• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol dan Xylitol pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol dan Xylitol pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH

MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI YANG

MENGANDUNG SORBITOL DAN XYLITOL

PADA MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

NIM : 060600180

MERINA RENTAINI CESARIA PURBA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Biologi Oral Tahun 2009

Merina Rentaini Cesaria Purba

Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan Pasta

Gigi yang Mengandung Sorbitol dan Xylitol pada Mahasiswa FKG USU

Angkatan 2007/2008

x + 60 halaman

Derajat keasaman atau pH saliva sangatlah dipengaruhi oleh irama

cirkandian, diet dan stimulasi sekresi saliva. Salah satu cara untuk tetap dapat mempertahankan oral hygiene dan menjaga keseimbangan pH saliva adalah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol. Sorbitol dan xylitol merupakan salah satu komposisi pasta gigi yang banyak tersedia di pasaran. Sorbitol dan xylitol merupakan salah satu jenis pengganti gula yang termasuk kedalam golongan gula alkohol, sorbitol memiliki enam rantai karbon dan xylitol memiliki lima rantai karbon. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi perubahan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol.

(3)

Angkatan 2007/2008 sebanyak 30 orang. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Oral FKG USU. Metode pengumpulan saliva yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan draining method.

Hasil analisis statistik uji-t memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) dari pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung Sorbitol dan Xylitol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH saliva setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol tetapi masih dalam batasan pH saliva normal dan terjadi peningkatan pH saliva setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol. Dapat disimpulkan bahwa xylitol memiliki peranan yang lebih baik dalam meningkatkan pH saliva dimana xylitol lebih sulit untuk difermentasi oleh Streptococcus mutans karena memiliki rantai karbon yang lebih pendek dari jenis pemanis lainnya.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 10 Desember 2009

Pembimbing : Tanda tangan

1. Lisna Unita,drg., M.Kes ... NIP : 19510405 198201 2001

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 10 Desember 2009

TIM PENGUJI

KETUA : 1. Lisna Unita R, drg., M.Kes

ANGGOTA : 2. Minasari Nasution, drg

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Prost (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lisna Unita R, drg., M.Kes., selaku Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia memberikan masukan, arahan, waktu dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Lasminda Syafiar,drg., M.Kes., selaku penasehat akademik yang selama ini telah banyak memberikan nasehat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Trimurni Abidin, drg., M.Kes., Sp.KG(K)., selaku ketua bagian UPT penelitian FKG USU yang telah memberikan masukan-masukan atas skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Depertemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan saran, masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU yang telah memberikan bimbingan dan semangat selama penulis menjalankan pendidikan di FKG USU.

8. Seluruh mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008 yang telah bersedia meluangkan waktu dan turut serta dalam penelitian ini.

9. Teristimewa kepada Ayahanda (alm. Ir.Soman Purba) dan Ibunda (Mantina Saragih) yang telah memberikan perhatian, doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada abang Piter Hamonangan Saragih buat semua semangat, dukungan dan kasih sayangnya.

10.Teman-teman penulis yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan semangat dan kecerian vera, ida, tia, findy, dahnil, calvin, yufri, vincent dan seluruh teman-teman mahasiswa FKG Angkatan 2006.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan, khususnya bidang kedokteran gigi.

Medan, 10 Desember 2009 Penulis,

(8)
(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN 23

5.1. Hasil Pengukuran pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang MengandungSorbitol dan Xylitol 36

5.2 Hasil Perhitungan Nilai Mean pH Saliva Awal dan pH Saliva Akhir Setelah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol 37 5.3 Hasil Perhitungan Nilai Mean pH Saliva Awal dan pH Saliva Akhir Setelah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Xylitol 37

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang

mengandung sorbitol dan xylitol 36

2. Rata-rata pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi

yang mengandung sorbitol 37

3. Rata-rata pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol 37 4. Perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara fungsi saliva dengan protein yang ada didalamnya 10

2. Metode pengumpulan saliva dengan draining method 11

3. Metode pengumpulan saliva dengan absorbent method 12

4. Stuktur senyawa sorbitol 14

5. Skema jalur metabolisme sorbitol 15

6. Struktur senyawa xylitol 16

7. pHmeter (Hanna) 29

8. Beaker Glass 29

9. Sikat Gigi 30

10.Skeler Elektrik 30

11.Kaca Mulut 30

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Skema Alur Fikir 48

2 Skema Alur Penelitian 50

3 Lembaran persetujuan 52

4 Lembaran data penelitian 53

5 Hasil pengukuran pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan Pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol 54

6 Hasil perhitungan statistik 55

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saliva merupakan salah satu komponen yang memiliki arti yang penting di dalam bidang kedokteran gigi. Mendel (1993) menyatakan bahwa saliva memiliki peranan untuk menegakkan diagnosa dalam bidang kedokteran gigi, fisiologi,

internal medicine, endocrinology, pediatrics, immunology, clinical pathology,

forensic medicine, psychology, dan sport medicine.1

Nikiforuk (1995) mengutarakan pernyataan Screebny dan Mandel, saliva tidak hanya membantu proses pengunyahan, juga berperan sebagai pelindung multidimensional dan saliva dapat dijadikan bahan informasi untuk tingkat cairan jaringan sesudah minum obat, status emosional, status hormon, status immunologi, status neurologi, status nutrisi, dan pengaruh metabolisme. Karena itu, saliva dapat dijadikan suatu media dalam mendiagnostik dalam bidang kedokteran gigi.2

Saliva adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam menjaga kesehatan rongga mulut.2,3

(14)

sistem pencernaan, menjaga oral hygiene, membantu proses bicara, membantu keseimbangan cairan dan membantu rasa. 4,5

Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah dipengaruhi oleh irama cirkandian, diet dan stimulasi sekresi saliva. Diet yang mengandung karbohidrat akan menyebabkan turunnya pH saliva yang dapat mempercepat terjadinya demineralisasi enamel gigi. Sepuluh menit setelah makan karbohidrat akan menghasilkan asam melalui proses glikolisis dan pH saliva akan menurun sampai mencapai pH kritis (5,5-5,2) dan untuk kembali normal dibutuhkan waktu 30-60 menit.6

Dari hasil penelitian klinis dinyatakan bahwa sorbitol dapat menurunkan pH saliva tetapi tidak lebih dari 5,7.7 Dari penelitian lain diketahui bahwa sorbitol dapat diuraikan oleh Streptoccocus mutans sehingga pH saliva menjadi turun.7 Penelitian pada tahun 1989, membandingkan tiga kelompok chewing gum dengan kelompok kontrol chewing gum yang mengandung sukrosa, ditemukan bahwa chewing gum

yang mengandung xylitol memiliki kemampuan yang signifikan untuk mencegah penurunan pH.8

(15)

pH saliva yang lebih besar dibandingkan berkumur dengan larutan xylitol pada penderita dengan indeks karies yang rendah.11

Salah satu cara untuk dapat menjaga oral hygiene adalah menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi. Pasta gigi memiliki berbagai macam komposisi salah satu diantaranya adalah sorbitol dan xylitol. Sorbitol dan xylitol termasuk golongan gula alkohol dimana memiliki kadar kemanisan yang lebih rendah atau setara dengan sukrosa dan dapat menghasilkan kalori yang hampir sama dengan sukrosa.7

Sorbitol memiliki struktur gula alkohol (polyols) dengan enam atom karbon (heksitol), merupakan bentuk tereduksi dari fruktosa. Rasa manisnya sekitar 60% dari sukrosa, dengan kalori yang lebih kecil dari sukrosa, dimana sorbitol menghasilkan 2,6 kalori per 1 gram. 12 Sorbitol bersifat hypoacidogenic atau memiliki potensi kariogenik yang rendah.13 Xylitol merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai karbon dengan rumus kimia C5H12O5.14 Xylitol merupakan

substansi gula dengan kemanisan yang sama dengan kemanisan sukrosa akan tetapi memiliki kalori yang lebih kecil 40% dari sukrosa.15 Nilai kalori dari xylitol adalah berkisar 2,4 kcal/gr atau lebih rendah.8 Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols

yang bersifat non-asidogenik dan non-kariogenik.8,15

(16)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol ?

2. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol ?

3. Apakah ada perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol ?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol.

1.4 Manfaat penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai data bagi dokter gigi dalam menciptakan personal communication

dengan pasien untuk mengatur pola diet dari pasien.

2. Untuk mendapatkan data mengenai efek pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol terhadap perubahan pH saliva.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Saliva

Saliva adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut.2,3

2.1.1 Komposisi Saliva

Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% subtansi yang larut. Beberapa komposisi saliva adalah : 5,16,17,18

1. Protein

Beberapa jenis protein yang terdapat didalam saliva adalah : a) Mucoid

Merupakan sekelompok protein yang sering disebut dengan mucin dan memberikan konsistensi mukus pada saliva. Mucin juga berperan sebagai glikoprotein karena terdiri dari rangkaian protein yang panjang dengan ikatan rantai karbohidrat yang lebih pendek.

b) Enzim

(18)

Beberapa enzim yang terdapat dalam saliva adalah amylase dan lysozyme yang berperan dalam mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut.

c) Protein Serum

Saliva dibentuk dari serum maka sejumlah serum protein yang kecil ditemukan didalam saliva. Albumin dan globulin termasuk kedalam serum saliva

d)Waste Products

Pada saliva juga ditemukan sebagian kecil dari waste product pada serum, urea dan uric acid.

2. Ion-ion Inorganik

Ion-ion utama yang ditemukan dalam saliva adalah kalsium dan fosfat yang berperan penting dalam pembentukan kalkulus. Ion-ion lain yang memiliki jumlah yang lebih kecil terdiri dari sodium, potasium, klorida, sulfat dan ion-ion lainnya.5

3. Gas

(19)

4. Zat-zat Aditif di Rongga Mulut

Merupakan berbagai substansi yang tidak ada didalam saliva pada saat saliva mengalir dari dalam duktus, akan tetapi menjadi bercampur dengan saliva didalam rongga mulut. Yang termasuk kedalam zat-zat aditif yaitu mikroorganisme, leukosit dan dietary substance.5

Volume rata-rata saliva yang dihasilkan perhari berkisar 1-1,5 liter. Pada orang dewasa laju aliran saliva normal yang distimulasi mencapai 1-3 ml/menit, rata-rata terendah mencapai 0,7-1 ml/menit dimana pada keadaan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva yang lebih rendah dari 0,7 ml/menit. Laju aliran saliva normal tanpa adanya stimulasi berkisar 0,25-0,35 ml/menit, dengan rata-rata terendah 0,1-0,25 ml/menit dan pada keadaan hiposalivasi laju aliran saliva kurang dari 0,1 ml/menit.1,3,19

(20)

2.1.2 Fungsi Saliva

Beberapa fungsi saliva adalah : 3,5,17,18,19,22 a) Sensasi Rasa

Aliran saliva yang terbentuk didalam acini bersifat isotonik, saliva mengalir melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa, sodium, klorida, urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda.

b) Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi

Saliva membentuk lapisan seromukos yang berperan sebagai pelumas dan melindungi jaringan rongga mulut dari agen-agen yang dapat mengiritasi. Mucin

sebagai protein dalam saliva memiliki peranan sebagai pelumas, perlindungan terhadap dehidrasi, dan dalam proses pemeliharaan viskoelastisitas saliva.

c) Kapasitas Buffering

Buffer adalah suatu substansi yang dapat membantu untuk mempertahankan agar pH tetap netral. Buffer dapat menetralisasikan asam dan basa. Saliva memiliki kemampuan untuk mengatur keseimbangan buffer pada rongga mulut.

d) Integritas Enamel Gigi

(21)

konsentrasi aktif yang dapat membebaskan kalsium, fosfat, dan fluor didalam larutan dan didalam pH saliva.

e) Menjaga Oral Hygiene

Saliva berfungsi sebagai self cleansing terutama pada saat tidur dimana produksi saliva berkurang. Saliva mengandung enzim lysozyme yang berperan penting dalam mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut.

f) Membantu Proses Pencernaan

Saliva bertanggung jawab untuk membantu proses pencernaan awal dalam proses pembentukan bolus-bolus makanan. Enzim α-amylase atau enzim ptyalin

merupakan salah satu komposisi dari saliva yang berfungsi untuk memecah karbohidrat menjadi maltose, maltotriose dan dekstrin.

g) Perbaikan Jaringan

Saliva memiliki peranan dalam membantu proses pembekuan darah pada jaringan rongga mulut, dimana dapat dilihat secara klinis waktu pendarahan menjadi lebih singkat dengan adanya bantuan saliva.

h) Membantu Proses Bicara

Lidah memerlukan saliva sebagai pelumas selama bicara, tanpa adanya saliva maka proses bicara akan menjadi lebih sulit.

i) Menjaga Keseimbangan Cairan

(22)

Gambar 1. Hubungan antara fungsi saliva dengan protein yang berperan didalamnya19

2.2 Metode Pengumpulan Saliva

Metode pengumpulan saliva yang akurat dilihat dari laju aliran dan komposisi saliva adalah merupakan suatu hal yang berguna sebagai protokol klinis, eksperimen dan diagnostik. Disamping keadaan diatas pengumpulan saliva merupakan suatu cara yang bersifat non-invasive untuk dapat menilai berbagai aktifitas penyakit, kadar obat-obatan dan hormon.19

Saliva menyeluruh adalah campuran yang tidak hanya terdiri dari sekresi saliva, tetapi juga cairan, debris dan sel-sel yang tidak berasal dari kelenjar-kelenjar saliva. Kelebihan utama dari pengumpulan saliva menyeluruh sebagai material spesimen adalah proses pengumpulannya mudah dan non invasive.19

(23)

mulut dari saliva sebelum proses pengumpulan, lalu berkumur dengan aquadest. Subjek harus duduk tenang dengan mata terbuka dan kepala dicondongkan sedikit kedepan. 19,23

Metode umum untuk mengumpulkan saliva yang menyeluruh meliputi metode

draining, splinting, suction dan absorben (swab). Stimulus umum yang biasa digunakan adalah dengan mengunyah chewing gum.19

Beberapa metode pengumpulan saliva : 19,20,23 1. Metode Draining

Saliva dibiarkan mengalir dari bibir bawah kedalam tabung uji yang telah ditimbang sebelumnya. Subjek diinstruksikan untuk meludah kedalam tabung uji.

Gambar 2. Metode pengumpulan saliva dengan draining method19

2. Metode Splinting

(24)

3. Metode Suction

Saliva diaspirasi secara terus menerus dari dasar mulut kedalam tabung uji yang telah ditimbang sebelumnya dengan menggunakan saliva ejektor atau aspirator. 4. Metode Absorben

Saliva dikumpulkan dengan swab yang telah ditimbang sebelumnya, cotton wool swab diletakkan pada orifisi kelenjar saliva mayor dan dikeluarkan untuk penimbangan kembali pada akhir periode pengumpulan.

Metode absorben yang tersedia secara komersial untuk pengumpulan saliva menyeluruh adalah metode Salivette. Dengan menggunakan metode ini, pengumpulan saliva dilakukan dengan pengunyahan cotton wool swab. Sampel saliva didapatkan dengan mengembalikan swab pada Salivette dan mensentrifugasikan alat tersebut. Sampel cairan yang diperoleh digunakan untuk menganalisa kadar obat-obatan, hormon ataupun kadar steroid pada saliva.

(25)

2.3Sorbitol

Sorbitol merupakan salah satu pemanis alternatif yang sering digunakan dalam makanan, termasuk kedalam golongan gula alkohol dan berfungsi sebagai pengganti sukrosa dalam mencegah terjadinya karies gigi dan jenis gula ini telah dianjurkan dikomsumsi pada penderita diabetes melitus untuk mencegah peningkatan kadar glukosa dalam darah.7,12 Sorbitol merupakan salah satu jenis gula yang memiliki potensi kariogenik yang rendah (hypoacidogenic).21

Sorbitol (C6H14O6) ditemukan pada tahun 1972, ditemukan secara alami di

dalam buah-buahan, misalnya buah beri, pir, apel, cerry, peach, dan juga terkandung dalam tanaman singkong dan alga merah.24 Sorbitol diproduksi dengan penambahan hidrogen pada glukosa.25 Sorbitol memiliki struktur gula alkohol (polyols) dengan enam atom karbon (heksitol), merupakan bentuk tereduksi dari fruktosa. Rasa manisnya sekitar 60% dari sukrosa dan kalorinya yang lebih kecil dari sukrosa, dimana sorbitol menghasilkan 2,6 kalori per 1 gram. 12

(26)

Gambar 4. Struktur senyawa sorbitol

2.3.1 Peranan Sorbitol dalam Menghambat Karies

Sorbitol lebih aman terhadap gigi karena sorbitol difermentasikan dengan lambat oleh bakteri Sterptococcus mutans .25 Sorbitol dapat menyebabkan terjadinya sedikit penurunan pH plak dan setelah proses adaptasi bakteri plak mampu memfermentasi sorbitol.21 Sorbitol bersifat hypoacidogenic atau memiliki potensi kariogenik yang rendah.13

Berdasarkan hasil penelitian klinis dinyatakan bahwa sorbitol dapat menurunkan pH tetapi tidak lebih dari 5,7.7 Penelitian in vitro menunjukkan bahwa

(27)

sukrosa sehingga asam yang terbentuk dapat dinetralisir saliva sehingga pH yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pembentukan karies gigi.7

Sorbitol juga diproduksi didalam jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi dari D-glukosa oleh enzim aldose reductase, yang mengubah struktur aldehid (CHO) dalam molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Didalam tubuh

sorbitol dapat dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase untuk selanjutnya menjadi fruktosa, tapi fruktosa yang dihasilkan oleh sorbitol tidak dapat melewati siklus asam piruvat. Pada hasil akhirnya sorbitol tidak memproduksi asam laktat, asam format, etanol sehingga tidak dapat menyebabkan pH saliva menjadi asam.24

Sorbitol (C6H14O6)

Sorbitol Dehidrogenase

Fruktosa

Fruktokinase Fruktosa 1- P

Aldolase

DHAP plus Glyceraldehide

Alkohol Dehidrogenase Gliserol

Lipogenesis

Gambar 5. Skema jalur metabolisme sorbitol

2.4 Xylitol

Xylitol merupakan pemanis alami non-kariogenik yang banyak ditemukan pada tanaman plum, strawberry, kembang kol, raspberry, serat kayu pohon birch

(28)

kemanisan yang sama dengan kemanisan sukrosa akan tetapi memiliki kalori yang lebih kecil 40% dari sukrosa.15 Nilai kalori dari xylitol adalah berkisar 2,4 kcal/gr atau lebih rendah.8 Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols yang bersifat non-asidogenik dan non-kariogenik.8,15

Xylitol merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai karbon dengan rumus kimia C5H12O5.14 Peranan xylitol dalam bidang kedokteran

gigi adalah memberikan efek terhadap metabolisme rongga mulut, menghambat pertumbuhan plak, menghambat pertumbuhan bakteri Streptoccocus mutans,

mendorong proses remineralisasi, meningkatkan pH plak dan pH saliva, menstimulasi saliva, menetralkan kadar kalsium dan fosfat serta menghambat perkembangan karies.8,26 Dalam bidang Kedokteran Gigi, xylitol telah banyak diaplikasikan dalam berbagai macam produk seperti permen karet, tablet hisap, obat kumur dan pasta gigi.14,26

(29)

2.4.1 Peranan Xylitol dalam Menghambat Karies

Xylitol tidak dapat difermentasikan oleh bakteri plak gigi27,28 Kemampuan xylitol dalam menghambat karies dapat dilihat dari kemampuan xylitol dalam menghambat pertumbuhan dan metabolisme Streptococcus mutans dan plak gigi serta memiliki kemampuan meningkatkan pH saliva.7,15,21,29 Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa xylitol sulit untuk difermentasikan oleh Streptoccocus mutans

karena memiliki rantai karbon yang lebih pendek dibandingkan pemanis lainnya seperti sorbitol.14

Xylitol menghambat pertumbuhan Streptoccocus mutans yang dapat mengurangi kerentanan terhadap karies. Xylitol dapat mengurangi proporsi polisakarida ekstraselluler dan meningkatkan proporsi polisakarida intraselluler, hal ini menyebabkan plak akan menjadi kurang melekat sehingga plak akan menjadi lebih mudah disingkirkan sewaktu menyikat gigi.7 Xylitol memiliki efek protektif dalam mencegah karies dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva serta penurunan level asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri.15 Xylitol diabsorbsi dan berakumulasi secara intrasellular pada bakteri

Streptococcus mutans.15,21 Streptococcus mutans tidak dapat mengubah xylitol menjadi asam karena tidak adanya enzim esensial, bahkan xylitol mampu berpenetrasi kedalam membran sel bakteri sehingga memperkecil aktivitas

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

Saliva memiliki berbagai peranan dalam menjaga keseimbangan ekosistem rongga mulut, salah satu peranannya adalah menjaga keseimbangan buffer. Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah berperan di dalam terjadinya proses remineralisasi dan demineralisasi. Peningkatan pH saliva dapat terjadi oleh karena menyikat gigi dan mengunyah chewing gum yang dapat menyebabkan peningkatan laju aliran saliva. Kenaikan pH saliva setelah menyikat gigi dipengaruhi oleh jenis pasta gigi yang digunakan, banyaknya pasta gigi yang digunakan, lamanya waktu menyikat gigi, dan metode menyikat gigi yang dilakukan.

Penurunan pH saliva dapat terjadi akibat konsumsi makanan yang mengandung sukrosa secara terus-menerus. Sukrosa akan difermentasi oleh bakteri-bakteri yang ada di rongga mulut sehingga mengakibatkan pH menjadi asam atau pH menjadi turun. Penurunan pH dapat memacu terjadinya proses demineralisasi gigi yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya karies gigi.

(31)

menyikat gigi, jenis pasta gigi yang digunakan, banyaknya pasta gigi yang digunakan, jenis sikat gigi yang digunakan, dan lamanya waktu berkumur.

(32)

3.2 Kerangka Konsep

Peningkatan pH Penurunan pH

(33)

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesa dari penelitian ini adalah :

1. Adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol.

2. Adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol.

(34)

3.4 Skema Alur Penelitian

Pengambilan sampel secara random Sampel

60 menit setelah skeling sampel diberikan makanan dan minuman dengan jenis yang

60 menit setelah makan dilakukan pengambilan sampel saliva awal dengan metode draining (selama 3 menit)

Dilakukan pengukuran sampel saliva awal dengan menggunakan pHmeter Hanna (HI 96107)

Sampel diinstruksikan untuk menyikat gigi (Metode Bass)

Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol

Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol

30 menit setelah menyikat gigi dilakukan pengambilan sampel saliva akhir dengan metode draining (selama 3 menit)

Data Analisis data

Populasi Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008

Sampel diskeling dengan menggunakan skeler elektrik Sampel mengisi lembaran informed consent dan lembaran data

(35)
(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorium dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu Analytic ExperimentalPretest and Posttest Design.30

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG USU Waktu Penelitian : Bulan September 2009 – November 2009

4.3Populasi, Sampel dan Besar Sampel

4.3.1 Besar Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008. Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus penelitian analitis numerik berpasangan yaitu : 31

( Zα + Zβ ) S 2 n =

Xn - Xo

= (1,96 + 1,645) 0,14 2 0,1

(37)

dimana :

n : besar sampel

Zα : derivate baku alfa, α = 0,05 Zα = 1,96 Zβ : derivate baku beta, β = 0,01 Zβ = 1,645

S : standard deviasi dari selisih nilai antar kelompok = 0,147 (didapatkan dari hasil perhitungan data pra penelitian) Xn–Xo : selisih pH terbesar yang dianggap bermakna = 0,1

(didapatkan dari data pra penelitian)

Dari hasil perhitungan besar sampel adalah 26 orang. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 30 orang yang diambil secara random, dimana sampel dibagi kedalam dua kelompok yaitu 15 orang menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan 15 orang menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol.

4.3.2 Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa FKG USU angkatan 2007/2008 b. Sampel bersedia untuk berpartisipasi c. Status kesehatan secara umum baik d. Tidak memiliki kalkulus

4.3.3 Kriteria Eksklusi

(38)

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Bebas

Yang termasuk kedalam variabel bebas pada penelitian ini adalah :

• Pasta gigi yang mengandung sorbitol

• Pasta gigi yang mengandung xylitol

4.4.2 Variabel Tergantung

Yang termasuk kedalam variabel bebas pada penelitian ini adalah pH Saliva

Variabel Bebas:

3. Alat ukur pH : pHmeter Hanna (HI 96107) 4. Keterampilan Operator

5. Volume Saliva

6. Teknik menyikat gigi : Metode Bass 7. Lamanya waktu menyikat gigi

8. Power baterai pHmeter Hanna (HI 96107) 9. Banyaknya pasta gigi yang digunakan 10.Dua jenis pasta gigi yang digunakan 11.Jenis sikat gigi yang digunakan 12.Lamanya waktu berkumur-kumur 13.Diet awal

(39)

4.4.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali pada penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008

2. Teknik pengumpulan saliva

3. Alat ukur pH : pHmeter Hanna (HI96107) 4. Keterampilan Operator

5. Volume Saliva 6. Teknik menyikat gigi

7. Lamanya waktu menyikat gigi

8. Power baterai pHmeter Hanna (HI96107) 9. Banyaknya pasta gigi yang digunakan 10.Dua jenis pasta gigi yang digunakan 11.Jenis sikat gigi yang digunakan 12.Lamanya waktu berkumur-kumur 13.Diet awal

14.Status Kesehatan

4.5 Defenisi Operasional

(40)

mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam menjaga kesehatan rongga mulut.

b) pH adalah log negatif konsentrasi ion hidrogen. pH = - log [H+]

c) Pasta gigi yang mengandung sorbitol adalah salah satu jenis pasta gigi yang mengandung sorbitol yang tersedia di pasaran

d) Pasta gigi yang mengandung xylitol adalah salah satu jenis pasta gigi yang mengandung xylitol yang tersedia di pasaran

e) Sampel saliva awal adalah cairan saliva dari sampel yang dikumpulkan setelah sampel diskeling dan diberi makan dengan jenis makanan tertentu.

f) Sampel saliva akhir adalah cairan saliva dari sampel yang dikumpulkan setelah 30 menit menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung sorbitol atau xylitol.

g) pH awal adalah nilai pH saliva yang didapatkan dari hasil pengukuran sampel saliva awal dengan menggunakan pHmeter Hanna.

h) pH akhir adalah nilai pH saliva yang didapatkan dari hasil pengukuran sampel saliva akhir dengan menggunakan pHmeter Hanna.

i) pHmeter Hanna (HI 96107) adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur pH saliva yang tersedia dipasaran.

(41)

Prosedur kalibrasi pHmeter Hanna (HI 96107) :

1. Celupkan pH meter Hanna kedalam aquadest sampai seluruh elektroda terendam didalam cairan.

2. Biarkan hasil pembacaan stabil dan gunakan obeng kecil untuk menyesuaikan pengatur kalibrasi hingga mencapai angka 7.

3. Proses kalibrasi selesai.

4.6 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

4.6.1 Bahan Penelitian

(42)

4.6.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. pHmeter Hanna (HI96107)

Gambar 7. pHmeter Hanna

2. Beaker glass 250 ml (pyrex, Indonesia)

(43)

3. Sikat gigi (Formula®)

Gambar 9. Sikat gigi 4. Skeler Elektrik

Gambar 10.Skeler Elektrik 5. Kaca mulut

(44)

6. Kursi dental unit 7. Masker

8. Sarung Tangan (Hand gloves)

9. Tissue 10.Alat Tulis

Gambar 12. Masker, Hand gloves, tissue

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan data

Tahap-tahap pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.7.1 Pemilihan Sampel

(45)

4.7.2 Sampel diskeling dan Pemberian Snack pada Sampel.

Seluruh elemen gigi sampel diskeling terlebih dahulu dengan menggunakan skeler elektrik (DTE D7®). Setelah enam puluh menit selesai skeling, sampel diberikan snack dan minuman dengan jenis yang sama (wafer tango dan teh botol sosro).

4.7.3 Pengambilan Sampel Saliva dan Pengukuran pH Saliva Awal

Dilakukan pengambilan sampel saliva awal dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Setelah enam puluh menit selesai makan sampel diinstruksikan untuk melakukan pengumpulan saliva awal.

b) Sampel diinstruksikan duduk didental unit dengan keadaan rileks dimana posisi kepala sedikit tunduk dan miring dengan keadaan rongga mulut yang terbuka.

c) Setiap sampel diberikan beaker glass sebagai alat penampung saliva.

d) Sampel diinstruksikan untuk membiarkan saliva mengalir dengan sendirinya kedalam beaker glass selama 3 menit.

e) Dilakukan pengukuran pH saliva awal dengan menggunakan pHmeter Hanna (HI 96107) yang telah dikalibrasi sebelumnya.

f) Dilakukan pencatatan data kedalam lembar data penelitian.

4.7.4 Penyikatan Gigi Sampel

(46)

4.7.5 Pengambilan Sampel Saliva dan Pengukuran pH Saliva Akhir

Dilakukan pengambilan sampel saliva akhir dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Setelah tiga puluh menit menyikat gigi sampel diinstruksikan untuk melakukan pengumpulan saliva akhir.

b) Sampel diinstruksikan duduk didental unit dengan keadaan rileks dimana posisi kepala sedikit tunduk dan miring dengan keadaan rongga mulut yang terbuka.

c) Setiap sampel diberikan beaker glass sebagai alat penampung saliva.

d) Sampel diinstruksikan untuk membiarkan saliva mengalir dengan sendirinya kedalam beaker glass selama 3 menit.

e) Dilakukan pengukuran pH saliva akhir dengan menggunakan pHmeter Hanna (HI 96107) yang telah dikalibrasi sebelumnya.

f) Dilakukan pencatatan data kedalam lembar data penelitian.

4.8 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 14. Pengolahan dan analisa data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data diolah dengan sistem tabulasi manual.

2. Seluruh data ditest terlebih dahulu apakah terdistribusi dengan normal dengan memakai Uji Statistik Kolmogorof-smirnov Test.

(47)

4. Dihitung nilai mean pH awal dan pH akhir sebelum dan sesudah menyikat

gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dengan Uji Statistik Paired-samples t-Test.

5. Dihitung nilai mean pH awal dan pH akhir sebelum dan sesudah menyikat

gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol dengan Uji Statistik Paired-samples t-Test.

(48)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Setelah sampel diskeling, diberikan makanan dengan jenis makanan yang sama, dilakukan pengukuran pH saliva awal. Sampel diinstruksikan untuk menyikat gigi dan dilakukan pengukuran sampel saliva akhir. Masing-masing sampel diberikan satu kali perlakuan.

Dari hasil pengukuran pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol yang dilakukan pada 30 sampel menunjukkan adanya perubahan pH saliva. Perubahan tersebut dapat mengarah kepada penurunan ataupun peningkatan pH saliva.

5.1. Hasil Pengukuran pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi

dengan Pasta Gigi yang MengandungSorbitol dan Xylitol

(49)
(50)

5.2 Hasil Perhitungan Nilai Mean pH Saliva Awal dan Akhir Setelah

Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol

Tabel 2. Rata-rata pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung Sorbitol

*Terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p<0.05)

Dari hasil perhitungan Uji Statistik Paired-samples t-Test didapatkan nilai rata-rata pH saliva awal adalah 7,133 dengan standard deviasi 0,187, nilai rata-rata pH saliva akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol adalah 6.986 dengan standard deviasi 0.192 dengan nilai p<0.05.

5.3 Hasil Perhitungan Nilai Mean pH Saliva Awal dan pH Saliva Akhir

Setelah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Xylitol

Tabel 3. Rata-rata pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol

*Terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p<0.05)

N

X ± SD

P

pH awal

15

7.133 ± 0.187

0.0001*

pH akhir 6.986 ± 0.192

n

X ± SD

P

pH awal

15

7.020 ± 0.137

0.0001*

(51)

Dari hasil perhitungan Uji Statistik Paired-samples t-Test didapatkan nilai rata-rata pH saliva awal adalah 7.020 dengan standard deviasi 0.137, nilai rata-rata pH saliva akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol adalah 7.180 dengan standard deviasi 0,120 dengan nilai p<0.05.

5.4 Hasil Perhitungan Selisih pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat

Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol dan Xylitol

Tabel 4. Rata-rata selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung Sorbitol dan Xylitol

*Terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p<0.05)

Dari hasil analisis dengan menggunakan Uji Statistik Paired-samples t-Test

(Tabel 4) diperoleh hasil sebagai berikut : Ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung Sorbitol dan Xylitol (p<0.05).

n

X ± SD

Df

t

P

Sorbitol 15 0.146

±

0.083 14 6.813

0.0001*

(52)

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan pasta gigi yang memiliki kandungan sorbitol murni dan pasta gigi yang memiliki kandungan xylitol dengan adanya tambahan sorbitol, hal ini terjadi karena dipasaran tidak tersedia jenis pasta gigi dengan dengan kandungan xylitol yang murni. Terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel saliva untuk mendapatkan nilai pH saliva sebelum sampel diskeling dan diberikan snack dengan jenis yang sama. Sampel di skeling dan diberikan snack dengan jenis yang sama dan dilakukan pengumpulan sampel saliva awal. Dari hasil pengukuran pH saliva sebelum skeling didapatkan nilai pH saliva yang sangat bervariasi dibandingkan dengan nilai pH saliva setelah sampel diberikan jenis perlakuan yang sama.

Hasil penelitian ditabulasikan secara manual, dihitung rata-rata dan standard deviasi pH saliva awal dan akhir, perbedaan pH yang terjadi sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol, perbedaan pH yang terjadi sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol, perbedaan selisih pH yang terjadi sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol. Dalam proses perhitungan digunakan Uji Statistik t-Test.

(53)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Surdacka dan Stopa tahun 2005, dimana terjadi peningkatan pH saliva setelah menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol.9

Hasil perhitungan nilai mean dari pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol memperlihatkan nilai rata-rata dari pH saliva awal adalah 7.133 dengan standard deviasi 0.187, nilai rata-rata pH saliva akhir 6.986 dengan standard deviasi 0.192 yang menunjukkan bahwa nilai berada dalam batasan yang normal. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0.05) (tabel 2).

Hasil perhitungan nilai mean dari pH saliva awal dan akhir setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol memperlihatkan nilai rata-rata dari pH saliva awal adalah 7.020 dengan standard deviasi 0.137, nilai rata-rata pH saliva akhir 7.180 dengan standard deviasi 0.120 yang menunjukkan bahwa nilai berada dalam batasan yang normal. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0.05) (tabel 3). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rosa tahun 2007, terjadi penurunan pH saliva setelah berkumur-kumur dengan larutan sukrosa, penurunan dan peningkatan pH saliva setelah berkumur-kumur dengan larutan sorbitol dan terjadi peningkatan pH saliva setelah berkumur-kumur dengan larutan xylitol.

(54)

dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol adalah -0.160 dengan standard deviasi 0.736. Dalam hal ini terlihat adanya perbedaan pH saliva yang sangat bermakna (p<0.05) diantara sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol. (tabel 4).

Dari hasil penelitian (tabel 1) dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan dan penurunan pH saliva yang bervariasi baik dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung sorbitol maupun xylitol. Hal ini dapat disebabkan oleh modifikasi-modifikasi yang digunakan oleh sampel pada saat menyikat gigi.

Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa sorbitol dapat menurunkan pH saliva tetapi tidak melebihi 5.7 : Monang (1991 cit. Marie S, Piggot JR, 2002). Dari hasil penelitian lain memperlihatkan bahwa Steptococcus mutans dapat memfermentasi sorbitol sehingga pH saliva menjadi turun, namun kecepatan fermentasinya sangat rendah dibandingkan dengan sukrosa sehingga asam yang terbentuk dapat dinetralisir saliva sehingga pH saliva yang dihasilkan tidak berpengaruh terhadap pembentukan karies gigi : Monang (1987 cit. Bruce A, Matis, 2002).

Didalam tubuh, sorbitol dapat dikatalisis oleh enzim sorbitol dehidrogenase untuk selanjutnya menjadi fruktosa, tapi fruktosa yang dihasilkan oleh sorbitol tidak dapat melewati siklus asam piruvat. Pada hasil akhirnya sorbitol tidak memproduksi asam laktat, asam format, etanol sehingga tidak dapat menyebabkan pH saliva menjadi asam.24

(55)

xylitol dapat menghambat pertumbuhan dan metabolisme Streptococcus mutans dan memiliki kemampuan dalam meningkatkan pH saliva. 7,15,21,27,29 Sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa xylitol sulit untuk difermentasikan oleh

Streptococcus mutans karena memiliki rantai karbon yang lebih pendek dibandingkan pemanis lainnya (sorbitol), Resti (2003 cit. Kakuta H et al, 2008).

Streptococcus mutans tidak dapat mengubah xylitol menjadi asam karena tidak adanya enzim esensial, bahkan xylitol mampu berpenetrasi kedalam membran sel bakteri sehingga memperkecil aktivitas glucosyltransferase.28

Xylitol menghambat pertumbuhan Streptoccocus mutans yang dapat mengurangi kerentanan terhadap karies. Xylitol memiliki efek protektif dalam mencegah karies dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva serta penurunan level asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri.15

(56)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol pada mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008 disimpulkan bahwa :

1. Terjadi penurunan pH saliva setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol tetapi masih dalam batasan pH saliva yang normal dan terjadi peningkatan pH saliva setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol.

2. Terdapat perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol (p<0.05).

3. Terdapat perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol (p<0.05).

4. Terdapat perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol (p<0.05).

(57)

6. Xylitol memiliki beberapa kekurangan yaitu kurang ekonomis dalam masalah harga dan sulit untuk mendapatkan kandungan xylitol murni yang tersedia di pasaran.

7.2 Saran

Saran penulis dalam penelitian ini :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan sorbitol dan xylitol terhadap perubahan pH plak dan pertumbuhan Streptoccocus mutans di rongga mulut.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pH saliva terhadap indeks karies.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rantonen, P. Salivary flow and composition in healthy and diseased adult.

Dissertation. Kuopio, Firland : University of Helsinki, 2003 : 12

2. Hartini, E. Serba serbi ilmu konservasi gigi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 2005 : 69-59

3. Del P, Maria A, Angela M, et al. Saliva composition and function : A comprehensive review. Journal Contemporary Dental Practice 2008 : 9(3): 5-2 4. Nanci, A. Oral histology development, structure, and function. St.Louis :

Mosby Elsevier, 2008 : 294-290 : 316-313

5. Collins WJN, Walsh TF. A handbook for dental hygienis. 3th ed. Northern Ireland : Wright, 1992 : 67 : 113-11

6. Sulistiyani, Pradopo S. The average saliva pH level after comsuming fresh cow milk, sweetened condensed milk, and soyabean milk. Dental Journal 2003 : 36(1-37) : 6-4

7. Panjaitan M. Penurunan pH media sukrosa, sorbitol dan xylitol akibat fermentasi streptokokus mutans. Dentika Dental Journal 2002 : 7(2) : 118-114 8. Moss, SJ. Xylitol – an evaluation. J Dent International 1999 : 4(49)

9. Surdacka A, Stopa J. The effect of xylitol toothpaste on the oral cavity Environment. J of preventive medicine 2005 : 13(1-2) : 107-98

(59)

11.Rudtyanto. Perbedaan pemberian larutan xylitol dan sorbitol terhadap penurunan pH saliva pada penderita karies rendah (Eksperimental

Laboratoris). 2007. <http ://www.library@lib.unair.ac.id

12.Anonymus. Pemanis buatan (part 2) : Sorbitol.2009. <http ://www.> (25 May 2009).

>( 11 November 2009)

13.Kalfas S, Svensater G, et al. Sorbitol adaptation of dental plaque in people with low and normal salivary rates. J Dent Res 1990 : 69(442) : 446-442 14.Resti, Auerkari EI, Sarwono AT. Pengaruh pasta gigi yang mengandung

xylitol terhadap pertumbuhan streptococcus mutans serotif E (in vitro) . Indonesian Journal of Dentistry 2008 : 15(1) : 22-15

15.MD Kiet, Milgrom P, Rothen M. Xylitol, sweeteners, and dental caries. Conference Paper. 2006 : 163-154

16.Marya, RK. A textbook of physiology for dental student.1th ed. India : CBS Publisher and distributor, 2001 : 273-270

17.Avery JK, Chiego DJ. Essential of oral history and embryology. 3 th ed. St.Louis : Mosby Elsevier, 2006 : 215-195

18.Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5 th ed. Brithis : Wright, 2004 : 175 19.TW, David. Salivary diagnostics. 1st ed. USA : Wiley-Blackwell, 2008 :

59-37

20.Mostofsky DI, ForgioneAG, GiddionBD, eds. Behavioral dentistry. Germany : Blackwell Munksgaard, 2006 : 37-49

(60)

22.Ireland R, eds. Clinical textbook of dental hygiene and therapy. Germany : Blackwell-Munksgaard, 2007 : 22-21

23.Navazesh M, Kumar SK. Measuring salivary flow : Challenges and opportunities. J Am Dent Assoc 2008 : 139(35S-40S) : 40-35

24.Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. The role of sorbitol in maintaining saliva’s pH to prevent caries process. Dental Journal 2005 : 38(1) : 28-25

25.Peldyak, J. Xylitol sweeten your smile. Advanced Developments, Inc,50-1 26.Agustina A, Tjahajani A, Auerkari EI. Pengaruh pasta gigi yang mengandung

xylitol terhadap pertumbuhan streptococcus mutans serotif C (in vitro) . Indonesian Journal of Dentistry 2007 : 14(3) : 209-204

27.Sano H, Nakashima S, et al. Effect of a xylitol and flouride containing toothpaste on the remineralization of human enamel in vitro. J of Oral Science 2007. 1(49) : 67-73

28.Wanti RY, Iskandar S, Rukmo M. Saliva pH ahanging-pattern comparison between low and high caries-risk patiens after comsumsing sucrose and

xylitol-containing snack . Jurnal Konservasi Gigi. 2008 : 1 (1) : 45-39

29.Lynch H, Milgrom P. Xylitol and dental caries : An overview for clinicians. J of the California Dent Asso 2003

30.Pratiknya, AW. Dasar-dasar metodelogi penelitian kedokteran dan kesehatan. 1th ed. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2008 : 128-127

(61)

SKEMA ALUR FIKIR

JUDUL PENELITIAN

PERBANDINGAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH

MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI YANG MENGANDUNG

SORBITOL DAN XYLITOL PADA MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2007/2008

 Saliva merupakan salah satu komponen yang memiliki arti penting di dalam bidang kedokteran gigi. Mendel (1993) menyatakan bahwa saliva memiliki peranan untuk menegakkan diagnosa dalam bidang kedokteran gigi, fisiologi, internal medicine, endocrinology, pediatrics, immunology, clinical pathology, forensic medicine, psychology, dan sport medicine.1

 Nikiforuk (1995) mengutarakan pernyataan Screebny dan Mandel bahwa saliva tidak hanya membantu proses pengunyahan, tetapi juga bertindak sebagai pelindung multidimensional dan saliva dapat dijadikan bahan informasi untuk tingkat cairan jaringan sesudah minum obat, status emosional, status hormon, status immunologi, status neurologi, status nutrisi, dan pengaruh metabolisme. Karena itu, saliva dapat dijadikan suatu media dalam mendiagnostik dalam bidang kedokteran gigi.2

 Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah dipengaruhi oleh irama cirkandian, diet dan stimulasi sekresi saliva. Diet yang mengandung karbohidrat akan menyebabkan turunnya pH saliva yang dapat mempercepat terjadinya demineralisasi enamel gigi. Sepuluh menit setelah makan karbohidrat akan menghasilkan asam melalui proses glikolisis dan pH saliva akan menurun sampai mencapai pH kritis (5,5-5,2) dan untuk kembali normal dibutuhkan waktu 30-60 menit.6

 Dari hasil penelitian klinis dinyatakan bahwa sorbitol dapat menurunkan pH saliva tetapi tidak lebih dari 5,7. Dari penelitian lain diketahui bahwa sorbitol dapat diuraikan oleh Sterptoccocus mutans sehingga pH saliva menjadi turun.7

 Pada sebuah penelitian tahun 1989 yang membandingkan tiga kelompok chewing gum dengan kelompok kontrol chewing gum yang mengandung sukrosa, ditemukan bahwa chewing gum yang mengandung xylitol memiliki kemampuan yang signifikan untuk mencegah penurunan pH setelah berkumur dengan larutan sukrosa.8

 Dari hasil penelitian Surdacka dan Stopa tahun 2005 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan pH saliva dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol.9

 Dari hasil penelitian Rosa tahun 2007 memperlihatkan bahwa terjadi penurunan pH saliva setelah kumur dengan larutan sukrosa, penurunan dan peningkatan pH saliva setelah berkumur-kumur dengan larutan sorbitol dan terjadi peningkatan pH saliva setelah berberkumur-kumur-berkumur-kumur dangan larutan xylitol.10

(62)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengukuran pH saliva. Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan pH yang mungkin terjadi sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan

pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol.

MASALAH

1. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol ?

2. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol ?

3. Apakah ada perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung xylitol.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol.

MANFAAT

1. Sebagai sumber data bagi dokter gigi dalam menciptakan personal communication dengan pasien untuk mengatur pola diet dari pasien.

2. Untuk mendapatkan data mengenai efek pasta gigi yang mengandung sorbitol dan xylitol terhadap perubahan pH saliva.

(63)

SKEMA ALUR PENELITIAN

1. PEMILIHAN SAMPEL

2. SAMPEL DISKELING DAN DIBERIKAN SNACK

3. PENGAMBILAN SAMPEL SALIVA AWAL DAN PENGUKURAN pH

AWAL

Populasi Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008

Perhitungan sampel dengan rumus analitis numerik berpasangan

Jumlah sampel

Sampel diambil secara random

Sampel

Diskeling dengan skeling elektrik

Enam puluh menit selesai skeling sampel diberikan snack dan minuman dengan jenis yang sama

Enam puluh menit selesai makan sampel diinstruksikan untuk mengumpulkan saliva

Sampel duduk didental unit dalam keadaan rileks dengan kepala sedikit dimiringkan dan rongga mulut

(64)

4. PENYIKATAN GIGI SAMPEL

5. PENGAMBILAN SAMPEL SALIVA AKHIR DAN PENGUKURAN pH

AKHIR

Dilakukan pengukuran pH saliva awal dengan menggunakan pH meter Hanna yang telah dikalibrasi sebelumnya

Dilakukan pencatatan data pada lembar penelitian

Setelah dilakukan pengukuran pH saliva awal

Sampel diinstruksikan menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung sorbitol atau xylitol dengan metode bass

Tiga puluh menit setelah menyikat gigi sampel diinstruksikan untuk mengumpulkan saliva

Sampel duduk didental unit dalam keadaan rileks dengan kepala sedikit dimiringkan dan rongga mulut

Dikumpulkan saliva kedalam beaker glass selama 3 menit

Dilakukan pengukuran pH saliva akhir dengan menggunakan pH meter Hanna yang telah dikalibrasi sebelumnya

(65)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIM :

Umur :

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Alamat :

No.Hp :

Menyatakan bahwa saya bersedia turut serta (untuk diambil sampel salivanya dan untuk dilakukan skeling) dalam penelitan mengenai :

PERBANDINGAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH MENYIKAT

GIGI DENGAN PASTA GIGI YANG MENGANDUNG SORBITOL DAN

XYLITOL PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2007/2008.

Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Demikianlah pernyataan ini saya sampaikan.

Tempat :

Hari/ Tanggal:

Mahasiswa yang diteliti Mahasiswa yang meneliti

(66)

LEMBARAN DATA PENELITIAN

DATA PENELITIAN SKRIPSI

PERBANDINGAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI YANG MENGANDUNG

SORBITOL DAN XYLITOL PADA

MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2007/2008

Nama :

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Tempat/ Tgl Lahir :

Kandungan Pasta Gigi : Sorbitol Xylitol

pH Sebelum Skeling

pH Awal

(pH sebelum menyikat gigi)

pH Akhir

(pH setelah menyikat gigi)

Diketahui Oleh : Peneliti,

(67)

HASIL PENGUKURAN pH SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH

MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI YANG

(68)
(69)
(70)

T-Test (Mean pH Akhir Xylitol)

T-Test (Perbedaan pH Saliva Awal dan Akhir Sorbitol)

(71)

Paired Samples Test

.14667 .08338 .02153 .10049 .19284 6.813 14 .000 Sorbitol (awal)

-T-Test (Perbedaan pH Saliva Awal dan Akhir Xylitol)

[DataSet1] I:\Perhitungan Statistik\iren.sav

(72)

-T-Test (Perbedaan Selisih pH dengan Sorbitol dan Xylitol)

.14667 .08338 .02153 .10049 .19284 6.813 14 .000

Gambar

Gambar
Gambar 1. Hubungan antara fungsi saliva dengan protein yang
Gambar 2. Metode pengumpulan saliva                dengan draining method19
Gambar 3. Metode pengumpulan saliva dengan absorbent method19
+7

Referensi

Dokumen terkait