• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas dari Plastik Polietilen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas dari Plastik Polietilen"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN

ALAT PENGHASIL BIOGAS DARI PLASTIK POLIETILEN

SKRIPSI

(2)

RANCANG BANGUN

ALAT PENGHASIL BIOGAS DARI PLASTIK POLIETILEN

SKRIPSI

Oleh:

LATIF

TEKNOLOGI PERTANIAN / 030308023

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

( Ainun Rohanah, STP, M.Si ) ( Achwil Putra Munir, STP M.Si ) Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2008

di Laboraturium Tenkik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tangki (drum) besi

2. Kotoran Sapi

3. Air

4. Jerami Padi

5. Plastik Polietilen

6. Papan

7. Bambu

8. Starter

9. Pipa Besi

10.Selang

11.Kawat

(4)

Alat yang digunakan adalah sebagi berikut:

1. Mesin Las

2. Gergaji Besi

3. Gergaji Kayu

4. Pahat Besi

5. Timbangan

6. Manometer

7. Goni

8. Ember

9. Palu

10.Kalkulator

11.Alat Tulis

Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode eksperimental untuk mengetahui

kemampuan dari alat penghasil dan penampung biogas yang dirancang dengan

menguji coba alat di Laboratorium Teknik Pertanian.

Prosedur Penelitian

1. Dirancang dan digambar bentuk alat penampumg biogas dari plastik

polietilen.

2. Ditentukan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat alat

penghasil dan penampumg biogas.

(5)

4. Dilakukan pekerjaan bahan (pemotongan, penggergajian, pengelasan,

pemasangan dan lainnya) sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah

dirancang

5. Ditimbang kotoran sapi sesuai dengan kebutuhan.

6. Ditimbang jerami padi sesuai dengan kebutuhan.

7. Dicampurkan kotoran sapi dan jerami padi dengan air.

8. Dilakukan pengadukan agar diperoleh campuran bahan yang homogen.

9. Dimasukkan bahan yang telah dicampurkan tersebut kedalam tangki

pencerna melalui saluran pemasukkan sesuai kebutuhan.

10.Ditutup saluran pemasukkan dan dipastikan dalam keadaan kedap udara.

11.Dilakukan perlakuan dan pengamatan parameter

Pengamatan Parameter

Adapun parameter yang diamati adalah:

1. Tekanan Biogas

Pengukuran tekanan biogas dilakukan dengan melihat angka atau nilai

yang ditunjukkan oleh manometer U yang terpasanag pada tangki pencerna dan

plastik pengumpul. Besarnya nilai tekanan yang ditunjukkan pada manometer U

menunjukkan besarnya tekanan biogas yang dihasilkan.

2. Lama Nyala Api

(6)

a. Biru (kelas I)

Kategori warna nyala api biru (kelas I) adalah warna nyala api yang dihasilkan

pertama kali sampai warna biru berubah menjadi biru kemerahan/merah.

b. Biru kemerahan/merah kebiruan (kelas II)

Kategori biru kemerahan/merah kebiruan (kelas II) adalah warna nyala api

yang dihasilkan pertama kali sampai warna biru berubah menjadi merah.

c. Merah (kelas III)

Kategori merah (kelas III) adalah warna nyala api yang dihasilkan pertama

kali.

4. Analisis Ekonomi

Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang

(7)

ABSTRACT

Biogas is a gas the can be produced from anaerobic fermentation of organic matters such as animal or human’s feces, agricultural wastes, or their combination in a digester. In this research the biogas was produced from mixture of cow dung and paddy hay. The aim of this research was to design of a drift biogas producer which was easy to be assembled, cheap, and had a best performance. The result of this experiment showed that the polyethylene digester had a: capacity of 0,25 m3, wet volume 0,2 m3, retention time 68 days, pressure 6,6350 psi, biogas volume of 0,6216 m3, flame time 9135 second (152,3 minute or 2,5 hour), and cost of production Rp 94,6 /litre. Biogas can be applied in a gas stove as for cook.

Keyword: Biogas, polyethylene, pressure, volume, flame time.

ABSTRAK

Biogas merupakan salah satu jenis energi yang dapat dibuat dan dibakar yang diproduksi melalui fermentasi anaerobik bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, limbah pertanian di dalam suatu ruang pencerna (digester). Biogas dalam penelitian ini berasal dari bahan campuran kotoran sapi dan jerami padi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat penghasil biogas dari plastik polietilen yang mudah dirakit, murah dan dapat berkinerja dengan baik. Penelitian ini menghasilkan digester yang berbahan dasar dari plastik polietilen dengan spesifikasi sebagai berikut: biodigester dengan kapasitas digester 0,25 m3, bahan isian 0,2 m3, waktu proses 68 hari, tekanan total 6,6350 psi, volume total gas 0,6216 m3, lama nyala api 9135 detik (152,3 menit atau 2,5 jam), dan analisis biaya produksi biogas Rp 94,6 /liter. Biogas yang dihasilkan dapat diaplikasikan ke kompor gas yang dapat digunakan untuk memasak.

(8)

RINGKASAN PENELITIAN

LATIF, ”Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas dari Plastik Polietilen”,

dibimbing oleh Ainun Rohanah sebagai ketua dan Achwil Putra Munir sebagai anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat penghasil

biogas dari plastik polietilen dengan melakukan studi pustaka, eksperimental,

serta pengamatan ke lapangan tentang alat penghasil biogas.

Parameter yang diamati adalah tekanan biogas, volume biogas, lama nyala

api, dan analisis ekonomi.

Dari analisis dapat dirangkumkan sebagai berikut:

Performansi Alat

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa alat penghasil biogas dari

plastik polieitlen ini memiliki performansi yang cukup baik karena dapat

diaplikasikan ke kompor biogas untuk memasak.

Tekanan gas

Tekanan gas diperoleh dengan menggunakan manometer U. Dari hasil

perhitungan diperoleh tekanan rata-rata yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas

dari plastik polietilen ini adalah 0,1106 psi/hari.

Volume Biogas

Volume biogas diperoleh dengan cara menghitung kenaikan tinggi

penampung gas per harinya. Dari hasil perhitungan diperoleh volume rata-rata

(9)

Lama Nyala Api

Lama nyala api diperoleh dari menghitung lamanya nyala api pada saat

pemakaian ke kompor biogas. Dari hasil perhitungan diperoleh lama nyala api

adalah 9135 detik (152,3 menit atau 2,5 jam).

Analisis Biaya Produksi Biogas (Rp/liter)

Biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas diperoleh dengan cara menghitung biaya tetap dan biaya tidak tetap. Dari hasil perhitungan

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Tanjung Anom, Afdeling IV Dolok

Sinumbah, Simalungun pada tanggal 16 Juni 1984 dari ayah Alm. Dalhar dan ibu

Boinah. Penulis merupakan anak ke empat dari 4 bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Laksamana Martadinata Medan dan

masuk perguruan tinggi melalui jalur SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa baru)

pada tahun 2003. Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian Departemen

Teknologi Pertanian di Universitas Sumatera Utara.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi Ikatan

Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) sebagai ketua Bidang Ekonomi periode

2006-2007 dan wakil ketua Bidang Dana dan Usaha di Mushola Fakultas

Pertanian periode 2005-2007. Penulis juga ikut dalam organisasi pemerintahan

Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai anggota Departemen Ekonomi periode

2007-2008 dan pernah ikut dalam anggota Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PTPN IV Dolok

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas dari Plastik

Polietilen”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ainun Rohanah, STP. MSi

selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Achwil Putra Munir, STP. MSi

selaku anggota pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan

membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

terima kasih khusus kepada Ayahanda Alm. Dalhar dan Ibunda Boinah serta

abang dan kakak: Heri, Lainah Amd. Kes., Suhendrianto, ST., Hartini, Spd.,

Bripda Mukhtar, Yuyun Wardani Harahap, adik Nurmayani dan juga kepada

seluruh warga Muslim Komplek Perumahan TPI Tanjung Sari terutama

kepada keluarga Bapak H. Hasanudin, Bapak Armein Lubis, Bapak H. Mariful,

Bapak Diwan Syahdu, Ahmad Zaki serta teman-teman di Teknik Pertanian

kepada Ahmad Ilmuwan, Indri, Indra, Leilil Muttaqin, Suherman, Erwin, Irva

serta anak-anak Mushala Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga skripsi ini bermanfaat

(12)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... iii

RINGKASAN PENELITIAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

Kotoran Sapi Penghasil Biogas ... 5

Proses Pembentukan Biogas ... 6

Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Biogas ... 7

Perbandingan C/N Bahan Isian ... 7

Karakteristik Plastik Polietilen ...13

METODOLOGI PENELITIAN ...15

Lokasi dan Waktu Penelitian ...15

Bahan dan Alat Penelitian ...15

(13)

Lama Nyala Api...21

Analisis Biaya Produksi ...21

HASIL DAN PEMBAHASAN ...23

Performansi Alat ...23

Tekanan Biogas ...24

Volume Biogas...25

Lama Nyala Api ...26

Analisis Biaya Produksi Biogas ...27

KESIMPULAN DAN SARAN ...30

Kesimpulan ...30

Saran ...30

DAFTAR PUSTAKA ...31

(14)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Komposisi dan persentase jumlah gas bio ... 4

2. Karakteristik kotoran sapi... 5

3. Perbandingan C dan N persentase berat kering unsur N dari beberapa jenis kotoran hewan dan tumbuhan ... 8

4. Kandungan rata-rata bahan kering berbagai jenis kotoran ...10

(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik hubungan antara lama fermentasi terhadap tekanan biogas ... 45

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar alat penghasil biogas dari plastik polietilen (tampak samping) ... 33

2. Gambar alat penghasil biogas dari plastik polietilen (tampak atas) ... 34

3. Diagram alir pembuatan biogas ... 35

4. Data tekanan biogas ... 36

5. Data volume biogas ... 38

6. Data daftar bahan pembuatan alat penghasil biogas dari plastik polietilen ... 40

7. Gambar alat penghasil biogas dari plastik polietilen ... 41

8. Gambar digester plastik polietilen ... 41

9. Gambar penampung gas plastik polietilen ... 42

10. Gambar perangkap uap air... 42

(17)

ABSTRACT

Biogas is a gas the can be produced from anaerobic fermentation of organic matters such as animal or human’s feces, agricultural wastes, or their combination in a digester. In this research the biogas was produced from mixture of cow dung and paddy hay. The aim of this research was to design of a drift biogas producer which was easy to be assembled, cheap, and had a best performance. The result of this experiment showed that the polyethylene digester had a: capacity of 0,25 m3, wet volume 0,2 m3, retention time 68 days, pressure 6,6350 psi, biogas volume of 0,6216 m3, flame time 9135 second (152,3 minute or 2,5 hour), and cost of production Rp 94,6 /litre. Biogas can be applied in a gas stove as for cook.

Keyword: Biogas, polyethylene, pressure, volume, flame time.

ABSTRAK

Biogas merupakan salah satu jenis energi yang dapat dibuat dan dibakar yang diproduksi melalui fermentasi anaerobik bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, limbah pertanian di dalam suatu ruang pencerna (digester). Biogas dalam penelitian ini berasal dari bahan campuran kotoran sapi dan jerami padi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat penghasil biogas dari plastik polietilen yang mudah dirakit, murah dan dapat berkinerja dengan baik. Penelitian ini menghasilkan digester yang berbahan dasar dari plastik polietilen dengan spesifikasi sebagai berikut: biodigester dengan kapasitas digester 0,25 m3, bahan isian 0,2 m3, waktu proses 68 hari, tekanan total 6,6350 psi, volume total gas 0,6216 m3, lama nyala api 9135 detik (152,3 menit atau 2,5 jam), dan analisis biaya produksi biogas Rp 94,6 /liter. Biogas yang dihasilkan dapat diaplikasikan ke kompor gas yang dapat digunakan untuk memasak.

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sekarang ini energi merupakan suatu permasalahan yang banyak

mendapat perhatian manusia. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang

telah ditetapkan pemerintah sangat membebani masyarakat sementara energi

yang tersedia seperti minyak bumi, batubara dan gas alam, persediaannya

semakin menipis. Sumber daya alam lainnya seperti kayu bakar saat ini masih

digunakan, namun penggunaan kayu bakar tersebut mempunyai jumlah yang

terbatas dan mempunyai efek samping yang tidak baik untuk kelestarian hutan

dan tanaman sehingga penggunaan kayu sebagai bahan bakar harus dikurangi.

Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila tidak bergantung pada bahan

bakar tersebut dan menggunakan sumber energi alternatif yang ramah

lingkungan, murah, mudah diperoleh dan dapat diperbaharui. Salah satunya

adalah energi biogas yang merupakan energi yang layak dipergunakan terutama

untuk mengatasi masalah energi di daerah pedesaan.

Pemilihan biogas sebagai sumber energi alternatif didasari pada

keunggulan yang dimilikinya, yaitu

1. Menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari

2. Kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan

sebagai pupuk organik yang sangat baik

3. Dapat mengurangi kadar bakteri patogen yang terdapat dalam kotoran yang

(19)

4. Dapat mengurangi permasalahan penanggulangan sampah kotoran menjadi

sesuatu yang bermanfaat.

(Ihwan, 2003).

Dalam membuat suatu unit biogas, kita memerlukan suatu tempat atau

wadah yang digunakan sebagai alat pencerna. Untuk itu kita membutuhkan

digester sebagai tangki pencernanya. Digester atau tangki pencerna ini dapat

terbuat dari bahan plastik, drum, ataupun beton, dimana bentuk dari digester

sama dengan meniru perut ternak untuk proses pencernaan (Yunus, 1995).

Sebenarnya beberapa desain digester yang telah dikenal dan umum

digunakan adalah jenis fixed dome dan floating drum. Tetapi kedua unit

biodigester ini relatif mahal dan proses pembuatan membutuhkan tenaga ahli,

karena memiliki konstruksi yang rumit. Sementara suku cadangnya tidak selalu

tersedia di pedesaan, sehingga kurang tepat untuk daerah pedesaan yang masih

terbatas SDM dan peralatannya. Selain itu, rata-rata penduduk pedesaan hanya

memiliki beberapa ekor sapi (3 - 5 ekor), sehingga diperlukan desain penampung

digester yang tidak terlalu rumit, mudah didapat dan tidak terlalu mahal. Salah

satunya dengan menggunakan plastik polietilen (Amaru, 2004).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat alat penghasil

(20)

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik Pertanian Departemen

Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengembangkan

teknologi ini.

3. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan biogas sebagai

(21)

TINJAUAN LITERATUR

Biogas

Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebahagian besar berupa metan

(yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbondioksida. Gas yang terbentuk

disebut gas rawa atau gas bio. Proses dekomposisi anaerob dibantu oleh

sejumlah mikrooganisme, terutama bakteri metan. Disamping itu terdapat

gas-gas lain yang komposisinya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi dan persentase jumlah gas bio

Jenis Gas Jumlah (%)

Methan (CH4) 54-70

Karbon Dioksida (CO2) 27-54

Nitrogen (N2) 0,5-2

Karbon Monoksida (CO) 0,1

Oksigen (O2) 0,1

Sumber: Hadi (1981)

Gas metana terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa

udara) oleh bakteri metan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas

yang mengurangai sampah-sampah yang banyak mengandung bahan

organik(biomassa) sehingga terbentuk gas metan (CH4) yang apabila dibakar

dapat menghasilkan energi panas. Gas metan sama dengan gas elpiji (Liquid

Petrolium Gas/LPG), bedanya gas metan hanya mempunyai satu atom C,

(22)

yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik ini dapat terbakar, berarti

mengandung sedikitnya 45% gas metan (Harahap, 1978).

Gas bio yang didominasi oleh gas metana, merupakan gas yang dapat

dibakar. Metana secara luas diproduksi di permukaan bumi oleh bakteri

pembusuk dengan cara menguraikan bahan organik. Bakteri metanogenesis

berperan dalam pembusukan. Bakteri ini terdapat di rawa-rawa, lumpur, sungai,

sumber air panas (hot spring), dan perut hewan herbivora seperti sapi dan

domba. Hewan-hewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan,

bila tidak ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa di dalam rumput

menjadi molekul-molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Gas yang

diproduksi oleh bakteri ini adalah gas metana (Meynell, 1976).

Kotoran Sapi Penghasil Biogas

Pada umumnya komposisi kotoran sapi memiliki karakteristik yang dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik kotoran sapi

Komponen Massa (%)

Total padatan 3-6

Total padatan volatile (mudah menguap) 80-90

Total Kjeldahl Nitrogen 2-4

Selulosa 5-20

Lignin 5-10

Hemiselulosa 20-25

Sumber : Kumbahan dan industri (1979).

Kotoran sapi merupakan substrat yang dianggap paling cocok sebagai

sumber pembuat gas bio, karena substrat tersebut telah mengandung bakteri

(23)

bakteri di dalam usus besar ruminansia tersebut membantu proses

fermentasi, sehingga proses pembentukan gas bio pada tangki pencerna dapat

dilakukan lebih cepat. Walaupun demikian, bila kotoran tersebut akan langsung

diproses dalam tangki pencerna, perlu dilakukan pembersihan terlebih dahulu

(Sufyandi, 2001).

Proses Pembentukan Biogas

Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi dalam tiga tahap

yaitu:

1. Tahap hidrolisis

Pada tahap ini, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim

ekstraseluler (selulose, amilase, protease, dan lipase) mikroorganisme. Bakteri

memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks, protein dan lipida menjadi

senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi

monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptida dan asam amino.

2. Tahap asidifikasi (pengasaman)

Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai

pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan

karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat

tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat,

(24)

mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik,

asam amino, karbondioksida, H2S dan sedikit gas metana.

3. Tahap pembentukan gas metana

Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan

berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai

contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk

membentuk metana dan CO2. bakteri penghasil asam dan gas metana bekerja

sama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfer

yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk

gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam

(Sufyandi, 2001).

Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Biogas

Banyak faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan biogas, diantaranya:

1. Perbandingan C/N Bahan Isian

Rasio C/N adalah perbandingan kadar karbon(C) dan kadar Nitrogen (N)

dalam satuan bahan. Semua mahluk hidup terbuat dari sejumlah besar bahan

Karbon (C) dan Nitrogen (N) dalam jumlah kecil. Untuk menjamin semuanya

berjalan lancar, unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan mikroba harus tersedia

secara seimbang. Dalam pertumbuhan mikroba yang optimum biasanya

dibutuhkan perbandingan unsur C : N : P sebesar 100 : 2,5 : 0,5 (Yuwono, 2005).

Ternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba rata-rata lebih lama

dalam menghasilkan gas bio dibandingkan dengan ternak non ruminansia.

(25)

sehingga rasio C/N-nya tinggi akibatnya perkembangan mikroba pembentuk gas

lebih lama dibandingkan yang bermutu tinggi. Tinggi rendahnya mutu ini

tergantung pada nilai N (nitrogen) di dalam ransum. Namun demikian nilai N

juga tergantung pada C (karbon). Jadi, perbandingan C dan N akan menentukan

lama tidaknya proses pembentukan gas bio (Yunus, 1995).

Bahan isian dilihat dari persentase kandungan C dan N (C/N=30). Untuk

mencapai kandungan C/N=30, biasanya dilakukan pencampuran antara bahan

tumbuhan dan kotoran hewan atau manusia. Kandungan C dan N pada beberapa

bahan dinyatakan dalam tabel berikut.

Tabel 3. Perbandingan C dan N persentase berat kering unsur N dari beberapa jenis kotoran hewan dan tumbuhan

Jenis Bahan Perbandingan C/N N Berat Kering (%) Manusia Sumber : Wulandari (2006).

Ternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba rata-rata lebih lama

dalam menghasilkan gas bio dibandingkan dengan ternak non ruminansia.

Lamanya produksi gas bio disebabkan oleh mutu pakan yang lebih rendah,

sehingga rasio C/Nnya tinggi akibatnya perkembangan mikroba pembentuk gas

(26)

Imbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam bahan

organik sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Imbangan

C/N yang optimum bagi mikroorganisme perombak adalah 25-30. Kotoran

(feses dan urine) sapi perah mempunyai kandungan C/N sebesar 18. Karena itu

perlu ditambah dengan limbah pertanian lain yang mempunyai C/N yang

tinggi atau lebih dari 30. Bahan baku isian berupa bahan organik seperti

kotoran ternak, limbah pertanian, sisa dapur dan sampah organik. Bahan

isian harus terhindar dari bahan anorganik seperti pasir, batu, beling dan plastik

(Simamora, dkk, 2006).

2. Lama Fermentasi

Secara umum menurut Sweeten (1979), yang dikutip oleh Fontenot

(1983), menerangkan bahwa proses fermentasi/pencernaan limbah ternak di

dalam tangki pencerna dapat berlangsung 60-90 hari, tetapi menurut Sahidu

(1983), hanya berlangsung 60 hari saja dengan terbentuknya gas bio pada hari

ke-5 dengan suhu pencernaan 28 oC, sedangkan menurut Hadi (1981), gas bio

sekitar 10 hari.

3. Temperatur

Tempertur yang tinggi akan memberikan hasil biogas yang baik. Namun

suhu tersebut sebaiknya tidak boleh melebihi suhu kamar. Bakteri ini hanya

dapat subur bila suhu disekitarnya berada pada suhu kamar. Suhu yang baik

untuk proses pembentukan biogas berkisar antara 20-40 oC dan suhu optimum

antara 28-30 oC (Paimin, 2001).

(27)

27oC-28oC. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai

dengan waktunya. Tetapi berbeda bila temperatur terlalu rendah (dingin), maka

waktu untuk membentuk biogas akan lebih lama (Paimin, 2001).

4. Kandungan Bahan Kering

Bahan isian dalam pembuatan bio gas harus berupa bubur. Bentuk bubur

ini dapat diperoleh bila bahan bakunya mempunyai kandungan air yang tinggi.

Bahan baku dengan kadar air yang rendah dapat dijadikan berkadar air tinggi

dengan menambahkan air ke dalamnya dengan perbandingan tertentu sesuai

dengan kadar bahan kering bahan tersebut. Bahan baku yang paling baik

mengandung 7-9 % bahan kering (Paimin, 2001).

Aktivitas normal dari mikroba metan membutuhkan sekitar 90% air dan

7-10% bahan kering dari bahan masukan untuk fermentasi. Dengan demikian

isian yang paling banyak menghasilkan biogas adalah yang mengandung 7-9%

bahan kering. Untuk kandungan kering sejumlah tersebut bahan baku isian

biasanya dicampur dengan air dengan perbandingan tertentu. Sebagai contoh

bahan baku kotoran sapi harus dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1

atau 1:1,5.

Tabel 4. Kandungan rata-rata kandungan bahan kering berbagai jenis kotoran

Jenis Kotoran Bahan Kering (%)

Ayam/Burung

(28)

karena itu, sebaiknya setiap unit pembuat biogas dilengkapi alat pengaduk.

Pemasangan alat pengaduk harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai

terjadi kebocoran pada tangki pencerna (Paimin, 2001).

Sebelum bahan isian dimasukkan ke dalam digester terlebih dahulu

dilakukan pengadukan, dimana tujuan dari pengadukan ini adalah untuk

menyeragamkan atau menghomogenkan bahan isian. Jika tidak dilakukan

pengadukan akan terjadi penggumpalan atau pengendapan bahan organik yang

menyebabkan terhambatnya biogas ( Jiwantor2005).

Pada hari ke 30 fermentasi jumlah gas bio yang terbentuk mencapai

maksimal, dan setelah 30 hari fermentasi terjadi penurunan jumlah gas bio

(Sembiring, 2004).

Digester Biogas

Reaktor skala menengah telah bersifat komersil, karena dipasarkan secara

bebas dan mendapatkan pengakuan. Dilihat dari sisi konstruksinya, pada

umumnya reaktor biogas dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :

1. Fixed Dome (Tangki Tetap)

Reaktor biogas fixed dome mewakili konstruksi reaktor yang memiliki

volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan di dalam

reaktor.

2. Floating Drum (Tangki Terapung)

Reaktor biogas floating drum berarti ada bagian pada konstruksi reaktor yang

(29)

produksi gas dalam reaktor biogas. Tangki ini dapat dibedakan atas dua jenis.

Jenis pertama ialah tangki yang diletakkan diatas bahan mentah yang sedang

berfermentasi di dalam tangki. Sedangkan jenis kedua ialah tangki yang

diletakkan diatas air dalam satu tangki yang berbeda. Tiang-tiang penunjuk

perlu digunakan supaya tangki terapung tidak saling bersinggungan.

(Indartono, 2005).

Digester biogas dari plastik polietilen mempunyai komponen utama,

yaitu:

1. Pipa inlet yang berfungsi sebagai jalan masuk bagi bahan baru yang akan

diproses menjadi gas bio

2. Pipa outlet yang berfungsi sebagai jalan keluar untuk bahan yang telah

diproses yang selanjutnya dimanfaatkan untuk hal lain

3. Digester, tempat pencernaan bahan oleh bakteri anaerobik dan kemudian

diubah menjadi gas bio

4. Pipa penyaluran gas, tempat menyalurkan gas dari digester ke

penampungan gas

5. Perangkap uap air yang berfungsi sebagai tempat memisahkan uap air

dari gas yang disalurkan menuju penyimpanan gas, apabila uap air

terkondensasi tidak dipisahkan dapat menyebabkan saluran gas terhambat

6. Penampung gas, tempat untuk menyimpan gas yang dihasilkan dari

(30)

1. Tipe batch feeding (bak atau tetap)

Pada tipe batch (bak), bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah

(ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses degradasi. Ini umum

digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari suatu

jenis limbah organik. Tipe ini tidak efektif bila digunakan untuk kebutuhan

masyarakat, sebab sulit untuk pergantian materi setiap rentang waktunya.

Jadi banyaknya biogas yang dihasilkan sangat tergantung dari banyaknya

bahan isian

2. Tipe continous feeding (mengalir)

Sedangkan pada jenis mengalir, ada aliran bahan baku masuk dan residu

keluar pada selang waktu tertentu sesuai dengan keinginan. Pengisian bahan

baku kedalam digester dilakukan secara continue yakni setiap hari, dilakukan

pada minggu ketiga dan keempat setelah pengisian awal dan demikian

rentang waktu selanjutnya mengikuti pola diatas tanpa mengeluarkan atau

membuang bahan isian awal.

(Indartono, 2006).

Produksi gas bio yang dihasilkan dari bahan kotoran sapi mencapai 1,4

m3/hari atau setara dengan 0,8 liter minyak tanah per hari, apabila menggunakan

biodigester dengan kapasitas 8,8 m3. Lama waktu pemanfaatan alat ini

bergantung pada spesifikasi penyimpan gas dalam plastik polietilen. Untuk itu

pemanfaatan tungku pemasak selama 4-5 jam memerlukan alat biodigester

(31)

Karakteristik Plastik Polietilen

Polietilen (disingkat PET, PETE atau dulu PETP, PET-P) adalah suatu

rantai yang panjang (polimer

diproduksi dalam

makanan dan dikombinasikan dengan serat kaca dalam teknik. PET dapat

berwuj

tembus pandang (Wikipedia, 2007).

Plastik polietilen telah umum digunakan dalam bidang pertanian

misalnya mulsa plastik, pengaliran air dengan tekanan rendah, saluran irigasi,

dan menaungi tempat pembibitan adalah beberapa contoh di bidang pertanian

yang memanfaatkan plastik polietilen (Amaru,2004).

Plastik polietilen walaupun memiliki ketahanan yang rendah terhadap

kerusakan mekanik tetapi memiliki tingkat pemuaian yang tinggi dan cukup

tahan untuk melarut. Keuntungan dari bahan plastik adalah ringan, merupakan

penahan panas dan listrik yang baik, mudah dibuat dan dibentuk. Selain itu

plastik tidak berkarat dan memiliki keuntungan yang lebih dari besi (Amaru, dkk,

2006).

Plastik polietilen memiliki sifat-sifat diantaranya:

Tabel 5. Sifat dan kekuatan plastik poletilen

Sifat Kekuatan

(32)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - September 2008 di

Laboratorium Teknik Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Departemen

Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Plastik Polietilen

2. Kotoran Sapi

3. Air

4. Jerami padi

5. EM4

6. PVC Socket Drat Luar

7. PVC Socket Drat Dalam

8. Bambu

9. Paku

10.Selang

11.Kran Gas

12.Lem Pipa

13.Pentil Ban

14.Isolasi Pipa

(33)

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Cangkul

2. Gergaji Kayu

3. Timbangan

4. Manometer Air

5. Gunting

6. Goni

7. Tang

8. Ember

9. Martil

10.Parang

11.Pisau

12.Kalkulator

13.Alat Tulis

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk mengetahui

kemampuan dari alat penghasil biogas dari plastik polietilen yang dirancang

dengan menguji coba alat di Laboratorium Teknik Pertanian.

Prosedur Penelitian

(34)

2) Pembuatan Alat Penghasil Biogas dari Plastik Polietilen

a. Pembuatan Digester (Tangki Pencerna)

- Disediakan 2 buah plastik polietilen dengan ukuran masing-masing:

• Panjang : 1 m

• Diameter : 0,954 m

- Disediakan 2 buah pipa PVC berdiameter 4 inci dan panjang pipa

0,7 m

- Dipasang dan diikat kuat pada masing-masing ujung plastik

- Dibuat lubang pada sisi plastik dengan diameter 0,5 inci dan posisi

lubang tepat di tengah sisi plastik sebagai tempat melekatnya saluran

outlet (pengeluaran gas) dan dipasang pipa T

b. Pembuatan Lubang Digester di atas Tanah

- Lubang dibuat dengan ukuran:

- Panjang : 1 m

- Lebar : 0,9 m

- Kedalaman : 0,9 m

- Dipotong 4 keping triplek dengan ukuran:

- 2 keping dengan ukuran panjang 0,9 m dan lebar 0,9 m, dimana

pada masing-masing ujung triplek dilubangi sebagai tempat pipa

- 2 keping dengan ukuran panjang 1 m dan lebar 0,9 m

c. Pembuatan Saluran Outlet (Pengeluaran Gas)

(35)

- Dipotong dan dilubangi masing-masing 2 buah plastik jerigen bekas

oli dan ban dalam mobil (seperti cincin) dimana ukuran lubang

disesuaikan dengan diameter selang

- Dirangkaikan masing-masing 1 buah plastik jerigen oli dan ban

dalam mobil ke PVC socket drat dalam

- Dimasukkan PVC socket drat dalam ke dalam plastik polietilen dan

dijepit dengan menggunakan socket drat luar yang dilapisi dengan

plastik jerigen bekas oli dan ban dalam mobil

d. Pembuatan Penampung Gas

- Disediakan plastik Polietilen dengan ukuran:

• Panjang 1 m

• Diameter 0,954 m

- Diambil 4 batang bambu dengan panjang bambu 2 m

- Dipotong 2 buah papan yang ukurannya 0,9 m

Uji Kebocoran Penampung Gas

- Plastik penampung gas dimasukkan angin dan ditunggu beberapa

jam, jika plastik mengecil berarti plastik mengalami kebocoran

- Penambalannya dapat dilakukan dengan menggunakan isolasi

ataupun lem plastik

(36)

- Dipasang 2 buah papan dimana satu papan diletakkan di bawah

penampung gas (sebagai alas) dan satu lagi diletakkan di atas

penampung gas (sebagai pemberat)

- Diletakkan plastik polietilen ditengah-tengah bambu sebagai tempat

penampung gas

- Dimasukkan digester plastik poletilen ke dalam lubang digester

3) Penyiapan Bahan Isian

Bahan yang digunakan berupa campuran kotoran sapi, jerami padi, air,

dan EM4 (Effective Mikroorganism) sebagai starter. EM4 yang digunakan

sebanyak 47,7 ml.

Banyaknya bahan campuran dan air digunakan perbandingan 1:1,5.

Untuk memperoleh volume total campuran 200 liter yaitu :

• Bahan campuran : 80 liter

• Air : 120 liter

Banyaknya jerami padi yang dicampurkan ke dalam kotoran sapi untuk

memperoleh kandungan C/N 30 dan volume bahan campuran 80 liter adalah

menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Bahan Masukan

C/N %N Berat

(Kg)

Kandungan C (Kg) Kandungan N (Kg)

(37)

Berdasarkan perhitungan di atas maka bahan campuran yang dibutuhkan

yaitu kotoran sapi sebanyak 61,25 kg dan jerami padi sebanyak 18,75 kg.

4) Proses Pemasukan Bahan ke dalam Alat Penghasil Biogas

Proses pencampuran bahan isian (kotoran sapi, jerami padi, air dan EM4)

dilakukan di dalam ember sampai diperoleh campuran yang homogen. Setelah

campuran benar-benar homogen, maka dilanjutkan pengisian ke dalam digester

yang dilakukan pada hari yang sama.

5) Proses Fermentasi

Fermentasi yang dilakukan pada proses pembentukan biogas yaitu

fermentasi anaerob. Oleh karena itu digester harus diamati dan diawasi jangan

sampai terjadi kebocoran, karena sedikit saja isian digester kontak udara luar,

maka fermentasi tidak akan berlangsung. Setelah 7 hari fermentasi dilakukan

pembuangan gas yang ada pada tangki pengumpul dengan tujuan agar gas yang

masih banyak mengandung CO2 terbuang. Kemudian dilakukan pengamatan

parameter dimulai pada hari ke-8.

Pengamatan Parameter

Adapun parameter yang diamati adalah:

1. Tekanan Biogas

(38)

2. Lama Nyala Api

Lama nyala api dihitung dengan melihat lamanya waktu yang terpakai

pada kompor gas mulai dari api menyala hingga api mati.

3. Analisis Biaya Produksi Biogas (Rp/liter)

Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang

dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya untuk menghasilkan biogas = BTT C x

BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/tahun)

x = Total jam kerja per tahun (jam/tahun)

C = Kapasitas alat (jam/kg)

a. Biaya tetap (Rp/tahun)

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari:

1) Biaya penyusutan

D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alat (Rp)

S = Nilai akhir (10% dari P) (Rp)

(39)

2) Biaya bunga modal

i = Persentase bunga modal (15%)

3) Biaya Pajak

Di Indonesia masih belum ada ketentuan besar pajak secara khusus

untuk peralatan pertanian, diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 2%

per tahun dari nilai awalnya.

4) Biaya Gudang

Biaya gudang ataupun gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%,

rata-rata diperhitungkan 1% dari nialai awal (P) per tahun.

b) Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari:

1) Biaya Reparasi/perbaikan

Biaya reparasi ataupun perbaikan dapat dihitung dengan persamaan:

BR=

(40)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performansi Alat

Alat penghasil biogas dari plastik polietilen ini terbuat dari bahan yang

murah dan mudah didapat, yaitu terbuat dari plastik yang biasa digunakan dalam

bidang pertanian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amaru (2004) yang

menyatakan bahwa plastik polietilen telah umum digunakan dalam bidang

pertanian misalnya mulsa plastik, pengaliran air dengan tekanan rendah, saluran

irigasi, dan menaungi tempat pembibitan.

Digester biogas dari plastik polietilen mempunyai komponen-komponen

utama, diantaranya:

1. Digester

2. Perangkap uap air

3. Penampung gas

Hal ini sesuai dengan pernyataan Amaru (2004), yang menyatakan bahwa

Digester biogas dari plastik polietilen mempunyai komponen-komponen utama,

yaitu: pipa inlet, pipa outlet, digester, perangkap uap air, dan penampung gas.

Alat penghasil biogas dari plastik polietilen ini bekerja dengan cara

memasukan bahan isian (kotoran sapi, jerami padi, air, dan EM4) dengan

perbandingan 1:1,5 melalui saluran pemasukan. Campuran bahan terlebih dahulu

diaduk secara merata (homogen), agar pemasukan bahan ke digester berlangsung

dengan baik. Untuk mengkondisikan digester anaerobik maka pada lubang

(41)

Produksi gas yang dihasilkan dari fermentasi anaerob oleh digester mulai

pada hari ke-8. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi (1981) yang menyatakan

bahwa produksi biogas sudah terbentuk sekitar 10 hari. Gas yang dihasilkan

dengan sendirinya akan mengalir ke plastik pengumpul gas. Sebelum gas

disalurkan ke plastik penampung, terlebih dahulu gas akan disalurkan ke

perangkap uap air yang berfungsi memisahkan uap air dari gas sehingga gas

yang dihasilkan akan sempurna. Kemudian gas akan mengalir ke plastik

penampung gas.

Di atas plastik pengumpul gas diletakan papan yang berfungsi sebagai

pemberat. Dengan adanya tekanan dari papan ini gas akan mengalir ke kompor

gas melalui pipa pengalir gas. Besar kecilnya api dapat disesuaikan dengan

mengubah-ubah posisi kran gas yang terletak di bawah plastik pengumpul.

Tekanan Biogas

Tekanan biogas selama fermentasi cenderung mengalami perubahan

yaitu mengalami kenaikan dan penurunan. Dari grafik di bawah dapat dilihat

perubahan tekanan selama fermentasi.

(42)

Dari gambar 1. dapat dilihat bahwa tekanan biogas tertinggi adalah pada

hari ke-28 fermentasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi (1981) yang

menyatakan bahwa penambahan waktu fermentasi dari 10 hari sampai 30 hari

meningkatkan produksi biogas sekitar 50 %. Sedangkan pada penelitian ini hari

ke- 28 fermentasi tekanan biogas cenderung mengalami penurunan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Sembiring (2004) yang menyatakan bahwa pada hari

ke-30 fermentasi jumlah gas bio yang terbentuk mencapai maksimal, dan setelah

30 hari fermentasi terjadi penurunan jumlah biogas.

Tekanan biogas mulai terjadi pada hari ke-8 sebesar 0,0854 Psi. Hal ini

berarti biogas telah dihasilkan pada hari ke-8 dan mencapai tekanan maksimum

pada hari ke-28. Total tekanan biogas sampai hari ke 70 sebesar 6,7950 Psi

sehingga rata-rata tekanan per harinya adalah 0,1096 Psi. Dengan tekanan

tersebut, alat penghasil biogas dari plastik polietilen ini dapat dipergunakan

untuk menyalakan api pada kompor gas.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian saudara Lazuardy (2008) yaitu

tekanan maksimum terjadi pada hari ke-29, berarti tekanan maksimum masih

dalam waktu fermentasi dibawah hari ke-30. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hadi (1981) yang menyatakan bahwa penambahan waktu fermentasi dari 10 hari

sampai 30 hari meningkatkan produksi biogas sekitar 50 %.

Volume Biogas

Perubahan volume pada alat penghasil biogas ini dimulai pada hari

(43)

0

Gambar 3. Grafik volume biogas per hari

Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa semakin lama proses fermentasi

semakin banyak volume gas yang dihasilkan. Hal ini ditandai dengan

semakin besar volume dari plastik polietilen yang mengembang, dimana

selama 60 hari diperoleh tinggi 87 cm (0,87 m) dan total volume gasnya

0,6216 m3 (Lampiran 5).

Jika dilihat dari hasil penelitian Amaru (2006) yang menyatakan bahwa

biodigester dengan bahan isian 8,8 m3 dapat menghasilkan biogas 1,4 m3 per

harinya maka alat penghasil biogas dari plastik polietilen dengan volume

bahan isian 200 liter (0,2 m3) dapat menghasilkan biogas 0,6216 m3/hari atau

621,6 liter/hari sudah memiliki produksi yang baik.

Lama Nyala Api

(44)

Dari hasil penelitian selama 60 hari, plastik polietilen dapat menampung

gas sebanyak 0,6216 m3 dengan tinggi penampung gas 87 cm. Untuk merebus air

dengan volume 1,5 liter memerlukan waktu 21 menit atau 1260 detik dengan

penurunan tinggi 12 cm. Jadi dengan tinggi 87 cm dapat merebus air sebanyak

10,9 liter.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Amaru (2006) yang

menyatakan bahwa biodigester dengan kapasitas penampung gas 2,5 m3 dapat

dimanfaatkan untuk tungku pemasak selama 4-5 jam, maka alat penghasil biogas

dari plastik polietilen ini dengan kapasitas volume penampung gas 0,6216 m3

memiliki lama nyala api 9135 detik atau 152,3 menit (2,5 jam), sudah

memiliki nyala api yang baik.

Analisis Biaya Produksi Biogas (Rp/liter)

Analisis ini berguna untuk mengetahui apakah layak atau tidaknya suatu

alat untuk digunakan dalam menghasilkan suatu produk. Dengan analisa

ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan

alat akan dapat diperhitungkan.

Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang

dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.

1. Biaya tetap (Rp/tahun)

(45)

b. Biaya bunga modal

Total Biaya tetap = Rp.125.950,-/tahun.

2) Biaya Tidak Tetap (Rp/jam)

a. Biaya Reparasi

Biaya perawatan adalah sebesar 10% dari nilai awal dibagi 7200 jam

Biaya Perawatan = 10% x Rp jam

Biaya bahan isian diperoleh dari total biaya bahan isian dibagi dengan

lama fermentasi.

Total biaya tidak tetap = Rp.18,019/jam.

Sehingga total biaya penghasil biogas dapat diperoleh dari persamaan

(46)

=

Biaya produksi untuk menghasilkan biogas:

= Rp jam x jam liter

Berdasarkan nilai diatas dapat diketahui bahwa biaya yang harus

dikeluarkan untuk menghasilkan biogas adalah Rp.3,907/liter. Jika dibandingkan

dengan harga LPG per kilogram, maka alat ini memiliki biaya yang sedikit

jauh berbeda dengan LPG dipasaran yaitu Rp.6.250 /kg dan harga satu buah

tangki yang berisi 12 kg adalah Rp.500.000,-. Maka biaya yang dibutuhkan

untuk membeli gas LPG adalah Rp.47.816,7 /kg atau setara dengan

Rp.96,6 /liter (ρ LPG = 2,02 kg/m3).

Dengan melihat harga produksi di atas maka alat ini dari segi ekonomis

cukup menguntungkan. Begitu juga jika dilihat dari segi pemanfaatan limbah

pertanian maka cukup baik, karena dengan alat ini gas yang dihasilkan dari

limbah pertanian tersebut dapat dimanfaatkan, secara tidak langsung dapat

mengurangi pencemaran lingkungan, dan jika bahan isian tidak berproduksi lagi

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Alat penghasil biogas dari plastik polietilen terbuat dari bahan yang

murah dan mudah didapat.

2. Tekanan rata-rata biogas yang diperoleh oleh alat penghasil biogas dari

plastik polietilen adalah 0,1106 psi/hari.

3. Volume biogas yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas dari plastik

polietilen adalah 0,6216m3.

4. Lama nyala api yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas dari plastik

polietilen adalah 9135 detik (152,3 menit atau 2,5 jam).

5. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat penghasil biogas dari plastik

polietilen adalah

Rp.220.000,-6. Biaya produksi yang diperlukan untuk menghasilkan biogas adalah

Rp.3,907 /liter.

Saran

1. Untuk menghasilkan produksi biogas yang lebih besar maka diperlukan

volume bahan isian yang banyak.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Amaru, K., 2004. Uji Kinerja Biodigester Plastik Polietilen Skala Kecil.

Amaru, K., M. Abimayu, D.Y. Sari dan I. Kamelia, 2006. Teknologi Digester. Gas Bio Skala Rumah Tangga.

Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fontenot, J.p, L.W. smith and A.L. Sutton, 1983. Alternative Utilization of Animal Waste. J. Anim. Sci. Vol57. London.

Hadi, N., 1981. Gas Bio Sebagai Bahan Bakar. Lemigas, Cepu.

Harahap, F.M., 1978. Teknologi Gas Bio. Pusat Tenologi Pembangunan ITB, Bandung.

Ihwan, 2003. Alternatif Ketika BBM Menipis. [11 Februari 2008].

Indartono, Y. S., 2005. Reaktor Biogas Skala Kecil dan Menengah (Bagian Pertama). http://www.beritaiptek.com/static.php. [11 Februari 2008].

Indartono, Y. S., 2005. Reaktor Biogas Skala Kecil / Menengah. INDENI. Indonesia Energy Information Center - Bio Energy. http://

Jiwantoro, 2005. Infrastruktur Pembangkit Biogas.

[15 Februari 2008].

Kumbahan dan Industri, 1979. Sekeliling Effluen Kumbahan dan Industri. [15 Februari 2008].

Lazuardy, I., 2008. Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. USU, Medan.

LIPI, 2005. Biogas, Sumber Energi Alternatif.

(49)

Meynell,1976. Energy For World Agricultural, FAO-UN. Roma.

Paimin, 2001. Alat Pembuat Biogas Dari Drum. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sahidu, S., 1983. Kotoran Sapi Sebagai Sumber Energi. Dewaruci Press, Jakarta.

Simamora, S., Salundik, Sri. W., Surajudin, 2006. Membuat Biogas. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Sufyandi, A., 2001. Informasi Teknologi Tepat Guna untuk Pedesaan Biogas, Bandung.

Suriawiria dan Unus H., 2002. Menuai Biogas Dari Limbah.

Wikipedia, 2007.

Wulandari, D., 2006. Biomass Energi.Center For Research on Engineering Application in Tropical, LPPM-IPB. Bogor.

Yunus, M., 1995. Teknik Membuat Dan Memanfaakan Unit Gas Bio. Univesitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

(50)

Lampiran 3. Diagram alir pembuatan biogas

8. Plastik penampung 9. Pipa ke kompor gas 10. Kran gas

(51)

Tidak Tidak

Lampiran 4. Data tekanan (P) biogas

Hari P P P

ke- (N/m2) (atm) (psi)

(52)
(53)

Lampiran 5. Data volume biogas

Hari Tinggi Penampung Volume Penampung

ke- (m) (m3)

8 0.13 0.0929

9 0.13 0.0929

11 0.13 0.0929

12 0.13 0.0929

(54)
(55)

Lampiran 6. Daftar bahan dalam pembuatan alat penghasil biogas dari plastik polietilen

Nama Alat Jumlah Harga Satuan Harga Total

Plastik Polietilen 6 m Rp 9.000 Rp 54.000

Pipa PVC, D = 0,5” 1 m Rp. 12.000 Rp. 6.000

Stop Kran 3 pcs Rp. 6.000 Rp. 18.000

Pipa T PVC 2 pcs Rp. 1.500 Rp. 3.000

(56)

Total biaya pembuatan alat penghasil dari plastik polietilen adalah Rp. 220.000,-

Bahan Isian Jumlah Harga

Kotoran sapi 62 kg Rp. 10.000

Jerami Padi 18 kg -

Air 120 l -

EM4 47,7 ml Rp. 572,4

(57)
(58)
(59)

Gambar

Tabel 1. Komposisi dan persentase jumlah gas bio
Tabel 2. Karakteristik kotoran sapi
Tabel 3. Perbandingan C dan N persentase berat kering unsur N dari beberapa     jenis kotoran hewan dan tumbuhan
Tabel 4.  Kandungan rata-rata kandungan bahan kering berbagai jenis kotoran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Legenda Malaka Nongsa Ruko Taman Eden 9 Taman Baloi Mesjid Bukit Indah Sukajadi Crown Hill Teluk Tering Trikarsa Ekualita 2 Nongsa Bengkong Kolam 2 Sadai Bengkong Palapa Swadaya

Fakta empiris yang terjadi di Departemen Human Resouces PT Vale Indonesia Tbk adalah sebagian karyawan yang kurang menyadari bahwa pentingnya knowledge management dalam

Sesuai dengan pengertian dakwah transformatif yang telah disampaikan oleh beberapa ahli diatas maka dapat dilihat bahwa salah satu bentuk dawah transformatif yang dilakukan

Peresmian anggota BPD pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usul Anggota

ideo musik atau yang lebih dikenal dengan video klip adalah satu bentuk karya seni berwujud audio visual yang bisa dinikmati oleh khalayak ramai.. Video musik juga merupakan salah

Berdasarkan uraian tersebut dapat terlihat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan realisasi subsidi BBM di Indonesia selalu melebihi jumlah yang dianggarkan

Faktor internal dan eksternal dari segmen usaha ikan hias yang telah ditentukan selanjutnya diolah untuk mengetahui posisi strategis pada usaha budidaya kelompok Mitra

IPA sangat identik dengan pembelajaran praktik akan tetapi di SD Tegalrejo 02 kelas 3 dalam pembelajaran materi perubahan sifat benda akibat diletakkan diudara