Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP
RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH :
NAMA : JOSEPHINE H.S
NIM : 050503233
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 23 Maret 2009
Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Josephine Hanesia U. S
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini berjudu l Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap
Rentabilitas Ekonomis pada Perusahaan Dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh
bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM selaku Dosen Penguji I dan Ibu Risanty, SE,
M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah
diberikan.
5. Kedua orang tua saya, Johannes Silalahi dan Ida Basaria Tumanggor. Terima
kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa
dan materi yang diberikan kepada saya. Serta kakak saya, Jemmima Vinisea
Pinarsinta Silalahi dan adik saya, Jasmine bestri Silalahi atas doa, dukungan
dan kasih sayang yang diberikan.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, 23 Maret 2009
Penulis
Josephine Hanesia U. Silalahi
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan secara empiris terhadap rentabilitas ekonomis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling dan dari 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diperoleh 13 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia..
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically study the effect of Inventory Turn Over (ITO) on Economic Rentability. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are trade firms which go public during the period of 2005 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 23 go public trade firms, 13 are used as the samples of this study. The statistic method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that inventory turn over variable has no significantly influenced the economic rentability of go public trade firms.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Batasan Penelitian ... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Perputaran Persediaan ... 7
2. Rentabilitas Ekonomis ... 12
3. Hubungan antar Variabel ... 18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis Data ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
F. Metode Analisis Data ... 28
G. Jadwal Penelitian ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33
B. Statistik Deskriptif ... 38
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
D. Analisis Regresi ... 46
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53
B. Keterbatasan Penelitian ... 54
C. Saran ... 55
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 22
Gambar 4.1. Histogram ... 41
Gambar 4.2. Grafik Normal P-Plot ... 42
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Dagang yang Memenuhi Kriteria Sampel...25
Tabel 4.1. Daftar Sampel Perusahaan Dagang ... 33
Tabel 4.2. Data Variabel Penelitian Tahun 2005 ... 34
Tabel 4.3. Data Variabel Penelitian Tahun 2006 ... 35
Tabel 4.4. Data Variabel Penelitian Tahun 2007 ... 37
Tabel 4.5. Descriptive Statistics ... 38
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 40
Tabel 4.7. Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ... 44
Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.9. Analisis Hasil Regresi ... 47
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak sekali perusahaan-perusahaan baru yang didirikan,
perusahaan-perusahaan tersebut bergerak menurut kegiatannya
masing-masing, yaitu perusahaan jasa, perusahaan manufaktur, serta perusahaan
dagang. Dari semua jenis kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, semuanya
memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba dengan menciptakan
barang atau jasa maupun dengan menyediakan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
Setiap perusahaan senantiasa menginginkan usahanya berkembang.
Perkembangan tersebut akan terjadi apabila didukung oleh adanya
kemampuan manajemen dalam menetapkan kebijaksanaan dalam
merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana untuk
memaksimumkan nilai-nilai perusahaan. Masalah yang dihadapi perusahaan
adalah bagaimana perusahaan mendapatkan dana dan menggunakan dana
tersebut dengan seefektif mungkin. Dana yang dimiliki perusahaan dapat
digunakan untuk investasi, dan salah satunya investasi dalam aktiva. Dengan
menginvestasikan dana ke dalam aktiva maka perusahaan akan memperoleh
manfaat dari investasi tersebut, karena aktiva merupakan sumber daya yang
memiliki manfaat masa depan. Dengan demikian penggunaan dan pengelolaan
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam perusahaan dagang, investasi ke dalam aktiva dapat dilakukan pada
persediaan. Persediaan merupakan aktiva yang paling aktif dalam operasi
untuk usaha dagang besar maupun kecil. Persediaan merupakan investasi yang
dibuat untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada
pelanggan, oleh karena itu pengalokasian dana pada persediaan haruslah
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan persediaan
akan berpengaruh langsung terhadap keuntungan perusahaan. Jika persediaan
tidak cukup maka volume penjualan akan turun dibawah tingkat yang
seharusnya dapat tercapai. Sebaliknya persediaan yang terlalu banyak
menghadapkan perusahaan pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak,
keusangan dan kerusakan fisik. Persediaan yang terlalu besar juga
menggunakan dana yang mungkin dapat digunakan secara lebih
menguntungkan ditempat lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan perlu mengetahui tingkat
perputaran persediaan. Perputaran persediaan menunjukkan ukuran kecukupan
persediaan dan seberapa efisien persediaan itu dikelola. Perusahaan dapat
menggunakan rasio perputaran persediaan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola persediaan. Laju perputaran persediaan yang
tinggi menunjukkan rendahnya jumlah persediaan yang ada di perusahaan,
tetapi hal ini berarti kemungkinan besar perusahaan akan sering kehabisan
persediaan. Perputaran yang tinggi dan jumlah persediaan yang rendah
menyebabkan perlu dilakukan pemesanan ulang dalam jumlah-jumlah kecil
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Setiap perusahaan dalam kondisi apapun harus menjalankan usahanya
secara ekonomis untuk memperoleh laba yang baik dengan modal yang
berasal dari pemilik maupun modal yang berasal dari pihak lain (modal asing).
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari tingkat
rentabilitasnya. Rentabilitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya volume penjualan. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan baik
secara tunai maupun kredit harus dikelola dengan baik. Perusahaan harus
memperhatikan strategi promosi yang disesuaikan dengan tingkat persaingan
yang ada dalam dunia usaha terutama yang datang dari usaha sejenis.
Dengan volume penjualan yang tinggi maka persediaan yang dimiliki
perusahaan akan cepat diganti karena sudah terjual, hal itu akan
mengakibatkan perputaran persediaan yang dimiliki perusahaan semakin
cepat. Dengan volume penjualan yang baik perusahaan mampu memperoleh
laba yang maksimal, namun laba yang maksimal belum tentu mencerminkan
tingkat rentabilitas yang tinggi karena rentabilitas juga dipengaruhi oleh modal
sendiri dan modal asing yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting
daripada laba karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan
laba yang diperoleh dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan
untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian tingkat rentabilitas
memegang peranan yang penting. Perputaran persediaan yang cepat
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Beberapa penelitian mengenai pengaruh perputaran persediaan terhadap
rentabilitas juga telah dilakukan, tetapi terdapat perbedaan pada hasil
penelitian tersebut. Pratiwi (2007) menemukan bahwa perputaran persediaan
tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan
barang konsumsi di BEI, sedangkan Kania (2006) menemukan bahwa tingkat
perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif terhdap tingkat
rentabilitas. Belu (2007) juga menemukan bahwa persediaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor dan komponennya. Karena
perbedaan hasil penelitian tersebut, penulis ingin melakukan penelitian secara
lebih mendalam dan lebih lanjut tentang pengaruh perputaran persediaan
terhadap rentabilitas ekonomis.
Adapun perubahan yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah tahun
penelitian menjadi 2005 sampai dengan tahun 2007. Selain itu, peneliti juga
mengganti objek penelitian menjadi perusahaan perdagangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan objek penelitian ini adalah karena
penelitian sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap perusahaan
manufaktur.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk menuangkannya dalam skripsi dengan judul “Pengaruh
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
”Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap
rentabilitas ekonomis pada perusahaan dagang di Bursa Efek Indonesia?”
C. Batasan Penelitian
Agar tujuan peneitian dapat tercapai maka peneliti membuat batasan
penelitian. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Objek Penelitian ini adalah industri perdagangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007 dan melaporkan laporan keuangan
selama periode tersebut.
2. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2005 sampai dengan tahun
2007.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk meneliti pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah dan mengembangkan wawasa
pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh perputaran
persediaan terhadap rentabilitas ekonomis.
2. Bagi pihak yang berkepentingan, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan, khususnya hubungan perputaran persediaan terhadap
rentabilitas ekonomis.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan pengaruh
perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis sehingga hasilnya
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Perputaran Persediaan
Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan
perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan
komponen terpenting dalam perusahaan. Sebelum mengetahui definisi
perputaran persediaan, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu
segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan.
Persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk
produksi dalam perusahaan manufaktur, sedangkan dalam perusahaan dagang,
persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual. Definisi
barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan berbeda sesuai dengan
lingkup aktivitas dalam operasi perusahaan yang secara berkesinambungan
dibutuhkan, diganti atau dijual kembali. Persediaan secara umum dapat
ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik
usaha grosir maupun retail. Persediaan didefinisikan secara berbeda oleh
beberapa ahli, oleh karena itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli sehingga memberikan definisi yang
jelas tentang persediaan. Berikut ini adalah definisi persediaan yang
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:14.2) : “ Persediaan adalah
aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa .”
Skousen dan Stice (2004:654) mengatakan bahwa :
“ Persediaan (atau persediaan barang dagangan) secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang , baik berupa usaha grosir maupun retail, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata Bahan Baku (raw material), Barang Dalam Proses (Work In Process), dan Barang Jadi (Finished Good) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur .”
Sedangkan, Mardiasmo (2000:31) dalam bukunya Akuntansi Keuangan
Dasar mengemukakan bahwa :
“ Persediaan adalah barang-barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk:
- Dijual (Barang dagangan dan barang jadi)
- Masih dalam proses pengolahan untuk diselesaikan kemudian dijual (Barang Dalam Proses)
- Akan dipakai untuk memproduksi barang jadi yang akan dijual (Bahan Baku dan Bahan Pembantu) .”
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa persediaan
itu meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi maupun
barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Soemarso (2002: 384) bahwa : “ Persediaan barang dagang
(Merchadise Inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk
dijual kembali .”
Persediaan diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan
dalam memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Karena persediaan
merupakan unsur terbesar dalam aktiva dan berkaitan langsung dengan
kegiatan utama perusahaan, terutama dalam perusahaan industri jika tidak
tersedia salah satu jenis persediaan maka proses produksi akan terganggu.
Bagi perusahaan dagang persediaan harus cepat terjual, karena jika tidak cepat
terjual akan mengurangi laba baik karena persediaan yang terlalu tinggi juga
ada kemungkinan barang menjadi rusak, oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan perputaran persediaannya untuk mendapatkan laba yang
maksimal.
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan,
beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran
persediaan, diantaranya : Menurut Munawir (2002: 77) “ Turn over persediaan
adalah merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan
nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan .”
Menurut Sundjaja (2002:112) “ Perputaran persediaan mengukur aktivitas
atau likuiditas dari persediaan perusahaan .”
Menurut Horngren, et. al (2000: 250) “ Perputaran persediaan adalah rasio
antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata yang menunjukkan
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Assauri (2004:203) mendefinisikan bahwa : “Perputaran persediaan
(inventory turn over) merupakan angka yang menunjukkan kecepatan
penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.”
Berdasarkan definisi diatas maka rasio perputaran persediaan dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen yang mengontrol modal yang ada dalam
persediaan.
Pendapat yang berbeda dikemukakan Husnan (2002: 76) bahwa : “Rasio
perputaran persediaan mengukur berapa lama rata-rata barang berada
digudang. Pemikirannya adalah bahwa kenaikan persediaan disebabkan oleh
peningkatan aktivitas atau karena perubahan kebijakan persediaan.”
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006: 39) : “Rasio perputaran persediaan
mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode
tertentu.”
Jika tidak diketahui data harga pokok penjualan maka perputaran
persediaan dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila
perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan
rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila
cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang
dagang dihitung berdasarkan harga jual.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan oleh para ahli, maka
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Persediaan awal + Persediaan akhir Rata-rata persediaan =
2
Harga pokok penjualan Perputaran persediaan =
Rata-rata persediaan
Munawir (1995 : 79)
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa
tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam
memutarkan barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang
yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang
telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran
persediaan. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi
perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat
perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
2. Rentabilitas Ekonomis
Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan yang
terjadi dalam laporan keuangan tersebut dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan dalam melakukan penilaian atau analisa terhadap perusahaan
yang bersangkutan. Dalam menilai dan menganalisa posisi keuangan dan
potensi ataupun kemajuan perusahaan, rentabilitas merupakan salah satu
faktor yang dapat diketahui dan perlu untuk dipertimbangkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan.
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
secara teratur. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal
dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal
yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
menjamin atau bukan ukuran bahwa perusahaan tersebut rentabel, dengan
demikian yang harus diperhatikan oleh manajemen atau pihak-pihak lain, ialah
tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba tetapi yang lebih
penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya.
Untuk mendapatkan laba yang baik maka perusahaan harus meningkatkan
efisiensi atas penggunaan modal yang dimiliki perusahaan, seperti yang
dikemukakan oleh Riyanto (2001: 29), yaitu :
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Sedangkan Rahardjo (2005: 122) mengatakan bahwa :
“Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rentabilitas sering dikelompokkan dengan profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan.”
Rentabilitas suatu perusahaan diukur dari kemajuan perusahaan dan
kemampuannya dalam menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan
demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas modal sendiri dan modal
asing, sehubungan dengan adanya dua modal tersebut menurut maka
rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, yaitu :
1. Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara
laba operasi dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan.
Yang dirumuskan sebagi berikut :
Laba operasi
RE = x 100%
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
2. Rentabilitas modal sendiri (return on equity) menunjukkan persentase
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik (laba
setelah pajak) dengan modal sendiri. Yang dirumuskan sebagi berikut:
Laba bersih
RMS = x 100%
Modal sendiri
Kedua rentabilitas tersebut mempunyai hubungan yang erat, sehingga
dapat dipakai untuk mengambil keputusan yaitu :
1. Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal
asing, maka lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas
modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan
modal asing.
2. Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibandingkan dengan tingkat
bunga modal asing, maka lebih baik menggunakan modal asing.
Karena rentabilitas modal asing akan lebih besar dibandingkan apabila
menggunakan modal sendiri.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel rentabilitas ekonomis,
maka perlu diketahui beberapa definisi rentabilitas ekonomis yang
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006:118) : “ Rentabilitas ekonomis
menunjukkan persentase perbandingan antara laba operasi (=EBIT) dengan
modal sendiri dan modal asing yang digunakan (=total Aktiva) .”
Sementara itu, Munawir (2002: 33) mengatakan bahwa : “Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan
(modal sendiri dan modal asing) disebut dengan rentabilitas ekonomis .”
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Harahap (2006:305) mengatakan
bahwa : “ Rasio Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak
dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik .”
Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital / asset).
Demikian pula dengan laba yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan,
yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan demikian maka
laba yang diperoleh dari usaha di luar perusahaan atau dari efek (misalnya
deviden, kupon, dan lain-lain) tidak diperhitungkan dalam menghitung
rentabilitas ekonomi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir (2000: 87) yang mengatakan
bahwa : “ Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva lain-lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Pendapat yang sejalan juga dikemukakan oleh Wild (2001:65), yaitu :
“Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas atau total aktiva. Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan .”
Rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis:
1. Profit margin, yaitu perbandingan antara net operating income (laba
opearsi) dengan net sales (penjualan bersih)yang dinyatakan dalam persentase. Dimana semakin tinggi profit margin maka semakin tinggi rentabilitas ekonomis.
2. Turn Over of Operating Asset (Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu
kecepatan berputarnya operating asset (aktiva usaha) dalam suatu periode tertentu, yang diperoleh dengan membandingkan penjualan dengan total aktiva. Dimana semakin tinggi perputaran aktiva maka semakin tinggi rentabilitas ekonomis. (Riyanto, 2001).
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomis, maka dapat
diketahui perkalian antara suatu ratio keuangan dengan ratio keuangan lainnya
yang membentuk rasio rentabilitas ekonomis, yaitu:
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
=
Operating Asset
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan maka rentabilitas
ekonomis dapat diformulasikan sebagai berikut :
Laba sebelum bunga dan pajak
RE = x 100%
Total Aktiva
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menilai dan
menganalisa posisi keuangan dan potensi ataupun kemajuan perusahaan,
rentabilitas merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui dan
dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil
suatu keputusan.
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba atas seluruh modal (modal asing dan modal sendiri) yang
digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga laba yang
digunakan dalam perhitungan adalah laba usaha dan modal yang digunakan
adalah modal sendiri dan modal asing atau sama dengan total aktiva.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi maupun barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan
berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Dalam
perusahaan dagang, persediaan hanya berupa persediaan barang dagang.
Kesalahan dalam penetapan persediaan akan berpengaruh langsung
terhadap keuntungan perusahaan. Jika persediaan tidak cukup maka volume
penjualan akan turun dibawah tingkat yang seharusnya dapat tercapai dan
juga membuat perusahaan harus membeli persediaan dalam jumlah-jumlah
kecil yang tidak efisien.
Di sisi lain, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan
pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan dan kerusakan fisik.
Persediaan yang terlalu besar juga menggunakan dana yang mungkin dapat
digunakan secara lebih menguntungkan ditempat lain, oleh karena itu,
perusahaan perlu mengetahui tingkat perputaran persediaan untuk mengatasi
masalah tersebut
Perputaran persediaan menunjukkan kecepatan penggantian persediaan
dalam suatu periode tertentu. Perputaran persediaan merupakan salah satu
ukuran efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar.
Perputaran persediaan diperoleh dengan membagi harga pokok penjualan
dengan rata-rata persediaan.
Perputaran persediaan biasanya dihitung untuk satu tahun periode dan nilai
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
persediaan dihitung dari persediaan awal dan persediaan akhir. Tingkat
perputaran persediaan yang tinggi lebih disukai daripada perputaran
persediaan yang rendah. Suatu peningkatan dalam tingkat perputaran biasanya
menunjukkan laba yang lebih tinggi.
Pada umumnya tujuan operasional perusahaan adalah untuk mendapatkan
laba yang maksimal. Dengan volume penjualan yang baik perusahaan
memperoleh perputaran persediaan yang tinggi dan perusahaan akan
memperoleh laba. Namun laba ternyata bukanlah hal yang harus selalu
dipertanyakan bagaimana untuk meningkatkannya tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan efisiensi dan efektivitas
dalam penggunaan aktiva usaha perusahaan. Oleh karena itu dengan tingkat
perputaran persediaan yang tinggi (efisien) diharapkan dapat menambah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu disebut dengan rentabilitas.
Rentabilitas terdiri dari dua macam, yakni rentabilitas modal sendiri dan
rentabilitas ekonomis. Rentabilitas modal sendiri diperoleh dengan
membandingkan antara laba dengan modal sendiri yang ditanam dalam
perusahaan, sedangkan rentabilitas ekonomis diperoleh dengan
membandingkan laba dengan seluruh modal (modal sendiri + modal asing)
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis dipengaruhi oleh profit margin
dan perputaran aktiva usaha. Profit margin merupakan perbandingan antara
laba operasi dengan penjualan yang dinyatakan dalam persentase, sedangkan
tingkat perputaran aktiva usaha merupakan perbandingan antara penjualan
dengan total aktiva dalam suatu periode tertentu. Persediaan merupakan
bagian dari aktiva yaitu aktiva lancar. Perputaran persediaan diharapkan
memberi kontribusi terhadap rentabilitas ekonomis pada suatu perusahaan.
Pengaruh dari perubahan perputaran persediaan terhadap rentabilitas
ekonomis secara teoritis dapat dikatakan bahwa makin tinggi atau cepat
tingkat perputaran persediaan maka makin tinggi rentabilitas ekonomis dengan
asumsi adanya peningkatan penjualan dan menghasilkan peningkatan laba
yang teratur dan normal.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan hubungan perputaran
persediaan dengan rentabilitas ekonomis telah dilakukan oleh Dian Hesti
Pratiwi (2007) dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap
Rentabilitas Ekonomis pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar
di BEI”, dengan data penelitian berupa data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Sampel
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas
ekonomis.
2. Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Siti Kania (2006) dengan judul
“Pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan Barang Jadi terhadap Tingkat
Rentabilitas pada PT Pindad (Persero) Bandung” , dengan data penelitian
yang diambil dari laporan keuangan perusahaan dari tahun 1997 sampai
tahun 2004. hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari
tingkat perputaran persediaan barang jadi terhadap tingkat rentabilitas.
3. Penelitian yang berkaitan dilakukan juga oleh Belu (2007) dengan judul
“Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku terhadap laba Kotor
Perusahaan Otomotif dan Komponennya (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Go Public di BEI). Peneliti menggunakan 42 sampel. Hasilnya
menunjukkan antara perputaran persediaan bahan baku dan laba kotor
memiliki pengaruh yang signifikan.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2009
Keterangan:
X : Variabel bebas, yaitu perputaran persediaan
Y : Variabel terikat, yaitu rentabilitas ekonomis
: arah hubungan
Tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan
dalam memutarkan barang dagangannya. Perputaran persediaan ini dapat
dihitung dari rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan
rata-rata. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan
persediaan dalam suatu perusahaan.
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba secara teratur. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dari
kemajuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif.
Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan antara laba
operasi (EBIT) dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan
(Total Aktiva). Hubungan antara perputaran persediaan terhadap
rentabilitas ekonomis secara teoritis dapat dikatakan bahwa makin tinggi
atau makin cepat tingkat perputaran persediaan maka makin tinggi
rentabilitas ekonomis.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha, yaitu ada pengaruh
yang signifikan antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat.
Desain penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
lainnya (Umar,2003:30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:72) ”Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2005
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Capital Market Dorectory (ICMD), jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2005-2007 adalah 23 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2005: 56) : “ Sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ”. Jadi sampel
merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi
yang diambil untuk keperluan penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample
(sampel bertujuan) yang termasuk dalam non probability sampling. Menurut
Sugiyono (2005 : 78) : “ Sampling purposive adalah teknik penentuan
sample dengan pertimbangan tertentu ”. Jadi sampel yang diambil bukan
berdasarkan random, melainkan dengan tujuan tertentu.
Adapun kriteria sampel yang digunakan, antara lain :
a. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak pada
bidang perdagangan dan terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007.
b. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif pada tahun
2005-2007.
c. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah
diaudit pada tahun 2005-2007.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 13 perusahaan. Adapun daftar sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Daftar Perusahaan Dagang Yang Memenuhi Kriteria sampel
No Kode Nama Perusahaan
1. EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
2. FISH FKS Multi Agro Tbk
9. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
10. CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Menurut Umar
(2003 : 60) “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan
sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data
Data-Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah informasi
keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu :
3. Informasi mengenai laba bersih sebelum pajak,
4. Informasi mengenai total aktiva perusahaan,
5. Informasi mengenai harga pokok penjualan perusahaan,
6. Informasi mengenai rata-rata persediaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan
menganalisis data sekunder berupa catatan-catatn, laporan keuangan,
maupun informasi lainnya yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data
penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Perputaran Persediaan (Variabel X)
Perputaran persediaan merupakan rasio antara harga pokok
penjualan terhadap rata-rata persediaan. Perputaran persediaan
merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan
nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran
terhadap variabel perputaran persediaan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Perputaran persediaan =
Rata-rata Persediaan
Rata-rata persediaan dihitung dengan cara menjumlahkan
persediaan awal dan persediaan akhir kemudian dibagi dua.
2. Rentabilitas Ekonomis (Variabel Y)
Rentabilitas ekonomis menunjukkan persentase perbandingan
antara jumlah laba operasi (= EBIT) dengan modal sendiri dan modal
asing yang digunakan (=Total Aktiva). Pengukuran terhadap variabel
rentabilitas ekonomi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Laba sebelum bunga dan pajak
RE = x 100%
Total Aktiva
F. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk
dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Adapun
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozalli, 2005:1100.
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov, dimana data yang berdisribusi normal
akan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05, selain itu, uji
normalitas dapat juga dilihat melalui grafik histofram dan
grafik normal plot.
b. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozalli (2005:111) uji heterokedastisitas bertujuan
untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan
dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan
heterokedastisitas, antara lain:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Pada data time series sering ditemukan adanya masalh
autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya).
2. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan
hubungan antara dua variabel dengan membuat sebuah asumsi ke dalam
suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linier). Dimana varibel dependen
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya
variabel dipenden dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
variabel independen.
Dalam penelitian ini hanya terdapat satu varibel independen, yaitu
perputaran persediaan dan satu variabel dependen, yaitu rentabilitas
ekonomis, maka yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi
sederhana. Persamaan umum regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX + e
Dimana :
Y = perputaran persediaan
X = rentabilitas ekonomis
a = intercept/konstanta
b = angka arah (koefisien regresi)
e = error
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji signifikansi regresi
linear. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji signifikansi regresi
linear adalah sebagai berikut :
a. menentukan H0 dan Ha,
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
c. membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dimana ditetapkan
taraf kesalahan sebesar 5% untuk uji dua pihak,
d. menarik kesimpulan atas hasil uji regresi dengan kriteria sebagai
berikut:
H0 diterima, Ha ditolak jika –t(α/2;n-2)< thitung< t(α/2;n-2)
H0 ditolak, Ha diterima jika thitung<-t(α/2;n-2) atau thitung>t(α/2;n-2)
4. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Nov Des Jan Feb Mar
Pengajuan judul √
Penyelesaian propopsal √ √
Seminar proposal √
Pengumpulan data √
Penulisan Laporan √ √
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan dagang
eceran baik perusahaan dagang besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tahun 2005-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih
terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka
peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan
teknik purposive sampling diperoleh 13 perusahaan. Berikut tabel nama dan
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Dagang
No Kode Nama Perusahaan
1. EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
2. FISH FKS Multi Agro Tbk
3. MICE Multi Indocitra Tbk
4. SDPC Millenium Pharmacon Tbk
5. TGKA Tigaraksa Satria Tbk
6. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk
7. MPPA Matahari Putra Prima Tbk.
8. TRIL Triwira Insan Lestari Tbk
9. RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
10. CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk
11. HERO Hero Supermarket Tbk
12. KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk
13. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
Sumber: Penulis, 2009
Periode penelitian dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007
sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 39 sampel. Berikut ini
akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam
penelitian ini :
Tabel 4.2
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
n Kode
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 perusahaan yang
mempunyai perputaran persediaan tertinggi adalah PT FKS Multi Agro Tbk
yaitu sebanyak 11,9 kali dan yang terendah adalah PT Triwira Insan Lestari Tbk
yaitu sebanyak 0,32 kali. Untuk rentabilitas ekonomis, perusahaan yang
mempunyai rasio tertinggi adalah PT Enseval putra Megatrading Tbk yaitu
15,28% dan yang terendah adalah PT Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu 0,99%.
Tabel 4.3
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
n Kode
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 perusahaan yang
mempunyai perputaran persediaan tertinggi adalah PT Ramayana Lestari
Sentosa Tbk yaitu sebanyak 9,2 kali dan yang terendah adalah PT Triwira
Insan Lestari Tbk yaitu sebanyak 0,49 kali. Untuk rentabilitas ekonomis,
perusahaan yang mempunyai rasio tertinggi adalah PT Multi Indocitra Tbk
yaitu 24,68% dan yang terendah adalah PT Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu
1,31%. Perusahaan yang mempunyai tingkat perputaran persediaan dan
rentabilitas ekonomis tertinggi berbeda dengan tahun 2005 tetapi perusahaan
yang mepunyai tingkat perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
untuk tingkat perputaran persediaan terendah dan PT Kokoh Inti Arebama Tbk
untuk rentabilitas ekonomis terendah.
Tabel 4.4
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan yang
mempunyai perputaran persediaan tertinggi adalah PT Hero Supermarket Tbk
yaitu sebanyak 8,15 kali dan yang terendah adalah PT Tigaraksa Satria Tbk
yaitu sebanyak 0,66 kali. Untuk rentabilitas ekonomis, perusahaan yang
mempunyai rasio tertinggi adalah PT Triwira Insan Lestari Tbk yaitu 21,35%
dan yang terendah adalah PT Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu 3,15%.
Perusahaan yang mempunyai tingkat perputaran persediaan dan rentabilitas
ekonomis tertinggi berbeda dengan tahun 2005 dan 2006. Perusahaan yang
mepunyai tingkat perputaran persediaan terendah berbeda dengan tahun 2004
dan 2005, yaitu PT Tigaraksa Satria Tbk (untuk tahun 2007) untuk tingkat
perputaran persediaan terendah. Perusahaan yang mempunyai tingkat
rentabilitas ekonomis terendah sama dengan tahun 2005 dan 2006 yaitu PT
Kokoh Inti Arebama Tbk.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi dari
variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen.
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
ITO 39 .32 11.90 5.7908 2.82913
RE 39 .99 24.68 9.5051 5.96995
Valid N (listwise) 39
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa baik variabel perputaran persediaan dan
rentabilitas ekonomis memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai
rata-rata yang positif karena baik perputaran persediaan dan rentabilitas ekonomis
nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah
diolah:
1. Variabel perputaran persediaan memiliki nilai minimum sebesar 0.32, nilai
maksimum sebesar 11.90, nilai rata-rata sebesar 5.7908, dan standar
deviasi sebesar 2.82913 dengan jumlah sampel sebanyak 39.
2. Variabel rentabilitas ekonomis memiliki nilai minimum sebesar 0.99, nilai
maksimum sebesar 24,68, nilai rata-rata sebesar 9.5051, dan standar
deviasi sebesar 5.96995 dengan jumlah sampel sebanyak 39.
C. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut :
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residua l berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan
sebalikny jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau
H1 diterima.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 39
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 5.68161272
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z 1.195
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Sumber: Data yang diolah penulis,2009
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi
telah terdistribusi secara normal karena data residual lebih besar dari 0.05
yang berarti H0 diterima. Setelah data terdistribusi secara normal, maka
dilanjutkanlah uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini
dilampirkan grafik hitogram dan grafik plot data yang telah berdistribusi
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi
dinyatakan telah terjadi heterokedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak
membentuk pola yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola yang
tertentu dan teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angkanol
pada sumbu Y.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi
sehingga layak dipakai untuk memprediksi rentabilitas ekonomis pada
perusahaan dagang dengan variable independen perputaran persediaan.
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Pengujian aotukorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya dengan model regresi.
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu
pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional atau time series.
Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi
yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik
adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2005:
96) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif
Tolak 0 < d < dl
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
positif
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl
Tidak ada korelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak du < d < 4 − du
Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16:
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .307a .094 .070 5.75788 2.259
a. Predictors: (Constant), ITO
b. Dependent Variable: RE
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistic Durbin
Watson (Dw) sebesar 2.259, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sample (n) = 39, dan
jumlah variable independen (k) = 1, maka berdasarkan tabel Durbin Watson
didapat nilai batas atas (du) sebesar 1.540 dan nilai batas bawah (dl) sebesar
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
4-1.540 (du < d < 4 – du). Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi baik positf maupun negatif.
D. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.
1. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
bebeapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh perputaran persediaan(X1
1) terhadap
rentabilitas ekonomis (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
1 (Constant) 13.257 2.123 6.246 .000
ITO -.648 .330 -.307 -1.962 .057 1.000 1.000
a. Dependent Variable: RE
Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut:
Y = 0 + 1X + e
Rentabilitas Ekonomis = 0 + 1 ITO + e
Dengan :
0 (konstanta) = 13.257
1 (koefisien regresi) = - 0.648
Maka diperoleh persamaan:
Rentabilitas Ekonomis = 13.257 – 0.648 ITO + e
Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut:
a. 0 = 13.257
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel ITO
(X=0), maka rentabilitas ekonomis yang terbentuk adalah 13.257
Josephine H.S : Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Koefisien regresi 1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ITO
meningkat sebesar satu satuan, maka rentabilitas ekonomi menurun
sebesar 0.648 satuan atau 64,8%.
2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan
mendekati 1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol
sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka
variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil
nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square
memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada
penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10