memasyarakatkan nilai-nilai santasi lingkungan. Kondisi yang sejuk pasti
sangat didambakan semua orang. Kondisi alam yang segar, enak dipandang
nikmat dihirup udaranya dan mampu membawa pikiran anda ke dalam nuansa
ketenangan. Kondisi itulah yang dicari oleh para wisatawan dalam perjalanan
• Indah
Keindahan merupakan cerminan atas kuasa Tuhan dan karya manusia
kreatif. Semua insan pasti menyukai keindahan, tetapi keindahan yang
bagaimanakah yang perlu kita mewujudkan dan nikmati bersama terutama di
bidang pariwisata? Anda mungkin pernah melihat pemandangan di Pantai Kuta
Bali, pada saat melihatnya anda pasti merasakan keindahan alam waktu itu. Atau
mungkin di tempat wisata lainnya.
Bahkan sesungguhnya keindahan juga bisa kita ciptakan mulai dari
lingkungan sekitar. Misalnya dengan menata pekarangan rumah, atau menata
lingkungan tempat kita tinggal. Hakikat keindahan itu cenderung kita nikmati
melalui penglihatan yang pada akhirnya berpusat pada perasaan estetis dengan
demikian mulailah menciptakan keindahan ini dengan menata segala apa yang kita
lihat. Ada beberapa cara sederhana untuk menciptakan dan menjaga keindahan
yang tentunya bisa anda lakukan, diantaranya:
a) Gemar menata ruang
Artinya kita semua mencoba menyadari bahwa segala kegiatan kita yang
berhubungan dengan menata ruang, baik itu di ruangan rumah, pekarangan,
lingkungan, bahkan tempat obyek wisata tertentu, merupakan upaya nenciptakan
b) Melestarikan lingkungan
Artinya kita semua harus mampu, menjaga keseimbangan lingkungan
mulai dari lingkungan pribadi sampai dengan lingkungan tempat kita beraktivitas
sehari-hari. Melestarikan lingkungan dapat dilalukan dalam dua sudut pandang :
1) menjaga dan mempertahankan keseimbangan alam yang sudah ada.
2) melestarikan dalam arti kita semua berupaya mengubah alam yang
tadinya belum memunculkan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan,
menjadi lebih memberikan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan.
Untuk itu marilah kita wujudkan kelestarian baik dalam bentuk tindakan
menjaga, mempertahankan serta mewujudkan keindahan.
c) Mencegah dan rnenghilangkan aksi corat – coret
d) Gemar akan kegiatan hias-menghias secara teratur
• Ramah
Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika
moral dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua
sebagai warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran.
Perilaku atau pribadi yang ramah memang disukai banyak orang.
kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek kehidupan. Jika sudah terwujud,
marilah kita semua mempertahankan keramahan tersebut sampai betul-betul bisa
dinikmati dan dicontoh oleh orang Iain. Aspek keramahan inilah yang selama ini
menjadi kebanggaan dan diharapkan dapat mengembalikan prestasi bidang
pariwisata Indonesi ini ke masa kejayaan yang pernah kita capai pada masa Ialu.
Memasyarakatkan keramahan bisa di muIai pada diri kita sendiri di antaranya
dengan cara :
a. Bertutur kata yang sopan dengan mimik wajah yang menyenangkan
Keramahan yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah
yang manis bukan berarti harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi
kepribadian kita sebagai rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan
persahabatan.
Untuk itu kita semua harus mampu membargun kepribadian hakiki yang
bertutur kata sopan, penuh senyum yang ramah. Hal ini dapat kita mulai dan diri
masing-masing. Di mana pun berada, tunjukkanlah tutur kata yang sopan dan
ramah ini, karena hal ini pasti akan melahirkan persahabatan dan membuat orang
senang dan menghargai kita.
Maksudnya mengendalikan diri terhadap perilaku-perilaku yang dapat
meresahkan masyarakat, apalagi meresahkan warga negara asing (sebagai
wisatawan mancanegara). Pengendalian diri ini juga berlaku pada perilaku yang
dapat mengakibatkan bencana alam. Kita semua bisa melatih sikap pengendalian
diri pada diri sendiri di manapun dan dalam kondisi apapun. Maka upayakanlah
rnengedepankan pengendalian diri pasti kita semua akan selamat dan dihargai
orang lain.
c. Saling menghormati
Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan ungkapan “hormat
menghormati” ini karena sejak dibangku SD bahkan para orang tua dan guru telah
mengajari kita akan hal ini. Sikap saling menghormati terutama diperlukan
dalam pergaulan sosial. Akan tetapi, kita kadangkala sukar untuk bersikap seperti
itu. Hal ini terjadi ketika kita merasa lebih baik, lebih pintar, atau lebih tahu
daripada orang lain.
Sebagai konsekuensinya, sulit pula orang lain menghargai kita. Untuk itu
marilah kita saling merendahkan hati, saling menghargai perasaan, pikiran,
maupun karya orang lain sehingga kita pun menerima perlakuan yang sama dari
Sikap seperti inilah yang seyogyanya bisa dikembangkan tatkala kita ingin
mewujudkan kembali keluhuran nilai-nilai pariwisata Indonesia kepada dunia
internasional.
d. Gemar bertegur-sapa dengan baik
• Kenangan
Kenangan merupakan ingatan ataupun kesan positif yang tersimpan di
dalam pikiran seseorang setelah mendapatkan dan merasakan pelayanan yang baik
menyangkut 6 (enam) unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, dan ramah.
Disamping ada produk yang dibawa sebagai oleh-oleh. Setiap anda akan
mengunjungi suatu tempat wisata, pasti pada benak anda muncul perasaan ingin,
memperoleh kenangan yang indah dan menyenangkan.
Oleh sebab itu, marilah kita berlomba-lomba menciptakan kenyamanan
dan keunikan yang khas penuh pesona agar melahirkan kenangan yang indah bagi
setap wisatawan yang datang, dalam rangka rnengampanyekan kembali dunia
pariwisata Indonesia melalui Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Kita bisa
mulai menciptakan dan menjaga kenangan ini dengan cara-cara yang sederhana
seperti :
a. Memberikan pelayanan yang baik; kita semua melakukannya ketika kita
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan orang lain, seperti dalam pelayanan
jasa memandu perjalanan, penyediaan makanan, dan sejenisnya.
b. Menjaga perasaan orang lain; kita bisa melakukannya tatkala kita sedang
berbincang dengan orang lain, baik itu orang yang sudah lama dikenal atau orang
yang baru dikenal baik dengan orang yang seusia, lebih tua, ataupun lebih muda
daripada kita.
c. Menjaga kualitas produk; kita semua sadar, cinta tanah air berarti kita juga cinta
produk negeri sendiri. Untuk itu kita harus berusaha agar kualitas produk dalam
negeri tetap terjaga meningkatkan kualitasnya. Kualitas produk yang tinggi akan
mendukung terciptanya kenangan yang membuat orang lain datang kembali.
d. Percaya diri melalui kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona ini marilah kita
berbenah diri dan tunjukkan kemampuan kita sesuai dengan bidangnya
masing-masing serta bekerja keras dengan mengedepankan rasa percaya diri agar semua
yang dicita-citakan berhasil.
e. Jujur; kejujuran adalah modal kepercayaan orang lain terhadap kita. Dalan
aspek kehidupan apapun termasuk dalam memberikan pelayanan wisata terhadap
para wisatawan, kejujuran akan rrenumbuhkan rasa simpati. Pada akhirnya kita
akan dipercaya dan disenangi, karena mampu memberikan perasaan tenang dan
memberikan berbagai manfaat pada kita semua. Manfaat tersebut, di antaranya
adalah :
1) Terbentuknya penghormatan dan penghargaan dari orang lain
2) Terbentuknya citra yarg baik bagi pribadi, masyarakat, dan negara kita;
3) Terciptanya kepuasan bagi diri kita dan terlebih bagi wisatawan;
4) Meningkatkan rasa saling percaya di antara sesama.
Marilah kita mulai dengan niat yang ikhlas, sadar, dan penuh percaya diri
dengan bekal pengetahuan dan wawasan yang luas untuk merealisasikan
suksesnya pembangunan dunia pariwisata Indonesia melalui Program Sadar
Wisata dan Sapta Pesona berkat terbentuknya masyarakat yang mampu menjadi
Tuan Rumah, yang baik bagi setiap wisatawan yang berkunjung.
Apabila konsep Tujuh Serangkai ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka
hasilnya adalah berkembangnya dunia pariwisata Indonesia. Selanjutnya
pergerakan dan penyebaran Wisatawan Nusantara akan berjalan dengan baik dan
Wisatawan Mancanegara pun akan datang dan masuk ke Indonesia.
Untuk itu marilah kita semua bersama-sama mewujudkan konsep Tiga
Serangkai ini dalam sikap serta aktivitas kita sehari-hari dimanapun berada, baik
BAB V
P E N U T U P
5.1 Kesimpulan
Pariwisata adalah komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga
keberadaanya menguntungkan banyak pihak. Pengembangannya harus sesuai
dengan kebudayaan setempat dan tidak melanggar norma – norma masyarakat
ketimuran yang ada. Salah satu upaya pemerintah yang telah digalakan adalah
program Sapta Pesona. Program ini penting bagi semua lapisan masyarakat yang
berhubungan langsung dengan pariwisata atau tidak lansung. Program Sapta
Pesona sangat berpengaruh bagi lingkungan secara langsung dan sikap tata cara
hidup manusia yang ada demi keberlangsungan pariwisata.
Kota Medan merupakan kota metropolitan yang perkembangannya sangat
pesat. Sehingga perlu perhatian pada pengembangannya agar tidak menyebabkan
kerugian di kemudian hari sehingga perlu program agar tidak melupakan
pentingnya pariwisata sumber devisa di negara kita ini. Salah satu programnya
adalah Sapta Pesona yang berisi tujuh unsur yang saling berkaitan.
Pariwisata akan berkelanjutan jika ada promosi dalam kegiatannya dan
jika suasana daerah tujuannya sangat aman dan nyaman. Sehingga mau kembali
lagi untuk mengunjungi daerah tersebut.
5.2 Saran
Sapta Pesona akan terwujud jika ada kerja sama antara pemerintah dan
masyarakat serta peran tokoh masyarakat sebagai panutannya. Saran Penulis
adalah pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap dunia pariwisata, khususnya
di Kota Medan dengan menerapkan program Sapta Pesona di lingkungan
masyarakat. Penggalakan Sapta Pesona secara berkelanjutan akan memberikan
mamfaat yang positif bagi dunia pariwisata. tidak ada kata terlambat untuk
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Dinas Pariwisata. 2007. Buku Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Medan.
Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destini Pariwisata.
Jakarta: UI-Press.
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata-Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
Suwantoro, Gamal.1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Yoeti, Oka. 2002. Pengantar lmu Pariwisata. Jakarta: Angkasa Bandung.