• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pulau Berhala Sebagai Kawasan Wisata Baru Di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Potensi Pulau Berhala Sebagai Kawasan Wisata Baru Di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi. Banyak negara mengembangkan potensi pariwisata dengan serius karena pariwisata bisa

mendatangkan devisa bagi negara, pengurangan angka pengangguran serta pengentasan kemiskinan. Umumnya pariwisata dianggap dan diperlakukan hanya sebagai sebuah “industri”, padahal

sebagaimana dikemukakan oleh Smith dan Eadington dalam buku pengantar pariwista I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pariwisata sangat layak untuk dipandang sebagai objek kajian dan dikembangkan sebagai ilmu, karena mempunyai sejarah, pustaka, dan prinsip–prinsip yang

terstruktur serta berbagai aspek keilmuan lainnya.

 Oka A. Yoeti memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut :

• Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu

tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah

ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi.

• Defenisi pariwisata yang dikemukakan oleh para pakar pariwisata tidak dapat persis sama

karena pariwisata bersifat fleksibel apa yang dilihat dan dirasakan itu yang tertuang dalam pemaknaan pariwisata.

• Berbeda dengan pengertian pariwisata kata kepariwisataan mengandung arti yaitu keseluruhan

(2)

serta penyediaan tempat tinggal sementara dengan maksud tidak tinggal menetap dan tidak

memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Menurut para ahli pariwisata mengemukakan defenisi kepariwisataan sesuai dengan beberapa batasan

tentang pariwisata antara lain :

 Dr. Hubert Gulden (dalam Yoeti, 1983:108)

• Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dalam mana manusia - manusia

berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu

tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama - lamanya atau meskipun sementara waktu.

 Dr. R. Gluckmann (dalam Yoeti, 1982:115)

• Kepariwisataan diartikan sebagai keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada

sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

 Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960

• Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi

kebutuhan manusia dalam member liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja

serta mempunyai modal untuk melihat–lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara–negara lain (pariwisata luar negeri).

Dalam pengertian kepariwisataan yang telah dikemukakan diatas terdapat beberapa faktor penting yang ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata antara lain :

(3)

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lainnya.

c) Perjalanan yang dilakukan walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya atau rekreasi.

d) Orang yang melakukan perjalanan itu tidak bermaksud untuk mencari nafkah di

tempat yang dikunjungi tetapi semata - mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

2.1 Latar Belakang, Konsep Dan Defenisi Wisata Bahari

2.1.1 Latar Belakang Wisata Bahari

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang

merupakan terpanjang kedua di dunia setelah Kanada 81.000 km. Sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit namun mempunyai sumber daya

pesisir yang kaya dan sangat rentan mengalami kerusakan jika pemanfaatannya kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan yang lestari.

Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan

ekosistem laut terletak antara batas sepandan dan ke arah darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut sejauh 12 mil laut dari garis surut terendah sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang

diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia di darat maupun dilaut. Wilayah pesisir sebagai salah satu kekayaan dari sumber daya alam yang sangat penting bagi rakyat dan pembangunan nasional tersebut haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan serta optimal.

Kawasan pesisir adalah wilayah pesisir tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu seperti karakter fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk

(4)

berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah

permukaan laut. Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan

tentang kondisi objektif wilayahnya, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari, senantiasa hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model

pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat pesisir memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir, membuat rencana dan bertindak.

Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan ( empowerment ), yang memandang potensi masyarakat sebagai sumber daya utama dalam

pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan. Masyarakat pesisir adalah termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional didalam kawasan pesisir maupun diluar kawasan pasisir.

Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan kawasan wisata bahari maka prinsip dasar yang harus dikembangkan adalah:

1. Prinsip co-ownership yaitu bahwa kawasan wisata bahari adalah milik bersama untuk itu ada hak-hak masyarakat didalamnya yang harus diakui namun juga perlindungan yang harus dilakukan bersama.

(5)

yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus

bekerja sama.

3. Prinsip co-responsibility yaitu bahwa keberadaan kawasan wisata bahari menjadi tanggung jawab bersama karena pengelolaan kawasan wisata bahari merupakan tujuan bersama.

Ketiga prinsip tersebut dilaksanakan secara terpadu, sehingga fungsi kelestarian pesisir tercapai dengan melibatkan secara aktif peran serta masyarakat sekitar pesisir. Oleh karena itu agar masyarakat mampu

berpartisipasi, maka perlu keberdayaan baik ekonomi, sosial dan pendidikan, untuk itu dibutuhkan peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sekitar pesisir agar meningkatkan kesejahteraannya melalui 6 prinsip pemberdayaan yaitu :

1. Modal masyarakat (social capital) merupakan kerjasama dan nilai-nilai yang disepakati.

2. Infrastruktur dan pengembangan lembaga–lembaga kemasyarakatan informal yang berorientasi

kepada kemajuan.

3. Orientasi kepemilikan (asset orientation) yaitu pengembangan yang bertumpu pada penggalian kemampuan masyarakat sebagai model pengembangan.

4. Kerjasama (collaboration) yaitu mengembangkan pola kerjasama yang tumbuh dari dalam. 5. Visi dan tindakan strategis yaitu membangun visi, misi dan tindakan.

6. Seni demokrasi, yaitu mengembangkan peran dan partisipatif yang tumbuh dari dalam.

2.1.2 Konsep–Konsep Wisata Bahari

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya disepanjang

(6)

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari mereka dalam berperan serta baik dalam konservasi

lingkungan, pemanfaatan lingkungan dan pengelolaan lingkungan.

Pemanfaatan secara optimal terhadap potensi kelautan, tidak berarti melupakan faktor yang sangat penting bagi nilai pengembangan kawasan wisata bahari yang berkelanjutan, yaitu upaya perbaikan

terhadap kawasan yang rusak dan potensinya telah berkurang. Pengembangan kawasan wisata bahari adalah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata yang berupaya untuk memberikan manfaat terutama

bagi upaya perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya kelautan. Dilain pihak masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung pada usaha pariwisata melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan

pendapatan masyarakat dan pemerintah.

• Pendekatan pengembangan wisata bahari terdiri dari 5 unsur :

1. Pengembangan kawasan wisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya pengembangan kawasan wisata ramah lingkungan. Pengembangan kawasan wisata bahari harus

menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam bahari.

2. Pengembangan kawasan wisata bahari perlu mengetengahkan factor kewaspadaan terhadap

dampak lingkungan menjadi sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak terkendali guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam

wisata tropika khususnya dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan.

3. Analisis data potensi dan pemanfaatan sumber daya untuk mengidentifikasikan nilai–nilai yang berpengaruh terhadap kelangsungan pemeliharaan dan pengembangan sumber stakeholder

(7)

4. Pengembangan kawasan wisata bahari memiliki keterkaitan luas dengan peran masyarakat

pesisir, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari dibutuhkan penentuan zonasi yang tepat dari setiap wilayah diperlukan untuk tidak menjadi benturan kepentingan antara zona pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan wisata bahari yang dikelola dan

dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi.

5. Pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem

prioritas pengembangan kawasan wisata bahari berdasarkan tipe, potensi dan karakter alam yang dimiliki oleh masing-masing kawasan.

2.1.3 Defenisi Wisata Bahari

Upaya pemanfaatan optimal potensi wisata bahari yang sekaligus menyelamatkan lingkungan biofrafisik dan lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta melestarikan sumber daya alam bahari.

Menciptakan insentif secara efektif bagi pengelolaan kawasan wisata bahari tanpa mengabaikan nilai– nilai utama konservasi melalui pemanfaatan sumber daya berkelanjutan. Seperti pengembangan ekowisata yang memperhatikan kepekaan lingkungan.

Melindungi dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam hayati yang sesuai dengan praktek-praktek budaya, tradisional, masyarakat pesisir yang cocok dengan persyaratan konservasi atau pemanfaatan secara berkelanjutan. Mendorong pertumbuhan kepekaan masyarakat pesisir akan makna

dan arti penting kawasan wisata bahari sebagai bagian peningkatan sosial, ekonomi masyarakat yang dihasilkan dari pertumbuhan dan perkembangan kedatangan wisatawan dan usaha pariwisata.

Terwujudnya pengembangan kawasan wisata bahari yang didukung oleh masyarakat pesisir. Terwujudnya pengetahuan, wawasan, sikap dan keterampilan masyarakat pesisir dalam pengelolaan

(8)

peruntukan lahan, daya dukung lahan dan kepemilikan lahan, tata cara pengelolaan kawasan wisata

bahari yang berdasarkan kepada managemen pengelolaan yang tepat serta terwujudnya brand image kepariwisataan disetiap daerah.

• Tujuan dan Manfaat Wisata Bahari :

a. Mengembangkan dan meningkatkan upaya memanfaatkan lingkungan alam pada umumnya dan lingkungan bahari pada khususnya sebagai sumber daya sosial dan ekonomi yang

pengelolaannya tetap harus berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

b. Memberikan gambaran mengenai pengelolaan wisata bahari secara tepat dan profesional,

sehingga akan mampu mengembangkan adanya tuntutan konservasi dan menjaga kelestarian alam dengan mengikut sertakan peran serta masyarakat setempat guna membantu kesejahteraan masyarakat.

c. Mengkoordinasikan peran pihak–pihak yang berminat mengembangkan kawasan wisata bahari, dilingkungan wilayah setempat yang menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu daerah

tujuan wisata bahari dengan melalui pola pengelolaan dalam bentuk corporate management.

2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

• Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu:

1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :

Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat),

(9)

Sarana produk kepariwisataa yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan

kepada wisatawan. Misalnya :

a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi

pariwisata.

b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan

wisata dan sebagainya.

2. Produk yang tidak nyata (Intangible Product)

Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang

terdiri dari 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan, kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.

2.3 Sapta Pesona Wisata

Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata disuatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam

perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.

(10)

1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya

keselamatan jiwa dan fisik.

2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.

3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.

4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan adanya penghijauan.

5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan

sedap dipandang mata.

6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban,

sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.

7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.

Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona

merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.

2.4 Industri Pariwisata Budaya

Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi

(11)

menghasilkan barang dan jasa (Goods and Service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan

travel pada umumnya.

Menurut pandangan para ahli industri pariwisata adalah :

1. Menurut Prof. W.Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1985:105)

Industri Pariwisata adalah “ Tourism enterprises are all business entities wich, by combinin various means of production, provide goods and services of a specially tourist nature ”. Maksudnya industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan.

1. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (dalam Yoeti,1985:102)

Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang

berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak

secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.

2. Menurut Damardjati (dikutip oleh Sihite 2000:54)

Industri Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang

(12)

menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya,

tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata (Bahar,Herman 2002 : 23).

Kalau kita ikuti pengertian–pengertian kata industri seperti yang telah kiat uraikan dalam bagian terdahulu, maka kita cendrung untuk memberikan batasan terhadap industri pariwisata yang

dikemukakan oleh Yoeti (1996:153) yaitu :

a. “ Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam–macam perusahaan yang secara bersama–

sama mengahasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya”.

b. Menurut R.S Damardjati (yang dikutip oleh Sihite 2000:54)

Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama sama menghasilkan produk–produk maupun jasa/pelayanan atau service yang nantinya baik langsung

maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya. Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap–tahap wisatawan

sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.

2.4.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan

(13)

dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk

dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan.

Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata. Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang

diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang

dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan

hutan tropis serta binatang-binatang langka.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata

petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan

lain-lain.

4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan

objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

(14)

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata, taman rekreasi,

kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu :

“Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun

dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”. Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service.” Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Menurut Oka Yoeti (1996:174-176) hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk

berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.

2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.

(15)

tujuan wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal, yang telah dikemukan oleh Yoeti

(1985:164) yaitu :

a. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.

b. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri untuk dibeli.

c. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan ditempat tersebut.

Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada didaerah lain.

b. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.

c. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah–pindah kecuali dibidang pembangunan dan

pengembangan. d. Harus menarik.

2.4.2 Pengertian Produk Wisata

Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari

produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :

1. Tourist objects yang terdapat pada daerah–daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

(16)

3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan

seperti transportasi ditempat tujuan ke objek–objek wisata.

Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.

2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli. 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.

4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia.

5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif. 6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator.

7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.

Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.

2.4.3 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan

Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai yaitu :

1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.

(17)

c. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

d. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran. e. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.

Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk

melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini merupakan suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini MERCOSUL tengah menjajagi kerjasama melalui perundingan dengan Uni Eropa dalam kaitan dengan zona perdagangan bebas maupun antara lain dengan CER (Perjanjian

Apabila ditinjau dari setiap sikap ilmiah yang diamati yang meliputi sikap rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, teliti dan kerja sama dapat dilihat bahwa semua

Dalam penelitian ini ada 8 variabel yang diduga berhubungan dengan obesitas pada remaja yaitu variabel usia, jenis kelamin, frekuensi pola makan, kebiasaan sarapan

laporan pelaksanaan RAN-PG kepada menteri/kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional sekali dalam I (satu) tahun

• Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu buli yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran. kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke

Maka keputusan investasi yang dilakukan oleh manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa

Sama halnya pada pengukuran kadar air kulit kemiri, pada pengukuran kadar air daging kemiri juga didapatkan bahwa pengeringan dengan mesin pengering lebih baik

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Tindakan Restrain Fisik Dengan Manset Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasan Pada