ANALISIS PELAKSANAAN
PADA PERUSAHA
Sa ’ir T
A
um a ng g o
a a
ang me haruslah diarahkan sedemikan rupa untuk d minimal mungkin. Dari hasil penelitian yang
litas den ir dibaw lakukan p egitu pada
er
tindaka efis i memperh dihasilka menekan yang dap yang da pengend dua pen
roduk a serta proses produksi yang dapat n waktu seminimal mungkin.
pokok
dapat
penger
dan usaha perusahaan yang telah ditetapkan. Karena
dalam pengolahan gula standar mutunya sudah ada, maka penelitian lebih ditentukan pada upaya untuk mencapai standar. Jadi permasalahannya adalah melihat sampai sejauh mana pelaksanaan pengendalian mutu yang dilakukan pada perusahaan pabrik gula untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
1.3. BatasanMasalah
Dibatasi pada kegiatan-kegiatan pengen-dalian mutu yang berjalan pada perusahaan pabrik gula pada umumnya dan kemudian dilakukan analisis secara kuantitatif terhadap standar mutu gula yang terdiri dari: kadar air, polarisasi besar jenis butir, dan nilai remisi direduksi. Serta menganalisis secara kualitatif pelaksanaan pengendalian mutu dengan cara menganalisis faktor-faktor pengendali mutu yang meliputi bahan baku, sumberdaya manusia, mesin, dan peralatan serta faktor lainnya.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pelaksanaan pengendalian mutu oleh perusahaan untuk menge-tahui sejauh mana mutu yang telah dilaksanakan.
2. Mengindentifikasi perma-salahan yang dihadapi perusahaan dalam pengendalian mutu.
3. Membahas berbagai alternatif pemecahan masalah, untuk mengurangi hasil produksi yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Memberi gambaran bagi penulis bagaimana pelaksanaan pengendalian mutu dan
PENGENDALIAN MUTU
N PABRIK GULA
r
termasuk d Abstrak: Pabrik gula adalah salah satu perusahaan makan
mutu produk haruslah sangat diperhatikan. Pengendali pengadaan bahan baku sampai pada proses produksinya y
ahap kegiatan
n yang alam sembilan bahan pokok, maka n mutu pada perusahaan pabrik gula dimulai dari
rupakan kegiatan saling terkait sehingga setiap emperoleh produksi maksimal
t k
apat m dengan tingkat
dilakukan dapat diketahui bahwa perusahaan pabrik gan menjalankan pengendalian kualitas dalam ah pengawasan bagian pabrikasi. Berdasarkan ada tahun 2000 secara keseluruhan semua data . Grafik pengendali pad
ehilangan se umumny
pada a telah melaksanakan kebijaksanaan kua bentuk gugus kendali mutu secara kontinu dan terkoordin hasil pengijian Control Char, khususnya x chart yang di berada dalam batas pengendalian statistik belum b digunakan untuk pemetaan data tahun 2001. Hanya pengendalian
baik a tahun 2000 dapat
analisis polarisasi yang terdapat data di luar batas i dan konsisten.
berarti secara keseluruhan proses berjalan t
Kata kunci: Pengendalian Mutu, Kualitas Gula.
1. PENGENDALIAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peran mutu produk perusahaan akan semakin besar dalam kaitannya dengan perkembangan perusahaan tersebut. Untuk dapat bertahan maka perusahaan dituntut untuk melakukan
n- tindakan yang
kendal
mengarah pada kegiatan iens . Nama kegiatan efisiensi ini harus tetap atikan mutu dari barang atau jasa yang n, pelaksanaan efisiensi ini bertujuan untuk biaya, sehinga dapat memberikan harga at dijangkau oleh konsumen. Salah satu cara
pat dilakukan adalah dengan tindakan alian mutu, pengendalian mutu mengandung
gertian utama, yaitu menentukan standar untuk masing-mas
mutu ing produk yang
bersangkutan dan usaha perusahaan untuk dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dengan memperhatikan tujuan-tujuan sebagai
erikut: kepuasan konsumen dan harga p b
serendah-rendahny menekan baiya da
Pabrik gula adalah salah satu perusahaan makanan yang termasuk dalam sembilan bahan
, maka mutu produk haruslah sangat atikan. P
diperh engendalian mutu pada perusahaan pabrik gula dimulai dari pengadaan bahan baku i pada proses produksinya yang merupakan sampa
kegiatan haruslah diarahkan sedemikian rupa untuk memperoleh produksi maksimal dengan t kehilangan sem
tingka inimal mungkin.
umusan Masalah 1.2. R
permasalahannya d b. Bagi Peru
Hasil penelitian ini
berkenaan dengan pengendalian mutu yang telah ditetapkan.
.6. Metodologi Penelitian
- Berat jenis butir (mm) ksi.
engendalian mutu.
ngendalian mutu sangat luas, banyak hal yang menentukan atau mempengaruhi mutu produk. Pengendalian mutu
liputi tiga pendekatan, yaitu: atan bahan baku
gan baik maka besar kemungkinan produk akhir perusahaan akan mempunyai mutu yang rendah.
3. Pendekatan produk akhir
perbaikan di ang.
Biaya
B
Biaya-biaya ini terjadi
pengujian kan pengendalian proses eriksaan bahan baku, dan a
alam praktek yang sebenarnya. sahan
8. Standar kualitas.
dapat menjadi masukan
9. Umpan balik. Lingkup kegiatan pe
1
1. Subjek penelitian adalah pabrik gula. Objek yang akan diteliti adalah kegiatan pengendalian mutu produk yang terdiri dari beberapa tahap pemroses tersebut.
2. Data yang diperlukan
- Data produksi terdiri dari: bahan baku yang digunakan, proses produksi, jenis produksi yang dihasilkan, jumlah produk, jumlah mesin, dan peralatan yang digunakan.
- Standar mutu dan proses pengendalian mutu produk yang digunakan oleh perusahaan. . Variabel yang diukur
Dalam pengendalian mutu terhadap bahan baku tedapat beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan oleh manajemen perusahaan agar bahan baku yang diterima perusahaan dapat dijaga mutunya. Beberapa hal tersebut antara lain seleksi sumber bahan, pemeriksaan penerimaan bahan, dan penjagaan gudang bahan baku perusahaan. 2. Pendekatan proses produksi
Walaupun bahan baku yang digunakan oleh perusahaan sudah dipilih bahan-bahan dengan mutu tinggi, namun bila proses produksi dilaksanakan den
3
- Kadar air (%) - Polarisasi (%)
- Nilai remisi diredu . Cara Pengumpulan Data 4
- Telaah pustaka mengenai p
- Wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pengendalian mutu di perusahaan.
- Pengamatan pelaksanaan pengendalian mutu.
2. Landasan Teori
2.1. Pengertian Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah suatu penetapan tujuan atau target dan penemuan cara untuk mewujudkan target tersebut secara efisien.
Agar pengendalian mutu dapat dilakukan dengan efektif maka perlu kriteria-kriteria tertentu antara lain:
a. Akurat: Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat data yang tidak akurat dari sistem pengendalian dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru. b. Realistik secara ekonomis biaya pelaksanaan
sistem pengendalian harus lebih rendah atau paling tidak sama dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
c. Realistik secara organi-sasional: sistem pengen-dalian harus cocok dengan kenyataan-kenyataan organisasi.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu
Secara khusus faktor-faktor yang mem-pengaruhi mutu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pasar atau tingkat persaingan. 2. Tujuan organisasi.
3. Testing produk 4. Desain produk 5. Proses produksi 6. Kualitas input
7. Perawatan perlengkapan
Dalam hal ini diharapkan pengendalian dapat mengumpulkan informasi tentang tanggapan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Informasi sangat penting untuk menghadapi atau mengetahui di mana kekurangan produk tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk perusahaan melakukan tindakan
produk me 1. Pendek
masa yang akan dat
2.2. Manajemen Mutu
a. Evaluasi Paradigma Manajemen Mutu
Hasil kombinasi dari ajaran tentang mutu oleh pakar dan pengalaman praktek menghasilkan suatu model sederhana yang sangat efektif untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu atau total Quality Manajemen (TQM) filosofi manajemen mutu terpadu berusaha menerapkan semua konsep yang mengarah pada perbaikan terus-menerus dan erusahaan dengan konsep Plan Do Check Action p
(PDCA).
b. Biaya Mutu
Mutu sutu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai, namun juga bagi pemasok. mutu produk tersebut pada umumnya diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. iaya pencegahan (prevention cost)
guna mencegah kerusakan produk di dalam proses produksi. 2. Penilaian (Appraisal cost)
Biaya yang timbul untuk mengidentifikasi apakah produk yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan mutu,
3. Biaya kegagalan internal (Internal Failur Cost) at produk gagal mencapai stan
n.
4. Biay kegagalan eksternal (External Fa
di biaya pengendalian yang egagalan internal dan
rkaitan
rship), menugaskan untuk desain, operasi dan
menetapkan suatu n terdisiplin untuk asi dan
mendoku-an konsisten dengmendoku-an ekpetasi
. Pengukuran (measurement), memetakan but dan variabel dari produk
enetapka
dibu g menghasilkan
rajat pengendalian kualitas, faktor-ktor tersebut antara lain:
an
2. a, derajat pengendalian
ukan akan tergantung pada tau barang di bawah standar
laku, ditinjau dari segi s dan keinginan konsumen
proses yang
2.5.
arus diperiksa, mengambil
bagian-2.
dala
keti oses produksi adalah
tatistikal Proses Control (SPC). SPC dapat iminasi variasi yang tidak
erdapat beberapa prinsip atau metode nalisis mutu gula yang penting untuk menentukan
ut, antara lain: polarisasi, kadar air, besar jen
3. P
knya adalah dengan cara
jeni
3.1.
Met
adal rt.
nalisis Kadar Air Biaya ini terjadi akib
dar mutu desain dan terdeteksi pada waktu proses produksi atau sebelum dikirim kepada pelangga
a ilure
yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. 4. Ekonominya kegiatan produksi, untuk
mengetahui tingkat efisiensi dari kegiatan produksi tergantung pada seluruh
Cost)
Biaya ini terjadi akibat produk gagal mencapai standar mutu desain dan tidak terdeteksi sampai dikirim kepada pelanggan. Keempat biaya ini dapat dibagi menja
terdiri dari biaya k eksternal.
2.3. Manajemen Proses
Konsep dari manajemen proses be dengan perbaikan kualitas. Dalam manajemen proses ini terdapat enam komponen penting, yaitu:
1. Kepemilikan (owne tanggung jawab perbaikan proses.
2. Perencanaan (planning), cu
pendekatan terstruktur da mengerti, mengidentifik
mentasi semua komponen utama dalam proses hubungan antara komponen utama itu.
3. Pengendalian (control), menjamin output dapat diperkirakan d
pelanggan. 4
performansi atri
terhadap kebutuhan pelanggan dan m n S ria untuk akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data.
5. Perbaikan atau peningkatan (improve ing-katkan efektivitas dari proses melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap.
6. Optimasi (optimization), meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasikan secara tetap.
Keenam komponen di atas merup landasan untuk keberhasilan manajemen dari suatu
es apa saja, komponen-komponen itu dibutuhkan k proses apa saja, komponen-komponen itu tuhkan untuk proses kerja yan
dan menyerahkan produk ke pelanggan. Dalam proses produksi ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi de
fa
1. Kemampuan proses, hal ini dimaksudk bahwa batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan kemampuan proses yang sudah ada.
Apkiran yang diterim kualitas yang dilak banyaknya bahan a yang dapat diterima.
3. Spesifikasi yang ber kemampuan prose
ada di dalamnya.
Pengendalian Mutu Statistik
Teknik pengendalian mutu statistik nakan untuk mengendalikan pelaksanaan suatu es apakah sesuai dengan spesifikasinya, serta k menentukan apakah barang atau bahan yang rima dari supplier mempunyai mutu yang da diterima.
Pengendalian meliputi beberapa macam ik, salah satunya adalah dengan metode statistik. ntungan dari metode statistik ini adalah:
Teknik pengawasan mutu diterapkan dengan jalan mengambil sampel-sampel sehingga tidak semua dari komponen h
kup hanya dengan bagian tertentu saja secara acak.
Pengawasan adalah sebagai alat untuk mencegah kemungkinan adanya penyimpanan-penyimpangan sebelum terjadi lebih serius, jadi hal ini bisa disamakan dengan tindakan preventif.
Salah satu pendekatan yang digunakan m pengendalian mutu untuk mengendalikan dakseragaman dalam pr
mendeteksi dan mengel
random yang muncul selama proses berlangsung.
2.6. Proses Pembuatan Gula Pasir
Proses pemurnian yang digunakan menentukan produksi = I gula yang dihasilkan yang lazim di Indonesia adalah:
o Proses defkasi raw sugar (gula tanjung)
o Proses sulfitasi gula putih SHS
o Proses karbonatasi gula putih SHS T
a
mutu gula terseb
is butir, dan nilai remisi direduksi jenis gula pasir produksi dalam negeri terdiri dari: gula konsumsi rumah tangga (kualitas SHS standar, SHS IB, dan SHS IA) dan gula industri.
embahasan
Pada perusahaan pabrik dalam melak-sanakan pengawasan mutu produ
memeriksa kadar air, kadar polarisasi, dan besar s butir.
Analisis Kuantitatif
ode yang digunakan dalam Analisis kuantitatif ah dengan Control Cha
Dalam perdagangan umum gula dikatakan kering apabila kadar air sebesar 0,1-0,15% atau apabila digenggam, gula tersebut tidak akan menempel di tangan. Berdasarkan hasil perhitungan kadar air tahun 2000, diperoleh
eperti tertera pada table 3.1. Dari tabel
Tab 200
l Standar
hasil untuk batas atas (UCL) dan batas bawah (Llcl) s
tersebut dilihat bahwa rata-rata kadar air masih berada dalam batas standar yang ditentukan perusahaan.
le 3.1. Batas Pengawasan Kadar Air (%) Tahun 0
Batas Penge
Hasi
ndalian Analisis Perusahaan
CL 0.06 01-015
UCL 0.09 LCL 004
Analisis Polarisasi 2.
Dari hasil perhitungan polirasi tahun 2000 diperoleh batas pengendalian seperti pada table 4.2 dari tabel tersebut rata-rata polarisasi sebesar 99,86% karena P3GI sudah menentukan standar gula konsumsi rumah tangga untuk polarisasi yaitu minimal 99,7%. Apabila hasil pemeriksaan sampel dibandingkan, antara batas pengawasan dengan standar yang sudah ditentukan P3GI dan SK Kabulog 314/KA/06/1995 maka produk gula tersebut telah memenuhi kualitas gula pada jenis SHS 1 A hal ini yang dapat mempengaruhi polarisasi, yaitu proses produksi terutama pada proses pemurnian, di mana apabila tenaga kerjanya kurang terampil dalam memberikan kapur dan belerang yang tepat, maka mutu produk yang dihasilkan kurang memenuhi standar.
Tabel 3.2. Batas Pengawasan Polarisasi Tahun 2000
Batas Pengendalian
Hasil Analisis
Standar Perusahaan
CL 99.86 >= 99.7
UCL 100
LCL 99.71
3. Analisis Besar Jenis Butir
Kategori ini merupakan visualisasi yang se i
0 mm, maka pengawasan yang dilakukan perusahaan saat ini sangat longgar, karena nilai rata-rata yang diperoleh
Karena merupakan proses suhu dan
a relatif l
k t m
A
N k d
m engan meng-gunakan alat tersebut
as karena dapat diuji secara laborati. Nilai remisi
d k hal antara
lain
misi Direduksi
r ng mendapat perhatian utama konsumen di samping warna yang putih. Besar jenis butir adalah ukuran atau besaran kristal-kristal gula.
Berdasarkan hasil perhitungan besar jenis butir pada tahun 2000, diperoleh hasil untuk batas atas (uCLo dan batas bawah LCL) seperti tertera apabila dibandingkan dengan batas standar perusahaan yaitu 0,9-1,
sebesar 10,5 mm. Nilai tersebut melebihi nilai yang sudah di standarkan oleh perusahaan.
Hal yang dapat mempengaruhi besar jenis butir pada proses produksi adalah: pada proses kristalisasi di mana pada proses ini sangat tergantung pada keterampilan tenaga kerja dalam pemasakan.
penguapan, maka pengendalian
tekanan pemasakan harus dilakukan dengan selalu mengontrol thermometer yang ada di pan-pan kristalisasi tersebut. Faktor mempengaruhi besar jenis butir adalah: lama masakan yang dilakukan, untuk mendapatkan besar jenis butir yang lebih besar dibutuhkan waktu masakan yang lebih lama.
Konsumen tertentu menyukai gula kristalnya relatif besar, karena untuk mencairkanny
ebih lama dibandingkan dengan gula yang jenis ristalnya besar lebih disukai di Indonesia erutama untuk pemakaian langsung dalam
inuman.
4. nalisis Nilai Remisi diReduksi.
ilai remisis direduksi merupakan ukuran eputihan gula yang ditetapkan laboratories, engan menggunakan choromatograph
ikroskop. D
suatu contoh gula ditetapkan kepada suatu tingkatan nilai remisi direduksi (NRD) misalnya 59,1 dan 6,00. Dengan demikian orang awam sukar membedakan besaran NRD atas dua jenis gula di atas tetapi hal ini penting ditetapkan sebagai salah satu faktor penentu kualit
ireduksi dipengaruhi oleh banya
mutu baku dan semua tahapan proses produksi karena NRD merupakan ukuran keputihan gula.
Tabel 3.4. Batas Pengawasan Nilai Re
Batas Pengendalian
Hasil analisis
Standard perusahaan
CL 0.06 0.4-0.15
UCL 0.09
LCL 0.04
3.2. Analisis Kualitatif
Produksi standar kualitas
gula yang tidak sesuai dengan
dikit.
tebu sebagai bahan baku
han gula pada pabrik atang tebu yang dihasilkan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena proses produksi gula yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut harus diproses kembali sehinga membutuhkan biaya dan waktu yang tidak se
Pengendalian mutu yang meliputi:
dari perkebunan yang terdiri dari:
- TRI murni, yaitu petani mengusahakan sendiri penanaman tebu, menebang, dan mengangkut tebu dibawah bimbingan PG, yang pembiayaan melalui paket kredit bimas.
- TRI pola kerjasama, yaitu petani yang menyerahkan lahannya kepada pabrik gula dengan imbalan petani mendapat jaminan hasil minimal yang harus diterima.
TRI nonkredit, adalah penanaman tebu
menggunakan paket kredit bimas. Adapun gadaann lalui s rjanjian
han asil s ada
pe angsu
- Pe nan baha
hal bah u beberapa faktor yang egang pera penting adalah masalah
gangkutan. Mutu tebangan y
yang tida uksi
seh ring terjad .
3.4 ngan Ker
ula sanitasi juga
m usaha peningkatan
mutu
batas pengendalian,s berarti
4.
rang baiknya pengendalian mutu baku yang
pelaksanaan
4.2.
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka
me n pertim n. Ada -saran
ya ada gai be
1. d n u kan
ndalian secara dengan
manfaatkan alat analisis SQC khususnya x art dan r c untuk dapat mengetahui seberapa jauh pengendalian mutu yang telah
s batas-batas toleransi -
dilakukan oleh rakyat dengan tidak
pen ya me
ama seperti p PG. mbel
nanga
ng oleh n baku
Dalam an bak
mem nan
penebangan dan pen
ang rendah mengakibatkan tingginya ehilangan tebu dalam ampas.
ntuk mengatasi permasalahan tersebut, maka ada penebangan dilakukan pengeletakan erlebih dahulu sebelum di tebang. Dalam hal ini
ara pengangkutan dan transportasi maka untuk enghindari terjadinya penurunan kadar nira erusahaan tidak memperoleh tebu disimpan ebih dari 2x24 jam.
elain dalam sistem pemurnian ditemukan ahan pembantu pemurnian seperti batu amping dan lain-lain. Untuk mengatasi hal ersebut perusahaan melakukan beberapa contoh
ahan yang diinginkan kepada pemasok dan emperketat mutu bahan tersebut.
enaga Manusia
Sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dirasakan masih kurang baik dalam hal
yediaan baku
ih banyak dalam
n dalam duksi, karena m
k siap ter
berdaya manusia rod utama
lahan
proses p ingga se i kesa
. Li gkun ja
Dalam pengolahan g me egang peranan penting dalam
produk gula sanitasi lingkungan kerja perlu dapat perhatian. Usaha sanitasi yang harus
ukan adalah lingkungan produksi, pekerja latan produksi, dan penanganan bahan sisa.
esimpulan dan Saran Kesimpulan
asarkan analisis data yang diperoleh maka dapat ik kesimpulan sebagai berikut:
Perusahaan pabrik pada umumnya telah melaksanakan kebijaksanaan kualitas dengan
menjalankan pengendalian kualitas dalam bentuk gugus kendali mutu secara kon dan terkoordinir dibawah pengawasan bagian pabrikasi.
Berdasarkan hasil pengujian Control Chart khususnya x chart yang dilakukan pada tahun 2000 secara keseluruhan semua data berada dalam batas pengendalian statistik. Namun pada analisis kadar air memperlihatkan grafik yang tidak random, sehingga hal ini menunjukkan bahwa pengendalian mutu secara statistik belum begitu baik.
Grafik pengendali pada tahun 2000 dapat digunakan untuk pemetaan data tahun 2001. Hanya pada analisis polarisasi yang terdapat data di luar
secara keseluruhan proses berjalan terkendali dan konsisten.
Masih adanya data-data yang tidak terkendali secara statistik dapat disebakan oleh beberapa hal berikut:
- Ku
tebu sebagai bahan meliputi: umur tebu,
penebang-an, dan pengangkutan serta keterampilan karyawan dalam penebangan yang masih rendah.
- Faktor alat atau mesin yang sudah tua yang masih digunakan termasuk kondisi mesin putaran SHS yang masih manual dan alat pengukur suhu yang tidak stabil.
- Sumberdaya manusianya yang kurang terampil baik dalam usaha penyediaan bahan baku, maupun karyawan pada produksi misalnya dalam proses pemurnian, kristalisasi, dan pengeringan.
Saran
disampaikan saran-saran yang sekiranya dapat njadi baha
Perusahaan ntuk melaku
penge me
mutu statistik,
ch hart
dilakukan.
2. Pengendali mutu bahan baku perlu ditingkatkan dengan cara peningkatan pemeliharaan tanaman dan melakukan pengawasan terhadap waktu penebangan, sedangkan pengendalian mutu dalam proses produksi terutama perlu dilakukan pada proses pemurnian, kristalisasi, dan proses pengeringan.
3. Secara terus meneru
pertahankan
mutu hasil produksi sebaiknya pe
pe di
5. Un perlu
Gula Indonesia.
Ferd
Han
ngendalian Mutu Terpa i Santoso. Bandung: PT R
ent of Operation hn Eiley & memberi rangsangan untuk mem
tingkat mutu secara lebih baik, demi peningkatan mutu produksi secara terus menerus dan berkesinambungan.
4. Untuk memperlancar proses produksi dan peningkatan
rusahaan secara kontinu mengadakan ngawasan terhadap mesin-mesin yang gunakan dalam proses produksi.
tuk meningkatkan mutu produksi
peningkatan dan pengembangan mutu sumberdaya manusia yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya karyawan di bidang produksi.
Daftar Pusta a k
Ahyari A. 1987. Manajemen Produksi Pengendalian Produksi II. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Anonim, 1997. Studi Tentang Pemasaran dan Prospek Investasi Industri
Jakarta: PT Internasional Contact Bussines Sistem, Inc.
Bufa E. S. 1991. Manajemen Produksi dan Operasi, Jilid II, Edisi 6. Jakarta.
Darmawan D.H.A. 1998. Pokok-Pokok Pikiran Menuju Perbaikan Industri Gula. Jurnal Litbang Pertanian.
y, 1999. Industri Gula Tebu, Produksi Lokal Menurun Impor Meningkat. Manajemen Usahawan Indonesia.
doko H. 1992. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.
Ishikawa K. 1992. Pe Penerjemah Bud
du.
emaja Rosdakarya.
Martinich, J.S. 1997. Production and Operation Management, An Applied Modern Approach. John Wiley & Sons Inc.
Meredith, J.R. 1992. The Managem a Conceptual Emphasis, 4 ed. Jo Sons Inc.