• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Ketersediaan Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Ketersediaan Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI DENGAN

PENGGUNAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan

dan Informasi.

D i s u s u n

Oleh:

IRMA EFRIDA HARAHAP 050709034

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN

DAN INFORMASI

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi :Hubungan Ketersedian Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi

Pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang

Oleh : Irma Efrida Harahap

NIM : 050709034

Pembimbing I : Drs. Jonner Hasugian, M.Si NIP 131658673

I

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Drs. Syakirin Pangaribuan, SH

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Ketersedian Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi

Pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang

Oleh : Irma Efrida Harahap

NIM : 050709034

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

NIP 131658673

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syahron Lubis, MA

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah suatu karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai

suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu untuk dimuat pada

media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat dan gagasan penulis

dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, Agustus 2010

Penulis,

Irma Efrida Harahap

(5)

ABSTRAK

Harahap, Irma Efrida. 2010. “HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI DENGAN PENGGUNAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi dengan penggunaan koleksi di Perpustakaan UNP. Penelitian ini berlokasi di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang, Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang, 25131.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Padang yaitu sebesar 27.654 orang yang secara otomatis terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengunakan rumus Slovin dan jumlah populasi sebesar 27.654 maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 100 orang. Individu sampel dalam penelitian ini ditentukan secara aksidental. Pengukuran dilakukan dengan skala likert. Untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi terhadap penggunaan koleksi di perpustakaan UNP digunakan teknik korelasi Product Moment.

Hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi r adalah 0,73. Artinya, terdapat hubungan kedua variabel yang kuat. Pada tingkat kepercayaan

90% atau α 0.1, diperoleh nilai r tabel adalah 0,256. Karena nilai r hitung (0,73) >

r tabel (0,256), maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ketersediaan koleksi dengan penggunaan koleksi perpustakaan. Hasil Uji determinasi diperoleh sebesar 53%. Artinya variabel ketersediaan koleksi dapat menjelaskan variabel penggunaan koleksi perpustakaan sebesar 53%. Sisanya sebesar 47% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya yang begitu besar yang telah diberikan, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Hubungan

Ketersedian Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi Pada Perpustakaan Universitas

Negeri Padang”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh

gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Perpustakaan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, Penulis menyadari bahwa dalam penyajian

dan penyampaian isi masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, motivasi dan

bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis

mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu secara

moral maupun material. Penulis mengucapkan terimaksih kepada :

1. Bapak Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra dan Dosen pembimbing I

yang telah memberikan waktu, semangat serta bimbingan dan arahan

bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, selaku dosen pembimbing I penulis yang

telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang

bermanfaat dalan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ishak. SS.M.Hum selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra USU.

5. Seluruh Staf Pengajar dan staff administrasi Program Studi Ilmu

Perpustakaan Dan Informasi yang telah memberikan saran dan

bimbingan kepada penulis.

6. Bapak Drs. Sutarman Karim. M.Si, yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di Perpustakaan

(7)

7. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Negeri Padang yang

memberikan kesempatan dan bantuan bagi penulis untuk

mengumpulkan data penelitian.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Mara Jungjung Harahap SH, Ibunda

Mawar Siregar, Oppungku H. Lukman Hakim Harahap. Oppungku

Hj.Jamilah Siregar, Oppungku Hj.Tigona Siregar, Kakakku Masro

Hayati Harahap S.Pd, Abangku Muhammad Hakim Harahap SH,

Adikku Sarina Harahap & Anwar Ibrahim Harahap, Abang Iparku

Mora Parlindungan Siregar S.E serta Edaku Ani Mastina Siregar AM.

Keb, dan adikku Tiaropa AM. Keb yang senantiasa mencurahkan

kasih saying, do’a, semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Buat Sepupuku Kak Jogi Harahap, Masbulan Harahap S.E, Halimah

Hrahap S.E yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Buat Abdul Hamid Harahap S.Sos, terimakasih buat doa, cinta, kasih

sayang, dukungan dan semangat yang telah diberikan dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

11. Buat teman-teman baikku Rizky Fauzi Nasution S.Sos I, Incucin

Hutasuhut S.Sos, Efendi Rambe S.Kom, Wiratto Praya Simanungkalit

S.E, makasih banyak buat semangatnya!!!!

12. Buat temen-teman yang tak pernah terlupakan, Rafiandi S.H, Hendra

Afriadi Harahap S.Si, Munawir Siregar, Dedi Mizwar Pasaribu S.Sos,

Siti Kholijah Siregar S.Sos I, Liani Santi Harahap A. Md, Nikmatul

Khoiriah Harahap S.Si, Papma Sari Harahap S.Pd, n Masjulida Hotni

Harahap AM.Keb yang telah bersedia menjadi sahabat yang tiada

hentinya memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

13. Buat Sahabat-sahabatku angkatan 2005 S1 Reguler, Ricka

Indriyaningsih S.Sos, Sevri Pebriona S.Sos, Siti Aisyah Nur Lubis

S.Sos, Euis Munawarah S.Sos, Fajar Alam Siahaan S.Sos, Muhammad

Syafi’i Nasution S.Sos, Rizki Efendi Nasution S.Sos, Fitri Maidana

Nasution S.Sos . Kalian adalah sahabat-sahabat terbaikku. Semoga kita

(8)

14. Buat bang Yudi Purnomo A.Md, dan senior-seniorku, Darmawansyah

Siregar S.Sos, bang Palit Hanapi Lubis S.Sos, S.Kom, serta seluruh

mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang tak bisa disebutkan

satu persatu.

15. Buat Kakanda Muhammad Nur Lubis (Ketua HMI Labuhan Batu

Raya) thank’s atas support n saran yang telah diberikan dalam

penyelesaian skripsi ini.

16. Buat TTSku Rosnaini Nasution A.Md, Peya S.Pd, buat sang Arsitektur

Trias Mibari Astuti S.T, teman-teman POLYACE (Dina Oktavia

Rambe S.H, Eka Septian Sembiring S.H, Hannes Simanjuntak S.H ,

Datuk Fahrul Roji Surbakti, Nurlena Siregar S.E), temen-teman

GMPLU (Ibotku Julfikar Harahap, Gusti Putra Hajoran Siregar S.E,

Iman Syaputra Harahap S.Sos, Yanti Harahap S,KM), teman-teman

Futsal (AD’IR’A S.Kom) dan semua pihak yang telah membantu

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga semua yang telah mereka berikan, baik berupa bimbingan,

bantuan, maupun pengorbanan dalam rangka penyelesaian studi dan penulisan

skiripsi ini mendapat imbalan yang berliat ganda dari Allah SWT. Amin.

Medan, Agustus 2010

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... vi

1.3 Tujuan Penelitian……… 4

1.4 Manfaat Penelitian ………. 4

1.5 Ruang Lingkup ……….. 4

1.6 Hipotesis ……… 5

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi……….. 6

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi………. 6

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ……….. 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ……….. 7

2.1.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi …. 8 2.2 Koleksi Perpustakaan ………. 9

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan ……….. 9

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan ………. 10

2.3 Pengembangan Koleksi Perpustakaan ……….. 12

2.3.1 Pengadaan Koleksi Perpustakaan ……….. 13

2.5 Ketersediaan Koleksi ……… 14

2.5.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi ……….. 14

2.5.2 Relevansi Koleksi……… 16

2.5.3 Tujuan Ketersediaan Koleksi ………. 19

2.6 Pengguna Perpustakaan ………. 20

2.6.1 Pengertian Pengguna Perpustakaan ……… 20

2.7 Penggunaan Koleksi ……….. 22

2.7.1 Pengertian Penggunaan Koleksi ………. 22

2.7.2 Cara Penggunaan atau Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ……….. 23

2.7.3 Tujuan Penggunaan Koleksi ………... 25

2.7.4 Frekwensi Penggunaan Koleksi ………. 26

(10)

3.4 Instrumen Penelitian ……….. 28

3.5 Definis Operasional Variabel ………. 29

3.6 Kisi-kisi Kuesioner ……… 30

3.7 Analisis Data ………. 31

1. Metode Pengukuran Instrumen ……….. 31

2. Analisis Korelasi (r) ……… 31

3.8 Pengujian Hipotesis ……….. 32

3.9 koefisian Determinasi ………. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif ... 34

4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Koleksi ... 34

4.1.1.1 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Jenis Koleksi... 34

4.1.1.2 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Jumlah Koleksi... 36

4.1.1.3 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Relevansi Kurikulum 38 4.1.1.4 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Relevansi Pengembangan Ilmu ... 39

4.1.1.5 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Relevansi Penyelesaian Tugas ... 40

4.1.1.6 Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Relevansi Pengembangan Diri ... 41

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Koleksi ... 42

4.1.2.1 Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan ... 42

4.1.2.2 Penggunaan Koleksi Dipinjam dan Dibawa Pulang ... 43

4.1.2.3 Penggunaan Koleksi Memfotokopi Bahan Pustaka ... 45

4.1.2.4 Penggunaan Koleksi di Ruang Baca Perpustakaan ... 46

4.2 Penentuan Korelasi ... 48

4.2.1 Perhitungan Korelasi ... 48

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 49

4.2.3 Uji Koefisien Determinasi ……… 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 30

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Jenis Koleksi ... 34

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari jumlah koleksi ... 37

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Relevansi Kurikulum ... 38

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Relevansi Pengembangan Ilmu ... 39

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Relevansi Penyelesaian Tugas ... 40

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Relevansi Pengembangan diri ... 41

Tabel 8 Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan ... 42

Tabel 9 Penggunaan Koleksi Dipinjam dan Dibawa Pulang ... 43

Tabel 10 Penggunaan Koleksi Memfotokopi Bahan Pustaka ... 45

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesiner ... 53

Lampiran 2 Distribusi Skor Butir jawaban Responden ... 55

Lampiran 3 Nilai Variabel X dan Y ... 58

Lampiran 4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 61

Lampiran 5 Tabel Nilai – nilai r Product moment ... 63

Lampiran 6 Sejarah Singkat Perpustakaan UNP... 64

(13)

ABSTRAK

Harahap, Irma Efrida. 2010. “HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI DENGAN PENGGUNAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi dengan penggunaan koleksi di Perpustakaan UNP. Penelitian ini berlokasi di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang, Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang, 25131.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Padang yaitu sebesar 27.654 orang yang secara otomatis terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengunakan rumus Slovin dan jumlah populasi sebesar 27.654 maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 100 orang. Individu sampel dalam penelitian ini ditentukan secara aksidental. Pengukuran dilakukan dengan skala likert. Untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi terhadap penggunaan koleksi di perpustakaan UNP digunakan teknik korelasi Product Moment.

Hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi r adalah 0,73. Artinya, terdapat hubungan kedua variabel yang kuat. Pada tingkat kepercayaan

90% atau α 0.1, diperoleh nilai r tabel adalah 0,256. Karena nilai r hitung (0,73) >

r tabel (0,256), maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ketersediaan koleksi dengan penggunaan koleksi perpustakaan. Hasil Uji determinasi diperoleh sebesar 53%. Artinya variabel ketersediaan koleksi dapat menjelaskan variabel penggunaan koleksi perpustakaan sebesar 53%. Sisanya sebesar 47% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan

mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar

membutuhkan informasi untuk bahan mengajar, mahasiswa membutuhkan

informasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tenaga pendidik, dan staf

atau pegawai membutuhkan informasi untuk menunjang pekerjaannya dan juga

masyarakat umum membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan.

Perpustakaan sebagai organisasi penyedia jasa pelayanan informasi

diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk memperoleh

informasi atau bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang mampu memberikan pelayanan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Dalam hal ini pustakawan

atau pengelola perpustakaan dalam memberikan pelayanan harus mengacu pada

kepentingan pengguna bukan kepentingan mereka (pustakawan).

Sebuah paradigma baru menyimpulkan bahwa, salah satu kriteria penilaian

layanan perpustakaan yang bagus adalah dilihat dari kualitas koleksinya. Koleksi

yang dimaksud tentu saja mencakup berbagai format bahan sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap

media rekam informasi. Setiap kegiatan lain di perpustakaan akan bergantung

pada pemilikan koleksi perpustakaan yang bersangkutan. (Ade Kohar, 2003 )

Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun dapat

dipastikan bahwa perpustakaan itu dikatakan berhasil bila banyak digunakan oleh

komunitasnya. Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakaan itu banyak

digunakan adalah ketersediaan koleksi yang memenuhi kebutuhan pemustaka.

Oleh karena itu tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang

kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan. Pustakawan yang diberi tugas di

bidang pengembangan koleksi, harus tahu betul apa tujuan perpustakaan tempat

(15)

Pesatnya perkembangan layanan informasi menuntut perpustakaan untuk

dapat terus bertahan bahkan diharapkan mampu bersaing. Selain itu juga,

perpustakaan harus dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka, terutama

oleh dosen dan mahasiswa sebuah perguruan tinggi. Pemanfaatan perpustakaan

diperlukan, baik untuk penelitian lapangan maupun penelitian bahan dokumentasi

(data sekunder). Berdasarkan pemahaman tersebut, pemanfaatan perpustakaan di

antaranya mencakup pemanfaatan koleksi pustaka yang tersedia di perpustakaan.

Koleksi yang terdapat di perpustakaan merupakan kekayaan (asset) yang harus

sebesar-besarnya dimanfaatkan oleh pemustaka.

Berkaitan dengan pemanfaatan koleksi ini, Lancaster (1978) berpendapat

bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan,

yaitu (1) koleksi yang berkaitan dengan ketersediaan subjek tertentu, jumlah,

kelengkapan, edisi dan bahasa, (2) faktor aksesibilitas terhadap alat bantu temu

kembali maupun terhadap penempatan buku di rak, aturan peminjaman serta

waktu layan perpustakaan, (3) faktor sumber daya manusia perpustakaan

khususnya jumlah, pengetahuan terhadap substansi koleksi, bersifat membantu

dan ramah, (4) faktor pemustaka terutama karakteristik pemustaka, meliputi

pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebutuhan informasinya.

Berdasarkan pemahaman tersebut, banyak atau sedikitnya jumlah koleksi

yang dimanfaatkan pemustaka tergantung dari kebutuhan dan kemampuan

pemustaka termasuk kemampuan mengakses informasi serta ketersediaan koleksi

dan juga pedoman bagi pemustaka. Berkaitan dengan kebutuhan pemustaka,

pemustaka memiliki persepsi sendiri tentang perpustakaan yang tergantung

kepada kebutuhan mereka terhadap layanan yang tersedia di perpustakaan.

Pemustaka biasanya akan membutuhkan : ketersediaan koleksi yang banyak,

pengadaan koleksi terkini terutama buku-buku, kemampuan merawak browsing

dan katalog yang dapat membantu penelusuran.

Rendahnya pemanfaatan koleksi perpustakaan perguruan tinggi oleh dosen

dan mahasiswa kemungkinan besar disebabkan karena mereka belum mengetahui

arti dan fungsi perpustakaan, belum adanya kesadaran bagaimana pentingnya

(16)

mengetahui cara memanfaatkan perpustakaan dan koleksi perpustakaan kurang

sesuai dengan kurikulum.

Perpustakaan Universitas Negeri Padang yang selanjutnya penulis singkat

menjadi Perpustakaan UNP sebagai obyek penelitian didasarkan atas pengamatan

awal yang penulis lakukan bahwa mahasiswa dari tiap-tiap fakultas di Universitas

Negeri Padang yang menjadi anggota UPT Perpustakaan UNP memiliki minat

memanfaatkan koleksi yang cukup variatif. Data hasil laporan tahunan

Perpustakaan UNP sampai Desember 2009 memiliki jumlah anggota sebanyak

27.654 orang dari berbagai fakultas dan program studi yang ada di UNP. Untuk

melayani pemustaka tersebut, Perpustakaan UNP memiliki jumlah koleksi 72.008

judul dengan jumlah eksemplar sebanyak 223.399, koleksi tersebut terdiri dari

buku teks 41.904 judul dengan jumlah 190.640 eksemplar, karya ilmiah 29.534

judul dengan jumlah eksemplar yang sama, koleksi referensi 561 judul dengan

jumlah 2.244 eksemplar serta koleksi terbitan berkala (majalah, buletin, jurnal) 9

judul dengan jumlah 981 eksemplar.

Perpustakaan yang memiliki fasilitas dan koleksi yang sesuai dengan

kebutuhan pemustaka, biasanya memiliki pemustaka yang cukup sering

berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan dan begitu pun sebaliknya. Data di

atas menunjukkan bahwa jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan UNP sudah

memadai berdasarkan pedoman penghitungan koleksi perpustakaan perguruan

tinggi, tetapi jumlah pengunjung atau peminjam masih rendah, hal ini dapat

dilihat dari hasil laporan tahunan Perpustakaan UNP dimana pengunjung dalam

satu hari berkisar 413 orang atau 1,3% dari jumlah pengguna yang terdaftar, dan

yang melakukan transaksi peminjaman kurang lebih 85 orang dalam satu hari,

kalau dilihat dari jumlah judul koleksi yang tersedia, seharusnya jumlah

pengunjung dan jumlah peminjam pada Perpustakaan UNP lebih tinggi.

Berdasarkan beberapa hal uraian di atas, penulis ingin mengetahui apakah

ketersediaan koleksi berhubungan dengan penggunaan koleksi di Perpustakaan

UNP. Sehubungan dengan hal itu maka yang menjadi judul penelitian ini adalah

“Hubungan Ketersediaan Koleksi Dengan Penggunaan Koleksi Pada

(17)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka

rumusan nasalah yang penulis bahas pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah

hubungan antara ketersediaan koleksi dengan penggunaan koleksi pada

perpustakaan UNP”.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan koleksi dengan penggunaan

koleksi pada perpustakaan UNP”.

1.4Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan kemajuan bagi ilmu

pengetahuan. Disamping itu, juga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca yang membaca hasil penelitian ini.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perpustakaan UNP, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan

koleksi terhadap penggunaan koleksi.

2. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

serta pemahaman tentang pengembangan koleksi perpustakaan dengan

penggunaan koleksi.

1.5Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai pengembangan

koleksi. Hal-hal yang diteliti mencakup ketersediaan koleksi bahan tercetak dan

(18)

1.6Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dalam

penelitian ini penulis mempunyai hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan

yang positif dan siqnifikan antara ketersediaan koleksi dengan penggunaan

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu sarana dalam

melaksanakan program pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi yang menyelenggarakannya. Perguruan Tinggi yang dimaksud

meliputi “Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademik, Politeknik dan

Perguruan Tinggi lainnya yang sederajat.” ( Depdikbud, 1994 : 3 ). Jadi setiap

Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademik, Politeknik dan Perguruan Tinggi

harus memiliki perpustakaan.

Menurut Soedibyo (1987 : 1) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama dengan unit lain tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma.

Dari uraian di atas jelas menggambarkan bahwa perpustakaan perguruan

tinggi adalah salah satu bagian yang sangat penting dari suatu lembaga induknya,

yang bersama-sama dengan unit lain membantu perguruan tinggi dalam mencapai

Tri Dharma perguruan tinggi.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Sulistyo-Basuki (1992 : 82) secara umum tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah :

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya pengajar dan mahasiswa seiring pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkatan akademis artinya dari mulai mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

c. Menyediakan ruang belajar untuk pengguna perpustakan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.

(20)

Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat dijelaskan bahwa

pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan informasi masyarakat perguruan tinggi. Selain itu, perpustakaan

perguruan tinggi juga harus mampu memberikan sumbangan dalam upaya

meningkatkan aktivitas dan kualitas pendidikan dan pengajaran dengan cara

menyediakan bahan-bahan atau koleksi perpustakaan yang sesuai dengan

kebutuhan para pengguna.

Agar tujuan perpustakaan perguruan tinggi berjalan secara maksimal dan

efektif maka pustakawan harus dapat menyesuaikan ketersedian koleksi dengan

kurikulum pendidikan. Oleh karena itu kerjasama antar pustakawan, mahasiswa,

staf pengajar atau dosen sangat dibutuhkan.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Agar dapat mencapai tujuan dengan sempurna, perpustakaan perguruan

tinggi harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Fungsi utama dari

perpustakaan adalah menyampaikan informasi yang terdapat pada koleksi

perpustakaan kepada pengguna.

Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Pedoman Umum

Penyelenggaran Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000: 5) adalah sebagai berikut :

a. Pusat pelestarian ilmu pengetahuan b. Pusat belajar

c. Pusat pengajaran d. Pusat penelitian

e. Pusat penyebaran informasi

Sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan sebuah perpustakaan

perguruan tinggi memiliki fungsi untuk menyimpan dan melestarikan ilmu

pengetahuan yang seterusnya akan dilayankan kepada masyarakat perguruan

tinggi. Selain itu, perpustakaan perguruan tinggi juga harus menyediakan berbagai

informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang

akan mendukung pencapaian proses belajar dan mengajar yang efektif. Fungsi lain

dari sebuah perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan berbagai

informasi, baik itu bahan-bahan primer maupun bahan-bahan sekunder yang

(21)

Perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki peranan aktif dalam melakukan

penyebaran informasi sebagai pusat untuk mempublikasikan karya-karya yang

telah dihasilkan oleh masyarakat perguruan tinggi yakni sivitas akademika dan

sivitas non akademika.

2.1.4 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi tergantung pada jenjang

pendidikan yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan seperti

jumlah mata kuliah dan jumlah mahasiswa.

Persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi berdasarkan

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, (1999 :

20) sebagai berikut :

1. Program Diploma Dan Sarjana

a. 1 (satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK).

b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK).

c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi.

d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subjek pustaka.

2. Program Pasca Sarjana

a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi.

b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap Program studi.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi,

perpustakaan perguruan tinggi dianjurkan memiliki koleksi lebih dari yang telah

ditentukan dalam persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Depdikbud No. 0686/U/1991

dalam buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 36) menyatakan

bahwa :

1. Buku ajar wajib untuk mata kuliah umum (MKU) = jumlah MkU x 1 judul.

2. Buku ajar wajib untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) = Jumlah MKDK x 1 Judul.

3. Buku ajar wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau mata kuliah bidang studi (MKBS) = jumlah MKK/ MKBS x 2 judul.

(22)

Dari kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa jumlah koleksi untuk

mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan pustaka untuk setiap

mata kuliah dan minimal 2 judul bahan pustaka untuk mata kuliah keahlian

(MKK). Namun pada Buku Pedoman Perpustakaan tidak disebutkan bahwa

perpustakaan harus memiliki minimal 1 judul jurnal ilmiah untuk setiap program

studi.

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan salah satu unsur utama dalam perpustakaan. Untuk

dapat memberikan pelayanan yang maksimal perpustakaan harus dapat

menyediakan dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Menurut Siregar (1998 : 2) yang dimaksud dengan “koleksi perpustakaan

adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk

disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan

informasi.” Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan

adalah semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan harus

berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.

Pada perguruan tinggi, mahasiswa pada umumnya mencari informasi yang

dibutuhkan ke perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi harus

dapat dikelola dengan baik, agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik.

Koleksi perpustakaan adalah faktor utama yang mempengaruhi

perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh pemustakanya.

Karena koleksi adalah tujuan utama pemustaka untuk datang mengunjungi

perpustakaan dan memanfaatkan layanannya.

Adapun koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sudah sangat

berkembang, tidak hanya sebatas buku yang tercetak seperti yang dikatakan oleh

Rompas ( 1985 : 10 ) bahwa :

(23)

terjilid lainnya. Barang rekaman yang dimaksud terdiri dari kaset, microfilm, slide, piringan hitam, dan lainnya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan

terdiri dari bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai terekam.

Akan tetapi pada saat sekarang ini masih banyak perpustakaan yang hanya

menyimpan dan memiliki bahan perpustakaan berupa buku dan koleksi tercetak

lainya. Koleksi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna adalah bahan

pepustakaan tercetak yaitu buku.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan aset berharga yang harus tetap dijaga

seutuh mungkin. Hal ini penting agar koleksi tersebut dapat dipergunakan secara

berkesinambungan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya di

perpustakaan. Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan

dengan perpustakaan lainnya. Namun pada umumnya koleksi dalam bentuk

tercetak khususnya buku lebih populer di kalangan pengguna perpustakaan. Oleh

karena itu penjelasan mengenai koleksi perpustakaan juga merupakan aspek yang

penting dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan pendidikan pemakai agar

pengguna mengetahui berbagai koleksi yang tersedia di perpustakaan.

Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 38 –

39) menyatakan bahwa yang termasuk komponen koleksi perpustakaan perguruan

tinggi adalah sebagai berikut:

1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.

2. Buku referens, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, catalog, buku pegangan dan lain-lain.

3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.

5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, baik perpustakaan perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainnya.

(24)

7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kesenian budayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya.

8. Koleksi bukan buku yaitu berupa koleksi audio visual seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape dan sejenisnya.

Pendapat di atas menyatakan bahwa yang termasuk komponen koleksi

perpustakaan adalah buku teks. Buku teks berfungsi untuk memenuhi tujuan

kurikulum. Buku teks untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul, karena

cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan

yang lainnya. Selain buku teks ada juga buku referens, buku referens merupakan

jenis koleksi yang harus disediakan di perpustakaan, karena buku referens

menyimpan banyak informasi yang sangat dibutuhkan. Adapun jenis buku

referens seperti ensiklopedia, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori,

abstrak, indeks dan lain sebagainya. Untuk melengkapi informasi yang tidak

terdapat dalam buku teks dan buku referens, perpustakaan juga harus

menyediakan dan melanggan bermacam-macam terbitan berkala seperti majalah,

surat kabar dan jurnal.

Sementara itu Darmono (2007 : 65) menyatakan yang termasuk jenis

koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Buku, meliputi beberapa jenis buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar dan buku populer (umum).

2. Koleksi referensi, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori. 3. Sumber geografi.

4. Jenis serial (terbitan berkala) seperti majalah, tabloid. 5. Bahan mikro, seperti mikrofilm, mikrofice (carik mikro).

6. Bahan pandang dengar (audio visual) seperti video, kaset piringan hitam, compack disck- Read Only Memory (CD-ROM), VCD, Slide, film.

Dari pernyataan di atas dapat terlihat dengan jelas bahwa perpustakaan

memiliki berbagai macam jenis koleksi yang beragam mulai dari karya cetak

sampai karya non-cetak. Dalam membina suatu perpustakaan yang dapat

menjawab kebutuhan dan tantangan pendidikan, maka sudah seharusnya

perpustakaan menyediakan berbagai macam koleksi tersebut. Koleksi atau

Informasi yang disediakan tentunya adalah informasi yang sesuai dengan

(25)

2.3 Pengembangan Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan adalah tempat dimana koleksi dikumpulkan, disusun,

disimpan dan dilayankan bagi pengguna. Namun perlu diingat bahwa koleksi

perpustakaan harus melakukan pengembangan koleksi agar koleksi terus

bertambah sesuai tujuan perpustakaan dan kebutuhan masyarakat pengguna.

Pengembangan koleksi dilakukan untuk meningkatkan koleksi tidak hanya

dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas. Kuantitas mencakup banyaknya

judul dan eksemplar koleksi yang diadakan sebuah perpustakaan. Kualitas

mencakup tingkat baik buruknya sebuah koleksi ditinjau dari segi fisik, isi,

kesesuaian dengan kebutuhan pengguna. Meningkatnya jumlah koleksi harus

disertai dengan meningkatnya jenis bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan

penggunanya.

Pengembangan koleksi perpustakaan meliputi kegiatan pemilihan dan

pengadaan koleksi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh

perpustakaan. Pada umumnya pengembangan koleksi meliputi beberapa rangkaian

kegiatan sebagai berikut :

1. Menentukan kebijakan umum pengembanagn koleksi harus berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan dan unit lain yang berhubungan.

2. Buku referens, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensklopedia, katalog, buku pegangan dan lainnya.

3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lainya.

5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.

6. Penerbitan pemerintah yaitu penerbitan resmi baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan,

seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya.

(26)

Pengembangan koleksi perpustakaan mencakup semua kegiatan untuk

memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang

berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka. Dapat diketahui bahwa

koleksi yang baik hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik

pula, seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam kegiatan pengembangan

koleksi diperlukan suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk memandu dan

menetapkan prosedur-prosedur seleksi yang akan dilakukan dalam pengembangan

koleksi. Dengan adanya suatu kebijakan umum, maka sebuah perpustakaan

memiliki sebuah pegangan dalam mengembangkan koleksinya.

2.3.1 Pengadaan Koleksi Perpustakaan

Pengadaan bahan perpustakaan merupakan bagian penting dalam kebjakan

pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebjakan pengembangan koleksi

akhir muaranya adalah pengadaan bahan perpustakaan, secara umum pengadaan

bahan perpustakaan dilingkungan perpustakaan dilakukan melalui pembelian,

hadiah dari perorangan ataupun dari lembaga, dan tukar-menukar.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 54)

cara pengadaan bahan perpustakaan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pembelian dan Pelangganan 2. Hadiah/sumbangan

3. Pertukaran

4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 222) metode pengadaan

perpustakaan adalah sebagai berikut:

Metode pengadaan, perpustakaan membeli atau memperoleh buku dengan cara: (a) pembelian, (b) pertukaran, (c) hadiah, dan (d) keanggotaan organisasi.

(a) Pembelian

Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku.

(b) Pertukaran

Pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, hanya dapat diperoleh melalui pertukaran ataupun hadiah.

(27)

Karena kondisi social ekonomi yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah masih belum memasyarakat.

(d) Keanggotaan Organisasi

Kadang-kadang perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi.

Dari kedua pendapat yang telah diuraikan di atas terlihat adanya kesamaan

cara atau metode pengadaan bahan perpustakaa yakni pembelian, pertukaran dan

hadiah. Namun tidak terlepas dari ketiga cara itu, pengadaan bahan perpustakaan

juga dapat terlaksana karena adanya wajib simpan terbitan perguruan tinggi, serta

melalui titipan dan keanggotaan organisasi.

Dengan demikian, pengadaan koleksi perpustakaan merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting untuk diperhatikan karena perpustakaan harus dapat

memberi dukungan kepada pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan oleh

lembaga pendidikan tersebut.

2.5 Ketersediaan Koleksi

2.5.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal,

anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan diwaktu yang telah ditentukan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 1009). Jadi dapat dikatakan bahwa

ketersediaan koleksi adalah kesiapan sarana koleksi untuk dapat digunakan oleh

pemakai pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan aturan perpustakaan.

Perpustakaan didirikan karena ada pengguna yang membutuhkan, dan

salah satu kunci keberhasilan perpustakaan dalam melayani kebutuhan informasi

bagi pengguna adalah tersedianya koleksi perpustakaan yang relevan dengan

kebutuhan pengguna perpustakaan.

Disampaikan oleh Rompas (1998 : 110-111) bahwa peran perpustakaan/

dokumentasi akan berarti bagi kehidupan manusia, apabila bahan perpustakaan

atau karya budaya yang tercetak dan terekam yang disediakan atau dipelihara di

perpustakaan/ dokumentasi itu dibaca oleh masyarakat. Secara teoritis, suatu

perpustakaan harus memiliki koleksi bahan perpustakaan yang lengkap, seperti

(28)

membaca bagi orang-orang di sekelilingnya. Namun, sampai sejauh mana

perpustakaan itu bermanfaat bagi masyarakat, sangat ditentukan oleh orang-orang

yang menangani pengelolaan perpustakaan dan masyarakat yang diharapkan

memakainya.

Ketersediaan koleksi perpustakaan selalu berhubungan erat dengan

kegiatan pengembangan/ pengadaan koleksi. Karena koleksi dapat tersedia di

perpustakaan dikarenakan ada proses pengadaan dengan macam-macam cara

(misal: pembelian, hadiah, tukar-menukar, hibah, dan sebagainya).

Tingkat ketersediaan koleksi dapat diukur dengan ditemukannya koleksi

pada jajaran rak sesuai dengan daftar katalog koleksi. Dikatakan tingkat

ketersediaan koleksi rendah apabila indikasi tingkat penggunaan rendah, tingkat

kehilangan tinggi, jumlah koleksi tidak sesuai dengan banyaknya pemakai, urutan

shelving tidak baik, dan tingginya kekecewaan pemakai terhadap koleksi.

Implementasi kegiatan pustakawan/petugas dalam mengukur

ketersediaan koleksi di perpustakaan adalah bahwa Pustakawan perlu melakukan

pengumpulan data mengenai ketersediaan koleksi di rak pada kurun waktu

tertentu. Maksud dari pengumpulan data ini untuk mengetahui seberapa tinggi

bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak koleksi. Bila persentase

penemuan tinggi, bisa berarti bahwa koleksi sudah sesuai dengan kebutuhan

pengguna. Bila persentase ketidaktersediaan bahan pustaka yang dicari tinggi, ada

dua kemungkinannya. Pertama, bahan pustaka itu dimiliki oleh perpustakaan

tetapi sedang dipinjam atau dibaca oleh pengguna lain, artinya perpustakaan perlu

menambah duplikat bahan pustaka itu. Kedua, bahan pustaka yang dicari memang

tidak dimiliki perpustakaan, artinya bila sesuai dengan kebijakan pengembangan

koleksi maka bahan pustaka itu perlu diadakan. Pengumpulan data ini diperlukan

petugas khusus untuk melakukannya. Cara pengumpulan data bisa dilakukan

seperti yang dilakukan untuk kajian penggunaan koleksi di tempat. Namun untuk

mendapatkan data judul-judul bahan pustaka yang banyak diperlukan tetapi belum

tersedia di rak bisa dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun. Pengguna

diminta untuk menuliskan judul tersebut pada sehelai daftar isian yang akan dikaji

(29)

2.5.2 Relevansi Koleksi

Pengertian relevansi di sini adalah informasi atau koleksi yang tersedia

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada dasarnya pengguna perpustakaan

membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi untuk memenuhi kebutuhan

informasi pengguna. Perpustakaan sebagai media penyedia informasi sebaiknya

memiliki bahan perpustakaan yang banyak dan beraneka ragam serta sesuai

dengan kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan

secara optimal oleh pengguna.

Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan betul-betul berdaya guna dan

tepat guna, perlu dipertimbangkan dengan kriteria tertentu. Karena tidak semua

informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini staf

yang bertanggung jawab terhadap seleksi, pengadaan, dan penyebaran informasi,

harus mengenal dengan baik sumber dokumen dan informasi yang relevan dengan

kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu, bahan informasi yang direncanakan oleh

suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan berdasarkan:

1. Relevansi.

Kesesuaian bahan informasi dengan keperluan pengguna, hal ini dimaksudkan agar perpustakaan memiliki nilai dan berdaya guna bagi pengguna, terutama para pengguna potensial.

2. Kemutakhiran.

Dalam pengembangan bahan informasi ini perlu antisipatif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan bidang cakupan perpustakaan itu sendiri.

3. Rasio judul, pemakai, dan spesialisasi bidang.

Banyak sedikitnya bahan informasi atau koleksi yang harus dimiliki oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan dengan jumlah pengguna, banyaknya judul, spesialisasi bidang, dan anggaran.

4. Tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agama/keyakinan, ras, maupun golongan.

Untuk menjaga segala kemungkinan konflik, baik konflik sosial, agama, suku, maupun politik, maka bahan informasi yang direncanakan atau diperoleh suatu perpustakaan hendaknya diseleksi dengan teliti. Hal itu disebabkan, tidak sedikit buku, majalah, CD, kaset, dan hasil penelitian yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, agama, politik, dan kultur masyarakat kita..

5. Kualitas.

(30)

reputasi penerbit. Perlu diperhatikan pula fisik bahan informasi seperti kertas, pita, lay out, label, warna, sampul, dan lainnya.

6. Objek keilmuan.

Koleksi atau bahan informasi suatu perpustakaan diharapkan mampu menunjang kegiatan keilmuan anggota potensial dan sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya.

(Lasa, 2005 : 122-124)

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa sebuah perpustakaan dalam

menyediakan koleksi atau informasi harus mempertimbangkan beberapa hal,

yakni kesesuaian infomasi dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, perpustakaan

juga harus memperhatikan isi informasi yang akan dilayankan, yakni tidak

bertentangan dengan politik, ideologi, agama, ras, maupun golongan .Untuk itu

bahan informasi yang akan direncanakan oleh sebuah perpustakaan hendaknya

diseleksi dengan teliti.

Sementara itu Darmono (2007:63-65) menyatakan semua bahan pustaka

hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai

perpustakaan dalam skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup

persyaratan antara lain.

1. Isi buku

a. Tidak bertentangan dengan pancasila, UUD 1945

b. Mampu mengembangkan sifat-sifat yang baik sesuai dengan tingkat perkembangan anak, terutama dari segi umur, jenis kelamin, tingkat kesukaran materi dan bahasa

c. dapat membantu mengembangkan minat dan bakat pribadi 2. Bahasa yang digunakan

a. Susunan kalimat baik dan bervariasi

b. Pemakaian kata betul dan baik, secara edukatif

c. Ungkapa-ungkapan menggunakan bahasa yang baik dan benar 3. Ciri fisik buku

a. Bentuk (ukuran)serasi dengan teks

b. Kertas minimal tidak tembus pandang, tulisan terang dan mudah dibaca

c. Penjilidan kuat, tidak menyulitkan pembaca dalam membuka halaman-halaman.

4. Otoritas pengarang/penerbit

Biasanya pengarang/penerbit yang baik akan menghasilkan karya yang baik dan isinya dapat dipertanggungjawabkan.

(31)

b. Otoritas penerbit meliputi: jumlah buku yang telah diterbitkannya, kekhususan buku yang diterbitkan, kualitas buku yang diterbitkan

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Informasi atau koleksi yang

tersedia di perpustakaan hendaknya relevan dengan kebutuan pengguna. Informasi

yang dilayankan harus mencerminkan kemutakhiran atau memperbaharui bahan

perpustakaan sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu

pengetahuan. Informasi atau koleksi hendaknya memenuhi syarat kualitas bahan

pustaka yang baik, yakni dengan memperhatikan otoritas pengarang/penerbit.

Selain dari pada itu untuk mendapatkan hasil pemilihan bahan

perpustakaan atau informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan atau pengadaan informasi

dan koleksi perpustakaan yakni:

a. Kurikulum

Koleksi perpustakaan yang tersedia harus terkait dengan program

pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum, sehingga koleksi perpustakaan

diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata

kuliah yang diberikan tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat

dengan program yang ada dalam kurikulum.

b. Pengembangan ilmu pengetahuan

Koleksi yang tersedia harus mampu memberikan sumbangan untuk

meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat terwujud

dengan cara memberikan kesempatan kepada para pengguna perpustakaan untuk

mendapatkan berbagai informasi yang telah disediakan di perpustakaan yakni

informasi yang mutakhir, lengkap dan relevan.

c. Penyelesaian tugas

Selain memperhatikan kelengkapan serta kemutakhiran suatu informasi,

koleksi yang tersedia di perpustakaan juga harus bisa membantu para

penggunanya dalam penyelesaian tugas- tugas kuliah maupun tugas lainnya.

Pengguna juga bisa mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli

dari berbagai bidang ilmu sebagai solusi untuk memecahkan suatu masalah yang

(32)

d. Pengembangan diri

Koleksi atau informasi yang tersedia di perpustakaan dapat dijadikan

sebagai tempat belajar yang memungkinkan para pengguna dapat mempertajam

dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berfikir dan

berkomunikasi. Selain itu, informasi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan

rasa percaya diri, membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki

oleh penggua dengan mempertinggi kreativitas dan kegiatan intelektual.

Dari uraian di atas sudah tampak jelas bahwa koleksi atau informasi yang

dilayankan kepada pengguna harus betul-betul bermanfaat bagi pengguna.

Kesesuaian informasi dengan kebutuhan pengguna diharapkan mampu membantu

pengguna dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan, penyelesaian tugas-tugas

serta diharapkan mampu memberi sumbangan dalam pembentukan atau

pengembangan diri.

2.5.3 Tujuan Ketersediaan Koleksi

Pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai

dengan kebutuhannya masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai

koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Setiap jenis

perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda dalam menyediakan koleksi.

Menurut Siregar (1998 : 2) tujuan ketersediaan koleksi pada perpustakaan

perguruan tinggi yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan civitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang menaunginya. 3. Memiliki koleksi bahan/ dokumen yang lampau dan yang mutahir dalam

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya.

5. Memiliki bahan pustaka/ informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi

(33)

bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari ketersedian

koleksi perpustakaan adalah mengumpulkan, menyediakan dan melayankan bahan

perpustakaan kepada pengguna. Dengan tersedianya koleksi maka sebuah

perpustakaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu

perpustakaan sebagai sumber informasi harus mamapu menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

2.6 Pengguna Perpustakaan

2.6.1 Pengertian Pengguna Perpustakaan

Salah satu komponen yang menopang keberhasilan perpustakaan adalah

pengguna. Pengertian pengguna secara sederhana adalah orang atau badan yang

akan menggunakan perpustakaan (Hermawan dan Zen, 2006:13). Rosyadi dan

Mirawiarsi (2007 : 14) berpendapat bahwa pengguna perpustakaan merupakan

setiap individu dalam masyarakat yang dalam pengertiannya semua anggota

masyarakat memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk menggunakan

perpustakaan. Sementara itu Handayani (2004 : 307) menambahkan bahwa

pengguna perpustakaan adalah orang atau individu yang masuk ke perpustakaan

yang membutuhkan pelayanan, perhatian, dan perlakuan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan.

Jadi pengguna perpustakaan adalah badan atau individu dalam masyarakat

yang akan menggunakan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan dalam

rangka memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pengguna perpustakaan umum

adalah semua anggota masyarakat yang membutuhkan bahan bacaan atau

informasi. Sementara itu pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah

mahasiswa, dosen dan pegawai di perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut

bernaung.

Secara umum pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

a. Pengguna Potensial (potential users)

(34)

potensialnya adalah semua guru dan siswa, pada perpustakaan perguruan tinggi pengguna potensialnya adalah dosen dan mahasiswa, sedangkan pada perpustakaan umum pengguna potensialnya adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah dimana perpustakaan tersebut berada.

b. Pengguna Aktual (actual users)

Pengguna aktual adalah mereka yang telah menggunakan perpustakaan, baik pengguna aktual aktif yaitu pengguna yang secara teratur (reguler) berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan, maupun pengguna aktual pasif yaitu pengguna yang menggunakan perpustakaan ketika ada kebutuhan atau mendapat tugas dari guru, dosen ataupun pihak lain. (Hermawan dan Zen, 2006:16)

Senada dengan pendapat di atas, (Hermawan dan Zen, 2006:17)

mengelompokkan pengguna perpustakaan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Pengguna Internal (internal users)

Pengguna internal merupakan pengguna potensial atau yang telah menjadi anggota perpustakaan. Misalnya mahasiswa dan siswa merupakan pengguna internal dari perpustakaan universitas atau perpustakaan sekolah.

b. Pengguna Eksternal (external users)

Pengguna eksternal adalah pengguna perpustakaan yang bukan menjadi target layanan. Misalnya pada sebuah perpustakaan umum, masyarakat dari wilayah lain merupakan pengguna eksternal, begitu juga mahasiswa atau siswa yang mengunjungi perpustakaan lain yang bukan perpustakaan universitas atau sekolahnya.

Pengguna perpustakaan adalah orang atau badan yang akan memanfaatkan

perpustakaan. Dari kedua pendapat di atas disebutkan bahwa pengguna

perpustakaan dikelompokkan menjadi dua, yakni pengguna potensial atau

pengguna internal dan pengguna aktual atau eksternal. Pengguna potensial atau

pengguna internal merupakan pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan,

seperti pada perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi pengguna potensial atau

internalnya adalah mahasiswa, pegawai dan dosen perguruan tinggi itu sendiri.

Adapun pengguna perpustakaan yang kedua adalah pengguna aktual atau

pengguna eksternal yakni pengguna perpustakaan yang bukan pengguna potensial

yang telah menjadi pengguna perpustakaan. Pengguna aktual atau pengguna

eksternal biasanya adalah para pengunjung yang bukan berasal dari perguruan

tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung, melainkan berasal dari perguruan

(35)

2.7 Penggunaan Koleksi

2.7.1 Pengertian Penggunaan Koleksi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tri Kurnia, 2005 : 260 ),

Penggunaan berasal dari kata dasar guna yang berarti faedah, manfaat, suatu

pekerjaan yang memberi pengaruh mendatangkan perubahan dan sebagainya.

Adapun menggunakan berarti membuat sesuatu menjadi bermanfaat. Jadi

penggunaan adalah hal, cara, hasil kerja menggunakan (Badudu, 1994 : 859)

Sedangkan koleksi adalah kumpulan gambar, perangko, lukisan pelukis

terkenal dan sebagainya. Sering berhubungan dengan hobi dan kegemaran orang

(Badudu, 1994 : 706). Koleksi perpustakaan adalah dua karya lepas atau lebih

maupun bagian dari karya yang diterbitkan bersama (Lasa, 1998 : 25). Menurut

buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999

: 11) “yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua pustaka yang

dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna

memenuhi kebutuhan informasi mereka”. Koleksi perpustakan perguruan tinggi

terdiri dari buku teks, buku ajar, buku referensi, majalah, koran, mikrofis,

mikrofilm, kaset, piringan hitam, CD, dan sebagainya.

Dari uraian di atas, maka tampak jelas bahwa penggunaan koleksi adalah

proses, cara, hasil menggunakan sejumlah sumber atau bahan informasi, baik

berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi

yang bersangkutan.

Perpustakaan merupakan salah satu bagian dari kegiatan penyelenggaraan

pendidikan. Keberadaan perpustakaan sangat penting dan strategis dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, sebagai lembaga

pelayanan jasa, perpustakaan perlu lebih proaktif mengikuti perkembangan

informasi dan berupaya memperolehnya untuk memenuhi kebutuhan pengguna

yang dilayaninya. Sebagai sarana pendidikan dan sarana belajar bagi masyarakat,

perpustakaan juga dituntut untuk dapat membimbing pengguna agar mandiri

(36)

2.7.2Cara Penggunaan atau Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Penggunaan atau Pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan salah satu

sarana atau salah satu cara yang dilakukan oleh para pengguna perpustakaan untuk

menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Cara memanfaatkan koleksi perpustakaan khususnya buku, pada umumnya

dilakukan dengan cara :

1. Meminjam bahan pustaka di perpustakaan

Peminjaman koleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam

perpustakaan. Menurut Zulkarnaen (1997 : 45), “ dengan melakukan peminjaman,

pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam”.

Kegiatan pemijaman bahan pustaka ini dilakukan pada bagian sirkulasi sebuah

perpustakaan.

Adapun rangkaian kegiatan proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan

sebagai berikut :

5. Meminjamkan 6. Mengembalikan 7. Mencatat pesanan

8. Memperpanjang masa pinjam 9. Menagih

10. Memberikan sanksi

11. Memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman (Darmono, 2007 : 73)

Peminjaman buku untuk dibawa pulang merupakan bagian jasa dari

sebuah perpustakaan, sangat berbeda dengan bagian referensi, pada bagian ini

buku tidak dapat dipinjamkan untuk dibawa pulang tetapi hanya boleh digunakan

di perpustakaan saja.

2. Membaca bahan pustaka di ruang baca

Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru.

Darmono (2007:215) menyatakan Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih

khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

1. Membaca untuk kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik.

(37)

3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, membaca prusedur kerja dari pekerjaan tertentu.

Dalam hal ini Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam

menumbuhkan kebiasaan membaca seperti: menimbulkan kecintaan terhadap

membaca, membantu dalam penegembangkan pola fikir serta berperan penting

dalam meningkatkan dan memperluas pengetahuan.

3. Memfotokopi/menggandakan bahan perpustakaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 321), “ memfotokopi

adalah membuat reproduksi dengan menggunakan mesin fotokopi”. Kegiatan

memfotokopi/menggandakan isi sebuah buku merupakan hal yang diizinkan jika

dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta yang ditetapkan oleh

pemerintah. Undang-Undang Hak Cipta dalam Sulistyo-Basuki (1993 : 107)

memuat beberapa ketentuan mengenai kegiatan memfotokopi/menggandakan

buku yang diizinkan antara lain:

a. Pengutipan, sebanyak-banyaknya 10% dari kesatuan bulat setiap ciptaan.

b. Pembelian di dalam dan di luar pengadilan.

c. Keperluan Pendidikan dan ilmu pengetahuan, baik sebagian ataupun seluruhnya.

d. Kepentingan kaum tunanetra. e. Berdasarkan pertimbangan.

f. Perbanyakan suatu ciptaan secara tertib oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan, pendiikan, pusat dokumentasi.

g. Program komputer untk kepentingan sendiri, terutama untuk mencegah terjadinya kerusakan perangkat lunak.

h. Lagu kebangsaan dan lambang negara. i. Pengumuman Pemerintah.

j. Berita dari kantor berita, radio atau televisi dengan ketentuan sudah disiarkan dalam jangka waktu 1 x 24 jam.

Dengan demikian, memfotokopi atau menggandakan bahan pustaka

diizinkan oleh pemerintah yang disesuaikan dengan Undang- Undang yang telah

ditetapkan mengenai kegiatan memfotokopi atau menggandakan bahan

perpusakaan.

Sedangkan Menurut Sutarno dalam Rubiyanti (2007 : 20-21), pemanfaatan

(38)

a. Sirkulasi dan transaksi informasi, yaitu siklus berputarnya informasi dimulai dari: (1). dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan dianalisis, (3) dimanfaatkan dan dikembangkan di dalam kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, laboratorium, dan (4) ditransformasikan kepada orang lain.

b. Dipinjam dari perpustakaan dan dibawa pulang, bagi anggota perpustakaan dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

c. Disalin (fotokopi) dalam batas-batas tertentu, untuk kepentingan ilmiah, bukan komersial.

d. Dibaca di tempat untuk koleksi yang tidak dapat dipinjam ke luar perpustakaan (referensi).

e. Diakses langsung oleh pengguna dan dipergunakan melalui elektronik.

Dari uraian di atas sudah tampak jelas bahwa penggunaan koleksi

perpustakaan pada umumnya dilakukan dengan cara meminjam buku

perpustakaan untuk dibawa pulang. Peminjaman ini dilakukan pada bagian

sirkulasi sebuah perpustakaan dengan syarat peminjaman yang telah ditetapkan.

Selain itu, penggunaan koleksi dapat dilakukan dengan cara membaca bahan

perpustakaan di ruang baca, dan membaca bahan koleksi di ruang baca sangat

dianjurkan untuk koleksi yang tidak dapat dipinjam keluar perpustakaan. Cara

penggunaan koleksi dapat juga dilakukan dengan cara memfotokopi atau

menggandakan bahan perpustakaan dalam batas-batas tertentu.

2.7.3 Tujuan Penggunaan Koleksi

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu memberikan

pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk

menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi

penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.

Sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu

menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan

koleksi perpustakaan dapat tercapai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005 : 1216 ),”Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud,

tuntutan (yang dituntut)”. Sedangkan menurut Salim ( 2002 : 928 ) pengertian

(39)

Dari kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pemanfaatan

adalah sebagai proses, cara dan perbuatan pengguna dalam kegiatan pemanfaatan

koleksi perpustakaan.

2.7.4 Frekwensi Penggunaan Koleksi

Tingkat kunjungan pengguna ke sebuah perpustakaan tergantung

bagaimana perpustakaan mampu memberikan informasi yang relevan kepada

pengguna. Semakin baik perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan penggunanya

maka semakin sering pemustaka tersebut datang ke perpustakaan karena mereka

merasa informasi yang mereka butuhkan tersedia pada perpustakaan tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2005 : 322 ), “Arti frekuensi

pengguna adalah kekerapan”. Sedangkan menurut Salim ( 2002 : 425 ), dijelaskan

bahwa “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”

Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa frekuensi pengguna adalah

kekerapan atau keseringan pengguna. Dalam hal ini frekuensi pengguna yaitu

keseringan pengguna dalam memanfaatkan koleksi dalam memenuhi kebutuhan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Sugiyono (1999 : 112) “Metode deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum.” Penelitian deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

populasi dari penelitian.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Menurut Nawawi

(2001:108), “Penelitian deskriptif korelasional artinya seluruh data yang diperoleh

dari penelitian ini akan digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel

yang diteliti”. Data yang dibutuhkan menyangkut tentang ketersediaan koleksi dan

penggunaan koleksi.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang.

Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang, 25131 Telp/Fax (0751)

7057636.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian merupakan subjek dengan kriteria tertentu yang

berguna dalam perolehan data penelitian yang dibutuhkan. Menurut Sugiono

(2002 : 59) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dengan mengacu kepada pendapat tersebut, maka yang menjadi kriteria

populasi ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Padang yang terdaftar

(41)

Perpustakaan UNP sampai Desember 2009 jumlah anggota sebanyak 27.654

orang. Maka dalam hal ini jumlah populasi adalah sebesar 27.654 orang anggota

perpustakaan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Apabila jumlah populasi yang diteliti sangat besar, maka dalam suatu

penelitian perlu diitentukan besar sampel penelitian. Sampel adalah “sebagian

atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 1998 : 117).

Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini,

penulis mengunakan rumus Slovin yaitu:

Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10% (Umar, 2008: 78)

sesuai dengan rumus di atas, maka sampel penelitian ini adalah:

n = 99,99

dibulatkan menjadi n = 100

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode sampling aksidental, yaitu sampel yang diambil dari siapa saja yang

dijumpai ditengah jalan untuk diminta pendapat-pendapat mereka tentang sesuatu

(Nasution, 2006 : 98). Penentuan indikator sampel yang penulis lakukan adalah

pada saat angket disebarkan kepada responden yang kebetulan bertemu sampai

(42)

3.4 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang

disebutkan dengan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (1998 : 84)

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Untuk melakukan penelitian ini

penulis memilih angket sebagai instrumen penelitian.

3.5 Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini mempunyai dua jenis variabel, yaitu variabel yang

mempengaruhi disebut juga variabel bebas atau variabel independen (X) dan

variabel yang dipengaruhi disebut juga variabel terikat atau variabel dependen

(Y).

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketersediaan koleksi.

Ketersediaan koleksi adalah kesiapan sarana koleksi untuk dapat digunakan oleh

pemakai pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan aturan perpustakaan.

Indikatornya adalah:

1. Koleksi perpustakaan

- Jenis koleksi

- Jumlah koleksi

2. Relevansi Koleksi

- Kurikulum

- Pengembangan ilmu

- Penyelesaian tugas

- Pengembangan diri

2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penggunaan koleksi.

Penggunaan koleksi adalah proses, cara, hasil menggunakan sejumlah sumber atau

Gambar

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari  Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner .................................................................
Tabel 1
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjai dari Jenis  Koleksi
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Ketersediaan Koleksi Ditinjau dari Jumlah  Koleksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengukusan semakin signifikan menurunkan kandungan HCN tepung biji karet, dimana

Viimeisten 15 vuoden aikana kalastusmatkailijan kalastusviikon teorettisten soututuntien mää- rästä (144 tuntia) on noin 30 % pitänyt kalastaa yhdessä paikallisen soutajan

1995 Pengaruh Lama Waktu Perendaman Induk di dalam Larutan Hormon 17 alpha Methyltestosteron terhadap Nisbah Kelamin Anak Ikan Gapi Poecilia reticulate Peters.. Fakultas

Tudi v Sloveniji incidenca raka debelega črevesa in danke vztrájno raste' V obdobju 1961 do'l990 ie bil povprečni petletni porast kumülativne incidenčne mere ľaka

Dari deskripsi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa parlemen dalam membuat suatu hukum (parliament mad law) tidak lepas dari konfigurasi politik yang

TUU-11-023 Välimatala Raahe 5 Lanaus, oja Vähäinen Rannalla Pajukkoa, lepikkoa Mt Kovaa Salaojitus, puiden ja pensaiden poistoa,. ruovikon niittoa

1990,New and Improved―The Story of Mass Marketing in America,Basic Books Inc., New York.(近藤他訳『マス・マーケティング史』ミネルヴァ書房,1993年)

Kesultanan Tambora juga merupakan kawasan penyangga perdagangan Kesultanan Bima, karena sebagian barang dagangan Bima diduga disuplai dari kawasan Tambora, dan kerajaan-